LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN TA. 2016
KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ini sebagai pertanggungjawaban
untuk
memberikan
gambaran
perkembangan
kegiatan
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2016 baik kegiatan pusat dan kegiatan daerah. Dalam laporan ini memuat uraian mengenai kegiatan daerah yang mencakup realisasi keuangan dan realisasi fisik kegiatan Perluasan Sawah, Pengembangan Pemanfaatan Rawa Gambut Terpadu dan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian. Untuk kegiatan pusat mencakup Subdit. Basis Data Lahan, Subdit. Perluasan Areal, Subdit. Optimasi dan Rehabilitasi Lahan, Subdit. Perlindungan Lahan, dan Subbag. Tata Usaha Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Kami menyadari bahwa Laporan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk menjadi bahan perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan dan semoga laporan ini memberikan manfaat terutama dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Jakarta,
Desember 2016 Direktur
Ir. Prasetyo Nuchsin, MM
i
IKHTISAR EKSEKUTIF Sejalan dengan renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2015 – 2019, sasaran kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu meningkatnya luasan areal pertanian, pengoptimalan lahan, dan mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian serta mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani dan mengevaluasi pemanfaatana sertifikat tanah pertanian. Program kerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu: 1) terwujudnya perluasan sawah seluas 132.155 ha; 2) terwujudnya pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu seluas 4.779,5 ha;3) terwujudnya pra sertifikasi dan pasca sertifikasi sebanyak 63.407 bidang. Sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2016 Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, telah ditetapkan sasaran program yaitu 1) jumlah perluasan sawah; 2) terwujudnya pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu; 3) terwujudnya pra sertifikasi dan pasca sertifikasi.Dari pengukuran 3 indikator tersebut disimpulkan indikator jumlah realisasi fisik perluasan sawah seluas 129.096 ha dari target 132.155 ha (97,69) termasuk kategori berhasil, pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu 3.999 ha dari target 4.779,5 ha (83,67) termasuk kategori berhasildan pra sertifikasi dan pasca sertifikasi 51.446 bidang dari target 63.407 bidang (81,14%) termasuk kategori berhasil. Untuk anggaran 3 (tiga) kegiatan utama Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
yaitu
Perluasan
Sawah
dengan
total
anggaran
konstruksi
Rp.
2.142.815.240.000,- terblokir sebesar Rp.77.098.430.431,- sehingga terealisasi sebesar Rp.2.059.512.811.106,- (99,70%), Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa gambut Terpadu dengan total anggaran sebesar Rp. dengan total anggaran sebesar Rp. 21.273.047.000,- terblokir sebesar Rp. 3.015.907.100,- sehingga terealisasi
sebesar
Rp.15.490.908.216,-
(84,85%)
dan
pra
sertipikasi
Rp.
12.568.249.000 dengan realisasi Rp.10.289.263.000,- (81,87%). Kendala yang dihadapi selama Tahun 2016, sehingga realisasi prosentase tingkat capaian untuk beberapa kegiatan kurang dari 100%, diantaranya karena (1) Terjadinya perubahan struktur organisasi baik di Pusat maupun di beberapa satker daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan pejabat pelaksana kegiatan seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
Bendahara yang menyebabkan kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan, (2) Adanya perubahan akun sesuai PMK 168/2015 dari Bantuan Sosial menjadi Bantuan Pemerintah, dalam Bantuan Pemerintah kelompok penerima bantuan diharuskan membentuk Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK), sehingga memerlukan waktu pemahaman dan dokumentasi UPKK, (3) Pencairan Bantuan Pemerintah bertahap, Tahap I sebesar 40%, Tahap II dan III sebesar 30%, (4) Kebijakan penghematan/pemotongan anggaran (self blocking) sehingga beberapa kegiatan ditunda bayar di Tahun Anggaran 2017, dan (5) Pengaruh faktor alam (iklim) yang mempengaruhi tahap pelaksanaan kegiatan konstruksi.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................
i
DAFTAR ISI ...........................................................................
ii
I.PENDAHULUAN .................................................................
1
1.1. Latar Belakang ............................................................
1
1.2. Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi ..........................
2
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja............................
3
1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia...............................
6
1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ....................................................
7
II.PERENCANAAN KINERJA ................................................
9
2.1. Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ..........................
9
2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2016 ...................................
13
III. AKUNTABILITAS KINERJA.............................................
17
3.1. Capaian Kinerja Organisasi.........................................
17
3.2.Realisasi Anggaran ......................................................
29
IV.PENUTUP .........................................................................
31
LAMPIRAN ............................................................................
32
ii
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
mBAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Permasalahan penting pembangunan pertanian saat ini adalah terjadinya penurunan kondisi sarana dalam prasarana pertanian, terutama menurunnya jumlah lahan pertanian akibat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Penurunan jumlah dan kualitas lahan menyebabkan menurunnya produksi pertanian. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk lebih serius dalam menangani aspek pengelolaan lahan guna mendukung peningkatan produksi pertanian dari aspek hulu. Ketersediaan lahan merupakan salah satu faktor utama dan strategis dalam pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, serta meningkatkan produksi pertanian (pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan). Sejalan dengan itu melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 yang kemudian ditindaklanjuti
dengan
Peraturan
No.43/Permentan/OT.010/08/2015 kementerian
pertanian,
telah
tentang ditetapkan
Menteri organisasi Direktorat
Pertanian
dan
tata
Perluasan
kerja dan
Perlindungan Lahan yang secara spesifik dan fokus menangani aspek pengelolaan lahan selaku Eselon II pendukung Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Selain itu Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan bertugas
mendorong upaya penyediaan infrastruktur menyangkut
aspek perluasan dan perlindungan lahan. Sedangkan sasarannya adalah mendukung pembangunan subsektor tanaman pangan. Pelaksanaan kegiatan Perluasan dan Perlindungan Lahan dalam rangka pembangunan prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan oleh Direktorat
Perluasan
dan
Perlindungan
Lahan
saat
ini
merupakan
pelaksanaan tahun kelima dalam rencana pembangunan jangka menengah 2010-2014. Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan program Direktorat
Perluasan
dan
Perlindungan
Lahan,
maka
dilaksanakan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini Laporan Kinerja Tahun 2016
1
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 1.2.
Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat
Perluasan
melaksanakan
dan
penyiapan
Perlindungan perumusan
Lahan
dan
mempunyai
pelaksanaan
tugas
kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perluasan areal dan pengelolaan lahan. Sedangkan fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan (1) Penyiapan perumusan kebijakan dibidang basis data lahan, perlindungan lahan, optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal (2) Pelaksanaan kebijakan dibidang basis data lahan, perlindungan lahan, optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal (3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal (4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi dan rehabilitasi lahan, dan perluasan areal dan (5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan didukung oleh 4 (empat) Unit Kerja Eselon III dan 1 (satu) Tata Usaha, yaitu : 1. Subdirektorat Basis Data Lahan 2. Subdirektorat Perlindungan Lahan 3. Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan 4. Subdirektorat Perluasan Areal 5. Sub Bagian Tata Usaha Masing-masing Unit Kerja Eselon III didukung oleh 2 (dua) Unit Eselon IV yang menangani masalah teknis, sedangkan Sub Bagian Tata Usaha merupakan unit Eselon IV yang menangani masalah administrasi.
