LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
SKPD DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015
IK AB
KA B. LAB. BATU
LO INA EN PABO
JJL. K.H. DEWANTARA No.108 (0624) 21118 Fax. (0624) 24911 RANTAUPRAPAT 21415
2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................
iii
DAFTAR GRAFIK .........................................................................................................
iv
IKHTISHAR EKSEKUTIF…………......................................................................................
v
BAB I
1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1.1. GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU………............................................................................ 1.1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI............................................ 1.2. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ........................................................... 1.2.1. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN .................................... 1.2.2. ASPEK SARANA PELAYANAN KESEHATAN .......................................... 1.2.3. ASPEK PEMBIAYAAN KESEHATAN ...................................................... 1.2.4. ASPEK WILAYAH ................................................................................. 1.3. PERMASALAHAN UTAMA ORGANISASI...............................................
1 1 14 14 15 16 16 17
BAB II
PERENCANAAN KINERJA ................................…........................................... 19 2.1. IKHTISAR PERJANJIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 ..........................................................… 19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA……………………………………………………….................... 25 3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA…………............................................... 25 3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA……………..................................................... 26 3.2.1. EVALUASI DAN ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS ..............28 3.3. REALISASI ANGGARAN………................................................................. 61
BAB IV
PENUTUP……………………………………………………………………………………………......
64
Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 2. Formulir Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2015
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU |
ii
2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Keadaan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 ..
14
Tabel 1.2. Keadaan Sarana Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 ……………
15
Tabel 1.3. Alokasi dan Realisasi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2015 ……………………
16
Tabel 1.4. Jarak Tempuh dari Wilayah kecamatan ke Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015…………………………………………………………………………………………….
17
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015...
19
Tabel 3.1. Hasil pengukuran Indikator Kinerja Utama Tahun 2011 – 2015 terhadap target 2015 ……………………………………………………………………….........
26
Tabel 3.2. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Status Kesehatan,Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan …….…………………………. 28 Tabel 3.3. RPJMD Sasaran Meningkatnya Status Kesehatan,Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2011-2015 …………………………………………………… 41 Tabel 3.4. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan.........……………………
45
Tabel 3.5. Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja tahun kelima RPJMD tahun 2011- 2015 ………………………………………………….
46
Tabel 3.6. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas dan kuantitas Tenaga Kesehatan...........................................…………………………
47
Tabel 3.7. Tingkat capaian indicator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja tahun kelima RPJMD tahun 2011 – 2015 ……………………………………
51
Tabel 3.8. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin…………………………
52
Tabel 3.9. Tingkat capaian indicator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja tahun kelima RPJMD tahun 2011 – 2015 ……………………………………
53
Tabel 3.10.Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Paradigma Hidup Sehat Masyarakat ………………………………………………………………………
54
Tabel 3.11. Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja tahun kelima RPJMD tahun 2011 – 2015 …………………………………
59
Tabel 3.12. Alokasi dan Realisasi program dan kegiatan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun Anggaran 2014 ……………………………………………. 62
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU |
iii
2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 3.1. Grafik jumlah Belanja Langsung dan Tidak Langsung Tahun Anggaran 2013-2015………………………………………………………………………..
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU |
62
iv
2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam mewujudkan Good Governance, akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan. Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bentuk aplikasi dari penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini memberikan gambaran tentang kinerja penyelenggaraan Dinas Kesehatan pada tahun 2015, keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan serta hambatan-hambatan/kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 5 (lima) sasaran strategis yang tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015, disimpulkan bahwa 5 (lima) sasaran strategis yang tertuang dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2015, disimpulkan bahwa 3 (tiga) sasaran (60%) tercapai dengan predikat sangat berhasil, 1 (satu) sasaran (20%) tercapai dengan predikat Berhasil dan 1 (satu) sasaran (20%) tercapai dengan predikat Kurang Berhasil. Dari 5 (lima) sasaran telah ditetapkan sebanyak 57 indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa 43 indikator kinerja atau 75,44% dikategorikan sangat berhasil ; 4 indikator kinerja atau 7,02% dikategorikan berhasil ; 3 indikator kinerja atau 5,26% masuk dalam kategori cukup berhasil dan 7 indikator kinerja atau 12,28% masuk dalam kategori kurang berhasil. Dengan demikian masih terdapat beberapa indikator kinerja yang capaian kinerjanya belum sesuai dengan yang diharapkan, yang masuk dalam kategori Kurang Berhasil sehingga perlu perhatian pada tahun – tahun berikutnya. Indikator kinerja dengan kategori kurang berhasil yaitu Cakupan Anak Gakin Mendapat MP-ASI, Ratio Tenaga Dokter per 100.000 penduduk, Ratio Tenaga Gizi per 100.000 penduduk, Ratio Tenaga Sanitarian per 100.000 penduduk dan Ratio Tenaga Kesmas per 100.000 penduduk, Jumlah Anak Gakin Mendapat Pelayanan Operasi Bibir Sumbing dan Jumlah Kader tanaman Obat Tradisional yang Memahami Tentang Standarisasi Tanaman Obat Tradisional. Anggaran Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 yang dialokasikan untuk Program/Kegiatan sebesar Rp. 37.034.269.320,- dan terealisasi Rp 24.856.605.380,- (67,12%). Pencapaian kinerja sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 rata-rata terkategori sangat berhasil.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU |
v
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
1.1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI
Organisasi merupakan salah satu fungsi dari administrasi, yang merupakan wadah dari orang-orang atau unit kerja untuk dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan oleh organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 35 tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu. Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu sebagai unsur pelaksana urusan daerah dibidang kesehatan berdasarkan kewenangan yang dimiliki berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah. Dinas Kesehatan juga mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam penyelenggaraan tugas pokok tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu mempunyai fungsi : a.
perumusan kebijaksanaan teknis bidang kesehatan;
b.
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan;
c.
pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan;
d.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah di bidang kesehatan;
e.
Pelaksanaan pelayanan tekhnis ketatausahaan dinas;
f.
Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi; Berdasarkan Peraturan Bupati Labuhanbatu Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Tugas
Pokok dan Fungsi serta Rincian Tugas Pejabat Sruktural Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu, maka Dinas Kesehatan juga mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi sebagai Jabaran dari Kewenangan yang dimilikinya. Adapun Tupoksi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu yang tertuang di dalam Tupoksi seluruh staff di lingkup Dinas Kesehatan adalah sebagaimana tersebut berikut ini ;
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
1
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN
TUGAS POKOK Membantu Bupati Labuhanbatu dalam penyelenggaraan Urusan Wajib Pemerintah Daerah dibidang Kesehatan FUNGSI 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan Kabupaten Labuhanbatu; 2. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang ; 3. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis; 4. Pembinaan Urusan Sekretariat Dinas; 5. Penyusunan Rencana Pembangunan, Pengawasan dan Pengendalian di Bidang Kesehatan; 6. Mengkoordinasikan tugas-tugas di bidang kesehatan dengan instansi terkait; 7. Melaksanakan Tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan
SEKRETARIAT TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas dinas dalam urusan Umum, Kepegawaian, keuangan, serta mengkoordinasikan program kegiatan, pelayanan teknis dan administrasi kepad seluruh satuan organisasi di lingkungan dinas. FUNGSI 1. Mengkoordinasikan perumusan rencana dan program kerja di lingkungan Dinas; 2. Menyelenggarakan dan melakukan pelayanan tata usaha dan rumah tangga Dinas; 3. Melaksanakan rencan anggaran belanja Dinas; 4. Meyelenggarakan urusan keuangan Dinas; 5. Mempersiapkan naskah rancangan Peraturan dan Kebijakan dalam pelaksanaan yang berhubungan dengan tugas pokok Dinas; 6. Mengelola pelaksanaan administrasi, kepegawaian, umum, surat menyurat, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan dan pengelolaan data statistik; 7. Memimpin dan mengkoordinasikan administrasi kegiatan Bidang pada Dinas; 8. Menghimpun dan mengkoordinasikan penyusunan program; 9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan;
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
2
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga di lingkungan Dinas FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Menyelenggarakan administrasi surat menyurat termasuk penanganan arsip di lingkungan Dinas; 3. Melakukan pengendalian, pelaksanaan tata naskah dinas di lingkungan Dinas; 4. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian; 5. Menyelenggarakan urusan ketertiban, keamanan, kebersihan, dan keindahan di lingkungan Dinas; 6. Menyelenggarakan
dan
mengkoordinasikan
penerimaan
tamu,
keprotokolan,
penyediaan fasilitas rapat-rapat Dinas dan upacara kantor; 7. Melaksanakan rencana pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan, inventarisasi dan usul penghapusan barang/asset Dinas; 8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
SUB BAGIAN PROGRAM TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang penyusunan rencana kerja dan rencana anggaran di lingkungan dinas. FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Program; 2. Menyusun perumusan kebijakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas: 3. Mengkoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana strategis Dinas 4. Menyusun jadwal rencana kegiatan tahunan Dinas; 5. Mengkoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana kerja tahunan Dinas; 6. Mengkoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana kerja anggaran Dinas; 7. Mengkoordinasikan dan mempersiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas; 8. Mengkoordinasikan dan melaksanakan monitoring dan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di lingkungan Dinas; 9. Mengumpulkan, mengolah dan mempersiapkan data sebagai bahan informasi; 10. Mengkoordinasikan dengan setiap bidang untuk persiapan pelaksanaan jadwal kegiatan; 11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
3
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
SUB BAGIAN KEUANGAN TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang pengelolaan keuangan, meliputi pembukuan, perhitungan anggaran dan verifikasi serta perbendaharaan di lingkungan Dinas FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Keuangan; 2. Menghimpun dan mengolah data serta informasi dalam rangka penatausahaan keuangan: 3. Meneliti dan menelaah Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Anggaran Kas dalam rangka penatausahaan keuangan Anggaran Dinas; 4. Melakukan pembinaan pengelolaan asminstrasi keuangan meliputi penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pembukuan; 5. Melakukan koordinasi dan menyusun kebijakan laporan keuangan meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan; 6. Meneliti dan menguji kelengkapan surat permintaan pembayaran dan surat pertanggungjawaban dalam rangka penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM); 7. Meyiakan dan mengadministrasikan Surat Perintah Membayar (SPM); 8. Melakukan verifikasi, meneliti dan menguji setiap dokumen/bukti serta Surat Pertanggungjawaban bendahara pengeluaran; 9. Melaksanakan akuntansi pengelolaan keuangan anggaran Dinas; 10. Melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tambahan penghasilan Pegawai Negri Sipil 11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
KEPALA BIDANG PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam pencegahan dan pengendalian penyakit serta penyehatan lingkungan pemukiman melalui upaya terpadu FUNGSI 1. Perumusan rencana dan program Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2. Mengkoordinir pelaksanaan terhadap upaya pengamatan penyakit secara dini dan kontinu; 3. Melakukan upaya pemberantasan penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular dengan mengedepankan pemutusan rantai penulran penyakit dan perbaikan lingkungan; DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
4
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
4. Mengkoordinir upaya penyehatan lingkungan industri serta pemukiman penduduk; 5. Mengkoordinir upaya penyehatan termpat-tempat umum dengan upaya perbaikan hygiene sanitasi serta pemeriksaan kesehatan karyawan 6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam penyelenggaran program pengendalian penyakit menular, meliputi penyakit bersumber binatang (P2B2) dan penyakit menular langsung (PML) serta penyakit tidak menular. FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular; 2. Melakukan penemuan dan tatalaksana serta pengobatan terhadap semua penderita penyakit menular dan tidak menular; 3. Melakukan pemetaan dan survey dini terhadap penyakit khusus spesifik daerah serta berkoordinasi dalam rangka upaya pengendalian vektor penyakit; 4. Melaksanakan pengendalian vektor penyakit; 5. Pengelolaan/pengusulan logistik obat-obatan, bahan kimia serta peralan untuk kebutuhan pengendalian penyakit menular dan tidak menular; 6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan pada petugas yang meliputi aspek teknis pengendalian penyakit menular dan tidak menular dalam rangka peningkatan seumber daya petugas puskesmas, pustu, bidan desa, polindes dan kader secar berjenjang; 7. Melaksanakan supervisi dan bimbingan teknis pengenda menularlian penyakit menular dan tidak menular ke puskesmas, pustu, bidan desa, polindes; 8. Melaksanakan sosialisasi / advokasi serta penyuluhan tentang penyakit menular dan tidak menular; 9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
SEKSI PENCEGAHAN PENYAKIT TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam melakukan pengamatan terhadap penyakit menular dan tidak menular dengan sistem kewaspdaan dini serta menyelenggarakan upaya pencegahan penyakit sedini mungkin melalui program vaksinasi dan imunisasi. DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
5
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pencegahan Penyakit; 2. Menyelenggarkan kewaspadaan dini kejadian luar biasa secara berkesinambungan dengan mengedepankan surveilans penyakit dan pengamatan epidemiiologi; 3. Melakukan pemetaan dan survey dini terhadap penyakit khusus spesifik daerah serta berkoodinasi dlam rangka upaya pemberantasan vektor penyakit; 4. Menyelenggarakan kegiatan pencegahan penyakit melalui upaya vaksinasi dan imunisasi terhadap kelompok resiko tinggi sesuai dengan standar dan ketentuan yang ditetapkan; 5. Melaksanakan pengelolaan logistik vaksin, bahan habis pakai serta peralatan untuk kebutuhan pencegahan penyakit; 6. Melakukan pemeriksaan dan pengamatan kesehatan haji; 7. Melaksanakan surveilans epidemiologi; 8. Melaksanakan supervisi dan bimbingan teknis ke Puskesmas, puskesma pembantu maupun poskesdes; 9. Melaksanakan monitoring, evaluasi serta pelaporan program; 10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MATRA TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di bidang penyehatan lingkungan dan kesehatan matra. FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja seksi penyehatan lingkungan dan kesehatan matra. 2. Mengumpulkan dan menganalisa data program penyehatan lingkungan umum, industri, dan penduduk; 3. Menyusun dan merumuskan perencanaan program kegiatan penyehatan lingkungan umum, industri, dan penduduk; 4. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap sarana dan kualitas air bersih, makanan dan minuman; 5. Melaksanakan
pemeriksaan
kesehatan
karyawan
dan
hygiene
sanitasi
perusahaan/industri; 6. Melaksanakan pengawasan terhadap makanan dan minuman, tempat pengolahan makanan dan minuman dan tempat-tempat umum; 7. Menyusun rencana kegiatan program penyelenggaraan kabupaten kota sehat;
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
6
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
8. Melakukan sosialisasi dan advokasi kebijakan lingkungan sehat, kesehatan lingkungan dan TTU dan TPM serta kesehatan karyawaan pabrik/industri 9. Melaksanakan pencegahan terhadap penyakit berbasis lingkungan; 10. Melaksanakan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang diakibatkan masalah kesehatan lingkungan; 11. Menyelenggarakan kesehatan mastra yang berhubungan dengan pekerjaan di darat yang temporer serba berubah seperti kesehatan transmigrasi, kesehatan dalam bencana alam dan kesehatan di bumi perkemahan dan tempat pengungsian; 12. Melakukan Monitoring dan Evaluasi serta menyusun laporan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan; 13. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
