2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Badan Informasi Geospasial
Daftar Isi Kata Pengantar
6
Ikhtisar Eksekutif
8
Pendahuluan 11 Latar Belakang
12
Tugas dan Fungsi
13
Struktur Organisasi
15
Sumber Daya Manusia
16
Sistematika Penyajian
17
Rencana Strategis Dan Penetapan Kinerja
19
Rencana Strategis BIG 2013-2014
20
Visi dan Misi
20
Tujuan dan Sasaran
21
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
23
Penetapan Kinerja BIG Tahun 2014
25
Akuntabilitas Kinerja Dan Akuntabilitas Keuangan
27
Pengukuran Kinerja
28
Capaian dan Evaluasi Kinerja
28
Sasaran-1 29 Sasaran-2 36 Sasaran-3 39 Sasaran-4 42 Sasaran-5 45 Sasaran-6 71 Akuntabilitas Keuangan
80
Penutup 83
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Daftar Tabel Tabel 3.1.
Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran-1
29
Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran-2
36
Tabel 3.3 Daftar pemerintah daerah yang mendapat sosialisasi pembangunan simpul jaringan tahun 2014
37
Tabel 3.4. Tabel kinerja Sasaran-3
39
Tabel 3.5. Indikator kinerja Sasaran-4
42
Tabel 3.6. Daftar PPIDS sampai tahun 2014
44
Tabel 3.7. Capaian Indikator Kinerja Sasaran-5
45
Tabel 3.8.
Batas Segmen Batas
63
Tabel 3.9.
Capaian Indikator Kinerja Sasaran-6
71
Tabel 3.10.
Realisasi Anggaran 2014 per program dan kegiatan
81
Badan Informasi Geospasial 2014
3
Daftar Gambar Gambar 1.1. Pemangku Jabatan Fungsional
16
Gambar 1.2. Personil BIG berdasarkan Pangkat dan Golongan
16
Gambar 1.3. Komposisi Pegawai BIG Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal
16
Gambar 3.1. Perkembangan capaian NSPK dan SNI
31
Gambar 3.1 Tampilan laman Ina-Geoportal
38
Gambar 3.2. Rincian Nilai Reformasi Birokrasi BIG Tahun 2014
40
Gambar 3.3. Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran-5
46
Gambar 3.4. Distribusi titik referensi geodesi JKHN yang dibangun tahun 2014
49
Gambar 3.5. Distribusi titik referensi geodesi JKHV yang dirawat pada tahun 2014
51
Gambar 3.6. Pelaksanaan Pembangunan Stasiun Pasang Surut Belitung (kiri bawah), Natuna (atas)
52
Gambar 3.7. Sebaran pembangunan titik pantau geodinamika dan deformasi tahun 2014
53
Gambar 3.8.Sebaran pembangunan stasiun CORS tahun 2014
54
Gambar 3.9. Contoh peta LPI skala 1:50.000
57
Gambar 3.10. Indeks peta LLN sampai tahun 2014
58
Gambar 3.11. Lokasi kegiatan survey CBDRF RI-Malaysia, sektor barat (atas), sektor timur (bawah)
60
Gambar 3.12. Lokasi kegiatan CBDRF RI-PNG (atas), Lokasi pemasangan pilar batas RI-RDTL (bawah),
61
Gambar 3.13. Peta JBM RI-Malaysia 26
62
Gambar 3.14. Foto BSP terpasang
63
Gambar 3.15. Peta Koridor Batas Disepakati Di Atas Peta
64
Gambar 3.116. JUmlah NLP Peta Administrasi hingga tahun 2014
64
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Gambar 3.17. Indeks Pemetaan RBI Skala 1:100.000, Skala 1: 50.000, Skala 1:25.000, Skala 1: 10.000 dan Skala 1: 5000
67
Gambar 3.18. Foto udara wilayah Bogor untuk pemetaan skala 1 : 5.000
69
Gambar 3.19. Ketersedian peta RBI hingga tahun 2014 berserta kekurangan NLP
70
Gambar 2.20. Peta Sistem Lahan Skala 1:250.000
72
Gambar 3.21. Peta sebaran suhu padad Pemetaan Karakteristik Perairan
73
Gambar 3.21. Indeks lokasi Pemetaaan Karakteristik Peraiiran di Nusa Tenggara
75
Gambar 3.22. Peta Morfometri skala 1 : 50.000
76
Gambar 3.23. Peta Penutup Lahan Nasional hasil kesepakatan satu peta antar kementerian
78
Gambar 3.24. Peta Multirawan Bencana Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta
79
Badan Informasi Geospasial 2014
5
Kata Pengantar
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Yang kami hormati Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Bersama ini kami kami sampaikan Laporan Kinerja Badan Informasi Geospasial (BIG) Tahun 2014, yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi BIG pada tahun anggaran 2014. Laporan ini merupakan bentuk dari pelaksanaan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta mengacu pada Peraturan Menteri PAN-RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan
ini
sebagai
media
yang
merinci
pertanggungjawaban sebagai amanah yang diemban organisasi dan tanggung jawab pemakaian sumber daya dan anggaran untuk menjalankan misi organisasi. Penyusunan Laporan Kinerja 2014 ini juga bertujuan untuk
memberikan
gambaran
yang
jelas
dan
transparan terhadap seluruh kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan BIG sepanjang tahun 2014.
Akhir kata, kami berharap agar laporan akuntabilitas
Kepala
kinerja ini dapat memenuhi harapan sebagai media
Badan Informasi Geospasial
pertanggungjawaban kepada stakeholders dan sebagai pemicu bagi peningkatan kinerja BIG kedepannya. Priyadi Kardono
Badan Informasi Geospasial 2014
7
Ikhtisar Eksekutif
Laporan (BIG)
Kinerja Tahun
Badan 2014,
Informasi
merupakan
Geospasial manifestasi
akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi BIG dalam rangka pelaksanaan good governance dan implementasi kebijakan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan ini juga merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian visi dan misi BIG yang dijabarkan dalam tujuan dan sasaran strategis, mengacu pada RPJMN 2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014.
Dalam mencapai visi dan misinya, pada tahun 2014 BIG menetapkan 6 sasaran strategis yang akan dicapai yaitu: (i) meningkatkan penyelenggaraan informasi geospasial (IG) yang telah bereferensi tunggal dan mengacu pada aturan/panduan penyelenggaraan IG; (ii) meningkatnya pengunaan IG di lingkungan pemerintah dan masyarakat; (iii) terselenggaranya reformasi birokrasi di Badan Informasi Geospasial; (iv) meningkatnya kapasitas SDM dan industri IG nasional; (v) meningkatnya cakupan informasi geospasial dasar (IGD) yang akurat dan terkini/mutakhir; (vi) tersedianya informasi geospasial tematik (IGT) terintegrasi yang akurat.
Secara umum kinerja BIG dapat dikatakan berhasil karena target setiap indikator sasaran strategis
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
mencapai 100%. Semua kegiatan dapat terselenggara
Dalam penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik
dengan baik karena adanya koordinasi dan kerjasama
(IGT), dilakukan pembaharuan peta sistem lahan
dari semua unit kerja di BIG yang terkait. Peran
skala 1:250.000 pada wilayah Sulawesi Selatan dan
serta masyarakat semakin terlihat dari peningkatan
Sulawesi Tenggara. Tujuan pembaharuan ini adalah
penggunaan INA-geoportal sebesar 20% dari tahun
untuk medukung perencanaan tata ruang atau evaluasi
2013, hal ini membuktikan antusias masyarakat dalam
lahan, agar penggunaannya dapat tepat sasaran.
mengakses kebutuhan IG semakin bertambah, sesuai
Salah satu outcomes yang tecapai pada sasaran ke-6
harapan dari sasaran ke-2 yang telah ditetapkan.
ini adalah dihasilkan 1 NLP Peta Multirawan Bencana skala 1:250.000, dengan adanya pemetaan multirawan
Sampai tahun 2014 terdapat 8 K/L yang ikut
bencana yang terintegrasi ini diharapkan perencanaan
berkontribusi dalam penyusunan kegiatan one map
tata ruang provinsi menjadi lebih baik dan korban
policy, keterlibatan 8 K/L ini merupakan outcomes dari
akibat bencana dapat diminimalisir.
Sasaran ke-1.Adapun 8 K/L tersebut adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Kaitannya sasaran ke-5 mengenai batas daerah provinsi
Agraria dan Tata Ruang/BPN, Kementerian Pertanian,
dan kabupaten/kota, tahun 2014 BIG telah melakukan
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Lembaga Ilmu
kegiatan penegasan batas wilayah administrasi dengan
Pengetahuan Indonesia, Lembaga Penerbangan dan
outcomes yang mendukung pelaksanaan pembangunan
Antariksa Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan
daerah. Volume pekerjaan pada tahun 2014 sebanyak
Teknologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
13 segmen batas pada wilayah kabupaten di Provinsi
dan Badan Informasi Geospasial. Kegiatan one map
Sulawesi Selatan. Selain itu dalam rangka penyusunan
ini adalah peta tematik tunggal dengan tema tertentu
RDTR
yang disusun bersama pemangku kepentingan dengan
Kabupaten/Kota, BIG pada tahun 2014 melakukan
mengacu pada Informasi Geospasial Dasar dan standar
kegiatan penyediaan IGD skala besar dengan rincian
metodologi yang telah ditentukan.
kegiatan pemetaan RBI dan pemotretan udara di kota
Kabupaten/Kota
dan
kawasan
strategis
Bandung, Bogor, serta kota Samarindas-BalikpapanDalam rangka pembinaan mengenai IG, sampai tahun
Tanjung Selor-Tarakan, sebanyak 527 NLP.
2014 telah terbentuk 10 Pusat Pengembangan Data
Secara umum pencapaian IKU pada tahun 2014 sudah
Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) di Universitas/
sesuai dengan target yang ditetapkan dengan realisasi
Perguruan Tinggi, yang bertujuan untuk memberikan
hampir semua indikator mencapai 100%. Untuk itu
arahan kepada Universitas/PT dalam menyusun
Badan Informasi Geospasial akan berusaha lebih keras
program bimbingan teknis kepada simpul jaringan
lagi sehingga di tahun-tahun mendatang akan menjadi
provinsi dan simpul jaringan kabupaten/kota. Maka
instansi yang mengutamakan profesionalitas dalam
dapat dikatakan bahwa outcomes dari sasaran ke-4
bekerja sehingga terselenggaranya reformasi birokrasi
sudah tercapai.
sesuai Sasaran ke-3.
Badan Informasi Geospasial 2014
9
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Pendahuluan
Badan Informasi Geospasial 2014
11
Latar Belakang Badan Informasi Geospasial (BIG) dibentuk melalui
dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat selaku
2011 tentang Informasi Geospasial (IG), menggantikan
pemegang kedaulatan tertinggi. Asas Akuntabilitas
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.
tersebut dimanifestasikan dalam bentuk Laporan
Sejalan dengan pengesahan Perpres Nomor 94 Tahun
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
2011 tentang Badan Informasi Geospasial (BIG) pada tanggal 27 Desember 2011, menjelaskan bahwas
Laporan
kedudukan BIG berada di bawah dan bertanggung
pertanggungjawaban BIG dalam melaksanakan tugas
jawab kepada Presiden sehingga membuat tugas dan
dan fungsi selama kurun waktu 2014 dalam rangka
fungsi BIG di bidang survei dan pemetaaan semakin
melaksanakan visi dan misi BIG sebagai salah satu
luas.
lembaga Negara yang penyelenggaraan kegiatannya
ini
disusun
sebagai
salah
satu
dibiayai oleh APBN. Laporan ini juga sebagai salah Dalam memenuhi salah satu azas penyelenggaraan
satu instrumen untuk memacu peningkatan kinerja
Negara berbasis good governance yang tercantum
setiap unit organisasi di lingkungan BIG serta untuk
pada UU No. 28 Tahun 1999 adalah asas accountability,
mendapatkan masukan dari para stakeholder demi
yang mewajibkan setiap kegiatan dan hasil akhir
perbaikan kinerja BIG pada tahun berikutnya.
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Dasar hukum dari penyusunan Laporan Kinerja ini
(IGT) yang belum diselenggarakan selain BIG
adalah Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
meliputi
Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden No.
penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan
5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
informasi geospasial tematik;
Korupsi, dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006
pengumpulan
6. Penyelenggaraan
data,
pengolahan,
Infrastruktur
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Geospasial
Pemerintah. Penyusunan laporan ini juga mengacu
pengamanan, penyebarluasan data dan informasi,
pada pada Peraturan Menteri PAN-RB No. 53 Tahun
dan penggunaan informasi geospasial;
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
(IIG)
7. Penyelenggaraan
meliputi
Informasi
dan
penyimpanan,
pembinaan
jaringan
informasi geospasial; 8. Akreditasi kepada lembaga sertifikasi di bidang informasi geospasial; 9. Pelaksanaan kerjasama dengan badan atau
Tugas dan Fungsi
lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau luar negeri;
Dalam melaksanakan peran strategis seperti survei dan pemetaan, sesuai Perpres No. 94 Tahun 2011,
10. Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di lingkungan BIG;
kegiatan
11. Pelaksanaan koordinasi perencanaan, pelaporan,
pemerintahan di bidang informasi geospasial sesuai
penyusunan peraturan perundang-undangan dan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
bantuan hukum;
BIG
mempunyai
tugas
melaksanakan
Berdasarkan tugas tersebut dijabarkan fungsi yang
12. Pembinaan
dan
pelayanan
administrasi
melekat pada BIG sebagai berikut:
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,
1. Perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di
kepegawaian,
keuangan,
keprotokolan,
kehumasan, kerjasama, hubungan antar lembaga,
bidang informasi geospasial; 2. Penyusunan rencana dan program di bidang
kearsipan, persandian, barang milik negara, perlengkapan, dan rumah tangga BIG;
informasi geospasial; 3. Penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar (IGD)
13. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian
yang meliputi pengumpulan data, pengolahan,
dan pengembangan, serta promosi dan pelayanan
penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan
produk dan jasa di bidang informasi geospasial;
informasi geospasial dasar;
dan
4. Pengintegrasian Informasi Geospasial Tematik (IGT)
yang
diselenggarakan
oleh
instansi
14. Perumusan, penyusunan rencana, dan pelaksanaan pengawasan fungsional.
pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 5. Penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BIG dikoordinasikan oleh Menteri Riset dan Teknologi.
Badan Informasi Geospasial 2014
13
Kepala Badan Informasi Geospasial
I NSPE K TUR
Deputi Informasi Geospasial Dasar
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Deputi Informasi Geospasial Tematik
Struktur Organisasi Kepala BIG dalam menjalankan tugas dan fungsi BIG dibantu oleh 4 Eselon I, yang terdiri dari Sekretaris Utama, Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik, dan Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial berdasarkan Perpres No. 94 tahun 2011.
Sekretaris Utama
Deputi Infrastruktur Informasi Geospasial
Badan Informasi Geospasial 2014
15
Sumber Daya Manusia Gambar 1.2. Personil BIG berdasarkan Pangkat dan
Dalam menjalankan tugasnya, BIG didukung oleh 669
Golongan 150
orang pegawai dari berbagai bidang keahlian seperti, geodesi, geografi, kelautan, ilmu tanah, hukum,
120
administrasi, ilmu komputer, dan lainnya. Dari jumlah 669 PNS tersebut, sebanyak 68 orang menduduki jabatan struktural, masing-masing: Eselon I sebanyak 5
90
orang, Eselon II sebanyak 11 orang, Eselon III sebanyak 31 orang dan Eselon IV sebanyak 21 orang. Dengan
60
catatan ada dua jabatan yang dipangku oleh Pelaksana Tugas (Plt.), yaitu Kepala Biro Umum dan Keuangan, dan
30
Kepala Sub. Bagian Peraturan Perundang-undangan. Sebanyak 601 orang lainnya mengikuti jenjang karir dan kepangkatan melalui jabatan fungsional tertentu dan umum
0 Pengatur Muda [II/a]
Penata Tingkat I [III/d]
Pengatur Muda Tingkat I [II/b]
Pembina [IV/a]
Pengatur [II/c]
Pembina Tingkat I [IV/b]
Pengatur Tingkat I [II/d]
Pembina Utama Muda [IV/c]
Penata Muda [III/a]
Pembina Utama Madya [IV/d]
Penata Muda Tingkat I [III/b]
Pembina Utama [IV/e]
Penata [III/c]
Gambar 1.3. Komposisi Pegawai BIG Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal
800
19
700
112 240
600 500 400
55
300 308 Jabatan Fungsional Umum
7
Auditor
200
210
1
Pranata Hubungan Masyarakat
7
Widyaiswara
13
Teknisi Lityasa
51
Arsiparis
4
Pustakawan
18
Peneliti
S-3
D-II
2
Perancang Peraturan Perundang-undangan
20
Pranata Komputer
S-2
SMA
6
Analis Kepegawaian
166 Surveyor Pemetaan
S-1
SMP
D-III/SM/AKADEMI
SD
Gambar 1.1. Pemangku Jabatan Fungsional
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
100 0
Sistematika Penyajian Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja BIG
4.
Keuangan
Tahun 2014 ini menjelaskan pencapaian BIG selama tahun 2014. Capaian kinerja tersebut dibandingkan
Bab III : Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas
Bagian ini menguraikan tentang kegiatan-
dengan rencana kinerja sebagai tolak ukur keberhasilan
kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh
tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja
BIG dalam rangka meningkatkan akuntabilitas
terhadap rencana kinerja ini dapat melihat kekurangan
kinerja BIG tahun 2014, serta menjelaskan
dalam hal kinerja apa saja yang harus mengalami
realisasi anggaran dalam rangka pencapaian
perbaikan di tahun berikutnya.
kinerja dan penggunaan sumber daya.
Dengan kerangka berpikir seperti itu maka dapat
5.
Bab IV : Penutup
dibuat sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas
Bagian ini berisi kesimpulan atas laporan
Kinerja BIG Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
akuntabilitas kinerja BIG tahun 2014, mulai dari keberhasilan dan kegagalan pencapaian
1.
Ikhtisar Eksekutif
sasaran yang telah ditetapkan, permasalahan
Bagian ini menguraikan secara singkat tentang
dan kendala dalam melaksanakan kegiatan,
tujuan dan sasaran yang akan dicapai beserta hasil
serta strategi untuk mengatasinya pada tahun
capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam
mendatang.
mencapai tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil, serta langkah antisipatifnya.
2.
Bab I : Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan secara ringkas latar belakang,
tugas
dan
wewenang,
struktur
organisasi, dasar hukum, dan sistematika penyajian.
3.
Bab II :
Rencana Strategis dan Penetapan
Kinerja
Bagian ini menguraikan tentang rencana strategis dan penetapan kinerja BIG 2014
Badan Informasi Geospasial 2014
17
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Rencana Strategis Dan Penetapan Kinerja
Badan Informasi Geospasial 2014
19
Rencana Strategis BIG 2013-2014
bagi eksistensi BIG. Langkah-langkah strategis dan operasional yang merupakan kunci sukses bagi organisasi akan diuraikan dalam arah dan kebijakan
Badan Informasi Geospasial (BIG) bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang Informasi Geospasial. Perjalanan panjang
tahunan BIG.
