HANDOUT PERKULIAHAN PENGEMBANGAN PROGRAM MATEMATIKA
OLEH: UTARI SUMARMO PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN MATEMATIKA PASCASARJANA UPI 2014
A. Beberapa Konsep Kurikulum: 1. Pandangan Lama (menekankan pada konten): Kurikulum adalah sekumpulan bidang studi yang harus diajarkan kepada peserta didik 2. Hilda Taba (1962) membedakan kurikulum dengan Pengajaran dalam hal cakupan dan tujuan. Kurikulum: luas, umum, utk jangka panjang Pengajaran: sempit, khusus, utk jangka pendek
3. Mac Donald (1965): Kurikulum adalah suatu rencana sbg pedoman dalam kegiatan belajar mengajar 4. Beaucamp (1968): Kurikulum: * dokumen tertulis sbg rencana pendidikan/pengajaran utk pst didik selama mereka mengikuti pendidikan * memuat tujuan, bahan ajar, KBM, alat pengajaran, dan jadual waktu 5. Zais: Kurikulum sbg rencana dan kurikulum fungsional
6. Doll (1974): proses dan ruang lingkup yang lebih luas Kurikulum: seluruh pengalaman belajar yang ditawarkan kpd pst didik di bawah bimbingan lembaga Johnson: Konsep Doll terlalu luas, ia membedakan kurikulum dan pengajaran. Pengajaran: perencanaan isi, KBM, dan evaluasi Kurikulum : Hasil belajar terstruktur yang dikehendaki
B. Empat Model Konsep Kurikulum 1. Kurikulum subyek akademik: a. Landasan: teori pendidikan klasik b. Tujuan: memberikan pengetahuan yang solid, dan melatih pst didik menggunakan ide-ide, dan proses meneliti. Mengutamakan penyusunan bahan secara sistimatis dan logis. c. Organisasi materi: Correlated, Unified Integrated, dan Problem Solving Curriculum
d. Evaluasi: sesuai dg tujuan dan sifat B S e. Masalah: Penguasaan mendalam maka BS sedikit Banyak BS maka penguasaan dangkal f. Saran: * Usahakan penguasaan komprehensif * Pilih BS yang diperlukan masyarakat * Utamakan BS pengetahuan Dasar
2. Kurikulum Humanistik a) Landasan: teori pendidikan Humanistik, berpusat pada pst didik b) Tujuan: mengembangkan pribadi yg utuh * Menekankan keutuhan pribadi, partisipasi pst didik * keg. terintegrasi, isi pend relevan dg kebutuhan pst didik, menekankan proses dari pada hasil * Mengembangkan potensi pst didik , kepekaan perasaan, dan kehalusan budi pekerti
3. Kurikulum Teknologis a) Tujuan: penguasaan kompetensi tertentu b) Metode: * Pembelajaran sbg proses pencapaian tujuan secara tuntas * Tujuan tegas * Pst didik segera mengetahui hasil belajarnya * Org. bahan ajar: mengacu pd disiplin ilmu dan diramu utk mendukung kompetensi tertentu * Evaluasi: dpt setiap saat; fungsi evaluasi sbg umpan balik siswa, guru, dan pengem. kurikulum
4. Kurikulum Rekonstruksi Sosial a) Berpusat pada problema masyarakat b) Tujuan: menghadapkan pst didik pada tantangan, ancaman, dan hambatan c) Organisasi materi: tematik d) Tujuan dan isi dapat berubah tiap tahun; mengutamakan kerjasama dari pada bersaing e) Evaluasi melibatkan pst didik f) Pelaks. diarahkan pada kecenderungan perkemb. teknologi masyarakat.
