Dok L. 08 15/01/2 016
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2015
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Ambon, 15 Januari 2016
Kementerian Pertanian
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Balai
Besar
Perbenihan
dan
Proteksi
Tanaman
Perkebunan Ambon Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini memuat tentang
1) Bab I Pendahuluan; 2) Bab II Arah
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkebunan 3) Bab III Kinerja Pembangunan Perkebunan; 4) Bab IV Permasalahan, Upaya Tindak Lanjut dan Rencana Aksi; 5) Bab V Penutup dan Lampiran-lampiran. Kami menyadari bahwa LAKIP Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan masukan dan koreksi dari semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan kedepan. Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan Laporan ini.
Ambon, 15 Januari 2016 Kepala BBPPTP Ambon
Ir. Azwin Amir, MM NIP. 196011301981031002 i LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2015 ini
dibuat
dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman dimanatkan
Perkebunan dalam
(BBPPTP) Peraturan
Ambon
Menteri
sebagaimana Pertanian
No.
10/Permentan/OT.140/2/2008 tanggal 06 Pebruari 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon dan
sesuai dengan
Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang diperbaharui dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tentang sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam Penyusunannya mengacu pada Keputusan Kepala LAN No : 239/1A/6/8/2003, tentang Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
ii LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
Outputs atau sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan adalah : 1) Terlaksananya pengawasan dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan. 2) Terlaksananya
penerapan
teknologi proteksi tanaman
perkebunan 3) Terlaksananya pelayanan organisasi yang berkualitas.
Dalam Dokumen Penetapan Kinerja (PK) BBPPTP Ambon Tahun 2014 ditetapkan Indikator Kinerja dengan target sebagai berikut : Pelaksanaan Pengujian Mutu dan Sertifikasi benih Perkebunan dalam rangka Pemberian Sertifikat jumlah benih yang disertifikasi dengan target 150.000 batang dengan realisasi sebanyak 180.382 atau sebesar 120% benih bersertifikat/berlabel, dan Teknologi terapan perlindungan perkebunan sebanyak 4 paket dengan realisasi 100%.
Alokasi Anggaran dalam tahun anggaran 2015 sesuai DIPA BBPPTP
Ambon
Tahun
Anggaran
2015
No.
018.05.2.567717/2015 Tanggal 05 Januari 2015 adalah sebesar Rp. 17.309.031.000,- serapan anggaran sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar
Rp. 16.080.797.226,- (92,90%). Dana
tersebut dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan utama sebagai berikut : realisasi Layanan Perkantoran sebesar 89,75%, realisasi Pembangunan kebun Contoh, Demplot, UJI Koleksi, dll iii LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
sebesar 100%, realisasi Rakitan Teknologi Spesifik Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar Rp. 99.66%, realisasi Eksplorasi Agens Hayati sebesar 95,34%, realisasi Sertifikasi dan pengujian Mutu Benih sebesar 100%, realisasi Koordinasi, Pembinaan dan Monev Perbenihan dan Proteksi sebesar 98,68%, realisasi Peralatan dan Fasilitas Perkantoran sebesar 99,69%, realisasi gedung dan bangunan sebesar 99.89%
Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan BBPPTP Ambon Tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014, namun masih banyak ditemui kendala/hambatan, yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan antara lain kurangnya pemahaman petani dalam penggunaan benih unggul bersertifikat dan berlabel serta penerapan teknologi PHT dalam usaha perkebunan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut ditempuh berbagai upaya yang ditempuh diantaranya melakukan pembinaan teknis kepada petani, penangkar, serta melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka pencapaian target sesuai dengan Renstra BBPPTP Ambon tahun 2015-2019.
iv LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .................................................................... i IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................ ii DAFTAR ISI .................................................................................. v DAFTAR TABEL ........................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... vii BAB I
PENDAHULUAN ............................................................ 1.1. Latar Belakang ....................................................... 1.2. Tujuan .................................................................... 1.3. Sasaran .................................................................
BAB II
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN ............................................................... 2.1. Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Perkebunan 2.1.1. Visi BBPPTP Ambo ......................................... 2.1.2. Misi BBPPTP Ambon ...................................... 2.1.3. Tujuan BBPPTP Ambon .................................. 2.1.4. Sasaran BBPPTP Ambon.................................. 2.1.5. Arah Kebijakan BBPPTP Ambon..................... 2.1.6. Strategi BB2TP Ambon ................................... 2.1.7. Program BBPPTP Ambon ............................... 2.1.8. Kegiatan BBPPTP Ambon ...............................
1 1 3 4
6 6 6 7 9 9 10 11 11
BAB III KINERJA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN .................. 3.1. Capaian Program/Kegiatan Pembangunan Perkebunan ........................................................... 3.2. Succes Story Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 ............................................................
14
BAB IV PERMASALAHAN, UPAYA TINDAK LANJUT DAN RENCANA AKSI ............................................................ 4.1. Permasalahan ........................................................ 4.2. Isu Strategis Yang Perlu Ditindaklanjuti .................
