LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI TAHUN 2014
BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 KATA PENGANTAR Lembaga
Administrasi
Negara
melalui
SK
KEP-LAN
No.
239/IX/9/8/2003 tanggal 25 Maret 2003, telah menerbitkan Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan SK PERMENPAN dan RB No. 29/2010, tanggal 31 Desember 2010, tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan LAKIP, yang bertujuan untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya, maka telah disusun Sistem Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(SAKIP).
Salah
satu
wujud
pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tersebut adalah disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) sebagai salah satu unit kerja yang mandiri, wajib membuat dan menyampaikan LAKIP di bidang penelitian khususnya tanaman padi. LAKIP BB Padi 2014 disusun berdasarkan RENSTRA 2010-2014 BB Padi dan realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan yang memuat visi, misi, dan matrik kinerja tahunan, pencapaian kinerja kegiatan, serta pencapaian kinerja strategis. LAKIP BB Padi ini dititikberatkan pada hasil kegiatan penelitian tahun anggaran 2014. LAKIP BB Padi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengambil kebijakan khususnya dan para peneliti pada umumnya, terutama dalam menyusun matrik program penelitian dan penyusunan RPTP/ROPP dan RDHP/RODHP 2015/2016.
Sukamandi, 02 Februari 2015
Kepala Balai Besar,
Dr. Ali Jamil NIP. 19650830 199803 1 001
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
i
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
IKHTISAR EKSEKUTIF Kebutuhan beras sebagai bahan pangan dan bahan baku industri terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kebutuhan beras yang konsisten ( steady) karena peningkatan jumlah penduduk, terkendala oleh ketersediaan sumber daya alam, terutama sumber daya lahan dan air yang makin terbatas, dan ancaman terhadap kelestarian lingkungan (sebagai akibat pencemaran dari agro-input, dan emisi gas rumah kaca (methan) serta perubahan iklim) yang terjadi di semua negara penghasil beras. Oleh karena itu upaya peningkatan produksi beras nasional secara berkelanjutan melalui penggunaan teknologi yang ramah lingkungan (conservation agriculture, ecological intensification atau green
agriculture) sangat penting diupayakan untuk mengantisipasi munculnya gejolak sosial, ekonomi, dan politik yang tidak dikehendaki. Upaya peningkatkan produksi beras mutlak memerlukan sistem agroindustri padi yang terintegrasi secara vertikal, sehingga karakteristik mutu beras yang dihasilkan juga sesuai dengan preferensi konsumen. Upaya peningkatan produksi beras di Indonesia saat ini dan pada masa yang akan datang akan terkendala oleh: (a) terjadinya konversi lahan sawah menjadi lahan non-pertanian; (b) terbatasnya ketersediaan air pengairan; (c) terjadinya perubahan iklim akibat pemanasan global yang terwujud dalam bentuk kekeringan, kebanjiran, salinitas dan suhu udara yang lebih tinggi; (d) adanya kecenderungan peningkatan serangan hama dan penyakit tanaman; (e) semakin banyak infrastruktur pertanian yang rusak; (f) terbatasnya tenaga kerja pertanian muda di pedesaan; (g) kurangnya insentif ekonomi yang diperoleh pelaku usahatani padi karena sempitnya skala usaha; (h) meningkatnya harga sarana produksi, alat dan mesin pertanian, upah tenaga kerja; dan (i) masih terbatasnya akses petani terhadap kredit modal usaha dan untuk meningkatkan produksi padi di Indonesia pada kondisi seperti itu, dapat diperoleh melalui peningkatan produktivitas, peningkatan indeks pertanaman, dan optimalisasi pemanfaatan lahan sub optimal seperti lahan sawah tadah hujan, lahan kering, dan lahan rawa. Peluang tersebut dapat diraih jika tersedia inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi pada berbagai spesifikagroekosistem secara berkelanjutan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
ii
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...........................................................................
i
IKHTISAR EKSEKUTIF ......................................................................
ii
DAFTAR ISI .....................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
vi
I.
PENDAHULUAN ...................................................................
1
1.1. Tugas dan Fungsi ............................................................ 1.2. Struktur Organisasi dan Jumlah Pegawai ...........................
2 2
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .....................
5
2.1. Perencanaan Strategis ..................................................... 2.2. Perencanaan Kinerja ........................................................ 2.3. Penetapan Kinerja ............................................................
6 8 9
AKUNTABILITAS KINERJA .................................................
11
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja ............................................. 3.2. Analisis Capaian Kinerja ................................................... 3.3. Akuntabilitas Keuangan ....................................................
12 12 35
II.
III.
IV.
PENUTUP .............................................................................
37
4.1. Keberhasilan .................................................................... 4.2. Hambatan/Masalah .......................................................... 4.3. Pemecahan Masalah ........................................................
38 39 39
LAMPIRAN ....................................................................................
40
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Rencana Kerja BB Padi 2014 ............................................
9
Tabel 2.
Sasaran strategis BB Padi yang ditetapkan dalam PKT 2014 ...............................................................................
10
Capaian kinerja sasaran terciptanya varietas unggul baru tahun 2014 .....................................................................
13
Perbandingan capaian kinerja sasaran terciptanya varietas unggul baru tahun 2013 dan 2014 ....................................
13
Tabel 5.
Capaian kinerja kegiatan Produksi Benih Sumber tahun 2014 ...............................................................................
19
Tabel.6.
Rincian capaian kinerja kegiatan Produksi Benih Sumber tahun 2014 ......................................................................
19
Tabel 7.
Perbandingan atas kemajuan yang telah diperoleh dari tahun sebelumnya (2014) dapat dijelaskan sebagai berikut
19
Tabel 8.
Distribusi benih sumber yang disebarluaskan Per Provinsi di Indonesia Tahun 2014 .................................................
20
Capaian kinerja Sasaran 2: Terciptanya teknologi budi daya, panen, dan Pascapanen padi ..................................
22
Tabel 10. Perbandingan capaian kinerja teknologi budi daya, panen, dan Pascapanen padi Tahun 2013 dan 2014 .....................
22
Tabel 11. Capaian Pengelolaan sumber daya genetik padi untuk bahan perakitan VUB Tahun 2015 ....................................
31
Tabel 12. Perbandingan capaian kinerja Pengelolaan sumber daya genetik padi tahun 2013 dan 2014 ...................................
32
Tabel 13. Capaian kinerja kegiatan Pengembangan Informasi tahun 2014 (Daftar publikasi BB Padi tahun 2014) ......................
34
Tabel 14. Perkembangan Anggaran BB Padi 2010-2014 ....................
35
Tabel 3. Tabel 4.
Tabel 9.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Komposisi pegawai BB Padi berdasarkan pendidikan .......
3
Gambar 2.
Komposisi pegawai BB Padi berdasarkan jabatan ............
4
Gambar 3.
VUB Inpari 34 Salin Agritan ...........................................
14
Gambar 4.
VUB Inpari 35 Salin Agritan ...........................................
15
Gambar 5.
VUB Inpari Unsoed 79 Agritan .......................................
16
Gambar 6.
VUB Inpara 8 Agritan ....................................................
17
Gambar 7.
VUB Inpara 9 Agritan ....................................................
18
Gambar 8.
Alur Produksi Benih Sumber di lapangan ........................
20
Gambar 9.
Gejala penyakit hawar daun bakteri X. oryzae pv. Oryzae .
23
Gambar 10. Cara panen dengan sistem kelompok dapat mengurangi susut hasil panen ..........................................................
25
Gambar 11. Aplikasi amelioran dengan cara disebar merata ...............
26
Gambar 12. Gejala penyakit hawar daun bakteri ...............................
27
Gambar 13. Teknik persiapan lahan olah tanah ringan (OTR) dan tanpa olah tanah (TOT) ...........................................................
28
Gambar 14. Gejala serangan penyakit blas daun dan blas leher .........
30
Gambar 15. Ilustrasi sistem tanam mozaik varietas ...........................
30
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
v
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi .
40
Lampiran 2. Realisasi Keuangan Balai Besar Penelitian Tanaman padi .
41
Lampiran 3. Akuntabilitas keuangan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi berdasarkan indikator sasaran kegiatan Tahun 20102014 ............................................................................
42
Lampiran 4. Realisasi Pelaksanaan Anggaran DIPA BB Padi 2010-2014
43
Lampiran 5. Rencana Strategis Balai Besar Penelitian Tanaman Padi ....
44
Lampiran 6. Matriks Rencana setrategis kegiatan BB Padi tahun 2014
45
Lampiran 7. Rencana Kinerja Tahun 2014 .........................................
46
Lampiran 8. Penetapan Kinerja Tahun 2014 ......................................
48
Lampiran 9. Pegukuran capaian hasil kinerja BB Padi tahun 2014 .......
50
Lampiran 10. Perbandingan Capaian hasil kinerja BB Padi Tahun 2010-2014 ..................................................................
51
Lampiran 11. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan 31 Desember 2014 .........................................
52
Lampiran 12. Perkembangan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2010 – 2014 .................................
53
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
vi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
1.1.
Tugas dan Fungsi
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.12/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006, mempunyai tugas melaksanakan penelitian tanaman padi. Dalam melaksanakan tugasnya, BB Padi menyelenggarakan fungsi: (1) Penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penelitian tanaman padi; (2) Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, dan pemanfaatan plasma nutfah padi; (3) Pelaksanaan penelitian agronomi, fisiologi, dan organisme
pengganggu
tanaman
padi;
(4)
Pelaksanaan
penelitian
dan
pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis bidang tanaman padi; (5) Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman padi; dan (6) Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar. 1.2.
Struktur Organisasi dan Jumlah Pegawai
BB Padi merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang diberi tugas pokok melaksanakan penelitian
tanaman
padi.
Berdasarkan
SK
Menteri
Pertanian
No.