C. TIGA PANDANGAN THD KURIKULUM 1. Kurikulum sebagai Rencana Tertulis (Rencana Belajar Peserta Didik) • Sifatnya teoritik, dasarnya Falsafah Negara dan Tujuan Pend. Nasional • Dokumen Kurikulum lengkap • Deskripsi mata pelajaran/kuliah yg memuat kompetensi yg seharusnya dimiliki pst didik • Silabus Matakuliah • Satuan Acara Perkuliahan (SAP) (rencana pelaksanaan pembel dan evaluasi has. Bel. Pst didik) • Ketentuan Akademik (pedoman pelaksanaan)
1. Kurikulum sebagai Rencana Tertulis (Rencana Belajar Peserta Didik) lanjutan Komponen struktur kurikulum: • Rincian mata pelajaran/mata kuliah, sebarannya, dan bobot sks • Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Dasar (KD) • Tujuan Pembelajaran umum (TPU), Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), Indikator • Rencana Proses Pembelajaran (RP utk satu atau beberapa pertemuan) • Rencana Evaluasi Hasil Belajar (dlm tiap Ren Pel. dan Evaluasi akhir pembelajaran)
Hubungan antara tujuan dan hasil belajar a. Rumusan Tujuan terdiri atas: Kemampuan yg hrs dikuasai pst didik Materi yg hrs dipelajari pst didik; Proses Pencapaian dan dpt pula memuat Sumber Belajar b. Kemampuan yg hrs dikuasai pst didik tergambar dlm Hasil Belajar pst didik
2. Kurikulum sebagai Proses (sifatnya empiris, pelaksanaan pembelajaran oleh guru/dosen) Tergambar dalam: Suasana Belajar (diskursus) Aktivitas Dosen/Guru dan pst didik Interaksi Dosen/Guru dan pst didik dan antar pst didik Sumber Belajar/ Bahan ajar Media/Alat Belajar Pelaksanaan evaluasi Pelaksanaan tindak lanjut
3. Kurikulum sebagai Hasil Belajar (sifatnya empiris, hasil belajar yang ditunjukkan oleh pst didik). Meliputi: Pengetahuan/ kemampuan pst didik Sikap/ Disposisi/ Minat pst didik Keterampilan pst didik Kebiasaan/nilai yang dimiliki pst didik Diukur melalui: tes (tulis, lisan, performans), non-tes (observasi/angket/skala/ wawancara)
D. Evaluasi Kurikulum
1. Tujuan evaluasi a) Menentukan keefektifan suatu kurikulum/program pembelajaran b) Menentukan keunggulan/kelemahan kurikulum/program pembelajaran c) Menentukan tkt keberhasilan pencapaian hasil belajar pst didik d) Menentukan masukan untuk memperbaiki program e) Mendeskripsikan kondisi pelaks program f) Menetapkan keterkaitan antar komponen program
2. Fungsi Evaluasi Kurikulum a) Formatif : Utk perbaikan berbagai unsur penting yg dianggap masih lemah pada proses belajar, silabus, program, kurikulum b) Sumatif: utk menentukan status evaluasi (peserta didik, silabus, dan program kurikulum)
3. Model Evaluasi Kurikulum MODEL
KUALITATIF
KUANTITATIF
EKONOMIK
E. Kurikulum Matematika PT 1) Isu yg berkembang: kurikulum matematika utk siapa? 2) Kurikulum disesuaikan dg program studi pst didik (matematika/ non matematika) 3) Dua pendapat Kurikulum utk cln guru: Program S1 Matematika secara penuh atau cukup dgn sejumlah Matematika S1 saja. 4) Organisasi pembelajaran di levelS1beragam: a) MK yang sama utk semua mahasiswa b) MK khusus utk mhs matematika c) MK khusus utk mhs non matematika d) Ada MK wajib dan ada MK pilihan..
5. Beberapa unsur yang mempengaruhi kurikulum matematika PT a) Perubahan dlm matematika sendiri. Matematika dikreasi secara kontinu, jadi MK matematika hrs selalu diperbaharui (aspek diterminasi dari perubahan kurikulum) b) Perubahan kurikulum matematika di tingkat pra-universitas c) Perubahan peminat: * Mhs cenderung lebih suka pada pengembangan karier, cepat memperoleh keterampilan, dan pekerjaan. * Mhs memilih BS yg memberi peluang utk berkarier atau sekolah sambil bekerja
5. Beberapa unsur yang mempengaruhi kurikulum d) Keterbatasan sumber yg ada di PT: staf dosen sedikit; kelas besar, tekanan efisiensi finansial e) Kemajuan teknologi mendorong perubahan pembelajaran matematika misalnya dengan memanfaatkan TIK, e-learning dll f) Pengaruh tekanan dari luar PT (pemerintah, perusahaan, lembaga penelitian, masy.) g) Hasil-hasil penelitian pada jenjang S1.