KEPALA BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pembinaan kesehatan masyarakat yang meliputi kegiatan Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Kesehatan Ibu, Anak, Kesehatan Keluarga, Lanjut Usia dan menyajikan iInformasi Kesehatan serta Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat. FUNGSI 1. Merumuskan perencanaan dan program kerja Bidang Kesehatan Masyarakat; 2. Mengoordinir pembinaan kesehatan masyarakat mel;alui upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; 3. Mengoordinir pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak, Kesehatan Keluarga dan Lanjut Usia; 4. Mengoordinir/Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data, analisis serta penyusunan dan penyebarluasan informasi kesehatan; 5. Mengoordinir Upaya Perbaikabn Gizi Masyarakat dan peningkatan terhadap sistem kewaspadaan pangan dan gizi; 6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan. SEKSI PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang kesehatan masyarakat dalam kegiatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
7
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
2. Melaksanakan Promosi Kesehatan melalui penyuluhan peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta mengembangkan media promosi; 3. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Bersumber Masyarakat (UKBM) berkerja sama dengan lintas program dan sektor terkait serta bermitra dengan berbagai elemen-elemen masyarakat; 4. Memfasilitasi pengembangan dan pelaksanaan sistem pembiayaan kesehatan bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin; 5. Melakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi program kegiatan yang dilakukan; 6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
SEKSI KESEHATAN KELUARGA, IBU, ANAK DAN LANSIA TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Dinas bidang Kesehatan Masyarakat dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan keluarg, ibu, anak dan lansia. FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja seksi Kesehatan Keluarga, Ibu, Anak dan Lansia; 2. Mengumpulkan bahan-bahan untuk penyelenggaraan dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan keluarga, ibu, anak dan lansia; 3. Menyusun rencana kesehatan upaya peningkatan pelayanan kesehatan keluarga, ibu, anak dan lansia; 4. Melaksanakan kegiatan untuk peningkatan pengetahuan petugas dan masyarakat di bidang kesehatan keluarga, ibu dan lansia; 5. Melaksanakan pengawasan, pembinaan dan evaluasi tenaga kesehatan pada pelaksanaan kegiatan; 6. Melakukan kerja sama dengan atasan, lintas program dan lintas sektor terkait; 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
SEKSI INFORMASI KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang kesehatan masyarakat dalam bidang pendataan terhadap hasil-hasil yang dicapai sebagai informasi kesehatan yang disebarluaskan kepada masyarakat serta upaya perbaikan gizi masyarakat. FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja seksi Informasi Kesehatan dan Gizi Masyarakat; 2. Melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisa data serta penyusunan profil kerja dan menyelenggarakan informasi kesehatan yang akurat; DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
8
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
3. Melakukan analisis, verifikasi dan validasi data serta informasi kesehatan (puskesmas, pustu, polindes) termasuk swasta dan tenaga kesehatan dan capaian indikator; 4. Melakukan pemecahan terhadap masalah gizi pada kelompok-kelompok masyarakat dan melaksanakan pemantauan pertumbuhan bayi, anak balita dan anak sekolah; 5. Merencanakan dan menyediakaan kebutuhan suplemen gizi dab logistik lainnya; 6. Memfasilitasi upaya pemberdayaan masyarakat melalui sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) dan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) serta kegiatan lain yang berkaitan dengan upaya Pemantauan Status Gizi Masyarakat; 7. Melaksanakan Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi terhadap program-program yang dilaksanakan di lapangan; 8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
KEPALA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN / FARMASI TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang Pelayanan Kesehatan Khusus dan Bankes serta pembinaan, Pengawasan Farmasi, Makanan dan Minuman dan Alat-alat Kesehatan. FUNGSI 1. Merumuskan rencana dan program kerja bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi; 2. Menyelenggarakan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan mutu pelayanan kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes serta sarana kesehatan swasta lainnya; 3. Mengoordinir pelaksanaan akreditas dan registrasi sarana pelayanan kesehatan serta memberikan masukan kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk pengamblan keputusan; 4. Menyelenggarakan upaya kesehatan khusus dan bantuan kesehatan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu pada saat kejadian luar biasa ataupun bencana alam; 5. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap kefarmasian, penelitian obat dan makanan/minuman serta alat-alat kesehatan sesuai dengan standar yang berlaku; 6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
SEKSI PERIZINAN, REGULASI DAN MUTU TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas bidang pelayanan kesehatan dan farmasi dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang perizinan, regulasi dan mutu. FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja seksi Perizinan, Regulasi dan Mutu; DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
9
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
2. Melaksanakan pengumpulan bahan untuk penyelenggaraan registrasi, akreditasi dan regulasi sarana dan prasarana kesehatan dalam proses pemberian perizinan institusi kesehatan dan bidang kefarmasian; 3. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian guna pengembanga mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes serta sarana kesehatan swasta; 4. Menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan data terhadap institusi kesehatan yang perizinannya diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten; 5. Melakukan
koordinasi
dengan
bidang-bidang
terkait
lainnya
dalam
rangka
penilaian/akreditasi serta regulasi institusi kesehatan sesuai dengan standar yang ditentukan; 6. Melakukan akreditasi dan registrasi ulang terhadap perizinan institusi pendidikan kesehatan setelah adanya rekomendasi dari seksi terkait sesuai dengan standar yang ditentukan; 7. Melakukan pengumpulan retribusi
terhadap institusi kesehatan yang perizinannya
dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten; 8. Melakukan pembinaan, pengendalian dan
pengawasan Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Poskesdes, serta sarana kesehatan swasta guna pengembangan mutu pelayanan kesehatan; 9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS DAN BANTUAN KESEHATAN TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas bidang pelayanan kesehatan dan farmasi dalam penyusunan kebijaksanaan dan membina pelayanan kesehatan dasar, rujukan, pelayanan kesehatan khusus secara teknis operasional di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes sarana kesehatan lainnya, serta melakukan koordinasi untuk pelayanan bantuan kesehatan sesuai dengan kejadian dan kebutuhan masyarakat. FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Bantuan Kesehatan; 2. Menyelenggarakan pembinaan teknis pelayanan kesehatan kepada Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poskesdes serta sarana kesehatan lain; 3. Mengupayakan pembinaan tujukan pelayanan keseahtan ke Rumah Sakit dan jenjang pelayanan kesehatan yang lebih tinggi;
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
10
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
4. Melakukan supervisi dan bimbingan teknis serta penelitian untuk pengendalian pelayanan kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poskesdes serta sarana kesehatan lain; 5. Melakukan standarisasi pelayanan kesehatan sarana dna prasarana kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poskesdes serta sarana kesehatan lain; 6. Turut berkoodinasi dalam pelaksanaan registrasi, akreditasi dan mutu sarana kesehatan dalam bentuk rekomendasi; 7. Mengoodinir pelaksanaan bantuan kesehatan pada Puskesmas Keliling didaerah-daerah yang membutuhkan baik sewaktu-waktu, temporer ataupun akibat kejadian luar biasa; 8. Memberikan bantuan dan dukungan kesehatan operasional serta pembinaan terhadap para personil yang secara langsung terlibat dalam kegiatan lapangan; 9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
SEKSI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN FARMASI, MAKANAN DAN MINUMAN DAN ALAT KESEHATAN TUGAS POKOK Melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi di bidang pembinaan, pengawasan, pengendalian kefarmasian, melakukan penelitian terhadap obat, makanan/minuman dan alat kesehatan dalam rangka proses perizinan. FUNGSI 1. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pembinaan dan Pengawasan Farmasi, Makanan/Minuman dan Alat Kesehatan; 2. Menyelenggarakan kegiatan pengumpulan data dan analisa dan kefarmasian, obatobatan, bahan berbahaya termasuk NAPZA; 3. Melaksanakan supervisi dan bimbingan teknis serta penilaian terhadap usaha di bidang obat-obatan,
efek
obat/
zat
adiktif
(pengawet,
pewarna,
dll)
terhadap
makanan/minuman, kosmetika serta alat kesehatan sesuai dengan standar yang ditentukan; 4. Melakukan kegiatan pengamanan melalui upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan sediaan farmasi (obat, sedian obat-obat tradisional, kosmetik, dan alat kesehatan) serta NAPZA dan obat-obat berbahaya lainnya; 5. Mengkoordinir pengumpulan bahan dan data di bidang kefarmasian dalam rangka proses pemberian perizinan; 6. Turut berkoodinasi dalam proses pelaksanaan registrasi, akreditasi dan mutu sarana kesehatan dalam bentuk rekomendasi; 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan. DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
11
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Sedangkan susunan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu dari uraian diatas terdiri dari : A. Sekretariat, membawahi : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Program & Perencanaan B. Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi, membawahi : Seksi Perizinan Regulasi dan Mutu Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Bankes Seksi Pembinaan dan Pengawasan Farmasi Makanan/Minuman dan Alat Kesehatan C. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P-PL), membawahi : Seksi Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular Seksi Pencegahan Penyakit Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra D. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahi : Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Seksi Kesehatan Keluarga, Ibu, Anak dan Lansia Seksi Informasi Kesehatan dan Gizi Masyarakat E. Kelompok Jabatan Fungsional F. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Kota Rantauprapat Puskesmas Perlayuan Puskesmas Suka Makmur Puskesmas Janji Puskesmas Sigambal Puskesmas Perbaungan Puskesmas Pangkatan Puskesmas Negeri Lama Puskesmas Lingga Tiga Puskesmas Tanjung Haloban Puskesmas Teluk Sentosa Puskesmas Labuhan Bilik Puskesmas Sei Berombang Akademi Perawat Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
12
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
1.1.2.
2015
Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Bupati Labuhanbatu Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi serta Rincian Jabatan Struktural Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu, struktur organisasi Dinas Kesehatan sebagai berikut : Bagan 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu
KEPALA DINAS KESEHATAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIS
SUBBAG UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG YANKES DAN FARMASI
SIE. PERIZINAN, REGULASI DAN MUTU
SIE YANKES KHUSUS DAN BANKES
SUBBAG KEUANGAN
SUBBAG PROGRAM
BIDANG P2P-PL
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
SIE.PEMB, WAS FARMASI, MAK&MIN DAN ALKES
SIE. PROMKES DAN PEMBD. MASYRAKA
SIE. INFOKES %GIZI MASY.
SIE. KESGA, IBU, ANAK DN LANSIA
SIE P2M
SIE. P2P
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
Rincian Struktur Organisasi sebagai berikut : 1.
Kepala Dinas
2.
Sekretaris Dinas membawahi: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ; b. Sub Bagian Program; c. Sub Bagian Keuangan;
3. Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahi: a. Seksi Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular; b. Seksi Pencegahan Penyakit; c. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra; 4.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahi:
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
13
SIE PL DAN MATRA
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
a. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; b. Seksi Kesehatan Keluarga, Ibu, Anak dan Lansia; c. Seksi Informasi Kesehatan dan Gizi Masyarakat 5.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi, membawahi: a. Seksi Perizinan, Regulasi dan Mutu; b. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Bantuan Kesehatan; c. Seksi Pembinaan dan Pengawasan Farmasi, Makanan/Minuman dan Alat Kesehatan
6.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (Puskesmas dan Akper Pemkab Labuhanbatu)
7.
Kelompok Jabatan Fungsional
1.2. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Aspek strategis organisasi adalah aspek yang mendukung dan merupakan sumber daya dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju perwujudan visi dan misi Dinas Kesehatan dan mendukung visi Kabupaten Labuhanbatu, aspek-aspek tersebut antara lain: 1.2.1. Aspek Sumber Daya Manusia Kesehatan Pada tahun 2015, perubahan yang terjadi pada jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan tidak terlalu berarti. Karena meskipun terjadi pengurangan pegawai yang diakibatkan pensiun/perpindahan pegawai, diiringi pula dengan penambahan pegawai, baik dari penerimaan pegawai baru maupun pindahan. Tabel 1.1. Keadaan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 JUMLAH N0.
PENDIDIKAN
1
2
PNS
PTT
3
I.
MEDIS 60 9 2
6 2 -
II.
1 Dokter Umum 2 Dokter Gigi 3 Dokter Spesialis SARJANA KESEHATAN LAIN
5 47 4 6
-
III.
1 Magister Kesehatan 2 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 Apoteker 4 D-III Farmasi PARAMEDIS 1 2 3 4 5 6
10 176 113 65 3 7
211 -
Sarjana Keperawatan/DIV Keperawatan DI/ DIII/ DIV Bidan/ SST Akademi Keperawatan (AKPER) Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Akademi Keperawatan Gigi (AKG) Sekolah Pendidikan Perawat Gigi (SPRG)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
14
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
JUMLAH N0.
PENDIDIKAN
IV.
V.
PNS
PTT
PARAMEDIS NON PERAWAT 1 Nutritionist 2 SPPH/D-III Sanitarian 3 Analisis Kesehatan /Kimia Analis 4 SAA/SMF
18 10 12 6
-
NON KESEHATAN / ADMINISTRASI / TATA USAHA 1 Sarjana Non Kesehatan (S1) 2 Sarjana Muda Non Kesehatan (D3) 3 Sekolah Menengah Atas dan Lainnya 4 Magister Non Kesehatan (S2) 5 LCPK
11 5 47 2 8
-
628
219
Jumlah
Jumlah Total ……………….
847
1.2.2. Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan Berikut adalah data sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 dilihat dari jenis dan jumlah. Selengkapnya dapat dilihat dari tabel 1.2 di bawah ini : Tabel 1.2. Keadaan Sarana Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 No.
Jenis Sarana Kesehatan
1
2
Tahun 2015 3
1
Puskesmas
13
2
Puskesmas Baru
2
3
Puskesmas Pembantu
47
4
Puskesmas Keliling
3
5
Poskesdes
84
6
Posyandu
524
7
Rumah Sakit Umum Daerah
1
8
Rumah Sakit BUMN
1
9
Rumah Sakit Swasta
5
10
Rumah Bersalin
5
11
Rumah Sakit Ibu dan Anak
0
12
Balai Pengobatan Swasta
47
13
Laboratorium Swasta
5
14
Optikal
7
15
Apotik
43
16
Toko Obat
37
17
Praktek Dokter Umum perorangan
147
18
Praktek Dokter Spesialis
35
19
Praktek Dokter Gigi
26
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
15
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
20
Praktek Bidan
325
21
Praktek Perawat
353
22
Pengobatan Tradisional
22
23
Klinik
55
2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu cukup banyak dan hampir sebagian besar merata di seluruh kecamatan terutama sarana pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yaitu Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu.
1.2.3. Aspek Pembiayaan Kesehatan Pada tahun 2015, pembiayaan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi (Bantuan Propinsi), APBN (Dana Alokasi Khusus (DAK), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) serta Bantuan Luar Negeri (PHLN). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.3. Alokasi dan Realisasi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2015
No.
Jenis Sumber Biaya
1
Alokasi Tahun 2015
2
Realisasi Tahun 2015
3
3
1
APBD Kabupaten
Rp
72.804.260.140,00
Rp
60.544.450.475,00
2
APBN
Rp
5.990.183.000,00
Rp
5.062.395.713,00
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Rp
3.186.530.000,00
Rp
2.318.434.613,00
Tugas Pembantuan Penyehatan Lingkungan
Rp
1.055.902.000,00
Rp
996.493.100,00
Tugas Pembantuan Operasional Kesehatan (BOK) Bantuan Luar Negeri (PHLN)
Rp
1.747.751.000,00
Rp
1.747.468.000,00
Rp
493.119.034,00
Rp
490.935.858,00
Rp.
79.287.562.174,00
Rp.
66.107.782.046,00
3
Jumlah Total ………………
1.2.4. Aspek Wilayah Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu daerah yang berada di Kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Labuhanbatu berada pada 10 41’ – 20 44’ Lintang Utara dan 990 33’ – 1000 22’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 2.151 meter di atas permukaan laut. Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di Kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Labuhanbatu termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musin hujan. Musim kemarau dan musim hujan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
16
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim. Wilayah administrasi Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari 9 Kecamatan, 23 Kelurahan, dan 75 Pedesaan. Dengan luas wilayah 2.156,02 Km2 dan tipologi daerah rata-rata datar dan juga pantai, kondisi tersebut menguntungkan bagi masyarakat karena mudah dalam menjangkau dan mendapatkan pelayanan kesehatan dasar. Untuk jelasnya mengenai jarak dan lama tempuh dari kecamatan ke Kabupaten dapat dilihat pada tabel 1.4 di bawah ini : Tabel 1.4. Jarak Tempuh dari Wilayah kecamatan ke Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 No.
