PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUAL (TAI) DI KELAS IV SDN 26 PULAKEK KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN Usdekrim1, Fazri Zuzano1, Nurharmi1 1 Program Studi Pendidikan Guru Kelas FKIP Universitas Pendidikan Bung Hatta Email :
[email protected]
Abstract The background of this research is the process of teaching and learning which did not run well based on the expected. The researcher only used lecture method in learning process, and did not give the chance to the students to work together among them.The purpose of this research is to investigate the students’ achievement in mathematics at class IV of SDN 26 Pulakek by using cooperative learning model Team Assisted Individual (TAI) type. This research was Classroom Action Research. This research was located on SDN 26 Pulakek, the subject of the research was the students of class IV which were 20 students. This research was done by 2 cycles. The finding of this research shows that the use of cooperative model TAI type can improve students’achivement in mathematics. The improvement can be seen by the mean score of the students’ achievement in cycle I was 64. In cycle II the mean score was 69. But the percentage of the minimal students’ score in cycle I was 50%. In cycle II was 70%.Based on the finding, it can be concluded that cooperative TAI type can improve the students’ achievement in mathematics at class IV of SDN 26 Pulakek, and also it can be used as an altenative teaching method in improving the students’ achievement. hematics Key words : Cooperative Model TAI type type,, Mat Mathematics hematics,, Achievement. Pendahuluan konsep dasar matematika demi kesiapan Matematika merupakan disiplin ilmu dengan objek kajian yang sangat luas dan memiliki hubungan dengan disiplin ilmu lain
siswa menghadapi kemajuan ilmu dan teknologi di masa depan. Terciptanya
pembelajaran
yang
seperti ilmu kimia, ilmu fisika dan ilmu
berkualitas di Sekolah Dasar (SD), guru
komunikasi yang dapat bermanfaat untuk
memiliki kontribusi yang sangat besar agar
pengembangan keilmuan terutama di bidang
proses
sains
bermakna sehingga matematika tidak lagi
dan
matematika
teknologi. akan
Oleh terus
sebab
itu
mengalami
pembelajaran
dipandang
matematika
sebagai
pelajaran
yang
guru
yang
perkembangan seiring dengan pengetahuan
menakutkan.
dan kebutuhan manusia serta laju perubahan
professional
zaman.
peran
memiliki karakteristik yaitu: (1) menguasai
matematika, siswa perlu dibekali dengan
kurikulum, (2) menguasai semua materi
Mengingat
pentingnya
Seorang
lebih
menurut
Usman
(2008:6)
1
pelajaran, (3) terampil menggunakan multi
menyelesaikan soal tepat waktu. Selama ini
metode
media
peneliti cenderung menggunakan metode
pembelajaran, (4) memiliki komitmen yang
ceramah yang bersifat satu arah, sehingga
tinggi terhadap tugasnya, dan (5) memiliki
dengan adanya guru hanya menggunakan
kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya.
metode ini maka akan menjadikan suasana
dan
penggunaan
Sikap profesional yang dimiliki oleh guru tersebut diharapkan pembelajaran
dilakukan
Akibatnya siswa
cepat bosan dan kurang tertarik untuk
lebih
mengikuti pembelajaran matematika.Guru
bermakna. Sehingga akan timbul keinginan
juga tidak menggunakan media pembelajaran
siswa untuk mengembangkan potensi yang
yang dapat menarik perhatian siswa. Guru
ada pada diri siswa melalui aktivitas-
cendrung
aktivitas
memahami materi yang diajarkan. Kemudian
yang
yang
dapat merubah
belajar yang monoton,
positif
sehingga
tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
menganggap
siswa
sudah
guru selalu memberikan PR yang berlebihan
Berdasarkan hasil observasi penulis di
kepada siswa.
lapangan terlihat bahwa selama mengajar
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian
dikelas
Siswa Semester II Tahun Pelajaran
IV
SD
Negeri
26
Pulakek
Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok
2012/2013
Selatan
No.
