LAPORAN KIN ERJA (11(j) PERWAKILAN RI STOCKHOLM TAHUN 2015
KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA UNTUK KERAJAAN SWEDIA MERANGKAP REPUBLIK LATVIA
RINGKASAN EKSEKUTF
Penyusunan Laporan Kinerja KBRI Stockholm tahun 2015 dibuat dalam rangka implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI di luar negeri, sebagaimana diatur dalam Permenpan no. 53 Tahun 2014 tentang Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja KBRI Stockholm
mi
merupakan laporan dari pelaksanaan Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) KBRI Stockholm tahun 2015 yang memberikan gambaran secara detail tentang sasaran dan strategi pencapaian kegiatan-kegiatan KBRI Stockholm. Dalam dokumen
mi
juga dimuat uraian program-program dan kegiatan-kegiatan operasional yang
telah dilaksanakan dalam tahun 2015, dalam rangka mencapal sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam dokumen
mi
dipaparkan pula tentang tingkat pencapaian
kinerja unit terkait selama tahun 2015 dengan menggunakan indikator-indikator kinerja kegiatan berupa input, output, dan outcome sebagai alat ukur pencapaian kinerja KBRI Stockholm yang dikaitkan dengan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan untuk KBRI Stockholm.
Pada tahun 2015 mi, KBRI Stockholm telah berhasil memenuhi target yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahun
mi,
berdasarkan perencanaan dan alokasi anggaran
yang tercantum pada dokumen RKT, KBRI Stockholm menargetkan untuk mencapai 31 sasaran strategis, yang tingkat capaiannya dapat diukur melalui capaian Indikator Kinerja Utama (IKU).
Untuk melaksanakan aktivitas tersebut, pada tahun 2015 KBRI Stockholm telah menghabiskan anggaran dalam DIPA sebesar Rp 24.873.117.133.,- (dua puluh empat miliar deapan ratus tujuh puluh tiga juta seratus tujuh belas ribu seratus tiga puluh tiga rupiah), dari anggaran DIPA yang diterima sebesar Rp 27.985.227.000.,- (dua puluh tujuh miliar sembilan ratus delapan puluh lima juta dua ratus dua puluh tujuh ribu rupiah). Dengan persentase realisasi sebesar 89%.
111
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
iii
INDIKATOR KINERJA UTAMA
iv
BABI
BAB II
PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG
1
B.
TUGAS DAN FUNGSI
2
C.
STRUKTURORGANISASI
3
D.
ASPEK STRATEGIK ORGANISASI
4
E.
SISTEMATIKA PENYAJIAN
4
PERECANAAN KINERJA
6
A. RENCANA STRATEGIS
6
1. Pernyataan Vlsi
6
2. Pernyataan Misi
6
3. Tujuan
8
4. Sasaran
9
B. PENETAPAN KINERJA
9
C. PROGRAM DAN KEGIATAN
12 12
D. REALISASI ANGGARAN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BABV
1
14
A. GAMBARANUMUM
14
B. CAPAIAN INDIKATOR UTAMA
14
C. ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN
18
PENUTUP
34
A. KESIMPULAN
34
B. KENDALA-KENDALA
34
C. PEMECAHAN MASALAH
35
LAM PIRAN A. Matriks Rencana Strategis (Renstra) B. Matriks Perjanjian Kinerja (PK) C. Matriks Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) D. Matriks Pengukuran Pencapalan Sasaran (PPS) 11
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2014, KBRI Stockholm telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka menngkatkan hubungan dan kerjasama antara Indonesia dengan Swedia dan Republik Latvia, balk secara bilateral dan regional, maupun multilateral, di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan kemasyarakatan. Secara umum hubungan kedua negara terus menunjukkan perkembangan yang positif dan produktif. Selama tahun 2014, hubungan bilateral Indonesia-Swedia dan Republik Latvia, yang diwakili oleh KBRI Stockholm menunjukkan kualitas yang baik dan cenderung meningkat.
Laporan Kinerja (LKj) KBRI Stockholm memiliki dua fungsi utama. Pertama sebagai sarana bagi KBRI Stockholm untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada pihak yang berkepentingan; Kedua, merupakan sarana evaluasi atas pencapalan kinerja sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang.
Landasan yuridis formal penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Kementerian Luar Negeri tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1 998 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 3. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 4. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 5. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. UU No. I Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 7. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2005;
1
9. Keputusan Menteri Luar Negeri No. SK.051A/0T11V12004102 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Menteri Luar Negeri No. SK03IA/0T1X1112002102 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Departemen Luar Negeri dan Perwakilan RI di Luar Negeri; 10. Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 2031PAN1712002 tanggal 24 Juli 2002 tentang keharusan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAPORAN KINERJA (LKJ) ) tahun 2001 dan 2002 bagi instansi pemerintah; 11. Surat Keputusan Kepala LAN No. 58911X161Y199 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 12. Surat Keputusan Kepala LAN No. 23911X161812003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 13. Peraturan Menteri Keuangan No. 55/PMK.02/2006 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
B. TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan Keppres 108 tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia Di Luar Negeri, tugas KBRI Stockholm adalah sebagai Perwakilan Diplomatik mempunyal tugas pokok mewakili dan memperjuangkan kepentingan Bangsa, Negara, dan Pemerintah Republik Indonesia serta melindungi Warga Negara Indonesia, Badan Hukum Indonesia di Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional, melalui pelaksanaan hubungan diplomatik dengan Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional, sesuai dengan kebijakan politik dan hubungan luar negeri Pemerintah Republik Indonesia, peraturan perundang-undangan nasional, hukum internasional, dan kebiasaan internasional.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Perwakilan Diplomatik menyelenggarakan fungsi:
a. Peningkatan dan pengembangan kerja sama politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya dengan Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional; b. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama Warga Negara Indonesia di luar negeri; c. Pengayoman, pelayanan, perlindungan dan pemberian bantuan hukum dan fisik kepada Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, dalam hal terjadi ancaman dan/atau masalah hukum di Negara Penerima, sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional, hukum internasional, dan kebiasaan internasional; 2
d. Pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai situasi dan kondisi Negara Penerima; e. Konsuler dan protokol; f.
Perbuatan hukum untuk dan atas nama Negara dan Pemerintah Republik Indonesia dengan Negara Penerima;
g. Kegiatan manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan internal Perwakilan, komunikasi dan persandian; h. Fungsi-fungsi lain sesuai dengan hukum dan praktik internasional.
C. STRUKTUR ORGAN ISASI
Susunan Organisasi Perwakilan sebagai wadah struktural guna menampung beban tugas dan volume pekerjaan yang ada di perwakilan ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor SK06/AIOT/2004/01 tanggal 1 Juni 2004 yang berdasarkan bobot misi, kegiatan, intensitas dan derajat hubungan dengan Kerajaan Swedia dan Republik Latvia adalah sebagai berikut:
Unsur Pimpinan
: Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
Unsur Pelaksana
: Minister Counsellor Counsellor Sekretaris I
Unsur Penunjang
: Bendahara dan Penata Kerumah-Tanggaan Petugas Komunikasi.
Sedangkan dalam pelaksanaan tugas, semua unsur dibantu oleh pegawai setempat yang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Luar Negeri tersebut ditetapkan paling banyak 9 (sembilan) orang dengan formasi yang disesuaikan dengan misi dan kebutuhan Perwakilan.
Saat penyusunan Laporan Kinerja (LKj) 2015 pada bulan Desember 2015, susunan home staffs KBRI Stockholm adalah sebagai berikut:
Unsur Pimpinan:
Dewa Made Juniarta Sastrawan,
Duta Besar Luar Biasa
Bekuasa Penuh/ Kepala Perwakilan.
Unsur Pelaksana:
Ahmad Mulia Karnida, Minister Counsellor, HOC/Fungsi Protokol dan Konsuler 3
H idayat Atjeh, Counsellor, Fungsi Pensosbud Febrian Irawati Mamesah, Sekretaris I, Fungsi Politik dan Ekonom i
Unsur Penunjang:
Miftahul Azizah, Bendahara dan Penata Kerumah-Tanggaan Ayi Dianitasari, Petugas Komunikasi.
Pada bulan Desember 2015 tercatat sebanyak 6 (enam) orang pegawai setempat yang bekerja di KBRI Stockholm. Unsur Pimpinan sebagai Kepala Perwakilan dengan gelar Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh juga tercatat membawa 3 (tiga) orang staf bawaan yang ditanggung oleh negara, masingmasing sebagai Sekretaris Pribadi, Kepala Rumah Tangga dan Pembantu Rumah Tangga.
D. ASPEK STRATEGIK ORGANISASI
Pencapaan Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan KBRI Stockholm untuk tahun 2015 sangat dipengaruhi oleh kondisi organsasi Perwakilan pada tahun tersebut, yaitu: 1. KBRI Stockholm memiliki sumber daya manusia sebanyak 6 orang Home Staff yang terdiri dari Unsur Pimpinan (1), Unsur Pelaksana (3), dan Unsur Penunjang (2), serta Local Staff sejumlah 6 orang. 2.
Gedung KBRI Stockholm pada awal Agustus 2010 pindah ke Kungsbroplan 1 /4 tr, 11227 Stockholm, Swedia dan masih sewa. Masa sewa berlaku mulal tanggal 30 September 2013 sld 30 September 2016.
3.
KBRI Stockholm telah memiliki Wisma Duta di Hagröken 8 Lidingö, Stockholm.
4.
KBRI Stockholm memiliki sarana mobilitas 8 unit kendaraan dinas. Kondisi kendaraan pada umumnya baik, namun karena usia kendaraan yang cukup tua mendorong KBRI untuk melakukan pemeliharaan dengan dana yang cukup besar.
5.
KBRI Stockholm telah memiliki sistem jaringan komputer lokal (LAN) dengan 2 unit router server yang terhubung ke 19 komputer pengguna, serta telah memiliki website sebagai salah satu sarana publikasi dan informasi kegiatan.
6.
KBRI Stockholm telah menerima DIPA Tahun 2015, dan menyusun program-program kerja KBRI Stockholm.
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika Laporan Kinerja (LKj) KBRI Stockholm tahun 2015 adalah sebagai berikut:
KATA PENGANTAR DAFTAR 151 RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR KINERJA UTAMA
Bab I
:
Pendahuluan, menguraikan Latar belakang penyusunan Laporan Kinerja (LKj), Tugas dan Fungsi, Data Organisasi, Struktur Organisasi, Aspek-aspek Strategik Organisasi, dan Sistematika Penyaj Ian.
Bab II
:
Perencanaan Kinerja, menguraikan Rencana Strategis KBRI Stockholm, Perjanjian Kinerja Tahun 2015, Program dan Rencana Kegiatan, Anggaran Tahun 2015.
Bab III
:
Akuntabilitas Kinerja, berisi gambaran umum Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015, Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), Analisis Pencapalan Sasaran.
Bab IV
:
Penutup, yang berisi uraian Kesimpulan, Kendala Utama
dan
Pemecahan Masalah. Lampiran
Matriks Renstra tahun 2015 - 2019, Matriks RKT tahun 2015, Matriks Penetapan Kinerja tahun 2015, Matriks PKK tahun 2015, dan Matriks PPS tahun 2015
5
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A.
11.1
RENCANA STRATEGIS
Visi
Sejalan dengan Visi Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Visi Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa maka periode 20122014 ditetapkan Visi sebagal berikut:
"Mewujudkan Kepentingan Nasional Melalui Diplomasi Total Pada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Stockholm Guna Terbentuknya Kemitraan Baru Antara Indonesia Dengan Negara Akreditasi".
