4 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI NERACA Per 31 Desember 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah) KODE REK 1 1.1 1.1.1 1 . 1 . 1. 1 1 . 1 . 1. 2 1 . 1 . 1. 3 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5
URAIAN ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Penerimaan Kas di Bendahara Pengeluaran Investasi Jangka Pendek Piutang Piutang Lain-lain Persediaan JUMLAH ASET LANCAR
Ref 5.1.1 5.1.1.a 5.1.1.a.1.a 5.1.1.a.1.b 5.1.1.a.1.c 5.1.1.a.2 5.1.1.a.3 5.1.1.a.4 5.1.1.a.5
1.2 1.2.1 1.2.2
INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Investasi Permanen JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG
5.1.1.b 5.1.1.b.1 5.1.1.b.2
1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6 1.3.7
ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan JUMLAH ASET TETAP
5.1.1.c 5.1.1.c.1 5.1.1.c.2 5.1.1.c.3 5.1.1.c.4 5.1.1.c.5 5.1.1.c.6
1.4 1.4.1
DANA CADANGAN Dana Cadangan JUMLAH DANA CADANGAN
5.1.1.d 5.1.1.d
1.5 1.5.1 1.5.2 1.5.3 1.5.4 1.5.5
ASET LAINNYA Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tidak Berwujud Aset Lain-lain JUMLAH ASET LAINNYA
5.1.1.e
5.1.1.e.1 5.1.1.e.2 5.1.1.e.3
JUMLAH ASET 2 2.1 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6
KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Utang Bunga Utang Pajak Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan Diterima Dimuka Utang Jangka Pendek Lainnya JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
5.1.2 5.1.2.a 5.1.2.a 5.1.2.a 5.1.2.a 5.1.2.a 5.1.2.a 5.1.2.a
Tahun 2009
Tahun 2008
207.028.170.968,65 200.557.851.357,52 5.823.294.154,13 647.025.457,00 10.071.225.983,02 2.157.475.284,00 7.095.506.648,00 226.352.378.883,67
225.556.364.224,50 217.353.816.392,81 6.754.759.287,69 1.447.788.544,00 167.500.000.000,00 342.266.678,00 3.086.548.151,19 4.552.240.556,72 401.037.419.610,41
36.425.017.784,00 77.754.070.783,11 114.179.088.567,11
19.985.727.500,00 57.366.461.983,91 77.352.189.483,91
945.966.334.200,00 246.021.060.802,24 307.613.758.296,00 2.168.274.274.877,00 9.433.925.976,00 35.799.890.838,00 3.713.109.244.989,24
219.517.458.524,51 302.719.661.190,14 388.701.501.453,21 1.982.887.624.570,51 39.333.097.287,00 105.537.133.660,00 0,00 3.038.696.476.685,37
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00 34.507.656.000,00 96.900.000,00 260.096.680.470,36 294.701.236.470,36
0,00 0,00 20.786.560.000,00 0,00 2.441.865.639,00 23.228.425.639,00
4.348.341.948.910,38
3.540.314.511.418,69
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 44.980.772.358,00 44.980.772.358,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 45.860.644.614,00 45.860.644.614,00
5 KODE REK 2.2 2.2.1 2.2.2
URAIAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri Utang Luar Negeri JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Ref 5.1.2.b 5.1.2.b 5.1.2.b
JUMLAH KEWAJIBAN 3 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5
3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4
3.3 3.3.1
Tahun 2008
Tahun 2009
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
44.980.772.358,00
45.860.644.614,00
201.204.876.814,52 12.228.701.267,02 7.095.506.648,00 (44.980.772.358,00)
386.301.604.936,81 3.428.814.829,19 4.552.240.556,72 (45.860.644.614,00)
5.823.294.154,13 181.371.606.525,67
6.754.759.287,69 355.176.774.996,41
EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Cadangan untuk Piutang Cadangan untuk Persediaan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek Pendapatan yang Ditangguhkan JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR
5.1.3 5.1.3.a 5.1.3.a 5.1.3.a 5.1.3.a 5.1.3.a
EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang Jangka Panjang JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI
5.1.3.b 5.1.3.b 5.1.3.b 5.1.3.b
114.179.088.567,11 3.713.109.244.989,24 294.701.236.470,36
77.352.189.483,91 3.038.696.476.685,37 23.228.425.639,00
5.1.3.b
-
0,00
4.121.989.570.026,71
3.139.277.091.808,28
EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN
5.1.3.c 5.1.3.c
0,00 0,00
0,00
JUMLAH EKUITAS DANA
4.303.361.176.552,38
3.494.453.866.804,69
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
4.348.341.948.910,38
3.540.314.511.418,69
5.1.3.a
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pokok
GUBERNUR JAMBI
H. ZULKIFLI NURDIN
6 2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KOMPARATIF
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2009 dan 2008
NO. URUT 4 4. 1 4.1.1 4.1.2 4.1.3
Ref
Uraian PENDAPATAN
5.2
4.1.4
PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
4.2 4.2.1
PENDAPATAN TRANSFER Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
Anggaran
Tahun 2009
%
Tahun 2008
1.292.670.700.746,17
1.353.900.464.683,97
104,74
5.2.1 5.2.1.1 5.2.1.1 5.2.1.1
498.167.990.389,17 423.795.726.000,00 40.450.100.000,00 9.350.990.680,00
526.442.077.650,97 438.533.680.183,00 36.852.013.379,00 9.551.178.883,03
105,68 103,48 91,10 102,14
626.524.989.693,97 527.008.669.551,00 27.282.991.499,00 6.303.507.593,25
5.2.1.1
24.571.173.709,17
41.505.205.205,94
168,92
65.929.821.050,72
5.2.1.2
793.413.710.357,00 769.453.510.357,00
826.020.480.233,00 802.060.279.933,00
104,11 104,24
805.271.241.378,00 745.860.901.379,00
4.2.1.1 4.2.1.2
Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)
5.2.1.2 5.2.1.2
129.185.695.213,00 131.640.935.144,00
133.568.381.169,00 159.865.019.764,00
103,39 121,44
130.385.476.715,00 122.217.742.664,00
4.2.2.1 4.2.3.1
Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus
5.2.1.2 5.2.1.2
473.505.880.000,00 35.121.000.000,00
473.505.879.000,00 35.121.000.000,00
100,00 100,00
468.803.682.000,00 24.454.000.000,00
5.2.1.3 5.2.1.3
23.960.200.000,00 23.960.200.000,00
23.960.200.300,00 23.960.200.300,00
100,00 100,00
59.410.339.999,00 59.410.339.999,00
5.2.1.4 5.2.1.4
1.089.000.000,00 1.089.000.000,00
1.437.906.800,00 1.437.906.800,00
132,04 132,04
5.000.000.000,00 5.000.000.000,00
5.2.2
1.670.048.305.683,00
1.530.073.192.806,26
91,62
1.404.982.484.105,50
4.3.4 4 . 3 . 4. 1 4.3 4 . 3. 2 5
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya Dana Penyesuaian LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Lainnya BELANJA
5.1 5.1.1 5.2.2 5.1.3 5.1.4 5.1.5 5.1.7
BELANJA OPERASI Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan
5.2.2.1 5.2.2.1 5.2.2.1 5.2.2.1 5.2.2.1 5.2.2.1 5.2.2.1
1.001.167.942.935,00 412.437.096.827,00 390.304.234.508,00 8.950.000.000,00 7.500.000.000,00 26.040.208.524,00 155.936.403.076,00
908.851.259.106,20 377.053.055.361,00 348.230.502.202,00 8.688.823.000,00 7.438.277.500,00 22.222.754.434,00 145.217.846.609,20
90,78 91,42 89,22 97,08 99,18 85,34 93,13
645.674.565.355,00 351.295.076.050,00 278.270.195.705,00 5.984.070.000,00 3.592.607.000,00 3.282.616.600,00 3.250.000.000,00
5 . 2. 3 5 . 2. 3. 1 5 . 2. 3 5 . 2. 3 5 . 2. 3 5 . 2. 3
BELANJA MODAL Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Bangunan dan Gedung Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya
5.2.2.2 5.2.2.2 5.2.2.2 5.2.2.2 5.2.2.2 5.2.2.2
483.926.717.838,00 2.800.000.000,00 76.532.808.320,00 77.083.931.668,00 303.041.669.350,00 24.468.308.500,00
445.681.362.279,00 2.795.350.000,00 73.134.813.809,00 69.255.844.025,00 282.023.892.500,00 18.471.461.945,00
92,10 99,83 95,56 89,84 93,06 75,49
560.254.716.325,00 500.000.000,00 61.549.441.793,00 91.281.009.106,00 393.389.160.081,00 13.535.105.345,00
5.1.8 5 . 1 . 8. 1
BELANJA TAK TERDUGA Belanja Tak Terduga
5.2.2.3 5.2.2.3
10.000.000.000,00 10.000.000.000,00
2.674.835.000,00 2.674.835.000,00
26,75 26,75
283.000.000,00 283.000.000,00
5.1.6 5.1.6 5 . 1 . 6. 2 5 . 1 . 6. 4
TRANSFER Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Retribusi
5.2.2.4
174.953.644.910,00
172.865.736.421,06
98,81
198.770.202.425,50
5.2.2.4 5.2.2.4
174.468.644.910,00 485.000.000,00
172.806.165.883,06 59.570.538,00
99,05 12,28
198.770.202.425,50 0,00
(377.377.604.936,83)
(176.172.728.122,29)
46,68
31.813.746.966,47
SURPLUS / (DEFISIT)
7 NO. URUT 6
Uraian PEMBIAYAAN
Ref
Anggaran
Tahun 2009
%
Tahun 2008
5.2.3
6.1 6.1.1
PENERIMAAN DAERAH Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
5.2.3.1 5.2.3.1
386.301.604.936,83 386.301.604.936,83
386.301.604.936,81 386.301.604.936,81
100,00 100,00
359.487.857.970,34 359.487.857.970,34
6.2 6.2.2
PENGELUARAN DAERAH Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
5.2.3.2 5.2.3.2
8.924.000.000,00 8.924.000.000,00
8.924.000.000,00 8.924.000.000,00
100,00 100,00
5.000.000.000,00 5.000.000.000,00
PEMBIAYAAN NETTO
377.377.604.936,83
377.377.604.936,81
100,00
354.487.857.970,34
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)
0,00
201.204.876.814,52
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pokok
GUBERNUR JAMBI
H. ZULKIFLI NURDIN
386.301.604.936,81
9
3. LAPORAN ARUS KAS KOMPARATIF
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2009 dan 2008
URAIAN Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas Masuk Pendapatan Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Dana Darurat Bantuan Keuangan dan Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Tunjangan Pendidikan
Ref
Arus Kas Keluar Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
438.533.680.183,00 36.852.013.379,00 9.551.178.883,03 41.326.790.187,94 293.433.400.933,00 473.505.879.000,00 35.121.000.000,00 23.960.200.300,00 0,00 1.111.956.800,00 325.950.000,00
527.008.669.551,00 27.282.991.499,00 6.303.507.593,25 54.816.491.606,72 252.603.219.379,00 468.803.682.000,00 24.454.000.000,00 5.000.000.000,00 59.410.339.999,00 0,00 0,00
1.353.722.049.665,97
1.425.682.901.627,97
377.053.055.361,00 8.688.823.000,00 7.438.277.500,00 22.222.754.434,00 172.865.736.421,06 145.217.846.609,20 0,00 2.674.835.000,00 348.230.502.202,00
Belanja Tidak Terduga Belanja Barang dan Jasa Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
Jumlah Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Belanja Modal Pengadaan Tanah Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Berat Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Tidak Bermotor Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan di atas Air Bermotor Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Bengkel Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Pengolahan Pertanian dan Peternakan Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor Belanja Modal Pengadaan Komputer Belanja Modal Pengadaan mebeulair Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur Belanja Modal Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Komunikasi Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Ukur Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Laboratorium Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon
TAHUN 2008
5.3.a
Jumlah Arus Kas Masuk
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Non Keuangan Arus Kas Masuk Pelepasan Hak Atas Tanah
TAHUN 2009
351.295.076.050,00 5.984.070.000,00 3592607000 3.282.616.600,00 198.770.202.425,50 3.250.000.000,00 283.000.000,00 278.270.195.705,00
1.084.391.830.527,26
844.727.767.780,50
269.330.219.138,71
580.955.133.847,47
178.415.018,00
11.113.329.444,00
178.415.018,00
11.113.329.444,00
2.795.350.000,00 4.278.295.488,00 10.222.755.700,00 4.060.000,00 0,00 3.135.726.100,00 3.296.496.500,00 4.029.548.200,00 1.526.080.750,00 12.774.561.938,00 13.026.103.920,00 489.459.000,00 1.630.948.550,00 2.912.683.000,00 568.702.000,00 373.316.000,00 2.659.020.000,00 12.142.026.663,00 185.527.673.100,00 34.257.158.000,00 59.674.711.100,00 1.312.616.000,00 1.251.734.300,00
500.000.000,00 3.796.705.000,00 6.463.525.000,00 62.410.000,00 159.200.000,00 620.546.400,00 2.442.315.000,00 5.554.117.300,00 1.152.160.400,00 11.905.687.500,00 6.112.342.150,00 644.873.220,00 1.991.985.350,00 2.721.399.000,00 375.071.000,00 856.165.500,00 2.761.358.298,00 13.922.312.675,00 241.085.750.251,00 40.041.054.500,00 109.574.421.800,00 1.555.954.180,00 1.131.979.350,00
5.3.b
9 URAIAN
Ref
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian*) Bangunan Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaan Belanja Modal Pengadaan Barang bercorak Kesenian, Kebudayaan Belanja Modal Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman Belanja Modal Peralatan dan Mesin Peternakan Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Komunikasi dan Jaringan Komputer Belanja Modal Pengadaan Sarana Pendidikan Belanja Modal Pembelian APE Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Persenjataan/Keamanan Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Non Keuangan Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Arus Kas Keluar Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Jumlah Arus Kas Keluar
Jumlah Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Jumlah Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran Kenaikan / (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode Saldo Awal Kas Saldo Akhir Kas Terdiri Dari : Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan
TAHUN 2008
69.255.844.025,00 2.497.752.183,00 90.068.000,00 13.988.416.862,00 65.030.000,00 209.300.000,00 543.787.000,00 1.142.137.900,00 0,00
91.281.009.106,00 9.772.092.345,00 605.350.000,00 3.157.663.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7.268.000,00
445.681.362.279,00
560.254.716.325,00
(445.502.947.261,00)
(549.141.386.881,00)
5.3.c
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran Arus Kas Masuk Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Pendapatan yang Ditangguhkan
TAHUN 2009
8.924.000.000,00
5.000.000.000,00
(8.924.000.000,00)
(5.000.000.000,00)
86.430.602.571,00 0,00
94.085.044.951,00 6.754.759.287,69
86.430.602.571,00
100.839.804.238,69
86.430.602.571,00
94.085.044.951,00
86.430.602.571,00
94.085.044.951,00
0,00
6.754.759.287,69
5.3.d
(185.096.728.122,29) 386.301.604.936,81 201.204.876.814,52
33.568.506.254,16 359.487.857.970,34 393.056.364.224,50
200.557.851.357,52 647.025.457,00
384.853.816.392,81 1.447.788.544,00 6.746.330.017,69
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pokok
GUBERNUR JAMBI
H. ZULKIFLI NURDIN
10 4. Catatan atas Laporan Keuangan
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Semangat Desentralisasi dan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang– Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah telah memberikan makna tersendiri dalam berbagai segi Pembangunan Daerah mulai dari tingkat penentuan kebijakan sampai tingkat implementasinya. Desentralisasi Otonomi Daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bagian dari salah satu jawaban dari serangkaian kebijakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri. Disadari bersama bahwa keberhasilan daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri akan dapat berhasil dan berdaya guna apabila aspek perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan di bidang pemerintahan dan keuangan saling memberikan umpan balik. Dalam rangka mewujudkan terlaksananya pembangunan dan kemasyarakatan, maka pemerintah senantiasa memprogramkan segala kegiatan berdasarkan atas skala prioritas, mengingat kebutuhan pembangunan yang kian meningkat dan kompleks sedang dana relatif terbatas. Berdasarkan skala prioritas tersebut maka Pemerintah Daerah menjabarkan program/kegiatan pembangunan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah . Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang salah satu isinya mewajibkan Pemerintah Daerah membuat Laporan Keuangan Daerah yang memuat perbandingan antara realisasi pelaksanaan APBD dengan APBD, Neraca, Laporan Aliran Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan Provinsi Jambi disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan
11 Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Penggunaan dana sebagai sumber pembiayaan kegiatan Pemerintah Daerah harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat secara transparan, efektif, efisien dan akuntabel. Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jambi Tahun 2009 pada hakekatnya merupakan perwujudan kewajiban Gubernur Jambi kepada DPRD atas pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2009, oleh karena itu dengan penyusunan Laporan Keuangan Provinsi Jambi ini dapat memberikan informasi mengenai kinerja keuangan daerah dan diharapkan dapat bermanfaat untuk peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Jambi. Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jambi disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jambi selama satu periode pelaporan. Pemerintah Provinsi Jambi mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan antara lain : a. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada pemerintah daerah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. b. Manajemen Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu pemerintah daerah dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah daerah utnuk kepentingan masyarakat. c. Transparansi Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan tingkat ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. d. Keseimbangan antar Generasi Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan pemerintah daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
12 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terdiri dari : a. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah yang menggambarkan perbandingan antara realisasi dan anggarannya dalam satu periode pelaporan. b. Neraca Neraca pemerintah daerah merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. c. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber penggunaan dan perubahan kas selama satu periode akuntansi serta saldo kas pada tanggal pelaporan. d. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan penjelasan naratif, analis atau daftar terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan arus kas. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan keuangan. Entitas pelaporan adalah pemerintah daerah atau satuan organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
1.2. Dasar Hukum Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah, antara lain: a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya yang mengatur Keuangan Negara; b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; d. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara; e. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; f.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
13 i.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
j.