siswa
sulit
memahami
konsep
Kelas
matematika, terutama materi bangun ruang. Ketika
guru
memberikan
sioal
penulis
tertarik
Nilai
Siswa
Rata- Ketuntasan
yang
berkaitan dengan ruang, siswa tidak bisa Sehingga
Jumlah
Persentase
KKM
Rata 1. IV
20
58,25
25%
6,5
untuk
keunggulan pembelajaran kooperatif dan
memakai Model Pembelajaran Kooperatif
pembelajaran individu yang dirancang untuk
yang peneliti pilih adalah Team Asisted
mengatasi kesulitan belajar siswa secara
Individualization (TAI).TAI lebih sesuai
individual.
untuk menunjang semangat siswa dalam
Menurut para ahli tentang tipe Team
mengikuti pelajaran matematika di tingkat
Assisted
SD IV SD Negeri 26 Pulakek Kecamatan
(dalam Asma, 2008: 55) mengemukakan
Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan.
langkah-langkah
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Asma (2008: 55) yaitu “TAI dirancang khusus untuk mengajarkan matematika pada
individualization
(TAI)
Slavin
pembelajaran
kooperatiftipe TAI, yaitu: a) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari
materi
kelas IV-VI SD”. TAI mengkombinasikan
2
pembelajaran secara individual yang
menunjukan
sudah dipersiapkan oleh guru.
Sebelumnya,
b) Guru
memberikan
kita
guru
dan
siswa.
menggunakan
istilah
kuis
secara
proses belajar mengajar dan Pengajaran”.
siswa
untuk
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan
mendapatkan skor dasar atau skor
dari kata instruction”. Kondisi saat ini telah
awal.Guru
banyak orang memilih istilah Pembelajaran
individual
kepada
membentuk
beberapa
kelompok.
kelompok
terdiri
Setiap
dari
4–5
karena mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh
langsung
terhadap
proses
siswa dengan kemampuan yang ber
belajar, sedangkan Pengjaran hanya pada
beda-beda baik tingkat kemampuan
konteks tatap muka guru-siswa di dalam
(tinggi, sedang dan rendah) Jika
kelas.
mungkin anggota kelompok berasal
Belajar menurut Slameto (dalam
dari ras, budaya, suku yang berbeda
Djamarah, 1994:22) adalah “Suatu proses
serta kesetaraan jender.
usaha
c) Hasil
belajar
siswa
yang
dilakukan
individu
untuk
secara
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
dalam
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
kelompok. Dalam diskusi kelompok,
pengalaman individu itu sendiri dalam
setiap anggota kelompok
interaksi dengan lingkungannya”.
individual
didiskusikan
memeriksa
jawaban
saling
teman
satu
kelompok.
Model
pembelajaran
kooperatif
mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
d) Guru memfasilitasi siswa dalam m embuat
rangkum-
mengarahkan,
dan
an,
Setiap siswa yang ada di dalam kelompok mempunyai
tingkat
kemampuan
yang
memberikan
berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah)
penegasan pada materi pembelajaran
dan juga memungkinkan anggota kelompok
yang telah dipelajari.
berasal dari ras, budaya, suku, budaya suku
e) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
elompok
yang
berbeda
serta
kesetaraan gender. Model
f) Guru memberi penghargaan pada k
pembelajaran
kooperatif merupakan pemberdayaan teman sejawat, meningkatkan interaksi antarsiswa,
belajar
serta hubungan yang saling menguntungkan
individual dari skor dasar ke skor
antarsiswa. Siswa dalam kelompok akan
kuis berikutnya (terkini).
belajar mendengar ide atau gagasan orang
Istilah baru
berdasar- kan
memperhatikan
perolehan
nilai
istilah
kegiatan
peningkatan
hasil
Pembelajaran yang
merupakan
digunakan
untuk
lain, berdiskusi setuju atau tidak setuju, menawarkan, atau menerima kritikan yang 3
membangun,
dan
siswa
merasa
tidak
menghitung
skor
kelompok.
