LAPORAN KULIAH KERJA NYATA DESA PELEM, KECAMATAN PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR
Di susun oleh : Vega Dhini Lestari NIM : 11148134
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2014
PENGESAHAN LAPORAN KULIAH KERJA NYATA DI DESA PELEM, KECAMATAN PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN
Disusun oleh: Vega Dhini Lestari NIM: 11148134
Telah Disahkan oleh Dosen Pembimbing Lapangan KKN Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Tanggal
Agustus 2014
Mengetahui, Pembantu Dekan 1 FSRD
Dosen Pembimbing Lapangan
Drs. Kusmadi, M.Sn.
Dewi Kristiyanti, S.Kar., M.Sn.
NIP. 196104041991031003
NIP. 196004131982032002
i
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, puji syukur kita panjatkan atas limpahan karunia serta hidayah-Nya sehingga laporan mahasiswa peserta KKN ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini di buat untuk memenuhi syarat kelulusan program Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan pada tanggal 16 Juli hingga 22 Agustus di Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Sebagai manusia yang memiliki kekurangan dan kelemahan
tentunya
penulis
banyak
membutuhkan
pihak
untuk
dapat
menyelesaikan laporan ini. Berkaitan dengan hal tersebut maka ucapan terimakasih dan rasa hormat penulis sampaikan kepada : 1. Prof. Dr. Sri Rochana Widyastutieningrum, S.Kar., M.Hum. selaku Rektor ISI
Surakarta
yang
memberikan
izin
dan
kebijakannya
untuk
penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata, 2. Dra. Hj. Sunarni, M.Hum. selaku Dekan FSRD telah berperan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata, 3. Drs. Kusmadi, M.Sn. selaku Pembantu Dekan I yang telah berperan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata, 4. Ibu Soemaryatmi, S.Kar, M.Hum selaku Ketua Peyelenggara Kuliah Kerja Nyata, 5. Dewi Kristiyanti, S.Kar., M.Sn. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah memberi bimbingan dalam melaksanakan kegiatan ini, 6. Bapak Camat di Kecamatan Pringkuku yang memberikan ijin atas terlaksananya program KKN di Desa Pelem,
ii
7. Bapak Wandi selaku Kepala Desa Pelem yang telah mengizinkan mahasiswa untuk melaksanakan KKN di Desa Pelem, 8. Kepala sekolah SDN Pelem I, SDN Pelem II beserta semua jajaran staf pengajar yang telah berkenan memberikan waktu dan tempat pelaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata dilingkungan sekolah, 9. Bapak Sukarman dan keluarga, selaku pemilik Sanggar Pradapa Loka Bakti di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku yang telah memberikan fasilitas, 10. Bapak Sujadmo ketua RW 01 Krajan II yang telah memberikan fasilitas yang baik kepada mahasiswa Kuliah Kerja Nyata, 11. Bapak Sokiman Ketua RT 02 Krajan II yang telah mengarahkan dengan baik 12. Siswa SDN Pelem I dan Pelem II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menimba ilmu bersama mahasiswa KKN, 13. Seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ISI Surakarta dan pembuatan laporan kegiatan yang tidak disebutkan satu persat u.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan dan mengharapkan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang berkepentingan. Surakarta,
September 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman pengesahan ................................................................................................i Kata Pengantar ........................................................................................................ii Daftar isi .................................................................................................................iv Daftar Tabel ...........................................................................................................vi Daftar Gambar ......................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................................1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..3 C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan…………………………………………………3 D. Model Pendekatan……………………………………………………………..4 E. Metode Kegiatan………………………………………………………………6 F. Rencana Kerja…………………………………………………………………6 G. Jadwal Kerja…………………………………………………………………...8 BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Persiapan…………………………………………………………………….10 B. Tahap Pelaksanaan………………………………………………………......13 1.1 Kendala yang dihadapi…………………………………………………..14 1.2 Jalannya Kegiatan…………………………………………………….....16 1.3 Waktu Kegiatan……………………………………………………….....31
iv
BAB III HASIL KEGIATAN A. Hasil yang Dicapai…………………………………………………………..33 B. Hasil Evaluasi……………………………………………………………….37 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................................39 B. Saran…………………………………………………………………………40 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42 LAMPIRAN……………………………………………………………………...43 FOTO KEGIATAN………………………………………………………………46
v
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal mengajar di SD Pelem 1 dan SD Pelem 2………………………..9
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Penyambutan mahasiswa KKN di Balai Desa Pelem………………….46 Gambar 2. Sosialisasi potensi yang ada di Desa Pelem………………………….....46 Gambar 3. Kunjungan DPL untuk evaluasi program kerja KKN………………..47 Gambar 4. Kegiatan mengajar nirmana di SD Pelem 1………………………….47 Gambar 5. Kegiatan mengajar nirmana di SD Pelem 2………………………….48 Gambar 6. Pembuatan alat musik rontek………………………………………...48 Gambar 7. Kelompok rontek Desa Pelem sebelum tampil………………………49 Gambar 8. Penampilan kelompok rontek Desa Pelem…………………………...49 Gambar 9. Rapat persiapan peringatan HUT Kemerdekaan R.I…………………50 Gambar 10. Siswa SD Pelem 2 memamerkan karya nirmana…………………...50
vii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan intrakurikuler mahasiwa sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata mencakup kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, seperti tersurat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sumbangsih mahasiswa diperlukan sebagai upaya penyelesaian persoalan yang ada di masyarakat guna tercapainya kesejahteraan yang lebih baik. KKN merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta baik Fakultas Seni Pertunjukan maupun Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan persyaratan harus telah menempuh minimal 110 SKS selama enam semester. Mahasiswa ISI Surakarta dituntut untuk mampu ikut andil dan berperan dalam memecahkan permasalahan-permasalahan baik di bidang seni maupun sosial dalam masyarakat. KKN merupakan salah satu sarana agar mahasiswa memahami kearifan lokal masyarakat sehingga mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga demi memecahkan setiap persoalan yang ada sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. KKN sebagai salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat sehingga mahasiswa diharapkan mengamalkan ilmu dan pengetahuan teknologi pada bidang seni dan non seni yang didapat pada bangku perkuliahan guna memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. 1
Kelompok XIV KKN ISI Surakarta ditempatkan di Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Kondisi geografis Desa Pelem yang
berbukit-bukit
dengan
udara
yang
cukup
sejuk
membuat
masyarakatnya memiliki karakteristik keseharian yang unik. Desa Pelem memiliki potensi di bidang kesenian yang cukup terkenal di Kabupaten Pacitan. Berdirinya LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti di desa ini turut menyumbangkan karya-karya dan seniman berbakat kebanggaan Pacitan. Karya seni yang diciptaka LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti terinspirasi dari keseharian warga Desa Pelem sendiri. Siswa-siswa dari sekolah dasar di Desa Pelem pun banyak yang berkecimpung di bidang kesenian dan bergabung dengan LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti. Pengetahuan tentang seni rupa dan perfilman dari para siswa terbilang kurang jika dibandingkan dengan seni pertunjukkan yang telah akrab dengan siswa-siswa tersebut Mayoritas penduduk Desa Pelem yang berprofesi sebagai petani dan beragama Islam telah mengilhami terbentuknya corak kesenian yang unik dan beragam. Kesenian hadrah, rontek serta tradisi musik lesung berkembang pesat di desa ini. Kesenian-kesenian tersebut lahir dari keseharian warga yang dibudayakan menjadi bentuk pertunjukkan seni. Potensi dan setiap persoalan yang ada di Desa Pelem merupakan tantangan bagi mahasiswa peserta KKN untuk giat dalam menjalankan program kerja. Perencanaan dan pelaksanaan program kerja tentu saja harus bermanfaat dan sesuai dengan kondisi masyarakat Desa Pelem.
2
B.
Rumusan Masalah Pada uraian di atas telah dipaparkan beberapa persoalan yang melatarbelakangi pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata ini, maka dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan kesenian hadrah, rontek, dan musik lesung yang ada di Desa Pelem? 2. Bagaimana cara untuk mengaplikasikan bekal ilmu yang didapat dari perguruan tinggi mengenai perfilman kepada siswa-siswi sekolah dasar di Desa Pelem? 3. Bagaimana kontribusi mahasiswa peserta KKN dalam memberikan solusi bagi persoalan yang dihadapi masyarakat Desa Pelem khususnya di bidang kesenian?
C.
Tujuan dan Manfaat Kegiatan Pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa ISI Surakarta. Bentuk sumbangsih mahasiswa terhadap penyelesaian persoalan yang ada di masyarakat Desa Pelem memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut: 1. Tujuan: -
Mahasiswa mendapat pengalaman untuk terjun langsung ke masyarakat menganalisa persoalan yang ada,
3
-
Memberikan pelajaran bagi mahasiswa untuk berpikir kritis dalam merumuskan penyelesaikan bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat,
-
Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk mengetahui setiap potensi yang ada di daerah dan menyusun program untuk mengembangkannya sesuai dengan kearifan lokal yang berlaku,
-
Meningkatkan kompetensi yang dimiliki mahasiswa dari bangku perkuliahan dengan praktek langsung di lapangan.
