MATERI DA METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisa kandungan nutrien pakan dan feses dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan pada tahun 2010. Materi Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain timbangan digital merek Ruddweigh, timbangan pegas merek Nagako dan Salter, alat-alat analisa proksimat,
alat-alat
koleksi
feses,
oven
merek
WTC
Binder
7200
Tuttlingen/Germany dan oven merek Memmert U15-Germany. Ternak Percobaaan Ternak yang digunakan adalah sapi potong lokal jantan dengan bobot badan awal rata-rata 171±12.51 kg sebanyak 12 ekor. Sapi tersebut dipelihara selama 90 hari dalam kandang individu berukuran 1 x 1.5 meter, beralaskan lantai semen, dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum. Ransum Standar
kebutuhan
yang
digunakan
adalah
berdasarkan
(utrient
Requirements of Ruminants in Developing Countries, steers maintenance and growth (Kearl, 1982). Standar kebutuhan nutrien untuk sapi potong lokal dengan bobot badan 150-200 kg, PBB (pertambahan bobot badan) rata-rata 0.5-1 kg, konsumsi bahan kering 3% bobot badan dengan protein kasar (PK) 11,83%, TDN (total digestible nutrien) 58,48%, Ca 0,53%, dan P 0,31%. Ransum perlakuan yang digunakan selama penelitian berupa rumput lapang dan pakan penguat dengan komposisi pollard (34,25%), bungkil kalapa (29,33%), onggok (25,07%), molasses (5,26%), CaCO3 (3,04%), urea (1,31%), premix (0,66%), bungkil kedelai (0,64%), dan NaCl (0,44%). Ekstrak lerak dengan dosis berbeda yaitu 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB. Dosis di atas ditentukan berdasarkan penelitian in vitro sebelumnya (Suharti et al., 2009).
15
Tabel 1. Kandungan Nutrien Ransum Perlakuan (Bahan Kering) Kandungan nutrien (%)
Ransum total
Rumput lapang (%)
Pakan penguat (%)
H:K 70:30 (%)
Kadar air
81,29
15,30
61,79
Abu
11,11
13,09
11,70
Protein kasar
10,20
19,87
13,14
Lemak kasar
0,45
3,14
1,26
Serat kasar
40,12
21,40
34,50
Beta-N
38,12
42,50
39,40
TDN*
46,64
64,38
51,96
Ca
0,38
1,88
0,83
P
0,14
0,84
0,35
Keterangan: kandungan nutrien ransum komplit berdasarkan analisa proksimat Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan (2010). *Rumus TDN = 92,464 - (3,338 x SK) - (6,945 x LK) - (0,762 x Beta-N) + (1,115 x PK) + (0,031 x SK2) - (0,133 x LK2) + (0,036 x SK x Beta-N) + (0,207 x LK x Beta-N) + (0,1 x LK x PK) - (0,022 x LK x PK) (Hartadi et al., 1980).
Prosedur Ekstraksi Lerak Buah lerak diperoleh dari daerah Purwodadi, Jawa Tengah. Bagian dari buah lerak yang digunakan pada penelitian ini meliputi daging buah dan biji. Sebelum digiling buah lerak dibersihkan dan dikeringanginkan selama 30-36 jam, lalu dioven pada suhu 60oC kemudian digiling sehingga menghasilkan tepung. Tepung lerak yang diperoleh diekstraksi dengan pelarut metanol 100% untuk mendapatkan senyawa bioaktif. Ekstraksi dilakukan melalui teknik perendaman (maserasi) selama 24 jam dengan perbandingan antara tepung lerak dan metanol yaitu 1:4. Larutan yang diperoleh kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Endapan yang dihasilkan direndam kembali dengan perbandingan volume yang sama kemudian disaring. Cairan yang diperoleh dari kedua penyaringan dicampur (dihomogenkan) dan dievaporasi kemudian dikeringbekukan dengan freeze dryer (Wina et al., 2006). Pemberian Pakan Ternak sapi dipelihara pada kandang individu. Pakan diberikan 3 kali sehari (pukul 07.00 diberi rumput dan pakan penguat, pukul 12.00 diberi rumput, dan pukul
16
