LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
Jalan Harsono RM No 3 Gedung C Lantai 6-9 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
1
Kata Pengantar
Laporan Kinerja menyajikan prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan. Dengan telah berakhirnya pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014, maka Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai unit kerja eselon I menyusun laporan pertanggung jawaban tersebut. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan disusun mengacu kepada Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 \tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja mencakup ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sekaligus sebagai pertanggung jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan untuk terwujudnya Good Governance.
Januari 2015
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
iii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
v
EXECUTIVE SUMMARY .............................................................................
1
I.
PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
II.
4 5 8 9
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. 2.2. 2.3. 2.4.
III.
Latar Belakang ............................................................................ Organisasi dan Tata Kerja........................................................... Sumber Daya Manusia ................................................................ Dukungan Anggaran ...................................................................
Rencana Strategis (Renstra) ...................................................... Indikator Kinerja Utama (IKU) ..................................................... Rencana Kinerja Tahuan (RKT) ................................................. Perjanjian Kinerja ........................................................................
10 13 14 15
AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. 3.2. 3.3 3.4. 3.5. 3.6.
Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran .................... Pencapaian Sasaran Strategis .................................................... Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ........................................ Akuntabilitas Keuangan............................................................... Hambatan dan Kendala............................................................... Upaya dan Tindak Lanjut ............................................................
17 17 19 29 33 35
PENUTUP ............................................................................................
38
LAMPIRAN ..................................................................................................
39
IV
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Ditjen PKH ........................
14
Tabel 2. Capaian Sasaran PK Tahun 2014 ...............................................
17
Tabel 3. Populasi Ternak Tahun 2010-2014 ..............................................
19
Tabel 4. Produksi Daging Komoditas Peternakan Tahun 2010-2014 ........
20
Tabel 5. Komoditas dan Produksi Telur Tahun 2010-2014 ........................
21
Tabel 6. Capaian Produksi Susu Tahun 2010-2014 ..................................
21
Tabel 7. Produksi dan Distribusi Daging Terhadap Total Produksi Daging Tahun 2012-2014 Per Komoditas ................................................ 22 Tabel 8. Produksi dan Kontribusi Daging Ayam terhadap Total Produksi Daging Unggas Nasional Tahun 2012 s.d 2014 Per Komoditas .. 23 Tabel 9. Ketersediaan Protein Hewani Asal Ternak 2010-2014.................
24
Tabel 10. Evaluasi Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 20102014 ............................................................................................. 25 Tabel 11. Perkembangan Harga Komoditas Peternakan Tahun 2010-2014
26
Tabel 12. Kegiatan-kegiatan Tahun 2010-2014 dalam rangka Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 2014 .............................. 28 Tabel 13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 per Jenis Belanja (Rp.000) .......................................................................... 31 Tabel 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 per Jenis Kewenangan (Rp.000) ................................................................. 32
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
iii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Tingkat Partisipasi Konsumsi Daging Penduduk Indonesia Tahun 2002-2013.........................................................................
27
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
iv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Bagan Organisasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan................................................................ 39
Lampiran 2.
Rekapitulasi SDM Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan pendidikan terakhir Tahun 2010-2014 40
Lampiran 3.
RKT Ditjen Peternakan dan Keswan Tahun 2014................
Lampiran 4.
Capaian Populasi Ternak Terhadap Renstra Ditjen PKH Tahun 2010-2014................................................................. 42
Lampiran 5.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2011-2014 per Kegiatan Utama ................................................................... 43
Lampiran 6.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2011-2014 per Unit Kerja ............................................................................. 44
Lampiran 7.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2011-2014 per Jenis Belanja........................................................................ 45
Lampiran 8.
Distribusi semen beku tahun 2010-2014..............................
Lampiran 9.
Hasil Rekruitmen Tenaga Harian Lepas Medik dan Paramedik Veteriner ............................................................ 47
41
46
Lampiran 10. Peningkatan Fasilitasi PusKesehatan Hewan Tahun 2010 – 2014 ..................................................................................... 48 Lampiran 11. Data produksi vaksin AI dari tahun 2010 s/d Juni 2014 .......
49
Lampiran 12. Tabel 2 Populasi dan Produksi bibit ternak B/BPTU Tahun 2010 – 2014 ......................................................................... 50 Lampiran 13. Produksi vaksin, Obat Hewan dan Bahan Organik ..............
51
Lampiran 14. Pengembangan Budidaya Sapi Perah Tahun 2010-2014 ....
52
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
v
EXECUTIVE SUMMARY Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2014 merupakan pelaksanaan tahun kelima Rencana Strategis 2010-2014. Pada tahun kelima periode 2010-2014, pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tetap memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian dan perekonomian nasional. Dalam rentang waktu 5 tahun (2010-2014) pertumbuhan populasi ternak besar rata-rata mengalami kenaikan kecuali kerbau (menurun 24,91%) yaitu : sapi potong 18,68%, sapi perah 8,95%, kuda 13,69% dan kerbau 24,91%, sedangkan pertumbuhan populasi ternak kecil meningkat yaitu: kambing 19,90%, domba 45,43%, dan babi 12,61%. Pertumbuhan populasi ternak unggas dan aneka ternak rata-rata meningkat, yaitu : ayam buras 13,87%, ayam ras petelur 35,37%, ayam ras pedaging 39,42%, itik 8,50%, kelinci 25,07%, dan itik manila mencapai 22,78%. Bahkan burung puyuh dan merpati meningkat signifikan masing-masing 65,85% dan 141,91%. Dari sisi produksi hasil ternak yaitu daging, telur dan susu. Produksi daging secara nasional tahun 2014 tercapai 2,98 juta ton, jika dibandingkan produksi tahun 2013 sebesar 2,88 juta ton, maka produksinya tumbuh sebesar 3,49%. Produksi telur secara nasional tahun 2014 tercapai 1,81 juta ton, jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 1,73 juta ton, maka produksinya tumbuh 4,89%, sedangkan produksi susu nasional tahun 2014 tercapai 798,4 ribu ton, jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 786,8 ribu ton, maka produksinya menurun 1,47%. Persentase produksi daging sapi dan kerbau domestik/lokal terhadap total daging sapi dan kerbau nasional tahun 2014 sebesar 18,10% atau hanya mencapai 77,02% dari targetnya sebesar 23,5%, bila dibandingkan tahun 2013 menurun 19,29%. Persentase daging ayam buras terhadap total produksi daging unggas nasional tahun 2014 sebesar 16,81% atau mencapai 111,3% dari target sebesar 15,10%, bila dibanding tahun 2013 (16,55%) meningkat 1,58%. Ketersediaan protein hewani asal ternak tahun 2014 mencapai 100,3% atau 7,22 g/kapita/tahun dari target 7,20 g/kapita/tahun, namun bila dibandingkan tahun 2013 sebeasr 6,73 g/kapita/tahun terjadi peningkatan 7,28%. Produksi daging sapi domestik dalam bentuk karkas sebesar 460,53 ribu ton atau setara dengan 368,43 ribu ton meat yield. Realisasi meat yield ini mencapai 79,75% dari sasarannya sebesar 462 ribu ton. Capaian kinerja lain yang dicapai
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
1
Ditjen PKH Tahun 2014 diantaranya menerima penghargaan dari Kemenristek, serta tiga kali berturut-turut memperoleh penghargaan sebagai Pembina dan Tim Satuan Pelaksana SPI terbaik. Realisasi anggaran Direktorat Jenderal PKH sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 1,66 triliun atau 119,25% dari total anggaran Rp 1,39 triliun (capaian realisasi anggaran lebih dari 100% dikarenakan adanya Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat berharga (MPHLBJS) Hibah FAO dalam bentuk Barang/Jasa sebesar 436,73 miliar). Hambatan dan kendala yang dihadapi dari aspek manajemen dan administrasi diantaranya : 1) Revisi anggaran yang disebabkan adanya kebijakan penghematan sehingga proses pelaksanaan kegiatan terlambat; 2) Kebijakan penghematan anggaran, menyebabkan beberapa target kegiatan tidak dapat tercapai; 3) Proses dan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan di daerah (propinsi, kabupaten dan UPT) pada beberapa kegiatan mundur dari jadwal dan tidak dapat dilaksanakan; 4) Proses pelelangan umum untuk pengadaan barang di daerah dilaksanakan melalui pelayanan satu atap, bila terjadi gagal lelang akan memerlukan waktu yang cukup panjang;; 5) Masih terdapat keterlambatan proses CP/CL dan verifikasi kelompok; 6) Persiapan daerah terlambat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan baik penetapan pengelola keuangan dan pelaksanaan tender. Sedangkan dari aspek teknis salah satunya adalah : 1) Harga daging sapi sebelum dan setelah diberlakukannya referensi harga yang masih cenderung stabil tetap tinggi; 2) Sebaran ternak sapi dan kerbau yang sebagian besar di Pulau Jawa, dan jumlah peternak rakyat yang 98% masih dengan skala usaha kepemilikan ternak 2-3 ekor; 3) Impor sapi bakalan dan daging sapi yang terjadi selama ini telah mendistorsi harga ternak sapi lokal dan memukul pendapatan peternak; 4) Kelembagaan peternak rakyat yang masih rendah menghadapi blantik; 5) Masih kurangnya sarana dan prasarana transportasi untuk kelancaran distribusi sapi; 6) Belum optimalnya produksi susu ternak perah akibat rendahnya kualitas bibit dan pakan serta manajemen pemeliharaan oleh peternak. Untuk mengatasi permasalahan diatas akan ditempuh Upaya dan tindak lanjut sebagai berikut : 1) Meningkatkan fasilitasi pembiayaan yang memadai untuk menjamin dan meningkatkan skala usaha bagi peternak kecil; 2) Optimalisasi sumber daya lokal melalui fasilitasi seleksi daerah-daerah sumber bibit dan sertifikasi bibit unggul; 3) Mendorong munculnya regulasi di daerah agar swasta dan BUMN berperan dalam pembangunan peternakan. Misalnya, keharusan beternak di lahan sawit dan reklamasi lahan eks tambang menjadi padang LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
2
penggembalaan; 4) Pembangunan sarana prasarana bongkar muat dan transportasi ternak ternak segera diwujudkan oleh Kementerian Perhubungan; 5) Penyusunan regulasi dan kebijakan terkait tata niaga daging sapi; 6) Mengoptimalkan produksi susu ternak perah dengan melakukan perbaikan kualitas bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan oleh peternak.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
3
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2014 merupakan pelaksanaan tahun kelima Rencana Strategis 2010-2014. Pada tahun kelima periode 2010-2014, pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tetap memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian dan perekonomian nasional. Hal tersebut digambarkan dalam kontribusinya melalui penyediaan bahan pangan asal ternak yaitu daging, telur dan susu. Peran strategis peternakan dan kesehatan hewan juga digambarkan dalam pencapaian empat target sukses pembangunan pertanian, yaitu : 1) pencapaian swasembada kedelai, gula dan daging sapi serta swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung, 2) peningkatan diversifikasi pangan, 3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta 4) peningkatan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan empat target sukses tersebut, Ditjen Peternakan dan Kesehatan dan hewan pada tahun 2014 menetapkan program pencapaian swasembada daging sapi dan dan Kerbau dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal dengan enam kegiatan utama : 1) peningkatan produksi ternak dengan mengoptimalkan sumber daya lokal; 2) peningkatan kuantitas dan kualitas bibit dan benih dengan mengoptimalkan sumber daya lokal; 3) peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal ; 4) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis ; 5) Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan dan 6) dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Ditjen Peternakan dan Keswan. Disamping kegiatan Ditjen PKH, kontribusi terhadap penyediaan pangan asal ternak juga tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholders pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, baik di pusat maupun daerah. Sehingga tercapainya pembangunan peternakan dan kesehatan hewan terletak pada komitmen dan kerja keras bersama, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Masyarakat, Organisasi Kemasyarakatan, Perguruan Tinggi, dan Peternak.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