12/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006, secara struktural BB Padi dipimpin oleh seorang pejabat eselon II-B (Kepala Balai Besar) dan dibantu oleh tiga orang pejabat eselon III-B yaitu, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Program dan Evaluasi, dan Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian. Masing-masing eselon III-B dibantu oleh dua orang pejabat eselon IV (Lampiran 1). Di samping pejabat struktural tersebut, Kepala BB Padi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya didukung organisasi fungsional dan koordinasi, serta berbagai kepanitiaan ‘ad-hoc’ seperti Kelompok Peneliti (Kelti), Tim Evaluasi Kelayakan Teknologi (TEKT), Tim Pembinaan Sumber daya Manusia (TPSDM), Kebun Percobaan (KP), Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS), Manajemen Laboratorium, dan Pengelola Karya Ilmiah (PEKI). BB Padi memiliki 248 orang karyawan PNS. Berdasarkan latar belakang pendidikan akademis, komposisi tenaga terdiri dari 14 orang S3 (doktor), 23 orang S2, 62 orang S1, 11 orang SM/D3/D2, 100 orang SLTA, 8 orang SLTP, dan 30 orang SD. Berdasarkan jabatan fungsional, BB Padi memiliki 48 orang peneliti, 29 Teknisi Litkayasa, 2 orang Pustakawan, 1 Arsiparis, 1 Pranata Humas, dan 157 orang fungsional umum.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Komposisi pegawai BB Padi berdasarkan pendidikan SLTP-SD 15%
S3 6%
S2 9% S1 25%
SLTA 40%
Sm-D3 5%
Gambar 1. Komposisi pegawai BB Padi berdasarkan pendidikan Petugas fungsional umum 157 pegawai yang ditugasi khusus untuk pelaksanaan pekerjaan administrasi umum 25 orang, Komandan Regu Satuan Pengamanan 3, Anggota Satuan Pengamanan 11, Koordinator Kebun Percobaan 4, Laboran 4, Pekarya Kebun 41, Pekarya Taman 11, Pramu Bakti 1, Pembuat Daftar Gaji 1, Penata Usaha BMN 1, Petugas SIMAK BMN 1, Pengelola Basis Data Lahan Pertanian 1, Penghimpun dan Pengolah Data 2, Pengadministrasi Kepegawaian 2, Pengadministrasi Keuangan 13, Pengadministrasi Umum 25, Pengelola Lahan Praktek 16, Pengemudi 4, Penyusun Laporan 2, Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran 1, Petugas SIMAK BMN 1, Petugas Kandang 1, Petugas Perpustakaan 2, Pramu Gudang 1, PUMK 3, Teknisi Gedung 3, Teknisi Listrik, Air, Telepon 2. Dalam mendukung kegiatan penelitian dan manajemen balai, termasuk di dalamnya adalah pejabat struktural, staf, dan pekarya.
Petugas administrasi
tidak mempunyai penugasan dalam aktifitas riset. Jumlah petugas administrasi (22%) dan fungsional umum (23%) ini cukup besar dari jumlah seluruh pegawai, namun jumlah tersebut tidak lebih besar dari jumlah pegawai yang ditugasi dalam aktifitas riset, yaitu peneliti, calon peneliti, teknisi, dan teknisi litkayasa. Jumlah pegawai dalam aktifitas riset ini seluruhnya berjumlah 118 orang atau sekitar 49%. Komposisi pegawai BB Padi berdasarkan jabatan disajikan pada gambar di halaman berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Satpam 5%
Pengemudi 2%
Peneliti 19%
Fungsional Umum 23%
Teknisi Litkayasa 12%
Administrasi 22%
Teknisi 17%
Gambar 2. Komposisi pegawai BB Padi berdasarkan jabatan BB Padi mengelola sejumlah aset yang berupa 4 Kebun Percobaan (KP) yaitu KP Sukamandi, KP Muara, KP Pusakanagara, dan KP Kuningan dengan total luas mencapai 509,26 ha, 26 rumah kaca dan screen field, 4 unit gudang prosesing, dan 7 laboratorium yaitu Lab. Proksimat, Lab. Mutu Benih, Lab. Mutu Beras dan Gabah, Lab. Hara Tanah dan Tanaman, Lab. Biologi Hama Penyakit, Lab. Biologi Tanaman, dan Lab Flavor. Tiga laboratorium yang disebut pertama telah terakreditasi ISO 17025:2005. Selain itu BB Padi juga dilengkapi oleh sarana penunjang meliputi 1 unit perpustakaan, 4 unit gedung pertemuan, 17 unit mess penginapan, 6 unit lantai jemur, rumah dinas (4 kategori tipe rumah), masjid, poliklinik, sekolah, dan sarana olah raga. Selama ini KP lingkup BB Padi digunakan untuk kegiatan penelitian, visitor plot dan diseminasi hasil penelitian, produksi benih sumber dan pengelolaan plasma nutfah, serta kegiatan kerjasama dengan pihak ketiga (koperasi yaitu KOPKARLITAN). Nilai aset laboratorium mengalami
perubahan
akibat
renovasi
gedung
dan
penambahan
atau
modernisasi peralatan laboratorium. Upaya perbaikan/renovasi bangunan kantor, laboratorium, rumah kaca, rumah kawat, gudang, lantai jemur dan sarana prasarana lainnya terus dilaksanakan selama periode 4 tahun yang lalu guna meningkatkan kinerja dan umur pakai sarana prasarana.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
2.1. Perencanaan Strategis Visi Visi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian merupakan bagian integral dari visi pembangunan pertanian dan pedesaan Indonesia. Visi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah:
“Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”. Sejalan dengan visi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, maka visi BB Padi merupakan bagian integral dari visi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, yaitu:
“Sumber IPTEK tanaman padi terdepan, profesional, mandiri, dan mampu menghasilkan teknologi padi sesuai dengan kebutuhan pengguna”. Misi (1) Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tinggi, strategis, dan unggul tanaman padi untuk pembangunan nasional sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna. (2) Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi tanaman padi dan perberasan yang unggul, bernilai tambah, efisien, dan kompetitif. (3) Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional dalam rangka penguasaan IPTEK dan peningkatan peran penelitian tanaman padi dalam mendukung
penyediaan
pangan
yang
cukup
dan
berkualitas
dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan. (4) Memperbaiki Sumber daya penelitian guna memperbaiki kapasitas SDM agar semakin
profesional
didalam
melakukan
penelitian,
serta
meningkat
kemampuannya dalam menghasilkan dan mendiseminasi IPTEK dan inovasi teknologi tanaman padi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 (5) Mengoptimalkan
pemanfaatan
Sumber
daya
untuk
penelitian
dan
pengembangan, serta mendorong keterkaitan fungsional antar pemangku kepentingan dan pengguna teknologi. Tujuan Tujuan BB Padi tahun 2010-2014 ditetapkan sebagai berikut: (1) Mengembangkan dan memanfaatkan keragaman sumber daya genetik padi, untuk perakitan VUB guna peningkatan produktivitas, kandungan mineral serta vitamin padi sesuai preferensi konsumen serta adaptif terhadap cekaman faktor biotik dan abiotik dari dampak perubahan iklim. (2) Menghasilkan teknologi optimasi pemanfaatan sumber daya tanah (lahan dan air), tanaman dan pengendalian hama penyakit tanaman yang dapat meningkatkan hasil dan mengurangi emisi gas rumah kaca (methan) utamanya di lahan sub optimal dan antisipasi dampak iklim ekstrim. (3) Mempercepat distribusi benih sumber tanaman padi kepada pengguna untuk memfasilitasi penguatan sistem perbenihan berkelanjutan dan mendukung program strategis Kementerian Pertanian. (4) Mengembangkan jejaring dan kerja sama kemitraan dengan lembaga penelitian dalam dan luar negeri dan pemangku kepentingan lainnya. (5) Meningkatkan kualitas dan mengembangkan sumber daya penelitian. Sasaran Untuk dapat menjadi lembaga rujukan IPTEK dan sumber inovasi teknologi yang bermanfaat sesuai kebutuhan pengguna, sasaran BB Padi adalah: (1) Meningkatnya inovasi teknologi hasil penelitian (varietas unggul, benih sumber, dan teknologi pendukungnya), sistem diseminasi, promosi, dan rekomendasi; dan meningkatnya adopsi inovasi teknologi pertanian. Hal ini untuk mendukung sistem pembangunan pertanian industrial berkelanjutan serta memberikan kontribusi pada peningkatan keilmuan (scientific contribution). (2) Tersedianya VUB, benih sumber, dan pengolahan hasil samping dalam rangka peningkatan nilai tambah produk, pengembangan industri hilir untuk komoditas padi dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas untuk mendukung pencapaian swasembada berkelanjutan melalui partisipasi pemangku kepentingan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 (3) Tersedianya teknologi adaptasi perubahan iklim, dan teknologi pengolahan hasil primer berbasis Sumber daya lokal. (4) Meningkatnya jejaring kerjasama nasional dan internasional. (5) Berkembangnya kompetensi personil dan kelembagaan penelitian serta sistem koordinasinya secara horizontal dan vertikal melalui pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang terintegrasi di semua bidang. (6) Meningkatnya publikasi hasil penelitian di publikasi ilmiah nasional dan internasional. Kebijakan dan Program Kebijakan dan program yang mendasari Renstra 2010-2014 BB Padi adalah program Kementerian Pertanian pada kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Sasaran yang diarah selama periode 2010-2014 adalah penyediaan benih sumber varietas unggul baru dan peningkatan inovasi teknologi tanaman padi mendukung pencapaian swasembada padi berkelanjutan. Sedangkan indikator kinerja yang setiap tahunnya harus dicapai adalah : 1) Jumlah aksesi Sumber daya genetik (SDG) padi, terkoleksi, teridentifikasi dan terkonservasi untuk perbaikan sifat varietas, 2) Jumlah varietas unggul baru padi, 3) Jumlah teknologi budi daya dan pascapanen primer komoditas padi, dan 4) Jumlah produksi benih sumber (BS, FS) padi dengan SMM ISO 9001-2008, seperti pada Lampiran 5. 2.2. Perencanaan Kinerja Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel,
dan
berorientasi
kepada
hasil,
setelah
mendapatkan
input
pembiayaan melalui DIPA 2014, selanjutnya RKT 2014 ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) tahun 2014, yang merupakan ikhtisar rencana kerja yang akan dicapai pada tahun 2014. RKT 2014 berisi: 1) sasaran strategis yang akan ditempuh; 2) Indikator kinerja sebagai alat ukur pencapaian sasaran tersebut; dan 3) Target hasil terukur yang akan dicapai. Dokumen RKT BB Padi 2014 disajikan pada Lampiran 7.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 Tabel 1. Rencana Kerja BB Padi Tahun 2014 No
Sasaran Strategis
1.
Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi mendukung penciptaan swasembada dan swasembada berkelanjutan.
2.
Terciptanya inovasi teknologi produksi padi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
Indikator Kinerja
Target
a.
Jumlah varietas unggul baru padi
5 Varietas
b.
