BPTU-HPT INDRAPURI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia_Nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Indrapuri tahun 2015 dapat diselesaikan. Setiap Instansi Pemerintahan yang berfungsi sebagai penyelenggara pemerintahan negara wajib untuk mempertanggungjawabkan pelaksaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya yang berdasarkan pada suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi, sesuai dengan Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka untuk itu disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIN merupakan tolak ukur dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang baik (good govermance), dalam hal ini pelaksaan program/kegiatan yang sesuai dengan visi dan misi suatu instansi pemerintahan tertuang dalam sebuah Kontrak Kinerja yang telah ditanda tangani sebagai wujud dari sebuah komitmen untuk pelaksanaan tanggungjawab tersebut. Pelaksanaan program/kegiatan selama tahun 2015 tertuang secara jelas pada LAKIN. Penyusunan laporan ini mengacu pada RENSTRA (Rencana Strategis) 2015-2019, RKT (Rencana Kerja Tahunan) dan PK (Perjanian Kinerja), Pelaporan ini memberikan informasi tentang keberhasilan, kegagalan dan kendala dalam penyelesaian Program/Kegiatan pada BPTU-HPT Indrapuri. Penyusunan LAKIN telah kami lakukan secara optimal, namun kritik dan saran tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan dalam penyusunan LAKIN tahun mendatang.
Indrapuri, 20 Januari 2016 Kepala Balai,
Drh. Muchti, MP. NIP. 19720820 199903 1 002
I
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR............................................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii DAFTAR TABEL ................................................................................................................iii DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................ ivv DAFTAR GAMBAR............................................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ vi RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................................. 1 BAB. I PENDAHULUAN .................................................................................................... 2 1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 2 1.2 Organisasi dan Tata Kerja.................................................................................. 3 1.3 Sumber Daya Manusia ....................................................................................... 5 1.4 Anggaran ............................................................................................................ 6 BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA................................................ 7 2.1 Rencana Strategis (Renstra) ............................................................................... 7 2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ...................................................................... 8 2.3 Perjanjian Kinerja (PK).................................................................................... 11 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA............................................................... 12 3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ......................................... 12 3.2 Pencapaian Sasaran .......................................................................................... 13 3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis ............................................ 19 3.4 Akuntabilitas Keuangan ................................................................................... 24 3.5 Hambatan dan Kendala .................................................................................... 24 3.6 Upaya dan Tindak Lanjut................................................................................. 25 BAB IV PENUTUP............................................................................................................. 26
II
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. : Struktur Organisasi................................................................................................ 4 Tabel 2. : Capaian Strategis Tahun 2015............................................................................. 15 Tabel 3. : Capaian Strategis Tahun 2014............................................................................. 21 Tabel 4. : Matriks Indikator Kinerja 2010-2014.................................................................. 23
III
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 1. : Grafik Capaian Kinerja 2015 ……………………………………………14 Grafik 2. : Perbandingan Target dan Realisasi Thn. 2014 dan 2015 …………………14
IV
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Maket Pengembangan Balai ……………………………………………… 27 Gambar 2. Pembuatan dan Perkerasan Jalan Produksi …………………………….….
27
Gambar 3. Pembangunan Kandang Pemeliharaan …...…...…...…...…...…...…...…...
28
Gambar 4. Pembangunan Gudang Pakan dan Jembatan Timbang …………………...
28
Gambar 5. Pembangunan Pagar Kandang dan Jalan Lingkungan Kandang ..……....…
29
Gambar 6. Pengolahan, Penanaman Kebun HPT ……………………………...……... 29 Gambar 7. Pelaksanaan Kegiatan GBIB ………….…………………………...……...
30
Gambar 8. Pembinaan Kelompok Ternak di Masyarakat
…………………...……...
30
Gambar 9. Penjualan Bibit ………….……………….………………………...……...
31
V
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. SDM BPTU-HPT Indrapuri ……….……………………….…………… 32 Lampiran 2. Realisasi Keuangan
…………...…………………………………….…. 33
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja (PK) …………...…………………….………….….
34
Lampiran 4. Matriks Capaian Kinerja B03, B06, B09, B12 …...…..…...…...…...…...
37
VI
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
BPTU-HPT Indrapuri pertama kali didirikan dengan nama Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT dan HMT) berdasarkan SK Mentan Nomor: 313/Kpts/Org/5/1978. Selanjutnya pada tahun 2002 BPT dan HMT berubah dengan adanya SK Mentan No. 282/Kpts/TU.210/4/2002 tanggal 6 April 2002, menjadi Balai Pembibitan Ternak Ungguul (BPTU) Sapi Aceh Indrapuri – NAD. Dalam perkembangannya, BPTU Sapi Aceh Indrapuri – NAD mengalami perubahan nomenklatur kembali pada tahun 2013 yaitu berdasarkan SK Mentan Nomor: 56/Permentan/OT.140/5/2013 tanggal 24 Mei 2013 menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak BPTU-HPT Indrapuri. BPTU-HPT Indrapuri terlatak di Desa Reukih Dayah Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Aceh. Balai ini berdiri di atas lahan seluas 430 Ha dengan sertifikat No. 1 tahun 1983. Lebih dari 30% lahan yang ada merupakan daerah perbukitan dan semak belukar, sisanya merupakan kebun rumput. Dalam pelaksaan kegiatanya BPTU-HPT Indrapuri didukung oleh SDM (sumber Daya Manusia) yang berjumlah 118 orang yang terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 79 orang, CPNS sebanyak 1 orang dan THL (Tenaga Harian Lepas) sebanyak 38 orang. Pelaksanaan kinerja pada BPTU-HPT Indrapuri berdasarkan pada Rencana Strategis (Renstra) periode 2015-2019, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2015 dan Perjanjian Kinerja (PK) 2015. Akuntabilitas pencapaian kinerja sasaran strategis BPTUHPT Indrapuri dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015. Tingkat pencapaian sasaran tersebut merupakan visualisasi pencapaian kinerja BPTU-HPT Indrapuri dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan pelayanan teknis dalam bidang pemeliharaan, produksi, pemuliaan, pengembangan, penyebaran dan distribusi bibit ternak unggul serta produksi dan distribusi benih/bibit hijauan pakan ternak. Laporan akuntabilitas kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Indrapuri dalam mencapai tujuan/ sasaran strategis balai.