Guna mewujudkan Visi KBRI Stockholm tersebut, dalam penyusunan Rencana Strategis KBRI Stockholm untuk periode 2015-2019 telah disusun Misi penyelenggaraan Diplomasi di KBRI Stockholm yang mengacu pada empat pilar kehidupan kebangsaan yang termuat dalam pembukaan UUD 1945. Untuk itu Misi Diplomasi KBRI Stockholm senantiasa didasarkan pada empat pilar dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut yang mencerminkan tujuan eksistensi Pemerintah Negara Indonesia yang diarahkan untuk (1) melindungi segenap bangsa Indonesia, (2) mewujudkan kesejahteraan umum, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa dan, (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (bilateral/multilateral). Untuk itu Renstra periode 2015-2019, KBRI Stockholm telah menyusun empat Misi yang dilaksanakan berdasarkan ke-empat fungsi Diplomasi yang ada di KBRI Stockholm, seperti tertuang dalam uraian di bawah ml.
11.2.a Misi Pertama
"Meningkatkan totalitas Diplomasi dan kerjasama Internasional bagi perlindungan WNI/BHI, wi/a yah, pen guatan diaspora Indonesia dan kepentingan nasional Indonesia dan nasional Iainnya ".
Dalam misi pertama mi akan diterapkan diplomasi politik, pertahanan/keamanan, hukum dan sosial-budaya yang ditujukan untuk melindungi dan memperjuangkan
kepentingan Negara, Bangsa dan Pemerintah Indonesia di negara akreditasi, termasuk didalamnya melindungi kepentingan Indonesia untuk mempertahankan integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terkait dengan kepentingan Bangsa, melalul misi pertama mi akan dilakukan diplomasi untuk penguatan Diaspora Indonesia di negara akreditasi. Dalam pelaksanaan misi pertama mi juga akan ditingkatkan Diplomasi Indonesia untuk meningkatkan kerjasama promosi dan perlindungan HAM dan penguatan lembaga demokrasi di Indonesia.
112.b Misi Kedua
"Meningkatkan totalitas Diplomasi dan kerjasama Internasional bagi perluasan sumber sumber kesejahteraan dan kemakmuran rakyat"
Melalui misi yang kedua ini akan dilaksanakan diplomasi ekonomi dan pembangunan untuk mendukung upaya nasional Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia yang akan dilaksanakan melalui berbagai kerjasama ekonomi dan pembangunan bilateral antara Indonesia dengan negara akreditasi. MeIaui pencapalan misi kedua mi juga akan dilaksanakan seoptimal mungkin diplomasi untuk pelaksanaan pencapaian sasaran MP3EI di seluruh koridor pembangunan ekonomi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam mencapai misi kedua mi juga akan ditingkatkan diplomasi untuk mencapai kondisi ideal bagi keamanan pangan dan energi Indonesia, termasuk tingkat keseimbangan yang optimal dalam melaksanakan pembangunan ekonomi dan perlindungan Iingkungan hidup.
II.2.c Misi Ketiga £rMeningkatkan totalitas diplomasi dan kerjasama Internasional untuk meningkatkan citra Indonesia di mata internasional".
Untuk menyikapi derasnya globalisasi penyebaran informasi yang didukung oleh pesatnya perkembangan lOT dan media, maka KBRI Stockholm akan menerapkan misi ketiga mi dengan menekan pada pelaksanaan publik diplomasi yang efektif yang didukung oleh kerjasama bilateral Indonesia dengan negara akreditasi yang tidak saja akan ditujukan rA
untuk Iebih memperkenalkan Tanah Air, Bangsa dan Budaya Indonesia, tetapi juga akan difokuskan pada kerjasama untuk mempromosikan dan memperkuat interfaith and intercultural dialogue.
Pencapaian misi mi akan didukung dengan berbagai kegiatan pameran dan pertunjukan serta promosi seni dan budaya Indonesia, termasuk peningkatan dan perluasan liputan terhadap berbagai inisiatif dan peran Indonesia dalam berbagai forum internasional yang ditujukan untuk pemeliharaan perdamaian dan peningkatan kesejahteraan dunia.
11.2.d Misi Keempat aMeningkatkan pen guatan Dip/omasi dan kerjasama internasional bagi advokas poleksosbud hankam menuju perdamalan dunia dan pen yelesaian konflik'
Dalam mencapal misi yang keempat mi maka KBRI Stockholm akan senantiasa mengembangkan kerjasama bilateral untuk penanganan berbagai isu global yang menjadi kepentingan Indonesia dan negara akreditasi yang pada gilrannya secara bersama memberikan kontribusi bagi upaya internasional dalam penanganan dan penyelesaian berbagai isu global tersebut.
Untuk itu, diplomasi KBRI Stockholm dalam menangani isu global mi akan didasari pada kepentingan bersama antara Indonesia dengan negara akreditrasi atas isu pelucutan senjata, penegakan dan perlindungan HAM serta perlindungan Iingkungan hidup. III.
TUJUAN dan SASARAN
Dalam rangka implementasi misi tersebut, dirumuskan tujuan-tujuan strategis yang hendak dicapai oleh KBRI Stockholm yaitu:
TUJUAN A. Mewujudkan peningkatan perlindungan WNI dan BHI, wilayah, penguatan diaspora Indonesia dan kepentingan nasional Iainnya termasuk pelayanan kekonsuleran.
SASARAN STRATEGIS 1. Terwujudnya perlindungan WNI dan BHI di wilayah akreditasi. 2. Tercatatnya 750 masyarakat dan diaspora Indonesia di wilayah akreditasi. 3. Terbentuknya kerangka kerjasama bilateral yang baru dengan negara akreditasi dalam rangka modernisasi dan peremajaan hubungan bilateral. 4. Diperolehnya dukungan atas pencalonan Indonesia di organisasi internasional. 5. Diperolehnya dukungan atas integritas dan keutuhan wilayah Indonesia. 6. Diperolehnya dukungan negara akreditasi terhadap inisiatif usulan Indonesia untuk kerjasama bilateral maupun internasional. 7. Terlaksananya 2000 pelayanan kekonsuleran untuk Warga Negara Asing di negara akreditasi.
B. Mewujudkan perluasan sumber-sumber kesejahteraan dan kemakmuran rakyat melalui pemantapan diplomasi dan kerjasama internasional di bidang ekonomi.
1. Terciptanya dukungan bagi upaya nasional untuk peningkatan dan perluasan /diversifikasi produk dan komoditi ekspor Indonesia ke negara akreditasi. 2. Terciptanya dukungan bagi upaya nasional peningkatan ekspor produk perusahaan negara akreditasi di Indonesia (made in Indonesia) ke mancanegara dan peningkatan jumlah investor negara akreditasi ke Indonesia. 3. Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama pembangunan yang baru untuk menunjang pelaksanaan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MPE3I). 4. Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral yang terkait dengan pelaksanaan green economy di Indonesia guna mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (002) sebesar 26/41 % pada tahun 2020. 5. Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral untuk pengembangan ekonomi kreatif dan industri ramah lingkungan di Indonesia. 6. Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral untuk perlindungan Iingkungan hidup dan kehutanan.
7. Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral peningkatan kapasitas (capacity building) untuk mendukung penguatan/peningkatan pelaksanaan good governance dan demokratisasi di Indonesia. 8. Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral untuk penciptaan energi baru dan terbarukan. 9. Terciptanya dukungan bagi kerjasama bilateral untuk pencapaian target MDGs. 10. Terciptanya dukungan bagi kerjasama bilateral untuk pengembangan industri strategis di Indonesia. C. Mewujudkan citra internasional Indonesia yang kredibel melalui diplomasi dan kerjasama internasional.
1. Dikenalnya tanah air, bangsa, dan budaya Indonesia secara lebih luas oleh masyarakat di negara akreditasi. 2. Dikenalnya daerah-daerah tujuan wisata Indonesia selain Bali secara lebih luas oleh masyarakat pelancong di negara akreditasi. 3. Dicapainya kondisi peliputan yang lebih luas dan positif oleh media massa di negara akreditasi. 4. Terciptanya kerjasama bilateral bagi upaya promosi interfaith/intercultural dialog bagi masyarakat yang multikultur.
D. Mewujudkan peningkatan advokasi kepentingan Ipoleksosbudhankam menuju perdamaian dunia dan penyelesaian konflik internasional melalui diplomasi dan kerjasama internasional.
1. Tewujudnya kerjasama bilateral untuk penciptaan dan pemeliharaan perdamaian regional dan global. 2. Terwujudnya kerjasama bilateral untuk promosi dan perlindungan HAM di tingkat regional dan global. Terciptanya kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional promosi demokrasi dan kebebasan internet untuk pembangunan. 4. Terciptanya kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional mengatasi dampak krisis keuangan dan krisis hutang di tingkat regional dan global. 5. Terciptanya kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional bagi perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup. 6. Terciptanya kerjasama bilateral untuk promosi interfaith/intercultural dialog di tingkat regional dan global.
E. Peningkatan Pelayanan Perkantoran
1. Terlaksananya keamanan dan kelancaran penerapan sistem persandian. 10
2. Teriaksananya pembayaran Gaji dan Tunjangan. 3. Teriaksananya penyeienggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran F. Peningkatan Kualitas Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
1. Teriaksananya penggantian barang inventaris lama
B. PENETAPAN KINERJA
Penetapan kinerja KBRI. Stockholm disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan 2015 dan dalam pelaksanaan politik fuar negeri dan penyelenggaraan hubungan fuar negeri serta praktek diplomasi, sangat erat hubungannya dengan faktor eksternal (regional dan global) dan faktor internal (domestik/nasional), yang bahkan tidak jarang berada di luar kendafi Perwakilan. Namun, pengukuran tingkat capaian sasaran strategik setidaknya dapat dii ihat dari sejumlah indikator, yaitu:
Sasaran 1: Meningkatnya perlindungan terhadap WNI/ BHI, wiiayah, penguatan Diaspora Indonesia dan kepentingan nasional Iainnya termasuk pelayanan kekonsuleran.
Indikator Sasaran 1: 1 Tercapainya jumlah peiayanan kekonsuleran dan pert indungan kepada WNI dan BHI di Swedia dan Latvia 2. Terciptanya fasilitasi penyeiesaian kasus bagi WNI dan BHI di Swedia dan Latvia
Sasaran 2: Mewujudkan perluasan sumber-sumber kesejahteraan dan kemakmuran rakyat melalui pemantapan diplomasi dan kerjasama internasional di bidang ekonomi.
Indikator Sasaran 2: 1. Tercapainya jumlah temu usaha dan kunjungan ke perusahaan untuk mewujudkan kerjasama di bidang ekonomi dengan Swedia dan Latvia 2. Tercapainya jumlah presentasi ekonomi yang dilakukan untuk mewujudkan kerjasama ekonomi dengan negara akreditasi 3. Tercapainya jumlah pertemuan dengan pejabat di tingkat pusat dan daerah di Swedia dan Latvia untuk mewujudkan kerjasama di bidang ekonomi. 11
4. Tercapainya jumlah kesepakatan kerjasama di bidang ekonomi antara Indonesia dengan Swedia dan Latvia.
Sasaran 3: Meningkatnya citra internasional Indonesia yang kredibel melalui diplomasi dan kerjasama internasional. Indikator Sasaran 3: 1. Tercapainya jumlah pertemuan masyarakat dan diaspora Indonesia di Swedia dan Latvia untuk penguatan hubungan antar bangsa Indonesia dengan bangsa Swedia dan Latvia 2. Tercapainya jumlah aktifitas pementasan budaya untuk memperkenalkan budaya Indonesia di Swedia dan Latvia 3. Tercapainya jumlah pameran untuk memperkenalkan karya seni, budaya dan pariwisata Indonesia di Swedia dan Latvia 4. Tercapainya jumlah pertemuan untuk koordinasi dan perundingan dengan universitas dan instansi terkait di Swedia dan Latvia untuk meningkatkan jumlah mahasiswa, pengajar dan peneliti Indonesia di Swedia dan Latvia 5. Tercapainya jumlah pengamatan dan pencatatan untuk mengetahui jumlah mahasiswa, peneliti dan pengajar Indonesia di Swedia 6. Tercapainya jumlah pengunggahan berita kegiatan KBRI Stockholm melalui website Kemlu 7. Tercapainya jumlah pengunggahan berita kegiatan KBRI Stockholm melalui website Kem I u
Sasaran 4: Mewujudkan peningkatan advokasi kepentingan Ipoleksosbudhankam menuju perdamaian dunia dan penyeIesaan konflik internasional melalui diplomasi dan kerjasama internasional. Indikator Sasaran 4: 1.