Jumlah benih sumber padi dengan SMM ISO 9001-2008
100 Ton
Jumlah teknologi budi daya dan panen dan pascapanen primer padi
6 Teknologi
2.3. Penetapan Kinerja Penetapan perjanjian kinerja tahunan ini adalah perjanjian kerja yang merupakan tolok ukur keberhasilan kinerja BB Padi pada tahun 2014 dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas. Pada PKT 2014 telah ditetapkan 2 (dua) sasaran yang ditempuh untuk mencapai tujuan,yaitu (1) Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi mendukung penciptaan swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) Terciptanya inovasi teknologi produksi padi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, Masing-masing indikator untuk sasaran 1 (satu) yang telah ditetapkan tersebut adalah: (a) Jumlah varietas unggul baru padi, (b) Jumlah benih sumber padi dengan SMM ISO 9001-2008, dan sasaran 2 (dua) Jumlah teknologi budi daya dan panen dan pascapanen primer padi, seperti diuraikan pada Tabel 2. Untuk mencapai kedua sasaran tersebut telah dialokasikan anggaran sebesar Rp. 44,394.654.000,- untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti diuraikan pada Lampiran 6. Sebagai penjelasan bahwa antara Renstra 2010-2014 dengan PKT 2014 terdapat perbedaan jumlah benih sumber, yaitu pada Renstra 2010-2014 tertera sebesar 35 Ton (BS=15, FS=20) sedangkan pada PKT sebesar 100 Ton (BS=15, FS=20, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 dan SS=65 Ton). Perbedaan jumlah sebesar 65 Ton tersebut adalah tambahan untuk kelas benih sumber SS, yang merupakan kebijakan Kementan dalam upaya pemenuhan kebutuhan benih padi untuk kegiatan Demplot LL dan SLPTT di 33 Provinsi. Tabel 2. Sasaran strategis BB Padi yang ditetapkan dalam PKT 2014 No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
1.
Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi mendukung penciptaan swasembada dan swasembada berkelanjutan.
a.
Jumlah varietas unggul baru padi
5 Varietas
b.
Jumlah benih sumber padi dengan SMM ISO 9001-2008
100 Ton
Terciptanya inovasi teknologi produksi padi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
Jumlah teknologi budi daya dan panen dan pascapanen primer padi
2.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
6 Teknologi
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
11
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 3.1.
Pengukuran Capaian Kinerja
Dalam tahun anggaran 2014 BB Padi telah menetapkan 2 (dua) sasaran kegiatan. Kedua sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan sejumlah indikator kinerja.
Pengukuran
tingkat
capaian
kinerja
dilakukan
dengan
cara
membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran tersebut disajikan pada lampiran 9. Dilihat dari lampiran 9, capaian kinerja BB Padi tahun 2014, secara umum sasaran yang ditargetkan menunjukkan hasil telah mencapai keberhasilan sebagaimana yang telah ditetapkan pada PKT 2014, bahkan telah melampaui. 3.2.
Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi terhadap capaian kinerja tahun 2014 BB Padi dilakukan terhadap 2 sasaran yang telah ditetapkan. Sebagai indikator kinerja utama (IKU) tahun 2014, adalah: (1) Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka
peningkatan
produksi
mendukung
penciptaan
swasembada
dan
swasembada berkelanjutan, (2) Terciptanya inovasi teknologi produksi padi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. Analisis secara rinci adalah sebagai berikut: Sasaran 1 Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi mendukung penciptaan swasembada dan swasembada berkelanjutan Terdapat 2 target pencapaian sasaran yang telah ditetapkan pada PKT 2014 yaitu: (1) terciptanya 5 varietas unggul baru padi (VUB), dan (2) tersedianya 100 ton produksi benih sumber (BS, FS, SS dan F1 hibrida) padi dengan SMM ISO 9001200 (ton). (1) Target terciptanya 5 varietas unggul baru padi (VUB) Untuk mencapai target 5 VUB Padi telah dilaksanakan 4 kegiatan setingkat RPTP dengan dukungan peneliti sejumlah 56 orang dan serapan anggaran sebesar Rp. 5.530.233.450,- atau 99,77% dari pagu anggaran Rp. 5.543.000.000,-. Pada Tabel 3 disampaikan realisasi pencapaian target, yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 tercapainya 5 (lima) VUB, dan telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam PKT (100%). Tabel 3. Capaian kinerja sasaran terciptanya varietas unggul baru tahun 2014 Indikator Kinerja Jumlah varietas unggul baru padi
Target
Realisasi
%
5 varietas
5 varietas
100
Varietas yang dilepas tahun 2014 telah mencapai target 100% yang ditetapkan, seperti disajikan pada tabel 4. Hal ini karena adanya kegiatan konsorsium yang telah dilaksanakan dengan mengoptimalkan sumber daya penelitian dan kegiatan pendukung untuk menciptakan Varietas baru. Tabel 4.
Perbandingan capaian kinerja sasaran terciptanya varietas unggul baru tahun 2013 dan 2014
Indikator Kinerja Jumlah varietas unggul baru padi
2013
2014
Target
Realisasi
Target
Realisasi
7
7
5
5
Selama tahun 2014 telah dilepas sebanyak 5 VUB padi yang sesuai untuk, lahan salin dan lahan rawa. Varietas unggul baru yang dihasilkan oleh BB Padi pada 2014 adalah 3 (tiga) VUB padi salin dan 2 (dua) VUB padi rawa, kriteria VUB sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 1. Inpari 34 Salin Agritan: BR41 x IR61920-3B-22-2. Umur tanaman ± 114 hari setelah sebar. Toleran pada fase bibit pada cekman 12 dSm -1. Ketahanan terhadap hama dan penyakit: agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, agak rentan terhadap WBC biotipe 2 dan 3. Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, rentan terhadap strain IV dan agak rentan terhadap strain VIII, tahan terhadap penyakit blas ras 033 dan 173 agak tahan terhadap blas ras 073, rentan terhadap ras 133, serta rentan terhadap virus tungro dari Subang. Potensi hasil 8,09 ton GKG per hektar dan tekstur nasi cukup pulen.
Gambar 3. VUB Inpari 34 Salin Agritan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 2. Inpari 35 Salin Agritan: Asal persilangan IR10206-29-21 x SUAKOKO (SEL). Umur tanaman 106±-13 hari setelah sebar. Sifat khusus Toleran pada fase bibit pada cekman 12 dSm-1 dan sesuai untuk lahan sawah. Ketahanan terhadap hama dan penyakit: Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, agak rentan terhadap WBC biotipe 2 dan 3. Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, rentan terhadap strain IV dan agak rentan terhadap strain VIII, tahan terhadap penyakit blas ras 033, rentan terhadap blas ras 073, 133 dan 173, serta rentan terhadap virus tungro dari Subang. Potensi hasil 8,32 ton GKG per hektar dan tekstur nasi agak pera.
Gambar 4. VUB Inpari 35 Salin Agritan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 3. Inpari Unsoed79 Agritan: Asal persilangan Cisadane x Atomita-2, Umur tanaman 109±-13 hari setelah sebar. Sifat khusus Toleran pada fase bibit pada cekman 12 dSm-1 dan sesuai untuk lahan sawah. Ketahanan terhadap hama dan penyakit: Agak rentan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2 dan rentan terhadap WBC biotipe 3. Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, dan agak rentan terhadap strain IV dan VIII, tahan terhadap penyakit blas ras 033, rentan terhadap blas ras 073, 133 dan 173, serta rentan terhadap virus tungro dari Subang. Potensi hasil 8,15 ton GKG per hektar dan tekstur nasi cukup pulen.
Gambar 5. VUB Inpari Unsoed79 Agritan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
16
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 4. Inpara 8 Agritan: Asal persilangan B10597F-KN-18 / B10600F-KN-7, umur tanaman ± 115 hari, Sifat khusus Toleran keracunan Fe. Ketahanan terhadap hama dan penyakit: Agak rentan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2, rentan terhadap WBC biotipe 3. Tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe IV dan VIII. Agak tahan terhadap blas ras 133. Anjuran tanam; Lahan rawa pasang surut dan lebak dangkal serta tengahan. Potensi hasil 6,02 ton GKG per hektar dan tekstur nasi pera.
Gambar 6. VUB Inpara 8 Agritan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
17
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 5. Inpara 9 Agritan: Asal persilangan Mesir/IR60080-23, umur tanaman ±114 hari. Sifat khusus Toleran keracunan Fe. Ketahanan terhadap hama dan penyakit: agak rentan terhadap WBC biotipe 1, 2 dan 3. Tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III. Tahan terhadap virus tungro inokulum Garut dan Purwakarta. Anjuran tanam; Lahan rawa pasang surut dan lebak dangkal serta tengahan. Potensi hasil 5,63 ton GKG per hektar dan tekstur nasi pera.
Gambar 7. VUB Inpara 9 Agritan
Outcome. Varietas yang telah dilepas benih sumber kelas BS dan FS telah di produksi oleh UPBS BB Padi dan siap untuk pengujian denfarm atau display di kegiatan diseminasi BB Padi bekerjasama dengan BPTP di 26 provinsi. (2) Target tersedianya 100 ton produksi benih sumber Untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam PKT 2014 Total dana yang terealisasi untuk kegiatan produksi benih sumber sebesar Rp. 1.921.428.572,atau 99,69% dari pagu Rp. 1.927.350.000,-. telah dilaksanakan 3 kegiatan setingkat RPTP dengan dukungan peneliti yang terlibat sebanyak 15 orang. Hasil capaian kinerja dari kegiatan ini telah menghasilkan benih padi BS/FS/SS sebanyak 104,9 ton (Tabel 5.)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Tabel 5. Capaian kinerja kegiatan Produksi Benih Sumber tahun 2014 Target (ton)
Realisasi (ton)
%
100 (BS, FS, SS dan F1)
104,90
104,9
Indikator Kinerja Jumlah benih sumber padi dengan SMM ISO 9001-2008
Tabel 6. Rincian capaian kinerja kegiatan Produksi Benih Sumber tahun 2014 Tahun
2014
Klas Benih
Target (ton)
Realisasi (ton)
BS
15
41,89
FS
20
22,91
SS
65
40,10
100
104,90
Jumlah
Tabel 7.