Laporan Kinerja Tahun 2016
2
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
1.3.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/08/2015, tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon II Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan susunan organisasi yang terdiri dari 4 (empat) Unit Eselon III, dan 9 (sembilan) Unit Eselon IV (termasuk Sub Bagian Tata Usaha). Secara lengkap struktur Organisasi Perluasan dan Perlindungan Lahan dari Eselon II sampai dengan Eselon IV dapat dilihat pada bagan berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi Perluasan dan Perlindungan Lahan
Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan
Subbagian Tata Usaha
Subdit Basis Data Lahan
Subdit Perlindungan Lahan
Seksi Inventarisasi dan Analisis Data
Seksi Alih Fungsi Lahan
Seksi Pemetaan
Seksi Konservasi Lahan
Subdit Optimasi dan Rehalibitasi Lahan
Seksi Optimasi Lahan
Seksi Rehabilitasi Lahan
Subdit Perluasan Areal
Seksi Penyiapan Lahan
Seksi Penyiapan Sarana Prasarana
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.010/08/2015, maka tugas dan fungsi masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja Tahun 2016
3
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
1) Subdirektorat
Basis
Data
Lahan
mempunyai
tugas
melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimibingan teknis dan evaluasi, serta analisis dan penyajian di bidang basis data lahan. Dalam melaksanakan
tugasnya
Subdirektorat
Basis
Data
Lahan
menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang basis data lahan; b) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang basis data lahan; c) pelaksanaan identifikasi lahan; d) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang basis data lahan; e) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang basis data lahan; dan f) pelaksanaan analisis dan penyajian data lahan. 2) Subdirektorat Perlindungan Lahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengendalian lahan. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Perlindungan Lahan menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan; dan e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang alih fungsi lahan dan konservasi lahan 3) Subdirektorat melaksanakan
Optimasi
dan
penyiapan
Rehabilitasi
penyusunan
Lahan
dan
mempunyai
pelaksanaan
tugas
kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan. Dalam melaksanakan tugasnya Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan menyelenggarakan fungsi: Laporan Kinerja Tahun 2016
4
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan; b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan; c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan; d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang optimasi dan rehabilitasi lahan 4) Subdirektorat Perluasan Areal mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perluasan Areal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Subdirektorat Perluasan Areal menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penyiapan lahan , prasarana dan sarana perluasan areal; b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal; c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal; d) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal; dan e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyiapan lahan dan prasarana dan sarana perluasan areal. 5) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan.
Laporan Kinerja Tahun 2016
5
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
1.4.
Dukungan Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dukungan sumber daya manusia sebanyak 71 orang tersebar pada 4 (empat) Subdirektorat dan 1 (satu) bagian Tata Usaha dengan perincian sebagai berikut 1.
Subdirektorat Basis Data Lahan sebanyak 12 orang.
2.
Subdirektorat Perlindungan Lahan sebanyak 15 orang.
3.
Subdirektorat Optimasi dan Rehabilitasi Lahan sebanyak 12 orang.
4.
Subdirektorat Perluasan Areal sebanyak 12 orang
5.
Sub Bagian Tata Usaha sebanyak 20 orang. Tabel 1. Distribusi Pegawai Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Berdasarkan Pangkat dan Golongan Golongan
No.
Unit Kerja
Total
IV
III
II
THL
1
Direktur
1
-
-
-
1
2
Subdit Basis Data Lahan
3
8
1
-
12
3
Subdit Perlindungan Lahan
4
10
1
-
15
4
Subdit Perluasan Areal
2
7
1
2
12
5
Subdit Optimasi dan Rehabilitasi Lahan
1
7
4
-
12
6
Subbag Tata Usaha
1
7
3
8
19
Jumlah
71
Tabel 2. Distribusi Pegawai Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Berdasarkan Sebaran per Golongan No.
Golongan
A
B
1
Golongan I
2
Golongan II
3
Golongan III
4
19
4
Golongan IV
7
4
5
THL Jumlah
C
D
E
2
7
9
4
13
40
1
12 10
Jumlah
10 71
Laporan Kinerja Tahun 2016
6
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Sebaran pegawai menurut golongan di lingkup Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yang berjumlah 71 orang, pegawai golongan IV sebanyak 12 orang (16,90%), golongan III sebanyak 40 orang (56,34%), golongan II sebanyak 9 orang (12,68%), dan tenaga harian lepas sebanyak 10 orang (14,08%), seperti yang dapat dilihat pada tabel di atas. Pada awal bulan Desember ada pegawai golongan IV yang meninggal dunia, sehingga total pegawai di Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebanyak 70 orang. Berdasarkan
sebaran
pejabat
di
lingkup
Direktorat
Perluasan
dan
Perlindungan Lahan yang berjumlah 14 orang, terdiri dari pejabat Eselon II sebanyak 1 orang, pejabat Eselon III sebanyak 4 orang, dan pejabat Eselon IV sebanyak 9 orang, dengan rincian seperti pada tabel berikut : Tabel 3. Distribusi Pegawai Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Berdasarkan Sebaran Pejabat Eselon II, III dan IV No.
Pejabat
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Eselon II
1
-
1
2
Eselon III
2
2
4
3
Eselon IV
6
3
9
Jumlah
9
5
14
1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan 1.5.1. Dukungan Anggaran Pusat No.
Uraian
Kegiaatan Konservasi Lahan Subdit Basis Data 2 Lahan 1
3 Subdit Perluasan Areal Subdit Optimasi dan rehabilitasi Subdit Perlindungan 5 Lahan Sub Bagian Tata 6 Usaha Jumlah 4
PAGU (Rp)
Realisasi (Rp)
Blokir
%
Sisa Anggaran Rp
1.431.255.000
-
750.013.675 52,40
681.241.325
2.192.200.000
250.000.000
1.934.715.150 99,61
7.484.850
4.409.842.000
250.000.000
4.153.614.617 99,85
6.227.383
2.375.330.000
250.000.000
2.117.106.099 99,61
8.223.901
1.793.190.000
250.000.000
1.521.970.820 98,62
21.219.180
8.629.010.000
-
8.599.868.212 99,66
29.141.788
20.830.827.000
1.000.000.000
19.077.288.573 96,20
753.538.427
Laporan Kinerja Tahun 2016
7
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan untuk Tahun Anggaran 2016 medapat dukungan anggaran pusat sebesar Rp. 20.830.827.000,-, namun ada dana pusat yang terblokir yaitu sebesar Rp.1.000.000.000,-. Dana Pusat terdiri atas Dana APBN Rupiah Murni yang digunakan untuk mendukung kegiatan di 4 (empat) Subdirektorat, antara lain Subdit Basis Data Lahan sebesar Rp. 2.192.200.000,-, Subdit Perluasan Areal sebesar Rp. 4.409.842.000,-, Subdit Optimasi dan Rehabilitasi Lahan sebesar Rp. 2.375.330.000,-, Perlindungan Lahan sebesar Rp. 1.793.190.000,-, dan kegiatan Konservasi Lahan sebesar Rp. 1.431.255.000,-, Sub Bagian Tata Usaha sebesar Rp. 8.629010.000,-. Dari total anggaran tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 19.077.288.573,- (96,20%) dan sisa anggaran pusat yang tidak terserap sejumlah Rp. 753.538.427,-. 1.5.2.. Dukungan Anggaran Daerah No.
Uraian
1 2
Perluasan Sawah Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa Gambut Terpadu
3
Pra sertipikasi Jumlah
PAGU (Rp)
Realisasi (Rp)
Blokir (Rp)
%
2.142.815.240.000
77.098.430.431
2.059.512.811.106 99,70
21.273.047.000
3.015.907.100
15.490.908.216
84,85
12.568.249.000
-
10.289.263.000
81,87
2.176.656.536.000
80.114.337.531
2.085.292.982.322
Untuk anggaran 3 (tiga) kegiatan utama Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
yaitu Perluasan Sawah dengan total anggaran
konstruksi Rp. 2.142.815.240.000,-, Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa gambut Terpadu dengan total anggaran sebesar Rp. dengan total anggaran
sebesar
Rp.
21.273.047.000,-
dan
pra
sertipikasi
Rp.
12.568.249.000,-.
Laporan Kinerja Tahun 2016
8
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
BAB II PERENCANAAN KINERJA Program pembangunan perluasan dan perlindungan lahan pertanian dijabarkan dalam Rencana Strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2015 – 2019. Selanjutnya Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 diuraikan secara detail dalam Rencana Kerja Tahunan yang disusun oleh masing-masing Unit Kerja Eselon III. Sementara itu, Rencana Kerja Tahunan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Tahun
2016
dituangkan
dalam
bentuk
Penetapan
Kinerja
yang
ditandatangani oleh Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan dan disahkan oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, sebagai wujud kontrak kinerja.
2.1.
Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 Rencana Strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2015 – 2019 memuat program/kegiatan untuk mendukung tujuan dan sasaran yang tercantum dalam Renstra Direkorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian yaitu pencapaian swasembada
dan
swasembada
berkelanjutan,
diversifikasi
pangan,
peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Salah satu misi Kementerian Pertanian yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah menciptakan keseimbangan
ekosistem
pertanian
yang
mendukung
keberlanjutan
peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan. Dalam kaitannya dengan ini diperlukan perluasan areal baru dan optimasi lahan dalam rangka peningkatan luas areal tanam yang bermuara pada peningkatan produksi. Rencana strategis Kementerian Pertanian menetapkan perluasan areal seluas 1 juta ha untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Dalam kaitannya dengan kebijakan tersebut, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebagai salah satu kelembagaan yang mendukung peningkatan produksi pertanian dari aspek hulu ditugaskan untuk memberikan kontribusinya sehingga tujuan dan sasaran akhir pembangunan pertanian dapat mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Laporan Kinerja Tahun 2016
9
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Penjabaran
Rencana
Program/Kegiatan
Direktorat
Perluasan
dan
Perlindungan Lahan tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) yang dijabarkan secara lengkap sebagai berikut :
2.1.1 Visi dan Misi Visi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah mewujudkan ketersediaan lahan yang berkelanjutan sebagai motor penggerak peningkatan produksi pertanian. Untuk mewujudkan Visi tersebut, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian mengemban Misi sebagai berikut : 1. Menyajikan data dasar lahan yang akurat, terukur dan terpetakan dalam
bentuk
numerik,
dan
spasial
sebagai
dasar
dalam
perencanaan perluasan dan perlindungan lahan. 2. Menyelenggarakan perluasan areal kawasan tanaman pangan. 3. Melaksanakan optimasi dan rehabilitasi lahan pertanian. 4. Melaksanakan perlindungaan lahan pertanian. 5. Menerapkan usahatani dengan memperhatikan kaidah konservasi lahan pertanian. 6. Menyelenggarakan koordinasi lintas sektor di tingkat pusat dan antara Direktorat
dengan
Dinas
lingkup
Pertanian
di
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota terkait dengan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian perluasan dan perlindungan lahan. 7. Melaksanakan pembinaan sumberdaya manusia baik di tingkat pusat dan daerah dalam bidang perluasan dan perlindungan lahan.
2.1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah : 1. Menata ulang dan memperbaiki penyajian data dan informasi numerik, tekstual dan spasial tentang lahan pertanian dalam rangka mempermudah perencanaan dan pengendalian pemanfataan lahan pertanian. 2. Menambah baku lahan pertanian dan luas areal tanam komoditas tanaman pangan, khususnya yang diusahakan oleh petani dan masyarakat. Laporan Kinerja Tahun 2016
10
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
3. Melakukan upaya optimasi dan rehabilitasi lahan rawa gambut dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas lahan 4. Mengendalikan pemanfaatan kawasan peruntukan pertanian sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayaah Kabupaten/Kota. 5. Mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian menjadi peruntukan lainnya, termasuk yang bersifat sementara dan atau permanen. 6. Memantau
rencana
penetapan
lahan
pertanian
pangan
berkelanjutan. 7. Mendorong dan fasilitasi pra sertifikasi lahan dalam rangka peningkatan hak atas tanah petani pada lahan pertanian.
Sasaran
pelaksanaan
pembangunan
Direktorat
Perluasan
dan
Perlindungan Lahan tahun 2015—2019 adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya pengembangan basis data lahan pertanian yang akurat melalui penyiapan peta dan data lahan serta pemanfaatannya di seluruh Indonesia. 2. Terwujudnya perluasan areal pada kawasan tanaman pangan untuk sawah berdasarkan survey calon petani dan calon lokasi (CPCL) dan pemetaan desain cetak sawah. 3. Terwujudnya pemanfaatan lahan rawa gambut terpadu. 4. Tersedianya dokumen pra sertipikasi. 5. Terwujudnya pengendalian lahan melalui koordinasi tingkat pusat dan daerah, penetapan kawasan peruntukan pertanian, penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B), Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan atau Lahan Cadangan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
(LCP2B)
dalam
RTRW
atau
dokumen/peraturan daerah. 2.1.3 Arah Kebijakan Memperhatikan Rencana Strategi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, maka arah kebijakan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan yang terkait dengan Penyediaan Data Lahan harus dilakukan koordinasi dengan Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, Laporan Kinerja Tahun 2016
11
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Pertanahan Nasional, serta Unit kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Penyediaan data lahan meliputi (1) data dan informasi lahan yang telah diusahakan (2) lahan cadangan sebagai lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. 2. Kebijakan yang terkait dengan Perluasan Areal harus memperhatikan berbagai kebijakan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Undang-Undang Sektor dan Undang-Undang nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan serta peraturan perundang-undangan yang terkait lainnya. 3. Kebijakan yang terkait dengan Optimasi, Rehabilitasi dan Konservasi Lahan juga mengacu dan memperhatikan pada berbagai kebijakan lingkup Kementerian Pertanian, kebijakan subsektor Sumberdaya Air, kebijakan sektor Lingkungan Hidup serta kebijakan sektor Kehutanan, terutama dalam Konservasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan Masyarakat. 4. Kebijakan yang terkait dengan Perlindungan Lahan meliputi berbagai kebijakan
yang
terkait
dan
terintegrasi
dengan
perencanan,
pemanfataan dan pengendalian perencanaan lahan pertanian dalam kawasan peruntukan pertanian yang mengacu pada Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta peraturan perundang-undangan sektor pertanian yang terkait. 5. Kebijakan yang terkait dengan perencanaan dan keuangan serta otonomi
daerah
dalam
rangka
pembangunan
perluasan
dan
pengelolaan lahan harus memperhatikan peraturan perundangundangan
tentang
Sistem
Perencanaan
Nasional,
Anggaran
Pendapatan Belanja Negara dan Otonomi Daerah, sehingga semua rencana kegiatan pembangunan ini dapat diwujudkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang.
Laporan Kinerja Tahun 2016
12
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
2.1.4 Rencana Aksi Dalam
pencapaian
sasaran
strategis
Direktorat
Perluasan
dan
Perlindungan Lahan, rencana aksi selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkaian waktu periodik antara lain sebagai berikut : 1) Penerbitan pedoman teknis kegiatan 2) Sosialisasi Kegiatan 3) Identifikasi calon petani dan calon lokasi 4) Pengawalan pemberkasan dokumen 5) Pengawalan dan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan 6) Pemantauan dan pengendalian secara periodik 7) Evaluasi pelaksanaan kegiatan 8) Pelaporan 2.1.5 Program dan Kegiatan Salah satu Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Program Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan indikator kinerja utama adalah : 1. Jumlah perluasan sawah 2. Jumlah pengembangan dan pemanfaatan rawa gambut terpadu 3. Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi.
2.2.
Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016 Penetapan Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
untuk
melaksanakan
kegiatan
yang
mendukung
Program
Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian. Adapun kontrak kerja yang ditetapkan Direktorat Peluasan dan Perlindungan Lahan sesuai review PK pada Bulan Desember 2016 adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja Tahun 2016
13
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahun 2016 (PK) Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan TA. 2016 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya luasan 1. areal pertanian, pengembangan 2. optimasi lahan, dan mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non 3. pertanian dan mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani serta mengevaluasi pemanfaatan sertipikat tanah petani Sumber data : Penetapan Lahan, Ditjen PSP, 2016
Target
Jumlah perluasan sawah Jumlah pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi
132.155 Ha 4.779,5
Ha
63.407
Bidang
Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan
2.2.1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Untuk mencapai Indikator Kinerja Utama dari Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2016, maka upaya dilakukan melalui kegiatan utama sebagai berikut : Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya luasan areal pertanian, pengembangan optimasi lahan, dan mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani serta mengevaluasi pemanfaatan sertipikat tanah petani
Target (Ha) Realisasi (Ha)
Capaian (%)
1. Jumlah perluasan sawah
132.155
129.096
97,69
2. Jumlah pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu
4.779,5
3.999
83,67
3.Jumlah bidang tanah petani yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi
63.047
51.446
81,60
1. Perluasan Sawah Perluasan
Areal
Sawah
adalah
suatu
usaha
penambahan
luasan/baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang belum dan atau lahan terlantar yang dapat diusahakan untuk usahatani sawah. Upaya penambahan baku lahan tanaman pangan melalui perluasan sawah sangat penting dalam upaya
Laporan Kinerja Tahun 2016
14
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
mempercepat pencapaian surplus beras dan swasembada beras berkelanjutan. Kegiatan perluasan sawah secara teknis harus dilaksanakan berurutan
mulai
dari
identifikasi
dan
penetapan
lokasi,
survei/investigasi, desain, konstruksi sampai dengan pemanfaatan sawah baru. Kegiatan perluasan sawah TA.2016 dilaksanakan di 27 provinsi dan 161 kabupaten dengan target alokasi 132.155 ha terealisasi 129.096 ha (97,69%). 2. Pengembangan Rawa Gambut Terpadu Pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu merupakan upaya optimalisasi lahan rawa untuk lahan pertanian menjadi sangat diprioritaskan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pemanfaatan lahan rawa pasang surut maupun rawa lebak/gambut untuk pertanaman padi, meningkatkan kualitas kesuburan lahan dan air pada lahan rawa/gambut secara terpadu untuk pertanaman padi tanpa merusak lingkungan, meningkatkan produksi dan produktifitas padi lahan rawa pasang surut dan rawa/gambut secara berkelanjutan. Alokasi
kegiatan
Pengembangan
dan
pemanfaatan
lahan
rawa/gambut terpadu pada awalnya 5.000 ha dengan total anggaran Rp.20.000.000.000,-. Dikarenakan adanya penghematan, alokasi kegiatan Pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu
menjadi
4.779,5
ha
dengan
total
anggaran
Rp.
