KORUPSI DALAM NOVEL LADANG PERMINUS KARYA RAMDHAN K.H DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
oleh Nurul Fauziah NIM 1112013000023
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK Nurul Fauziah, 1112013000023, “Korupsi dalam Novel Ladang Perminus Karya Ramadhan K.H dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Ahmad Bahtiar, M.Hum. Novel Ladang Perminus Karya Ramadhan K.H merupakan novel yang menggambarkan kisah nasib seorang yang melawan arus dari tindak korupsi dan manipulasi dalam Perusahaan Minyak Nusantara. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis korupsi serta dampak korupsi dalam novel Ladang Perminus dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pustaka, teknik catat, dan teknik simak. Hasil Penelitian menunjukan novel Ladang Perminus memiliki unsure intrinsik yang mendukung tema minor hubungan manusia dan masyarakat dan tema mayor korupsi dalam Perusahaan Minyak Nusantara. Kemudian, korupsi dipilih sebagai suatu hal yang dianggap biasa dilakukan dalam ranah bisnis, dalam mempermudah kepentingan pribadi dan pandangan pengarang melalui tokoh Hidayat terhadap dampak korupsi yang dilakukan orang lain. Selain tema mayor dan minor yang diusung Ramadhan, Novel Ladang Perminus memuat pemahaman mengenai jenis-jenis dan dampak korupsi yang dapat diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat XII SMA. Jenis-jenis korupsi yang biasa terjadi dilingkungan masyarakat dapat dicegah dengan dengan menanamkan nilai kejujuran dan tanggung jawab.
Kata Kunci : Korupsi, Novel Ladang Perminus, Ramadhan K.H
i
ABSTRACT NurulFauziah, 1112013000023, “Corruption in a Novel LadangPerminusby Ramadhan K.H and Its Implications on the Learning of Indonesian Language and Literature, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, SyarifHidayatullahIslamic State University Jakarta. Pembimbing: Ahmad Bahtiar, M.Hum. LadangPerminus is a contextual novel written by Ramadhan K.H it describes a story about the fate of a man who walks against the stream of corruption and manipulation in Nusantara Oil Company. This study was aimed to describe the types of corruption in novel LadangPerminusand its implications on literature learning in senior high school. The method used in this study was qualitative descriptive method. The techniques of data collection in this study comprised literature technique, noting technique, and heeding technique. The result shows that Ladang Perminushas intrinsic elements that supports minor theme about the relationship between human and the community and major theme about the corruption in Nusantara Oil Company.Corruption. Then, corruption selected as something that is considered usual in business realm, in facilitating personal interests and views of the author through the figure, Hidayat,on the fate of the impact of corruption committed by others. Beside the major and minor theme brought by Ramadhan, LadangPerminuscontains the understanding about the types and the impacts of corruption that can be implemented on the learning of Indonesian language and literature for the students in third grade of senior high school. The types of corruption that common in society can be prevented by embedding the value of honesty and responsibility.
Keywords :Corruption, Novel LadangPerminus, Ramadhan K.H
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah swt karena berkat rahmat dan hidayahnya, skripsi yang berjudul “Korupsi dalam Novel Ladang Perminus Karya Ramadhan K.H dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” pada akhirnya dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW karena kehadiranya merupakan rahmat bagi alam semesta. Selama lebih dari delapan bulan proses pengerjaan skripsi, penulis begitu banyak menemui lika-liku hambatan yang mewarnai proses penulisan skripsi, dari perubahan judul, hingga beragamnnya opsi pembahasan yang menarik untuk diteliti khususnya yang memiliki tema serupa yakni korupsi atas saran dosen pembimbing. Kemudian hal tersebut menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripi ini. Untuk itu; penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada nama-nama berikut. 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 3. Toto Edidarmo, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4. Ahmad Bahtiar, M.Hum., selaku pembimbing dalam penulisan skripsi yang selalu memberikann arahan dengan ilmu yang meningkatkan pengetahuan penulis. Terima kasih atas arahan, motivasi, bimbingan dan kesabaran Bapak selama ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memperkenalkan indahnya dunia sastra, keanekaragaman bahasa dan manfaat besar seorang pengajar.
iii
6.
Keluarga besar ayah Abdul Rahman dan Ibu Puji Astuti, selaku orang tua penulis, adik-adikku Muhammad Rifqi Nur Fadhillah dan Nur Habibah, dan Mas Gatot Dwi Yono yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan, baik doa, moral maupun moril sealama ini.
7. Sahabat-sahabaku Nur Hamidah, S.Pd., Maryanih, S.Pd., Rizki Dwi Putri, Elvira Rosiana, Bunga Indah Puspitasari, Dhyas Nisa Utami, Fatimah, Via Ardhya Garini Lintang dan Khaerunia Amalah. Terimakasih atas dukungan, motivasi, pengertiannya, dan pengalaman hidup yang berharga selama ini. 8. Teman seperjuangan dalam menempuh program sarjana strata satu, seluruh mahasiswa Jurusan PBSI angkatan 2012 yang telah banyak memberikan motivasi dan mewarnai perjalanan menempuh pendidikan ini.
Semoga, mereka yang memberi doa, motivasi serta bimbingan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah swt. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua, Khususnya penulis.
Jakarta, 5 April 2017 Penulis
Nurul Fauziah
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ABSTRAK……………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR……………………………………………………….. iii DAFTAR ISI…………………………………………………………………. v BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.…………………………………….. 1 B. Identifikasi Masalah………………………………………….. 5 C. Pembatasan Masalah…………………………………………. 5 D. Rumusan Masalah……………………………………………. 6 E. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 6 F. Manfaat Penelitian…………………………………………… 6 G. Metodelogi Penelitian……………………………………...… 7
BAB II
LANDASAN TEORI A. Hakikat korupsi……………………………………………… 11 1. Pengertian Korupsi……………………………………… 11 2. Jenis Korupsi…………………………………………….. 13 3. Dampak Korupsi……………………………………….... 15 B. Hakikat Novel……………………………………………….. 17 C. Unsur Intrinsik Novel………….…………………………..... 19 D. Sosiologi Sastra……………………………………………… 24 E. Hakikat Pembelajaran……………………………………….. 26 F. Penelitian Relevan…………………………………………… 27
v
BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN PENGARANG A. Biografi Ramadhan K.H……………………………………. 30 B. Pandangan Hidup Ramadhan K.H…………………………. 32 C. Sinopsis……………………………………………………… 34 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Unusr intrinsik……………………………………………… 36 1. Tema…………………………………………………….. 36 2. Tokoh dan Penokohan………………………………….. 39 3. Latar……………………………………………………... 45 4. Alur…………………………………………………….... 52 5. Sudut Pandang………………………………………...... 58 6. Gaya Bahasa…………………………………………….. 59 B. Jenis-jenis Korupsi………………………………………….. 62 C. Dampak Korupsi…………………………………………….. 70 D. Implikasi pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia...74 BAB V PENUTUP A. Simpulan…………………………………………………….. 78 B. Saran…………………………………………………………. 79 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN PROFIL PENULIS
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi dinilai sebagai salah satu permasalahan mendasar dalam etika bisnis. Korupsi dianggap dapat menghambat dan merusak bisnis. Jangka panjang terbukti bahwa korupsi telah menyebabkan kebangkrutan dan inefisiensi serta penurunan produktivitas. Korupsi dapat dipicu oleh aspek individu, organisasi dan aspek tempat individu dan organisasi tersebut berada1. Masyarakat pada umumnya menggunakan istilah korupsi untuk merujuk kepada serangkaian tindakan-tindakan terlarang atau melawan hukum dalam rangka mendapat keuntungan dengan merugikan orang lain. Hal yang paling mengidentifikasi perilaku korupsi bagi masyarakat umum adalah penekanan pada penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi. Korupsi merupakan penyimpangan yang berakar dari watak manusia yang tidak terkontrol, berupa hasrat akan kekayaan dan kekuasaan yang menghalalkan segala cara dan otoritas yang tidak transparan. korupsi tidak hanya berupa pengambilan keuntungan secara besar-besaran. Korupsi dapat berupa dukungan dan kekerabatan. Pada dasarnya, korupsi berawal dari kebiasaan menerima upeti, hadiah, suap, pemberianfasilitas tertentu ataupun yang lain. Sehingga, kebiasaan tersebut menjadi bibit korupsi yang nyata dan dapat merugikan perekonomian2. Penanganan kasus korupsi hingga sampai pengadilan yang dilakukan KPK dalam setahun rata-rata pada umumnya berjumlah 60-70 kasus. Angka tersebut
1
Syopiansyah Jaya Putra dan Yusuf Durachman, Etika Bisnis & Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009). hlm. 58 2 Mansyur semma, Negara dan Korupsi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2008), Hlm. xxx
1
2
dianggap kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pengaduan setiap tahunnya yang mencapai 7.0003. Maraknya korupsi di Indonesia membuat presiden Jokowi mengeluhkan hal tersebut. Dalam pertemuannya dengan pakar-pakar hukum di istana, ia menyampaikan keluhannya atas tingkah para pimpinan lembaga negara yang melakukan korupsi. Mereka bahkan tidak segan menjual pengaruh dari jabatan yang dipegangnya. Banyak dijumpai hal-hal yang berkaitan dengan korupsi, dan bahkan ditingkat elite pimpinan lembaga4. Berdasarkan beberapa kasus korupsi seperti korupsi Al-quran, pendidikan, pungli di laut, hambalang, dan lain-lain. Banyak hal yang berdampak buruk dari kegiatan korupsi. Korupsi mengakibatkan dampak yang sangat luas, terutama bagi kehidupan masyarakat menengah kebawah. Seperti bantuan pendanaan untuk petani, usaha kecil, maupun koperasi tidak pernah sampai ketangan masyarak. Artinya, korupsi menghambat pembangunan ekonomi rakyat. Masyarakat menengah kebawah cenderung menerima pelayanan sosial lebih sedikit, karena instansi akan lebih mudah melayani para pejabat dan konglomerat dengan harapan akan memiliki gengsi dan imbalan materi. Korupsi juga dapat berdampak terhadap birokrasi, terhadap politik dan demokrasi, serta penegakan hukum. Dari dampak korupsi yang ada, masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai hal tersebut. Memberikan pemahaman mengenai korupsi bagi masyarakat luas, terutama bagi para siswa dalam dunia pendidikan, dapat dilakukan melalui karya sastra. Hakikatnya karya sastra berupa buku-buku yang berisi cerita
3
hlm. 4
4
Rudy, Persoalan Korupsi Masih jadi PR, dalam Media Indonesia, 15 Desember 2016,
Ahmad Romadoni, “Jokowi Sindir Pimpinan Lembaga Negara yang Suka Jual Pengaruh”, diakses pada 5/11/2016 pada 21.00 WIB dari http://m.liputan6.com/news/read/2608440/jokowi-sindir-pimpinan-lembaga-negara-yang-sukajual-pengaruh
3
yang baik turut memberikan pengaruh dalam pemahaman dan pembetukan watak siswa. Maka dari itu, hal-hal yang tertulis dalam karya sastra khususnya novel, menjadi observasi yang tajam dari pengarang terhadap realitas yang terjadi disekelilingnya. Membaca ataupun menelaah suatu karya sastra memungkinkan seseorang mendapatkan gambaran kehidupan yang terjadi dalam dunia nyata, sehingga dapat dijadikan pembelajaran baik bagi diri sendiri, orang lain, ataupun masyarakat luas. Pembelajaran sastra di sekolah turut membantu pemahaman siswa terdapat permasalahan yang terjadi di masyarakat, terutama permasalah korupsi. Dengan kata lain, setiap kegiatan menyiratkan upaya pendidikan yang memberikan pemahaman mengenai hal-hal yang boleh atau tidak mereka lakukan, sehingga dapat membentuk siswa menjadi pribadi yang baik. Mebentuk pribadi yang baik dapat dilakukan dengan penanaman nilai kejujuran. Nilai kejujuran dapat didefinisikan sebagai sebuah nilai, sebab prilaku itu menguntungkan, baik bagi yang mempraktikan maupun bagi orang lain yang terkena akibatnya5. Agar korupsi tidak merajalela, perlu penanaman nilai-nilai kejujuran kepada generasi muda. Sejak dini siswa perlu ditanamkan nilai kejujuran, bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Agar mereka mereka dapat menerapkannya untuk masa depan, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, pekerjaan dan sebagainya. Nilai kejujuran dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dapat melalui dongen, berita, ataupun novel6. Perkembangan dan permasalahan korupsi dapat dilihat melalui karya
sastra.
Shoim
Anwar
dalam
jurnalnya
mengemukakan
perkembangan korupsi dalam novel beberapa novel. Pertama, Novel Korupsi Karya Prameodya Ananta Toer pertama kali terbit tahun 1954. Permasalahan korupsi berupa pengambilan barang dan kenaikan harga 5
Dwi Ananta Devy, Korupsi Hina dan Tercela, (Jakarta: CV. Pamularsih, 2013), hlm. 30 Ibid., hlm. 31
6
4
pengadaan barang. Kedua, Novel Senja di Jakarta karya Mochtar Lubis tahun 1970. Korupsi berupa pemberian lisesnsi istimewa dan mendirikan perusahaan fiktif. Ketiga, novel Ladang Perminus Karya Ramadhan K.H diselesaikan tahun 1982 dan diterbitkan tahun 1990, korupsi berupa manipulasi pembukuan penggelebungan nilai proyek, member dan menerima sesuatu. Keempat novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari tahun 2002 Korupsi berupa penyalah gunaan dana proyek, manipulasi standar mutu dan material proyek, serta pemberian dan penerimaan susatu. Kelima, novel Memburu Korupsi Karya Urip Sutomo tahun 2009. Korupsi yang terjadi berupa penerimaan dan pemberian sesuatu. Dilihat dari beberapa karya sastra yang mengangkat permasalahn korupsi. Terlihat bahwa korupsi masih menjadi permasalahan dan topik yang hangat di Indonesia sejak tahun 1950-an hingga 2000-an. Pembahasan novel Ladang Perminus karya Ramdhan K.H. muncul pada tahun 90-an. Ramadhan K.H. Ditulis oleh seorang penulis biografi terkenal di negeri ini. Melalui tangannya, telah lahir sejumlah biografi orang penting. Ramadhan pernah menulis beberapa novel, salah satunya novel Ladang Perminus. Konon menurut Ramadhan, novel itu ditulis sebagai bentuk kritiknya atas korupsi di Pertamina7. Pertamina memang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional sejak dulu hingga masa kini, karena keuntungannya yang begitu besar. Sehingga dari keuntungan tersebut orang lain mengambil kesempatan untuk melakukan praktik-pratik korupsi yang mereka sadari ataupun tidak. Hal inilah yang membuat penulis ingin menganalisis tindakan korupsi yang ada dalam cerita. Novel Ladang Perminus Karya Ramadhan K.H. ini menggambarkan jenis korupsi dalam Perminus. Cerita ini mengisahkan nasib seorang yang melawan arus. Hidayat sebagai staf terpercaya tidak dapat menutup mata dari tindak korupsi dan manipulasi 7
Ramadhan K.H dalam Fenty, Ibnu Sutowo Saatnya Bercerita (Ramdhan KH), (Jakarta: Nasional Press Club of Indonesia (NPCI), 2008), hlm. XV
5
yang menggelegar di kantornya. Tetapi sebagai orang yang jujur dan idealis, ia bersikeras menuruti perintah hati nuraninya sendiri, sekalipun harus melihat berbagai bentuk korupsi. Novel
Ladang
Perminus
ini
dapat
diimplikasikan
terhadap
pembelajaran sastra di sekolah misalnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengenai unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novel. Selain itu, siswa dapat mengklasifikasikan korupsi berdasarkan jenis-jenis korupsi dan mengetahui dampak dari korupsi. Sehingga dapat membentuk karakter siswa seperti jujur, tanggung jawab, serta bijaksana dalam memandang sebuah peristiwa yang mereka temui dilingkungannya. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut dalam judul skripsi “Korupsi dalam novel Ladang Perminus Karya Ramdhan K.H. dan Implikasinya Terhdapat Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas telah disampaikan, maka identifikasi masalah dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Korupsi dinilai sebagai persoalan mendasar bagi masyarakat 2. Korupsi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan dilakukan oleh berbagai golongan 3. Korupsi banyak berdampak buruk bagi masyarakat 4. Tingginya tingkat pengaduan korupsi 5. Perlunya penanaman nilai kejujuran untuk membentuk pribadi antikorupsi
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini bertujuan agar dalam penelitian tidak meluas. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu jenis-jenis
6
yang terdapat dalam novel Ladang Perminus Karya Ramdhan K.H. dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra indonesia
D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Jenis-jenis korupsi yang terdapat dalam novel Ladang Perminus karya Ramdhan K.H. ? 2. Bagaimana impilkasi pembahasan novel Ladang Perminus karya Ramdhan K.H. terhadapt pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia?
E. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan Jenis-jenis korupsi yang terdapat dalam novel Ladang Perminus karya Ramdhan K.H. 2. Mendeskripsikan impilkasi pembahasan novel Ladang Perminus karya Ramdhan K.H. terhadapt pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti namun dapat bermanfaat untuk orang lain dalam rangka mengetahui bentuk dan dampak korupsi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan terutama di bidang Sastra Indonesia, dansebagai hasil penelitian yang akan memperkaya bahan ajar, terutama pada materi novel. Karena novel merupakan salah satu metri yang banyak diminati oleh para siswa.
2. Manfaat Praktis
7
a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam memilih sumber pembelajaran, dan sebagai bahan pembelajaran untuk memudahkan guru dalam mengambil contoh pengajaran dengan tema korupsi. b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan tambahan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sastra serta melengkapi sarana dan prasarana sebagai penunjang dalam proses kegiatan belajar dan mengajar untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. c. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam mengapresiasi sastra khususnya memahami bentuk dan dampak korupsi d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan informasi ketika mengambil tema yang sama tentang korupsi dan sebagai bahan perbaikan untuk penelitian ini.
G. Metodelogi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung dari bulan Agustus 2016 sampai Februari 2017 penelitian ini tidak terkait dengan tempat tertentu karena objek yang dikaji berupa naskah 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desriptif kualitatif, yaitu suatu proses penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari objek yang diamati8. Pengkajian ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang meliputi analisis dan interpretasi data tersebut.
8
hlm. 10
Boy S. Sabarguna, Analisis Data pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: UI-press, 2005),
8
Untuk menginterpretasi data yang terdapat dalam novel, diperlukan analisis
intrinsik
Pendekatan
dengan
objektif
menggunakan
adalah
pendekatan
pendekatan kajian
objektif.
sastra
yang
menitikberatkan kajiannya pada karya sastra9. Unsur yang dimaksud seperti tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Untuk dapat memahami perkembangan sosial masyarakat yang terkait dengan permasalahan korupsi yang terdapat di novel ini. Objek sosiologi
sastra
adalah
manusi
dalam
masyarakat
sebagai
transindividual10. 1. Sumber Data Penelitian Sumber data untuk penelitian ini terdapat sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber data primer Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Ladang Perminus karya Ramdhan K.H. cetakan pertama 1990, dengan tebal 328 halaman. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku dan artikel yang terkait dengan teori sastra, bentukbentuk korupsi,dan implikasi dalam pembelajaran sastra. 2. Teknik Pengumpulan Data Agar memperoleh data yang sesuai dengan tema penelitian, diperlukan suatu teknik atau metode pengumpulan data yang sesuai dengan
objek
penelitian.