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat pada tahun ini memasuki tahun pertama Renstra 2015-2019. Dalam hal ini BPTUHPT Indrapuri juga memiliki tanggung jawab sebagai pelaksana agar terwujudya program kerja tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan ikut serta dan berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan GBIB (Gertak Berahi dan Inseminasi Buatan) sebagai upaya peningkatkan jumlah populasi ternak khususnya pada Propinsi Aceh, yang juga berperan dalam peningkatan pembangunan dan kesehatan hewan. Hal tersebut digambarkan dalam kontribusinya melalui peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal dan peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal dengan capaian output berupa tersedianya produksi benih/bibit hijauan yang berkaulitas. Peningkatan kualitas dan kuantitas benih dan bibit ternak dengan mengoptimalkan sumber daya lokal. Peningkatan produksi ternak melalui kegiatan sinkronisasi berahi dan Peningkatan produksi pakan ternak serta peningkatan dukungan manajemen dan dukungan teknislainya Ditjen PKH merupakan unsur utama pada rencana strategis balai. Untuk mewujudkan hal tersebut Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Indrapuri menjabarkannya menjadi 10 (sepuluh) indikator kinerja yang harus dipenuhi, yaitu meningkatnya populasi sapi Aceh, kelahiran sapi Aceh, produksi bibit, distribusi bibit, pendampingan pembibitan di masyarakat, sinkronisasi berahi, luasan lahan HPT yang dikelola, produksi bibit HPT dan dukungan manaajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen PKH. Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, selain mengacu pada kebijakan mutu, perencanaan strategis juga merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh suatu instansi pemerintah agar mampu memenuhi target Kinerja yang telah disepakati bersama dalam kurun waktu 1 (satu) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada. Laporan
Akuntabilatas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
berfungsi
untuk
mengamati sejauh mana capaian kinerja tersebut dapat direalisasikan. Pengamatan dilakukan terhadap butir-butir kegiatan yang telah disepakati dalam Kontrak Kinerja 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
dengan melaporkan tahapan proses kegiatan dan kendala yang ditemui saat pelaksanaan
kegiatan
serta
persentase
keberhasilan
dari
masing-masing
kegiatan/program kerja, yang berdasarkan pada Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah. Sehingga nantinya diharapkan mampu memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
1.2 Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul Dan Hijauan Pakan Ternak Indrapuri, merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang bertanggung jawab kepada Direktur Perbibitan Ternak. Sesuai
dengan
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
:
282/Kpts/OT.210/4/2002 tanggal 6 April 2013 dan pada tahun 2013 SK tersebut mengalami
penyempurnaan
sesuai
surat
Permentan
Nomor:
56/Permentan/OT.140/5/2013 tanggal 24 Mei 2013 BPTU-HPT Indrapuri mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan, produksi, pemuliaan, pengembangan, penyebaran dan distribusi bibit ternak unggul, serta produksi dan distribusi benih/bibit hijauan pakan ternak. Dalam melaksanakan tugas tersebut BPTU-HPT Indrapuri menjalankan fungsi sebagai berikut : 1. Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan. 2. Pelaksanaan pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan bibit ternak unggul. 3. Pelaksanaan uji performance dan uji zuriat ternak unggul. 4. Pelaksanaan recording pembibitan ternak unggul 5. Pelaksanaan pelestarian plasma nutfah 6. Pelaksanaan pengembangan bibit ternak unggul 7. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi dan pemuliaan bibit ternak unggul 8. Pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan hewan, dan diagnosa penyakit hewan 9. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
10. Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak 11. Pemberian informasi, dokumentasi, penyebaran dan distribusi hasil produksi bibit ternak unggul bersertifikat dan hijauan pakan ternak 12. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan ternak unggul 13. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul 14. Pemberian pelayanan teknis pemuliaan dan produksi bibit ternak unggul 15. Pengelolaan prasarana dan sarana teknis 16. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPTU-HPT Dalam pelaksanaan tugasnya BPTU-HPT Indrapuri memiliki struktur organisasi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 56/Permentan/OT.140/5/2013, yaitu sebagai berikut : 1. Kepala Balai 2. Sub Bagian Tata Usaha 3. Seksi Pelayanan Teknis 4. Seksi Prasarana dan Sarana Teknis 5. Seksi Informasi dan Jasa Produksi 6. Kelompok Jabatan Fungsional (Wasbitnak, Wastukan, Medik dan Paramedik Veteriner).
Tabel 1. Struktur Organisasi
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, penyiapan evaluasi dan pelaporan, serta pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, dan perlengkapan. Seksi Pelayanan Teknis mempunya tugas melakukan pemberian pelayanan teknis pemeliharaan bibit ternak unggul yang meliputi pemeliharaan dan pengawasan kesehatan hewan, penyediaan pakan ternak, produksi dan pemuliaan bibit ternak unggul, serta pengelolaan unit pembenihan/pembibitan, pemeliharaan, produksi dan pengembangan hijauan pakan ternak. Seksi Prasarana dan Sarana Teknis mempunyai tugas melakukan pengelolaan prasarana dan sarana teknis meliputi instalasi kandang bibit ternak unggul, kebun bibit hijauan pakan ternak, ladang pengembalaan, sarana teknis dan sarana pendukung. Seksi Informasi dan Jasa Produksi mempunyai tugas melakukan pemberian informasi, dokumentasi, penyebaran dan distribusi bibit ternak unggul dan hijauan pakan ternak. Kelompok
Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
1.3 Sumber Daya Manusia
Pelaksanaan kegiatan di BPTU-HPT Indrapuri pada tahun 2015 didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 124 orang yang terdiri dari; Pegawai Negeri Sipil (PNS)
: 79 Orang
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
: 1 Orang
Tenaga Harian Lepas (THL)
: 44 Orang
Klasifikasi SDM untuk PNS berdasarkan tingkat pendidikanya dapat diuraikan sebagai berikut: a. Magister/S2
: 5 Orang
b. Dokter Hewan
: 7 Orang
c. Sarjana Peternakan/Pertanian
: 22 Orang 5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
d. Sarjana Lainya
: 3 Orang
e. Diploma III
: 5 Orang
f. SNAKMA
: 15 Orang
g. SLTA
: 17 Orang
h. STM
: 2 Orang
i. SLTP
: 2 Orang
j. SD
: 2 Orang
Pada tahun 2015 jumlah pegawai BPTU-HPT Indrapuri meningkat menjadi 80 orang dari tahun sebelumnya yang berjumlah 79 orang, peningkatan ini terjadi karena adanya penambahan CPNS sebanyak 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan Dokter Hewan. Lihat lampiran 1.
1.4 Anggaran Anggaran BPTU-HPT Indrapuri bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang diperuntukkan bagi program pencapaian swasembada daging sapi dan peningkatan penyediaan pangan hewani yang aman, sehat, utuh dan halal dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 38.500.805.000,- sesuai dengan DIPA. Penggunaan anggaran dibagi menjadi 4 (empat) kegiatan utama (lihat lampiran 2), yaitu: 1. Peningkatan
produksi
ternak
(1782),
jumlah
anggaran
sebesar
Rp.