18.257.139.900,- yang tersebar di 4 provinsi dan 6 kabupaten. Dari realisasi tersebut luas yang sudah ditanam 78.464 ha. Luasan akan terus bertambah mengingat waktu pembuatan laporan kinerja ini kegiatan di lapangan masih tetap berjalan.
Laporan Kinerja Tahun 2016
15
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
3. Pra sertipikasi sertipikasi lahan. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian merupakan bagian dari upaya penguatan hak atas tanah petani dan pemberdayaannya. Pada
dasarnya
upaya
penguatan
hak
atas
tanah
petani
menyinergikan beberapa kegiatan dari berbagai instansi terkait, khususnya
Kementerian
Pertanian
dan
BPN
dalam
proses
sertipikasi tanah petani. Penguatan hak atas tanah petani melalui sertipikasi tanah petani dengan cara mudah dan biaya terjangkau, akan mendorong petani untuk meningkatkan hak atas tanah. Selanjutnya sertipikat tanah tersebut dapat digunakan sebagai agunan/jaminan dalam pemberian fasilitas kredit usahatani dari perbankan, disamping digunakan untuk menstimulasi petani supaya tidak mengalih fungsikan lahan pertanian produktif ke non pertanian. Alokasi kegiatan pra sertipikasi lahan pertanian dianggarkan sebanyak
80.000
bidang
dengan
total
anggaran
Rp.
16.000.000.000,-. Namun demikian terdapat penghematan menjadi 63.241 bidang dengan anggaran Rp. 12.568.249.000,-.
Laporan Kinerja Tahun 2016
16
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1.
Capaian Kinerja Organisasi
3.1.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat berhasil (capaian > 100%), (2) berhasil (capaian 80 - 100%) , (3) cukup berhasil (capaian 60 – 79%), (4) kurang berhasil (capaian < 60 %) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan
melalui pengukuran indikator kinerja.
Hal ini dilakukan dengan cara
membandingkan angka realisasi dengan angka target.
3.1.2. Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Pencapaian sasaran strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan ditentukan melalui capaian indikator kinerja utama. Pengukuran capaian kinerja kegiatan utama dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi kinerja dengan angka target kinerja dalam indikator kinerja utama pada Penetapan Kinerja.
Capaian kinerja
Direktorat
Perluasan dan
Perlindungan Lahan sebagaimana tabel berikut :
Laporan Kinerja Tahun 2016
17
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Tabel 6. Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2016 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Meningkatnya luasan areal pertanian, pengembangan rawa 1. Jumlah perluasan sawah gambut terpadu, serta mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pengembangan pertanian dan 2 rawa gambut mendorong terpadu peningkatan status kepemilikan lahan Jumlah bidang petani serta tanah petani yang mengevaluasi 3 di pra sertifikasi pemanfaatan dan pasca sertipikat tanah petani sertifikasi
Target
Realisasi
% Kesimpulan Capaian
132.155
Ha
129.096
Ha
97,69
Berhasil
4.779,5
Ha
3.999
Ha
83,67
Berhasil
51.446 Bdg
81,14
Berhasil
63.407 Bdg
Sumber data : PK dan Hasil Pengukuran Kinerja Direktorat Perluasan dan Perindungan Lahan, 2016
Indikator kinerja tahun 2016 Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran program yaitu 1) jumlah perluasan sawah; 2) terwujudnya pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu; 3) terwujudnya pra sertifikasi dan pasca sertifikasi. Dari pengukuran 3 indikator tersebut disimpulkan indikator jumlah realisasi fisik perluasan sawah seluas 129.096 ha dari target 132.155 ha (97,69) termasuk kategori berhasil, pengembangan pemanfaatan lahan rawa/gambut terpadu 3.999 ha dari target 4.779,5 ha (83,67) termasuk kategori berhasil dan pra sertifikasi dan pasca sertifikasi 51.446 bidang dari target 63.407 bidang (81,14%) termasuk kategori berhasil. 3.1.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2016 Capaian sasaran PK Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan yaitu meningkatnya luasan areal pertanian, pengembangan rawa gambut terpadu, serta mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian dan mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani serta mengevaluasi pemanfaatan sertipikat tanah petani, diukur berdasarkan capaian indikator kinerja utama. Laporan Kinerja Tahun 2016
18
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan alokasi anggaran Direktorat
Perluasan
dan
Perlindungan
Lahan
sebesar
Rp.
4.105.466.518.000,- melalui pelaksanaan kegiatan utama didalamnya, capaian kinerja masing-masing kegiatan dapat dikategorikan berhasil. Sedangkan pada tahun 2016 dengan anggaran Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan sebesar Rp. 2.816.392.779.000,- melalui pelaksanaan kegiatan utama didalamnya, capaian kinerja masing-masing kegiatan dapat dikategorikan berhasil. Perbandingan Capaian Kinerja TA. 2014, 2015 dan TA. 2016 sebagaimana tabel berikut : Tabel. 7 Perbandingan Capaian Kinerja TA. 2014, 2015 dan TA. 2016 TA. 2015
TA.2014 Indikator Kinerja
Realisasi
Jumlah perluasan sawah Jumlah pengembangan 2. optimasi lahan pertanian Pengembangan 3 metode SRI Pengembangan 4 rawa gambut terpadu 1.
% Capaian
Realisasi
TA. 2016
% Capaian
Realisasi
18.789 Ha
97,49 20.070 Ha
87,26 129.096 Ha
927.404 Ha
97,49 253.321 Ha
99,87
161.705 Ha
98,70
Jumlah bidang 5 tanah petani yang di pra sertifikasi
3.999
Ha
51.446 Bdg
% Capaian
97,69
83,67
81,14
Sumber Data: Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, 2014, 2015 dan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan,2016
Penjelasan terkait pencapaian kinerja kegiatan Perluasan dan Perlindungan Lahan Tahun 2016 secara lebih terinci adalah sebagai berikut : 3.1.3.1. Kegiatan Perluasan Sawah Pada TA. 2016 kegiatan perluasan sawah mempunyai target 132.155 ha dengan total anggaran Rp. 2.142.815.240.000,-. Dari total anggaran tersebut terdapat dana yang terblokir (selfblocking) sebesar Rp.77.098.430.431,-.
Hasil Capaian Kinerja - Realisasi fisik kegiatan perluasan sawah pada tahun 2016 adalah 129.096 Ha dari target 132.155 ha atau sebesar 97,69%.
Laporan Kinerja Tahun 2016
19
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Secara fisik, kegiatan perluasan sawah masih terus berjalan dan luasan tersebut masih akan bertambah mengingat masih belum terlaporkannya keseluruhan realisasi sampai dengan batas waktu
pelaporan.
konstruksi
Sementara
perluasan
sawah
anggaran terserap
untuk
kegiatan
sebesar
Rp.