4
1.2 Organisasi dan Tata Kerja Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi : 1) perumusan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner; 2) pelaksanaan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner, 3) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner, 4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner, dan 5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Direktorat Jenderal didukung oleh 6 unit kerja eselon II di pusat, yaitu : (1) Direktorat Perbibitan Ternak; (2) Direktorat Pakan Ternak; (3) Direktorat Budidaya Ternak; (4) Direktorat Kesehatan Hewan; (5) Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen; dan (6) Sekretariat Direktorat Jenderal. Masing-masing unit organisasi tersebut diatas mempunyai tugas dan fungsi : (1) Direktorat Perbibitan Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan ternak. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perbibitan Ternak menyelenggarakan fungsi : (a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan non ruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu dan pengembangan bibit ternak; (b) Pelaksanaan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan non ruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu dan pengembangan bibit ternak;
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
5
(c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bibit ternak ruminansia dan non ruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu dan pengembangan bibit ternak; (d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bibit ternak ruminansia dan non ruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu dan pengembangan bibit ternak; dan (e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbibitan Ternak (2) Direktorat Pakan Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan ternak. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pakan Ternak menyelenggarakan fungsi : (a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan, dan mutu pakan; (b) Pelaksanaan kebijakan di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan, dan mutu pakan; (c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan, dan mutu pakan; (d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan, dan mutu pakan; dan (e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pakan Ternak (3) Direktorat Budidaya Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya ternak. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Budidaya Ternak menyelenggarakan fungsi : (a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang ternak potong, perah, unggas dan aneka ternak, serta usaha dan kelembagaan; (b) Pelaksanaan kebijakan di bidang ternak potong, perah, unggas dan aneka ternak, serta usaha dan kelembagaan; (c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang ternak potong, perah, unggas dan aneka ternak, serta usaha dan kelembagaan;
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
6
(d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang ternak potong, perah, unggas dan aneka ternak, serta usaha dan kelembagaan; dan (e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Ternak (4) Direktorat Kesehatan Hewan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Kesehatan Hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi : (a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan, dan pengawasan obat hewan; (b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan, dan pengawasan obat hewan; (c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan, dan pengawasan obat hewan; (d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, kelembagaan dan sumber daya kesehatan hewan, dan pengawasan obat hewan; dan (e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Kesehatan Hewan. (5) Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen menyelenggarakan fungsi : (a) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan, serta pengujian dansertifikasi produk hewan;
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
7
(b) Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan, serta pengujian dansertifikasi produk hewan; (c) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan, serta pengujian dansertifikasi produk hewan; (d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen, higiene sanitasi, pengawasan sanitary dan keamanan produk hewan, zoonosis dan kesejahteraan hewan, serta pengujian dansertifikasi produk hewan; dan (e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen. (6) Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi : (a) Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerjasama, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik di bidang kesehatan hewan; (b) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; (c) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundangundangan; (d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang peternakan dan kesehatan hewan; dan (e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 1.3 Sumberdaya Manusia Sumberdaya Manusia Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2014 sebanyak 2.196 orang, yang tersebar di kantor pusat 458 orang dan kantor daerah (UPT) 1.738 orang. Jika dilihat dari jenjang pendidikannya terdiri dari S3 sebanyak 18 orang, S2 sebanyak 455 orang, S1/D4 sebanyak 467 orang, LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
8
Sarjana Muda/D3 sebanyak 213 orang, SLTA sebanyak 842 orang, SLTP sebanyak 81 orang, dan SD sebanyak 116 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 dengan jumlah pegawai 2160 orang, maka jumlah pegawai pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 36 orang atau 1,67%. Perubahan jumlah pegawai pada tahun 2014 selain disebabkan karena adanya pegawai yang pensiun, meninggal dan mutasi, juga disebabkan adanya penambahan tenaga CPNS pada 2014 sebanyak 61 orang. Secara rinci jumlah pegawai Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan pendidikan terakhir disampaikan pada Lampiran 1 dan 2. 1.4 Dukungan Anggaran Pagu anggaran Ditjen PKH Tahun 2014 awalnya sebesar Rp. Rp 1,63 triliun, namun terdapat penghematan nasional sebesar Rp 250 milyar, sehingga total anggaran menjadi Rp 1,39 triliun. Anggaran tersebut dialokasikan pada enam kegiatan pokok, yaitu 1) peningkatan produksi ternak dengan mengoptimalkan sumber daya lokal sebesar Rp 334,3 miliar; 2) peningkatan kuantitas dan kualitas bibit dan benih dengan mengoptimalkan sumber daya lokal sebesar Rp 279,4 miliar; 3) peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal sebesar Rp 159,7 miliar; 4) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis sebesar Rp 251,2 miliar; 5) Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan sebesar Rp 118,1 miliar dan 6) dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Ditjen Peternakan dan Keswan sebesar Rp 248,5 miliar.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
9
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis (Renstra) Dalam melaksanakan visi dan misinya pada tahun 2014, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian telah mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 edisi revisi. Visi Visi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dirumuskan sebagai berikut: “Menjadi Direktorat Jenderal yang profesional dalam mewujudkan peternakan dan kesehatan hewan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk mewujudkan penyediaan dan keamanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan peternak”. Misi Untuk mewujudkan visi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tersebut, misi yang dilaksanakan adalah: 1) Merumuskan dan menyelenggarakan kebijakan di bidang peternakan dan kesehatan hewan dalam rangka meningkatkan daya saing produksi dan produk peternakan dengan pemanfaatan sumberdaya lokal secara berkelanjutan; 2) Menyelenggarakan dan menggerakkan pengembangan perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, serta kesehatan masyarakat veteriner dan pascapanen dalam mencapai penyediaan dan keamanan pangan hewani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan peternak; 3) Meningkatkan profesionalitas dan integritas penyelenggaraan administrasi publik. Tujuan Bersinergi dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, tujuan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam periode tahun 20102014, adalah merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis bidang
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
10
peternakan dan kesehatan hewan yang berbasis sumber daya lokal, dalam rangka: 1) Meningkatkan produksi ternak dan produk Peternakan dan kesehatan hewan yang berdaya saing; 2) Mengendalikan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis; 3) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak. Tujuan tersebut menunjukkan bahwa peranan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah merumuskan kebijakan dan standardisasi teknis untuk dapat mendongkrak pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang ada di masyarakat. Termasuk didalamnya para peternak, kelompok peternak, pengusaha swasta, akademisi, dan unsur perbankan.
Sasaran Sasaran utama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah memfasilitasi meningkatnya ketersediaan pangan hewani (daging, telur, susu), meningkatnya kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani, meningkatnya ketersediaan protein hewani asal ternak dan tersedianya daging sapi/kerbau domestik sebesar minimal 90 persen dari total kebutuhan nasional tahun 2014.
Kebijakan dan Strategi 1) Arah dan Kebijakan Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional seperti dituangkan dalam RPJMN 2010-2014, utamanya dalam mewujudkan Ketahanan dan Kemandirian Pangan sebagaimana telah diamanatkan dalam KTT Pangan 2009. Untuk itu, pemerintah harus mampu menjamin arah dan langkah-langkah baik di tingkat nasional, regional, dan global direalisasikanya komitmen Millenium Developmet Goal (MDGs) yang: pro poor, pro growth, pro job; dan pelestarian lingkungan hidup. Dengan mengacu pada RPJMN, arah kebijakan umum pembangunan peternakan dan kesehatan hewan 2010-2014 adalah :
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
11
(1) menjamin ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak; (2) meningkatkan populasi dan produktivitas ternak; (3) meningkatkan produksi pakan ternak; (4) meningkatkan status kesehatan hewan; (5) menjamin produk hewan yang ASUH dan berdaya saing; dan (6) meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat 2) Strategi Strategi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melaksanakan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2010-2014 diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pembangunan peternakan sesuai dengan target empat sukses Kementerian Pertanian. Memperhatikan target empat sukses Kementerian Pertanian, salah satunya adalah Pencapaian Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau, strategi yang akan ditempuh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2010-2014 yaitu: (1) Memperlancar arus produk peternakan melalui peningkatan efisiensi distribusi; (2) Meningkatkan daya saing produk peternakan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal; (3) Memperkuat regulasi untuk mendorong peran peternakan dalam negeri sehingga menjadi mandiri; (4) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar sektor terkait serta networking antar daerah; (5) Meningkatkan promosi produk peternakan untuk ekspor (6) Memperkuat kelembagaan peternakan di semua lapisan dan otoritas veteriner.
Program dan Kegiatan 1) Program Program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencakup serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan. Salah satu program nasional yang pelaksanaannya dilakukan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah “Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal”. LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
12
Outcome yang diharapkan dari program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah (i) meningkatnya ketersediaan pangan hewani (daging, telur, susu); (ii) meningkatnya kontribusi ternak lokal dalam penyediaan pangan hewani (daging, telur, susu); (iii) meningkatnya ketersediaan protein hewani berkualitas asal ternak; dan (iv) meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan peternak. 2) Kegiatan Dalam restrukturisasi program dan kegiatan, setiap unit kerja Eselon II memiliki akuntabilitas kinerja untuk satu kegiatan. Kegiatan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan disinergikan dengan tugas pokok dan fungsi pada masing-masing Eselon II. Di samping itu, untuk menunjang kegiatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian yaitu dalam produksi daging sapi, maka terdapat satu program yang mencakup enam kegiatan, yaitu: (1) Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal; (2) Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal; (3) Peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal; (4) Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis; (5) Penjaminan pangan adalah hewan yang aman dan halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan; (6) Peningkatan koordinasi dan dukungan manajemen di bidang peternakan. 2.2 Indikator Kinerja Utama Sesuai dengan Pereturan Menteri Pertanian nomor 49/PERMENTAN/OT.140/8/2012 tentang Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Pertanian 2010-2014, IKU Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Tabel 1 berikut ini :
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
13
Tabel 1.