Visi dan Misi
Bakosurtanal yang kemudian bertransformasi menjadi lembaga yang kita kenal saat ini yaitu BIG dalam
Dalam rangka menghadapi perubahan kondisi global
menjalankan tugasnya, tidak terlepas dari dinamika
dan nasional yang cepat dan dinamis, BIG telah
lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh
menetapkan visi sebagai berikut:
“
Menjadi Lembaga Penggerak dan Terdepan Dalam Penyelenggaraan Informasi Geospasial yang Andal, Terintegrasi dan Mudah Dimanfaatkan
“
Visi (Vision) merupakan gambaran masa depan yang
tersebut maka BIG akan menjadi penggerak dari
hendak diwujudkan. Visi harus bersifat praktis, realistis
seluruh pemangku kepentingan tersebut untuk
untuk dicapai, dan memberikan tantangan serta
secara bersama-sama mewujudkan IG yang andal,
menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai BIG
terintegrasi dan mudah dimanfaatkan.
untuk mewujudkannya. Beberapa istilah yang terdapat dalam visi dijelaskan sebagai berikut:
2. “Menjadi lembaga terdepan” BIG akan menjadi pelopor dan pemimpin dalam
1. “Menjadi lembaga penggerak”
penyelenggaraan IG secara nasional termasuk
penyelenggaraan IG secara nasional melibatkan
dalam hal kebijakan, kelembagaan, teknologi,
seluruh pemangku kepentingan yang terdiri dari
standar, sumber daya manusia, dan ketersediaan
pemerintah dan masyarakat. Terkait dengan hal
IG.
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
3. “Penyelenggaraan Informasi
multi-skala dalam satu referensi tunggal, serta
Geospasial”
mudah dimanfaatkan secara cepat dan dapat
Seluruh kegiatan yang mencakup (a) pengumpulan
dipertanggungjawabkan
DG; (b) pengolahan DG dan IG; (c) penyimpanan
pembangunan nasional.
untuk
mendukung
dan pengamanan DG dan IG; (d) penyebarluasan DG dan IG; dan (e) penggunaan IG.
Tujuan dan Sasaran
4. “Andal” Kondisi IG yang akurat, dapat dipercaya dan dapat
Dalam rangka implementasi atau penjabaran dari
dipertanggungjawabkan.
misi, ditetapkan tujuan yang merupakan sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu 2010-
5. “Terintegrasi”
2014, serta menggambarkan arah stratejik organisasi,
Bahwa data dan IG yang berada di Kementrian/
perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai
Lembaga, pemerintah daerah, dan masyarakat
dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka
menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat baik
prioritas untuk melakukan program dan kegiatan yang
dilihat dari segi posisi geometris maupun posisi
akan dilaksanakan. Maka dari itu telah ditetapkan
sebaran objek geospasial yang berada diruang
tujuan BIG untuk periode 2010-2014, yaitu sebagai
darat, laut dan udara.
berikut:
6. “Mudah dimanfaatkan”
1. Penyelenggaraan IG nasional tidak tumpang
Setiap pengguna dapat memperoleh dan
tindih, lebih cepat dan memiliki sistem referensi
menggunakan IG sesuai dengan keperluannya
tunggal.
masing-masing.
2. Penguatan kelembagaan IG Nasional. 3. Percepatan tersedianya data IG.
Dalam rangka pencapaian visi, BIG menetapkan 2 (dua) misi, yaitu:
1. Meningkatkan
koordinasi
dan
kapasitas
kelembagaan, sumber daya manusia, kualitas penelitian
dan
pengembangan
dalam
penyelenggaraan IG yang efektif, efisien, dan sistematis serta mendorong pemanfaatan IG.
2. Membangun data dan IG yang berkualitas dan berkelanjutan dengan multi-resolusi dan
Badan Informasi Geospasial 2014
21
Indikator Utama
Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Penyelenggaraan IG Yang Telah Bereferensi Tunggal Dan Mengacu Pada Aturan/Panduan Penyelenggaraan IG
1. J umlah Dokumen Peraturan Tentang Sistem Referensi Tunggal 2. J umlah K/L Penyelenggara IG Yang Mengacu Pada IGD 3. J umlah Pemda Penyelenggara IG Yang Mengacu Pada IGD 4. J umlah Masyarakat Penyelenggara IG Yang Mengacu Pada IGD
Sasaran Strategis 3
Target dari tiap indikator 1. 3 Perka BIG, 19 Dokumen NSPK 2. 8 K/L 3. 2 Provinsi 4. 1 Perusahaan
Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Penggunaan Informasi Geospasial Di Lingkungan Pemerintah Dan Masyarakat
Indikato Utama
Terselenggaranya Reformasi Birokrasi Di Badan Informasi Geospasial
5. J umlah K/L dan Pemerintah Daerah Yang Terhubung Sebagai Simpul Jaringan IG 6. P ersentase Peningkatan Masyarakat Yang Mengakses IG
5. 6.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Target d indikato
90
Indikator Utama
Target dari tiap indikator
22
7. P erse Penila Reform Birokr
30 Simpul 10 %
Sasa Stra
Menin Cakup Akura
Terkin
or
entase Hasi aian masi rasi
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Indikator Utama 8. J
Sasaran Strategis 4 Meningkatnya Kapasitas SDM Dan Industri IG Nasional
dari tiap or
umlah Dokumen Pembinaan Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial 9. J umlah Dokumen Reviu Standar Kompetensi Kerja NasionalProfesi Bidang IG
Target dari tiap indikator 8. 1 9. 1
Dokumen Dokumen
0%
aran ategis 5
ngkatnya pan IGD Yang at Dan ni/Mutakhir
Indikator Utama
Sasaran Strategis 6 Indikator Utama 10. J umlah Titik Kontrol Geodesi Dan Geodinamika Sebagai Referensi Tunggal Dalam Penyelenggaraan IG 11. J umlah Cakupan Wilayah Dan Kedetilan Informasi Peta Rupabumi Sebagai Acuan Penyelenggaraan IG 12. J umlah Cakupan Wilayah Dan Kedetilan IG Lingkungan Laut Nasional (LLN) Dan Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) Sebagai Acuan Penyelenggaraan IG
Tersedianya IGT Terintegrasi Yang Akurat
14. J umlah Cakupan IG Tematik Strategis Dokumen Kajian Model Dinamika Spasial Untuk Perencanaan Pembangunan
Target dari tiap indikator -
492 NLP 4 IG Tematik Terintegrasi dan 34 Dokumen
Target dari tiap indikator 10. 293 titik 11. 1 .096 NLP 12. 58 NLP
Badan Informasi Geospasial 2014
23
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Penetapan Kinerja BIG Tahun 2014 Penetapan kinerja merupakan pelaksanaan Instruksi
Secara umum proses perencanaan di BIG didasarkan
Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
pada beberapa dokumen perencanaan baik jangka
Pemberantasan Korupsi, dan sesuai dengan Peraturan
panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek
Menteri
dan
sebagaimana diamanatkan oleh UU Nomor 25 Tahun
Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010, dokumen
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Penetapan
dokumen
Nasional. Dokumen acuan perencanaan jangka
pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan
menengah dan panjang yang dipergunakan antara
bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu
lain: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional,
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional,
instansi.
Renstra BIG Tahun 2013-2014, Agenda Riset Nasional,
Pendayagunaan
kinerja
Aparatur
merupakan
Negara
suatu
Kebijakan Strategis Nasional Ilmu Pengetahuan dan Sebagai
pertanggungjawaban
kepada
pemberi
Teknologi. Selanjutnya untuk perencanaan jangka
mandat, yaitu Presiden Republik Indonesia, telah
pendek (tahunan) dipergunakan acuan Rencana Kerja
disusun Dokumen Penetapan Kinerja BIG Tahun 2014
Pemerintah (RKP), Penetapan Kinerja BIG, Rencana
(Lampiran 2). Dokumen Penetapan Kinerja tersebut
Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-K/L), Rencana
berisi informasi tentang target kinerja berupa
Kerja Anggaran dan Kegiatan Kementerian/Lembaga
keluaran (outputs) dan hasil (outcomes) tahun 2014.
(RKA-K/L).
Dokumen tersebut digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan
atau
kegagalan
atas
pelaksanaan
program/kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014, dan penilaiannya dituangkan dalam bentuk pemenuhan terhadap indikator kinerja.
Badan Informasi Geospasial 2014
25
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Akuntabilitas Kinerja Dan Akuntabilitas Keuangan
Badan Informasi Geospasial 2014
27
Pengukuran Kinerja Pengukuran capaian kinerja BIG tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) pada masing-masing perspektif. Pengukuran tersebut dilakukan dengan evaluasi kinerja yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
“Akuntabilitas kinerja BIG
1. Pengukuran Kinerja. Pengukuran
Kinerja
dituangkan
diartikan sebagai suatu
Pengukuran
Kinerja
(Sesuai
kewajiban BIG untuk
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010) sebagaimana terlihat
mempertanggungjawabkan atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan kepada yang memiliki hak dan kewenangan meminta pertanggungjawaban
Pendayagunaan Aparatur
dalam
formulir
Peraturan
Menteri
Negara
dan
Reformasi
pada Lampiran 3. 2. Evaluasi Kinerja Sasaran dan Kegiatan Berdasarkan hasil pengukuran kinerja tersebut maka dilakukan evaluasi kinerja secara menyeluruh terhadap capaian kinerja BIG.
Capaian dan Evaluasi Kinerja
mengenai tingkat pencapaian
Capaian dan Evaluasi Kinerja dilakukan dengan mengacu
pelaksanaan program dan
masing-masing sasaran. Kemungkinan hasil evaluasi ada dua
kegiatan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran BIG.”
pada hasil pengukuran kinerja, kemudian dilakukan penilaian
yaitu berhasil atau gagal. Jika gagal, disampaikan penyebab kegagalannya dan kalau berhasil atau melampaui target dijelaskan pula mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada umumnya, capaian kinerja BIG tahun 2014 dapat dikatakan baik karena target setiap indikator kinerja sasaran strategis secara menyeluruh dapat terpenuhi. Kondisi ini mencerminkan keberhasilan pencapaian sasaran strategis yang merupakan gambaran telah berjalannya tugas dan fungsi BIG dengan baik. Berikut diuraikan capaian indikator sasaran strategis BIG tahun 2014
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Sasaran-1 “Meningkatnya penyelenggaraan Informasi Geospasial (IG) yang telah bereferensi tunggal dan
”
mengacu pada aturan/panduan penyelenggaraan IG
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran-1 terdiri atas empat Indikator Kinerja Utama (IKU) BIG yang terdiri dari: (1) Jumlah Dokumen Peraturan tentang sistem referensi tunggal; (2) Jumlah K/L penyelenggara IG yang mengacu pada IGD; (3) Jumlah Pemda penyelenggara IG yang mengacu pada IGD; (4) Jumlah masyarakat penyelenggara IG yang mengacu pada IGD.
Pada awal tahun 2014 telah ditetapkan target capaian kinerja oleh Pimpinan BIG yang tergambarkan dalam tabel 3.1 Tabel 3.1. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran-1
Target
Realisasi
Kinerja (dalam %)
3 Perka BIG, 19 Dokumen NSPK
3 Perka BIG, 19 Dokumen NSPK
100
Jumlah K/L penyelenggara IG yang mengacu pada IGD
8 K/L
8 K/L
100
Jumlah pemda penyelenggara IG yang mengacu pada IGD
2 Provinsi
2 Provinsi
100
Jumlah masyarakat penyelenggara IG yang mengacu pada IGD
1 perusahaan
1 Perusahaan
100
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Jumlah Dokumen Peraturan tentang sistem referensi tunggal Meningkatnya penyelenggaraan IG yang telah bereferensi tunggal dan mengacu pada aturan/panduan penyelenggaraan IG
Dari realisasi yang dapat dilihat pada tabel 3.1, indikator kinerja pada sasaran-1 menitikberatkan pada pemanfaatan IG bagi masyarakat, sektor swasta, dan instansi pemerintah. Sesuai amanat UU No. 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial yang mengatur mulai dari tata cara perolehan izin pengumpulan data geospasial hingga pemberian sangsi di bidang IG.
Badan Informasi Geospasial 2014
29
Peraturan Perundangan Untuk Mengoptimalisasi Penyelenggaraan IG Secara Nasional 1. Pengesahan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN)
informasi geospasial di Indonesia. Di dalam Peraturan Kepala ini, Sistem Sertifikasi terkait Informasi Geospasial di Indonesia terdiri atas: a. sertifikasi kepada Tenaga Profesional; b. sertifikasi kepada Penyedia Jasa; c. pengakreditasian Lembaga Pelatihan/Kursus; d. sertifikasi Instrumentasi; dan e. sertifikasi Produk IG.
Peraturan Presiden ini disusun sebagai jawaban
Peraturan Kepala ini juga mengamanahkan
atas adanya kebutuhan untuk merubah Peraturan
adanya Lembaga Pengembangan Jasa Informasi
Presiden Nomor 85 Tahun 2007 tentang Jaringan
Geospasial. Lembaga ini nantinya akan menjadi
Data Spasial Nasional yang sudah tidak sesuai lagi
“kepanjangan” tangan Badan Informasi Geospasial
dengan perkembangan hukum dan kebutuhan
dalam melaksanakan pengembangan jasa di
penyelenggaraan
yang
bidang Informasi Geospasial. Salah satu fungsi
menjadi highlight di dalam perubahan ini adalah
lembaga ini adalah melaksanakan akreditasi
dilakukannya penyesuaian terhadap berbagai
terhadap lembaga sertifikasi yang yang akan
nomenklatur yang ada & disesuaikan dengan UUIG.
melaksanakan sertifikasi di bidang Informasi
Selain itu, untuk keanggotaan simpul jaringan,
Geospasial.
IG.
Beberapa
hal
yang sedianya dibatasi kepada 14 Kementerian/ Lembaga, maka saat ini dibuka peluang bagi seluruh
Kementerian/Lembaga,
bahkan TNI,
Polri, dan Lembaga Tinggi Negara untuk ikut di dalam jaringan IG Nasional. Masyarakat pun dapat terlibat dan berkontribusi di dalam Jaringan IG Nasional melalui mekanisme yang ditentukan.
2. Peraturan Kepala BIG Nomor 1 Tahun 2014 tentang Sistem Sertifikasi di Bidang Informasi Geospasial
3. Peraturan Kepala BIG Nomor 4 Tahun 2014 tentang Lembaga Pengembangan Jasa Informasi Geospasial. Peraturan Kepala ini merupakan amanah Pasal 32 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2014 tentang Sistem Sertifikasi di Bidang Informasi Geospasial. Peraturan Kepala ini mengatur tentang tugas, fungsi, struktur organisasi dan hal lain-lain terkait Lembaga Pengembangan Jasa
Informasi
Geospasial.
Lembaga
Peraturan ini merupakan amanah ketentuan Pasal
Pengembangan
56 ayat (5) dan ayat (6) Undang-Undang Nomor
dibentuk untuk menjamin adanya sinkronisasi dan
4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial.
harmonisasi dalam penyelenggaraan sertifikasi
Peraturan Kepala ini secara singkat mengatur
dan pengakreditasian di bidang IG.
tentang bagaimana pelaksanaan sertifikasi terkait
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Jasa
Informasi
Geospasial
Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Terkait Penyelenggaraan IG
Perkembangan capaian NSPK dan SNI 25
23 (19 , 19)
20 17 14
15
14
Dalam penyusunan standar baik itu berupa produk, proses maupun pelaksanaan IG, diperlukan kajian sehingga standar dapat diterapkan secara efektif dan efisien. Mengingat bahwa kegiatan standarisasi ini dimulai dari tahap pengumpulan atau akuisisi data
12
10
kualitas data dan informasi geospasial yang akan digunakan oleh para pemangku kepentingan dapat terjamin. Mengenai perkembangan capaian NSPK dan SNI yang telah diselesaikan BIG dalam rentang 5 tahun
73 63
5 (3 , 3) 0
Th.2010
Th. 2011
Th. 2012
Dokumen NSPK Dokumen SNI
Th. 2013
Th. 2014
Jumlah dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI)
geospasial sampai pada tahap penyajian IG itu sendiri. Dengan adanya standar yang dibuat ini diharapkan
12
Jumlah Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)
Target
56 60
Capaian
Dokumen NSPK Dokumen SNI
Gambar 3.1. Perkembangan capaian NSPK dan SNI
dapat dilihat pada grafik disamping. Pada tahun 2014 jumlah dokumen NSPK yang
15. NSPK Pemetaan Biomassa
dihasilkan sebanyak 19 dokumen, yang terdiri dari 15
16. SOP Pemetaan Partisipatif untuk Pemutakhiran
dokumen NSPK dan 4 dokumen Standard Operating Procedure
(SOP).
Dokumen-dokumen
tersebut
Detil Rupabumi 17. SOP Pemetaan Lahan Gambut
dijabarkan sebagai berikut:
18. SOP Pemetaan Penutup Lahan
1. NSPK Pemetaan Tata Ruang
19. SOP Ekpedisi Geografi Indonesia
2. NSPK Pemetaan Dinamika Sumberdaya 3. NSPK Pemetaan Skala Besar
Terkait dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI),
4. NSPK Ketelitian Peta
pada tahun 2014 BIG telah menyelesaikan 19 dokumen
5. NSPK Pemetaan Partisipatif
SNI. Terdapat 17 dokumen yang baru sampai tahap
6. NSPK Klasifikasi Penutup Lahan Skala Besar
Rancangan
7. NSPK Pemanfaatan Lahan Perizininan Terintegrasi
sementara 2 dokumen lainnya sudah menjadi SNI.
8. NSPK Pemetaan Sistem Lahan Skala 1:250.000
Rincian dokumen SNI dan RSNI yang telah dihasilkan
9. NSPK Pemetaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
tahun 2014 adalah sebagai berikut:
10. NSPK Survei dan Pemetaan Mangrove
1. SNI GNSS Heighting
11. NSPK Pemetaan Karakteristik Perairan Laut
2. SNI Jaring Kontrol Horisontal (JKH)
12. NSPK Pemetaan Habitat Perairan Laut Dangkal
3. RSNI Metode Pemetaan Rawan Banjir Skala
13. NSPK Pemetaan Rawan Banjir 14. NSPK Pemetaan Multirawan Bencana
Standar
Nasional
Indonesia
(RSNI)
1:50.000 dan 1:25.000 4. RSNI Kontrol Kualitas Peta RTRW Provinsi,
Badan Informasi Geospasial 2014
31
Kabupaten dan Kota 5. RSNI Kontrol Kualitas Peta Rencana Detil Tata Ruang 6. RSNI Spesifikasi Penyajian Peta RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota 7. RSNI Spesifikasi Penyajian Peta Rencana Detil Tata Ruang 8. RSNI Basis Data Spasial Rencana Tata Ruang: Rencana Tata Ruang Kabupaten 9. RSNI Metodologi Katalog Unsur Geografi 10. RSNI ISO Informasi geografis – Citra dan data grid 11. RSNI ISO Informasi geografis – Layanan posisi 12. RSNI ISO Informasi geografis – Akses fitur sederhana – Bagian 2: Pilihan SQL 13. RSNI ISO Informasi geografis – Sistem klasifikasi – Bagian 1: Struktur sistem klasifikasi 14. RSNI ISO Informasi geografis – Kode dan parameter geografis 15. RSNI ISO Informasi geografis –Geography Markup
Pemanfaatan IG bagi Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan masyarakat 1. Penyusunan Peta NKRI Tahun 2014 Peta NKRI diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial
yang
melibatkan
instansi
(K/L)
terkait agar keabsahan data yang terkandung merupakan data valid dari walidatanya. Instansi dimaksud adalah Kementerian Luar Negeri, Kementerian
Dalam
Negeri,
Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertahanan, Dinas Pemetaan Topografi TNI AD, Dinas Hidro Oceanografi TNI AL, Dinas Foto Udara TNI AU dan Badan Bahasa. Peta ini bersifat public domain artinya bisa dicetak oleh siapa saja, dengan tidak mengubah isinya.