13.910.456.000,2. Peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal (1783), jumlah anggaran sebesar Rp. 9.728.000.000,3. Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal (1785), jumlah anggaran sebesar Rp.7.555.804.000,4. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Peternakan (1787), jumlah anggaran sebesar Rp. 7.305.545.000,-
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis (Renstra) Program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk mencapai tujuan yang implementasinya dijabarkan di dalam Renstra Tahun 2015-2019. Program tersebut adalah Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat sebagai target dalam memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. Tercapainya target tersebut tidak terlepas dari ketersediaan bibit di berbagai wilayah. Dalam rangka pencapaian Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat salah satu pendekatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan akan ditempuh melalui pengembangan kawasan peternakan nasional yaitu komoditas strategis dan unggulan peternakan antaralain seperti sapi potong. Pengembangan kawasan peternakan nasional ini merupakan keterpaduan kegiatan dari hulu sampai hilir yang melibatkan berbagai aspek masyarakat dan pemerintahan. Kebutuhan akan protein hewani masyarakat Indonesia saat ini semakin tinggi sedangkan ketersediaan daging sapi dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan tersebut, kondisi ini menyebabkan harga daging sapi kian melambung tinggi sementara daya beli masyarakat masih cukup rendah. Untuk mengatasi permasalahan ini berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah dengan melaksanakan Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat, dengan output tercapainya produksi daging yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan jumlah konsumsi daging sapi di masyarakat pada umumnya. BPTU-HPT Indrapuri merupakan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang memiliki tugas pokok melaksanakan pemuliaan, produksi, pemasaran sapi Aceh unggul dan pengembangan HPT, di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai salah satu lembaga perbibitan pemerintah, BPTU-HPT Indrapuri ikut berperan penting dalam mendukung pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat dengan memproduksi bibit sapi Aceh yang bermutu, berkualitas, dan bersertifikat. 7
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Perubahan terus dilakukan secara bertahap oleh BPTU-HPT Indrapuri baik pada aspek manajemen, aspek pelayanan prima maupun aspek teknis. BPTU-HPT Indrapuri terus berupaya melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan yaitu bibit ternak unggul dan bibit/benih HPT salah satunya dilakukan dengan mengupayakan pembangunan serta perbaikan sarana dan prasarana balai sesuai dengan SID dan DID yang ada. Perencanaan program kegiatan ini dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan dengan strategi kegiatan yang jelas dan tepat sasaran, sehingga dapat mengantisipasi permasalahan yang dapat menjadi faktor penghambat pelaksanaan program kegiatan balai. Dalam pelaksanaan tugasnya BPTU-HPT Indrapuri memiliki Visi dan Misi yang mengacu pada Rencana Strategis sebagai berikut: VISI dan MISI Visi
: “Terwujudnya Pembibitan Sapi Aceh untuk pelestarian plasma nutfah serta
produktifitas benih/bibit hijauan pakan ternak di UPT dan Masyarakat.” Misi
:
1. Meningkatkan produktifitas sapi Aceh untuk ketersediaan bibit Sapi Aceh. 2. Melestarikan Sumber Daya Ternak lokal Sapi Aceh (Plasma Nutfah). 3. Meningkatkan produktifitas benih hijauan pakan ternak berkualitas.
2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) BPTU-HPT Indrapuri telah direkomendasikan sebagai kawasan pembibitan ternak berbasis pastura berdasarkan hasil kunjungan Direktur Pakan Ternak dan Komisi Pakan dalam rangka FGD (Forum Group Discussion) yang kemudian disepakati oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Penetapan ini berdampak pada perubahan haluan strategi pengembangan pembibitan ternak di UPT. Rencana kegiatan tahun 2015 BPTU-HPT Indrapuri berfokus pada: 1) Bidang Kesehatan Hewan Pembebasan PHMS untuk 6 (enam) jenis penyakit yaitu Brucellosis, SE (Septichemia Epizootika), Parasit Darah (Anaplasmosis, Babesiosis, Theleriosis) dan IBR (Infectio Bovine Rhinotracheatis). 8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
2) Bidang Pakan Ternak
Penyediaan sumber air untuk balai, ternak dan kebun HPT yang akan dilakukan melalui pembuatan sumur bor, pembuatan bak-bak penampung air di puncak bukit, pemasangan instalasi air baru dan upaya pengaliran air melalui metode gravitasi dari sumber air di atas gunung (alternative). Saat ini ketersediaan air di BPTU-HPT Indrapuri belum mampu memenuhi kebutuhan air untuk kebun rumput potong dan pasture, bahkan pada musim kemarau ketersediaan air untuk ternak dan balai masih belum sepenuhnya dapat terpenuhi. Dalam rangka mendukung upaya pengembangan kawasan berbasis pastura maka ketersediaan air menjadi hal yang paling pokok untuk disegerakan, untuk itu terus dilakukan upaya-upaya pembuatan instalasi air guna memenuhi ketersediaan air pada kebun rumput.
Pembuatan jalan utama lingkar kebun HPT dan pastura.
Pembuatan gudang pakan (konsentrat dan HPT) yang mampu menampung seluruh kebutuhan pakan ternak. Keterbatasan kapasitas gudang yang ada menyebabkan penyimpanan pakan menjadi terbatas. Sempitnya gudang menyebabkan sulitnya upaya pengelolaan penyimpanan pakan konsentrat dan pakan hijauan olahan sehingga dibutuhkan gudang besar rangka baja dan layak, sekaligus berfungsi sebagai tempat pembuatan pakan konsentrat oleh UPT.
Pembuatan gudang dan penyiapan sarana prasarana pendukung pembuatan pakan konsentrat berupa pengadaan mesin pakan konsentrat. Dengan demikian pengadaan pakan konsentrat jadi (pabrikan) akan tetap dilakukan dengan volume yang semakin kecil. Volume pemberian pakan konsentrat di BPTU-HPT Indrapuri diprogram semakin menurun setiap tahun yaitu dari 2.5 Kg/ekor/hari tahun 2013, 2 Kg/ekor/hari tahun 2014, 1.75 Kg/ekor/hari tahun 2015, dan untuk tahun 2016 akan diikuti dengan pembuatan pakan konsentrat secara mandiri untuk mengurangi pembelian pakan konsentrat pabrikan (jadi). Penggunaan pakan konsentrat akan diimbangi oleh perbaikan manajemen produksi hijauan pakan ternak.
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
3) Bidang Pembibitan Ternak Kerusakan kandang ternak seperti lantai, tempat pakan, pagar pembatas kandang dan jalan kandang membutuhkan upaya renovasi dan redesain secara segera. Kerusakan kandang menjadi penghambat program breeding dan pencapaian target produksi bibit sapi Aceh di BPTU-HPT Indrapuri.