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
No
Sasaran
1
Meningkatnya ketersediaan pangan hewani (daging, telur, dan susu)
2
Indikator Kinerja Utama 1) Produksi daging meningkat 4,25% per tahun (ton) 2)
Produksi telur meningkat 4,42% per tahun (ton)
3)
Produksi susu meningkat 9,74% per tahun (ton)
Meningkatnya kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani (daging dan telur)
1) Kontribusi daging sapi domestik terhadap total produksi daging nasional meningkat (%)
3
Meningkatnya ketersediaan protein hewani asal ternak
Ketersediaan protein hewani asal ternak per kapita meningkat 3,58% per tahun (gr/kapita/tahun)
4
Tersedianya daging sapi domestik sebesar 90% tahun 2014
Produksi daging sapi domestik terhadap penyediaan daging sapi nasional (%)
2) Kontribusi daging ayam buras terhadap total produksi daging nasional meningkat (%)
total
2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 memuat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun guna mencapai sasaran program yang ditetapkan. RKT ini merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berjangka waktu satu tahun. Pada tahun 2014 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan enam kegiatan sebagai bagian dalam pencapaian Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal untuk mendukung empat target sukses Kementerian Pertanian. RKT Ditjen PKH Tahun 2014 tersaji pada Lampiran 3. Sasaran strategis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2014 adalah: 1) Meningkatnya ketersediaan pangan hewani, dengan indikator kinerja: (i) produksi daging meningkat 4,25% per tahun atau 2,66 juta ton, (ii) produksi telur meningkat 4,42% per tahun atau 1,79 juta ton, (iii) produksi susu meningkat 9,74% per tahun atau 1,33 juta ton; LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
14
2) Meningkatnya kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani, dengan indikator kinerja: (i) kontribusi daging sapi domestik terhadap total produksi daging nasional meningkat 23,5%, (ii) kontribusi daging ayam buras terhadap total produksi daging nasional meningkat 15,1%; 3) Meningkatnya ketersediaan protein hewani asal ternak, dengan indikator kinerja ketersediaan protein hewani asal ternak per kapita meningkat 3,58% per tahun atau 7,2 g/kapita/hr; 4) Tersedianya daging sapi domestik sebesar 90,3% pada tahun 2014. 2.4 Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014 berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 disusun setelah DIPA Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan diterima pada bulan Januari 2014 dengan mengikuti format sesuai Pedoman Permen-PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010. PK Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Menteri Pertanian pada bulan Januari 2014 berupa outcomes yang terdiri dari empat sasaran strategis yaitu : 1) Meningkatnya ketersediaan pangan hewani, dengan indikator kinerja: (i) produksi daging 2,66 juta ton, (ii) produksi telur 1,79 juta ton, (iii) produksi susu 1,47 juta ton; 2) Meningkatnya kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani, dengan indikator kinerja: (i) kontribusi daging sapi domestik terhadap total produksi daging nasional meningkat 23,5%, (ii) kontribusi daging ayam buras terhadap total produksi daging unggas nasional meningkat 15,1 %; 3) Meningkatnya ketersediaan protein hewani asal ternak, dengan indikator kinerja ketersediaan protein hewani asal ternak 7,22 g/kapita/hr; 4) Tersedianya daging sapi domestik sebesar 90% pada tahun 2014, dengan indikator kinerja tersedianya daging sapi/lerbau domestik 0,46 juta ton. Pada bulan Agustus 2014, dilakukan revisi PK adanya penghematan yaitu:
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
15
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
16
III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1.
Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2014 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian >100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil (capaian 6079%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan. 3.2
Pencapaian Sasaran Strategis.
3.2.1 Capaian Sasaran Strategis PK Tahun 2014 Melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 49/Permentan/OT.140/8/2012 telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana ditunjukan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2014. 2014 Sasaran
Meningkatnya ketersediaan pangan hewani (daging, telur, susu)
Meningkatnya kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani (daging dan telur)
Indikator
Persentase (%) Target
Realisasi
Produksi daging
2.660.464 ton
2.982.600 ton
112,1
Produksi telur
1.791.609 ton
1.812.800 ton
101,2
Produksi susu
1.470.237 ton
798.400 ton
54,3
Kontribusi daging sapi domestik terhadap total produksi daging nasional meningkat (%)
23,50 %
18,10%
77,10
Kontribusi daging ayam buras terhadap total produksi daging nasional meningkat (%)
15,10 %
16,81%
111,3
Meningkatnya ketersediaan protein hewani asal ternak
Ketersediaan protein hewani asal ternak per kapita
7,20 gr/kap/hari
7,22 gr/kap/hari
100,3
Tersedianya daging sapi domestik sebesar 90 persen tahun 2014
Produksi daging sapi domestik terhadap total penyediaan daging sapi nasional
462.000 ton
368.430 ton
79,75
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
17
3.2.3. Capaian Populasi Ternak Dalam rentang waktu 5 tahun (2010-2014) pertumbuhan populasi ternak besar rata-rata mengalami kenaikan kecuali kerbau yaitu : sapi potong 18,68%, sapi perah 8,95%, kuda 13,69% dan kerbau 24,91%, sedangkan pertumbuhan populasi ternak kecil meningkat yaitu: kambing 19,90%, domba 45,43%, dan babi 12,61%. Pertumbuhan populasi ternak unggas dan aneka ternak rata-rata meningkat, yaitu : ayam buras 13,87%, ayam ras petelur 35,37%, ayam ras pedaging 39,42%, itik 8,50%, kelinci 25,07%, dan itik manila mencapai 22,78%. Bahkan burung puyuh dan merpati meningkat signifikan masingmasing 65,85% dan 141,91%. Secara rinci populasi ternak 2010-2014 disajikan pada Tabel 3. Selama kurun waktu 5 tahun (2010-2014), realisasi populasi ternak besar dibandingkan dengan sasaran dalam Renstra 2010-2014 secara rata-rata mencapai lebih dari 80%, yaitu sapi potong 90,06%, sapi perah 83,27%, dan kerbau 108,83%, sekalipun pada tahun 2011 dan 2013 terjadi penurunan populasi pada ternak kerbau. Realisasi populasi ternak kecil bahkan seluruhnya mencapai lebih dari 100% yaitu kambing 101,83%, domba 112,02%, dan babi 109,11%. Sedangkan realisasi populasi ternak unggas seperti ayam buras dan itik masing-masing mencapai 90,14% dan 108,61%. Secara rinci target dan realisasi populasi ternak dapat dilihat pada Lampiran 3. Dalam rentang waktu 2013-2014 pertumbuhan populasi ternak besar ratarata mengalami kenaikan : sapi potong 15,90%, sapi perah 8,72%, dan kerbau 19,01 %, sedangkan pertumbuhan populasi ternak kecil meningkat yaitu: kambing 3,87%, domba 5,29%, dan babi 3,45%. Pertumbuhan populasi ternak unggas dan aneka ternak rata-rata meningkat, yaitu : ayam buras 3,53%, dan itik 0,88%. Realisasi populasi ternak besar Tahun 2014 dibandingkan dengan sasaran dalam Renstra 2010-2014 secara rata-rata mencapai lebih dari 70%, yaitu sapi potong 87,43%, sapi perah 73,07%, dan kerbau 99,40%. Realisasi populasi ternak kecil bahkan seluruhnya mencapai lebih dari 100% yaitu kambing 105,21%, domba 126,54%, dan babi 110,68%. Sedangkan realisasi populasi ternak unggas seperti ayam buras dan itik masing-masing mencapai 91,91% dan 105,33%. Secara rinci target dan realisasi populasi ternak dapat dilihat pada Lampiran 4.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
18
Tabel 3. Populasi Ternak Tahun 2010-2014 (000 Ekor) Jenis/ Species (2)
No (1) I
II
III
Tahun/Years 2010 (3)
2011 (4)
2012 (5)
2013 (6)
2014 *) (7)
r rata-rata
TERNAK HASIL PSPK2011 & ST2013 1 Sapi Potong/Beef Cattle 2 Sapi Perah/Dairy Cattle 3 Kerbau/Buffalo
13,582 488 2,000
14,824 597 1,305
15,981 612 1,438
12,686 444 1,110
14,703 483 1,321
18.68 8.95 (24.91)
RUMINANSIA/RUMINANT 4 Kambing/Goat 5 Domba/Sheep
16,620 10,725
16,946 11,791
17,906 13,420
18,500 14,926
19,216 15,716
19.90 45.43
7,477 419 834
7,525 409 760
7,900 437 1,075
7,611 434 1,137
7,873 455 1,054
12.61 13.69 25.07
257,544 105,210 986,872 44,302 7,054 490
264,340 124,636 1,177,991 43,488 7,357 1,209
274,564 138,718 1,244,402 44,357 12,234 1,806
276,777 146,622 1,344,191 43,710 12,553 2,139
286,538 154,657 1,481,872 44,095 12,635 2,163
13.87 35.37 39.42 8.50 65.85 141.91
4,938
7,645
8,680
22.78
NON RUMINANSIA/NON RUMINANT 1 Babi/Pig 2 Kuda/Horse 3 Kelinci/Rabbit
IV 1 2 3 4 5 6
UNGGAS/POULTRY Ayam Buras/Native Chicken Ayam Ras Petelur/Layer Ayam Ras Pedaging/Broiler Itik/Duck Puyuh/Quail Merpati/Pigion
7 Itik Manila/Muscovy Duck
-
-
Keterangan/Note : *) Angka sementara/Preliminary figures
Sumber : Statistik Peternakan 2014