2. Manfaat: -
Mahasiswa dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan kesenian yang telah ada,
-
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa akan kehidupan sosial budaya di mayarakat Desa Pelem sehingga dapat menyumbangkan pemikiran untuk kemajuan masyarakat,
-
Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan dan persoalan yang dihadapi masyarakat,
-
Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk menjadi tenaga pendidik yang baik bagi generasi muda di masa mendatang.
D.
Model Pendekatan Kuliah Kerja Nyata merupakan programkan mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta untuk melakukan pendekatan sosial dan pengabdian kepada masyarakat. Pendekatan yang dilakukan penulis bersama kelompok 4
XIV KKN yaitu terhadap masyarakat di Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Pendekatan sosial ini meliputi pengenalan perguruan tinggi dan jenis kesenian yang diajarkan. Selain itu, perkenalan diri kepada masyarakat luas akan maksud dan tujuan mata Kuliah Kerja Nyata pada saat penerimaan mahasiswa ISI Surakarta khususnya di Desa Pelem. Observasi dilakukan di beberapa dusun dan instansi tertentu sebagai sasaran untuk pencapaian Program Kerja. Observasi dilakukan selama 1 minggu yang dimulai dari tanggal 16 Juli sampai 21 Agustus 2014 meliputi beberapa tempat yaitu : -
Sekolah Dasar Negeri Pelem I
-
Sekolah Dasar Negeri Pelem II
-
Dusun Waru
-
Dusun Banaran
-
Dusun Jaten
-
Dusun Sembungan
-
Warga Dusun Krajan I
-
Dusun Bero
-
LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti
-
Kelompok Kesenian Lesung Dusun Karjan I
-
Kelompok Kesenian Rontek Desa Pelem
5
E.
Metode Kegiatan Metode pendekatan yang digunakan di dalam model pendekatan dan kegiatan selama Kuliah Kerja Nyata ini diantaranya yaitu : 1. Metode Teori Pengajar memberikan seputar informasi materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Metode ini dilakukan dengan cara ceramah / lisan. 2. Metode Demonstrasi/workshop. Metode Demonstrasi merupakan materi yang telah diberikan oleh pengajar kepada peserta didik untuk selanjutnya dipraktekkan pengajar dihadapan seluruh peserta didik. Sehingga peserta didik dapat memahami materi yang telah disampaikan oleh pengajar. 3. Metode Pendekatan Personal Saat para peserta didik mengalami kesulitan terhadap materi yang diberikan , pengajar perlu mengadakan pendekatan secara individu. Hal ini dilakukan, supaya materi yang telah disampaikan dapat diterima oleh para peserta didik dan peserta didik tidak malu untuk bertanya kepada pengajar.
F.
Rencana Kerja Rencana kerja dapat dirumuskan setelah mengadakan pendekatan dan observasi pada masyarakat setempat, selanjutnya disusun suatu program kerja dengan harapan kegiatan dapat terlaksana dengan sebaik-baiknnya. Rencana merupakan langkah awal dari suatu kegiatan yang disusun dan 6
disesuaikan dengan kondisi atau situasi kesenian serta permasalahan yang telah diuraikan dalam rumusan masalah pada masyarakat Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Berikut ini adalah uraian rencana kerja yang disusun dan disesuaikan dengan rumusan masalah dan keadaan masyarakat Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan Kecamatan Pacitan: 1. Minggu pertama: Observasi mengenai kondisi sosial dan budaya yang ada di Desa Pelem. Observasi dilakukan untuk mengetahui potensi-potensi yang ada serta permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Pelem. Pendekatan secara observational dilakukan terhadap masyarakat secara langsung dan perangkat desa untuk mengetahui data pasti mengenai jumlah dusun, kepala keluarga, kesenian, komoditas, dan mata perncaharian penduduk. 2. Minggu kedua dan ketiga: Penyusunan program kerja yang telah disepakati bersama instansi terkait yaitu perangkat desa dan pihak SD Pelem 1 dan 2 pada minggu kedua. Pelaksanaan program kerja kelompok dan individu yang akan berlangsung efektif untuk memberikan materi kepada SD Pelem 1 dan 2 dalam kurun waktu 2 minggu dimulai pada awal minggu ketiga. 3. Minggu keempat: Program kerja masih berjalan dengan kegiatan mengajar di SD Pelem 1 dan 2. Materi menggambar dan mewarna serta workshop pembuatan film pendek berlangsung pada minggu ini. 7
4. Minggu kelima: Jadwal mengajar di kedua sekolah dasar telah usai dan berganti dengan program kerja selanjutnya yaitu ikut berpartisipasi dalam persiapan Festival Rontek di Kecamatan Pringkuku. Kegiatan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia juga akan berlangsung pada minggu terakhir pelaksanaan KKN di Desa Pelem. Program kerja penulis sebagai mahasiswa program studi Televisi dan Film akan diakhiri dengan pemutaran film pendek Say Hello di balai desa.
G.
Jadwal Kerja Jadwal mengajar di SD Pelem 1 dan SD Pelem 2: Hari
S
Waktu
Kegiatan
Sasaran
Koordinasi
08.30-10.00
SDN Pelem I
Kelas V
Etnomusikologi
10.25-11.35
SD Pelem II
Kelas
TV &DI
E
IV
N
11.35-12.00
Istirahat
I
12.00-14.00
SDN Pelem I,
Kelas V
Seni Tari
SDN Pelem I & SDN
Kelas
Seni Karawitan
Pelem II
VI
N
S E L
Kelas V
Seni Tari
Kelas
Seni Karawitan
SDN Pelem II 13.00-14.00
A
SDN Pelem I & SDN
S
Pelem II
VI
A 8
R
09.00-11.00
SDN Pelem I
Kelas V
TV, DI
A
11.00-12.00
Istirahat
B
12.00-14.00
SDN Pelem I
Kelas V
Seni Tari
SDN Pelem I & SDN
Kelas
Seni Karawitan
Pelem II
VI
Kelas V
Etno
U
K
11.00-11.35
SDN Pelem II
A
11.35-12.00
Istirahat
M
12.00-14.00
SDN Pelem II
Kelas V
Seni Tari
I
SDN Pelem I & SDN
Kelas
Seni Karawitan
S
Pelem II
VI
J
07.30-09.00
SDN Pelem II
Kelas V
Etno
U
09.00-10.10
SDN Pelem I
Kelas
TV, DI
M
IV
A
10.10-12.00
Istirahat
T
12.00-14.00
SDN Pelem I
Kelas V
Seni Tari
SDN Pelem I & SDN
Kelas
Seni Karawitan
Pelem II
VI Kelas V
Etno
S
07.30-09.00
SDN Pelem II
A
09.00-12.00
Istirahat
B
12.00-14.00
SDN Pelem II
Kelas V
Seni Tari
T
SDN Pelem I & SDN
Kelas
Seni Karawitan
U
Pelem II
VI
Tabel 1. Jadwal mengajar di SD Pelem 1 dan 2
9
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A.
Persiapan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang termasuk bagian dari kurikulum program studi ISI Surakarta. Kegiatan ini berbentuk pembelajaran mahasiswa terhadap kondisi masyarakat dengan terjun langsung ke lapangan sebagai upaya mewujudkan kedekatan dan kepedulian perguruan tinggi khususnya mahasiswa kepada masyarakat. Upaya pengabdian kepada masyarakat ini memerlukan bekal yang cukup sehingga mahasiswa dapat memberikan sumbangsih untuk menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat. Peserta KKN ISI Surakarta merupakan mahasiswa aktif yang telah menempuh minimal 110 SKS selama enam semester. Penulis tercatat sebagai mahasiswa aktif dari Program Studi Televisi dan Film dengan perolehan SKS kumulatif sebanyak 126. Sebagai syarat untuk mengikuti program KKN mahasiswa wajib mendaftar kepada Kemahasiswaan Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 500,000,- serta menyertakan transkip nilai dari semester 1 s/d 5 yang telah disahkan oleh pembimbing akademik. Mahasiswa peserta KKN ISI Surakarta sebelum diberangkatkan ke Kabupaten Pacitan untuk melaksanakan program-program pengabdian kepada masyarakat mendapat pembekalan dari panitia KKN ISI Surakarta. Pembekalan tersebut bertempat di gedung Teater Besar dan Teater Kecil ISI 10
Surakarta. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari yaitu pada tanggal 12 – 14 Juli 2014. Seluruh mahasiswa peserta KKN diberi arahan oleh panitia KKN ISI Surakarta beserta perwakilan dari Kabupaten Pacitan. Kegiatan pembekalan dibagi menjadi dua sesi yaitu pembekalan oleh pihak institut beserta perwakilan Kabupaten Pacitan dan pembekalan oleh masing-masing fakultas. Materi yang diberikan kepada seluruh mahasiswa peserta KKN adalah metode untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di Kabupaten Pacitan terkait dengan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya. Mahasiswa peserta KKN juga dibekali kiat-kiat untuk mengembangkan kreativitas masyarakat yang sesuai dengan potensi di masing-masing desa lokasi KKN. Materi mengenai pengembangan kreativitas tersebut diberikan kepada mahasiswa peserta KKN sesuai dengan fakultas masing-masing. Penulis mendapatkan materi mengenai seni rupa yang dapat dikembangkan dan diterapkan di lokasi KKN yaitu di Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku. Potensi yang ada di Desa Pelem menurut pemaparan yang disampaikan oleh panitia KKN pada saat pembekalan adalah seni tari dan seni karawitan. Penulis diberi bekal yang sesuai dengan bidang keahlian agar mengembangkan potensi kesenian yang ada di Desa Pelem. Metodemetode untuk mengembangkan studi mengenai khalayak di pedesaan dengan kondisi Desa Pelem dapat diterapkan guna mengetahui seberapa jauh masyarakat menerima dan mencerna tayangan yang ada di televisi.