Skor
ini
terbebani ketika ternyata pekerjaannya salah.
didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang
Untuk meningkatkan hasil belajar
tercakup oleh anggota kelompok dan akurasi
Matematika
siswa
menggunakan
peneliti
metode
mencoba
pembelajaran
dari tes-tes unit. Kriteria ditetapkan untuk penampilan (hasil) kelompok.
(f)
Kooperatif Tipe TAI. Menurut para ahli
mengajar kelompok. Pada saat memulai
tentang tipe Team Assisted individualization
materi baru, guru mengajar materi pokok
(TAI) Slavin (dalam Asma, 2008: 55)
selama 10 atau 15 menit secara tradisional
mengemukakan
kepada siswa. Tujuannya adalah untuk
komponen
pembelajaran
kooperatif tipe TAI, yaitu: (a)
membagi
kelompok.
Siswa
ditempatkan
memperkenalkan
siswa dalam
dalam
ke
dalam
model
TAI
kelompok-kelompok
siswa.
Guru
konsep
utama
menggunakan
kepada
manipulasi,
diagram dan demontrasi. Pelajaran dirancang untuk
membantu
siswa
memahami
heterogen terdiri dari 4 sampai 5 orang, (b)
hubungan antara materi yang diajarkan
test penempatan (Placement test ). Pada
dengan masalah kehidupan nyata, (g) test
awal
fakta, dan (h) unit keseluruhan
program
pembelajaran
diberikan
pretest dimaksudkan untuk menempatkan
Model
pembelajaran
yang
kooperatif Team Assisted Individualization
didasarkan pada hasil tes siswa, (c) materi
(TAI) memiliki delapan komponen sebagai
pelajaran.
berikut.
siswa
pada
program
individual
Siswa
menyelesaikan
(mempelajari) materi pelajaran yang telah
1. Teams, yaitu pembentukan kelompok
disusun sesuai dengan kurikulum, misalnya
heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5
untuk mata pelajaran matematika mengenai
peserta didik,
perkalian,
2. Placement Test, yaitu pemberian pre-tes
pembagian, pecahan, decimal, rasio persen
kepada peserta didik atau melihat rata-rata
statistic dan aljabar, (d) belajar kelompok
nilai harian
(study teams). Setelah ujian penempatan,
mengetahui kelemahan peserta didik pada
guru
bidang tertentu,
penjumlahan,
pengurangan,
mengajarkan
materi
pertama.
Kemudian siswa mulai mempelajari unit
peserta didik agar guru
3. Student Creative, melaksanakan tugas
materi pelajaran yang telah ditentukan secara
dalam
individual. Siswa mengerjakan unit- unit
menciptakan situasi dimana keberhasilan
materi tersebut dalam kelompok masing-
individu ditentukan atau dipengaruhi oleh
masing,
keberhasilan kelompoknya,
kelompok.
(e)
skor Di
dan
akhir
penghargaan minggu,
suatu
kelompok
dengan
guru 4
4. Team Study, yaitu tahapan tindakan
proses
belajar
baik
di
bidang
belajar yang yang harus dilaksanakan oleh
pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
kelompok dan guru memberikan bantuan
Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur
secara individual kepada peserta didik
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
yang membutuhkan.
Hasil belajar itu bukan hanya berupa
5. Team Scores and Team Recognition, yaitu
peningkatan intelektual siswa saja tetapi juga
pemberian skor terhadap hasil kerja
mencakup tingkah laku, pembelajaran juga
kelompok
kriteria
dapat dikatakan berhasil apabila siswa atau
penghargaan terhadap kelompok yang
peserta didiknya memperlihatkan adanya
berhasil secara cemerlang dan kelompok
perubahan-perubahan tingkah laku yang
yang dipandang kurang berhasil dalam
ditampilkan.