29 29 31
BAB V PENTUTUP .................................................................... 5.1. Kesimpulan ............................................................ 5.2. Saran ..................................................................... Lampiran DAFTAR TABEL
13 13
35 35 35
v LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
Tabel 1
Kegiatan dan Output BBPPTP AMBON Tahun 2015......... 12
Tabel 2
Rincian Realisasi Serapan Anggaran dan Output Kegiatan TA. 2015............................................................... ... 13 Capaian Kinerja BBPPTP Ambon....................................... 12 Sertifikasi dan Pelabelan Benih layak Edar......................... 15 Pengujian Kemurnian Fisik, Kadar Air dan Daya Kecambah............................................................................ 16
Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5
vi LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Capaian Kinerja Kegiatan Utama (Output)............... 36
vii LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Areal perkebunan pada wilayah kerja Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon (BBPPTP Ambon) yang meliputi Pulau Sulawesi, Kep. Maluku dan Papua, terdiri dari Perkebunan Rakyat + 93 % dengan melibatkan + 2,52 juta KK dan Perkebunan Besar + 7 %. Rata-rata perkebunan rakyat merupakan usaha yang diwariskan
temurun-temurun,
dibudidayakan
tradisional,
diusahakan
rumah
skala
tangga
secara untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga petani, sedangkan perusahan swasta/BUMN telah diusahakan dalam skala industri. Salah satu persoalan utama yang dialami oleh perkebunan rakyat di Indonesia Timur adalah tingkat produktivitas
riel
rata-rata
yang
masih
dari
potensi,
meskipun ada beberapa yang sudah mendekati potensi genetiknya yaitu di atas 85 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain penggunaan benih yang tidak memenuhi syarat, tanaman tua dan rusak, penanganan pasca panen yang belum sesuai standar konsumen dampak dari anomali iklim berupa kekeringan/kebakaran serta banjir juga berpengaruh terhadap kehilangan produksi akibat 1 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
terganggunya
proses
metabolisme
tanaman
dan
peningkatan serangan OPT. Menurunnya produktivitas hasil tanaman perkebunan disebabkan juga karena luas areal perkebunan yang diusahakan petani sangat terbatas, tenaga kerja yang dimiliki terbatas pada anggota keluarga, umumnya pendapatan petani dari hasil perkebunan hanya merupakan usaha sampingan sehingga tidak ditekuni dengan baik, karena jenis usaha yang lain turut mendukung kebutuhan rumahtangga petani misalnya dibidang perikanan dan kehutanan. Dalam
rangka
mewujudkan
pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber
daya,
kebijakan
dan
program
Balai
Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon sesuai amanat Undang Undang No.39 tahun 2014 tentang Perkebunan, maka diperlukan sistem akuntabilitas yang memadai. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK). Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang diperbaharui dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi 2 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
Pemerintah dan dalam Penyusunannya mengacu pada Keputusan Kepala LAN No : 239/1A/6/8/2003, tentang Pedoman
Penyusunan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang
Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
1.2.
Tujuan Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas tanaman dan mutu produk perkebunan yang berdaya saing tinggi, maka tujuan penyelenggaraan BBPPTP Ambon sebagai berikut : 1)
Meningkatkan pengawasan pelestarian plasma nutfah nasional
sebagai
sumber
genetik
dalam
rangka
penemuan varietas benih unggul. 2)
Meningkatkan uji observasi, kelayakan
benih
dalam
uji manfaat
rangka
dan uji
pelepasan
dan
penarikan varietas. 3)
Mengembangkan teknik dan metode pengujian mutu benih perkebunan dan uji acuan (referee test).
3 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
4)
Meningkatkan
ketersediaan
data
organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan dan musuh alaminya. 5)
Meningkatkan
analisis
data
serangan
dan
perkembangan situasi OPT dan non OPT serta faktor yang mempengaruhi. 6)
Mengembangkan
teknik
dan
metode
surveillance,
pengamatan, model peramalan, taksasi kehilangan hasil, dan teknik pengendalian OPT perkebunan. 7)
Mengembangkan
teknologi
perbanyakan,
penilaian
kualitas, pelepasan dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan serta PHT. 8)
Meningkatkan uji pemanfaatan pestisida.
9)
Meningkatkan pemberian pelayanan teknik kegiatan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan.
10) Terwujudnya sistem manajemen informasi perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan. 11) Meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan manajemen
laboratorium
perbenihan
dan
proteksi
tanaman perkebunan. 12) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait. 13) Meningkatkan pelayanan organisasi. 1.3. Sasaran 4 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
Output atau sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan adalah : a)
Terlaksananya pengawasan dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan
b)
Terlaksananya penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan
c)
Terlaksananya pelayanan organisasi yang berkualitas
5 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
BAB II ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
2.1.
Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Perkebunan
2.1.1. Visi BBPPTP Ambon Visi tahun 2015-2019 yaitu : ” Menjadi balai acuan yang profesional dalam pelayanan kepada masyarakat di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan”. 2.1.2. Misi BBPPTP Ambon Misi BBPPTP Ambon adalah : 1) Mengoptimalkan pengawasan pelestarian plasma nutfah nasional sebagai sumber genetik
dalam rangka
penemuan varietas benih unggul dan pemanfaatan agens pengendali hayati; 2) Mengoptimalkan
pengawasan
mutu
benih
dan
peredarannya serta pemanfaatan agens pengendali hayati; 3) Meningkatkan pelaksanaan uji adaptasi dan observasi dalam rangka pencarian dan pelepasan varietas serta pemanfaatan agens pengendali hayati; 6 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
4) Meningkatkan
dan
mengembangkan
metode
pengawasan mutu benih dan penerapan PHT; 5) Mengembangkan teknik identifikasi dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT); 6) Mengoptimalkan pengendalian OPT, Penanggulangan Ganggunan Usaha Perkebunan dan Dampak Anomali Iklim; 7) Meningkatkan pelayanan teknis pengawasan mutu benih dan proteksi tanaman perkebunan; 8) Meningkatkan pengembangan jaringan dan kerjasama antar laboratorium pengujian mutu benih dan proteksi. 2.1.3. Tujuan Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas tanaman dan mutu produk perkebunan yang berdaya saing tinggi, maka tujuan penyelenggaraan BBPPTP Ambon sebagai berikut : 1) Membangun kerjasama dengan pihak terkait dalam pengawasan mutu benih dan peredarannya serta pemanfaatan agens pengendali hayati dalam penerapan PHT. 2) Mengembangan metode uji adaptasi dan observasi pencarian dan pelepasan varietas, pengujian mutu benih dan teknik pengendalian OPT spesifik lokasi yang berwawasan lingkungan. 7 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
3) Mengembangkan
jejaring
dan
kerjasama
antara
laboratorium pengujian mutu benih dan proteksi. 2.1.4. Sasaran Outputs atau sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan
perbenihan
dan
proteksi
tanaman
perkebunan adalah : 1) Terlaksananya pengawasan dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan. 2) Terlaksananya penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan 3) Terlaksananya pelayanan organisasi yang berkualitas.
