PENGGUNAAN DIKSI DALAM MEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Penddikan (S.Pd.)
Oleh Rifqi Faizah NIM 1111013000110
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGE SAIIAN
PE
MBIMBII{G S KJ.IPSI
PENGGIJNAAN DIKSI DALAVI MEDIA SCSIAL FACEBOOK DAN IMPLTKA.SINYA DALAM PEMBELAJARAN BA}IASA DAN SASTRA INDONESL{ di SMA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tartriyah dan Keguruan (FITK) untuk l\4emenuhi Persyaratan ltlemperoleh Gelar Sarjana Penddikan (s.pd.)
oleh:
Rifqi Faizah 1111013000110
Yang Mengesahkan
Ilosen Pembimbing
r#g Dr. Etvi Susanti, M.Pd. NIF. 19680801 200801 2 fi16
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN IGGURUAIY UNTYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA ,nI
{
ON)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MTJNAQOSAH Skripsi berjudul "Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia" disusun oleh
Rifqi Faizah, NIM 111013000110, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian
Munaqasah pada tanggal
8 Desember 2015 di
hadapan dewan penguji. Oleh
karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Iakarta, 1 8 Desember 201
5
Panitian Uj ian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Makvun Subuki. M.Hum.
NIP S
19800305 200901
ekretaris Panitia
(S
I
lwlys
ekretaris Jurusan/Prodi)
JO-/2-*ors-
I
Dra. Mahmudah Fitrivah ZA.
NIP
N
M.Pd. zB/tt/eor
19640212 t99703 2 001
Penguji
Tanda Tangan
015
Dona Aii Karunia Putra. MA. NIP. 19840409201101 1 015 Penguji
Tanggal
II
I)r. Nurvani. MA. NIP. 19820628200912 2 003
Nf v-[tots
@rk """""'v"'""
(
SURAT PER]YYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama NIM Jurusan Angkatan Tahun Alamat
:
RIFQI FAIZAH
: 1111013000110 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
: 2011 : Jl.H.Muchtar Raya Gg.Delima No.18 Rt.001
Rw.0l2
Kel.Kreo, Kec. Larangan, Tangerang-Banten.
MEIYYATAKAN DENGAN SESUNGGUHI\TYA Bahwa skripsi yang berjudul Pengunaan Diksi Dalam Media Sosiat
Facebook dan rmplikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1.
Dr. Elvi Susanti M,Pd.
Nama
.
NIP
: 19680801 200801 2Arc
Dosen Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 10 Desember 2015 Yang Menyatakan,
Rifqi Faizah
NIM 1111013000110
ABSTRAK Rifqi Faizah, NIM 1111013000110. Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Skripsi ini meneliti tentang penggunaan diksi dalam media sosial Facebook yang digunakan oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011 dengan mengambil 85 mahasiswa dan mahasiswi. Alasan penulis mengambil media sosial Facebook karena media sosial Facebook saat ini merupakan alat komunikasi, melalui media Facebook seseorang dapat saling menyapa satu sama lain walaupun sedang berada di jarak yang jauh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang berkaitan dengan penggunaan kata ganti media sosial Facebook, kemudian menggunakan metode simak dan teknik catat untuk memperoleh data dengan cara menyimak bahasa yang digunakan. Kemudian penulis melakukan analisis untuk menjawab permasalahan penggunaan kata ganti dalam media sosial Facebook. Setelah dilakukan penelitian dan analisa data, diperoleh sebanyak 105 data penggunaan diksi. Dari penggunaan diksi (1) Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon sebanyak 86 penggunaan diksi, (2) Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi sebanyak 41 penggunaan diksi, (3) Pemakaian Kata Umum dan Kata Khusus sebanyak 8 penggunaan diksi, (4) Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian sebanyak 13 penggunaan diksi, (5) Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang sebanyak 52 penggunaan diksi yang digunakan.
Kata kunci : Media Sosial, Facebook, Diksi.
i
ABSTRACT Rifqi Faizah, NIM 1111013000110. The Use of Diction in Facebook as a Social Media and the Implication in the Instruction of Indonesian Language and Literature. Skripsi. Jakarta: Indonesian Language and Literature Major, Tarbiya and Teachers Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. This thesis examines the use of diction in the Facebook social media used by students of PBSI class of 2011 by taking 85 male and female students. The reason the authors take social media Facebook because Facebook social media is now a tool of communication, through the medium of Facebook one can greet each other despite being in a long distance. This study used a qualitative approach with descriptive methods relating to the use of the pronoun social media Facebook, then use the methods and techniques refer to the notes to obtain the data by listening to the language used. Then the authors conducted an analysis to answer the problem of the use of pronouns in social media Facebook. Having done the research and analysis of data, obtained 105 diction usage data. From the use of diction (1) Use Word Synonymous and Berhomofon as much as 86 use of diction, (2) use of words Meaningful Denotation and connotation as much as 41 use of diction, (3) Use of Words General and Kata Special as many as 8 use of diction, (4) Use of Words Popular and word study as much as 13 use of diction, (5) Use of Jargon, Slang Words Conversation and as much as 52 use of diction used.
Keywords: Social Media, Facebook, diction.
ii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum.Wr.Wb. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, yang melimpahkan rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalwat serta salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya yang diharapkan akan mendapatkan safaatnya di dunia maupun akhirat. Skripsi yang dibuat penulis tidak luput dari kesalahan, masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, namun berkat motivasi, dorongan dan bantuan orang-orang terdekat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Selama penyusunan skripsi ini banyak yang membantu memberikan ilmu, waktu dan tenaganya serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas dan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Makyun Subuki, M.Hum., selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan motivasi, pengarahan agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi. 3. Dona Aji Kurnia, M.Hum., Sebagai Dosen Penasehat akademik yang selalu sabar membimbing PBSI-C selama perkuliahan. 4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., dosen pembimbing yang sudah banyak meluangkan waktunya, tidak henti-hentinya membimbing, memberi motivasi, arahan kepada penulis dengan luas biasa. 5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu, membimbing dengan penuh kesabaran tanpa kenal lelah selama mengikuti perkuliahan. 6. Bapak dan Ibu karyawan/i Perpustakan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan dan pinjaman buku untuk penyusunan skripsi penulis.
iii
7. Teristimewa untuk Ayah tercinta Sutarso dan Bunda tercinta Animar Cahyaningsih yang selalu membimbing, memberi motivasi dan mendoakan tanpa kenal lelah. Serta kepada kakak tersayang Rofiqoh Yuliastuti dan Mohammad Amir yang selalu memberikan kasih sayang sehingga penulis selalu semangat (Love you my family). 8. Sahabat terbaik penulis yaitu: Patriot Dwi Cahyo yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu dan memotivasi penulis, Rizkie Nurul Yasmi dan Lulu Hardianti yang senantiasa memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat kepada penulis. 9. Teman terbaik yaitu Silviani Marlinda, Amanah Ari Rachmanita, Aminah Ratna Ningsih, Hardiyani Windari, dan Widyowati TRA yang selalu memberikan canda tawa serta arahan-arahan yang bermanfaat kepada penulis. Kemudian untuk teman seperjuangan skripsi Yayah Fauziah yang selalu menemani dan memberikan masukan serta motifasi kepada penulis. 10. Kawan-kawan PBSI angkatan 2011 khususnya PBSI-C yang selalu kompak, saling membantu, apapun keadaannya kita selalu bersama. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga amal baik semuanya dapat diterima di sisi Allah SWT, dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya bagi setiap pembaca. Wassalamualaiku Wr. Wb...