Diperolehnya pernyataan secara lisan pejabat Swedia dan Latvia terhadap NKRI serta dukungan penegakan demokrasi di Indonesia
2.
Tercapainya penyampaian permintaan dukungan secara tertulis dan pertemuan dengan pejabat terkait di Swedia dan Latvia terhadap pencalonan RI pada Organisasi I nternasional
3.
Tercapainya pertemuan dengan pejabat terkait di Swedia untuk menyampaikan permintaan dukungan bagi pencalonan RI pada Organisasi Internasional
12
4.
Diperolehnya jumlah dukungan yang diberikan pemerintah Swedia dan Latvia untuk pencalonan RI di Organisasi Internasional
5.
Tercapainya jumlah pertemuan dengan pejabat pemerintah, anggota parlemen, dan instansi terkait di Swedia dan Latvia untuk mewujudkan kerjasama bilateral antara RI dengan Swedia dan Latvia
6.
Tercapainya jumlah perundingan yang dilakukan untuk mewujudkan kerjasama bilateral antara RI dengan Swedia dan Latvia
Sasaran 5: Peningkatan Pelayanan Perkantoran Indikator Sasaran 5: 1. Terlaksananya perawatan peralatan persandian 2. Terlaksananya pembayaran gaji dan tunjangan staff sesuai dengan ketentuan 3. Terlaksananya pembayaran langganan daya dan jasa 4. Terpenuhinya pembayaran sewa gedung kantor
Sasaran 6: Peningkatan Kualitas Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Indikator Sasaran 6: 1. Terlaksananya pemeliharaan gedung dan bangunan kantor dan wisma 2. Terlaksananya pemeliharaan peralatan dan mesin perkantoran dan wisma sesuai dengan ketentuan 3. Terlaksananya pemeliharaan dan pencatatan inventaris barang milik negara.
C. PROGRAM DAN KEGIATAN
Dari masing-masing Sasaran strategik serta prioritas Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Luar Negeri, KBRI Stockholm telah menetapkan Program yang akan dilaksanakan dalam upaya mencapai Sasaran terkait. Program-program tersebut adalah Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Luar Negeri/Perwakilan.
13
D. REALISASI ANGGARAN
Pada Tahun Anggaran 2015, KBRI Stockholm memperoleh anggaran sebesar Rp 27.985.227.000,- dan realisasi sebesar Rp 24.873.117.133,- dengan presentase sebesar 89%, dengan perincian sebagai berikut:
REALISASI ANGGARAN KBRI STOCKHOLM TAHUN ANGGARAN 2015
Dalam RUPIAH Program
Kegiatan
Anggaran
Realisasi
Sisa Anggaran
Persentase
01/011.01.01
1302002
-
-
-
0,00
01/011.01.01
1302003
1047150000
1038738706
8411294
0,99
01/011,01.01
1302004
391562000
371044543
20517457
0,95
01/011.01.01
1302005
31250000
29375975
1874025
0,94
01/011.01.01
1302 994
25 436 953 000
22 392 856 405
3 044 096 595
0,88
01/011.01,02
1306995
800000000
780879897
19120103
0,98
01/011.01.02
1306 996
215 793 000
200 637 411
15 155 589
0,93
01/011.01.02
1 1306997 1
Total
1
62519000 1
59584196 1
2934804 1
,95
27 985 227 000 1
24 873 117 133 1
3112109867 1
0,89
14
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. GAMBARANUMUM
Secara umum selama tahun 2015 KBRI Stockholm telah berhasil melaksanakan kegiatan strategik yang mengarah pada pencapaian Tujuan dan Sasaran strategik sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra dan RKT tahun 2015. Untuk mengetahul tingkat pencapaian kinerja tersebut, maka ditetapkan beberapa indikator kuantitatif faktual yang memberi kontribusi bagi penentuan tingkat akuntabilitas kinerja yang kredibel bagi KBRI Stockholm.
Selama tahun 2015 KBRI Stockholm telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan strategik yang mengarah pada pencapaian Tujuan dan Sasaran strategik sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra dan RKT. Tujuan dan Sasaran tersebut antara lain: meningkatkan hubungan bilateral dengan negara akreditasi, promosi citra Indonesia di Swedia dan Latvia, perluasan dan peningkatan investasi ekonomi Indonesia, promosi sosial budaya, pendekatan dengan pihak-pihak terkait di negara akreditasi guna memberikan perlindungan bagi WNI/BHI dan kegiatan lainnya yang menjadi misi KBRI Stockholm. Tujuan dan sasaran strategik tersebut dicapai melalul, sebagaimana tercantum di dalam dokumen RKT KBRI Stockholm tahun 2015.
B. CAPAIAN INDIKATOR UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA Pencapaian tujuan dan sasaran strategik dalam pelaksanaan politik luar negeri dan penyelenggaraan hubungan luar negeri serta praktik diplomasi oleh Perwakilan RI sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor eksternal (regional dan global) dan faktor-faktor internal (nasional). Namun demikian, untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan sasaran strategik dari setiap program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh KBRI Stockholm dapat dilihat dari Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut:
1. Terwujudnya pelayanan kekonsuleran dan perlindungan kepada WNI dan BHI di Swedia dan Latvia. Indikator Kinera Output 15
Jumlah 2000 dokumen pelayanan kekonsuleran yang diberikan di wilayah Swedia clan Latvia. 2.
Terciptanya fasilitasi penyelesaian kasus bagi WNI clan BHI di Swedia clan Latvia. Indikator Kinerja Output Jumlah penyelesaian kasus WNI/BHI Indonesia yang difasilitasi.
3.
Diperolehnya pernyataan secara lisan pejabat Swedia clan Latvia terhadap NKRI serta dukungan penegakkan demokrasi di Indonesia. Indikator Kinerja Output Jumlah pernyataan secara lisan pejabat Swedia clan Latvia terhadap NKRI serta dukungan penegakkan demokrasi di Indonesia.
4.
Tercapainya pendekatan ke Kementerian Luar Negeri/Lembaga terkait di Swedia clan Latvia terhadap pencalonan RI di Organisasi Internasional. Indikator Kineria Output Jumlah penyampaian permintaan dukungan secara tertulis clan pertemuan dengan pejabat terkait di Swedia clan Latvia
5.
Tercapainya pertemuan dengan pejabat terkait di negara akreditasi untuk menyampaikan permintaan dukungan bagi pencalonan RI Indikator Kinerla Output Jumlah pertemuan dengan pejabat terkait di negara akreditasi untuk menyampaikan permintaan dukungan bagi pencalonan RI
6.
Diperolehnya dukungan yang diberikan pemerintah Swedia clan Latvia untuk pencalonan RI di Organisasi Internasional Indikator Kinerja Output Jumlah dukungan yang diberikan pemerintah Swedia clan Latvia untuk pencalonan RI di Organisasi Internasional
7.
Terselenggaranya pertemuan yang dilakukan untuk mewujudkan kerjasama bilateral antara RI dengan Swedia clan Latvia. Indikator Kinerja Output Jumlah pertemuan dengan pejabat pemerintah, anggota parlemen, clan instansi terkait di Swedia clan Latvia untuk mewujudkan kerjasama bilateral antara RI dengan Swedia clan Latvia.
16
8. Terselenggaranya perundingan dengan pejabat/instansi setempat yang dilakukan untuk mewujudkan kerjasama bilateral antara RI dengan Swedia clan Latvia Indikator Kinerja Utama Jumlah kerjasama bilateral antara RI dengan Swedia clan Latvia yang dapat d iwujud kan
9. Terwujudnya temu Usaha clan kunjungan ke perusahaan untuk mewujudkan kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Swedia clan Latvia Indikator Kinerla Output Jumlah temu usaha untuk mewujudkan kerjasama di bidang ekonomi
10. Terwujudnya kunjungan perusahaan untuk mewujudkan kerjasama Indikator Kinerja Output Jumlah presentasi ekonomi untuk mewujudkan kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Swedia/Latvia
11. Terwujudnya pertemuan dengan pejabat, pemerintah di tingkat pusat clan daerah di Swedia clan Latvia Indikator Kinerja Output Jumlah pertemuan di tingkat pusat clan daerah unutk memajukan kerjasama di bidang ekonomi
12. Terwujudnya kesepakatan kerjasama di bidang ekonomi antara Indonesia dengan Swedia clan Latvia Indikator Kineria Output Jumlah kesepakatan kerjasama bidang ekonomi
13. Terlaksananya pertemuan masyarakat clan diaspora Indonesia di Swedia clan Latvia untuk penguatan hubungan antar bangsa Indonesia dengan bangsa Swedia clan Latvia. Indikator Kineria Output Jumlah pertemuan diaspora clan masyarakat Indonesia di Swedia clan Latvia. 14. Terlaksananya pementasan budaya ntuk memperkenalkan budaya Indonesia di Swedia clan Latvia Indikator Kinerja Output Jumlah aktifitas pementasan budaya untuk memperkenalkan budaya Indonesia di Swedia clan Latvia. 17
15. Terlaksananya pameran seni dan budaya Indonesia di negara akreditasi Indikator Kinerja Output Jumlah pameran untuk memperkenalkan karya seni, budaya dan pariwisata Indonesia di Swedia dan Latvia 16. Tercapainya pertemuan untuk koordinasi dan perundingan dengan universitas dan instansi terkait di Swedia dan Latvia untuk meningkatkan jumlah mahasiswa, pengajar dan peneliti Indonesia di Swedia dan Latvia Indikator Kinerja Output Jumlah pertemuan koordinasi/perundingan yang dilaksanakan antara Indonesia dengan Swedia dan Latvia untuk meningkatkan jumlah mahasiswa, pengajar dan peneliti Indonesia di Swedia dan Latvia 17. Terlaksananya pengamatan dan pencatatan untuk mengetahul jumlah mahasiswa, penelitidan pengajar Indonesia di Swedia Indikator Kinerja Output Jumlah mahasiswa, peneliti dan pengajar Indonesia di Swedia 18. Terlaksananya pengunggahan berita kegiatan KBRI Stockholm di website Kemlu Indikator Kinerja Output Jumlah berita kegiatan KBRI Stockholm yang diunggah di website Kemlu 19. Terlaksananya pengunggahan berita kegiatan KBRI Stockholm di website KBRI Stockholm Indikator Kineria Output Jumlah berita kegiatan KBRI Stockholm yang diunggah di website KBRI Stockholm 20. Terlaksananya perawatan peralatan persandian Indikator Kinerja Output Perawatan peralatan persandian 21. Terlaksananya pembayaran gaji dan tunjangan staff sesuai dengan ketentuan Indikator Kinerla Output Jumlah bulan pembayaran gaji dan tunjangan staff sesual dengan ketentuan 22. Terlaksananya pembayaran Iangganan daya dan jasa Indikator Kinerla Output Jumlah bulan pembayaran langganan daya dan jasa 23. Terpenuhinya pembayaran sewa gedung kantor Indikator Kinerja Output Jumlah bulan pembayaran sewa gedung kantor 24. Terlaksananya pemeliharaan gedung dan bangunan kantor dan wisma Indikator Kinerja Output Jumlah bulan pemeliharaan gedung dan bangunan kantor dan wisma IN
25. Terlaksananya pemeliharaan peralatan dan mesin perkantoran dan wisma sesuai dengan ketentuan Indikator Kinerja Output Jumlah bulan pemeliharaan peralatan dan mesin perkantoran dan wisma sesuai dengan ketentuan 26. Terlaksananya pemeliharaan dan pencatatan inventaris barang milik negara Indikator Kinerja Output Jumlah pemeliharaan dan pencatatan inventaris barang milik negara
C. ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN
KBRI Stockholm yang memiliki wUayah akreditasi Kerajaan Swedia dan Republik Latvia, selama tahun 2015 telah dapat melaksanakan rencana kegiatan diplomasi Indonesia dengan baik dan mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. 1.