2.1.5. Arah Kebijakan Untuk
melaksanakan
visi,
misi
dan
strategi
pembangunan yang telah ditetapkan maka Kebijakan Umum BBPPTP Ambon adalah : “Memperkuat SDM dan fasilitas laboratorium perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan serta fasilitas pendukung lainnya guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang perbenihan dan proteksi
tanaman
perkebunan”.
Kebijaksanaan
dasar
tersebut dijabarkan dalam kebijakan teknis yaitu : 1) Kebijakan Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Perkebunan. Dimaksudkan untuk menjadikan SDM yang profesional sehingga mampu melaksanakan pelestarian
dan
perkayaan
sumberdaya
genetik, 8
LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
pengembangan dan pengawasan mutu benih serta pengembangan dan pemanfaatan agensia hayati dalam penerapan PHT berkelanjutan.
yang berwawasan lingkungan dan
Kebijakan
ini
dilaksanakan
melalui
peningkatan pendidikan dan pelatihan petugas serta pendampingan bagi petani. 2) Kebijakan Pengembangan Kelembagaan. Kebijakan ini dalam rangka mewujudkan kelembagaan balai besar yang profesional dalam pengembangan perbenihan dan proteksi tanaman melalui pengembangan jejaring dan kerjasama dengan pihak terkait serta penguatan sarana dan prasarana balai besar. 3) Kebijakan
Pengelolaan
Sumber
Daya
Alam
dan
Lingkungan Hidup. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, sehingga pelaksanaan pelestarian dan perkayaan sumberdaya genetik, pengembangan dan pengawasan mutu benih serta pengembangan dan pemanfaatan agensia hayati dalam penerapan PHT dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup tersebut ditempuh upaya sebagai berikut : -
Meningkatkan produsen/pengedar
kesadaran benih
dan
konsumen, pihak
terkait
terhadap pentingnya penggunaan benih bermutu.
9 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
-
Meningkatkan
upaya
penerapan
teknologi
ramah lingkungan pada kegiatan PHT. -
Membantu upaya meningkatkan pengertian dan kesadaran untuk penerapan pengembangan PHT ramah lingkungan bagi petani.
4) Kebijakan
Pengembangan
Sistem
Informasi.
Menyediakan pelayanan informasi perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan yang akurat, tepat dan cepat bagi semua pihak yang membutuhkan. Dalam rangka pengembangan sistem informasi ini upaya yang ditempuh adalah sebagai berikut : Peningkatan
-
kemampuan
SDM
dibidang
pengelolaan sistem informasi. Pengembangan dan pemantapan data base
-
perbenihan dan proteksi.
2.1.6. Strategi Dengan memperhatikan kondisi dan keterbatasan yang ada maka strategi yang ditempuh adalah : 1) Meningkatkan kualitas SDM Balai antara lain melalui pelatihan, magang, dan studi banding serta rekruitmen tenaga fungsional sesuai kebutuhan. 2) Melengkapi
sarana
dan
prasarana
laboratorium,
perpustakaan, dan media audio visual. 10 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
3) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait dalam pengawasan dan pengembangan mutu benih serta pengendalian OPT. 4) Mengoptimalkan petugas fungsional POPT, PBT, dan PPNS perkebunan. 5) Pengembangan dan pemantapan informasi perbenihan dan perlindungan tanaman perkebunan. 6) Pengembangan
jaringan
dan
kerjasama
antar
laboratorium pengujian mutu benih dan proteksi. 2.1.7. Program Program Utama BBPPTP Ambon mengacu kepada program Ditjen Perkebunan, yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. 2.1.8. Kegiatan Sebagai penjabaran program Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan
Mutu
Berkelanjutan,
maka
BBPPTP
Tanaman
Perkebunan
Ambon
melaksanakan
kegiatan yaitu memfasilitasi kegiatan sertifikasi benih (jumlah
benih
meningkatkan
yang
bersertifikat
dan
jumlah
teknologi
terapan
berlabel),
dan
perlindungan
perkebunan, menyelenggarakan pelayanan organisasi yang berkualitas dengan rincian sebagai berikut :
11 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
Tabel 1. Kegiatan dan output BBPPTP Ambon Tahun 2015
No
Kode Nama Kegiatan
Output
1781 Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan 1 1781.006Pembangunan Kebun Contoh, 50 Ha Demplot, Uji Koleksi, dll 2 1781.008Rakitan Teknologi Spesifikasi 4 paket Proteksi Tanaman Perkebunan 3 3 jenis 1781.009Pemanfaatan Agensia Hayati 4 1781.010 Sertifikasi dan Pengujian Mutu 150.000 benih bersertifikat dan berlabel Benih 5 1781.015 Koordinasi, Pembinaan dan 12 bulan Monev Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan 6 12 bulan 1781.994 Layanan Perkantoran 7 1781.997 Peralatan dan Fasilitas 300 unit Perkantoran 8 200 m2 1781.998 Gedung/Bangunan
12 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
BAB III KINERJA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
3.1.
