LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI DESEMBER 2014
Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Desember 2014 – hal 1
Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tugas utamanya adalah melaksanakan pengelolaan pinjaman dan hibah Pemerintah Republik Indonesia.
1. 2. 3. 4.
Pengelolaan pinjaman dan hibah dimaksud antara lain meliputi: Penandatanganan perjanjian pinjaman dan hibah; Amandemen atas perjanjian pinjaman dan hibah; Penutupan masa laku penarikan pinjaman dan hibah; Pelaksanaan Debt Swap.
Laporan ini merupakan laporan pengelolaan pinjaman dan hibah yang dilaksanakan Direktorat Pinjaman dan Hibah selama bulan Desember 2014.
Klasifikasi Pinjaman dan Hibah Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah dan PP No. 10 tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pinjaman dapat berupa: 1. Pinjaman Dalam Negeri Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dapat bersumber dari BUMN, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan Daerah. 2. Pinjaman Luar Negeri 1. 2. 3.
4.
Pinjaman Luar Negeri dapat bersumber dari: Kreditor Multilateral, yaitu lembaga keuangan internasional yang beranggotakan beberapa negara yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah. Kreditor Bilateral, yaitu pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah. Kreditor Swasta Asing (KSA), yaitu lembaga keuangan asing, lembaga keuangan nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE). LPKE, yaitu lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi, pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan untuk membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Desember 2014 – hal 1
PP No.10 tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut: 1.
2.
Hibah Dalam Negeri, yaitu yang berasal dari lembaga keuangan dalam negeri, lembaga non keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan. Hibah Luar Negeri, yaitu yang berasal dari negara asing (bilateral), lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan perorangan.
Kilas Kinerja Selama bulan Desember 2014 telah dilaksanakan penandatanganan lima perjanjian pinjaman senilai Eqv.USD668,90 juta. Pinjaman tersebut terdiri dari tiga pinjaman bilateral yaitu yang berasal dari The Export-Import Bank of China (CEXIM) dan Erste Bank Austria, satu pinjaman KSA/LPKE dari Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) Jerman, serta satu PDN yang berasal dari Bank BRI. Pinjaman CEXIM terdiri dari dua perjanjian senilai USD613.99 juta, sementara pinjaman Erstre Bank Austria dan KfW Jerman masing-masing terdiri dari satu perjanjian yang bernilai EUR11,52 juta dan EUR16,30 juta. Selanjutnya, PDN dari Bank BRI bernilai IDR278,11 miliar (Equiv.USD21.86 juta)*).
Pinjaman Bilateral
Pinjaman KSA/LPKE
PDN
94%
3%
3%
Nilai Pinjaman Baru Berdasarkan Jenisnya
*) Kurs Bloomberg per tanggal 7 Januari 2015 (USD1 = IDR12.720, EUR1 = USD1,1875)
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Desember 2014 – hal 2
Amandemen perjanjian pinjaman yang disetujui pada bulan Desember 2014 terdiri dari satu pinjaman multilateral dari Asian Development Bank (ADB) terkait realokasi, satu pinjaman bilateral dari JICA terkait realokasi, serta dua pinjaman KSA/LPKE yaitu dari Bank BNI Singapore berupa perpanjangan availability period dan Deutsche Bank London terkait perpanjangan masa pemenuhan Condition Precedent (CP). Selain itu, dilakukan pula amandemen terhadap perjanjian hibah yang terdiri dari tiga hibah bilateral dari KfW berupa perpanjangan availability period serta tiga hibah multilateral dari World Bank berupa perpanjangan availability period dan realokasi.
1 3
Perpanjangan availability period Realokasi
7
Perpanjangan masa pemenuhan CP
Jumlah Amandemen Berdasarkan Jenisnya *)
Pada bulan Desember 2014 telah dilaksanakan penutupan masa laku untuk satu pinjaman multilateral dari World Bank, dua pinjaman bilateral yaitu dari JICA dan EDCF Korea, serta satu hibah multilateral dari World Bank. Pengelolaan debt swap pada bulan Desember 2014 dilakukan berupa amandemen terhadap satu perjanjian debt swap dari US Department of the Treasury.
Pengelolaan Pinjaman dan Hibah 1.