3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja 3.3.1 Produksi Daging Produksi daging secara nasional tahun 2014 tercapai 2,98 juta ton, jika dibandingkan produksi tahun 2013 sebesar 2,88 juta ton, maka produksinya tumbuh sebesar 3,49%, namun pertumbuhannya belum dapat mencapai dari target pertumbuhan produksi per tahun sebesar 4,25% (renstra 2010-2014). Jika dibandingkan dengan target produksi daging tahun 2014 sebesar 2,66 juta ton, maka capaian produksi daging tahun 2014 telah melebihi target, yaitu sebesar 112,1%, sehingga dapat dinilai Sangat berhasil. Meningkatnya produksi daging nasional tersebut didukung oleh pertama, pertumbuhan produksi daging per komoditi pada tahun 2014 terhadap 2013 yang meningkat antara 1,25-8,99%, dan kedua produksi daging 2014 terhadap 2010 yang tumbuh signifikan sebesar 26,05%. Produksi daging komoditas peternakan selengkapnya diuraikan pada Tabel 4.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
19
Tabel 4. Produksi Daging Komoditas Peternakan Tahun 2010 - 2014 (000 ton) Produksi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Komoditas Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Kuda Ayam Buras Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedanging Itik Kelinci Burung Puyuh Merpati Itik Manila Total
2010
2011
2012
2013
2014*
Pertum.201 4 thd 2013
436,5 35,9 68,8 44,9 212,0 2,0 267,6 57,7
485,3 35,3 66,3 46,8 224,0 2,2 264,8 62,1
508,9 37,0 65,2 44,4 232,1 2,9 267,5 66,1
504,8 37,8 65,2 41,5 298,4 1,8 319,6 77,1
540,0 41,2 67,9 43,6 311,1 2,5 332,1 81,0
6,97 8,99 4,14 5,06 4,26 38,9 3,91 5,08
Pertum .2014 thd 2010 23,71 14,76 -1,31 -2,90 46,75 25 24,10 40,38
1.214,3
1.337,9
1.400,5
1.497,9
1.524,9
1,80
25,58
26,0 0,1 0,4 2.366,2
28,2 0,2 0,1 0,1 2.554,2
30,1 0,4 6,9 0,6 3,6 2.666,0
32,1 0,6 0,9 0,2 4,0 2.882,0
32,5 0,5 0,9 0,2 4,4 2.982,6
1,25 -16,67 0 0 10 3,49
25 400 800*) -50 22.2*) 26,05
Pertb.Rat a2/Tahun 5,55 3,53 -0,30 -0,58 10,52 11,35 5,84 8,93 5,90 5,77 52,00 2.374,21 116,95 11,06 5,98
Keterangan : 1. Sumber data Statistik Ditjen PKH 2014 2. *= angka sementara
Kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran pencapaian produksi daging yang dilaksanakan tahun 2010-2014 adalah : 1) produksi vaksin, obat hewan dan bahan biologik 51,8 juta dosis, 2) Produksi embrio tahun 2010-2014 mencapai 2.571 embrio, 3) Distribusi semen beku 18,8 juta dosis, 4) Tenaga Harian Lepas Medik dan paramedik veteriner yang telah direkrut sebanyak 960 orang, 5) peningkatan jumlah puskeswan dari 889 (2010) menjadi 1.224 unit (2014) yang tersebar di 403 kabupaten/kota, 6) Populasi dan produksi bibit ternak B/BPTU 2010-2014 sebanyak 1.366.297 ekor. Didukung pula Kebijakan Kementan untuk pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular antara lain : 1) Keputusan menteri pertanian pembebasan hog cholera Provinsi sumbar, 2) Keputusan menteri pertanian pembebasan rabies Provinsi kalbar, 3) Keputusan menteri pertanian berjangkitnya wabah jembrana di Kabupaten Rokan Hilir, Palalawan, Kampar, Indra Hulu dan Indragiri. 3.3.2 Produksi Telur Produksi telur secara nasional tahun 2014 tercapai 1,81 juta ton, jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 1,73 juta ton, maka produksinya tumbuh 4,89 %, dan pertumbuhannya telah melebihi target produksi per tahun sebesar 4,42%. Jika dibandingkan dengan target produksi telur tahun 2014 sebesar 1,79 juta ton, maka capaian produksi telur tahun 2014 telah melebihi target, yaitu sebesar 101,2%. Sehingga dapat dinilai Sangat berhasil. Dengan capaian pertumbuhan yang baik, maka pada tahun berikutnya diperlukan upaya koordinasi yang lebih intensif
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
20
dengan stakeholders dalam mencapai target produksi. Selengkapnya Capaian Produksi Telur Terhadap Renstra disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Komoditas dan Produksi Telur Tahun 2010 - 2014 (000 ton) Produksi No
Komoditas
2010
2011
175,5 187,6 1 Ayam Buras 945,6 1.027,8 Ayam Ras Petelur 2 245,0 256,2 3 Itik 13,4 8,2 4 Burung Puyuh 5 Itik Manila 1.366,6 1.479,8 Total Keterangan : 1. Sumber data Statistik Ditjen PKH 2014 2. *= angka sementara
2012
2013
2014*
197,1 1.139,9 265,0 15,8 11,0 1.628,7
194,6 1.224,4 264,1 18,9 26,3 1.728,3
197,4 1.299,2 267,8 19,1 29,3 1.812,8
Pertum.2014 thd 2013
Pertum.2014 thd 2010
Pertumbuhan RataRata/Tahun
1,44 6,11 1,40 1,06 11,41 4,89
12,48 37,39 9,31 42,54 0,00 31,41
3,03 8,28 2,27 18,64 75,25 7,08
Kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran pencapaian produksi telur yang dilaksanakan tahun 2010-2014 adalah : 1) produksi pakan ternak unggas tahun 2014 sebesar 15,2 juta ton atau meningkat sebesar 1,4 juta ton (9,21%) dibandingkan 2013 sebesar 13,8 juta ton (Sumber : LAKIP Pakan Ternak Tahun 2014), 2) produksi vaksin AI lokal, oleh pabrikan dalam negeri 2 miliar dosis (Sumber : LAKIP Keswan Tahun 2014), 3) Pelaporan kasus positif Avian Influenza (AI) yang dikumpulkan melalui sistem SMS Gateway periode Januari-Desember 2014 adalah 343 kasus atau turun 27,6% dari kasus di tahun 2013 (470 kasus) (Sumber : LAKIP Keswan Tahun 2014). 3.3.3 Produksi Susu Produksi susu nasional tahun 2014 tercapai 798,4 ribu ton. Meskipun produksi susu tahun 2014 terdapat penurunan sebesar 1,47% jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 786,8 ribu ton namun capaian produksi susu tersebut, hanya 54,3% dari target produksi susu 2014 sebesar 1.470 ribu ton. Sehingga dapat dinilai kurang berhasil. Hal ini dapat dilihat pertumbuhan 2010 s.d 2014 yang turun (12,22%), begitu pula rata-rata pertumbuhannya per tahun (2,73%). Walaupun telah disusun roadmap persusuan nasional, hal ini belum terlihat implementasinya. Selengkapnya pada Tabel 6. Tabel 6. Capaian Produksi Susu Tahun 2010-2014 Produksi 2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan 2013-2014 2014 thd 2010 rata-rata/tahun (%) (%) 2014*
909,5
974,7
959,7
786,8
798,4
Komoditas Susu
1,47
-12,22
-2,73
Keterangan : 1. Sumber data Statistik Ditjen PKH 2014 2. *= angka sementara
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
21
Kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran pencapaian produksi susu yang dilaksanakan tahun 2010-2014 adalah : 1) Bantuan Penguatan Pakan Sapi Perah sebanyak 6.232,5 Ton konsentrat kepada 277 kelompok untuk 16.620 ekor sapi perah laktasi, hasil evaluasi menunjukkan rata-rata kenaikan produksi susu : 1,57 liter/ekor/hari, dengan kenaikan kualitas susu (%TS) : 0,41 %. Dengan kenaikan tersebut, adakan memberikan tambahan pendapatan peternak sebesar : Rp. 21.927/Orang/hari; 2) Menerbitkan pedoman pembibitan Sapi Perah yang Baik No: 100/Permentan/OT.140/7/2014; 3) Pengembangan budidaya sapi perah terealisasi sebanyak 429 kelompok. 3.3.4 Kontribusi daging sapi domestik terhadap total produksi daging nasional meningkat Realisasi kontribusi daging sapi domestik terhadap total produksi daging nasional tahun 2014 sebesar 18,10%, apabila dibandingkan dengan targetnya sebesar 23,5% hanya mencapai 77,02%. Sehingga dapat dinilai cukup berhasil. Selengkapnya pada Tabel 7. Kontribusi daging sapi domestik terhadap total daging ternak nasional tahun 2014 menurun, bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 19,29%, hal ini kemungkinan adanya substitusi daging lain yang produksinya meningkat, seperti daging babi, daging ayam buras, daging ayam ras petelur, dan daging itik manila. Tabel 7. Produksi dan Kontribusi Daging terhadap Total Produksi Daging Tahun 2012 s.d 2014 Per Komoditas Produksi (000 Ton) No
Kontribusi (%)
Komoditas 2012
Sapi 508,9 1 Kerbau 37,0 2 Kambing 65,2 3 Domba 44,4 4 Babi 232,1 5 Kuda 2,9 6 Ayam Buras 267,5 7 Ayam Ras Petelur 66,1 8 Ayam Ras Pedanging 1.400,5 9 30,1 10 Itik 0,4 11 Kelinci Burung Puyuh 6,9 12 0,6 13 Merpati 3,6 14 Itik Manila Total 2.666,1 Keterangan : 1. Sumber data Statistik Ditjen PKH 2014 2. *= angka sementara
2013
2014*
2012
2013
2014*
504,8 37,8 65,2 41,5 298,4 1,8 319,6 77,1 1.497,9 32,0 0,6 0,9 0,2 4,0 2.882,0
540,0 41,2 67,9 43,6 311,1 2,5 332,1 81,0 1.524,9 32,5 0,5 0,9 0,2 4,4 2.982,0
19,09 1,39 2,45 1,66 8,71 0,11 10,03 2,48 52,53 1,13 0,01 0,26 0,02 0,12 100
19,29 1,42 2,37 1,62 8,69 0,11 10,16 2,50 52,33 1,10 0,01 0,25 0,02 0,13 100
18,10 1,38 2,28 1,46 10,43 0,08 11,13 2,71 51,13 1,09 0,02 0,03 0,01 0,15 100
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
22
3.3.5 Kontribusi daging ayam buras terhadap total produksi daging unggas nasional meningkat Kontribusi daging ayam buras terhadap total produksi unggas nasional, tahun 2014 sebesar 16,81% atau mencapai 111,3% (sangat berhasil) dari targetnya sebesar 15,10% dan meningkat 1,58% bila dibandingkan dengan kontribusi daging tahun 2013 sebesar 16,55%, hal ini disebabkan oleh menurunnya kontribusi daging ayam pedaging dan itik. Selengkapnya pada Tabel 8. Tabel 8. Produksi dan Kontribusi Daging Ayam terhadap Total Produksi Daging Unggas Nasional Tahun 2012 s.d 2014 Per Komoditas No Komoditas Ayam Buras 1 Ayam Ras 2 Petelur Ayam Ras 3 Pedanging 4 Itik Burung 5 Puyuh 6 Merpati 7
Itik Manila Total
Produksi (000 Ton) 2012 2013 2014* 267,5 319,6 332,1 66,1
77,1
81
1.400,50
1.497,90
1.524,90
30,1
32
6,9
Kontribusi (%) 2012 2013 15,07 16,55
2014* 16,81
3,72
3,99
4,10
78,89
77,54
77,17
32,5
1,70
1,66
1,64
0,9
0,9
0,39
0,05
0,05
0,6
0,2
0,2
0,03
0,01
0,01
3,6
4
4,4
0,20
0,21
0,22
100,00
100,00
100,00
1.775
1.932
1.976
Keterangan : 1. Sumber data Statistik Ditjen PKH 2014 2. *= angka sementara