6. Kecenderungan dlm Kurikulum 1) Profil kemampuan yg dikehendaki: * Memahami prinsip, teknik, dan aplikasi matematika * Menyusun dan menerapkan model matematika , berfikir kreatif dan kritis * Terampil berkomunikasi lisan/tulisan * Menerapkan logik, menyusun generalisasi, abstraksi, dan pembuktian * Memahami penurunan konjektur dan teorema * Memahami matematika sebagai bagian dari budaya
3. Kecenderungan dlm Kurikulum
1) Pengurangan konten dan keketatan 2) Penekanan pada aplikasi dan pemodelan 3) Program bridging 4) Kemajuan teknologi 5) Penilaian bervariasi 6) Program utk mahasiswa nonmatematika 7) Kombinasi matematika dg disiplin lain 8) Saran-saran dari hasil penelitian pada level S1
F. Kurikulum Berbasis Kompetensi 1. Empat Pilar Pendidikan a) Learning to know: belajar memahami pengetahuan matematika b) Learning to do: belajar melaksanakan proses matematis, proses HOT dan advanced mathematical thinking (AMT) c) Learning to be: belajar menjadi dirinya sendiri, menghargai produk/proses matematika, ulet, kreatif, percaya diri, memiliki disposisi matematik tinggi. 4. Learning to live together: belajar memahami menghargai orang lain, berkerja sama, saling sumbang pendapat
2. Prinsip Belajar Sepanjang Hayat 3. Pandangan Konstruktivisma a) Pengetahuan baru dibentuk oleh pst didik melalui interaksi dg lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi b) Dasarnya: belajar adalah proses yang aktif dan pst didik adalah individu yang aktif c) Cara peserta didik belajar aktif
d) Alasan Menganut Pandangan Konstruktivisma Matematika adalah kegiatan manusia, proses yang aktif, dinamik, dan generatif.
Memahami lebih bermakna (learning to know) Mahasiswa aktif doing math (learning to do)
Membantu mhs memiliki self efficacy, self concept, habit of mind, disposisi matematik (learning to be)
Dapat berlangsung secara individual/ berkelompok/ keseluruhan, membentuk masyarakat belajar (learning to live together)
Bagaimana mahasiswa mengkonstruksi pengetahuan baru? Ada interaksi antara inf. baru (lingk) dg penget. awal
Informasi baru yg berkaitan dg pengetahuan awal mhs
Penget awal
Otak mahasiswa
Terjadi ketakseimbangan. Melalui asosiasi terbentuk keseimbangan baru. Melalui akomodasi terbentuk penget. baru
H.Pertimbangan dlm merancang/mengembang kan kurikulum matematika 1. Kompetensi dan sikap matematik yang dikembangkan: a) Mat. sbg human activities; disposisi mat; self efficacy, self concept, self regulated learning; habit of mind, disposisi matematik termasuk diposisi berpikir kritis dan kreatif b) Pembentukan konsep, pemahaman mat tingkat tinggi, problem solving, c) Representasi, translasi, modeling, koneksi dan komunikasi matematik
d) Advanced mathematical thinking: abstraksi, analogi, generalisasi, sintesa, abstraksi reflektif, pembuktian matematik e) Berfikir kritis dan kreatif matematik f) Menerapkan mat. sbg kecakapan hidup g) Kemajuan disiplin ilmu lainnya, dan TIK
2. Beberapa Tugas Dosen a) Merumuskan TPU, TPK, dan memilih tugas matematik yg relevan utk mencapai high order thinking (HOT) dan atau advanced mathematical thinking (AMT) b) Melaksanakan pembelajaran yg relevan, memilih tugas dan mengatur diskursus, dan menciptakan suasana yg kondusif i) tugas dipilih sesuai dg c
2. Beberapa Tugas Dosen a) Merumuskan TPU, TPK, dan memilih tugas matematik yg relevan utk mencapai high order thinking (HOT) dan atau advanced mathematical thinking (AMT) b) Melaksanakan pembelajaran yg relevan, mengatur diskursus, dan menciptakan suasana yg kondusif c) Melaksanakan evaluasi dan merefleksi PBM, dan hasil bel mhs utk perbaikan