Teknik
yang
digunakan
dalam
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, teknik catat, dan teknik simak. Pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari data novel Ladang Perminus berupa kata-kata atau verbal data. Adapun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut. 9
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), hlm. 183 Nyoman Khutha Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 13 10
9
a. Teknik Pustaka, peneliti mengumpulkan berbagai pustaka yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian. b. Teknik Catat (handwriting), yaitu peneliti membaca novel Ladang Perminus secara keseluruhan untuk mendapatkan pemahaman tentang analisis melalui dialog dan narasi yang merupakan wujud reaksi terhadap tokoh-tokoh, lingkungan, serta terhadap diri sendiri. Kemudian dicata tsesuai dengan data yang diperukan dalam penelitian. c. Teknik Simak, yaitu peneliti mengaitkan berbagai data yang terkumpul untuk diklasifikasi sehingga memudahkan penyajian. 3. Validasi Data Data yang telah berhasil digali kemudian dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian. Oleh karena itu, agar menjamin validasi data dalam penelitian ini, maka digunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi
teori.
Teknik
tersebut
dapat
dilakukan
dengan
menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang mengarah pada penemuan penelian lainnya11. 4. Teknik Analisis Data Langkah
awal
dalam
penelitian
ini
adalah
peneliti
menginterpretasikan teks novel Ladang Perminus karya Ramdhan K.H.untuk
menemukan
unsur-unsur
instrinsik,
bentuk-bentuk
korupsi, dan dampak korupsi dalam novel. Unsur unsur yang dianalisis didalam novel ini meliputi tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang. Langkah kedua, peneliti menafsirkan makna peristiwa atau kejadian yang terdapat dalam teks novel Ladang Perminus karya Ramdhan K.H., sehingga dapa menemukan bentukbentuk korupsi, dan dampak korupsi yang terdapat dalam novel. 11
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Roasdakarya, 2011), hlm. 320
10
8. Prosedur Penelitian a. Pembacaan Data Pembacaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan dua tahap, yaitu menginterpretasikan teks novel dan menafsirkan makna peristiwa. b. Reduksi Data Pada langkah ini data yang sudah diperoleh kemudian dicatat dalam uraian terperinci. Dari data-data yang sudah dicatat tersebut, kemudian dilakukan penyederhanaan data. Data-data yang dipilih hanya data yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis.
Dalam
hal
ini
berkaitan
dengan
analisis
struktur,bentuk-bentuk korupsi, dan dampak korupsi dalam novel Ladang Perminus karya Ramdhan K.H. Informasi-informasi yang mengacu pada permasalahan itu lah yang menjadi data dalam penelitian ini. c. Penyajian Hasil Identifikasi dan Klasifikasi Data Pada langkah ini, data yang sudah ditetapkan kemudian disusun secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami. Datadata tersebut kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi tentang analisis struktur, bentuk-bentuk korupsi, dan dampak korupsi.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Korupsi 1. Pengertian Korupsi Fockema Andrae dalam buku Korupsi dalam Prespektif HAN kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio. Selanjutnya disebut bahwa corruptio itu berasal dari kata corrumpere, suatu kata latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa, seperti Inggris, yaitu corruption, corrupt; Prancis, yaitu corruption; dan Belanda, yaitu corruptie. Dari bahasa Belanda inilah kata itu turun ke bahasa Indonesia, yaitu ‗korupsi‘. Korupsi merupakan suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain, secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapat suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain1. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada kata yang menunjukan pada istilah korupsi. Pertama a 1 buruk; rusak; busuk; 2 suka menerima uang sogok; dapat disogok (memakai kekuasaanya untuk kepentingan pribadi) kedua, korupsi merupakan perbuatan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri (seperti menggelapkan uang atau menerima uang sogok). Teori korupsi paling umum menyatakan bahwa korupsi terjadi jika seseorang menggunakan kekuasaan yang dimiliki guna memenuhi
kepentingan
pribadi
dengan
jalan
menyubordinasi
2
kepentingan umum .
1
Jawade Hafidz Arsyad, Korupsi dalam Perspektif HAN (Hukum Administrasi Negara), (Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2013), hlm. 3-4 2 Budi Winarto, Dinamika Isu-isu Global Kotemporer, (Jakarta: PT. Buku Seru, 2014), hlm. 304-305
11
12
Dwi Ananta, menurut Prof. Sudarto, istilah korupsi berasal dari perkataan ―curruption”, yang berarti kerusakan. Disamping itu perkataan korupsi dipakai pula untuk menunjukan suatu keadaan atau perbuatan yang buruk. Korupsi banyak disangkutkan kepada ketidakjujuran seseorang dalam bidang keuangan3. Sedangkan menurut L. Bayle, Pengertian ―korupsi‖ dikaitkan dengan perbuatan penyuapan yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan sebagai akibat adanya pertimbangan dari mereka yang memegang jabatan bagi keuntungan pribadi4. Hal lain dikemukakan oleh J. S. Nye, korupsi adalah prilaku yang menyimpang
dari
kewajiban-kewajiban
norma
suatu
instansi
pemerintah. Karena kepentingan pribadi dan gengsi atau mencari pengaruh bagi kepentingan pribadi5. Istilah korupsi dalam Peraturan Undang-undang di Indonesia baru dikenal kali pertama dalam Peraturan Penguasa Perang Pusat Kepala Staf Angkatan Darat tanggal 16 April 1958 No.Prt/Peperpu/013/1958 (BN No. 40 Tahun 1958). Lalu istilah tindak pidana korupsi pertama kali dipergunakan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang (Perpu) No. 24 Tahun 1960 (Orde Lama). Undang-undang No. 21/Prp/1960
berlaku hingga tahun 1971
(Orde
Baru).
Lalu
dikeluarkannya UU baru karena dianggap lebih baik, yakni Undangundang No. 30 Tahun 1999. Kemudian diubah dengan Undang-undang No. 20 Tahun 20016. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1990 jo. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam Pasal 2 dan Pasal 3 mendefinisikan korupsi sebagai berikut; 1) setiap orang yang secara sengaja melawan hukum, melakukan
3
Op.Cit., Dwi Ananta Devy, hlm. 1-2 Ibid, hlm. 2 5 Ibid, hlm. 3 6 Adami Chazawi, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), hlm. 8 4
13
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara perekonomian negara, 2) setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu koporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara7. Dari beberapa pengertiang mengenai korupsi, dapat disimpulkan bahwa
korupsi
adalah
penyalah
gunaan
kekuasaan
untung
memperkaya diri sendiri atau orang lain.
2. Jenis Korupsi Syed Husein Alatas, guru besar Universitas Singapura pakar perihal korupsi menyebutkan terhadap 7 (tujuh) tipologi jenis korupsi yaitu: a. Korupsi Transaktif (Transactive corruption), jenis korupsi yang menunjukan adanya kesempatan timbal balik antara pihak pemberi dan pihak penerima demi keuntungan kepada kedua belah pihak dan dengan aktif diusahakan tercapainya keuntungan yang biasanya melibatkan dunia usaha atau bisnis dengan pemerintah. Beberapa gambaran jenis korupsi transaktif yaitu: 1) Epidemic ,jenis korupsi konvensional yang lebih populer dengan korupsi publik dan dengan cepat mewabah yang pelakunya biasanya masyarakat, tingkat bawah dengan pungutan ―tidak resmi‖ atau pungutan liar, suap menyuap, untuk usrusan administrasi, surat ijin, layanan dari pemerintahan masih ada tambahan biaya petugas pajak yang curang, jadi benar-benar bentuk korupsi yang hampir sehari-hari terjadi pada masyarakat.
7
Arsyad, Op.cit., h. 7
14
2) Endemic, merupakan bentuk korupsi antara kalangan bisnis, pelaku bisnis dengan tindakan kolusi pada birokrat antinya karakter suap antara kontraktor dengan aparat birokrat, sehingga jatah proyek pada yang tak berhak, komisi untuk pengadaan barang dan jasa oleh daerah, dan beberapa penyelewengan lainnya dengan alasan kepentingan tugas padahal relatif dan meragukan tapi menguntungkan diri sendiri, atau korupsi ditempuh dengan cara sistematis dengan memanfaatkan peluang transaksi dalam bisnis mulai proses perencanaan atau korupsi berencana. 3) Transnasional, biasanya dilakukan oleh pelaku bisnis atau para elite birokrat dengan cara profesional. Praktik jenis ini misalhnya
dalam
bentuk
mark-up
proyek-proyek
pertambangan emas, tembaga, minyak, eksplorasi uap, batu bara, dan lain-lain. b. Korupsi perkerabatan (nepotisitic corruption) yang menyangkut penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang untuk berbagai keuntungan bagi teman atau sanak saudara dan kroni-kroninya. c. Korupsi yang memeras (extrotive corruption), adalah korupsi yang dipaksakan kepada suatu pihak yang biasanya disertai ancaman, teror, penekanan (presure) terhadap kepentingan orang-orang dan hal-hal yang dimilikinya d. Korupsi Investive (investive corruption), adalah memberikan suatu jasa atau barang tertentu kepada pihak lain demi keuntungan di masa depan. e. Korupsi Defensif (defensive corruption), adalah pihak yang akan dirugikan terpaksa ikut terlibat di dalamnya atau bentuk ini membuat terjebak bahkan menjadi korban perbuatan korupsi f. Korupsi Otogenik (outogenis corruption), yaitu korupsi yang dilakukan seorang diri (single fighter), tidak ada orang lain atau pihak lain yang terlibat
15
g. Korupsi Suportif (supportive corruption), adalah korupsi dukungan (support) dan tak ada orang atau pihak lain yang terlibat8.
Sedangkan dalam UU NO. 31/1999 jo UU No. 20/2001 menyebutkan bahwa jenis korupsi mencangkup: kelompok delik penyuapan (pasal 5, 6, dan 11), kelompok delik penggelapan dalam jabatan (pasal 8, 9, 10), delik pemerasan dalam jabatan (pasal 12), delik yang berkaitan dengan pemborongan (pasal 7), delik gratifikasi (pasal 12B dan 12C)9.
3. Dampak Korupsi Korupsi pada dasarnya tidak pernah membawa akibat positif, seperti Gunnar Myrdal yang mengatakan beberapa dampak dari korupsi yaitu; a. Korupsi memantapkan dan memperbesar masalah-masalah yang menyangkut kurangnya hasrat untuk terjun di bidang usaha dan mengenai kurang tumbuhnya pasar nasional b. Korupsi mempertajam, permasalahan masyarakat plural sedang bersamaan dengan itu kesatuan negara bertambah lemah. Juga karena
turunya
martabat
pemerintah,
tendensi-tendensi
itu
membahayakan stabilitas politik c. Korupsi mengakibatkan turunya disiplin sosial. Uang suap itu tidak hanya dapat memperlancar prosedur administrasi, tetapi biasanya juga berakibat adanya kesengajaan untuk memperlambat proses administrasi agar dengan demikian dapat menerima uang suap, di samping itu, pelaksanaan rencana- rencana pembangunan yang
8
IGM Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi “Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum‖, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 23-25 9 Komisi Pemberantasan Korupsi, ―Apakah yang Dimaksud dengan Korupsi?”diakses pada 3/11/2016 pada 16.00 WIB dari http://www.kpk.go.id/id/faq
16
sudah diputuskan, dipersulit atau diperlambat karena alsan-alasan yang sama10. Sedangkan menurut Evi Hartanti terdapat enam dampak korupsi; a. Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintah, akibat pejabat pemerintah melakukan korupsi mengakibatkan kurangnya kepercayaan terhadap
pemerintah
tersebut;
b.
berkurangnya
kewibawaan
pemerintah dalam masyarakat, apabila banyak dari pejabat pemerintah yang melakukan penyelewengan keuangan negara, masyarakat akan bersikap apatis terhadap segala ajuran dan tindakan pemerintah; c. menyusutnya pendapatan negara, pendapatan negara dapat berkurang apabila tidak diselamatkan dari penyeludupan dan penyelewengan oleh oknum pejabat pemerintah pada-sektor-sektor penerimaan negara tersebut; d. rapuhnya keamanan negara dan ketahanan negara, pengaruh korupsi dapat mengakibatkan berkurangnya ketahanan negara; e. perusakan mental kepribadian, hal ini mengakibatkan segala sesuatu dihitung dengan materi dan akan melupakan segala yang menjadi tugas serta hanya melakukan tindakan ataupun perbuatan yang bertujuan menguntungkan dirinya ataupun orang lain; f. hokum tidak lagi dihormati, cita-cita untuk menggapai tertib hokum tidak akan terwujud apabila para penegak hokum melakukan tindakan korupsi sehingga tidak dapat ditegakan, ditaati, serta tidak diindahkan oleh masyarakat11
10
Jur Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005), hlm. 22 11 Surahmin, Strategi & Teknik Korupsi, (Jakarta; Sinar Grafika, 2013), hlm. 85-86
17
B. Hakikat Novel Istilah novel dalam bahasa Indonesia berasal dari istilah novel dalam bahasa Inggris yang berakar dari bahasa Italia novella, dalam bahasa Jerman novelle. Secara harfiah novella berarti ―sebuah barang baru yang kecil‖ dan kemudian diartikan sebagai ―cerita pendek dalam bentuk prosa‖. Dewasa ini istilah novella mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek12. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari dengan menitik beratkan pada sisi yang aneh dari naratif tersebut13 Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan pristiwa-pristiwa di dalamnya, sehingga seolah-olah seperti kenyataan. Seorang sastrawan memperlakukan kenyataan yang digunakan sebagai bahan mentah karya sastranya
dengan
cara
meniru,
memperbaiki,
menambah,
atau
menggabung-gabungkan kenyataan yang ada untuk dimasukan ke dalam karya sastranya14. Permasalahan dalam novel biasanya mempersoalkan manusia dengan berbagai aspek kehidupan. Di dalamnya tercermin masalah-masalah kehidupan yang dihadapi manusia pada suatu waktu dan pemecahannya sesuai dengan pandangan dan cita-cita pengarang15 Novel memiliki ciri pembeda yang dapat membedakannya dengan yang lain. Ciri itu yang pertama novel berbentuk prosa dengan kata lain, novel merupakan bentuk pengungkapan dengan cara langsung, tanpa 12
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada Univeritas Press, 2009), hlm. 12 13 Ratih Mihardja, Buku Pintar: Sastra Indonesia, (Jakarta: Laskar Aksara, 2012), hlm. 39 14 Siswanto, Op.Cit., hlm. 46 15 Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: UPI Press, 2006), hlm. 41
18
meter atau rima dan tanpa irama yang teratur. Kedua, novel bersifat naratif, artinya lebih bersifat ―bercerita‖ daripada ―memperagakan‖. Ciri ini yang membedakannya dengan drama. Selain itu, novel memiliki apa yang disebut dengan tokoh, perilaku, dan plot. Dengan kata lain, novel melibatkan sejumlah orang yang melakukan sesuatu dalam suatu konteks total yang diatur atau atau dirangkai dalam urutan logis. Dan terakhir, novel mempunyai ukuran panjang tertentu16 Wellek dan Werren membagi ragam fiksi naratif menjadi dua, ragam fiksi naratif yang utama dalam bahasa inggri disebut romance (romansa) dan novel. Novel bersifat realistis, sedangkan romansa bersifat puitis dan epic. Novel berkembang dari bentuk-bentuk naratif nonfiksi: jurnal, surat, memoir atau biografi, kronik atau sejarah. Dapat dikatakan novel merupakan gambaran dari kehidupan dan prilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis. Sedangkan romansa ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah, menggambarkan apa yang tidak pernah terjadi dan tidak mungkin terjadi17. Novel dibangun dari dua unsur yaitu intrinsik dan ektrinsik. Dalam unsur intrinsik terdapat tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ektrinsik dapat berupa latar belakang penulisan, kondisi sosial saat pembuatan novel, kaitan novel dengan permasalahan masyarakat yang ada. Kedua unsur tersebut saling berkaitan karena keduannya sama-sama memiliki pengaruh terhadap satu sama lain dalam sebuah karya sastra. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah sebuah karya sastra fiksi yang menggunakan unsur intrinsik sebagai unsur pembangun cerita. Novel ditulis oleh pengarang berdasarkan gambaran kehidupan. 16
Furqonul Aziez dan Abdul Hamid, Menganalisis Fiksi: Sebuah Pengantar, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 1 – 4 17 Rene Wellek dan Austin Warren,Teori Sastra,Terj. dari, Theory of Literature oleh Melanie Budianta, (Jakarta: Gramedia, 1993),hlm. 282
19
C. Unsur Intrinsik Novel Novel memiliki unsur pembangun sebuah cerita, salah satunya yaitu unsur intrinsik. Unsur intrinsik yang membangun karya sastra berupa tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. 1.
Tema Menurut siswanto, adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakan. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya18. Tema merupakan dasar pengembangan sebuah cerita. Sebagai sebuha gagasan yang ingin disampaikan tema dijabarkan dan atau dikonkretkan lewat unsur-unsur intrinsik yang lain terutama tokoh, alur, dan latar. Pemahaman terhadap makna cerita itu sendiri. Tema sebuah cerita fiksi merupakan gagasan utama dan atau makna utama cerita19. Pembahasan ini menggunakan tema tema menurut cakupannya, yaitu tema mayor (tema utama) dan tema minor (tema tambahan)). Tema mayor adalah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan umum karya itu, sedangkan tema minor adalah makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu cerita, atau dapat didefinisikan sebagai makna bagian atau makna tambahan20.
2.
Latar Nurgianto memaparkan bahwa latar memberikan pijakan cerita secara jelas dan kongkret, hal ini memberikan kesan realistis kepada pembaca, meciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguhsungguh ada dan terjadi21.
18
Ibid, hlm. 161 Burhan Nurgianto, Karakteristik Cetita Fiksi Anak, (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2013)hlm. 260 20 Nurgianto, Op.cit., hlm. 82-83 21 Ibid, hlm. 217 19
20
Latar dapat dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi. Peristiwa dan kisah dalam cerita fiksi tidak dapat terjadi begitu saja tanpa kejelasan landas tumpu22. Latar terdiri dari tiga unsur yaitu tempat, waktu, dan lingkungan sosial budaya. Latar tempat menunjuk pada pengertian tempat di mana cerita yang dikisahkan itu terjadi. Latar waktu dapat dipahami sebagai kapan berlangsungnya berbagai peristiwa yang dikisahkan dalam cerita fiksi. Latar sosial budaya dalam cerita fiksi dapat dipahami sebagai keadaan kehidupan sosial budaya masyarakat yang diangkat ke dalam cerita23. 3.
Alur Muncul istilah alur yang dipahami sebagai peristiwa yang terjadi berdasarkan hubungan sebab-akibat. Kaitannya sebuah teks cerita, alur berhubungan dengan berbagai hal seperti peristiwa, konflik yang terjadi, dan akhirnya mencapai klimaks, serba berbagai kisah itu diselesaikan. Alur berkaitan dengan masalah bagaimana peristiwa, tokoh, dan segala sesuatu itu digerakan, dikisahkan sehingga menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik24. Aminudin dalam siswanto membedakan tahap-tahap peristiwa atas pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian dan penyelesaian. a. Tahap awal atau biasa disebut pengenalan. Pada tahap ini pada umunya diberi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Dalam tahap ini pengarang memperkenalkan identitas tokoh, misalnya nama, asal, ciri fisik dan sifatnya. b. Tahap konflik merupakan tahap ketegangan atau pertentangan antara dua kepentingan atau kekuatan dalam cerita rekaan.
22
Nurgianto, Op.cit., hlm. 249 Ibid, hlm. 251-253 24 Ibid , hlm. 237 23
21
Tahap ini juga biasa disebut tahap pertikaian, menampilkan pertentangan antara dan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan
pada
tahap
sebelumnya,
menjadi
semakin
meningkat, semakin menegangkan. c. Tahap komplikasi atau rumitan merupakan bagian tengah alur cerita rekaan yang mengembangkan tikaian. Dalam tahap ini, konflik yang terjadi semakin tajam karena berbagai sebab dan berbagai kepentingan yang berbeda dari setiap tokoh. d. Tahap klimaks merupakan bagian alur cerita rekaan yang melukiskan puncak ketegangan, terutama dipandang dari segi tanggapan emosional pembaca. e. Tahapan peleraian merupakan bagian struktur alur seesudah tercapai klimaks. Pada tahap ini peritiwa-peristiwa yang terjadi menunjukan perkembangan lakuan kearah penyelesaian f. Penyelesaian atau tahap akhir merupakan tahapan dimana segala permasalahan mulai terselesaikan, semua konflik mulai menemui jalan keluar atau akhir cerita. Dalam tahap ini semua masalah dapat diurai, kesalah pahaman dijelaskan, rahasia dibuka25.