2.059.512.811.106,- dari pagu Rp.2.142.815.240.000,- sehingga realisasi keuangan setelah dikurangi dana yang diblokir adalah 96,20%. - Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan perluasan sawah masuk dalam kriteria “Berhasil”, hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 97,69%. Tidak tercapainya target 100 % disebabkan hal-hal sebagai berikut : Hasil SID yang dijadikan acuan untuk pelaksanaan konstruksi cetak sawah kurang akurat Penetapan CP/CL belum sepenuhnya mengikuti ketentuan dalam pedoman teknis, sehingga masih ada beberapa lokasi mengalami kesulitan dalam memperoleh sumber air Penyelesaian pengerjaan fisik terlambat, hal ini dikarenakan kurangnya jumlah alat berat, sulitnya mobilisisasi alat berat ke lokasi terutama lokasi yang merupakan kepulauan, adanya banjir, serta beberapa lokasi yang mempunyai vegetasi sangat berat Sawah yang sudah selesai dicetak tidak bisa segera ditanami, hal ini disebabkan antara lain lokasi terkena banjir, kebiasaan petani yang tidak mau tanam diluar kebiasaan musim tanam di wilayah setempat Masih ada beberapa lokasi yang terdapat simpukan sisa land clearing dan masih berada dilokasi sawah. - Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan anggaran Rp.391.043.080.000.,- tercapai perluasan sawah seluas 20.070 Ha (87,26%), sedangkan pada tahun 2016 dengan anggaran Rp. 2.142.815.240.000,-, tercapai perluasan sawah seluas 129.096 Ha, maka tahun 2016 terlihat ada Laporan Kinerja Tahun 2016
20
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
kenaikan capaian perluasan sawah, karena kegiatan perluasan sawah tahun 2016 dilaksanakan mulai awal tahun, sedangkan tahun
2015
pelaksanaan
kegiatan
perluasan
sawah
dilaksanakan pada pertengahan tahun. - Kontribusi kegiatan perluasan sawah adalah meningkatnya luas baku lahan sawah yang akan meningkatkan produksi padi. Kontribusi dapat diperkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan perluasan sawah menghasilkan produktivitas rata-rata 2,5 ton/ha pada tahun pertama. Untuk tahun berikutnya, produktivitas dan indeks pertanaman diperkirakan akan meningkat. 3.1.3.2. Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu Sasaran
kegiatan
Pengembangan
Rawa/Gambut
Terpadu
adalah
Pengembangan
Pemanfaatan
Pemanfaatan terealisasinya
Lahan
Lahan kegiatan
Rawa/Gambut
Terpadu
dengan target 4.779,5 ha yang dilaksanakan di 6 Kabupaten pada 4 Provinsi dengan alokasi anggaran sebesar Rp.21.273.047.000,-. Hasil Capaian Kinerja -
Setelah revisi DIPA tanggal 10 November 2016, terdapat penambahan anggaran pada DIPA revisi yang tidak sesuai dengan
target
awal
Rp.20.000.000.000,-
menjadi
Rp.21.273.047.000,- Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu pada tahun 2016 terealisasi seluas 3.999 Ha dari target seluas 4.779,5 Ha (83,67%). - Anggaran
kegiatan
Pengembangan
Pemanfaatan
Lahan
Rawa/Gambut Terpadu terserap Rp.15.490.908.216,- dari Pagu sebesar Rp. 21.273.047.000,-. sehingga realisasi sampai dengan Desember 2016 adalah 72,82%. - Dari pagu anggaran di atas, terdapat selfblocking sebesar Rp.3.015.907.100,-. - Berdasarkan sasaran,
kriteria
kegiatan
pengukuran
keberhasilan
Pengembangan
pencapaian
Pemanfaatan
Lahan
Rawa/Gambut Terpadu masuk dalam kriteria “Cukup Berhasil”, hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 72,82 %. Laporan Kinerja Tahun 2016
21
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
- Tidak tercapainya target 100 % dikarenakan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang mendapatkan alokasi kegiatan seluas 500 ha, tidak melaksanakan kegiatan ini dan dananya dikembalikan ke kas negara. Hal ini disebabkan karena lokasi yang telah disiapkan untuk
kegiatan
Pengembangan
Pemanfaatan
Lahan
Rawa/Gambut Terpadu di Kecamatan SP Padang tergenang banjir. Selain itu, Kabupaten Kepulauan Meranti yang semula ditargetkan melaksanakan kegiatan seluas 500 ha, hanya mampu melaksanakan seluas 329 ha karena lokasi tidak memenuhi kriteria. Upaya kedepan diharapkan penanggung jawab Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu dapat lebih selektif dalam mengusulkan lokasi kegiatan.
3.1.3.3. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani Pada tahun 2016, anggaran kegiatan Pra Sertipikasi lahan pertanian dilaksanakan sebanyak 1.600 paket (80.000 bidang) di 26 Propinsi, 163 Kabupaten/Kota.
Total anggaran yang dialokasikan untuk
kegiatan Pra dan Pasca Sertipikasi Lahan Pertanian sebesar Rp. 16.000.000.000,-. Namun demikian terdapat penghematan menjadi 62.841 paket untuk Pra Sertipikasi Lahan Pertanian dengan anggaran menjadi Rp. 12.568.249.000,-. Hasil Capaian Kinerja Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian pada tahun 2016 terealisasi sebesar 51.446 bidang dari target 62.841 bidang (81,95 %). Anggaran kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian sampai dengan Desember 2016 terealisasi Rp. 10.289.263.000,- (81,87 %) dari Pagu sebesar Rp. 12.568.249.000, Dari hasil monitoring evaluasi kegiatan di lapangan dan laporan kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian diperoleh hasil yang cukup baik. Berdasarkan
kriteria
pengukuran
keberhasilan
pencapaian
sasaran, kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani masuk dalam Laporan Kinerja Tahun 2016
22
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
kriteria (Berhasil), hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 81,95 %. Kontribusi kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani yaitu : - Diperolehnya data penetapan calon lokasi dan calon petani (CPCL) serta jumlah persil/bidang yang diperuntukan bagi petani dan/atau pemilik penggarap lahan pertanian rakyat yang akan digunakan untuk perencanaan kegiatan Sertipikasi Hak Atas Tanah (SHAT) oleh BPN ditahun mendatang. - Memberikan kepastian kepada petani pemilik penggarap yang telah mengusahakan tanahnya tetapi belum mempunyai hak atas tanah yang tetap (subyek) dan lahan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan di sentra produksi (obyek) atas tanah yang akan disertipikasi secara cepat, tepat, mudah, aman - Mempercepat penyajian dokumen administrasi subyek dan obyek untuk diproses lebih lanjut dalam pembuatan sertipikat tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
3.1.4. Evaluasi Kinerja 3.1.4.1. Kegiatan Perluasan Sawah - Kegiatan perluasan sawah pada tahun 2015 ditargetkan seluas 23.000 ha dan terealisasi seluas 20.070 ha atau 87,26%. Target perluasan sawah tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 200.600 ha, namun terjadi penghematan sehingga target menjadi 132.155 ha dan terealisasi sebesar 129.096 ha atau 97,69%. - Berdasarkan
Review
Renstra
Direktorat
Perluasan
dan
Perlindungan Lahan tahun 2015-2019, kegiatan Perluasan sawah seluas 1.000.000 Ha. Sampai dengan tahun 2016 perluasan sawah mencapai 149.166 Ha atau 14,92% dari target renstra yang telah ditetapkan. Grafik 1. Perkembangan Kegiatan Perluasan Sawah
Laporan Kinerja Tahun 2016
23
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
3.1.4.2. Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu - Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu baru dilaksanakan pada tahun 2016 dengan target alokasi 5.000 ha, namun terjadi penghematan sehingga alokasi menjadi 4.779,5 yang dilaksanakan di 6 Kabupaten pada 4 Provinsi dengan jumlah anggaran sebesar Rp.18.257.139.000,-. Kegiatan ini terealisasi seluas 3.688 Ha dari target seluas 4.779,5 Ha (84,85%). - Berdasarkan
Review
Renstra
Direktorat
Perluasan
dan
Perlindungan Lahan tahun 2015 - 2019, kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Rawa/Gambut Terpadu seluas 75.000 Ha. Kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahun anggaran 2016. 3.1.4.3. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani - Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani baru dilaksanakan tahun 2016. Target kegiatan Pra Sertipikasi Lahan pada tahun 2016 dialokasikan sebesar Rp. 16.000.000.000,- mengalami revisi menjadi Rp. 12.568.249.000 Sampai dengan Desember 2016 terealisasi Rp. 10.289.263.000,- (81,87%) dari pagu revisi. - Berdasarkan
Review
Renstra
Direktorat
Perluasan
dan
Pengelolaan Lahan tahun 2015 - 2019, kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Petani ditargetkan sebanyak 325.000 bidang dan sampai dengan tahun 2016 baru terealisasi sebanyak 51.446 bidang atau 15,83%. Selama periode 2015-2019, capaian pelaksanaan kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tersebut sebagai berikut : Laporan Kinerja Tahun 2016
24
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
Tabel 8. Capaian kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Terhadap Target Renstra Target Renstra 2015-2019
Indikator Sasaran 1 Jumlah Perluasan Sawah Jumlah Pengembangan rawa 2 gambut terpadu Jumlah Bidang tanah petani yang 3 di pra sertipikasi
3.1.5.