Perbandingan atas kemajuan yang telah diperoleh dari tahun sebelumnya (2014) dapat dijelaskan sebagai berikut
Indikator Kinerja Jumlah benih sumber padi dengan SMM ISO 9001-2008
Kelas Benih
2013
2014
Target (ton)
Realisasi (ton)
Target (ton)
Realisasi (ton)
BS
18
18,74
15
41,89
FS
30
24,43
20
22,91
SS
52
58,85
65
40,10
Outcome. Benih varietas unggul baru selanjutnya diperbanyak oleh UPBS BB Padi untuk berbagai keperluan, kegiatan, antara lain (1) Bahan penyebarluasan melalui display dan demplot di lokasi SL-PTT, serta kegiatan diseminasi lainnya, (2) Memenuhi permintaan para penangkar dan produsen benih lokal dan swasta untuk diperbanyak menjadi benih sebar (ES) (Extension seeds), dan (3) Sebagian digunakan untuk kegiatan penelitian tahun berikutnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Gambar 8. Alur produksi benih sumber dilapangan
Tabel 8.
No
Distribusi benih sumber yang disebarluaskan Per Provinsi di Indonesia Tahun 2014
Provinsi
Distribusi (kg) BS
FS
Total (Kg)
1
NAD
325
500
2
Sumatera Utara
747
710
825
3
Sumatera Barat
137
80
217
4
Riau
20
440
460
5
Sumatera Selatan
135
115
250
6
Bangka Belitung
0
0
0
7
Lampung
843
655
8
Kepulauan Riau
40
0
40
1.457
1.498
9
Bengkulu
180
0
180
10
Jambi
225
153
378
11
Banten
95
340
435
12
DKI Jakarta
0
175
175
13
Jawa Barat
3.395
14
Jawa Tengah
15
DI Jogjakarta
16
Jawa Timur
17
Bali
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2.031 751 2.535 102
5.582
8.977
2.831
4.862
325 5.193 75
1.076 7.728 177
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 No
Provinsi
18
Distribusi (kg)
Total (Kg)
BS
FS
NTB
308
955
19
NTT
65
30
95
20
Maluku
180
0
180
21
Maluku Utara
210
5
215
22
Papua
81
0
81
23
Papua Barat
10
100
110
24
Kalimantan Selatan
171
0
171
25
Kalimantan Barat
190
230
420
26
Kalimantan Tengah
121
30
151
27
Kalimantan Timur
135
120
255
28
Sulawesi Selatan
389
263
652
29
Sulawesi Barat
95
0
95
30
Sulawesi Tengah
176
90
266
31
Sulawesi Utara
170
55
225
32
Sulawesi Tenggara
8
0
8
33
Gorontalo
65
0
65
Jumlah
13.935
19.052
1.263
32.987
Sasaran 2 Terciptanya inovasi teknologi produksi padi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan Sasaran tersebut, dicapai dengan dilaksanakannya (3) tiga RPTP, dengan dukungan 112 orang dan telah berhasil dirakit 6 teknologi budi daya, pengendalian penyakit, dan Pascapanen padi. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2014 telah tercapai seluruhnya dengan rata-rata fisik mencapai 100 % (Tabel 9). Serapan anggaran untuk mencapai sasaran ini sebesar Rp. 2.480.502.400,- atau 95,37% dari pagu anggaran Rp. 2.601.000.000,-.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 Tabel 9.
Capaian kinerja Sasaran 2: Terciptanya teknologi budi daya, panen, dan Pascapanen padi
Indikator Kinerja Jumlah teknologi budi daya, panen dan pascapanen primer padi
Target
Realisasi
%
6 teknologi
6 teknologi
100
Sebagai perbandingan teknologi yang dihasilkan tahun 2014 sebanyak 6 paket teknologi lebih tinggi daripada tahun 2013 (4 paket). Hal ini karena banyak kegiatan yang bersifat mendukung terhadap keluaran teknologi dan waktu penelitiannya yang memerlukan waktu pengujian dan pemantapan teknologi. Tabel 10. Perbandingan capaian kinerja teknologi budi daya, panen, dan Pascapanen padi Tahun 2013 dan 2014 2013
Indikator Kinerja Jumlah teknologi budi daya, panen dan pascapanen primer padi
2014
Target
Realisasi
Target
Realisasi
4
4
6
6
Enam teknologi yang dihasilkan adalah tiga teknologi pengendalian penyakit padi yaitu: (1) Pengendalian penyakit HDB berdasarkan kesesuaian patotipe di setiap agroekosistem, (2) Penanganan susut hasil panen padi, (3) Pemberian amelioran berdasarkan Al-dd pada padi rawa, (4) Penentuan patotipe HDB di lahan rawa dengan varietas diferensial, (5) Sistem olah tanah konservasi untuk padi gogo di lahan dataran rendah dan (6) Teknologi Budi Daya Padi Gogo Sistem Tanam Mozaik Varietas. Uraian dari masing-masing capaian hasil adalah sebagai berikut: 1.
Pengendalian penyakit HDB berdasarkan kesesuaian patotipe di setiap agroekosistem Hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit padi utama yang tersebar di berbagai ekosistem padi di Indonesia. Penyakit ini disebabkan
oleh
bakteri
Xanthomonas
oryzae
pv.
oryzae
(Xoo).
Patogennya dapat menginfeksi tanaman padi mulai dari pesemaian sampai menjelang panen melalui luka daun berupa stomata dan merusak klorofil daun. Akibatnya kemampuan tanaman melakukan fotosintesis menurun. Bila serangan terjadi di awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu dan mati. Pada tanaman dewasa penyakit HDB menimbulkan gejala hawar Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
22
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 (blight). Baik gejala kresek maupun hawar, dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan, dan selanjutnya daun menjadi kering. Bila serangan terjadi saat berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna, gabah tidak terisi penuh bahkan hampa, kehilangan hasil mencapai 50-70%.
Gambar 9. Gejala penyakit hawar daun bakteri X. oryzae pv. Oryzae
Pengendalian penyakit HDB paling efektif dengan menanam varietas tahan. Namun, hal ini terhambat oleh adanya kemampuan bakteri patogen membentuk patotipe (strain) baru yang lebih virulen, menyebabkan ketahanan suatu varietas tidak bertahan lama. Adanya kemampuan pathogen bakteri Xoo membentuk patotipe baru ini menyebabkan pergeseran dominasi patotipe pathogen terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan suatu varietas tahan di suatu saat tetapi rentan di saat yang lain, dan tahan di suatu wilayah tetapi rentan di wilayah lain. Oleh karena itu, pemantauan dominasi dan komposisi patotipe bakteri Xoo di suatu ekosistem padi (spatial dan temporal) sangat diperlukan sebagai dasar penentuan penanaman varietas tahan di suatu wilayah. Peta penyebaran
patotipe
dapat
digunakan
sebagai
dasar
penentuan
penanaman suatu varietas di suatu wilayah. Pada daerah yang dominan HDB patotipe III disarankan menanam varietas tahan terhadap patotipe III, daerah dominan patotipe IV disarankan menanam varietas tahan patotipe IV dan dominan patotipe VIII disarankan menanam varietas tahan patotipe VIII.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 2.
Penanganan susut hasil panen padi Panen merupakan kegiatan akhir dari suatu proses produksi padi di lapang. Selama waktu panen, susut hasil dapat terjadi karena ada padi yang rontok di lahan. Oleh karena itu, pemanenan harus dilakukan sesuai umur panen. Ketidaktepatan saat panen mengakibatkan kehilangan hasil tinggi dan mutu gabah/beras rendah. Perontokan merupakan tahap pascapanen setelah pemotongan, penumpukan, dan pengumpulan padi. Pada tahap ini, kehilangan hasil dapat mencapai lebih dari 5%. Cara perontokan padi dapat menggunakan pedal thresher dan power thresher. Seringkali terjadi keterlambatan panen dan penundaan perontokan karena kurangnya mesin perontok. Kehilangan hasil di beberapa lokasi dapat mencapai 18,75% (lebih dari 10% tidak terontok atau tercecer saat perontokan). Untuk mengurangi susut hasil panen padi, maka perlu dilakukan perbaikan cara panen dan perontokan.
Pemanenan dengan
sistem kelompok dilengkapi mesin perontok mampu menurunkan susut hasil secara nyata. Pemanenan padi sistem kelompok adalah pemanenan padi dengan jumlah tenaga pemanen terbatas, kerja secara beregu dipimpin ketua kelompok dan perontokannya menggunakan mesin perontok.
Jumlah
tenaga
yang
efisien
20-30
orang
per
hektar.
Pelaksanaan pemanenan dan perontokan sistem kelompok dilakukan dengan tahapan berikut: 1) Penetapan umur panen optimal, yaitu apabila bulir padi lebih dari 90% menguning, 2) Inventarisasi luas panen, jumlah kelompok panen dan mesin perontok, 3) Kelompok jasa pemanen dan UPJA menyiapkan karung dan terpal, 4) Pelaksanaan kerja panen di lapang, ketua membagi tugas menjadi 3 kelompok, yaitu: (a) pemotongan padi, (b) pengumpulan potongan padi, dan (c) perontokan dan pengemasan gabah, 5) Setelah semua siap, panen padi dapat dimulai. Jumlah tenaga pemanen 20-30 orang/ha dengan satu unit power thresher kapasitas 1,0–1,2 ton/jam, dan 6) Setelah tumpukan padi cukup, proses perontokan dapat segera dimulai.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Gambar 10. Cara panen dengan sistem kelompok dapat mengurangi susut hasil panen
Keuntungan cara panen sistem kelompok bahwa tingkat susut hasil dari panen sampai perontokan oleh kelompok jasa pemanen (20-30 orang) 3,19-4,9%. Sedangkan susut hasil sistem keroyokan dengan digebot 7,6111,31%. Pemanenan sistem kelompok menggunakan mesin perontok dapat menyelamatkan susut hasil sampai 8%. Bila susut hasil saat panen dan perontokan dapat diturunkan 3% dengan asumsi produksi gabah di Indonesia 70 juta ton GKG, maka hasil panen yang dapat diselamatkan kurang lebih 2,1 juta ton GKG. Apabila harga gabah (GKG) Rp. 5.000/kg, maka dari kegiatan panen dan perontokan dapat diselamatkan Rp. 10,5 milyar. Selain itu, dengan berkurangnya susut hasil sebesar 2,1 juta ton GKG yang setara dengan 1,2 juta ton beras akan menunjang upaya pelestarian swasembada beras. 3.