menyelesaikan tugas,
Metode Penelitian
dan
memberikan
6. Teaching Group, yakni pemberian materi secara
singkat
dari
guru
menjelang
pemberian tugas kelompok,
Tempat penelitian ini dilakukan di Kelas IV SD Negeri 26 Pulakek Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan
7. Fact Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil
dilakukan pada semester II tahun pelajaran
berdasarkan fakta yang diperoleh peserta
2012/2013 yang
didik,
Februari s/d Maret 2013. Penetuan waktu
8. Whole-Class
Units,
yaitu
pemberian
penelitian
dilakukan
mengacu
pada bulan
kepada
kalender
materi oleh guru kembali diakhir waktu
akademik Sekolah, karena PTK memerlukan
pembelajaran dengan strategi pemecahan
beberapa siklus.
masalah. Hasil
Subjek penelitian yaitu siswa Kelas belajar
adalah
hasil
yang
IV SD Negeri 26 Pulakek Kecamatan Sungai
diperoleh siswa atau dicapai siswa dari
Pagu
kegiatan
(2004:5)
berjumlah 20 orang, terdiri dari 12 orang
menyatakan bahwa : ”Hasil belajar adalah
laki-laki dan 8 orang perempuan. Pihak yang
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
terlibat
menerima pengalaman belajarnya”.
matematika yang mengajar di kelas IVSD
belajar.
Sudjana
Kabupaten
yaitu
Solok
peneliti
Selatanyang
sebagai
guru
Djamarah (1991:19) mengemukakan
Negeri 26 Pulakek Kecamatan Sungai Pagu
“Hasil Belajar adalah hasil dari sesuatu yang
Kabupaten Solok Selatan ditambah satu
dikerjakan, diciptakan baik secara individu
orang guru matematika lain sebagai observer
maupun kelompok”. Secara Umum dapat
yang membantu mengamati aktivitas siswa
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
dan guru kemudian mencatatnya melalui
yang diperoleh siswa setelah ia mengalami
lembaran observasi. 5
Pendekatan yang digunakan dalam
2. Kompetensi Dasar (KD)
penelitian ini adalah pendekatan penelitian
3. Indikator
tindakan
partisipasi
4. Tujuan Pembelajaran
terlibat
langsung
ini.Penelitian
ini
karena
guru
kelas
dalam
penelitian
termasuk
Penelitian
5. Materi
sifat-sifat
bangun
ruang
sederhana
Tindakan Kelas (PTK) karena penelitian ini
6. Model dan Metode pembelajaran
bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa
7. Langkah-langkah pembelajaran
pada sifat-sifat bangun ruang sederhana.
8. Alat dan Sumber,
Adapun yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian
pembelajaran
ini
adalah
9. Penilaian. 2. Pelaksanaan (action)
proses
Matematika
yang
Tahap awal meliputi: (1) siswa
menggunakan penerapan model kooperatif
membaca doa bersama, (2) guru mengambil
tipe
TAI
dan
variabel
terikat
dalam
absen siswa, (3) guru memberikan placement
penelitian
ini
adalah
hasil
belajar
test (tes penempatan) kepada siswa, (4)
Matematika siswa yang diperoleh melalui tes
siswa
setelah
penempatan
diberikan
instrumen
perlakuan.
penelitian
adalah
Adapun lembaran
obsrvasi guru dan tes.
soal
evaluasi guru
(5)
setelah
menerangkan
ujian materi
tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana, (6) guru membagi siswa ke dalam 5
Jenis data yang digunakan dalam
berkelompok,
(7) guru menyampaikan
penelitian ini adalah duata primer yaitu data
tujuan pelajaran. (8) guru menginformasikan
yang diperoleh dari hasil belajar siswa
model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
setelahj diberi perlakuan dalam beberapa
Kegiatan inti meliputi: (1) guru
siklus.Sumber data dalam penelitian ini
menerangkan materi pokok selama
10-15
adalah siswa Kelas IV SD Negeri 26 Pulakek
menit
ruang
Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok
sederhana, guru menyuruh siswa duduk
Selatanyang berjumlah 20 orang.