Kecamatan
Puskesmas
Luas (KM2)
Jarak Ke Ibukota Kabupaten (Km)
1
2
3
4
5
1
Bilah Barat
Janji
20.298
6
2
Rantau Utara
Kota Rantauprapat
11.247
0
Perlayuan 3
Rantau Selatan
Sigambal
6.432
0
4
Bilah Hulu
Perbaungan
29.323
19
Lingga Tiga 5
Pangkatan
Pangkatan
35.547
30
6
Bilah Hilir
Negeri Lama
43.083
56
Tanjung Haloban 7
Panai Hulu
Teluk Sentosa
27.631
91
8
Panai Tengah
Labuhan Bilik
48.374
89
9
Panai Hilir
Sei Berombang
34.203
101
Dengan melihat jarak dan waktu tempuhnya, semua puskesmas di Kabupaten Labuhanbatu dapat terjangkau oleh kendaraan roda 4 dan roda 2, sehingga pada akhirnya dengan sarana dan prasarana yang ada memudahkan semua lapisan masyarakat untuk mengakses sarana kesehatan tersebut, dengan demikian diharapkan akan terpenuhinya kebutuhan kesehatan dasar masyarakat secara merata dan murah. 1.3. PERMASALAHAN UTAMA (Strategic Issued) ORGANISASI Perumusan permasalahan utama (strategic issued) penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD Dinas Kesehatan, dimaksudkan untuk menentukan permasalahan, hambatan atas pelaksanaan program dan kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program/kegiatan SKPD tahun sebelumnya, serta capaian kinerja SKPD. Dipandang dari segi analisis perkembangan dan masalah pembangunan kesehatan dan peran DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
17
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Dinas Kesehatan dalam pembangunan kesehatan, dan dengan memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini, maka berbagai masalah dan isu strategis yang masih dihadapi adalah: 1. Peningkatan Kesehatan Ibu, anak remaja, dan lansia diwujudkan melalui program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 2. Perbaikan Status Gizi dan Masyarakat 3. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Peningkatan Akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas 5. Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan pengawasan obat serta makanan 6. Pemenuhan Sumber daya Manusia Kesehatan 7. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 8. Peningkatan Manajemen, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi 9. Pengembangan dan Peningkatan Efektifitas pembiayaan kesehatan 10. Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional. 11. Adanya beban ganda penyakit dalam pembangunan kesehatan. Dewasa ini masih dihadapkan dengan masih tingginya angka kesakitan beberapa penyakit menular (reemerging deseases) seperti DBD, malaria, TB Paru, kusta dll sementara penyakit tidak menular atau degeneratif mulai meningkat. 12. Kondisi sarana dan prasarana fasilitas kesehatan Puskemas, Pustu dan Poskesdes masih perlu ditingkatkan kualitasnya. 13. Upaya pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal, karena kuantitas maupun kualitas tenaga kesehatan masih belum memadai dan penyebarannya juga masih belum merata. 14. Kualitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin masih belum optimal. 15. Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana aparatur masih belum memadai 16. Kerja sama lintas program dan lintas sektor belum optimal 17. Sistem perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan belum optimal. Salau satu sebabnya adalah kurangnya dukungan informasi kesehatan yang memadai. Di samping itu sistem pengendalian, pengawasan, dan pertanggungjawaban kinerja Dinas Kesehatan belum berjalan lancar.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
18
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. IKHTISAR PERJANJIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015 Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program/kegiatan. Perjanjian indikator kinerja SKPD bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi SKPD Dinas Kesehatan. Perumusan indikator kinerja SKPD Labuhanbatu Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini : Tabel 2.1. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
1 Meningkatnya Kualitas kesehatan, kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan
2 1
Target
Program/Kegiatan
Anggaran (Rp.)
3
4
5
Usia Harapan Hidup 72 Tahun
2
Cakupan pelayanan kesehatan lansia
3
Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
4
Jumlah Kematian Ibu Maternal
5
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
65 %
10/1000 KH
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
94.139.100
-
94.139.100
Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
435.012.200
-
435.012.200
15 kss
90%
6
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
80%
7
Cakupan pelayanan nifas
90%
8
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
95%
9
Cakupan peserta KB Aktif
70%
10
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
80%
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
94.848.700
11
Cakupan kunjungan bayi
90%
-
Penyuluhan Kesehatan Anak Balita
19.996.500
12
Cakupan pelayanan kes. anak balita
90%
-
Rekruitmen Tenaga Pelayanan Kesehatan Anak Balita
74.852.200
13
Persentase Puskersmas yang melaksanakan
100%
Program Perbaikan Gizi
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
840.230.500
19
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
surveilans gizi
Masyarakat
Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita
-
41.100.000
<15
Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Gizi Kurang
15
Cakupan balita ditimbang berat badannya
90%
-
Pemberian Tambahan makanan dan Vitamin
732.091.000
16
Cakupan Balita Gizi buruk yang mendapat perawatan
-
Penanggulangan Kurang energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat gizi Mikro Lainnya
67.039.500
17
Cakupan Anak Gakin mendapat MP-ASI
14
100%
100%
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
972.416.200
18
Angka kesakitan malaria (Annual Paracite IndexAPI) per 1000 penduduk
<1 per 1000 penduduk
Penyemprotan/fogging Sarang Nyamuk
256.174.100
19
Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk
<51 per 100.000 penduduk
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik
30.843.000
20
Persentase kesembuhan TB Paru BTA+
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
85.005.200
95%
299.390.500
100%
Pelayanan vaksinasi Bagi Balita dan Anak Sekolah Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah
115.834.000
Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
140.169.400
21
Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Imunization)
22
Cakupan desa kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100%
23
Cakupan Non AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
100%
≥2
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
15.717.204.270
20
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 24
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan haji sesuai standar
100%
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
213.150.000
25
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat
95%
Peningkatan Pelayanan Penanggulangan Masalah Kesehatan
120.000.000
26
Cakupan Pelayanan dan Penanggulangan masalah kesehatan
100%
27
Persentase Penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
28
29
Ketersediaan obat dan vaksin
Persentase toko obat dan apotik yang diawasi
100%
95%
100%
Pelayanan Kesehatan Gratis
1.744.901.000
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
13.639.153.270
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
4.365.547.000
-
4.365.547.000
Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program Pengawasan Obat dan Makanan
18.124.500
-
18.124.500
Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Lainnya
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas
2015
30
Tersedianya buku profil kesehatan kabupaten
1 dok
31
Persentase toko obat dan apotik yang mengedarkan obat yang aman dan sesuai standar
90%
32
Jumlah Puskesmas yang dibina manajemen Puskesmas sesuai standar
33
Jumlah Puskesmas dengan manajemen sesuai standar
1
Persentase fisik sarana kesehatan kondisi baik
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
548.033.900
-
Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan
72.000.000
15 Pusk
-
Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar standar Pelayanan Kesehatan
102.450.000
7 Pusk
-
Akreditasi Sarana Pelayanan Kesehatan dan Perizinan
373.583.900
80%
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
6.984.750.800
21
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
dan layak
Prasarana dan Sarana Pelayanan Kesehatan 2
3
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kesehatan
Persentase desa/kelurahan yang memiliki poskesdes Persentase Puskesmas perawatan mampu PONED
Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya -
Pembangunan Puskesmas
475.560.800
-
Pembangunan Puskesmas Pembantu
193.974.000
-
Pengadaan Puskesmas Keliiling
721.660.800
-
Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
2.808.131.700
-
Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu
1.088.083.450
-
Pembangunan Poskesdes
457.071.500
-
Survei, Perencanaan dan Supervisi
321.843.000
-
Pengadaan Sarana dan Prasarana Institusi Pendidikan kesehatan
40.000.000
-
Rehabilitasi Sedang/Berat Poskesdes
878.425.550
80%
92%
1
Persentase tenaga kesehatan terlatih (Bidan terlatih)
2
Ratio tenaga dokter per 100.000 penduduk
40
3
Ratio tenaga bidan per 100.000 penduduk
105,27
4
Ratio tenaga perawat per 100.000 penduduk
138
5
Ratio tenaga gizi per 100.000 penduduk
22
6
Ratio tenaga sanitarian per 100.000 penduduk
40
7
Ratio tenaga apoteker per 100.000 penduduk
10
8
Ratio tenaga Kesmas per
40
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
2015
70%
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
-
Kemitraan Peningkatan Kualitas Dokter dan Paramedis
184.000.000-
184.000.000
22
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
100.000 penduduk Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin
1
Jumlah Mata penderita katarak masyarakat miskin mendapat pelayanan operasi katarak
150 mata
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk miskin
1.151.000.000
-
Pelayanan Operasi Katarak
285.566.000
2
Anak gakin mendapat pelayanan Sunnat massal
2500 anak
-
Pelayanan Sunnatan Massal
770.434.000
3
Anak gakin mendapat pelayanan Bibir Sumbing
20
-
Pelayanan Operasi Bibir Sumbing
95.000.000
4
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100%
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
-
-
-
Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Puskesmas dan Jaringannya (terintegrasi dengan Program JKN)
Meningkatnya Paradigma Hidup Sehat Masyarakat
1
Persentase Rumah tangga yang ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
70%
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2.103.935.300
2
Persentase desa siaga aktif
80%
-
Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
307.308.800
3
Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri (Posyandu Aktif)
40%
-
Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Bersih dan Sehat
230.633.000
-
Peringatan Hari Kesehatan Nasional
119.976.000
-
Pengembangan Usaha Kesehatan Bersumberdaya Manusia
1
2
Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
67%
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
75%
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1.446.017.500
425.639.550
-
Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat
25.981.100
-
Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat
330.075.900
-
Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat
69.582.550
23
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
1
Persentase tempat pengolahan makanan sehat
2
Persentase tempat-tempat umum sehat
75%
-
2015
Program Pengawasan Pengendalian Kesehatan Makanan
82.627.250
Pengawasan dan Pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga
82.627.250
70% Program Pengembangan Standarisasi Tanaman Obat dan Bahan Alam Indonesia
10.000.000
1
Jumlah kader tanaman obat tradisional yang memahami tentang standarisasi tanaman obat tradisional
30
Pengembangan Obat Asli Indonesia
10.000.000
1
Persentase keluarga sadar gizi :
82%
Program Perbaikan gizi masyarakat
32.795.000
-
32.795.000
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pencapaian Keluraga Sadar Gizi
Pada tahun anggaran 2015 jumlah indikator kinerja yang ditetapkan sebagai indikator kinerja SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu adalah 57 indikator. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja ini tentu tidak terlepas dari dukungan pemerintah Kabupaten dan lintas sektor terkait.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
24
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hokum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak – pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu selaku pengemban amanah masyarakat Labuhanbatu di bidang kesehatan melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah SKPD Dinas Kesehatan yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
3.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan dengan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan Misi dan Visi Pemerintah. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian Indikator kinerja Renstra diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing – masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata – rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Skala pengukuran ordinal nilai pencapaian kinerja dikelompokan sebagai berikut :
85 – 100 70 - <85 55 - <70 0 - <55
: Sangat Berhasil : Berhasil : Cukup Berhasil : Kurang berhasil
Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil capaian indikator kinerja sasaran yang lebih dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 100. DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
25
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai penyebab tercapai atau tidak kinerja sesuai target yang diharapkan.
3.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA Dalam rangka pengukuran dan peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintah, maka SKPD Dinas
telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Labuhanbatu mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2011 – 2015. Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) Bidang Kesehatan Kab.Labuhanbatu Tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Realisasi Tahun 2011
Realisasi Tahun 2012
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Realisasi Tahun 2015
Target Tahun 2015
% Capaian
1 Usia harapan hidup (tahun)
69,19
69,22
69,24
69,26
69,26
72
96,19
2 Angka kematian bayi per 1000 KH
16
11
12
8
1
10
100,00
3 Jumlah kematian ibu maternal
16
33
16
11
10
15
100,00
4 Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita
1.46
4.06
2.68
1.68
1,23
<15
100,00
(<15)
(<15)
(<15)
(<15)
(<15)
5 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
82,67
86,04
87,27
89.15
85,88
90
95,42
6 Cakupan balita ditimbang berat badannya
46,94
82,03
74
78,55
76,23
90
84,70
100
100
100
100
100
100
100,00
1
0.77
0.18
0.22
0,07
<1
100,00
(<1)
(<1)
(<1)
NO
INDIKATOR KINERJA
7 Balita gizi buruk yang mendapat perawatan 8 Angka kesakitan malaria (Annual Paracite Indect-API) per 1000 penduduk
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
26
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
9 Persentase kesembuhan TB Paru BTA+ (%)
99.99
95.05
96.03
98.48
90,68
95
95,45
10 Persentase Penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
100
100
100
100
100
100
100,00
11 Cakupan Desa / Kelurahan UCI
90.82
90.82
84.69
87,76
94,90
100
94,90
12 Persentase Rumah Tangga yang ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
38.74
38.75
56.61
54.14
64,44
70
92,06
13 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
69.72
70.68
67.65
72.21
72,38
67
108,03
14 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
76.86
78.64
77.52
81.84
83,32
75
111,09
Sumber Data : BPS dan Profil Kesehatan Kabupaten labuhanbatu
Pada Bidang Kesehatan, dari 14 (empat belas) indikator tersebut di atas jika dibandingkan dengan target 2015 maka dapat disimpulkan bahwa capaian indikator IKU secara umum dapat dikatakan sangat berhasil dimana sebagian predikat nilai capaian kinerja berada pada kategori sangat berhasil (85-100%) yaitu 13 Indikator Kinerja antara lain Usia Harapan Hidup, Angka kematian bayi per 1000 KH , Jumlah kematian ibu maternal, Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita, Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, Balita gizi buruk yang mendapat perawatan, Angka kesakitan malaria (Annual Paracite Indect-API) 1 per 1000 penduduk, Persentase kesembuhan TB Paru BTA+ (%),Persentase Penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan, Cakupan Desa / Kelurahan UCI, Persentase Rumah Tangga yang ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat. Jumlah indikator dengan predikat nilai capaian kinerja berada pada kategori berhasil (70- <85%) hanya satu indikator kinerja yaitu Cakupan balita ditimbang berat badannya.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
27
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
3.2.1
2015
Evaluasi dan Analisis Pencapaian Sasaran Strategis a. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 1.1 Sasaran 1.1
Meningkatnya Status Kesehatan, Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Status Kesehatan, Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan” dengan 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja sasaran, memperlihatkan rata-rata angka capaian kinerja sasaran sebesar 97,22% dengan kategori predikat Sangat Berhasil. Tabel 3.2. Hasil Pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Status Kesehatan, Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan
NO.
INDIKATOR KINERJA
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
69,24
69,26
Tahun 2015 REALISASI
(%) Capaian
72
69,26
96,19
TARGET
1
Angka Harapan Hidup (tahun)
2
Cakupan pelayanan kesehatan lansia (%)
50,72
66,89
65
66,98
103,05
Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
12
8
10
1
100,00
16
11
15
10
100,00
3 4
Jumlah kematian ibu maternal
5
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan(%)
87,27
89,15
90
85,88
95,42
6
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%)
61,5
74,18
80
72,66
90,83
7
Cakupan Pelayanan Nifas (%)
84,53
91,29
90
89,53
99,48
8
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani (%)
14,11
46,12
80
75,10
93,88
9
90,78
92,37
95
91,91
96,75
10
Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 (%) Cakupan peserta KB aktif (%)
67,22
67,79
70
71,02
101,46
11
Cakupan kunjungan bayi (%)
85,40
90,44
90
92,31
102,57
12
Cakupan pelayanan kes. Anak Balita (%) Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (%)
87,27
67,00
90
92,53
102,81
2,68 (<15)
1,68 (<15)
<15
1,23
100,00
14
Cakupan Anak Gakin mendapat MPASI (%)
100
92,66
100
0
0,00
15
Persentase Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi (%)
100
100
100
100
100,00
16
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan (%)
100
100
100
100
100,00
13
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
(<15)
28
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
NO.
