IMPLEMENTATION ACTIVE LEARNING STRATEGI TRUE or FALSE TYPE EXERCISE BY GIVING CONCEPT MAP ON BIOLOGY LEARNING ON THE FIRST YEAR STUDENTS AT SMP PERTIWI 1 PADANG Deni Sriwulan1, Gusmaweti2, Azrita2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta ___________________________________________________________________________ Abstract 1
The purpose of this research was to find out the differentiation of the result of the study between the implementatation of active learning method true or false type with convetonal method (speech, discussion an question answer). This research was experimental. The population was SMP Pertiwi 1 Padang class VII. To take the sample the writer and used purposive sampling technique and to chose experimental class and control class the writer used random sampling, in this research, class VII3 was experimental class and VII5 was control class, the instrumentation was the result of the study on kognitif aspect and psychomotor used observation sheet. Hypothesis test did by t-test, because the data distributed normal and homogenous varians. The result of the research showed that the mean after the test given on experimental class was 71,45 and control class 41,65 ( = 0,05) got Thitung = 8,40 and Ttabel = 1,67 it means Thitung Ttabel so hypothesis was received. The scoring o afektif and psycootor class experiment (affective : 72 and psychomotor : 75) more high than control class (afective : 68 and psychomotor : 65), so the conclusion that the implementation of active learning strategy true or false type using concept map in biology learning was better used that convensional learning and the writer suggest that active learning true or false type can implemented on the other material. Keywords: Learning Strategi, true or false, concept map, result o the study. ___________________________________________________________________________ pembelajaran biologi. Biologi merupakan Pendahuluan sarana
salah satu ilmu pengetahuan alam yang
peningkatan mutu sumber daya manusia.
penting untunk pengembangan sains dan
Hal ini dilakukan untuk menjawab dan
teknologi. Begitu pentingnya biologi, maka
menghadapi tantangan perkembangan ilmu
biologi selalu diajarkan pada setiap jenjang
pengetahuan dan teknologi di masa depan.
pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan
Pemerintah beserta unsur-unsur pendidikan
dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini
lainnya perlu melakukan pengembangan
dilakukan agar siswa mengetahui seluk belu
dan persiapan alam berbagai bidang ilmu,
mahkluk
termasuk biologi.
kehidupannya, sehingga dapat digunakan
Pendidikan
merupakan
Kualitas pendidikan ditentukan oleh proses
pembelajaran,
hidup
yang
ada
dalam
untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
khususnya
1
Dalam proses pembelajaran bilogi,
melainkan proses yang artinya seseorang
peran guru sangat berpengaruh besar,
yang memahami prinsip dan konsep dari
karena gru adalah orang yang bertugas
biologi. Sehingga hasil belajar biologi
mengajar, mendidik, melatih peserta didik
rendah
dan dan bertanggung jawab mencerdaskan
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.
kehidupan
peserta
didik.
Dalam
Untuk jelasnya rata-rataperolehan nilai
menjalankan
tugasnya
guru
bertindak
ujian semester ganjil siswa kelas VII SMP
dan
tidak
mencapai
Kriteria
sebagai fasilitator dan motivator dalam
Pertiwi 1 Padang dapat dilihat pada table 1.
proses
Tabel 1: Nilai Rata-rata Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang Tahun Pelajaran 2012/2013. No Kelas Rata-rata 1 VII1 40,12 2 VII2 32,16 3 VII3 38,13 4 VII4 28,17 5 VII5 36,40 Rata-rata 34,99 Sumber : Guru bidang Studi Biologi
pembelajaran
yang
diharapkan
mampu membelajarkan siswa sehingga terjadi suatu pembelajaran yang bermakna. Suatu
pembelajaran
yang
bermakna,
mampu mengembangkan kreatifitas, ide dan gagasan siswa sehingga siswa tidak bosan
untuk
belajar.