berkelompok,(2) guru membagikan LKS, (3)
Adapun tahap dalam penelitian ini adalah
siswa
sebagai berikut:
mendiskusikan soal-soal yang ada dalam
1. Perencanaan (planning)
antara lain, yaitu: mempersiapkan Rencana Pembelajaran
meliputi 1. Standar Kompetensi (SK)
bekerja
dalam
bangun
kelompok
untuk
LKS, (4) guru memberikan bimbingan
Adapun persiapan yang dilakukan
Pelaksanaan
tentang sifat-sifat
yang (RPP)yang
kepada siswa selama diskusi berlangsung, dan
(5)
siswa
mempresentasikan
hasil
diskusi kelompoknya. Kegiatan akhir meliputi: (1) siswa bersama
guru
menyimpulkan
materi 6
pembelajaran, (2) guru memberikan tes kecil
Refleksi
merupakan
serangkaian
selama 3 menit tentang materi yang telah
kegiatan yang meliputi kegiatan analisis,
dipelajari, (3) guru memberi skor dan
sintesis,
penghargaan, dan (4) guru memberikan
akhirnya menyimpulkan pembelajaran.Hasil
keterampilan tentang materi.
refleksi
3. Observasi (observation)
memaknai,
menerangkan
dimanfaatkan
untuk
dan
tindakan
perbaikan berikutnya.Berdasarkan temuan-
Observasi yaitu merupakan proses
temuan tersebut dilakukan perenungan, hasil
pengamatan dalam setiap kegiatan atau
perenungan
aktivitas
selama
direkomendasikan untuk perbaikan pada
pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh
pembelajaran dan pengambilan keputusan
peneliti
oleh
untuk tindakan selanjutnya.
pada
Hasil dan Pembahasan
guru
dan
siswa
dengan
observer.Adapun
dibantu aktivitas-guru
digunakan
atau
pendahuluan adalah (1) mengkondisikan
Hasil observasi dari kegiatan pembelajaran
kelas untuk siap menerima pelajaran, (2)
dalam 2 siklus dengan metode kooperatif
memberikan
tipe TAI merupakan hasil yang didapat dari
apersepsi,
motivasi, (4)
pembelajaran,
(3)
melakukan
menyampaikan dan
(5)
tujuan
penelitian Tindakan Kelas. Adapun hasil dari
menyampaikan
observasi guru selama pembelajaran adalah
kompetensi yang dikuasai siswa. Selanjutnya
sebagai berikut:
pada tahap inti aktivitas guru adalah (1)
Tabel 2 : Hasil Pengamatan Kegiatan Guru melalui Model Kooperatif TAI Siklus 1 dan 2 Siklus 1 Siklus II No Ha No Aspek Guru Aspek Guru sil 1 Pertemuan I 52 1 Pertemuan I 2 Petemuan II 59 2 Petemuan II 3 Jumlah 11 3 Jumlah 1 4 Rata-rata 55, 4 Rata-rata 5 5 Persentase 55, 5 Persentase 5% Sumber : Data Primer diolah, 2013
penguasaan terhadap materi pelajaran, (2) penyampaian materi secara sistematis sesuai dengan indikator, (3) melibatkan siswa dengan pembelajaran, (4) menggunakan media yang berkaitan dengan materi, merespon
dan
cepat
tanggap
(5)
terhadap
kejadian yang terjadi dalam kelas, (6) memberikan penghargaan pada kelompok yang berprestasi, (7) memberikan bimbingan pada diskusi kelompok. Tahap penutup aktivitas guru yang diamati adalah (1) menyimpulkan memberikan
pembelajaran, evaluasi,
(3)
waktu
(2) yang
tersedia sesuai dengan pelaksanaan. 4. Refleksi 7
Ha sil 68 77 14 5 72, 5 72, 5%
Berdasarkan
hasil
observasi
hasil belajar siklus II yang dilaksanakan 3
pengamat terhadap aspek guru pada siklus I
pertemuan yaitu 70% dengan rata-rata 6,9.
pertemuan adalah 52% dan pertemuan II
Oleh sebab itu penelitian akan dihentikan
mencapai 59%, dengan rata-rata 55,5%.
pada siklus II.