INDIKATOR KINERJA
2015
Tahun 2015
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
TARGET
REALISASI
(%) Capaian
74,00
78,55
90
76,23
84,70
17
Cakupan balita ditimbang berat badannya (%)
18
Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk
<51
81,49
<51
49,76
100,00
19
Persentase kesembuhan TB Paru BTA + (%)
96,03
98,4
95
90,68
95,45
20
Angka Kesakitan Malaria (API) per 1000 penduduk
0,18 (<1)
0,22 (<1)
<1
0,07 (<1)
100,00
21
Cakupan desa/ kelurahan UCI (%)
84,69
87,76
100
94,9
94,90
22
Cakupan desa kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam (%)
100
100
100
100
100,00
23
Angka Non AFP Rate pada anak usia <15 tahun per 100000 penduduk
0
3,3
≥2
1,28
100,00
24
Cakupan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan (%)
73,33
-
100
100
100,00
25
Persentase penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan. (%) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan haji sesuai standar (%)
100
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100,00
26
27
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat (%)
100
99
95
100
105,26
28
Ketersediaan obat dan vaksin (%)
123,69
256,89
95
179,01
188,43
29
Persentase toko obat dan apotik yang diawasi (%)
100
90
100
100
100,00
30
Tersedianya buku profil kesehatan Kabupaten (dok)
1
1
1
1
100,00
31
Persentase toko obat dan apotik yang mengedarkan obat yang aman dan sesuai standar
-
-
90
90
100,00
4
15
15
15
100,00
-
-
7
4
57
32
Jumlah Puskesmas yang dibina manajemen Puskesmas sesuai standar 33 Jumlah Puskesmas dengan manajemen Puskesmas sesuai standar Rata-rata Pencapaian Kinerja
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
97,22
29
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Pencapaian Indikator Kinerja tersebut dengan uraian sebagai berikut : 1. Angka Harapan Hidup AHH merupakan angka pendekatan yang menunjukkan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama. Selain itu, AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu, Angka Harapan Hidup untuk Kabupaten Labuhanbatu pada Buku Labuhanbatu Dalam Angka 2015 mengalami perubahan yaitu menurun dari data yang dikeluarkan BPS pada Tahun sebelumnya di Buku Labuhanbatu Dalam Angka 2014. AHH ini berubah mulai Tahun 2010, hal ini disebabkan karena terjadi perubahan parameter, metode, serta kualitas data dalam perhitungan AHH yang disesuaikan dengan hasil dari SUPAS 2015. Dimana AHH pada tahun 2010 data awal 69,54 menurun menjadi 69,16; tahun 2011 data awal 70,02 menurun menjadi 69,19; tahun 2012 data awal 70,23 menurun menjadi 69,22 dan tahun 2013 data awal 70,25 menurun menjadi 69,24. Maka AHH untuk Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 (memakai data tahun 2014) yaitu sebesar 69,26. Sehingga angka ini jika dibandingkan dengan target nasional 72 tahun maka persentase capaian kinerja tercapai 96,19%.
2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman untuk usia lanjut (60 Tahun ke atas) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Target kinerja tahun 2015 adalah 65% jumlah lansia yang ada adalah 24.829 orang dan lansia yang mendapat pelayanan adalah sebesar 16.630 orang, maka cakupan pelayanan kesehatan lansia untuk tahun 2015 adalah 66,98% maka capaian kinerja tahun 2015 adalah 103,05% bila dibandingkan cakupan tahun 2014 sebesar 66,89% maka cakupan pelayanan kesehatan lansia tahun 2015 mengalami peningkatan.
3. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran Hidup Upaya terobosan dalam penurunan AKB di Indonesia salah satunya dilakukan melalui Program
Perencanaan
Persalinan
dan
Pencegahan
Komplikasi
(P4K),
dalam
implementasinya P4K merupakan salah satu unsur dari Desa Siaga. Untuk tahun 2015, jumlah Desa Siaga di Kabupaten Labuhanbatu adalah 81 dari 98 desa/kelurahan. Hal ini mendukung upaya penurunan AKB di Kabupaten Labuhanbatu dan terbukti dengan terjadinya penurunan Angka kematian bayi untuk tahun 2015 menjadi 1/1000 Kelahiran Hidup dengan jumlah kematian bayi sebanyak 14 kasus. Angka ini sangat jauh menurun bila dibandingkan Tahun 2012 (11/1000 KH), Tahun 2013 (12/1000KH) dan Tahun 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
30
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
(8/1000KH). Dilihat dari target Tahun 2015 (10/1.000 KH) dan target MDGs 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup, maka Kabupaten Labuhanbatu sudah sangat berhasil dalam menekan Angka Kematian Bayi dengan persentase capaian kinerja sebesar 100% dan Angka kematian Bayi sebesar 1 per 1.000 kelahiran hidup.
4. Jumlah Kematian Ibu Maternal Jumlah kematian ibu maternal mengalami penurunan yang cukup signifikan bila dibandingkan data 3 tahun terakhir dimana pada tahun 2013 jumlah kematian ibu maternal adalah sebesar 16 kasus data ini menurun ditahun 2014 menjadi 11 kasus dan untuk tahun 2015 menurun kembali menjadi 10 kasus. Upaya penurunan jumlah kematian ibu maternal harus konsisten dilakukan oleh pemerintah terkait dan masyarakat antara lain dengan menjamin setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan bila terjadi komplikasi, memperoleh cuti hamil dan melahirkan, serta akses terhadap keluarga berencana. Di samping itu, pentingnya melakukan intervensi lebih ke hulu, yakni kepada kelompok remaja dan dewasa muda dalam upaya percepatan penurunan jumlah kematian ibu. 5. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Target kinerja tahun 2015 adalah sebesar 90%, jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan 10.086 orang dibandingkan dengan sasaran 11.744 ibu bersalin maka didapat cakupan sebesar 85,88%, sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 95,42%. Jika dibandingkan dengan data 3 tahun terakhir (2013-2015) Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih mengalami keadaan yang fluktuatif, dimana pada Tahun 2013 cakupan sebesar 87,27% meningkat di tahun 2014 menjadi 89,15% dan pada Tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 85,88% dengan target sebesar 90% maka capaian kinerja Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih adalah sebesar 95,42%. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 masih berada di bawah target Nasional (90%), dan juga masih lebih rendah bila dibandingkan cakupan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 yaitu sebesar 87,24%. Salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan ini adalah dengan tetap konsisten menerapkan kebijakan bahwa seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan didorong untuk dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Demikian pula dengan pembangunan Poskesdes yang
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
31
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
harus bisa sekaligus menjadi rumah tinggal bagi bidan di desa, sehingga bidan akan siaga di tempat tugasnya dan dapat memberikan pertolongan persalinan setiap saat.
6. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik langsungg maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan perlindungan dan penanganan defenitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Target Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani Tahun 2015 adalah sebesar 80% dengan tingkat cakupan sebesar 72,66% (1788 kasus ditangani dari perkiraan kasus komplikasi 2461 kasus) sehingga persentase capaian kinerja cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2015 adalah sebesar 90,83%, bila dibandingkan dengan target Nasional dan Kabupaten tahun 2015 (80%) maka target cakupan komplikasi kebidanan tahun 2015 tidak tercapai.
7. Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuia standart. Target kinerja tahun 2015 yang juga merupakan target Nasional tahun 2015 adalah 90%, jumlah ibu nifas yang memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan adalah sebanyak 10.515 orang dengan jumlah sasaran 11.744 ibu nifas maka cakupan pelayanan nifas adalah 89,53% sehingga capaian kinerja tahun 2015 adalah sebesar 99,48%. Target belum tercapai, hal ini menunjukan masih kurangnya kesadaran ibu nifas untuk memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan dan perlu peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan untuk ibu nifas. Pelayanan kesehatan ibu nifas perlu terus ditingkatkan termasuk diantaranya kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. 8. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standart oleh Tenaga Kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Target kinerja Kabupaten tahun 2015 juga merupakan target nasional yaitu sebesar 80%, jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebanyak 1260 orang dibandingkan dengan jumlah sasaran 1.677 neonatus maka didapat cakupan sebesar 75,10% sehingga capaian DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
32
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
kinerja tahun 2015 hanya sebesar 93,91% belum mencapai target. Masih diperlukan perhatian dari para tenaga medis yang berada di fasilitas pelayanan kesehatan.
9. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standart paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Target kinerja tahun 2015 Kabupaten Labuhanbatu untuk cakupan kunjungan ibu hamil K4 sama dengan target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan di tahun yang sama, yakni sebesar 95%. Jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan 4 kali sebanyak 11.308 Ibu hamil dengan jumlah sasaran 12.304 ibu hamil maka didapat cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,91% sehingga persentase capaian kinerja tahun 2015 sebesar 96,75%. Belum mencapai target, indikator ini memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan masih perlu ditingkatkan. 10. Cakupan Peserta KB Aktif Cakupan Peserta KB Aktif adalah jumlah pasangan usia subur yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. Sasaran program KB adalah pasangan usia subur yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yag berada pada kisaran usia 15-49 tahun. Target kinerja tahun 2015 sebesar 70%, jumlah PUS peserta KB Aktif sebanyak 58.435 dibandingkan jumlah sasaran 82.263 PUS maka didapat cakupan sebesar 71,02%, sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 101,46%. Target tercapai, telah terjalinnya kerjasama lintas sektor antara Dinas Kesehatan dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana untuk melakukan promosi kesehatan yang berhubungan dengan berbagai kegiatan yang mendukung pelaksanaan kegiatan program KB. Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas. 11. Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standart oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali, yaitu pada usia 29 hari-2 bulan, usia 3-5 bulan, usia 6-8 bulan dan usia 9-12 bulan sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
33
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
waktu tertentu. Target kinerja Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2015 sama dengan target Nasional (SPM) tahun 2015 yaitu sebesar 90%, jumlah kunjungan bayi sebanyak 10.325 bayi dibandingkan dengan jumlah sasaran 11.185 bayi maka didapat cakupan sebesar 92,31% sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 102,57%. Target telah tercapai, karena sebahagian masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya pemantauan tumbuh kembang bayinya secara rutin ke Posyandu/Puskesmas/fasilitas kesehatan lainnya dan hal ini menggambarkan baiknya upaya pemerintah dalam meningkatkan akses bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit, serta peningkatan kualitas hidup bayi.
12. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Kehidupan anak, usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang sangat penting. Usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa depan kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan, perkembangan, dan hasil pembelajaran anak di sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan secara umum. Salah satu indikator yang dpakai untuk memastikan kesehatan balita dalam kondisi optimal adalah pelayanan kesehatan anak balita. Adapun batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12-59 bulan. Target kinerja Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita tahun 2015 sama dengan Target Nasional (SPM) yaitu sebesar 90%. Jumlah anak balita yang mendapat pelayanan tumbuh kembang sebanyak
49.522 Balita dibandingkan dengan sasaran
53.522 Anak Balita maka cakupan sebesar 92,53% sehingga capaian kinerja Tahun 2015 sebesar 102,81%. Target tercapai, menunjukkan terjadinya peningkatan keaktifan petugas dalam melaporkan data jumlah balita yang mendapatkan pelayanan tumbuh kembang baik di Posyandu maupun puskesmas. 13. Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita Prevalensi Balita Gizi kurang dan Gizi Buruk Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 masih di bawah 15% dengan prevalensi 1,23% (prevalensi kekurangan gizi pada anak balita). Angka ini jika dibandingkan dengan Tahun 2014
mengalami penurunan, hal ini
menunjukan bahwa semakin meningkatnya perhatian pemerintah kabupaten dalam menekan angka gizi kurang dan gizi buruk kepada anak balita. Adapun kegiatan yang mendukung program ini adalah dengan diadakannya Sosialisasi Penyusunan Peta Informasi Balita Kurang Gizi, Pendataan Status Gizi Balita, Pertemuan Penyegaran Teknis Ilmu Gizi dan Pelatihan Kader dalam Pemantapan Peran Kader Untuk Peningkatan UPGK.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
34
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
14. Cakupan Anak Gakin mendapat MP-ASI Cakupan anak gakin mendapat MP-ASI adalah cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin. Kegiatan pemberian MP-ASI untuk Tahun 2015 tidak terlaksana, hal ini diakibatkan terjadi gagal lelang pengadaan MP-ASI sehingga Cakupan Anak Gakin mendapat MP-ASI untuk Tahun 2015 di Kabupaten Labuhanbatu adalah 0%. 15. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Surveilans Gizi Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi bertujuan untuk menentukan daerah prioritas program perbaikan gizi dari hasil pemetaan gizi serta mendapatkan informasi status gizi Balita secara berkala untuk keperluan perencanaan dan evaluasi program perbaikan gizi. Target kinerja Tahun 2015 adalah 100% dengan persentase capaian kinerja 100%. Laporan hasil surveilans gizi yang telah dilakukan di 15 Puskesmas menunjukkan jumlah anak dengan status gizi kurang dan buruk sebanyak 7.699 Anak Balita dari jumlah Anak Balita yang ada 53.522 Anak. 16. Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Keadaan gizi yang buruk akan menurunkan daya tahan anak sehingga anak mudah sakit hingga berakibat pada kematian. Gizi Buruk dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi yang perlu lebih diperhatikan adalah kelompok bayi dan balita. Pada usia 0-2 tahun merupakan masa tumbuh kembang yang optimal (golden period) terutama untuk pertumbuhan janin sehingga bila terjadi gangguan pada masa ini tidak dapat dicukupi pada masa berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada kualitas generasi penerus. Persentase balita Gizi buruk mendapat perawatan selama tiga tahun terakhir adalah 100%, dimana tahun 2015 kasus gizi buruk adalah 19 kasus, meningkat dari Tahun 2014 (15 kasus) dan seluruhnya mendapat perawatan sesuai standar. 17. Cakupan Balita Ditimbang Berat Badannya Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah jumlah balita yang ditimbang di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh balita yang ada di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. JIka dilihat dari trend angka cakupan balita ditimbang berat badannya selama 5 tahun terakhir (2011-2015) mengalami perubahan yang fluktuatif. dimana tahun 2011 cakupan 46,94% meningkat secara signifikan di tahun 2012 menjadi 82,03%, menurun kembali di tahun 2013 menjadi 57,71%, meningkat kembali pada Tahun 2014 menjadi 78,55% dan mengalami penurunan kembali menjadi 76,23%. Target Cakupan balita ditimbang berat badannya tahun 2015 adalah 90%, target ini lebih besar bila dibandingkan target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014 yakni sebesar 85%. DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
35
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Jumlah balita ditimbang sebanyak 43.794 dari jumlah balita yang ada 57.451 maka cakupan sebesar 76,23% sehingga capaian kinerja tahun 2015 adalah 84,70% . Target belum tercapai, karena masih kurangnya minat masyarakat membawa anaknya ke Posyandu hal ini disebabkan pelayanan petugas di Posyandu masih sangat kurang sehingga tidak menarik perhatian sebagian masyarakat. Semakin banyak Balita yang ditimbang di Posyandu, maka akan semakin mudah mendeteksi adanya balita gizi kurang atau gizi buruk dan semakin cepat dilakukan upaya untuk penanggulangannya. Maka hal ini perlu mendapat perhatian lebih, dan untuk mencapai sasaran pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan adanya Program Perbaikan Gizi Masyarakat, berupa kegiatan Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Gizi Kurang. 18. Angka Kesakitan DBD per 100.000 Penduduk Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Angka kesakitan DBD untuk Tahun 2015 di Kabupaten Labuhanbatu mengalami penurunan yang sangat tajam yaitu menjadi 49,76 bila dibandingkan dengan Tahun 2014 sebesar 81,49 (>51) per 100.000 penduduk. Target tahun 2015 adalah <51 per 100.000 penduduk, sehingga capaian kinerja Tahun 2015 adalah sebesar 100%. Target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 untuk IR DBD adalah sebesar <49 per 100.000 penduduk. Target tercapai, hal ini menunjukkan peningkatan keperdulian masyarakat dalam pencegahan DBD, karena penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
19. Persentase Kesembuhan TB Paru BTA + Persentase kesembuhan penderita TB Paru BTA + selama kurun waktu 3 tahun terakhir adalah di atas 95%, dimana Tahun 2013 adalah sebesar 96,03%, angka ini meningkat menjadi 98,40% di Tahun 2014 dan mengalami penurunan di tahun 2015 menjadi 95,44%, angka ini berada di atas data Indonesia Tahun 2014 yaitu sebesar 74,2. Dari persentase di atas, dapat dijabarkan jumlah penderita TB paru BTA + yang menjalani pengobatan pada Tahun 2015 adalah sebanyak 329 penderita, dan yang sudah sembuh adalah sebanyak 314 penderita. Tingkat pengetahuan dan lamanya proses pengobatan masih menjadi salah satu faktor penghambat kelancaran dalam proses penemuan kasus dan pengobatan pasien TB paru BTA+. 20. Angka Kesakitan Malaria (API) per 1000 Penduduk Angka Kesakitan Malaria (API) per 1000 Penduduk dalam 3 tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan, dimana pada Tahun
2013 Angka Kesakitan/API
sebesar 0,18 per 1000 penduduk (jumlah kasus malaria 78 orang), jika dibandingkan Tahun 2014 telah terjadi peningkatan kasus, dimana API Tahun 2014 adalah 0,21/1000 DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
36
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
penduduk (94 orang), angka ini menurun dengan signifikan di Tahun 2015 menjadi 0,07/1000 penduduk (kasus malaria 33 orang). Target tercapai, dimana target API per 1000 penduduk Tahun 2015 sama dengan target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2014 yakni sebesar <1 per 1.000 penduduk, maka persentase capaian di Tahun 2015 adalah 100%. 21. Cakupan Desa/Kelurahan UCI Cakupan Desa/Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana > 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dsar lengkap dalam waktu 1 tahun. Target kinerja Tahun 2015 sama dengan target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014 yakni sebesar 100%. Jumlah desa/kelurahan yang telah UCI sebanyak 93 desa/kelurahan, meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 86 desa/kelurahan dengan sasaran 98 desa/kelurahan, maka Cakupan Desa/Kelurahan UCI tahun 2015 adalah 94,90% sehingga capaian kinerja Tahun 2015 sebesar 94,90%, yang berarti belum mencapai target yang telah ditetapkan. 22. Cakupan desa kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam Cakupan Desa/Kelurahan yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi ± 24 jam adalah jumlah KLB didesa/kelurahan yang ditangani <24 jam pada periode waktu tertentu dibanding dengan jumlah KLB yang terjadi pada wilayah desa/kelurahan pada periode waktu yang sama. Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir Cakupan Desa/Kelurahan yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi ± 24 jam adalah 100%. Pada tahun 2015 telah terjadi 4 kasus KLB yaitu Keracunan Makanann di Kelurahan Sirandorung, Diare di Desa Perbaungan, Desa Pondok Batu dan Emplasmen Kecamatan Perbaungan. 23. Cakupan Non AFP rate per 100.000 penduduk<15 Tahun Cakupan AFP Rate per 100000 penduduk < 15 tahun adalah jumlah kasus AFP Non Polio pada penduduk <15 tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding dengan jumlah penduduk usia < 15 tahun di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. target kinerja tahun 2015 sebesar ≥2 per 100.000 penduduk < 15 tahun, dan jumlah kasus AFP Tahun 2015 adalah 2 kasus maka cakupan AFP rate 1,28 per 100.000 penduduk <15 Tahun menurun bila dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 3,3 per 100.000 penduduk <15 Tahun. Target tercapai, dan sesuai dengan target nasional ≥2 per 100.000 penduduk < 15 tahun yang berarti mencapai standar minimal penemuan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
37
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
24. Cakupan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Cakupan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan untuk Kabupaten Labuhanbatu adalah 100%. Dimana permintaan bantuan kesehatan yang ada selama tahun 2015 adalah sebanyak 11 kegiatan dan
operasional pelaksanaan bantuan
kesehatan adalah sebanyak 11 kegiatan. Target tahun 2015 adalah 100%, maka target tercapai. Pelaksanaan operasional bantuan kesehatan di kabupaten labuhanbatu telah seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan permintaan baik dari masyarakat maupun pihak swasta.