Pemberian amelioran berdasarkan Al-dd pada padi rawa Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Sumber daya Terpadu (PTT) bukan merupakan
paket
teknologi,
tetapi
merupakan
pendekatan
dalam
peningkatan produksi melalui pengelolaan tanaman, tanah, air, hara, dan organisme
pengganggu
tanaman
(OPT)
secara
menyeluruh
dan
berkelanjutan. Dengan pengelolaaan dan penerapan teknologi yang tepat, lahan rawa dengan tingkat kesuburan rendah dapat dijadikan sebagai lahan pertanian produktif. Tingkat produktivitas tanah lahan rawa umumnya rendah, karena tingginya kemasaman tanah (pH rendah), serta kelarutan Fe, Al, Mn, dan rendahnya ketersediaan unsur hara terutama P
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 dan K, serta kejenuhan basa yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Takaran amelioran selain bergantung pada kondisi lahan terutama pH tanah dan kandungan Al, Fe, SO4, dan H+, juga jenis tanaman yang akan ditanam. Cara aplikasi amelioran disebar di permukaan tanah kemudian diaduk merata dengan tanah sampai lapisan olah 0 - 20 cm dan diinkubasi 1 minggu sebelum tanam.
Gambar 11. Aplikasi amelioran dengan cara disebar merata
Aplikasi bahan amelioran atau pembenah tanah tersebut dapat berupa kapur (Kalsit dan dolomit) maupun bahan organik (abu sekam, serbuk kayu gergaji, pupuk kandang, kompos jerami, dan kompos limbah pertanian lainnya). Pemberian amelioran berupa kapur dalam bentuk kalsit dan dolomit sebanyak (1-2 ton/ha) setara menurunkan kejenuhan Al 20– 60% dan meningkatkan ketersediaan Ca dan Mg.
Hasil penelitian
amelioran pada perbaikan komponen teknologi pemupukan padi rawa di Sumatera Selatan menunjukkan bahwa penyiapan lahan dilakukan dengan olah tanah sempurna (OTS) + 2 t/ha amelioran + pupuk sesuai (hasil analisis tanah/PUTR) meningkatkan hasil gabah tertinggi 5,10 t/ha GKG dan tanpa amelioran 4,05 t/ha. Pemberian bahan amelioran dan pemupukan N, P, dan K yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan tanaman dapat meningkatkan hasil padi rawa.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
4.
Penentuan diferensial
patotipe
HDB
di
lahan
rawa
dengan
varietas
Pengujian reaksi keparahan varietas diferensial di daerah sentra produksi padi lahan rawa pasang surut yang endemis penyakit hawar daun bakteri (HDB). Lima (5) varietas diferensial yaitu Kinmaze, Kogyoku, Tetep, Waseaikoku, dan Java 14, ditanam di antara pertanaman padi milik petani. Hasil pengujian varietas Kinmaze menunjukkan reaksi perkembangan HDB dengan kategori parah. Kogyoku dan Tetep juga menujukkan reaksi yang tergolong rentan terhadap perkembangan Xoo hasil isolasi dari lahan pasang surut. Wase Aikoku adalah varietas diferensial yang mengandung 2 gen tahan, sedangkan Java 14 mengandung 3 gen tahan, kedua varietas diferensial ini menunjukkan respon keparahan penyakit HDB yang bervariasi. Varietas Wase Aikoku menunjukkan reaksi tahan sebesar 66,6% dan rentan sebesar 33,3%, sedangkan Java 14 menunjukkan reaksi tahan sebesar 83,3% dan reaksi rentan sebesar 16,6%. Hasil pengujian di rumah kaca mendapatkan data bahwa patogen HDB tergolong pada Xoo patotipe III, IV, dan VIII. Komposisi atau dominasi
Xoo patotipe III sebesar 66,6%, patotipe IV sebesar 16,6%, dan patotipe VIII sebesar 16,6%.
Gambar 12. Gejala penyakit hawar daun bakteri
Berdasarkan pengujian lapang dan rumah kaca, HDB di lahan rawa pasang surut Sumatera Selatan didominasi oleh Xoo patotipe III (>60%), sedangkan patotipe IV dan VIII masing-masing sebesar (±20%).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 Informasi yang diperoleh dari pengujian ini diharapkan berguna sebagai dasar untuk menyusun strategi pewilayahan varietas dan rekomendasi penanaman varietas tahan HDB di rawa pasang surut Sumatera Selatan yang didasarkan pada keberadaan patotipe Xoo. 5.
Sistem olah tanah konservasi untuk padi gogo di lahan dataran rendah Konservasi lahan datar akan dilihat dari pengaruh cara olah tanah, cara tanam, dan pengendalian gulma. Perbaikan cara tanam yang optimum dapat meningkatkan populasi tanaman dan hasil padi gogo. Persiapan lahan dilakukan dengan olah tanah ringan (OTR) yaitu tanah diolah hanya pada barisan tanaman yang akan ditanami padi gogo saja dan tanpa olah tanah (TOT) yaitu tanah dibersihkan dari rerumputan kemudian ditugal untuk ditanami. Pada olah tanah ringan, pencangkulan setelah lahan dibersihkan dari rumput dan semak. Setelah bersih dilakukan pencangkulan hanya pada barisan tanam yang akan ditanami padi gogo. Bongkahan tanah kemudian diratakan sampai siap tanam untuk mempermudah membentuk lubang tanam untuk pertumbuhan perakaran padi gogo. Persiapan lahan tanpa olah tanah, sebelumnya lahan dibersihkan dari rumput dan semaksemak yang menutupi dengan parang atau herbisida. Lahan yang sudah bersih dan cukup gembur serta lembab karena air hujan selanjutnya dapat langsung dilakukan penugalan dengan alat kayu berdiameter sekitar 6-8 cm yang salah satu ujungnya diruncingkan untuk membentuk lubang tanam.
Gambar 13. Teknik persiapan lahan olah tanah ringan (OTR) dan tanpa olah tanah (TOT)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
6.
Teknologi Budi Daya Padi Gogo Sistem Tanam Mozaik Varietas Teknologi pengendalian penyakit blas dengan proteksi silang diharapkan mampu menekan tingkat keparahan penyakit blas pada padi gogo yang memiliki ketahanan sedang-rendah terhadap penyakit blas. Penyakit utama padi gogo adalah penyakit blas yang disebabkan oleh jamur
Pyrycularia grisea. Penyakit tersebut bila menyerang saat pertumbuhan vegetatif disebut penyakit blas daun dan pada saat generatif disebut blas leher/neck
blast. Kerugian yang disebabkan penyakit blas dapat
menyebabkan tanaman puso dan akan merugikan bila serangannya telah memasuki fase generatif atau blas leher. Untuk mengurangi kerugian perlu strategi pengendalian yang terencana. Untuk mengurangi gangguan penyakit blas perlu dipilih varietas yang tahan dan sistem tanam multi varietas atau mozaik varietas agar penyebaran penyakit dalam waktu singkat. Sistem tanam multi varietas atau mozaik varietas merupakan cara menanam padi gogo di lahan kering dengan menggunakan 3-4 varietas yang ditanam sekaligus secara berselang-seling menurut varietas. Dengan cara ini, akan terbentuk kelompok barisan tanam sesuai varietas dalam lorong-lorong memanjang. Tujuan dari pengaturan cara tanam ini untuk menyelamatkan produksi padi gogo terhadap serangan blas yang sering menyerang padi gogo. Selain itu dengan cara mozaik varietas, maka ras blas yang dominan menyerang salah satu varietas tidak akan menyerang varietas yang lain. Dengan kata lain masih ada hasil padi gogo yang terselamatkan dari varietas padi gogo yang tidak terserang penyakit blas. Namun bila padi gogo yang ditanam hanya satu varietas saja, sehingga akan sulit menyelamatkan hasil padi gogo yang sedang diusahakan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Gambar 14. Gejala serangan penyakit blas daun dan blas leher
Hasil penelitian memperlihatkan persentase tingkat serangan penyakit blas daun pada fase vegetatif (30 HSTb) dan blas leher pada fase generatif (60 HSTb) dan menjelang panen (90 HSTb) yang ditanam secara mozaik lebih rendah bila dibandingkan dengan yang ditanam secara tunggal atau mono varietas pada setiap periode atau fase pertumbuhan padi gogo. Inpago 5
Situ Bagendit
Limboto
Situ Bagendit
Inpago 8
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
√ √ √ √ √√
Gambar 15. Ilustrasi sistem tanam mozaik varietas
Ini menunjukkan dengan pengaturan varietas pada setiap kelompok atau lorong justru dapat menekan perkembangan penyakit blas dibandingkan dengan cara tunggal atau mono varietas. Hasil padi gogo yang ditanam dengan sistem mozaik varietas lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang ditanam secara tunggal atau mono varietas. Hasil gabah pada sistem
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 tanam mozaik varietas ini terutama karena turunnya persentase serangan penyakit blas daun dan blas leher.
Outcome. Upaya peningkatan produksi padi sangat bergantung pada ketersediaan teknologi dan adopsi teknologi oleh petani di lapang. Teknologi yang telah dihasilkan BB Padi akan diterapkan melalui display/demplot dalam SL-PTT tahun 2015 di seluruh BPTP sebagai komponen teknologi PTT yang spesifik lokasi. Selain kedua sasaran yang telah ditetapkan dalam PKT, ditetapkan pula kegiatan sebagai pendukung sasaran yaitu: 1.
Tersedianya informasi sumber daya genetik Untuk mendukung mencapai sasaran tersebut diatas, telah dilaksanakan satu kegiatan penelitian tingkat peneliti (RPTP) berjudul Peningkatan Sumber daya Genetik (500 Aksesi), Karakterisasi, Rejuvinasi, Dan Skrining Cekaman Biotik Dan Abiotik Koleksi Plasma Nutfah Padi Untuk Perbaikan Sifat Varietas Padi Total dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini Rp. 774.876.180,- atau 99,82% dari pagu Rp. 776,274,0000,- dengan jumlah peneliti yang terlibat sebanyak 28 orang. Realisasi dari capaian kinerja sasaran pendukung ini mencapai 510 aksesi atau 102% (Tabel 11). Capain sebesar itu diperoleh dari hasil eksplorasi varietas lokal dan seleksi plasma nutfah yang memiliki sifat kegenjahan, toleran kekeringan, toleran terhadap cekaman salinitas, sulfat masam, dan toleran rendaman, tahan penggerek batang padi, HDB, WBC, Blas dan tungro. Tabel 11. Capaian Pengelolaan sumber daya genetik padi untuk bahan perakitan VUB Tahun 2015 Indikator Kinerja Jumlah aksesi sumber daya genetik tanaman padi
Target
Realisasi
%
500 aksesi
510 aksesi
102
Sebagai perbandingan jumlah koleksi sumber daya genetik tanaman padi tahun 2014 lebih rendah dari pada tahun 2013.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 Tabel 12. Perbandingan capaian kinerja Pengelolaan sumber daya genetik padi tahun 2013 dan 2014 2013
Indikator Kinerja Jumlah aksesi sumber daya genetik tanaman padi
2014
Target
Realisasi
Target
Realisasi
500
772
500
510
Keluaran (output) dan outcome yang telah dicapai dari kegiatan ini diuraikan sebagai berikut; korespondensi dilakukan untuk menggali informasi
adanya
kemungkinannya
plasma untuk
nutfah
lokal
mengkoleksi
di
suatu
varietas
daerah
lokal
serta
tersebut.