Sedangkan pada siklus II pertemuan I hasil
Maka disimpulkan bahwa tindakan siklus
obeservasi adalah 68% dan pada pertemuan
I belum sukses dilaksanakan disebabkan
II mencapai 77%, dengan rata-rata 72,5%.
antara lain:
Hasil evaluasi yang dilaksanakan
a. Perumusan tujuan pembelajaran belum
pada pertemuan III, diperoleh data nilai
sistematis, dan belum mengandung unsur
belajar siswa, yang dijadikan acuan bagi
ABCD,
guru pada siklus ini adalah nilai tes siswa,
perkembangan siswa kelas IV SD
serta
belum
sesuai
dengan
adapun data nilai hasil belajar siswa pada
b. Pada tahap identifikasi permasalahan,
siklus I dan II ini dapat dicermati pada tabel
guru belum maksimal membimbing siswa
berikut:
mengidentifikasi
permasalahan
Tabel 3 : Hasil Tes Siklus I dan II Matematika Kelas IV Siklus I Siklus II URAIAN NIL URAIAN AI Jumlah siswa 20 Jumlah siswa yang ikut tes yang ikut tes Jumlah siswa 10 Jumlah siswa yang tuntas yang tuntas Jumlah siswa 10 Jumlah siswa yang belum yang belum tuntas tuntas Rata-rata 6,4 Rata-rata nilai siswa nilai siswa Persentese 50% Persentese ketuntasan Ketuntasan Persentase 50% Persentase tidak tuntas tidak tuntas Sumber : Data Primer diolah, 2013
mengarahkan
siswa
dan dalam
mengidentifikasi maslah sesuai langkahNIL AI 20
langkah model kooperatif TAI, sehingga saat proses pembelajaran berlangsung tidak semua siswa dapat melakukan tugas
14 6
yang diberikan dengan baik. c. Pada tahap penyajian masalah, hanya ada dua
6,9 70% 30%
kelompok
yang
mampu
menyelesaikan. Guru belum menjelaskan tugas kepada siswa dengan jelas. Begitu juga saat guru meminta siswa untuk menanyakan hal yang belum diketahui, hanya ada satu orang siswa yang bertanya.
siswa
Guru belum optimal memotivasi siswa
mendapatkan rerata adalah sebanyak 6,4
memahami permaslahan yang sebenarnya.
Pada
dengan
siklus
I,
presentase
hasil
belajar
ketuntasan
50%.
d. Pada tahap guru meminta kelompok
Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II
membuat
perencanaan
pemecahan
sudah mencapai nilai di atas KKM yaitu 65,
masalah , yang berkaitan dengan materi
dan dapat dilihat dari persentase ketuntasan
sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok, guru belum optimal mengarahkan siswa 8
untuk
berfikir
secara
logis
untuk
a. Pengembangan
memecahkan masalah.
yang
e. Guru belum memotivasi siswa unttuk saling bisa bekerjasama membahas soal
materi
disesuaikan
pembelajaran
dengan
tujuan
dalam
proses
pembelajaran b. Penggunaan
media
yang belum bisa terjawab oleh anggota
pembelajaran lebih menarik, bewarna
kelompok pada kuis sehingga pada saat
dan dapat meningkatkan motivasi siswa
diadakan kuis berikutnya, siswa belum mampu
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan guru sesuai dengan tugas yang diberikan.
c.
Pengembangan butir soal evaluasi tes akhir lebih disesuaikan dengan materi dan perkembangan siswa.
d. Perumusan tujuan pembelajaran sudah
f. Guru belum optimal membimbing siswa
sistematis, dan sudah mengandung unsur
melakukan penilaian terhadap hasil kuis
ABCD, serta sudah
sesama anggota, sehingga banyak terjadi
perkembangan siswa kelas IV SD, tetapi
kesalahan dalam penilaian.
perlu
g. Pada
tahap
menyimpulkan
materi
pembelajaran sekaligus memberikan tugas kepada
siswa,
guru
belum
optimal
kejelelasan
guru
sudah
maksimal
pembelajaran.