Capaian Program/Kegiatan Pembangunan Perkebunan A. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2015 Pagu alokasi anggaran tahun 2015 sebesar Rp. 18.814.791.000,17.309.031.000,periode
s/d
dan
direvisi
Realisasi
menjadi
penyerapan
Desember
2015
Rp.
anggaran sebesar
Rp.16.080.797.226,- atau sebesar (92,90%) dengan perincian seperti tercantum dalam tabel 2 Tabel 2. Rincian Realisasi Serapan Anggaran dan Output Kegiatan TA. 2015
Kode
Uraian
Pagu
994
Layanan Perkantoran
997
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
1.035.000.000
998
Gedung dan Bangunan
006
Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll
Anggaran Realisasi
11.454.688.000 10.280.548.176
%
Output/ Fisik (%)
89,75
100
1.031.790.000
99,69
100
150.000.000
149.556.000
99,70
100
601.500.000
601.500.000
100
100
13 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
Kode
Uraian Rakitan teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan
008
Kode
009
986.950.000
Uraian
Pagu (Rp.000-)
Eksplorasi Agens Hayati Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Koordinasi, Pembinaan dan Monev Perbenihan dan Proteksi
010 015
Anggaran Realisasi
Pagu
%
980.748.000
Anggaran Realisasi (Rp.000,-)
Output/ Fisik (%)
99,66
100
Output/ Fisik (%)
%
232.170.000
221.354.000
95,34
100
320.550.000
320.540.000
100
100
2.528.173.000 2.494.761.050
98,68
100
Jumlah benih/bibit yang disertifikasi selama tahun 2015 ditargetkan 150.000 batang dan tersedia 4 paket teknologi terapan. Realisasi s.d bulan Desember
2015 adalah benih bersertifikat 180.382
batang (120,25%) dan paket teknologi terapan 4 paket (100%).
Tabel 3. Capaian Kinerja BBPPTP Ambon No
Kegiatan
1
2
1.
Jumlah benih yang disertifikasi
2.
Jumlah Teknologi Terapan perlindungan perkebunan (paket)
Target dan Capaian RKT/PK 2015 Realisasi 2015 3 4 150.000
180.382
4
4
3.2 Success Story Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 14 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
a. Penataan dan pengutuhan sarana prasarana kerja Dalam
rangka
masyarakat
memfasilitasi
telah
dilaksanakan
pelayanan
pada
penataan
dan
pengutuhan sarana prasarana kerja berupa Rehabilitasi gedung laboratorium benih, pengadaan meubuler, peralatan elektronik dan peralatan komputer.
b. Pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam rangka pemberian sertifikat layak edar. Sertifikasi dan pelabelan benih layak edar telah dilakukan sejumlah 4.560.254 benih yang memenuhi syarat, yang diperiksa oleh PBT di penangkar benih di wilayah kerja BBPPTP Ambon dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4. Sertifikasi dan pelabelan benih layak edar
c.
Tahun
Kelapa
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah
40.000 39.000 208.036 12.980 300.016
Kakao 1.045.048 1.539.985 938.881 9.977 3.533.891
Pala 28.282 247.521 12.893 177.710 136.407 602.813
Cengkeh 92.539 30.995 123.534
Jumlah per tahun 1.045.048 1.568.267 1.226.402 154.409 385.746 180.382 4.560.254
Pengembangan teknik dan metode pengujian mutu benih tanaman perkebunan. Dalam rangka pengujian mutu benih telah dilaksanakan pengujian kemurnian fisik, kadar air dan daya kecambah yang meliputi : 15 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
Tabel 5. Pengujian kemurnian fisik, kadar air dan daya kecambah KA 20 kali -
KF 6 kali -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2012 DB 6 kali 2 kali 13 kali 11 kali 3 kali 1 kali 1 kali -
-
-
-
-
-
20 kali
40 kali
20 kali
6 kali
37 kali
No.
Komoditi
1.
Kakao
2.
Kelapa
3.
Pala
-
4.
Cengkeh
-
5.
Aren
-
6.
Kapas
-
7.
Wijen
-
8.
Karet
-
9.
Kopi Jumlah
KF 20 kali -
2011 DB 20 kali 1 kali 11 kali 7 kali 1 kali -
KA 6 kali -
KF 10 kali -
KB -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2013 DB 10 kali 2 kali 14 kali 3 kali -
KA 10 kali -
KF 1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2014 KB DB 2 kali 1 kali 3 kali 3 kali -
-
2015 KB DB 3 kali 1 kali 5 kali 6 kali -
KA 2 kali -
KF 8 kali -
9 kali 4 kali -
-
-
-
-
-
-
-
7 kali 11 kali -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 kali -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali 1 kali 17 kali
-
11 kali
1 kali 1 kali 12 kali
1 kali -
6 kali
1 kali 1 kali 31 kali
-
-
1 kali -
8 kali
-
15 kali
28 kali
1 kali 10 kali
Pengembangan metode uji di laboratorium
untuk
pengujian kadar air benih pala dan cengkeh, uji daya simpan benih rekalsitran, uji daya berkecambah benih kelapa. Narasumber dari IPB (Prof. DR. Satriyas Ilyas,M.Si dan DR. Eni) dihadirkan setiap tahun untuk memberikan
KA 10 kali -
masukan/komentar
terhadap
hasil
uji
sekaligus menvalidasi metode uji yang telah dibuat. Beberapa kegiatan pengujian tahun 15 dalam rangka pengembangan metode uji mutu benih dilaboratorium sebagai berikut : 1. Penetapan Kadar Air untuk Benih Pala 16 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
2. Penentuan Hitungan I Dan II Serta Kriteria Kecambah Normal Pada Uji Daya Berkecambah Pada Benih Pala 3. Skarifikasi Benih Untuk Meningkatkan Persentase Perkecambahan Benih Pala
Pada Media Serbuk
Gergaji Dan Pasir 4. Evaluasi Daya Simpan Benih dalam Buah Pala 5. Penetapan Kadar Air untuk Benih Cengkih 6. Penentuan Hitungan I Dan II Serta Kriteria Kecambah Normal Pada Uji Daya Berkecambah Pada Benih Cengkih 7. Uji Berbagai Media Untuk Meningkatkan Persentase Perkecambahan Benih Cengkih 8. Evaluasi Daya Simpan Benih Cengkih Dalam Polong 9. Evaluasi Daya Simpan Benih Kakao 10. Metode Pengujian Daya Berkecambah Benih Kelapa Sambung pucuk pada Pala. Telah dilakukan ujicoba sambung pucuk pada pala di kabupaten Maluku Tengah dengan tingkat keberhasilan 75% sambungan berhasil. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas UPPT Amahai Kabupaten Maluku Tengah.