4.
Tokoh dan Penokohan Istilah tokoh merujuk pada orangnya atau pelaku cerita. Sedangkan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan dalam sebuah karya sastra merupakan cara pengarang untuk menampilkan watak, perwatakan, dan karakter tokoh. Namun tokoh dalam karya sastra diharapkan sebagai tokoh yang hidup secara wajar, sewajar sebagaimana kehidupan manusia26. Pengelompokan tokoh dibedakan menjadi beberapa jenis. Salah satunya berdasarkan fungsi tokoh yaitu Tokoh protagonis adalah
25 26
Siswanto, Op.cit., hlm. 159-160 Nurgianto, Op.cit., hlm. 247-249
22
tokoh utama yang merupakan sentral cerita, keberadaan tokoh tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul ketika hendak mencapai tujuan27.
Sedangkan
menyebabkan
tokoh
munculnya
antagonis suatu
adalah
konflik
tokoh
yang
dan
dapat
atau
menimbullkan antipati pada pembacanya28. Sedangkan berdasarkan perwatakannya, tokoh dapat dibagi menjadi tokoh bulat dan tokoh sederhana. Tokoh sederhana, dalam bentuknya yang asli, adalah tokoh yang hanya memiliki sifat dan tingkah laku yang dapat memberikan efek kejuatan bagi pembaca. Sedangkan, tokoh bulat merupakan tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidiupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya29. Penelitian ini akan membahas tokoh berdasarkan fungsi tokoh saja, yaitu protagonis dan antagonis.
5.
Sudut Pandang Aminudin dalam Siswanto mengartikan sudut pandang atau point of view sebagai cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkan30. Berikut pebedaan sudut pandang berdasarkan bentuk persona tokoh cerita sebagai berikut; a. Sudut pandang orang ketiga ―dia‖ mahatahu Pencerita yang berada di luar cerita dan melaporkan peritiwaperistiwa yang menyangkut para tokoh dari sudut pandang ―ia‖ atau ―dia‖. Pencerita mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peritiwa, dan tindakan. Termasuk morivasi yang melatar belakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja
27
Nurgianti, Op.cit., hlm. 166 Nyoman Kutha Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra, ( Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2003), hlm. 140 29 Nurgianto, Op.cit., hlm. 265-266 30 Siswanto, Op.cit., hlm. 152 28
23
dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ―dia‖ yang satu ke tokoh ―dia‖ yang lain. b. Sudut pandang orang ketiga ―dia‖ sebagai pengamat Pencerita yang berada di luar cerita yang mengetahui segala sesuatu tentang diri seorang tokoh saja baik tindakan maupun batin tokoh tersebut. c. Sudut pandang orang pertama ―akuan‖ sertaan Digunakan bila pencerita berlakuan sebagai tokoh yang terlibat langsung dengan kejadian-kejadian dalam cerita. Teknik pencerita ―akuan‖ sertaan adalah bila cerita disampaikan oleh seorang tokoh dengan menggunakan atau menyebut dirinya ―aku‖ d. Sudut pandang orang pertama ―akuan‖ tak sertaan Digunakan apabila pencerita tidak terlibat langsung dalam cerita walaupun ia berada di dalamnya. e. Sudut pandang campuran Sudut pandang campuran terdapat dalam sebuah novel apabila si pengarang menggunakan lebih dari satu teknik pencerita. Pengarang berjalan berganti-ganti dari satu teknik ke teknik lainnya. Misalnya penggunaan sudut pandang persona ketiga dengan teknik ―dia‖ mahatahu dan ―dai‖ sebagai pengamat, persona pertama dengan teknik‖aku‖ sebagai tokoh utama dan ―aku‖ sebagai tokoh tambahan atau sebagai saksi31. Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita sebagai saran penghantar unsur-unsur yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan pembedaan sudut pandang berdasarkan persona tokoh cerita yaitu sudut pandang persona ketiga ―diaan‖ mahatahu. 31
Albertine Minderop, Metode Karakteristik Telaah Fiksi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), hlm. 98-112
24
6.
Gaya Bahasa Aminudin dalam siswanto mengatakan bahwa gaya bahasa adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan indah dan harmonis melalui media bahasa serta mampu menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca32. Menurut Keraf, jenis-jenis gaya bahasa dapat dibedakan sebagai berikut; (1) berdasarkan bahasa terdiri dari segi non bahasa berupa gaya bahasa berdasarkan pengarang, masa, medium, subyek, tempat, hadirin, tujuan, sedangkan jika dari segi bahasa terdiri atas gaya bahasa berdasarkan pemilihan katadan nada yang terdapat dalam wacana; (2) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata terdiri atas gaya bahasa resmi, tak resmi dan percakapan; (3) berdasarkan nada, yaitu gaya bahasa sederhana, gaya mulia, gaya bertenaga, dan gaya menengah;
(4)
berdasarkan
struktur
kalimat,
klimaks,
antiklimaks,paralelisme, antitetis, dan repetisi; (5) gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna terdiri atas gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan33. Beberapa pengertian memaparkan, gaya bahasa cara pengarang menggunakan
bahasauntuk
mengungkapkan
pikirannya
yang
memperlihatkan kepribadian penulis.
D. Sosiologi Sastra Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kaawan, teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan). Jadi sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya
32 33
129
Siswanto, Op.cit., hlm. 158 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasai, (Jakarta: PT Gramedia Jakarta, 1985), hlm. 115-
25
umum, rasional, dan empiris. Sedangkan kata sastra berakar dari kata sas (sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan intruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Jadi sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Jadi sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan
aspek-aspek
kemasyarakatan
yang
meliputi
keterlibatan pengarang sebagai masyarakat34. Makna sastra dan sosiologi mempunyai hubungan yang erat, keeratan hubungan ini disebabkan oleh: (1) pengarang sebagai individu yang menciptakan sastra adalah manusia yang hidup di tengah masyarakat, oleh karena itu lingkungan masyarakat sebagai tempat pengarang berkarya tentu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap karya yang diciptakan. (2) cerita dalam karya sastra itu adalah kehidupan, yang di dalamnya melibatkan hubungan antara tokoh dalam setting tempat dan waktu tertentu. Oleh karena itu, sosiologi sebagai studi bisa digunakan untuk menganalisis relasi-relasi yang terjadi antara tokoh dalam karya sastra, yang diceritakan hidup dan berprilaku dalam ruang sosial tertentu, dan ada relasi sosial dalam karya sastra dengan sosial masyarakat. (3) sosiolohi bisa digunakan sebagai ilmu untuk menganalisis hubungan pemaknaan yang dilakukan pembaca dengan kondisi sosial masyarakat 35. Menurut Wellek dan Warren, studi sosiologi sastra hakikatnya adalah menerapkan seperangkat cara pandangan dan paradigma sosiologi untuk menganalisis dan memaknai karya sastra36. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra adalah ilmu yang menganalisis kondisi sosial masyarakat untuk memaknai karya sastra.
34
Kutha Ratna, Op.cit.,hlm. 1 Heru Kurniawan, Sstra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotik, hingga Penulisan Kreatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hlm. 104 36 Ibid, hlm. 105 35
26
E. Hakikat Pembelajaran Sastra Pasal 33 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang veriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, mandiri, kreatif, menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab, dan berkarakter37. Pembentukan watak dan karakter terdapat dalam fungsi pendidikan dalam UURI (Undang-undang Republik Indonesia), hal tersebut termasuk pula dalam pembelajaran sastra. Karya sastra dapat memberikan pembelajaran dan gambaran mengenai pembentukan karakter dan watak peserta didik. Pengajaran sastra pada dasarnya mengemban misi efektif, yaitu memperkaya pengalaman siswa dan menjadikannya lebih tanggap peristiwa-peristiwa disekelilingnya. Akhir dari tujuan pendidikan adalah menanamkan, menumbuhkan, dan mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan dan rasa hormatnya terhadap nilai-nilai, baik dalam konteks individu maupun sosial38. Dengan demikian adanya sastra dalam pembelajaran memiliki pengaruh yang cukup besar, karena melalui pembelajaran sastra siswa akan menemukan fakta-fakta yang berisi pengetahuan, yang dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari, dan adanya gambaran permasalahan-permasalahan dalam masyarakat yang dapat mereka pelajari. Fakta-fakta dalam karya sastra berkaitan dengan hal-hal yang dapat dipelajari, seperti kemanusiaan, moral, pendidikan, religius, bahkan pemahaman mengenai korupsi. Dari beberapa hal yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sastra merupakan suatu proses pembelajaran yang 37
Abdul Idi, Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 60 38 Sihaloholistick, ―Pembelajaran dan Teori Apresiasi Sastra‖, diakses pada 26/09/2016, 09.00 WIB dari www.jendelasastra.com/wawasan/artikel/pembelajaran-dan-teori-apresiasi-sastra
27
berfungsi sebagai penanaman karakter serta merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dan memperkaya pengalaman siswa untuk lebih tanggap terhadap peritiwa-peristiwa yang terjadi disekitarnya. Pokok materi pembelajaran sastra di sekolah terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Secara umum pembelajaran sastra yaitu terkait dengan apresiasi terhadap karya sastra. Salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran sastra dalam kurikulum KTSP adalah: Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik novel, siswa diarahkan untuk membaca dan menganalisis novel, sehingga berdampak pada pengembangan cara berpikir siswa. Serta melalui kegiatan menganalisis novel, akan menambah wawasan sosial dan budaya siswa.
F. Penelitian Relevan Penelitian berkaitan dengan novel Ladang Perminus pernah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Indonesia, Abdul Sukur. Dalam sripsinya yang berjudul ―Tinjauan Sosiologi Sastra dalam Novel Ladang Perminus Karya Ramdhan K.H.‖ tahun 1997. Masalah
ketimpangan-ketingan
sosial
yang
diangkat
oleh
Ramadhan K.H. itulah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti salah satu karya dari sastrawan ini, yakni novel Ladang Perminus. Pemilihan atas novel tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa kenyataan yang tampak di dalam novel Ladang Perminus menyerupai keadaan tertentu di dunia nyata. Penelitian yang bertema korupsi juga telah dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016, dengan judul ―Pendidikan Antikorupsi dalam Novel Korupsi Karya Pramudya Ananta Toer dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia‖ oleh Taufiq Hidayatullah. Penelitian tersebut bertujuan mendeskripsikan pendidikan antikorupsi dalam
28
novel Korupsi dan implikasinya terhadap sastra di SMA. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teksnik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode penentuan unit, pencatatan data dan analisis isi. Jurnal berjudul ―Perkembangan Korupsi dalam Novel Indonesia‖ oleh M. Shoim Anwar tahun 2012. Penelitian bertujuan mendeskripsikan perkembangan korupsi yang terepresentasikan dalam novel Indonesia. Teori yang digunakan adalah teori sosiologi, kajian budaya, jaringan, dan pascakolonial. Sumber datanya adalah novel Korupsi (1954) karya Pramoedya Ananta Toer, Senja di Jakarta (1970) karya Mochtar Lubis, Ladang Perminus (1990) karya Ramadhan K.H., OrangOrang Proyek (2002) karya Ahmad Tohari, dan Memburu Koruptor (2009) karya Urip Sutomo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sesuai dengan latar waktu dalam novel, waktu penyelesaian, serta waktu diterbitkan, perkembangan korupsi dalam novel Indonesia dapat dirumuskan dengan periode tahun: 1945—1954, 1954—1957, 1966—1976/1982, 1991—1992/2001, 998—2009. Korupsi dalam teks novel Indonesia berkembang semakin luas baik dari segi pelaku, penyebab, modus, maupun sifatnya. Artikel ilmiah yang berjudul ―Kritik Sosial dalam novel Ladang Perminus Karya Ramadhan K.H‖ oleh Yogi Ardion mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PGRI Sumbar, Padang. Latar belakang penelitian tersebut yaitu banyaknya kritik sosial yang ditemukan dalam novel Ladang Perminus karya Ramadhan K.H.. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kritik sosial yang terdapat dalam novel Ladang Perminus karya Ramadhan K.H. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Terdapat kritik sosial yang ada dalam novel Ladang Perminus karya Ramadhan K.H. adalah kritik sosial yang berhubungan dengan korupsi. Kritik sosial yang berhubungan
29
dengan ideology dan kritik sosial yang berhubungan dengan konsep pahlawan. Dari penulusuran melalui website repository dan google penelitian yang telah dipaparkan, terdapat juga beberapa judul yang membahas novel Ladang Perminus seperti, jurna ―Nilai-nilai Karakter dalam Novel Ladang Perminus‖ oleh Darmadi tahun 2014, ―Analisis Struktural dan Mimetik Novel Ladang Perminus‖ oleh AD Bintari tahun 2014, dan ―Aspek Ekonomi dalam novel Ladang Perminus‖ oleh I Ketut Mandhita, mahasiswa UNUD tahun 1994. Berdasarkan beberapa data yang ditemukan, penelitian cenderung mengarah kepada latar belakang pembuatan novel, serta hubungan keterkaitan novel dengan kehidupan nyata pada masa itu. Peneliti tidak menemukan penelitian yang khusus menganalisis pengklasifikasian jenis korupsi secara spesifik dalam novel Ladang Perminus karya Ramadhan K.H dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra Indonesia. Maka dari itu, peneliti akan mendeskripsikan bagaimana jenis-jenis korupsi dan dampak korupsi yang terdapat dalam novel tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Peneliti juga menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam novel tersebut.
BAB III BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN PENGARANG
A. Biografi Ramadhan K.H. Ramadhan Karthadimadja, atau biasa dikenal dengan Ramadhan K.H lahir di Bandung, 16 Maret 1927. Wafat pada tahun 2006, tepatnya 16 Maret di Cape Town1. Ramdhan dibesarkan di Cianjur oleh ibunya yang bernama Sadiah. Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, dia bersekolah di SMP Sukabumi tahun 1940. Namun, saat revolusi kemerdekaan Indonesia berkobar, dia melanjutkan sekolahnya ke sekolah menengah atas di Bogor tahun 19432. Ramadhan pernah kuliah di Institut Teknologi Bandung, kemudian pindah ke Akademi Dinas Luar Negeri. Pada saat kuliah tingkat tiga, Ramadhan tergoda untuk meliput kegiatan pesta olah raga Asian Games di New Delhi. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Disamping suka olah raga, dia mendapat kesempatan melihat Taj Mahal dan Old Delhi yang indah itu. Pada tingkat terakhir di Akademi Dinas Luar Negeri dia meninggalkan akademi itu3. Ia juga pernah belajar di Sticua di Amsterdam, sambil mengikuti mengikuti kuliah jurnalistik dan mengambil pelajaran Spanyol (1952-1953)4. Bersama dengan Nugroho Notosusanto, ia mendirikan majalah mahasiswa bernama Kompas pada tahun 1951 hingga 1954. Surat-surat dan artikelnya bersama Nugroho banyak diterbitkan dalam majalah tersebut. Pada tahun 1956 Ramadhan bersama beberapa orang pengarang 1
Team Redaksi, Ensiklopedia Sastra Indonesia, (Bandung: Titian Ilmu Bandung, 2009),
hlm. 765 2
Dendy Sugono, Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 214 3 Ibid, hlm. 215 4 Team Redaksi, op.cit, hlm. 765
30
31
yang berasal dari Jawa Barat mendirikan organisasi kebudayaan bernama Kiwari.
Beberapa
orang
yang
bergabung
diantaranya,
Achdiat
Kartamiharja, Ajip Rosidi, Dodong Djiwapraja, dan Wing Karjo. Organisasi tersebut banyak menerbitkan buku kesusastraan dalam bahasa Indonesia ataupun Sunda. Organisasi tersebut menimbulkan berbagai reaksi karena dianggap sebagai gerakan separatisme, provinsialisme, atau sukuisme. Akan tetapi, semua itu akhirnya dapat disangkal oleh Ramadhan5. Ramadhan bekerja di Berita Antara pada tahun 1958. Ditahun itu pula dia menikahi Pruistin Atmajasaputra atau dikenal dengan dengan sebutan Ines. Di tahun 1966, Ramadhan beserta Pemimpin Redaksi Kantor Antara di tahan karena kecurigaan terlibat Gestapu. Akan tetapi, penahanan itu hanya berlangsung 18 hari. Ramadhan pernah bergabung dengan majalah Kisah di Jakarta mengasuh rubrik “Persada”. Dia pernah bekerja di majalah Siasat, Jakarta. Banyak kegiatan diplomasi dalam bidang kesenian dan kebudayaan yang dilakukannya meskipun dia bukan pejabat resmi. Dia banyak mendorong dan mengusahakan agar kesenian Indonesia dikenal di luar negeri dan sebaliknya. Hal itu dilakukan ketika dia bekerja sebagai sekertaris di Dewan kesenian Jakarta (1971-1974), dan sebagai Direktur pelaksana dewan tersebut di tahun 19776. Karier dalam bidang tulis menulis telah dimulai pada tahun 1952. Ia tidak hanya menulis cerpen, puisi, novel atau pun biografi. Akan tetapi, Ramadhan juga dikenal sebagai penerjemah sastra Spanyol. Ramadhan sangat mengagumi penyair Spanyol, terutama Lorca7. Hasil terjemahannya yaitu Rumah Bernarda Alba (Drama, 1957), Yerma (Drama, 1959), dan Romansa Kaum Gitana (kumpulan sajak, 1976)8. Berkat jasanya dalam bidang tulis-menulis dan sastra, Ramadhan banyak memperoleh apresiasi, yaitu: Priangan si Jelita (1984; juga terbit 5
Dendy Sugono, Op.cit, hlm. 215 Ibid, hlm. 215 7 Ibid, hlm. 215 8 Anonim, Op.cit, hlm. 766 6
32
dalam bahasa Perancis), mendapat hadiah Sastra Nasional BMKN 1957/1958. Royan Revolusi berhasil menggondol hadiah sayembara Ikapi/UNESCO 1968 (1970; juga terbit dalam bahasa Perancis). Kemelut Hidup 1976, difilmkan oleh Asrul Sani tahun 1978. Keluarga Pernama mendapat hadiah Sayembara Mengarang Roman DKI tahun 1974 dan 1976. Ladang Perminus berhasil meraih penghargaan SEA Write Award di tahun 19939. Selain beberapa karya dan penghargaan Ramadhan yang berderetderet, ia adalah seorang pelopor penulis biografi di Indonesia. Bahkan beliau adalah satu-satunya penulis terbaik Indonesia untuk jenis penulisan roman biografi. Karya-karyanya meliputi, Kuantar ke Gerbang: kisah Ibu Inggit dengan bung Karno, Soeharto: pikiran, ucapan, dan tindakan saya, gelombang hidupku dan lainnya. Karya biografi lainnya yaitu Gelombang Hidupku: Dewi Dja dari Dardanella tahun 1982, A. E. Kawilarang: Untuk Sang Merah Putih tahun 1988, dan Menguak Duniaku: Kisah Sejati Kelainan Seksual ditulis bersama R Prie Prawirakusuma di tahun 1988. Ramadhan pernah menulis puisi berjudul Priangan si Jelita yang diterbitkan oleh PT Dunia Pustaka tahun 197510.
B. Pandangan Hidup Ramadhan K.H Ramadhan K.H. adalah salah satu pengarang Indonesia yang konsisten di dalam menciptakan karya-karyanya . Kekonsistesiannya dapat dibuktikan dan tema-tema karyanya yang cenderung memilih tentang ketimpangan-ketimpangan sosial yang ada dalam masyarakat Indonesia, yakni berkisar pada bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, agama, serta moral, dan korupsi. Hal ini dapat diperhatikan dari beberapa karyanya seperti Royan Revolusi, Kemelut Hidup, Permana, dan Ladang Perminus.