11
Kehidupan sosial masyarakat dan kesenian-kesenian yang ada di Desa Pelem dapat menjadi materi untuk produksi film yang melibatkan warga secara langsung. Program-program yang nantinya akan dilaksanakan di lokasi KKN harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat untuk pengembangan potensi daerah setempat. Dalam hal ini pengembangan kreativitas perlu dilakukan melalui pendekatan sosial yang baik kepada masyarakat. Mahasiswa peserta KKN dibekali etika mengenai berperilaku saat berada di lokasi KKN dan berbaur dengan masyarakat. Rasa peduli terhadap lingkungan juga ditumbuhkan guna mendorong mahasiswa peserta KKN untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat di masing-masing desa lokasi KKN sehingga dapat mengembangkan potensi kreativitas masyarakat dengan baik. Pada pembekalan tersebut mahasiswa peserta KKN dikelompokkan sesuai desa lokasi KKN beserta dosen pembimbing lapangan (DPL). Desa Pelem termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Pringkuku. Saat pembekalan bersama DPL tersebut seluruh mahasiswa peserta KKN yang akan ditempatkan di Kecamatan Pringkuku dikumpulkan menjadi satu guna membahas program kerja terpadu se-kecamatan. Desa-desa lain di Kecamatan Pringkuku yang menjadi lokasi KKN antara lain Desa Watukarung, Candi, Poko, dan Jlubang. Para DPL masing-masing desa memberikan arahan kepada mahasiswa peserta KKN agar berkoordinasi satu sama lain Pringkuku untuk membuat program kerja se-Kecamatan. DPL juga mengingatkan pentingnya komunikasi terkait persoalan-persoalan yang 12
akan dihadapi mahasiswa peserta KKN terkait dengan program kerja masing-masing peserta.
B.
Tahap Pelaksanaan Upacara pelepasan mahasiswa KKN ISI Surakarta oleh Rektor, Prof. Dr. Sri Rochana Widyastutieningrum, S.Kar., M.Hum. dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2014 dimulai pada pukul 05:00 WIB. Pelepasan dilakukan di pendopo ISI Surakarta dihadiri oleh seluruh mahasiswa KKN beserta masing-masing DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) yang mendampingi. Mahasiswa secara simbolik diserahkan kepada dosen pembimbing lapangan (DPL). DPL KKN Desa Pelem Kecamatan Pringkuku adalah Dewi Kristiyanti, S.Kar,, M.Sn. Rombongan mahasiswa KKN menggunakan bus menuju Kabupaten Pacitan pada pukul 05:30 WIB. Sekitar pukul 10:00 WIB seluruh mahasiswa peserta KKN beserta dosen pembimbing lapangan, Rektor ISI Surakarta dan panitia KKN tiba di pendopo Kabupaten Pacitan. Acara penyambutan tersebut dihadiri oleh Bupati Pacitan, SKPD Kabupaten Pacitan, beberapa camat serta kepala desa dan lurah di Pacitan. Rektor ISI Surakarta, Prof. Dr. Sri Rochana Widyastutieningrum S.Kar., M.Hum secara resmi menyerahkan para mahasiswa peserta KKN kepada Bupati Pacitan. Penulis beserta kelompok KKN Desa Pelem dijemput oleh Kepala Desa Pelem Bp. Wandi menuju LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti di Dusun Krajan I, Pelem. Rumah pemilik LKP Seni tersebut yang nantinya akan menjadi rumah kami sementara saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di 13
Desa Pelem. Pada hari itu juga mahasiswa peserta KKN Desa Pelem disambut oleh seluruh anggota dan pengurus LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti
sekaligus
diperkenalkan
mengenai
kegiatan-kegiatan
yang
berlangsung di sanggar tersebut.
1.1 Kendala yang dihadapi Desa Pelem berada pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Kondisi suhu yang cukup rendah berdampak pada komoditas tanaman yang ada di Desa Pelem. Pada tahun 1990-an Desa Pelem mendapat 3000 bibit mangga dari Kementerian Sosial untuk dikembangkan dan diharapkan menjadi komoditi unggul desa ini. Akan tetapi penanaman mangga di desa ini hampir tidak membuahkan hasil karena faktor suhu udara yang rendah. Melihat hal ini penulis berencana mencanangkan program kerja KKN yaitu membuat film dokumenter tentang persoalan tersebut dengan melibatkan masyarakat Desa Pelem sendiri. Observasi sebelum KKN dilakukan oleh panitia KKN ISI Surakarta beserta para dosen pembimbing lapangan. Observasi tersebut untuk mengetahui dengan rinci dan pasti mengenai kondisi yang ada di lokasi KKN. Data yang didapat mahasiswa peserta KKN mengenai Desa Pelem sangat terbatas dan didapat dengan rinci saat sudah terjun langsung ke lokasi KKN. Karena tidak dilakukannya observasi secara langsung dan mendalam ke lokasi KKN sebelum pemberangkatan membuat program-program yang telah direncanakan sebelumnya harus dievaluasi kembali.
14
Akitivitas warga Desa Pelem yang mayoritas bekerja sebagai petani menjadi salah satu kendala terlaksananya pembuatan film dokumenter. Pendekatan yang dilakukan kepada warga tidak bisa intensif dikarenakan kesibukan warga bercocok-tanam dan terbatasanya waktu pelaksanaan program yang juga terbagi dengan pelaksanaan program-program kelompok. Jarak antar dusun di Desa Pelem sangat jauh dan ditempuh melewati jalan berbatuan terjal. Kondisi jalanan yang sebagian besar rusak dan tidak adanya penerangan di malam hari membuat kegiatan observasi tidak bisa dilakukan merata ke seluruh wilayah Desa Pelem. Hal tersebut diperburuk dengan tidak adanya transportasi yang memadai untuk perjalanan menuju ke setiap sudut di Desa Pelem. Kemudian diputuskan oleh kelompok KKN Desa Pelem dengan persetujuan dari dosen pembimbing lapangan untuk kembali ke Solo mengambil sepeda motor guna memudahkan aktivitas terkait pelaksanaan program kerja KKN di Desa Pelem. Penyusunan program kerja KKN dibantu oleh Sekretaris dan Kepala Desa Pelem yang memberikan informasi mengenai persoalan-persoalan yang ada di desa ini. Program-program kerja yang hendak dilaksanakan pun harus disesuaikan dengan kondisi Desa Pelem. Pelaksanaan KKN di Desa Pelem bersamaan dengan persiapan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Hal tersebut membuat kami untuk mengurangi beberapa program yang direncanakan dan menyesuaikan dengan kebutuhan desa. Kesibukan warga Desa Pelem untuk perayaan tersebut memaksa kami untuk tidak membuat program KKN yang 15
akan mempersulit mereka. Program-program KKN yang kami laksanakan pun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pada saat itu. Pembuatan film pendek yang melibatkan siswa SD Pelem 2 mengalami kendala terkait peralatan yang kurang memadai. Akan tetapi peralatan tata cahaya yang terbatas tidak menghalangi terlaksananya pembuatan film pendek. Kegiatan mengajar oleh mahasiswa KKN di SD Pelem 2 mendapat tantangan yang berarti dikarenakan para siswa di sekolah dasar tersebut terbilang cukup bandel dan sulit diatur. Hal ini merupakan sumber ide untuk membuat film pendek yang bercerita tentang aktivitas siswa-siswa tersebut yang penuh dengan kenakalan di kelas. Saat produksi berlangsung para siswa SD Pelem 2 dapat mengikuti arahan dengan baik tanpa kesulitan yang berarti. Film tersebut dimaksudkan sebagai pembelajaran bagi anak-anak agar tidak bersikap kurang santun kepada guru dan teman-teman dan tidak membuat gaduh saat guru sedang menerangkan pelajaran di kelas.