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
k.
Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.
1 .3 .
Sistematika Penulisan atas Laporan Keuangan Unsur Laporan Keuangan ini menggunakan format sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu sebagai berikut : a.
Laporan Realisasi Anggaran Menyajikan informasi pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atas pelaksanaan APBD pada akhir tahun anggaran yang menggambarkan perbandingan antara anggaran pendapatan, belanja, surplus/defisit, dan pembiayaan dengan realisasinya dalam periode satu tahun. Penyajian Laporan Realisasi APBD terdiri dari anggaran Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan beserta realisasinya, yang disesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2008 tentang APBD Tahun Anggaran 2008 dan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009.
b.
Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan pada akhir periode mengenai aset (kekayaan), hutang (kewajiban) dan ekuitas dana dari suatu entitas (untuk tahun anggaran 2009 posisi per 31 Desember 2009). Unsur yang dicakup dalam neraca terdiri atas aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut : 1)
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumbersumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2)
Kewajiban adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
3)
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara total aktiva dengan total kewajiban pemerintah daerah.
14 c.
Catatan Atas Laporan Keuangan Merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan, yang memuat penjelasan naratif maupun rincian dari angka yang tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran. Di samping itu juga mencakup informasi mengenai ekonomi makro, kebijakan keuangan, dan hal-hal lainnya. Catatan atas Laporan Keuangan dibuat untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.
1.4.
Entitas Untuk Tahun Anggaran 2009, entitas dalam Pemerintah Provinsi Jambi yang dicakup dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jambi meliputi: a. Badan 1) Badan Perpustakaan Daerah dan Arsip Daerah 2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah 4) Badan Penanaman Modal Daerah 5) Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 6) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah 7) Badan Kepegawaian Daerah 8) Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah 9) Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 10) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan KB.
b. Dinas 1) Dinas Pendidikan 2) Dinas Kesehatan 3) Dinas Pekerjaan Umum 4) Dinas Perhubungan 5) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 6) Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 7) Dinas Pariwisata 8) Dinas Pemuda dan Olah Raga 9) Dinas Pendapatan Daerah 10) Dinas Pertanian Tanaman Pangan 11) Dinas Perkebunan 12) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
15 13) Dinas Kehutanan 14) Dinas Energi dan Sumber Daya Maneral 15) Dinas Kelautan dan Perikanan 16) Dinas Perindustrian dan Perdagangan
c. Kantor 1) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 2) Kantor Penghubung 3) Kantor Pengolahan Data Elektronik
d. Unit Pelaksana Teknis Daerah 1) Rumah Sakit Daerah 2) Rumah Sakit Jiwa
1.5.
Kebijakan Konversi Mengingat penyusunan dan penyajian APBD Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2009 dan pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, maka untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 bahwa LKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, maka penyusunan dan penyajian LKPD Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2009 dilakukan dengan melakukan konversi kepada Standar Akuntansi Pemerintahan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Konversi yang dilakukan mencakup jenis laporan, basis akuntansi, pengungkapan pos-pos laporan keuangan, struktur APBD (pendapatan, belanja, dan pembiayaan), klasifikasi anggaran (pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta catatan atas laporan keuangan. Konversi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan dilakukan dengan cara mentrasir kembali (trace back) pos-pos laporan keuangan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dengan pos-pos laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan. Pelaksanaan konversi pos-pos laporan keuangan didasarkan pada Buletin Teknis Nomor 3 Tahun 2006 tentang Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan Konversi dan khusus untuk penyajian belanja daerah didasarkan pada Buletin Teknis Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah, dimana dilakukan reclass untuk belanja pegawai, barang dan jasa, dan belanja modal.
16 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA
2.1 Ekonomi Makro Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2009 memberikan gambaran ekonomi makro tahun 2009 dan pembiayaan pembangunan yang diperlukan. Gambaran ekonomi tersebut dicapai melalui berbagai prioritas pembangunan serta langkah kebijakan yang disusun untuk menghadapi tantangan pembangunan dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan tahun 2009. a. Kondisi Perekonomian Kondisi ekonomi Provinsi Jambi tahun 2009 dapat dilihat dari neraca perdagangan, tingkat inflasi, keuangan daerah serta investasi dan sumber pembiayaan yang dapat mendorong laju pertumbuhan daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2008 mencapai 7,16% dan pada tahun 2009 mencapai 6,37% lebih tinggi dari target nasional yang hanya 5,4%. Pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh peningkatan PDRB yang mencapai Rp 17,43 triliun. Peningkatan ini juga diikuti oleh kenaikan PDRB per kapita berdasarkan harga konstan menjadi Rp5,492 juta tahun 2009 dan diperkirakan pada tahun 2010 akan mencapai Rp6,492 juta. Pada tahun 2009 struktur perekonomian Provinsi Jambi masih didominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 23,47%, Sektor Perdagangan dan penggalian sebesar 25,92%, Sektor Perdagangan, hotel dan restoran 13,48%, diikuti sektor industri pengolahan sebesar 11,52 %. Sektor jasa sebesar 9,76%, pengangkutan dan komunikasi 6,31 persen. Sesuai dengan visi misi Gubernur Jambi, dalam upaya peningkatan nilai tambah (value added) dan rantai nilai (value chain) dan produk-produk pertanian, maka pengembangan industri hilir menjadi prioritas pada tahun 2010 nanti. Berkenan dengan itu, diperkirakan sektor pertanian pada tahun 2010 kontribusinya akan mengalami sedikit penurunan. Neraca Perdagangan. Perkembangan neraca perdagangan daerah dapat dilihat dari pergerakan perdagangan ekspor dan impor daerah, perkiraan neraca perdagangan sangat terkait dengan sasaran laju pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan ekspor serta perkiraan pertumbuhan investasi. Dengan membaiknya perkembangan ekonomi nasional dan global pada tahun 2010 yang didorong oleh pelaksanaan berbagai program stimulus fiskal dan prioritas pembangunan antara lain untuk peningkatan daya saing ekonomi serta upaya-upaya untuk menciptakan iklim yang kondusif untuk kegiatan ekspor, walaupun persaingan di pasar internasional yang semakin ketat, nilai ekspor non migas Jambi dalam tahun 2008 sebesar 29,63% dan pada tahun 2009 rata-rata sebesar 20,5%. Sedangkan pada tahun 2010 nilai ekspor diperkirakan akan meningkat sebesar 25,7%. Sementara itu, ekspor migas khususnya minyak
17 bumi di Provinsi Jambi sangat tergantung pada perkembangan harga minyak dunia, pada tahun 2009 dan 2010 harganya diperkirakan akan mengalami penurunan. Dari sisi impor sejalan dengan pertumbuhan ekonomi investasi terutama di sektor perdagangan, nilai impor barang-barang konsumsi diperkirakan meningkat. Disisi lain penerimaan dari sektor jasa pariwisata diperkirakan masih relatif kecil, namun sangat potensi untuk dikembangkan pada masa-masa mendatang terutama daerah Kerinci, Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat. 1) Laju inflasi Pada tahun 2008 laju inflasi daerah Jambi adalah sebesar 11,66%, dan pada triwulan I tahun 2009 inflasi daerah Jambi minus 1,27% sementara pada tahun 2010 laju inflasi diperkirakan akan menurun. Perkiran tersebut dengan sasaran tingkat inflasi yang rendah dan stabil tetapi dengan tetap memperhatikan pertumbuhan ekonomi. Pencapaian sasaran inflasi tersebut didukung oleh relatif stabilnya harga-harga melalui penyediaan barangbarang kebutuhan masyarakat, hal ini juga terbantu jika kurs nilai rupiah relatif stabil. Jika iklim usaha dan situasi keamanan yang kondusif serta pemerintah daerah mampu mengatasi berbagai hambatan investasi, maka diperkirakan masuknya capital in flow ke Provinsi Jambi melalui investasi, baik PMDN maupun PMA. 2) Keuangan daerah Pada sisi keuangan daerah yang tercermin dalam APBD Provinsi Jambi dijelaskan bahwa sumber pembiayaan pembangunan diperoleh dari berbagai sumber diantaranya berasal dari pendapatan asli daerah berupa sisa lebih perhitungan anggaran tahun yang lalu, pajak dan retribusi daerah, dana perimbangan yang terdiri dari bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum, dan penerimaan lain-lain yang sah. Dari semua penerimaan kontribusi terbesar berasal dari instansi yang lebih tinggi atau bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan sumber penerimaan daerah yang berasal dari penerimaan daerah sendiri (PDS) masih terlalu kecil dibandingkan dengan bantuan pusat. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jambi selama ini dalam membiayai administrasi pemerintahan maupun pembangunan masih sangat tergantung dari pemerintah pusat terutama untuk belanja pegawai berupa gaji yang masih diharapkan dari pemerintah pusat Secara umum gambaran perkembangan dan realisasi pendapatan daerah Provinsi Jambi tahun 2009 memperlihatkan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Pada sisi Pendapatan Daerah, Dana Perimbangan memperlihatkan realisasi anggaran yang melampaui target yang ada. Khusus untuk Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari pajak dan retribusi daerah, laba hasil usaha dan pendapatan lainnya yang sah, peningkatan realisasi yang melampaui target yang ditetapkan, yaitu dari target sebesar Rp498,17 Milyar terealisasi sebesar Rp528,19 Milyar atau 106,03%, hal ini disebabkan oleh adanya intensifikasi dan ektensifikasi pajak dan retribusi daerah. Selama periode yang sama, pendapatan dari dana perimbangan yang terdiri bagi hasil pajak/bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana
18 Alokasi Khusus memperlihatkan peningkatan realisasi sebesar 104,28%. Kondisi diatas mengindikasikan bahwa kontribusi Penerimaan Daerah Sendiri (PDS) yang terdiri dari pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sisa perhitungan anggaran tahun lalu memberikan kontribusi yang terus meningkat secara positif, walaupun perkembangannya meningkat, akan tetapi masih kecil jika dibandingkan dengan ketergantungan daerah ini terhadap Pemerintah Pusat, walaupun setiap tahunnya hal tersebut mengalami penurunan secara persentase, akan tetapi secara nominal bantuan yang diterima Pemerintah Provinsi Jambi terus meningkat dalam jumlah yang cukup besar. Kondisi ini mencerminkan bahwa sumber pembiayaan daerah ini masih mengharapkan dari Pemerintah Pusat karena objek pajak yang ada di Provinsi Jambi sangat terbatas pendapatan daerahnya. Diperkirakan pada tahun 2010 realisasi pendapatan akan melampui target yang telah ditetapkan. Dari sisi belanja daerah yang terdiri dari belanja lansung dan tidak lansung selama tahun 2009, mengalami efesiensi dari jumlah anggaran sebesar Rp1,67 Triliun, terealisir Rp1,53 Triliun (91,73%) atau terjadi penghematan sebesar 8,27%. Namun demikian terjadi peningkatan alokasi anggaran untuk sektor pendidikan, kesehatan, meningkatkan akses penduduk dan mendapatkan perumahan yang layak, meningkatkan ketahanan pangan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pedesaan. Dari uraian di atas dapat terlihat meningkatnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan, serta didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan pemantapan stabilitas ekonomi akan dapat dicapai. Dengan demikian Provinsi Jambi akan mampu mengurangi angka pengangguran dan laju pertumbuhan penduduk miskin. Kondisi perekonomian seperti ini yang bersinergi dengan keberhasilan pelaksanaan pembangunan dan akan membawa Provinsi Jambi pada kemajuan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. 3) Kebutuhan investasi dan sumber pembiayaan Salah satu masalah penting guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan basis ekonomi yang baik adalah tingkat efisiensi penggunaan modal. Secara makro efisiensi penggunaan modal dapat diukur dengan konsep ICOR (Incremental Capital Out Put Ratio) yaitu rasio antara proporsi investasi terhadap PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi, atau dengan kata lain ICOR merupakan besar satuan kapital (investasi) yang dibutuhkan untuk mencapai satu satuan produksi dimana semakin kecil nilai ICOR maka pemanfaatan modal dalam proses produksi makin efisien. Berdasarkan berbagai langkah perbaikan investasi yang dilakukan diberbagai bidang, tingkat efisiensi kegiatan ekonomi yang diukur dengan konsep ICOR diperkirakan mengalami perbaikan. Dalam tahun 2007 ICORt-1 sebesar 4,0%, pada tahun 2008 turun menjadi 3,9%,dan tahun 2009 menjadi 3,65% dan diperkirakan pada tahun 2010 menurun menjadi 3,50%. Berdasarkan perkiraan tingkat efisiensi investasi tersebut untuk mencapai sasaran pertumbuhan dengan rata-rata 6 – 7 % pada tahun 2010 kebutuhan investasi tersebut terutama dibiayai APBD dan APBN yang masuk ke
19 Provinsi Jambi, kemudian dari tabungan masyarakat baik melalui investasi fasilitas maupun non fasilitas. Investasi fasilitas yang dilakukan oleh swasta baik melalui PMDN maupun PMA sangat tergantung pada seberapa menarik Jambi sebagai investasi yang menguntungkan. Untuk dapat meningkatkan investasi swasta masuk ke Jambi maka perlu strategi, peraturan yang konsisten, penegakan hukum yang tegas, keamanan dan iklim yang kondusif. Disamping itu perlu usaha yang gigih untuk memperkenalkan dan mempromosikan potensi daerah di berbagai forum baik regional, nasional maupun internasional. Berkenaan dengan peranan investasi swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi sangat besar, salah satu cara untuk mendorong peningkatan investasi swasta ke Jambi adalah dengan membuat regulasi yang dapat merangsang dan menguntungkan investor disamping menciptakan suasana yang kondusif dan stabil.