Tangerang, 10 Desember 2015
Rifqi Faizah
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ..................................................................................................... i ABSTACT ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah ............................................................... 5 D. Rumusan Masalah ................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II
KAJIAN TEORETIS A. Landasan Teori ........................................................................ 8 1. Diksi (Pilihan Kata) ........................................................... 8 a. Pengertian Diksi (Pilihan Kata) .................................. 8 b. Jenis Diksi ................................................................... 10 c. Persyaratan Ketepatan Diksi ....................................... 12 2. Media.................................................................................. 13 3. Media Sosial ...................................................................... 15
v
a. Pengertian Media Sosial .............................................. 15 b. Sejarah Media Sosial ................................................... 17 1) Blog ....................................................................... 18 2) Twitter .................................................................... 20 3) Facebook ............................................................... 21 B. Ruang Lingkup Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ....... 25 C. Penelitian Relevan ................................................................... 25 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 28 B. Metode Penelitian .................................................................... 28 C. Objek Penelitian ...................................................................... 29 D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 30 E. Teknik Pengolaan Data ........................................................... 30 F. Teknik Analisis Data ............................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ......................................................................... 33 B. Analisis Data ........................................................................... 35 BAB V
PENUTUP A. Simpulan ................................................................................. 84 B. Saran ........................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86 LAMPIRAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Gambar Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 3 : Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 4 : Uji Refrensi Lampiran 5 : Biodata Penulis
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya jejaring sosial yang hadir di dunia maya membuat semua orang dapat berinteraksi satu dengan lainnya. Jejaring sosial merupakan suatu situs dunia yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain dan yang terhubung dengan layanan internet, jejaring sosial itu seperti Facebook, Twitter, Blogger, Yahoo! Massanger, Skype, dan banyak lainnya. Pada zaman globalisasi seperti ini banyak yang dapat menggunakan jejaring sosial tersebut karena mudahnya internet yang dapat dijangkau dan menjadi media komunikasi yang paling sering ditemui oleh semua kalangan serta situs sosial tersebut tidak dikenakan biaya. Namun kehidupan di dunia maya sangatlah memperhatinkan karena terdapat pilihan kata yang dipakai masyarakat kurang tepat. Memang tidak ada larangan menggunakan pilihan kata tetapi alangkah baiknya menggunakan diksi yang sesuai agar tidak merusak kaidah serta tataran bahasa Indonesia. Dunia Facebook terdapat banyak pengguna yang menggunakan kata-kata yang tidak sopan dan tidak pantas karena kurang menyedapkan mata untuk dibaca. Penulisan dalam berkomunikasi di dunia maya hendaklah sesuai dengan kesopanan dan kepantasan dalam mengunakan pilihan kata yang tepat sehingga terdapat bentuk kesopanan dalam berinteraksi. Penulisan bahasa Indonesia yang diubah-ubah ini seperti aku menjadi gue, kamu menjadi loe, lu, lo, u, dan penggunaan kata-kata kasar seperti anjing, babi, tai, bangsat dan banyak lainnya. Sebagai contoh status Facabook yang dibuat oleh pemilik akun yang bernama Jazima Fajrina, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menulis status:
1
2
Ah KAJUR berak ga kelar2 AIS gue tai.1 Status
Facebook
tersebut
sangatlah
tidak
pantas
untuk
menyampaikan aspirasinya. Akibat status tersebut akhirnya pemilik akun justru mendapatkan skorsing dari pihak jurusan. Penulisan tersebut bukanlah suatu kreativitas yang positif melainkan menjadi sesuatu yang negatif yang ditakutkan akan menjadi kebiasaan yang buruk dalam penulisan bahasa Indonesia yang formal. Kemampuan pemilihan kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata itu. Kecilnya perhatian pada kaidah bahasa Indonesia akan membuat masyarakat mengalami kesulitan saat berada di lingkungan formal yang mengharuskan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama untuk mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam pemilihan kata yang kurang tepat dalam media sosial Facebook. Media sosial ini sangat efektif bagi para mahasiswa dan mahasiswi PBSI untuk berinteraksi, namun tetap saja ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang tidak menggunakan kata ganti sosial yang sesuai seharusnya mahasiswa dan mahasiswi PBSI sangat memperhatikan dalam pemilihan kata karena mahasiswa dan mahasiswi PBSI mempelajari penggunaan diksi yang tepat untuk berinteraksi. Penggunaan diksi yang sesuai adalah untuk saling menghormati maka hal ini diperlukan karena kesopanan dalam berinteraksi sangat diperlukan agar dapat mengerti kaidah bahasa Indonesia yang tepat. Dalam pendidikan hanya diajarkan kata ganti seperti aku, saya, kamu, anda, mereka, kalian, kami, dia, nama orang dan lainnya. Hal ini berdampak pada pengajaran bahasa Indonesia yang harus lebih aktif memberikan penegasan penggunaan diksi, baik dalam media sosial 1
Andri Yanto, “Pengaruh Facebook Terhadap Keterbukaan Diri Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, h.3, tidak dipublikasikan.
3
maupun dalam kehidupan nyata tanpa adanya perbedaan status sosial dan status umur baik teman sebaya, orang yang lebih muda maupun orang yang lebih tua. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sinonim menjadi salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kecermatan pengunaan pilihan kata yang sesuai, dengan adanya pembelajaran sinonim maka peserta didik dapat memilih kesesuaian kata yang tepat dalam berinteraksi. Penegasan pilihan kata seharusnya lebih bisa direalisasikan bagi masyarakat maupun peserta didik agar tidak lagi pemakaian diksi yang melenceng dari kaidah bahasa Indonesia, jika penegasan ini diterapkan pada masyarakat, maka masyarakat akan terfokus memakai pilihan kata yang tepat. Penggunaan diksi yang tepat harus sudah dilakukan saat duduk di bangku sekolah dengan adanya pelajaran sinonim maka akan lebih terealisasikan bagi peserta didik karena peserta didik akan cepat menangkap pembelajaran yang lebih sopan dalam berinteraksi. Dengan demikian penggunaan diksi yang tepat akan menghasilkan suatu bentuk kesopanan dalam berinteraksi pada maya maupun dunia nyata. Kesopansantunan inilah yang harus diperhatikan oleh seluruh masyarakat. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud tertentu. Pilihan kata dalam media sosial Facebook terjadi karena adanya kata ganti yang sedang berkembang dalam media sosial maupun dalam kegiatan sehari-hari, sehingga pilihan kata ini mudah diingat bagi masyarakat. Hal ini yang membuat peserta didik mengikuti pilihan kata yang sedang berkembang sehingga peserta didik seringkali tidak menghiraukan tempat di mana dia berada dan kata ganti yang tidak sesuai selalu hadir dalam berinteraksi, ini juga menyebabkan pudarnya kesopanan dalam diri seseorang. Pelajaran sinonim dalam bahasa Indonesia sangatlah membantu peserta didik untuk berinteraksi dengan sopan dan penggunaan pilihan kata yang tepat, dapat diserap dengan baik agar peserta didik dapat merubah
4
penggunaan diksi dari yang tidak sesuai menjadi sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sinonim merupakan dua kata atau lebih yang memiliki kesamaan arti, misalnya loe, u, lu, memiliki kesamaan arti yaitu dengan kamu, duit sinonim dari uang dan lain sebagainya. Maka dengan mengetahui kata sinonim yang sesuai juga melatih diri sendiri peserta didik agar lebih sopan dalam berinteraksi dalam keadaan formal maupun informal. Bedasarkan penjabaran di atas, arti sebuah teknologi pada zaman sekarang ini menjadi sangat penting untuk berkomunikasi dengan jarak yang tak terjangkau. Oleh karena itu peneliti akan memabahas lebih jauh mengenai penggunaan diksi oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI dalam media sosial Facebook dalam skripsi yang berjudul “Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”
5
B. Identifikasi Masalah Bedasarkan latar belakang
yang telah diuraikan, peneliti dapat
mengidentifikasi masalah ini sebagai berikut: 1. Kurang tepat penggunaan diksi yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam media sosial Facebook. 2. Mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) memerlukan penggunaan diksi yang tepat untuk aspek kesopanan dalam berinteraksi. 3. Terdapat ejaan dan penulisan yang kurang tepat.
C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada: 1. Penggunaan diksi dalam media sosial Facebook yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). 2. Mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) memerlukan penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam berinteraksi dalam media sosial Facebook.
D. Rumusan Masalah Bedasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana penggunaan diksi dalam media sosial Facebook yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI)? 2. Bagaimana
penggunaan
diksi
pada
berinteraksi dalam media sosial Facebook?
aspek
kesopanan
dalam
6
E. Tujuan Penelitian Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini: 1. Untuk mengetahui penggunaan diksi dalam media untuk mengetahui sosial Facebook yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). 2. Untuk mengetahui penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam berinteraksi di media sosial Facebook. 3. Untuk mengetahui implikasi penggunaan diksi terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah tata bahasa Indonesia mengenai kata ganti yang pantas dan tidak pantas yang digunakan, terutama dalam bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Sebagai sumber balajar bagi siswa, khususnya dalam pembelajaran sinonim, memberi motivasi, serta meningkatkan kemampuan penggunaan diksi dengan baik. b. Bagi Guru Sebagai bahan acuan ajar bagi guru dalam penerapan pembelajaran, khususnya sinonim. c. Bagi Mahasiswa Sebagai refrensi dalam penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam berinteraksi dalam media sosial Facebook.
7
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Landasan Teori 1. Diksi (Pilihan Kata) a. Pengertian Diksi (Pilihan Kata) Gagasan atau ide yang dituangkan, baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk lisan memerlukan kosa kata yang luas namun masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan maksudnya karena kurangnya perbendaharaan kata, sehingga kalimay yang tersirat itu tidak memiliki arti. Oleh karena itu, masyarakat harus mengetahui dan memahami pemakaian kata dalam berkomunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karangmengarang.1 Menurut Putrayasa mengatakan bahwa, kata diksi berasal dari kata dictionary (bahasa inggris yang kata dasarnya diction) berarti perihal pemilihan kata yang digunakan dalam sebuah kalimat.2 Pemilihan diksi yang tepat akan memudahkan pembaca atau pendengar
dalam
memahami
gagasan
yang
hendak
ingin
disampaikan. Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan situasi yang sedang berlangsung. Misal dalam menulis buku cerita yang memiliki tujuan anak-anak remaja sebagai sasaran pembaca, maka gunakanlah kata-kata sederhana yang mudah dipahami dengan demikian pesan moral yang ingin disampaikan akan sampai pada hati 1
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.50 2 Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.7.
8
9
pembaca. begitupula misalnya saat rapat yang mana suasana adalah formal maka gunakan kata-kata yang baku, sesuai aturan EYD. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat pengertian diksi yaitu pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.3 Pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan kata, melainkan juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat diterima dan tidak merusak suasana yang ada. Masyarakat yang diikat oleh berbagai norma, menghendaki pula agar setiap kata yang digunakan harus cocok dan serasi dengan norma dan sesuai dengan situasi masyarakat yang dihadapi.4 Sebuah kata yang tepat sekalipun dalam penyampaian pesan tertentu, belum tentu dapat diterima maksudnya oleh para pendengar atau pembaca. Keraf mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, yaitu; 5 a. Pilihan kata atau diksi mencangkup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. sedangkan yang dimaksud perbendeaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.264. Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.24. 5 Ibid,. h.24. 4
10
Jadi diksi merupakan pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat dengan ide atau gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
b. Jenis Diksi Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh seseorang dalam membuat tulisannya agar dapat dipahami oleh pembaca. Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi sebuah status Facebook. Jenis diksi menurut Putrayasa, adalah sebagai berikut;6 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata bersinonim berarti kata yang sejenis, sepadan, sejajar, dan memiliki arti yang sama. Dalam pemakaiannya bentuk kata sinonim
akan
menghidupkan
bahasa
seseorang
dan
mengonkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi terwujud. Jadi pemakaian bahasa dapat memilih bentuk kata yang paling telat untuk dipergunakan sesuai dengan situasi dan kebutuhannya. Maka, penulis atau pembicara harus dapat memilih kata untuk menyampaikan apa yang diinginkan sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak diinginkan. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mendapat tambahan makna atau perasaan tambahan sedikit pun, atau bisa disebut pula makna denotasi ini adalah makna yang sebenarnya. Menurut Subuki makna denotasi adalah bentuk linguistik tertentu yang mengandung ciri: (1) merupakan arti sentral atau inti; (2) menghubungkan bentuk linguistik dengan acuan objektinya; (3)
6
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.8.