Language (GML) 16. RSNI ISO Informasi geografis – Pengamatan dan pengukuran 17. RSNI ISO Informasi geografis – Sistem klasifikasi – Bagian 2: Meta Language penutup lahan/ Land Cover Meta Language (LCML) 18. RSNI ISO Informasi geografis – Jaminan kualitas penyediaan data 19. RSNI ISO Informasi geografis – Kualitas data
Output kegiatan penyusunan Peta NKRI tahun anggaran 2014 adalah 1 (satu) peta NKRI skala 1:5.000.000 dan skala 1:2.500.000 dengan tema Nasional Kesatuan Republik Indonesia edisi tahun 2014. Outcome dari kegiatan penyusunan Peta NKRI tahun 2014 adalah memberikan informasi kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan data kondisi yang terbaru pada tahun 2014 yang dapat dipakai oleh para pihak yang terkait dalam pengelolaan Negara.
2. Asistensi dan Supervisi Pemetaan Tata Ruang Data dan informasi geospasial RTRW nasional, provinsi, kabupaten dan kota serta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) perlu mengacu pada satu sistem
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
tunggal dan terintegrasi secara nasional sesuai
3. Pembinaan Penerbit Atlas
asas keterpaduan dalam UU Penataan Ruang dan
Pengesahan UU Nomor 4 Tahun 2011 tentang
UU Informasi Geospasial. Hal ini dikarenakan peta
Informasi Geospasial mengamanatkan untuk
RTRW dan RDTR bukan hanya diperlukan pada
memberikan pembinaan kepada para penerbit
proses perencanaan tata ruang saja tapi juga pada
atlas agar memproduksi atlas yang berkualitas.
proses pemanfaatan ruang dan pengendalian
Kualitas atlas dapat dilihat dari informasi peta
ruang. Dengan demikian maka fungsi data spasial
dasar yang harus mengacu kepada peta rupabumi
dan peta menjadi penting karena terkait dengan
dengan skala tertentu. Dalam beberapa tahun
akurasi dan presisi data. Untuk itulah diperlukan
terakhir dilakukan pengkoreksian dan kontrol
suatu standar yang sama dalam peta rencana tata
kualitas produk penerbit. Momentum ini sekaligus
ruang agar menghasilkan kualitas yang sama.
menjadi
kesempatan
untuk
membina
para
penerbit agar menghasilkan atlas yang berkualitas Oleh
karena
itu
kegiatan
Supervisi
dan
dan mengacu pada informasi geospasial BIG. Salah
Asistensi Pemetaan Tata Ruang ini bertujuan
satu penerbit atlas tersebut adalah PT.Laksana, PT
untuk membantu daerah dalam mempercepat
Karya Pembina dan PT. PT Intan Pariwara.
penyusunan peta tata ruang agar peta tata ruang yang dibuat sesuai dengan kaidah perpetaan dan sesuai tingkatan skala yang dibuat. Pada tahun 2014, kegiatan supervisi dan asistensi pemetaan tata ruang dilakukan pada beberapa wilayah Kabupaten/Kota di 4 (empat) provinsi, yaitu:
4. Kementerian/Lembaga Penyelenggara IG Satu Peta adalah peta tematik tunggal dengan tema tertentu yang disusun bersama pemangku kepentingan dengan mengacu pada Informasi Geospasial Dasar dan standar metodologi yang telah ditentukan.
1. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Kab. Bangka Tengah. 2. Provinsi Sumatera Barat, di Kota Pariaman. 3. Provinsi Jawa Tengah, di Kab. Banjarnegara, Kab. Blora, Kab. Jepara, Kota Magelang, Kab.
Produk satu peta diluncurkan setiap akhir tahun dan disepakati oleh penyelenggaran IGT yang berkontribusi dalam pembuatan tema satu peta tersebut.
Pemalang, Kab. Salatiga, Kab. Temanggung, Kab. Wonogiri, Kab. Wonosobo, dan Kab. Sukoharjo. 4. Provinsi Jawa Timur, di Kab. Lumajang dan Kota Madiun.
Terdapat 8 Kementrian dan Lembaga sebagai penyelenggara IGT yang berkontribusi dalam penyusunan satu peta di tahun 2014 diantaranya adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN,
Kementerian
Kelautan
dan
Pertanian,
Perikanan,
Kementerian
Lembaga
Badan Informasi Geospasial 2014
Ilmu
33
Pengetahuan Indonesia, Lembaga Penerbangan dan
Antariksa
Nasional,
dan
Penerapan Teknologi,
Badan
Pengkajian
Badan
Nasional
Penanggulangan Bencana dan Badan Informasi Geospasial. Organisasi non pemerintah yang terlibat adalah The Nature Conservancy dan Wetlands International
Adapun beberapa satu peta yang dihasilkan pada tahun 2014 adalah: •
Satu Peta Penutup Lahan Nasional
•
Satu Peta Karakteristik Laut Nasional
•
Satu Peta Mangrove Nasional
•
Satu Peta Habitat Lamun Nasional
•
Satu Peta Pulau Kecil Nasional
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Badan Informasi Geospasial 2014
35
Sasaran-2 “Meningkatnya Penggunaan Informasi Geospasial [IG] di Lingkungan Pemerintah dan masyarakat” Tercapainya Sasaran-2 dimulai dengan terpenuhinya 3 Indikator Kinerja Utama BIG, yaitu: (1) Jumlah K/L yang terhubung sebagai simpul jaringan IG; (2) Jumlah pemerintah daerah yang terhubung sebagai simpul jaringan IG; (3) Persentase peningkatan masyarakat yang mengakses IG. Sasaran tersebut dicapai melalui terpenuhinya indikator kinerja sebagaimana tercantum pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran-2
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Meningkatnya penggunaan Informasi Geospasial di lingkungan pemerintah dan masyarakat
Jumlah K/L yang terhubung sebagai simpul jaringan IG Persentase peningkatan masyarakat yang mengakses IG
Target
Realisasi
Kinerja (dalam %)
30 Simpul
45 Simpul
150
10%
20%
200
Pembangunan Simpul Jaringan Baru Hasil dari kegiatan ini adalah tersosialisasi dan terbangunnya 30 simpul jaringan baru, selain itu dilakukan juga kegiatan sosialisasi mengenai JIGN dan pelatihan bimbingan teknis untuk membangun simpul yang diadakan di 5 provinsi, yaitu Jambi, Sulawesi Utara, Maluku, Papua, Sulawesi Barat. Outcomes dari penyelenggaraan kegiatan tersebut memungkinkan daerah yang terhubung pada simpul jaringan untuk
mengakses informasi geospasial yang dibutuhkan secara cepat, mudah dan efisien dalam rangka kegiatan perencanaan pembangunan. Berikut ini jumlah capaian simpul jaringan yang telah terhubung di berbagai daerah. a. Jumlah simpul jaringan terbangun berjumlah 45 simpul yaitu 5 provinsi, 30 kabupaten dan 10 kota; b. Pelatihan bimbingan teknis Aplikasi Konversi Metadata diberikan kepada 5 provinsi, 30 kabupaten dan 10 kota. Tabel
3.3.
menunjukan
detil
didapatkan dari kegiatan tersebut.
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
pencapaian
yang
Tabel 3.3 Daftar pemerintah daerah yang mendapat sosialisasi pembangunan simpul jaringan tahun 2014
No.
Tanggal Penyelenggaraan
Provinsi
Provinsi
Kabupaten
Kota
1
Jambi
24-26 Juni 2014
1
9
2
2
Sulawesi Utara
21-23 Agt 2014
1
6
6
3
Maluku
02-04 Sept 2014
1
7
1
4
Papua
10-12 Sept 2014
1
3
1
5
Sulawesi Barat
16-18 Sept 2014
1
5
0
5
30
10
Total
Ina-Geoportal Untuk Mempermudah Akses Informasi Geospasial Bagi Masyarakat Sebagai penyempurnaan Perpres No. 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN), pada tanggal 21 April 2014 dikeluarkan Perpres No. 27 tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN), yang mengamanatkan untuk memberikan kemudahan dalam berbagi pakai dan penyebarluasan IG, dan optimalisasi jaringan IG dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di bidang IG baik pusat maupun daerah. Peraturan ini juga mengatur tentang peran serta masyarakat dalam jaringan IGN. Dalam melaksanakan amanat Perpres tersebut maka BIG sebagai penanggung jawab penyebarluasan IG melakukan kegiatan dan membangun infrastruktur yang dinamakan Ina-Geoportal.
Ina-Geoportal, merupakan suatu portal, website, dan repository untuk konten Geographic Information System (GIS). Pengguna dapat menggunakan portal ini untuk berbagi pakai peta dan aplikasi dengan orang-orang yang diinginkan. Portal ini memfasilitasi
Catatan
Tidak ada kota di provinsi ini
keinginan pengguna untuk saling berbagi data dan informasi kepada komunitasnya. Saat ini Ina-Geoportal yang diakses di http://tanahair.indonesia.go.id sudah diisi data dari berbagai instansi yang disajikan secara spasial. Saat ini ada 14 K/L yang sudah bergabung antara lain BPN, BPS, KPU, LAPAN, Kementerian ESDM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kehutanan, Kementerian
Kelautan
Perikanan,
Kementerian
Lingkungan Hidup, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif,
Kementerian
Perhubungan,
Kementerian Pertahanan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian.
Portal
ini
memfasilitasi
keinginan
pengguna
untuk saling berbagi data dan informasi kepada komunitasnya. Dengan portal ini, pengguna dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut: a. Membuat, menyimpan, dan berbagi peta secara online b. Berbagi tautan, aplikasi GIS, peta, layer yang akan digunakan c.
Melakukan pencarian konten GIS dalam komunitas
d. Membuat grup untuk dapat saling berbagi dengan teman maupun relasi yang memiliki ketertarikan tema GIS yang sama
Badan Informasi Geospasial 2014
37
Gambar 3.1 Tampilan laman Ina-Geoportal
38
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Sasaran-3 “Terselenggaranya Reformasi Birokrasi di Badan Informasi Geospasial (BIG)” Tercapainya Sasaran-3 ditandai dengan terpenuhinya 1 (satu) Indikator Kinerja Utama BIG yaitu persentase hasil penilaian reformasi birokrasi. Program reformasi birokrasi yang telah bergulir sejak tahun 2007 sudah memasuki akhir masa pelaksanaan periode tahun 2010-2014. Sesuai arahan dari kementerian PAN-RB maka setiap kementerian dan lembaga wajib melakukan evaluasi terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di lembaganya. Untuk memperoleh informasi mengenai kemajuan reformasi birokrasi di Badan Infromasi Geospasial (BIG) maka dilakukanlah pengumpulan data terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di BIG. Terdapat satu indikator kinerja yang menjadi tolak ukur keberhasilan capaian kinerja yang dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4. Tabel kinerja Sasaran-3
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Terselenggaranya reformasi birokrasi di BIG
Persentase hasil penilaian reformasi birokrasi
Target
Realisasi
Kinerja (dalam %)
90%
45%
50
Untuk melihat sejauh mana kesesuaian reformasi birokrasi yang dijalankan oleh BIG mampu memenuhi hararapan masyarakat, maka diperlukan adanya penilaian atas program-program reformasi birokrasi di lingkungan BIG dengan metode penilaian sesuai dengan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 1 tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB). Kegiatan penilaian ini merupakan instrument penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan secara mandiri (self assessment) oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Hasil PMPRB di BIG diperoleh nilai reformasi birokrasi sebesar 45% dari target 90%. Rincian nilai reformasi birokrasi untuk setiap kriteria pada masing-masing komponen penilaian dapat dilihat pada gambar 3.2.
Badan Informasi Geospasial 2014
39
52.90% 54.06%
35.38%
Komponen Pengungkit (Bobot 60%)
33.87%
41.75% Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
16.50%
Penguatan Pengawasan Penguatan Akuntabilitas Penataan Sistem Manajemen SDM Penataan Tatalaksana Penataan dan Penguatan Organisasi Penataan Peraturan Perundang-undangan
36.10%
52.53%
Manajemen Perubahan
67.50%
Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi
68%
Komponen Hasil (Bobot 40%)
15% Gambar 3.2. Rincian Nilai Reformasi Birokrasi BIG Tahun 2014
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
45.05%
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan
tunjangan kinerja baru dilakukan pada tahun 2014,
komparasi rencana aksi yang sudah direncanakan pada
tepatnya pada bulan Desember 2014. Pembayaran
dokumen usul reformasi birokrasi dengan hasil yang
tunjangan kinerja kepada seluruh pegawai negeri
telah dicapai pada tahun yang telah ditentukan. Dari
sipil BIG mulai Juli-Desember 2014 sesuai Perpres No.
komparasi tersebut maka dapat diambil kesimpulan,
111 Tahun 2014. Imbas dari pelaksanaan reformasi
terkait berapa banyak rencana aksi yang sudah
birokrasi ini terlihat dari semakin disiplinnya seluruh
dilakukan, serta dapat diidentifikasi kendala apa saja
jajaran pegawai di lingkungan BIG, terlihat dari jam
yang dihadapi jika kegiatan tersebut tidak berjalan.
kedatangan kerja. Lebih dari itu diharapkan dengan
Hasilnya
hasil
pemberian tunjangan kinerja ini dapat menjadi motivasi
penilaian reformasi birokrasi di BIG pada tahun 2014
bagi seluruh pegawai dalam meningkatkan kinerja,
telah mencapai 45%.
demi terlaksananya semangat reformasi birokrasi yang
menunjukkan
bahwa
persentase
telah terimplementasi secara penuh di BIG. Serangkaian kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan BIG sebenarnya sudah dilakukan pada tahun 2010, hanya saja reward melalui mekanisme pemberian
Badan Informasi Geospasial 2014
41
Sasaran-4 “Meningkatnya Kapasitas Sumberdaya Manusia dan Industri Informasi Geospasial Nasional” Sasaran-4 Renstra BIG memiliki 3 Indikator Kinerja Utama BIG yaitu: (1) Jumlah lembaga akreditasi lembaga sertifikasi profesi IG dan SDM IG; (2) Jumlah lembaga sertifikasi profesi IG; (3) Jumlah SDM IG yang bersertifikat. Terdapat 3 indikator kinerja yang merupakan tolok ukur keberhasilan capaian kinerja sasaran-4 BIG, yaitu seperti diuraikan pada tabel 3.5. Tabel 3.5. Indikator kinerja Sasaran-4
Target
Realisasi
Kinerja (dalam %)
Jumlah dokumen pembinaan Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial
1 Dokumen
1 Dokumen
100
Jumlah Dokumen review standar kompetensi kerja nasional/profesi bidang IG
1 Dokumen
1 Dokumen
100
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Meningkatnya kapasitas SDM dan Industri IG Nasional
Target Indikator kinerja pada sasaran-4 tahun 2014 adalah dokumen kelembagaan dan kajian IG, dokumen pengembangan dan sosialisasi SDM bidang IG, serta dokumen sertifikasi dan akreditasi di bidang IG.
Dokumen Kelembagaan dan Kajian IG
1. Pembentukan Lembaga Pengembangan Jasa Informasi Geospasial (LPJIG) Bentuk dari kegiatan ini diharapkan terbentuk
Terdapat dua uraian kegiatan yang dapat dijabarkan
dan beroperasinya lembaga LPJIG yang bertugas
dalam
untuk melaksanakan akreditasi lembaga sertifikasi
kaitannya
dengan
penyelenggaraan
pengembangan kelembagaan IG, terdiri dari:
kompetensi terkait sertifikat tenaga professional. Dokumen ini disusun dengan pertimbangan bahwa untuk melaksanakan pasal 22 Peraturan
42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Kepala Badan Nomor 11 tahun 2013 tentang sistem
meningkatkan koordinasi dalam penyiapan bahan
sertifikasi di bidang IG, perlu ditetapkan peraturan
kebijakan, program dan kegiatan jaringan IG.
Kepala BIG tentang Lembaga Pengembangan Jasa
Tahun 2014 BIG menghasilkan dokumen-dokumen
IG.
terkait sekretariat JIGN, antara lain: •
Surat Keputusan Sekretariat Utama BIG
Sampai akhir tahun 2014, LPJIG belum dapat
tentang Tim Penyusun Peraturan Kepala BIG
terbentuk dan beroperasional disebabkan karena
tentang Sekretariat JIGN
pertimbangan kehati-hatian yang tinggi dalam
•
hal penentuan bentuk organisasi dan penentuan standar biaya. Berdasarkan saran dari BPK agar LPJIG ke depan memiliki kedudukan yang kuat
Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2014 tentang JIGN
•
Surat Keputusan Kepala BIG tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Sekretariat JIGN
diperlukan kajian di internal BIG tentang bentuk organisasi yang definitif dan jelas yang sesuai dengan karakteristik tugas pokok dan fungsinya. Kajian ini memerlukan kecermatan yang tinggi agar LPJIG nantinya dapat berfungsi optimal. Pada tahun 2014 telah disusun beberapa dokumen terkait pembentukan LPJIG, yaitu: •
Perka BIG No. 1 Tahun 2014 tentang Sistem Sertifikasi di Bidang IG
•
Tahun 2014 BIG melakukan kegiatan pembinaan
Perka BIG No. 4 Tahun 2014 tentang Lembaga Pengembangan Jasa dan Informasi Geospasial
•
Dokumen Pembinaan Pusat Pengembangan Data Infrastruktur Data Spasial (PPIDS)
Perka BIG No. 10 Tahun 2014 tentang Seleksi Calon Anggota LPJIG
PPIDS yang bertujuan untuk memberikan arahan kepada Universitas/Perguruan Tinggi yang menjadi rekanan dalam menyusun program bimbingan teknis kepada Simpul Jaringan Provinsi dan Simpul Jaringan Kabupaten/Kota.