4) Bidang Dukungan Manajemen Jumlah dan kapasitas kendaraan yang ada tidak mampu mengankut pegawai yang berangkat kekantor sehingga diperlukan tambahan armada minibus angkutan pegawai. Selain itu juga diperlukan adanya pembangunan asrama balai sebagai tempat kegiatan pelatihan (bimbingan teknis).
Disamping itu, RKT juga memuat arah kebijakan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, program dan kegiatan balai serta indikator pencapaian kinerja tahun 2015. Pembangunan peternakan pada BPTU-HPT Indrapuri dihadapkan pada sejumlah tantangan berkaitan dengan tuntutan terhadap pelestarian sumber daya lokal sapi Aceh sebagai plasma nutfah dan pengembangan hijauan pakan ternak yang berkualitas unggul. Adanya kasus penyakit ternak zoonosis di lingkungan balai merupakan salah satu kendala utama yang harus dihadapi, dalam menghadapi permasalahan tersebut BPTU-HPT Indrapuri berupaya melakukan perbaikan dari berbagai aspek teknis terutama manajemen pemeliharaan ternak. Pemantauan kesehatan ternak juga terus dilakukan secara seksama dan periodik sebagai pencegahan terhadap penyebaran penyakit zoonosis. Target utama dari Rencana Kinerja Tahunan BPTU-HPT Indrapuri adalah peningkatan produksi dan distribusi bibit ternak unggul yang bersertifikat, serta produksi dan penyebaran bibit/benih hijauan pakan ternak yang berkualitas unggul.
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
2.3 Perjanjian Kinerja (PK) Penetapan Kinerja tahun 2015 Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Indrapuri berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ditahun yang sama, penyusunan PK dilakukan setelah ditebitkannya DIPA 2015. Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehtan Hewan selaku pihak kesatu dengan Kepala Balai Pembibitan Ternak unggul dan Hijauan Pakan Ternak Indrapuri selaku pihak kedua, dilakukan pada bulan Maret tahun 2015 dengan menyepakati 4 (empat) sasaran program/kegiatan yang harus dicapai oleh Balai, adapun indikator kinerja yang disepakati adalah: 1. Tercapainya Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit 2. Tercapainya Peningkatan Produksi Ternak 3. Tercapainya Peningkatan Produksi Pakan Ternak, melalui pengembangan HPT dan Pastura serta Produksi bibit/benih HPT 4. Tercapainya Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan. Target dan realisasi dari perjanjian kinerja ini disusun dalam bentuk matriks yang dilaporkan pertriwulan yaitu B03, B06, B09 dan B12 sebagai laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Perjanjian kontrak kinerja tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran akuntabilitas kinerja BPTU-HPT Indrapuri berorientasi pada sasaran program/kegiatan yang telah disepakati bersama dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015, yang mencakup (1) Kinerja bulanan dan triwulan, (2) Kinerja Tahunan, dan (3) Alokasi Anggaran. Sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan suatu indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh Ditjen PKH. Pengukuran indikator kinerja dilakukan dengan melihat realisasi capaian yang telah diperoleh hingga akhir masa anggaran tahun 2015. Tolak ukur keberhasilan atau kegagalan dari sasaran program/kegiatan yang telah disepakati bersama sangat dipengaruhi oleh proses pelaksanaan kegiatan tersebut seperti kegiatan penanganan mutu bibit ternak, peningkatan produksi ternak dan hijauan pakan ternak yang dilaksanakan di BPTU-HPT Indrapuri.
3.1 KRITERIA UKURAN KEBERHASILAN PENCAPAIAN SASARAN Penetapan tingkat keberhasilan kinerja yang dicapai dilakukan dengan membandingakan antara target sasaran program/kegiatan dengan realisasi yang telah dicapai hingga akhir tahun 2015 sesuai dengan apa yang tertuang didalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Keberhasilan pencapaian sasaran berdasarkan realisasi terget kinerja tahun 2015, adapun indikatornya sebagai berikut: a. Kinerja Bulanan dan Triwulanan
Pencapaian Target Kinerja Output Kegiatan sesuai POK/DIPA alokasi Rp. 38.500.805.000,- (Tiga puluh delapan milyar lima ratus juta delapan ratus lima ribu rupiah)
Target penyerapan anggaran Triwulan I 15%, Triwulan II 40%, Triwulan III 70% dan Triwulan IV mendekati 100%
Pelaporan kinerja output fisisk bulanan.
Penyelesaian Kerugian Negara.
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
b. Kinerja Tahunan
Populasi sapi Aceh
: 658 ekor
Kelahiran
: 116 ekor
Produksi bibit
: 29 ekor
Distribusi bibit
: 15 ekor
Kelompok binaan
: 28 kelompok
Peningkatan SDM Perbibitan : 19 orang
Sinkronisasi Berahi
: 20.000 ekor
Pengembangan HPT
: 128 Ha
Produksi bibit dan benih HPT : 605.000 stek/pols dan 6 Kg
Dukungan Manjemen dan
: 1 Dokumen
Dukungan Teknis lainnya Ditjen PKH Adapun kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2015 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, Yaitu: (1) Sangat berhasil (capaian >100%), (2) Berhasil (capaian 80%-100%), (3) Cukup berhasil (capaian 60%-79%), (4) Kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
3.2 PENCAPAIAN SASARAN Pencapaian sasaran tersebut dapat dilihat pada Laporan Akuntabilitas Kinerja secara periodik pertriwulan. Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 BPTUHPT Indrapuri, sasaran strategis yang ingin dicapai oleh BPTU-HPT Indrapuri adalah: Meningkatnya produktivitas sapi Aceh untuk ketersediaan bibit sapi Aceh. Melestarikan sumber daya lokal ternak sapi Aceh (Plasma Nutfah). Meningkatnya produktifitas benih hijauan pakan ternak berkualitas. Ketiga indikator tersebut menjadi tolak ukur dalam penyusunan kontrak kinerja yang terdiri dari target Populasi, Kelahiran, Produksi bibit, Distribusi bibit, kelompok binaan, Pengembangan HPT dan Produksi bibit HPT.
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Grafik 1. Capaian Kinerja 2015
Grafik Capaian Kinerja 2015 Target 658
Realisasi
744 605
116
208 29
53
200 15 8
28 26
19 15
43.2
605
128 128 6 6
1 1
Berdasarkan grafik 1, dapat dilihat capaian kinerja pada 2015 untuk beberapa kegiatan dapat tercapai dengan baik, seperti populasi sapi Aceh, kelahiran, produksi bibit, pengembangan HPT, produksi bibit HPT, produksi benih HPT dan Dukungan manajemen delapan indikator kinerja tersebut menunjukkan hasil yang sangat baik, sementara itu dua indikator kinerja lainya menunjukkan hasil yang cukup terutama pada distribusi bibit dan peningkatan SDM, hasil sangat rendah terlihat pada capaian kinerja dari indikator Sinkronisasi berahi (GBIB). Guna memudahkan monitoring dan evaluasi terhadap Penetapan Kinerja yang dilaksanakan, berikut ini disajikan tabel berupa matriks target dan realisasi pencapain kinerja BPTU-HPT Indrapuri tahun 2015.
