Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” KORELASI SELF-EFFICACY DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
1
Arnasari Merdekawati Hadi, 2Mikrayanti FMIPA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP Bima
[email protected] [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan sebab-akibat antara self efficacy dan minat belajarterhadap prestasi akademik mahasiswa dengan menggunakan analisis regresi. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa angkatan 2014 jurusan Pendidikan Matematika STKIP Bima. Teknik pengumpulan data menggunakan dua jenis kuesioner yaitu kuesioner self efficacy dan kuesioner minat belajar, serta pancatatan dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel (4.339 > 3.0902), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara self efficacy dan minat secara bersama-sama terhadap nilai prestasi akademik (IPK). Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa self efficacy dan minat secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa. Kata Kunci: Self-Efficacy, Minat Belajar, Prestasi Akademik
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja, berkesinambungan dan berencana dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang diinginkan. Tujuan tersebut adalah untuk mencerdaskan dan memajukan bangsa. Ada komponen-komponen penting yang harus diperhatikan dalam suatu proses pendidikan yaitu, pendidik, peserta didik, sarana prasarana, lingkungan pendidikan, dan kurikulum sebagai materi ajar. Komponen ini memegang peranan penting dalam proses pendidikan sebagai upaya menciptakan generasi yang berguna bagi bangsa dan negara. Melalui lembaga formal seperti perguruan tinggi, mahasiswa akan belajar banyak hal. Sejalan dengan tujuan tersebut maka perlu diperhatikan masalah pencapaian akademik mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kemampuan tinggi tentunya memiliki peluang lebih besar untuk mencapai prestasi akademiknya jika para mahasiswa menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal dan mampu memenuhi tuntutan akademik, harapannya adalah mereka dapat mencapai prestasi akademik secara optimal. Prestasi akademik menurut Ganai & Mir (dalam Bekti 2014:2) didefinisikan sebagai keunggulan dalam semua disiplin akademis, di kelas serta kegiatan ko-kurikuler. Prestasi akademik sebagai pengetahuan yang diperoleh atau keterampilan yang dikembangkan dalam perkuliahan di perguruan tinggi, biasanya dirancang oleh nilai tes atau nilai-nilai yang diberikan oleh dosen. Keberhasilan mahasiswa dalam bidang akademiknya ditandai dengan prestasi akademik yaitu nilai-nilai optimal yang diperoleh melalui IP ataupun IPK serta
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” ketepatan waktu dalam menyelesaikan studi. Tetapi hal tersebut tidak bisa sepenuhnya dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan akademik seseorang, karena keberhasilan akademik seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh aspek kognitif (pengetahuan) saja tetapi juga dipengaruhi oleh aspek afektif (sikap). Prestasi akademik khususnya prestasi akademik matematika seseorang tidak hanya dapat dipengaruhi oleh aspek kognitif saja, tetapi ada aspek lain yang dapat mempengaruhinya yaitu aspek afektif, seperti self-efficacy (keyakinan diri) dan minat belajar yang diduga mempunyai peran dalam memengaruhi prestasi akademik seseorang. Bandura (dalam Tansil,dkk, 2009:184) mengemukakan bahwa Self efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang akan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan suatu perilaku apakah mampu atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu. Bandura (dalam Adicondro&Purnamasari, 20012:19) mengatakan bahwa self-efficacy berpengaruh besar terhadap perilaku, misalnya seorang murid yang selfefficacy-nya rendah mungkin tidak mau berusaha belajar untuk mengerjakan ujian karena tidak percaya bahwa belajar akan bisa membantunya mengerjakan soal. Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy adalah (1) pengalaman keberhasilan (mastery experience), semakin besar seseorang mengalami keberhasilan maka semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki seseorang, (2) pengalaman orang lain (vicarious experience), self-efficacy bisa meningkat apabila melihat keberhasilan orang lain (social models), (3) persuasi sosial (social persuation), penguatan keyakinan dari orang lain, misalnya dengan memberi dukungan atau support, (4) keadaan fisiologis dan emosional (physiological and emotional states), keadaan fisik dan emosi mempengaruhi self-efficacy dalam melaksanakan suatu tugas. Selain self-efficacy, faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi prestasi akademik matematika adalah minat belajar. Menurut Nitko (dalam Sutarto&Syarifuddin, 2013:214) minat belajar adalah pilihan terhadap bentukbentuk tertentu dari suatu aktifitas ketika seseorang tidak sedang dalam tekanan dari luar dirinya. Suatu minat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahawa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula diinterpretasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang mempunyai minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, tetapi diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Mengembangkan minat terhadap matematika pada dasarnya membantu mahasiswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan (STKIP) Bima khususnya di FMIPA Matematika dalam kaitannya dengan self-efficacy dan minat belajar matematika, peneliti memperoleh data dari wawancara terhadap 35 orang mahasiswa matematika diperoleh hasil sementara bahwa 7 mahasiswa (19.33%) kurang berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan dosen dengan berbagai alasan, sedangkan 11 mahasiswa (33.67%) mudah menyerah sebelum mencoba menyelesaikan soal, merasa tidak yakin dapat menyelesaikan tugas yang diberikan, tidak mempersiapkan diri sebelum perkuliahan dimulai dan 17 mahasiswa lainnya (50%) merasa tidak yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk dapat memenuhi standar akademik dan lulus dengan nilai yang baik. Hal ini tercermin saat proses perkuliahan banyak mahasiswa yang tidak mempersiapkan diri sebelum
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” memulai perkuliahan dengan alasan banyak tugas dari tiap-tiap dosen dan materi yang sulit sehingga mahasiswa merasa berat dan kurang mampu, kenyataannya banyak mahasiswa yang mendapat nilai rata-rata C. Fenomena tersebut diduga karena rendahnya self-efficacy dan minat belajar mahasiswa terhadap matematika. Menurut Bandura (1993) individu yang self-efficacy- nya rendah akan menghindari semua tugas dan menyerah dengan mudah ketika masalah muncul. Mereka menganggap kegagalan sebagai kurangnya kemampuan yang ada. Sedangkan menurut Sutarto&Syarifuddin (2013:216) seseorang yang memiliki minat terhadap obyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut. Materi matematika, pembelajaran matematika, dosen matematika, buku matematika, soal matematika merupakan obyek matematika. Dengan demikian, siswa yang memiliki minat terhadap matematika akan cenderung memberikan perhatian lebih terhadap obyek terkait dengan matematika tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapatkorelasiself efficacy terhadap prestasi akademik mahasiswa FMIPA Prodi Matematika dan apakah terdapat korelasi minat belajar matematika terhadap prestasi akademik FMIPA Prodi Matematika. Dengan menggunakan analisis regresi diharapkan akan diperoleh seberapa besar korelasi self efficacy danminat belajar matematikaterhadap prestasi akademik mahasiswa FMIPA Prodi Matematika. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, sebagai indikator awal untuk mengukur kualitas pendidikan matematika, sebagai kontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika, dan sebagai referensi untuk membangun karakter dalam pendidikan matematika. a. SELF EFFICACY Bandura (dalam Tansil,dkk, 2009:184) mengemukakan bahwa “self efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang akan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan suatu perilaku apakah mampu atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Santrock (dalam Ruliyanti&Laksmiwati, 2014:2) ”self efficacy adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya”. Hal ini mengakibatkan bagaimana seseorang merasa, berfikir dan bertingkah laku, memiliki rasa bahwa dirinya mampu atau tidak untuk mengendalikan lingkungannya. Self efficacy bersifat spesifik terhadap tugas dan situasi yang dihadapi seseorang. Seseorang dapat memiliki keyakinan yang tinggi pada suatu tugas tertentu, namun pada tugas yang lain tidak. Dari kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa self efficacy adalah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap kemampuan dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu mampu atau tidak mampu. Bandura (dalam Adicondro&Purnamasari, 20012:19) mengatakan bahwa self-efficacy berpengaruh besar terhadap perilaku, misalnya seorang mahasiswa yang self-efficacy-nya rendah mungkin tidak mau berusaha belajar untuk mengerjakan ujian karena tidak percaya bahwa belajar akan bisa membantunya mengerjakan soal sehingga saat diberi tugas kuliah mahasiswa lebih senang untuk melihat pekerjaan temannya. Mahasiswa dengan self efficacy rendah cenderung menghindari tugas-tugas yang sulit dan menantang. Hal inilah yang membuat mereka lebih senang melihat pekerjaan temannya bahkan menyalin pekerjaan temannya sehingga juga akan mempengaruhi terhadap penguasaan materi peerkuliahan dan akhirnya berakibat pada rendahnya prestasi akademik yang diperoleh. Sedangkan mahasiswa dengan self efficacy tinggi akan