Politik dan Keamanan
Pada tahun 2015, KBRI Stockholm telah dapat meyakinkan Pemerintah Swedia agar Indonesia dan Swedia membentuk sebuah perjanjian di bidang kerjasama pertahanan dimana pada awal tahun 2015, Pemerintah Swedia melalui Wakil Menteri Pertahanan Swedia, secara resmi telah menyampaikan kepada Duta Besar RI untuk Swedia sebuah draft Memorandum of Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Kingdom of Sweden Concerning in the Field of Defense. Saat ini draft tersebut telah diterima oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk dapat disepakati dan ditanda-tangani oleh kedua belah pihak. M0U tersebut akan dapat menjadi payung kerjasama industri pertahanan antara Indonesia dan Swedia. Di bidang Politik dan Keamanan KBRI Stockholm pada tahun 2015 juga mencatat capaian yang sangat positif dengan bertambahnya para mantan pimpinan dan anggota GAM yang turut mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk mensosialisasikan rekonsiliasi yang menyeluruh dan mengajak seluruh komponen diaspora Aceh di Swedia dan negaranegara Nordik Iainnya, untuk berpartisipasi dalam pembangunan politik dan ekonomi di Aceh dalam wadah NKRI. Dalam kaitan mi KBRI Stockholm juga telah berhasil meyakinkan Pemerintah dan Parlemen Swedia bahwa pada saat mi sudah tidak terdapat lagi konflik antara Pemerintah Pusat dan Pemeritah Daerah Aceh dan Pemerintah dan Parlemen Swedia menyatakan dukungannya terhadap upaya Pemerintah Indonesia guna mencapai rekonsiliasi secara menyeluruh di Aceh untuk pembangunan dan kesejahteraan Aceh. Capaian utama lainnya di bidang politik KBRI Stockholm pada tahun 2015 adalah dukungan kuat dari Negara Swedia dan Latvia terhadap pencalonan Indonesia dalam 19
pencalonan di berbagai badan internasional maupun PBB, sehingga Indonesia dapat terpilih dalam keanggotaan badan internasional tersebut seperti Dewan Keamanan PBB, keanggotaan di berbagai komite dalam UNESCO dan terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan IMO periode 2015-2017. Pada bulan April 2015, hubungan poUtik antara Swedia dengan Indonesia telah dapat lebh diperkuat dengan adanya komitmen Swedia untuk mendukung kepemimpinan Indonesia untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan melalui kerjasama terkait dengan program Konferensi Asia Afrika, yang ditunjukan melalui kehadiran Menteri Luar Negeri Swedia, Margot Wallström sebagai utusan Perdana Menteri Swedia pada KTT Asia Afrika di Jakarta dan pada saat itu Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Swedia meluncurkan Triangular Cooperation antara Indonesia-Swedia-Palestina untuk membantu Palestina dalam memperkuat pemerintahan, melindungi perempuan dan anak guna terwujudnya two states solution dalam konflik Palestina-Israel. Kerjasama bilateral politik antara Indonesia dengan Latvia pada tahun 2015 juga menampakkan hasil yang sangat positif dalam kedua negara dalam memperkuat dan mempererat kerjasama ASEM, terutama terwujudnya berbagai kegiatan yang dihasilkan dan Pertemuan Menteri Pendidikan ASEM dan Pertemuan Menteri Perhubungan ASEM di Riga pada bulan April 2015. Dalam tahun 2015 juga merupakan tahun demokrasi bagi KBRI Stockholm karena telah dapat menghadirkan Sekretaris Jenderal International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA), hadir sebagai salah satu panelis dalam Bali Democracy Forum dan mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI guna membahas kerjasama untuk memperkuat promosi nilai-nilai demokrasi di kawasan Asia Pasifik maupun pada tingkat global. 2.
Ekonomi dan Pembangunan
Dalam tahun 2015, KBRI Stockholm telah dapat memberikan sumbangan bagi terwujudnya economic intelligence guna terwujudnya fasilitasi peningkatan arus investasi ke Indonesia oleh para pelaku usaha dari negara akreditasi dan peningkatan volume perdagangan antara Indonesia dengan negara akreditasi. Selama tahun 2015, tercatat ada lima investor baru dari Swedia ke Indonesia di bidang otomotif, paniwisata, konsultasi manajemen, pembangkit listrik, dan reparasi komunikasi dengan nilai investasi mencapai $ 9.133.037. Capaian yang sangat baik KBRI Stockholm juga terjadi dalam bidang perdagangan, dimana telah tenjadi peningkatan volume perdagangan bilateral yang sangat tinggi antara Indonesia dengan Latvia, dimana sejak tahun 2012 volume perdagangan antara Indonesia dengan Swedia mencapai Iebih dan 30% (tahun 2012 $12 juta dan tahun 2015 $45 juta). Meskipun nilainya kecil, namun pnioritas capaian Indonesia sangat positif karena ekspor Indonesia terus meningkat dan neraca perdagangan Indonesia-Latvia adalah surplus pada pihak Indonesia. 20
Pada tahun 2015, berbagai proyek kegiatan bilateral untuk pembangunan sustainable/green urban development, utamanya berhasilnya Kota Palu dalam mengolah sampah organik hingga menghasilkan listrik dan peningkatan kemampuan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dalam mengembangkan teknologi pengolahan sampah organik menjadi sumber energi dan menciptakan mesin pembangkit listrik microhydropower melalui pelaksanaan program kegiatan bilateral di bawah perjanjian M0U Indonesia-Swedia Indonesian - Swedish Initiative for Sustainable Energy Solutions (INSISTS). 3.
Sosiaj Budaya dan Kekonsuleran
Selama tahun 2015, KBRI Stockholm telah dapat menciptakan suasana KBRI dan Wisma Indonesia sebagai rumah Indonesia bagi seluruh Masyarakat dan Diaspora Indonesia dari berbagai kalangan. Tercatat juga banyak yang datang ke KBRI dan Wisma Indonesia adalah Diaspora yang awalnya sangat aktif mengkampanyekan anti Indonesia, saat ini sangat aktif turut dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh KBRI. Semua ini dapat dicapai karena KBRI telah dapat menegakkan soft power diplomacy secara efektif dalam dua tahun terakhir mi. Perlindungan warga dalam tahun 2015 ini juga telah dapat dilaksanakan secara optimal sesual dengan kondisi dan permohonan yang diajukan ke KBRI. Disamping itu, telah diberlakukan bebas visa dalam tahun 2015 ini, peningkatan kunjungan wisatawan Swedia semakin banyak ke Indonesia semakin dapat dirasakan. Peningkatan kunjungan wisatawan Swedia ke Indonesia ini tidak saja disebabkan oleh adanya pemberlakuan bebas visa, tetapi juga karena wisatawan Swedia semakin yakin terhadap amannya berkunjung ke Indonesia. Berikut disampaikan tabel pelaksanaan diplomasi dan kerjasama internasional KBRI Stockholm selama tahun 2015, yang dilaksanakan berdasarkan pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kementerian Luar Negeri. Dalam melaksanakan kebijakan politik luar negeri dan penyelenggaraan hubungan luar negeri serta diplomasi oleh KBRI Stockholm, selama tahun 2015 telah dilaksanakan berdasarkan 31 sasaran strategis, yang tingkat capaiannya dapat diukur melalui capalan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagal berikut:
No 1.
Sasaran Strategis Terwujudnya perlindungan WNI dan BHI di wHayah akreditasi.
Indikator Kinerja Jumlah WNIIBHI Indonesia yang memperoleh perlindungan.
Target 10 kasus WNI.
Capaian 4 kasus perlindungan WNI yang ditangani (40%) (Keterangan: Penahanan terhadap 1 WNI di Rumah Tahanan Helsingborg, Swedia, Evakuasi Jenazah atas nama di. Adjar Wibowo, Penyampaian laporan kasus WNI an. Dian Reyuvia Yushida dan Penyampalan Laporan 21
perkembangan WNI yang mengalami kecelakaan Lalu Lintas di Swedia an Harum Indra Adi Saputra) 2.
3.
4.
5.
Tercatatnya 750 masyarakat dan diaspora Indonesia di wilayah akreditasi.
Terbentuknya kerangka kerjasama bilateral yang baru dengan negara akreditasi dalam rangka modernisasi dan peremajaan hubungan bilateral.
Diperolehnya dukungan atas pencalonan Indonesia di organisasi internasional.
Diperolehnya dukungan atas integritas dan keutuhan wilayah Indonesia.
1. Jumlah Diaspora Indonesia yang dijangkau di wilayah akreditasi.
750 Diaspora Indonesia yang dijangkau.
800 masyarakat dan Diaspora Indonesia yang dijangkau (106%)
2. Jumlah pertemuan masyarakat/ diaspora dan jumlah diaspora Indonesia.
15 kali pertemuan masyarakat
19 kali pertemuan (126,6%)
1. Jumlah perjanjian kerjasama bilateral yang dapat dibentukldisetujui.
3 buah perjanjian kerjasama bilateral
2. Jumlah pertemuan bilateral yang diselenggarakan.
3 kali pertemuan bilateral
Telah disepakati 4 buah perjanjian bilateral (133%). (Keterangan: Triangular Cooperation antara Indonesia-Swedia-Palestina, MoU Pendidikan Indonesia dengan 3 Perguruan Tinggi di Swedia yaitu Karolinska Institutet, KTH Royal Institute of Technology, dan Uppsala University) Telah dilaksanakan 3 kali pertemuan bilateral (100%)
1.
Jumlah permintaan dukungan kepada negara akreditasi atas pencalonan di berbagai badan internasional.
Diperoleh 6 dukungan dari negara akreditasi terhadap pencalonan Indonesia.
Diperoleh 6 dukungan (100%). Dukungan mi meliputi keanggotaan di berbagai komite dalam UNESCO dan terpilihnya Indonesia sebagal anggota Dewan IMO periode 20152017 dan badan bawahan PBB lainnya.
2.
Jumlah pertemuan penjajagan untuk permintaan dukungan dari negara akreditasi atas pencalonan Indonesia di berbagai badan internasional.
12 kali pertemuan dengan mitra kerja di negara akreditasi untuk permintaan dukungan atas pencalonan Indonesia.
Tercapai 12 kali (100%) pertemuan bilateral untuk mendapatkan dukungan.
1.
Jumlah pernyataan dukungan negara akreditasi atas integritas
3 kali pernyataan dari negara akreditasi atas integritas dan keutuhan wilayah Indonesia.
Diperoleh 3 kali pernyataan dukungan atas keutuhan NKRI (100%). Pernyataan secara eksplisit untuk mendukung keutuhan NKRI disampaikan secara verbal dalam 22
dan keutuhan wilayah Indonesia. 2.
6.
7.
berbagai pertemuan resmi.
Jumlah pertemuan dengan mitra kerja negara akreditasi untuk memperoleh dukungan atas integritas dan keutuhan wilayah Indonesia. 1. Jumlah usulan inisiatif yang dapat diterima oleh negara akreditasi terhadap inisiatif usulan Indonesia untuk kerjasama bilateral maupun internasional.
3 kali pertemuan dengan mitra kerja negara akreditasi untuk memperoleh dukungan atas integritas dan keutuhan wilayah Indonesia.
Terlaksana 3 kali pertemuan dalam memperoleh dukungan keutuhan NKRI (100%)
3 buah inisiatif baru yang disetujui oleh negara akreditasi terhadap inisiatif usulan Indonesia untuk kerjasama bilateral maupun internasional.
Dalam tahun 2015 KBRI Stockholm telah dapat menyatakan 3 inisiatif baru (100%) yang meliputi Triangular Cooperation antara Indonesia-Swedia-Palestina, Penjajagan Kerjasama di Bidang Air Navigation System dan Modernisasi Pengamanan Bandara Indonesia, dan Modernisasi Pengeoaan Peabuhan Tanjung Priok.