Korespondensi dilakukan ke BPTP, Perguruan tinggi, petani ataupun pihak lain yang berpotensi memiliki informasi keberadaan varietas lokal di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan ekplorasi dilakukan dengan dua metode yaitu pengumpulan data dan survei di wilayah target. Kegiatan pengumpulan data sekunder meliputi informasi nama padi lokal serta daerah sebarannya yang ada di Pulau Jawa. Berdasarkan data tersebut ditentukan kabupaten sebagai daerah tujuan survei/pengumpulan aksesi plasma nutfah padi. Kegiatan selanjutnya adalah survei ke daerah tujuan yang telah dipilih untuk mendapatkan sampel dari aksesi plasma nutfah padi lokal pada daerah tersebut. Pengumpulan sampel dari aksesi padi lokal disertai dengan paspor data/identitas dari materi plasma nutfah yang didapatkan. Bila memungkinkan informasi keunggulan spesifikasi dari padi lokal tersebut juga akan direkam. Benih koleksi terbaru didata identitasnya berupa paspor data selanjutnya disimpan pada box tersendiri. Pendataan benih baru juga untuk melihat apakah duplikasi dengan koleksi yang telah ada. Selanjutnya dilakukan karakterisasi morfologi dan agronomi terhadap benih baru tersebut dengan cara ditanam pada musim tanam terdekat. Karakterisasi dilakukan sekaligus untuk memperbanyak benih yang selanjutnya disimpan dalam bentuk malai dan atau bulk.
Outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya dan telah dimanfaatkannya informasi karakteristik sumber daya genetik untuk bahan tetua perakitan calon varietas unggul baru padi, yang memiliki sifat ketahanan terhadap hama dan penyakit utama serta
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 keunggulan spesifik lokasi dan sesuai dengan keinginan konsumen. Sebanyak 5 VUB yang dilepas tahun 2014 telah memanfaatkan sumber daya genetik yang terkoleksi, termasuk untuk merakit VUB di masa mendatang. Pengelolaan sumber daya genetik tanaman pangan melibatkan pula lembaga riset internasional seperti IRRI Filipina maupun CIMMYT Mexico, serta beberapa lembaga riset lainnya, termasuk di antaranya disimpan di Bank Plasma Nutfah BB Biogen. 2.
Pengembangan Sumber daya Informasi IPTEK dan Diseminasi Teknologi Padi Total dana yang terealisasi untuk kegiatan ini Rp. 1.908.889.478,- atau 98,76% dari pagu Rp. 1.932.882.000,- dengan jumlah tenaga peneliti dan staf yang terlibat sebanyak 16 orang. Kegiatan pengembangan Sumber daya Informasi
Iptek
dan
diseminasi
teknologi
padi
bertujuan
untuk
mensosialisasikan hasil-hasil penelitian dari ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi yang dihasilkan BB Padi kepada pengguna, seperti petani, penyuluh, pelajar/mahasiswa, peneliti, instansi terkait, penentu kebijakan, pengamat pertanian. Metode diseminasi perlu dilakukan melalui media yang tepat dan terus menerus. Sasaran akhir dari program humas litbang padi tersebut tidak hanya menyampaikan dan menyebarluaskan informasi dan teknologi, tetapi dengan sasaran agar pengguna, khususnya petani diharapkan dapat menerapkan teknologi hasil penelitian sehingga dapat meningkatkan produksi padi dan kesejahteraan petani. Hasil capaian kinerja dari kegiatan ini: 1. Kegiatan operasional diseminasi hasil penelitian melalui media informasi, humas litbang padi dan website telah memberikan kontribusi dalam upaya mengakselerasi diseminasi inovasi teknologi padi kepada para pengguna. Diseminasi melalui percetakan bahan publikasi pada 2014, BB Padi telah mencetak dan mendistribusikan 20 jenis bahan publikasi, yaitu: booklet sistem tanam jajar legowo, booklet pengomposan jerami, berbagai macam leaflet, poster, dan master DVD Hopper Race. Melalui berbagai jenis publikasi tersebut diharapkan dapat menyediakan info inovasi teknologi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daripada pengguna. 2. Dalam
rangka
diseminasi
melalui
kehumasan
BB
Padi
telah
melaksanakan penyebarluasan informasi melalui siaran radio di radio GSP Pamanukan. Materi yang diangkat pada siaran tersebut adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 siaran talk show tentang penyebarluasan varietas unggul baru yang adaptif untuk wilayah Jawa Barat, teknik bdidaya padi dengan PTT dan sosialisasi kegiatan open house 2014. Website merupakan media yang penting dalam upaya mempercepat, mempermudah dan memperluas jaringan terhadap target pengguna. Oleh karena itu media ini perlu ditingkatkan kualitas dan keberlanjutannya. Sampai saat ini website versi baru telah diakses oleh 15.172. 3. Sejak bulan Juni 2014, website BB Padi yang baru sudah on-line. 4. Koneksi internet yang cepat, lancar dan sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan. Mulai dari user behavior atau kebiasaan
computer atau device yang digunakan, infrastruktur jaringan/network, managemen jaringan/network dan Internet Service Provider (ISP) yang digunakan. Untuk kepentingan bersama dan pengguna,
kenyaman dalam berselancar di internet user/pengguna harus dapat mengikuti aturan yang menjadi batasannya. Bandwidth dari ISP yang besar tidak menjadikan jaminan akses koneksi cepat apabila tidak dikelola dengan baik dan benar. Perawatan atau maintenance computer user dan element-element jaringan merupakan hal yang harus dilakukan untuk menjaga kestabilan sistem. Tabel 13. Capaian kinerja kegiatan Pengembangan Informasi tahun 2014 (Daftar publikasi BB Padi tahun 2014) No
Judul Publikasi
Jenis Publikasi
Cetak
Terdistribusi
Persen tasi Distribusi (%)
1
DVD Master Dokumenter Hopper Rice
2
Poster Drought Tolerant Rice Varietas
Poster
30
30
100
3
Poster Submergence Tolerance
Poster
30
30
100
4
Poster Tolerance of BLB
Poster
30
30
100
5
Poster Resisten to Tungro Virus
Poster
30
30
100
6
Poster Functional Rice
Poster
30
30
100
7
Buku Padi Sawah Irigasi
Buku
1.000
995
100
8
Buku Sistem Tanam Legowo
Buku
1.000
997
100
9
Leaflet Sistem bubu Perangkap TBS & LTBS
Leaflet
1.000
996
100
10
Leaflet SOP Pengendalian Penggerek Padi
Leaflet
1.000
998
100
11
Leaflet Penyakit Blas Pada Tanaman Padi
Leaflet
1.000
995
100
12
Leaflet Penyakit Kresek HDB
Leaflet
1.000
997
100
13
Booklet Masalah Lapang
Booklet
1.000
996
100
DVD
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
1 Paket
Keterangan Untuk pengunjung Open House dan pengunjung (petani, Penyuluh, Pelajar, dll) dari berbagai daerah yang berkunjung ke BB Padi
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 Jenis Publikasi
Cetak
Persen tasi Distribusi (%)
Terdistribusi
No
Judul Publikasi
14
Buku Pengemposan Jerami
Buku
1.000
999
100
15
Buku POS Budi daya Padi Sawah
Buku
1.000
996
100
16
Buku Deskripsi Varietas 2014
Buku
1.000
999
100
17
CD Seminar Nasional 2013 buku 1
CD
100
996
100
18
CD Seminar Nasional 2013 buku 2
CD
100
996
100
19
CD Seminar Nasional 2013 buku 3
CD
100
997
100
20
Buku 1 Prosiding Seminar Nasional 2013
Buku
60
60
100
21
Buku 2 Prosiding Seminar Nasional 2013
Buku
60
60
100
22
Buku 3 Prosiding Seminar Nasional 2013
Buku
60
60
100
Keterangan
Untuk Penulis Utama dan CoAuthor
3.3. Akuntabilitas Keuangan Alokasi Anggaran Setelah adanya revisi DIPA, anggaran BB Padi 2014 berubah dari Rp. 44.349.654.000,-
menjadi
Rp.
42.270.201.000,-
dengan
komposisi
Rp.
16.656.375.000,- Belanja Pegawai, Rp. 22.532.726.000,- Belanja Barang, dan Rp. 3.081.100.000,- Pada Bulan Desember 2014 kembali dilakukan revisi DIPA karena adanya tambahan anggaran dari dana hibah, sehingga jumlah anggaran DIPA keseluruhan adalah sebesar Rp. 42.270.201.000,- dengan komposisi belanja pegawai Rp. 16.656.375.000,- belanja barang Rp. 22.532.726.000,- dan belanja modal Rp.3.081.100.000. Belanja Modal. Perkembangan anggaran BB Padi selama 5 (lima) tahun, yaitu sejak tahun 2010 sampai dengan 2014, seperti pada Tabel 14. Tabel 14. Perkembangan Anggaran BB Padi 2010-2014 JENIS BELANJA
Tahun 2010 (Rp)
Tahun 2011 (Rp)
Tahun 2012 (Rp)
Tahun 2013 (Rp)
Tahun 2014 (Rp)
Belanja Pegawai
14.100.000.000
15.510.000.000
15.599.724.000
16.444.608.000
16.656.375.000
Belanja Barang
24.619.690.000
33.533.671.000
29.956.679.000
26.285.630.000
22.532.726.000
Belanja Modal
4.225.133.000
32.877.968.000
8.183.891.000
14.958.149.000
3.081.100.000
42.944.823.000
81.921.639.000
53.740.294.000
57.688.387.000
42.270.201.000
JUMLAH
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 Realisasi Anggaran Realisasi
penyerapan
dana
sampai
31
Desember
2014
mencapai
Rp.
40.468.538.582,- (95,74% dari pagu anggaran), dengan rincian: untuk belanja pegawai
sebesar
Rp.