d. Pengawasan
dan
pemeriksaan
sumber
benih
(Blok
Penghasil Tinggi dan Pohon Induk Terpilih) a) Provinsi Maluku 17 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
Pengawasan sumber benih secara reguler dilaksanakan di desa Lonthoir, desa Merdeka, desa Rajawali, desa Dender, desa Spancibi, desa Walang dan desa Waer di kepulauan Banda, desa Rutah, desa Liliboy, desa Seith, desa
Wakal,
desa
Tamilow,
desa
Liang,
desa
Awaya,desa holo,desa Hutumury, desa Hila, desa Mamala, desa Itawaka, desa Alang, desa Booi dan desa Oma
di
kabupaten
Maluku
Tengah,
desa
Rumahkay,desa Walakone, desa Taman Jaya, desa Piru, desa Kairatu dan desa Mornaten kab. SBB,desa Pohon Batu kab Buru Selatan, Ohoi wear Lilir, Ohoi Badar, Ohoi Feer, desa Wab, desa Nuhutah dan desa Disuk di Kab. Malra. Para penangkar benih di lokasi tersebut belum semuanya memiliki Tanda Registrasi Usaha Perbenihan (TRUP) karena kebanyakan adalah penangkar musiman.
b) Provinsi Maluku Utara Pengawasan sumber benih pala dilaksanakan di desa Jaya kab Tidore Kepulauan, desa Marikrubu, desa Maliora, desa Tubo, desa Sulamadaha, desa Togafo Kota Ternate, desa Toloa Tidore, desa Galela Halmahera Barat.
18 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
e. Eksplorasi dan Inventarisasi Benih Unggul Klon Unggul Lokal Pala Lokal Pala Andan Pala Onin Pala Patani Pala Makian Cengkeh Tae Cengkeh Raja
Maluku Desa Sohue Kec. Taniwel Kab SBT Kab SBT Desa Sohue Kec Taniwel
Maluku Utara
Weda Makian
Desa Oma Pulau Haruku Desa Latu, Desa Kamarian, Desa Hitu Cengkeh Hutan Desa Latu, Desa Kamarian, Desa Hitu Cengkeh Zansibar Lokal Kec. Nusalaut Nusalaut Cengkeh Air Mata Desa Oma Pulau Haruku Cengkeh Damar Desa Luhu, Kab SBB Cengkeh Takoro Desa Luhu, Kab SBB Cengkeh Ros Kec Ambalau, Kab. Buru Selatan Cengkeh Siputih Kec Ambalau, Kab. Buru Selatan Cengkeh Lada Kec Ambalau, Kab. Buru Selatan Cengkeh Tuni lokal Kec. Nusalaut Nusalaut Kelapa Bido Desa Bido Morotai
f. Pengujian Observasi Guna Pelepasan Varietas Bersama Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi Maluku Utara melaksanakan pengujian observasi guna 19 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
pelepasan varietas dan telah berhasil di lepas sebagai varietas unggul nasional yakni Pala Makian. g. Bimbingan teknis dalam rangka penerapan manajemen laboratorium uji mutu benih tanaman perkebunan dan mutu APH Dalam penyelenggaraan bimbingan teknis dalam rangka penerapan
manajemen
mutu,
BBPPTP
Ambon
melaksanakan pertemuan bimbingan teknis sistem mutu 9001: 2015
h. Kerjasama
laboratorium
uji
mutu
benih
tanaman
mutu
benih
tanaman
perkebunan dan uji mutu APH Kerjasama perkebunan
laboratorium telah
uji
melaksanakan
uji
banding
antar
laboratorium uji mutu benih tanaman perkebunan dan uji mutu APH dengan melibatkan 7 laboratorium yang dinilai berkompeten dibidang uji mutu benih dan uji mutu APH.
i.
Pelayanan Teknik kegiatan pengawasan mutu termasuk kesehatan benih, dan peredaran benih perkebunan. Dalam rangka memberdayakan kelembagaan perbenihan di wilayah
kerja,
maka
secara
reguler
petugas
PBT
melaksanakan kunjungan ke penangkar benih sekaligus melakukan pengawasann peredaran benih. Kunjungan reguler ini menjadi sarana untuk melaksanakan bimbingan 20 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
teknis ke penangkar benih dalam memproduksi benih. Selain itu setiap tahun diselenggarakan Pertemuan Teknis Pengembangan Sistem Pengawasan Perbenihan yang dihadiri oleh Penangkar aktif, Dinas yang membidangi perbenihan tanaman perkebunan di wilayah kerja, petugas PBT dari UPTD dan dari BBPPTP Ambon.
j.
Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu antara lain : 1) Kaji terap PHT pada tanaman kakao Kegiatan ini untuk memperoleh teknologi yang tepat untukpengendalian kanker batang pada tanaman kakao. Jenis perlakukanyang diuji coba yaitu : pengolesan ekstrak kunyit, kapur api, arang tempurung, jamur Trichoderma sp pada bagian luka yang terkena kanker batang kakao. Dosis masing-masing bahan perlakuan yaitu 1 : 1. Teknik ini dikombinasikan dengan metode PHT yang lain seperti sanitasi dan pemangkasan. Teknik yang tepat untuk menurunkan tingkat serangan kanker batang yakni dengan perlakuan adalah dengan penggunaan ekstrak arang tempurung yang dioleskan pada bagian batang terserang selama 8 minggu.