Hal
ini
akan
meningkatkan motivasi siswa sehingga diharapkan hasil belajar biologi siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMP Pertiwi 1 Padang pada tanggal 10 Januari 2013 terungkap bahwa proses pembelajaran berlangsung monoton. Proses pembelajaran cenderung dilakukan dengan metode ceramah, diskusi
Observasi selanjutnya terlihat dalam proses belajar mengajar antara lain, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, sering keluar masuk kelas, ketia diberikan siswa
hanya
hasil belajar siswa kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa factor. Salah satu faktornya adalah kurang mampunya guru mengadakan variasi dalam proses pembelajaran. Hal ini menimbulkan
dan Tanya jawab saja.
latihan
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
mengandalkan
contekan dari temannya, selain itu siswa cenderung menghafal dan terpaku pada buku teks dan LKS yang mereka miliki, padahal bilogi bukan bersifat hafakan,
kejenuhan pada siswa, sehingga tak heran dalam proses pembelajaran banyak siswa yang kurang aktif bahkan terkadang mereka suka ngobrol dengan teman sebangkunya atau sering keluar masuk kelas sehingga dapat menyebabkan terganggunya proses belajar mengajar. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui, bahwa pembelajaran 2
yang dilaksanakan di SMP Pertiwi 1
2. Kurangnya variasi dan metode yang
Padang termasuk pembelajaran satu arah,
diterapkan
dari guru kepada siswa. Hal ini tidak efekti
pembelajaran biologi.
dan masih kurang dipahami siswa, padahal bilogi akan lebih mudah dipahami siswa bila
proses
yang
dilakukan
dapat
mengatifkan mereka. Salah satu cara untuk mengatifkan
siswa
adalah
dengan
menerapkan pembelajaran aktif. Menurut
oleh
guru
dalam
3. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang. 2. Strategi pembelajaran yang diterapkan
pembelajaran
aktif
adalah strategi pembelajaran aktif tipe
pembelajaran
yang
true or false yang diikuti dengan tugas
mengajak peserta didik untuk belajar aktif.
peta konsep pada materi pencemaran
Ketika peserta didik belajar aktif, berarti
lingkungan.
Zaini
(2008:xiv)
merupakan
suatu
mereka belajar dari pengalamannya dan
3. Hasil belajar yang diteliti dibatasi pada
belajar memecahkan masalah yang mereka
ranah kognitif, untuk melihat aktifitas
peroleh.
siswa
Menurut Zaini (2008:24), strategi pembelajaran aktif tipe true or false ini merupakan
strategi
meningkatkan
yang
aktifitas
pengematan
hasil
belajar aspek dan psikomotor. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan penelitian yang
dapat
kolaboratif
digunakan
telah
dikemukakan,
maka
rumusan
(kerjasama) yang dapat mengajak siswa
penelitian ini adalah “Apakah terdapat
untuk terlibat kedalam materi pembelajaran
perbedaan hasil dan aktifitas belajar antara
secara langsung. Berdasarkan hal-hal di
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe
atas, penulis telah melakukan penelitian
true or false dan pemberian tugas peta
dengan
Strategi
konsep dengan pembelajaran konvensional
Pembelajaran Aktif Tipe True Or False
pada pembelajaran biologi siswa kelas VII
dengan Pemberian Tugas Peta Konsep
SMP Pertiw 1 Padang”.
Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas
Tujuan Penelitian
VII SMP Pertiwi 1 Padang”.
1. Mengetahui
judul
“Penerapan
perbedaan
penerapan
Identifikasi Masalah
strategi pembelajaran aktif tipe true or
1. Hasil belajar
false dengan pemberian tugas peta
biologi siswa kelas VII
SMP Pertiwi 1 Padang pada pelajaran
konsep
dengan
pembelajaran
bioogi masih rendah.
konvensional pada pembelajaran biologi siswa kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang. 3
2. Untuk melihat aktifitas siswa melalui
Tabel 3. Distribusi populasi siswa kelas
hasil belajar dari aspek afektif dan
VII SMP Pertiwi 1 Padang
psikomotor.