b. Lingkungan Eksternal dan Internal Gambaran ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2009 akan dipengaruhi lingkungan eksternal sebagai akibat semakin meningkatnya integrasi perekonomian dunia yang pada satu pihak akan menciptakan peluang yang lebih besar bagi perekonomian daerah, tetapi dilain pihak juga menuntut daya saing perekonomian daerah yang lebih tinggi. Dorongan eksternal bagi perekonomian daerah Jambi berasal dari perekonomian regional dan nasional serta negara tetangga yang diperkirakan masih manjadi penggerak perekonomian dunia dan pasar dari komoditi ekspor negara berkembang yang diperkirakan tetap menjadi kawasan dinamis dengan motor penggerak perekonomian negara-negara industri di Asia lainnya. Adapun lingkungan internal yang diperkirakan berpengaruh positif terhadap perekonomian daerah dalam tahun 2009 adalah sebagai berikut : Pertama, ekspektasi masyarakat tetap kuat didorong oleh rencana dan pelaksanaan program-program pembangunan yang terarah dan konsisten sesuai dengan dokumen perencanaan dan melalui tahapan Musyawarah Perencanaan Pembangunan; Kedua, pemerintahan yang kuat yang didukung oleh seluruh masyarakat akan mempercepat penyelesaian konflik kebijakan antara pusat dan daerah, kebijakan lintas sektor, serta kebijakan-kebijakan sektoral yang menghambat terciptanya iklim usaha yang sehat yang pada gilirannya akan menciptakan kepastian hukum bagi peningkatan kegiatan ekonomi; Ketiga, sejalan dengan meningkatnya kepastian politik, kemampuan untuk menegakkan keamanan dan ketertiban serta pelaksanaan hukum, termasuk dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, juga meningkat; Keempat, meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap berbagai pelaksanaan program pembangunan pada gilirannya akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi.
20 c. Tantangan Pokok Dengan kemajuan yang dicapai dan masalah yang dihadapi hingga tahun 2009, tantangan pokok yang dihadapi tahun 2009 adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi. Dengan jumlah pengangguran yang semakin bertambah, kualitas pertumbuhan perlu ditingkatkan agar kegiatan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih besar dan mengurangi jumlah penduduk miskin. Sejak krisis, lapangan kerja yang diciptakan oleh kegiatan ekonomi makin menurun, kerawanan pangan dan kurangnya penanganan masalah gizi dan rendahnya kemampuan daya beli harus terus ditingkatkan dalam rangka mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi daerah. 2) Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi. Tantangan ini cukup berat mengingat kondisi sektor riil yang belum sepenuhnya pulih; ditandai dengan masih awalnya peningkatan investasi dan ekspor non-migas dan masih banyaknya kendala di daerah yang menghambat peningkatan investasi dan ekspor non-migas secara berkelanjutan. 3) Menjaga Stabilitas Ekonomi Berkaitan dengan kemungkinan timbulnya gejolak ekonomi baik yang berasal dari luar, yang mengakibatkan tidak terkendalinya inflasi akan mempengaruhi dari tingkat daya beli masyarakat serta akan membawa dampak bagi stabilitas ekonomi daerah.
d. Arah Kebijakan Ekonomi Makro Dalam tahun 2009, kebijakan ekonomi makro diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan sekaligus pertumbuhan ekonomi daerah agar mampu memecahkan masalah-masalah sosial mendasar terutama pengangguran dan kemiskinan dengan tetap mempertahankan stabilitas ekonomi. Dengan terbatasnya kemampuan keuangan daerah, maka ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi relatif terbatas. Untuk itu kebijakan ekonomi makro daerah diarahkan untuk mendorong secepatnya peranan masyarakat dalam pembangunan dengan menghilangkan berbagai kendala yang menghambat. Disamping itu langkah-langkah kebijakan lebih serius ditempuh untuk meningkatkan pemerataan dan sekaligus mendorong potensi pembangunan yang belum termanfaatkan selama ini antara lain di sektor pertanian, industri, dan di wilayah perdesaan. Hanya dengan demikian pemecahan masalah-masalah sosial mendasar seperti kemiskinan dan pengangguran dapat segera dipecahkan. Dalam kaitan itu, pertumbuhan ekonomi didorong terutama dengan meningkatkan investasi dan ekspor non-migas. Peningkatan investasi dan daya saing ekspor dilakukan dengan mengurangi hambatan-hambatan yang ada yaitu dengan menyederhanakan prosedur perijinan, mengurangi tumpang tindih kebijakan antara pusat dan daerah serta antar sektor, meningkatkan kepastian hukum terhadap usaha, menyehatkan iklim ketenagakerjaan, meningkatkan
21 penyediaan infrastruktur, menyederhanakan prosedur, serta meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dalam menyalurkan kredit kepada sektor usaha kecil dan menengah terus dilakukan dan dikembangkan. Selanjutnya, kualitas pertumbuhan ekonomi ditingkatkan dengan mendorong pemerataan pembangunan antara lain dengan mendorong pembangunan pertanian dan meningkatkan kegiatan ekonomi perdesaan. Kualitas pertumbuhan juga didorong dengan memperbaiki iklim ketenagakerjaan yang mampu meningkatkan penciptaan lapangan kerja dengan mengendalikan kenaikan Upah Minimum Provinsi agar tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan laju inflasi, memastikan biaya-biaya non-UMP mengarah pada peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta membangun hubungan industrial yang harmonis antara perusahaan dan tenaga kerja. Kualitas pertumbuhan juga didorong dengan meningkatkan akses usaha kecil, menengah, dan koperasi terhadap sumber daya pembangunan. Upaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin akan didorong oleh berbagai kebijakan lintas sektor mengarah pada penciptaan kesempatan usaha bagi masyarakat miskin, pemberdayaan masyarakat miskin, peningkatan kemampuan masyarakat miskin, serta pemberian perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Stabilitas ekonomi dijaga melalui pelaksanaan kebijakan untuk tetap memberi ruang gerak bagi peningkatan kegiatan ekonomi. Stabilitas ekonomi dalam tahun mendatang juga akan didukung dengan ketahanan sektor keuangan melalui penguatan dan pengaturan jasa keuangan, perlindungan dana masyarakat, serta peningkatan koordinasi berbagai otoritas keuangan melalui jaring pengaman sistem keuangan secara bertahap.
2.2 Kebijakan Keuangan Dalam menjalankan roda pemerintahan di Provinsi Jambi selalu mengacu pada visi yaitu “Jambi Maju, Mampu, dan Mandiri”. Penjabaran operasional lebih lanjut terhadap visi tersebut, diperlukan kebijakan fiskal dan keuangan, baik dari sisi penerimaan dan pengeluaran. Dari sisi penerimaan, telah dikeluarkan seperangkat Perda yang mengatur mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sumber pajak dan retribusi daerah. Perda tersebut menyebutkan secara rinci mengenai jenis dan tarif masing-masing pajak dan retribusi daerah. Dalam anggaran tahun 2009 ini penerimaan PAD jumlahnya belum signifikan untuk menopang belanja daerah dalam APBD, sehingga masih mengandalkan dukungan dana dari penerimaan transfer/bagi hasil dan Dana Alokasi Umum dari Pemerintah Pusat. Dari sisi pengeluaran, Perda APBD telah ditetapkan sebagai batas tertinggi pengeluaran untuk tiap-tiap kegiatan agar terjadi efisiensi dan efektivitas kegiatan. Selanjutnya sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 150 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, telah ditetapkan perangkat kebijakan yang menjadi dasar dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah, yakni Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Perda ini secara substansial mengatur hal-hal pokok yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah.
22 2 .3
Pencapaian Target Kinerja APBD Provinsi Jambi tahun anggaran 2009 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2008, yang selanjutnya diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perubahan APBD Provinsi Jambi tahun anggaran 2009. Penyusunan APBD ini, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, dilakukan dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai tujuan bernegara. Upaya untuk mencapai tujuan bernegara dimaksud secara operasional dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang sekaligus bertindak selaku pusat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah. Struktur APBD terdiri dari anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan. Khusus untuk belanja diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam belanja langsung dan tidak langsung. Bagian belanja langsung terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal. Dari Rencana Strategis Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Provinsi Jambi Tahun 2006-2010 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 9 Tahun 2006, menetapkan beberapa strategi dasar pembangunan Provinsi Jambi yang terdiri atas tiga skala prioritas, yaitu : a. Pemerintah yang berwibawa dan bersih dari KKN; b. Sumber daya manusia sebagai penggerak pembangunan; dan c. Potensi sumber daya alam daerah mengakselerasikan roda pembangunan.
yang
siap
untuk
digali
dalam
Terdapat empat agenda pembangunan Provinsi Jambi yang diprioritaskan yaitu : a. Meningkatkan daya saing ekonomi; b. Meningkatkan kemampuan dan pemerataan pembangunan daerah; c. Meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan masyarakat yang berkualitas; dan d. Meningkatkan pembangunan hukum dan tata pemerintahan yang baik. Mengacu kepada prioritas pembangunan Tahun Anggaran 2009, maka secara umum sasaran yang ingin dicapai adalah: a. Revitalisasi pertanian, perikanan, kehutanan, dan UKM (RPPK dan UKM) dengan mewujudkan peningkatan produksi, penguatan kelembagaan, peningkatan pendapatan petani dan keluarga serta meningkatkan daya saing sektor pertanian, industri kecil dan menegah. b. Peningkatan infrastruktur wilayah yang terintegrasi dengan sektor lainnya dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik dalam bidang-bidang ekonomi, sosial, pendidikan, keamanan serta pelayanan publik lainnya c. Pembangunan sumber daya manusia, dengan mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia Provinsi yang bertujuan pada peningkatan kinerja indikator pembangunan sumber daya manusia melalui APM, APK AHH, penurunan jumlah buta aksara, kematian bayi dan ibu melahirkan serta jumlah penderita gizi buruk.
23 d. Pengelolaan sumber daya alam dan pariwisata dengan terwujudnya pengawasan, pembinaan, advokasi, penertiban dan tindakan pengujian kualitas lingkungan serta terbinanya pemanfaatan pengelolaan sumber daya alam dan pariwisata yang optimal dan berkelanjutan.
Pelaporan kinerja operasional pada Pemerintah Provinsi Jambi disajikan tersendiri dalam “Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah” (LAKIP), yang mengacu pada pedoman yang ditetapkan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) dengan Keputusan Nomor 239/IX/6/8/2003. Dalam LAKIP tersebut, dilaporkan aspek akuntabilitas kinerja, di mana esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran strategis telah dicapai selama tahun 2009. Di dalamnya antara lain diuraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan/sasaran strategis, tingkat efisiensi suatu program melalui pembandingan output dengan inputnya, serta tingkat efektivitas suatu program melalui pembandingan outcome dengan targetnya.
24 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
APBD Provinsi Jambi tahun anggaran 2009, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2008, terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Melalui Perubahan APBD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009, maka anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan mengalami perubahan, yaitu anggaran pendapatan sebesar Rp1.292.670.700.746,17, anggaran belanja menjadi Rp1.670.048.305.683,00, penerimaan pembiayaan menjadi Rp386.301.604.936,83 dan pengeluaran pembiayaan menjadi sebesar Rp8.924.000.000,00. Secara garis besar, anggaran dan realisasi APBD tahun anggaran 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 1 Ikhtisar Target dan Realisasi Kinerja Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2009 (dalam rupiah) No 1 2 3
Uraian Pendapatan Belanja Surplus (Defisit) Pembiayaan - Penerimaan - Pengeluaran Pembiayaan
Anggaran (Rp) 1.292.670.700.746,17 1.670.048.305.683,00 (377.377.604.936,83)
Realisasi (Rp) 1.353.900.464.683,97 1.530.073.192.806,26 (176.172.728.122,29)
% 104,74 91,62 (46,68)
386.301.604.936,83 8.924.000.000,00
386.301.604.936,81 8.924.000.000,00
100,00 100,00
377.377.604.936,83
377.377.604.936,81
100,00
Berdasarkan Perhitungan APBD tahun anggaran 2009 sebagaimana tersebut di atas, kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Jambi dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Pendapatan yang ditargetkan sebesar Rp1.292.670.700.746,17 dapat direalisasikan sebesar Rp1.353.900.464.683,97 atau 104,74% dari target anggarannya. Di sisi lain, Belanja yang dianggarkan sebesar Rp1.670.048.305.683,00 direalisasikan sebesar Rp1.530.073.192.806,26 atau 91,62% dari anggaran. Dengan demikian dari anggaran defisit sebesar Rp377.377.604.936,83 direalisasikan menjadi defisit sebesar Rp176.172.728.122,29. b. Untuk melihat perkembangan target dan realisasi penerimaan PAD dari tahun 2005 sampai dengan 2009 secara jelas dapat dilihat pada Tabel 1 dan grafik 1 berikut ini: Tabel 2 Perkembangan PAD dari TA 2005 s.d. 2009 (dalam rupiah) No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tahun Anggaran 2005 2006 2007 2008 2009
Target 283.589.737.270,00 336.590.283.408,00 382.082.234.637,00 454.441.987.272,69 498.167.990.389,17
Realisasi 344.880.739.492,46 385.158.332.133,97 451.050.873.390,42 626.524.989.693,97 526.442.077.650,97
25 Grafik 1 Perkembangan Target dan Realisasi PAD TA 2005 - 2009
700 600 500 400
Target Realisasi
300 200 100 0 2005
2006
2007
2008
2009
Secara keseluruhan dari TA 2005 sampai dengan TA 2009 baik target maupun realisasi PAD Provinsi Jambi terus menerus mengalami kenaikan. Dilihat dari sisi target anggaran, pada TA 2005 sampai dengan 2006 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp53 milyar atau sekitar 18,69%, dari TA 2006 sampai dengan 2007 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp45,492 milyar atau sekitar 13,52% dan dari TA 2007 sampai dengan TA 2008 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp72.360 milyar atau sekitar 18,94%, dan dari TA 2008 sampai dengan TA 2009 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp72,359 milyar atau sekitar 18,94%. Kemudian apabila dilihat dari sisi realisasi penerimaan PAD, pada tahun anggaran 2005 sampai dengan 2006 realisasi PAD mengalami kenaikan sebesar Rp40,278 milyar atau sekitar 11,68% dari TA 2006 sampai dengan 2007 realisasi penerimaan PAD mengalami kenaikan sebesar Rp65,893 milyar atau sekitar 17,11%, dari TA 2007 sampai dengan TA 2008 realisasi PAD mengalami kenaikan sebesar Rp175,474 milyar atau sebesar 38,90%, dan terakhir dari TA 2008 sampai dengan TA 2009 realisasi PAD mengalami penurunan sebesar Rp100,082 milyar atau 15,97% Untuk Dana Perimbangan realisasi penerimaan sebesar Rp802.060.279.933,00 (104,24%) dari target yang ditetapkan sebesar Rp769.453.510.357,00 Perkembangan target dan realisasi penerimaan yang berasal dari Dana Perimbangan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 secara jelas dapat dilihat pada Tabel 2 dan grafik 2 berikut ini.