1.2 Jalannya kegiatan 1.2.1 Minggu pertama Minggu pertama kegiatan KKN adalah melakukan observasi kepada masyarakat di Desa Pelem untuk mengetahui potensi desa tersebut dan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Sebelum terjun ke dusundusun di Desa Pelem kami menghadiri penyambutan oleh jajaran perangkat desa di Kantor Kepala Desa Pelem. Acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa kepala dusun yaitu Dusun Waru, Bero, Janglot, dan Krajan II. 16
Dalam acara penyambutan tersebut kepala desa menjelaskan kondisi ekonomi, budaya, dan geografis di Desa Pelem. Masing-masing kepala dusun juga menjelaskan kondisi sosial budaya yang ada di wilayahnya. Mayoritas masyarakat Desa Pelem memiliki mata pencaharian sebagai petani. Kondisi alam Desa Pelem yang berbukit-bukit dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam. Rata-rata warga yang bermata pencaharian sebagai petani sekitar 90% dari keseluruhan penduduk. Sisanya sebanyak 10% bekerja di sektor pemerintahan dan swasta. Selama kegiatan KKN berlangsung di Desa Pelem khususnya Dusun Krajan I penulis mendapati rumah-rumah warga yang hampir seluruhnya memiliki pekarangan luas. Warga menanam hasil bumi seperti singkong dan kacang tanah di pekarangan rumah sendiri. Pertanian di Desa Pelem dikelola secara terpadu oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sri Rejeki dari tiap-tiap dusun. Gapoktan Sri Rejeki mengelola lahan pertanian di Desa Pelem yang terbagi atas sawah seluas 135,1 Ha dan tegal 847,2 Ha. Desa Pelem memiliki fasilitas pendidikan dini yang cukup memadai. Terdapat tiga sekolah dasar yaitu SD Pelem 1, 2, dan 3 yang masing-masing terletak di Dusun Krajan dan Dusun Jaten. Selain sekolah dasar Desa Pelem juga memiliki sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Taman Kanak-kanak. Mayoritas penduduk Desa Pelem yang beragama Islam kental kaitannya dengan kesenian hadrah yang berkembang dan juga didirikannya TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an). Desa Pelem memiliki tiga sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk memenuhi kebutuhan 17
pendidikan bagi anak usia batita setempat. Dua PAUD berada di Desa Bero dan Jaten, dan terdapat pula PAUD yang bengunannya bergabung dengan Balai Desa Pelem. Sebagai desa dengan mayoritas penduduknya beragama Islam maka pendidikan agama juga menjadi fokus pemerintah desa. Di Desa Pelem terdapat lima TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) yang tersebar di empat dusun yaitu Bero, Krajan II, Krajan I, dan Jaten. Untuk anak usia balita sampai enam tahun Desa Pelem memiliki dua Taman Kanak-kanak yaitu TK Tunas Harapan dan TK Nurul Iman. Desa Pelem memiliki kelompok karang taruna yang aktif dan terbentuk di masing-masing dusun. Kegiatan pertemuan atau rapat perangkat desa dan dusun juga rutin diselenggarakan. Selain pertemuan perangkat desa/dusun juga terdapat arisan yang rutin dilaksanakan. Kesenian yang berkembang di Desa Pelem cukup beragam dan eksistensinya masih terjaga dengan adanya LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti. Sanggar tersebut telah melahirkan karya-karya yang diilhami dari kebudayaan yang berkembang di masyarakat Desa Pelem sendiri. Beberapa tarian seperti Tari Eklek dan Rung-sarung menghantarkan Desa Pelem untuk dikenal oleh masyarakat luas sebagai sentra kesenian di Pacitan. Kontribusi warga Pelem juga sangat sangat berperan dalam kegiatan berkesenian di LKP Pradhapa Loka Bhakti ini. Sebagian besar penduduk Desa Pelem baik anak-anak sampai orang tua aktif sebagai seniman yang terus mengembangkan karya-karya melalui sanggar tersebut. Kegiatan18
kegiatan kesenian yang berlangsung di desa tersebut juga disemarakkan oleh hasil karya seni warga Pelem sendiri. Dusun Waru dan Dusun Jaten memiliki kesenian yang serupa yaitu hadrah. Di Dusun Waru jenis kesenian hadrah lebih spesifik pada sholawat Mbonang. Kesenian ini telah lama berkembang di Dusun Waru namun selama dekade ini telah tidak berkembang dan dibudayakan oleh warga setempat. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya regenerasi perekrutan warga untuk melestarikan kesenian ini. Tuniyanto selaku Kepala Dusun Waru memaparkan bahwa minat dan kesadaran warga atas kesenian tersebut kian lama kian surut. Dusun Waru memiliki 90 kepala keluarga yang terbagi atas tiga rukun tetangga (RT). Dusun Jaten dan Bero juga memiliki tradisi sholawatan Berjanji yang masih aktif terselenggara. Di kedua dusun tersebut kegiatan sholawatan berlangsung untuk merayakan tujuh hari kelahiran bayi. Warga membentuk kelompok-kelompok pengajian yang akan menampilkan hadrah saat perayaan kelahiran tujuh hari bayi di Dusun Jaten dan Bero. Tidak hanya kesenian hadrah yang berkembang di Dusun Bero tetapi juga terdapat kesenian khas campursari yang menjadi andalan dusun ini. Observasi dilakukan setelah mendapat data yang mengenai dusundusun yang memiliki persoalan tertentu. Dusun pertama yang penulis sambangi bersama kelompok KKN adalah Dusun Waru. Dusun tersebut berbatasan dengan desa lain di Kecamatan Pringkuku yaitu Desa Glinggangan dan Desa Tamanasri. Jarak Dusun Waru yang terbilang jauh 19
dari posko kami serta akses jalan yang tidak memadai membuat kelompok KKN kami sempat tersesat hingga ke Desa Glinggangan. Setelah bertanya kepada warga setempat akhirnya kami sampai di kediaman Kepala Dusun Waru yaitu Tuniyanto. Menurut informasi yang diberikan kepala dusun kami mendapat informasi bahwa dahulu di dusun tersebut berkembang kesenian Reog. Akan tetapi saat ini kelompok kesenian tersebut sudah tidak aktif berkegiatan lagi karena tidak adanya regenerasi warga yang melestarikan Reog tersebut. Perlengkapan untuk pementasan Reog pun telah lama terbengkalai dan tidak terurus bahkan banyak yang sudah rusak. Dusun Waru memiliki ±90 kepala keluarga dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Karang taruna di dusun ini juga aktif melakukan kegiatan dan rapat rutin setiap satu kali dalam sebulan. Pada minggu pertama kegiatan KKN di Desa Pelem ini juga kami manfaatkan untuk membuat papan nama lokasi posko KKN kelompok 14 Desa Pelem. Bahan-bahan yang digunakan adalah papan kayu bekas dan cat kayu untuk mewarnai. Pengadaan papan nama lokasi posko KKN kelompok 14 bertujuan untuk mempermudah masyarakat maupun peserta KKN lain serta para tim pemantau KKN yang hendak berkoordinasi dan berkunjung ke posko kami. Peletakan papan nama posko KKN tersebar di dua tempat yaitu di pekarangan rumah Kepala Dusun Krajan I dan LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti. 1.2.2 Minggu kedua 20
Kegiatan pada minggu kedua KKN di Desa Pelem diawali dengan melakukan observasi ke Dusun Bero. Kelompok KKN Desa Pelem singgah di rumah Misgirin, Kepala Desa Bero. Dusun Bero terbagi atas empat RT dan dua RW dengan seratus kepala keluarga. Mayoritas penduduk dusun ini memiliki mata pencaharian sebagai petani. Dusun Bero memiliki kelompok tani yang pusat kegiatannya berada di rumah kepala dusun. Kelompok Tani Sri Rejeki XIV ini mengelola lahan yang dimiliki warga dusun Bero. Menurut penuturan Misgirin selaku kepala dusun, tanah bengkok milik Dusun Bero sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan oleh warga untuk bercocok tanam. Kesenian yang berkembang di dusun ini adalah hadrah atau terbangan dan campursari. Pusat kegiatan kelompok campursari Dusun Bero berada di RT 03. Penulis bersama kelompok 14 KKN juga turut berpastisipasi saat kelompok camapursari Dusun Bero yang diketuai oleh Ari sedang belatih untuk persiapan pentas halal bi halal di Desa Pelem. Sedangkan kelompok kesenian sholawatan Dusun Bero berpusat di RT 02. Kegiatan berkesian tersebut masih aktif hingga saat ini dan antusias warga Bero untuk berpartisipasi melestarikan kesenian tersebut cukup baik. Dusun Bero merupakan salah satu dusun yang cukup kental dengan nuansa Islami. Menurut penuturan kepala dusun, pada tahun 90-an mayoritas warga Bero masih menganut aliran kejawen dan banyak warga yang masih mengeramatkan benda-benda tertentu seperti batu-batuan maupun pohon. Kemudian sejak awal tahun 2000-an perangkat dusun Bero 21