2. Penyelenggaraan Forum INA-SDI/ Kesekretariatan Jaringan Informasi Geospasial (JIGN)
Sasaran dari kegiatan pembinaan ini adalah agar Universitas/Perguruan Tinggi tersebut dapat segera
Kegiatan ini merupakan pelaksanaan fungsi
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai amanat dalam
BIG sebagai penghubung simpul jaringan yang
Perpres JIGN.
bertugas untuk membangun sistem akses JIGN, memfasilitasi pertukaran data spasial, memelihara
Sampai akhir tahun 2014 telah terbentuk 10 PPIDS di
sistem akses JIGN dan melakukan pembinaan
Universitas/Perguruan Tinggi, daftar PPIDS yang telah
kepada simpul jaringan. Dengan terselenggaranya
terbentuk dapat dilihat pada tabel 3.6.
kesekretariatan
JIGN
in
diharapkan
dapat
Badan Informasi Geospasial 2014
43
Tabel 3.6. Daftar PPIDS sampai tahun 2014
No
Nama PPIDS
Tahun Berdiri
Pusat Infrastruktur Data Spasial 1
No
Institut Teknologi Bandung
8 2005
9 2007
Tanjungpura (P2IG UNTAN),
2014
Infrastruktur Data Spasial
Pusat Pengembangan
Universitas Negeri Padang
Geospasial Universitas
Pusat Pengembangan
(ITS), Jawa Timur
3
2014
Kalimantan Barat
Teknologi Sepuluh Nopember
Infrastruktur Data Spasial
Universitas Diponegoro (PPIDS Pusat Pengembangan Informasi
Spasial (PSIDS) – Lembaga
Masyarakat (LPPM) Institut
Infrastruktur Data Spasial
UNDIP), Jawa Tengah
Pusat Studi Infrastruktur Data
Penelitian dan Pengabdian
Tahun Berdiri
Pusat Pengembangan
(PPIDS ITB), Jawa Barat
2
Nama PPIDS
10 2008
(PPIDS) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
2014
(LPPM) Universitas Udayana, Bali
(PPIDS UNP), Sumatera Barat Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial 4
5
Universitas Mulawarman
Hal ini sesuai dengan target pembentukan PPIDS 2009
(PPIDS UNMUL),
Rencana Strategis BIG 2009-2014. Saat ini Universitas
KalimatanTimur
Hasanudin sudah dalam proses pembentukan PPIDS,
Pusat Pengembangan
sehingga diharapkan pada tahun 2015 Universitas
Infrastruktur Data Spasial Universitas Syiah Kuala (PPIDS
2011
UNSYIAH), Aceh Pusat Kajian Pengembangan 6
Infrastruktur Data Spasial Universitas Gadjah Mada
2011
(PPIDS UGM), D. I. Yogyakarta Pusat Pengembangan Infrastruktu Data Spasial 7
(PPIDS) – Lembaga Penelitian Universitas Lambungmangkurat, Kalimantan Selatan
44
selama pembangunan jangka menengah tahap II/
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
2013
Hasanuddin sudah menjadi PPIDS.
Sasaran-5 “Meningkatnya Cakupan IGD yang Akurat dan Terkini/Mutakhir ” Tercapainya Sasaran-5 ditandai dengan terpenuhinya 4 IKU BIG yaitu: (1) Jumlah titik kontrol geodesi dan geodinamika sebagai referensi tunggal dalam penyelenggaraan IG; (2) Jumlah cakupan wilayah dan kedetilan informasi peta rupabumi sebagai acuan penyelenggaraan IG; (3) Jumlah cakupan wilayah dan kedetilan IG Lingkungan Laut Nasional (LLN) dan Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) sebagai acuan penyelenggaraan IG; dan (4) Jumlah cakupan IG batas wilayah yang akurat dan mutakhir. Keberhasilan capaian kinerja pada sasaran-5 dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7. Capaian Indikator Kinerja Sasaran-5
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Kinerja (dalam %)
Jumlah titik kontrol geodesi dan geodinamika sebagai referensi tunggal dalam penyelenggaraan IG
293 Titik
303 Titik
103
Jumlah cakupan wilayah dan kedetilan informasi peta rupabumi sebagai acuan penyelenggaraan IG
1096 NLP
1096 NLP
100
Jumlah cakupan wilayah dan kedetilan IG LLN dan LPI sebagai acuan penyelenggaraan IG
58 NLP
58 NLP
100
90 segmen/pilar batas wilayah administrasi
90 segmen/pilar batas wilayah administrasi
100
115 segmen/pilar batas wilayah negara
115 segmen/pilar batas wilayah negara
100
Meningkatnya cakupan IGD yang akurat dan terkini/ mutakhir
Jumlah cakupan IG batas wilayah yang akurat dan mutakhir
Badan Informasi Geospasial 2014
45
Secara umum capaian kinerja sasaran-5 bermanfaat dalam menyediakan data dan informasi geospasial dasar dalam berbagai resolusi dan berbagai skala yang mencakup seluruh wilayah darat dan wilayah laut nasional. Capaian kegiatan yang telah berhasil dilakukan sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik berikut.
800 700
Capaian Indikator Kinerja Pada Sasaran-5 80
600
120
4
400
77 300
61
0
54 115
120
54
Th. 2010
4
460 303
260
8 42 50
15
70
65
200 100
90
4
500
200
Th. 2011
Th. 2012
Th.2013
Th. 2014
Penataan Batas provinsi/kabupaten/kota Jumlah Border Sign Post (BSP) RI-RDTL Jumlah Peta Batas Wilayah Negara (Joint Mapping) Koridor Perbatasan Darat RI-Malaysia,RI-PNG,RI-RDTL Jumlah perapatan dan pemasangan pilar batas CBDRF RI-Malaysia, RI-PNG, RI-RDTL Cakupan Peta Lingkungan Laut Nasional skala 1:50.000 Cakupan Peta Lingkungan Pantai Indonesia skala 1:25.000; 1:50.000; dan 1:250.000 Jumlah titik kontrol geodesi dan geodinamika sebagai referensi tunggal dalam penyelenggaraan IG
Total Cakupan Indikator Kinerja Sampai Tahun 2014
252
Pilar Batas Wilayah Provinsi, Kab/Kota
80 BSP
15
Peta Batas (Joint Mapping)
432
Pilar Batas Wilayah Negara
8
Peta LLN 1: 50.000
Gambar 3.3. Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran-5
46
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
276
Peta LPI 1: 250.000, 1: 50.000, 1:25.000
1.273
Titik kontrol geodesi & geodinamika
Titik Kontrol Geodesi dan Geodinamika sebagai Referensi Tunggal Penyelenggaraan IG Pada tahun 2014 telah dibangun dan dirawat titik kontrol geodesi dan geodinamika sebanyak 303 titik, dengan rician sebagai berikut: 1. Sistem Referensi Geodesi Jaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) dan Jaring Kontrol Vertikal Nasional (JKVN) yang dibangun sebanyak 10 titik. Sementara perawatan dilakukan pada 43 titik. 2. Stasiun jaringan pasang surut nasional realtime yang dibangun sebanyak 2 stasiun, untuk perawatan dilakukan pada 117 stasiun. 3. Titik pantau geodinamika dan deformasi yang dibangun sebanyak 11 titik. 4. Stasiun Indonesia CORS yang dibangun sebanyak 3 stasiun, sementara stasiun yang dirawat sebanyak 118 stasiun.
1. Sistem Referensi Geodesi JKHN dan JKVN Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memenuhi jaring kontrol geodesi yang merupakan bagian dari
Jumlah dan sebaran jaring kontrol geodesi yang tersedia saat ini masih belum mencukupi kebutuhan IGD, sehingga sampai saat ini BIG terus membangun titik JKHN dan JKVN. Pada awal tahun 2014 direncanakan membangun 26 titik sistem referensi JKHN dan JKVN orde 0 dan 1, namun pada pertengahan tahun terdapat pemotongan anggaran sebesar 70%, sehingga target pembangunan titik-titik tersebut direvisi menjadi 0 titik. Sisa anggaran digunakan untuk backup supervisi GCP (Ground Control Point), pembuatan titik tambahan apabila diperlukan dan perjalanan Common Border Datum Reference Frame (CBDRF) ke Malaysia. Walaupun target pembangunan titik JKHN dan JKVN telah direvisi menjadi 0 (nol), namun pada tahun 2014 tetap terbangun 6 (enam) buah titik referensi JKHN yaitu 2 wilayah yaitu, Riau dan Kalimantan Tengah, dan 4 titik JKHN yang sekaligus merangkap JKVN di Nias, Balikpapan, Makasssar, dan Bitung. Dengan bertambahnya titik JKHN dan JKVN yang dibangun maka semakin merapatkan jaringan titik referensi geodesi yang dikelola oleh BIG. Titik-titik tersebut dapat pula dijadikan sebagai titik kontrol gayaberat.
IGD. Jaring kontrol geodesi merupakan titik-titik kontrol geodesi yang digunakan sebagai kerangka acuan posisi tertentu bagi Informasi Geospasial. Jaring kontrol Geodesi terdiri atas Jaring Kontrol Horisontal (JKH), Jaring Kontrol Vertikal (JKV), dan Jaring Kontrol Gayaberat (JKG). Data-data geodesi di dalamnya dimanfaatkan oleh pemerintah maupun swasta sebagai referensi untuk pekerjaan pemetaan dan survey rekayasa. Semakin rapat sebaran titik kontrol geodesi maka semakin baik tingkat akurasi posisi yang diperoleh.
Badan Informasi Geospasial 2014
47
104°0'0"E
108°0'0"E
104°0'0"E
108°0'0"E
6°0'0"S
2°0'0"S
2°0'0"N
100°0'0"E
± 10°0'0"S
Keterangan ) " 48
JKHN dibangun tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
100°0'0"E
116°0'0"E
120°0'0"E
6°0'0"S
2°0'0"S
2°0'0"N
112°0'0"E
Gambar 3.4. Distribusi titik referensi geodesi JKHN yang
Badan Informasi Geospasial 2014
49
10°0'0"S
dibangun tahun 2014
112°0'0"E 116°0'0"Econtributors, and the GIS user community 120°0'0"E Esri, HERE, DeLorme, MapmyIndia, © OpenStreetMap
100°0'0"E
Selain
pembangunan
titik
baru,
BIG
104°0'0"E
108°0'0"E
104°0'0"E
108°0'0"E
juga
melakukan perawatan pada titik-titik JKHN dan JKVN yang sudah ada. Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai pemeliharaan sistem dan kerangka referensi nasional sehingga dapat dimanfaatkan
2°0'0"N
oleh masyarakat untuk berbagai keperluan. Pada tahun 2014 dilakukan kegiatan pemelihataan JKHN sebanyak 43 titik yang dilakukan di Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Outcome
yang
diperoleh
dengan
termutakhirkannya 43 pilar JKHN dan 14 pilar Titik Pantau Geodinamika ini adalah terbaharuinya informasi JKHN dan JKVN sehingga nilai posisi horizontal
maupun
vertikal
yang
diperoleh
2°0'0"S
pengguna memiliki akurasi yang lebih baik. Selain itu, nilai koordinat pada Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013 dapat ter-update dan diperoleh nilai velocity rate.
2. Stasiun Jaringan Pasang Surut Nasional Realtime Jaring Stasiun Pasang Surut Nasional merupakan salah satu titik kontrol acuan pemetaan garis
6°0'0"S
pantai pada pemetaan skala besar. Berdasarkan hasil kuantifikasi pasang surut dari perhitungan dengan menggunakan model laut dan data satelit altimeter, didapatkan bahwa kebutuhan Jaring Stasiun Pasang Surut Nasional realtime sebanyak 400 stasiun. Sedangkan jumlah bangunan stasiun pasang surut yang terbangun sampai tahun 2013 sebanyak 118 stasiun yang terdiri dari 116 bangunan stasiun yang beroperasi dan 2 stasiun
10°0'0"S
yang telah didismantle yaitu di Marore dan Tanjung
50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
100°0'0"E
116°0'0"E
120°0'0"E
2°0'0"S
2°0'0"N
112°0'0"E
6°0'0"S
± Keterangan . !
Distribusi titik referensi geodesi JKHV yang dirawat pada tahun 2014
dirawat pada tahun 2014 Badan Informasi Geospasial 2014
51
10°0'0"S
Gambar 3.5. Distribusi titik referensi geodesi JKHV yang
112°0'0"E 116°0'0"Econtributors, and the GIS user community 120°0'0"E Esri, HERE, DeLorme, MapmyIndia, © OpenStreetMap
Lesung. Salah satu dari ke-116 bangunan stasiun pasang surut tersebut, yaitu stasiun Surabaya mempunyai 2 sistem pengamatan, sehingga sistem yang online berjumlah 117.
Mengingat kondisi tersebut maka perapatan Jaring Stasiun Pasang Surut Nasional realtime menjadi masalah utama yang
urgent dan
dapat mengakibatkan dampak sistemik dalam penyelenggaraan Jaring Stasiun Pasang Surut Nasional sebagai salah satu instrumen utama Ina-TEWS serta untuk pemetaan rupabumi skala besar dan garis pantai yang presisi. Oleh karena itu, pada tahun 2014 dibangun 2 stasiun pasang surut baru yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung
Gambar 3.6. Pelaksanaan Pembangunan Stasiun Pasang Surut Belitung (kiri bawah), Natuna (atas)
Pandan (Belitung) dan Pelabuhan Penagi (Natuna).
Bertambahnya jumlah stasiun pasang surut yang
Masing-masing stasiun tersebut di-install dengan
dioperasikan dari 117 stasiun yang dioperasikan di
sensor pasang surut yang bertipe float gauge
tahun 2013 menjadi 119 stasiun yang dioperasikan
(SE200), radar gauge (KRG), dan bubble gauge
di akhir tahun 2014 menambah kerapatan Jaringan
(Nimbus). Dua stasiun tersebut mulai beroperasi
Pasang Surut Nasional Realtime.
pada akhir November 2014. Selain
pembangunan
stasiun
pasang
surut
baru, BIG juga melakukan perawatan pada 117 stasiun pasang surut yang sudah ada. Lokasi stasiun yang dirawat tersebar dibeberapa tempat yaitu, Surabaya, Tahuna, Cilacap, Sunda Kelapa, Lhokseumawe, Semarang, Manado, Nusa Penida, Tarempa, Sekupang, Bintuhan dan Padang. Khusus untuk stasiun yang berada di Lhokseumawe, dilakukan pembangunan stasiun baru karena kondisi stasiun yang miring akibat tertabrak kapal.
Outcome yang dihasilkan dengan tersedianya data pasang surut adalah untuk peringatan dini tsunami, sebagai sistem referensi, sebagai indikator pemanasan global dan perubahan iklim,
52
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
sebagai indikator penurunan permukaan tanah,
Pembangunan titik pantau geodinamika dan
membuat pemodelan laut, dan terakhir untuk
deformasi tersebar di 10 titik pada wilayah
mengkoreksi geoid dengan data model.
Lampung, dan 1 titik di Sumatera Selatan. Sebaran pembangunan tiitk pantau dapat dilihat pada
3. Pembangunan Titik Pantau Geodinamika dan Deformasi
gambar berikut.
105°0'0"E
4 (empat) lempeng tektonik yang sangat aktif,
4°30'0"S
kompleks, dimana merupakan wilayah pertemuan
4°30'0"S
Indonesia mempunyai kondisi tektonik yang sangat
yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Philipina. Interaksi antara masing-masing lempeng ini menyebabkan wilayah Indonesia memiliki seismisitas yang tinggi, hal ini ditandai dengan terjadinya gempa bumi di daerah pertemuan lempeng tektonik.
6°0'0"S
tersebut juga mengakibatkan terjadinya perubahan
Keterangan
! . . !
Titik Geodinamika dibangun Tahun 2014 Titik Geodinamika dirawat Tahun 2014
105°0'0"E
nilai koordinat dari Jaring Kontrol Geodesi (JKG)
6°0'0"S
±
Interaksi antara keempat lempeng tektonik
yang merupakan realisasi dari Sistem Referensi
Gambar 3.7. Sebaran pembangunan titik pantau
Geospasial Nasional 2013 (SRGI2013). Perubahan
geodinamika dan deformasi tahun 2014
nilai koordinat tersebut harus bisa diakomodir untuk mewujudkan satu referensi geospasial tunggal di dalam kegiatan yang berhubungan dengan survei dan pemetaan.
Outcome bertambahnya titik pantau geodinamika dan deformasi adalah terpantaunya perubahan nilai koordinat dari JKG yang merupakan realisasi dari SRGI2013 akibat dari pergerakan lempeng
Maka dari itu BIG tahun 2014 membangun 11 JKG berupa titik pemantauan geodinamika dan deformasi sebagai perapatan JKG yang sudah ada di wilayah Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan, kedua melakukan pengukuran GPS di dua wilayah tersebut yang selanjutnya digunakan
tektonik. Sehingga nilai koordinat JKG dapat terupdate dan pengguna dapat memperoleh nilai koordinat yang lebih akurat.
4. Indonesia Continuously Operating Reference Station (CORS)
untuk membuat model deformasi nasional sebagai
Pembangunan stasiun CORS tahun 2014 ditujukan
salah satu pendukung terealisasinya SRGI2013.
untuk mendukung pemetaan batas wilayah, oleh karena itu penempatan dari stasiun CORS
Badan Informasi Geospasial 2014
53
yang dibangun dilakukan disekitar derah yang
yang mengalami kerusakan, upgrade firmware, dan
mendekati wilayah perbatasan dengan kriteria
pengecekan stasiun yang dilakukan minimal 1 kali
mengikuti SNI prosedur pembangunan stasiun
untuk setiap tahunnya agar alat dapat beroperasi
CORS. Tahun 2014 ini dibangun 3 stasiun CORS baru
dengan baik. Terakhir adalah pengolahan data
pada lokasi berbeda yaitu, Malinau (Kalimantan
stasiun CORS yang terdiri dari beberapa bagian,
Utara), Sambas (Kalimantan Barat), Putussibau
pertama mengolah data mentah GPS menjadi
(Kalimantan Barat). Ketiga stasiun tersebut mulai
suatu format baku yang disebut dengan RINEX
aktif dan terkoneksi Virtual Private Network (VPN)
(ASCII), kedua mengolah data menjadi informasi
IP pada akhir Oktober hingga November 2014.
baseline, ketiga menggabungkan data pendukung lainnya seperti precise orbit, dan terakhir mengolah
110°0'0"E
115°0'0"E
data menjadi informasi koordinat teliti untuk
5°0'0"N
5°0'0"N
mendapatkan time series koordinat dan besar/arah peregerakan deformasi kerak bumi pada masingmasing stasiun. . !
Kegiatan perawatan ini menghasilkan outcome berupa tersedianya data GPS dari 118 stasiun CORS untuk keperluan Indonesia Tsunami Early Warning
. !
0°0'0"
0°0'0"
. !
Keterangan
. !
CORS dibangun tahun 2014
110°0'0"E
115°0'0"E
±
Gambar 3.8.Sebaran pembangunan stasiun CORS tahun 2014
Selain juga
kegiatan melakukan
sebanyak
118
pembangunan perawatan stasiun
pada
CORS,
BIG
stasiun
CORS
tahun
2014.
System (Ina-TEWS), survey dan pemetaan, pemeliharaan sistem referensi koordinat nasional, serta informasi deformasi kerak bumi.