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Tabel 2. Capaian Strategis Tahun 2015 No.
Sasaran Program/Kegiatan
Tercapainya peningakatan 1
kualitas dan kuantitas benih dan bibit
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Populasi sapi Aceh
658 ekor
744 ekor
Kelahiran sapi Aceh
116 ekor
208 ekor
179 %
Produksi Bibit
29 ekor
52 ekor
179 %
Distribusi Bibit
15 ekor
8 ekor
53 %
28 kelompok
41 kelompok
146 %
Peningkatan SDM perbibitan
19 Orang
15 Orang
79 %
Sinkronisasi Berahi
20.000 ekor
4231 ekor
21 %
Luasan lahan HPT yang dikelola
128 Ha
128 Ha
100 %
Bibit HPT
605.000 Stek/pols
605.000 Stek/pols
100 %
Benih HPT
6 Kg
6 Kg
100 %
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Ditjen PKH
1 Dok
1 Dok
100 %
Masyarakat
3.
Tercapainya Peningkatan Produksi Ternak Tercapainya Produksi Pakan Ternak a. Pengembangan HPT (Pastura dan Kebun) b. Produksi Bibit/Benih HPT
4.
Tercapainya Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Ditjen PKH
113 %
Pendampingan pembibitan di
2.
Persentase
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat keberhasilan yang dicapai dari masing-masing indikator kinerja. Adapun uraian dari masing-masing indikator kinerja sebagai berikut:
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
1. Tercapainya peningkatan kualitas dan kuantitas benih dan bibit. Populasi sapi Aceh Berdasarkan tabel di atas dapat lihat persentase keberhasilannya mencapai ≥ 100 % (Sangat Berhasil). Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran dengan metode scoring untuk indikator kinerja populasi sapi Aceh adalah berhasil (capaian 80-100%). Tingginya jumlah populasi ternak dikarenakan masih adanya ternak dengan kategori afkir brucellosis yang pada bulan oktober lalu mengalami gagal lelang sehingga belum dapat dikeluarkan dari balai, serta meningkatnya jumlah kelahiran menjadi 2x lipat dari jumlah yang ditargetkan. Kelahiran Pada tabel 3 diatas dapat dilihat angka kelahiran mencapai 208 ekor pada tahun 2015 ini artinya mampu memenuhi target PK ≥ 100 % (Berhasil). Pengaturan sistem perkawinan (kawin alam) di BPTU-HPT Indrapuri sejauh ini cukup baik, angka kelahiran tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan jumlah kelahiran sebanyak 78 ekor dan Desember sebanyak 45 ekor. Mulai terbebasnya balai dari penyakit hewan menular strategis juga menjadi faktor utama meningkatnya angka kelahiran pada tahun 2015. Produksi Bibit Produksi bibit yang dihasilkan di BPTU-HPT Indrapuri telah melalui proses seleksi yang cukup panjang, seperti memiliki performan yang sesuai dengan SNI untuk sapi Aceh yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, lulus uji kesehatan terhadap 6 (enam) penyakit hewan menular strategis yang disepakati oleh Direktorat Kesehatan Hewan. Berdasarkan hasil tersebut maka dikeluarkanya SKLB (Surat Keterangan Layak Bibit). Bibit yang dihasilkan memang belum memperoleh sertifikat LsPro namun telah memiliki SKLB sehingga sudah layak untuk di pasarka/diedarkan di masyarakat. Distribusi Bibit Persentase keberhasilan untuk distribusi bibit baru mencapai 53% (Kurang). Permintaan akan bibit ternak sapi Aceh baru sebatas pada kelompok peternak, Dinas Peternakan atau yang membidangi fungsi peternakan dan tentunya harus disesuaikan dengan ketersediaan bibit sapi Aceh yang ada di BPTU-HPT Indrapuri. Untuk itu BPTU-HPT Indrapuri terus berupaya mempromosikan bibit sapi Aceh baik ditingkat daerah maupun nasional agar lebih dikenal dimasyarakat luas. 16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Permintaan akan bibit ternak unggul pada tahun 2015 ini berasal dari dinas Perternakan kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Barat, distribusi bibit tersebut dilakukan dengan mengeluarkan Surat Keterangan Layak Bibit dari BPTU-HPT Indrapuri. Pendampingan Pembinaan di Masyarakat Pembinaan kelompok ternak untuk tahun 2015 dipusatkan pada 14 Kabupaten/Kota di propinsi Aceh; 1) Kota Sabang, 2) Aceh Besar, 3) Aceh Jaya, 4) Nagan Raya, 5) Aceh Barat, 6) Aceh Selatan, 7) Aceh Tamiang, 8) Kota Langsa, 9) Aceh Timur, 10) Aceh Utara, 11) Bireuen, 12) Aceh Tengah, 13) Bener Meriah, 14) Pidie dengan jumlah sebanyak 28 kelompok. Pembinaan kelompok ini diharapkan agar nantinya dapat menjadi sentra bibit guna pelestarian plasma nutfah sapi Aceh. Persentase keberhasilan untuk kegiatan pembinaan bibit ternak ≥100% (Sangat berhasil), Peningkatan SDM perbibitan Peningkatan SDM ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan teknis pejabat fungsional terutama dalam bidang perbibitan, pelatihan yang dilakukan seperti diklat dasar, pelatihan PKB, ATR dan IB serta pelatihan recording dan uji performan. Capaian yang diperoleh dari kegiatan ini hanya ≤ 80% hal ini dikarenakan terbatasnya pemanggilan peserta pelatihan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan. Sehingga realisasi target tidak dapat terpenuhi, namun anggaran untuk kegiatan ini sendiri tetap dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya dalam bidang peningkatan SDM.
2. Tercapainya peningkatan produksi ternak Sinkronisasi Berahi Persentase keberhasilan dari kegiatan ini kurang berhasil dengan capaian realisasi yang diperoleh hanya sebesar 21%. banyak faktor yang menjadi penyebab kegagalan dari kegiatan ini, diantaranya terlambatnya penandatangan pedum kegiatan sehingga kegiatan baru dapat dilaksanakan pada bulan Agustus, kurangnya minat masyarakat di beberapa kabupaten/kota terhadap Inseminasi Buatan (IB), sistem peternakan di masyarakat yang masih bersifat semi intensif (digembalakan), lokasi/area pemeliharaan yang cukup jauh, kurangnya pemahaman masyarakat
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
tentang manfaat dari GBIB, serta penetapan target akseptor yang terlalu tinggi sehingga tidak sesuai dengan kenyataan (real) lapangan.