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi, mandiri dan memiliki kualitas sikap ulet dalam pemecahan masalah. Sehingga secara tidak langsung self efficacy pada diri mahasiswa mempunyai peranan dalam mempengaruhi prestasi akademiknya. b. MINAT BELAJAR Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap suatu objek. Slameto (dalam Darmawan, 2015:7) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat pada dasarnya adalah pencerminan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungantersebut, semakin besar minat seseorang terhadap obyek tersebut. Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang definisi minat, diantaranya yaitu: (1)Muhibbin Syah mengartikan minat sebagai kecenderungan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, (2) Sadirman A.M mengatakan minat sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. (3)H.C. Wiyherington mengatakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.. (4) Crow dan Crow mengatakan bahwa minat adalah sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang atau kepada aktivitas-aktivitas tertentu. (5) Slametomengatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.Dari beberapa pengertian minat di atas dapat dikatakan bahwa minat adalahketertarikan dan kecenderungan seseorang terhadap suatu obyek tanpa adanya paksaan dan tekanan. Menurut Elizabeth Hurlock (dalam Darmawan, 2015:9) terdapat tujuh ciri minat belajar yaitu: (1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental, (2) Minat tergantung pada kegiatan belajar, (3) Perkembangan minat mungkin terbatas, (4) Minat tergantung pada kesempatan belajar, (5) Minat dipengaruhi oleh budaya, (6) Minat berbobot emosional, (7) Minat berbobot egoisentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya. Dalam minat belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu: (1)Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri mahasiswa meliputi dua aspek, yaitu: (a) aspek fisiologi, kondisi jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran. (b) aspek psikologi, aspek psikologi merupakan aspek dari dalam diri siswa yang terdiri dari intelegensi, bakat siswa, sikap, minat dan motivasi. (2) Faktor eksternal, terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial,lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan teman sekelas dan lingkungan nonsosial, terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, alat-alat belajar. (3) Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang kefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu. c. PRESTASI AKADEMIK Prestasi akademik menurut Ganai & Mir (dalam Bekti 2014:2) didefinisikan sebagai keunggulan dalam semua disiplin akademis, di kelas
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” serta kegiatan ko-kurikuler. Sedangkan menurut Prastiti & Pujiningsih (dalam Pramono & Prihatiningsih, 2014:4) prestasi akademik adalah hasil dari kegiatan belajar yang berfungsi sebagai tolak ukur atas tingkat kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai peserta didik dalam aspek ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (aspek afektif), dan ranah karsa (prestasi psikomotorik). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh peserta didik terkait proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Prestasi akademik sebagai pengetahuan yang diperoleh atau keterampilan yang dikembangkan dalam perkuliahan di perguruan tinggi, biasanya dirancang oleh nilai tes atau nilai-nilai yang diberikan oleh dosen. Keberhasilan mahasiswa dalam bidang akademiknya ditandai dengan prestasi akademik yaitu nilai-nilai optimal yang diperoleh melalui IP ataupun IPK serta ketepatan waktu dalam menyelesaikan studi. 2. METODE Penelitian ini adalah penelitian korelasional (correlational research). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya hubungan sebab-akibat. Penelitian ini dilaksanakan di STKIP Bima, dengan waktu penelitian mulai Desember 2015 sampai April 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2014 Prodi Pendidikan Matematika STKIP Bima berjumlah 130 orang. Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh 100 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua jenis kuesioner yaitu kuesioner self efficacy dan kuesioner minat belajar matematika, serta pencatatan dokumen yang digunakan untuk memperoleh data IPK mahasiswa. Untuk mengukur self efficacydan minat belajar matematika dengan menggunakan skala likert sedangkan prestasi akademik matematika menggunakan nilai hasil belajar matematika pada semester genap. Metode yang digunakan dalam pengisian skala adalah dengan menggunakan skala atau pernyataan-pernyataan yang diajukan secara tertulis kepada responden dan cara menjawab dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan skala likert dengan 5 pilihan jawaban. Untuk skala self efficacy dan minat belajar matematika pilihan jawabannya adalah Selalu (SL), Sering (SR), Kadangkadang (KK), Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP). Semua skala disusun berdasarkan item positif dan negatif yang penilaian atas itemnya sebagai berikut: Tabel 1. Skala Pengukuran Kuesioner Item Ket Skor Jawaban Positif Negatif Selalu 5 1 SL Sering 4 2 SR Kadang-kadang 3 3 KK Jarang 2 4 JR Tidak Pernah 1 5 TP Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data dari skala penelitian yang diisi oleh responden. Skala Self Efficacy digunakan untuk mengukur variabel Self Efficacy dengan pengisian kuesioner. Skala Self Efficacy ini