Peta Lingkungan Pantai Indonesia Untuk Mendukung Rencana Tata Ruang Pulau dan Wilayah Pesisir
Kegiatan perawatan ini terdiri dari tiga proses
Secara garis besar Peta Lingkungan Pantai Indonesia
kegiatan, yaitu pengoperasian stasiun tetap GPS
(LPI) adalah peta dasar yang memberikan informasi
(CORS), pemeliharaan, dan pengolahan data.
secara khusus untuk wilayah di daerah pesisir. Wilayah
Pengoperasian stasiun untuk memantau data yang
pesisir terdiri dari dua alam yaitu darat dan air yang
mengalir dari stasiun CORS ke BIG melalui jaringan
mempunyai sifat berbeda namun saling mempengaruhi.
komunikasi VPN IP dan internet. Pemeliharaan
Sehingga diperlukan sarana perencanaan yang terpadu
stasiun CORS terdiri dari perbaikan stasiun CORS
tanpa mengesampingkan perbedaan lingkungan dan
54
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
ekosistem tersebut. Oleh karena itu salah satu sarana
infrastruktur
pendukung
penguatan
konektifitas
tersebut adalah peta lingkungan pantai Indonesia
terutama pelabuhan/wilayah pesisir. Cakupan wilayah
yang merupakan sumber informasi darat dan laut,
darat dan laut sesuai lembar peta dengan informasi
khususnya wilayah pantai secara simultan dalam satu
pesisir lebih rinci untuk skala Kabupaten/Kota
lembar peta dengan skala dan sistem proyeksi yang
atau beberapa Kecamatan. Peta LPI skala 1:25.000
sama. Sehingga diharapkan dalam proses perencanaan
bermanfaat dalam menyediakan IG terpadu untuk
dan pembangunan nasional pada wilayah pantai/pesisir
mendukung RTR Pulau dan Wilayah pesisir, mendukung
dapat berjalan lebih optimal.
ketersediaan infrastruktur spasial untuk koridor ekonomi spasial nasional, serta perlindungan dan
Pada tahun 2014 BIG melakukan pemetaan LPI pada
mitigasi bencana di wilayah pesisir. Selanjutnya telah
tiga skala yaitu skala 1:250.000, 1:50.000, dan skala
direncakan untuk pembuatan peta LPI skala 1:10.000
1:25.000. Kegiatan pemetaan LPI khususnya pada
yang pada tahun 2014 baru dilaksanakan kajian berupa
skala 1:250.000 telah dilakukan sejak tahun 1993 dan
desk-study mengenai metode akuisisi data hidrografi.
telah terpetakan sebanyak 147 NLP dari 212 NLP yang direncanakan mencakup keseluruhan wilayah
Berikut ini hasil penyelenggaraan pemetaan lingkungan
pantai/pesisir NKRI. Peta LPI skala 1:250.000 bertujuan
pantai Indonesia pada tahun 2014 terdiri dari:
menyediakan IGD kelautan dan lingkungan pantai
1. Pembuatan Peta LPI skala 1:250.000, terdiri dari
sebagai IG terpadu untuk mendukung Rencana Tata
10 NLP yang berlokasi di wilayah Selat Makassar,
Ruang (RTR) pulau dan wilayah pesisir, dan Pusat
Nusa Tenggara Timur, Pulau Halmahera, dan
Kegiatan Wilayah (PKW), yang ditetapkan dalam
Papua Barat;
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
2. Survei Hidrografi dan pembuatan peta LPI skala 1:50.000, terdiri dari 40 NLP yang berlokasi di
Sama halnya dengan peta LPI skala 1:250.000, peta LPI
wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi
skala 1:50.000 mulai diselenggarakan pada tahun 1993
Tengah dan Barat;
dengan target sebanyak 1050 NLP, sampai tahun 2014
3. Survei Hidrografi dan pembuatan peta LPI skala
telah tersedia sebanyak 498 NLP. Selain mendukung
1:25.000 wilayah Teluk Jakarta sebanyak 4 NLP.
RTR pulau dan wilayah pesisir, Pusat Kegiatan Lokal (PKL), peta LPI skala 1:50.000 juga dapat dimanfaatkan untuk perlindungan dan mitigasi bencana wilayah pesisir.
Pada tahun 2013 BIG mulai melakukan pembuatan peta LPI skala 1:25.000, dan sampai tahun 2014 telah tersedia 8 NLP. Peta LPI pada skala ini dibuat untuk prioritas wilayah tertentu yang ditentukan berdasarkan
Badan Informasi Geospasial 2014
55
56
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Pemetaan Lingkungan Laut Nasional dalam Mengelola Sumber Daya Alam Laut Penyelenggaraan pemetaan lingkungan laut nasional dilakukan dalam tiga skala sesuai amanat UU IG pasal 18 ayat 2 dan 3, yaitu pada skala 1:500.000; 1;250.000; dan 1:50.000. Sampai tahun 2010 ketersediaan Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) untuk seluruh wilayah Indonesia baru mencakup skala 1:500.000, sementara untuk peta LLN skala 1:250.000 belum tersedia sampai saat ini. Untuk skala 1:50.000 kegiatan pemetaan sudah dimulai pada tahun 2013 dan menghasilkan 4 NLP. Kegiatan pemetaan pada skala ini dilanjutkan pada tahun 2014 yang berlokasi di Karimunjawa (Jawa Tengah), menghasilkan sebanyak 4 NLP. Indeks peta LLN sampai tahun 2014 dapat di lihat pada gambar x.x.
Tersedianya peta LLN berupa peta dasar yang memberikan informasi secara khusus mengenai wilayah laut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengelolaan sumber daya alam laut, penetapan batas wilayah, dan keperluan tematik lainnya.
Gambar 3.9. Contoh peta LPI skala 1:50.000
Badan Informasi Geospasial 2014
57
99°30'0"E
106°0'0"E
112°30'0"E
106°0'0"E
112°30'0"E
12°0'0"S
5°30'0"S
1°0'0"N
7°30'0"N
93°0'0"E
18°30'0"S
Gambar 3.10. Indeks peta LLN sampai tahun 2014
58
93°0'0"E
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
99°30'0"E
125°30'0"E
132°0'0"E
138°30'0"E
12°0'0"S
5°30'0"S
1°0'0"N
7°30'0"N
14°0'0"N
119°0'0"E
± Index 1 : 50.000 Index 1 :59500.000
18°30'0"S
Keterangan :
Badan Informasi Geospasial 2014
119°0'0"E
132°0'0"E 138°30'0"E Esri, HERE,125°30'0"E DeLorme, MapmyIndia, © OpenStreetMap contributors, and the GIS user community
Perapatan dan Pemasangan Pilar Batas Common Border Datum Reference Frame (CBDRF) RI-Malaysia, RI-PNG, RIRDTL Common Border Datum Reference Frame (CBDRF) adalah datum kerangka referensi yang disepakati dan digunakan secara bersama untuk pengelolaan kawasan batas negara terutama yang terkait dengan data dan informasi geospasial. Secara praktis CBDRF direpresentasikan di lapangan dengan beberapa titik (tugu, monument, pilar) kerangka yang koordinatnya diketahui dengan tingkat ketelitian tinggi dalam datum bersama yang disepakati oleh negara-negara yang berbatasan. Kegiatan pemasangan pilar batas CBDRF ini dilakukan oleh BIG di tiga perbatasan Negara, yaitu Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste.
Tahun 2014 kegiatan survey CBDRF RI-Malaysia dilaksanakan disepanjang garis batas RI-Malaysia dengan volume keseluruhan sebanyak 35 pilar batas Negara. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 sektor, yaitu Sektor Barat (Kalimantan Barat – Sarawak) dan Sektor Timur (Kalimantan Utara – Sabah).
Gambar 3.11. Lokasi kegiatan survey CBDRF RI-Malaysia, sektor barat (atas), sektor timur (bawah)
60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Kegiatan survei dan pemetaan di perbatasan antara Republik Indonesia dengan Republik Demokratik TimorLeste (RI-RDTL) dimulai dengan kegiatan penetapan batas dan penegasan batas darat. Tahun 2014 telah dilaksanakan survei pembuatan dan pemasangan 80 buah pilar auxiliary batas Negara RI-RDTL serta survei penetapan titik-titik batas Negara sejauh 15 km secara bilateral melalui kegiatan Joint Field Survey 2014 (JFS) 2014. Adapun tujuan dari pekerjaan ini adalah dalam rangka menyelesaikan survei demarkasi pilar batas Negara RI-RDTL dan memperjelas posisi garis batas
Gambar 3.12. Lokasi kegiatan CBDRF RI-PNG (atas), Lokasi pemasangan pilar batas RI-RDTL (bawah),
antara RI-RDTL.
Selanjutnya kegiatan pemasangan pilar batas antara
menggunakan GPS tipe geodetic yang dilakukan oleh
Republik Indonesia dengan Papua New Guinea (RI-
kedua tim survei RI dan PNG belum bisa dilaksanakan
PNG), kegiatan survei ini dilaksanakan dari tanggal
karena kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan.
27 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 9 November
Direncanakan akan dipertukarkan pada pertemuan
2014 dan menghasilkan 5 pilar batas CBDRF RI-PNG.
Joint Technical Sub-Commite on Survey Demarcation and
Hasil dari kegiatan ini berupa raw data GPS di Base
Mapping (JTSC SDM) pada bulan April 2015.
Station Jayapura dan Merauke. Pertukaran data hasil survei kegiatan pengukuran pilar batas RI-PNG
Badan Informasi Geospasial 2014
61
Provinsi Kalimantan Utara sebanyak 10 NLP mulai dari sheet 26-35
JOINT MAPPING ALONG THE INTERNATIONAL LAND BORDER BETWEEN INDONESIA (KALIMANTAN TIMUR & KALIMANTAN BARAT) AND MALAYSIA (SABAH & SARAWAK) PEMETAAN BERSAMA DI SEPANJANG PERBATASAN INTERNASIONAL ANTARA INDONESIA (KALIMANTAN TIMUR & KALIMANTAN BARAT) DAN MALAYSIA (SABAH & SARAWAK)
INDONESIA - MALAYSIA 40'
SUNGAI KAYAN
1 : 50,000
41'
42'
43'
250000mT
44'
45'
46'
47'
RESTRICTED / TERBATAS
48'
49'
260000mT
50'
51'
52'
INDONESIA SHEET 26
53'
54'
270000mT
55'
800
Joint Border Mapping (JBM) Koridor Perbatasan Darat RI-Malaysia, dan RIPNG
56'
700
1° 55' 0" U
55'
1° 55' 0" U
S.
659
736
"
700"
800
KAYAN HILIR Nya mu
k
!
" ! !
! ! !
800
! ! !
900
S. 808
"
!
!
! !
!
54'
! !
! !
! ! !
! ! !
! ! !
! !
! !
!
! ! !
900
!
900
ling Je
S. Jeler ai Iut
V743
!
/ "
900
/ "
S.
900
V752 900
/ "
! ! !
V759
! ! !
V765
! !
210000mU
/ "
!
210000mU
V737
! ! !
iu lec ng
900
900 / "
/ "
V786
!
! !
/ "
V770 / " V774
/ "
!
Ba
/ "
!
V727 V730
Metun
an S. Pent
663
54'
114° 56' 0" T
114° 40' 0" T
55'
!
!
S.
!
Ka
yan
!
700
! ! !
53' ! ! !
! ! !
706
900
"
V805
! ! !
/ 900 "
785
"
900
721
"
900
969
"
/ 100" 0
/ "
V899/4 / "
687
S. Kayan
V934
V941
! ! !
1100
/ "
0 100
/ "
V952
Bio
52' 859
"
"
/ "
S. Lalut Kulit
Long Nawang
lien
! ! !
Be
V822
/ "
V899/13
! ! !
S.
V905
S. Jerarai
Kayu
/ "
0 100
/ "
! ! !
V809
/ "
V814
V913
V920
V925
/ "
V832
V895
S. Lega
u
1100
700
"
/ "
V889
1000
/ "
V881 / "
V868
972
/ "
"
/ "
V860
V852
Ba
822
V841
Payan
V967
S.
1000
S. Malong
/ "
/ "
ngi
u
800
V960
/ "
51'
51'
! ! !
!
! !
"
881
! ! !
!
!
! !
! ! !
! !
! ! !
!
!
! !
!
! ! !
!
881
"
800
! ! !
! ! !
! ! !
800
"
!
!
KALIMANTAN TIMUR MALINAU
700
! !
S. Malong Beluak
908
"
S. Malong Ilang
819
INDONESIA
S. Bungan
Long Betaoh
! !
800
!
! ! !
!
S. Malong Sada
! ! !
V977
! !
KAYAN HULU / "
!
!
!
! ! !
900
!
V998
"
"
S. Malong Iut
700
748
"
49'
Tui
S. Kenyo
S. Betaoh
S.
"
S. Tuit Bio
800
812
V1035
741
200000mU
800
ng Bio
t Iut
900
900
918
"
S. Malo
/ "
200000mU
909
922
"
V1016
900
800
V1046
!
949
900
900
50'
! ! !
!
/ "
V1005
/ "
/ "
789
"
V988
V1025
/ "
49'
!
!
800
/ "
S. Lulut Salai
! ! ! ! ! !
! ! !
800
50'
"
/ " 900
904"904 700
V1059
900
938
900
S. Naha
"
/ "
48'
"
48' Bulan
V1069
S. Bayan
V1084
799
"
S. Long
/ "
S.
V1095
Le
Du
ge
a
i
/ "
asa
988
"
47'
Pen
800
/ "
S.
koridor tertentu, dan merupakan peta gabungan
! ! !
"
/ " / "
/ "
menampilkan wilayah sepanjang garis batas dengan
654
"
733
/" "
52'
mapping (JBM) merupakan peta rupabumi yang khusus
S. Kayan
!
V799864
S. Lalut
Peta batas wilayah Negara atau peta joint border
!
800
MALAYSIA 53'
Leg
e Satu
47'
! ! !
!
S.
! ! !
! !
! ! ! !
! ! !
! ! !
! ! !
!
!
! ! !
!
!
! ! ! ! ! !
! ! !
! ! ! ! ! !
!
!
!
!
! ! !
! !
!
!
! !
!
!
!
!
!
! ! !
! ! !
!
!
!
! !
! !
! !
! ! !
!
992
"
/ "
S.
lap Ge
46'
945
V1099/22
"
100 0
S. Penasai
1000 / "
S.
Bub
u
1000
840
"
45'
45' V1116
/ "
Long Betaoh 900
V1126
/ "
1035
1000
"
S. Jeka / "
V1136
"
190000mU
44'
1027
V1147
190000mU
/ "
lang
S. Sekelep
44'
teknologi, terutama berkaitan dengan teknologi Sistem
!
!
! !
S. Sapan
V1099/14
V1106 1000
antar kedua Negara. Terkait perkembangan waktu dan
! !
S. Latung
V1099/5
!
/ "
/ "
46'
1000
antara kedua Negara berbatasan melalui mekanisme
43'
43' / "
V1155
This Proof Prepared and Checked by:
Long Temuyat
V1202
885
/ "
"
DR. ADE KOMARA MULYANA Head of Division for Large Scale Topographic Mapping Center for Topographic Mapping and Toponym Geospatial Information Agency Indonesia
42'
an
g
900
V1211 Ah
952
"
S.
Informasi Geografis (SIG) dan citra resolusi tinggi yang
/ "
42'
! ! !
! ! !
/ "
SR MOHAMAD KAMALI BIN ADIMIN Director of Survey Data Acquisition Mapping Division Department of Survey and Mapping Malaysia
! ! !
V1218
!
! !
! ! ! !
! !
!
!
Approved by:
!
!
41'
!
!
!
1100
!
41'
!
!
1200
!
!
!
"
! !
V1225 S. Payang
!
"
1043
DR.-ING. KHAFID Acting Head of Center for Boundary Mapping Geospatial Information Agency Indonesia Chairman Indonesian Working Group for the Common Border Datum Reference Frame and Joint Border Mapping
! ! !
912
" !
V1230
! ! !
/ "
!
/ "
! ! ! ! !
0 140
1000
! ! ! !
! ! ! ! !
0 120
!
S. Peng ian
!
/ "
! ! ! !
!
114° 40' 0" T
114° 56' 0" T
!
0 130
"
1077
8-15 serta dibuat dengan menggunakan software SIG
39'
1° 39' 0" U 41'
42'
43'
44'
45'
46'
47'
48'
49'
50'
250000mT
dilengkapi dengan citra resolusi tinggi untuk sheet no.
40'
!
KAYAN SELATAN 0 0 160 150
1° 39' 0" U 40'
telah dilakukan pemutakhiran Peta JBM RI-PNG yang
DATO' SR MOHD NOOR BIN ISA Director of Survey Mapping Division Department of Survey and Mapping Malaysia Chairman Malaysian Working Group for the Common Border Datum Reference Frame and Joint Border Mapping
!
39'
0 170
semakin bagus kualitasnya, maka pada tahun 2013
!
Long Uro V1236
40'
MAP COMPILATION NOTES This map was prepared from the following source materials: (a) Compiled from Rupabumi Indonesia map series 1820-34 and 1920-13 published in 2007, (b) Compiled from Malaysia topographical map series T 738 sheet 7623 published in 2004 and sheet 7723 published in 2006 (c) Field Plans referred to in Map No. 3 attached to the Memorandum of Understanding (MOU) signed in Yogyakarta, Indonesia on 13 December 1976, showing the International Boundary between Boundary Markers A 768 to A 1400; and Field Plans referred to in Map No. 9 attached to the Memorandum of Understanding (MOU) signed in Johor Bahru, Johor, Malaysia on 16 September 1992, showing the International Boundary between Boundary Markers A 1400 to B 001 and Boundary Markers B 001 to B 300 (d) Additional Information from field completion 2009.
KETERANGAN RIWAYAT Peta ini dikompilasi dari : (a) Peta Rupabumi Indonesia nomor Lembar Peta 1820-34 dan 1920-13 diterbitkan 2007. (b) Peta topografi Malaysia seri peta T 738 lembar 7623 diterbitkan tahun 2004 dan lembar 7723 diterbitkan tahun 2006. (c) Peta Rincikan, sebagai acuan peta No. 3 lampiran MOU Yogyakarta, 13 Desember 1976, yang menunjukkan pilar batas Internasional A 768 - A 1400; dan Peta Rincikan, sebagai acuan bagi Peta No.9 lampiran MOU Johor Baru, 16 September 1992, yang menunjukkan pilar batas Internasional A 1400 - B 001 dan pilar batas Internasional B 001 - B 300 (d) Informasi tambahan dari survei lapangan 2009
1 500
1 000
53'
54'
55'
500
0
1
2
3
4
5
Relation between True North,Grid North and Magnetic North are shown diagrammetrically for the centre of this map. Average magnetic declination in 2015 in the centre of this map is 0°33' and annual magnetic change -2.2' west.