2. Jumlah pertemuan dengan mitra kerja negara akreditasi terhadap inisiatif usulan Indonesia untuk kerjasama bilateral maupun internasional,
6 kali pertemuan dengan mitra kerja negara akreditasi terhadap inisiatif usulan Indonesia untuk kerjasama bilateral maupun internasional
Teah dilaksanakan 12 kali pertemuan (200%) untuk mencapai 3 buah kerjasama inisiatif baru tersebut.
Terlaksananya 2000 1. Jumlah pelayanan pelayanan kekonsueran yang kekonsuleran untuk diberikan kepada Warga negara WNI dan WNA di Indonesia (WNI) dan negara akreditasi. Warga Negara Asing (WNA) di negara akreditasi.
1500 pelayanan kekonsueran bagi WNI dan WNA di negara akreditasi.
Seama tahun 2015 teah diberikan 2750 kali pelayanan kekonsueran bagi WNI dan WNA (183%) meliputi pemberian visa, legalisasi dokumen dan pembuatan paspor.
Diperolehnya dukungan negara akreditasi terhadap inisiatif usulan Indonesia untuk kerjasama bilateral maupun internasionak
23
2. Jumlah penerbitan visa kunjungan wisatawan negara akreditasi dan peningkatan jumlah transaksi wisata ke Indonesia melalui pameran. 8.
9.
500 visa yang diterbitkan bagi WNA negara akreditasi untuk berkunjung ke Indonesia.
KBRI Stockholm dalam tahun 2015 telah menerbitkan 2.289 buah visa bagi WNA yang bepergian ke Indonesia (457,8%)
Terciptanya 1. Jumlah hasil kajian dukungan bagi untuk mendukung upaya nasional untuk upaya nasional peningkatan dan untuk peningkatan perluasan dan perluasan /diversifikasi produk /diversifikasi dan komoditi ekspor produk dan Indonesia ke negara komoditi ekspor akreditasi Indonesia ke negara akreditasi
2 buah riset pasar tentang produk ekspor Indonesia ke negara akreditasi
Dapat dilaksanakan 2 buah (100%) riset pasar untuk produk kopi dan tekstil kualitas tinggi.
2. Jumlah pertemuan bisnis/pengusaha untuk upaya nasional untuk peningkatan dan perluasan /diversifikasi produk dan komoditi ekspor Indonesia ke negara akreditasi.
9 kali kunjungan dan pertemuan guna memberkan dukungan bagi upaya nasional untuk peningkatan dan perluasan /diversifikasi produk dan komoditi ekspor Indonesia ke negara akreditasi
Dalam tahun 2015 KBRI Stockholm te!ah melakukan 9 kaH pertemuan bisnis untuk mendukung perluasan/diversifikasi ekspor di negara akreditasi (100%)
3. Volume perdagangan bilateral Indonesia dan Swedia.
Dapat terdukungnya pencapaian volume perdagangan sebesar US$ 1 milyar pada tahun 2015. 1 buah kajian untuk mendukung upaya nasional peningkatan ekspor produk perusahaan negara akreditasi di Indonesia (made in Indonesia) ke mancanegara.
Neraca perdagangan IndonesiaSwedia pada tahun 2015 mencapai lebih dan US$ 1 milyar, sedangkan neraca perdagangan IndonesiaLatvia mencapai US$ 50juta
Terciptanya dukungan bagi upaya nasional peningkatan ekspor produk perusahaan negara akreditasi di Indonesia (made in Indonesia) ke mancanegara dan peningkatan jumlah investor negara
1.
Jumlah hasil kajian negara ekspor dengan produk perusahaan negara akreditasi dari Indonesia (made in Indonesia) ke mancanegara.
Dalam tahun 2015 KBRI Stockholm te!ah membuat I buah kajian (100%) mengenai peluang ekspor kopi Indonesia ke pasar Swedia.
24
10.
11.
12.
akreditasi ke Indonesia.
2.
Jumlah investasi (FDI) Swedia di Indonesia
Dapat terdukungnya pencapaian jumlah investasi negara akreditasi sebesar US$ Ijuta pada tahun 2015
Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama pembangunan yang baru untuk menunjang pelaksanaan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MPE3I).
1. Jumlah program kerjasama pembangunan untuk menunjang program MPE3I.
1 kesepakatan proyek kerjasama pembangunan untuk menunjang program MPE3I.
2. Jumlah pertemuan guna membahas program kerjasama pembangunan untuk menunjang program MPE3I.
9 kali pertemuan guna membahas program kerjasama pembangunan untuk menunjang program MPE3I.
Terlaksana 10 kali pertemuan untuk membahas perjanjian pembangunan (112,5%).
Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral yang terkait dengan pelaksanaan green economy di Indonesia guna mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (002) sebesar 26/41 % pada tahun 2020.
1. Jumlah dukungan untuk kerjasama bilateral yang terkait dengan pelaksanaan green economy di Indonesia guna mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (002) sebesar 26/41 % pada tahun 2020.
1 kesepakatan untuk mendukung kerjasama bilateral yang terkait dengan pelaksanaan green economy di Indonesia guna mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca (002) sebesar 26/41 % pada tahun 2020.
Terbentuk I kesepakatan dengan 8 proyek kerjasama (100%) di bidang smart green energy solutions dalam kerangka INSISTS yang pelaksanaannya dimulai tahun 2015 hingga 2016 yaitu hybrid energy, microhydro container concept and business capacity building, sustainable energy solution for Balikpapan city, sustainable waste management in Payakumbuh, roadmap for bio fuel, second generation bio fuel, strategic energy planning dan sustainable leadership.
Terciptanya
2. Jumlah pertemuan 6 kali pertemuan untuk membahas untuk membahas kerjasama kesepakatan untuk bilateral yang mendukung terkait dengan kerjasama bilateral pelaksanaan yang terkait dengan green economy di pelaksanaan green Indonesia guna economy di mendukung Indonesia guna pencapaian target mendukung pengurangan pencapaian target emisi gas rumah pengurangan emisi kaca (002) gas rumah kaca sebesar 26/41 % (002) sebesar pada tahun 2020. 26/41 % pada tahun 2020 1. Jumlah dukungan I kesepakatan untuk
Ter!aksana 8 kali pertemuan untuk membahas rencana kerjasama investasi dan telah terjadi perluasan dan investasi baru Swedia di Indonesia dengan nilai lebih dari I juta (angka perkiraan KBRI Stockholm). Telah dapat diwujudkan 1 kerjasama pembangunan yang baru (100%) di bidang Modernisasi Pengelolaan Pelabuhan Tanjung Priok.
Telah dilaksanakan 6 kali (100%) pertemuan untuk mendukung kerjasama bilateral terkait green economy.
Terbentuk 1 kesepakatan dengan8 25
dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral untuk pengembangan ekonomi kreatif dan industri ramah lingkungan di Indonesia.
13.
Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral untuk perlindungan lingkungan hidup dan kehutanan.
pembentukan kerjasama bilateral untuk pengembangan ekonomi kreatif dan industri ramah lingkungan di Indonesia.
mendukung terbentuknya kerjasama bilateral untuk pengembangan ekonomi kreatif dan industri ramah lingkungan di Indonesia.
2. Jumlah pertemuan untuk membahas pembentukan kerjasama bilateral untuk pengembangan ekonomi kreatif dan industri ramah lingkungan di Indonesia.
6 kali pertemuan untuk membahas pembentukan kerjasama bilateral untuk pengembangan ekonomi kreatif dan industri ramah lingkungan di Indonesia.
tJumlah kesepakatan untuk mendukung terbentuknya kejasama bilateral untuk perlindungan lingkungan hidup dan kehutanan.
1 kesepakatan untuk mendukung terbentuknya kejasama bilateral untuk perlindungan lingkungan hidup dan kehutanan.
2. Jumlah pertemuan untuk mendukung terbentuknya kerjasama bilateral untuk perlindungan lingkungan hidup dan kehutanan.
6 kali pertemuan untuk untuk mendukung terbentuknya kerjasama bilateral untuk perlindungan lingkungan hidup dan kehutanan.
proyek kerjasama (100%) di bidang smart green energy solutions dalam kerangka INSISTS yang pelaksanaannya dimulai tahun 2015 hingga 2016 yaitu : hybrid energy, microhydro container concept and business capacity building, sustainable energy solution for Balikpapan city, sustainable waste management in Payakumbuh, roadmap for bio fuel, second generation bio fuel, strategic energy planning dan sustainable leadership. Terjadi 6 kali pertemuan (100%) untuk pembentukan kerjasama industri kreatif dan ramah llingkungan di Indonesia.
Terbentuk 1 kesepakatan dengan 8 proyek kerjasama (100%) di bidang smart green energy solutions dalam kerangka INSISTS yang pelaksanaannya dimulai tahun 2015 hingga 2016 yaitu : hybrid energy, microhydro container concept and business capacity building, sustainable energy solution for Balikpa pan city, sustainable waste management in Payakumbuh, roadmap for bio fuel, second generation bio fuel, strategic energy planning dan sustainable leadership. Terjadinya 6 kali pertemuan untuk untuk mendukung terbentuknya kerjasama bilateral untuk perlindungan lingkungan hidup dan kehutanan (100%)
26
14.
15.
16.
Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral peningkatan kapasitas (capacity building) untuk mendukung penguatan/peningkat an pelaksanaan good governance dan demokratisasi di Indonesia.
Terciptanya dukungan bagi terbentuknya kerjasama bilateral untuk penciptaan energi baru dan terbarukan.
Terciptanya dukungan bagi
1. Jumlah kesepakatan terbentuknya kerjasama bilateral peningkatan kapasitas (capacity building) untuk mendukung penguatan/pening katan pelaksanaan good governance dan demokratisasi di Indonesia. 2. Jumlah pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral peningkatan kapasitas (capacity building) untuk mendukung penguatan/pening katan pelaksanaan good governance dan demokratisasi di Indonesia. 1. Jumlah kesepakatan kerjasama bilateral untuk penciptaan energi baru dan terbarukan.
I kesepakatan kerjasama bilateral peningkatan kapasitas (capacity building) untuk mendukung penguatan/penngka tan pelaksanaan good governance dan demokratisasi di Indonesia.
Terbentuk 1 kesepakatan kerjasama pembangunan dalam bentuk capacity building mengenai women in politics yang diikuti oleh 2 peserta dari Pemda Kalimantan Timur, capacity building SIDA International Training Program ITP 299 on Strategies for Chemical Management, dan Workshop On "Example Of Positive Bioenergy And Water Relationships".
6 kali pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral peningkatan kapasitas (capacity building) untuk mendukung penguatan/peningka tan pelaksanaan good governance dan demokratisasi di Indonesia.
Terlaksana 6 kali pertemuan (100%) untuk membahas kerjasama bilateral untuk capacity building mendukung good governance dan demokratisasi di Indonesia.
1 (satu) kesepakatan kerjasama bilateral untuk penciptaan energi baru dan terbarukan.
Terbentuk 1 kesepakatan dengan 8 proyek kerjasama (100%) di bidang smart green energy solutions dalam kerangka INSISTS yang pelaksanaannya dimulai tahun 2015 hingga 2016 yaitu : hybrid energy, microhydro container concept and business capacity building, sustainable energy solution for Balikpapan city, sustainable waste management in Payakumbuh, roadmap for bio fuel, second generation bio fuel, strategic energy planning dan sustainable leadership. Terjadi 6 kali pertemuan bilateral (100%) untuk kerjasama energi baru dan terbarukan.
2. Jumlah pertemuan untuk membahas terbentuknya kerjasama bilateral untuk penciptaan energi baru dan terbarukan.
6 (enam) kali pertemuan untuk membahas terbentuknya kerjasama bilateral untuk penciptaan energi baru dan terbarukan.
1. Jumlah kesepakatan
I (satu) buah kesepakatan
Terbentuk 2 kesepakatan mengenai smart energy solutions dalam 27
kerjasama bilateral untuk pencapaian target nasional MDGs Indonesia.