bersama
ulama
setempat
berusaha
meningkatkan
rasa
keimanan
penduduknya yang beragama Islam dengan membudayakan kesenian sholawatan serta membangun sebuah TPA yaitu Madrasah Diniyah Amaliyah Nurul Iman. Safari Ramadhan dari dusun ke dusun di Desa Pelem yang rutin dilaksanakan pun penggagasnya berasal dari Bero yaitu Misgirin selaku kepala dusun. Budaya sholawatan tidak hanya berkembang di Dusun Bero tetapi Dusun Jaten juga memiliki budaya tersebut. Di dusun ini masyarakat menyelenggarakan pengajian yang diisi dengan sholawatan setiap ada warga yang merayakan tujuh hari kelahiran bayi. Dusun Jaten dahulu memiliki kesenian khas yaitu pagelaran wayang yang kini telah redup eksistensinya. Slamet selaku kepala dusun Jaten memaparkan bahwa satusatunya dalang yang ada di dusun ini sudah tidak aktif mementaskan pagelaran wayang lagi dan tidak ada penerus yang melanjutkan kesenian tersebut. Sama halnya dengan dusun-dusun lain di Desa Pelem, Jaten memiliki penduduk dengan mayoritas mata pencaharian sebagai petani. Pelaksaan program KKN di Desa Pelem ini bersamaan dengan persiapan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Mahasiswa peserta KKN di Desa Pelem juga dilibatkan dalam rapat PBHBN untuk persiapan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Pelem beserta jajrannya, BPD, dan beberapa tokoh masyarakat Desa Pelem. Rapat berakhir pukul 13:00 WIB dengan hasil rencana kegiatan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. 22
Mahasiswa peserta KKN kemudian berkonsultasi dengan sekretaris desa mengenai program KKN yang akan dijalankan di Desa Pelem yang sesuai dengan kebutuhan warga terutama menjelang peringatan hari kemerdekaan tersebut. Pada minggu kedua ini juga penulis pertama kalinya menyaksikan pagelaran kesenian rontek khas Kabupaten Pacitan yang diselenggarakan di alun-alun kota. Festival Rontek di Pacitan rutin dilaksanakan setiap tahunnya dengan peserta yang terdiri dari kelompokkelompok kesenian rontek di seluruh wilayah Pacitan. 1.2.3 Minggu ketiga Program kerja kelompok KKN Desa Pelem salah satunya adalah mengajar mata pelajaran kesenian di sekolah-sekolah dasar yang terdapat di Desa Pelem. Sebagai mahasiswa program studi Televisi dan Film penulis menyusun program mengajar siswa SD 1 dan SD 2 Pelem dengan materi dasar-dasar produksi film, menggambar, dan dasar-dasar warna dalam seni rupa. Sebelum mempersiapkan materi yang akan diberikan kepada siswasiswi SD Pelem 1 dan 2 penulis membuat jadwal mengajar yang disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran yang sudah ada di masing-masing kelas. Materi mengenai warna diberikan kepada para siswa sesuai dengan permintaan para guru yang telah menjelaskan mengenai kurangnya guru mata pelajaran kesenian yang menguasai bidang tersebut. Sasaran penulis dalam memberikan materi terdiri dari siswa kelas lima dan kelas empat sekolah dasar. Pada pertemuan pertama di SD Pelem 1 penulis memberikan materi mengenai konsep warna primer dalam seni lukis. Sebagai bahan ajar 23
penulis bersama peserta KKN Desa Pelem dari seni rupa mempersiapkan kertas, cat air dan palet serta kuas untuk menggambar bagi para siswa. Pada pertemuan pertama ini para siswa juga menggambar sebelum diwarnai pada pertemuan di minggu selanjutnya. Gambar-gambar yang dihasilkan para siswa cukup beragam. Kegiatan mengajar di SD Pelem 2 diawali dengan pemberian materi mengenai warna dan macam-macam bentuk dan garis pada siswa kelas lima. Setelah menjelaskan mengenai konsep warna primer seni lukis kepada siswa-siswa kelas lima SD Pelem 2 penulis memberikan materi mengenai macam bentuk dan garis. Para siswa dilatih untuk menggambar macammacam bentuk dan garis sebelum membuat sketsa lukisan. Pertemuan pertama kali ini siswa kelas lima SD Pelem 2 belum mulai menggambar sketsa lukisan. Kegiatan mengajar di SD Pelem 2 lebih kondusif dan bisa terkendali dengan baik dikarenakan karakter anak-anaknya yang lebih dapat berkonsentrasi dengan baik daripada siswa SD Pelem 1. Saat para siswa sedang menggambar macam-macam garis banyak yang mengalami kesulitan karena belum terbiasa. Penulis bersama mahasiswa peserta KKN dari program studi Desain Interior membantu para siswa kelas lima SD Pelem 2 untuk membuat goresan tangan dengan berbagai bentuk dan garis tersebut. Selain memeberikan materi pada siswa SD Pelem 1 dan 2 mengenai seni rupa, penulis juga membantu mahasiswa peserta KKN dari jurusan seni karawitan, seni tari, dan etnomusikologi dalam penyampaian materi di kelas. Tidak lupa penulis juga mendokumentasikan kegiatan-kegiatan 24
tersebut. Pada minggu ketiga pelaksaan program kerja KKN di Desa Pelem ini dosen pembimbing lapangan datang berkunjung untuk memantau dan mengevalusai program kerja yang telah dilaksanakan. Pada minggu ini penulis juga menyaksikan perlombaan rontek yang berlangsung di Kecamatan Punung. Berbagai variasi pertunjukkan rontek tersebut akan menjadi inspirasi untuk kelompok rontek Desa Pelem yang akan mengikuti lomba rontek di Kecamatan Pringkuku. Bentuk apresiasi kelompok 14 KKN ISI Surakarta terkait persiapan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia adalah ikut serta dalam latihan musik lesung yang akan dilombakan pada perayaan peringatan hari kemerdekaan tersebut. Dusun Krajan merupakan dusun pertama tempat kami sekelompok turut serta dalam latihan musik lesung. 1.2.4 Minggu keempat Program kerja yang berjalan di minggu keempat ini adalah menuntaskan materi menggambar dan mewarnai di SD Pelem 1 dan 2. Para siswa kelas lima mewarnai hasil sketsa mereka menggunakan cat air yang telah kami persiapkan. Penulis mengarahkan agar para siswa juga menggunakan warna-warna primer yaitu merah, biru, dan kuning agar dicampur untuk menghasilkan beragam warna sekunder dan tertier yang bisa digunakan untuk mewarnai. Pada pertemuan terakhir di SD Pelem 1 penulis memberikan workshop produksi film pendek untuk siswa kelas lima. Materi workshop berupa pengembangan ide cerita dan penulisan naskah yang kemudian akan diproduksi. 25
Penulis mengajak para siswa untuk mencari ide cerita hal-hal yang paling dekat dengan keseharian mereka. Pada kesempatan kali ini ide cerita yang dikembangkan adalah seputar kegiatan siswa kelas lima saat sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar di kelas. Naskah yang dibuat bercerita mengenai kenakalan salah satu siswa kelas lima yang selalu gaduh di kelas dan mengganngu teman-teman yang lain serta tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pemain dari film ini merupakan siswa kelas lima itu sendiri bersama salah satu mahasiswa peserta KKN. Anak yang mendapat peran utama sebagai siswa badung adalah Yosa, tokoh pendukung sebagai guru adalah Zella Ayu mahasiswa KKN dari jurusan Seni Tari. Pesan dari film ini adalah himbauan kepada para siswa untuk tidak gaduh di kelas saat guru sedang menerangkan pelajaran, menghargai teman dan bersikap santun serta tertib dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Rapat koordinasi KKN sekecamatan Pringkuku dilaksanakan pada minggu keempat ini bertempat di Pantai Watukarung. Seluruh mahasiswa peserta KKN dari Desa Pelem, Poko, Jlubang, Candi, dan Watukarung berkumpul bersama seluruh dosen pembimbing lapangan KKN Kecamatan Pringkuku. Rapat tersebut guna membahas dan mengevaluasi program kerja yang sudah terlaksana di masing-masing desa dan rencana kegiatan perpisahan mahasiswa KKN sekecamatan Pringkuku. Dewi Kristiyanti selaku dosen pembimbing lapangan kelompok KKN Desa Pelem mengevaluasi program kerja yang telah terlaksana dan kendala-kendala yang dihadapi. Masing-masing mahasiswa dihimbau untuk segera 26
menyusun laporan harian agar memudahkan dosen pembimbing lapangan untuk mengamati rincian program kerja yang telah terlaksana. Kecamatan
Pringkuku
mengadakan
perlombaan
rontek
yang