9
124
Supratman Abdul Rani, Ikhtisar Sastra Indonesia, (Bandung, Pustaka Setia, 1996), hlm.
10
Dendy Sugono, Op.cit., hlm. 216
33
Ramadhan yang dipanggil oleh teman-temannya dengan sebutan 11
Atun .Atun pernah bekerja sebagai wartawan, profesi itu telah membuatnya kaya pengalaman tentang realitas kehidupan sehari-hari dan mengenal lebih dekat kondisi masyarakat serta membuatnya peka terhadap penderitaan lingkungannya. Baginya, keadaan sekeliling merupakan sumur tempat ia menimba pengalaman dan pengetahuan. Kenyataan di tengah lingkungan Ramadhan, dengan karya-karya sastranya tidak ubahnya ibarat cermin yang berhadapan, saling berkaitan dan mencerminkan. Namun, yang paling menarik dalam kepengarangannya adalah pergumulan yang terjadi dalam dirinya, sepanjang ia mempersiapkan karya itu hingga terlahirnya karya tersebut12. Selain humoris, Atun merupakan pemeluk Islam yang sungguhsungguh. Dia mengejawantahkan kepercayaannya kepada Tuhan antara lain secara tersirat, terungkap dalam hampir semua novelnya yang selalu menampilkan tokoh yang bertahan dalam kejujuran13. Seperti tokoh Hidayat dalam Novel Ladang Perminus, seorang yang jujur dan idealis, ia tak dapat menutup mata dari tindak korupsi dan manipulasi yang menggelegar di kantornya. Karya-karya yang mengemukakan permasalahan sosial yang sarat dengan nuansa moral dan keagamaan. Ramadhan, meskipun tidak pernah mengecap pendidikan pesantran secara formal, lingkungan masyarakatnya yang beragamaan Islam sedikit banyak mempengaruhi pandangan dan sikap
hidupnya.
Perhatiannya
pada
masalah-masalah
bangsanya
merupakan ciri khasnya yang menonjol dalam karya-karyanya. Disamping kecintaanya kepada tanah kelahirannya, tercermin dalam karyanya Tanah Priangan. Selain kecintaanya pada tanah air. Dilihat dari karya-karyanya, baik berupa puisi maupun novelnya, dapat diketahui bahwa Ramadhan 11
Ibid, h. 214 Chapter, Pengarang dan Latar Sosial Budaya Ramadhan K.H, diakses pada 2/11/2016 pada 16.30 WIB dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id 13 Dendy Sugono,Op.cit, h. 214 12
34
adalah putra Indonesia yang mempunyai jiwa patriotisme. Hal tersebut dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah airnya, mengingat ia dilahirkan dan jiwanya terbentuk di tengah-tengah keindahan alam yang terkenal akan kesuburan dan keelokannya, yaitu tanah priangan.
C. Sinopsis Perminus
merupakan
singkatan
dari
Perusahaan
Minyak
Nusantara. Salah satu karyawan Perminus ialah Hidayat, umurnya kurang lebih empat puluh lima tahun. Ia selalu sibuk melayani tamu-tamunya bahkan tak sedikit tamu-tamu asing yang bekerja di Indonesia memanfaatkan analisisnya dalam menilai situasi. Banyak yang merasa puas atas arahan Hidayat. Perminus sering menjadi sorota masyarakat terutama karena tindak korupsi besar-besaran di perusahaan itu. Media masa menyuguhkan berita yang menyudutkan. Akibatnya para karyawan resah dan saling curiga, dan khawatir dipecat. Kolonel mencari siapa yang menjadi narasumber berita tersebut. Salah satu karyawan yang ditendang adalah Hidayat, ia dibebastugaskan dari urusan kantor. Beruntung Hidayat memiliki isitri yang baik menenangkannya. Selama dibebastugaskan Hidayat dengan mengurus peternakan ayam dan sekali-kali ia bekerja dengan memberikan nasihat kepada kontraktor yang membutuhkan pengetahuannya. Hidayat akhirnya dipanggil bekerja kembali. Tugas pertamanya ialah mengadakan perundingan dengan kontraktor dan pihak kedutaan Singapura. Dalam perjalanan tugas ia sempat berkenalan dengan seorang pramugari Garuda yang bernama Ita. Pada pertemuan itu pula, Ita jatuh cinta Hidayat. Sebagai lelaki yang telah memiliki istri, Hidayat tidak tergoda. Ia justru merasa kasihan pada Ita. Penyidikan masih berlangsung, namun hal itu tidak membuat kegiatan kantor berhenti. Hidayat ditunjuk oleh Kahar yang merupakan tangan kanan direktur, untuk menghadapi orang-orang dari wakil
35
perusahaan patungan Belgia, Jerman, dan Belanda. Tugasnya adalah menurunkan penawaran yang diajukan perusahaan asing itu. Sesuai
dugaan,
Hidayat
berhasil
menurunkan
penawaran
perusahaan asing itu. Hal itu merupakan sebuah prestasi bagi Hidayat. Namun, pada kenyataanya angka penawaran yang telah ia turunkan justru dinaikan kembali. Ia merasa berang, sedih, karena usahanya disia-siakan. Oleh karena itulah, ia menghadap Kahar dan memprotes tindakan permainan angka itu. Kahar merasa terancam dengan sikap Hidayat, ia berpikir untuk memecatnya. Kahar mengetahui pencalonan Hidayat sebagi Gubernur Jawa Barat. Kahar segera memanggil Kolonel Sukojo dan ia menceritakan, bahwa Hidayat telah main politik dengan mencalonkan diri untuk diangkat menjadi Gubernur Jawa Barat tanpa seizinnya. Dengan tuduhan itu, ia meminta Hidayat dipensiunkan dini. Hari-hari tenang dilalui Hidayat setelah berita kematian Kahar. Sebagai orang yang bekerja di bawah Kahar, ia memang mengetahui kecurangan-kecurangan dan penyelewengan yang dilakukan atasannya itu. Ia merasa lega karena Perminus telah kehilangan seorang pimpinan yang tidak jujur. Meskipun begitu, ia juga merasa kecewa, karena pria seperti Kahar dimakamkan di makam pahlawan. Akan tetapi, Hidayat meras lega ketika Ita, pramugari yang sempat hendak menyerahkan keperawanannya kepada Hidayat menjenguknya bersama sang suami. Hidayat bersyukur kala itu menolak Ita sehingga Ita dapat menikah dengan keadaan masih suci. Ia yakin bahwa hidup tegar dengan keyakinan pada kejujuran hari nuraninya merupakan senjata ampuh untuk menghadapi zaman ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur pembangun
dalam sebuah karya
sastra yang terdapat dalam bangunan karya tersebut. Karya sastra yang dipilih dalam penelitian ini adalah novel Ladang Perminus karya Ramdhan KH. Adapun unsur intrinsik yang dibahas meliputi 1) tema, 2) Tokoh dan Penokohan, 3) Latar, 4) Alur, 5) sudut pandang, dan 6) gaya bahasa.
1. Tema Seperti yang telah dipaparkan penulis pada bab II mengenai pengertian tema dan penggolongan tema menurut cakupannya yakni tema mayor dan minor. Tema mayor novel Ladang Perminus mengangkat masalah korupsi yang sedang melanda sebuah perusahaan. Ladang Perminus yang diterbitkan pada tahun 1990, tidak lepas dari kondisi sosial masyarakatnya. Ramadhan mengetengahkan keadaan masyarakat yang ada pada waktu itu. Masalah-masalah yang sedang melanda yaitu masalah korupsi, penipuan, manipulasi, dan sebagainya. Dalam novel ini, Ramadhan mencoba mengangkat masalah korupsi yang sedang melanda sebuah perusahaan. Seperti yang tergambar dalam kutipan berikut pada tahap pengenalan. Tim Gabungan Tugas Migas Peukuneg melaporkan adanya perbedaan-perbedaan dalam jumlah minyak mentah sebenarnya diangkut ke luar negeri, dengan yang dilaporkan dalam buku ekspor, yang dipukul rata berjumlah 1%....1 Permasalahan korupsi menjadi permasalahan yang melanda perusahaan minyak pada kehidupan nyata tahun 70-an. Pertamina di era itu adalah sebuah perusahaan raksasa dengan barisan kilang minyak dan 1
Ramadhan K.H, Ladang Perminus, Jakarta: Grafiti, 1990, hlm. 2
36
37
armada tanker. Saat itu keuntungan Pertamina melimpah saat harga minyak melambung tahun 1970. Pertamina mulai berinvestasi jor-joran, bahkan di luar bidang perminyakan. Mulai dari pengolahan baja Krakatau Steel, perhotelan, real estate, angkutan udara, dan banyak lagi. Tapi turunnya harga minyak tahun 1975 dan utang jangka panjang Pertamina yang tidak cair menjadi pukulan telak menghantam Pertamina hingga nyaris rubuh. Ditambah dugaan korupsi para pejabatnya, seperti Dirut dan jajarannya. Korupsi yang melanda Pertamina menjadi sorotan masyarakat, karena dianggap sebagai sarang korupsi. Berdasarkan permasalahan tersebut Ramadhan menggambarkannya melalui novel Ladang Perminus, melalui tokoh-tokohnya. Tokoh Kahar yang menjadi tangan kanan direktur, menunjuk Hidayat untuk menghadapi wakil-wakil dari perusahaan patungan, yaitu Belgia, Jerman, dan Belanda. Guna menurunkan penawaran yang diajukan oleh mereka. Akan tetapi, setelah harga pembiayaan telah ditetapkan oleh Hidayat dan team yang semula 632 juta DM2 menjadi 567 juta DM, dinaikan kembali demi kepentingan pribadi Kahar. Oleh karena itu, Hidayat menjadi berang dan ia mencoba memprotes. Kahar merasa kedudukannya terancam, sehingga Kahar ingin memecat Hidayat. Ketika ia mengetahui bahwa Hidayat mencalonkan diri menjadi gubernur, saat itulah ia piker menjadi waktu yang tepat menjatuhkan Hidayat. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut Barangkali saja Bapak sebenarnya punya pikiran-pikiran lain mengenai diri saya sehingga Bapak bicara tadi. “tidak”, bantah Kahar. “saya berpegangan pada apa yang ada. Kepada apa yang tertulis dan terbaca dikoran ini”. Lalu Kahar mengipas-ngipas koran-koran dengan agak keras. “saya berpegangan pada ini. Saudara boleh mencalonkan diri untuk menjadi apa saja. Itu hak
2
Deutsche Mark (DM) atau mark Jerman adalah mata uang resmi Jerman Barat dari 1948 hingga penyatuan Jerman pada 1990
38
saudara. Tapi tanpa sepengetahuan saya lebih dulu... Tidak, tidak!” lalu ia menggelengkan kepalanya. “Tidak!” ulangnya3. Kutipan-kutipan di atas merupakan persoalan-persoalan yang ada disekitar pengarang, yang ingin disampaikan pengarang terhadap pembaca. Permasalahannya adalah korupsi yang terdapat dalam suatu perusahaan dan negara. Tema minor yang terdapat dalam novel Ladang Perminus merupakan makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu cerita, atau dapat didefinisikan sebagai makna bagian atau makna tambahan. Tema minor yang terdapat dalam novel Ladang Perminus yaitu hubungan antara manusia dan masyarakat. Hal itu dapat terlihat dari permasalahan yang dihadapi oleh tokoh utamanya yang sedang berusaha untuk memperbaiki nilai-nilai dalam masyarakat yang tidak lagi sesuai dengan kebenaran. Pola hubungan yang terdapat di dalam novel Ladang Perminus adalah pola hubungan antara manusia dengan masyarakat. Hal ini terlihat dari konflik yang muncul dari dalam diri tokoh utamanya dengan masyarakat, dalam hal ini beberapa orang di perusahaan
minyak
nusantara. Hidayat tak begitu mendengarkan ucapan-ucapan istrinya, ia diombang ambing oleh perasaannya, oleh kesebalannya kepada yang berkuasa di kantor. Muncul di depan matanya wajah-wajah yang ia benci. Kolonel Sudjoko, Dirut, beberapa orang yang biasa bekerja di bawah kolonel4. Konflik batin dalam diri tokoh utama yakni Hidayat disebabkan karena ketidak adilan yang menimpa dirinya karena permasalahan mengenai pemberitaan dikoran tentang Perminus tempatnya bekerja.
3
Ibid, hlm. 283 Ibid, hlm. 29
4
39
2. Tokoh dan Penokohan Istilah tokoh merujuk pada orangnya atau pelaku cerita, sedangkan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan dalam sebuah karya sastra merupakan cara pengarang untuk menampilkan watak, perwatakan, dan karakter tokoh. 1) Hidayat Hidayat digambarkan sebagai seorang laki-laki berbadan tegap dan agak tinggi yang telah berusia empat puluh lima tahun. Sikap Hidayat jujur dan idealis pada akhirnya menemui ketentraman hidup, meskipun beberapa kali harus menemui cobaan, terutama dalam menapaki profesinya sebagai karyawan yang berdedikasi. Hidayat menemui sandungan ketika ia bekerja di perusahaan minyak padahal Hidayat setia pada pekerjaannya. Seketika ia diberhentikan dari pekerjaannya dengan alasan memiliki hubungan dengan wartawan. Perusahaan Perminus sedang dilanda korupsi besar-besaran. Berita korupsi itu dibacanya di koran. Koran tersebut memuat kerugian negara yang diderita oleh perusahaan Minyak Nusantara, kantor tempat Hidayat bekerja. Hidayat yang biasa bekerja dengan jujur merasa perlu mengetahuinya. Sikapnya yang teguh pendirian, membuatnya tidak tinggal diam menghadapi hal tersebut. Berita tentang koran tersebut seperti pada kutipan Seketika juga Hidayat tertarik oleh huruf-huruf besar yang tercetak pada koran itu. Lagi-lagi persoalan persoalan yang menyangkut kantor tempat Hidayat bekerja. Lagi-lagi. Lagilagi. Sebab sudah berhari-hari surat kabar itu seperti memberondongkan kabar jelek mengenai kantor Hidayat5. Dilihat dari statusnya di Perminus, Hidayat merupakan orang yang cukup berpengaruh terhadap kantor tempatnya bekerja. Banyak orang-orang yang meminta nasihatnya, tidak hanya orang-orang dalam negeri, tetapi juga pembisnis-pembisnis 5
Ibid, h. 2
40
dari luar negeri meminta nasihat dan pendapatnya. Hidayat menjadi sentral cerita dalam novel Ladang Perminus. Sifatnya yang tenang dalam mengahadapi permasalahan dalam hidup, membuat dirinya lebih bijak menghadapi berita yang menyebar mengenai korupsi besar-besaran di perusahaan Perminus. Saat teman-temannya heboh membicarakan mengenai pemberitaan tersebut Hiayat menanggapinya dengan santai sambil bergurau kepada temannya. “Itulah pula yang menyebabkan kamu datang sepagi ini, yah? Mengapa pula mesti menjadi pembicaraan? Bukan kamu yang menjadi sumbernya?” gurau Hidayat “Ah gila!” jawab dari kejauhan “Habis siapa lagi? Dan bukankah kantor kita sudah terusterus diberonodong?” “Ya tetapi kali ini lebih keras” “Siapa lagi sumbernya, kalau bukan kamu?” Hidayat terus berolok-olok dengan Subarkah “Wah, jangan begitu. Gila kau! Nanti ada yang menyadap pembicaraan kita, aku bisa celaka. Dikira benar”6 Hidayat terus mengolok-olok Barkah karena ia terlalu khawatir dituduh sebagai orang yang membokar berita korupsi dalam Pertamina. Tokoh Hidayat ditampilkan sebagai sosok yang bekerja dengan dasar kejujuran. Ia adalah seseorang yang kehidupan rumah
tangganya
tentram
dan
damai,
meskipun
pernah
mengalami godaan. Hidayat tetap menjaga perasaan wanita yng menyukainya dan juga menjaga ketentraman keluarganya. Sikapnya yang bijak sana dapat melindungi rumah tangganya.