17.
18.
Terciptanya dukungan bagi kerjasama bilateral untuk pengembangan industri strategis di Indonesia.
Dikenalnya tanah air, bangsa, dan budaya Indonesia secara lebih luas oleh masyarakat di negara akreditasi.
kerjasama bilateral untuk pencapaian target nasional MDGs Indonesia.
kerangka INSISTS dan kerjasama capacity building di bidang pemberdayaan perempuan, good governance, dan sustainable bioenergy dalam kerangka kerjasama pembangunan (200%).
2. Jumlah pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral untuk pencapaian target nasional MDGs Indonesia. 1. Jumlah kesepakatan kerjasama bilateral untuk pengembangan industri strategis di Indonesia.
6 (enam) kali pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral untuk pencapaian target nasional MDGs Indonesia. 1 (satu) kesepakatan kerjasama bilateral untuk pengembangan industri strategis di Indonesia.
Terjadi 6 kali (100%) pertemuan untuk membahas kerjasama pengelolaan sumber daya alam untuk MDGs.
2. Jumlah pertemuan untuk membahas pembentukan kerjasama bilateral untuk pengembangan industri strategis di Indonesia.
6 (enam) kali pertemuan untuk membahas pembentukan kerjasama bilateral untuk pengembangan industri strategis di Indonesia.
Terjadi 8 kali (133%) pertemuan untuk pengembangan kerjasama bilateral untuk industri strategis di Indonesia untuk membahas modernisasi pengelolaan pelabu han Tanjung Priok dan Air Navigation System dan Modernisasi Pengeloiaan Bandara Soekarno Hatta.
1. Jumlah pameran untuk memperkenalkan tanah air, bangsa, dan budaya Indonesia secara Iebih luas oleh masyarakat di negara akreditasi.
3 (tiga) kali pameran untuk memperkenalkan tanah air, bangsa, dan budaya Indonesia secara Iebih luas oleh masyarakat di negara akreditasi.
2. Jumlah pertunjukan dan promosi untuk memperkenalkan tanah air, bangsa, dan budaya Indonesia secara
3 (tiga) kali pertunjukan dan promosi untuk memperkenalkan tanah air, bangsa, dan budaya Indonesia secara
Dalam tahun 2015 telah dilaksanakan 5 kali pameran (166%) untuk memperkenalkan Indonesia dan budayanya yaltu promosi kullinari melalui Resepsi Diplomatik dengan Tema Tumpengan Nasi Kuning, pameran bumbu-bumbu Indonesia dan Tarian Indonesia di Stockholm, Pameran Tunggal Hen Dono di Stockholm dan Ostersund, dan Pameran The World Coffee Goes To Nordic di Gothenburg Swedia serta pameran handycrafts pada saat perayaan HUT RI 17 Agustus 2015 di Wisma Duta. Terlaksana 4 kali (133%) pertunjukan dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia yaitu: Pentas Seni Budaya, Tari dan Musik di Konserhuset Stockholm dalam rangka Resepsi Diplomatik HUT RI ke-70 serta Pertunjukan
kerjasama bilateral untuk pencapaian target nasional MDGs Indonesia.
Terbentuk 1 kesepakatan (100%) dalam bidang modernisasi pengelolaan pelabuhan Tanjung Priok.
W.
lebih luas oleh masyarakat di negara akreditasi. 19.
20.
Dikenalnya daerahdaerah tujuan wisata Indonesia selain Bali secara lebih luas oleh masyarakat pelancong di negara akreditasi.
Dicapainya kondisi peliputan yang lebih luas dan positif oleh media massa (cetak, elektronik dan on line) di negara akreditasi.
1. Jumlah pameran untuk mempromosikan daerah-daerah tujuan wisata Indonesia selain Bali secara lebih luas oleh masyarakat pelancong di negara akreditasi. 2. Jumlah calon wisman negara akreditasi ke Indonesia.
Jumlah lilputan media masa (cetak, elektronik dan on line) di negara akreditasi.
lebih luas oleh masyarakat di negara akreditasi. 3 (tiga) kali pameran untuk mempromosikan daerah-daerah tujuan wisata Indonesia selain Bali secara lebih luas oleh masyarakat pelancong di negara akreditasi. 3000 (tiga ribu) permintaan visa kunjungan wisata calon wisman negara akreditasi ke Indonesia. 150 calon wisatawan yang tercatat dalam pameran promosi daerah-daerah tujuan wisata Indonesia selain Bali secara lebih luas oleh masyarakat pelancong di negara akreditasi. 6 (enam) kali liputan media masa (cetak, elektronik dan on line) di negara akreditasi.
Menado State University Choir di Stockholm dan Pameran Tunggal Seni Kontemporer karya Heri Dono di Stockholm dan Ostersund. Terlaksana 3 kali pameran (100%) untuk promosi pariwisata yang dikemas dalam promosi kulinari nusantara pada ASEAN Cultural Day, pameran handycraft pada saat perayaan HUT RI 17 Agustus 2015 di Wisma Duta dan promosi Nasi Tumpeng dalam Resepsi Diplomatik 2015 di Konserhuset, Stockholm.
Dalam tahun 2015 jumlah visa turis yang dikeluarkan oleh KBRI Stockholm tersebut sejumlah 2.289 (76,3%)
Tercatat 10 kali (133%) liputan media masa (cetak, elektronik dan on-line) melalui wawancara dan media massa Ditt & Datt untuk membahas toleransi, demokrasi dan keragaman budaya di Indonesia, wawancara perkembangan 60 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dengan Swedia, potensi pasar Indonesia bagi produk Swedia yang dimuat di media online B-OPEN dan kebijakan mengenai bebas visa kunjungan singkat bagi warga negara Swedia ke Indonesia yang dimuat di media online thinkingoftravel.com serta promosi objek wisata Indonesia yang dimuat di beberapa media online, salah satunya adalah thinkingoftravel.com.
29
21.
22.
Terciptanya kerjasama bilateral bagi upaya promosi interfaith/intercultural dialog bagi masyarakat yang multikultur.
Tewujudnya kerjasama bilateral untuk penciptaan dan pemeliharaan perdamaian regional dan global.
1. Jumlah kesepakatan kerjasama untuk promosi interfaith/intercultu rat dialog bagi masyarakat yang multikultur.
Terbentuknya 1 (satu) kesepakatan kerjasama untuk promosi interfaith/intercultural dialog bagi masyarakat yang multikultur.
2. Jumlah pertemuan untuk membahas pembentukan kesepakatan kerjasama untuk promosi interfaith/intercultu rat alog bagi masyarakat yang multikultur
6 (enam) kali pertemuan untuk membahas pembentukan kesepakatan kerjasama untuk promosi interfaith/intercultural dialog bagi masyarakat yang multikultur.
1. Jumlah kesepakatan kerjasama bilateral untuk penciptaan dan pemeliharaan perdamaian regional dan global.
1 (satu) kesepakatan kerjasama bilateral untuk penciptaan dan pemeliharaan perdamaian regional dan global
2. Jumlah pertemuan untuk membahas kesepakatan kerjasama bilateral untuk penciptaan dan pemeliharaan perdamaian regional dan global.
3 (tiga) kali pertemuan untuk membahas kesepakatan kerjasama bilateral untuk penciptaan dan pemeliharaan perdamaian regional dan global.
Terbentuk 2 kesepakatan (200%) melalui dukungan dan partisipasi aktif Swedia dalam conflict resolution dalam mem promosikan interfaith/intercultural dialog bagi masyarakat yang multikultur sebagaimana yang ditunjukkan dalam partisipasinya pada ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (A/PR) Symposium on Peace and Reconciliation Processes and Initiatives di Yogyakarta pada buan November 2015 dan partisipasi Pemerintah Swedia pada BDF 2015, serta kesepakatan RI dengan IDEA dalam mempromosikan demokrasi khususnya di Asia Pasifik serta pembukaan regional office International IDEA untuk wilayah Asia Pasifik di Indonesia. Terlaksana 12 kali (200%) pertemuan untuk membahas pembentukan kesepakatan kerjasama untuk promos interfaith/intercultural dialog bagi masyarakat yang multikultur.
Terbentuk 1 kesepakatan (100%) antara Indonesia dengan Swedia melaui peluncuran Triangular Cooperation antara IndonesiaSwedia-Palestina untuk membantu Palestina dalam memperkuat pemerintahan, melindungi perempuan dan anak guna terwujudnya two states solution dalam konflik Palestina-Israel. Terlaksana 4 kali pertemuan (133%) untuk membahas Triangular Cooperation antara IndonesiaSwedia-Palestina untuk membantu Palestina dalam memperkuat pemerintahan, melindungi perempuan dan anakguna terwujudnya two states solution dalam konflik Palestina-Israel.
30
23.
Terwujudnya kerjasama bilateral untuk promosi dan perlindungan HAM di tingkat regional dan global.
1. Jumlah kesepakatan kerjasama bilateral untuk promosi dan perlindungan HAM di tingkat regional dan global.
______________________ 2. Jumlah pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral untuk promosi dan perlindungan HAM di tingkat regional dan global. 24.
Terciptanya kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional promosi demokrasi dan kebebasan internet untuk pembangunan.
1 (satu) kesepakatan kerjasama bilateral untuk promosi dan perlindungan HAM di tingkat regional dan global.
3 (tiga) kali pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral untuk promosi dan perlindungan HAM di tingkat regional dan global.
Terbentuk 1 kesepakatan (100%) kerjasama HAM antara Indonesia dengan Swedia melalui peluncuran Triangular Cooperation antara Indonesia-Swedia-Palestina untuk membantu Palestina dalam memperkuat pemerintahan, melindungi perempuan dan anak guna terwujudnya two states solution dalam konflik PalestinaIsrael. Terlaksana 4 kali pertemuan (133%) persiapan kerjasama HAM antara Indonesia dan Swedia.
1. Jumlah kesepakatan kerjasama bilateral bilateral untuk mendukung kerjasama internasional promosi demokrasi dan kebebasan Internet untuk pembangunan.
1 (satu) kesepakatan kerjasama bilateral bilateral untuk mendukung kerjasama internasional promosi demokrasi dan kebebasan internet untuk pembangunan
Telah disepakati kerjasama internasional melalui penyusunan Communication Strategy IDEA dan kerjasama dalam kerangka IDEA (100%).
2. Jumlah pertemuan untuk membahas kerjasama internasional promosi demokrasi dan kebebasan internet untuk pembangunan.
3 (tiga) kali pertemuan untuk membahas kerjasama internasional promosi demokrasi dan kebebasan internet untuk pembangunan
Terjadi 6 kali pertemuan (200%) pertemuan.
31
25
26.
Terciptanya kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional mengatasi dampak krisis keuangan clan krisis hutang di tingkat regional clan global.
Terciptanya kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional bagi perlindungan clan pemeliharaan lingkungan hidup.
1. Jumlah kesepakatan kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional mengatasi dampak krisis keuangan clan krisis hutang di tingkat regional clan global.
1 (satu) kesepakatan kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional mengatasi dampak krisis keuangan clan krisis hutang di tingkat regional clan global.
Satu kesepakatan mengenai penguatan kerjasama bilateral dalam menanggulangi dampak krisis ekonomi melalui peningkatan perdagangan kedua negara yang merupakan hasil dari pertemuan bilateral Wapres RI clan Presiden Latvia di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-70 di New York pada bulan September 2015 (100%).
2. Jumlah pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional mengatasi dampak krisis keuangan clan krisis hutang di tingkat regional clan global.
3 (tiga) kali pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional mengatasi dampak krisis keuangan clan krisis hutang di tingkat regional clan global.
Dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan (100%) untuk membahas kerjasama bilateral untuk mendukung kerjasama internasional mengatasi dampak krisis keuangan clan krisis hutang di tingkat regional clan global.
1. Jumlah isu global untuk kerjasama bilateral guna mendukung kerjasama internasional bagi perlindungan clan pemeliharaan lingkungan hidup.