11
dapat dijadikan dasar untuk membuat pernyataan yang benar tentang dunia.7 Makna konotasi adalah kata yang memiliki nilai rasa baik positif maupun negatif. Makna konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Konotasi memiliki beberapa dimensi yaitu; (1) lebih luas dari arti sentral dan arti utamanya; (2) merupakan arti tambahan; (3) bersiat tambahan, subjektif, emotif,
dan
menggambarkan
sikap
penggunanya;
(4)
dilatarbelakangi oleh pengalaman.8 Jadi, makna denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya, sedangkan makna konotasi mengacu pada makna kiasan atau bukan sebenarnya. 3. Pemakaian Kata Umum dan Kata Khusus Perbedaan ruang lingkup makna suatu kata terhadap suatu makna kala lain menyebabkan lahirnya istilah kata umum dan kata khusus.9 Semakin luas ruang lingkup acuan makna sebuah kata maka semakin umum sifatnya, sedangkan semakin sempit ruang lingkup acan makna sebuah kata maka semakin khusu sifatnya. 4. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Sebagian besar kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik dari kaum terpelajar maupun rakyat biasa. Kata-kata inilah yang menjadi tulang punggung masyarakat dalam menggunakan bahasa sehari-hari disebut dengan kata populer. Sedangkan katakata yang hanya dipahami oleh sebagian kaum terpelajar atau kalangan atas terutama dalam tulisan ilmiah dan susah dipahami
7
Makyun Subuki, Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa, (Jakarta: Transpustaka, 2011), h.48. 8 Ibid., h.50. 9 Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.10.
12
oleh masyarakat biasa disebut dengan kata kajian atau kata ilmiah. 5. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertantu, kumpulan rahasia atau kelompok-kelompok khusus lainnya. Contoh: sikon (situasi dan kondusi), prokon (pro dan kontra), kep (kapten), dok (dokter) dsb. Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Slang adalah kata-kata tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan terhadap sesuatu yang baru. Kata slang juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Contoh: mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi, dsb.
c. Persyaratan Ketepatan Diksi Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh penulis dan pembicara.10 Oleh sebab itu, persoalan ketepatan pilihan kata akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosa kata seseorang. Pemilihan kata juga harus memperhatikan dengan cermat agar mendapat kefahaman di antara keduanya. Berikut ini persyaratan ketepatan diksi yang dikemukanan oleh Keraf untuk diperhatikan agar dapat mencapai ketepatan pilihan kata, yaitu; 1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. 2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim. 3. Membedakan kata-kata yang tepat dengan ejaannya. 4. Hindari kata-kata ciptaan sendiri. 5. Waspada terhadap istilah asing. 10
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.87.
13
6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis. 7. Membedakan kata umum dan kata khusus. 8. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus. 9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal 10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.11
2. Media Media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam bahasa Arab, media disebut Wasail bentuk jamak dari Wasilah yakni sinonim Al-Wasth yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri berarti berada di dua sisi, maka disebut juga sebagai perantara (Wasilah) atau yang mengentarai kedua sisi tersebut karena posisinya berada di tengah ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang menghantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu dari sisinya.12 Pendapat lain mengatakan bahwa media merupakan jamak dari bahasa latin yaitu medium yang berarti alat perantara. Sedangkan secara istilah media berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentunya.13 Maka media tersebut adalah alat untuk berinteraksi antar sesama, dengan adanya interaksi, seluruh manusia dapat berkenalan dan menjalin hubungan dengan baik. Robert Heinich dan kawan-kawan mengemukakan definisi media sebagai sesuatu yang membawa informasi antar sumber dan penerima 11
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.88-
89. 12
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2006), h.6. 13 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.163.
14
informasi atau pesan.14 Sedangkan menurut Oemar Hamalik definisi media adalah sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi.15 Adanya media, maka komunikasi semakin dapat dilakukan antar sesama, karena media merupakan alat sebagai sumber informasi. Adanya media yang semakin cepat, kita dapat mengetahui kabar terbaru dari dunia luar, mengetahui apa yang belum kita ketahui maka informasi yang kita dapatkan akan semakin banyak. Media menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat (sarana) komunikasi yang terletak diantara dua pihak, perantara atau penghubung.16 Tujuan utama media teknologi komunikasi adalah untuk mempermudah manusia melakukan interaksi dengan lainnya dalam waktu yang cepat dan singkat, meski tak harus bertatap muka satu dengan lainnya. Komunikasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah.17 Komunikasi satu arah (one way trafic) komunikasi ini disebarkan oleh komunikator namun tidak diketahui apakah pesan tersebut diterima atau tidak, maka umpan balik komunikasi ini menjadi tertunda. Kemudian komunikasi dua arah (two way trafic) komunikasi ini terdapat dua orang atau lebih yang saling memberikan umpan balik langsung (immediate feedback) maka dengan komunikasi dua arah ini komunikator dan komunikan dapat mengetahui tanggapan saat itu juga. Media komunikasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pertama terdiri dari media teks, grafik, suara, musik, animasi, video; kedua, media penyimpanan, terdiri dari buku dan kertas, kamera, alat perekam
14
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2006), h.6. 15 Benny Agus Pribadi, dan Yuni Katrin, Media Teknologi Edisi Kedua, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h.1.2-1.3. 16 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.726. 17 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h.50.
15
kaset, kamera film dan proyektor, alat perekam video, disk optikal; serta ketiga, media transmisi, terdiri dari media komunikasi, media penyiaran dan media jaringan.18 Dengan demikian media merupakan sesuatu yang dapat membantu penyampaian pesan dan informasi dari sumber pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan).
3. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Perkembangan
zaman
yang
kian
maju,
membuat
perkembangan media yang meningkat. Media seperti telivisi, radio, dan surat kabar sudah tidak asing lagi bagi kita. Tetapi media baru yang banyak digunakan saat ini adalah media sosial yang berbasis web. Saat ini media terpenting dan memiliki jaringan paling luas adalah internet, yang menghubungkan komputer-komputer pribadi yang paling sederhana hingga komputer-komputer super yang paling canggih. Layanan yang diberikan oleh internet saat ini sangat beragam, dan terus diinovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.19 Media sosial merupakan sebuah media online yang terhubung melalui internet, di mana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi seperti Blogger, Twitter, Wikipedia, Facebook
serta forum-forum sosial dalam
dunia maya. Di internet, kita bisa berkenalan dengan siapapun, kapanpun, latar belakang suku bangsa yang berbeda bahkan antar negara dengan bahasa yang berbeda pula. Tentu saja seperti halnya di dunia nyata, etika ketika berkenalan harus tetap dijaga dalam 18
Burhan Bungin, Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa, (Jakarta: Kencana, 2003), h.6. 19 Ibid., h.10.
16
dunia maya, menjalin hubungan juga dapat dilakukan di dunia maya. Bedanya kita tidak bisa bertatap muka secara langsung untuk berjabat tangan ketika menanyakan siapa namanya. Jejaring sosial juga dapat disebut dengan dunia maya karena kita dapat terhubung secara langsung kepada seluruh orang tanpa harus bertatap muka. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang membawa sesuatu informasi yang dimulai dari pengirim pesan (sender) yang memiliki keinginan untuk mengomunikasikan pesan atau informasi kepada penerima pesan (receiver)20 dengan menggunakan teknologi berbasis web atau internet. Dengan demikian penerima pesan dengan mudah untuk membaca informasi yang dikirim dari pengirim pesan. Jejaring sosial merupakan situs di mana setiap orang dapat membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan temanteman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi melalui jejaring sosial tersebut. Jejaring sosial terbesar di antaranya yaitu Facebook, Myspace, Twitter, Blogger dan lain sebagainya. Jika media tradisional menggunakan media cetak, maka media sosial menggunakan jaringan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberikan kontribusi secara terbuka, memberi komentar serta membagi berbagai macam informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Media sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa ke berbagai orang, contohnya pesam melalui SMS ataupun internet.
2.
Pesan yang ingin disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.
20
Benny Agus Pribadi, dan Yuni Katrin, Media Teknologi Edisi Kedua, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h. 1.3.
17
3.
Pesan
yang
disampaikan
cendrung
lebih
cepat
dibandingkan dengan media lainnya. 4.
Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
b. Sejarah Media Sosial Pada sejarah media paruh kedua abad ke-20, maka komputer harus dianggap sebagai yang pertama setiap analisis kesejarahan, karena komputer tidak lagi dianggap sebagai mesin hitung saja. Dengan adanya komputer sebagai media audio visual, kita dapat membuat maupun merancang dan mendengarkan musik dari komputer tersebut.21 Pada tahun 1991 hadirlah sebuah jaringan yang disebut dengan internet. Internet telah diramalkan bahwa di masa depan, jaringan akan menjadi bentuk terpenting dari transmisi media. Pengembangan jaringan telah dimulai sejak tahun 1960-an. Dengan perkembangan
yang
berkesinambungan
dari
fungsi-fungsi
komputer dan peralatan yang terkait maka kini jaringan telah berkembang pesat.22 Internet merupakan teknologi komunikasi untuk mencari apa pun yang tidak diketahui menjadi mengetahui sesuatu hal dari internet tersebut. Kini internet sudah makin merajalela dengan tidak ada batasan usia untuk mencari apa pun yang diinginkan. Layanan yang diberikan oleh internet saat ini sangat beragam, dan terus diinovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti e-mail, file transfer protocol (FTP), dan world wide web (www), e-commerce, e-government, e-fax, e-office, e-cash, ebangking, SMS, MMS dan sebagainya.23 Saat ini hampir seluruh 21
A. Rahman Zainuddin, Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h.342. 22 Burhan Bungin, Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa, (Jakarta: Kencana, 2003), h.10. 23 Ibid h.10.
18
media massa menggunakan jaringan internet untuk mengakses data pemberitaan secara online. Dari sejarah panjang di atas maka muncul sebuah jejaring sosial dengan adanya internet. Jejaring sosial yang menjadi interaksi komunikasi setiap manusia harus terhubung dengan internet demi kelancaran untuk berinteraksi antar sesama. Berikut ini merupakan jejaring sosial yang tumbuh cepat melalui internet.
1) Blog Kini terdapat media untuk membuat Website di internet dan setiap individu dapat mengelolanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Media tersebut adalah Weblog atau Blog ataupun Blogger merupakan jawaban bagi masyarakat yang ingin memiliki website sendiri namun tidak menguasai bahasa pemograman yang digunakan. Blog sangat cocok untuk setiap orang, apalagi masyarakat saat ini cenderung praktis dan menyukai berbagai hal yang serba instan. Blogger merupakan layanan Blog yang dimiliki oleh Google. Dengan menawarkan berbagai kebebasan dan kemudahan dalam menulis artikel. Layanan ini dianggap paling mengerti kesulitan pengguna awam. Fasilitas drag and drop yang ada di dalamnya sangat membantu dalam mengatur tampilan dan asesoris di dalamnya.24 Secara umum (meski ada beberapa pengecualian), sebuah Blog memiliki ciri-ciri sebagai berikut:25 a. Bidang utama Blog berisi artikel yang tersusun secara kronologis di mana artikel terbaru berada pada posisi paling
24
Ridwan Sanjaya, Pemanfaatan Blog Untuk Bisnis, Hobby dan Pendidikan, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008) h, 10. 25 Kurniawan Prasetyo, Membuat Blog Menggunakan Wordpress, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007) h, 2.
19
atas. Umumnya artikel ini dikelompokkan dalam sebuah kategori penulisan/pembahasan. b. Artikel-artikel yang ditulis terdahulu disimpan dalam arsip yang tersusun secara kronologis. c. Tersedia fitur bagi pengunjung Blog untuk menuliskan komentar mengenai artikel yang sedang dibacanya.
Banyaknya fasilitas yang disediakan yaitu keanggotaan gratis dan tak perlu membuat desain sendiri, makin meningkatkan jumlah pemilik Blog tanpa mengenal batas usia dan profesi. Sebagian besar pengguna Blog adalah kalangan muda-mudi, Blog sering kali berfungsi sebagai diary online atau buku harian yang dapat dipublikasikan di internet. Bagi mereka yang terpenting adalah bisa menjalin komunikasi seluas-luasnya dengan para sahabatnya di dunia maya. Selain kalangan muda-mudi yang menggunakan Blog, kini guru dan dosen mulai memanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Blog ini digunakan untuk menjadi gudang arsip dan artikel yang pernah ditulis oleh guru dan dosen.26 Selain dengan tujuan dokumentasi akademik, hal ini juga membantu pengguna internet dalam memperoleh informasi. Kemampuan Blog dalam berkomunikasi antara pemilik dan pengunjung yaitu, pengunjung dapat memberikan komentar, sanggahan ataupun catatan tambahan di dalam suatu artikel yang ditulis oleh pemilik Blog tersebut. Maka dengan Blog pun dapat menghasilkan hubungan pertemanan di antara pemilik dan pengunjung, meskipun belum pernah bertemu secara nyata. Dengan demikian pengguna Blog dapat berasal dari berbagai profesi, dengan berbagai kepentingan yang beragam dan dapat
26
Sanjaya op.cit., h.7.
20
dimanfaatkan secara positif, Blog juga merupakan media sosial yang mudah untuk kepentingan-kepentingan tersebut.
2) Twitter Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Selain itu, jumlah pertemanan dalam Twitter dangat luas dapat menjangkau hingga 3-4 juta lebih followers. Twitter didirikan oleh 3 orang yaitu Jack Dorsey, Biz Stone, dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006 dan baru diluncurkan bulan Juli di tahun yang sama. Sejak diluncurkan, Twitter mendapatkan popularitas di seluruh dunia dan saat ini memiliki lebih dari 100 juta pengguna.27 Setelah kemunculan Twitter, bermunculan pula situs micro. Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Popularitas Twitter mulai meningkat pada tahun 2007 ketika terdapat festival South by Southwess. Selama acara tersebut berlangsung pengguna Twitter meningkat dari 20.000 menjadi 60.000. Kemudian pada tanggal 14 September 2010, Twitter mengganti logo dan meluncurkan desain baru untuk tampilan Twitter. Dengan keberadaan Twitter ini seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain melalui dunia maya. Twitter ini tidak hanya populer di kalangan remaja dan orang dewasa, bahkan selebriti, dan para pejabat tinggi negara pun memakai aplikasi berbasis web tersebut.
27
Elcom, Twitter: Best Social Networking, (Jakarta: Andi Jogyakarta, 2009), h.1
21
3) Facebook Facebook termasuk dalam kategori situs jejaring sosial yang menyediakan media bagi para penggunanya untuk saling bertukar informasi dan berinteraksi. Di dalam Facebook kita dapat menambahkan teman, mengirim pesan, dan memperbaharui profil pribadi kita agar orang lain dapat melihat tentang diri kita. Seperti yang dikatakan oleh Jesse Feiler dalam buku How to Do Everything: Facebook Applications “Facebook starts with real people and their real relationships. Its helps people communicate in a veriety of ways; as they do so, they often add new friends, join groups, and share information”28 maksudnya yaitu Facebook dimulai dari orang-orang yang nyata dan hubungan yang nyata. Facebook membantu setiap orang untuk berkomunikasi dengan yang lainnya, di aplikasi ini dapat menambahkan teman, bergabung bersama grup dan memberikan informasi yang dibutuhkan. Facebook merupakan contoh dari social networking. Menurut kamus Webster “Social networking is the use of a website to connect with people who share personal and professional interest, place of origin, education at a particular school, etc.” Artinya yaitu jejaring sosial adalah penggunaan sebuah website untuk menghubungkan orang-orang yang memiliki kesamaan minat personal atau profesional, tempat tinggal, pendidikan di sekolah tertentu, dan lainnya.29 Jejaring dunia maya yang serba instan telah membuka sebuah ruang baru untuk mengekspresikan diri. Pengguna Facebook kini dapat bebas bergabung ke banyak jaringan yang diatur bedasarkan kota, lokasi kerja, sekolah, maupun negara. Lewat jaringan ini,
28
Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill Companies, 2008), h. 4. 29 Sartika Kurniati, Step By Step Facebook, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2009), h.1.
22
mereka dapat berhubungan dengan temannya sekalipun dalam jarak yang jauh. Facebook didirikan pada tanggal 4 Febuari 2004. Pada awalnya Facebook disebut dengan The Facebook dan dimulai sebagai sebuah website hasil hobi salah seorang karya mahasiswa Harvad, Mark Zuckerberg. Facebook hanya terbatas untuk kalangan mahasiswa Harvad dan berkembang ke Stanford. Dengan kepopuleran yang berkembang, kemudian banyak universitas yang menggunakan fasilitas ini, hingga seluruh kampus di Amerika. Mark Zuckerberg mengatakan pada majalah Time bahwa “What we are trying to do is just make it really effecient for people to communicate, get information, and share information. We always try to emphasize the utility component” yang artinya apa yang kami lakukan adalah hanya untuk membuat orang berkomunikasi, memperoleh informasi, dan berbagi informasi secara
efesien.
Kami
selalu
lakukan
mencoba
untuk
memperbaharui komponen-komponen utilitas.30 Pada bulan September 2004, Peter Thiel dari paypal menginvestasikan $ 500,000 sebagai permulaan. Kemudian Jim Breyer dari Acce Partners menginvestasikan $ 12,7 juta untuk mengembangkan The Facebook.31 Pada Agustus 2005, The Facebook melepas kata “The” dan Facebook.com didaftarkan dengan nilai pembelian domain sebesar $ 200,000. Beberapa bulan kemudian pembatasan pengguna ditinggalkan dan siapa pun dengan alamat email yang valid bisa mendaftar. Facebook menjelma menjadi situs nomor enam yang paling banyak dikunjungi. 30
Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill Companies, 2008), h. 5. 31 Sartika Kurniati, Step By Step Facebook, (Jakarta, Elex Media Komputindo, 2009), h 56.