No 1 2 3 4 5
Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di SMP Pertiwi 1 Padang khususnya kelas VII.
Kelas VII1 VII2 VII3 VII4 VII5
Jumlah Siswa 31 32 31 31 33
Sumber : Guru Mata Pelajaran Biologi
2. Sampel
Jenis dan Rancangan Penelitian
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
Jenis penelitian ini adalah penelitian
menentukan kelas sampel secara purposive
eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan
sampling. purposive sampling adalah teknik
untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
penentuan sampel dengan pertimbangan
sesuatu yang dikenakan pada subjek didik.
tertentu
Karena penulis
dipilih
memberikan perlakuan
(sugiyono,
2009:124).
berdasarkan
Sampel
pertimbangan
langsung terhadap subjek didik. Rancangan
kebutuhan,
penelitian
adalah
diperlukan dua kelas dengan nilai rata-rata
Randomized Control Group Post Test Only
kelas yang berdekatan dan guru yang sama
Design yang terlihat pada tabel dibawah ini
dalam
:
sampel. Sedangkan untuk menentukan kelas
Tabel 2. Bagan Desain Penelitian
eksperimen dan kelas control, dilakukan
Kelas Eksperimen Kontrol Keterangan:
dengan
yang
digunakan
Perlakuan X -
Tes Akhir T T
yaitu
mengajar
dalam
siswa
memakai
uang
penelitian
dikedua
logam
kelas
yang
dilemparkan, maka diperoleh kelas VII3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII5
X=Penerapan strategi pembelajaran aktif menggunakan tipe true or false dengan
sebagai kelas kontrol. Instrumen Penelitian Data instrument diperoleh dengan
pemberian tugas peta konsep. T = Tes akhir
menggunakan instrument berupa hasil tes
-=Tanpa penggunaan strategi pembelajaran
belajar. Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang
aktif tipe true or false. Populasi dan sampel
dipelajari sebelumnya. Untuk memperoleh
1. Populasi
data dalam penelitian ini maka diberikan tes adalah
hasil belajar kepada kedua kelas sampel.
seluruh siswa kelas VII SMP Pertiwi 1
Tes yang diuji cobakan dalam bentuk tes
Padang tahun pelajaran 2012/2013.
objektif. Uji coba soal ini akan dilakukan
Populasi
penelitian
ini
4
dikelas VII SMP Pertiwi 1 Padang,
2). Reliabilitas Tes
sedangkan nilai afektif dan psikomotor
Reliabilitas adalah ketepatan atau
siswa digunakan lembar observasi untuk
keajengan alat tersebutdalam menilai apa
melihat sikap dan keterampilan siswa
yang
selama proses pembelajaran.
Artinya kapanpun alat penelitian tersebt
1) Validitas tes
digunakan akan memberikan hasil yang
Tes dikatakan valid apabila tes
dinilainya
(sudjana,
2005:184).
relatif sama.
dapat mengukur apa yang ingin diukur.
Suatu tes dikatakan mempunyai
Secara keseluruhan. Secara keseluruhan
taraf kepercayaan yang tinggijika tes
validitas ada 4 macam yaitu validitas isi,
tersebut memberikan hasil yang tepat.
validitas susunan, validitas ramalan dan
Suatu tes dikatakan mempunyai
validitas perbandingan. Validitas tes yang
taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
digunakan dalam penelitian ini adalah
tersebut dapat memberikan hasil yang tepat.
validitas isi. Menurut Arikunto (2008:67),
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes
sebuah tes memiliki validitas isi apabila
soal
mampu mengukur tujuan khusus tertentu
anates-4.