Penandatanganan Perjanjian Pinjaman Penandatanganan perjanjian pinjaman pada bulan Desember 2014 dilakukan untuk empat pinjaman bilateral dan satu PDN. Dua perjanjian pinjaman bilateral berasal dari The Export-Import Bank of China (CEXIM) untuk Preferential Buyer Credit Loan Agreement dalam Pembiayaan Proyek Takalar Steam Power Plant (2x100MW) senilai USD240,98 juta dan Preferential Buyer Credit Loan Agreement dalam Pembiayaan Proyek Pangkalan Susu Coal Fired Steam Power Plant (2x200MW) senilai USD373 juta. Kedua perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 22 Desember 2014 dengan Executing Agency adalah PT PLN (Persero).
*) Amandemen terdiri dari 11 amandemen untuk 10 perjanjian karena ada 1 perjanjian yang mengalami 2 jenis amandemen.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Desember 2014 – hal 3
Pinjaman bilateral berikutnya berasal dari Pemerintah Austria untuk kegiatan Procurement of Medical for Army Hospital (Upgrading Dr.Gatot Subroto Hospital) senilai EUR11,52 juta. Kegiatan dimaksud bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan melalui pengadaan peralatan ruang bedah di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta yang merupakan RS rujukan bagi pejabat negara RI maupun tamu negara (VVIP) agar dapat mencapai standar internasional. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 17 Desember 2014 dengan Executing Agency adalah Kementerian Pertahanan. Selain itu, terdapat pinjaman KSA/LPKE yang berasal dari KfW untuk pembiayaan proyek Scattered Transmission and Substation, Package 3 senilai EUR16,3 juta. Proyek ini bertujuan untuk membangun interkoneksi ke terminal GIS untuk (1) Kebon Sirih-Gambir Lama, (2) New Senayan Incomer and (3) Semanggi Barat-Semanggi Timur. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 5 Desember 2014 dengan PT PLN (Persero) sebagai Executing Agency. Sementara itu, pinjaman PDN berasal dari BRI untuk Perjanjian Induk PDN Tahun Anggaran 2014 Tahap II senilai IDR278.11 miliar. Perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 31 Desember 2014 dengan Executing Agency Kementerian Pertahanan ini merupakan Perjanjian Payung yang menjadi komitmen BRI untuk membiayai Alutsista Kementerian Pertahanan.
2.
Penandatanganan Perjanjian Hibah Penandatanganan perjanjian hibah yang diadministrasikan pada bulan Desember 2014 dilakukan untuk dua hibah bilateral yang berasal dari KfW. Hibah KfW yang pertama adalah Pre-Feasibility Study in Urban Transport in Denpasar senilai EUR230 ribu. Tujuan kegiatan hibah dimaksud adalah untuk mengetahui langkah kongkrit yang diperlukan dalam meningkatkan penggunaan trans SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) sekaligus mengintegrasikan dengan angkutan pelajar sehingga dapat meningkatkan load factor ke tingkat keekonomian dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Perjanjian hibah ini ditandatangani pada tanggal 25 November 2014 dengan Direktorat Transportasi, Bappenas sebagai Executing Agency.
Sumber: www.dishubkominfo.banglikab.go.id
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Desember 2014 – hal 4
Hibah KfW selanjutnya adalah Biodiversity Conservation and Climate Protection in the Gunung Leuser Ecosystem senilai EUR3,7 juta. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mendukung pengelolaan konservasi berkelanjutan bagian dari Kawasan Ekosistem Gunung Leuser. Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi pada Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Iklim di Kawasan Ekosistem Gunung Leuser serta stabilitas yang signifikan dari emisi CO2 dan keanekaragaman hayati di Indonesia. Perjanjian ini terdiri dari Financing Agreement yang mengatur terkait pembiayaan (ditandatangani pada tanggal 25 November 2014) dan Separate Agreement yang mengatur terkait teknis kegiatan (ditandatangani pada tanggal 16 Desember 2014). Bertindak selaku Executing Agency adalah Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Kementerian Kehutanan.
3.