23
Pemberitaan tentang jejaring sosial Facebook yang ramai di berbagai media, turut memiliki andil yang besar dalam mendorong pertumbuhan pengguna Facebook di Indonesia. Semua umur dan berbagai golongan di Indonesia sudah memiliki akun Facebook. Bedasarkan usia 18-24 tahun adalah rentang usia terbesar yakni 13,1 juta pengguna (41,3%). Disusul rentang usia remaja 14-17 tahun sebesar 8,2 juta pengguna (25,8%) dan usia 25-34 tahun sebesar 6,8 juta pengguna (21,5%). Untuk rentang usia 35-44 tahun penggunanya sekitar 1,9 juta (6,2%). Sementara rentang usia 45-54 tahun ada sekitar 529.000 (1,7%) terlampau tipis dengan rentang 55-4 tahun sekitar 127.000 atau 0,4%. Besarkan gender, pengguna Facebook dari kaum pria lebih banyak dari perempuan. jumlahnya 18.920.600 juta (59,4%). Bandingkan dengan perempuan sekitar 12.942.760 juta (40,6%). Sedangkan pengguna Facebook di dunia yaitu pertama Amerika dengan 146 juta pengguna, kedua yaitu Indonesia dengan 32.131.200 orang lalu ketiga yaitu Inggris 28,9 juta dan selanjutnya Turki 24,1 juta, Prancis 20,4 juta, Filipina 18,9 juta, Meksiko 18,2 juta, Italia 17,8 juta, Kanada 17,5 juta dan India 16,9 juta.32 Facebook di dunia menjadi nama jejaring sosial yang besar, pada beberapa sampel tahun 2007, Facebook menjadi lebih 58 milyar pengguna aktif, lebih dari 30 dari mereka menggunakan Facebook setiap harinya, lebih dari 55,000 jaringan di seluruh dunia dan 80% dari 58,000,000 pengguna Facebook sudah memakai aplikasi Facebook di handphone mereka.33 Ciri-ciri dari sebuah akun Facebook yaitu memiliki pages dan groups, dapat memperbaharui status lebih dari 140 karakter sesuai 32
Winda Julianita, Be a Smart & Good Facebookers, (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2012), h.3 33
Jesse Feiler, How to Do Everything: Facebook Applications, (Amerika: McGraw-Hill Companies, 2008), h. 7.
24
dengan kebutuhan. Dapat langsung memberikan komentar atau memberikan apresiasi dari status orang-orang yang sudah menjadi teman di Facebook. Memiliki fasilitas chatting atau obrolan yang memungkinkan pemilik Facebook dapat melakukan obrolan secara langsung untuk mempermudah komunikasi. Dapat berbagi foto dengan cara tagging, dapat membuat album foto juga dapat memberikan penjelasan singkat mengenai foto tersebut. Dapat membuat album video yang berdurasi maksimal 2 menit dan berukuran kurang dari 100 MB.34 Kebanyakan pengguna Facebook di Indonesia adalah dari kalangan yang memiliki pengetahuan internet dan teknologi. Mereka menggunakan layanan untuk ajang keterbukaan diri, bertukar pikiran, menawarkan jasa, dan menjalin pertemanan. Bahkan untuk kalangan yang sudah mulai kecanduan Facebook, mereka
akan
merelakan
waktunya
untuk
memperbaharui
statusnya maupun menanggapi komentar yang masuk di Facebook-nya. Di Indonesia memiliki tingkat konsumsi yang luar biasa terhadap berbagai produk budaya massa, akses Facebook tidak dibatasi oleh tingkat sosial. Facebook bukan lagi menjadi aktan penanda sosial, tetapi menjadi kultural karena terkait dengan identitas seseorang.35 Maka Facebook sudah menjadi bagian dari gaya hidup semua kalangan, sebagai kelompok masyarakat yang mampu melakukan akses internet tanpa batas. Media sosial Facebook dapat menunjukkan sebuah etika. Media massa mampu menunjukkan mana etika yang baik dan
34
Dewi Pratiwi Putri Aji, “Penggunaan Media Sosial dalam Pemenangan Joko WidodoBasuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi atas Marketing Politik di Facebook dan Twitter)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, h.27, tidak dipublikasikan. 35 Rosida Erowati, What’s On Your Mind?: Facebook sebagai Ruang Sosial, Tabloit Institut Edisi XXXI April 2014, 2014, h.8.
25
yang tidak.36 Namun dengan banyaknya keunggulan dalam media sosial, terdapat pengguna Facebook yang tidak bertanggung jawab yang mengundang kecemasan bagi para pengguna yang lain, karena Facebook juga memiliki berbagai resiko seperti alat untuk kegiatan terorisme, pertengkaran, penipuan, perselingkuhan bahkan penyebaran konten pornografi.
B. Ruang Lingkup Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Adapun materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang relevan untuk menganalisis penggunaan diksi pada media sosial Facebook adalah pada pembelajaran sinonim di SMA kelas X. Dalam hal ini, peneliti akan mengajarkan tentang penggunaan sinonim yang tepat untuk berinteraksi. Melalui pembelajaran sinonim ini peserta didik mengerti salah satu unsur penting sehingga peserta didik diharapkan dapat memahami bagaimana cara menulis dan berbicara dengan baik dan benar serta santun dalam berucap dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
C. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan ini adalah penelitian terdahulu yang sudah diteliti sebelumnya. Penelitian relevan ini merupakan dasar atau acuan yang berupa teori-teori melalui hasil penelitian sebelumnya, hal ini merupakan sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Penelitian relavan yang pertama yaitu dengan judul Analisis Penggunaan Diksi Pada Berita Utama Tangsel Pos Sebagai Sumber 36
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali, 2013), h.73.
26
Belajar Untuk Tingkat SMP yang diteliti oleh Siti Kartini seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada tahun 2013. Hasil dari penelitian Siti yaitu diperoleh 145 data dari enam kolom berita utama yang digunakan, dari penggunaan bahasa yang digunakan cukup ringan dan kesalahan yang ditemukan sebagian besar sudah tepat digunakan. Penelitian dari Ssiti Kartini, dengan penelitian penulis memiliki kesamaan, yakni pada penggunaan diksi. Selain memiliki kesamaan, penelitian penulis dengan Siti memiliki perbedaan yakni pada media yang digunakan,
Siti
menggunakan
Koran
Tangsel
Pos
dan
penulis
menggunakan media sosial Facebook. Penelitian relevan kedua yaitu Penggunaan Media Sosial dalam Pemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama Pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi Atas Marketing Politik di Facebook dan Twitter), yang diteliti oleh Dewi Pratiwi Putri Aji seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada tahun 2014. Kemudian hasil dari penelitian tersebut yaitu sangat mempengaruhi pemenangan kedua pasangan tersebut dengan adanya media sosial (Facebook dan Twitter). Penggunaan media sosial menjadi media utama untuk menyampaikan program kerja Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama dan sebagai media marketing politik saat Pilkada berlangsung. Penelitian kedua yang penulis temukan memiliki perbedaan dan kesamaan dengan skripsi yang penulis angkat. Kesamaan terletak pada objek penelitian yaitu media sosial dan pendekatan yang dilakukan memakai kualitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu Dewi Pratiwi memakai subjek penelitian marketing sosial dan penulis memakai subjek penelitian penggunaan diksi. Kemudian penelitian yang relevan yang ketiga Ahmad Fikri Al-Fathi dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang berjudul Pengaruh Penggunaan Facebook Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
27
Selatan yang diteliti tahun 2011. Hasil dari penelitian tersebut yaitu adanya kolerasi yang erat antara penggunaan Facebook terhadap minat belajar siswa signifikan karena r hitung dengan r tabel diterima. Artinya peningkatan atau penuruanan penggunaan Facebook akan menyebabkan meningkat atau menurunnya minat mereka untuk belajar pendidikan agama Islam yang berarti hipotesis yang diajukan dinyatakan terbukti dan diterima. Penelitian ketiga yang juga memiliki perbedaan dan kesamaan dengan skripsi yang penulis angkat. Kesamaan terletak pada objek penelitian yaitu Facebook. Perbedaannya yaitu pada subjek yang Ahmad angkat adalah minat belajar siswa, sedangkan penulis mengangkat subjek penelitian pada penggunaan diksi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah status Facebook mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011 pada bulan Agustus 2015 sampai September 2015. Penulis akan meneliti penggunaan ketepatan diksi pada status Facebook tersebut. Dari hasil analisis akan diperoleh gambaran mengenai penggunaan diksi yang terdapat pada status Facebook mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011. Penelitian ini tidak terkait pada tempat tertentu karena bersifat penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan data-data yang terkait dengan penelitian ini.
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Berkaitan dengan itu, pada hakikatnya, penelitian adalah suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Metode kualiatif yaitu sebagai penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.1 Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.2 Dalam sebuah penelitian yang ditempuh tentu terdapat tujuan yang ingin dicapai, untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk mempermudah penelitian tersebut. Pendekatan yang digunakan seorang 1
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2009), h.4. 2 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h.4.
28
29
peneliti akan menuntunnya pada metode apa yang harus digunakan, tetapi dalam pemilihannya ada beberapa yang harus diperhatikan seperti jenis data yang diteliti, serta paradigma yang menyertainya sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Penelitian kualitatif juga dapat dikatakan penelitian langsung, karena para penelitinya langsung melakukan penelitiannya terhadap objek yang menjadi sumber penelitiannya tanpa melalui proses statistik atau bentuk hitungan lainnya. Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Langkah-langkah penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan dengan
pasti
karena
langkah-langkah
penelitian
kualitatif
tidak
mempunyai batas-batas tegas. Walaupun demikian langkah-langkah penelitian kualitatif ini dapat dibagi atas orientasi melalui bacaan, wawancara
ke
lapangan,
eksplorasi,
yaitu
mengumpulkan
data
berdasarkan fokus yang sudah jelas.3 Maka peneliti memakai penelitian kualitatif karena seluruh sumber data yang dipakai dan digunakan tidak adanya proses statistik atau bentuk hitungan,
melainkan
menggunakan
metode
deskriptif
yang
mendeskripsikan fakta-fakta dalam penelitian dan kemudian akan dianalisis sesuai dengan konteks penelitian ini.
C. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pada media sosial Facebook. Pemilihan tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa media sosial Facebook merupakan jejaring sosial yang cukup mempengaruhi penggunaan diksi setiap pemakai jejaring sosial Facebook saat ini dan sasarannya yaitu pada
3
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.80.
30
mahasiswa dan mahasiswi PBSI yang menggunakan Facebook untuk berinteraksi. Peneliti mengambil data sebanyak 98 mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011 karena dari data tersebut penulis dapat mengetahui bagaimana penggunaan diksi yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011 pada media sosial Facebook.
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam
pengumpulan
data,
peneliti
menggunakan
teknik
dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengumpulan dokumen-dokumen untuk memperkuat informasi. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.4
Teknik
dokumentasi
ini
digunakan
dengan
mengumpulkan data-data dari buku, majalah, dan dokumentasi lainnya yang berkaitan dengan penggunaan kata ganti media sosial Facebook, foto-foto dan segala macam benda yang dapat memberikan keterangan yang bersifat tertulis ataupun tidak. Dokumentasi diperlukan untuk mempermudah peneliti menemukan jawaban dari permasalahan tersebut dan juga peneliti dapat menjelaskan secara detail terkait penggunaan kata ganti media sosial Facebook.
E. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan penulis yaitu dengan menggunakan metode simak dan teknik catat. Metode simak yang diikuti dengan teknik lanjutan yaitu teknik catat atau melakukan dokumentasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara menyimak bahasa yang digunakan. Maka proses menyimak dilakukan dengan seksama dengan mencatat beberapa bentuk atau data yang relevan bagi penelitian yang diperoleh dari penggunaan bahasa tertulis. 4
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.69.
31
Setelah
dilakukannya
dokumentasi
dan
menyimak
pada
penggunaan diksi kemudian penulis melakukan analisis untuk menjawab permasalahan penggunaan kata ganti dalam media sosial Facebook.
F. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian untuk mengelola data yang sudah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan. Tujuan analasis data yaitu untuk mengungkapkan data apa yang masih perlu dicari, hipotesis apa yang perlu diuji, pertanyaan apa yang perlu dijawab, metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru, dan kesalahan apa yang harus segera diperbaiki.5 Penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif yang artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentu deskripsi fenomena, tidak berupa angka atau koefisien variable. Penelitian ini bersifat kompleks, maka materi yang dilaporkan perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya dengan tepat. Deskriptif yaitu menggambarkan atau melukiskan dalam hal ini dapat berupa arti sebenarnya (harfiah), yaitu berupa gambar-gambar atau foto-foto yang didapat dari data lapangan atau peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan gambar-gambar dan dapat pula berarti menjelaskan dengan kata-kata.6 Penulis menggunakan metode deskriptif karena pada dasarnya, metode deskriptif dan penelitian kualitatif ini memiliki hubungan yang sangat erat. Maka analisis data yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menjelaskan penggunaan diksi yang dipakai mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011 dalam media sosial Facebook. Penulis akan menganalisis kata satu-persatu dalam status
5
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 83. 6 Ibid., h.129.
32
tersebut kemudian penulis akan memberikan penjelasan apa saja diksi yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi dalam status Facebook tersebut.
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pemilihan Facebook ini sebagai media sosial yang diteliti oleh peneliti karena media sosial tersebut banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Facebook kini menjadi primadona yang mendapat respon paling banyak dari masyarakat, karena Facebook mampu mencakup berbagai macam kalangan, mulai dari bawah hingga atas, dari anak-anak hingga orang tua. Kini mayoritas masyarakat yang memakai Facebook sudah dapat menggunakan aplikasi Facebook di handphone para penggunanya. Facebook adalah sarana untuk berkomunikasi antar-sesama dapat menghubungkan orang-orang yang memiliki minat yang sama, tempat tinggal ataupun pendidikan di sekolah tertentu. Facebook yang merupakan jejaring sosial yang dimiliki seluruh orang saat ini menjadi penting, karena jejaring sosial Facebook kini menjadi efektif dengan saling bertukar informasi antar satu dengan lainnya. Kini di dalam situs Facebook kita dapat menambahkan teman, mengirim pesan, dan memperbaharui profil pribadi kita agar orang lain dapat melihat tentang diri kita. Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu baik dalam tulisan maupun lisan. Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan situasi yang sedang berlangsung, meskipun dalam media sosial Facebook yang tidak dapat bertatapan langsung dengan si penerima pesan, maka dengan memakai kata ganti yang lebih sopan maka akan terjalinnya hubungan sosial yang baik. Namun dengan banyaknya pengguna Facebook maka semakin besar pula peluang penggunaan diksi yang dipakai oleh para pengguna Facebook itu sendiri. Penyelewengan penggunaan diksi yang paling banyak digunakan adalah kata ganti orang yang tidak sesuai, misalnya 33
34
saya menjadi gue, w, dan kamu menjadi lu, loe, u. Kemudian penggunaan kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan dalam media sosial Facebook untuk berkomunikasi, misalnya memakai kata anjing, babi, pea, tai, bangsat dan banyak lainnya. Penggunaan diksi yang sesuai aspek kesopanan akan mulai terkikis dengan adanya status antar anak remaja saat ini. Bagi mereka dengan menggunakan diksi tersebut maka mereka akan semakin gaul atau mengikuti perkembangan zaman. Namun dampaknya anak remaja saat ini akan melupakan aspek kesopanan dalam berinteraksi antar sesama, terutama dalam kegiatan formal yang mengharuskan terjadinya kesopanan dalam berinteraksi. Dengan melupakan kesopanan dalam berinteraksi maka masyarakat akan memiliki tingkat kesadaran yang rendah dan membuat tidak lagi mencintai bahasa Indonesia. Pendidikan media komunikasi memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan maupun peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya media sosial Facebook yang juga dapat dijadikan media pendidikan yang sangat berpengaruh bagi peserta didik, maka para guru harus memperhatikan cara berkomunikasi peserta didik agar tidak ada lagi peserta didik yang memakai kata kasar dan tidak pantas untuk berkomunikasi. Dengan demikian peserta didik dapat memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan baik dan benar. Kini telah banyak Universitas yang melahirkan para guru untuk mendidik peserta didik agar berkomunikasi dengan baik dan benar serta menjaga kesopanan dalam berinteraksi. Berbagai macam Universitas pun mendirikan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) demi terciptanya bahasa-bahasa yang layak digunakan oleh masyarakat. PBSI ini juga terdapat di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk menyiapkan pengajar Bahasa Indonesia yang profesional, menguasai Bahasa Indonesia dan sekaligus metodologi pengajarannya untuk satuan pendidikan madrasah tingkat menengah dan
35
atas atau yang sederajat.1 Gelar akademik lulusan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Adanya jurusan PBSI, diharapkan akan menumbuhkan kembali rasa cinta tanah air kepada peserta didik yaitu dengan merubah cara berinteraksi sosial dengan sopan dan santun terhadap sesama sekalipun dalam media sosial. Sebagai mahasiswa dan mahasiswi PBSI sebaiknya menjadi panutan bagi peserta didik dan masyarakat, agar lingkungan di sekitarnya dapat terpengaruh dengan perilaku mahasiswa dan mahasiswi PBSI. Namun pada kenyataannya sebagai mahasiswa dan mahasiswi PBSI angkatan 2011 terkadang untuk berinteraksi juga tidak memakai penggunaan diksi dalam media sosial Facebook. Menurut data yang diperoleh penulis, penggunaan diksi Facebook yang dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI UIN Jakarta dilihat dari penggunaan diksi dalam kesopanan dan penggunaan Facebook itu sendiri maka, dengan itu penulis menyimak status Facebook mahasiswa dan mahasiswi PBSI sebanyak 98 orang.
B. Analisis Data Media sosial Facebook dapat menambahkan teman baik teman baru maupun teman yang sudah dikenal. Teman dalam media sosial Facebook penulis terdapat 1.181 orang, kemudian untuk teman PBSI UIN dalam media sosial Facebook penulis terdapat 98 orang dari 103 mahasiswa/i PBSI angkatan 2011 yang telah berteman di Facebook. Penulis mengambil 85 mahasiswa dan mahasiswi PBSI yang memakai penggunaan diksi dalam media sosial Facebook karena penulis ingin meneliti penggunaan diksi yang dipakai mahasiswa dan mahasiswi pada status Facebook bulan Agustus dan September 2015.
1
Komarudin Hidayat, dkk., Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, (Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN, 2011), h.89.
36
Facebook yang digunakan sebagai sarana komunikasi dan saling berinteraksI.
Banyak
mahasiswa
dan
mahasiswi
yang
memakai
penggunaan diksi, berikut analisisnya. Mahasiswi PBSI yang berinisial AA memakai penggunaan diksi dalam status Facebook yaitu pada 15 Agustus 2015 “Hey, Namja namja keceh!! Yang selalu setia dan bikin semangat kalo lagi baca warning list ini.. semoga lekas tercoret ya kamu (list) hahaha #iseng dimalam minggu yg .. u know lah ya!” Status pada AA tersebut menggambarkan suasana hati yang senang karena terdapat kata selalu setia dan bikin semangat. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata kalo pada status di atas merupakan sinonim dari kalau. Kemudian kata yg kepanjangan dari yang. Kata tetiba juga bersinonim tiba-tiba. Kata lekas juga bersinomin dengan cepat, segera. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata namja namja merupakan bahasa Korea yang artinya laki-laki, kata ini hanya dapat di mengerti oleh yang sudah belajar bahasa Korea. b. Slang: kata keceh atau disebut juga kece yang artinya cakep, bagus, cantik ataupun ganteng.