mewajibkan seluruh desa di kecamatan ini turut serta berpartisipasi mengirimkan kelompok rontek untuk dipentaskan. Mahasiswa peserta KKN Desa Pelem turut serta dalam penggarapan musik rontek bersama LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti. Peserta rontek Desa Pelem terdiri dari para remaja dari dusun-dusun di desa tersebut. Latihan rontek dilaksanakan di kediaman Kepala Desa Pelem. Kelompok KKN Desa Pelem ikut membantu pembuatan alat musik rontek yang terbuat dari bambu. Selain mempersiapkan latihan rontek untuk dipentaskan di kecamatan, mahasiswa kelompok KKN Desa Pelem juga ikut membantu latihan musik lesung yang akan dilombakan pada saat perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Balai Desa Pelem. Kami ikut berlatih lesung di Dusun Krajan I dan Dusun Sembungan. Latihan musik lesung yang beranggotakan warga dusun dilakukan di masing-masing rumah kepala dusun. Pada minggu keempat ini penulis bersama kelompok KKN Desa Pelem juga mengikuti upacara bendera memperingati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-69. Upacara bendera tersebut berlangsung di lapangan Balai Desa Pelem yang dengan peserta upacara terdiri dari perangkat desa, para guru dan siswa SD Pelem 1, 2, dan 3, BPD, dan tokoh-tokoh masyarakat. 1.2.5 Minggu kelima 27
Kegiatan yang berlangsung dalam minggu terakhir KKN ini adalah persiapan pentas malam perpisahan mahasiswa peserta KKN Desa Pelem dan lomba rontek di Kecamatan Pringkuku. Pentas tersebut bertujuan untuk perpisahan mahasiswa peserta KKN kepada seluruh warga Desa Pelem. Dalam pentas tersebut juga akan menampilkan karya-karya dari siswa sekolah dasar hasil bimbingna dari mahasiswa peserta KKN. Sebelum menyelenggarakan acara tersebut kami mengadakan rapat koordinasi bersama perangkat desa yaitu kepala dan sekretaris desa, serta BPD selaku panitia PBHBN. Kegiatan pentas perpisahan tersebut masih dalam satu rangkaian kegiatan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Pelem akan tetapi dengan kepanitian yang berdiri sendiri tidak bergabung dengan kepanitiaan PBHBN Pelem. Pada pagi hari sebelum berlangsungnya acara pentas perpisahan, penulis bersama kelompok rontek Desa Pelem berangkat ke Kecamatan Pringkuku
untuk
mengikuti
perlombaan.
Penulis
bertugas
untuk
medokumentasikan jalannya kegiatan saat perlombaan rontek tersebut. Seluruh desa di Kecamatan Pringkuku turut serta berpartisipasi dalam perlombaan tersebut. Tidak terkecuali desa-desa lokasi KKN ISI Surakarta selain Pelem yaitu Jlubang, Poko, Candi, dan Watukarung. Acara yang berlangsung di lapangan Kelurahan Ngadirejan Pringkuku tersebut berlangsung cukup semarak. Warga antusias berdatangan untuk menonton dan memberikan semangat pada delegasi rontek dari desa masing-masing.
28
Kegiatan perlombaan rontek di kecamatan tersebut bersamaan dengan perayaan HUT Kemeredekaan Republik Indonesia di Desa Pelem. Di Balai Desa Pelem sedang diadakan berbagai perlombaan untuk memeriahkan perayaan peringatan hari kemerdekaan. Lomba-lomba yang digelar antara lain pertandingan bola voli, panjat pucang, dan gebyar lesung. Penulis bersama rombongan rontek kembali dari kecamatan menuju Balai Desa Pelem untuk bergabung dengan acara di sana. Rombongan rontek tersebut kembali tampil untuk menghibur warga Pelem yang hadir di lapangan balai desa. Selain mendokumentasikan kegiatan rontek di kecamatan, penulis juga mendokumentasikan gebyar lesung dan penampilan rontek di balai desa. Sore harinya penulis bersama kelompok 14 KKN mempersiapkan acara pentas malam perpisahan. Penulis merias para siswa SD Pelem 1 dan 2 yang akan menampilkan tarian di acara pentas perpisahan tersebut. Kegiatan berlangsung malam hari di aula Balai Desa Pelem. Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh jajaran perangkat desa namun juga warga Pelem yang antusias menonton jalannya kegiatan. Selain pertunjukkan tari dan karawitan yang ditampilkan pada malam pentas perpisahan tersebut, penulis sebagai mahasiswa dari program studi Televisi dan Film membuat program “Mari Menonton” bagi warga Desa Pelem yang hadir pada acara tersebut. Sebelumnya penulis telah mempersiapkan film yang akan disuguhkan kepada masyarakat Desa Pelem. Film yang akan diputar harus bercerita mengenai hal-hal yang dekat dengan kehidupan dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat 29
setempat. Film yang diputar pada pentas perpisahan mahasiswa KKN di Balai Desa Pelem ini berjudul Say Hello to Yellow. Film pendek berdurasi 20 menit ini bercerita mengenai kehidupan anak-anak sebuah sekolah dasar di Gunung Kidul. Kondisi geografis, sosial dan budaya yang ditampilkan pada film tersebut tidak jauh berbeda dengan kondisi di Pacitan khusunya Desa Pelem yang berbukit-bukit. Kehidupan anak-anak sekolah dasar yang lugu dan jauh dari akses komunikasi digital yang memadai. Jaringan telepon seluler di daerah yang menjadi setting lokasi film Say Hello to Yellow itu terbilang sulit. Setiap warga yang hendak berkomunkasi melalui perangkat seluler tersebut harus menuju bukit-bukit tertinggi di desanya agar memperoleh jaringan yang baik. Kehadiran seorang siswa baru di sekolah dasar tersebut menjadi cerminan dari sebuah potret lugu atas modernitas yang angkuh dan gagap. Perilaku murid pindahan dari kota yang menyombongkan fasilitas yang dimilikinya membuat jarak yang kentara antara dia dan teman-teman barunya. Keluguan tingkah anak-anak SD yang mencoba mencairkan kekauan itu dengan cara mereka membuat film Say Hello to Yellow ini memiliki daya tarik yang berarti bagi masyarakat Desa Pelem. Cerita kehidupan yang ada dalam film yang tidak jauh berbeda dengan keseharian warga Desa Pelem membuat mereka dapat mencerna dan memahami film ini dengan baik. Antusias warga saat menyaksikan film tersebut cukup baik. Pesan dari film tersebut terutama ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat 30
Desa Pelem tidak hanya anak-anak saja bahwa suatu bentuk modernitas tidak sepatutnya menjadi portal yang akan merusak hubungan baik yang telah terjalin erat di antara sesama. Perangkat komunikasi seluler seharusnya mendekatkan jarak yang jauh bukan sebaliknya. Sejauh observasi yang dilakukan penulis terhadap siswa-siswi SD Pelem 1 dan 2 yang telah akrab dengan telepon seluler. Maka film ini menjadi bentuk pembelajarn yang efektif untuk menyadarkan betapa pentingnya menyikapi modernitas secara bijak dan tepat.
1.3 Waktu kegiatan Pelaksanaan program KKN ISI Surakarta di Kabupaten Pacitan berlangsung pada tanggal 16 Juli hingga 22 Agustus 2014. Waktu pelaksanaan jadwal program kerja mahasiswa peserta KKN program studi Televisi dan Film di Desa Pelem terdiri atas dokumentasi kegaiatan pelaksanaan KKN, mengajar di SD Pelem 1 dan 2, workshop produksi film pendek, dan screening film pendek Say Hello to Yellow. Jadwal kegiatan yang telah disusun oleh kelompok disesuaikan dengan jadwal masingmasing individu perserta KKN. Dokumentasi kegiatan dilakukan selama jadwal pelaksanaan KKN di Desa Pelem berjalan. Dokumentasi tersebut terhadap kegiatan-kegiatan terkait program kerja KKN dan beberapa pertemuan yang dilakukan bersama jajaran perangkat desa. Pada tanggal 19 Agustus 2014 pukul 08:00 WIB hingga 14:00 WIB penulis mendokumentasikan perlombaan rontek di Kecamatan 31
Pringkuku. Jadwal mengajar di SD Pelem 1 dan 2 disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran SBK (Seni Budaya dan Ketrampilan) yang sudah ada. Penulis menyusun jadwal mengajar selama enam kali pertemuan. Masingmasing kelas mendapat jatah dua jam pelajaran atau 90 menit. Workshop produksi film pendek dilakukan selama satu jam pelajaran pada pertemuan terakhir tanggal 13 Agustus 2014 di SD Pelem 1 mengingat waktu dua jam pelajaran tersebut dibagi untuk mengisi materi pelajaran lain. Pemutaran film pendek Say Hello to Yellow memakan waktu selama setengah jam mengingat persiapan yang dibutuhkan sebelum pemutaran. Durasi film tersebut sepanjang dua puluh menit. Pemutaran film tersebut berlangsung pada tanggal 19 Agustus 2014 bersamaan dengan pentas malam perpisahan mahasiswa KKN di Desa Pelem.