Amandemen atas Perjanjian Pinjaman Amandemen pinjaman yang disetujui untuk tahun 2014 terdiri dari empat amandemen yang terdiri dari satu pinjaman multilateral, satu pinjaman bilateral, dan dua pinjaman KSA/LPKE. Amandemen pinjaman multilateral berasal dari ADB untuk Rice Fortification for the Poor (JFPR). Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah dan menurunkan angka kekurangan zat gizi besi (iron-deficiency anemia-IDA) pada kelompok masyarakat miskin melalui penilaian peluang, biaya dan pengaruh fortifikasi zat besi pada program beras untuk masyarakat miskin (program RASKIN). Amandemen ditandatangani pada tanggal 3 Desember 2014 terkait persetujuan realokasi dan persetujuan penyediaan peningkatan kapasitas teknis atas fortifikasi beras melalui World Food Program (WFP). Amandemen pinjaman bilateral berasal dari JICA untuk Decentralized Irrigation System Improvement Project in Eastern Region of Indonesia (II). Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan produksi beras melalui rehabilitasi dan perluasan sistem irigasi dan peningkatan sistem operasi dan pemeliharaan di Indonesia Bagian Timur sehingga memberikan kontribusi kepada pencapaian ketahanan pangan yang berkelanjutan di dalam negeri dan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan. Amandemen ditandatangani tanggal 4 Desember 2014 oleh JICA untuk merealokasi pinjaman dari kategori contingency ke kategori civil works dan kategori consulting services. Amandemen pinjaman KSA/LPKE berasal dari satu pinjaman BNI Singapore dan satu pinjaman Deutsche Bank London. Pinjaman dari BNI Singapore digunakan untuk pengadaan Alutsista Kementerian Pertahanan sementara pinjaman dari Deutsche Bank London digunakan untuk pengadaan Almatsus POLRI. Amandemen pinjaman BNI Singapore ditandatangani pada tanggal 8 Desember berupa perpanjangan availability period, sementara amandemen pinjaman Deutsche Bank London ditandatangani pada tanggal 9 Desember 2014 berupa perpanjangan masa pemenuhan Condition Precedent (CP).
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Desember 2014 – hal 5
4.
Amandemen atas Perjanjian Hibah Amandemen perjanjian hibah dilakukan untuk tiga hibah bilateral dan tiga hibah multilateral. Amandemen hibah bilateral bersumber dari KfW untuk Exploration of Seulawah Agam Geothermal Working Area (amandemen 18 November 2014), Improvement of Dr. M. Hoesin Hospital Palembang (amandemen 28 November 2014), Prevention and Control of Influenza in the Veterinary Sector (amandemen 19 Desember 2014). Ketiga amandemen tersebut berupa perpanjangan availability period. Hibah multilateral bersumber dari World Bank untuk Global Facility for Disaster Reduction and Recovery (GFDRR), PNPM Support Facility (PSF), dan Disaster Management Fund/DMF untuk Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Pemukiman Berbasis Komunitas/REKOMPAK. Amandemen GFDDR ditandatangani pada tanggal 16 Desember 2014 terkait perpanjangan availability period, amandemen PSF ditandatangani pada tanggal 12 Desember 2014 berupa perpanjangan availability period. Sementara itu, amandemen DMF untuk kegiatan REKOMPAK ditandatangani pada tanggal 23 September 2014 (terkait realokasi) dan 28 November 2014 (terkait perpanjangan availability period).
5.
Penutupan Masa Laku Pinjaman dan Hibah Penutupan masa laku pinjaman pada bulan Desember 2014 dilakukan untuk dua pinjaman bilateral. Pinjaman bilateral berasal dari EDCF Korea untuk Improvement of H. Adam Malik Hospital in Medan Project. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Rumah Sakit H. Adam Malik di Medan dalam bentuk peningkatan fasilitas serta pengadaan peralatan RS. Pinjaman ini mengalami penutupan pada tanggal 31 Desember 2014. Pinjaman bilateral berikutnya berasal dari JICA untuk Engineering Services for Jakarta Mass Rapid Transit System Project (IP-536). Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas transportasi di wilayah Jakarta melalui pembangunan angkutan masal MRT sehingga berkontribusi bagi peningkatan investasi. Pinjaman ini mengalami penutupan pada tanggal 22 Desember 2014.
6.
Pengelolaan Debt Swap Pada bulan Desember 2014 terdapat satu pengelolaan debt swap dari US Department of the Treasury yaitu berupa amandemen untuk the Third Agreement regarding a Debt-For-Nature Swap - Tropical Forest Conservation Act (DNS TFCA). Program DNS TFCA merupakan program Pemerintah AS dalam rangka konservasi hutan tropis, dimana negaranegara yang berpendapatan menengah ke bawah yang memiliki pinjaman lunak kepada Pemerintah AS ditawarkan untuk menukarkan (switch) atau membeli kembali (buy-back) utangnya dengan menyediakan pendanaan untuk konservasi dan perlindungan hutan tropis di negara yang bersangkutan. Amandemen ditandatangani pada tanggal 12 Desember 2014 untuk mengakomodasi perpanjangan availability period.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Desember 2014 – hal 6