1.000.000
Realisasi 2015
2016
20.070 128.842
% Capaian terhadap TOTAL Target Renstra 148.912 14,89
20.000
-
3.999
3.999
20
325.000
-
51.446
51.446
15,83
Hambatan dan Kendala serta Upaya Tindak Lanjut Dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang, maka perlu diketahui faktor yang menjadi hambatan keberhasilan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan pada tahun 2016. Untuk itu melalui analisis laporan serta hasil pemantauan ke lapangan dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau target tidak mencapai 100% serta langkah-langkah antisipasi yang perlu diambil pada tahun mendatang. 3.1.5.1. Hambatan dan Kendala Adapun hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain : a. Hasil SID yang dijadikan acuan untuk pelaksanaan konstruksi cetak sawah kurang akurat b. Tidak semua lokasi kegiatan dilengkapi shop drawing. c. Penetapan CP/CL belum sepenuhnya mengikuti ketentuan dalam pedoman teknis, sehingga masih ada beberapa lokasi mengalami kesulitan dalam memperoleh sumber air. Atau sebaliknya ada lokasi yang merupakan rawa lebak dalam dan rawan terhadap bencana banjir, sehingga ketika puncak musim hujan, lokasi tenggelam. d. Koordinasi
dan
kalaklap/kalakgiat
komunikasi belum
antara
berjalan
PPK
intensif,
dengan sehingga
penyelesaian pekerjaan fisik di lapangan kurang berjalan lancar.
Laporan Kinerja Tahun 2016
25
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
e. Tim pengawasan tidak melakukan tugas secara maksimal. Sehingga masih ada pekerjaan di lapang yang tidak sesuai dengan kriteria teknis pekerjaan cetak sawah. f. Dokumen lingkungan (UKL-UPL dan izin lingkungan) terlambat diterbitkan g. Penyelesaian pengerjaan fisik terlambat, hal ini dikarenakan kurangnya jumlah alat berat, sulitnya mobilisisasi alat berat ke lokasi terutama lokasi yang merupakan kepulauan, adanya banjir, serta beberapa lokasi yang mempunyai vegetasi sangat berat. Lokasi yang berpencar (spot luasan kecil), sehingga memakan waktu yang lama untuk mobilisasi alat berat dari satu lokasi ke lokasi yang lainnya. h. Sawah yang sudah selesai dicetak tidak bisa segera ditanami, hal ini disebabkan antara lain lokasi terkena banjir, kebiasaan petani yang tidak mau tanam diluar kebiasaan musim tanam di wilayah setempat, dan sumber air terbatas (lokasi sumber air yang jauh dari lokasi kegiatan perluasan sawah). i.
Masih ada beberapa lokasi yang terdapat simpukan sisa land clearing
dan
masih
berada
dilokasi
sawah.
Sehingga
mengurangi luas efektif lahan yang bisa digarap petani, menyulitkan pengolahan tanah, dan menjadi sarang hama tikus. j.
Pengukuran realisasi sering tidak sinkron antara pelaksana dan pengawas. Sehingga laporan mingguan tidak sama.
k. Masih banyak administrasi kegiatan perluasan sawah yang belum lengkap, baik dari mulai dokumen perencanaan, laporan bulanan, maupun laporan akhir. l.
Sawah yang sudah selesai dicetak belum dibuat berita acara serah terima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP), maupun BAST. Hal ini disebabkan tim PPHP menilai pekerjaan belum sempurna sesuai kontrak.
m. Dukungan pembiayaan oleh pemerintah daerah melalui APBD I / dan APBD II, masih sangat terbatas, bahkan ada kabupaten yang sama sekali tidak mendapat dukungan pembiayaan tersebut,
sehingga
menjadi
kendala
untuk
melakukan
Laporan Kinerja Tahun 2016
26
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
operasional ke lapangan seperti pembinaan, koordinasi, dan pengumpulan data ke daerah-daerah/kabupaten yang memiliki potensi areal untuk pencetakan sawah. n. Adanya
penghematan
anggaran
menjelang
akhir
tahun
anggaran sehingga proses penyelesaian dokumen anggaran menghambat realisasi
3.1.5.2. Saran Tindak Lanjut Tindak lanjut terhadap permasalahan yang tersebut di atas dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang antara lain : a. Hasil SID dilakukan verifikasi lapang, sehingga diperoleh lokasi hasil SID yang benar-benar sesuai untuk kegiatan perluasan sawah baik dari kesesuian lahan maupun luasannya. b. Pelaksana wajib membuat shop drawing diseluruh lokasi yang digunakan untuk acuan kerja lapang. c. Penetapan CP/CL harus dilakukan secara selektif dengan mengacu pada pedoman teknis kegiatan perluasan sawah. Memperbaiki mekanisme perencanaan menggunakan kriteriakriteria yang menjadi focus kegiatan, diharapkan kedepan memperoleh lokasi kegiatan yang clean and clear baik dari lokasi maupun petani, sehingga kegiatan fisik dapat berjalan sesuai target yang telah ditetapkan d. Komunikasi yang efektif antara PPK, pelaksana dan semua tim yang ada dalam kegiatan pelaksanaan cetak sawah secara swakelola
sangat
diperlukan.
Sehingga
pengerjakan fisik
kegiatan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. e. Tim pengawas harus bekerja secara optimal sesuai dengan tugasnya. PPK menegur Tim Pengawas, apabila Tim pengawas tidak melakukan fungsinya. f. Pihak dinas berkoordinasi dengan petugas BLHD, agar segera bisa menilai hasil penyusunan dokumen lingkungan, sehingga bisa segera dikelurakan izin lingkungan oleh Bupati. g. Berdasarkan hasil laporan tim pengawas di lapang terkait kekurangan alat, PPK bisa bersurat ke pelaksana untuk Laporan Kinerja Tahun 2016
27
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
menambah
alat
berat.
Untuk
menghindari
lokasi
yang
bervegetasi berat, pihak dinas sebaikanya memilih lokasi yang bervegetasi ringan sampai dengan sedang. Memilih lokasi yang hamparan luas dan menghindari spot lokasi yang terlalu banyak. h. Untuk lokasi yang tidak bisa ditanami karena banjir maupun kekeringan, maka perlu dilakukan perbaikan CP/CL. Bisa jadi lokasi yang dicetak memang tidak sesuai dengan kriteria teknis. Koordinasi dengan pihak Pemda juga bisa dilakukan, untuk membangun saluran pembuang, pintu/kleb untuk daerah rawa lebak yang banjir, atau pembuatan bendungan, sumur bor, mapun pompanisasi untuk daerah-daerah yang kering atau sumber air tidak tersedia di lokasi kegiatan perluasan sawah. i.
Untuk mengatasi adanya simpukan sisa land clearing maka PPK membuat
teguaran
ke
pelaksana
untuk
membersihkan
simpukan, atau mengganti lokasi lain sesuai dengan luas lahan adanya simpukan. Sehingga tidak mengurangi target luas lahan yang sudah tercantum dalam kontrak. j.
Pengukuran hasil lokasi kegiatan yang sudah selesai dikerjakan dilakukan bersama antara tim pelaksana maupun tim pengawas dengan menggunakan alat pengukur yang sama, misalnya GPS. Hasil pengukuran ditandatangani bersama antara pelaksana dan Tim pengawas.
k. Petugas dinas harus melengkapi seluruh administarsi kegiatan perluasaan sawah, dari mulai dokumen perencanaan, mou, kontrak sampai dokumen BAST. (sesuai ceklist kelengkapan administrasi) l.
PPK menegur kalaklap/kalakgiat agar melakukan penyepurnaan pekerjaan di lapang aagar Tim PPHP dapat menandatangani Berita Acara Serah Terima Pekerjaan. Pihak pelaksana harus melengkapi laporan hasil pekerjaan dengan shop drawing.
m. Dukungan anggaran baik dari APBD I dan APBD II sangat diperlukan untuk membantu dalam monitoring dan pembinaan kegiatan perluasan lahan di tahun yang akan datang.
Laporan Kinerja Tahun 2016
28
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
n. Memperbaiki
sistem
pelaksanaan
kegiatan
mulai
dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. o. Mengevaluasi kembali pendanaan untuk seluruh kegiatan pada Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan. p. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara intensif baik dari Petugas Daerah maupun Pusat.
3.1.6. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Mekanisme pelaksanaan kegiatan fisik Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan dilakukan dengan pola dana tugas pembantuan. 3.2. Realisasi Anggaran 3.2.1. Anggaran Kegiatan Pusat No.