Grid N True N UG US
4'
6
7
8
9
10 Kilometers/Kilometer Mag N UM
0°37'
BUILT ENVIRONMENT Built-up area Buildings Mosque; Church Hindu temple; Buddhist temple Muslim cemetery; Christian cemetery Historical site; Immigration point of Entry
GEDUNG & BANGUNAN LAINNYA Permukiman Bangunan Mesjid; Gereja Pura; Vihara Makam muslim; Makam kristen Tempat bersejarah; Perlintasan Resmi
DEMARCATION International Unresolved State Division District Village
BATAS WILAYAH Batas Negara Belum terselesaikan Batas Provinsi Batas Kabupaten / Kota Batas Kecamatan Batas Desa
AERONAUTICAL Minor airfield Runway strip
LAPANGAN TERBANG Landas pacu perintis Landas pacu
P
56' 270000mT
Prepared by Geospatial Information Agency , Indonesia in cooperation with Department of Survey and Mapping, Malaysia under the Indonesia - Malaysia Joint Border Mapping Project Dibuat oleh Badan Informasi Geospasial, Indonesia bekerjasama dengan Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia dalam rangka proyek pemetaan batas bersama Indonesia - Malaysia
Scale 1 : 50,000 Skala 1 : 50.000 Meters/Meter 2 000
52'
260000mT
© Copyright is reserved by Indonesian Law © Hak cipta dilindungi oleh Undang - Undang Republik Indonesia
Edition, 2014 Edisi, 2014
Contour interval 25 metres Selang kontur 25 meter
51'
TRANSPORTATION Arterial road Collector road Local street Road under construction Motorable track Foot path Light railway Kilometer post Bridge; Pedestrian bridge
TRANSPORTASI Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal Jalan sedang dibangun Jalan Lain Jalan Setapak Jalan Lori Pal/Tonggak kilometer Jembatan; Titian
UTILITY Power line Water tank; Petroleum tank Gas tank; Palm oil tank Tower Water pipe line Oil pipe line Gas pipe line
INFRASTRUKTUR Kawat listrik tegangan tinggi Tangki air minum; Depo bahan bakar minyak Depo bahan bakar gas; Depo minyak sawit Menara Pipa saluran air Pipa bahan bakar minyak Pipa bahan bakar gas
VEGETATION Primary forest; Grass Wet paddy; Dry paddy Mangrove forest; Cleared Land Scrub/Renek; Mixed perennial crops Plantation
TUMBUH-TUMBUHAN Hutan; Rumput Sawah irigasi; Sawah tadah hujan Bakau; Tanah kosong Belukar; Tanah ladang Kebun
HYPSOGRAPHY Contour line index Contour line normal Cliff precipitous Cutting Embankment
RELIEF Garis kontur indeks Garis kontur Tebing Galian Timbunan
GEOLOGY Mine or quarry
GEOLOGI Tambang
HYDROGRAPHY Swamp River; Irrigation canal Dam or weir Lake; Hot spring Sand Shore line Reef; Intertidal reef Mud; Rock bar Wharf; Jetty Pond Sea; Break water Lighthouse GENERAL Height point GPS Station International boundary marker, shown 1 km apart
PERAIRAN Rawa Sungai; Saluran irigasi Bendungan Danau; Sumber air panas Pasir Garis tepi pantai Batu karang; Terumbu� Lumpur; Beting karang Dermaga; Jeti Empang Laut; Penahan ombak Menara suar LAIN-LAIN Titik Tinggi Titik GPS Pilar batas negara, digambarkan tiap 1 km
Hubungan antara utara sebenarnya, utara grid dan utara magnetik ditunjukkan secara diagram untuk pusat peta ini. Deklinasi magnetik rata-rata tahun 2015 di pusat lembar peta: 0°33' dan perubahan tahunan deklinasi tersebut: -2.2' Graticule: 1 Minute Gratikul: 1 Menit
INDEX MAP SHOWING ADJOINING SHEETS PETUNJUK LETAK PETA
Grid: 1,000 metre UTM Grid: 1.000 meter UTM Projection: Transverse Mercator Proyeksi: Transverse Mercator
27
Datum: Horizontal - CBDRF Vertical - Local Mean Sea Level Datum: Horisontal - CBDRF Vertikal - Muka laut setempat
MALAYSIA
26
24
25
INDONESIA
203 N19 D.001
THIS MAP IS NOT AN AUTHORITY ON BOUNDARIES PETA INI BUKAN REFERENSI RESMI TENTANG BATAS - BATAS WILAYAH
ABBREVIATION SINGKATAN mU - Meter Utara G. - Gunung mT - Meter Timur Bkt. - Bukit Kg. - Kampung Bt. - Bukit P. - Pulau S. - Sungai Tg. - Tanjung Sg. - Sungai K. - Kuala Tl. - Teluk U - Utara Tlk. - Teluk T - Timur
Gambar 3.13. Peta JBM RI-Malaysia 26
dan sudah dilengkapi basis data spasialnya. Pada tahun 2014 dilanjutkan kegiatan yang sama dan menghasilkan 5 NLP untuk sheet no. 6-20.
Jumlah Border Sign Post (BSP) RI-RDTL
Kegiatan yang sama juga dilakukan untuk pemetaan JBM RI-Malaysia, menghasilkan sebanyak 10 NLP yaitu
Border Sign Post (BSP) adalah tanda petunjuk
sheet no. 26-35. Khusus untuk peta JBM RI-Malasysia
batas berwujud sebuah papan pengumuman untuk
dibuat sebanyak dua versi, yaitu untuk kontur interval
memberitahukan masyarakat pelintas batas dan aparat
25 meter dan kontur interval 20 meter.
keamanan bahwa di dekat lokasi itu terdapat garis batas. Di dalam papan pengumuman BSP dituliskan
Adapun maksud dari kegiatan pembuatan peta JBM
juga keterangan jarak dari lokasi BSP ke garis batas.
ini adalah untuk menyediakan informasi geospasial di
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan
wilayah perbatasan, serta sebagai bahan perundingan
secara bersama oleh kedua Negara, Indonesia merasa
bilateral RI-Malaysia dan RI-PNG. Volume pekerjaan
perlu memasang tanda penunjuk batas yang dilakukan
Pemetaan Koridor Perbatasan RI-PNG sebanyak 5
secara unilateral.
NLP mulai dari RI-PNG 16 sd. RI-PNG 20 Lokasi di Kab. Bovendigoel dan Kab. Merauke, Provinsi Papua
Tahun 2014 ini dilakukan pemasangan sebanyak 80
serta Koridor Perbatasan RI-Malaysia di Kab. Malinau,
BSP sehingga seluruhnya telah dipasang sebanyak
62
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
520 buah BSP di sepanjang batas RI-RDTL. Sedangkan
cepat. Saat ini baru sekitar 27% dari total seluruh
bila dilihat dalam kurun waktu antara tahun 2010-2014
segmen batas daerah yang sudah berhasil ditegaskan.
maka hasil capaian dari kegiatan ini adalah sebagai
Untuk mendukung percepatan penegasan batas
berikut: Tahun 2010 tidak ada kegiatan pemasangan
daerah, BIG melaksanakan kegiatan Pembuatan Peta
BSP, tahun 2011 sebanyak 40 BSP, tahun 2012 sebanyak
Koridor Kabupaten / Kota dan Ajudikasi Di Lapangan.
50 BSP, Tahun 2013 sebanyak 70 BSP dan tahun 2014
Dalam kegiatan ini dilakukan pelacakan batas secara
sebanyak 80 BSP.
kartometrik dengan melibatkan kedua pemerintah daerah sekaligus, sehingga dari kegiatan ini didapatkan informasi mengenai garis batas yang disepakati di atas peta, garis batas yang masih belum sepakat serta dapat menginventarisir permasalahan batas yang terjadi.
Kegiatan ajudikasi batas Kabupaten/Kota dimulai pada tahun 2013 sebanyak 15 segmen kabupaten dan 3 segmen batas Provinsi di Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan volume pekerjaan yang dikerjakan pada tahun anggaran 2014 ini adalah sebanyak 13 segmen batas kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai
Gambar 3.14. Foto BSP terpasang
berikut:
Penegasan Batas Wilayah Administrasi Mendukung Pelaksanaan Pembangunan Daerah
Tabel 3.8. Batas Segmen Batas
No.
Batas Segmen Batas Administrasi 1
Administrasi 2
Jumlah NLP
1
Kota Makasar
Kab. Gowa
1
2
Kab. Bone
Kab. Sinjai
1
3
Kab. Bone
Kab. Maros
1
4
Kab. Bulukumba Kab. Sinjai
1
Penegasan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten/
5
Kab. Bone
Kab. Soppeng
1
6
Kab. Barru
Kab. Bone
1
Kota memberikan banyak keuntungan bagi daerah
7
Kab. Barru
Kab. SidrapParepare
1
yang bersangkutan. Penegasan batas daerah dapat
8
Kab. Barru
Kab. Sopeng
1
mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah
9
Kab. Bone
Kab. Wajo
1
yang bersangkutan, mulai dari pengaturan tata
10
Kab. Bantaeng
Kab. Jeneponto
1
11
Kab. Gowa
Kab. Sinjai
1
12
Kab. Gowa
Kab. Bone
1
13
Kab. Barru
Kab. Pangkep
1
ruang, pengelolaan sumber daya alam, pelayanan administrasi kependudukan, pelayanan administrasi pertanahan, pelayanan perijinan mitigasi bencana sampai penanganan kasus hukum. Akan tetapi
Selain ajudikasi batas Kabupaten/Kota, BIG juga
meskipun
melaksanakan ajudikasi batas wilayah Kecamatan/
penengasan
batas
demikian
penting
progres penegasan batas masih terhitung kurang
Badan Informasi Geospasial 2014
63
119°32'0"E
119°34'0"E
119°36'0"E
119°38'0"E
119°40'0"E
119°42'0"E
119°44'0"E
119°46'0"E
PETA KORIDOR BATAS WILAYAH
1300
100
1350
1400 1450
850
1400
1100
50
LEMBAR 1
900 50
50
800
!
menyediakan
!
!
850 !
!
KAB. BARRU DAN KAB. PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN EDISI TAHUN 2014
!
!
!
!
!
100
1250
!
!
950
200
!
!
!
!
!
!
4°26'0"S
1350
200
150
!
!
!
1200
1150 900
!
4°26'0"S
1100
1000 1000
!
250
1200
200
1150
100
!
1000 150
!
!
!
!
200
!
1300
800
150
100
50
!
1200
200
untuk
150
bertujuan
100
yang
150
Kelurahan
!
!
!
! ! !
!
!
!
!
!
!
! !
!!
! !!!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
100
!
200
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
DIAGRAM LOKASI
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
1300
!
!
! ! !
!
!
!
200
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
750
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
250
!
!
!
!
!
!
!
750
!
100
!
!
!
KAB. WAJO
!
!
200
!
!
!
!
150
!
50
!
!
!
!
150
!
!
!
!
!
400
1400
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
150
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
250
!
1050
Selat Makassar
!
250
!
50
!
KAB. SOPPENG
!
1250
!
!
!
!
1300
!
4°20'S
!
200
150
! !
!
50
100
850
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
200
!
!
!
!
!
!
200
!
100
!
!
!
!
!
KAB. BARRU
4°30'S !
200
150
300
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
4°40'S
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
1100
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
4°50'S
!
150
!
!
1200
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
1050
!!
!
200
!
!
!
!
250
150
!
!
KAB. MAROS
!
!
1200
!
!
!
! !
!
!
! !
!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
1250
-10º0' 5°10'S
!
120°0'E !
!
300
!
!
!
!
1200
!
!
119°50'E
!
!
120°10'E
!
!
!
350
!
!
!
!
!
!
200
!
!
! !
!
100
!
!
119°40'E
!
!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
B
!
!
!
!
!
T
!
!
1150
!
! !
!
!
!
!
! ! !
!
150
200
50
100
4°30'0"S
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
150
!
U
!
100
100
150
!
Ç
!
!
!
!
! !
!
!
100
150
!
!
100
250
!
200
!
!
!
!
! !
!
!
!
200
!
!
!
119°30'E
!
!
!
50
! !
!
!
!
!
KAB. SINJAI
!
!
!
!
119°20'E
200
50
!
!
! !
119°10'E
!
!
!
250
150
50
50
!
!
! !
! !
!
!
KAB. GOWA
!
!
50
50
!
!
!
!
1150
350
50
1100 400
250
100
200
4°30'0"S
!
!
!
!
!
!
KOTA MAKASSAR
150 50
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
100 100
5°0'S
!
150
200 100
!
150
150 50
!
1100
!
!
100
300
100
100
!
!
!
150
!
!
!
!
!
!
!
150 150
50
150
!
!
!
!
!
1100
1100
!
!
150
50
kecamatan/kelurahan/desa
!
1100
!
!
!
1000
!
!
!
!
!
KAB. BONE
!
!
!
!
250
150
!
!
!
!
KAB. PANGKAJENE KEPULAUAN
!
150
200
!
!
300
200
300
300
!
!
!
200
!
750 800
950
4°28'0"S
!
4°28'0"S
!
1000
200 200
300
50
batas
!
!
!
350
1350
150
400
100
50
250
garis
!
!
700
50
deliniasi
! !
!
!
1350
!
!
!
!
!
data geospasial berupa koordinat titik batas dan
!
!
250
!
1150
!
!
!
300
100
50
!
100
50
100 200
100
100
150
S
100
300
150 250
150
150
100 150
150
100
150
100
50
1:50.000
400
100
250
300
100
200
400
50
100
600
500
200
150
350
secara kartometrik dan ajudikasi di lapangan dengan
150
50
100
900
900
300
4°32'0"S
800
DICETAK DAN DITERBITKAN OLEH : BADAN INFORMASI GEOSPASIAL JL. RAYA JAKARTA - BOGOR KM 46 TELP : (021) 8072062, FAX :62-21-8752064 CIBINONG - BOGOR
100
800
100
50
administrasi
5 Km
4°34'0"S
300
4°32'0"S
800
50
50
100
350
100
250
300
750
200
250
150 250
650
300
100 800
Selat Makassar
750
100 800
200
850
850
100
200 150
300
350
200
300
250 250
200
400 300
300
450
900
1000
200
350
250
250
400
350
250
250 50
400
400
200
4°34'0"S
400
wilayah
4
900
950
800
100
100
250
50
300
peta
3
: .............................................................. Transverse Mercator Proyeksi : .............................................................. Grid Geografi Sistem grid Datum horizontal: .............................................................. DGN 95 Datum vertikal : .............................................................. Mean Sea Level : .............................................................. Meter Satuan tinggi Selang kontur : .............................................................. 25 meter
800
800 800
pada
2
900
50
300 100
100
menyajikannya
1
1000 950
800
100
100
100
350
100
0.5
1000
300
300
550
500
950
100
950
150
150
0
850
50
100
150
100
50
350
250
950
500
450
350
200
400
950
250
250
DILAKSANAKAN OLEH: PT. SARANA PRIMADATA SURAPATI CORE K-18 JL.PHH.MUSTOFA NO 39 BANDUNG. 40124 TELP. (022) 87241349, 87241350 FAX. (022) 87241349
1050
450
450
250
900 250
450
200
kecamatan / kelurahan / desa. Ajudikasi batas wilayah
750
450
350
450
450
300
700
200
200
800
KETERANGAN
850
250
450
500
GEDUNG DAN BANGUNAN LAINNYA
450 1150
200 1100
200
800 950
350
450
400
500
950
#
900
550
1000
200
150
800
850
4°36'0"S
200
200
200
700
Pusat listrik
200
250
200
! (
! (
! (
! (
600
900
800
850
400
300
350
450
1150
900
450
1050 200
Jalan arteri : Satu jalur, Dua jalur
1150
500
450
1150
600
450
200
750
400
350
Jalan kolektor
1100
650
Tambak
1000 1150
300
350
Pelabuhan Laut
PERHUBUNGAN
950
350
700
500
Perkebunan
Pipa Bahan Bakar
600 500
450
500
Ladang
Kawat Tegangan Tinggi
900
900
200
400
900
900
200
300
Hutan
200
350
200
600
Sawah
Tambang, Sumur Bahan Bakar
200
550
Titik Batas
Kantor Pemerintahan, Menara tu
800
200
700 400
800
250
450
Kecamatan/Kelurahan pada tahun 2014 mencakup
900
450
900
350
800
700
450
450
200
PENUTUP LAHAN
700
350
150
650
700
Tempat/Bangunan bersejarah
250
250
400
# 0
Gunung
1050
1000
350
4°36'0"S
850
1000
400
200
200
Batas Kabupaten / Kota
Bangunan
1200
500 500
350
Batas Provinsi
Permukiman
1000 900
1150
450
500
250
450
200
400
700
650 550
250
BATAS ADMINISTRASI
1150
950
400
Rawa
750
700
700
500
Jalan lain
350
350
250
550
300
300
700
550
500
800
950
500
850
Air Tawar Sungai
Stasiun
600
350
600
650
650
500
400
500
350
650
700
Hamparan Pasir Pantai
Jalan kereta api
1000
300
500
500
250
300
250
500
Air Empang
1050
250
850
1000
600
350
300
400
Lapangan terbang
o
400
500
550
Air Laut
Terowongan
450
600
550
Lahan Terbuka
Tambangan
600 750
Padang Rumput, Alang-Alang, Sabana
Jalan setapak
400
350
4 kabupaten/kota pada 4 kecamatan dan 33 desa/
550
450
4°38'0"S
500
4°38'0"S
450
400
450
400
750
Semak dan Belukar
Jalan Lokal
500
400
450
700
400
100
50
900
RELIEF
400 350
600
800
450
500
PERAIRAN
Garis kontur, Garis kontur indeks
600
1150
100
50
Garis depresi, Garis kontur bantu
Garis pantai
300
1200
4°40'0"S
300
4°40'0"S
250
100
200
950
700
250
300
800
150
!325
Danau
.325 Titik tinggi, Tebing Bukit
Sungai
300
650
50
200
1050
300
300
50
50
1150
1000
600 1250
1300
RIWAYAT PETA
1250
1250
1250
550
350
350
350
1250
200
Timbunan, Galian
Pasir/kerakal, Bukit pasir 1200
- Peta Koridor Batas Segmen ini Merupakan Hasil Ajudikasi Batas Kabupaten / Kota Dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
300
200 350
50
100
Batu
750
750
1200
50
150
550
1150
750
750
500
200
Empang
1150
750
200
Rawa 1100
400
400
kelurahan.
1200
900
850
350
50
50
150
800
350
450
4°42'0"S
350
350
50
4°42'0"S
400
300
50
500
300
1150
SUMBER PETA
350
50
400
50
119°55'30"E
119°57'0"E
350
200
250
250
350
250
350
300
350
150 50
2250
2750
PETA KORIDOR BATAS WILAYAH
1600
350
350
350
350
2700
2050
150
350
200
350
200
350
1900
600
1850
- Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Pemerintah Daerah - Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah
200 200
150
350
100
400
!
450
KAB.BANTAENG DAN KAB. JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN EDISI TAHUN 2014
2600
REFERENSI
350
150
2000
LEMBAR 1
2650
1450
!
500 500
!
250
!
!
150
!
!
500
250
!
!
2550
!
800
1500
550
!
!
!
!
!
2500
!
!
!
!
500
2450
2250
350
350
1250 2300
- Peta Segmen Batas Kabupaten / Kota Kajian Provinsi Sulawesi Selatan - Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:25.000, Badan Informasi Geospasial, 2013 - Peta Topografi Kabupaten Barru - Pankajene kepulauan, Dittopad - Data Digital Garis Pantai Keluaran Pusat Kelautan dan Lingkungan Pantai BIG, 2013
450
350
100
1550
600
119°54'0"E
250
119°52'30"E
350
300
119°51'0"E
350
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
150
!
!
! !
50
!
!
! !
!
! !
!
4°44'0"S
100
!
!
!
!
!
!
!
350
! !
WILAYAH ADMINISTRASI !
!
!
!
!
!
50
!
! !
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
! !
PABU 16
I. Provinsi Sulawesi Selatan
!
PABU 16A
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
7311. Kabupaten Barru
!
!
!
150
!
!
!
!
150
!
!
!
!
! !
!
!
200
!
100
!
!
!
! !
!
!
!
!
400
!
!
!
!
!
!
5°30'S !
!
!
!
Selat Makassar
600
!
!
!
!
100
! !
KAB. BANTAENG
!
!
2300
!
100
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
7308. Kabupaten Bone 7310. Kabupaten Pangkajene Kepulauan
!
!
150
!
!
PABU 15 PABU 15A PABU 14
400 500
!
!
!
450
!
!
!
!
50
!
!
!
KAB. BULUKUMBA !
!
!
300
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
400
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
300
!
!
!
!
!
50 50
!
!
!
200
!
!
50
!
!
!
!
!
350
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
! !
!
250 100
!
!
!
!
!
!
!
!
450
!
!
!
!
!
! !
!
!
5°20'S
!
400
!
!
!
!
! !
250
!
!
!
!
!
!
150
50
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
5°22'30"S
500
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!!