26 Tabel 3 Perkembangan Dana Perimbangan T.A. 2005 – 2009 (dalam rupiah) No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tahun Anggaran 2005 2006 2007 2008 2009
Target 311.479.747.859,00 532.035.039.025,00 660.933.000.000,00 748.327.682.000,00 769.453.510.357,00
Realisasi 393.688.551.719,00 625.074.108.402,00 704.299.703.877,00 745.860.901.379,00 802.060.279.933,00
Grafik 2 Perkembangan Target dan Realisasi Dana Perimbangan TA 2005 - 2009
900 800 700 600 500
Target
400
Realisasi
300 200 100 0 2005
2006
2007
2008
2009
Penerimaan Dana Perimbangan berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Penyesuaian. Bila dilihat dari trend penerimaan, bahwa Dana Perimbangan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik dari sisi target maupun realisasi pendapatan. Dalam kaitannya dengan anggaran dan realisasi Belanja Daerah, pada TA 2009 belanja daerah dialokasikan sebesar Rp1.670.048.305.683,00 dan direalisasikan sebesar Rp1.530.073.192.806,26 atau 91,62% sehingga masih terdapat efisiensi anggaran belanja daerah sebesar Rp139.975.112.876,74. Berdasarkan tabel 4 di bawah tampak bahwa belanja langsung mendapatkan alokasi dana yang besar dibandingkan dengan belanja tidak langsung, yaitu sebesar 55,58% dari total APBD tahun anggaran 2009.
27 Grafik 3 Perbandingan Anggaran Belanja Daerah TA 2009 per Jenis Belanja
Belanja Langsung (44,82%) Belanja tidak Langsung (55,58%)
Berdasarkan kebijakan belanja daerah serta proporsi masing-masing belanja dapat dilihat bahwa komitmen Pemerintah Provinsi Jambi terhadap pelayanan publik sangat besar, hal ini terlihat dari persentase belanja langsung yang cukup besar dibandingkan dengan belanja tidak langsung. Hal ini juga membuktikan bahwa penyusunan anggaran berbasis kinerja guna pencapaian standar pelayanan minimum kepada masyarakat cukup dapat dipertanggungjawabkan. Belanja Tidak Langsung dianggarkan sebesar Rp737.027.471.604,00 dan dana yang direalisasikan sebesar Rp685.176.280.494,26 atau sebesar 92,97%. Anggaran dan realisasi Belanja Tidak Langsung ini terdiri atas :
Tabel 4 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung TA 2009 (dalam rupiah) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jenis Belanja Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Belanja Bantuan keuangan Belanja Tidak Terduga Jumlah
Target 353.647.215.094,00 8.950.000.000,00 7.500.000.000,00 26.040.208.524,00 174.953.644.910,00 155.936.403.076,00 10.000.000.000,00 737.027.471.604,00
Realisasi 326.068.007.530,00 8.688.823.000,00 7.438.277.500,00 22.222.754.434,00 172.865.736.421,06 145.217.846.609,20 2.674.835.000,00 685.176.280.494,26
% 92.65 97,08 99,18 85,34 98,81 93,13 26,75 92,96
Sedangkan Belanja Langsung diperuntukan membiayai pelaksanaan kegiatankegiatan dan program. Pada TA 2009, Belanja Langsung mendapat alokasi anggaran sebesar Rp933.020.834.079,00 dan terealisasi sebesar Rp844.896.912.312,00 atau 90,55% dengan perincian sebagai berikut:
28 Tabel 5 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung TA 2009 (dalam rupiah) No. 1. 2. 3.
Jenis Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Jumlah
Target 58.789.881.733,00 390.304.234.508,00 483.926.717.838,00 933.020.834.079,00
Realisasi 50.985.047.831,00 348.230.502.202,00 445.681.362.279,00 844.896.912.312,00
% 86,72 89,22 92,10 90,55
Dalam hal Pembiayaan Daerah sebagai pos untuk menutup defisit angaran dan memanfaatkan surplus anggaran, dari target Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp386.301.604.936,83 dapat direalisasikan sebesar 100%, realisasi penerimaan ini sepenuhnya berasal dari SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya. Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah sebesar Rp8.924.000.000,00 atau sebesar 100% dari alokasi anggaran sebesar Rp8.924.000.000,00. Realisasi pengeluaran pembiayaan ini ditujukan untuk penyertaan modal pemerintah daerah kepada PT. Bank Jambi. Defisit anggaran yang dianggarkan sebesar (Rp377.377.604.936,83) direalisasikan sebesar (Rp176.172.728.122,29) atau (46,68%) yang berasal dari pelampauan target penerimaan Daerah sebesar Rp61.229.763.937,80 dan efisiensi belanja sebesar Rp139.975.112.876,74 dan menghasilkan SiLPA tahun berjalan sebesar Rp201.204.876.814,52.
29 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Entitas pelaporan dalam Laporan Keuangan ini adalah Pemerintah Provinsi Jambi, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatra Barat, Jambi dan Riau.
4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran; dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa lainnya tersebut terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan.
4.3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan a. Pendapatan Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Pendapatan Rumah Sakit (Swadana) diakui pada saat diterbitkan SP2D Nihil penggunaan langsung pendapatan retribusi dengan belanja. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
b. Belanja Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran atau pemegang kas, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atau pengeluaran tersebut disahkan oleh Biro Keuangan dan Aset Daerah, Sekretariat Daerah Provinsi Jambi ( Kuasa BUD).
c. Surplus/Defisit Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit.
30 d. Pembiayaan Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Netto.
e. A s e t Aset diakui pada saat diterima kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, Dana Cadangan, dan Aset Lainnya.
f. Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dikonversikan dengan kurs tengah Bank Indonesia dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
g. Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajban Jangka Pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari SiLPA; Pendapatan Yang Ditangguhkan; Cadangan Piutang; Cadangan Persediaan; dan Dana Yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan ini pada dasarnya berpedoman pada PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dengan pokok-pokok kebijakan sebagai berikut :
31 a. Kas 1)
Kas adalah alat pembayaran yang sah, yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah.
2)
Kas di Kas Daerah merupakan saldo kas Pemerintah Daerah yang berada dalam pengelolaan Pemegang Kas Daerah, baik dalam bentuk tunai maupun pada Bank.
3)
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran yang tidak dipergunakan lagi/ dipertanggungjawabkan dan belum disetor ke Kas Daerah (sisa UYHD).
4)
Kas di Bendahara Penerimaan adalah kas dalam pengelolaan Bendahara Penerimaan yang belum dipergunakan secara langsung untuk operasional RSUD dan RSJ.
b. Piutang Pajak/Retribusi 1)
Piutang dinilai sebesar nilai nominal.
2)
Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut. Untuk Piutang Pajak/Retribusi Daerah yang diakui sebagai piutang bila sudah ada ketetapannya (SKP/SKPT/SKR).
c. Bagian Lancar dari Tagihan 1)
Merupakan reklasifikasi dari tagihan penjualan angsuran jangka panjang dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo tahun berikutnya atau yang telah jatuh tempo tetapi belum diselesaikan.
2)
Bagian lancar piutang ini disajikan sebesar nilai nominal.
d. Piutang Lainnya 1)
Piutang ini disajikan sebesar nilai nominal atas saldo pinjaman yang belum dilunasi sampai dengan akhir tahun anggaran.
e. Persediaan 1)
Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
2)
Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan.
3)
Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara : a)
Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian;
b) Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
32 c)
f.
Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1)
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada BUMD dan lembaga lainnya menggambarkan jumlah yang dibayarkan oleh pemerintah daerah untuk penyertaan modal pada BUMD di dalam dan luar negeri serta lembaga lainnya. Investasi ini diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomis dan atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi.
2)
Dana yang dipersiapkan untuk penyertaan modal pada periode akuntansi berikutnya, namun belum memperoleh pengesahan berupa Peraturan Daerah untuk diklasifikasikan sebagai Dana Cadangan, dicatat sebagai bagian dari kelompok penyertaan modal pemerintah daerah.
3)
Dibukukan berdasarkan harga perolehan atau nilai nominal yang disetorkan, termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.
4)
Penyertaan modal pemerintah daerah dicatat sebesar secara proporsional dari nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan/ lembaga, jika kepemilikan lebih dari 20 % atau kurang 20 % tetapi memiliki kendali yang signifikan.
g. Aset Tetap 1)
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perolehan Aset Tetap bersumber dari sebagian atau seluruh dana APBD, baik melalui pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan.
2)
Aset Tetap terdiri atas kelompok: a) Tanah b) Peralatan dan Mesin c) Gedung dan Bangunan d) Jalan, Irigasi dan Jaringan e) Aset Tetap lainnya, dan f)
Konstruksi Dalam Pengerjaan
3)
Konstruksi dalam Pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun dan akan dilanjutkan dalam tahun berikutnya.
4)
Aset Tetap Pemerintah Provinsi Jambi dalam tahun 2009 belum dilakukan penyusutan.
33 5)
Aset Tetap akan dihapuskan apabila dalam keadaan rusak berat, berlebih, usang, hilang dan sebagainya; berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
6)
Aset Tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah dan diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga penggantinya pada saat diperoleh.
h. Dana Cadangan
i.
1)
Dana Cadangan adalah dana yang dibentuk untuk membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.
2)
Jumlah yang diklasifikasikan ke dalam kelompok Dana Cadangan dan peruntukannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Aset Lainnya 1)
Aset Lainnya adalah Aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Lancar, Aset Tetap maupun Investasi Jangka Panjang.
2)
Aset Lainnya diantaranya terdiri atas : a) Tagihan Penjualan Angsuran b) Tuntutan Ganti Rugi c) Kemitraan dengan Pihak Ketiga (Built Operate Transfer/BOT) d) Aset Tidak Berwujud e) Aset Lainnya.
3)
j.
Aset Lainnya yang diperoleh melalui pembelian dinilai dengan harga perolehan. Dalam hal Tagihan Penjualan Angsuran dari hasil penjualan aset pemerintah, harga perolehan merupakan harga nominal dari kontrak.
Kewajiban Jangka Pendek 1)
Kewajiban jangka pendek merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
2)
Kewajiban jangka pendek diantaranya terdiri atas : a) Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) b) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo c) Utang Jangka Pendek
3)
Kewajiban lancar dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
34 k. Kewajiban Jangka Panjang 1) Kewajiban Jangka Panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban Jangka Panjang dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kota Lainnya, maupun lembaga keuangan bank dan bukan bank. 2) Kewajiban Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah BI pada tanggal transaksi.
l.
Ekuitas Dana 1) Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dengan utang pemerintah daerah. 2) Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah total nilai Aset Lancar dengan jumlah total nilai Kewajiban Jangka Pendek. 3) Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah total nilai Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, dan Aset Lainnya dengan jumlah total nilai Kewajiban Jangka Panjang. 4) Ekuitas Dana Cadangan merupakan akumulasi dana yang disisihkan dalam Dana Cadangan guna membiayai kegiatan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.
35 BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Dalam Bab ini diuraikan secara rinci mengenai pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, dimana pos pendapatan, belanja, dan pembiayaan terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana terdapat dalam Neraca. Disamping itu pula terdapat penjelasan mengenai aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sebagaimana yang tercantum dalam Laporan Arus Kas. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan gambaran informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan komparatif dengan dengan anggarannya dalam Tahun Anggaran 2009. Neraca menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Provinsi Jambi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember 2009 . Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama Tahun Anggaran 2009, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2009.
5.1.NERACA 5.1.1. Aset a. Aset Lancar
Rp226.352.378.883,67
Aset Lancar sebesar Rp226.352.378.883,67 adalah saldo per 31 Desember 2009, terdiri dari :
a) b) c) d) e)
Kas Investasi Jk. Pendek Piutang Piutang Lain-lain Persediaan Jumlah
1)
Per 31 Desember 2009 (Rp)
Per 31 Desember 2008 (Rp)
207.028.170.968,65 0,00 10.071.225.983,02 2.157.475.284,00 7.095.506.648,00
225.556.364.224,50 167.500.000.000,00 342.266.678,00 3.086.548.151,19 4.552.240.556,72
226.352.378.883,67
401.037.419.610,41
Kas
Rp207.028.170.968,65
Kas sebesar Rp207.028.170.968,65 adalah saldo per 31 Desember 2009, terdiri dari : a) Kas di Bank
Rp200.557.851.357,52
Kas di Bank merupakan saldo kas Pemerintah Provinsi Jambi per 31 Desember 2009 yang ada pada Bank Jambi, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank BTN terdiri dari Per 31 Desember 2009 (Rp) a) b) c)
Bank Jambi Rek. No. 0101431701 Bank Mandiri Rek. No. 110-000429568-6 Bank BNI Rek. No. 0069882006
32.788.772.182,32
Per 31 Desember 2008 (Rp) 84.307.086.835,50
26.562.254.569,93 66.578.757.968,00
33.381.341.868,95 23.832.317.750,00
36 d) e) g)
Bank BRI Rek. No. 00000020-01000274. 30.0 Bank BTN Rek. No. 00000038-0130- 000150-9 Uang Tunai Jumlah
b) Kas di Bendahara Penerimaan
37.532.402.498,00
55.753.719.258,00
37.095.664.139,27 0,00 200.557.851.357,52
19.815.855.232,35 263.495.448,00 217.353.816.392,81
Rp5.823.294.154,13
Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp5.823.294.154,13 merupakan uang kas yang ada pada Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2009 terdiri dari : Per 31 Desember 2009 (Rp) a) b) c) d)
Kas di Bendahara Penerimaan RSUD (Unit Swadana) Kas di Bendahara Penerimaan RSJ Kas di Bendahara Penerimaan Distanak Sekretariat Daerah (Biro Umum) Jumlah
c) Kas di Bendahara Pengeluaran
Per 31 Desember 2008 (Rp)
5.241.507.744,13
5.740.639.334,69
580.839.140,00
1.005.690.683,00
197.270,00 750.000,00 5.823.294.154,13
8.429.270,00 0,00 6.754.759.287,69
Rp647.025.457,00
Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp647.025.457,00 merupakan saldo kas di Bendahara Pengeluaran SKPD yang belum disetor ke Kas Daerah per 31 Desember 2009 terdiri dari :
a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n) o) p) q) r) s)
2)
Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas PU Dinas Perhubungan Disosnakertrans Bakesbangpol Dinas Perkebunan Kantor Perwakilan Sekretariat daerah -Biro kesra -Biro Umum -Biro Keuangan Inspektorat Provinsi Disbudpar Dinas Pertanian Dispora BKPMD Badan Perpustakaan Badan Kepegawaian Daerah Jumlah
Investasi Jangka Pendek
Per 31 Desember 2009 (Rp) 44.591.182,00 29.218.930,00 92.331.270,00 28.945.780,00 6.489.736,00 48.404.000,00 2.474.000,00 20.359.636,00 0,00 75.292.850,00 292.824.650,00 6.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 0,00 9.696.905,00 0,00 997.400,00 21.013.577,00 0,00 0,00 0,00 397.426.505,00 0,00 0,00 0,00 142.291.600,00 11.000,00 6.134.469,00 869.191.343,00 31.245,00 794.500,00
93.423,00 647.025.457,00
0,00 1.447.788.544,00
Nihil
Saldo investasi jangka pendek per 31 Desember 2009 adalah bersaldo nihil.
