GENDER BUDGET STATEMENT (Pernyataan Anggaran Gender)Tahun 2013 Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Pertanian Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Program
Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
Kegiatan
Output
Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal Serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan
Fasilitasi Penataan Kios Daging 22 Kelompok
Analisis Situasi
Penyediaan daging untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani yang terus meningkat khususnya di pasar tradisional hingga saat ini belum banyak mendapat perhatian sehingga aspek kualitas daging pada tahap ini cenderung terabaikan. Padahal situasi pasar tradisonal dengan segala kegiatan dan kondisi lingkungannya justru memiliki potensi kontaminasi yang tinggi terhadap daging yang dijajakan.
Upaya pembenahan kios daging yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah selama ini lebih cenderung pada rehabilitasi pembangunan fisik dengan detail desain berdasarkan kelaziman konstruksi secara umum, belum mempertimbangkan aspek teknis higiene sanitasi yang dipersyaratkan. Sementara penertiban penjajaan dagingpun belum secara konsisten dilaksanakan sehingga peluang tersebut dimanfaatkan oleh para pelaku usaha skala kecil dengan sarana penjualan seadanya dapat menjajakan di sembarang tempat di lokasi pasar.
Berkenaan dengan kondisi tersebut, dalam rangka meningkatkan penyediaan daging yang aman dan layak konsumsi diperlukan terobosan program fasilitasi kios daging pasar tradisional secara bertahap dan berkelanjutan. Disadari bahwa untuk dapat mewujudkan penyediaan daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) di pasar tradisional pada kenyataannya relatif berat mengingat permasalahan yang dihadapi tidak sekedar masalah teknis tetapi juga masalah sosial yang justru relatif dominan. Untuk itu sangat diperlukan komitmen yang kuat dari Pemerintah Daerah dan semua stakeholder terkait untuk mendukung pelaksanaan program ini. Diharapkan dengan terealisasinya fasilitas kios daging di pasar tradisional maka daging yang dijajakan dapat terjamin keamanan dan kelayakannya sebagai bahan pangan bagi masyarakat, sekaligus juga akan dapat mencegah terjadinya praktek penyimpangan kualitas daging yang beredar di masyarakat.
Group Akun 1 Indikator Input 1
Indikator Output 1
Kelompok pengelola kios daging ayam/daging sapi Adanya 22 kelompok pengelola kios daging ayam/daging sapi
Anggaran Output
Berdirinya percontohan kios daging yang dikelola oleh kelompok/masyarakat baik laki maupun perempuan Rp. 6.915.260.000,‐ ( Enam Milyar Sembilan Ratus Lima Belas Juta Dua Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah)
Indikator Outcome atau dampak/hasil secara luas
Peningkatan kualitas kios daging dari aspek penerapan hygiene sanitasi maupun aspek kios daging sebagai sarana pelayanan masyarakat yang dikelola oleh kelompok, baik laki‐laki maupun perempuan
KEMENTERIAN UNIT ESELON PROGRAM
HASIL UNIT ESELON II/SATKER KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Term Of Reference : Kementerian Pertanian : Direktorat Jenderal Peternakan dan KesehatanHewan : Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal. : Fasilitasi penataan kios daging : Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner : Penjaminan Pangan Asal Hewan yang Aman dan Halal Serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan : Peningkatan kualitas kios daging dari aspek penerapan hygiene sanitasi maupun aspek kios daging sebagai sarana pelayanan masyarakat dalam menghasilkan daging yang ASUH dan berdaya saing.
SATUAN UKURAN & JENIS KELUARAN
:
Berdirinya percontohan kios daging yang dikelola oleh kelompok/masyarakat baik laki maupun perempuan 22 Paket Kelompok kios daging
VOLUME : A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum Tugas/Fungsi 1. UU No. 17 tahun 2007 tentang RPJMN Tahun 2005‐2025, peningkatan nilai tambah dan daya saing menjadi kata kunci RPJMN. Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian telah menjadi arah pembangunan pertanian, sebagaimana visi Kementerian Pertanian, yaitu ”Terwujudnya pertanian industrial unggul, berkelanjutan yang berbasis lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, eksport dan peningkatan kesejahteraan petani”; 2. Undang Undang nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 2 ayat 2 disebutkan Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan berasaskan kemanfaatan dan keberlanjutan, keamanan dan kesehatan, kerakyatan dan keadilan, keterbukaan dan keterpaduan, kemandirian, kemitraan dan keprofesionalan; 3. Berdasarkan UU. No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta PP No. 22/1983 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin kesehatan dan ketentraman bathin masyakarat dalam mengkonsumsi daging melalui penyediaan daging yang ASUH.