3. Tercapainya produksi pakan ternak Pengembangan HPT (Pastura dan Kebun rumput) Pengembangan HPT seluas 128 Ha terdiri dari Pastura 88 Ha yang meliputi pembukaan padang gembala 15 Ha dan pemeliharaan padang gembala seluas 73 Ha, dan untuk kebun rumput potong seluas 40 Ha. yang meliputi pengembangan kebun rumput 5 Ha dan pemeliharaan kebun rumput seluas 35 Ha, sudah terealisasi sepenuhnya dengan persentase capaian kinerja sebesar 100% (berhasil). Produksi Bibit/Benih HPT Keberhasilan lainya juga dapat dilihat dari jumlah produksi bibit HPT yang ditargetkan sebanyak 605.000 stek/pols dan benih HPT sebanyak 6 Kg, ternyata keduanya mampu memenuhi target dengan persentase capaian kinerja sebesar 100% (berhasil). Hal ini dikarenakan sistem pemeliharaan HPT yang membaik, dan ketersediaan air yang sudah mulai mencukupi untuk kebutuhan kebun rumput.
4. Tercapainya dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen PKH Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen PKH Penyusunan dokumen pada kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan terlaksana.
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
3.3 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN SASARAN STRATEGIS Pencapaian/keberhasilan yang diperoleh pada tahun 2015 ini dapat dikatakan kurang maksimal, adaanya kegiatan tambahan yang diberikan seperti GBIB (Gertak Berahi dan Inseminasi Buatan) yang pelaksanaan kegiatannya sendiri baru dapat di mulai pada triwulan kedua setelah terbitnya pedum kegiatan, mengingat waktu pelaksaaan kegiatan yang sangat terbatas menjadikan kegiatan ini tidak dapat terlaksana secara maksimal, sehingga hasil yang diperolehpun menjadi sangat tidak memuaskan. Hal ini tentu saja mempengaruhi capaianan kinerja balai secara keseluruhan, meskipun hasil yang dicapai dari kegiatan lainya sangat memuaskan. Capaian yang diperoleh pada bidang kesehatan hewan dapat terukur dari berkurangnya jumlah angka kesakitan pada ternak terutama yang bersifat PHMS (penyakit hewan menular strategis) hal ini berdasarkan dari hasil pemeriksaan laboratorium yang terus dilakukan secara berkelanjutan. Jumlah ternak yang terinfeksi Brucellosis pertahunnya terus mengalami penurunan (semakin sedikit) pada tahun 2015 jumlah ternak yang positif berdasarakan hasil pemeriksaan dengan metode RBT (Rose Bengal Test) berjumlah 1 (satu) ekor dan sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutanya dengan menggunakan metode CFT (Comlpemen Fixation Test) dari BVet Regional I Medan. Pemeriksaan kesehatan ini akan terus dilakukan secara kontinyu sehingga dapat dihasilkan ternak-ternak yang berkualitas tinggi dengan manajemen kesehatan yang baik sehingga mampu menghasilkan bibit ternak dengan kualitas unggul. Permintaan akan bibit ternak dari masyarakat umum maupun instansi pemerintahan mulai mengalami peningkatan, meskipun belum sebanyak yang diharapkan, untuk itu pada tahun 2016 BPTU-HPT Indrapuri harus lebih gencar dalam mempromosikan product (bibit ternak, benih dan bibit HPT) yang dihasilkan kepada masyarakat, yang tentunya juga harus diikuti dengan peningkatan jumlah ketersediaan bibit ternak dan bibit/benih HPT, untuk memenuhi pangsa pasar. Peran aktif para pengawas bibit ternak dalam melakukan penyeleksian ternak, pencatatan, dan pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap kualitas bibit yang dihasilkan. Ketersediaan pakan hijauan juga sangat berperan penting dalam menghasilkan bibit ternak yang berkualitas. Untuk itu pada tahun 2015 BPTU-HPT Indrapuri melakukan pengembangan kebun HPT menjadi jauh lebih luas dari tahun-tahun sebelumnya dengan membuka beberapa hektar lahan baru yang sebelumnya 19
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
merupakan hutan belantara hal ini dikarenakan sudah mulai diterapkannya pemeliharaan ternak yang berbasis pastura, yang tentu saja membutuhkan padang pengembalaan yang mampu menampung ternak gembala dalam jumlah besar dan difokuskan pada beberapa plot kebun pastura. Pembuatan jalan produksi/ lingkar kebun sangat dirasakan manfaatnya mengingat luas lahan BPTU-HPT Indrapuri yang cukup luas yaitu 438 Ha namun belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena tidak adanya akses/jalan menuju ke area tersebut. Untuk itu pada tahun 2015 dilakukan pembuatan jalan produksi dan pembukaan kebun rumput dan pastura yang nantinya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan akan pakan hijauan, tentu saja hal ini juga diikuti dengan pembangunan instalasi air pada area kebun tersebut. Pendampingan pembibitan di masyarakat, memberikan gambaran yang cukup jelas tentang populasi ternak terutama sapi di Propinsi Aceh. Kegiatan ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari antusiasme Dinas Peternakan atau yang membidangi fungsi peternakan pada lokasi binaan dimasing-masing Kabupaten/Kota di Propinsi Aceh. Kegiatan ini sendiri bertujuan menjaring sentra pembibitan Sapi Aceh dan untuk lebih mengenalkan sapi Aceh kepada masyarakat luas. Output yang diharapakan dari kegiatan ini adalah dapat terpetakanya lokasi/wilayah yang dapat dijadikan sebagai penghasil sumber bibit sapi Aceh. Keberhasilan yang dicapai pada tahun 2014 memungkinkan terjadinya peningkatan target untuk tahun berikutnya, seperti yang terjadi pada tahun 2015 terdapat peningkatan target kegiatan /indikator kinerja dari beberapa kegiatan yang sama dengan tahun 2014, seperti populasi, kelahiran, produksi bibit, distribusi bibit, kelompok binaan di Masyarakat, pengembangan HPT dan jumlah produksi bibit HPT, hal ini dapat terlihat pada grafik 2 berikut ini.