37 Per 31 Desember 2009 (Rp) a)
3)
Deposito Jumlah
Per 31 Desember 2008 (Rp)
0,00 0,00
Piutang
167.500.000.000,00 167.500.000.000,00
Rp10.071.225.983,02
Piutang sebesar Rp10.071.225.983,02 merupakan saldo piutang retribusi per 31 Desember 2009 yang meliputi Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSUD Raden Mattaher, Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSJ Provinsi Jambi, dan Piutang Retribusi Mess Jambi di Jakarta, dengan rincian sebagai berikut:
a)
b) c) d)
4)
Per 31 Desember 2009 (Rp)
Per 31 Desember 2008 (Rp)
0,00 0,00
248.116.325,00 94.150.353,00
7.413.896.635,00
0,00
2.651.929.348,00
0,00
5.400.000,00 10.071.225.983,02
0,00 342.266.678,00
Piutang pajak alat-alat berat PT. WKS berikut dendanya; - piutang - Denda/ bunga Piutang retribusi RSUD Raden Mattaher Piutang retribusi RSJ Provinsi Jambi Piutang retribusi Mess Jambi Jumlah
Piutang Lain-lain
Rp2.157.475.284,00
Piutang lain-lain sebesar Rp2.157.475.284,00 adalah saldo per 31 Desember 2009 terdiri dari : Per 31 Desember 2009 (Rp) a) b) c) d) e) f) g)
Bagian lancar tagihan penjualan angsuran Bagian lancar TPTGR Piut. Atas tagihan PD. Angso Putih Piutang royalti dan denda PT. JSP Piut. Dana LUEP Piut. Lannya (CV. Markuban) Piut. Disnakeswan Jumlah
28.690.780,00 0,00 403.311.204,00 196.115.000,00 391.740.000,00 0,00 1.137.618.300,00 2.157.475.284,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 151.083.660,00 59.189.900,00 403.311.204,00 387.575.000,00 400.000.000,00 37.125.000,00 0,00 3.086.548.151,19
a) Bagian lancar tagihan penjualan angsuran merupakan tagihan atas penjualan rumah dinas. b) Piutang atas tagihan PD Angso Putih merupakan tagihan piutang PD. Angso Putih yang sudah ditutup sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 2004 dan menjadi piutang Pemerintah Provinsi Jambi terdiri dari piutang kepada :
38 Per 31 Desember 2009 (Rp) a) b) c) d)
Suhelmi, SE/KUD semangat 45 Bangko Junaidi Nainggolan AR Siregar Istiono/Bambang Sriyono Jumlah
Per 31 Desember 2008 (Rp)
58.760.255,00 128.805.205,00 129.165.416,00 86.580.328,00 403.311.204,00
58.760.255,00 128.805.205,00 129.165.416,00 86.580.328,00 403.311.204,00
c) Piutang Royalti dan denda dari PT. Jambi Sapta Manunggal terdiri dari :
a) b)
Piutang royalti Denda Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 0,00 196.115.000,00 196.115.000,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 0,00 387.575.000,00 387.575.000,00
d) Piutang dana LUEP sebesar Rp391.740.000,00 merupakan pinjaman jangka pendek untuk penguatan ekonomi pada TA 2008 yang belum dilunasi hingga 31 Desember 2009 sebesar Rp16.740.000,00 dan pinjaman jangka pendek untuk penguatan ekonomi pada TA 2009 yang belum dilunasi hingga 31 Desember 2009 sebesar Rp375.000.000,00. e) Piutang sebesar Rp1.137.618.300,00 merupakan piutang yang berada pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan karena adanya pemutusan kontrak pekerjaan pengadaan sapi oleh pihak ketiga (Rekanan) yang terdiri dari : - PT. Wang Wiratama Abadi
Rp
100.305.000,00
- PT. Arima Telanai Indah
Rp
113.662.500,00
- CV. Ario Karya
Rp
521.235.000,00
- CV. Selat Indah
Rp
402.415.800,00
Jumlah
Rp 1.137.618.300,00
Jumlah tersebut merupakan pembebanan atas uang muka yang dibayarkan, jaminan pelaksanaan, dan denda maksimal yang dibebankan kepada rekanan.
5)
Persediaan
Rp7.095.506.648,00
Persediaan sebesar Rp7.095.506.648,00 adalah saldo per 31 Desember 2009 terdiri dari:
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Persediaan Obat pada RSUD Persediaan Bahan Kimia RSUD Persediaan Alat Kesehatan pada RSUD Persediaan Obat RSJ Persd. Makan pokok RSJ Persediaan Ternak Sapi Tidak Layak Bibit pada Dinas Peternakan Persed. Obat Disnak
Per 31 Desember 2009 (Rp) 2.107.760.095,00 125.422.500,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 1.763.181.005,00 0,00
0,00 1.162.614.939,00 952.100,00
521.981.930,00 367.556.564,72,00 0,00
0,00 139.479.560,00
105.000.000,00 0,00
39 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22)
23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) 30) 31) 32) 33) 34) 35) 36) 37) 38) 39) 40) 41) 42) 43) 44) 45) 46) 47)
Persediaan Reagensia dan Obat (Dinas Kesehatan) Persediaan Benih Ikan (Dinas Kelautan dan Perikanan) Persediaan Bahan Kimia (Bapedalda) Persed. Bibit Tanaman pada Dinas Pekebunan Pesed. Pakan Ikan Dinas Kelautan Persed. Obat pada Badan Pemberdayaan Perempuan Persed. Obat pada Biro kesra Sekretariat Daerah Persediaan ATK dan Alat Kebersihan (RSJ) Persediaan ATK (Disbupar) Persediaan Karcis (Dispora) Persediaan ATK (Dispora) Persediaan ATK (Kantor Pol PP) Persediaan Karcis (Sekretariat Daerah) Persediaan ATK (Sekretariat Daerah) - Biro Humas - Biro Umum - Biro Keuangan Persediaan ATK (Kantor Arsip Daerah ) Persediaan ATK (Kantor PDE) Persediaan Benih Padi dan Palawija (Dinas Pertanian) Persediaan ATK (Dinas Kehutanan) Persd. ATK Dinas Pendidikan Persd. ATK Badan Perpust dan Arsip Daerah Persd. ATK Dinas Kesehatan Persd. ATK Rumah Sakit Daerah Persd. ATK Dishub Persd. ATK Bappeda Persediaan Karcis (Dinas Kehutanan) Persediaan Induk Ikan (DKP) Persediaan ATK (DKP) Persediaan ATK (Disperindag) Persd. ATK BLHD Persd. ATK Dinas Pemb. Perempuan Persd. ATK Dinas Koperasi dan UKM Persd.ATK Bapemproda Persediaan ATK BALITBANGDA Persd. ATK Dispenda Persd. ATK BKD Persd. ATK Badan Pendidikan & Pelatihan Persd. ATK Dinas ESDM Persediaan Sapi Penggemukan (Distanak) Persediaan Sapi Potong (Distanak) Jumlah
577.103.818,00
372.760.755,00
622.787.030,00 11.947.600,00
2.110.000,00 84.365.132,00
431.152.500,00 15.846.000,00
0,00 0,00
129.089.194,00
0,00
81.031.511,00
0,00
85.841.810,00 0,00 0,00 0,00 2.597.500,00
22.177.900,00 5.398.750,00 1.346.300,00 42.680,00 599.700,00 60.000,00
0,00 157.597.780,00 6.683.900,00 127.700.050,00 0,00
24.866.500,00 0,00 0,00 0,00 631.200,00
18.510.500,00 0,00 46.564.750,00 1.365.000,00 1.290.800,00 2.428.500,00 45.853.272,00 6.373.450,00 7.601.500,00 0,00 0,00 961.550,00 0,00 2.277.992,00 25.053.700,00 516.400,00 5.012.500,00 224.700,00 118.869.500,00 1.728.000,00 100.800,00
12.514.000,00 3.810.000,00 20.972.600,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 76.300,00 319.970.000,00 434.350,00 1.284.890,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 380.000.000,00
745.850,00 541.100.000,00 1.024.419.997,00 0,00 7.095.506.648,00
4.552.240.556,72
Selain persediaan yang telah dinilai per 31 Desember 2009 sebesar Rp7.095.506.648,00 masih terdapat persediaan obat-obatan sebanyak 149 item/ 101.319 buah pada RSJ Provinsi Jambi yang belum diketahui nilai perolehannya dan belum diperhitungkan dalam Neraca 2009.
40 b. Investasi Jangka Panjang
Rp114.179.088.567,11
Investasi Jangka Panjang sebesar Rp114.179.088.567,11 adalah saldo per 31 Desember 2009 terdiri dari :
a) b)
Investasi Non Permanen Investasi Permanen Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 36.425.017.784,00 77.754.070.783,11 114.179.088.567,11
1) Investasi Non Permanen
Per 31 Desember 2008 (Rp) 19.985.727.500,00 39.187.500.000,00 77.352.189.483,00
Rp36.425.017.784,00
Investasi Non Permanen sebesar Rp36.425.017.784,00 adalah saldo per 31 Desember 2009, terdiri dari :
a) b)
a)
Dana KUPEM di Bank Jambi Hewan ternak yang digulirkan (Distanak) Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 17.734.464.500,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 17.734.464.500,00
18.690.553.284,00
2.251.263.000,00
36.425.017.784,00
19.985.727.500,00
Dana KUPEM di Bank Jambi Dana KUPEM di Bank Jambi sebesar Rp17.734.464.500,00 adalah saldo per 31 Desember 2009, terdiri dari :
a) b)
KUPEM Executting/Chanelling KUPEM untuk sertifikasi tanah Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 15.000.000.000,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 15.000.000.000,00
2.734.464.500,00 17.734.464.500,00
2.734.464.500,00 17.734.464.500,00
KUPEM adalah kredit usaha dan investasi pengembangan usaha yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi Jambi dan disalurkan melalui Bank Jambi kepada petani holtikultura, petani ikan, pedagang/pengumpul pemasaran duku dan industri kecil, dalam rangka pembiayaan usaha tani dan usaha industri kecil. Terdapat dua pola pelaksanaan program KUPEM yaitu pola Excutting yang dilaksanakan sejak Tahun 2001 s.d Tahun 2004, dan pola Chanelling yang dilaksanakan sejak Tahun 2005. Perbedaan kedua pola tersebut adalah pada tanggung jawab penyaluran, pengelolaan dan pengawasan kredit, dimana pada pola Executting semua tanggung jawab tersebut ada pada Bank Jambi, dan pada pola Chanelling tanggung jawab tersebut ada pada Pemerintah Provinsi Jambi. Untuk pelaksanaan KUPEM dengan pola Chanelling dan Executting tersebut, Pemerintah Provinsi Jambi telah membentuk Tim Terpadu yang dikoordinir oleh Biro Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi.
41 b)
Hewan ternak yang digulirkan Hewan ternak yang digulirkan sebesar Rp18.690.553.284,00 adalah saldo per 31 Desember 2009. Pengguliran hewan ternak ini dikelola oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
2) Investasi Permanen
Rp77.754.070.783,11
Investasi Permanen sebesar Rp77.754.070.783,11 adalah saldo per 31 Desember 2009, terdiri dari :
a) b) c)
Bank Jambi PT. Jambi Indoguna Internasional (PT.JII) PT. Asuransi ASKRIDA Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 75.101.022.645,88
Per 31 Desember 2008 (Rp) 54.493.978.415,43
1.593.048.137,23 1.060.000.000,00 77.754.070.783,11
1.812.483.568,48 1.060.000.000,00 57.366.461.983,91
Hal-hal yang berkaitan dengan Investasi Permanen adalah sebagai berikut: a)
Terdapat penambahan Investasi untuk di Bank Jambi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp8.924.000.000,00.
b)
Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Jambi di Bank Jambi sebesar Rp38.364.000.000,00 yang terdiri dari 38.364 lembar saham dengan nilai per lembar Rp1.000.000,00. Persentase kepemilikan saham sebesar 29,12%. Berdasarkan persentase kepemilikan saham yang lebih dari 20% dan memiliki pengaruh yang signifikan maka pencatatan atas Investasi menggunakan metode ekuitas, sehingga nilai Investasi Permanen Pemerintah Provinsi Jambi di Bank Jambi menjadi Rp75.101.022.645,88, dengan perhitungan sebagai berikut : Ekuitas Bank Jambi
a) b) c) d) e) f)
Modal Saham Modal Donasi Tambahan Modal Disetor Cadangan Umum Cadangan Bertujuan Saldo Laba/Rugi Total Ekuitas
Per 31 Desember 2009 (Rp) 131.735.000.000,00 0,00 6.001.146.767,39 31.867.185.811,61 21.523.093.548,88 66.775.437.353,84 257.901.863.481,72
Nilai investasi di Bank Jambi dengan metode ekuitas adalah 29,12% x Rp257.901.863.481,72 = Rp75.101.022.645,88. c)
Penyertaan modal Pemerintah Provinsi Jambi di PT. Jambi Indoguna Internasional (PT.JII) sebesar Rp8.687.500.000,00 Persentase kepemilikan saham sebesar 100%. Berdasarkan persentase kepemilikan saham yang lebih dari 20% maka pencatatan atas investasi menggunakan metode ekuitas, sehingga nilai Investasi Permanen Pemerintah Provinsi Jambi di PT. JII menjadi Rp1.593.048.137,23 dengan rincian sebagai berikut. Ekuitas PT. JII
a) b) c)
Modal Saham Laba (Rugi) Tahun Lalu Laba (Rugi) Tahun Berjalan Total Ekuitas
Per 31 Desember 2009 (Rp) 8.850.000.000,00 (6.934.050.896,52) (322.901.566,25) 1.593.048.137,23
42 d)
c.
Penyertaan modal Pemerintah Provinsi Jambi di PT. Asuransi Bangun ASKRIDA sebesar Rp1.060.000.000,00 Persentase kepemilikan saham sebesar 0,50%. Berdasarkan persentase kepemilikan saham yang kurang dari 20% maka pencatatan atas investasi menggunakan metode biaya (Cost Methode), sehingga nilai Investasi Permanen Pemerintah Provinsi Jambi di PT. Asuransi Bangun ASKRIDA tetap sebesar Rp1.060.000.000,00.
Aset Tetap
Rp3.713.109.244.989,24
Aset Tetap sebesar Rp3.713.109.244.989,24 adalah saldo per 31 Desember 2009 terdiri dari: No.
Uraian
Saldo per 31-12-2008 (Rp)
Mutasi Kurang (Rp)
Mutasi Tambah (Rp)
Penyesuaian Hasil Inventarisasi (Rp)
Saldo per 31 Desember 2009 (Rp)
7.793.425.000,00
718.655.450.675,49
945.966.334.200,00
1.
Tanah
219.517.458.524,51
2.
Peralatan dan Mesin
302.719.661.190,04
(97.151.551.247,00)
74.884.483.901,00
(34.431.533.041,80)
246.021.060.802,24
3.
Gedung dan Bangunan
388.701.501.453,21
(118.581.966.717,00)
71.531.533.345,00
(34.037.309.785,21)
307.613.758.296,00
4.
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
1.982.887.624.570,51
(167.512.441.648,00)
310.625.857.400,00
42.273.234.554,49
5.
Aset Tetap Lainnya
39.333.097.287,00
(33.753.877.220,00)
18.471.461.945,00
(14.616.756.036,00)
9.433.925.976,00
6.