3.3.6 Ketersediaan protein hewani asal ternak Ketersediaan protein hewani asal ternak telah mencapai 100,3% atau 7,22 g/kapita/tahun dari target sebesar 7,20 g/kapita/tahun, sehingga dapat dinilai sangat berhasil. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 6,73 g/kapita/tahun telah terjadi peningkatan sebesar 7,28%, atau jika dibandingkan dengan sasaran pertumbuhan 3,58% per tahun maka capaian tahun 2014 telah melampaui sasaran pertumbuhannya. Begitu pula rata-rata pertumbuhan per tahun 2010-2014 telah mencapai 4,10%. Apabila dilihat dari pertumbuhan tahun 2014 terhadap tahun 2010, maka pertumbuhannya sebesar 17,39%. Selengkapnya disajikan pada Tabel 9 berikut ini.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
23
Tabel 9. Ketersediaan Protein Hewani Asal Ternak 2010-2014 Sasaran
Indikator
Meningkatnya ketersediaan protein hewani asal ternak
Ketersediaan protein hewani asal ternak per kapita meningkat 3,58% per tahun (g/kapita/hr)
2010
2011
2012
6,15
6,53
6,93
2013 2014*
6,73
7,22
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan 2013-2014 2014 thd 2010 rata-rata/tahun (%) (%) (%)
7,28
17,39
4,10
Keterangan : 1. Sumber data Statistik Ditjen PKH 2014 2. *= angka sementara
3.3.7 Produksi daging sapi domestik (Sapi dan Kerbau) Pada tahun 2014 produksi daging sapi domestik dalam bentuk karkas sebesar 460,53 ribu ton atau setara dengan 368,43 ribu ton meat yield. Realisasi meat yield ini mencapai 79,75% dari sasarannya sebesar 462 ribu ton, sehingga termasuk dalam kategori cukup berhasil. Produksi meat yield tahun 2014 jika dibandingkan dengan konsumsinya pada tahun yang sama sebesar 416,07 ribu ton telah mencapai 88.55%. Program PSDSK serius ditangani Pemerintah mulai tahun 2010 dengan diterbitkan Blueprint PSDSK2014. Berdasarkan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau 2011 yang dilakukan BPS, menunjukkan angka populasi Sapi dan Kerbau jauh lebih tinggi dibandingkan angka sasaran Blueprint. Hasil sensus tersebut dijadikan dasar untuk mengurangi porsi impor bertahap mulai tahun 2012 yaitu dari 19,5% menjadi 17,5% (lokal 82,5%), tahun 2013 dari 14,7% menjadi 13,8% (lokal 86,2%) dan tahun 2014 dari 10 % menjadi 9,7% (lokal 90,3%). Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir tahun 2014, menunjukkan share kemampuan lokal memenuhi konsumsinya sebesar 85,3% (2012); 87,2% (2013); dan 88,5% (2014). Selengkapnya pada Tabel 10.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
24
Tabel 10. Evaluasi Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 2010-2014
Sumber Data: 1. BPS, 2014 2. Badan Ketahanan Pangan, 2014 3. Ditjen PKH, 2014 4. Barantan, 2014 Ket: *) Angka Sementara 2014
Sejalan dengan diturunkannya porsi impor muncul isu kenaikan harga daging yang disebabkan oleh berkurangnya pasokan lokal. Harga per kilogram daging sebesar Rp. 67,82 ribu (2010) naik menjadi Rp. 69,70 ribu (2011), dan terus meningkat menjadi Rp. 76,91 ribu (2012). Kondisi tersebut menjadi salah satu dasar dilakukannya perubahan kebijakan impor sapi dan daging, dari sebelumnya berbasis kebutuhan (azas supply demand) menjadi berbasis harga referensi yang dipatok sebesar Rp. 76 ribu. Sejak itu, impor sapi dan daging membanjiri pasar yang ditunjukkan oleh persentase total, penyediaan daging terhadap konsumsi yang terus meningkat. Jika pada tahun 2011 sebesar 103,71% menjadi 133,81% pada tahun 2014. Dalam situasi pasokan daging lokal meningkat, impor dibuka bebas (berupa sapi bakalan, sapi siap potong, dan daging beku) harga tetap merangkak naik menjadi Rp. 90,42 ribu (2013) dan Rp. 99,18 ribu (2014). Secara nasional peningkatan harga daging sapi di pasaran signifikan yaitu dari 2,18% (2010-2011) menjadi 10,33% (2011-2012) dan 17,57% (2011-2013). Persentase peningkatan harga daging ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam yaitu -4,77% (20102011) menjadi 2,18% (2011-2012) dan naik 11,04% (2012-2013). Selengkapnya pada tabel 11.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
25
Tabel 11. Perkembangan Harga Komoditas Peternakan Tahun 2010-2014
Sumber : Kemendag, 2014
Konsumsi per kapita per tahun daging sapi yang telah naik tahun 2011 menjadi 1,997 kg dari sebelumnya 1,867 kg (2010) semakin turun menjadi 1,65 kg (2014). Namun ternyata turunnya konsumsi per kapita terhadap daging sapi, diikuti oleh naiknya konsumsi daging unggas. Partisipasi konsumsi daging sapi tahun 2008 sebesar 16,18% turun menjadi 15,25% (2013), sedangkan partisipasi konsumsi daging unggas tahun 2008 sebesar 57,67% naik menjadi 65,46% (2013). Program PSDSK belum sepenuhnya menjadi prioritas nasional karena belum optimalnya dukungan kementerian/lembaga terkait. Aspek distribusi, peraturan daerah yang terkait dengan keluar masuknya ternak di suatu wilayah, serta penguatan kelembagaan dan posisi tawar peternak (budidaya sapi didominasi oleh peternak rakyat yang besarnya 98%) mempengaruhi tata niaga sapi dan daging sapi dari daerah sentra ke daerah konsumen.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
26
Grafik 1.
Tingkat Partisipasi Tahun 2002-2013
Konsumsi
Daging
Penduduk
Indonesia
Sumber data: Litbang Peternakan Kementerian Pertanian, 2013
Upaya pencapaian sasaran produksi daging sapi dan kerbau dan kerbau Tahun 2014 secara khusus dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pada Program Pencapaian Swasembada Daging serta Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal yang dijabarkan dalam 14 kegiatan, antara lain: (1) Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting sebanyak 237 kelompok; (2) Pembibitan Sapi Potong/kerbau sebanyak 49 kelompok; (3) Integrasi Tanaman-Ruminansia sebanyak 131 Kelompok; (4) Pengembangan Hijauan Pakan Ternak sebanyak 62 kelompok; (5) Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Berkualitas sebanyak 3.709.000 stek; (6) Peningkatan Kapasitas Petugas Inseminasi Buatan (IB), Petugas Pemeriksa Kebuntingan (PKB) dan Asistensi Teknis Reproduksi (ATR) sebanyak 750 orang; (7) Produksi semen beku sebanyak 5,12 juta dosis; (8) Pengadaan Pejantan Inseminasi Kawin Alam (INKA) sebanyak 851 ekor; (9) Pengembangan Indukan Sapi sebanyak 300 ekor; (10) Penguatan Kelembagaan Inseminasi Buatan (IB) sebanyak 318 Unit; (11) Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau dan Penyakit Parasiter sebanyak 260.272 dosis; (12) Penguatan Kelembagaan Keswan sebanyak 39 Unit; (13) Fasilitasi RPH sebanyak 16 Unit; dan (14) Fasilitasi Kios Daging sebanyak 20 Unit.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
27
Kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran Swasembada Daging Sapi dan kerbau Tahun 2010-2014, disajikan pada Tabel 12 berikut. Tabel 12.
No 1 2 3 4 5
6
7
8
Kegiatan-kegiatan Tahun 2010-2014 dalam rangka Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 2014
Kegiatan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Pembibitan Sapi/kerbau Integrasi TanamanRuminansia Pengembangan Hijauan Pakan Ternak Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Berkualitas Peningkatan Kapasitas Petugas IB, PKB dan ATR Produksi semen beku
13
Penyebaran Pejantan INKA Pengembangan Indukan Sapi Penguatan Kelembagaan Inseminasi Buatan (IB) Penanggulangan Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau dan Penyakit Parasiter Penguatan Kelembagaan Kesehatan Hewan Fasilitasi RPH
14
Fasilitasi Kios Daging
9 10
11
12
2010
2011
2012
2014
2013
%
Target
Realisasi
-
2.064
2.008 klp
1.070 klp
252
237
94,05
413
40
64 klp
163 klp
50 klp
49 klp
98,00
20
76
95 klp
230 klp
136 klp
131 klp
96,32
-
32
140 klp
285 klp
62 klp
62 klp
100,00
-
-
-
2.806.349 stek
3.000.000 stek
3.709.000 Stek
123,63
-
-
2.137 orang
1.907 orang
760 orang
750 Orang
98,68
5 juta Dosis
5,3 juta dosis -
4,16 juta dosis
5,19 juta dosis
4.800.000
4.810.005
100,21
5.755 ekor
2.298 ekor
1.035
851
82,22
7.760 ekor
2.170 ekor
300 ekor
-
300 ekor
100,00
200
600
3.269 unit
434 Unit
396 unit
318 unit
80,30
-
-
153.186 dosis
536.341 dosis
337.746 dosis
337.746 Dosis
100,00
-
-
35 unit
103 unit
40
39
97,50
29
23
24 paket
42 Paket
23 unit
16 unit
69,57
-
-
22 Unit
30 Unit
37 unit
20 unit
54,05
Sumber data: Ditjen PKH, 2014
Secara umum realisasi kegiatan pendukung PSDSK 2014 sebesar 80%, kecuali kegiatan fasilitasi RPH dan kios daging yang capaiannya 54,05 yang disebabkan adanya kebijakan penghematan. Besarnya capaian Visi, Misi dan Tujuan program Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diukur dari capaian 4 (empat) sasaran strategis. dengan tujuh indikator adalah 54,3% s.d 112,1, atau capaian rata-ratanya 90,86%. Nilai ini termasuk dalam kategori berhasil, dengan empat indikator pada kategori sangat berhasil (produksi daging, produksi telur, ketersediaan protein hewani asal ternak per kapita, dan kontribusi daging ayam buras terhadap total produksi unggas daging nasional), tiga indikator pada kategori cukup berhasil (kontribusi daging sapi domestik terhadap total produksi daging nasional, dan produksi daging sapi
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
28
domestik terhadap total penyediaan daging sapi nasional), dan satu indikator pada kategori kurang berhasil (produksi susu). 3.3.8 Kinerja Lainnya Atas keberhasilan menerapkan teknologi di bidang peternakan dan kesehatan hewan, Ditjen PKH pada tahun 2014 menerima penghargaan dari Kemenristek, serta tiga kali berturut-turut memperoleh penghargaan sebagai Pembina dan Tim Satuan Pelaksana SPI terbaik.