2) Ikhlasari/ Ias Ikhlasari berarti dengan hati yang bersih; tulus hati; tidak berpamrih. Sari dalam bahasa Indonesia berarti isi utama (dari suatu benda); berarti kata sari berarti pula bunga. Iklhlasari atau 6
Ibid, h. 3-4
41
biasa
dipanngil
Ias
adalah
Istri
Hidayat
yang
selalu
mendukungnya saat senang ataupun sulit. Senyum Ias tak pernah habis. Dialah sinar yang membuat suasana di rumah hangat dengan kerukunan. Entah siapa yang pernah mendidiknya sehingga ia menjadi wanita rumah tangga yang membuat teman-temannya kagum, terpesona, tempat bertanya dan lubuk nasihat dalam pelbagai kesulitan. Yang jelas Cuma hal ibunya yang amat sabar. Ias berperawakan kecil, tetapi seperti temantemannya menjulukinya, ia sumur yang dalam, penuh ilmu kehidupan7. Nama Ikhlasari seakan mencerminkan dirinya sebagai wanita yang ikhlas, dan tabah. Ias menerima semua keadaan yang menimpa suami dan juga dirinya dengan lapang dada. Sifatnya yang sabar membuat hati Hidayat tentram. Ias merupakan sosok wanita yang bergitu penuh kelembutan dan pengertian. Ias melihat tarikan wajahnya Hidayat kusut, capek . tetapi ia diam saja. Ia membiarkan suaminya beristiraha8. Saat suaminya mendapat masalah karena pekerjaannya, walaupun ia sendiri merasa gelisah dengan apa yang menimpa suaminya. akan tetapi, Ias dapat
menahan dirinya agar suaminya merasa
tenang. Ias tetap menghadapinya dengan tenang dan damai. Ia membuat suaminya lebih kuat menghadapi permasalahannya. Pengarang menggambarkan sikap seorang istri yang tenang, lembut dan sabar digambarkan melalui tokoh Ias. “Tetapi biarkan saja dulu, apa maunya,” kata Ias. “nanti juga ketahuan siapa yang benar, siapa yang salah. Kitakan tidak ada sangkut pautnya dengan Koran itu. Biarkan saja. Ikuti saja. Anggap saja kita istirahat. Sudah waktunya pula akang istirahat. Malahan kalau bisa, kita pergi ke luar kota. Bakal lebih baik. Insya Allah, Kang. Akan beres kembali nanti juga” Ias menarik wajah ten-tram senyum9. 7
Ibid, h. 1 Ibid, h. 22 9 Ibid, h. 24 8
42
3) Ita Ita seorang Pramugari yang jatuh hati pada pandangan pertama dengan Hidayat. Saat pertemuannya di pesawat terbang Garuda. Ita memiliki rammbut kehitam-hitaman agak ikal. Ita seorang sosok wanita yang berwatak ramah, hal itu tergambar saat Ita melayani setiap penumpang dengan sikapnya yang ramah. Selain itu, Ita juga telaten dalam memenuhi permintaan penumpang di pesawat. Kedua sifat itulah yang membuat Hidayat tertarik dengannya. Hidayat menatapnya sejenak. Pramugari itu tersenyum ramah. Wanita itu kehitam-hitaman, berambut agak ikal. Di atas segalanya, ia nampakkan diri begitu ramah dan telaten. Hidayat merasa tertarik kepada wanita itu, terutama karena ramahnya10. Setelah beberapa kali pertemuannya dengan Hidayat, Ita merasa semakin jatuh hati terhadapnya. Akan tetapi Ita sadar bahwa Hidayat telah memiliki istri, ia juga tahu bahwa istri Hidayat adalah orang yang sangat baik. Sehingga Ita memilih jalan hidupnya sendiri, ia memilih menikah dengan laki-laki lain. Pada akhrnya Ita meminta maaf kepada Ias atas perbuatannya selama ini terhadap Hidayat. Hal tersebut menggambarkan sikap Ita yang tidak egois, ia dapat memahami dan menerima keadaan. Dan sudah lama saya ingin bertemu dengan ceuceu untuk melepaskan isi hati saya ini, berterus terang kepada Ceuceu dan meminta maaf kepada ceuceu. Saya sangat berterima kasih Ceuceu suka memaafkan saya11. Ita menyadari semua perbuatannya atas apa yang telah ia lakukan. Ita merasa senang karena telah menerima maaf dari Ias. Ias sebenarnya telah mengetahui foto Ita dengan suaminya, menurutnya itu persoalan biasa saja. Ias juga merasa hal yang dilakukan suaminya dan Ita merupakan hal yang lumrah, karena 10 11
Ibid, h. 63 Ibid, h. 323
43
baginya, godaan hidup memang ada di mana-mana. Sikap Ias yang pemaaf dan penuh pengertian membuatnya memaafkan Ita. 4) Kahar Tokoh Kahar dipertentangkan dengan tokoh Hidayat. Kahar merasa kedudukannya terancam oleh Hidayat. Hidayat dipercaya olehnya untuk menurunkan penawaran yang disepakati dengan perusahaan patungan. Akan tetapi setelah harga disepakati, Kahar mengubahnya. Hal itu ia lakukan karena merasa kedudukannya terancam atas keberanian Hidayat menentangnya. Sikapnya yang serakah akan jabatan, membuatnya melakukan hal tersebut kepada Hiayat. Melihat tarikan wajah Hidayat demikian keras, Kahar merasa dilawan. Ia kepalkan tangannya keras-keras, menahan amarahnya. Sebelum ini tak pernah ada orang yang menentangnya seperti ini. Ia merasa, orang yang didepannya itu berbahaya baginya12. Hidayat menjadi geram atas perbuatan kahar yang dirasa telah menginjak-nginjak harga dirinya dengan merubah nominal yang telah disepakati itu. Kesempatan ini digunakan Kahar untuk menjatuhkan Hidayat saar mencalonkan dirinya untuk menjadi gubernur Jawa Barat. Sifatnya yang serakah terlihat saat Kahar berusaha menyingkirkan hidayat dari perusahaan Perminus dan juga membatalkan pencalonan Hidayat sebagai Gubernur dengan alasan bahwa Hidayat sebagai pegawai tidak meminta izin kepada perusahaan saat mencalonkan diri menjadi gubernur. Hal itu Kahar lakukan karena keserakahan akan jabatannya, ia takut posisinya terancam. Kahar merasa kekuasaan ada padanya. Dan berita yang terbaca di Koran mengenai diri Hidayat itu menjadi piculedak baginya untuk mengadakan tindakan. Ia merasa agak terancam. Ia segera memanggil kolonel sudjoko dan dengan 12
Ibid, h. 278
44
singkat ia ceritakan, bahwa Hidayat telah main politik dengan mencalonkan diri untuk diangkat menjadi gubernur Jawa Barat tanpa seizinnya. Begitu pula kepada Subarkah, diceritakannya bahwa Hidayat telah dianjurkan untuk meminta pensiun13. Setelah Kahar meninggal, terungkap pemberitaan mengenai ketamakannya, yaitu harta yang ia peroleh dari korupsi di Perusahaan Perminus. Akhirnya terungkap bahwa ia telah memiliki uang yang disimpan di Bank dan menjadi sengketa antara Perusahaan Minyak Nusantara dengan Devi Widuri, janda kahar yang tinggal di Singapura. Sikapnya yang tamak dan licik terlihat saat Kahar diketahui telah menyimpan uang Perminus secara diamdiam di Singapura, hal tersebut terungkap di akhir cerita. 5) Kolonel Sudjoko Seorang kaki
tangan
Dirut di
Perusahaan Minyak
Nusantara. Ia seorang yang cukup dipercaya oleh atasnya, karena ia sering bekerja mengikuti atasnya kemana-mana. Kolonel bukan seorang penguntit karena mengikuti atasannya kemana-mana. Akan tetapi, ia adalah anak buah kepercayaan atasanya. Sehingga ia selalu disamping atasanya menjadi orang kepercayaan. Di ruang lain Herman bicara dengan seorang sersan, bahwa kolonel Sudjoko yang sudah lima tahun terus-menerus bekerja mengikuti atasannya itu kemana-mana14. Ia bekerja dengan teliti dan sungguh-sungguh dalam menghadapi permasalahan dikantornya. ia juga memiliki sikap yang dapat dipercaya, ia mampu menyimpan rahasia. Ia cukup pandai menjaga rahasia, dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Hal itu tercermin pada kutipan berikut Itu pun belum tentu benar. Cuma tentu kami mesti melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Dan 13
Ibid, h. 248 Ibid, h. 15
14
45
lazimnya, kami harus mengamankan saja dulu seluruh lapangan. Pemeriksaan harus kami lakukan. Supaya yang tidak bersalah jangan sampai tertindak15. Kolonel lah yang sedang giat-giatnya mencari siapa pelaku atas bocornya berita korupsi perusahaannya. Dia pula yang memasukan nama Hidayat sebagai salah satu orang yang terlibat. Akan tetapi, Kolonel bekerja sedemikian giat bukan semata-mata karena ingin berdedikasi terhapat kantornya, akan tetapi untuk mencari muka pada atasnya Dirut yang menjadi segala-gala baginya. Kolonel diam. Ia orang cukup pandai. Ia memancing, membuat gaduh. Ia berusaha mengamankan lembaga temapt ia bekerja. Dan ia merasa harus menunjukan prestasi di depan dirut yang menjadi atasanya, yang menjadi segalanya baginya16. 3. Latar Latar dapat dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi. Latar terdiri dari tiga unsur yaitu tempat, waktu, dan lingkungan sosial budaya. Tiga unsur tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. a. Latar Tempat Latar tempat menunjuk pada pengertian tempat dimana cerita yang dikisahkan itu terjadi. Dalam Ladang Perminusterdapat beberapa tempat yang Hanafi kunjungi, sebagai seorang konsultan perusahaan, Hanafi sering kali berpergian ke dalam kota ataupun luar kota, sehingga akan banyak tempat yang akan dijabarkan. Latar tempat dalam novel Ladang Perminus di antara lain 1) Jakarta Jakarta menjadi latar dominan dalam novel Ladang Perminus, penceritaan terfokus pada permasalahan di Perusahaan Minyak 15
Ibid, h. 13 Ibid, h. 14
16
46
Nusantara yang posisinya berada di Jakarta. Sehingga latar yang muncul disekitar persoalan Perminus yaitu rumah Hidayat, rumah sakit dan gedung-gedung yang menyangkut Perminus. a) Kantor Latar tempat terjadinya peristiwa yang dominan adalah di Perusahaan tempat para tokohnya melakukan tugas sehari-hari. Latar tempat Perusahaan Minyak Nusantara adalah pendukung tema yang utama. Pemberitaan mengenai Perusahaan Minyak Nusantara sudah mereda. Apakah masih akan cepat disambung atau akan berhenti untuk waktu lama, tidak ada yang tahu. Dalam pada desas-desus masih bergolak di tengah kesibukan kerja di perusahaan minyak itu. Maklumlah bagian keamanan masih menelusuri dari mana dan dari siapa Nusa Raya mendapat bahan-bahan untuk bertitanya yang menggemparkan itu17. Kutipan tersebut terjadi saat Hidayat berbincang dengan kawannya di kantor mengenai berita yang sedang marak mengenai perusaan tempat ia bekerja. Terlihat jelas bahwa Kantor Perminus menjadi sentral permasalahan korupsi yang menajdi tema novel Ladang Perminus. Dengan tidak berfikir panjang lagi Hidayat pergi ke kamar kerja Kahar. Ia dipersilahkan langsung masuk18. Kutipan
di
atas
saat
Hidayat
dipanggil
oleh
Kahar
keruangannya untuk kesekian kali karena masalah pekerjaan, akan tetapi pemanggilannya saat itu bukan lagi mengenai penugasannya, tetapi untuk meminta Hidayat untuk pensiun.
17 18
Ibid, h. 12 Ibid, h. 281
47
b) Rumah Latar tempat rumah adalah latar yang dominan saat Hidayat menjalankan kehidupannya sehari-hari setelah dibebastugaskan atau selama ia dirumahkan. Kegiatannya sehari-hari adalah melihat ayam. Sewaktu Hidayat memberi makanan kepada ayamayam, muncul seorang sahabatnya. Pena, bekas temannya sekolah dulu pada waktu jaman Jepang. Pena, seperti biasa masuk lewat pintu dapur. Temannya itu diajaknya masuk menyaksikan binatang-binatang peliharaannya19. Walaupun dibebas tugaskan, Hidayat tetap sibuk menerima tamu-tamunya yang datang ke rumah. Tamu-tamu yang datang tidak hanya kerabat, tetapi juga para kontraktor yang bekerja sama dengan Perminus. Hidayat tetap melayani mereka dengan baik seperti saat di kantor. Rumah juga merupakan tempat pertama kali Hidayat merasakan kegelisahan karena surat yang ia terima dari kantornya , Perminus. Mengenai pembebas tugasnya yang ia terima melalui istrinya. Cuma akan menggelisahkannya saja, pikirannya lagi belum tentu pula benar omongan orang itu. Maka ia masuk ke kamarnya, meletakkan tasnya, membuka dasinya, lalu ke luar lagi menuju ke meja makan20. c) Rumah Sakit Perminus Latar rumah sakit Perminus hanya muncul sekali pada novel ini, akan tetapi itu merupakan penggambaran permasalahan masyarakat digambarkan. Saat Hidayat menolong Ceu Mus memasukan anaknya ke rumah sakit karena sedang sakit keras.
19 20
Ibid, h. 32 Ibid, h. 22
48
Tanpa mengalami kesulitan Hidayat bisa memasukan anak yang sakit itu ke rumah sakit Perminus. Maklumlah, ia punya kenalan banyak di sana. Perawat-perawatnya pun mengenal Hidayat dengan baik21. Hal
tersebut
menggambarkan
bagaimana
sulitnya
mendapatkan pelayanan rumah sakit apabila seseorang tidak memiliki kenalan di rumah sakit tersebut. d) Gedung Granada Hidayat memberikan pekerjaan kepada temannya untuk bekerja di perusahaan Cleaning Service yang melayani Gedung Granada di Semanggi. Hidayat menempatkan temannya itu menjadi pemimpin. Jabatan yang Hidayat berikan kepada temannya menjadi gambaran bahwa menjadi seorang pemimpin, sangatlah berat godaannya apalagi setelah memiliki uang yang banyak. Melalui Hidayat pengarang menggambarkan kesalahan yang dilakukan mantan pemimpin sebelumnya yang tidak becus karena menyeleweng. Sehingga Hidayat mengingatkan temannya untuk berhati-hati Tepat Pukul satu kedua orang sahabat itu naik sedan pergi menuju ke gedung Granada di jalan Hidayat bercerita mengenai gedung yang ditunjuk kepada temannya. “hati-hati dengan uang begitu banyak”, kata Hidayat sambl tertawa kecil. Kemudian ia menambahkan, “betul-betul aku mengingatkan kamu, hati-hati dengan uang sebegitu banyaknya. Berbahaya!” Sesampainya di tingkat paling atas kedua sahabat itu keluar dari lift, lalu melangkah menuju ke salah satu ruangan yang ada di sana22.
21 22
Ibid, h. 125 Ibid, h. 134-135
49
c) Gedung Petroleun Club Di gedung Petroleun Club inilah Hidayat melaksanakan tugasnya dari Kahar untuk berdiskusi mengenai proyek Cilegon Tepat pukul Sembilan pagi Hidayat dan pembantupembantunya sudah berkumpul di gedung Petroleun Club, siap untuk berunding, meneliti segala perencanaan pembangunan pelabuhan23. Di gedung itu pula Hidayat dan kawan-kawannya memutar otak untuk menurunkan harga yang telah diajukan. Disanalah penggambaran bisnis pembangunan digambarkan 2) Singapura Singapura merupakan tempat yang menjadi tugas pertamanya Hidayat setelah di rumahkan, Hidayat di tugaskan pergi ke Singapura untuk mengadakan perundingan dengan beberapa kontraktor dan kedutaan. Saat di Singapura, Hidayat menginap di Sangrila, ia mendapatkan pelayanan yang luar biasa dari rekannya. Waktu tiba di Hotel Shangrila, ternyata laki-laki tadi sudah ada di tempat pendaftaran. Ia menyambut Hidayat dengan senyum24. Singapura menjadi tempat yang membuat Hidayat cukup sibuk, karena ia harus menyelesaikan tugas yang diberikan atasnya.Hidayat juga sempat menerima beberapa tamu selama di Singapura, yang menawarkan kerja sama dalam membangun persahaan. Walaupun kesibukannya selama di Singapura selama dua malam, Hidayat tetap merasa puas. Dua malam pun lewat di Singapura. Hidayat merasa puas segala tugasnya telah diselesaikannya dengan 23 24
Ibid, h. 265 Ibid, h. 67
50
menyenangkan. Ia ingat kepada pembicaraan tentang tuan Tan, dengan Robert dan dengan Takeo25. 3) Bandung Bandung tempat Hidayat dibesarkan. Saat kedatangannya ke Bandung Hidayat didatangi temannya yang ingin membahas pencalonannya sebagai gubernur, akan tetapi Hidayat mengajak temannya untuk memikirkan persoalanpersoalan yang ada di kota tersebut. Hidayat miris dengan keadaan Kota Bandung. Sesampai di rumah ibunya di Bandung, ia didatangi Dahlan dan Sumarsanah yang lagi-lagi mempersoalkan pencalonan gubernur. Semburan dan percika airnya membuatku gembira. Tapi sekarang…. Kok aku menjadi sedih, sangat sedih melihatnya. Airnya kotor, membawa lumpur, membawa tanah longsor. Karena hutan-hutan ditebang terus tanpa henti ditanai kembali.26 Hutan yang menjadi kekayaan yang tak ternilai harganya telah dibabat. Hutan menjadi pemegang peranan penting kedua setelah minyak. Di sinilah pengarang mengangkat persoalan masyarakat yang terjadi di salah satu kota besar, yaitu Bandung. 4) Garut , Kadudampit, Kaki Gunung Gede Hidayat dan ketiga kawannya mengunjungi lahan miliknya di Kadudampit, di kaki Gunugng Gede tempatnya yang sangat sejuk dan airnya yang jernih membuat temantemannya takjub. Hari sabtu. Sebelum magrib, waktu langit masih terang empat orang sahabat yaitu Hidayat, Pena, Hasan, dan Sadikin sudah berumpul di Kadudampit, di Kaki Gunung Gede27.
25
Ibid, h. 72 Ibid, h. 188 27 Ibid, h. 236 26
51
Di kadudampit digambarkan bagaimana salah satu
di
Indonesia sangat mengagumkan, akan tetapi keadaan penduduknya sangat memprihatinkan, miskin. Karena pejabat yang korupsi sehingga biaya pembangunan desa terpangkas.
Mengenai
menjajarkan
rakyat
kemiskinan,
Indonesia
dengan
ahli-ahli
dunia
rakyat
India,
Pakistan, dan Bangladesh pada masa itu.
b. Latar Waktu Latar waktu dapat dipahami sebagai kapan berlangsungnya berbagai peristiwa yang dikisahkan dalam cerita fiksi. Novel Ladang Perminus berkaitan dengan kondisi politik dan perekonomi di Indonesia tahun 1970-an pada kasus krisis ekonomi yang dialami Pertamina pada masa Ibnu Sutowo menjabat sebagai direktur utamanya. Akan tetapi dalam novel digambarka pada tahun 1967 hingga 1970-an, hal tersebut ditandai dengan kutipan berikut .... akibat cara-cara bekerja dan penyelewengan yang terjadi dalam Perminus yang diketemukan pada tahun 1967 oleh sebuah team pemeriksa dari jakarta...28 Sedangkan pemunculan rumah sakit Perminus dalam cerita menandai tahun 1970-an. Karena, apabila dikaitkan dengan kehidupan nyata, mengingat bahwa novel ini merupakan novel kontekstual yang menyinggung Pertamina. Rumah sakit pertamina didirikan tahun 6 Januari 197229. Sehingga pemunculan latar rumah sakit dalam novel menjadi penanda tahun 1970-an.
28
29
Ibid, h. 2
Ramadhan K.H dalam Fenty. Ibnu Sutowo Saatnya Bercerita. Jakarta: Nasional Press Club of Indonesia (NPCI), 2008, hlm. 245
52
c. Latar Sosial Budaya Latar sosial budaya dalam cerita fiksi dapat dipahami sebagai keadaan kehidupan sosial budaya masyarakat yang diangkat ke dalam cerita. Latar sosial dalam novel Ladang Perminus adalah golongan menengah ke atas. Hal ini dapat dilihat pada kehidupan para karyawannya. Misalnya saja Hidayat memiliki sedan. Sedan putih meninggalkan halaman rumah di kompleks Perumahan Minyak Nusantara (Perminus). Seorang lakilaki berbadan tegap, agak tinggi, mengenakan dasi kecoklat-coklatan, duduk di belakang, Hidayat, begitulah nama tokoh yang berumur empat puluh lima tahun ini...30 Latar sosial pada novel Ladang Perminus didominasi oleh para tokoh yang bekerja di Perminus. Perminus merupakan perusahaan besar yang sering kali membuat orang iri dengan kehidupan
karyawan-karyawannya
yang
hidup
mewah,
aksesoris yang mereka gunakan memiliki klasnya tersendiri, terutama para pejabatnya. Seperti kahar dalam kutipan berikut Hidayat menerima salam atasannya dengan perasaan waswas. Lalu Kahar membetulkan dasinya yang hijau muda, adem, dan menarik ujung kemejannya yang putih, bersih, bagus, serba mahal31. Kutipan tersebut memperkuat bahwa latar sosial yang terdapat pada Ladang Perminus merupakan golongan menengah ke atas. 4. Alur Alur berkaitan dengan masalah bagaimana peristiwa, tokoh, dan segala sesuatu itu digerakan, dikisahkan sehingga menjadi sebuah rangkaian cerita yang padu dan menarik. Tahapan alur dalam novel Ladang Perminus terbagi atas pengenalan, pemunculan konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian.
30 31
Ibid, h. 1 Ibid, h. 58
53
a. Pengenalan Secara utuh novel Ladang Perminus menceritakan bagaimana Hidayat soerang pegawai Perminus yang tidak dapat menutup mata dari tindak korupsi dan manipulasi yang menggelegar di kantornya. Pada bagian pertama, Hidayat diperkenalkan sebagai karyawan Perminus yang sering memberikan nasihat dan petunjuk bagi rekanrekannya. Sedan putih meninggalkan halaman rumah di kompleks perumahan Perusahaan Minyak Nusantara (Perminus). Seorang laki-laki berbadan tegap, agak tinggi, menggunakan dasi kecoklat-coklatan, duduk di belakang. Hidayat, begitulah nama tokoh yang berumur empat puluh lima tahun ini....32 Hidayat menyentuh surat kabar Nusa Raya yang tadi tidak sempat dibacanya sewaktu masih di rumah. Tadi tamu bergantian datang sejak pagi sekali, meminta nasihat dan petunjuknya.33 Kutipan di atas terjadi saat Hidayat hendak pergi ke kantornya, sambil membaca koran yang membahas mengenai kerugian valuta asing yang diterima oleh negara akibat cara bekerja dan penyelewengan yang terjadi di kantornya. Pegawai-pegawai dikantornya riuh dengan berita tersebut, tetapi Hidayat tetap tenang menanggapi berita tersebut.
b. Pemunculan Konflik Pada
bagian
pengenalan
telah
digambarkan
awal
mula
permasalahan korupsi yang terjadi pada Perminus, dan diperkenalkan dengan tokoh utama yaitu Hidayat. Pada bagian kedua, saat pemberitaan mereda, mulai lah muncul permasalahan yang dihadapi tokoh utama, Hidayat disangka membocorkan pemberitaan korupsi di perusahaannya. Karena itulah konflik batin dalam diri Hidayat muncul. Hal tersebut menimbulkan kebingungan bagi pembaca terhadap hal yang dialami oleh Hidayat, yaitu mengapa Hidayat dituduh demikian sehingga ia dirumahkan. 32
Ibid., h. 1
33
Ibidi., h. 1
54
Melalui surat dari Dirut, Ramadhan mulai membuat tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres di perusahaan Pertamina, dengan mengorbankan orang yang tidak bersalah. Dengan ini saudara dibebastugaskan dari segala tugas dan tidak diperkenankan masuk kantor sampai ada pemberitahuan lagi. Tertanda: Dirut34 Korupsi yang dilakukan orang lain di perusahaan Pertamina, membuat Hidayat
menjadi korban.