25. Persentase Penduduk Yang Memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Persentase penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan selama 5 tahun terakhir (2010-2014) adalah 100%. Target tercapai, hal ini menunjukkan besarnya perhatian pemerintah kabupaten labuhanbatu terhadap kesehatan masyarakat, dimana seluruh masyarakat telah ter cover oleh jaminan pemeliharaan kesehatan selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Untuk mencapai sasaran pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan adanya Program Upaya Kesehatan Masyarakat, berupa kegiatan Pelayanan Kesehatan Gratis (2011-2015) dan Program Jaminan Kesehatan Nasional (2014-2015). 26. Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Pemeriksaan Dan Pelayanan Kesehatan Haji Sesuai Standar Dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan haji setiap tahunnya Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu dan Puskesmas melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan haji dimulai dari pemeriksaan kesehatan haji, pemberangkatan dan penjemputan Jemaah Haji. Pada Tahun 2015 seluruh Puskesmas telah melaksanakan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan haji (100%) dengan cakupan Jemaah Haji yang mendapat pelayanan kesehatan haji adalah sebanyak 385 orang. 27. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Setingkat Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Target kinerja tahun 2015 sebesar 95%, target ini di bawah target nasional (SPM) tahun 2015 yaitu 100%. Jumlah murid SD/MI yang diperiksa kesehatannya sebanyak 11.574 murid dibandingkan dengan jumlah murid SD/MI setingkat 11.574 murid maka cakupan sebesar 100%, sehingga capaian kinerja tahun 2015 sebesar 105,26%, target tercapai.dukunga ks
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
38
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
28. Ketersediaan Obat dan Vaksin Ketersediaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yaitu terpenuhinya kebutuhan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan lainnya untuk keperluan Puskesmas dan jaringannya. KementerianKesehatan telah menetapkan target indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin pada tahun 2014 sebesar 100%. Dalam rangka mencapai target tersebut, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah peningkatan ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan dasar. Indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin tahun 2015 memiliki target 95%, dari data dan perhitungan yang dilakukan oleh seksi Pemeriksaan dan Pengawasan Farmasi dan Alkes didapatkan persentase ketersediaan tahun 2015 sebesar 179,01%. Dengan demikian apabila dibandingkan dengan target tahun 2015, maka capaian kinerja Indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar 188,43%.
29. Persentase Toko Obat dan Apotik yang Diawasi Pada Tahun 2015 jumlah Toko obat dan Apotik di Kabupaten Labuhanbatu adalah 37 Toko Obat dan 43 Apotik. Dari jumlah tersebut toko obat dan apotik yang mendapatkan pengawasan di Kabupaten Labuhanbatu pada Tahun 2015 adalah 80, maka Persentase Toko Obat dan Apotik yang Diawasi adalah 100%, sehingga Capaian Kinerja Toko obat dan Apotik yang diawasi adalah sebesar 100%. Target tercapai, optimalnya kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam hal pencatatan dan pelaporan pendataan toko obat dan apotik di wilayah kerja Kabupaten Labuhanbatu.
30. Tersedianya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Buku profil kesehatan kabupaten adalah buku statistik kesehatan Kabupaten yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat yang memuat berbagai data/informasi yang meliputi data derajat kesehatan, data sumber daya kesehatan, dan upaya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan. Dalam kurun waktu lima Tahun (2011-2015) Buku Profil Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu telah tersedia sehingga pencapaian kinerja 100%. 31. Persentase Toko Obat dan Apotik yang Mengedarkan Obat Yang Aman dan Sesuai Standar Jumlah Toko Obat dan Apotik di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 adalah 80. Dari jumlah tersebut didapat Persentase Toko Obat dan Apotik yang Mengedarkan Obat Yang Aman dan Sesuai Standar adalah 90%. Target tahun 2015 sebesar 90%, maka capaian kinerja tahun 2015 adalah 90%. Target tercapai menunjukkan telah meningkatnya kinerja
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
39
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
petugas dalam hal pencatatan dan pengawasan Toko Obat dan Apotik di Kabupaten Labuhanbatu.
32. Jumlah Puskesmas yang Dibina Manajemen Puskesmas Sesuai Standar Jumlah Puskesmas yang dibina manajemen Puskesmas sesuai standar adalah upaya pembinaan puskesmas dalam rangka terwujudnya standarisasi /akreditasi Puskesmas. Sampai dengan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu telah melakukan pembinaan terhadap seluruh Puskesmas se Kabupaten Labuhanbatu (15 Puskesmas).
33. Jumlah Puskesmas dengan Manajemen Puskesmas Sesuai Standar Jumlah Puskesmas dengan Manajemen Puskesmas Sesuai Standar sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Labuhanbatu adalah sebanyak 4 Puskesmas. Antara lain adalah Puskesmas Sigambal, Puskesmas Negeri Lama, Puskesmas teluk Sentosa dan Puskesmas Kota. Menurut hasil evaluasi Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten Labuhanbatu keempat Puskesmas tersebut telah melaksanakan manajemen Puskesmas sesuai standar.
Sesuai Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014, ditargetkan pada akhir tahun 2014 di setiap kabupaten/ kota terdapat minimal empat Puskesmas rawat inap mampu PONED dan satu Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan PONEK. Sampai dengan Tahun 2015 Kabupaten Labuhanbatu telah mancapai target tersebut dimana telah terdapat empat Puskesmas rawat inap telah menjadi Puskesmas mapu PONED, yaitu Puskesmas Negeri Lama, Puskesmas Labuhanbilik, Puskesmas Sungai Berombang dan Puskesmas Teluk Sentosa. Satu Rumah Sakit Kabupaten juga telah mampu melaksanakan PONEK yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat. Pada Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan kegiatan magang tim PONED Puskesmas ke RSUD Daerah Rantauprapat sebanyak 18 orang, telah berjalannya P2KP Labuhanbatu hal ini adalah sebagai wujud nyata komitmen serta dukungan yang tinggi dalam hal terwujudnya Puskesmas mampu PONED untuk menurunkan jumlah kematian ibu dan AKB di Kabupaten Labuhanbatu.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
40
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja tahun kelima RPJMD tahun 2011-2015, dapat dilihat dari tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.3. RPJMD Sasaran Meningkatnya Status Kesehatan, Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2011-2015 Realisasi Tahun 2011
Realisasi Tahun 2012
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Realisasi Tahun 2015
Target Tahun 2015
69,19
69,22
69,24
69,26
69,26
72
Cakupan pelayanan kesehatan lansia (%)
68,05
55,52
50,72
66,89
66,98
65
Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
16
11
12
8
1
10
16
33
16
11
10
15
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan(%) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%)
82,67
86,04
87,27
89,15
85,88
90
60,72
60,69
61,5
74,18
72,66
80
7
Cakupan Pelayanan Nifas (%)
89,32
86,14
84,53
91,29
89,53
90
8
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani (%)
67,09
73,69
14,11
46,12
75,10
80
9
89,46
84,51
90,78
92,37
91,91
95
10
Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 (%) Cakupan peserta KB aktif (%)
62,25
66,65
67,22
67,79
71,02
70
11
Cakupan kunjungan bayi (%)
84,57
81,35
85,4
90,44
92,31
90
12
Cakupan pelayanan kes. Anak Balita (%) Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (%) Cakupan Anak Gakin mendapat MP-ASI (%)
55,78
72,11
87,27
67,00
92,53
90
1,46 (<15)
4,06 (<15)
2,68 (<15)
1,68 (<15)
1,23 (<15)
<15
100
75,91
100
92,66
0
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
46,94
82,03
74,00
78,55
76,23
90
<51 95
NO.
INDIKATOR KINERJA
1
Angka Harapan Hidup (tahun)
2
3 4 5
6
13
14
15
16
Jumlah kematian ibu maternal
Persentase Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi (%) Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan (%)
17
Cakupan balita ditimbang berat badannya (%)
18
Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk
19
Persentase kesembuhan TB Paru BTA + (%)
51
<51
<51
81,49
49,76 (<51)
99,99
95,05
96,03
98,4
90,68
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
41
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
20
Angka Kesakitan Malaria (API) per 1000 penduduk
1,05
<1
0,18 (<1)
0,22 (<1)
0,07 (<1)
<1
21
Cakupan desa/ kelurahan UCI (%) Cakupan desa kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam (%) Angka Non AFP Rate pada anak usia <15 tahun per 100000 penduduk Cakupan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan (%)
90,82
90,82
84,69
87,76
94,90
100
100
100
100
100
100
100
-
-
-
3,3
1,28
≥2
100
100
73,33
-
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
91,94
100
100
99
100
95
95
95
123,69
256,89
179,01
95
100
100
100
90
100
100
1
1
1
1
1
1
-
-
-
-
90
90
4
4
4
15
15
15
-
-
-
-
4
7
22
23
24
25
26
27
28 29
Persentase penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan. (%) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan haji sesuai standar (%) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat (%) Ketersediaan obat dan vaksin (%) Persentase toko obat dan apotik yang diawasi (%)
30
Tersedianya buku profil kesehatan Kabupaten (dok)
31
Persentase toko obat dan apotik yang mengedarkan obat yang aman dan sesuai standar
32
33
Jumlah Puskesmas yang dibina manajemen Puskesmas sesuai standar Jumlah Puskesmas dengan manajemen Puskesmas sesuai standar
Sasaran tersebut dicapai melalui Program sebagai berikut: 1. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 2. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dan Anak 3. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 4. Program Perbaikan gizi masyarakat 5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 7. Program Obat dan perbekalan kesehatan 8. Program Pengawasan Obat dan Makanan 9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
42
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Capaian Indikator Kinerja Output rata-rata sebesar 86,15% dari target yang ditentukan, dengan
realisasi
dana
sebesar
Rp.15.953.155.312,-
dari
anggaran
sebesar
Rp.23.472.867.370,- atau sekitar 67,96%. Prestasi yang dicapai Kabupaten Labuhanbatu selama tahun 2015 di bidang kesehatan yaitu: 1. Piagam Penghargaan Menteri Kesehatan RI kepada Hj. Nurlianah sebagai Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional Tahun 2015, Jakarta 11 Agustus 2015. 2. Piagam Penghargaan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara kepada Hj.Nurlianah atas Juara I Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Kriteria Perawat Tingkat Propinsi Sumatera Utara Tahun 2015, Medan 17 November 2015. 3. Piagam Penghargaan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara kepada Ningsih, SKM atas Juara III Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Kriteria Tenaga Kesehatan Masyarakat Tingkat Propinsi Sumatera Utara Tahun 2015, Medan 17 November 2015. 4. Piagam Penghargaan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara kepada Sri Hariyati, AMG. atas Juara III Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Kriteria Tenaga Kesehatan Gizi Tingkat Propinsi Sumatera Utara Tahun 2015, Medan 17 November 2015. 5. Piagam Penghargaan Menteri Kesehatan RI kepada Mila Yusmita sebagai Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional Tahun 2014, Jakarta 11 Agustus 2014 6. Piagam Penghargaan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara kepada Mila Yusmita atas Juara I Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Kriteria Tenaga Kesehatan Masyarakat Tingkat Propinsi Sumatera Utara Tahun 2014, Medan 12 November 2014 7. Piagam Penghargaan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara kepada Sritati Armay Siagian atas Juara II Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Kriteria Tenaga Keperawatan Tingkat Propinsi Sumatera Utara Tahun 2014, Medan 12 November 2014 8. Piagam Penghargaan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara kepada Sariani Br. Damanik atas Juara II Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Kriteria Tenaga Gizi Tingkat Propinsi Sumatera Utara Tahun 2014, Medan 12 November 2014 9. Piagam Penghargaan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia menganugerahkan Tanda Penghargaan “MANGGALA KARYA BAKTI HUSADA TAHUN 2014” Kepada dr. H. Tigor Panusunan Siregar, Sp.PD selaku Bupati Labuhanbatu, Propinsi Sumatera Utara
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
43
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah: 1. Dukungan dan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah dalam kegiatan yang mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan. 2. Jumlah tenaga kesehatan dan sarana prasarana kesehatan di lingkungan kabupaten Labuhanbatu mulai memadai. 3. Tingginya komitmen dari segenap jajaran kesehatan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan paripurna. 4. Dukungan yang tinggi dari pihak pemerintah Kabupaten, Propinsi maupun Pusat baik berupa dukungan dana maupun perhatian.