yang
sejajar
dengan
materi
atau
isi
pelajaran yang diberikan. Menurut Thoha (2003:112), validitas isi mempersoalkan apakah isi tes yang diujikan mencerminkan isi kurikulum yang seharusnya diukur. Karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas ini sering juga disebut validitas kurikuler. Teknik
yang
bentuk
pilihan
ganda
digunakan
Tabel 5. Kriteria Reliabilitas Reliabilitas 0,80-1,00 0,60-0,79 0,40-0,59 0,20-0,39 0,00-0,19
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Sumber : Sukiman (2012:190)
3). Daya Pembeda Daya beda adalah kemampuan suatu
digunakan
untuk
soal untuk membedakan antara siswa yang
mengetahui validitas suatu tes adalah
pandai (berkemampuan tinggi)
dengan penggungaan anates v-4 new.
siswa yang kurang pandai (berkemampuan
Tabel 4. Kriteria koefesien Validitas Nilai r 0,80-1,00 0,60-0,79 0,40-0,59 0,20-0,39 0,00-0,19
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
rendah).
Angka
besarnya
daya
yang beda
dengan
menunjukkan disebut
Indeks
Diskriminasi (ID). Untuk mencari daya soal digunakan anates v-4 new. Kriteria :
Sumber : Sukiman (2012:184)
5
sebanyak 33 orang siswa terdiri dari 16
Tabel 6. Kriteria Daya Pembeda Soal Daya Pembeda <0,20 0,20-0,39 0,40-0,69 0,70-1,00
orang laki-laki dan 17 orang perempuan.
Kriteria Daya Beda Lemah Daya Beda Cukup Daya Beda Baik Daya Beda baik sekali
Tabel 9. Perhitungan Rata-Rata, Simpang Baku dan Varians Pada Kelas Sampel
Sumber : Sukiman (2012:220)
Kelas
4). Tingkat Kesukaran
Eksper i men Kontro l
Tingkat kesukaran soal adalah alat yang digunakan untuk menyatakan apakah soal yang diteskan tergolong kedalam kategori mudah, sedang atau sukar.
Kriteria : Tabel 7. Kriteria tingkat kesukaran Butir
2215 1376
3 1 3 3
71,4 5 41,6 9
S
S
16,0 2 13,4 7
256,6 4 181,4 4
Keterangan : ∑
: jumlah seluruh nilai siswa : nilai rata-rata
Untuk mengetahui indeks kesukaran digunakan anates v-4 new.
N
S
: simpangan baku
n
: Jumlah anggota sampel
S2
:
varians
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat
Soal Indeks Kesukaran Soal 0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00
bahwa hasil belajar siswa pada kelas
Kriteria
eksperimen yang diberi perlakuan strategi Tergolong sukar Tergolong sedang Tergolong mudah
pembelajaran aktif tipe true or false dengan pemberian tugas peta konsep memiliki nilai
Sumber : Sukiman (2012:214)
rata-rata sebesar 71,45 lebih tinggi dari
Hasil Penelitian
hasil kelas control yang hanya dilakukan
1. Deskripsi Data
dengan pemberian tugas rumah berupa
Dari penelitian yang telah dilakukan
tugas rumah berupa peta konsep yaitu
pada kedua kelas sampel, diperoleh data
dengan nilai rata-rata 41,69
hasil belajar siswa. Data tersebut berupa
2. Analisa Data
data primer yang diperoleh dari pada
a. Analisis Data Uji Coba Soal
kegiatan
1. Validitas
penelitian.
Pada
tes
akhir
digunakan instrument berupa 36 butir soal
Berdasarkan analisis validitas soal
objektif. Pada kelas eksperimen tes diikuti
uji coba yang dicari dengan menggunakan
oleh seluruh siswa, yaitu sebanyak 31 orang
anates v-4 new. Diperoleh sebanyak 15 soal
siswa yang terdiri dari 16 orang laki-laki
tergolong sangat rendah, 11 soal tergolong
dan 15 orang perempuan, dan pada kelas
rendah, 21 soal tergolong cukup, 3 soal
control juga diikuti oleh seluruh siswa yaitu 6
tergolong tinggi da 0 soal yang tergolong
daya beda soal yang tergolong lemah 14,
sangat tinggi.
cukup 18, baik 16 dan baik sekali 2.