dan
belum
tujuan
e. Pada tahap identifikasi permasalahan,
siswa mengidentifikasi
juga
setiap
pembelajaran.
melibatkan siswa dalam menyimpulkan Guru
sesuai dengan
mengarahkan
membimbing permasalahan siswa
dalam
memperbaiki kesimpulan siswa, dan guru
mengidentifikasi maslah sesuai langkah-
juga belum menjelaskan langkah-langkah
langkah model kooperatif TAI, sehingga
dalam menyelesaikan soal evaluasi.
saat proses pembelajaran berlangsung
h. Hasil aktivitas guru mencapai rata-rata 5,83 dengan persentase 5,83%. Hasil belajar
siswa
belum
sudah semua siswa dapat melakukan tugas yang diberikan dengan baik.
menampakan
f. Pada tahap penyajian masalah, sudah
peningkatan yang lebih baik. Dapat dilihat
semua kelompok mampu menyelesaikan
dari rata-rata hasil belajar siklus I yang
tugas
dilaksanakan 3 pertemuan adalah , 6,4
memperoleh ketuntasan.
dengan persentase ketuntasan 50% .
menjelaskan tugas kepada siswa dengan
dengan
baik
,
dan
sudah
Guru sudah
Rancangan pembelajaran matematika di
jelas. Begitu juga saat guru meminta
kelas IV SD pada siklus II ini sama dengan
siswa untuk menanyakan hal yang
rancangan
belum diketahui, sudah hampir sema
pembelajaran pada siklus I.
Bedanya terletak pada:
siswa mau
mengajukan
pertanyaan.
Guru sudah optimal memotivasi siswa 9
memahami
permasalahan
yang
sebenarnya.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan
g. Pada tahap guru meminta kelompok membuat
Kesimpulan
perencanaan
pemecahan
maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Perencanaan pembelajaran matematika
masalah , yang berkaitan dengan materi
dengan
jarring bangun ruang kubus dan jaring
pembelajaran kooperatif TAI disusun
bangun ruang balok, guru sudah optimal
dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
mengarahkan siswa untuk berfikir secara
Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan
logis dan dapat memecahkan masalah.
dengan
h. Guru sudah memotivasi siswa unttuk
menggunakan
model
kurikulum.
Rancangan
pembelajaran ini disusun berdasarkan
saling bisa bekerjasama membahas soal
tahap-tahap
yang belum bisa terjawab oleh anggota
pembelajaran kooperatif TAI dalam
kelompok pada kuis sehingga pada saat
pembelajaran matematika yang terdiri
diadakan kuis berikutnya, siswa sudah
dari tiga tahapan, yaitu: a) Kegiatan
mampu
Awal, b) kegiatan Inti dan c) Kegiatan
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan guru sesuai dengan tugas yang diberikan yaitu tentang menemukan
penggunaan
model
Akhir. 2.
Pelaksanaan
proses
pembelajaran
jaring bangun ruang kubus dan balok.
matematika dengan menggunakan model
i. Guru sudah optimal membimbing siswa
pembelajaran kooperatif TAI dilakukan
melakukan penilaian terhadap hasil kuis
sesuai
sesama anggota, sehingga kesalahan
pembelajaran
dalam penilaian sangat sedikit sekali,
Pelaksanaan pembelajaran matematika
hanya satu orang siswa yang tidak
dengan
mamahami dalam penilaian.
pembelajaran
j. Pada
tahap
pembelajaran
menyimpulkan sekaligus
materi
dengan
langkah-langkah
yang
telah
dirancang.
menggunakan kooperatif
model TAI
dapat
dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu ,
memberikan
(1)
identifikasi
permasalahan,
(2)
tugas kepada siswa, guru sudah optimal
representasi
permasalahan,
(3)
melibatkan siswa dalam menyimpulkan
perencanaan
pemecahan,
(4)
pembelajaran.
menerapkan pemecahan, (5) menilai
Guru
juga
sudah
memperbaiki kesimpulan siswa, dan
perencanaan,
guru juga sudah menjelaskan langkah-
pemecahan.
langkah evaluasi.
dalam
menyelesaikan
soal
3.