Hambatan / Masalah : 1. Sistem rujukan yang masih lemah. 2. Masih rendahnya pelaksanaan kegiatan Home sweeping
di Puskesmas untuk
percepatan penemuan penderita dan deteksi dini kasus. 3. Kualitas SP2TP masih rendah, dimana masih banyak data yang tidak sesuai, masih terdapat petugas yang merangkap jabatan dan penyampaian laporan yang tidak tepat waktu. 4. Sulitnya mendapatkan data yang tepat waktu dan sesuai baik dari petugas kesehatan di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan. 5. Masih rendahnya promosi kesehatan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pemberian ASI pada bayi dan kelas ibu hamil sebagai persiapan untuk perawatan kesehatan selama kehamilan, nifas dan pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). 6. Masih kurangnya kesadaran ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu.
Strategi pemecahan masalah : 1. Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah Sakit. 2. Peningkatan kualitas pelaksanaan Surveilans untuk penanganan kasus dan pelacakan secara dini 3. Refreshing petugas SP2TP dan pengelola SIK serta memperkuat komunikasi pnegelolaan data di Puskesmas dengam Kabupaten. 4. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling) 5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan kualitas promosi kesehatan secara kontinue untuk merubah pola pikir masyarakat 6. Pemasyarakatan ASI Eksklusif, dan kelas ibu hamil serta Revitalisasi Posyandu.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
44
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
b.
2015
Evaluasi dan Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 1.2 Sasaran 1.2
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran dengan angka capaian kinerja sebesar 92,38% dengan predikat Sangat Berhasil. Tabel 3.4. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan adalah: No.
INDIKATOR KINERJA
Tahun 2015
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Target
Realisasi
% Capaian
1
Persentase fisik sarana kesehatan kondisi baik dan layak
38,58
58,59
80
67,18
83,97
2
Persentase Puskesmas Perawatan mampu PONED
80
80
80
80,00
100,00
3
Persentase desa/ kelurahan yang memiliki Poskesdes
82,65
84,69
92
85,71
93,16
Rata-rata Pencapaian Kinerja
92,38
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut diukur dengan 3 komponen sebagaimana terurai pada tabel tersebut di atas. Dari pengukuran dihasilkan realisasi fisik sarana kesehatan Puskesmas dengan kondisi baik dan layak sebesar 67,18% ; Persentase desa/kelurahan yang memiliki poskesdes
sebesar 85,71%, persentase puskesmas perawatan PONED 80% dengan
uraian sebagai berikut : 1.
Persentase Fisik Sarana dan Prasarana Kesehatan dengan kondisi baik. Komponen kondisi sarana dan prasarana kesehatan diukur dari 2 sub komponen yaitu gedung sarana kesehatan puskesmas pembantu dan poskesdes.
a.
Kondisi Gedung Puskesmas Pembantu dan Poskesdes Kabupaten Labuhanbatu mempunyai 47 Puskesmas Pembantu dan 84 Poskesdes. Dari jumlah gedung sebanyak 188, kondisi gedung dalam kondisi baik dan layak sebanyak 131 buah, sehingga realisasinya adalah sebesar 67,18%.
b. Persentase desa/kelurahan yang memiliki poskesdes Jumlah Desa/Kelurahan Kabupaten labuhanbatu sebanyak 98 desa/kelurahan, jumlah poskesdes yang ada/sudah dibangun 84 poskesdes, sehingga realisasinya 85,71%. DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
45
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
c.
2015
Persentase puskesmas perawatan Kabupaten Jumlah desa/kelurahan Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 5 unit dengan puskesmas perawatan mampu PONED ada sebanyak 4 unit, sehingga realisasi persentase 80%.
Tabel 3.5. Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja tahun kelima RPJMD tahun 2011- 2015 sebagai berikut :
No. 1
2
3
INDIKATOR KINERJA
Realisasi Tahun 2011
Realisasi Tahun 2012
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Realisasi Tahun 2015
Target Tahun 2015
6,35
23,81
38,58
58,59
67,18
80
50
80
80
80
80,00
80
82,65
82,65
82,65
84,69
85,71
92
Persentase fisik sarana kesehatan kondisi baik dan layak (%) Persentase Puskesmas Perawatan mampu PONED (%) Persentase desa/ kelurahan yang memiliki Poskesdes (%)
Sasaran tersebut dicapai melalui program : 1. Program
Pengadaan,
Peningkatan
dan
Perbaikan
Sarana
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya.
Capaian indikator kinerja output rata – rata sebesar 73,38% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp. 1.590.170.330,- dari anggaran sebesar Rp. 4.486.472.900,- maka resapan dana adalah sebesar 35,44%.
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah : Adanya dukungan yang baik dari masyarakat untuk peningkatan sarana kesehatan di lingkungannya dan komitmen yang tinggi dari para pemangku jabatan terkait. Hambatan/masalah : 1.
Masih terdapat nama sarana kesehatan yang tidak sesuai dengan daftar nama sarana kesehatan yang terdata sehingga menyulitkan dalam rekapan jumlah data kondisi sarkes yang ada.
2.
Tidak adanya pegawai Dinas Kesehatan yang bersertifikasi Barang Jasa sehingga menyebabkan keterlambatan pelaksanaan paket pekerjaan fisik konstruksi.
3.
Kelalaian pihak ketiga dalam pengajuan pembayaran atas proyek yang telah selesai dikerjakan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
46
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Strategi Pemecahan Masalah :
c.
1.
Melakukan pendataan kembali atas nama sarana kesehatan yang ada dilapangan, dengan yang tercatat dalam daftar nama sarana kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu secara kontinue setiap tahunnya.
2.
Mengirim pegawai Dinas Kesehatan untuk mengikuti pelatihan agar memiliki sertifikat barang dan jasa.
3.
Membuat teguran sanksi atas kelalaian pihak ketiga, membawakan kembali pembayaran kegiatan pada Tahun 2016.
Evaluasi dan Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 1.3 Sasaran 1.3
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kesehatan
Hasil Evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Kuantitas Tenaga Kesehatan dengan delapan indikator kinerja sasaran, memperlihatkan rata – rata angka capaian kinerja sasaran sebesar 54,91%. Dengan hasil pengukuran sebagai berikut : Tabel 3.6. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Kuantitas Tenaga Kesehatan Tahun 2015
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Target
Realisasi
% Capaian
Persentase tenaga kesehatan berkompeten/terlatih (bidan terlatih)
62,9
65
70
74,54
106,49
2
Ratio tenaga dokter per 100.000 penduduk
17,66
15,56
40
22,50
56,25
3
Ratio tenaga bidan per 100.000 penduduk
107,12
104,01
105,27
103,64
98,45
4
Ratio tenaga perawat per 100.000 penduduk
105,02
105,41
138
98,88
71,65
5
Ratio tenaga gizi per 100.000 penduduk
6,27
4,88
22
4,98
22,64
6
Ratio tenaga sanitarian per 100.000 penduduk
3,02
2,09
40
1,95
4.88
7
Ratio tenaga apoteker per 100.000 penduduk
1,86
7,66
10
5,84
58,40
8
Ratio tenaga Kesmas per 100.000 penduduk
13,24
17,41
40
8,22
20,55
No. 1
INDIKATOR KINERJA
Rata-rata Pencapaian Kinerja DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
54,91 47
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Pencapaian Indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut : a.
Persentase Tenaga Kesehatan terlatih Dalam rangka meningkatkan keterampilan dan kemampuan teknis bidan telah dilakukan beberapa pelatihan, maka jumlah bidan yang telah mendapatkan pelatihan sampai dengan tahun 2015 ada sebanyak 322 orang, jika dibandingkan dengan jumlah bidan yang ada 432 orang maka persentase bidan yang dilatih adalah 74,54%. Dimana target tahun 2015 adalah sebesar 70%, maka target tercapai. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan pada ibu dan anak, dan secara tidak langsung menjadi salah satu faktor pendorong penekanan jumlah AKI dan AKB.
b. Ratio dokter umum per 100.000 penduduk. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran, dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam negeri maupun luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Rasio dokter umum terhadap jumlah penduduk digunakan sebagai indikator untuk mengukur ketersediaan dokter umum untuk mencapai target pembangunan kesehatan pada tahun tertentu. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025, telah ditetapkan target rasio dokter umum tahun 2014 sebesar 40 dokter umum per 100.000 penduduk. Capaian rasio dokter tahun 2015 adalah 22,50 dokter umum per 100.000 penduduk target belum tercapai, dari hal ini maka diharapkan pemerintah kabupaten labuhanbatu dapat menambahkan kekurangan kebutuhan dokter untuk mendukung pelayanan kesehatan yang lebih lagi kedepannya.
c.
Rasio bidan per 100.000 penduduk Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025, telah ditetapkan target rasio bidan tahun 2014 sebesar 100 bidan per 100.000 penduduk. Target Kabupaten tahun 2015 adalah sebesar 105,27 bidan per 100.000 penduduk, capaian tahun 2015 sebesar 103,64
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
48
2015
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
bidan per 100.000 penduduk. Target belum tercapai, maka kabupaten labuhanbatu belum mencukupi kebutuhan bidan di tahun 2015 dan belum mencapai target nasional yang diharapkan yaitu sebesar 100 bidan per 100.000 penduduk.
d. Ratio perawat per 100.000 penduduk. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomr HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rasio perawat terhadap jumlah penduduk digunakan sebagai indikator untuk mengukur ketersediaan perawat untuk mencapai target pembangunan kesehatan pada tahun tertentu. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 20112025, telah ditetapkan target rasio perawat tahun 2014 sebesar 158 perawat per 100.000 penduduk. Pada tahun 2015 target Kabupaten labuhanbatu untuk rasio perawat adalah 138 perawat per 100.000 penduduk, capaian tahun 2015 sebesar 98,88 perawat per 100.000 penduduk. Target kabupaten dan nasional tidak tercapai, maka Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu masih perlu menambahkan jumlah perawat guna kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih baik di kemudian hari.
e.
Ratio Tenaga Gizi per 100.000 penduduk. Jumlah Tenaga Gizi di Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 adalah sebanyak 23 orang dengan sebaran di puskesmas 14 orang, RSUD Rantauprapat sebanyak 7 orang dan di RS swasta 2 orang. Sehingga rasio tenaga gizi adalah 4,98 Tenaga Gizi per 100.000 penduduk, target tahun 2015 adalah 22 Tenaga Gizi per 100.000 penduduk. Target belum tercapai sehingga diharapkan adanya penambahan tenaga gizi untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten labuhanbatu.
f.
Rasio Tenaga Sanitarian per 100.000 penduduk Tahun 2015 jumlah Tenaga Sanitarian yang ada sebanyak 9 orang. Sehingga rasio Tenaga Sanitarian adalah 1,95 per 100.000 penduduk. Dengan persentase pencapaian 4,88%. Jika dibandingkan dengan target 40 tenaga sanitarian per 100.000 penduduk, maka rasio Tenaga Sanitarian per 100.000 penduduk masih dibawah target atau belum mencapai target. Data ini dapat dijadikan masukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
49
2015
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
untuk Pemerintah Kabupaten agar menambahkan jumlah tenaga sanitarian di Kabupaten untuk menunjang pelaksanaan penyehatan lingkungan.
g.
Ratio Tenaga Apoteker per 100.000 penduduk Ratio Tenaga Apoteker per 100.000 penduduk adalah jumlah Tenaga Apoteker yang memberikan pelayanan kesehatan dan bekerja sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun di banding dengan jumlah penduduk yang ada diwilayah kerja pada tahun yang sama. Target tahun 2015 ratio apoteker per 100.000 penduduk adalah 10 sementara realisasi pada tahun 2015 adalah 5,84 apoteker per 100.000 penduduk maka pencapaian kinerja tahun 2015 adalah sebesar 58,40%. Target belum tercapai sehingga perlu penambahan apoteker atau minimal asisten apoteker di beberapa puskesmas Kabupaten labuhanbatu.
h. Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk Ratio Tenaga Kesehatan Masyarakat per 100.000 penduduk adalah jumlah Kesehatan Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dan bekerja sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun di banding dengan jumlah penduduk yang ada diwilayah kerja pada tahun yang sama. Target tahun 2015 ratio Tenaga Kesmas per 100.000 penduduk adalah 40 sementara realisasi pada tahun 2015 adalah 8,22 tenaga kesmas per 100.000 penduduk maka pencapaian kinerja tahun 2015 adalah sebesar 20,55%. Target belum tercapai sehingga sangat diharapkan adanya penambahan tenaga kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik kedepannya.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
50
2015
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Tabel 3.7. Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja tahun kelima RPJMD tahun 2011- 2015 sebagai berikut :
No.
INDIKATOR KINERJA
1
Persentase tenaga kesehatan terlatih Ratio tenaga dokter per 100.000 penduduk Ratio tenaga bidan per 100.000 penduduk Ratio tenaga perawat per 100.000 penduduk
2 3 4 5 6
7 8
Realisasi Tahun 2011
Realisasi Tahun 2012
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Realisasi Tahun 2015
Target Tahun 2015
40,59
63,96
62,9
65
74,54
70
17,66
18,6
17,66
15,56
55,50
40
113,61
112,33
107,12
104,01
103,64
105
108,36
111,39
105,02
105,41
98,88
138
4,77
5,42
6,27
4,88
4,98
22
3,58
3,77
3,02
2,09
1,95
40
2,24
2,59
1,86
7,66
5,84
10
2,15
6,83
13,24
17,41
8,22
40
Ratio tenaga gizi per 100.000 penduduk Ratio tenaga sanitarian per 100.000 penduduk Ratio tenaga apoteker per 100.000 penduduk Ratio tenaga Kesmas per 100.000 penduduk
Sasaran tersebut dicapai melalui program sebagai berikut : 1. Program Kemitraan Peningkatan Standarisasi Pelayanan Kesehatan Capaian indikator kinerja output rata – rata sebesar 100% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp.177.385.000,- dari anggaran sebesar Rp. 184.000.000,atau sekitar 96,40%.
Hambatan/masalah : 1. Permasalahan pada pencapaian sasaran ini adalah sampai dengan tahun 2015 pemenuhan akan tenaga kesehatan yang dibutuhkan belum dapat dipenuhi hal ini berdampak pada kualitas pelayanan di Puskesmas.
Strategi Pemecahan Masalah : 1. Tetap berkoordinasi ke BKD untuk pengusulan kebutuhan tenaga.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
51
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
d.
2015
Evaluasi dan Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 2. Sasaran 2.
Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin” dengan 4 (empat) indikator kinerja sasaran, memperlihatkan rata-rata angka capaian kinerja sasaran sebesar 75,00% dengan kategori Berhasil. Tabel 3.8. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin : Tahun 2015
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Target
Realisasi
% Capaian
Jumlah penderita katarak masyarakat miskin mendapat pelayanan operasi katarak Mata)
100
100
150
150
100,00
2
Jumlah anak gakin mendapat pelayanan sunat massal (Anak)
1200
1200
2500
2500
100,00
3
Jumlah anak gakin mendapat pelayanan operasi bibir sumbing (anak)
5
19
20
0
0,00
4
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100
100
100
100
100,00
No.