15.239.032.752,-
(91,49%),
belanja
barang
Rp.
22.187.023.330,- (98,47%), dan belanja modal Rp. 3.042.396.500,- (98,74%). Realisasi Anggaran tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 4. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai 31 Desember 2014 telah disetor sebesar Rp. 2.698.797.640,- (212%). Realisasi tersebut telah melebihi dari target yang direncanakan sebesar Rp. 1.268.500.000,-. Realisasi PNBP tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran 11. Analisis Akuntabilitas Keuangan Capaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan BB Padi berdasarkan kelompok kegiatan dan sasaran pada umumnya telah berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Akuntabilitas keuangan BB Padi tahun 2014 berdasarkan indikator sasaran kegiatan disajikan pada lampiran.2
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
37
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 4.1. Keberhasilan Tolok ukur kinerja BB Padi yang paling mudah diukur adalah jumlah VUB yang dilepas. Varietas unggul baru yang dilepas selain memiliki potensi hasil tinggi, juga harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Komisi Pelepasan Varietas (TP2V). Oleh karena itu kegiatan perakitan VUB baik inbrida maupun hibrida merupakan Indikator Kinerja Utama yang terus diupayakan. Sementara itu, sebagian besar varietas unggul yang telah dilepas bersifat spesifik agroekosistem. Jika varietas tersebut di tanam di lahan yang kurang sesuai, maka ekspresi tanaman berada di bawah potensi genetik yang dimiliki. Di samping kesuburan lahan, pemupukan, faktor pembatas peningkatan produksi padi adalah cekaman lingkungan abiotik dan biotik. Kegiatan penelitian perbaikan teknologi budi daya lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, gogo dan lahan rawa difokuskan pada penyempurnaan pendekatan PTT. Semua komponen teknologi yang dianjurkan bermuara pada peningkatan efisiensi produksi, antara lain teknologi efisiensi penggunaan pupuk dan air, dan teknologi budi daya peningkatan IP padi Penggunaan benih bermutu tinggi dan varietas unggul dengan menerapkan teknologi yang tepat diharapkan merupakan cara yang handal dan efisien dalam peningkatan produksi padi. Dalam upaya mengurangi adanya faktor pembatas produksi terutama berupa cekaman biotik, komponen pengendalian hama dan penyakit padi merupakan bagian integral penelitian yang masih terus dilaksanakan, selain itu teknologi Pascapanen primer untuk menurunkan susut hasil (losses) tetap perlu ditingkatkan. Kelayakan teknologi yang telah dilepas juga selalu dilakukan evaluasi dan analisis untuk melihat sejauh mana dampak inovasi tersebut bagi pengguna. Kegiatan diseminasi juga terus dilakukan dalam bentuk sosialisasi, keragaan varietas unggul dan penyediaan informasi iptek dan inovasi mendukung sistem produksi padi pada pengguna. Peningkatan kinerja merupakan cita-cita dan keharusan bercermin pada hasil-hasil yang pernah dicapai sebelumnya untuk mewujudkan keinginan masyarakat. LAKIP ini merupakan salah satu bukti partisipasi aktif BB Padi dalam pembangunan pertanian nasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi institusi. Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh BB Padi direncanakan dan dilaksanakan serta
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
38
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014 dievaluasi sesuai dengan Renstra BB Padi tahun 2010-2014. Masukan dan saran atas kekurangsempurnaan dari laporan ini sangat diharapkan untuk perbaikan. 4.2. Hambatan/Masalah Kegiatan penelitian padi sangat bergantung pada musim tanam, kondisi iklim, dan curah hujan, dan gangguan hama, penyakit dan gulma. Sedangkan sistem penganggaran ditetapkan secara jelas menurut waktu yaitu dari Januari dan ditutup Desember setiap tahunnya, sehingga terkadang penelitiannya belum selesai seluruhnya dan tidak selaras dengan sistem penganggaran. 4.3. Pemecahan Masalah Solusi adanya ledakan serangan hama penyakit seperti hama wereng batang coklat dan virus kerdil rumput dan hama penyakit lain yang disebabkan karena adanya perubahan iklim adalah dijalankan dengan cara penyelamatan tanaman penelitian/percobaan ke dalam rumah kasa atau pemindahan lokasi kegiatan penelitian ke tempat yang lebih aman terhadap ledakan atau bukan daerah endemik. Ketidaksinkronan antara musim tanam dengan sistem penganggaran dilakukan dengan cara menyelaraskan antara kegiatan tanam dengan anggaran. Namun, cara ini bukan merupakan solusi yang baik mengingat kegiatan penelitian tanaman padi diperlukan kondisi iklim/curah hujan, dan kondisi lingkungan lain yang mendukung. Belum ada solusi terhadap sistem penganggaran yang tidak selaras dengan musim tanam tanaman padi masih diperlukan solusi yang lebih tepat. Keterbatasan SDM diantisipasi dengan refokusing program, efektivitas dan efisiensi anggaran serta peningkatan kualitas SDM (Capasity building).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
39
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 1. Struktur Organisasi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Bagan struktur organisasi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 2. Realisasi Keuangan Balai Besar Penelitian Tanaman padi Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi mendukung penciptaan swasembada dan swasembada berkelanjutan
a.
Terciptanya inovasi teknologi produksi padi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
Jumlah varietas unggul baru padi
Angaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
5.543.000.000
5.530.233.450
99,77
b. Jumlah produksi benih sumber (BS, FS, SS dan F1 Hibrida) padi
1.927.350.000
1.921.428.572
99,69
Jumlah teknologi budi daya dan Pascapanen primer komoditas padi
2.601.000.000
2.480.502.400
95,37
Tersedianya informasi sumber daya genetik tanaman padi
Jumlah aksesi sumber daya genetik tanaman padi
776.274.000
774.876.180.
99,82
Tersedianya bahan informasi teknologi padi dan umpan balik
Jumlah bahan diseminasi
1.932.882.000
1.908.889.478
98,76
Kegiatan pendukung sasaran
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 3. Akuntabilitas keuangan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi berdasarkan indikator sasaran kegiatan Tahun 2010-2014 (dalam ribuan rupiah) No 1.
2.
Tahun 2010
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi mendukung penciptaan swasembada dan swasembada berkelanjutan
a. Jumlah varietas unggul baru padi
7.650.000.
b. Jumlah produksi benih sumber (BS, FS, SS dan F1 Hibrida) padi
1.050.000.
Jumlah teknologi budi daya dan Pascapanen primer komoditas padi
3.025.000.
Tersedianya informasi sumber daya genetik tanaman padi
Jumlah aksesi sumber daya genetik tanaman padi
600.000.
Tersedianya bahan informasi teknologi padi dan umpan balik
Jumlah bahan diseminasi
Terciptanya teknologi budi daya, dan Pascapanen primer tanaman padi
Angaran
Realisasi 7.492.556
Tahun 2011 Angaran 7.221.000
*(97,94%) 1.029.929
7.191.200
Tahun 2012 Angaran 2.900.000.
*(99,59%) 1.016.000.
*(98,09%)
2.775.196
Realisasi
989.990
4.120.000.
4.024.010
2.899.038
Tahun 2013 Angaran 6.600.000.
*(99,96%) 6.000.000.
*(97,44%)
*(91,74%)
Realisasi
5.951.424
4.850.000.
4.785.066
6.519.259
Tahun 2014 Angaran
1.886.000.
1.866.423
5.530.233
1.927.350
1.921.428
(99,77)
*(98,96%)
4.134.000.
*(98,66%)
4.089.120
Realisasi
5.553.000
(98,78%)
*(99,19%)
(97,67%)
Realisasi
(99,69)
2.601.000
*(98,91%)
2.480.502 (95,37)
Kegiatan pendukung sasaran 1.
2.
569.055.
495.000.
*(94,84%) 6.383.000.
6.302.640 *(98,74%)
494.197
600.000.
*(99,84%) 11.222.747.
10.648.485 *(94,88%)
597.868
1.028.000.
*(99,64%) 3.200.000.
3.167.272 *(98,98%)
1.017.295
776.274
*(98,96%) 2.996.188.
2.719.247 *(90,76%)
774.876 (99,82)
1.932.882
1.908.889 (98,80)
Keterangan: * angka dalam kurung adalah nilai persentase realisasi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
42
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 4. Realisasi Pelaksanaan Anggaran DIPA BB Padi 2010-2014 Tahun 2010
% thd Pagu
Tahun 2011
% thd Pagu
Tahun 2012
% thd Pagu
Tahun 2013
% thd Pagu
Tahun 2014
% thd Pagu
No
JENIS BELANJA
1.
Belanja Pegawai
13.445.083.007
95,35
14.001.093.403
90,27
15.034.780.540
96,38
14.735.394.979
89,61
15.239.032.752
91.49
2.
Belanja Barang
23.983.198.732
97,41
32.561.641.483
97,10
29.636.300.943
98,93
25.834.203.911
98,28
22.187.023.330
98.47
3.
Belanja Modal
4.111.289.889
97,30
29.211.881.700
88,85
7.491.127.000
91,54
14.166.565.575
94,71
3.042.396.500
98.74
41.539.571.628
96,72
75.774.616.586
90,43
52.162.208.483
97,06
54.736.164.465
94,88
40.468.538.582
95.74
JUMLAH
(Rp)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
43
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 5. Rencana Strategis Balai Besar Penelitian Tanaman Padi INDIKATOR KINERJA UTAMA KEGIATAN LITBANG TANAMAN PADI 2010-2014 PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS
NO
SASARAN
INDIKATOR
TARGET 2010
2011
2012
2013
2014
500
500
500
500
500
Jumlah varietas unggul baru padi
4
4
5
5
5
Jumlah teknologi budi daya dan pascapanen primer komoditas padi
3
3
3
4
4
10 20
10 20
15 20
15 20
15 20
K/L 1.
PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN : Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing 1.1. Penelitian dan Pengambangan Tanaman Pangan 1.1.1. Penelitian dan Pengambangan Tamanan Padi
Penyediaan benih sumber varietas unggul baru dan peningkatan inovasi teknologi tanaman padi mendukung pencapaian swasembada padi berkelanjutan
Jumlah aksesi Sumber daya genetik (SDG) padi, terkoleksi, teridentifikasi dan terkonservasi untuk perbaikan sifat varietas
Jumlah produksi benih sumber (BS, FS) padi dengan SMM ISO 9001-2008 - BS (ton) - FS (ton)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
44
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 6. Matriks Rencana setrategis kegiatan BB Padi tahun 2014 No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Rencana setrategis Kegiatan/RPTP
Target
1.
Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi mendukung penciptaan swasembada dan swasembada berkelanjutan.
a.
1.
Percepatan Pelepasan VUB Padi Sawah Melalui Konsorsium Padi Nasional. Perakitan Varietas Unggul Padi Sawah. Perakitan Varietas Unggul Padi padi lahan rawa lebak dan pasang surut Perakitan Varietas Unggul Padi Gogo
5 Varietas
Penyediaan Benih Sumber Varietas Unggul Padi (Bs, Bd Dan Bp) Mendukung Perbenihan Nasional.
100 Ton
Jumlah varietas unggul baru padi
2. 3. 4. b.
2.
Terciptanya inovasi teknologi produksi padi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
Jumlah benih sumber padi dengan SMM ISO 9001-2008
Jumlah teknologi budi daya dan panen dan pascapanen primer padi
1.
Perbaikan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasii. 2. Perbaikan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa. 3. Pebaikan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo.
6 Teknologi
Sasaran Pendukung 1.
Tersedianya informasi sumber daya genetik tanaman padi
Jumlah aksesi sumber daya genetik tanaman padi
Peningkatan Sumber daya Genetik (500 Aksesi), Karakterisasi, Rejuvinasi, Dan Skrining Cekaman Biotik Dan Abiotik Koleksi Plasma Nutfah Padi Untuk Perbaikan Sifat Varietas Padi
500 aksesi
2.
Tersedianya bahan informasi teknologi padi dan umpan balik
Jumlah bahan diseminasi
Pengembangan Sumber daya Informasi Iptek Dan Diseminasi Teknologi Padi
20 KTI
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
45
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 7.
Rencana Kinerja Tahun 2014 Kementerian Pertanian BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Jalan Ragunan No. 29 Pasarminggu Jakarta 12540 Kotak Pos 76 Psm Telepon (021) 7806202, Faksimili (021) 7800644 Website : www.litbang.deptan.go.id Email :
[email protected]
RENCANA KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Dr. I Made Jana Mejaya Jabatan : Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Selanjutnya disebut pihak pertama. Nama : Dr. Haryono Jabatan : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Selanjutnya disebut pihak kedua. Pihak pertama pada tahun 2014 berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggungjawab pihak pertama. Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Sukamandi, Desember 2014 Pihak Kedua, Pihak Pertama, Dr. Haryono NIP. 19560516 198103 1 002
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Dr. I Made Jana Mejaya NIP. 19611103 198703 1 004
46
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
RENCANA KINERJA TAHUN 2014 Unit Organisasi Eselon II : BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI Tahun Anggaran : 2014 No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
1.
Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
a.
Jumlah varietas unggul baru padi
5 Varietas
b.
Jumlah benih sumber dengan SMM ISO 9001-2008
100 ton
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Jumlah teknologi komoditas padi
2.
budi
daya
dan
pascapanen
primer
6 Teknologi Padi
Sukamandi, Desember 2013 Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi,
Dr. I Made Jana Mejaya NIP. 19611103 198703 1 004
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
47
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 8. Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Pertanian BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Jalan Ragunan No. 29 Pasarminggu Jakarta 12540 Kotak Pos 76 Psm Telepon (021) 7806202, Faksimili (021) 7800644 Website : www.litbang.deptan.go.id Email :
[email protected] PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Dr. I Made Jana Mejaya Jabatan : Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Selanjutnya disebut pihak pertama. Nama : Dr. Haryono Jabatan : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Selanjutnya disebut pihak kedua. Pihak pertama pada tahun 2014 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggungjawab pihak pertama. Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Pihak Kedua,
Sukamandi, 02 Januari 2014 Pihak Pertama,
Dr. Haryono NIP. 19560516 198103 1 002
Dr. I Made Jana Mejaya NIP. 19611103 198703 1 004
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
48
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Unit Organisasi Eselon II : BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI Tahun Anggaran : 2014 No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
1.
Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
a.
Jumlah varietas unggul baru padi
5 Varietas
b.
Jumlah benih sumber dengan SMM ISO 90012008
100 ton
Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Jumlah teknologi budi daya dan pascapanen primer komoditas padi
2.
6 Teknologi Padi
Jumlah Anggaran: Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi: Rp. 44,394.654.000,Kepala Badan Litbang Pertanian,
Dr. Haryono NIP. 19560516 198103 1 002
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sukamandi, Januari 2014 Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi,
Dr. I Made Jana Mejaya NIP. 19611103 198703 1 004
49
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 9. Pegukuran capaian hasil kinerja BB Padi tahun 2014 No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Capaian
%
1.
Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi mendukung penciptaan swasembada dan swasembada berkelanjutan.
a.
Jumlah varietas unggul baru padi
5 Varietas
5 varietas
100
b.
Jumlah benih sumber padi dengan SMM ISO 90012008
100 Ton
104,9
104.9
6 Teknologi
6 teknologi
100
2.
Terciptanya inovasi teknologi produksi padi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Jumlah teknologi budi daya, panen dan pascapanen primer padi
50
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 10. Perbandingan Capaian hasil kinerja BB Padi Tahun 2010-2014 No
Sasaran Strategis
1.
Terciptanya varietas unggul baru tanaman padi dalam rangka peningkatan produksi mendukung penciptaan swasembada dan swasembada berkelanjutan
Terciptanya inovasi teknologi produksi padi dan pengelolaan Sumber daya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
2.
Indikator Kinerja
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012 Target
Capaian
Tahun 2013 %
Target
Capaian
Tahun 2014
Target
Capaian
%
Target
Capaian
%
%
Target
a. Jumlah varietas unggul baru padi (VUB)
4
12
300
4
17
425
5
12
240
7
7
100,0
5
Capaian 5
100
%
b. Jumlah produksi benih sumber (BS, FS, SS dan F1 hibrida) padi dengan SMM ISO 9001-200 (ton)
30
31,66
105
30
42,2
141
400
400,89
100,2
100
102,02
102,0
100
104,9
104
Jumlah teknologi budi daya dan Pascapanen primer komoditas padi (Teknologi)
3
4
133
3
4
133
3
5
167
4
4
100,0
6
6
100
Jumlah aksesi sumber daya genetik tanaman padi (aksesi)
500
1910
382
500
1363
274
500
874
174,8
500
772
154,4
500
510
102
Sasaran Pendukung 1.
Tersedianya informasi sumber daya genetik tanaman padi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
51
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 11. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan 31 Desember 2014 Uraian MAK I.
Perkiraan Target Penerimaan
Jumlah Penerimaan (Rp.) s.d. Bulan lalu
Bulan ini
Jumlah Setoran
%
Penerimaan Umum
423141
Sewa rumah dinas/Rumah negeri
423129
Pendapatan penjualan aset lainnya yang dihapuskan
423227
Pendapatan Jasa Giro Bank
423911
Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL
423999
Pendapatan Anggaran Lainnya
Jumlah Penerimaan Umum
32.000.000
122.434.042
13.741.259
136.175.301
426%
0
1.250.000
0
1.250.000
0%
500.000
0
0
0
0%
1.000.000
56.363.264
0
56.363.264
5636%
20.000.000
0
0
0
0%
53.500.000
180.047.306
13.741.259
300.000.000
966.985.375
207.759.900
193.788.565
362%
II. Penerimaan Fungsional 423111
Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan
423149
Pendapatan dari pemanfaatan BMN Lainnya
423216
Pendapatan jasa tenaga, pekerjaan, informai, pelatihan dan teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing kementerian dan pendapatan DJBC
Jumlah Penerimaan Fungsional Jumlah PNBP
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
1.174.745.275
392%
25.000.000
17.200.000
0
17.200.000
69%
890.000.000
1.239.983.800
73.080.000
1.313.063.800
148%
1.215.500.000
2.224.169.175
280.839.900
2.505.009.075
206%
1.268.500.000
2.404.216.481
294.581.159
2.689.797.640
212%
52
Laporan Akuntabilitas Kinerja BB Padi 2014
Lampiran 12. Perkembangan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2010 - 2014 Uraian MAK I.
Perkiraan Target Penerimaan 2010
2011
2012
Jumlah Setoran
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
Penerimaan Umum
423141
Sewa rumah dinas/Rumah negeri
423142
Sewa Peralatan dan Mesin
423129
Pendapatan penjualan aset lainnya yang dihapuskan
423227
Pendapatan Jasa Giro Bank
-
423752
Pendapatan Keterlambatan Pekerjaan Pemerintah
-
423911
Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL
25.448.000
26.400.000
12.900.000
1.400.000
-
-
1.800.000
423922
Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi (TP/TGR)
-
-
423999
Pendapatan Anggaran Lainnya
-
-
Jumlah Penerimaan Umum
22.000.000
-
30.000.000
32.000.000
42.200.610
44.231.420
43.835.240
151.139.280
-
-
-
2.350.000
-
-
-
-
-
31.450.000
20.000.000
-
1.000.000
-
-
264.898
159.440
-
-
-
-
-
21.742.907
17.444.829
-
1.312
41.136.036
24.000.000
-
6.400.000
-
500.000 -
1.000.000
-
55.323.078
-
13.363.000
-
750.000
-
136.175.301
5.000.000
-
1.250.000
56.363.264
-
12.000.000
20.000.000
20.000.000
15.414.000
24.133.902
18.695.375
659.000
62.400.000
193.788.565
112.937.688
78.178.512
115.549.222
230.538.585
193.788.565
300.000.000
1.047.252.000
1.977.781.488
2.573.685.505
2.791.438.610
1.174.745.275
39.748.000
28.200.000
58.000.000
Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan
882.429.000
945.000.000
-
2.192.583.000
Pendapatan dari pemanfaatan BMN Lainnya
4.500.000
7.500.000
-
-
II. Penerimaan Fungsional 423111 423149 423216
Pendapatan jasa lainnya
Jumlah Penerimaan Fungsional Jumlah PNBP
19.520.000
25.000.000
20.800.625
184.740.000
46.815.000
20.395.000
17.200.000
9.600.000
22.400.000
56.122.000
890.000.000
114.456.760
96.257.383
210.917.396
72.482.704
1.313.063.800
836.929.000
962.100.000
22.400.000
2.268.225.000
2.505.009.075
1.182.509.385
2.258.778.871
2.831.417.901
2.884.316.314
2.505.009.075
926.677.000
990.300.000
80.400.000
2.330.625.000
2.698.797.640
1.295.447.073
2.336.957.383
2.946.967.123
3.114.854.899
2.698.797.640
-
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
53