1 (satu) isu global untuk kerjasama bilateral guna mendukung kerjasama internasional bagi perlindungan clan pemeliharaan lingkungan hidup.
Disepakati satu kerjasama untuk menjalin komunikasi guna menghasilkan kesepakatan pada pertemuan COP21 di Paris pada bulan Desember 2015 yang menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima semua pihak clan dapat menampung kepentingan negara-negara berkembang (100%).
2. Jumlah pertemuan untuk membahas isu global untuk kerjasama bilateral guna mendukung kerjasama internasional bagi perlindungan clan pemeliharaan lingkungan hidup.
3 (tiga) kali pertemuan untuk membahas isu global untuk kerjasama bilateral guna mendukung kerjasama internasional bagi perlindungan clan pemeliharaan
Dilaksanakan 3 kali pertemuan (100%) untuk membahas isu global untuk kerjasama bilateral guna mendukung kerjasama internasional bagi perlindungan clan pemeliharaan.
32
27.
28.
Terciptanya kerjasama bilateral untuk promosi interfaith/intercultural dialog di tingkat regional dan global.
Terlaksananya keamanan dan kelancaran penerapan sistem persandian.
29. Terlaksananya pembayaran Gaji dan Tunjangan.
1. Jumlah kesepakatan kerjasama bilateral untuk promosi interfaith/intercultu ral dialog di tingkat regional dan global.
1 (satu) kesepakatan kerjasama bilateral untuk promosi interfaith/intercultural dialog di tingkat regional dan global.
2. Jumlah pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral untuk promosi interfaith/intercultu ral dialog di tingkat regional dan global.
3 (tiga) kali pertemuan untuk membahas kerjasama bilateral untuk promosi interfaith/intercultural dialog di tingkat regional dan global.
Kecepatan, keamanan dan keakuratan pengiriman dan penerimaan berita dan I ke perwakilan RI.
Bimbingan teknis peralatan sandi dan cetak biru TIK bagi seluruh petugas komunikasi perwakilan RI di LN.
Tidak adanya penyelenggaraan bimbingan teknis peralatan sandi dan cetak biru TIK bagi seluruh petugas komunikasi perwakilan RI di LN.
1 (satu) kali service perawatan modul
Terlaksananya service perawatan mesin sandi pada awal bulan Desember 2015 (100%).
13 bulan
Telah terpenuhinya pembayaran TPLN, TSR, penggantian restitusi, gaji ke-13 homestaffs, gaji dan tunjangan lembur iocalsta ifs..
Jumlah bulan pembayaran Gaji dan Tunjangan.
Terbentuk 2 kesepakatan (200%) melalui dukungan dan partisipasi aklif Swedia dalam conflict resolution dalam mempromosikan interfaith/intercultural dialog bagi masyarakat yang multikultur sebagaimana yang ditunjukkan dalam partisipasinya pada ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (AIPR) Symposium on Peace and Reconciliation Processes and initiatives di Yogyakarta pada bulan November 2015 dan partisipasi Pemerintah Swedia pada BDF 2015, serta kesepakatan RI dengan IDEA dalam mempromosikan demokrasi khususnya di Asia Pasifik serta pembukaan regional office International IDEA untuk wilayah Asia Pasifik di Indonesia. Dilaksanakan 7 kali pertemuan bilateral (233%) untuk membahas kerjasama bilateral untuk promosi interfaith/intercultural dialog di tingkat regional dan global.
33
30. Terlaksananya penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
Jumlah bulan penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
12 bulan
Telah dilaksanakannya pembayaran langganan telepon, listrik dan air KBRI Stockholm dan Wisma Duta, pembayaran HP dan abonemen telepon homestaffs, pembayaran gedung kantor, sewa gudang, sewa gedung, parkir secara periodik, sewa mesin fotocopy, Iangganan alarm pengamanan kantor dan Wisma, serta perawatan kendaraan d in as.
31. Terlaksananya penggantian barang inventaris lama
Jumah paket inventaris
12 paket
Dalam tahun 2015 teah dHaksanakan pengadaan I unit komputer dan 1 unit kendaraan dinas jenis sedan tipe BMW sel 530d.
Dalam melaksanakan kegiatan diplomasi dan kerjasama internasional selama tahun 2015 di KBRI Stockholm terdapat beberapa hambatan-hambatan internal maupun eksternal yang terjadi dimana Pemerintah Pusat belum memasukkan Swedia dan Latvia sebagai prioritas kegiatan promosi Indonesia untuk kawasan Eropa oeh Pusat, sehingga daya dukung dari Pusat pun terkadang kurang maksimal serta belum dijadikannya Swedia dan Latvia sebagai negara yang diprioritaskan untuk promosi ekspor produk ungguan dan sumber investasi.
BABV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara umum pelaksanaan kegiatan Perwakilan Tahun 2015 telah dilaksanakan sesuai dengan RKT, meskipun masih menghadapi beberapa kendala. Hal mi dapat dilihat dari Pengukuran Kinerja Keg iatan (PKK) dan Pengukuran Pencapalan Sasaran (PPS).
Peningkatan hubungan bilateral Indonesia-Swedia dan Indonesia-Latvia Tahun 2015 di bidang kerjasama politik, keamanan, ekonomi, sosial-budaya telah dapat terlaksana melebihi target yang telah ditetapkan. Khusus mengenal banyaknya realisasi investasi baru oleh perusahaan Swedia di Indonesia menunjukkan bahwa pelaksanaan diplomasi ekonomi Indonesia oleh KBRI Stockholm di Swedia atau di negara akreditasi telah berhasil dijalankan dengan balk dan efektif, sejalan dengan semakin kondusifnya iklim investasi di Indonesia. Hasil-hasil positif dari kunjungan resmi Menteri Luar Negeri RI ke Latvia dan pertemuan bilateral Menlu RI dengan Menlu Latvia telah menciptakan dasar yang kuat untuk memperkokoh dan meningkatkan kerjasama ekonomi bilateral antara Indonesia dengan Latvia di tahun-tahun mendatang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja KBRI Stockholm telah dapat diselesaikan sesuai pedoman pembuatan Laporan Kinerja (LKj) yang ditetapkan. Sejalan dengan itu KBRI Stockholm juga akan terus berupaya melakukan penyempurnaan pembuatan Laporan Kinerja (LKj) pada tahun yang akan datang.
B. KENDALA-KENDALA
Sepanjang Tahun 2015, dalam pelaksanaan berbagai kegiatan, KBRI Stockholm menghadapi kendala utama yang bersifat internal dan eksternal. Namun demikian dapat dicatat beberapa kendala internal yang dihadapi antara lain: 1. Minimnya event-event promosi yang diselenggarakan oleh perusahaan swasta di negara akreditasi yang dapat diikuti oleh pengusaha Indonesia dalam bidang ekonomi dan pariwisata. Sementara itu di sisi lain kawasan Eropa Utara khususnya kawasan Skandinavia dan Baltik masih belum mendapatkan perhatian besar balk dari kalangan swasta di Indonesia. Untuk itu kegiatan promosi dan fami!iarisasi bagi Swedia dan Latvia selain memerlukan inisiatif dan prakarsa dari Indonesia juga perlu didukung oleh 35
pendanaan yang memadai agar dapat menjalankan kegiatan-kegiatan promosi secara rutin. 2. Pemenuhan target pengadaan barang belum terlaksana sepenuhnya karena adanya keterbatasan anggaran tahun 2015. 3. Pembinaan dari Kepala Perwakilan masih terkendala dengan kondite dari beberapa staff yang masih dianggap kurang mengindahkan teguran lisan dan tulisan Kepala Perwakilan sehingga kinerja KBRI Stockholm kurang optimal. 4. Jumlah locaista ifs yang terbatas karena masih kurang dari jumlah bezeting KBRI Stockholm. 5. Tidak adanya aula pada KBRI Stockholm untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan KBRI yang melibatkan banyak orang. 6. KBRI Stockholm memiliki cukup kendaraan dinas namun karena usia kendaraan banyak yang sudah tua maka memerlukan biaya perawatan yang sangat tinggi karena sering rusak sehingga mengurangi kelancaran kegiatan KBRI.
C. PEMECAHAN MASALAH
Upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pelaksanaan kegiatan KBRI Stockholm selama tahun 2015 antara lain: 1. Menggiatkan kegiatan promosi oleh KBRI Stockholm utamanya dengan memanfaatkan event-event rutin tahunan seperti resepsi diplomatik, sekaligus meli batkan mahasiswa dan Diaspora Indonesia di Swedia dalam kegiatan promosi Indonesia. 2. Keterbatasan anggaran untuk kegiatan 2015 diatasi dengan optimalisasi anggaran utamanya dari belanja pegawai dan nestitusi pegawai. 3. Pembinaan terhadap homestaifs dan Iocalstaifs terus dilakukan dengan menerapkan mekanisme reward and punishment. 4. Kekurangan locaista ifs tenatasi dengan tenaga outsourcing terutama untuk tenaga pengemudi dan tenaga researcher untuk fungsi politik merangkap ekonomi, serta tenaga resepsionis. KBRI Stockholm sampai saat ml mengupayakan perekrutan untuk pegawai setempat permanen. 5. KBRI Stockholm telah mengupayakan pencanian gedung kantor yang lebih besar karena gedung kantor saat mi terbatas sehingga kegiatan-kegiatan masyarakat Iebih sening dilaksanakan di Wisma. 6. KBRI Stockholm akan mengadakan peremajaan kendaraan dinas guna mengoptimalkan dukungan fasilitasi bagi delegasi Indonesia yang datang ke negara akreditasi.
36
a-
P
N
-Il
HZ
(I)
(I)
0
1
CD
0 (i3 (I, (I,
C B
2P -o
D D -D 0
CD
D DD D
CD CD B ) W CD
CD CD CD CD CD CD W • CD CD CD 00(OCt 5wZ. (a C: CL .-'- - B 2. ) 0t -'B
-a. BCL CD
cBg Bc (D CD
--a- W L - :
.CD
W
(D
0 Ci) 0 B
'< C0 ° MM
a-
a-
D..,m)0C CD
0 CDO
=3 CD CL
oo
a- c)
B ?:-)' 0 CD =3-0 - B OCD (Da'• (D1(D CD--. ))
a-
Ct)
CDB B -0 CD
CD
CD-0? CD CD D
3c
CD
c
'4.' 1
(t
cE
a—. -o0
M
Ct)BBB CL Bcn CD) -CL (fl 0 m CD CD
- :) a
CD
=3 CD m
-
CD 3 a- 0 ca--
-0
-nC
-a CD
0-'
-(t) =3 C
-
? = CD
C
a-
c
Z 0 CD
. --i?c-
.
-
rn
G)
C-
CD
a-
Ez!occ
B
M. XCD B -0CD(D
'p
r,m0rnm
a-
r a-
C
CL cD
CD
a--M.
C —I
C
-a
rn
-
'
a'Q (DO-
- '
a-
I-
z a-x m
z
rn
G) m
C B C
z
rn-i corn
-
z
0
p
2 3D(O3W3
CD
Cl)
CDCDCD
I )
CD
C3B )CDC
-iO-i
3
-
c
CD
) (I) (OW
-.
C
L -.
(n
CD
-
0
B
C
c
5 o
'o
-
C
o
-
ci ' CDC
CDCD)
Q )(Q(O
a-
CD -
)
.
2-
0
B
(
.
CD
77 77
B°' CD
C ? (CD
M.
0
-'
CD CD
CD
CD
(CD B
Q
c
77
rml.
)
3
a-a)aQ
(/)
C
0
B
a-
-'
i1
C CD
I
u
-.
CD a-
C
o
•
-
)
CC ) B C),CD<
(I) O
o
'-'-
E CD
-
BC
0) 1
E3
O
CD
C')
-•
D<
0- 0 77
77
CD
CD
a-C CD
-
CD
-
-.-°--m Ml
53,
a-~
77 zr
-
,-I
° CDCB0 (0O)CD
CD
UU
o
zr CD
C(b)
D CD B0
0—
0-
77
-
—
-1
Cl)
CD -' D
Z
CDQ_
-
-
C
r-
0•
CD
CD
a-
CD aCD
3
CD
:-
CD
B
_•
a_ -.