d) Dalam pembelajaran jenis apapun, hal yang esensial adalah tercapainya belajar bermakna Beberapa saran di antaranya: • Pilih tugas matematik untuk meningkatkan daya dan disposisi matematik siswa • Atur diskursus agar tumbuh keyakinan diri siswa, tercipta suasana belajar yg mendorong pengemb. daya dan disposisi matematik siswa • Gunakan alat bantu yang sesuai • Bantu siswa mengkaitkan pengetahuan awal dan yang sedang dipelajari • Bimbing siswa secara individual, kelompok atau klasikal sesuai dg kebutuhan • Analisis partisipasi belajar siswa utk menetapkan tindak lanjut
3. Asumsi: a. Pembelajaran adalah proses yang kompleks tidak dpt disederhanakan menjadi resep b. Mahasiswa belajar bermakna shg daya dan disposisi matematis mhs berkembang c. TPU/TPK utk membantu mhs mencapai HOT dan atau Advanced Mathematical Thinking (AMT)
4. Beberapa Alternatif Pembelajaran a) Ekspositori model Ausubel b) Pembel berbasis masalah, Pembel dengan penemuan/ inkuiri, Pembel langsung tak langsung, Pembel kontekstual, Pembel induktif-deduktif, c) Pembelajaran melalui e-learning/ berbasis TIK/ multimedia
d) Pembel metakognitif, Pembel berbasis teori APOS, Pembel berbasis metode Moore e) Pembel dg strategi REACT, PACE, Diskursif, e) Metode IMPROVE, SQ3R, Transactional, dll f) Berbagai strategi belajar kooperatif
h) Pendekatan PAKEM PAKEM : Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan PAIKEM GEMBROT: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Gembira dan Berbobot MATOA : Menyenangkan, atraktif, terukur, orang aktif SANI
: Santun Berbahasa dan Komunikatif 35
5. Perubahan paradigma Pembelajaran: a) Kelas sebagai masyarakat belajar, dengan kerjasama dan urunan tanggung jawab dan perhatian. b) Melayani siswa sesuai dg perkembangan individual dan sosial, minat, kekuatan, harapan, dan kebutuhan masing-masing. c) Seleksi materi dan sesuaikan kurikulum secara fleksibel d) Guru membimbing ke arah logika dan peristiwa matematika. e) Guru sebagai pendidik, motivator, fasilitator, dan manajer belajar
f) Penekanan pada pemahaman, penalaran dan proses menemukan idea secara aktif, menyusun konjektur, dan memecahkan masalah yang menantang dan mendorong siswa mengajukan idea secara spontan. g) Kerjasama antar guru untuk memajukan program matematika h) Connecting mathematics, its ideas, and its application”.
6. Pertimbangan dalam Penilaian a) Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor (kalau dimungkinkan/ diperlukan) b) Penilaian adalah bagian integral dari pembelajaran c) Menggunakan berbagai metode penilaian d) Laksanakan kurikulum secara seimbang e) Perubahan penekanan dalam proses evaluasi
Perubahan Penekanan dalam Penilaian Dari Pandangan 1. Mengases yang tidak diketahui 2.Skor hanya berdasarkan jawaban benar 3.Hanya mengguna-kan satu jenis tes 4. Pada keterampilan yg saling terpisah
Ke arah Pandangan 1. Mengases yang diketahui 2. Asesmen bagian integral dari pembelajaran 3. Menggunakan beragam teknik ases. 4. Pada tugas mat. yg lebih luas, dan secara holistik
G. Beberapa Kesulitan Siswa dan Guru/dosen 1) Kesulitan siswa/mahasiswa a) Cenderung menyalin solusi dari guru/dosen b)Kurang menguasai konsep dasar c) Kemampuan dasar matematik dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik siswa/mhs dalam pre-tes sangat rendah. d)Sulit: membuat model matematika, menuliskan algoritma penyelesaian masalah, menginterpretasi solusi sesuai masalah awal, dan mencari alternatif solusi lainnya; menerapkan representasi grafik/tabel dan membuat representasi teks tertulis