32
BAB III HASIL KEGIATAN A.
Hasil yang dicapai Mahasiswa KKN yang bertugas di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku Pacitan menghadapi situasi daerah dengan potensi kesenian yang cukup beragam. Kehidupan sosial masyarakat Desa Pelem juga berpengaruh pada hasil-hasil kesenian yang diciptakan oleh penggiat seni setempat. Pada minggu pertama kegiatan di Desa Pelem, penulis bersama anggota kelompok KKN Desa Pelem bersepakat untuk melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengenal lingkungan dan masyarakat sekitar sebelum menjalankan program kerja. Hasil dari observasi tersebut kami menemukan bahwa di Dusun Waru terdapat kesenian Reog yang sudah tidak berkegiatan lagi dikarenakan tidak adanya regenerasi penggiat kesenian tersebut. Evaluasi yang kami lakukan terkait dengan permasalahan di Dusun Waru tersebut kami konsultasikan dengan perangkat desa. Kesimpulan yang didapat adalah solusi yang kami tawarkan terhadap perangkat desa untuk melakukan revitalisasi terhadap kesenian Reog di Waru karena terkait dengan pendanaan perlengkapan Reog yang sangat terbatas. Pada evaluasi selanjutnya kami memutuskan untuk melakukan observasi ke beberapa Dusun yang memiliki potensi serta permasalahan terkait kesenian yang berkembang di masyarakat. Desa Pelem terdiri dari rayon Utara dan Selatan yang memiliki pusat kesenian di beberapa Dusun tertentu. Setelah berkonsultasi dengan perangkat desa serta tokoh-tokoh 33
masyarakat Pelem kami melakukan obeservasi ke beberapa dusun yakni Dusun Waru, Bero, Krajan I, serta Dusun Jaten. Dusun-dusun merupakan pusat kegiatan kesenian di Desa Pelem. Dusun Bero dan Jaten memiliki karakteristik kegiatan yang hampir sama yaitu sholawatan dan campursari. Sedangkan Dusun Krajan I merupakan pusat kesenian tari dan karawitan dengan adanya LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti. Program kerja yang berjalan dalam lima minggu tersebut menghasilkan kegiatan kolaborasi antara warga Pelem dan mahasiswa KKN ISI Surakarta. Waktu pelaksanaan program kerja yang berbarengan dengan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia menghasilkan program kerja untuk menunjang kegiatan peringatan kemerdekaan tersebut. Rapat PBHBN yang dilaksanakan oleh perangkat desa serta tokoh-tokoh masayarakat merumuskan persiapan kegiatan yang melibatkan mahasiswa KKN. Hasil-hasil yang dicapai dari program kerja di Desa Pelem yang sesuai dengan bidang studi televisi dan film adalah sebagai berikut: 1. Dokumentasi pelaksanaan program kerja KKN di Desa Pelem yaitu kegiatan seluruh mahasiswa peserta KKN Desa Pelem saat mengajar di SD Pelem 1 dan 2, 2. Mengajar mata pelajaran SBK yaitu menggambar dan materi mengenai konsep warna primer kepada siswa SD Pelem 1 dan 2, 3. Dokumentasi rapat persiapan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Balai Desa Pelem, 34
4. Dokumentasi kegiatan observasi ke dusun-dusun di Desa Pelem, 5. Pembuatan desain papan nama posko 14 KKN Desa Pelem, 6. Dokumentasi pelaksaan Festival Rontek di Kelurahan Ngadirjan Pringkuku dengan mengirim kelompok Rontek Desa Pelem yang juga terdiri dari mahasiswa KKN ISI Surakarta pada tanggal 19 Agustus 2014, 7. Workshop produksi film pendek yang berjudul Gara-gara Gaduh di SD Pelem 1 dengan peserta siswa kelas lima pada tanggal 13 Agustus 2014, 8. Dokumentasi perayaan untuk memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus gebyar musik lesung di Balai Desa Pelem pada tanggal 19 Agustus 2014. 9. Pemutaran film pendek berjudul Say Hello to Yellow pada tanggal 19 Agustus 2014 di Balai Desa Pelem. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan program kerja penulis sebagai mahasiswa program studi Televisi dan Film yang bertugas di Desa Pelem untuk membagikan pengalaman seputar dunia perfilman dan turut serta melatih dan memberikan inspirasi bagi berkembangnya kesenian yang telah ada. Dari situlah penulis juga mendapat pengetahuan baru mengenai kesenian khas Desa Pelem yang terinspirasi dari kegiatan sehari-hari warganya yaitu menggunakan lesung untuk menumbuk padi. Saat ini warga Pelem telah beralih dari budaya menggunakan lesung ke alat selep yang lebih canggih untuk menumbuk padi. Maka dari itu lesung-lesung yang 35
sudah tidak terpakai dimanfaatkan warga sebagai alat musik yang menambah keragaman kesenian khas Pacitan khususnya Desa Pelem. Di Desa ini pula lahir tarian serta musik yang diilhami dari kebiasaan warga Pelem sendiri yaitu tari Eklek dan Rung Sarung. LKP Seni Pradhapa Loka Bhakti menjadi camp bagi penggiat seni yang menggeluti bidang seni tari dan karawitan di Desa Pelem. Penulis bersama kelompok KKN Desa Pelem juga melakukan observasi ke sekolah dasar yang ada di Desa Pelem. Desa Pelem memiliki tiga sekolah dasar yaitu SD Pelem 1, 2, dan 3. Penulis memberikan materi mengenai seni rupa yaitu menggambar/melukis, konsep warna, dan pengetahuan mengenai macam-macam arsiran dalam bentuk, serta dasar perfilman. Terdapat permasalahan yang sama di kedua sekolah dasar tersebut yaitu mengenai mata pelajaraan SBK (Seni Budaya dan Keterampilan) khususnya seni rupa/seni lukis yang masih kurang memadai. Para guru terkendala praktisi yang ahli di bidang seni lukis. Mereka meminta kami untuk memberikan materi mengenai warna karena hal tersebut yang masih menjadi kendala para guru. Hasil yang diperoleh para siswa SD Pelem 1 dan 2 mengenai seni rupa salah satunya adalah konsep warna dalam seni lukis. Mereka tampak antusias dalam menerima materi yang kami berikan melalui praktek langsung untuk percampuran warna. Workshop pembuatan film pendek yang diberikan kepada siswa kelas lima SD Pelem 1 diapresiasi cukup baik oleh semua siswa. Setelah menjelaskan materi mengenai penulisan naskah 36
film pendek, penulis mengajak para siswa untuk langsung memproduksi film tersebut di kelas. Pemain yang melibatkan siswa kelas lima itu sendiri membuat kegiatan berlangsung lebih semarak dengan semangat mereka. Cerita dari film pendek Gara-gara Gaduh ini pun diilhami dari keseharian para siswa sendiri saat sedang berlangsung kegiatan belajar di kelas. Pesan dari film tersebut adalah agar para siswa tidak gaduh di kelas saat guru sedang menerangkan pelajaran, menghargai teman dan bersikap santun serta tertib dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Pemutaran film pendek berjudul Say Hello to Yellow di balai desa berlangsung lancar dan mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat Desa Pelem yang menyaksikan film tersebut. Pesan yang terkandung dalam film dapat diterima oleh masyarakat yang menjadi khalayak karena cerita dan setting lokasi film memiliki persamaan dengan keseharian warga Desa Pelem. Pemutaran film pendek Say Hello to Yellow sebagai penutup acara pentas malam perpisahan mahasiswa KKN di Desa Pelem terbilang sukses dengan baiknya apresiasi yang diberikan warga yang menonton film tersebut. B.