INDIKATOR KINERJA
1
Rata-rata Pencapaian Kinerja
75,00
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut: a.
Masyarakat miskin mendapat pelayanan operasi katarak Dalam rangka penurunan angka penderita mata katarak bagi masyarakat miskin, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu melalui SKPD Dinas Kesehatan telah melaksanakan operasi katarak yang bersumber Dana APBD TA 2015. Pada Tahun 2014 jumlah mata katarak di operasi sebanyak 100 mata meningkat menjadi 150 mata pada Tahun 2015 dengan target 150 mata sehingga pencapaian kinerja tahun 2015 sebesar 100,00%.
b. Anak Gakin mendapat pelayanan sunnat massal Anak Gakin mendapat pelayanan sunnat massal yaitu kegiatan pelayanan sunnat massal bagi anak keluarga miskin/kurang mampu yang dilaksanakan di 15 Puskesmas se-Kabupaten Labuhanbatu. Pada Tahun 2015 jumlah anak gakin yang mendapat pelayanan sunnat massal 2500 Anak dengan target 2500 Anak sehingga pencapaian kinerja tahun 2015 sebesar 100,00%. DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
52
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
c.
2015
Anak Gakin mendapat pelayanan Bibir Sumbing Pada tahun 2015 kegiatan pelayanan operasi bibir sumbing tidak terlaksana.
d. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% Dari semua masyarakat miskin sakit yang berkunjung/berobat ke Puskesmas dan Jaringannya dapat dilayani kesehatannya 100%. Tabel 3.9. Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja tahun kelima RPJMD tahun 2011 – 2015 sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA
No. 1
2
3
4
Jumlah penderita katarak masyarakat miskin mendapat pelayanan operasi katarak (Mata) Jumlah anak gakin mendapat pelayanan sunat massal (Anak) Jumlah anak gakin mendapat pelayanan operasi bibir sumbing (anak) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Realisasi Tahun 2011
Realisasi Tahun 2012
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Realisasi Tahun 2015
Target Tahun 2015
70
65
100
100
150
150
1170
1117
1200
1200
2500
2500
0
0
5
19
0
20
100
100
100
100
100
100
Sasaran tersebut dicapai melalui program sebagai berikut: 1.
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
2.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Adapun realisasi dana untuk kedua Program tersebut diatas adalah sebesar Rp. 11.742.486.374,- dari anggaran sebesar Rp 17.172.720.270,- atau sekitar 82,20% Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah: 1. Komitmen yang tinggi dari segenap jajaran kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat miskin. 2. Dukungan yang tinggi dari pihak pemerintah baik pemerintah kabupaten, propinsi dan pusat. 3. Dukungan dari masyarakat untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dalam pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
53
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Hambatan / Masalah : 1. Pendataan masyarakat miskin yang akan mendapatkan pelayanan kesehatan masih belum optimal sehingga masih ada penduduk miskin yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan gratis baik berupa sunnat massal. 2. Keterbatasan tenaga spesialis bedah di Rumah Sakit Umum Daerah untuk memberikan pelayanan operasi bibir sumbing Strategi pemecahan masalah : 1. Mengoptimalkan kualitas pendataan masyarakat ataupun anak Gakin yang akan mendapatkan pelayanan operasi katarak dan sunnat massal. 2. Penambahan tenaga spesialis bedah di RSUD untuk optimalisasi pelayanan kesehatan (Operasi Bibir Sumbing).
e.
Evaluasi dan Analisis Pencapaian Sasaran Strategis 3. Sasaran 3.
Meningkatnya Paradigma Hidup Sehat Masyarakat
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan melalui Pusat Promosi Kesehatan menerapkan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan suatu tindakan pencegahan agar masyarakat terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Paradigma Hidup sehat Masyarakat” dengan 9 (sembilan) indikator kinerja sasaran, memperlihatkan rata-rata angka capaian kinerja sasaran sebesar 96,06% dengan kategori predikat Sangat Berhasil. Tabel 3.10. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Paradigma Hidup Sehat Masyarakat:
No.
INDIKATOR KINERJA
Tahun 2015
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Target
Realisasi
% Capaian
56.61
54.14
70
64,44
92,06
100
80.61
80
82,65
103,31
1
Persentase RT yang ber PHBS
2
Persentase desa siaga aktif
3
Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri (Posyandu aktif)
60.11
92.18
40
92,18
230,45
4
Penduduk yang memilki akses terhadap air minum berkualitas
67.65
72.21
67
72,38
108,03
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
54
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
5
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
77.52
81.84
75
83,32
111,09
6
Persentase tempat pengolahan makanan sehat
64,94
67,2
75
69,67
92,89
7
Persentase Tempat-tempat umum sehat
-
75.49
70
76,46
109,23
8
Jumlah kader tanaman obat tradisional yang memahami tentang standarisasi tanaman obat tradisional (orang)
-
-
30
0
0,00
9
Persentase keluarga sadar gizi:
64.58
72.06
82
66,65
81,27
-
Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI E ksklusif
22,01
41,76
70
32,65
46,64
-
Persentase Ibu Hamil yang mendapat 90 tablet Fe
82,08
86,71
85
74,17
87,26
-
Persentase balita ditimbang berat badannya
57,71
78,55
90
76,23
84,70
-
Persentase bayi usia 6-59 bln mendapat vitamin A
39,07
81,4
82
83,53
101,87
Rata-rata Pencapaian Kinerja
2015
96,06
Pencapaian Indikator Kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut: 1. Persentase Rumah Tangga yang Ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Persentase Rumah Tangga yang Ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara nasional tahun 2014 adalah sebesar 56,58%. Persentase Rumah Tangga yang ber-PHBS di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 lebih tinggi bila dbandingkan pencapaian secara nasional (56,58%), dimana Persentase Rumah Tangga yang ber-PHBS di Kabupaten Labuhanbatu mencapai 64,44%. Target Tahun 2015 adalah 70% atau sebanyak 38.678 RT dari jumlah rumah tangga yang diperiksa 60.023 RT. Target belum tercapai, karena masih kurang maksimalnya upaya yang dilakukan dalam rangka promosi kesehatan dan pembinaan PHBS untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat masyarakat, serta masih kurangnya kerja sama lintas program dan lintas sektor dalam rangka mewujudkan paradigma hidup sehat masyarakat. Untuk mencapai sasaran pelaksanaan kegiatan ini DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
55
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
dilaksanakan dengan adanya Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat. 2. Persentase Desa Siaga Aktif Persentase desa siaga aktif adalah desa yang mempuyai pos kesehatan desa atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Target desa/kelurahan siaga aktif tahun 2015 adalah 80%, sedangkan cakupan sebesar 82,65%. sehingga capaian kinerja tahun 2015 adalah sebesar 103,31%. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian nasional tahun 2014 yaitu 69,51%. Tingginya pencapaian indikator persentase Desa Siaga Aktif didukung dengan peningkatan keaktifan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKBM antara lain Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan RW/desa/ kelurahan siaga aktif yang buka setiap hari dan siap memberikan pelayanan kepada masyarakat. 3. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri (Posyandu Aktif) Salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah posyandu. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri (Posyandu Aktif) adalah Posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, ratarata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, imunisasi, dan penanggulangan diaere) lebih dari 50% dan sudah ada satu atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat <50%. Pada tahun 2014 jumlah posyandu purnama dan mandiri (posyandu aktif) adalah 483 posyandu dari 524 posyandu yang ada, angka ini tidak mengalami perubahan pada tahun 2015, maka cakupan tahun 2015 sebesar 92,18% dengan capaian kinerja adalah 230,45%. Target tercapai, keaktifan Posyandu ini diharapkan dapat menjadi salah satu faktor pendorong yang kuat dalam upaya pemerintah Kabupaten khususnya, untuk menekan jumlah kematian ibu dan Angka Kematian bayi (AKB). 4. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengollahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas adalah air minum berkualitas yang memenuhi syarat kesehatan DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
56
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
yang digunakan dalam keluarga pada kurun waktu tertentu. Target kinerja tahun 2015 adalah 67%, jumlah keluarga yang memiliki akses air minum berkualitas sebanyak 334.545 keluarga dibandingkan dengan sasaran 462.191 penduduk maka cakupan sebesar 72,38% sehingga capaian kinerja tahun 2015 adalah sebesar 108,03%. Angka capaian jika dibandingkan dengan target 2015 sudah melebihi target, walaupun belum memenuhi target Renstra Kemenkes tahun 2014 yakni sebesar 100%. Belum optimalnya pelaksanaan pengambilan sampel uji kualitas air minum menjadi salah satu faktor rendahnya penetapan target indikator persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas. Hal ini disebabkan pengawasan kualitas air minum belum menjadi prioritas kegiatan di provinsi dan kabupaten sehingga dukungan kebijakan dan pendanaan masih minim. 5. Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 adalah 83,32% atau sebanyak 385.113 penduduk yang diperiksa dari 462.191 penduduk, data ini mengalami peningkatan bila dibandingkan data Tahun 2014 mencapai 81,84% atau sebanyak 357.255 orang jumlah penduduk yang diperiksa dari 436.533 penduduk serta jika dibandingkan dengan Tahun 2013 (77,52%). Angka capaian jika dibandingkan dengan target 2015 sebesar 75% sudah mencapai Target. 6. Persentase Tempat Pengolahan Makanan Sehat Tempat pengelolaan makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasaboga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan makanan jajanan. TPM dinyatakan sehat sesuai dengan Kepmenkes Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Jumlah tempat pengolahan makanan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 adalah 887, dari jumlah tersebut tempat pengolahan makanan yang sehat adalah 618, maka Persentase Tempat Pengolahan Makanan Sehat sebesar 69,67%, sehingga capaian kinerja adalah 92,89%. Hasil ini belum memenuhi target tahun 2015 sebesar 75%, dan belum mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014 yaitu 75%. 7. Persentase Tempat – tempat Umum Sehat Persentase tempat – tempat umum yang sehat adalah tempat umum yang memenuhi syarat – syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, temopat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, fentilasi yang baik, luas lantai yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
57
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
sehat.
TTU
dinyatakan
sehat
sesuai
denga
Kepmenkes
RI
2015
No
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Kesehatan Lingkungan RS, Kepmenkes, RI No 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah, dan Permenkes No 80/MENKES/Per/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel. Menurut data 3 tahun terakhir terjadi peningkatan dimana tahun 2013 TTU Sehat adalah 62,02 % persentase ini meningkat di tahun 2014 menjadi 75,49 % dan kembali meningkat di tahun 2015 yakni 76,46% dari 548 tempat – tempat umum yang ada. Target tercapai, dimana target tahun 2015 adalah sebesar 70% dan target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014 yaitu sebesar 78%. 8. Persentase keluarga sadar gizi Persentase keluarga sadar gizi adalah kelurga sadar gizi dengan kriteria bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif, ibu hamil mendapat tablet Fe, balita ditimbang berat badannya, bayi usia 6-59 bulan mendapat vit.A. Pada Ibu hamil, zat besi memiliki peranan yang cukup penting untuk pertumbuhan janin. Suplemen zat besi yang diberikan selama kehamilan ialah sebanyak 90 tablet (Fe3). Target program pada Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun 2014 adalah sebesar 95%, target keluarga sadar gizi ini berada di atas target Kabupaten Tahun 2015 yakni sebesar 85%. Target belum tercapai, dimana cakupan Persentase Ibu Hamil yang Mendapat 90 Tablet Fe Tahun 2015 adalah 74,71%. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). Mengacu pada target program Ditjen Gizi dan KIA Kemenkes RI tahun 2014 sebesar 80%, dan target Dinas Kesehatan kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 sebesar 70%, maka cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 32,65% belum mencapai target. Keadaan gizi Balita dapat diketahui dari peningkatan berat badannya, hal ini dapat diketahui dengan cara melakukan penimbangan balita setiap bulannya untuk mengetahui perkembangannya. Semakin banyak balita yang ditimbang di posyandu, maka akan semakin mudah mendeteksi adanya balita gizi kurang atau gizi buruk dan semakin cepat dilakukan upaya untuk penanggulangannya. Cakupan Balita ditimbang Berat Badannya mencapai 76,23% di tahun 2015, target tidak tercapai dimana target tahun 2015 adalah 90%, dan target Renstra Kementerian Kesehatan untuk cakupan penimbangan balita tahun 2014 adalah 85%.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
58
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Suplemen kapsul vitamin A pada Balita usia 6-59 bulan bertujuan tidak hanya untuk mencegah kebutaan tetapi juga untuk penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA) yaitu suatu kondisi dimana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang, akan berdampak kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai dengan 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan. Target program Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI tahun 2014 untuk Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59) bulan adalah sebesar 90%. Berdasarkan target kabupaten tahun 2015 sebesar 82%, maka cakupan vitamin A tahun 2015 sebesar 83,55%, sudah mencapai target. Maka persentase capaian kinerja tahun 2015 adalah 101,87%. Berdasarkan hasil capaian dari keempat indikator di atas di dapatlah capaian persentase keluarga sadar gizi untuk tahun 2015 sebesar 66,65% dengan capaian kinerja sebesar 81,27% Tabel 3.11. Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja tahun kelima RPJMD tahun 2011 – 2015 sebagai berikut: No .
INDIKATOR KINERJA
Realisasi Tahun 2011
Realisasi Tahun 2012
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Realisasi Tahun 2015
Target Tahun 2015
1
Persentase RT yang ber PHBS
38.74
38.75
56.61
54.14
64,44
70
2
Persentase desa siaga aktif
78.57
80.61
100
80.61
82,65
80
3
Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri (Posyandu aktif)
17.03
21.72
60.11
92.18
92,18
40
Penduduk yang memilki akses terhadap air minum berkualitas
69.72
70.68
67.65
72.21
72,38
67
5
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
76.86
78.64
77.52
81.84
83,32
75
6
Persentase tempat pengolahan makanan sehat
-
-
64,94
67,2
69,67
75
7
Persentase Tempattempat umum sehat
-
-
-
75.49
76,46
70
8
Jumlah kader tanaman obat tradisional yang memahami tentang standarisasi tanaman
-
-
-
-
0
30
4
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
59
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
obat tradisional (orang) 9
Persentase keluarga sadar gizi:
56.38
72.47
64.58
72.06
66,65
82
-
Persentase bayi usia 06 bulan mendapat ASI Eksklusif
39,04
45,5
22,01
41,76
32,65
70
-
Persentase Ibu Hamil yang mendapat 90 tablet Fe
81,95
70,68
82,08
86,71
74,17
85
-
Persentase balita ditimbang berat badannya
46,94
82,03
57,71
78,55
76,23
90
-
Persentase bayi mendapat vitamin A
78,43
81,35
39,07
81,4
83,53
82
Sasaran tersebut dicapai melalui program sebagai berikut: 1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 3. Program Pengawasan Pengendalian Kesehatan Makanan 4. Program Pengembangan Standarisasi Tanaman Obat dan Bahan Alam Indonesia 5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Capaian Indikator Kinerja output rata-rata sebesar 82,57% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp. 2.567.400.575,- dari anggaran sebesar Rp. 3.375.227.600,- atau sekitar 76,07%.
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah: 1. Tingkat pengetahuan keluarga mengenai PHBS di tatanan rumah tangga dalam upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. 2. Keaktifan pelaksanaan Posyandu sebagai salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 3. Kebijakan dan pendanaan dari pemerintah Kabupaten dan Provinsi dalam hal pengawasan kualitas air minum.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
60
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Hambatan / Masalah : 1. Tingkat pengetahuan keluarga mengenai PHBS di tatanan rumah tangga masih kurang, sehingga sulit untuk menggerakkan anggota rumah tangga untuk berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. 2. Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan penyuluhan maupun pelaksanaan keluarga berencana di Posyandu serta Pembinaan Posyandu Aktif belum terintegrasi secara berjenjang. 3. Kegiatan pelaksanaan pengambilan sampel uji kualitas air minum belum optimal disebabkan pengawasan kualitas air minum belum menjadi prioritas kegiatan di provinsi dan kabupaten sehingga dukungan kebijakan dan pendanaan masih minim.