Penilaian
(6)
dalam
menilai
hasil
pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TAI, harus 10
disesuaikan dengan materi pembelajaran
4.
5.
Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu,
untuk menunjukkan hasil belajar siswa
hasil
secara objektif. Untuk mengetahui hasil
pembelajaran
belajar siswa secara objektif, guru harus
mencapai ketuntasan karena dari 20
merancang instrumen penilaian sesuai
siswa, sudah ada 16 orang siswa yang
dengan materi pembelajaran. Penilaian
tuntas
dalam pembelajaran ini secara umum
70%. Siswa yang tidak tuntas ada 6
bertujuan untuk memberikan umpan
orang,
balik baik kepada guru, siswa, orangtua
tuntasannya 30%. Rata-rata hasil belajar
maupun lembaga pendidikan yang beta
siswa secara klasikal adalah mencapai
untuk menentukan nilai hasil belajar
6,9 Hasil pengamatan terhadap aktivitas
siswa.
guru
Hasil penelitian menunjukkan adanya
mencapai
peningkatan hasil belajar siswa dalam
mencapai 8,33% dengan rata-rata 7,70
pembelajaran
matematika
dengan presentase mencapai 7,70%
menggunakan
model
dengan
pembelajaran
kooperatif TAI di kelas IV SDN 26
belajar tes akhir
pada mata
matematika
sudah
dengan presentase ketuntasan
dengan
pada
presentase
siklus 7,08%.
II
ketidak
pertemuan Pertemuan
I II
Saran Setelah
memahami
hasil
penelitian,
Pulakek Kecamatan sungai Pagu Solok
pembahasan dan kesimpulan di atas, maka
Selatan.
dapat disarankan hal-hal berikut ini:
Berdasarkan
analisis
data
pengamatan hasil penelitian siklus I,
1. Model pembelajaran kooperatif TAI dapat
keberhasilan tindakan siklus I untuk
dipertimbangkan oleh guru terutama di
hasil
tingkat SD untuk menjadi pembelajaran
belajar tes akhir
pembelajaran
pada mata
matematika
belum
alternatif dan referensi dalam memilih
mencapai ketuntasan karena dari 20
metode pembelajaran yang disesuaikan
siswa, ada 10 orang siswa yang tuntas
dengan
dengan
meningkatkan hasil belajar siswa.
presentase
ketuntasan
50%.
Siswa yang tidak tuntas ada 10 orang,
materi
pembelajaran
guna
2. Untuk menerapkan penggunaan model
dengan presentase ketidak tuntasannya
pembelajaran
50%. Rata-rata hasil belajar siswa secara
pembelajaran, sebaiknya guru terlebih
klasikal adalah 6,4. Hasil pengamatan
dahulu memahami tahap-tahap proses
terhadap aktivitas guru pada siklus I
pembelajaran, yaitu (a) Tahap kegiatan
pertemuan
awal, (b) tahap kegiatan inti,
I
mencapai
5,41%.
Pertemuan II mencapai 6,25% dengan
kooperatif
TAI
dalam
dan (3)
tahap kegiatan akhir.
rata-rata mencapai5,83 % 11
3. Sekolah
Dasar
hendaknya
dapat
melengkapi sarana dan prasarananya yang terutama media pembelajaran, karena dengan adanya media tersebut,
dapat
pembelajaran
meningkatkan
proses
pembelajaran, motivasi dan hasil belajar siswa. 4. Dinas Pendidikan Solok Selatan serta pihak terkait hendaknya memperhatikan serta mendukung semua program guru demi meningkatnya mutu pendidikan di kabupaten Solok Selatan ini. Daftar Pustaka Djamarah, Bahri, Syaiful dan Aswan, Zain. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinneka Cipta. Djamarah, Bakti, Syaiful. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Nur Asma (2008). Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press. Usman, Unser Moh. (2008). Menjadi Guru Propesional. Jakarta: Remaja Rosdakarya
12