Hidayat
tidak bersalah,ia
diberhentikan dengan alasan keamanan. Hidayat tidak pernah membocorkan korupsi yang terjadi diperusahaannya. Akan tetapi, untuk menutupi kesalahan atasanya, beberapa karyawan dirumahkan dengan alasan mereka memiliki koneksi ke media, hal tersebut sematamata hanya untuk menutupi pemberitaan itu.
c. Komplikasi Dalam tahap ini, konflik yang terjadi semakin tajam karena berbagai sebab dan berbagai kepentingan yang berbeda dari setiap tokoh. peningkatan konflik muncul dibagian tujuh, saat Hidayat mulai dipanggil kembali ke kantornya, ia ditempatkan kerja di bawah Kahar. “Kemarin Pak Dirut pesan, supaya saya menerima Pak Dayat. Jadi, segera saja, mulai besok saja, Pak dayat bekerja. Langsung di bawah saya. Bisa kan mulai besok?” 35 Saat Hidayat telah memasuk kantor kembali, permasalahan semakin meningkat. Pertemuannya dengan beberapa orang membuat permasalahan baru. Seperti pertemuannya dengan Ita, pencalonannya sebagai gubernur, perbuatan kawannya Toha yang mengecewakan, serta
gambaran
masyarakat.
34 35
Ibid, h. 23 Ibid,h. 60
mengenai
permasalahan
yang
terjadi
dalam
55
d. Klimaks Puncak konflik yang dialami Hidayat pada peristiwa Hidayat mengetahui Kahar menaikkan harga yang telah disepakati tim Hidayat. Hal itu dilakukan Kahar demi keuntungannya sendiri. “ya, 567 juta DM harus diubah lagi menjadi 617 juta DM. benar, harus dijadikan 617 juta DM” “kujelaskan saja, bahwa yang dibayarkan kepada Onkelinx ialah Cuma 567 juta DM. Itu keinginan pak Kahar” Hidayat tercengang sebentar menatap Subarkah36 Kutipan di atas terjadi saat Hidayat mengetahui berita tersebut dari kawannya, Subarkah. Berita tersebut membuat Hidayat kehilangan kesabaran, ia merasa harga girinya ternodai. Hidayat sudah berjuang dengan segala pengetahuan dan ilmunya bersama teamnya. Tetapi hal tersebut dengan semudah itu digagalkan oleh atasnya, Kahar. Pada bagian ini digambarkan seorang pimpinan yang ingin menguntungkan dirinya sendiri, dengan cara menipu bawahannya, disisi lain ada Subarkah sebagai bawahan yang setia dengan perintah atasanya, walaupun ia tau hal tersebut salah. Hidayat yang tetap mejadi seorang yang idealis, yang tidak bisa tinggal diam dengan korupsi dan manipulasi yang dilakukan atasanya. “masih tentang pencalonan gubernur, tapi tiba-tiba saja Panglima mengubah pendiriannya,” jawab Dahlan sambil melihat kepada Hidayat dengan rasa ragu. “Mungkin itu karena pengaruh dari sini, dari Jakarta. Sesudah ia dating dari Jakarta, ia mengubah rencananya. Siapa yang menolak pencalonan kita entah siapa”37 Demi menyelamatkan
posisinya, agar tidak terancam, Kahar
memaipulasi pencalonan Hidayat sebagai Gubernur Jawa Barat dengan memberitakan pencalonan Hidayat di Koran agar Kahar meiliki alasan untuk mengeluarkan Hidayat dari Perminus.
36 37
Ibid, h. 286 Ibid, h. 293-294
56
e. Peleraian Setelah pertikaiannya denga Kahar mengenai pencalonan gubernur dan permohonan Kahar untuk Hidayat mengajukan pensiun. Bagian peleraian terjadi saat Hidayat mendapat kabar bahwa Kahar meninggal karena jantung. Mendengar hal tersebut banyak pikiran yang muncul dalam dirinya, berbagai kenangan perbuatan Kahar terhadap dirinya. “Maut membayar segalanya,” kata Hidayat dalam dirinya sendiri38 Kalimat tersebut seakan meggambarkan, bahwa apapun yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya, seperti keserakahan duniawi yang dilakukan Kahar. Semua itu akan akan berujung pada kematian. Kematian yang dialami Kahar seakan membayar segala kesalahannya selama ini. Tetapi Hidayat tak habis piker, mengapa orang macam Kahar dimakamkan di taman pahlawan. Hidayat berpikir dari sisi mana Kahar digolongkan sebagai pahlawan. Setelah sepeninggalan Kahar, Hidayat yakin kawannya yang selalu mendukung Kahar akan menggantikan posisinya. “ya kamu yang paling cocok untuk zaman sekarang. Mengikuti keadaan dan keinginan zaman saja. Jadinya, kamu yang mapan. Dan sekarang pun….” “tidak mustahil kamu yang bakal menggantikannya” 39 Kutipan tersebut menguatkan kesan dibagian sebelumnya, bahwa siapa yang tunduk dan patuh pada pimpinan dapat hidup dengan tenang, bahkan
bisa
mendapatkan
kejayaan.
Hal
tersebut
sebagai
penggambaran penyelewengan yang terjadi pada masa itu.
f. Penyelesaian Dalam tahap ini semua masalah dapat diurai, kesalahpahaman dijelaskan, rahasia dibuka. Penyelesaian terdapat pada bagian tiga puluh dua, saat Hidayat masuk rumah sakit karena jantungnya kambuh,. 38 39
Ibid, h. 300 Ibid, h. 301
Melalui
dialog
Hidayat
permasalahan
diselesaikan,
57
permasalahan tentang idealisme dirinya terhadap permasalahan korupsi yang terdapat di Perminus. Bukan Karen itu aku sekarang harus berbaring di sini.” Ada rasa takut pada Hidayat untuk berfikir dalam-dalam. Tetapi hati kecilnya masih ingin mengeluarkan unek-uneknya. Yang keluar adalah pembicaraan yang mencerminkan isi hatinya yang dalam. Dan yang hadir mendengarkannya dengan penuh pengertian. “begini nasib orang yang melawan,” kata Hidayat40 Kutipan ini terjadi saat Pena mengunjungi Hidayat di rumah sakit, kejadian seakan-akan sindiran berupa gambaran bahwa begitulah nasib orang yang melawan pemimpinnya, walaupun itu suatu kebenaran. Nasib hidupnya tidak akan beruntung, sedangkan yang tetap setia dengan kebohongan dan penipuan, akan beruntung hidupnya. Rahasiapun dibuka pada bagian penyelesaian. Rahasia korupsi yang dilakukan Kahar dengan istri simpanannya. …. Yang dibaca itu sebuah berita panjang mengenai uang yang disimpan di Bank Simbashi dan jadi sengketa antara Perusahaan Minyak Nusantara dan Dewi Widuri, Janda Kahar41 Pada
bagian
ini
pula
kesalahpahaman
terselesaikan.
Kesalahpahaman Ias terhadap Ita. Di sinilah keteguhan, kesabaran, dan sifat lapang dada terus dipertahankan oleh narrator dalam tokoh Ias. “mengapa mesti marah kalau sudah lewat. Sayapun maklum, manusia itu suka menghadapi godaan”42 Kutipan tersebut terjadi saat Ita menjelaskan kepada Ias tentang hubungannya dengan Hidayat selama ini, Ita meminta maaf kepada Ias tentang perbuatannya, ia menyesal dengan perbuatannya waktu itu. Ita juga berterimakasih karena Ias telah memaafkannya. Ita merasa beruntung dipertemukan dengan Hidayat dan keluarganya.
40
Ibid, h. 310 Ibid, 318 42 Ibid, 322 41
58
Dari beberapa hal yang telah dipaparkan mengenai alur, dapat disimpulkan bahwa alur yang digunakan dalam novel Ladang Perminus merupakan alur maju. Hal-hal yang dialami Hidayat, dan pertemuan-pertemuannya dengan beberapa orang dan perjalanannya ke beberapa tempat, membuat pembaca terus mendapatkan gambaran permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. Gaya penceritaan yang menggambarkan permasalahan di masyarakat membuat pembaca seakan melihat permasalahan yang benar terjadi, terutama kalangan menengah ke atas. Pada bagian penyelesaian, semua permasalahan yang telah terjadi antara Hidayat dan tokoh lain selesai dengan baik, pada bagian penyelesaian juga menggambarkan dampak yang dirasakan Hidayat, saat jabatan tidak lagi disandangnya.
5. Sudut Pandang Sudut pandang atau point of view sebagai cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkan. Novel Ladang Perminus, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang Sudut pandang orang ketiga “dia” mahatahu . Pencerita yang berada di luar cerita dan melaporkan peritiwa-peristiwa yang menyangkut para tokoh dari sudut pandang “ia” atau “dia”. Pencerita mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peritiwa, dan tindakan. Termasuk motivasi yang melatar belakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh “dia” yang satu ke tokoh “dia” yang lain Sampai di Hotel Shangrila Yu sudah tampak menjemput di depan pintu. Hidayat dan Pena melihatnya. Sekalipun sebentar, Pena sempat memperhatikan lobby hotel . ia merasa, ia mulai masuk ke dalam kemewahan dengan lampu-lampu kristal43 Sudah beberapa kali Hidayat bisa bertemu dengan Ita di pesawat udara dalam perjalanan ke luar negeri. Sudah beberapa kali pula ia 43
Ibid, h. 142
59
bertemu dan berjalan-jalan dengan paramugari itu di Singapura. Hidayat merasa senang mempunyai teman bicara yang mengasyikan44. Dari beberapa kutipan tersebut dapat mewakili bahwa pengarang menggunakan sudut pandang “dia” mahatahu, pengarang bebas menceritakan setiap tokoh yang terdapat dalam novel, salah satunya tokoh Hidayat dan Pena berdasarkan kutipan tersebut. Dengan sudut pandang “dia” mahatahu, Ramadhan berusaha menceritakan semua kejadian yang berhubungan dengan tokoh ataupun Pertamina yang mendukung tersampaikannya tema yang diusung novel Ladang Perminus. 6. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan indah dan harmonis melalui media bahasa serta mampu menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Ia, gila! Korupsi sekarang sudah menjadi wabah. Gentayangan di mana-mana, merasuk ke mana-mana. Kulihat sekarang kita sudah sulit memisahkan mana milik Negara dan mana milik pribadi45 Korupsi dikategorikan sebagai tema mayor yang telah dijadikan penulis pada bagian tema. Kutipan di atas terjadi saat Hidayat mengantarkan Pena berkeliling untuk melihat apa yang disebut dengan “kaya” bagi banyak orang bisa saja berbeda-beda, akan tetapi yang dimaksud “kaya” dalam novel ini yaitu harta yang dimiliki, yang nilainya lebih besar daripada biaya hidup sehingga tanpa bekerja pun, seseorang atau sebuah keluarga dapat tetap menjalani kehidupan. Dari perjalanan Pena bersama Hidayat saat melihat-lihat bagaimana kehidupan orang kaya yang Hidayat kenal, Pena dapat menerka dan melihat bagaimana mereka bisa mendapatkan kemewahan itu, yaitu dari korupsi. Kata “korupsi sekarang sudah menjadi wabah. Gentayangan 44 45
Ibid, h. 201 Ibid, h. 185
di
mana-mana”,
dapat
dikategorikan
sebagai
60
Personifikasi, karena pada dasarkannya kata gentayangan biasa dipakai untuk benda hidup seperti hantu. Makna gentayangan disini dimaksud bahwa korupsi sudah meluas hingga kemana-mana, sehingga telah banyak sekali orang yang melakukan korupsi. Saudara boleh mencalonkan diri untuk menjadi apa saja. Itu hak saudara. Tapi tanpa sepengetahuan saya lebih dulu... Tidak, tidak!”46 Kutipan di atas terjadi ketika Hidayat menghadap Kahar. Hidayat disarankan pensiun oleh Kahar karena pencalonannya sebagai gubernur tidak diketahuinya secara langsung dan Hidayat tidak meminta izin kepadanya terlebih dulu. Pola seperti ini dikategorikan Retoris bagian repetisi dan ellipsis. Ramadhan seolah memberikan suspense bagi pembaca untuk menerka apa yang dimaksud oleh Kahar. Pena sempat memperhatikan lobby hotel. Ia merasa, ia mulai masuk ke dalam kemewahan dengan lampu-lampu Kristal, dengan bunyi piano yang sayup-sayup, dengan pakaian serba merah berpolet kuning yang dipakai para pelayan47. Kutipan di atas terjadi saat di Singapura, tepatnya di Hotel Sangrila, tempat Hidayat dan Pena menginap. Penginapan tersebut disiapkan oleh rekan kerja Hidayat. Hidayat diberikan pelayanan yang mewah selama berada di Singapura oleh rekan kerjannya tersebut, termasuk hotel yang mereka tempati. Pemilihan latar lobby sebagai ketepatan pilihan kata kategori khusus dari kata yang sangat umum yaitu ruang teras. Selain itu, pemilihan tempat dapat dikaitkan dengan segi non bahasa. Keterangan kata-kata lain seperti “kemewahan lampulampu Kristal” menunjukan bahwa hotel tersebut merupakan hotel mewah, yang tidak semua kalangan dapat menginap di sana. Sehingga hal tersebut menunjukan bahwa Hidayat dan Pena memiliki strata sosial yang tinggi.
46 47
Ibid, h. 283 Ibid, h. 142
61
Setelah penulis melakukan
penelitian terhadap novel Ladang
Perminus karya Ramadhan K.H., terdapat beberapa hal yang dapat dikemukakan sebagai hasil temuan. Meskipun novel Ladang Perminus bukan novel best seller dari Ramadhan, namun novel Ladang Perminus pernah mendapat penghargaan SEA Write Award di tahun 1993. Alur maju memudahkan pembaca memahami novel ini. Urutan alur tidak lepas dari latar tempat dalam novel ini, karena menjadi dasar munculnya
permasalahan-permaslahan
yang
ada,
dengan
cara
pertemuan-pertemuan anatara Hidayat dengan tokoh lain. Dilihat dari penggambaran masing-masing tokoh mempengaruhi perkembangan tema, baik tema mayor ataupun tema minor. Pemilihan sudut pandang “dia” mahatahu yang menghasilkan pemahaman pembaca lebih meluas terhadap permasalahan yang diangkat oleh Ramadhan. Keluwesan dan ketepatan pemilihan bahasa yang digunakan untuk mendukung tema yang diangkat oleh Ramadhan, menjadikan novel Ladang Perminus satu dari sekian karya Ramadhan yang yang perlu mendapatkan apresiasi.
62
B. Jenis-jenis Korupsi Korupsi berlangsung dalam jaringan struktural yang telah ”diatur” oleh dirut secara instruksional. Ada ketakutan pada jajaran manajer sehingga tidak berani mempersoalkan korupsi yang dilakukan oleh Dirut ataupun Kahar. Korupsi yang terjadi dalam novel Ladang Perminus meluas hingga pada ranah administratif dan keuangan. Korupsi di tubuh Perminus berlangsung dengan aman karena tidak tersentuh kontrol. Berita korupsi yang ditampilkan di awal novel tidak berkelanjutan.
Modus korupsi
umumnya dilakukan terkait dengan pemberian atau gratifikasi kepada pejabat Perminus. Dan mark up. Korupsi yang terdapat dalam novel Ladang Perminus diteliti berdasarkan jenis-jenis korupsi yang terdapat dalam novel Ladang Perminus. Jenis korupsi tersebut menghasilkan dampak yang dirasakan oleh beberapa tokoh. Hal tersebut digambarkan melalu pemikiran Hidayat maupun dialog antar tokoh. 1. Korupsi Investive (Investive Corruption) Dalam novel tersebut, Pemberian suatu jasa atau barang yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, akan tetapi yang lebih diuntungkan adalah pihak pemberi, karena pihak pemberi melakukan hal tersebut agar di masa depan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan pemberiannya. Keuntungan tersebut dapat berupa kelancaran bisnis, perizinan lebih mudah, dan kekuasaan. Jenis korupsi Investive lebih dominan dibandingkan jenis korupsi yang lain dalam novel Ladang Perminus. Jenis korupsi ini muncul sebanyak empat kali dalam novel. Jenis korupsi ini digambarkan melalui pertemuan tokoh Hidayat dengan teman dan rekan kerjannya, Ramadhan menggambarkan korupsi sebagai suatu yang lumrah dilakukan oleh kalangan pembisnis. Korupsi dilakukan semata-mata untuk kepentingan pribadi saja, untuk melancarkan keberhasilan bisnisnya. Degan cara memberikan hadiah-hadiah untuk mencari simpati, agar bisnisnya dapat diterima dan berhasil dengan baik. Hal
63
inilah yang disebut dengan korupsi Investive. Jenis ini muncul pertama kali pada saat Hidayat diberikan Hadiah secarik amplop. Waktu Hidayat akan menutup pintu mobil, laki-laki itu dengan gerak yang cepat menyodorkan sehelai amplop. “ini untuk bapak,” katanya dengan suara rendah sambil tersenyum. “Dari MR. Tong,” kata laki-laki itu sambil tersenyum, menenangkan hati yang menerimanya.48 Gerak gerik yang dilakukan laki-laki itu, seakan menutupi hal tersebut dari khalayak. Hal itu menandakan bahwa uang yang diberikan lewat laki-laki itu, merupakan siasat Mr. Tong untuk mencari simpati Hidayat, agar bisnisnya dengan Perminus bisa berhasil. Korupsi Investive terjadi saat Hidayat berkunjung ke Singapura. Hidayat dijamu dengan baik oleh rekan kerjanya yang bernama Mr. Tong. Hidayat diperlakukan sangat baik, ia dijemput dan diantar ketempat tujuannya, disediakan penginapan dan fasilitas mewah secara geratis, bahkan Hidayat mendapatkan sehelai amplop yang berisikan uang. Hal tersebut dilakukan Mr. Tong sema-mata demi kelancaran bisnisnya agar dimasa yang akan Mr. Tong dapat bekerja sama lagi dengan Perminus, dengan keuntungan lebih besar yang akan ia dapatkan. Perlakuan yang Hidayat alami, membuat dirinya merasa terheranheran. Baru pertama kali ia mengalami kejadian serupa itu.
Ia
mendapat uang yang cukup besar, seribu dolar Singapur tanpa melakukan
apapun.
Itulah
yang
membuat
Hidayat
berfikir,
membandingkan saat ia bekerja di perusahaan asing, dengan saat ini. Ketika di perusahaan asing, Hidayat mengatur segalanya sendiri, sedangkan yang dialaminya saat ini malah sebaliknya. Ia diperlakukan secara istimewa, semua fasilitas sudah disiapkan oleh rekannya selama ia berada di Singapura.