Konstruksi dalam Pengerjaan
105.537.133.660,00
28.881.104.000,00
(98.618.346.822,00)
35.799.890.838,00
512.187.865.591,00
579.224.739.544,87
3.713.109.244.989,24
Jumlah
3.038.696.476.685,27
(416.999.836.832,00)
2.168.274.274.877,00
Saldo Aset Tetap Tahun 2009 dapat dirincikan sebagai berikut : 1) Saldo Tanah sebesar Rp945.966.334.200,00 terdiri dari : - Saldo Tahun 2008
Rp 219.517.458.524,51
- Mutasi penambahan Tahun 2009
Rp
- Mutasi penambahan hasil inventarisasi
Rp 718.655.450.675,49
Jumlah
Mutasi penambahan Aset berasal dari realisasi Rp2.795.350.000,00 dan pengadaan TA 2006 s/d Rp4.998.075.000,00.
7.793.425.000,00
Rp 945.966.334.200,00
Tetap Tanah sebesar Rp7.793.425.000,00 Belanja Modal TA 2009 sebesar penambahan Aset Tetap Tanah hasil TA 2009 yang belum dicatat sebesar
Mutasi penambahan hasil inventarisasi sebesar Rp718.655.450.675,49 merupakan penambahan nilai atas tanah yang disesuaikan dengan harga tanah berdasarkan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) tahun 2009.
43 2) Saldo Peralatan dan Mesin sebesar Rp246.021.060.802,24 terdiri dari: - Saldo Tahun 2008
Rp 302.719.661.190,04
- Mutasi penambahan Tahun 2009
Rp 74.884.483.901,00
- Mutasi pengurangan Tahun 2009
(Rp 97.151.551.247,00)
- Mutasi pengurangan hasil inventarisasi
(Rp 34.431.533.041,80)
Jumlah
Rp 246.021.060.802,24
Mutasi penambahan Aset Tetap Peralatan dan Mesin sebesar Rp74.884.483.901,00 berasal dari realisasi Belanja Modal TA 2009 sebesar Rp73.134.813.809,00 dan penambahan Aset Tetap Peralatan dan Mesin hasil pengadaan tahun-tahun sebelumnya yang belum dicatat sebesar Rp1.749.670.092,00. Mutasi pengurangan Aset Tetap Peralatan dan Mesin sebesar Rp97.151.551.247,00 terjadi karena adanya hibah Peralatan dan Mesin TA 2009 sebesar Rp51.065.925.362,00 dan kesalahan administrasi pencatatan akun Peralatan dan Mesin dalam daftar inventarisasi barang pada tahun-tahun sebelumnya sebesar Rp46.085.625.885,00 Mutasi pengurangan hasil inventarisasi atas Peralatan dan Mesin sebesar Rp34.431.533.041,80 merupakan mutasi bersih tambah kurang nilai aset tetap hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Tim Inventarisasi pada masing-masing SKPD.
3) Saldo Gedung dan Bangunan sebesar Rp307.613.758.296,00 terdiri dari: - Saldo Tahun 2008
Rp 388.701.501.453,21
- Mutasi penambahan Tahun 2009
Rp 71.531.533.345,00
- Mutasi pengurangan Tahun 2009
(Rp 118.581.966.717,00)
- Mutasi pengurangan hasil inventarisasi
(Rp 34.037.309.785,21)
Jumlah
Rp 307.613.758.296,00
Mutasi penambahan Aset Tetap Gedung dan Bangunan sebesar Rp71.531.533.345,00 berasal dari realisasi Belanja Modal TA 2009 sebesar Rp69.255.844.025,00 dan penambahan Aset Tetap Gedung dan Bangunan hasil pengadaan tahun-tahun sebelumnya yang belum dicatat sebesar Rp2.275.689.320,00. Mutasi pengurangan Aset Tetap Gedung dan Bangunan sebesar Rp118.581.966.717,00 terjadi karena adanya hibah Gedung dan Bangunan TA 2009 sebesar Rp110.237.785.817,00 dan kesalahan administrasi pencatatan akun Gedung dan Bangunan dalam daftar inventarisasi barang pada tahun-tahun sebelumnya sebesar Rp8.344.180.900,00.
44 Mutasi pengurangan hasil inventarisasi atas Gedung dan Bangunan sebesar Rp34.036.710.173.21 merupakan mutasi bersih tambah kurang nilai aset tetap hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Tim Inventarisasi pada masing-masing SKPD. Selain, Aset Tetap Gedung dan Bangunan yang telah dinilai per 31 Desember 2009 masih terdapat 39 unit bangunan rumah dinas jabatan seluas 4.271m2 dan 14 unit rumah dinas di RSD Raden Mattaher yang belum diketahui nilai perolehannya dan belum tersaji dalam Neraca 2009.
4) Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp2.168.274.274.877,00 terdiri dari : - Saldo Tahun 2008
Rp 1.982.887.624.570,51
- Mutasi penambahan Tahun 2009
Rp
- Mutasi pengurangan Tahun 2009
(Rp 167.512.441.648,00)
- Mutasi penambahan hasil inventarisasi
Rp
Jumlah
310.625.857.400,00
42.273.234.554,49
Rp 2.168.274.274.877,00
Mutasi penambahan Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp310.625.857.400,00 berasal dari realisasi Belanja Modal TA 2009 sebesar Rp282.023.892.500,00 dan penambahan Aset Tetap Jalan, Jaringan dan Instalasi hasil pengadaan tahun-tahun sebelumnya yang belum dicatat sebesar Rp28.601.964.900,00. Mutasi pengurangan Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp167.512.441.648,00 terjadi karena kesalahan administrasi pencatatan akun Jalan, Jaringan dan Instalasi dalam daftar inventarisasi barang pada tahun-tahun sebelumnya dan penyesuaian aset berupa jalan dan jembatan Kabupaten/Kota dan jalan lingkungan yang dipindahkan ke Aset Lain-lain. Mutasi penambahan hasil inventarisasi atas Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar Rp42.273.234.554,49 merupakan mutasi bersih tambah kurang nilai aset tetap hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Tim Inventarisasi pada masing-masing SKPD.
5) Saldo Aset Tetap Lainnya sebesar Rp9.433.925.976,00 terdiri dari : - Saldo Tahun 2008
Rp
39.333.097.287,00
- Mutasi penambahan Tahun 2009
Rp
18.471.461.945,00
- Mutasi pengurangan Tahun 2009
(Rp
33.753.877.220,00)
- Mutasi pengurangan hasil inventarisasi
(Rp 14.616.756.036,00)
Jumlah
Rp
9.433.925.976,00
45 Mutasi penambahan Aset Tetap Lainnya sebesar Rp18.471.461.945,00 berasal dari realisasi Belanja Modal TA 2009. Mutasi pengurangan Aset Tetap Lainnya sebesar Rp33.753.877.220,00 terjadi karena adanya hibah Aset Tetap Lainnya dari Dinas Pendidikan kepada sekolah-sekolah. Mutasi pengurangan hasil inventarisasi atas Aset Tetap Lainnya sebesar Rp14.616.756.036,00 merupakan penyesuaian aset berupa Ternak Sapi Gaduhan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang dipindahkan ke Investasi Non Permanen. 6) Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan sebesar Rp35.799.890.838,00 terdiri dari : - Saldo Tahun 2008
Rp 105.537.133.660,00
- Mutasi penambahan Tahun 2009
Rp
- Mutasi pengurangan hasil inventarisasi
(Rp 98.618.346.822,00)
Jumlah
28.881.104.000,00
Rp 35.799.890.838,00
Mutasi penambahan Aset Tetap Lainnya sebesar Rp28.881.104.000,00 terdiri dari: No 1.
Uraian Pekerjaan Pekerjaan Pembangunan Sekolah
SKPD Dinas Pendidikan
Realisasi (Rp) 16.894.900.000,00
Bertaraf Internasional 2.
Pembuatan Pintu Gerbang Candi
Dinas Kebudayaan dan
Muaro Jambi
Pariwisata
3.
Pekerjaan Jembatan Sungai Jelatang
Dinas Pekerjaan Umum
1.995.071.000,00
4.
Pekerjaan Jembatan Parit Pancasila
Dinas Pekerjaan Umum
2.955.195.000,00
5.
Pekerjaan Jembatan Pangkal Bulian
Dinas Pekerjaan Umum
4.814.010.000,00
6.
Pekerjaan Jembatan Sri Agung
Dinas Pekerjaan Umum
2.057.904.000,00
Jumlah
164.024.000,00
28.881.104.000,00
Mutasi pengurangan hasil inventarisasi atas Konstruksi Dalam Pengerjaan sebesar Rp98.618.346.822,00 merupakan penyesuaian nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan di Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pendapatan Daerah yang dipindahkan ke Aset Tetap Jalan, Jaringan dan Instalasi dan Aset Tetap Gedung dan Bangunan.
d. Dana Cadangan
Nihil
Dana Cadangan per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 bersaldo nihil. Dana cadangan merupakan alokasi dana yang dicadangkan Pemerintah Daerah untuk tujuan tertentu (seperti pembangunan/belanja modal yang memerlukan dana beberapa tahun anggaran/multi years) dan dibahas bersama DPRD untuk ditetapkan sebagai Peraturan Daerah.
46 e. Aset Lainnya
Rp294.701.236.470,36
Aset lainnya sebesar Rp294.701.236.470,36 adalah saldo per 31 Desember 2009 terdiri dari :
a) b) c)
1)
Kemitraan dengan pihak ketiga (BOT) Aset Tidak berwujud Aset Lain-lain Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 34.507.656.000,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 20.786.560.000,00
96.900.000,00 260.096.680.470,36 294.701.236.470,36
0,00 2.441.865.639,00 23.228.425.639,00
Kemitraan dengan Pihak Ketiga (BOT)
Rp34.507.656.000,00
Kemitraan dengan Pihak ketiga (BOT) sebesar Rp34.507.656.000,00 adalah saldo per 31 Desember 2009 terdiri dari :
a) b)
BOT dengan PT. Jambi Sapta Manunggal BOT dengan PT. Simota Putra Prayudha (WTC) Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 20.521.096.000,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 6.800.000.000,00
13.986.560.000,00 34.507.656.000,00
13.986.560.000,00 20.786.560.000,00
Hal-hal yang berkaitan dengan kemitraan dengan Pihak Ketiga adalah sebagai berikut : a) Pemerintah Provinsi Jambi mengadakan kerjasama BOT dengan PT. Jambi Sapta Manunggal Pratama (JMP) dalam pembangunan dan pengelolaan Jambi Tepian Ratu Riverview & Resort di Jalan Slamet Riyadi, yang dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Kontrak produksi. Perjanjian tersebut pada prinsipnya adalah BOT (Build, Operate, Transfer/Bangun, Guna, Serah) pada tanggal 27 Januari 1995. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi menyediakan sebidang tanah dengan status Hak Pengelolaan (HPL) seluas 52.084 M2 yang terletak di Jalan Slamet Riyadi Kelurahan Legok Kecamatan Telanaipura dan PT. JMP akan memanfaatkan tanah dengan status Hak Guna Bangun (HGB) diatas Hak Pengelolaan (HPL) selama 30 tahun sejak di tanda tanganinya kontrak produksi, untuk mendirikan Hotel secara bertahap berkapasitas 92 kamar dalam jangka waktu 5 tahun. PT. JMP harus membayar kompensasi sebesar Rp150.000.000,00 atas pemberian hak guna bangunan di atas hak pengelolaan dan harus menyediakan dana investasi Rp20.521.096.000,00 serta berkewajiban membayar royalti kepada Pemerintah Provinsi Jambi sejak tahun ke-3 sesuai perjanjian. Setiap keterlambatan pembayaran royalti akan di kenakan denda sebesar 1 permil setiap hari. Pencatan Aset Lainnya berupa Kemitraan dengan Pihak Ketiga (BOT/Built Operated Transfer) dengan PT. Jambi Sapta Manungal diakui sebesar nilai tanah yang di-BOT-kan sebesar
47 Rp20.521.096.000,00 yaitu luas tanah 52.084 M2 dikalikan dengan NJOP Tahun 2009 sebesar Rp394.000/M2. b) BOT dengan PT. Simota Putra Prayudha sesuai dengan Kesepakatan Kerjasama Pemerintah Provinsi Jambi dengan PT. Simota Putra Prayudha dalam pemanfaatan, pembangunan dan Pengelolaan Aset Tanah Pemerintah Provinsi Jambi Nomor 1A/KB/OHK/II/2004Nomor:08/SPP-KB/II/2004 Tanggal 18 Februari 2004 yang telah dirubah dalam Addendum I Kesepakatan Kerja Sama Pemerintah Provinsi Jambi mengadakan dengan PT. Simota Putra Prayudha dalam pemanfaatan, pembangunan dan pengelolaan aset tanah Pemerintah Provinsi Jambi Nomor 1A/KB/OHK/II/2004Nomor:08/SPP-KB/II/2004 Tanggal 28 April 2006. Perjanjian tersebut pada prinsipnya adalah BOT (Build, Operate, Transfer / Bangun, Guna, Serah). Dalam perjanjian tersebut, dinyatakan bahwa kerjasama tersebut dalam rangka pembangunan dan pengelolaan kawasan pusat perdagangan dan jasa yang terdiri dari pusat perbelanjaan/Mall dan/atau Hotel. Penyertaan Pemerintah Provinsi Jambi berupa tanah seluas 10.765 M2 senilai Rp13.986.560.000,00. PT. Simota Putra Prayudha berkewajiban melakukan pembayaran biaya kompensasi bangunan milik PT. Pelindo II, membayar biaya pembuatan sertifikat HPL untuk dan atas nama PT. Pelindo II sebesar 50% dari biaya seluruhnya, mengganti tanah dan membangun gedung pusat kesehatan pelabuhan, mengganti pembangunan gedung administrator pelabuhan dan membiayai pembangunan pusat perdagangan/perbelanjaan dan jasa dengan perkiraan investasi Rp105.000.000.000,00 serta berkewajiban membayar royalti kepada Pemerintah Provinsi Jambi sejak pengoperasian / grand opening. Jangka waktu BOT tersebut selama 30 tahun.
2)
Aset Tidak Berwujud
Rp96.900.000,00
Aset Tidak Berwujud sebesar Rp96.900.000,00 merupakan Software Informasi Kearsipan sebesar Rp37.300.000,00 dan Software Kepegawaian sebesar Rp59.600.000,00 pada Dinas PU Provinsi Jambi.