Mahasiswi PBSI yang berinisial AAR memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 7 September 2015 “Trimakasih untuk hari ini bebep bebepku yang cantik. Sudah ngbolang dari kemang ke pancoran terus ke lenteng makasih.” Status pada AAR tersebut menggambarkan suasana hati yang senang karena dari status AAR tersebut dapat diartikan, AAR berterima kasih kepada teman-temannya karena sudah jalan-jalan. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
37
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata Kemang, Pancoran dan Lenteng merupakan kata denotasi karena kata tersebut menunjukkan suatu tempat. 2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus Kemang, Pancoran dan Lenteng merupakan kata khusus dari kata umumnya Jakarta Selatan. 3. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata terus, makasih, dst., merupakan dari kata populer. 4. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata bebep bebepku merupakan kata panggilan sayang.
Kemudian
kata
ngbolang
atau
ngebolang
merupakan kata kerja dari bolang (bocah petualang), berarti jalan-jalan, piknik, touring, traveling ke luar kota.
Mahasiswa PBSI yang berinisial AB memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 20 September 2015 “Bra, kalo gk yang ini aja dahh... jadwal deket-deket ini, maknyossss” Status pada AB tersebut sedang mengusulkan suatu tempat. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gk pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kemudian kata deket menjadi dekat. Kata kalo juga bersinonim kalau. Kata aja bersinonim saja. 2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata dah, aja, dst., merupakan kata populer. 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata Bra, kata ini hanya AB yang mengetahui arti dari kata tersebut, karena Bra tersebut merupakan sebuah panggilan. b. Slang: kata maknyossss memiliki arti lezat, enak, dsb.
38
Mahasiswa PBSI yang berinisial AF memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 12 September 2015 “kutulis puisi pada langi malam” Status pada AF tersebut sedang resah akan sesuatu. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata langit malam mempunyai makan konotasi yaitu malam hari. Sedangkan kata ku tulis puisi memiliki makna denotasi yang artinya dia sedang menulis puisi.
Mahasiswa PBSI yang berinisial AHR memakai penggunaan diksi dalam status Facebook yaitu pada 10 Agustus 2015 “Jangan salahkan laki-laki jajan diluar karna perempuannya gak pinter masak wkwkkwkw Udah tau perempuannya gak punter masak makanya cari duit yang bener biar bisa kursusin masak wkwkwk # semoga orangnya gak baca karna saya takut dimarahi.” Status pada AHR tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gak pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kemudian kata krna bisa menjadi karena. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata perempuannya gak pinter masak bermakna denotasi yang artinya perempuan yang dimilikinya tidak bisa memasak. Kata cari duit yang bener merupakan makna konotasi yaitu harus bekerja keras dengan sungguh-sungguh.
Status kedua AHR pada 21 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Ada 3 kemungkinan 1 cowoknya yang beruntung 2 isterinya yang gak tau di untung 3 cewenya yang lagi ngadu peruntungan
39
Saya mah yang pertama aja dah namanya juga semua laki laki itu curang wwkkwkw” Status kedua AHR tersebut berkaitan dengan status pertamanya pada 10 Agustus 2015 yaitu masih menyindir seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gak pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kata cowok sinonim dari kata pria, laki-laki. Kata cewek merupakan sinonim dari kata wanita dan perempuan. 2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata mah, aja, dah, untung, tau, merupakan kata populer yang biasa dipakai di masyarakat. 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata ngadu berasal dari kata mengadu, adu, dsb, kata ngadu tersebut mempunyai arti menyambung.
Mahasiswi PBSI yang berinisial AI memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 27 September 2015 “Miris liat isi dompet, sedang mengalami musim ceklik” Status pada AI tersebut mengalami rasa sedih. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata miris merupakan arti dari kasihan, perlu dikasihani, keadaan yang sangat mengundang keprihatinan, prihatin 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata mengalami musim ceklik merupakan konotasi yang artinya sedang sulit mendapatkan uang.
Mahasiswa PBSI yang berinisial AK memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 11 September 2015 “Waktu akan terasa berharga kala kita berguna Cinta akan terasa nyaman ketika datang cinta baru Nikmat akan terasa istimewa ketika datang sakit
40
Segala pengorbanan adalah modal Modal yangkau tanam akan berbuah kebajikan Segala pengorbanan adalah modal Modal yang ditanam ukurannya ikhlas Rindu tak tentu arah Aku rindu dia kekasihku yang biasa aku sebut NENG” Status pada AK tersebut mengalami rindu pada seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata nyaman bersinonim segar; sehat, sedap; sejuk, enak. Kata neng mempunyai arti panggilan kepada anak perempuan 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata rindu tak tentu arah merupakan bermakna konotasi yang artinya rindu yang tak tahu tujuannya.
Mahasiswa PBSI yang berinisial AKP memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 25 Agustus 2015 “Tu kn jadian jg akhir‟y. Apa kata q bilang. Klo cinta sudah melekat tai ayam pun terasa coklat...kwkwkwkwkw” Status pada AKP tersebut meledek temannya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata klo pada status di atas merupakan sinonim dari kalau. Kemudian kata tu bisa menjadi itu. Kata kn juga bersinonim kan. Kata q bersinonim menjadi aku, saya. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata klo cinta sudah melekat tai ayam pun terasa coklat bermakna konotasi yang artinya kalau cinta sudah menyatu apapun menjadi enak. 3. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata populer pada status tersebut yaitu, tu, kan, jadian. 4. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang
41
a. Slang: kata jadian merupakan kata yang di gunakan untuk oramg yang baru resmi pacaran
Status kedua AKP pada 30 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “haduh... jd gk enak badan gini” Status kedua AKP tersebut sedang mengalami sakit. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gk pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata gk enak badan merupakan kata denotasi yang artinya AKP sedang sakit. 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata haduh dapat diartikan kata seru untuk menyatakan rasa heran, sakit, dan sebagainya.
Mahasiswi PBSI yang berinisial AL memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 26 September 2015 “Janganlah kau merasa wow dulu. Karena saya tak akan peduli dengan tingkahmu itu. bagi saya ya terserah kamu saja bodo amat” Status pada AL tersebut sedang merasa kesal dengan seseorang yang acuh pada AL. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata bodo pada status di atas merupakan sinonim dari bodoh. Kemudian kata amat mempunyai sinonim yaitu sangat, terlalu. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata wow mempunyai banyak arti yaitu hebat, kagum, sedikit sirik. Namun arti yang paling pas untuk status tersebut adalah hebat.
42
Status kedua AL pada 29 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Aku mencintai cinta yang ku punya” Status pada AL tersebut sedang jatuh cinta. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata aku mencintai merupakan kata denotasi yaitu kata yang sebenarnya di ungkapkan oleh AL.
Mahasiswa PBSI yang berinisial AM memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 6 Agustus 2015 “Kesalahan Terindah Ini mungkin adalah hal terluntah untuk diriku, jatuh di dalam kubangan yang dalam dan terjebak di sana. Walau seperti itu, terdapat rasa yang begitu untuk seorang yang indah yang kini telah pergo dengan rasa yang berbeda dariku dan mencari manusia impiannya yang begitu indah. Tak ada rasa sesal untuk tetap menyimpan rasa terindah untuk dirimu yang telah menghilang dalam kilauan cahaya yang membentang membarisi langkah depanku hingga ku tak mampu melihatmu. Mungkin ini adalah hal terbodoh yang ku ukir di kedihupanku, melakukan kesalahan yang ku anggap tetaplah terindah untuk ku. Langkah ku selalu teriring doa yang terbaik untuk kehidupanmu, walaupun hanya dua kaki ini berjalan sendiri menuju kehidupan abadi yang diciptakan Maha Kuasa. Tanpa kau tahu, dari sudut terjauh aku akan selalu menyertakan hembusan doa kebaikan untukmu untuk senyum bidadari yang takkan lekang terkikis dunia fana. Tetaplah engkau tersenyum dengan senyum bidadari mu hingga engkau menutup buku kehidupanmu dengan segala keindahan yang kau ciptakan dan semiga engkau bahagia dengan apa yang kau pijaki. Dan aku mungkin akan terhapuskan seperti tulisan yang terdapat kesalahan pada baris di suatu kertas.” Status pada AM tersebut mendoakan untuk kekasih di masa lalunya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
43
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata hanya dua kaki ini berjalan merupakan kata denotasi, karena fungsi kaki memang untuk berjalan. Kata buku kehidupan merupakan kata konotasi yang artinya meninggal atau mati. 2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata terluntah, teriring, lekang, tekikis, pijaki merupakan kata kajian karena sulit dipahami oleh masyarakat.
Mahasiswa PBSI yang berinisial AN memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 8 September 2015 “Bangsat, anjing, laknat!” Status pada AN tersebut seakan sedang meluapkan kemarahannya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata bangsat pada status di atas merupakan sinonim dari katakata yang dipakai untuk merujuk kepada orang-orang yang kurang ajar. Kemudian kata anjing yaitu binatang menyusui yang biasa dipelihara untuk menjaga rumah, berburu, dan sebagainya. Kata laknat juga bersinonim yaitu orang yang terkutuk.