3.4 Akuntabilitas Keuangan 3.4.1 Alokasi Anggaran Anggaran Direktorat Jenderal Peternakan tahun 2014 awalnya adalah sebesar Rp 1,63 triliun, namun terdapat penghematan nasional sebesar Rp 250 milyar, sehingga total anggaran menjadi Rp 1,39 triliun. Dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yaitu Rp. 2,7 triliun terdapat penurunan 40,7%. 3.4.2 Realisasi Keuangan Realisasi anggaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 1,66 triliun atau 119,25% dari total anggaran Rp 1,39 triliun. Realisasi anggaran per Unit Kerja, Jenis Belanja adalah sebagai berikut : (1) Realisasi Per Unit Kerja Berdasarkan alokasi anggaran Unit Kerja realisasi anggarannya sebagai berikut : realisasi kantor pusat sebesar Rp. 581,67 milyar atau tercapai 319,40% dari pagu Rp.182,11 milyar (dengan tambahan MPHLBJS sebesar Rp.436,73 milyar); Kantor daerah sebesar Rp.392,08 milyar atau tercapai 90,72% dari pagu Rp.432,18 milyar; Dekonsentrasi sebesar Rp.192,45 milyar atau tercapai 89,82% dari pagu Rp.214,26 milyar; TP Provinsi sebesar Rp.439,19 milyar atau tercapai 88,54% dari pagu Rp.496,04 milyar; TP Kabupaten sebesar Rp.54,63 milyar atau tercapai 80,98% dari pagu Rp.67,47 milyar. (2) Realisasi Per Jenis Belanja Berdasarkan alokasi anggaran per jenis belanja realisasi anggarannya sebagai berikut : realisasi belanja pegawai sebesar 96,95% atau Rp.125,91 milyar dari pagu sebesar Rp.129,86 milyar; belanja barang sebesar LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
29
126,54% atau Rp.1,39 triliun dari pagu sebesar Rp.1,10 triliun; belanja modal sebesar 84,47% atau Rp.97,10 milyar dari pagu sebesar Rp.114,95 milyar; belanja sosial sebesar 94,05% atau Rp.42,66 milyar dari pagu sebesar Rp.45,36 milyar. (3) Realisasi Per Kegiatan Realisasi anggaran per kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal terealisasi sebesar 87,56% atau Rp.292,76 miliar dari pagu sebesar Rp.334,36 miliar; (2) Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal terealisasi sebesar 91,67% atau Rp.146,41 miliar dari pagu sebesar Rp.159,71 miliar; (3) Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis terealisasi sebesar 261,19% atau Rp.657 miliar dari pagu sebesar Rp. 251,53 miliar; (4) Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal terealisasi sebesar 84,03% atau Rp.233,93 miliar dari pagu sebesar Rp.278,39 miliar; (5) Kegiatan Penjaminan Pangan Asal Hewan Yang Aman dan Halal Serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan terealisasi sebesar 82,78% atau Rp.97,77 miliar dari pagu sebesar Rp.118,11 miliar; (6) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan terealisasi sebesar 92,88% atau Rp.232,14 miliar dari pagu sebesar Rp.249,94 miliar. Apabila dilihat kinerja realisasi keuangan tahun 2014 sebesar 119,25% cukup tinggi dan masuk kategori berhasil. 3.4.3 Analisis dan Evaluasi Anggaran 2010-2014 a. Anggaran per Jenis Belanja dan per Kewenangan Tahun 2010-2014 Dalam waktu 5 tahun terjadi fluktuasi total anggaran. Jika pada periode 2010-2013 meningkat rata-rata 39,92%, maka pada tahun 2014 turun menjadi Rp.1,39 triliun. Berdasarkan jenis belanjanya kenaikan tertinggi pada jenis belanja barang, rata-rata sebesar 58,49%/tahun, sedangkan terendah pada belanja pegawai rata-rata 8,99%/tahun, namun yang menurun adalah belanja sosial sebesar (21,90%). Dinamika perubahan porsi jenis belanja antara lain sebagai tindaklanjut kebijakan untuk melakukan penguatan belanja barang, serta merespons Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012 tentang Ketentuan Pengalokasian Kegiatan dalam Belanja Sosial. LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
30
Rincian APBN Ditjen PKH per jenis belanja Tahun 2010-2014 disajikan pada Tabel 13. Tabel 13.
No
Uraian
1 2 3 4
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Sosial Total
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 per Jenis Belanja (Rp.000) 2010 93,108,475 309,251,972 96,395,405 642,752,100 1,141,507,952
2011 109,511,984 798,731,897 282,811,625 1,106,218,834 2,297,274,340
TAHUN 2012 128,020,906 1,218,868,731 186,387,770 1,044,955,245 2,578,232,652
2013 130,185,595 2,070,224,955 200,479,852 339,066,000 2,739,956,402
2014 128,202,020 1,104,701,291 113,200,522 45,360,000 1,391,463,833
Rata-Rata Kenaikan (%) per Tahun 8.67 58.52 30.83 -21.90
Sumber : Ditjen PKH 2010-2014
Dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang APBN yang penurunannya sangat signifikan adalah anggaran di kantor pusat dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar (16,74%). Jika pada tahun 2010 perbandingan anggaran antara pusat dan daerah adalah 44% dibanding 56%, maka pada tahun 2014 hanya tinggal menjadi 13% dibanding 87%. Peningkatan tertinggi pada dana tugas pembantuan dengan rata-rata kenaikan 42,31% per tahun diikuti oleh kantor daerah sebesar 29,90% per tahun. Hal ini sejalan dengan kewenangan kantor pusat sebagai koordinator dalam menghasilkan peraturan, regulasi dalam pembuatan Norma, Standar, Panduan, dan Kriteria (NSPK) di bidang PKH. Kondisi demikian juga menjadi pertimbangan dalam pengalokasian dana dekonsentrasi di Satuan Kerja Pemerintah Daerah/Dinas yang membidangi fungsi PKH Provinsi yang melaksanakan fungsi koordinasi dengan kabupaten/kota di wilayah kerjanya serta dengan unit kerja pusat. Rincian APBN PKH per jenis kewenangan Tahun 2010-2014 disajikan pada Tabel 14.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
31
Tabel 14.
No
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 per Jenis Kewenangan (Rp.000)
Uraian
TAHUN 2010
2011
2012
2013
2014
Rata-Rata Kenaikan (%) per Tahun
1 Kantor Pusat
497,899,225
707,337,187
464,275,275
300,821,642
182,110,881
-16.74
2 Kantor Daerah
187,117,993
375,952,662
375,635,856
491,577,069
431,567,721
29.87
3 Dekonsentrasi
102,477,324
254,532,367
308,087,291
304,949,556
214,265,246
12.51
354,013,410
959,452,124
1,430,234,231
1,642,608,135
563,519,985
42.31
1,141,507,952
2,297,274,340
2,578,232,653
2,739,956,402
1,391,463,833
4 Tugas Pembantuan Jumlah Perbandingan Pusat dengan Daerah
44:56
31:69
18:82
11:89
13:87
Sumber : Ditjen PKH 2010-2014
b. Anggaran per Kegiatan Utama Tahun 2010-2014 Struktur program penganggaran kegiatan utama tahun 2010 masih menggunakan pola Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2005-2009, mengingat finalisasi anggaran tahun 2010 telah dilakukan pada tahun 2009, sehingga pelaksanaan kegiatan tahun 2010 merupakan masa transisi untuk focussing menyesuaikan program yang telah dituangkan dalam RPJMN dan Renstra 2010-2014. Dalam kurun waktu 2011-2014 total APBN untuk melaksanakan kegiatan utama sebesar Rp. 9 triliun dengan peningkatan rata-rata 9,25% per tahun, kemudian turun 50,78% pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan anggaran tahun 2014 yang cukup signifikan tersebut merupakan tindaklanjut dari hasil analisis Bappenas yang menilai pelaksanaan program/kegiatan PKH sudah berada pada jalurnya (on the track), sehingga anggaran 2014 diturunkan untuk dialihkan pada program lain. Berdasarkan fungsinya, pada periode 2011-2014 total jumlah APBN terbesar dialokasikan untuk melaksanakan fungsi perbibitan ternak dengan jumlah anggaran Rp.2,7 triliun sedangkan terkecil pada fungsi kesmavet dan pasca panen dengan anggaran Rp.0,5 triliun. Pada fungsi pakan ternak, meskipun total anggaran relatif besar yaitu Rp.1,24 triliun namun jika dicermati hal itu karena adanya anggaran Direktif Presiden (on top) pada tahun 2013 sebesar Rp 264 miliar, untuk memfasilitasi kegiatan pengembangan padang penggembalaan. Secara rinci APBN Kegiatan Utama Tahun 2011-2014 disajikan pada Lampiran 5.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
32
3.5.
Hambatan dan Kendala Pelaksanaan kinerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2014 masih banyak mengalami hambatan/kendala, namun secara umum pelaksanaannya dapat diatasi/ ditanggulangi. Hambatan yang dijumpai antara lain: a. Aspek Manajemen dan Administrasi 1) Revisi anggaran yang disebabkan adanya kebijakan penghematan sehingga proses pelaksanaan kegiatan terlambat; 2) Kebijakan penghematan anggaran, menyebabkan beberapa target kegiatan tidak dapat tercapai; 3) Proses dan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan di daerah (propinsi, kabupaten dan UPT) pada beberapa kegiatan mundur dari jadwal dan tidak dapat dilaksanakan; 4) Proses pelelangan umum untuk pengadaan barang di daerah
dilaksanakan melalui pelayanan satu atap, bila terjadi gagal lelang akan memerlukan waktu yang cukup panjang; 5) Masih terdapat keterlambatan proses CP/CL dan verifikasi kelompok; 6) Persiapan daerah terlambat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan baik penetapan pengelola keuangan dan pelaksanaan tender.