21 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
2) Kaji Terap PHT untuk pengendalian penggerek batang pala Kaji Terap PHT untuk pengendalian pnggerek batang pala dilaksanakan dengan cara aplikasi infus batang Beauveria bassiana dengan dosis 400 cc/pohon. Teknik ini dikombinasikan dengan pemupukan bokashi dengan dosis 1 kg/pohon. Secara kualitatif teknik ini dinilai berhasil sesuai informasi dari petani. 3) Pengujian Aflatoksin pada Biji Pala Pengujian Aflatoksin telah dilaksanakan di Laboratorium Pestisida BBPPTP Ambon sebanyak 19 sampel dari 2 proinsi yaitu Maluku dan Sulawesi Utara. Kegiatan pengambilan sampel berlangsung secara internal dalam rangka uji coba alat dan metode serta peningkatan kompetensi analis dan laboran. Telah dilakukan validasi metode uji terhadap metode yang digunakan dengan menghasilkan beberapa rekomendasi terkait dengan pengembangan laboratorium. 4) Kaji terap PHT pada tanaman kelapa Kaji
terap
pengendalian
Brontispa
sp
dengan
menggunakan jamu Metarhizium anisopliae dengan penambahan bahan perekat yakni minyak kelapa,
22 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
shampoo dan gula pasir. Teknik ini mampu menurunkan tingkat serangan Brontispa sp sebesar 58,80%. 5) Pengujian Mutu Pestisida Pengujian
mutu
pestisida
telah
dilaksanakan
di
Laboratorium Pestisida BBPPTP Ambon dengan sampel dari wilayah kerja. Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji bahan aktif yang terkandung dalam pestisida yang digunakan oleh petani di Maluku. Pengujian mutu pestisida telah diuji pada 7 sampel. 6) Pengujian Mutu Lada Dalam
rangka
menindaklanjuti
surat
Direktur
Perlindungan Perkebunan tentang kandungan residu pestisida Delta Metrin dan Lamdasilahotrin pada lada, maka
laboratorium
pestisida
telah
melaksanakn
pengujian residu pestida Delta Metrin pada 16 sampel lada yang diperoleh dari Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. 7) Pengujian Mutu APH Laboratorium BBPPTP Ambon telah melaksanakan pengujian mutu APH ruang lingkup pengujian viabilitas dan kerapatan spora sebagai berikut : Trichoderma 19 yang
bersertifikat,
Beauveria
bassiana
5
yang
bersertifikat, dan Metharizium 2 sertifikat. 23 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
8) Identifikasi dan koleksi OPT Penting di Laboratorium dan Lapangan. OPT yang menyerang tanaman kelapa di Kabupaten Maluku Tenggara adalah tikus (Rattus rattus roquei), OPT yang menyerang tanaman Tebu di Kabupaten Bone
(Locusta
migratoria,
Chilo
saccariphagus,
Ceratovacuna lanigera dan Helminthosporium turcicum), Takalar
(Chilo
saccariphagus
dan
Ceratovacuna
lanigera), Merauke (Chilo saccariphagus, Scirpophaga nivella dan Ceratovacuna laginera) dan Gorontalo (Lepidiota stigma), OPT tanaman Kakao di Kabupaten Sigi adalah penggerek kulit buah kakao, OPT tanaman nilam di Kabupaten Kolaka Utara adalah Pachyzancla stultalis, Valanga nigricornis, Leptocorisa oratorius, Ralstonia
solanacearum
dan
Synchytrium
pogostemonis. Hasil identifikasi OPT dibuat dalam bentuk database OPT yang dapat di akses oleh publik. 9) Analisa Gangguan Usaha Perkebunan Non OPT Dalam tahun 2015 telah dilakukan inventarisasi data GUP non OPT di Provinsi Maluku dan selanjutnya membuat rekomendasi antisipasi serta pengendaliannya ke
Dinas
yang
membidangi
perkebunan
di
Provinsi/Kab/Kota.
24 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
10) Pemberian pelayanan teknik kegiatan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan. Pelayanan
teknis
pengembangan
kegiatan
analis
proteksi
tanaman
teknis
dan
perkebunan
diselenggarakan dalam bentuk pemberian pelayanan bagi petani, petugas Dinas provinsi/kabupaten/kota, instansi terkait. Salah satunya petugas POPT/PBT sebagai nara sumber pada kegiatan pelatihan atau aplikasi di lapangan yang dilakukan oleh dinas yang membidangi
perkebunan.
pengendalian
OPT
di
Beberapa
lapangan
rekomendasi
diterbitkan
oleh
BBPPTP Ambon. Selain itu dalam proses pengadaan peralatan laboratorium APH di Dinas, BBPPTP Ambon diminta sebagai tim teknis. 11)
Pengelolaan data dan Informasi Proteksi dan Benih Informasi mengenai benih perkebunan
dapat
dan
diakses
proteksi
tanaman
melalui
website
www.ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpambon/ komunikasi
dapat
melalui
361203/361325
telp/fax
untuk :
atau
0911email
[email protected]. Telah diterbitkan buletin Rempah sebagai media informasi bagi pemangku kepentingan
yang
terkait
dan
bagi
pihak
yang
membutuhkan. Secara reguler petugas POPT, PBT dan PMHP menulis siaran pedesaan yang disiarkan oleh 25 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
RRI. Selain itu dibuat leaflet, brosur, buku pentujuk mengenai benih dan proteksi untuk petugas dan petani serta pemangku kepentingan yang lain.
12)
Akreditasi laboratorium benih dan proteksi Dalam tahun 2015, Laboratorium BBPPTP Ambon telah berhasil mempertahankan akreditasi dari KAN sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 dengan nomor LP-606-IDN tanggal
24
Mei
2012.