-'
co
77
CD
-
0
) 77
C'- 0-
cn
)(b O CO 0
77
CD
-I.
c
) Om CD (0 -.
-'
3
CD 3
'54
CL
CD 0 CD
C,,CL
CD aCD
w
ci) cL
CD (D
CD i)
(-I)
2 35•
-
0_
5
c
I - 0'< 0 O 3 CDCDCDCDCD= CD CL 0 )D(LD
ci)
• 0 -I
ci
CD E
0 '
C/) -CDCDCDCDCD0CD -I CDCD CL ci) ci)Dci -
CD
I CD . 0 c' .-ZCD Q Z3 OCDCoC=c3. (D ci) E D O cci -. D00) 0 CD CCD C) 5 W
r
0
=r
C CD
I
CD
CCo
)
z CD :
ci
O.9 '< ) ci)
ci)
°
CD Z3
a- -o CD
C3 CD
CCD -
0_ C ci)cCci)
C
- - (D -o 0) -E () - - - Z B C 5CD z0 CD CD o (D c - ci) o_ O ci0_c
'< cr cr cr C 0_ a— -(Q -o 0) ci) =CD =g 5 CD CD ) CD cci) CL Z3 ci) - ci)• C -1 -'o Crci) 0 aCD 1(0 CDCD •CD -
•
1
CD Co CD
0_CD'<9-CDB-Ici)Cor'-I. CD 0'<.< CD ) -'ci) 0_ 9 2
öc
ci) w CD
c
4?. a- E - CD -.(LD ci) CD 0 ci) CD '< CD Q) 0_ 0 D ) 0) 5o=• CD 0 0_Co ) 30 ci) r 9 CD -0 ci)= 0 ) CD ci) ci) 0)
CD c ¶ 09 ) D CD
ci)
a-
Q)
CD CD C= (D
9 CF
0_
-CD
- :j2ci)
0_
-. .0 0 9-2? ç 'Co9 a-00Co-1-- cr 2ci) Dci) o _CDCD9 CoCo _c,:: 5aaCD a- ci) (D a-W. C 9 9 ci) Cr
> o_
ccaDocBB> OCDCD 0 CD CD
—
CD (I) CD
-'c-.-
CD
5•
C
)
BCD) CD CD 0 CDOO) CD
C
-.
CD
.-1.
-o
77
CD
-
07
CD 07
3 J
-'<
--
5•
ET
0)3> CD
CDfl
CD
07 )CD .°3_o--, CD
2-)° o -= )
CD
(0
) (0
5
°-
-
2.
-.
W°-
' > (QD CD 0)°-23 3 )CDCD 7°
ci
o
ca)r-
07 ) ECD
(0
CD
CD
) CDCD
0)
CT 07 07 W
CD CD CD o
3
a- ) °' °- a — °
•
0)
O)3 CD
)
3
3
(
aZ
07
(b
(n
•
5.
7
o a-
0
2 )
-)
0
(11
a
=3 CD CD E5a0 O ) C37 CD )0)
a 0)
C/)-.
a.
3
0D) QO
3(0 0) CD )
o 2 CD
- -0
0)
-sw
CD 0
0()
CD
C37 °"
c) 3 0)
<
a- -
0
(0
-S
CD0)
(Q)O 3 0) CD CD (I, - O - j ch
-. oa.
CD
)
:3
(0
0a.3 () O CD3 3
O
(0
(0 0
CDCD a.2
CD
3
3
CD
a-
c a. < _
07 (CD
-I-S
5•'.
-.
0)
-
CD
0
CD
) -
)
-
>
ZCDCD
I
I
-'CD
CD(0a
I zr
I II I
0_a
22 5 2
I
I I I
CD
0
B
I I
CD
I
C
I I
I
I
D) D)
-'
m
CD
I
Q
CDCD
~
CD
cjD)
D)D)
D) CD
CD
CD
CD
-a
-
D)
Z CD
D) :i +
D)D)
—
-o C
g
D) D) CD D) D) -s D)
HE D)o
D)
C C-
><3zr
/(0 CD DC OD)Z
(0
I
I I
I I
0
B0 0
a5- (Dcn
- o 2o
CD CD
CO -o o
Hll!I
09
-m w 3 co)-
C
-
CO o
a-
i-
D)
_
O
a-oE X
CD
I
W CD
CD
0.. 0 0_
0 0
-
CDcnI
-B0oI PCO CD 5(T) D)I
-
D) C/) D) D)
-1
I
-
COa
OD)o~. D) Cl)
:3o-?>
11—Di
~XO
IH
j
CO
COD)
a
CD a-CO
-I-
? U)
B
OU) OOD) O CDCD0CD0 . 0 U) CO ';D) -.
-
CD
0 CD
-,
U) -D 07 CD
0
D)
CD CD -' C) w -. = B U) -o CD D) -0 M -o D) D)
0.
B(nD)0B -gCDCD CD
zc' -
'(/)B
0CDCD
BCOD)D)D)
CO
D)
D)0
D)
cc
0-1-CD BCICD
Lp.
w CD
0
0BCDD)D) CD= CD(DCD .-1D) U)
CD 0_
2
CD
B
2. o
CD EE~
uur CO
-,
U)
CD D)CD
-
POCOCD
OCO
CDC
<
CD Cb
-,
CD 0
CO CDD)
CD000
- D)
H-
aO•. o
cc
-•
I—
0 D)
a-
_
-.
o 6
•
o
D)
CO
E
-.
CD
)CD(D
7c-
0
O
C)
C)
-t
:07
CD
D) CL W -'
I CL CL D CD-Q -1
CD -OBCD' =Y-(c
C) 0)
cT
HQ-
-
BQ.°' CD rn (
c,CD
CD)) )OC)) CDCD:7 iD CD W
000? CD)CD
ST
CD
CL
-o - (Do)
CD CD E(DCD 7 DD I)
I)ZtJ
0D(/)B
!IU':
- UUP ID
I)
CD
—
0 CD
0 I)
M
CD W CD
CL
. CD
CD
-.
cnCD:7
-c)
CL
O
I) S.
(I)
5DDDOm CD CD CD 0
aa )CD
DoOj )cCDQ)CDCDCD
CDD(D
cn O)CD
BCD 0) oo :j CD W ZCD CD
a
D
D
CD
C:
CD
0)
)
CD
I 0 CD CD ;7 CD
c2o)a CD
CD
CD 0
I
I
0-CD co-.4-B CDc (Q(O-
w CD'<
CD
)
CD 0-o
_0 I)
w
I)
CD
Fn, r- a -I)
)CD
0 CD
Q)
_D
0)
7ç- )
-
:7
?fl 2g M (I)
C)
7c- 0 :7 00
-
..
CD'
CD
:, Li_
c) CDCD O)O)-...
B
O- DD ç(D
LCD -,o0
0
B-
O —
5(DB
-0 CL
-,
CD
CD
CD
z
)
8- g -
CD -Oa
5
Ct,
(o D (Q
110
I
CD CD M. OCD 3
)
-o
2
(/)
03o CD
CD N
I
I
I
r_ - o__o--__l
-o_o_ --_-1
*
&) OON)OO
3
-
° p1.'
-•
- CD FD (n
5)
C/)
C:
-
.
CL
0
(0
-, 3 =3 CL
—
(3cn
.___3
3a-
0
CD
(/)0ci,
-
o92~j
<
))
(00 CJ) ))
I
CD
(c) (n
0 0
-,
C/)
O(/)(/)) 77
Cl) 0 0 0 -. ?=O Ci) — '.<=3 Cn
cn
0
I
0W(/)
-
(0
Ni
CL
-a3 UUO
Go C/)
)O -0 0 C/) -,
) —.D
—.0
.
P°0
0 =3
6Q) Zo
(0
CD (n C/) )3g
(n
W
C/) —
CD
0
II
-
)3
-
I CL
CD
CD
I
—
5_ CD =3 0
33
ocr 7777 (0'—.
i•
I
I
I
III
llR'
0
C/)
CD
CL
I CD
cr =3 CD00Q)o
CD cc
)
0)
Q
(p b
• --
o o-
3 o 0
_
'
lCi) (n
0 •
C/)
o
Of CL .
Cl)
o (n
o (•
)
CL
ID
—.
_
0 C)
CL C/)
.
CD
6 CD
(0
I
0
w
-:
) (
CD
a (0
5 0 D W fl
D 3 a(t0
-
(F) '<
2 0
GO
a_ 0 -(0
I
I
OBU
0 -0 0-
O2. (D CD
CD
CD •
51
z
(D CD
0. M.
~.'<
(n
B
-
(D
B-
BU
(I)
(0 CD
R
71,
U CD
CD
00.
c) =1,
(0 (0 77-0 -0 -o -1(1) Q )CD0-0) (0 a g O B 5)(05- B Q)CD a_.w -,
° - - -' 5B
.
C
5a-(D
0
:D
CD(0
0
(00
i--a
0-0
;7 fm a in:1 =k -
(0
CD
I
I
I
?l-00 CD
CD
CD
CD CD
a-
0. 9(0
w
CD
°'.•.-.-
B
-
(
DB Z.
(0 (0
-.
WCD
CD
cc
U~.o,B a-
53
0-3
-
0.
E
0B
CD 0 CD C CD
CD
O) (D
-(D CD 0-
.
1)CD
r
-
Cr
B a. o3'
WB
)Q) B-
B
0
CD
'5 70
iU
-I-
i3CD
a-a) a)
CD
¶P_
-0CD cp.B
-.
CD
I
cc Fm-
a
36
0CD)
(Q)
a.
-.
co c (F)
0 CD :,-
00
-0) Bg a-
a. 0 CD (I)
,--'<
-
)
)
(0 C/) Cl)
cn
oICn
a
CD
D Ct
CD
Cl) Cl)
en
cn -.
CD (0 (0
Io-- j K
D K CD CD
CD CD
3
co
1Cfl(t ).QCl) C)—.'
cn
Z
Cl)
CD
Wi r
cn C/)
°B'
CT)Cl)CT)
CT) C'-J(0 0 l)Cl) ,
(/)
c
)
-
B
• (T)
CL CD
(Q(t -'
CD
CD
Cl)
W(o
I.
CL -.
9
Cl)j
CT)_-:
°°-'<
u-cn C: CD CD
z-
C) 0
C')B ZEj . Cl) 00 0
1
C'CT)
CD C oCl)
C'
cn
CL
CT D (QC/)
WCT)
W C'CT)
CD 1 CT)2
0(0 C')
Z
2-
Bc
C')
IC
C
CL
CL
PIZ'
o
CT)CT)
-o
Cl)
Cl) _C') 0-2)
C')2(T Cl) B °0—. j'CD
Q_C' 0 CD cn .C1)
CT)
C'CT)
Hfl
C')45-, 0
0.
CT)
-,
B
CL
CL
)CDCDD
CD
cD
-
-(OCD(O
9)
CDOCDCD Cl(O
(I)
-. - -
CD(
2
;r CD(-
-o w
(0))
I
I
CD CD CD CD
5 =CD CD - CD
D
-D'CD -D< 0 2) wD= —.1
=--. Q)
-o 00) 0)
CD
o
< CD
co
77
)
i5CD Co cn
I CT
WDD>10) CDCD)
-
w 0
CDCD
-3
CD
Em
—O) c
)
B Er
-nj
>
,
Q 0
CD
<
)
0 X
0
.9
B
U
-c CD
I
CD £2CDOCD
CD (0
w
57
CD
CD
DB CD CD
) -
ww CD
0
=
CD
c)°-
(I) CD
<
x—,.ç)
CD
0
)
0
c) DBCD
_1<
(0:
77,
CD Cl) wW
oB
(nwW 6 -U CD
oB (J) ii1
-
+
--. +
77,
.
00
)
I_