2. Kelemahan Guru/Dosen: a) Lebih banyak memberi tahu dan kurang memberi kesempatan siswa mengeksplor kurang melibatkan siswa belajar aktif, kurang menekankan pada pemahaman b) Berpikir kritis bukan tujuan utama, kurang menguasai karakteristik berpikir kritis dan pembel. c) Pembelajaran kurang menarik/membosankan d) Kurang mengkaitkan pengetahuan awal siswa e) Sulit menyusun bahan ajar dan soal latihan dg pembel. baru dan penyajiannya terutama dg menggunakan ICT f) Kurang fasilitas komputer dan kurang waktu
H. Empat cara pengembangan nilai dalam pembelajaran Matematika 1) Memberi pemahaman ttg pendidikan nilai dalam pembelajaran matematika Tanamkan kpd siswa bhw nilai-nilai dalam pendidikan karakter, kemampuan dan disposisi matematik perlu dipahami dan dimiliki siswa sehingga mrk ingin dan mau melaksanakan tugas-tugas matematik dg baik 2) Pembiasaan. Sikap jujur, disiplin, kerja keras/ulet, kritis, kreatif, mandiri dan rasa ingin tahu dibiasakan melalui pemberian tugas matematik yang menantang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan intelektual siswa. 42
3) Contoh atau teladan. Guru memberi teladan (berperilaku real) sesuai dengan nilai dan karakter yang akan dikembangkan. Misalnya guru bersikap jujur dan adil dalam menilai siswa, dalam menulis karya ilmiah, dll. 4)
Pembelajaran matematika secara integral. Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan karakter, kemampuan dan disposisi matematik dilaksanakan secara integral/tidak parsial/tidak terpisah-pisah dan berkelanjutan. 43
f) Penekanan pada pemahaman, penalaran dan proses menemukan idea secara aktif, menyusun konjektur, dan memecahkan masalah yang menantang dan mendorong siswa mengajukan idea secara spontan. g) Kerjasama antar guru untuk memajukan program matematika h) Connecting mathematics, its ideas, and its application”.
I. Saran Pembelajaran 1. 9 Strategi Pembel Berman untuk mengemb. berpikir terbuka dan kritis: a) Ciptakan lingkungan yang aman b) Ikuti cara berpikir siswa c) Dorong siswa berpikir kolaboratif d) Ajarkan cara bertanya dan bukan cara menjawab e) Ajarkan tentang keterkaitan f) Anjurkan siswa berpikir multi persepektif g) Dorong siswa agar sensitif h) Bantu siswa menetapkan standar dan berpandangan positif untuk masa depan i) Berikan peluang siswa berbuat sesuai 45 a) dengan jalan fikirannya
2. Saran Marzano (Hassoubah, 2004) agar menjadi pemikir kreatif a) Bekerja dgn kemampuan tinggi, rasa percaya diri yang kuat, dan tertantang menyelesaikan masalah b) Mengevaluasi idea sendiri dari sudut pandang lain c) Bekerja dg motivasi internal, proaktif, dan tidak reaktif. d) Berfikir divergen ; bersikap terbuka dan fleksibel. e) Berfikir lateral, vertikal, imajinatif 46
3. Empat cara pengembangan nilai dalam pembelajaran Matematika a) Memberi pemahaman ttg pendidikan nilai dalam pembelajaran matematika Tanamkan kpd siswa bhw pelaksanaan belajar matematika perlu disertai dengan disposisi matematik b) Pembiasaan. Sikap jujur, disiplin, kerja keras/ulet, kritis, kreatif, mandiri dan rasa ingin tahu dibiasakan melalui pemberian tugas matematik yang menantang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan intelektual siswa. 47
c) Contoh atau teladan. Guru memberi teladan sesuai dengan nilai dan karakter yang akan dikembangkan. Misalnya guru bersikap jujur dan adil dalam menilai siswa, dalam menulis karya ilmiah, dll. d) Pembelajaran matematika secara integral. Pengembangan nilai-nilai, kemampuan dan disposisi matematik dilaksanakan secara integral/tidak parsial/tidak terpisah-pisah dan berkelanjutan .
4. Nilai-nilai yg dikembangkan dalam pendidikan karakter: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi orang lain, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingk., peduli sosial, dan tanggung jawab. 49