48
Ibid, h. 66
64
Kemunculan kedua jenis korupsi ini terjadi saat Hidayat mendapatkan hadiah berupa mobil mewah dari rekan kerjanya. “saya dating untuk memberikan sesuatu” kata Michael sambil menarik senyum. “apa itu?” kata Hidayat sambil memutarkan kepalanya …… “silahkan lihat saja sendiri,” jawab Michael sambil bangkit dari kursi. Kedua orang itu pergi ke luar. “apa maksud anda?” Tanya Hidayat belum mengerti “itu . mobil itu. Itu yang baru,” jawab Michael sambil menunjuk mobil baru, warna coklat, merk Holden49 Kemunculan ke tiga jenis korupsi ini saat Hidayat berkunjung ke Singapura dengan Pena. Investive ini berupa pemberian fasilitas, seperti kutipan di bawah ini, “Jadi kalau kita dibayari olehnya tidur dan makan di hotel itu, tak ada artinya,” kata Hidayat, tertawa kecil. Pena diam. Ia pun bisa mengikuti jalan pikiran temannya. “apa semua orang perminus diservis seperti kita?” Tanya Pena “yang dianggapnya penting, ya,” jawab Hidayat. “Malahan rebutan mereka melayani orang-orang yang mereka anggap penting. Rebutan dengan pemborong yang lain.50 Berdasarkan kutipan di atas, Hidayat menyampaikan kepada Pena tentang apa yang telah mereka alami, fasilitas mewah yang mereka rasakan selama di Singapura dengan gratis, bukan karena para pembisnis itu menghormati Hidayat, melainkan karena mereka rebutan mencari simpati Hidayat, agar proyeknya berjalan lancar. Kemunculan ke empat jenis korupsi ini terjadi masih saat Hidayat berkunjung ke Singapura dengan Pena. Investive ini berupa pemberian oleh-oleh, “ini ada sedikit oleh-oleh”, kata Rudi dengan tersenyum. “wah terimakasih, terimakasih” kata Hidayat. “oleh-oleh apa ini” sambungnya sambil memegang amplop itu. Tetapi kemudian ia masukakan saja amplop itu ke dalam kantong safarinya “sedikit saja, Pak, untuk oleh-oleh,” kata rudi yang mengikuti terus Hidayat berjalan. Ketika agak jauh dari Pena, Rudi berbisik 49 50
Ibid, hlm.87 Ibid, h. 151
65
kepada Hidayat, “Pak, bagaimana pembangunan Oil Centre itu? Jadi?”51 Hal yang dialami Hidayat merupakan suatau kritik yang dilakukan Ramadhan K.H. terhadap kehidupan nyata, terutama dalam dunia bisnis. Penggambaran bagi orang-orang yang sengaja menjaga hubungan baik, dengan memberikan hadiah-hadiah, untuk maksud tertentu. Walaupun tidak semua pemberian hadiah yang diterima oleh seseorang merupakan tindak pidana korupsi, tetapi yang dianggap korupsi investiive, hanyalah pemberian yang berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. 2. Korupsi Transnasional Jenis korupsi transnasional dalam novel Ladang Perminus muncul hanya satu kali dalam bentuk mark-up yang dilakukan pihak Perminus. Pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki tanggung jawab, bukan hanya orang-orang yang berada dalam struktur internal perusahaan saja. Akan tetapi juga kedapa mitra bisnisnya. Sebuah perusahaan yang bekerja dengan baik, akan membuat kehidupan ekonomi mitranya menjadi baik. sebaliknya sebuah perusahaan yang serakah, tidak akan memikirkan kehidupan ekonomi mintranya, mereka hanya memikirkan keuntungan yang akan mereka dapatkan. Hal tersebut akan memperburuk perekonomian masyarakat. Hal buruk itulah yang terhadpat dalam novel Ladang Perminus berupa mark up. Penggelembungan anggaran atau mark up belanja barang diperkirakan telah terjadi pada proyek-proyek yang dibiayai oleh pinjaman luar negeri. Pengadaan barang dilakukan dengan harga yang jauh
di
atas
harga
pasar,
sehingga
diperkirakan
jumlah
penggelembungan anggarannya bisa berkisar antara 30 persen dan 50 persen dari harga berlaku. Kasus yang terjadi dalam novel Ladang
51
Ibid, hlm. 156
66
Perminus merupakan mark up yang dilakukan oleh pihak Perminus kepada para petani di Indramayu bahkan lebih dari 50 persen. “Cuma yang jadi korban‟kan orang-orang kecil juga, petanipetani kecil juga. Tanah mereka dibeli berapa? Cuma lima puluh permeter, katanya. Dibeli oleh Perminus berapa? Seribu limaratus permeter.! “Bukan,” kata Hidayat mematahkan, “jadi berapa?” Tanya Jaelani “dua ribu,” kata Hidayat dengan mendekatkan mulutnya kepada teling Jaelani52. Mark up yang dilakukan perminus sangat merugikan para petani, mereka hanya mendapat keuntungan yang sangat sedikit dibandingan dengan yang Perminus dapatkan. Lebih dari seratus kalilipat mereka mengambil keuntungan dari para petani. Perminus mendapatkan keuntungan besar dengan memperkecil pengeluaran pembelanjaan. Sehingga tak heran bila Perminus menjadi perusahaan yang semakin melimpah kekayaannya. Hidayat dan kawan-kawannya merasa hal itu tidak adil dan tidak pantas dilakukan. Karena Perminus bukanlah perusahaan kecil yang harus mengambil keuntungan besar. Peminus merupakan perusahaan besar yang memiliki pengaruh pada keuangan negara. Sehingga hal tersebut bukanlah hal yang seimbang bagi Perminus, dan tidak layak untuk dilakukan. Selain mark up , dalam novel Ladang Perminus korupsi jenis ini dilakukan oleh Kahar, atasan Hidayat. Kahar sengaja menugaskan Hidayat untuk mengubah harga yang telah disepakati. Akan tetapi, setelah
harga
tersebut
disepakati,
Kahar
merubahnya
tanpa
sepengetahuan Hidayat. Hal yang dilakukan Kahar merupakan penyalahgunaan kekuasaan. Kahar merasa sebagai atasanya bebas untuk melakukan yang ia inginkan, Kahar pikir dirinya berhak dan mampu melakukan hal itu.
52
Ibid, hlm. 195-196
67
“ya, 567 juta DM harus diubah lagi menjadi 617 juta DM. benar, harus dijadikan 617 juta DM,” kata Subarkah sambil tersenyum. “ku jelaskan saja, bahwa yang dibayarkan kepada Onkelinx ialah Cuma 567 juta DM. itu keinginan Pak Kahar”53 Ramadhan menggambarkan secara terbuka, bagaimana seseorang yang memiliki jabatan tinggi, mampu melakukan hal semena-semena sesuai keinginan dan kebutuhannya sendiri. Dipihak lain ada Hidayat yang menjadi korban atas perlakuan Kahar. 3. Korupsi Epidemic Jenis korupsi konvensional yang lebih populer dengan korupsi publik berupa usrusan administrasi. Ini merupakan jenis korupsi yang hampir sehari-hari terjadi pada masyarakat. Korupsi epidemic terjadi dalam novel Ladang Perminus yang muncul hanya satu kali ini merupakan potret pelayan masyarakat yang biasa terjadi dalam kehidupan nyata. Pengurangan biaya anggaran dari aparat pemerintah untuk kepentingan dirinya sendiri, menjadi suatu hal yang lumrah dalam novel ini. Sekarang coba ceritakan dulu apa yang Pak Lurah alami mingguminggu yang lalu itu. Coba ayo ceritakan! Tamu-tamu ini belum mendengar. Mereka patut mengetahui yang sebenarnya, keadaan yang sebenarnya,. Ayolah, ceritakan!54 Kutipan tersebut terjadi saat Hidayat memberitahu temantemannya mengenai apa yang telah dialami pak Lurah. pengarang
menggambarkan
permasalahan
tersebut,
Cara seakan
membongkar kepada masyarakat luas. Dengan tujuan korupsi yang selama ini telah terjadi, perlu diketahui oleh masyarakat luas. Pengarang menganggap masyarakat perlu mengetahui keadaan yang selama ini telah terjadi.
53 54
Ibid, h. 286 Ibid¸h. 241
68
“Pak Camat memanggil saya. Lalu ia menyodorkan sebuah kuitansi tanda terimakasih kepada saya yang mesti saya tanda tangani. Tertulis di kuitansi itu uang sebanyak tujuh ratus ribu rupiah. Saya teken saja. …… “tujuh ratus ribu rupiah. Benar kan? Mendengar itu saya tambah gugup. Dalam hati saya berkata, bukan, bukan tujuh ratus ribu. Saya hitung lagi. Saya yakin empat ratus ribu saja…. Dengan perlahan saya berkata, “empat ratus ribu , pak‟ „itu betul‟, kata Pak Camat. “tapi, tapi kan di kuitansi itu tertera tujuh ratus ribu, pak‟ kata saya. „itu benar. Terima saja sebegitu. Semua menerima juga sebegitu.55 Kutipan di atas merupakan jenis epidemic, termasuk dalam urusan administrasi, permasalahan pemotongan anggaran yang dilakukan Pak Camat merupakan korupsi yang hampir sehari-hari terjadi pada masyarakat. Hal tersebut cepat mewabah kemasyarakat. Baik tingkat Walikota, Camat, Lurah,ataupun masyarakat biasa. Perbuatan yang dilakukan Pak Camat merupakan penggambaran bahwa hal tersebut sudah biasa dilakukan, dan itu merupakan hal yang lumrah. Ditandai dengan kata-kata “semua juga menerima segitu”. Berarti perbuatan yang dilakukan Pak Camat, bukan hal yang baru, akan tetapi lumrah dilakukan.
4. Korupsi Perkerabatan (Nepotistic Corruption) Korupsi perkerabatan (nepotisitic corruption) dalam novel Ladang Perminus kemunculannya hanya satu kali. Pelaku jenis korupsi ini adalah Hidayat. hal tersebut menyangkut penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang untuk berbagai keuntungan bagi teman atau sanak saudara. Jenis korupsi perkerabatan dalah penunjukan yang tidak sah terhadap teman. Hidayat tidak hanya menjadi korban tindak korupsi, tetapi ia juga melakukan korupsi. Hidayat hanya melakukan jenis korupsi ini. Hidayat merasa warga Indonesia perlu dibantu, karena masih banyak warga Indonesia yang memerlukan pekerjaan. Hidayat berperinsip 55
Ibid¸h. 241-242
69
akan membantu teman, saudara ataupun orang lain yang masih sesame warga Indonesia. Hidayat juga berpesan kepada seluruh rekannya yang meminta nasihat, agar mereka mengambil pekerja dari orang-orang Indonesia. Niat baik Hidayat ternyata melanggar peraturan. Hidayat memasukan teman-temannya bekerja dengan jabatan yang ia miliki. Teman-temannya masuk bekerja tidak melalui proses seleksi dan prosedur. “mau kamu memimpin sebuah perusahaan cleaning service yang melayani gedung Granada di semanggi?” “ya yang tadi kita lewati. Disebelah kanan kalau kita arah Kebayoran. Nah, kamu pimpin perusahaan yang memberikan pelayanan membersihkan semua ruangan di gedung itu. Ada dua gedung di sana. Ada dua gedung di sana. Kamu bersihkan kedua gedung itu. Sedia? “kenapa tidak” kata Toha dengan bersemangat “nah, kalau kamu sedia, kamu dating lagi kemari nanti jam satu. Kita sama-sama pergi ke sana untuk berkenalan dengan semua…”56 Kutipan tersebut sebagai salah satu bukti bahwa Hidayat melakukan korupsi jenis perkerabatan. Hidayat membantu Toha untuk mendapatkan pekerjaan. Ia menempatkan Toha sebagai pemimpin perusahaan cleaning service. Tanpa ada seleksi, interview, tes, ataupun melamar posisi yang didapat, Hidayat dengan mudah memasukan Toha ke perusahaan itu, dengan posisi yang cukup tinggi. Hal itulah yang menjadikan Hidayat pelaku korupsi. Dari ketiga jenis korupsi yang terdapat dalam novel Ladang Perminus, jenis Investive yang banyak muncul dibandingkan jenis korupsi lainnya. Jenis Investive , berupa pemberian berupa hadiah, atau kebaikan-kebaikan yang dilakukan seseorang demi keuntungannya dimasa depan sebagai potret menonjol dalam novel ini.
56
Ibid, hlm. 132
70
C. Dampak Korupsi Korupsi tidak hanya berdampak bagi diri sendiri ataupun masyarakat tapi juga berdampak bagi negara. Dalam novel Ladang Perminus korupsi yang terjadi di perusahaan Perminus, tidak hanya berdampak pada perusahaan tersebut saja, tetapi juga berdampak pada negara. US$1.554.590.28 merupakan kerugian-kerugian valuta asingg yang telah diderita oleh negara, akibat cara-cara bekerja dan penyelewengan yang terjadi dalam perminus..57 Kutipan tersebut menggambarkan bagaimana besarnya kerugian yang dialami negara Indonesia, karena dana yang didapat dikorupsi oleh Direktur Perminus. Minyak merupakan salah satu aset Indonesia yang sangat mahal harganya. Sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara. Karena keuntungan besar yang dapat diperoleh dari minyak, maka banyak orang, perusahaan-perusahaan, kontaktor-kontraktor yang berebut untuk mendapatkan proyek tersebut. Dampak korupsi dari minyak, bukan sekedar pemborosan sumber daya alam yang semakin berkurang dan tidak dapat diperbaharui. Akan tetapi lingkungan akan rusak akibat dikorupsi yang senaniasa memanfaatkan lahan yang mengandung minyak. Apalagi kalau kekayaan alam tersebut hanya dikeruk oleh orang-orang rakus yang tidak bertanggung jawab. Melalui Hidayat, Ramadhan memaparkan. Bahwa minyak akan habis apabila dipakai terus-menerus. Cadangan minyak akan bertahan 20-30 tahun lagi, itupun kalau kita menemukan cadangan baru. kalaupun teknologi mandeg, yang berarti kalau tidak ada lagi cara-cara baru untuk mengembangkan, mengelola dan mengolah industry minyak. Negeri Indonesia kaya sumber energi. Asal manusianya tetap mau bekerja keras dan memiliki sifat jujur.
57
Ibid, h. 2
71
Korupsi merupakan perbuatan curang, dan merugikan orang lain. Hal tersebut dapat mengakibatkan hilangnya jabatan, pangkat, nama baik,reputasi dan keluarga. Kehilangan jabatan karena tindak korupsi dapat menyebabkan stress. Hal tersebut tidak hanya dialami pelaku korupsi saja, akan tetapi orang yang tidak bersalah, yang menjadi korban akibat korupsi yang dilakukan seseorangpun bisa mendapatkan akibatnya. Hal itu terjadi pada diri Hidayat. Masih ada kasus-kasus lain mengenai kerusakan fasilitas publik yang juga menimbulkan korban. Pada kasus novel Ladang Perminus terdapat suatu desa yang memiliki potensi kekayaan alam yang baik, masyarakat dapat
menanam
berbagai
sayur-sayuran
dan
buah-buahan
untuk
mendapatkan penghasilan yang cukup. Akan tetapi, rakyatnya hidup kurang sejahteraan. “Penghasilan rata-rata satu orang di desa ini Cuma sekiatr seratus ribu rupiah setahun. Atau mungkin masih di bawahnya lagi”58 Ironisnya, kejadian tersebut diakibatkan oleh korupsi. Dana yang dapat dioptimalkan untuk membangun desa, agar masyarakat dapat memiliki penghasilan lebih, malah dikorupsi oleh para pejabat wilayah tersebut. Bukan rahasia jika dana untuk membangun insfrastruktur publik merupakan dana yang sangat besar jika dilihat dalam catatan. “rupanya memang semua menerima potongan. Yang semestinya menerima tujuh ratus ribu, kami menerima hanya empat ratus lima puluh ribu. Itu mesti saya terima”. “Katanya yang lain sudah dipotong di kabupaten. Entah benar, entah tidak”59 Nyatanya,
saat
dana
tersebut
melewati
para
pejabat-pejabat
pemerintahan, dana tersebut mengalami pangkas sana-sini sehingga dalam pengerjaan insfrastruktur tersebut menjadi minim keselamatan. Hal tersebut terjadi karena tingginya resiko yang timbul ketika korupsi tersebut 58 59
Ibid, hlm. 239 Ibid, hlm. 242
72
memangkas dana menjadi sangat minim pada akhirnya. Kesejahteraan dan keselamatan masyarakat dipertaruhkan ketika berbagai permasalahan seperti infrastruktur ataupun fasilitas lainnya tidak memenuhi standar karena minimnya dana.
Tidak hanya berdampak bagi negara, masyarakat, dan pelakunya saja. Tetapi korupsi juga berdampak bagi individual orang lain, sebagai korban atau pihak yang tidak bersalah. Hidayat sebagai penggambaran korban korupsi. Hidayat dituduh menjadi tersangka pembocoran korupsi di perusahaannya, sehingga ia di rumahkan sementara. Namun, hal tersebut membuat dirinya mengalami goncangan batin. Pada hari-hari pertama Hidayat di rumahkan, begitulah sebutannya, ia merasa kejadian itu benar-benar sebagai tekanan batin…. Keadaan membuat Hidayat hamper-hampir frustasi. Seandainya ia tidak memiliki teman hidup seperti Ihklasari entah apa yang terjadi dengan dirinya.60 Selain pemberitaan mengenai korupsi, yang telah mencuri haknya sebagai pegawai Perminus. Hidayat juga menjadi korban dari tindakan korupsi yang dilakukan oleh Kahar. Tindakan itu tentu telah merugikan Hidayat, Ia merasa kerja kerasnya sia-sia. Korupsi yang dilakukan Kahar juga membuat rasa kesal dan benci timbul dalam diri Hidayat. Dampak korupsi yang dirasakan Hidayat, juga dirasakan keluarganya. Bukan berupa rasa malu, hilangnya percaya diri, hilang semangat, dan juga ia tidak tersisihkan dari pergaulan. Hal yang dirasakan keluarga Hidayat adalah kekecewaan.
Pada saatnya semua akan menjadi tahu, siapa yang salah siapa yang benar. Kita boleh berusaha, kita harus berusaha malahan. Tapi, tumbuhnya rambutpun memerlukan waktu. Kita harus sabar esok lusapun kita akan tahu siapa yang culas terhadap kita61 60 61
Ibid, h. 28 Ibid, h. 29
73
Kutipan tersebut terjadi saat Ias menenangkan Hidayat atas apa yang menimpa keluarganya. Ias membuat Hidayat lebih tegar menghadapi permasalahan yang sedang mereka alami. Kehidupan keluarga Hidayat perlu perjuangan untuk terus melanjutkan kehidupannya. Mereka tetap berusaha
untuk
terus
mendapatkan
pendapatan,
karena
Hidayat
dirumahkan. Korupsi dilakukan oleh Dirut, Kahar, dan Hidayat. Hidayat tidak hanya menjadi korban, tetapi juga menjadi pelaku. Praktik korupsi yang merugikan perusahaan Minyak nusantara, merugikan Negara, masyarakat dan juga diri mereka sendiri pelakunya yaitu Dirut dan Kahar. Hal tersebut merugikan orang serta keluarga yang tidak bersalah. Dari keempat jenis korupsi yang terdapat dalam novel Ladang Perminus, Kahar pelaku yang paling sering melakukan korupsi dalam Perminus.
74
D. Implikasi pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Novel Ladang Perminus memberikan informasi mengenai jenis praktik korupsi dan dambak dari korupsi, serta memberikan pelajaran tentang nilai kejujuran. Hal ini sejalan dengan tujuan implikasi kurikulum KTSP yaitu peserta didik menjadi insan yang kreatif dan mampu menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu, novel Ladang Perminus dapat diimplementasikan pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Implementasi secara teoretis, bahwa dengan banyaknya penelitian sastra dengan pendekatan, kajian sastra dengan pendekatan objektif ini dapat memperdalam masalah mengenai analisis telaah sastra. Dilanjut dengan pendekatan sosiologi sastra mengenai korupsi diharapkan dapat menjadi acuan bagi siswa agar dapat menjadi contoh dan pembelajaran bagi siswa agar terhindar dari praktik korupsi dan menerapkan nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Implikasi secara praktis, bahwa hasil penelitian ini memiliki keterlibatan yang erat dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, yakni dengan pembelajaran toeri dan apresiasi novel di kelas XII SMA yang mengandung standar kompetensi berupa memahami pembacaan novel. Media yang akan digunakan berupa novel yang akan dianalisis. Hakikat dalam sebuah pembelajaran sastra di sekolah merupakan sebuah apresiasi sastra, karena dalam apresiasi sastra siswa akan melakukan aktivitasmembaca, menulis, mendengarkan serta merespon karya sastra tersebut. Melalui apresiasi sastra siswa diharapkan mampu memberikan penghargaan terhadapt karya sastra. Hal tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran yang intens antara siswa dengan karya sastra dengan didasari rasa suka terhadap karya sastra, sehingga siswa dapat merasakan isi novel dan memahami maknanya. Hal inilah yang menjadi tujuan akhir dalam pembelajaran sastra. Salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran novel adalah kurangnya ketersediaan novel klasik di skolah yang dapat dibaca siswa.