3)
Aset Lain-lain
Rp260.096.680.470,36
Aset Lain-lain sebesar Rp260.096.680.470,36 merupakan Aset Tetap dengan kondisi rusak berat dan aset-aset milik Pemerintah Provinsi Jambi yang secara kewenangan dan pemanfaatan telah digunakan oleh pihak ketiga. 5.1.2 Kewajiban a. Kewajiban Jangka Pendek
Rp 44.980.772.358,00
Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp44.980.772.358,00 adalah saldo per 31 Desember 2009, terdiri dari :
48
a)
Utang Perhitungan pihak Ketiga (PPK) Utang Bunga Utang Pajak Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan Diterima di Muka Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah
b) c) d) e) f)
Per 31 Desember 2009 (Rp) 0,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 44.980.772.358,00 44.980.772.358,00
0,00 45.860.644.614,00 45.860.644.614,00
Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp44.980.772.358,00 merupakan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jambi Tahun 2009 yang per 31 Desember 2009 belum dibayarkan, yaitu:
a) b) c) d) e)
PKB-BBNKB PBB-KB (Pajak Bahan BakarKendaraan Bermotor) AP (Air Permukaan) ABT (Air Bawah Tanah) PKDA (Pajak Kendaraan Dinas Air). Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 23.759.511.994,00 21.083.426.614,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 21.143.445.754,00 24.592.578.162,00
122.182.177,00 13.256.278,00 2.395.295,00
112.654.640,00 10.068.713,00 1.897.345,00
44.980.772.358,00
45.860.644.614,00
b. Kewajiban Jangka Panjang
Nihil
Saldo Kewajiban Jangka Panjang per 31 Desember 2009 adalah Nihil.
a) b)
Utang Dalam Negeri Utang Luar Negeri Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 0,00 0,00 0,00
Per 31 Desember 2008 (Rp) 0,00 0,00 0,00
5.1.3 Ekuitas a. Ekuitas Dana Lancar
Rp181.371.606.525,67
Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp181.371.606.525,67 adalah saldo per 31 Desember 2009, terdiri dari :
a) b) c) d) e)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Cadangan untuk Piutang Cadangan untuk Persediaan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek Pendapatan yang ditangguhkan Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 201.204.876.814,52
Per 31 Desember 2008 (Rp) 386.301.604.936,81
12.228.701.267,02 7.095.506.648,00 (44.980.772.358,00)
3.428.814.829,19 4.552.240.556,72 (45.860.644.614,00)
5.823.294.154,13 181.371.606.525,67
6.754.759.287,69 355.176.774.996,41
49 b. Ekuitas Dana Investasi
Rp4.121.989.570.026,71
Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp4.121.989.570.026,71 adalah saldo per 31 Desember 2009, terdiri dari :
a) b) c) d)
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Panjang Jumlah
Per 31 Desember 2009 (Rp) 114.179.088.567,11
Per 31 Desember 2008 (Rp) 77.352.189.483,91
3.713.109.244.989,24 3.038.696.476.685,37 294.701.236.470,36 0,00 4.121.989.570.026,71
23.228.425.639,00 0,00 3.139.277.091.808,28
c. Ekuitas Dana Cadangan
Nihil
Saldo Ekuitas Dana Cadangan per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 adalah Nihil.
5 .2
Laporan Realisasi Anggaran 5.2.1 Pendapatan
Rp1.353.900.464.683,97
Sesuai susunan APBD setelah perubahan, maka perhitungan pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Pada Tahun Anggaran 2009 Pendapatan Daerah dianggarkan sebesar Rp1.292.670.700.746,17 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.353.900.464.683,97 atau 104,74% dari target yang telah ditetapkan. Pendapatan Daerah untuk Tahun Anggaran 2009 yang telah diterima di Kas Daerah terdiri dari : No.
Uraian
Anggaran 2009
Realisasi 2009 Rp
1
2 3
Realisasi 2008 %
Rp
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer
498.167.990.389,17
526.442.077.650,97
105,68
626.524.989.693,97
793.413.710.357,00
826.020.480.233,00
104,11
805.271.241.378,00
Lain-lain Pendapatan yang sah
1.089.000.000,00
1.437.906.800,00
132,04
5.000.000.000,00
1.292.670.700.746,17
1.353.900.464.683,97
104,74
1.436.796.231.071,97
Jumlah
Berdasarkan rincian Pendapatan Daerah diatas terlihat bahwa semua komponen pendapatan mencapai realisasi diatas 100%, namun bila dibandingkan dengan tahun 2008 terjadi penurunan sebesar Rp100.082.912.043,00 atau 15,97%.
50
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer Lain-lain Pendapatan yang sah
Berdasarkan grafik diatas, memperlihatkan masih adanya ketergantungan terhadap Pemerintah Pusat untuk pendanaan kegiatan pemerintahan di daerah yaitu sebesar 33,35% dari keseluruhan pendapatan daerah.
1) Pendapatan Asli Daerah
Rp526.442.077.650,97
a) Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar Rp498.167.990.389,17 dengan realisasi sebesar Rp526.442.077.650,97 atau 105,68% dari target/anggarannya. b) Dengan realisasi tersebut, kontribusi PAD terhadap total Pendapatan sebesar 38,88%. c) Rincian atas Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun anggaran 2009 beserta kontribusinya terhadap total PAD sebagai berikut : No 1 2 3 4
Uraian
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
% thd % thd Anggaran PAD
Pajak Daerah 423.795.726.000,00 438.533.680.183,00 Retribusi Daerah 40.450.100.000,00 36.852.013.379,00 Laba Perusahaan 9.350.990.680,00 9.551.178.883,03 Milik Daerah Lain-Lain 24.571.173.709,17 41.505.205.205,94 Jumlah 498.167.990.389,17 526.442.077.650,97
103,48 83,30 91,10 7,00 102,14 1,81 168,92 7,88 105,67 100,00
d) Pendapatan Pajak Daerah adalah pos untuk menampung pendapatan yang berasal dari pajak daerah yang ditetapkan sesuai dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. Rincian anggaran dan jumlah Pajak Daerah yang dapat dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah selama tahun anggaran 2009 adalah sebagai berikut : No
Uraian
1.
Pajak Kendaraan Bermotor
2.
Pajak Kendaraan Di Atas Air
3. 4.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Bea Balik Nama Kendaraan Diatas Air
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
163.000.000.000,00
172.052.911.455,00
105,55
60.000.000,00
56.623.350,00
94,37
130.000.000.000,00
142.862.392.060,00
726.000,00
765.900,00
109.89 105.50
51 No
Uraian
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
5.
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
130.000.000.000,00
122.796.652.892,00
6.
Pajak Air Permukaan
672.000.000,00
693.596.131,00
103,21
7.
Pajak Air Bawah Tanah
63.000.000,00
70.738.395,00
112,28
423.795.726.000,00
438.533.680.183,00
103.48
Jumlah
94,46
Berdasarkan rincian penerimaan Pajak Daerah di atas terlihat bahwa lima jenis pajak melampui target penerimaan yang ditetapkan, dengan pencapaian tertinggi pada realisasi penerimaan Pajak Air Bawah Tanah sebesar 112,28% atau melebihi target sebesar Rp7.738.395,00. Sedangkan, dua jenis pajak tidak mencapai target, yaitu Pajak Kendaraan Diatas Air hanya tercapai 94,37%, dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar 94,46%. e) Retribusi Daerah merupakan pos untuk menampung pendapatan yang berasal dari retribusi daerah sebagaimana yang ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 66 Tentang Retribusi Daerah. Rincian anggaran dan realisasi Retribusi Daerah yang dapat dipungut serta telah disetorkan ke Kas Daerah selama tahun anggaran 2009 adalah sebagai berikut : No 1. 2. 3.
Uraian Retribusi Jasa umum Retribusi Jasa Usaha Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Jumlah
Anggaran Realisasi (Rp) (Rp) 35.621.500.000,00 31.482.762.709,00 4.531.600.00,00 4.975.413.540,00 297.000.000,00
% 88,38 109,79
393.837.130,00
132,61
40.450.100.000,00 36.852.013.379,00
91,10
f) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan ditargetkan sebesar Rp9.350.990.680,00 dengan realisasi sebesar Rp9.551.178.883,03, dengan rincian sebagai berikut : No 1. 2. 3.
Uraian Bank Jambi PT. JSP PT. Bangun Askrida Jumlah
Anggaran (Rp) 8.924.000.000,00 200.000.000,00 226.996.680,00 9.350.990.680,00
Realisasi (Rp) 8.924.180.203,03 400.000.000,00 226.998.680,00 9.551.178.883,03
%
g) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah ditargetkan sebesar Rp24.571.173.709,17 dengan realisasi sebesar Rp41.505.205.205,94. Pendapatan ini bersumber dari penjualan aset daerah, jasa giro kasda, bunga deposito, sumbangan pihak ketiga, dan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan.
52 2) Dana Perimbangan
Rp802.060.279.933,00
a) Dana Perimbangan ditargetkan sebesar Rp769.453.510.357,00 dengan realisasi sebesar Rp802.060.279.933,00 atau 104,11% dari target. b) Pendapatan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil Tahun Anggaran 2009 tersebut dapat dirinci sebagai berikut : No I 1. 2. 3. 4.
Anggaran (Rp)
Uraian
Realisasi (Rp)
%
BAGI HASIL PAJAK Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 WP pribadi dlm negeri Pajak Penghasilan pasal 21 dan Orang Pribumi Sub Jumlah
108.371.992.667,00 113.650.554.577,00
104,87
3.000.000.000,00
3.125.075.546,00
104,17
0,00
11.744.062.164,00
0,00
17.813.702.546,00
5.048688.882,00
28,34
129.185.695.213,00 133.568.381.169,00
103,39
II
BAGI HASIL BUKAN PAJAK / SDA
1.
Iuran Hak Pengusaha Hutan
19.760.000,00
7.904.000,00
40,00
2. 3.
Provisi Sumber Daya Hutan Iuran Tetap (Land Rent)
5.000.000.000,00 100.000.000,00
0,00 314.563.065,00
0,00 314,56
4.
Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi
1.150.000.000,00
2.091.422.032,00
181,86
5.
Minyak Bumi
60.000.000.000,00
39.289.691.079,00
65,48
6.
Gas Bumi
60.000.000.000,00 111.914.574.791,00
186,52
7.
BP-PBB
5.371.175.144,00 Sub Jumlah
III
DANA ALOKASI UMUM
1.
Dana Alokasi Umum Sub Jumlah
IV
DANA ALOKASI KHUSUS
1.
Dana Alokasi Khusus Sub Jumlah Total Dana Perimbangan
6.246.864.797,00
116,30
131.640.935.144,00 159.865.019.764,00
121,44
473.505.880.000,00 473.505.879.000,00
100,00
473.505.880.000,00 473.505.879.000,00
100,00
35.121.000.000,00
35.121.000.000,00
100,00
35.121.000.000,00
35.121.000.000,00
100.00
769.453.510.357,00 802.060.279.933,00
104,24
c) Kontribusi setiap komponen penerimaan terhadap total realisasi Dana Perimbangan dan Bagi Hasil adalah sebagai berikut : No 1 2 3 4.
Uraian Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Jumlah
Realisasi (Rp)
% terhadap Dana Perimbangan
133.568.381.169,00 159.865.019.764,00 473.505.879.000,00 35.121.000.000,00 802.060.279.933,00
16,65 19,93 59,04 4,38 100,00
53 3) Transfer Pemerintah Pusat Lainnya
Rp23.960.200.000,00
Pendapatan berupa Transfer Pemerintah Pusat-Dana Penyesuaian, yaitu Dana Percepatan Pembangunan dan Desentralisasi Fiskal yang dianggarkan sebesar Rp23.960.200.000,00 dengan realisasi sebesar Rp23.960.200.300,00
4) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Rp1.437.906.800,00
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah adalah Pendapatan Lainnya sebesar Rp1.089.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp1.437.906.800,00 atau 132,04% dari target anggarannya dan berasal dari kontribusi Diklat PIM III Kab/Kota sebesar Rp1.111.956.800,00 dan Tunjangan Pendidikan sebesar Rp325.950.000,00. Dengan realisasi tersebut, kontribusi terhadap total Pendapatan sebesar 1,86%.
5.2.2 Belanja
Rp1.530.073.192.806,26
Secara garis besar, belanja terdiri dari dua bagian yakni Belanja Langsung (Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal) dan Belanja Tidak Langsung (Belanja Pegawai, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan Belanja Tidak Terduga). Anggaran dan realisasi atas masing-masing pos belanja sesuai susunan APBD tersebut, disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran. Dalam Catatan atas Laporan Keuangan ini, disajikan informasi rincian pos belanja sesuai dengan PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, sebagai berikut : No
Uraian
Anggaran 2009
Realisasi 2009 Rp
Realisasi 2008 %
1
Belanja Operasi
1.001.167.942.935,00
908.851.259.106,20
90,78
(Rp) 645.674.565.355,00
2
Belanja Modal
483.926.717.839,00
445.681.362.279,00
92,10
560.254.716.325,00
3
Belanja Tak Terduga
10.000.000.000,00
2.674.835.000,00
26,75
283.000.000,00
4
Belanja Transfer
174.953.644.910,00
172.865.736.421,06
98,81
198.770.202.425,00
Jumlah
1.670.048.305.683,00
1.530.073.192.806,26
91,62
1.404.982.484.105,00
Berdasarkan tabel diatas, realisasi belanja baik Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga, maupun Belanja Transfer seluruhnya berada dibawah alokasi anggaran yang disediakan sehingga menghasilkan efisiensi anggaran sebesar Rp139.976.871.876,74 atau 8,38%.
54 1) Belanja Operasi
Rp908.851.259.106,20
a) Belanja Operasi dipergunakan untuk pembayaran Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa yang ada pada Sekretariat Daerah Provinsi Jambi. Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
412.437.096.827,00
377.053.055.361,00
91,42
390.304.234.508,00 8.950.000.000,00 7.500.000.000,00 26.040.208.524,00 155.936.403.076,00 1.001.167.942.935,00
348.230.502.202,00 8.688.823.000,00 7.438.277.500,00 22.222.754.434,00 145.217.846.609,20 908.851.259.106,20
89,22 97,08 99,18 85,34 93,13 90,78
Belanja Pegawai Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Jumlah
b) Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp377.053.055.361,00 atau 89,47% dari anggarannya. Realisasi ini digunakan untuk pengeluaran Belanja Pegawai yang tidak terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan antara lain berupa pembayaran Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS, Biaya Pemungutan Pajak, dan Uang Lembur sebesar Rp326.068.007.530,00 dan sisanya sebesar Rp50.985.047.831,00 digunakan untuk Belanja Pegawai yang terkait dengan pelaksanaan program dan kegiatan antara lain berupa pembayaran Honorarium PNS dan Non PNS. c) Belanja Barang dan Jasa Realisasi Belanja Barang dan Jasa Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp348.230.502.202,00 atau 89,22% dari anggarannya. Belanja Barang dan Jasa digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran yang memenuhi klasifikasi Belanja Barang dan Jasa, diantaranya Belanja Alat Tulis Kantor, Belanja Bahan Habis Pakai, Belanja Perjalanan Dinas, dan Belanja Pemeliharaan. Dari realisasi Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp348.230.502.202,00 terdapat realisasi belanja yang tidak memenuhi klasifikasi Belanja Barang dan Jasa, antara lain Belanja Bantuan Sosial (Beasiswa pada Dinas Pendidikan), Belanja Modal (RSD Raden Mattaher, Sekretariat DPRD, Sekretaris Daerah, Dinas Pendidikan, dan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah), dan Pembiayaan Pengeluaran (LUEP di Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan) d) Belanja Subsidi Realisasi Belanja Subsidi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp8.688.823.000,00 atau 97,08% dari anggarannya. Belanja tersebut disalurkan kepada penerima subsidi sebagai berikut.
55 No
Penerima Subsidi
Realisasi (Rp)
1.
Subsidi Bahan Pokok (PT. Bongsu Sejahtera)
2.
Subsidi kepada masyarakat dalam rangka Idul Fitri
3.
Raskin ke Kerinci
110.000.000,00 81.275.000,00 1.268.676.000,00
4.
Raskin ke Merangin
983.556.000,00
5.
Raskin ke Sarolangun
894.348.000,00
6.
Raskin ke Bungo Tebo
1.108.728.000,00
7.
Raskin ke Tanjab
1.761.210.000,00
8.
Raskin ke Jambi
2.481.030.000,00 Jumlah
8.688.823.000,00
e) Belanja Hibah Realisasi Belanja Hibah Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp7.438.277.500,00 atau 99,18% dari anggarannya. Belanja tersebut disalurkan kepada penerima hibah sebagai berikut. No
Penerima Hibah
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
1.
KOREM
2.
TVRI
400.000.000,00 500.000.000,00
400.000.000,00 500.000.000,00
3.
MUI
200.000.000,00
200.000.000,00
4.