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Grafik 2. Perbandingan Target dan Realisasi Thn. 2014 dengan Target dan Realisasi Thn 2015
Grafik Evaluasi Perbandingan 744 605
658 800 600
630 569
208 52
116
400 100
200
29
100 14
0
11
11
41
8
15
20
26
28 120
120
Realisasi 2014
Target 2015
280
0
Target 2014
128
605 128 326.63
Target 2015
Target 2014
Realisasi 2015
Tabel 3. Capaian Strategis Tahun 2014 No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Persentase
596 ekor
630 ekor
105,7%
Populasi sapi
Jumlah populasi sapi
Aceh
Aceh
2
Kelahiran
Jumlah Kelahiran
100 ekor
100 ekor
100%
3
Produksi Bibit
Jumlah Produksi Bibit
14 ekor
0 ekor
0%
4
Distribusi Bibit
Jumlah Distribusi Bibit
11 ekor
11 ekor
100%
5
Kelompok
Jumlah Kelompok Binaan
20 kelompok
26 kelompok
130%
Jumlah Pengembangan HPT Jumlah Produksi Bibit HPT
120 Ha
120 Ha
100%
28.000 stek/pols
32.663 stek/pols
116,6%
1
Binaan 6 7
Pengembangan HPT Produksi Bibit HPT
Penetapan target peningkatan populasi berdasarkan pada analisa potensi bibit yang dilakukan selama kurun waktu 5 tahun (2015-2019) yang mengacu pada jumlah populasi tahun-tahun sebelumnya.
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Pada kelahiran juga mengalami peningkatan target ditahun 2014 target kelahiran sebesar 100 ekor dan dapat terealisasi 100%, pada tahun 2015 target kelahiran sebesar 116 ekor (16 ekor lebih banyak dari tahun sebelumnya) Penetapan target produksi ternak mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari target tahun sebelumnya (2014) hal ini dikarenakan pada tahun 2014 penetapan target produksi ternak hanya berdasarkan pada ternak-ternak yang telah mendapatkan sertifikasi produk dari LSPro Kementerian Pertanian, sementara itu jumlah produksi yang dihasilkan berdasarkan uji performan dengan melakukan perangkingan yang mengacu pada SNI sapi Aceh mencapai 40 ekor dan memiliki SKLB (Surat Keterangan Layak Bibit) seperti yang dianjurkan oleh Komisi Bibit, untuk itu ditahun 2015 penetapan produksi ternak tidak hanya mengacu pada Sertifikat Layak Bibit saja namun juga ditambahkan dengan ternakternak yang telah memiliki SKLB dari balai. Sampai saat ini BPTU-HPT Indrapuri masih terus berupaya agar dapat memperoleh Sertifikat Bibit yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Produk, dengan terus berbenah pada sistem pemeliharan, recording ternak dan kesehatan ternak. Distribusi atau permintaan akan Bibit ternak pada tahun 2014 dapat terpenuhi 100% dari jumlah target yang ditetapkan sebanyak 11 ekor, pada tahun 2015 target distribusi ditingkatkan menjadi 15 ekor namun hanya mampu terealisasi sebesar 53% atau sebanyak 8 ekor. Dalam hal ini BPTU-HPT Indrapuri harus lebih genjar lagi dalam mempromosikan bibit unggul yang dihasilkan kepada masyarakat umumnya dan pemda /dinas khususnya. Pembinaan kelompok ternak (pendampingan) mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun sebelumnya, seperti yang terlihat pada grafik 2 di atas, hal ini di karenakan besarnya animo masrayakat khususnya para kelompok peternak terhadap program/kegiatan yang dilaksanakan oleh BPTU-HPT Indrapuri. Dimana pada pendampingan tersebut peternak juga dibekali dengan pelatihan recording, pelaksanaan uji performan dan penangan kesehatan yang dilakukan oleh petugas. Pengembangan HPT pada tahun 2015 dengan melakukan pembukaan lahan baru dan memanfaatkan lahan tidur yang terdapat dilingkungan BPTU-HPT Indrapuri, pembukaan lahan ini diawali dengan pembuatan jalan lingkar kebun, namun belum semua plot dapat langsung dimanfaatkan perlu pengolahan dan perawatan yang lebih ekstra agar dapat segera termanfaatkan, yang nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal pada tahun berikutnya guna memenuhi kebutuhan HPT di balai. Target 22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
pengembangan HPT pada tahun 2015 seluas 128 Ha artinya mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang menargetkan pengambangan seluas 120 Ha. Produksi Bibit HPT berbanding lurus dengan pengembangan lahan hijauan pakan ternak, semakin luasnya lahan hpt yang termanfaatkan maka akan semakin tinggi pula produksi bibit hpt yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan realisasi produksi bibit hpt pada tahun 2015 sebesar 605.000 stek/pols yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 326.630 stek/pols. Pencapaian/keberhasilan yang diperoleh pada tahun 2015 ini juga merupakan hasil evaluasi dari tahun-tahun sebelumnya, yang tergambar pada tabel berikut: Tabel 4. Matriks Indikator Kinerja 2010-2014
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan dari tahun ke tahun dibeberapa
indikator
kinerja
seperti
pada
populasi
ternak,
kelompok
binaan,
pengembangan HPT dan produksi HPT pada 4 (empat) indikator kinerja tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sementara itu untuk kelahiran, produksi bibit dan distribusi bibit mengalami penurunan yang cukup besar pula, hal ini dikarenakan pada pertengahan tahun 2013 diketahui ternak-ternak yang terdapat di BPTU-HPT terinfeksi penyakit hewan menular strategis yaitu Brucellosis, sehingga menekan angka kelahiran, produksi dan distribusi. Pada indikator kinerja populasi sapi Aceh terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 s/d tahun 2012 dan pada tahun 2013 s/d tahun 2014 mengalami penurunan populasi yang dikarenakan pelelangan ternak afkir dengan kategori sakit (brucellosis) dan afkir berdasarkan hasil uji performan, tua, tidak produktif, cacat fisik, warna. 23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
3.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN Anggaran pelaksanaan kegiatan untuk BPTU-HPT Indrapuri berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) dengan jumlah anggran awal sebesar Rp. 24.538.949.000,- anggaran tersebut mengalami revisi pada pertengahan tahun tepatnya Maret 2015 menjadi Rp. 38.500.805.000,- penggunaan anggaran dibagi ke dalam 4 (empat) kegiatan pokok yaitu (1) Peningkatan produksi ternak Rp. 13.910.456.000,- (2) Peningkatan produksi pakan ternak Rp. 9.728.000.000,- (3) Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit Rp.7.556.804.000,- (4) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen PKH Rp. 7.305.545.000,Realisasi capaian penggunaan anggaran pada BPTU-HPT Indrapuri sampai akhir Desember 2015 sebesar Rp. 27.684.589.583,- atau 71,91 % dari total anggaran yang diberikan (lihat lampiran 2).