Uraian
Kegiaatan Konservasi Lahan Subdit Basis Data 2 Lahan 1
3 Subdit Perluasan Areal Subdit Optimasi dan rehabilitasi Subdit Perlindungan 5 Lahan Sub Bagian Tata 6 Usaha Jumlah 4
PAGU (Rp)
Realisasi (Rp)
Blokir
%
Sisa Anggaran Rp
1.431.255.000
-
750.013.675 52,40
681.241.325
2.192.200.000
250.000.000
1.934.715.150 99,61
7.484.850
4.409.842.000
250.000.000
4.153.614.617 99,85
6.227.383
2.375.330.000
250.000.000
2.117.106.099 99,61
8.223.901
1.793.190.000
250.000.000
1.521.970.820 98,62
21.219.180
8.629.010.000
-
8.599.868.212 99,66
29.141.788
20.830.827.000
1.000.000.000
19.077.288.573 96,20
753.538.427
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan untuk Tahun Anggaran 2016 mendapat dukungan anggaran pusat sebesar Rp. 20.830.827.000,- dan total anggaran diblokir sebesar Rp.1.000.000.000,-. Dana Pusat terdiri atas Dana APBN Rupiah Murni dan Bantuan Luar Negri yang digunakan untuk mendukung kegiatan di 4 (empat) Subdirektorat, antara lain Subdit Basis Data Lahan sebesar Rp. 2.192.200.000,-, Subdit Perlindungan Lahan sebesar Rp.1.793.190.000,-, Subdit Optimasi dan Rehabilitasi Lahan sebesar Rp. 2.375.330.000,-, Subdit Perluasan Areal sebesar Rp. 4.409.842.000,-, Sub Bagian Tata Usaha sebesar Rp. 8.629.010.000,-, Kegiatan Konservasi Lahan sebesar 1.431.255.000,-. Dari total anggaran tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 19.077.288.573,(96,20%). Laporan Kinerja Tahun 2016
29
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
3.2.2. Anggaran Kegiatan Utama Indikator Kinerja
1.
Anggaran (Rp)
Jumlah 2.142.815.240.000 perluasan sawah
% Kesimpulan Capaian
Blokir
Realisasi
77.098.430.431
2.059.512.811.106
99,70
Berhasil
pengembangan 2 rawa gambut terpadu
21.273.047.000
3.015.907.100
15.490.908.216
84,85
Berhasil
Jumlah bidang tanah petani 3 yang di pra sertifikasi dan pasca sertifikasi
12.568.249.000
-
10.289.263.000
81,87
Berhasil
Kegiatan Utama Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan TA. 2016 yang tercantum pada Penetapan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
meliputi
3
kegiatan
yaitu
Perluasan
Sawah,
Pengembangan
Pemanfaatan Rawa Gambut Terpadu, serta Pra Sertipikasi Lahan Pertanian. Secara rinci target dan realisasi keuangan dari 3 Kegiatan Utama yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Perluasan Sawah yang mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.142.815.240.000,- terealisasi sebesar Rp. 2.059.512.811.106,- atau 99,70%. b. Kegiatan Pengembangan Rawa Gambut Terpadu mendapat alokasi sebesar Rp. 21.273.047.000,- terealisasi sebesar Rp. 15.490.908.216,atau 84,85%. c. Kegiatan Pra Sertipikasi Lahan Pertanian yang mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 12.568.249.000,- terealisasi sebesar Rp. 10.289.263.000,atau 81,87%.
Laporan Kinerja Tahun 2016
30
Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan
BAB IV PENUTUP Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, maka dalam rangka mendukung pencapaian target sukses Kementerian Pertanian (pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani) serta program pembangunan sarana dan sarana pertanian, telah disusun Rencana Strategis dan Program Kerja Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan 2015—2019 sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian untuk mendukung sub sektor tanaman pangan. Pencapaian sasaran dilaksanakan secara bertahap setiap tahun melalui berbagai program dan kegiatan yang meliputi aspek Basis Data Lahan, Perlindungan Lahan, Pengembangan Rawa Gambut Terpadu, Perluasan Sawah. Berbagai keberhasilan telah dicapai dalam memfasilitasi ketersediaan dan pengelolaan lahan baik dari ketersediaan basis data lahan, upaya perlindungan lahan, perluasan areal sawah, pengembangan rawa gambut terpadu, serta perluasan areal hortikultura, perkebunan dan peternakan. Namun masih banyak tantangan dan kendala yang dihadapi untuk mencapai sasaran pembangunan perluasan dan pengelolaan lahan 2015—2019. Keberhasilan program/kegiatan, kinerja, dan pengembangan perluasan dan perlindungan lahan sangat tergantung dari partisipasi aktif pelaku pertanian di lapangan, baik petani, pembina, pemerintah daerah dan pusat. Pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program dan kegiatan perluasan dan perlindungan lahan, disampaikan dalam Laporan Kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Pencapaian sasaran strategis Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan tahun 2016 yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dapat dikategorikan berhasil, namun masih perlu diupayakan perbaikan untuk mengatasi kendala teknis dan administrasi yang dihadapi. Untuk itu perlu ditingkatkan koordinasi dan dukungan seluruh stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan perluasan dan pengelolaan lahan pertanian. Laporan Kinerja Tahun 2016
31
LAMPIRAN
Lampiran 2. Kronologis Perubahan Target Kegiatan Perluasan Sawah TA.2016 a. Target Alokasi Kegiatan Perluasan Sawah TA. 2016 sesuai DIPA tanggal 10 Desember 2015
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Provinsi/ Kabupaten Jawa Barat Sumatera Utara Aceh Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Lampung Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Bengkulu Maluku Utara Bangka Belitung Gorontalo Kepulauan Riau Papua Barat Sulawesi Barat Kalimantan Utara Total
Target Alokasi Cetak Sawah (ha)
Pagu (Rp)
2.300 1.000 16.600 1.730 2.785 3.800 14.700 15.260 19.300 17.300 5.750 3.485 5.625 6.430 11.270 12.500 3.350 15.250 4.775 4.600 1.750 3.900 7.800 2.650 500 4.290 9.600 2.300
36.800.000.000 16.000.000.000 265.600.000.000 27.680.000.000 44.560.000.000 60.800.000.000 235.200.000.000 244.160.000.000 308.800.000.000 276.800.000.000 92.000.000.000 55.760.000.000 90.000.000.000 102.880.000.000 180.320.000.000 200.000.000.000 63.650.000.000 244.000.000.000 76.400.000.000 87.400.000.000 28.000.000.000 74.100.000.000 124.800.000.000 42.400.000.000 8.000.000.000 81.510.000.000 153.600.000.000 36.800.000.000
200.600
3.258.020.000.000
b. Target Alokasi Kegiatan Perluasan Sawah TA. 2016 sesuai DIPA tanggal 12 Agustus 2016
NO
Provinsi/ Kabupaten
1
Jawa Barat
2
Aceh
3
Target Alokasi Cetak Sawah (ha)
Pagu (Rp)
600
9.600.000.000
2.500
40.000.000.000
Sumatera Barat
640
10.242.240.000
4
Riau
950
15.200.000.000
5
Jambi
2.700
43.200.000.000
6
Sumatera Selatan
11.475
183.600.000.000
7
Lampung
11.995
191.920.000.000
8
Kalimantan Barat
16.905
270.480.000.000
9
Kalimantan Tengah
16.550
264.800.000.000
10
Kalimantan Selatan
3.236
51.776.000.000
11
Kalimantan Timur
1.162
18.592.000.000
12
Sulawesi Utara
2.915