Lembaga Adat
300.000.000,00
300.000.000,00
5.
KOPRI
200.000.000,00
200.000.000,00
6.
PKK
1.800.000.000,00 100.000.000,00
1.738.277.500,00 100.000.000,00
4.000.000.000,00
4.000.000.000,00
7.500.000.000,00
7.438.277.500,00
7.
BAZDA
8.
Perguruan Tinggi Jumlah
f) Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial tersebut disalurkan kepada organisasi kemasyarakatan dan partai politik dengan rincian sebagai berikut.
No 1
2
Uraian Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan • Organisasi Kemasyarakatan • Peningkatan Pendidikan • Organisasi Keagamaan • Organisasi/Kelompok Kesenian • Organisasi Kepemudaan dan Olah Raga • Organisasi Profesi Belanja Bantuan Partai Politik Jumlah
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1.072.500.000,00 20.752.708.524,00 1.520.000.000,00 250.000.000,00
578.936.000,00 19.858.120.000,00 749.500.000,00 21.500.000,00
53,98 95,69 49,31 8,60
1.000.0000.000,00
18.500.000,00
0,19
500.000.000,00 945.000.000,00 26.040.208.524,00
55.000.000,00 941.198.434,00 22.222.754.434,00
11,00 99,60 85,34
56 g) Belanja Bantuan Keuangan Belanja Bantuan Keuangan tersebut disalurkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa di wilayah Propinsi Jambi dengan anggaran dan realisasi sebagai berikut. No
Uraian
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1
Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
155.936.403.076,00
145.217.846.609,20
93,13
Jumlah
155.936.403.076,00
145.217.846.609,20
93,13
2) Belanja Modal
Rp445.681.362.279,00
a) Belanja Modal dipergunakan untuk membiayai kegiatan bersifat investasi (menambah aset daerah) yang berkaitan dengan kebutuhan aparatur daerah dan secara langsung mendorong terwujudnya pencapaian visi dan misi Pemerintah Daerah. Output atas belanja modal tersebut menghasilkan barang/jasa, dan menambah nilai aset serta ekuitas dana diinvestasikan yang tercatat dalam Neraca. b) Ringkasan anggaran dan realisasi Belanja Modal Tahun Anggaran 2009 sebagai berikut : Anggaran (Rp) 2.800.000.000,00
Realisasi (Rp) 2.795.350.000,00
99,83
dan
76.532.808.320,00
73.134.813.809,00
95,56
Belanja Bangunan dan Gedung
77.083.931.668,00
69.255.844.025,00
89,84
Irigasi,
303.041.669.350,00
282.023.892.500,00
93,06
Tetap
24.468.308.500,00
18.471.461.945,00
75,49
483.926.717.838,00
445.681.362.279,00
92,10
Belanja Modal Belanja Tanah Belanja Mesin
Peralatan
Belanja Jalan, dan Jaringan Belanja Lainnya
Aset
Jumlah
3) Belanja Tidak Terduga
%
Rp2.674.835.000,00
Belanja ini dianggarkan untuk membiayai pengeluaran darurat sehubungan dengan adanya bencana alam yang terjadi. Rincian anggaran dan realisasi Belanja Tidak Terduga dalam Tahun Anggaran 2009 adalah sebagai berikut: Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga Jumlah
Anggaran (Rp) 10.000.000.000,00
Realisasi (Rp) 2.674.835.000,00
% 26,75
10.000.000.000,00
2.674.835.000,00
26,75
57 4) Belanja Transfer
Rp172.865.736.421,06
Belanja ini dianggarkan untuk membiayai pengeluaran sebagai wujud pelaksanaan dari kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten berkaitan dengan kepentingan Daerah yang pelaksanaannya berdasarkan pertimbangan Kepala Daerah. Rincian anggaran dan realisasi Belanja Bagi Hasil Tahun Anggaran 2009 adalah sebagai berikut : Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
No
Uraian
1.
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah kepada Kab/Kota
174.468.644.91,00
172.806.165.883,06
99,05
2.
Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah kepada Kab/Kota
485.000.000,00
59.570.538,00
12,28
174.953.644.910,00
172.865.736.421,06
98,81
Jumlah
%
Belanja tersebut merupakan Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jambi.
5.2.3 Pembiayaan 1) Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran, dimana anggaran pendapatan lebih kecil bila dibandingkan dengan anggaran belanja dan atau memanfaatkan surplus realisasi APBD tahun sebelumnya guna membiayai pengeluaran pembiayaan. Adapun komponen Penerimaan Pembiayaan berupa Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 2008 dengan anggaran dan realisasi sebagai berikut. Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Lalu Jumlah
Anggaran (Rp) 386.301.604.936,83
Realisasi (Rp) 386.301.604.936,81
100,00
386.301.604.936,83
386.301.604.936,81
100,00
%
2) Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan merupakan upaya pemanfaatan surplus realisasi anggaran tahun sebelumnya. Anggaran dan realisasi Pengeluaran Pembiayaan untuk Tahun Anggaran 2009 adalah sebagai berikut : Pengeluaran Pembiayaan Penyertaan modal Pemerintah Daerah Jumlah
Anggaran (Rp) 8.924.000.000,00
Realisasi (Rp) 8.924.000.000,00
100,00
8.924.000.000,00
8.924.000.000,00
100,00
%
Penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah sebesar Rp8.924.000.000,00 tersebut ditanamkan pada PT Bank Jambi.
58
5.3
Laporan Arus Kas a) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas Bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp269.330.219.138,71 berasal dari : Arus Kas Masuk Pendapatan Pajak Daerah
Rp 438.533.680.183,00
Pendapatan Retribusi Daerah
Rp
36.852.013.379,00
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Rp
9.551.178.883,03
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Rp
41.326.790.187,94
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
Rp 293.433.400.933,00
Dana Alokasi Umum
Rp 473.505.879.000,00
Dana Alokasi Khusus
Rp
35.121.000.000,00
Dana Penyesuaian
Rp
23.960.200.300,00
Bantuan Keuangan
Rp
1.111.956.800,00
Tunjangan Pendidikan
Rp
325.950.000,00
Dana Darurat
Rp
0,00
Jumlah
Rp1.353.722.049.665,97
Arus Kas Keluar Belanja Pegawai
Rp 377.053.055.361,00
Belanja Barang dan Jasa
Rp 348.230.502.202,00
Belanja Subsidi
Rp
8.688.823.000,00
Belanja Hibah
Rp
7.438.277.500,00
Belanja Bantuan Sosial
Rp
22.222.754.434,00
Belanja Bantuan Keuangan
Rp 145.217.846.609,20
Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota
Rp 172.865.736.421,06
Belanja Tidak Terduga
Rp Jumlah
2.674.835.000,00
Rp1.084.391.830.527,26
b) Arus Kas dari Aktivitas Investasi Non Keuangan Arus kas bersih keluar dari aktivitas investasi non keuangan sebesar (Rp445.502.947.261,00) berasal dari :
59 Arus Kas Masuk Pelepasan Hak atas Tanah
Rp
178.415.018,00
Rp
178.415.018,00
Belanja Modal Tanah
Rp
2.795.350.000,00
Belanja Modal Alat-alat Berat
Rp
4.278.295.488,00
Belanja Modal Alat-alat Angkutan Darat Bermotor
Rp
10.222.755.700,00
Jumlah tersebut merupakan : - Angsuran Cicilan Rumah dan Tanah Pemda sebesar Rp178.415.018,00. Jumlah Arus Kas Keluar Belanja Modal terdiri dari :
Belanja Modal Alat Angkutan Darat tidak Bermotor Rp Belanja Modal Alat Angkutan di atas Air Bermotor
Rp
4.060.000,00 0,00
Belanja Modal Alat-alat Bengkel
Rp
3.135.726.100,00
Belanja Modal Alat-alat Pengolahan Pertanian
Rp
3.296.496.500,00
Belanja Modal Peralatan Kantor
Rp
4.029.548.200,00
Belanja Modal Perlengkapan Kantor
Rp
1.526.080.750,00
Belanja Modal Komputer
Rp 12.774.561.938,00
Belanja Modal Mebelair
Rp 13.026.103.920,00
Belanja Modal Peralatan Dapur
Rp
489.459.000,00
Belanja Modal Penghias Ruangan Rumah Tangga
Rp
1.630.948.550,00
Belanja Modal Alat-alat Studio
Rp
2.912.683.000,00
Belanja Modal Alat-alat Komunikasi
Rp
568.702.000,00
Belanja Modal Alat-alat Ukur
Rp
373.316.000,00
Belanja Modal Alat-alat Kedokteran
Rp
2.659.020.000,00
Belanja Modal Alat-alat Laboratorium
Rp 12.142.026.663,00
Belanja Modal Konstruksi Jalan
Rp 185.527.673.100,00
Belanja Modal Konstruksi Jembatan
Rp 34.257.158.000,00
Belanja Modal Konstruksi Jaringan Air
Rp 59.674.711.100,00
Belanja Modal Penerangan Jalan, Taman
Rp
1.312.616.000,00
Belanja Modal Instalasi Listrik dan Telepon
Rp
1.251.734.300,00
Belanja Modal Konstruksi Bangunan
Rp 69.255.844.025,00
Belanja Modal Buku/Kepustakaan
Rp
2.497.752.183,00
Belanja Modal Barang Bercorak Kesenian
Rp
90.068.000,00
Belanja Modal Hewan/Ternak dan Tanaman
Rp 13.988.416.862,00
60 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Peternakan
Rp
65.030.000,00
Belanja Modal Alat-alat Komunikasi
Rp
209.300.000,00
Belanja Modal Sarana Pendidikan
Rp
543.787.000,00
Belanja Modal Pembelian APE
Rp
1.142.137.900,00
Belanja Modal Alat-alat Persenjataan/Keamanan
Rp
0,00
Jumlah
Rp 445.681.362.279,00
c) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Arus kas bersih keluar dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp8.924.000.000,00 yaitu berupa penyertaan modal ke PT Bank Jambi.
d) Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran Arus kas bersih dari aktivitas non anggaran sebesar nihil, yaitu: Jumlah kas masuk sebesar Rp86.430.602.571,00 adalah realisasi kas masuk dari penerimaan kas fihak ketiga (PFK) dalam TA 2009. Jumlah kas keluar sebesar Rp86.430.602.571,00 adalah realisasi kas keluar untuk pengeluaran kas fihak ketiga (PFK) dalam TA 2009.
61 BAB VI INFORMASI NON- KEUANGAN
6.1. Domisili dan Bentuk Hukum Entitas Provinsi Jambi terletak di bagian tengah Pulau Sumatera, membentang dari pegunungan Bukit Barisan di darat, dataran rendah lahan kering di bagian tengah hingga perairan laut dengan Pulau Berhala di bagian timur. Kelengkapan bentuk bentang alam Provinsi Jambi ditandai pula oleh keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat di barat, Taman Nasional Bukit Tigapuluh, dan Taman Nasional Bukit Duabelas di bagian tengah serta lahan gambut dan Taman Nasional Berbak di bagian timur. Dilihat dari aspek geografis, Provinsi Jambi mempunyai letak yang stratejik karena langsung berhadapan dengan salah satu pusat pertumbuhan dunia “IMS-GT” (Indonesia, Malaysia, Singapura – Growth Triangle). Dengan posisi itu wilayah ini memiliki keunggulan komparatif jika dibandingkan dengan beberapa wilayah provinsi lain di Sumatera. Sumberdaya alam yang ada dan perlu dikembangkan secara optimal adalah sumberdaya tambang migas, selain itu terdapat juga pertambangan batubara serta berbagai jenis tambang lainnya. Sumberdaya alam lain adalah tanah/lahan yang potensial untuk perkembangan pertanian pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, dan kehutanan. Dari 5.100.000 ha. luas daratan, seluas 2.179.440 ha. (42,73%) adalah kawasan hutan dan kawasan pertanian, dan non pertanian seluas 2.920.560 ha (57,27%). Disamping itu terdapat pula daerah pesisir dan perairan laut seluas 12 mil dari garis pantai. Penataan kelembagaan yang sesuai dengan konsep otonomi daerah mempunyai arti penting yang sangat stratejik untuk meningkatkan kinerja aparatur. Perangkat daerah yang terdapat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi, terdiri dari satu sekretariat daerah dengan sembilan biro, satu sekretariat DPRD, satu Inspektorat, 16 dinas, 10 badan, tiga kantor, dan dua unit pelaksana teknis daerah.
6.2. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan-peraturan Daerah Provinsi Jambi yang diterbitkan dan perubahan-perubahannya, telah ditetapkan organisasi, kewenangan dan tugas dari unit-unit yang membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Gubernur yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, 16 Dinas, 10 Badan, 3 Kantor, 2 BUMD, dan 2 Rumah Sakit dengan perincian sebagai berikut : 1) Badan a. Badan Perpustakaan Daerah dan Arsip Daerah b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah c. Badan Lingkungan Hidup Daerah d. Badan Penanaman Modal Daerah e. Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
62 f.
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
g. Badan Kepegawaian Daerah h. Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah i.
Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
j.
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan KB.
2) Dinas a. Dinas Pendidikan b. Dinas Kesehatan c. Dinas Pekerjaan Umum d. Dinas Perhubungan e. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi f.
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
g. Dinas Pariwisata h. Dinas Pemuda dan Olah Raga i.
Dinas Pendapatan Daerah
j.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan
k. Dinas Perkebunan l.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
m. Dinas Kehutanan n. Dinas Energi dan Sumber Daya Maneral o. Dinas Kelautan dan Perikanan p. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 3) Kantor a. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja b. Kantor Perwakilan c. Kantor Pengolahan Data Elektronik 4) BUMD a. Bank Jambi b. PT Jambi Indoguna Internasional 5) Unit Pelaksana Teknis Daerah a.
Rumah Sakit Daerah
b. Rumah Sakit Jiwa
63 6.3. Penggantian Manajemen Pemerintah dalam Tahun 2009 Dalam tahun anggaran 2009 terdapat penggantian manajemen di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi yaitu penggantian Sekretaris Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2009.
64 BAB VII PENUTUP
Berdasarkan penjelasan dan rincian tersebut di atas dapat diambil simpulan penting bahwa: a. Pada Laporan Realisasi Anggaran, dari target pendapatan yang ditetapkan tahun 2009 sebesar Rp1.292.670.700.746,17 telah dapat direalisasi sebesar Rp1.353.900.464.683,97 atau 104,74%, dan pada sisi belanja dianggarkan sebesar Rp1.670.048.305.683,00 terealisasi sebesar Rp1.530.073.192.806,26 atau terdapat efisiensi sebesar 8,38%. Kondisi tersebut berimbas pada realisasi defisit dalam APBD tahun 2009. Dari angka defisit APBD yang ditargetkan sebesar Rp377.377.604.936,83, dalam realisasinya terjadi defisit sebesar Rp176.172.728.122,29. b. Dalam Neraca, posisi aset pada akhir tahun 2009 sebesar Rp4.348.341.948.910,38 bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp3.540.314.511.418,69, terdapat kenaikan sebesar 22,82 %. Selama tahun 2009 maupun tahun sebelumnya tidak terdapat kewajiban/ hutang jangka panjang. c. Pada Laporan Arus Kas, terdapat penurunan arus kas selama tahun 2009 sebesar Rp185.096.728.122,29. Ini berarti arus masuk kas selama tahun 2009 lebih kecil dibandingkan dengan arus keluar kas,namun karena adanya SILPA tahun lalu sebesar Rp386.301.604.936,81 sehingga relatif tidak terjadi kesulitan likuiditas.