16.00 diberi rumput dan pakan penguat). Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan selama 90 hari dengan masa adaptasi selama tiga minggu. Pencampuran Ekstrak Lerak ke dalam Pakan Pakan penguat ditimbang setiap harinya lalu dimasukkan ke dalam plastik. Pencampuran ekstrak lerak (sesuai dosis) ke dalam pakan penguat dilakukan setiap hari sebelum pemberian pakan, ekstrak lerak dan pakan penguat diaduk di baskom menggunakan sodet kayu agar homogen. Pengukuran Kecernaan utrien (McDonald et al., 2002) Pengumpulan (koleksi) feses dilakukan selama lima hari berturut-turut pada minggu terakhir pemeliharaan yang bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrien yang keluar melalui feses. Saat koleksi feses ternak digunakan hernet (sehingga urin tidak bercampur dengan feses). Feses diambil setelah koleksi 24 jam kemudian ditimbang dan diaduk (dihomogenkan) untuk diambil sebagai sampel ±7-10% dari total feses. Sampel feses dijemur dan dimasukkan ke dalam kantung kertas yang diberi label untuk dilakukan analisa lebih lanjut. Sampel dimasukkan ke oven suhu 60 oC kemudian ditimbang hingga bobot konstan. Setelah kering udara sampel dihomogenkan per perlakuan kemudian dihaluskan dengan mortar. Sampel dipisahkan ke dalam plastik untuk analisa proksimat (kadar air, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar). Analisa bahan kering dilakukan dengan menimbang ±5 gram sampel lalu dimasukkan ke cawan porselen kemudian dimasukkan ke oven suhu 105 o
C ±8 jam. Sampel dikeluarkan dari oven, lalu sampel dimasukkan ke dalam
eksikator, dan ditimbang hingga bobotnya konstan. Analisis Proksimat Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrien dari masing-masing bahan pakan dan feses, meliputi kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Pengukuran bobot badan Pada awal adaptasi sapi ditimbang, awal perlakuan, dan selanjutnya dilakukan setiap satu bulan sekali dan akan terlihat pertambahan bobot badan
17
hariannya. Setiap sapi ditimbang dengan menggunakan timbangan digital (Ruddweigh), tambang untuk mengendalikan sapi dan bambu untuk menjepit sapi. Rancangan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 4 kelompok sebagai ulangan. Perlakuan Ransum perlakuan yang diberikan dalam penelitian adalah sebagai berikut : P1 = rumput lapang : pakan penguat 70:30 (%BK) / kontrol P2 = P1 + 100 mg/kg BB ekstrak lerak P3 = P1 + 200 mg/kg BB ekstrak lerak Model Model matematik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993): Yij = µ + τi + ßj+ εij Keterangan : Yij
= Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ
= Nilai rataan umum
τi
= Efek perlakuan ke-i
βj
= Efek kelompok ke-j
εij
= Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Peubah yang diamati Peubah yang akan diamati pada penelitian ini antara lain : 1. Konsumsi ransum (kg/ekor/hari) Konsumsi ransum dihitung dari selisih ransum yang diberikan dengan sisa ransum keesokan pagi harinya. 2. Kecernaan Nutrien Kecernaan nutrien diperoleh dari selisih konsumsi nutrien dengan nutrien feses dibagi konsumsi nutrien dikalikan seratus persen. Kecernaan nutrien yang dihitung yaitu bahan kering, protein kasar, serat kasar dan lemak kasar. 18
Kecernaan bahan kering = (konsumsi nutrien bahan kering – nutrien feses) x 100% Konsumsi nutrien bahan kering Kecernaan protein kasar = (konsumsi nutrien protein kasar – protein feses) x 100% Konsumsi nutrien protein kasar Kecernaan serat kasar = (konsumsi nutrien serat kasar – serat feses) x 100% Konsumsi nutrien serat kasar Kecernaan lemak kasar = (konsumsi nutrien lemak kasar – lemak feses) x 100% Konsumsi nutrien lemak kasar 3. Pertambahan Bobot Badan Harian (kg/ekor/hari) Pertambahan bobot badan harian (PBBH) diperoleh dari selisih antara bobot badan akhir dengan bobot badan awal dibagi dengan lama waktu penelitian. PBBH = Bobot badan akhir (kg) – bobot badan awal (kg) lama pemeliharaaan (hari) 4. Efisiensi Pakan Efisiensi ransum dihitung berdasarkan perbandingan pertambahan bobot badan harian dibagi dengan konsumsi bahan kering ransum harian. Efisiensi =
PBBH (kg/ekor/hari) konsumsi BK(kg/ekor/hari) Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Steel dan Torrie, 1993).
19