Tabel 10. Hasil Validitas Tes
Sebagaimana yang tercantum pada tabel 12
Kriteria 0,80-1,00 0,60-0,79 0,40-0,59 0,20-0,39 0,00-0,19 Jumlah
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Jumlah 0 soal 3 soal 21 soal 11 soal 15 soal 50 soal
Sumber : Data Primer, Mei 2013 1 Reliabilitas Tes Berdasarkan analisis reliabilitas soal uji coba yang dicari dengan menggunakan
dibawah ini. Tabel 12. Hasil Daya Pembeda Soal Daya Kriteria Pembeda < 0,20 Lemah 0,20-0,39 Cukup 0,40-0,69 Baik 0,70-1,00 Baik sekali Jumlah Sumber : Data Primer, Mei 2013
Jumlah 14 soal 18 soal 16 soal 2 soal 50 soal
2. Analisis Data Penelitian Untuk
anates v-4 new. Didapat nilainya adalah
dapat
kesimpulan
1. Indeks Kesukaran (P)
dengan uji Normalitas, uji Homogenitas,
uji coba yang dicari dengan menggunakan
dilakukan
suatu
0,77 berarti tergolong kriteria tinggi.
Berdasarkan analisis reliabilitas soal
dapat
menarik
pengujian
kemudian dilanjutkan dengan uji Hipotesis. 1. Uji Normalitas Kelas Sampel
anates v-4 new. Maka didapatkan dari
Data hasil tes pada kelas eksperimen
indeks kesukaran soal yang tergolong
dan kontrol diolah untuk menentukan uji
mudah ada 32, sedang 11 dan sukar 7.
Normalitas.
Kriteria yang digunakan berkisar dari 0,00-
digunakan
0,71 yang tergolong sukar dan sedang.
dikemukakan pada teknik analisis data.
Sebagaimana yang tercantum pada tabe 11
Hasil uji Normalitas tes akhir kelas sampel
dibawah ini :
diperoleh Lhitung
Tabel 11. Hasil Analisis Indeks Kesukaran
nyata
Indeks Kesukaran Soal 0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00 Jumlah
tabel 13.
Kriteria Sukar Sedang Mudah
Jumlah Soal yang didapat 6 soal 8 soal 22 soal 36 soal
Sumber : Data Primer, Mei 2013 2. Daya Beda Berdasarkan analisis reliabilitas soal uji coba yang dicari dengan menggunakan anates v-4 new. Maka didapatkan dari uji
Pada uji
uji
Normalitas
Lilieford
seperti
ini yang
dan Ltabel untuk taraf
0,05 sebagaimana tercantum pada
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Pada Kelas Sampel Kelas Ekspe rimen Kontr ol
N 3 1 3 3
0,0 5 0,0 5
L0 0,07 11 0,05 38
Lt 0,1 593 0,1 543
Keterangan Normal Normal
Sumber : Data Primer, Mei 2013 Dari
tabel
diatas
menunjukkan
bahwa data hasil belajar kedua kelas sampel 7
memiliki L0 < Ltabel. Maka data yang diuji
Dari anilisi data diperoleh Thitung =
dinyatakan berdistribusi normal.
8,40 dan Ttabel = 1,67 dimana Thitung > Ttabel.
2. Uji Homogenitas
Dengan demikian, H0 ditolak dan H1
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan
= 256,64 dan
=
, ,
Fhitung 1,41
pembelajaran
berlangsung, peneliti juga menilai sikap dan
sebagai observer. Penilaian afektif siswa kelas
Ftabel 1,84
proses
biologi siswa kelas VII yang berperan
sampel 0,0 5
saat
keterampilan sisa yang dinilai oleh guru
= 1,41
Tabel 14. Hasil uji homogenitas pada kelas
Kelas Ekspe rimen
Pada
= 181,44
sehingga diperoleh Fhitung sebagai berikut : Fhitung =
diterima.
kesimpulan Homogen
eksperimen
pada
penelitian
ini
diperoleh dari lembaran penilaian afektif selama pelaksanaan penilitian. Dari analisis
Kontr ol Sumber: Data Primer, Mei 2013
yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut.