2. Gambaran Umum Penyediaan daging untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani yang terus meningkat khususnya di pasar tradisional hingga saat ini belum banyak mendapat perhatian sehingga aspek kualitas daging pada tahap ini cenderung terabaikan. Padahal situasi pasar tradisonal dengan segala kegiatan dan kondisi lingkungannya justru memiliki potensi kontaminasi yang tinggi terhadap daging yang dijajakan. Upaya pembenahan kios daging yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah selama ini lebih cenderung pada rehabilitasi pembangunan fisik dengan detail desain berdasarkan kelaziman konstruksi secara umum, belum mempertimbangkan aspek teknis higiene sanitasi yang dipersyaratkan. Sementara penertiban penjajaan dagingpun belum secara konsisten dilaksanakan sehingga peluang tersebut dimanfaatkan oleh para pelaku usaha skala kecil dengan sarana penjualan seadanya dapat menjajakan di sembarang tempat di lokasi pasar. Berkenaan dengan kondisi tersebut, dalam rangka meningkatkan penyediaan daging yang aman dan layak konsumsi diperlukan terobosan program fasilitasi kios daging pasar tradisional secara bertahap dan berkelanjutan. Disadari bahwa untuk dapat mewujudkan penyediaan daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) di pasar tradisional pada kenyataannya relatif berat mengingat permasalahan yang dihadapi tidak sekedar masalah teknis tetapi juga masalah sosial yang justru relatif dominan. Untuk itu sangat diperlukan komitmen yang kuat dari Pemerintah Daerah dan semua stakeholder terkait untuk mendukung pelaksanaan program ini. Diharapkan dengan terealisasinya fasilitas kios daging di pasar tradisional maka daging yang dijajakan dapat terjamin keamanan dan kelayakannya sebagai bahan pangan bagi masyarakat, sekaligus juga akan dapat mencegah terjadinya praktek penyimpangan kualitas daging yang beredar di masyarakat. 3. Tujuan Tujuan Program fasilitasi Kios daging adalah untuk memperbaiki dan menata kembali kondisi tempat‐tempat penjajaan daging di pasar tradisional melalui fasilitasi sarana bangunan dan peralatan yang sesuai kaidah‐kaidah teknis higiene‐sanitasi 4. Rincian Kegiatan 1. Sosialisasi penataan kegiatan kios daging kepada Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Peternakan dan Kesehatan Hewan; 2. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi penataan kios daging sapi. 3. Monitoring dan evaluasi kegiatan
5.
Indikator Keluaran, Volume , dan Satuan 1. Indikator keluaran Tersedianya kios daging yang meliputi: a) pembangunan/renovasi bangunan kios daging; b) pembuatan sarana pencucian alat; c) pembuatan sarana pencucian tangan; d) pembuatan saluran air e) Fasilitas Peralatana Kios Daging
6.
2. Volume dan Satuan Ukur Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi, kabupaten/ kota sesuai dengan alokasi dana Dekosentrasi dan / atau Tugas Pembantuan (TP) –Kementrian Pertanian, APBN Tahun 2012. Indikator Kinerja Peningkatan kualitas kios daging dari aspek penerapan hygiene sanitasi maupun aspek kios daging sebagai sarana pelayanan masyarakat dalam menghasilkan daging yang ASUH dan berdaya saing.
7.
Cara pelaksanaan kegiatan Cara pelaksanaan kegiatan fasilitasi kios daging adalah sebagai berikut : a. Melakukan penilaian dan menetapkan Calon Pemilik dan Calon Lokasi (CPCL) Penataan Kios daging; b. Pelaksanaan kegiatan penataan/ fasilitasi kios daging Sapi/kerbau; c. Supervisi dan evaluasi kegiatan
8.
Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan a. Pelaksana kegiatan Dinas provionsi, dinas kabupaten/kota yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan yang terpilih sebagai lokasi kegiatan sesuai alokasi anggaran Dekosentarsi atau TugasPembantuan (TP) untuk fasilitasi penataan kios daging sapi.. b. Penanggung jawab kegiatan Penanggung jawab kegiatan Dinas provionsi, dinas kabupaten/kota yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan yang terpilih sebagai lokasi kegiatan fasilitasi penataan kios daging sapi sesuai alokasi anggaran Dekosentarsi atau Tugas Pembantuan (TP) untuk fasilitasi penataan kios daging sapi..
9. Jadwal Kegiatan No
Uraian Kegiatan
1 2
Penetapan CPCL Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan
3
Rencana Kegiatan 5 6 7 8
1 X
2
X
X
X
X
X
X
3
4
10
11
12
X
X
X
X
X
9
10. Penutup Dengan adanya program fasilitasi kios daging ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi tempat‐tempat penjajaan daging di pasar tradisional melalui fasilitasi sarana bangunan dan peralatan yang sesuai kaidah‐kaidah teknis higiene‐sanitasi.