46.640.000.000
13
Sulawesi Tengah
5.359
85.744.000.000
14
Sulawesi Selatan
9.940
159.040.000.000
15
Sulawesi Tenggara
6.000
96.000.000.000
16
Maluku
1.525
28.975.000.000
17
Nusa Tenggara Barat
11.537
184.592.000.000
18
Nusa Tenggara Timur
3.216
51.456.000.000
19
Papua
4.150
78.850.000.000
20
Bengkulu
140
2.240.000.000
21
Maluku Utara
1.500
28.500.000.000
22
Bangka Belitung
7.130
114.080.000.000
23
Gorontalo
2.090
33.440.000.000
24
Kepulauan Riau
250
4.000.000.000
25
Papua Barat
2.372
45.068.000.000
26
Sulawesi Barat
4.360
69.760.000.000
27
Kalimantan Utara
932
14.912.000.000
132.129
2.142.707.240.000
Total
c. Target Alokasi Kegiatan Perluasan Sawah TA. 2016 sesuai DIPA tanggal 10 November 2016
NO
Provinsi/ Kabupaten
1
Jawa Barat
2
Aceh
3
Target Alokasi (ha)
Pagu (Rp)
500
8.000.000.000
2.500
40.000.000.000
Sumatera Barat
608
9.730.240.000
4
Riau
950
15.200.000.000
5
Jambi
2.580
41.280.000.000
6
Sumatera Selatan
11.475
183.600.000.000
7
Lampung
11.995
191.920.000.000
8
Kalimantan Barat
16.905
270.480.000.000
9
Kalimantan Tengah
16.550
264.800.000.000
10
Kalimantan Selatan
3.236
51.768.000.000
11
Kalimantan Timur
1.162
18.592.000.000
12
Sulawesi Utara
2.855
45.680.000.000
13
Sulawesi Tengah
4.962
79.392.000.000
14
Sulawesi Selatan
9.940
159.040.000.000
15
Sulawesi Tenggara
6.000
96.000.000.000
16
Maluku
1.525
28.975.000.000
17
Nusa Tenggara Barat
11.537
184.592.000.000
18
Nusa Tenggara Timur
2.864
45.824.000.000
19
Papua
4.150
78.850.000.000
20
Bengkulu
140
2.240.000.000
21
Maluku Utara
1.500
28.500.000.000
22
Bangka Belitung
7.130
114.080.000.000
23
Gorontalo
2.090
33.440.000.000
24
Kepulauan Riau
237
3.792.000.000
25
Papua Barat
2.272
43.168.000.000
26
Sulawesi Barat
4.260
68.160.000.000
27
Kalimantan Utara
932
14.912.000.000
130.855
2.122.015.240.000
Total
d. Target Alokasi Kegiatan Perluasan Sawah TA. 2016 sesuai Revisi akhir bulan Desember 2016
NO
Provinsi/ Kabupaten
1
Jawa Barat
2
Aceh
3
Target Alokasi (ha)
Pagu (Rp)
500
8.000.000.000
2.500
40.000.000.000
Sumatera Barat
608
9.730.240.000
4
Riau
950
15.192.000.000
5
Jambi
2.580
41.280.000.000
6
Sumatera Selatan
11.475
183.600.000.000
7
Lampung
11.995
191.920.000.000
8
Kalimantan Barat
16.905
270.480.000.000
9
Kalimantan Tengah
16.550
266.357.000.000
10
Kalimantan Selatan
3.236
47.499.022.000
11
Kalimantan Timur
1.184
18.942.240.000
12
Sulawesi Utara
2.855
45.680.000.000
13
Sulawesi Tengah
4.962
79.392.000.000
14
Sulawesi Selatan
9.940
159.040.000.000
15
Sulawesi Tenggara
6.000
96.000.000.000
16
Maluku
1.525
28.975.000.000
17
Nusa Tenggara Barat
11.537
191.147.766.000
18
Nusa Tenggara Timur
2.864
45.824.000.000
19
Papua
4.150
78.850.000.000
20
Bengkulu
140
2.867.200.000
21
Maluku Utara
1.500
28.500.000.000
22
Bangka Belitung
7.130
114.080.000.000
23
Gorontalo
2.090
35.112.000.000
24
Kepulauan Riau
1.537
24.592.000.000
25
Papua Barat
2.272
43.168.000.000
26
Sulawesi Barat
4.260
68.160.000.000
27
Kalimantan Utara Total
922 132.167
14.752.000.000 2.149.140.468.000
Lampiran 3. Target dan Realisasi Fisik Sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Konstruksi No
Provinsi
1
Jawa Barat
2
Aceh
3
Target
Realisasi Fisik
Luas Tanam
Ha
Ha
Ha
500
500
500
2.500
2.450
1.080
Sumatera Barat
608
602
253
4
Riau
950
813
616
5
Jambi
2.580
2.580
2.064
6
Sumatera Selatan
11.475
11.475
8.833
7
Lampung
11.995
11.995
10.073
8
Kalimantan Barat
16.905
16.905
10.598
9
Kalimantan Tengah
16.550
16.550
7.208
10
Kalimantan Selatan
3.236
3.000
2.642
11
Kalimantan Timur
1.162
1.162
505
12
Sulawesi Utara
2.855
2.846
2.716
13
Sulawesi Tengah
4.962
4.900
3.344
14
Sulawesi Selatan
9.940
9.940
9.558
15
Sulawesi Tenggara
6.000
6.000
2.911
16
Maluku
1.525
1.610
867
17
Nusa Tenggara Barat
11.537
11.537
3.474
18
Nusa Tenggara Timur
2.864
1.738
580
19
Papua
4.150
4.150
2.287
20
Bengkulu
140
140
109
21
Maluku Utara
1.500
1.460
574
22
Kepulauan Bangka Belitung
7.130
7.130
3.429
23
Gorontalo
2.090
2.090
303
24
Kepulauan Riau
1.537
232
125
25
Papua Barat
2.272
2.372
1.892
26
Sulawesi Barat
4.260
4.260
1.744
27
Kalimantan Utara
932
660
182
132.155
129.096
78.464
Jumlah
Lampiran 4. Target dan Realisasi Fisik Sesuai Revisi Terakhir
No
Provinsi
1 Jawa Barat
Target
Realisasi Fisik
Luas Tanam
Ha
Ha
Ha
500
500
500
2.500
2.450
1.080
3 Sumatera Barat
608
602
253
4 Riau
950
813
616
2.580
2.580
2.064
6 Sumatera Selatan
11.475
11.475
8.833
7 Lampung
11.995
11.995
10.073
8 Kalimantan Barat
16.905
16.905
10.598
9 Kalimantan Tengah
16.550
16.550
7.208
10 Kalimantan Selatan
3.236
3.000
2.642
11 Kalimantan Timur
1.184
1.162
505
12 Sulawesi Utara
2.855
2.846
2.716
13 Sulawesi Tengah
4.962
4.900
3.344
14 Sulawesi Selatan
9.940
9.940
9.558
15 Sulawesi Tenggara
6.000
6.000
2.911
16 Maluku
1.525
1.610
867
17 Nusa Tenggara Barat
11.537
11.537
3.474
18 Nusa Tenggara Timur
2.864
1.738
580
19 Papua
4.150
4.150
2.287
140
140
109
21 Maluku Utara
1.500
1.460
574
22 Kepulauan Bangka Belitung
7.130
7.130
3.429
23 Gorontalo
2.090
2.090
303
24 Kepulauan Riau
1.537
232
125
25 Papua Barat
2.272
2.372
1.892
26 Sulawesi Barat
4.260
4.260
1.744
922
660
182
132.167
129.096
78.464
2 Aceh
5 Jambi
20 Bengkulu
27 Kalimantan Utara Jumlah
Lampiran 5. Dokumentasi a. Dokumentasi Kegiatan Perluasan Sawah TA.2016
b. Dokumentasi Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu
LAMPIRAN RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR
2015
TARGET 2017
2016
2018
2019
Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian
2015
ALOKASI (Rp Miliar) 2016 2017 2018
2019
TOTAL ALOKASI
1,965.9
2,570.2
8,259.7
22,366.2
1,773.6
7,796.8
Meningkatnya luasan areal pertanian, pengoptimalan lahan, dan mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian serta mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani dan mengevaluasi pemanfaatan sertifikat tanah petani serta pengembangan basis data lahan Jumlah perluasan sawah (Ha) Jumlah bidang tanah petani yang di prasertifikasi dan pasca sertifikasi (Bidang/Persil) Jumlah Review Hasil Audit Lahan Pertanian (Dokumen) Jumlah Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu (Ha) Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah Jumlah pengembangan optimasi lahan pertanian (Ha) Jumlah Pengembangan Metode SRI (Ha) Flood Management In Selected River Basin (FMSRB) (dokumen)
23,000
132,155
80,000
383,900
380,945
478.0 2,538.50 1,510.7
-
63,407
80,000
80,000
85,000
-
12.7
16
16
17
-
-
-
222
228
-
-
-
45
57 102.0
-
4,779.5
5,000
5,000
5,000
-
19
20
20
20
-
-
150,926
210,856
463,900
-
-
226.4
421.7
951,301
-
-
-
-
1,144.2
1,144.2
163,833
-
-
-
-
343.7
343.7
-
-
1
-
-
-
0.5
7,294.1
-
7,237.9 19,059.2 61.7
79.0
927.8 1,575.9
-