!
! !
2100
! !
!
!
!
!
2150
!
!
1400
400
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
KAB. GOWA
KAB. TAKALAR !
- Jika terdapat Kejanggalan Dalam Peta ini Pengguna Harus Menyampaikan Kepada Badan Informasi Geospasial c.q.Pusat Pemetaan Batas Wilayah Jl. Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong 16911 Indonesia Telp. 021-8754654, Email:
[email protected]
!
!
! !
500
500
!
!
!
!
!
!
!
!
!
1100
550
500
!
!
!
!
!
5°22'30"S
600
500
!
!
!
!
!
!
500
!
!
!
!
!
400
300
600
450
100
!
!
KAB. SINJAI
!
!
1150
!
200 250
!
!
!
!
!
1150
300
!
!
!
! !
!
!
!
1150
600
!
!
!
! !
200
!
!
!
!
2400
1700
1100
550
!
!
!
!
!
!
1750
100
2600
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
400
150
600
!
!
100
!
2350
500
100
!
!
DIAGRAM LOKASI
!
1500
1950
!
!
!
! !
!
!
450
!
!
2200
!
550
!
!
!
500
4°44'0"S
!
!
2650
! !
!
100
!
!
!
!
!
!
!
!
150
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
550
150
!
!
! !
! !
!
!
!
!
!
7311
!
!
!
!
!
!
! ! !
!
!
!
!
!
!
! !
4°46'0"S
!
!
!
!
7310
500
!
!
50
!
!
!
!
350
!
!
!
350
!
!
!
!
!
!
100
!
!
!
!
!
! ! !
! !
!
350
350
450
50
400
!
KAB. JENEPONTO
!
!
1650
500
!
!
150
4°46'0"S
!
! !
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
7308
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
800
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
2300
!
!
400
!
!
!
!
350
!
350
300
550
1800
600
550
350
1650
!
!
!
250
500
!
150
PABU 03 PABU 02
PABU 01
!
! !
350
PABU 06 PABU 07
PABU 05
!
!
!
PABU 04
!
!
!
400
!
450
!
350
200
350
500 100
150
100
KETERANGAN PEMERIKSAAN DAN PENGESAHAN
400
500
150
150
400
450
50
200
250
!
150
150
150 150
100
!
550
300
250
350
100
Telah Diperiksa Oleh :
150
Telah Diperiksa Oleh :
250 150
150
200
250
400
4°48'0"S
150
4°48'0"S
950
400
Tim Supervisi
Kepala Bidang .....................
Nama Tanggal
Nama Tanggal
200
200
5°24'0"S
200
300
150
100
200
50
T
!
U
!
Ç
B
550
100 2050
1250
1100
!
!
! !
!
50
!
450
400
300
120°10'E
!
!
!
!
120°0'E
!
900
!
! !
2100
119°50'E
350
200
S
850
!
350
450
5°24'0"S
!
300
200
100
200
50
-10º0'
119°40'E
350
350
!
!
! !
!
!
50
50
50
1200
!
!
350
350
450
5°40'S
Laut Flores
!
!
! !
!
1600
400
400
250
250
450
300
350
400
250
150
350
200
600
400
550
300
350
350
350
350
350
300
: ........................... : ...........................
: ........................... : ...........................
450
250
300
400
450
350
450
300
250
450
150
200
150
350
250
450
400
350
350
400
550
400
450
300
200
400
250 250
300
250
500
300
450
450
200
550
200
200
400
200
250
450
200
500
500
250
200
200
400
150
450
400
250
50
400
400 350
350
300
300
350
400
400
350
450 400
350
350
450
350
400
350
250
250
500
300
350
300
300
450
350
500
250
450
400
250
400
450
350
450
450
500
400
400
450
350
1350
250
450
250 250 200 250
150
350
400
150
100
50
100
500
450
400
400
BATAS ADMINISTRASI
450
100
250
200
150
200
400
4°52'0"S
400
150
4°52'0"S
200
350
150
300 1350
250 250
350
400
200
300
350
400
300
100
300
350
450
50
50
KETERANGAN GEDUNG DAN BANGUNAN LAINNYA
150
300
300
450
300
400
350
150
250
300
250
300
150
400
350 300
350
250
1300
350
400
250 150
400
300
350
DILAKSANAKAN OLEH: PT. SARANA PRIMADATA SURAPATI CORE K-18 JL.PHH.MUSTOFA NO 39 BANDUNG. 40124 TELP. (022) 87241349, 87241350 FAX. (022) 87241349
DICETAK DAN DITERBITKAN OLEH : BADAN INFORMASI GEOSPASIAL JL. RAYA JAKARTA - BOGOR KM 46 TELP : (021) 8072062, FAX :62-21-8752064 CIBINONG - BOGOR
250
400
400
200
350
500
150
200
300
500
1350
400
300
300
350
500
400
200
350
300
250
250
200
400
500
300
550
350 400
350
500
250
500
200
350
450
5°25'30"S
250
150
200
400
300
150
450
300 450
250
400
450
350
400
450
200
750
4°50'0"S
300
450
400
250
450
350
4°50'0"S
250
400
250 300
300
250
150
500
350
350
300 150
5°25'30"S
400
250
400
300
800
900
300
300
200
300
: ..............................................................Transverse Mercator Proyeksi : ..............................................................Grid Geografi Sistem grid Datum horizontal: ..............................................................DGN 95 Datum vertikal : ..............................................................Mean Sea Level : ..............................................................Meter Satuan tinggi Selang kontur : ..............................................................25 meter
1050
300
250
450
300
300
400
600
3 Km
350
2.5
500
2
150 300
1.5
300
1
150
550
0.25 0.5
150
200
350
500
300 150
0
300
500
600
350
250
400
1050
200
1:25.000
950
300
300
500
550
Permukiman
200
Batas Provinsi
550
Bangunan
# 0
600
Batas Kabupaten / Kota
Gunung
250
Titik Batas
600
250
Perkebunan
750
700
600
Pelabuhan Laut 600
1050
Jalan arteri : Satu jalur, Dua jalur
600
4°54'0"S
5°27'0"S
700
5°27'0"S
Ladang
Pipa Bahan Bakar
650
1250
700
Hutan
Kawat Tegangan Tinggi
PERHUBUNGAN
600
1350 ! (
600
1300
600
Sawah
Pusat listrik ! (
600
PENUTUP LAHAN
Kantor Pemerintahan, Menara Tambang, Sumur Bahan Bakar
tu
! (
! (
4°54'0"S
1000
Tempat/Bangunan bersejarah
600
#
1050
1050
Tambak 600
650
Jalan kolektor
650
650
650
650
Rawa Jalan lain
900
800
Semak dan Belukar
Jalan Lokal
Ó
850
1000
900
Padang Rumput, Alang-Alang, Sabana
Jalan setapak
950
Lahan Terbuka
600
Tambangan
119°38'0"E
119°40'0"E
119°42'0"E
119°44'0"E
119°46'0"E
Air Empang
o
Lapangan terbang
900
5°28'30"S
119°36'0"E
Air Laut
Terowongan
Gambar 3.15. Peta Koridor Batas Disepakati Di Atas Peta
RELIEF 500
Garis pantai
Garis kontur, Garis kontur indeks Garis depresi, Garis kontur bantu
Danau
650
119°34'0"E
Air Tawar Sungai
Stasiun
5°28'30"S
119°32'0"E
Hamparan Pasir Pantai
Jalan kereta api
PERAIRAN
!325
Sungai
.325 Titik tinggi, Tebing Bukit
Rawa
Timbunan, Galian
Empang
20
Batu Pasir/kerakal, Bukit pasir
RIWAYAT PETA - Peta Koridor Batas Segmen ini Merupakan Hasil Ajudikasi Batas Kabupaten / Kota Dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 500
450
600
550
PABU 15
550
NLP 150
5°30'0"S
!
!
5°30'0"S
600
600
250
SUMBER PETA - Peta Segmen Batas Kabupaten / Kota Kajian Provinsi Sulawesi Selatan - Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:25.000, Badan Informasi Geospasial, 2013 - Peta Topografi Kabupaten Bantaeng - Jeneponto, Dittopad - Data Digital Garis Pantai Keluaran Pusat Kelautan dan Lingkungan Pantai BIG, 2013 !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
500
!
!
!
REFERENSI
500
!
!
PABU 14 450
!
! !
!
! !
!
!
- Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Pemerintah Daerah - Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah !
!
!
!
!
!
!
500
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
PABU 13
!
!
!
500
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
- Jika terdapat Kejanggalan Dalam Peta ini Pengguna Harus Menyampaikan Kepada Badan Informasi Geospasial c.q.Pusat Pemetaan Batas Wilayah Jl. Raya Jakarta - Bogor Km. 46 Cibinong 16911 Indonesia Telp. 021-8754654, Email:
[email protected] !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
PBU 10
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
450
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
450
!
! !
!
20
!
!
!
11
10
500
700
400
650
!
400 ! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
! !
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
WILAYAH ADMINISTRASI
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
120
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
! !
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
200
! !
! !
!
! !
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
7303
!
!
!
!
!
!
7304
!
!
5°31'30"S
!
!
7306. Kabupaten Gowa
!
!
350
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
PABU 09
!
7304. Kabupaten Jeneponto
!
!
!
5°31'30"S
!
!
!
!
I. Provinsi Sulawesi Selatan 7302. Kabupaten Bulukumba 7303. Kabupaten Bantaeng
!
!
!
7302
!
!
!
7306
!
!
!
!
!
PBU 11
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
PABU 12 !
!
!
!
!
!
!
!
300
!
!
! !
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
50 !
!
!
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!
!
KETERANGAN PEMERIKSAAN DAN PENGESAHAN
90
!
!
!
!
150
!
!
50
!
!
! !
!
!
Telah Diperiksa Oleh :
Telah Diperiksa Oleh :
Tim Supervisi
Kepala Bidang .....................
Nama Tanggal
Nama Tanggal
!
! !
!
!
5°33'0"S
5°33'0"S
150
PABU 07 PBU 06 PBU 05
27
70
60
60
Th. 2012
Th. 2013
!
!
!
!
!
!
400
!
!
100
350
!
200
PABU 08
27
!
!
Laut Flores
!
!
!
!
! !
!
!
!
20
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
: ........................... : ...........................
: ........................... : ...........................
60
130
PABU 04
PABU 03
30
200
150
PABU 02
87
5°34'30"S
5°34'30"S
100
150
100
PABU 01
150
100 100
0
5°36'0"S
5°36'0"S
50
Laut Flores
119°51'0"E
119°52'30"E
119°54'0"E
119°55'30"E
119°57'0"E
Th. 2010
Th. 2011
Th. 2014
Jumlah NLP Peta Wilayah Administrasi kota skala 1:25.000 atau 1:50.000 Jumlah NLP Peta Wilayah Administrasi kabupaten skala 1:50.000 atau 1:100.000 Jumlah NLP Peta Wilayah Administrasi Provinsi skala 1:100.000 atau 1:250.000
Pemetaan Rupabumi Skala Kecil sampai Skala Besar Secara Sistematis Untuk Seluruh Wilayah NKRI 1. Peta Rupabumi Indonesia Skala Kecil dan Menengah Undang-undang no. 4 tahun 2011 tentang IG khususnya pasal 7, menyebutkan bahwa Peta
64
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Gambar 3.116. JUmlah NLP Peta Administrasi hingga tahun 2014
Rupabumi Indonesia (RBI) merupakan salah satu komponen IGD. Selain itu UU no. 25 tahun 2004 tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan harus direncanakan berdasarkan data, baik spasial maupun nonspasial serta informasi
lainnya
yang
akurat
dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Badan
Informasi
2. Peta Rupabumi Indonesia Skala Besar
Geospasial yang memiliki tugas pokok dan fungsi
Seiring dengan semakin tingginya kebutuhan IGD
dalam menyelenggarakan dan membina program
skala besar dalam era teknologi informasi saat ini,
pemetaan rupabumi dan toponim pada tahun
penataan ruang dan manajemen kebencanaan
2014 melakukan pemetaan RBI Indonesia skala
merupakan aspek yang sangat penting untuk
1:25.000 yang diprioritaskan pada daerah Aceh,
dipertimbangkan dalam proses pembangunan
Lampung, Bangka Belitung dan Muno-Buton serta
bangsa dan negara. Pasal 14 ayat 3 huruf c, UU No.
melakukan kegiatan pemutakhiran pemetaan RBI
26 Tahun 2007 menyatakan secara jelas kebutuhan
skala 1:50.000 di Pulau Kalimantan.
akan IGD skala besar, khususnya untuk kepentingan penyusunan
RDTR
Kabupaten/Kota
maupun
Maksud dari kegiatan pemetaan RBI ini untuk
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota. Tahun 2014
menghasilkan empat skala peta RBI mulai dari
BIG melakukan kegiatan penyediaan IGD skala
skala 1:1.000.000 yang mencakup wilayah NKRI,
besar dengan rincian kegiatan pemetaaan RBI dan
skala 1:100.000 di sebagian wilayah Papua,
pemotretan udara.
skala 1:25.000 di wilayah Aceh, Lampung, Bangka Belitung, dan Munabutton. Terakhir
Kegiatan pemotretan udara skala 1:5.000 dilakukan
pemutakhiran peta RBI skala 1:50.000 di wilayah
di Kota Bandung, Bogor serta kota Samarinda-
Kalimantan. Tujuan dari kegiatan pemetaan dan
Balikpapan-Tanjung Selor-Tarakan menghasilkan
pemutakhiran peta RBI skala kecil dan menengah
527 NLP. Kedua adalah kegiatan pemotretan udara
ini adalah untuk memperoleh data yang paling
sekaligus pemetaan pada wilayah yang telah
mutakhir guna mengimplementasikan UU No.
dipotret tersebut, masih pada skala 1:5.000 yang
17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
berlokasi di wilayah Banjarmasin-Kota Banjarbaru
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
menghasilkan 144 NLP. Terakhir yaitu kegiatan
yang menegaskan bahwa aspek wilayah/spasial
pemetaan RBI pada skala yang sama di wilayah
haruslah diintegrasikan kedalam dan menjadi
kota Palangkaraya menghasilkan 136 NLP.
bagian dari kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan.
Pemetaan RBI skala 1:25.000 di wilayah Aceh, Lampung,
Bangka
Belitung,
Munabuton
menghasilkan sebanyak 753 NLP .
Badan Informasi Geospasial 2014
65
107°0'0"E
114°0'0"E
107°0'0"E
114°0'0"E
13°0'0"S
6°0'0"S
1°0'0"N
8°0'0"N
100°0'0"E
66
Esri, HERE, DeLorme, MapmyIndia, © OpenStreetMap contributors, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah and the GIS user community 100°0'0"E
121°0'0"E
128°0'0"E
135°0'0"E
Keterangan 1 : 5000 1 : 25.000 1 : 50.000
13°0'0"S
6°0'0"S
1°0'0"N
±
8°0'0"N
1 : 100.000
Gambar 3.17. Indeks Pemetaan RBI Skala 1:100.000, Skala 1: 50.000, Skala 1:25.000, Skala 1: 10.000 dan Skala 1: 5000
Badan Informasi Geospasial 2014 121°0'0"E
128°0'0"E Esri, HERE,
67
135°0'0"E contributors, and the GIS user community DeLorme, MapmyIndia, © OpenStreetMap
68
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Gambar 3.18. Foto udara wilayah Bogor untuk pemetaan skala 1 : 5.000 Badan Informasi Geospasial 2014
69
Ketersediaan Peta RBI sampai dengan tahun 2014
< Th. 2010 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014
545
1.787
2.188
309
232
72
66
237
114
106
131
333
160
1.021 753
280
1 : 5.000
94
1 : 10.000
1 : 25.000
26
1 : 50.000
1 : 100.000
37
1 : 250.000
1 : 500.000
1 : 1.000.000
100% 309
100% 94
100% 37
Cakupan Nasional VS Ketersediaan
? 386
1.04% 950 91.547 -90.597
29.91% 3.894 13.020 -9.879
63.76% 2.486 3.899 -1.413
? 26
Tersedia Nasional
Gambar 3.19. Ketersedian peta RBI hingga tahun 2014 berserta kekurangan NLP
70
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Sasaran-6 “Tersedianya Informasi Geospasial Tematik yang akurat” Tercapainya Sasaran ke-6 ditandai dengan terpenuhinya satu Indikator Kinerja Utama BIG yaitu jumlah cakupan IG tematik terintegrasi strategis nasional. Keberhasilan capaian kinerja sasaran ke-enam BIG seperti diuraikan pada Tabel 3.9, sebagai berikut. Tabel 3.9. Capaian Indikator Kinerja Sasaran-6
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Tersedianya IGT terintegrasi yang akurat
Jumlah cakupan IG tematik strategis dan dokumen kajian model dinamika sosial untuk mendukung perencanaan pembangunan
Target
Realisasi
492 NLP, 4 IG 492 NLP, 4 IG tematik terintegrasi tematik terintegrasi dan 34 dokumen dan 34 dokumen
Pembaharuan Peta Sistem Lahan Skala 1:250.000 Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara Peta sistem lahan merupakan peta tematik yang memuat satuan lahan mengenai kondisi fisik lahan. Di
Kinerja (dalam %)
100
Selatan dan Sulawesi Tenggara. Dari hasil kegiatan ini dihasilkan outcome berupa ketersediaan peta tematik dasar yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu masukan dalam penyusunan/evaluasi tata ruang, memberikan gambaran potensi suatu wilayah. Dari peta sistem lahan ini dapat dihasilkan analisis mengenai wilayah rawan banjir.
dalam peta sistem lahan terkandung informasi dasar berupa karakteristik lahan, yang terdiri dari sifat fisik dan kimia tanah, geologi, iklim, penggunaan lahan, dan fisiografi. Pada tahun 2014 wilayah kerja pembaharuan peta sistem lahan dikhususkan pada wilayah Sulawesi
Badan Informasi Geospasial 2014
71
Gambar 2.20. Peta Sistem Lahan Skala 1:250.000 72
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Pemetaan Karakteristik Perairan Nusa Tenggara Kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menyediakan IGT karakteristik perairan laut dangkal pada wilayah Bali dan Nusa Tenggara ini dilakukan pada skala 1:25.000. Dari kegiatan ini dihasilkan output berupa peta karakteristik perairan laut dangkal skala 1:25.000 sebanyak 38 NLP. Sementara outcome dari peta karakteristik ini adalah untuk melengkapi data oseanografi untuk memperkuat kedudukan negara maritim dan dapat dipakai untuk menyusun rencana pengelolaan wilayah laut dengan data yang lebih akurat.