Strategi pemecahan masalah : 1. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan perawatan komunitas berupa para petugas promkes Puskesmas turun ke lapangan dan melakukan konseling langsung ke rumah warga secara bertahap, rutin dan berkelanjutan. 2. Meningkatan kegiatan pemicuan secara rutin dan berkelanjutan oleh tenaga kesehatan dan program promosi kesehatan berupa penyuluhan baik di Posyandu ataupun di Kelurahan sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam ber-PHBS. 3. Peningkatan kinerja petugas kesehatan dalam upaya pelaksanaan pembinaan yang berjenjang dan terintegrasi di Posyandu akitif. 4. Menjadikan pengawasan kualitas air minum sebagai salah satu kegiatan prioritas di provinsi dan kabupaten serta meningkatkan Kemitraan Pemerintah – Swasta serta melibatkan lintas programdan lintas sektoruntuk mendukung ketersediaan peralatan pengawasan kualitas air minum di Kabupaten labuhanbatu. 3.3.
REALISASI ANGGARAN Untuk mencapai sasaran strategis Tahun 2015 telah dialokasikan dana yang bersumber dana dari APBD untuk pelaksanaan 20 program wajib dan pendukung dengan jumlah Pagu sebesar Rp. 37.034.269.320,-(tiga puluh tujuh milyar tiga puluh empat juta dua ratus enam puluh sembilan ribu tiga ratus dua puluh rupiah) dengan realisasi Rp 24.856.605.380,- (dua puluh empat milyar delapan ratus lima puluh enam juta enam ratus lima ribu tiga ratus delapan puluh rupiah)atau sebesar 67,12% dan rata-rata pencapaian realisasi output adalah 81,07%.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
61
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
Berikut ini disajikan grafik jumlah belanja baik belanja langsung (diluar dana BKP) maupun tidak langsung Tahun Anggaran 2013-2015 yaitu: Grafik 3.1. Jumlah Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun Anggaran 2013-2015
40.000.000.000
35.687.845.095
34.816.336.035 31.577.948.018
35.000.000.000 30.472.854.640 28.718.858.678 30.000.000.000
24.856.605.380
25.000.000.000
Belanja Langsung
20.000.000.000
Belanja Tidak Langsung
15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 -
2013
2014
2015
Dalam pengelolaan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu mengelola pendapatan asli daerah sebesar Rp. 11.428.548.000,yang terdiri atas retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp. 626.416.000,- ; retribusi penggantian biaya cetak peta sebesarRp.
25.000.000,- ; dan lain-lain PAD yang sah
(penerimaan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional) sebesar Rp. 11.253.548.000,-. Selanjutnya disajikan juga alokasi dan realisasi anggaran per program dan kegiatan Tahun 2015 sebagai berikut : Tabel 3.12. Alokasi dan Realisasi program dan kegiatan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun Anggaran 2015 ANGGARAN NO.
1
PROGRAM/ KEGIATAN
2
TARGET (Rp)
REALISASI (Rp)
%
3
4
5
1
01
PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
1.709.313.900
1.484.450.150
86,84
2
02
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
3.387.738.050
2.212.584.612
65,31
3
05
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR
195.675.000
68.592.801
35,05
4
06
PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
40.000.000
40.000.000
100,00
5
15
PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
4.365.547.000
3.127.406.588
71,64
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
62
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
6
16
PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
7
17
8
16.116.720.270
10.707.931.374
66,44
PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
18.124.500
12.995.000
71,70
18
PROGRAM PENGEMBANGAN OBAT ASLI INDONESIA
10.000.000
4.055.000
40,55
9
19
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
2.103.935.300
1.972.206.975
93,74
10
20
PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
873.025.500
271.688.400
31,12
11
21
PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT
305.639.550
250.806.700
82,06
12
22
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
927.416.200
891.071.500
96,08
13
23
PROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN
548.033.900
355.754.300
64,91
14
24
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK MISKIN
1.056.000.000
1.034.555.000
97,97
25
PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA
4.486.472.900
1.590.170.330
35,44
16
28
PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN
184.000.000
177.385.000
96,40
17
29
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
94.848.700
94.848.700
100,00
18
30
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
94.139.100
94.139.100
100,00
19
31
PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGAMANAN KESEHATAN MAKANAN
82.627.250
68.643.500
83,08
32
PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK
435.012.200
397.320.350
91,34
37.034.269.320
24.856.605.380
67,12
15
20
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
63
2015
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2015
BAB IV PENUTUP Berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015, secara umum SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang baik atas sasaran-sasaran strategisnya. 5 sasaran sebagaimana tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, sebagian besar telah dapat direalisasikan dengan sangat berhasil. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 5 (lima) sasaran strategis yang tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, disimpulkan bahwa 5 (lima) sasaran strategis yang tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, disimpulkan bahwa 3 (tiga) sasaran (60%) tercapai dengan predikat sangat berhasil yaitu Meningkatnya status kesehatan, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan, Meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pelayanan kesehatan dan Meningkatnya paradigma hidup sehat masyarakat, 1 (satu) sasaran (20%) tercapai dengan predikat Berhasil yaitu sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dan 1 (satu) sasaran (20%) tercapai dengan predikat Kurang Berhasil yaitu sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Dari 5 (lima) sasaran telah ditetapkan sebanyak 57 indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa 43 indikator kinerja atau 75,44% dikategorikan sangat berhasil ; 4 indikator kinerja atau 7,02% dikategorikan berhasil ; 3 indikator kinerja atau 5,26% masuk dalam kategori cukup berhasil dan 7 indikator kinerja atau 12,28% masuk dalam kategori kurang berhasil. Dengan demikian masih terdapat beberapa indikator kinerja yang capaian kinerjanya belum sesuai dengan yang diharapkan, yang masuk dalam kategori Kurang Berhasil sehingga perlu perhatian pada tahun – tahun berikutnya. Indikator kinerja dengan kategori kurang berhasil yaitu : 1.
Cakupan Anak Gakin mendapat MP-ASI Cakupan Anak Gakin mendapat MP-ASI untuk tahun 2015 adalah 0% hal ini disebabkan kegiatan pengadaan MP-ASI tidak terealisasi karena terjadi gagal lelang. Hal ini perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kembali kegiatan gagal lelang pada tahun berikutnya.
2.
Ratio Tenaga Dokter per 100.000 penduduk Faktor utama penyebab masih kurangnya tenaga dokter di Kabupaten Labuhanbatu karena tidak ada penambahan tenaga dokter sampai dengan tahun 2015. Dalam upaya meningkatkan ratio tenaga dokter per 100.000 penduduk adalah perlu adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Labuhanbatu untuk merekrut tenaga dokter.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
64
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
3.
2015
Ratio Tenaga Gizi per 100.000 penduduk Faktor utama penyebab masih kurangnya tenaga gizi di Kabupaten Labuhanbatu karena tidak ada penambahan tenaga gizi sampai dengan tahun 2015. Dalam upaya meningkatkan ratio tenaga gizi per 100.000 penduduk adalah perlu adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Labuhanbatu untuk merekrut tenaga kesehatan dengan kualifikasi tenaga gizi (nutritionis) minimal D-III Gizi.
4.
Ratio Tenaga Sanitarian per 100.000 penduduk Faktor utama penyebab masih kurangnya Tenaga Sanitarian di Kabupaten Labuhanbatu khususnya puskesmas karena tidak ada penambahan Tenaga Sanitarian sampai dengan tahun 2014 . Dalam upaya meningkatkan ratio Tenaga Sanitarian per 100.000 penduduk adalah perlu adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Labuhanbatu untuk merekrut tenaga kesehatan dengan kualifikasi Tenaga Sanitarian minimal D-III Kesehatan Lingkungan.
5.
Ratio Tenaga Kesmas per 100.000 penduduk Faktor utama penyebab masih kurangnya Tenaga Kesmas di Kabupaten Labuhanbatu khususnya puskesmas karena tidak ada penambahan Tenaga Kesmas sampai dengan tahun 2015 . Dalam upaya meningkatkan ratio Tenaga Kesmas per 100.000 penduduk adalah perlu adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Labuhanbatu untuk merekrut tenaga kesehatan dengan kualifikasi Tenaga Kesmas.
6.
Jumlah Anak Gakin Mendapat Pelayanan Operasi Bibir Sumbing Faktor utama penyebab tidak dilaksanakannya kegiatan operasi bibir sumbing untuk tahun 2015 adalah tidak dapat ditemukannya jadwal yang sesuai antara petugas ahli pelaksanaan operasi bibir sumbing dengan jadwal petugas Dinas Kesehatan, dan adanya keterbatasan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan dimana ada Perubahan APBD TA.2015 ini juga menjadi salah satu faktor penghambat realisasi operasi bibir sumbing.
7.
Jumlah Kader Tanaman Obat Tradisional yang Memahami Tentang Standarisasi Tanaman Obat Tradisional Faktor utama penyebab tidak dilaksanakannya kegiatan Pertemuan Kader Tanaman Obat Tradisional adalah terjadinya bentrok jadwal pertemuan dengan pendistribusian obat dari Gudang ke Puskesmas serta pemeriksaan obat yang datang ke Gudang Farmasi, dimana Gudang juga berada dibawah seksi Pemwas Farmasi, Makanan/Minuman dan Alkes serta pendistribusian obat dari Gudang ke Puskesmas. Jumlah SDM di seksi Pemwas Farmasi, Makanan/Minuman dan Alkes kurang mencukupi bila dbandingkan dengan tugas yang ada sehingga tidak memungkinkan jika ada 2 kegiatan besar dilakukan secara bersamaan, seperti pertemuan dan pengawasan obat yang akan masuk ke gudang. Maka diharapkan adanya penambahan SDM di seksi Pemwas Farmasi, Makanan/Minuman dan Alkes sehingga dapat dilakukan pembagian tugas.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LABUHANBATU
65
Lampiran II
FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SKPD Tahun Anggaran NO
: DINAS KESEHATAN : 2015
SASARAN STRATEGIS
1.1 Meningkatnya Kualitas kesehatan, Kualitas dan kuantitas Pelayanan Kesehatan
INDIKATOR KINERJA
TARGET REALISASI PERSENTASE TAHUN 2015 Tahun (%) 2015
1 Angka Harapan Hidup (tahun)
72
69,26
96,19
2 Cakupan pelayanan kesehatan lansia (%) 3 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup 4 Jumlah kematian ibu maternal 5 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan(%) 6 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%) 7 Cakupan Pelayanan Nifas (%) 8 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani (%) 9 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 (%) 10 Cakupan peserta KB aktif (%) 11 Cakupan kunjungan bayi (%) 12 Cakupan pelayanan kes. Anak Balita (%) 13 Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (%)
65 10
66,98 1
103,05 100,00
15 90
10 85,88
100,00 95,42
80 90 80 95 70 90 90 <15
72,66 89,53 75,10 91,91 71,02 92,31 92,53 1,23
90,83 99,48 93,88 96,75 101,46 102,57 102,81 100,00
14 Cakupan Anak Gakin mendapat MP-ASI (%) 15 Persentase Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi (%)
100 100
0 100
0 100,00
16 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan (%)
100
100
100,00
17 18 19 20 21 22
90 <51 95 <1 100 100
76,23 49,76 90,68 0,07 94,90 100
84,70 100,00 95,45 100,00 94,90 100,00
≥2 100
1,28 100
100,00 100,00
100
100
100,00
100
100
100,00
95 95 100 1 90
100 179,01 100 1 90,00
105,26 188,43 100,00 100,00 100,00
15
15
100,00
7
4
57,14
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Cakupan balita ditimbang berat badannya (%) Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk Persentase kesembuhan TB Paru BTA + (%) Angka Kesakitan Malaria (API) per 1000 penduduk Cakupan desa/ kelurahan UCI (%) Cakupan desa kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam (%) Angka Non AFP Rate pada anak usia <15 tahun per 100000 Cakupan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan (%) Persentase penduduk yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan. (%) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan haji sesuai standar (%) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat (%) Ketersediaan obat dan vaksin (%) Persentase toko obat dan apotik yang diawasi (%) Tersedianya buku profil kesehatan Kabupaten (dok) Persentase toko obat dan apotik yang mengedarkan obat yang aman dan sesuai standar Jumlah Puskesmas yang dibina manajemen Puskesmas sesuai standar Jumlah Puskesmas dengan manajemen Puskesmas sesuai standar
1.2 Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Prasarana dan Sarana Pelayanan Kesehatan
1 Persentase fisik sarana kesehatan kondisi baik dan layak
80
67,18
83,98
2 Persentase Puskesmas Perawatan mampu PONED 3 Persentase desa/ kelurahan yang memiliki Poskesdes
80 92
80,00 85,71
100,00 93,16
1.3 Meningkatnya Kualitas dan kuantitas Tenaga Kesehatan
1 Persentase tenaga kesehatan berkompeten/terlatih (bidan terlatih) 2 Ratio tenaga dokter per 100.000 penduduk 3 Ratio tenaga bidan per 100.000 penduduk 4 Ratio tenaga perawat per 100.000 penduduk 5 Ratio tenaga gizi per 100.000 penduduk 6 Ratio tenaga sanitarian per 100.000 penduduk 7 Ratio tenaga apoteker per 100.000 penduduk 8 Ratio tenaga Kesmas per 100.000 penduduk
70
74,54
106,49
40 105,27 138 22 40 10 40
22,50 103,64 98,88 4,98 1,95 5,84 8,22
56,25 98,45 71,65 22,64 4,88 58,40 20,55
1 Jumlah penderita katarak masyarakat miskin mendapat pelayanan operasi katarak (Mata)
150
150
100,00
2 Jumlah anak gakin mendapat pelayanan sunat massal (Anak)
2500
2500
100,00
20
0
100
100
2.
Meningkatnya Kualitas dan kuantitas pelayanan Kesehatan bagi Keluarga miskin
3 Jumlah anak gakin mendapat pelayanan operasi bibir sumbing (anak) 4 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
0 100,00
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Kualitas 3.1.1 Meningkatnya Paradigma 1 Persentase RT yang ber PHBS Hidup sehat masyarakat 2 Persentase desa siaga aktif 3 Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri (Posyandu aktif)
4.
Meningkatnya Kualitas kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
TARGET REALISASI PERSENTASE TAHUN 2015 Tahun (%) 2015 70 80 40
64,44 82,65 92,18
92,06 103,31 230,45
4 Penduduk yang memilki akses terhadap air minum berkualitas
67
72,38
108,03
5 6 7 8
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat Persentase tempat pengolahan makanan sehat Persentase Tempat-tempat umum sehat Jumlah kader tanaman obat tradisional yang memahami tentang standarisasi tanaman obat tradisional (orang) 9 Persentase keluarga sadar gizi: - Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI E ksklusif - Persentase Ibu Hamil yang mendapat 90 tablet Fe - Persentase balita ditimbang berat badannya - Persentase balita usia 6-59 bln mendapat vitamin A 1 Tersusunnya dokumen perencanaan (dok) 2 Tersusunnya dokumen Laporan Keuangan (dok)
75 75 70 30
83,32 69,67 76,46 0
111,09 92,89 109,23 0
82 70 85 90 82 5 1
66,65 32,65 74,17 76,23 83,53 5 1
81,27 46,64 87,26 84,70 101,87 100,00 100,00
3 Tersusunnya dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja (dok)
1
1
100,00
4 Tersusunnya dokumen profil kesehatan (dok) 5. Persentase sarana kesehatan yang memilki sertifikat
1 76
1
100,00 -
SB
B
CB
KB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 14 15 1 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 31 32
33 2 34 3 3 4 2 5 35 36 6 37
33 3 8 4 9 5 62
SB
B
CB
KB
38 39 40 41 42 3 43 7 4
75,44
7,02
5,26
12,28