Ruang
lingkup
kegiatan
laboratorium yang terakrediasi adalah : a. Laboratorium benih, bidang pengujian fisika/biologi : - Uji kadar air benih (% berat) kakao - Uji daya berkecambah benih (% jumlah) kakao, pala dan cengkeh - Uji kemurnian fisik benih (% berat) kakao b. Laboratorium proteksi, bidang pengujian biologi : - Uji viabilitas (% jumah) jamur Metarhizium anisopliae,
jamur
Trichoderma
spp,
jamur
Beauveria bassiana - Uji kerapatan spora (Jumlah spora/ml) jamur Metarhizium anisopliae, jamur Trichoderma sp, jamur Beauveria bassiana
26 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
13) Membangun Jejaring dan Kerjasama Telah dilakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Unpatti dengan merekrut tenaga praktisi pendamping yaitu Dr. Ir. I. Marzuki M.Si untuk bidang perbenihan tanaman perkebunan dari Ir. H.R.D. Amanupunyo, MP untuk bidang proteksi. Selain
itu
beberapa
dosen
senior
dari
Unsoed
Purwokerto (Prof. D. Ir. Leokas Soetanto, P.Hd, UGM Jogyakarta (Dr. Suputa,SP,MP) dan beberapa dosen senior IPB Bandung juga terlibat dalam beberapa kegiatan BBPPTP Ambon sebagai nara sumber. 14) Dana perekat Mulai dari tahun 2015, setiap UPTD benih dan proteksi lingkup wilayah kerja BBPPTP Ambon diberikan dana sebesar Rp. 49.000.000,- /UPTD untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pengendalian OPT dan pengawasan benih tanaman perkebunan. Dana ini dimaksudkan sebagai perekat kegiatan antara Dinas yang membidangi perkebunan di wilayah kerja dengan BBPPTP Ambon dengan judul kegiatan : • Prov. Sulawesi Selatan : Demplot PHT Pengendalian Busuk Pangkal Batang Lada
27 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
•
Prov. Sulawesi Utara
: Dempot Pengendalian Hama Terpadu
Penggerek
Buah
Kopi (PBKo) •
Prov.Sulawesi Tengah
: Identifkasi dan Koleksi OPT dan Agensia Hayati pada tanaman kakao. : Uji
•
Prov. Sulawesi Barat
Efikasi
APH
pada
Demplot Penyehatan kebun Kakao : Eksplorasi Klon Unggul Lokal Pala
•
Prov. Maluku Utara
: Pengendalian tanaman
•
Prov. Gorontalo
hama
Kakao
menggunakan
pada dengan jamur
Beauveria bassiana : Pengendalian
Phythoptora
pada Tanaman Kakao •
Prov. Sultra
: Kebun Sehat Kakao : Demplot Kebun Sehat Kakao
•
Prov. Papua Barat
•
Prov. Papua
Melalui kegiatan perekat telah berhasil dilepas varietas pala makian dari Provinsi Maluku Utara.
28 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
BAB IV PERMASALAHAN, UPAYA TINDAK LANJUT DAN RENCANA AKSI 4.1. Permasalahan 1. Sesuai
amanat
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.
10/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
BBPPTP
Ambon,
maka
dalam
melaksanakan
tugasnya BBPPTP Ambon membawahi wilayah kerja untuk bidang proteksi yang meliputi 10 provinsi di Pulau Sulawesi, Kep. Maluku dan Papua serta untuk bidang perbenihan yang meliputi 2 provinsi yakni provinsi Maluku dan Maluku Utara. Guna mensinergiskan kegiatan benih dan proteksi di wilayah timur dan memperhatikan kekuatan tenaga fungsional yang tersedia untuk melaksanakan tugas fungsi dibidang perbenihan, keragaaan komoditi binaan dan kondisi geografis, maka pada
kesempatan
ini kami
mengusulkan wilayah kerja BBPPTP Ambon di bidang perbenihan diperluas menjadi 4 provinsi yakni Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat 2. Guna mendukung pelaksanaan kerja yang optimal maka kami mengusulkan pula untuk menyempurnakan struktur organisasi
dimana
terdapat
2
bidang
yaitu
bidang 29
LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
perbenihan dan bidang proteksi. Penambahan bidang tersebut perlu diikuti dengan penambahan eselon IV seksi jaringan laboratorium perbenihan, seksi pelayanan teknis dan informasi perbenihan dan seksi jaringan laboratorium proteksi serta seksi pelayanan teknis dan informasi proteksi sebagaimana struktur yang ada di BBPPTP Medan dan Surabaya. 3. Sub Bagian Tata Usaha beban kerjanya sangat berat mulai dari perencanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan serta kegiatan
kesekretariatan
lainnya,
ke
depan
perlu
eselonering Sub Bagian Tata Usaha ditingkatkan menjadi setara eselon III membawahi eselon IV yaitu Subag Kepegawaian dan tata Usaha, Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan dan Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi untuk lebih memperlancar dalam menjalankan fungsi koordinasi dengan bidang-bidang yang ada. 4. Penambahan tupoksi uji residu pestisida, logam berat dan kandungan aflatoksin. Sejak tahun 2012 sampai dengan 2014, laboratorium BBPPTP Ambon menerima peralatan dan bahan laboratorium dari Dinas Pertanian Provinsi Maluku untuk pengujian kandungan residu pestisida dan aflatoksin. Pada tahun 2013 tersedia tenaga teknis analis kimia. Hal ini belum ditunjang dengan amanat tugas pokok dan fungsi BBPPTP Ambon (Permentan No 10 tahun 2008) 30 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
yang hanya mengatur mengenai pelaksanaan pengujian dan pemanfaatan pestisida nabati. Berdasarkan
tuntutan
konsumen
terhadap
pengujian
kandungan residu pestisida, aflatoksin dan logam berat maka kedepan perlu adanya penambahan fungsi BBPPTP Ambon di bidang pengujian tersebut. 5. Status tanah Pada saat penyerahan aset proyek kepada UPT tidak dilengkapi dengan dokumen pendukung (sertifikat/surat hibah/kuitansi
pembelian/surat
pembebasan
tanah)
sehingga sebagian besar tanah bangunan UPT dan perangkat tidak memiliki kepastian hukum dan dapat dialihfungsikan oleh Pemerintah Daerah setempat. 4.2. Isue Strategis Yang Perlu Ditidaklanjuti a.