75
Akibatnya, ketika siswa mendapatkan tugas membaca novel dalam pelajaran, kebanyakan bersumber dari novel populer dan teenlit (biasanya dimiliki siswa karena tren. Sehingga siswa jadi kurang antusias dan cenderung tidak tertarik bila ditugaskan untuk membaca novel klasik. Sehingga siswa perlu diperkenalkan dengan novel-novel klasik, dan diberikan pengetahuan hal-hal yang menarik tentang novel tersebut, agar siswa
tertarik
untuk
membacanya.
Pihak
sekolah
juga
perlu
memperbanyak kopian novel-novel klasik, baik yang akan dikaji ataupun yang tidak, Seperti novel Ladanang Perminus yang akan dikaji. Jadi apabila guru memberikan tugas untuk membaca dan mengkaji novel tersebut, siswa tidak kesulitan untuk mendapatinya. Siswa juga tidak perlu mengantri atau menunggu terlalu lama untuk meminjam dan membacanya. Sehingga saat pembahasan mengenai novel tersebut dilaksanakan siswa telah memiliki bekal. Saat jadwal kegiatan belajar dilaksanakan, siswa diharapkan telah membaca novel Ladang Perminus. Pada pertemuan pertama dengan indikator mampu menemukan teknik pelukisan, karakter tokoh dan cara penggambaran tokoh, siswa dihadapkan dengan kegiatan awal dengan menggunakan metode tanya-jawab untuk mengungkapkan tokoh novel yang dikagumi dari novel yang telah dibaca selain novel Ladang Perminus. Hal ini akan membaca siswa untuk mempelajari secara konsep, apa yang telah mereka dapatkan di luar pembelajaran sekolah. Memasuki kegiatan inti, untuk memperkuat pemahaman siswa tentang karakter, kedudukan dan penggambaran tokoh berdasarkan kutipan dalam novel Ladang Perminus. Kemudian guru memfasilitasi siswa untuk mengungkapkan pengetahuannya dengan
moetode tanya-jawab terkait
unsur penokohan tokoh dalam novel seperti teknik pelukisan, cara penggambaran tokoh oleh pengarang dan karakter tokoh. Hal tersebut bertujuan untuk arahan kepada siswa ketika mengerjakan tugas, selanjutnya yaitu mengidentifikasi karakter, kedudukan dan penggambaran tokoh berdasarkan kutipan yang terdapat dalam novel Ladang Perminus.
76
Dengan menggunakan pendekatan inquiri, setelah memahami nilai maupun cara berpikir yang terdapat dalam unsur penokohan, tugas ini akan memberikan pelajaran kepada siswa untuk memahami permasalahan yang mereka hadapi ketika berhadapan langsung dengan dunia nyata. Dalam penugasan siswa menggunakan permainan “kotak pos”, yang nantinya siswa diminta untuk menyampaikan tugasnya di depan kelas, lalu temannya yang lain mengoreksi secara langsung apabila ada kekurangan. hal ini dimaksudnya agar siswa termotivasi lebih bertanggung jawab atas tugasnya, dan membiasakan siswa untuk berkonsentrasi. Sebagai penutup guru melakukan refleksi dengan menanyakan apa yang telah dipelajari dan kesulitan yang dihadapi siswa. Kemudian, siswa diberikan tugas untuk pertemuan berikutnya yakni menemukan jenis korupsi dan dampak korupsi yang terdapat dalam novel. Pada
pertemuan
kedua,
dengan
indikator
mampu
menginterpretasikan makna yang terkandung pada teks novel, guru membuka pelajaran dengan menanyakan kepada siswa jenis korupsi dan dampak korupsi yang terdapat dalam novel. Hal ini bertujuan untuk memastikan siswa telah siap untuk memasuki pelajaran. Guru dapat melengkapi pengetahuan siswa dengan memberi informasi jenis-jenis korupsi menurut pakar dan KPK. Memasuki bagian ini, guru memperlihatkan berita-berita korupsi yang ada di koran. Hal tersebut agar siswa memiliki pengetahuan dan gambarang nyata tentang jenis korupsi yang ada dalam kehidupan nyata. Untuk menunjang pembelajaran dengan metode
kooperatif
guru
memfasilitasi siswa untuk membuat kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kecakapan berfikirnya, seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, berfikir logis, dan bekerja sama. Lalu berdasarkan kelompok, siswa ditugaskan untuk menghubungkan jenis dan dampak korupsi dalam novel dengan kehidupan sehari-hari dengan cara menuliskan hal tersebut di atas karton secara menarik. Penugasan ini dimaksudkan agar siswa mengetahui pentingnya nilai kejujuran dan
77
sebagai wujud penerapan pemahaman siswa terhadap jenis dan dampak korupis. Setelah pembelajaran berlangsung, siswa diharapkan mengetahui jenis korupsi dan dampak yang terjadi dari tindakan korupsi untuk menghindari hal tersebut siswa diharapkan dapat mengamalkan nilai kejujuran dan tanggung jawab.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap objek kajian novel Ladang Perminus karya Ramadhan K.H., maka dapat dipaparkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Analisis jenis korupsi terhadap novel Ladang Perminus. Pertama jenis Korupsi Investive (investive corruption) muncul sebanyak empat kali. Dilakukan rekan kerja Hidayat. Kedua, korupsi epidemic muncul satu kali, hal tersebut dilakukan oleh Pak Lurah dalam bidang administrasi, korupsi perkerabatan (nepotisitic corruption) juga muncul satu kali. Dilakukan oleh Hidayat, dalam membantu teman-temannya mendapatkan pekerjaan. Korupsi transnasionalis juga hanya muncul satu kai. Dilakukan oleh pihak Perminus terhadap para petani. Dari keempat korupsi yang terdapat dalam novel Ladang Perminus, jenis yang paling dominan adalah jenis Investive. Dampak korupsi yang ada dalam novel Ladang Perminus, yaitu keuangan negara yang dirugikan sebesar 1.554.590,28 US Dollar, lalu berdampak juga bagi kehidupan Hidayat dan spikologinya, ia di rumahkan dan dipensiunkan, Hidayat merasa kesal, kecewa, dan marah. Korupsi pun berdampak
bagi
keluarga
Hidayat,
karena
tuduhannya
terhadap
pembocoran kasus korupsi yang menyebabkan ia dirumahkan, sehingga Hidayat dan keluarga harus tetap mempertahankan hidupnya. 2. Implikasi terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah adalah peserta didik dapat mengetahui jenis korupsi dan dampak dari korupsi melalui novel Ladang Perminus. Pembelajaran dengan tema
78
79
korupsi yang terdapat dalam novel ini dapat diimplikasikan dalam pembelajaran sastra di sekolah seperti yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahasa dan sastra di tingkat XII SMA yang mengandung standar kompetensi berupa memahami pembacaan novel, dengan dengan indikator mampu menemukan teknik pelukisan, karakter tokoh dan cara penggambaran tokoh baik melalui lisan ataupun tulisan dan menentukan sifat tokoh dan cara penggambarannya dengan alasan yang meyakinkan. Pada pertemuan pertama, dengan menggunakan metode inquiri. Siswa diharapkan dapat menemukan sendiri unsure intrinsik berkaitan dengan penokohan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Pada pertemuan kedua dengan metode kooperatif. Indikatornya yaitu mampu menginterpretasikan makna yang terkandung pada teks novel, siswa diharapkan mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan jenis korupsi dan menemukan dapak dari korupsi dalam konteks kehidupan sehari-hari. Hasil jangka panjangnya, peserta didik mampu memiliki nilai karakter jujur dan bertanggung jawab atas apa yang mereka lalukan, dan atas apa yang terjadi pada negara ini.
B. Saran Dari
kesimpulan
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya,
penulis
memberikan beberapa saran yang nantinya dapat dijadikan referensi demi terlaksananya pengembangan pendidikan, terutama pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 1. Penelitian ini hanya berkisar pada jenis korupsi yang terdapat dalam novel Ladang Perminus karya Ramadhan K.H. Untuk itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dan motivasi pada penelitian selanjutnya dengan mengaitkan novel lain yang memiliki tema serupa, korupsi.
80
2. Banyaknya permasalahan korupsi, memungkinkan penelitian selanjutnya meneliti korupsi dari aspke yang berbeda, seperti faktor korupsi dalam novel Ladang Perminus dan implikasinya terhadpat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, S.H. Korupsi Sifat, Sebab dan Fungsi. Jakarta: LP3ES, 1987 Arsyad, Jawade Hafidz. Korupsi dalam Perspektif HAN (Hukum Administrasi Negara), Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2013 Aziez, Furqonul dan Abdul Hamid, Menganalisis Fiksi: Sebuah Pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010 Chazawi, Adami. Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia. Malang: Bayumedia Publishing, 2005 Devy, Dwi Ananta. Korupsi Hina dan Tercela. Jakarta: CV. Pamularsih, 2013 Hamzah, Jur Andi. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasiona., Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005 Idi, Abdul. Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2011 Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Jakarta, 1985 K.H, Ramadhan. Ladang Perminus. Jakarta: Grafiti, 1990 K.H, Ramadhan dalam Fenty. Ibnu Sutowo Saatnya Bercerita. Jakarta: Nasional Press Club of Indonesia (NPCI), 2008 Kurniawan, Heru. Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotik, hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013 Mihardja, Ratih. Buku Pintar: Sastra Indonesia, Jakarta: Laskar Aksara, 2012 Minderop , Albertine. Metode Karakteristik Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005 Nurdjana, IGM. Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi “Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
81
82
Nurgianto, Burhan Karakteristik University Press, 2013
Cerita Fiksi Anak, Yogyakarta, Gadjah Mada
Putra, Syopiansyah Jaya dan Yusuf Durachman. Etika Bisnis & Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009 Rani, Supratman Abdul. Ikhtisar Sastra Indonesia. Bandung, Pustaka Setia, 1996 Ratna, Nyoman Khutha. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Sabarguna, Boy S. Analisis Data pada Penelitian Kualitatif. Jakarta: UI-press, 2005 Siswanto, Wahyudi . Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo, 2008 Sugono, Dendy. Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 Surachmin dan Suhandi Cahaya, Strategi & Teknik Korupsi, Jakarta, Sinar Grafika, 2013 Team Redaksi. Ensiklopedia Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu Bandung, 2009 Wellek, Rene dan Austin Warren. Teori Sastra,Terj. dari, Theory of Literature oleh Melanie Budianta, Jakarta: Gramedia, 1993 Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, Bandung: UPI Press, 2006 Winarto, Budi. Dinamika Isu-isu Global Kotemporer. Jakarta: PT. Buku Seru, 2014 Asp (inisial). Korupsi Alquran di Kemenag, Ahmad Jauhari Dihukum 10 Tahun. Diakses pada 6/11/2016 pada 15.20 WIB dari http://m.detik.com/news/berita/2821342/korupsi-alquran-di-kemenag-ahmadjauhari-dihukum-10-tahun Chapter, Pengarang dan Latar Sosial Budaya Ramadhan K.H, diakses pada 2/11/2016 pada 16.30 WIB dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id
82
83
Harian Kompas, Ironi Korupsi di Pendidikan diakses pada 6/11/2016 pada 12.30 WIB dari http://print.kompas.com/baca/2016/05/18/Ironi-Korupsi-diPendidikan Komisi Pemberantasan Korupsi, Apakah yang Dimaksud dengan Korupsi?”diakses pada 3/11/2016 pada 16.00 WIB dari http://www.kpk.go.id/id/faq R (inisial). Mantan Sekwan DPRD Kab. Konkep Diduga Selewengkan Dana Sekretariat dan Lolosan RAPERDA dan RPJMD Thn 2015. Diakses pada 5/11/2016 pada 12.30 WIB dari http://www.kpk-news.com/korupsi/mantanMantan- Sekwan -DPRD- Kab.- Konkep- Diduga- Selewengkan- DanaSekretariat –dan- Lolosan- RAPERDA- dan- RPJMD- Thn- 2015/ Romadoni, Ahmad. Jokowi Sindir Pimpinan Lembaga Negara yang Suka Jual Pengaruh, diakses pada 5/11/2016 pada 21.00 WIB dari http://m.liputan6.com/news/read/2608440/jokowi-sindir-pimpinan-lembaganegara-yang-suka-jual-pengaruh Wanda. Ada Pungli di Laut, Nelayan ini Ngadu ke DPRD Deliserdang, diakses pada 4/11/2016 pada 17.00 WIB dari http://kpkpos.com/Ada-Pungli-di-LautNelayan-ini-Ngadu-ke-DPRD-Deliserdang/
83
RENCANA PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS /SEMESTER PROGRAM ASPEK PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
MA Darul Muttaqien Bahasa dan Sastra Indonesia XII (dua belas) / 1 (satu) Mendengarkan 5. Memahami pembacaan novel 5.1 Menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Menjelaskan unsur intrinsik bagian Jujur penokohan dalam penggalan novel yang Bertanggung dibacakan teman jawab Menginterpretasikan makna yang komunikatif terkandung pada teks novel Gemar membaca ALOKASI WAKTU 3 x 45 menit ( 2 pertemuan) Indikator Pencapaian Kompetensi
Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif Keorisinilan Kepemimpinan
TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN
MATERI POKOK PEMBELAJARAN
Siswa mampu menjelaskan unsur intrinsik bagian penokohan dari pembacaan penggalan novel Siswa mampu menginterpretasikan makna yang terkandung pada teks novel
Pembacaan penggalan novel Unsur intrinsik novel
METODE PEMBELAJARAN Presentasi Kooperatif Diskusi Inquiri Tanya jawab KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAP PEMBUKA (Apersepsi)
INTI
KEGIATAN PEMBELAJARAN Siswa diminta untuk mengungkapkan tokoh novel yang dikagumi dari novel yang telah dibaca Siswa diajak untuk mengingat kembali cerita penggalan novel Ladang Perminus yang telah ditugaskan sebelumnya. Guru membantu mengingatnya dengan melontarkan beberapa pertanyaan. Guru menyatakan bahwa dalam cerita novel tersebut terdapat unsur penokohan yang menarik untuk dibahas Pertemuan ke-1 ( 90’) Eksplorasi Guru meminta siswa menyebutkan dan menjelaskan unsur-unsur intrinsik yang membangun cerita novel Guru menjelaskan secara lebih mendetail beberapa unsur intrinsik yaitu karakter tokoh yang akan menjadi fokus pembahasan Seorang siswa yang ditunjuk Guru membacakan sebuah penggalan novel mengenai penokohan, sementara siswa yang lain menyimaknya. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai cara penggambaran tokoh oleh pengarang dan karakter tokoh. Elaborasi Siswa mengidentifikasi karakter, kedudukan dan penggambaran tokoh berdasarkan kutipan yang terdapat dalam novel Ladang Perminus Menggunakan permainan “kotak pos”, siswa diminta untuk menyampaikan tugasnya di depan kelas, lalu temannya yang lain mengoreksi secara langsung apabila ada kekurangan
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa komunikatif
Kreatif Tanggung Jawab
Konfirmasi
PEMBUKA (Apersepsi)
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Siswa diminta mencari tahu mengenai jenis-jenis korupsi dan dampak yang terdapat dalam novel Pertemuan ke-2 ( 90’) Guru meriview pembahasan pertemuan pertama Siswa diajak untuk mengingat kembali cerita penggalan novel Ladang Perminus yang telah ditugaskan sebelumnya. Guru membantu mengingatnya dengan melontarkan beberapa pertanyaan. Guru meminta siswa menyebutkan jenis korupsi dan
dampak korupsi yang terdapat dalam novel. INTI
Eksplorasi Guru meminta siswa menyebutkan dan menjelaskan salah satu jenis dan dampak korupsi yang terdapat dalam novel Guru menjelaskan secara lebih mendetail menjelaskan
jenis-jenis korupsi menurut pakar dan KPK Guru memperlihatkan berita-berita korupsi yang ada di Koran, agar siswa memiliki pengetahuan dan gambarang nyata tentang jenis korupsi yang ada dalam kehidupan nyata. Elaborasi Guru memfasilitasi siswa untuk membuat kelompok. Siswa ditugaskan untuk menghubungkan jenis dan dampak korupsi dalam novel dengan kehidupan sehari-hari dengan cara menuliskan hal tersebut di atas karton secara menarik Siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok Guru memberikan ulasan dan tanggapan atas setiap hasil presentasi kelompok. Guru menyimpulkan jenis dan dampak korupsi serta hubungannya dengan kehidupan nyata. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa: Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
Kreatif Kejujuran Tanggung jawab
PENUTUP (Internalisasi dan refleksi)
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Siswa menjawab soal-soal mengenai materi yang telah dipelajari Siswa merefleksikan nilai-nilai serta kecakapan hidup (live skill) yang bisa dipetik dari pembelajaran
Gemar membaca
Sumber dan Media Pembelajaran Sumber : Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas XII Media : Buku novel, Koran J. Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Instrumen
: Tes dan Nontes : Lisan dan tulisan :
1. Tanggapilah pembacaan penggalan novel mengenai karakter tokoh yang terdapat dalam novel Ladang Perminus! 2. Jelaskan pendapat kalian mengenai jenis dan dampak korupsi yang terdapat dalam novel Ladang Perminus dan hubungannya dalam kehidupan nyata! Aspek penilaian pembacaan novel No. Aspek Deskripsi 1.
Kelancaran
2.
Ketepatan
3.
Pola Fikir
Rentang Skor
Kelancaran berbicara. Pengaturan jeda, 0 - 20 tinggi rendah nada, keras lemah suara, dan cepat lambat Menanggapi 0 - 20 permasalahan secara tepat dan jelas Keserasian antara 0 - 20 pembahasan novel dengan realitas kehidupan yang ada. Jumlah 60
Skor Perolehan
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 Skor Perolehan Nilai akhir =
x 100 Skor Maksimal
...............,................... Mengetahui Kepala SMA/MA
Guru Mata Pelajaran
........................... NIP./NIK.
Nurul Fauziah NIM 1112013000023
BIODATA
Nurul Fauziah, Jakarta, 30 Oktober 1994. Penulis memulai pendidikan formal tahun 1999 di TK Islam Cahaya Agung, Pamulang. Kemudian menyelesaikan pendidikan dasar di MI Miftahul Huda, tahun 2000. Lalu
pada tahun 2012 menyelesaikan pendidikan
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Daru Muttaqien. Setelah itu, melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi lagi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Anak pertama dari ibu Puji Astuti ini, tinggal bersama ke dua orang tuanya yakni Bapak Abdul Rahman dan Ibu Puji Astuti di Prumahan Reni Jaya Blok AG.8 No.5a Pamulang. Sejak duduk dibangku Sekolah Dasar penulis senang mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah terutama kegiatan organisasi, olah raga dan kesenian. Hal tersebut dibuktikannya dengan turut aktif bergabung dengan Team Sanggar Tari Barimbit di Pamulang, Team Pramuka MI Miftahul Huda, Paskibra, dan Tapak Suci. Serta ikut serta dengan beberapa organisasi seperti Organisasi Pelajar Darul Muttaqien (OPDM), Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia (HMJ), dan Himpunan Mahasiswa Faukultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (HMF). Serta, pernah menjuarai beberapakali perlombaan, prestasi terakhir yang dicapai adalah Juara Dua Tapak Suci pada perlombaan PIONIR tahun 2016. Selama menjadi mahasiswa, penulis juga mengisi waktu luang menjadi guru private, guru bimbel di GamaUI dan pernah mengajar di sekolah selama satu tahun di Jagat Arsy