b. Aspek Teknis 1)
Harga daging sapi sebelum dan setelah diberlakukannya referensi harga yang masih cenderung stabil tetap tinggi;
2)
Sebaran ternak sapi dan kerbau yang sebagian besar di Pulau Jawa, dan jumlah peternak rakyat yang 98% masih dengan skala usaha kepemilikan ternak 2-3 ekor;
3)
Impor sapi bakalan dan daging sapi yang terjadi selama ini telah mendistorsi harga ternak sapi lokal dan memukul pendapatan peternak;
4)
Kelembagaan peternak rakyat yang masih rendah menghadapi blantik;
5)
Peran pemerintah daerah dalam tata niaga sapi dan daging sapi masih rendah, dalam hal :
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
33
a) Pengelolaan RPH belum optimal, masih dipandang sebagai sumber pendapatan daerah (retribusi) belum sebagai jasa pelayanan publik dalam penyediaan daging sapi yang ASUH; b) pengawasan atas peredaran daging impor yang seharusnya memenuhi pasar tertentu (horeka), sehingga mendistorsi harga, peran Pengenaan retribusi pungutan/retribusi tanpa diimbangi pelayanan yang sepadan, serta belum sinkronnya kebijakan terkait distribusi sapi antar pulau). 6)
Masih kurangnya sarana dan prasarana transportasi untuk kelancaran distribusi sapi. Selain itu infrastruktur yang belum memadai, diantaranya : 1) Belum optimalnya sistem bongkar muat ternak sapi dan kerbau di pelabuhan; 2) Angkutan/Kapal-kapal yang digunakan mengangkut ternak sapi dan kerbau masih menggunakan kapal kayu dan cargo yang belum memenuhi prinsip animal welfare; 3) Belum semua pelabuhan memiliki Holding ground untuk tempat pengumpulan ternak dan pemeriksaan karantina sebelum naik maupun setelah turun dari atas kapal;
7)
Pengelolaan RPH-R masih ditemukan hambatan diantaranya : 1) pelaporan data pemotongan yang dikirim masih jauh dibawah pemotongan riil yang di lapangan, 2) masih banyak RPH-R saat ini tidak sesuai dengan persyaratan teknis kesmavet dan kesrawan; 3) kurangnya SDM RPH yang kompeten; 4) sulitnya memonitor pemotongan hewan di luar RPH yang lokasinya tersebar; 5) masih terdapatnya pemotongan betina produktif);
8)
Penanaman HPT terkendala oleh datangnya musim hujan sehingga pelaksanaannya terjadi penundaan namun tidak melebihi waktu yang sudah ditentukan;
9)
Jumlah Puskewan Hewan saat ini sebanyak 1.224 unit sedangkan kebutuhannya 2.162 unit, begitu pula jumlah SDM Puskeswan masih jauh dari jumlah ideal yaitu dalam 1 puskewan Hewan minimal ada 1 dokter hewan dan 3 paramedik veteriner; 10) Produksi semen beku dari rumpun sapi pejantan eksotik relatif lebih tinggi (67%) dibandingkan semen beku sapi pejantan lokal (33%). Disamping itu masih tersedia stock semen beku sapi pejantan eksotik yang merupakan akumulasi produksi tahun-tahun sebelumnya;
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
34
11) Belum optimalnya produksi susu ternak perah akibat rendahnya kualitas bibit dan pakan serta manajemen pemeliharaan oleh peternak. Secara umum permasalahan yang mempengaruhi capaian nasional produksi susu sapi perah, antara lain: a) Sistem peremajaan bibit ternak sapi perah belum berjalan dengan baik yang disebabkan oleh kurang tersediannya bibit dalam negeri, disamping kualitas bibit ternak sapi perah di peternak masih dalam kategori bibit sebar (bibit yang tidak layak jadi indukan); b) Skala kepemilikan ternak masih kecil dan usaha budidaya sapi perah oleh peternak bukan merupakan usaha pokok sehingga hasilnya kurang optimal dan belum ekonomis; c) Penyakit reproduksi seperti brucellosis, mastitis, UBR, BVD dan gangguan reproduksi lainnya belum tertangani dengan baik sehingga produksi dan produktiivitas masih relatif rendah; d) Panjangnya mata rantai pemasaran/tata niaga susu dan rendahnya kualitas susu (akibat pemeliharaan sapi perah yang kurang higienis) mengakibatkan rendahnya harga susu di tingkat petani; e) Terbatasnya lahan untuk pengembangan budidaya sapi perah di Pulau Jawa; dan f) Pemasaran susu segar ditingkat peternak di Pulau Jawa masih tergantung pada Industri Pengolahan Susu (IPS) di luar Pulau Jawa masih sulit pemasarannya karena belum ada unit penampungan susu atau koperasi.
3.6 Upaya dan Tindak Lanjut Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan kendala sebagaimana diuraikan di atas, akan ditempuh berbagai upaya, antara lain: (1)
Meningkatkan fasilitasi pembiayaan yang memadai untuk menjamin dan meningkatkan skala usaha bagi peternak kecil;
(2)
Optimalisasi sumber daya lokal melalui fasilitasi seleksi daerah-daerah sumber bibit dan sertifikasi bibit unggul;
(3)
Mendorong munculnya regulasi di daerah agar swasta dan BUMN berperan dalam pembangunan peternakan. Misalnya, keharusan
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
35
beternak di lahan sawit dan reklamasi lahan eks tambang menjadi padang penggembalaan; (4)
Pembangunan sarana prasarana bongkar muat dan transportasi ternak ternak segera diwujudkan oleh Kementerian Perhubungan;
(5)
Penyusunan regulasi dan kebijakan terkait tata niaga daging sapi;
(6)
Mendukung penerapan Higiene Sanitasi di RPH melalui fasilitasi sarana dan prasarana RPH-R;
(7)
Mendorong komitmen pemda dalam menambah jumlah dan kompetensi petugas di RPH seperti pengawas penerapan kesejahteraan hewan, juru sembelih halal, meat inspector, keur master, dan butcher;
(8)
Peningkatan manajemen pengelolaan RPH melalui kerjasama RPH dengan BUMN, SMD Feedlot, asosiasi jagal atau asosiasi RPH;
(9)
Mendorong pemerintah daerah untuk menerbitkan Perda, PerGub, PerBup yang mengatur tentang pemotongan hewan harus di RPH, penataan penjualan daging dipasar atau kios daging, dan perda untuk pengendalian pemotongan betina produktif sebagai tindak lanjut dari Permentan 35 Tahun 2011 tentang pengendalian pemotongan ternak ruminansia betina produktif;
(10) Mengoptimalkan produksi susu ternak perah dengan melakukan perbaikan kualitas bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan oleh peternak, melalui : a) Penyediaan indukan sapi perah yang berkualitas dan bebas penyakit dapat dilakukan dengan kegiatan pembesaran pedet sapi perah (rearing); b) Peningkatan skala usaha dan kepemilikan ternak melalui penguatan kelembagaan; c) Pencegahan dan penanganan penyakit reproduksi melalui vaksinasi dan biosekuriti; d) Penanganan pasca panen terhadap produk susu segar; e) Pengembangan sentra-sentra atau kawasan budidaya sapi perah di luar Pulau Jawa; f)
Perlunya dibangun koperasi dan unit penampungan susu di luar Pulau Jawa.
(11) Proses pelelangan agar dipercepat pada tahun berikutnya;
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
36
(12) Pembinaan kelompok maupun perawatan HPT; (13) Koordinasi dengan dinas terkair di propinsi dan kabupaten/kota agar segera menyelesaikan CP/CL dan verifikasi kelompok; (14) UPT melakukan promosi terhadap ketersediaan benih/bibit HPT yang dihasilkan; (15) Penguatan pusat kesehatan penambahan jumlah SDMnya;
hewan
di
seluruh
Indonesia
dan
(16) Upaya peningkatan produksi semen beku sapi lokal dan ekspor semen beku; (17) Penetapan Pengelola keuangan ditetapkan dengan Permentan 135 dan Permentan 136 Tahun 2015;
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
37
IV. PENUTUP
Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam mendorong terwujudnya penguatan akuntabilitas dan peningkatan kinerja seperti yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 dan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional yang diselaraskan dengan Tugas Pokok dan Fungsi Ditjen PKH. Hasilnya dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja yang merupakan wujud pertanggungjawaban oleh Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan kepada Menteri Pertanian RI dan masyarakat (publik). Keberhasilan yang telah dicapai dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2014 tidak terlepas dari dukungan seluruh kegiatan yang ada di lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan baik dukungan secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan langsung adalah program/kegiatan yang secara khusus mempengaruhi capaian keempat target tujuh indikator, dan dukungan tidak langsung antara lain berupa dukungan manajemen pelaksanaan tugas Ditjen PKH. Disamping dukungan yang berasal dari internal Ditjen PKH, Kinerja Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan 2014 juga tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholders pembangunan peternakan, baik di pusat maupun daerah. Mengingat luasnya aspek dan banyaknya unsur yang terlibat dalam pembangunan peternakan, maka tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa suksesnya pembangunan peternakan dan kesehatan hewan terletak pada komitmen dan kerja keras bersama, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Masyarakat, Organisasi Kemasyarakatan, Perguruan Tinggi, dan Peternak.
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
38
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bagan Organisasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Sum ber : Dijen PKH
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
39
Lampiran 2. Rekapitulasi SDM Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan pendidikan terakhir Tahun 2010-2014 No.
Jenjang Pendidikan
Tahun S3
S2
S1
D4
SM
D3
D2
SLTA
SLTP
SD
Jumlah
1
2014
18
455
447
20
10
205
2
842
81
116
2.196
2
2013
15
458
421
17
12
184
2
844
87
120
2.160
3
2012
17
440
445
17
15
191
4
884
93
134
2.240
4
2011
17
460
461
13
19
192
4
944
97
154
2.361
5
2010
16
364
482
8
22
128
3
992
106
169
2.290
Sum ber : Dijen PKH
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
40
Lampiran 3.
RKT Ditjen Peternakan dan Keswan Tahun 2014
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Target dan Sasaran Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan
NO 6.
PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
INDIKATOR
1. Meningkatnya ketersediaan pangan hewani (daging, telur, susu)
1. Produksi daging meningkat 4,25% per tahun (ton)
2.660.464
2. Produksi telur meningkat 4,42% per tahun (ton)
1.791.609
3. Produksi susu meningkat 9,74% per tahun (ton)
1.470.237
2. Meningkatnya kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani (daging dan telur)
6.1
6.2
6.3
6.4
Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal (Prioritas Bidang)
Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal (Prioritas Nasional dan Bidang)
1. Kontribusi daging sapi domestik terhadap total produksi daging nasional meningkat (%)
23,5
2. Kontribusi daging ayam buras terhadap total produksi daging nasional meningkat (%)
15,1
3. Meningkatnya ketersediaan protein hewani asal ternak
Ketersediaan protein hewani asal ternak per kapita meningkat 3,58% per tahun (g/kapita/hr)
7,2
4. Tersedianya daging sapi domestik sebesar 90 persen
Produksi daging sapi domestik terhadap total penyediaan daging sapi nasional (%)
Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak
Tercapainya peningkatan produksi dan populasi ternak
Peningkatan produksi pakan Tercapainya peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan pakan ternak dengan sumber daya lokal pendayagunaan sumber daya lokal
Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis (Prioritas Nasional dan Bidang)
Terkendali dan tertanganggulanginya penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis
1 Peningkatan produksi perbenihan (ribu dosis semen) 2 Peningkatan produksi bibit (ekor)
6.6
Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan (Prioritas Nasional dan Bidang)
Terjaminnya pangan asal hewan yang ASUH dan pemenuhan persyaratan produk hewan non pangan
Dukungan manajemen dan Terjaminnya dukungan dukungan teknis lainnya pada manajemen dan teknis Direktorat Jenderal Peternakan
90,3
8.820
680.839
3 Peningkatan produksi embrio ternak (embrio)
700
4 Pengendalian sapi/kerbau betina produktif (klpk)
700
1
Peningkatan kelahiran ternak ( juta ekor)
2
Peningkatan usaha budidaya ternak (klpk)
1.685
1.