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” diadaptasi dari Gerits (dalam Liufeto, 2012)yang telah dimodifikasi oleh penulis. Sedangkan skala minat belajar matematika diadaptasi dari Sutarto & Syarifuddin (2013:219) yang juga telah penulis modifikasi. B.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengolahan data dengan menggunakan rumus regresi linier terhadap tabulasi hasil angket self efficacy untuk variabel independe X1, minat untuk variabel independe X2 dan IPK (Y’) dari dokumentasi prodi Pendidikan Matematika STKIP Bima dihasilkan beberapa besaran nilai. Nilai konstanta sebesar 1.613, hal ini menandakan bahwa jika X1 (self efficacy) dan X2 (minat) masing-masing bernilai 0 maka IPK mahasiswa berada pada nilai 1.613. Koefisien regresi variabel X1 sebesar -0.005; menandakan bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan X1 (self efficacy) mengalami kenaikan 1%, maka IPK (Y’) akan mengalami penurunan sebesar 0.005. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara self efficacy dengan Nilai Hasil prestasi akademik, semakin naik nilai self efficacy maka semakin turun nilai prestasi akademik. Koefisien regresi variabel X2 (minat) sebesar 0.013; ini menandakan bahwa bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan minat mengalami kenaikan 1%, maka nilai prestasi akademik (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar 0.013. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara minat mahasiswa dengan nilai IPK, semakin naik minat mahasiswa maka semakin meningkat nilai IPK. Pada analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen (Y) secara serentak yang berarti menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Dimana hasil tabel diperoleh angka R sebesar 0,285 yang menunjukan korelasi ganda. berarti bahwa terjadi hubungan yang rendah antara Self efficacy dan minat terhadap Pestasi akademik Sementara analisis determinasi dalam regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen (Y) menunjukan bahwa besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Dari pengolahan data diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,081 atau (8,1%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (Self efficacy dan minat) terhadap variabel dependen (IPK sebagai nilai prestasi akademik) sebesar 8,1%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (Self efficacy dan minat) hanya menjelaskan sebesar 8,1% variasi variabel dependen (nilai prestasi akademik). Sedangkan sebagian besarnya sebesar 91,9% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Uji Koefisien Regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). C. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, dilihat dari hasil tabel Anova diperoleh F hitung sebesar 4.339, dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 (jumlah variabel–1) = 1, dan df 2 (n-k-1) atau 100-2-1 = 97 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen), hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 3,0902, jika kita membandingkan dengan Nilai F hitung > F tabel (4.339> 3,0902), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara self efficacy dan minat secara bersama-sama terhadap terhadap nilai prestasi akademik (IPK). Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa self efficacy dan minat secara bersamasama berpengaruh terhadap nilai akademik mahasiswa pada Prodi Pendidikan Matematika STKIP Bima.
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”
DAFTAR PUSTAKA
Adicondro.N dan Purnamasari. A. 2011. Efikasi diri, Dukungan Sosial Keluarga dan Self regulated Leaning Pada Siswa Kelas VIII. Humanitas, Vol.VIII No.1 Januari 2011. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta. Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Sebelas Maret Universitas Press. Surakarta Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian Edisi Ke-2. Sebelas Maret Universitas Press. Surakarta Darmawan,R. 2015. Pengaruh Minat Belajar dan Perhatian Orang tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Tinggi SD Negeri 01 Wonolopo. www.eprints.uny.ac.id. Diunduh pada 23 Februari 2016. Liufeto,S.E. 2012. Efikasi diri (self efficacy) dan motivasi belajar sebagai prediktor prestasi belajar matematika pada siswa SMP Negeri 1 So’e Kelas VIII. PPs Sains Psikologi Universitas Satya Wacana. Tesis tidak diterbitkan. Salatiga Nurhasanah. 2006. Hubungan efikasi dan indeks prestasi keberhasilan belajar. lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas. Vol.13 No.03. Forum Diklat. Ruliyanti,B.D dan Laksmiwati,H. 2014. Hubungan antara Self Efficacy dan SelfRegulated Learning dengan Prestasi Akademik Matematika Siswa SMAN 2 Bangkalan. Character. Vol.03 No. 2, 2014. Fakultas Psikologi Unesa. Sutarto dan Syarifuddin. 2013. Desain Pembelajaran Matematika. Samudra Biru. Tansil,dkk. 2009. Reflected Appraisals dan Mathematic Academic Self-Efficacy Pada Siswa SMA. Anima Indonesian Psychological Journal 2009, Vol.24, No.2.183-188. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.