Dari tabel diatas hasil perhitungan
Tabel
16.
Penilaian
Afektif
dan
dengan uji homogenitas didapatkan harga
Psikomotorik Siswa Pada Kelas
Fhitung kelas sampel 1,41 dan pada taraf
Sampel
nyata 0,05 didapat harga Ftabel 1,84. Dengan demikian Fhitung < dari Ttabel, berarti kelas
eksperimen
dan
kelas
control
memiliki varians yang homogen. 3. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji Normalitas dan Homogenitas, dapat disimpulkan kedua sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Jadi uji Hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Tabel 15. Hasil uji Hipotesis pada kelas sampel Kelas Thitung Ftabel Kesimpulan Eksperimen 8,40 1,67 Thitung > Ttabel Kontrol Sumber : Data Primer, Mei 2013
Kelas eksperimen Kelas kontrol Perte Nil Nilai Perte Nil Nilai psiko Psiko muan ai muan ai afe moto afe motor ke ke kti r % kti % f f % % 70 70 1 67 65 1 74 79 2 69 65 2 Juml 14 149 Juml 13 130 ah 4 ah 6 Rata- 72 75 Rata- 68 65 rata rata Sumber : Data Primer, Mei 2013 Dari tabel 16, dapat dilihat bahwa penilaian afektif dan psikomotor siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu dengan rata-rata afektif pada kelas eksperimen 72% dan 68% pada kelas control. Begitu juga dengan penilaian psikomotor pada kelas eksperimen lebih 8
tinggi dibandingkan kelas control. Hal ini
baik daripada hasil belajar konvensional
dapat dilihat dari rata-rata nilai psikomotor
yaitu dengan nilai rata-rata 71,45 pada
kelas eksperimen yaitu 75% sedangkan
kelas eksperimen dan 41,69 pada kelas
pada kelas control 65%.
kotrol. 2. Pada ranah afektif terdapat perbedaan
Pembahasan hasil
hasil belajar yaitu pada kelas eksperimen
penerapan strategi
72% dan 68% pada kelas kontrol. Begitu
pembelajaran aktif tipe true or false lebih
juga dengan penilaian psikomotor pada
tinggi yaitu dengan nilai rata-rata 71,45
kelas eksperimen 75% dan 65% pada
dibandingkan
kelas kontrol.
Berdasarkan
analisis
belajar siswa dengan
dengan
data
pembelajaran
konvensional yaitu dengan nilai rata-rata
3. Dalam
pembelajaran,
strategi
41,69. Hal ini sejalan dengan penelitian
pembelajaran aktif tipe true or false
Arlianti (2008) yang menyebutkan bahwa
dapat membangkitkan keaktifan dan
hasil belajar matematika kelas VIII SMPN
motifasi
26
pembelajaran biologi.
Padang
meningkat
setelah
siswa
dalam
proses
menggungakan strategi pembelajaran aktif
DAFTAR PUSTAKA
tipe true or false dibandingkan dengan
Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
kelas yang hanya menggunakan model pembelajaran biasa dengan perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen 81,47 dan 75,82
Arlianti,
N. 2008. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe True or False Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 26 Padang. Skripsi tidak dipublikasikan. Padang : Universitas Bung Hatta.
Sugiyono.
2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sudjana,
N. 2005. Metode Bandung: Tarsito.
Thoha,
C. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
kelas kontrol. Berdasarkan
penjelasan
penulis
diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe true or false lebih baik hasil belajarnya dibandingkan dari hasil
belajar
dengan
pembelajaran
konvensional siswa kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang. Kesimpulan 1. Hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe true or
statiska.
false dengan pemberian tugas peta konsep menunjukkan hasil yang lebih 9
Sukiman. 2012. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani. Zaini, H. 2008. Strategi Pembelajaran Yogyakarta: CTSD.
10