Pengembangan bahan pakan ternak asal tumbuhan dan hewan (klpk)
13
2.
Pengembangan hijauan pakan (klpk)
300
3
Pengembangan pakan olahan (klpk)
172
4
Pengawasan mutu pakan dan pengembangan laboratorium pakan daerah
1 Pengendalian, pencegahan dan pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis Zoonosis (PHMSZ), Viral, Bakterial, parasit dan gangguan reproduksi (dosis) 2 Penguatan Otoritas Veteriner (unit)
6.5
TARGET 2014
SASARAN
1 Pengendalian penyakit zoonosis dan kesrawan serta pelayanan veteriner (unit) 2 Unit Usaha produk pangan asal hewan yang memenuhi persyaratan teknis kesmavet (paket)
3,2
33
10.133.173
37
518
90
Jumlah dokumen pendukung pencapaian swasembada daging sapi sapi/kerbau dan penyediaan pangan hewani yang ASUH (perencanaan program, anggaran dan kerjasama; pemantauan dan evaluasi program/kegiatan, data/informasi ; kepegawaian, organisasi , hukum dan administrasi perkantoran; administrasi keuangan dan aset ) (dokumen)
56
Penyelesaian PP, Perpres, Kepmentan Turunan dari UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Keswan (dokumen)
15
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
41
Capaian Populasi Ternak Terhadap Renstra Ditjen PKH Tahun 20102014
Lampiran 4.
(000 Ekor) Tahun
Jenis No
2010 Target Realisasi
1 Sapi Potong 14,435
2011 %
2012
Target Realisasi
13,582 94.09 15,175
%
Target Realisasi
Target Realisasi
Target Realisasi
% 90.06 83.27
1,438 108.96 1,329
1,110 83.49 1,340
1,321 98.55
108.83
16,946 101.04 17,504
17,906 102.30 18,265
18,500 101.29 19,109
19,216 100.56
101.67
10,725 100.83 11,149
11,791 105.75 11,744
13,420 114.27 12,420
14,926 120.18 13,199
15,716 119.07
112.02
7,477 108.64 6,952
7,525 108.24 7,029
7,900 112.40 7,113
7,611 107.00 7,205
7,873 109.27
109.11
274,564 90.32 311,748 276,777 88.78 320,195 286,538 89.49
90.14
597 98.88
630
612 97.13
3 Kerbau
1,302
2,000 153.58 1,311
1,305 99.55 1,320
4 Kambing
16,111
16,620 103.16 16,771
5 Domba
10,637
6 Babi
6,882
7 Ayam Buras 281,803 257,544 91.39 291,434 264,340 90.70 303,974 44,302 116.73 39,017
43,488 111.46 40,315
661
44,357 110.02 41,866
12,686 75.44 17,678
%
483 69.20
604
15,981 99.90 16,816
%
Rata-rata
14,703 83.17
582
37,951
%
2014 *)
698
488 83.93
14,824 97.69 15,996
2 Sapi Perah
8 Itik
2013
444 67.21
43,710 104.40 43,902
44,095 100.44
108.61
Keterangan : *) Angka sementara Populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2011 sudah angka tetap hasil PSPK2011 Populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2013 sudah angka tetap hasil ST2013 Sumber : Statistik Peternakan 2014
Populasi Ternak Tahun 2013-2014 (000 ekor) Tahun No.
2014*)
Jenis/Species 2013
Target
Realisasi Persentase (%)
Pertumbuhan populasi Tahun 2013-2014 (%)
1
Sapi Potong/Beef Cattle
12.686
16.816
14.703
87,43
15,90
2
Sapi Perah/Dairy Cattle
444
661
483
73,07
8,72
3
Kerbau/Buffalo
1.110
1.329
1.321
99,40
19,01
4
Kambing/Goat
18.500
18.264
19.216
105,21
3,87
5
Domba/Sheep
14.926
12.420
15.716
126,54
5,29
6
Babi/Pig
7.611
7.113
7.873
110,68
3,45
7
Ayam Buras/Native Chicken
276.777
311.748
286.538
91,91
3,53
8
Itik/Duck
43.710
41.865
44.095
105,33
0,88
Keterang an: *) Ang ka sem entara Sum ber : Statistik Pet ernakan 20 14
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
42
Lampiran 5.
Kode
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2011-2014 per Kegiatan Utama Uraian
1782 Peningkatan Produksi Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal 1783 Peningkatan Produksi Pakan Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal 1784 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
Anggaran
Realisasi
%
334,368,812,000
292,764,456,086
87.56
159,714,249,000
146,413,776,543
91.67
251,539,500,000
657,005,124,537
261.19
278,390,397,000
233,934,673,930
84.03
118,117,501,000
97,779,861,940
82.78
249,947,397,000
232,142,044,761
92.88
1,392,077,856,000
1,660,039,937,797
119.25
1785 Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal 1786 Penjaminan Pangan Asal Hewan Yang Aman dan Halal Serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan 1787 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan TOTAL Sum ber : Ditjen PKH
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
43
Lampiran 6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2011-2014 per Unit Kerja No
Jenin Kewenangan
Anggaran
Realisasi
%
1
Kantor Pusat
182,110,881,000
581,670,668,850
319.40
2
Kantor Daerah
432,181,744,000
392,082,534,006
90.72
3
Dekonsentrasi
214,265,246,000
192,454,463,803
89.82
4
Tugas Pembantuan Provinsi
496,047,534,000
439,193,096,992
88.54
5
Tugas Pembantuan Kab/Kota TOTAL
67,472,451,000
54,639,174,146
80.98
1,392,077,856,000
1,660,039,937,797
119.25
Sum ber : Ditjen PKH
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
44
Lampiran 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2011-2014 per Jenis Belanja
No 1 2 3 4
Jenis Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Sosial TOTAL
Anggaran 129,869,556,000 1,101,894,883,000 114,953,417,000 45,360,000,000 1,392,077,856,000
Realisasi 125,914,041,815 1,394,361,169,094 97,104,726,888 42,660,000,000 1,660,039,937,797
% 96.95 126.54 84.47 94.05 119.25
Sum ber : Ditjen PKH
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
45
Lampiran 8. Distribusi semen beku tahun 2010-2014
No 1 2
UPT BBI B S BiIn Bgosar Lo etm T alban
2010 2.788.555 1.892.810 4.681.365
T ahun (Dosis) 2011 2012 2013 2.071.636 2.290.842 1.256.893 1.602.233 1.540.888 1.455.468 3.673.869 3.831.730 2.712.361
2014 2.290.482 1.652.574 3.943.056
Jumlah 10.698.408 8.143.973 18.842.381
Sum ber : LAKIP Direkt orat Perbibitan T ernak 20 14
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
46
Lampiran 9. Hasil Rekruitmen Tenaga Harian Lepas Medik dan Paramedik Veteriner THL
2006 2007
2008
2009
2010
2011 2012
2013
2014
Drh (orang)
23
100
237
248
250
250
340
400
522
Pmv (orang)
38
50
112
153
165
165
282
350
438
Jumlah
61
150
349
301
415
415
622
750
960
Sum ber : LAKIP Direkt orat Keseh atan H ewan 2 014
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
47
Lampiran 10. Peningkatan Fasilitasi PusKesehatan Hewan Tahun 2010 – 2014 Keterangan Jumlah PusKesehatan Hewan Penyebaran pusKesehatan Hewan Kabupaten/Kota
2010
2011
Peningk atan
2012
Pening katan
2013
Pening katan
2014
Pening katan
889
933
4.90%
999
7.07%
1194
19,51%
1224
2,50%
383
9.10%
391
2,60%
403
2,50%
328
351
7.01%
Sum ber : LAKIP Direkt orat Keseh atan H ewan 2 014
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
48
Lampiran 11. Data produksi vaksin AI dari tahun 2010 s/d Juni 2014 Vaksin AI
2010
Produksi 229.019.400 Lokal dosis
2011 503.768.100 dosis
2012
2013
2014
518.716.700 489.340.500 295.274.110 dosis dosis dosis
Sum ber : LAKIP Direkt orat Keseh atan H ewan 2 014
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
49
Lampiran 12. Tabel 2 Populasi dan Produksi bibit ternak B/BPTU Tahun 2010 2014 No
2010
2011
2012
2013
2014
Komoditas
%
Indrapuri Siborongborong Padang Mengata s Sembaw a
Sapi Aceh Kerbau Babi Sapi Potong
46 21 478 42
75 29 298 34
134 35 430 103
108 29 497 153
596 245 396 610
630 225 416 993
105,70 91,84 105,05 162,79
993 339 2.119 1.325
Sapi Brahman Ayam Sapi Perah Kambing Perah Sapi Madura Kambing Itik Sapi Bali Sapi
46
64
110
266
628
798
128,09
1.284
85.000 169 -
82.749 298 -
82.800 332 -
129.000 440 -
150.000 1.200 83
168.931 1.289 83
112,62 107,42 100,00
548.480 2.528 83
114 166.237 478 -
122 155.086 698 -
174 12.327 953 -
155 235.733 60 -
20 375 177.4008*) 750 70
409 235.733 797 70
109,07 132,99 106,27 100,00
974 805.116 2.986 70
252.631
239.453
97.398
303.254
332.368
410.374
123,47
1.366.297
Target 1 2 3
4
5
Baturrad en
6
Pelaihari
7
Denpasar BET Cipelang
8
Jmlh
UPT
Realisasi
Sum ber : LAKIP Direkt orat Perbibitan T ernak 20 14
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
50
Lampiran 13. Produksi vaksin, Obat Hewan dan Bahan Organik Sasaran Strategis Produksi Vaksin, Obat Hewan dan Bahan Biologik
2010
Realisasi 2011 2012
2013
Target Realisasi 2014
Total
3,544,250 12,088,250 11,295,750 11,424,455 8,377,775 10,506,825 48.859.5530
Sum ber : LAKIP Pus vetm a Suraba ya ta hun 2 014
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
51
Lampiran 14. Pengembangan Budidaya Sapi Perah Tahun 2010-2014 Kegiatan
Pengembangan Budidaya Sapi Perah (Kelompok)
Realisasi
Target
2010
2011
2012
2013
45
83
156
68
Realisasi
Total
2014 41
36
429
Sum ber : LAKIP Direkt orat Bu dida ya T ernak 2 014
LAPORAN KINERJA DITJEN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TAHUN 2014
52