Hasil evaluasi Pelaksanaan KKN yang berlangsung selama lima minggu yaitu pada tangal 16 Juli hingga hingga 22 Agustus menyimpulkan beberapa hal yang patut menjadi bahan evaluasi penulis. Setiap program yang terlaksana dan kendala-kendala yang dihadapi menimbulkan persoalan tertentu yang dapat diselesaikan bersama kelompok. Hasil evaluasi dari pelaksaan KKN di Desa 37
Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan diantaranya sebagai berikut: 1. Koordinasi dan kerjasama yang perlu dijalin dengan baik antar peserta KKN dalam penyusunan program kerja KKN, 2. Menghormati setiap keputusan yang telah disepakati oleh kelompok demi kelancaran pelaksanaan program kerja KKN, 3. Menghargai masing-masing karakter yang berbeda agar tidak terjadi selisih paham, 4. Disiplin waktu dalam menjalankan setiap aktifitas saat pelaksanaan program kerja KKN, 5. Komunikasi yang perlu dijalin dengan baik antar peserta KKN terkait koordinasi pelaksanaan seluruh kegiatan, 6. Menghormati dan menyelesaikan dengan baik setiap program kerja individu maupun kelompok yang dijalankan.
38
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan program kurikulum ISI Surakarta yaitu suatu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Tujuan pelaksanaan program KKN ini merupakan sebuah kewajiban bagi mahasiswa untuk memenuhi tugas dan fungsi perguruan tinggi dalam melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Program ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa agar ilmu yang telah didapat dibangku kuliah dapat diaplikasikan kepada masyarakat guna memajukan bidang kesenian khas daerah lokasi KKN. Kontribusi aktif serta positif yang diberikan diharapkan bermanfaat bagi masyarakat Desa pelem, Kecamatan Pringkuku dengan potensi kesenian yang ada. Bentuk kegiatan pengaplikasian setiap program kerja diharapkan memberikan dampak positif bagi perkembangan kesenian di Desa Pelem untuk masa mendatang. Potensi-potensi yang ada di Desa Pelem dapat dijadikan bahan kajian untuk menciptakan sebuah karya audio visual yang bersifat partisipatori. Desa Pelem sebagai tempat kelahiran karya seni berupa tari-tarian dan musik yang diilhami dari keseharian warganya telah mendapatkan
sejumlah
penghargaan
yang
membanggakan.
Ilmu
pengetahuan yang penulis peroleh dari kearifan budaya warga Pelem dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga. Kegiatan workshop dan pemutaran film pendek yang telah terlaksana pun diharapkan mampu menjadi motivasi 39
bagi generasi muda Desa Pelem untuk semakin meningkatkan kreatifitas dalam berkesenian. B.
Saran Program Kuliah Kerja Nyata yang telah terlaksana di Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan dapat diselesaikan dengan baik. Pengabdian kepada masyarakat Desa Pelem memberikan manfaat yang begitu besar kepada
penulis
akan pentingnya menghargai
setiap
keberagaman kearifan lokal yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Demi terlaksananya program KKN pada tahun akademik di masa mendatang penulis berharap terdapat kemajuan dan perbaikan di bidang pengelolaan Kuliah Kerja Nyata sebagai berikut: 1. Waktu
pelaksanaan
KKN
yang
lebih
diperpanjang
agar
pengaplikasian program kerja dapat terlaksana dengan lebih baik dan tidak terburu-buru, 2. Observasi ke lokasi KKN sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh panitia KKN dan dosen pembimbing lapangan, akan tetapi mahasiswa peserta KKN juga dilibatkan dalam observasi ke lapangan sebelum tahap pelaksanaan KKN dimulai, 3. Sosialisasi mengenai persoalan dan potensi-potensi yang ada di lokasi KKN diharapkan lebih terperinci dan jelas agar mahasiswa peserta KKN mendapat informasi yang cukup sebagai bekal pelaksanaan program kerja,
40
4. Penyusunan buku panduan KKN sebaiknya terus diperbarui di tiap tahun akademik agar dalam penyusunan laporan tidak terjadi kesimpang-siuran karena terdapat bagian-bagian di buku panduan yang janggal, 5. Sosialisasi dosen pembimbing lapangan kepada kepala desa selaku tim penilai pelaksanaan KKN harus lebih intensif dan jelas, 6. Partisipasi panitia KKN dan dosen pembimbing lapangan terhadap setiap program kerja KKN sebaiknya diperbaiki agar dapat memantau dan mengevaluasi setiap kegiatan dengan baik. Demikian saran yang bisa disampaikan, semoga kegiatan Kuliah Kerja Nyata ISI Surakarta dapat berjalan lancar dan lebih baik serta bermanfaat bagi seluruh pihak khususnya bagi mahasiswa dan masyarakat di lingkup lokasi untuk kegitan KKN.
41
DAFTAR PUSTAKA
-
Tim Penyusun, Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata tahun 2014 Institut Seni Indonesia Surakarta, 2014.
42
LAMPIRAN 1. Naskah film pendek Gara-gara Gaduh hasil workshop
Judul: Gara-gara Gaduh Produksi: Workshop Produksi Film Pendek SD Pelem 1 1. INT/Ruang kelas 5 SD Pelem 1/Pagi Cast: Yosa, Bu guru, siswa kelas 5 Siswa kelas 5 sedang belajar kelompok di kelas. Bu Guru “anak-anak tugasnya jangan lupa diselesaikan! Nanti selesai rapat Ibu kembali ke kelas dan tugasnya dikumpulkan!” Siswa “iya bu guru..” Bu guru keluar kelas sementara anak-anak sibuk mengeluarkan alat tulis. Terlihat Yosa yang tampak sedang menatap sekeliling kelas ke arah teman-temannya 2. INT/meja Yosa/Pagi Cast: Yosa, Bu guru, siswa kelas 5 Yosa sibuk merogoh tasnya. Dia mengeluarkan penggaris, balok kayu kecil, dan kotak besi. Wisnu (dari samping bangku Yosa, memperhatikan Yosa) Ngapain kamu Yos? Yosa (hanya senyum-senyum) Wisnu kembali menulis. Close Up tangan Wisnu yang menulis sesuatu. Tiba-tiba 43
terdengar Klontanggg…!”
suara
“braaakkkk…!
Wisnu (kaget, pensilnya terlempar dari genggaman) 3. INT/ruang kelas/Pagi Cast: Yosa, Bu guru, siswa kelas 5 Seluruh siswa sibuk mengerjakan tugas. Sementara Yosa berari-lari keliling kelas sambil memukul-mukulkan balok kayu yang dibawanya ke setiap meja teman-temannya. Semua anak terganggu tapi tetap melanjutkan menyelesaikan tugas masingmasing. Yosa berdiri di depan pintu kelas, memukul-mukul pintu seolah menabuh kendang. Tiba-tiba pintu terbuka dan tampak bu guru sedang melotot sambil berkacak pinggang marah ke arah Yosa. 4. INT/depan papan tulis/Pagi Cast: Yosa, Bu guru, siswa kelas 5 Bu guru “Semua tugas dikumpulkan di meja guru sekarang!” Semua anak maju mengumpulkan tugas kecual Yosa yang hanya diam termangu di bangkunya. Bu guru “Yosa! Mana tugasmu?” Yosa (hanya senyum-senyum) Bu guru (melotot tajam) 5. EXT/halaman SD Pelem 1/Pagi Cast: Yosa, Bu guru, siswa kelas 5 Yosa sedang menyapu kotoran di halaman sekolah. Teman-teman Yosa menyoraki dan 44
meledeknya. Bu Guru datang kerumunan teman-teman Yosa.
membubarkan
Bu guru (menghampiri Yosa) (talking head) “makanya anak-anak, kalau diberi tugas ya langsung dikerjakan! Jangan malah bermain-main mengganggu teman-teman yang lain. Jangan meniru Yosa ya!” -FINISH-
45
FOTO KEGIATAN
Gambar 1. Penyambutan mahasiswa KKN kelompok XIV di Balai Desa Pelem, foto bersama Sekretaris dan Kepala Desa Pelem.
Gambar 2. Sosialisasi potensi yang ada di Desa Pelem oleh kepala desa dan para kepala dusun di Balai Desa Pelem. 46
Gambar 3. Kunjungan DPL se-kecamatan Pringkuku untuk mengevaluasi program kerja KKN di Desa Pelem.
Gambar 4. Kegiatan mengajar di SD Pelem 1 dengan materi nirmana.
47
Gambar 5. Kegiatan mengajar di SD Pelem 2 dengan materi nirmana.
Gambar 6. Proses pembuatan alat musik rontek di rumah Kepala Desa Pelem.
48
Gambar 7. Kelompok rontek Desa Pelem sebelum berangkat ke Ngadirejan untuk lomba rontek sekecamatan Prigkuku.
Gambar 8. Kelompok rontek Desa Pelem tampil di lapangan Ngadirejan dalam rangka lomba rontek sekecamatan Prigkuku.
49
Gambar 9. Rapat PBHBN untuk persiapan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia Desa Pelem.
Gambar 10. Para siswa SD Pelem 2 memamerkan karya nirmana hasil bimbingan mahaiswa KKN ISI Surakarta.
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59