Akreditasi Laboratorium Kedepan tuntutan konsumen terhadap kualitas produk perkebunan yang di ekspor akan semakin ketat. Untuk mendukung hasil pengujian laboratorium yang diakui secara internasional apabila terjadi tuntutan/klaim dari konsumen, laboratorium penguji yang terakreditasi menjadi salah satu persyaratan yang diperlukan. Untuk itu upaya balai
untuk
penambahan
ruang
lingkup
akreditasi
khususnya untuk pengujian residu pestisida golongan karbamat, uji kandungan aflatoksi, uji kadar air pala dan 31 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
cengkeh dan uji daya kecambah benih pala perlu didukung penyelesaiannya. b. Penguatan SDM. Sumberdaya manusia untuk menunjang tugas pokok dan fungsi
satker
terbatasnya
masih petugas
belum
memadai,
Pengawas
Benih
yaitu
masih
Tanaman,
Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Pengendali OPT, Tenaga Laboran, Petugas Pengambil Contoh untuk mendukung pelaksanaan tugas fungsi. Kedepan perlu diusulkan untuk penambahan tenaga teknis POPT, PBT, PMHP dan PPC serta tenaga laboran c.
Status tanah Pada saat penyerahan aset proyek kepada UPT tidak dilengkapi dengan dokumen pendukung (sertifikat/surat hibah/kuitansi
pembelian/surat
pembebasan
tanah)
sehingga sebagian besar tanah bangunan UPT dan perangkat tidak memiliki kepastian hukum dan dapat dialihfungsikan oleh Pemerintah Daerah setempat. Dalam tahun 2013, telah dianggarkan penyelesaian sertifikat tanah,
namun
tidak
dapat
direalisasikan
karena
perencanaan yang kurang matang. Kedepan diharapkan dapat dilakukan sertifikasi tanah khusus untuk bangunan kantor BBPPTP Ambon, LUPH dan Brigade Proteksi.
32 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
d.
Adopsi teknologi Masalah yang dihadapi tingkat partisipasi petani masih kurang mengadopsi teknologi kebun sehat kelapa, terlihat dari kurangnya pemeliharaan kebun, tenaga kerja sangat kurang dan petani memiliki mata pencaharian yang lain selain
berkebun
pemeliharaan
mengakibatkan
kebun
tidak
perhatian
maksimal.
terhadap
Petani
lebih
cenderung melihat hasil dari pada mengikuti proses mengakibatkan lambatnya adaptasi teknologi tersebut. Kedepan perlu diperhatian penetapan calon petani dan calon
lahan
yang
dapat
kooperatif
untuk
menyelenggarakan PHT.
e. Penangkar benih Masih maraknya penangkar benih musimam yang tidak memiliki
TRUP,
memiliki
kemampuan
teknis
dalam
memproduksi benih terbatas, kurang paham mengenai aturan perbenihan. Kedepan pembinaan dan sosialisasi aturan perbenihan pada penangkar dan instansi terkait lainnya tetap dilaksanakan. f. Pengawasan dan Peredaran Benih Masih dijumpai dilapangan benih yang beredar belum bersertifikat dan berlabel. Khususnya untuk benih pala, 33 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
benih
yang
kecambah.
beredar BBPPTP
lebih
banyak
Ambon
telah
dalam
bentuk
mengusulkan
perbaikan/revisi SOP benih pala dengan menambahan item pemeriksaan benih dalam bentuk kecambah, namun sampai dengan saat ini belum diterbitkan.
34 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Laporan Akuntabilitas Kinerja BBPPTP Ambon tahun 2015 ini merupakan
salah
satu
bentuk
pertanggungjawaban
penyelenggaraan tugas dan fungsi yang dilaksanakan selama periode tahun 2015. Kegiatan yang terkait dengan fungsi pelayanan dalam rangka menjadikan BBPPTP Ambon sebagai Balai yang profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan. Kegiatan tersebut pada hakikatnya dilakukan sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
B. Saran Guna mendukung kelancaran pelaksanaan Tupoksi BBPPTP Ambon, maka monitoring, evaluasi dan pemantauan secara berkala perlu dilakukan oleh Tim SPI. Pengawasan terhadap kinerja Tim SPI harus secara berkala dievaluasi oleh atasan langsung.
35 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015
Kementerian Pertanian
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN UTAMA (OUTPUT)
No
Anggaran (Rp) Keluaran
Program / Kegiatan Utama Target
1
%
Target
Realisasi
%
2
3
5
6
7
8
9
10
1781.001
994
Layanan Perkantoran
11.454.688.000
10.280.548.176
89,75
1 tahun
1 tahun
100
2
997
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
1.035.000.000
1.031.790.000
99,69
300 unit
300 unit
100
3
998
Gedung dan Bangunan
150.000.000
149.556.000
99,70
200 M2
200 M2
100
4
006
Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll
601.500.000
601.500.000
100
50 Ha
50 Ha
100
5
008
Rakitan teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan
986.950.000
980.748.000
99,66
4 pkt
4 pkt
100
6
009
Eksplorasi Agens Hayati
232.170.000
221.354.000
95,34
3 Jenis
3 jenis
100
320.550.000
320.540.000
100
150.000
180.382
100
2.528.173.000
2.494.761.050
98,68
1 tahun
1 tahun
100
17.039.031.000
16.080.797.226
92,90
1
7
010
8
015
4
Realisasi
Keluaran
Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Koordinasi, Pembinaan dan Monev Perbenihan dan Proteksi
36 LAKIP BBPPTP Ambon Tahun 2015