Gambar 3.21. Peta sebaran suhu padad Pemetaan Karakteristik Perairan
Badan Informasi Geospasial 2014
73
117°0'0"E
9°0'0"S
6°0'0"S
114°0'0"E
74
114°0'0"E
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
117°0'0"E
9°0'0"S
6°0'0"S
120°0'0"E
Gambar 3.21. Indeks lokasi Pemetaaan Karakteristik Peraiiran di Nusa Tenggara
Badan Informasi Geospasial 2014 120°0'0"E
75
Pemetaan Morfometri pada Kawasan Terpilih Kegiatan ini dilakukan di wilayah Jawa-Bali pada tahun 2014 dan menghasilkan output berupa Peta Morfometri Jawa-Bali (kawasan terpilih) sebanyak 150 NLP. Hasil nyata dari kegiatan ini adalah tersedianya data dan informasi geospasial tematik morfometri berupa peta lereng nasional untuk mendukung KPK terkait percepatan pengukuhan kawasan hutan. Berikut adalah contoh dari peta morfometri yang dilakukan pada tahun 2014:
Gambar 3.22. Peta Morfometri skala 1 : 50.000
76
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Badan Informasi Geospasial 2014
77
Penyusunan One Map Penutup Lahan Nasional Data dan informasi penutup lahan diperlukan dalam penataan ruang sehingga terwujud ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Pada tahun 2014 dari hasil kegiatan ini dihasilkan 1 seamless Peta IGT Penutup Lahan Nasional. Adapun outcome yang diharapkan dari kegiatan pemetaan ini adalah munculnya satu data penutup lahan yang dapat menjadi baseline acuan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan peta penutup lahan nasional, dalam rangka perencanaan tata ruang maupun kebijakan pembangunan nasional lainnya.
Kegiatan yang berlangsung sepanjang tahun 2014 ini berlokasi secara nasional yang menghasilkan 1 peta seamless yang setara dengan 306 NLP.
Gambar 3.23. Peta Penutup Lahan Nasional hasil kesepakatan satu peta antar kementerian
78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Pemetaan Integrasi Multirawan Bencana Peta integrasi multirawan bencana menyajikan informasi-informasi yang berkaitan dengan lokasi dan sebaran terhadap bencana alam. Dengan menggunakan peta, pengguna dapat mengetahui lokasi, sebaran, dan kaitan antar fenomena yang disajikan pada peta tersebut. Peta multirawan bencana merupakan salah satu sarana penting untuk menyajikan informasi kerawanan bencana secara keruangan. Lokasi pemetaan dilakukan di Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta pada tahun 2014, menghasilkan 1 NLP Peta Multirawan Bencana skala 1:250.000. Outcome yang ingin dicapai dari kegiatan pemetaan ini adalah dengan adanya peta multirawan bencana yang terintegrasi diharapkan perencanaan tata ruang provinsi dapat lebih baik dan korban yang mungkin terjadi dapat dikurangi.
Gambar 3.24. Peta Multirawan Bencana Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta
Badan Informasi Geospasial 2014
79
Akuntabilitas Keuangan Badan Informasi Geospasial (BIG) memiliki 2 program pada tahun anggaran 2014 dengan total pagu DIPA dari kedua program tersebut adalah sebesar Rp. 729.651.464.000,-. Adapun rincinan realisasi penggunaan anggaran per program dan kegiatan BIG tahun anggaran 2014 dijabarkan pada tabel berikut di halaman selanjutnya.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa realisasi anggaran di BIG pada tahun 2014 mencapai 87,83% dari total pagu sebesar Rp. 729.651.464.000,-. Ada beberapa kendala yang menyebabkan realisasi anggaran per kegiatan dibawah 90%, beberapa kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut: 1. Masih kurang tertibnya proses revisi yang mengakibatkan sebagian tagihan tertolak karena mengalam pagu minus. 2. Banyaknya revisi terkait paket kontrak pengadaan langsung di akhir tahun anggaran. 3. Realisasi yang lambat di akhir tahun dikarenakan banyak kontrak dengan jangka waktu pelaksanaan hingga bulan Desember
87.83% realisasi anggaran BIG tahun 2014
80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
4. Kebijakan pemerintah yang membatasi pelaksanaan kegiatan rapat di Hotel menyebabkan perjalanan dinas dan paket meeting tidak dapat direalisasikan. 5. Adanya
pemotongan
menyebabkan
beberapa
anggaran rencana
2014
sehingga
kegiatan
tidak
bisa dilaksanakan, terutam kegiatan yang sifatnya kontraktual.
Tabel 3.10. Realisasi Anggaran 2014 per program dan kegiatan
Kode/Program/Kegiatan
Jumlah (dalam ribuan) Pagu (Rp.)
Realisasi
%
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Informasi Geospasial
083.01.01
3535
Pengelolaan Urusan Umum dan Keuangan
82.965.124
78.206.462
94.26%
3536
Penyelenggaraan Perencanaan, Kepegawaian dan Organisasi, serta Hukum
37.419.238
28.185.378
75.32%
3538
Pengawasan Pendayagunaan Aparatur Negara
3.197.050
2.946.168
92.15%
3539
Penyelenggaraan Promosi, Kerja Sama serta Layanan Jasa dan Produk
31.104.236
21.194.147
68.13%
Program Penyelenggaraan Informasi Geospasial
083.01.06
3540
Pemetaan Tata Ruang dan Atlas
23.833.228
22.513.900
94.46%
3541
Pembangunan Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika
21.052.800
19.699.539
93.57%
3543
Pemetaan Batas Wilayah
16.460.400
15.574.749
94.62%
3544
Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai
17.264.100
17.130.061
99.22%
3545
Pemetaan Rupabumi dan Toponimi
364.507.521
333.900.094
91.60%
3546
Penyelenggaraan Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial
9.460.000
8.423.016
89.03%
3547
Pemetaan dan Integrasi Tematik
30.137.800
28.756.313
95.42%
3548
Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial
92.249.967
64.291.012
69.69%
729.651.464
640.820.839
87.83%
Total
Badan Informasi Geospasial 2014
81
82
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Penutup
Badan Informasi Geospasial 2014
83
Laporan Kinerja BIG tahun 2014 ini diharapkan dapat
Oleh karena itu kedepannya BIG telah menetapkan
memberikan gambaran tentang berbagai capaian
beberapa strategi agar pencapaian indikator kinerja
kinerja pada berbagai perspektif, sasaran strategis
pada tahun depan lebih optimal, sebagai berikut:
dan indikator keberhasilannya. Disusunnya Laporan
1. Penyempurnaan indikator kinerja utama sampai
Kinerja ini juga untuk memberikan informasi kepada
ke unit kerja Eselon II, sehingga sesuai sasaran
masyarakat dan stakeholder tentang transparasi
strategis yang telah ditetapkan.
kegiatan dan penggunaan anggaran yang dilakukan
2. Melakukan pengukuran kinerja secara berkala,
oleh BIG pada tahun 2014, sehingga nantinya dapat
sehingga dapat digunakan secara optimal untuk
memberikan feedback untuk peningkatan kinerja pada
pengendalian dan pemantauan kinerja serta
tahun berikutnya.
menilai dan memperbaiki pelaksanaan program/ kegiatan.
Secara umum capaian kinerja yang dilakukan BIG tahun
3. Memanfaatkan
hasil
evaluasi
akuntabilitas
2014 dapat dikatakan berhasil dan tercapai, terlihat
kinerja dan program yang telah dilakukan sebagai
dari capaian-capaian target indikator kinerja yang
umpan balik untuk memperbaiki perencanaan,
dapat direalisasikan sebagai bentuk tanggung jawab
manajemen kinerja dan peningkatan capaian
BIG dalam pemenuhan kebutuhan akan Informasi
kinerja secara nyata dan berkelanjutan.
Geospasial. Berbagai pencapaian target indikator kinerja BIG memberikan gambaran bahwa untuk menjadi penyelenggara Informasi Geospasial yang andal sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan, dan dukungan aktif segenap instansi pemerintah pusat dan daerah, masyarakat dan stakeholder.
84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Badan Informasi Geospasial 2014
85
Lampiran 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIG TAHUN ANGGARAN 2014 No Sasaran Strategis BIG 1 Meningkatnya penyelenggaraan IG yang telah bereferensi tunggal dan mengacu pada aturan/panduan penyelenggaraan IG
Indikator Kinerja Jumlah peraturan per-‐UU-‐an di bidang informasi geospasial nasional Jumlah peraturan per-‐UU-‐an di bidang informasi geospasial nasional dan dokumen landasan yuridis kegiatan Badan informasi geospasial
2 Tersedianya data dan IGD yang akurat, Jumlah titik sistem referensi geodesi JKHN dan JKVN yang dapat dipercaya dan dibangun dipertanggungjawabkan dalam Jumlah titik pemantauan geodinamika & deformasi yang referensi tunggal. dirawat dan dibangun
Target 1 dokumen
1 dokumen
195 titik 20 titik
Jumlah stasiun Indonesia CORS yang dirawat dan dibangun
125 titik
Jumlah stasiun jaringan pasut real time nasional yang dirawat dan dibangun
116 titik
Jumlah stasiun permanen gayaberat yang dirawat
1 stasiun
Jumlah pilar batas CBDRF RI-‐Malaysia, RI-‐PNG, RI-‐RDTL
120 pilar
Jumlah cakupan batas wilayah negara (Joint Mapping) koridor 15 Nomor Lembar Peta perbatasan darat RI-‐Malaysia,RI-‐PNG,RI-‐RDTL (NLP) Jumlah cakupan peta pulau terluar
10 NLP
Jumlah pilar Border Sign Post (BSP) RI-‐RDTL
70 pilar
Jumlah dokumen adjudikasi batas antar provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan/kelurahan
3 dok
Jumlah pilar batas antar kecamatan dalam kab/kota
80 pilar
Jumlah cakupan peta wilayah administrasi provinsi, kabupaten dan kota
98 NLP
Jumlah cakupan peta LPI
54 NLP
Jumlah cakupan peta LLN
4 NLP
Jumlah cakupan peta LPI & LLN yang dimutakhirkan
20 NLP
Jumlah cakupan peta rupabumi Indonesia skala besar
160 NLP
Jumlah cakupan peta rupabumi Indonesia skala kecil & menengah Jumlah cakupan peta rupabumi Indonesia seamless & kartografi Indikator Kinerja
No Sasaran Strategis BIG 3 Terintegrasinya IGT yang akurat dalam Jumlah dokumen atlas sumberdaya dan publik rangka pemenuhan kebutuhan nasional yang mengacu pada IGD, Jumlah cakupan peta tematik sumberdaya alam dan serta mudah dimanfaatkan secara lingkungan hidup matra darat (termasuk peta tematik dan cepat. integrasi tematik pada wilayah koridor MP3EI)
176 NLP 509 NLP Target 6 dok
301 NLP
rangka pemenuhan kebutuhan nasional yang mengacu pada IGD, serta mudah dimanfaatkan secara cepat. Jumlah cakupan peta tematik sumberdaya alam dan lingkungan hidup matra laut
102 NLP
Jumlah cakupan peta integrasi tematik kebencanaan & perubahan iklim
20 NLP
4 Terbangun dan berfungsinya Jumlah dokumen pembangunan geospatial cloud computing mekanisme distribusi, penggunaan services untuk penguatan data sharing di koridor MP3EI dan peningkatan aksesibilitas terhadap IG. Jumlah dokumen pengembangan geospatial data center
33 Prov, 6 K/L 1 dok
Jumlah dokumen pengelolaan IG secara terpadu pada simpul jaringan BIG Jumlah dokumen pembinaan pengelolaan IG pada simpul jaringan Jumlah dokumen pengelolaan IG strategis nasional pada Penghubung Simpul Jaringan
20 dok
Jumlah dokumen penyajian informasi geospasial
1 dok
Jumlah dokumen pengembangan portal informasi geospasial
1 dok
Jumlah dokumen kajian penyebarluasan dan pemanfaatan informasi geospasial
1 dok
Jumlah dokumen pembangunan aplikasi e-‐government BIG
1 dok
Jumlah dokumen pembangunan aplikasi pemanfaatan IG untuk mendukung penanganan isu-‐isu strategis nasional
3 dok
Jumlah Dokumen Pembangunan dan Pengembangan IDSN
1 dok
No Sasaran Strategis BIG Indikator Kinerja 5 Tersedianya kapasitas sumber daya Jumlah Dokumen Kajian Standar IG (NSPK) manusia yang memenuhi kompetensi, Jumlah dokumen Kajian dan Standar tata laksana dan meningkatnya hasil penelitian dan Penyelenggaraan IG pengembangan terhadap aplikasi Jumlah Dokumen Kajian dan Standar Produk IG teknologi guna mendukung BIG pada Jumlah dokumen Kajian dan Standar Industri IG Jumlah dokumen Kajian dan Standar SDM IG setiap pengambilan keputusan di Jumlah dokumen simpul jaringan baru bidang penyelenggaraan IG dan Jumlah Dokumen kelembagaan dan kajian IIG pembinaan pengguna IG. Jumlah dokumen simpul jaringan terbina Jumlah Dokumen Pembinaan Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) Jumlah dokumen kegiatan promosi, humas, dan publikasi di bidang informasi geospasial
1 dok
1 dok
Target 10 dok 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 30 dok 1 dok 300 dok 1 dok 4 dok
Jumlah tenaga terdidik melalui diklat teknis di bidang informasi geospasial
90 orang
Jumlah tenaga terdidik melalui diklat fungsional surveyor pemetaan
280 orang
Lampiran 2
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran Sasaran Strategis (1) Meningkatnya penyelenggaraan IG yang telah bereferensi tunggal dan mengacu pada aturan/panduan penyelenggaraan IG
Meningkatnya penggunaan Informasi Geospasial di lingkungan pemerintah dan masyarakat Terselenggaranya reformasi birokrasi di Badan Informasi Geospasial
Meningkatnya kapasitas SDM dan industri IG nasional
: BIG : 2014 Indikator Kinerja (2) Jumlah Dokumen Peraturan tentang sistem referensi tunggal Jumlah K/L penyelenggara IG yang mengacu pada IGD Jumlah pemda penyelenggara IG yang mengacu pada IGD Jumlah masyarakat penyelenggara IG yang mengacu pada IGD Jumlah K/L dan pemerintah daerah yang terhubung sebagai simpul jaringan IG Prosentase peningkatan masyarakat yang mengakses IG Prosentase hasil penilaian reformasi birokrasi
Program
Target (3) 3 Perka BIG, 19 Dokumen NSPK
Kinerja Realisasi (4) 3 Perka BIG, 19 Dokumen NPSK
% (5) 100
8 K/L
8 K/L
100
2 provinsi
2 provinsi
100
1 perusahaan
1 perusahaan
100
30 simpul
30 simpul
100
10%
20%
200
90%
45%
50
Jumlah dokumen pembinaan Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial
1 Dokumen
1 Dokumen
100
Jumlah dokumen review standar kompetensi kerja nasional/profesi bidang IG
1 Dokumen
1 Dokumen
100
293 Titik
303 Titik
100
Meningkatnya cakupan IGD yang Jumlah titik kontrol geodesi dan geodinamika akurat dan terkini/mutakhir sebagai referensi tunggal dalam penyelenggaraan IG
Anggaran (Rp.) Pagu Realisasi (8) (6) (7) Penyelenggaraan 6,065,233,000 5,496,603,235 Informasi Geospasial
Penyelenggaraan 8,570,077,000 4,294,838,678 Informasi Geospasial
% (9) 90.62
50.11
6,988,186,000 2,790,743,428 Dukungan 117,900,000 78,500,000 Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Informasi Geospasial
66.58
Penyelenggaraan 1,381,117,000 1,155,527,046 Informasi Geospasial
83.67
484,044,000 452,937,768
Penyelenggaraan Informasi Geospasial 200,381,567,000 191,075,003,413
95.36
Meningkatnya cakupan IGD yang Strategis akurat dSasaran an terkini/mutakhir (1)
Indikator Kinerja (2) Jumlah cakupan wilayah dan kedetilan informasi peta rupabumi sebagai acuan penyelenggaraan IG Jumlah cakupan wilayah dan kedetilan IG LLN dan LPI sebagai acuan penyelenggaraan IG
Tersedianya IGT terintegrasi yang akurat
Jumah Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.)
Jumlah cakupan IG tematik strategis dan dokumen kajian model dinamika spasial untuk mendukung perencanaan pembangunan : 238.360.344.000
Target (3)
Kinerja Realisasi (4)
% (5)
Penyelenggaraan Program Informasi Geospasial (6)
Pagu (7)
Anggaran (Rp.) Realisasi (8)
1.096 NLP
1.096 NLP
100
161,905,363,000 148,721,930,181
58 NLP
58 NLP
100
17,264,100,000 17,164,449,130
90 segmen/pilar batas wilayah administrasi
90 segmen/pilar batas wilayah administrasi
100
2,351,009,000 2,192,951,476
115 segmen/pilar batas wilayah negara
115 segmen/pilar batas wilayah negara
100
492 NLP, 492 NLP, 4 IG tematik 4 IG tematik terintegrasi dan 34 terintegrasi dan 34 Dokumen Dokumen
100
4.382.652.000
% (9)
4,134,577,626
Penyelenggaraan 21,844,450,000 19,407,920,897 Informasi Geospasial
88.85
238,360,344,000
: 221.508.393.269 238,360,344,000 221,508,393,269
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran
: BIG : 2014
Sasaran Strategis (1) Meningkatnya penyelenggaraan IG yang telah bereferensi tunggal dan mengacu pada aturan/panduan penyelenggaraan IG
Indikator Kinerja (2) Jumlah Dokumen Peraturan tentang sistem referensi tunggal Jumlah K/L penyelenggara IG yang mengacu pada IGD Jumlah pemda penyelenggara IG yang mengacu pada IGD
Jumlah masyarakat penyelenggara IG yang mengacu pada IGD Meningkatnya penggunaan Jumlah K/L dan pemerintah daerah yang terhubung Informasi Geospasial di lingkungan sebagai simpul jaringan IG pemerintah dan masyarakat Prosentase peningkatan masyarakat yang mengakses IG Terselenggaranya reformasi Prosentase hasil penilaian reformasi birokrasi birokrasi di Badan Informasi Geospasial
Target (3) 3 Perka BIG, 19 Dokumen NSPK
Program (4) Penyelenggaraan Informasi Geospasial
Anggaran (Rp.) (5) 4.363.360.000
Penyelenggaraan Informasi Geospasial
10.735.646.000
8 K/L 2 provinsi 1 perusahaan 30 simpul
7.375.646.000
10% 90%
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Informasi Geospasial
265.100.000
Sasaran Strategis Indikator Kinerja (1) (2) Meningkatnya kapasitas SDM dan Jumlah dokumen pembinaan Pusat Pengembangan industri IG nasional Infrastruktur Data Spasial Jumlah dokumen review standar kompetensi kerja nasional/profesi bidang IG Meningkatnya cakupan IGD yang akurat dan terkini/mutakhir
1 Dokumen
Program (4) Penyelenggaraan Informasi Geospasial
Anggaran (Rp.) (5) 4.578.800.000 3.750.000.000
1 Dokumen
Jumlah titik kontrol geodesi dan geodinamika sebagai referensi tunggal dalam penyelenggaraan IG
345 Titik
Jumlah cakupan wilayah dan kedetilan informasi peta rupabumi sebagai acuan penyelenggaraan IG
376 NLP
161.905.363.000
Jumlah cakupan wilayah dan kedetilan IG LLN dan LPI sebagai acuan penyelenggaraan IG
58 NLP
16.475.127.000
90 segmen/pilar batas wilayah administrasi
1.349.323.000
120 segmen/pilar batas wilayah negara
9.080.607.000
Tersedianya IGT terintegrasi yang Jumlah cakupan IG tematik strategis dan dokumen akurat kajian model dinamika spasial untuk mendukung perencanaan pembangunan Jumah Anggaran (Rp.)
Target (3)
: 269.636.126.000
492 NLP, 4 IG tematik terintegrasi dan 34 Dokumen
Penyelenggaraan Informasi Geospasial
Penyelenggaraan Informasi Geospasial
208.355.420.000
41.337.800.000
269.636.126.000