3.5 HAMBATAN DAN KENDALA Dalam pelaksanaan program/kegiatan balai yang berkaitan dengan kontrak kinerja ada saja hambatan dan kendala yang dihadapi, baik dari aspek administrasi, manajemen maupun teknis (pelaksanaan dilapangan) yang masih dihadapi hingga saat ini adalah : 1) Aspek administrasi Kurangnya tenaga administrasi yang memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan tugas administrasi, sehingga mengharuskan beberapa tenaga teknis menjadi tenaga administrasi. 2) Aspek manajemen Kegiatan/program kerja balai sering kali pelaksanaannya menjadi terhambat atau sama sekali tidak dapat dilaksanakan karena adanya pemotongan anggaran yang sering terjadi pada tengah tahun berjalan. 3) Aspek Teknis a. Kandang dan kontruksi kandang yang dibangun pada tahun 2011-2012 belum memenuhi aspek kesehatan dan kelayakan untuk ditempati ternak, sehingga sangat berdampak terhadap perkembangan ternak, kerusakan pada fasilitas kandang seperti bak pakan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ternak hal ini dikarenakan tak jarang pakan bercampur dengan kerikil yang berasal dari reruntuhan bak pakan, kondisi pagar kandang yang terbuat dari 24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
batu bata hampir sebagian besarnya ambruk/runtuh sehingga tidak adalagi pembatas antar kandang hal ini menyebabkan ternak rawan untuk bercampur, kejadian ini mengakibatkan pengelompokkan ternak
harus dilakukan
berulang kali. b. Kurangnya kontruksi kandang peneduh untuk melindungi ternak dari hujan yang menyebabkan lingkungan kandang menjadi lembab dan basah. Hal ini memicu berbagai gangguan kesehatan ternak seperti gangguan reproduksi, respiratori, pencernaan. c. Kandang karantina belum begitu memadai padahal sangat dibutuhkan untuk menangani ternak sakit yang dalam tahap perawatan.
3.6 UPAYA DAN TINDAK LANJUT Upaya perubahan dan perbaikan terus dilakukan oleh BPTU-HPT Indrapuri, dengan berpedoman pada RKT 2015. Seperti; penanganan kesehatan ternak yang dilakukan secara terus-menerus guna mencegah terjadinya penyebaran penyakit pada lingkungan balai, dan pemberantasan penyakit hewan menular strategis dengan melakukan pemeriksaan laboratorium rutin dalam hal ini bekerjasama dengan Balai Veteriner yang membidangi fungsi kesehatan ternak. Perbaikan sarana dan prasarana kandang, yang dilakukan secara bertahap mengingat terbatasnya jumlah anggaran yang ada. Pada tahun 2015 telah dilakukan perbaikan terhadap kandang C, dengan merubah konsep kandang yang sebelumnya menjadi lebih baik, layak huni dan sesuai dengan peruntukan/fungsi. Pembuatan pagar kandang dan jalan pada lingkungan kandang. Perbaikan pada sistem manajemen produksi hijauan pakan ternak, yaitu dengan pembuatan jalan utama lingkar kebun HPT dan pastura agar lahan yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal, pembuatan/pemasangan pengaliran sumber air dari bak penampungan utama untuk memenuhi kebutuhan air pada kebun rumput dan pembangunan gudang rangka baja yang diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan pakan hijauan dan konsentrat serta sebagai tempat pengolahan pakan konsentrat mandiri yang dilengkapi dengan pembelian mesin pengolah pakan.
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
BAB. IV PENUTUP Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Indrapuri, berdasarkan pada program/kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015, yang menggambarkan secara rinci tentang keberhasilan maupun hambatan yang ditemui pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung. Laporan ini merupakan wujud pertanggung jawaban terhadap program/kegiatan yang menjadi komitmen BPTU-HPT Indrapuri dalam upaya melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance). LAKIP ini disusun seobjektif mungkin agar dapat mencerminkan kinerja BPTU-HPT Indrapuri selama tahun anggaran 2015 dengan menyajikan informasi capaian kinerja yang telah berhasil dicapai maupun yang belum berhasil pada pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra, Rencana Kinerja Tahunan maupun Penetapan Kinerja, Indikator-indikator keberhasilan telah dirumuskan sedemikian rupa agar pengukuran kinerja mengandung objektivitas yang optimal. Namun pengumpulan data kinerja ternyata bukan merupakan hal yang mudah, di samping harus mengolah sistem data kinerja yang ada dimasing-masing bidang dan bagian. Faktor penentu lainnya adalah keterbatasan sumber daya manusia dalam pelaksanaan kegitan teknis maupun non teknis. Bagaimanapun hasilnya LAKIP ini dapat menjadi umpan balik yang berguna bagi pengembangan sistem akuntabilitas kinerja dan peningkatan kinerja BPTU-HPT Indrapuri, serta dapat memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan amanah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melaksanakan kegiatan pemuliaan, pemeliharaan, produksi dan pemasaran bibit unggul sapi Aceh. BPTU-HPT Indrapuri berupaya mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menyiasati berbagai permasalahan dan kendala yang ada, guna tercapainya kinerja yang lebih baik.
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Gambar 1. Maket Pengembangan Balai
Gambar 2. Pembuatan dan Perkerasan Jalan Produksi
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Gambar 3. Pembuatan kandang pemeliharaan ternak.
Gambar 4. Pembangunan gudang pakan dan Jembatan timbang
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Gambar 5. Pembangunan Pagar Kandang dan Jalan Lingkungan Kandang
Gambar 6. Pengolahan lahan HPT
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Gambar 7. Kegiatan GBIB (Gertak Berahi dan Inseminasi Buatan
Gambar 8. Pendampingan Kelompok Pembibitan Ternak di Masyarakat.
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Gambar 9. Penjualan Bibit
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Lampiran 1 SDM BPTU-HPT Indrapuri Berdasarkan Pendidikan dan Jabatannya Tahun 2015
1. Tingkat Pendidikan Magister/S2
5 Orang
Dokter Hewan
7 Orang
Sarjana Peternakan/Pertanian 22 Orang Sarjana Lainya 3 Orang Diploma III
5 Orang
Snakma 15 Orang SLTA 17 Orang STM
2 Orang
SLTP
2 Orang
SD
2 Orang
2. Pejabat Struktural (5 Orang) Kepala Balai (Eselon III)
1 Orang
Kepala Seksi/Sub Bagian (Eselon IVa)
4 Orang
3. Pejabat Fungsional Khusus (43 Orang) Pengawas Bibit Ternak 15 Orang Pengawas Mutu Pakan 17 Orang Medik Veteriner
6 Orang
Paramedik Veteriner
5 Orang
4. Pejabat Fungsional Umum (32 Orang)
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Lampiran 2. Realisasi Keuangan
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja (PK)
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – Tahun 2015
Lampiran 4. Matriks Capaian Kinerja Tahun 2015, B03,B06, B09, B12
37
BPTU-HPT INDRAPURI Jl. Banda Aceh –Medan KM. 25 Desa Reukih Dayah Kec. Indrapuri Kab. Aceh Besar Email:
[email protected]