Status kedua AN pada 29 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Lucunya kampus uin. Mahasiswa ga boleh ikut uas kalo kehadiran lebih dari 3x. Tapi dosen masih boleh mengajar jika hanya datang beberapa kali. Miris. Walau tak semua dosen seperti itu.” Status pada AN tersebut sedang mengkritik kampusnya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga, tak pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kemudian kata kalo bisa menjadi ada kalau. Kata miris
44
merupakan arti dari kasihan, perlu dikasihani, keadaan yang sangat mengundang keprihatinan, prihatin
Mahasiswi PBSI yang berinisial ANF memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 25 Agustus 2015 “puyeng, mata berair, badan panas, mau ngapa2in ga konsen..” Status pada AK tersebut mengalami rindu pada seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kemudian kata puyeng bisa menjadi pusing kepala. Kata mau juga bersinonim ingin, hendak. Kata konsen bersinonim fokus. Kata ngapa2in bersinonim tidak sedang melakukan kegiatan.
Mahasiswi PBSI yang berinisial AP memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 8 Agustus 2015 “Semoga ga bareng sama orang-orang itu lagi... sebel” Status pada AP tersebut sedang berharap dan menyindir seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kata bareng bersinonim bersama-sama, mengiringi, menyertai. Kata sebel juga bersinonim yaitu kecewa, tidak senang, kesal hati.
Mahasiswi PBSI yang berinisial AR memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 24 Agustus 2015 “Selamat malam Malam... Sengaja aku menyapa mu begitu malam ini tidak ada hujan tapi aku juga tidaj bisa melihat bintang mungkin karena kotaku begitu terang Malam... aku begitu rindu merindukanmu merindukan sejuknya angin yang kau hembuskan merindukan menanti bintang jatuh di atas loteng
45
Oh malam... apakah kau tau ini begitu sulit semua terbelenggu oleh keadaan yang ada aku terikat oleh janji yang tak pernah aku buat janji yang ada sejak zaman nenek moyang Malam... rasanya ini begitu sulit aku terikat oleh keadaan sebagai aku aku ingin lari dan marah tapi semua percuma karena aku ada karena peraturan itu Ah malam... kau sungguh menawan Malam... kau begitu lucu Status pada AR tersebut mengalami rindu pada seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata terbelenggu merupakan arti dari terkurung; tidak bebas lagi. Kemudian kata loteng bersinonim langit-langit rumah dari papan, atap rumah. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Mungkin karena kotaku begitu terang mempunyai makna konotasi yang artinya tempat tinggalnya penuh dengan gedung tinggi dan banyaknya pancaran sinar lampu. 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata terbelenggu merupakan arti dari terkurung; tidak bebas lagi.
Mahasiswi PBSI yang berinisial ARN memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 23 Agustus 2015 “Kepo itu ga ada gunanya, mending langsung PING!!! Hahaha” Status pada ARN tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga dapat bersinonim tdak. Kata mending bersinonim dengan lebih baik, agak baik, lumayan. Pemakaian Jargon,
46
2. Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata kepo yang berarti orang yang serba ingin tahu, bisa jadi semacam kecanduan untuk tahu segala hal yang sepele.
Status kedua AL pada 25 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “heettt ni hp bikin gedek bae ya!” Status pada ARN tersebut mengalami kesal pada telepon gengamnya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata hp atau handphone dapat bersinonim telepon gengam. Kata gedek bersinonim dengan kesal, dongkol, gondok. Kata ni dapat berati ini. Kemudian kata bae dapat berati baik. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang b. Slang: heettt.
Mahasiswi PBSI yang berinisial BJ memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 30 September 2015 “Ngeselin adalah ketika udah rapi terus mules. Kebiasaan Ban! Dari jaman kuliah” Status pada BJ tersebut mengalami kesal. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata udah dapat berati sudah. Kata ngeselin bersinonim menyebalkan, kesal. Kata mules bersinonim sakit perut. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata Ban hanya BJ yang dapat mengetahui arti Ban tersebut.
47
Mahasiswi PBSI yang berinisial CM memakai penggunaan diksi pada status Facebook yaitu pada 6 September 2015 “Wahai cermin ajaib. Siapa wanita yg paling cantik separung raya, ciseeng raya dan sekitarnya. Wkwkwk” Status pada CM tersebut sedang berimajinasi. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata yg dapat berati yang. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata se-parung raya, ciseeng raya merupakan bermakna denotasi karena menunjukkan sebuah wilayah. 3. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus Se-parung raya, ciseeng raya merupakan kata khusus karena menujukkan tempat dari kata umum Bogor.
Status kedua CM pada 6 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Bu kmrn kakinya knp?| gak knp2| bisa jalan bu?| bisa| oke nanti saya jemput jam brp bu?| hah jemput?| yess ibu kena udah 2 kali. Hehehe| *kelakuan murid kelas 1 SMA eerrrrr” Status pada CM tersebut merasakan kelucuan yang diberikan oleh muridnya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata kmrn berati kemarin. Kata gak dapat bersinonim tidak. Kata oke bersinonim iya, baiklah, ya. Kata knp berati kenapa dan kata brp berati berapa. Kata udah berati sudah. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata kelakuan murid kelas 1 SMA bermakna denotasi karena kelas 1 SMA yang melakukan lelucon kepada gurunya. 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata hah yang dapat berati kager, terkejut. Kata eerrrr dapat berarti geraman.
48
Mahasiswa PBSI yang berinisial DD memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 6 September 2015 yaitu “Apa yg anda kerjakan bukan apa yg anda pikirkan. Kalau Cuma dipikirin gak akan berbuah hasil, tpi kalau dikerjain walaupun tanpa dipikirin pasti berbuah manis” Status pada DD tersebut memberitahu seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gak dapat bersinonim tidak. Kata yg dapat berati yang. Kata tpi dapat berati tapi. Kata dipikirin dapat bersinonim dipikirkan dan kata dikerjain dapat berati dikerjakan.
Mahasiswa PBSI yang berinisial DH memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 9 Agustus 2015 yaitu “Memilih atau dipilih itu hak setiap orang. Termasuk tidak memilih dan dipilih. Keduanya merupakan negasi dan bagian dari pilihan. Seperti halnya mencinta, dicinta, tidak mencinta dan tidak dicinta. Karena hidup adalah pilihan.” Status pada DH tersebut sedang jatuh cinta. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata negasi yang berarti penyangkalan, peniadaan, kata sangkalan dapat bersinonim dengan bukan, tidak. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata memilih atau dipilih itu hak setiap orang bermakna denotasi karena setiap orang berhak memilih hidupnya.
Mahasiswi PBSI yang berinisial DIL memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 5 Agustus 2015 yaitu “Ini kejadiannya barusan, sekitar 15.00 Gw baru banget bangun tidur dan nyawa belom kumpul semua, tiba2 ada suara yang Gw kenal banget, yes kang tahu bulet, udah lama doi ngga lewat. Keluarlah Gw dengan iler dan keadaan setengah sadar. Dengan langkah gontai Gw
49
berentiin mobil dengan bak terbuka yang Gw kira jualan tahu bulet itu, “bang 10rb ya, yang panas yang baru di goreng” kejadian selanjutnya mau tau ngga apa?! Yes Gw salah, dengan solehnya si abang yang di mobil itu bilang “dipilih neng mau beli apa, mangkok plastiknya 10rbu 3 tapi ngga pake di goreng dulu neng hahaha *si abang nyengir lebar banget*” fak Gw salah ngeberentiin dagangan Gw kira kang tahu bulet ternyata kang parabot! Suara speaker mereka sama, serak serak dan gaya ngomongnya juga sama, jenis bak terbuka, jangan salahin Gw karna ngga liat, ya maklum aja setengah sadar. Akhirnya Gw tinggalin abang2 itu tanpa ngomong apapun lagi, dan diapun Cuma bengong ngeliatin kepergian Gw, untung sepi dan si abang ngga ngejar Gw kayak di film2 india. Asem asem!” Status pada DIL tersebut merasakan kelucuan yang terjadi pada dirinya sendiri. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata barusan bersinonim baru saja, belum lama, baru sebentar. Kata gw bersinonim aku, saya. Kata banget bersinonim sangat. Kata ngga bersinonim tidak. Kata gontai bersinonim lambat, perlahan-lahan. Kata mau bersinonim ingin. Kata nyengir bersinonim tersenyum. Kata ngomong bersinonim berbicara. Kata bengong bersinonim heran, terheran. Kata kang dapat berati tukang. Kata belom berarti belum. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata dengan langkah gontai merupakan bermakna konotasi yang artinya dengan langkah yang lambat. 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata doi berarti 'dia' atau 'pacar' dan dipopulerkan pada tahun 80-an. Kata fak berati seruan karena rasa marah. Kata asem merupakan bahasa jawa, sebagai ungkapan kekesalan terhadap seseorang/sesuatu hal yang terjadi.. hampir sama dengan kata sialan, kurang ajar
50
Mahasiswi PBSI yang berinisial DK memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 19 Agustus 2015 yaitu “Kalau harapan gak sesuai kenyataan, ya syukuri aja.” Status pada DK tersebut bersyukur yang telah di dapatinya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gak bersinonim kata tidak. Kata aja dapat berarti saja. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata ya syukuri aja bermakna denotasi yang berarti DK telah mensyukuri yang telah di dapatinya.
Mahasiswi PBSI yang berinisial DLS memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 26 Agustus 2015 yaitu “Lama ga berkabar tetiba add path” Status
pada
DLS
tersebut
merasakan
senang.
Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kemudian kata berkabar bisa menjadi ada kabar. Kata tetiba juga bersinonim tiba-tiba. 2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus Penggunaan kata path merupakan kata khusus dari media sosial.
Status kedua DLS pada 18 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Padat merayap ga nyampe-nyampe. Lapeeerrr” Status pada DLS tersebut kesal karena terjadi macet. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
51
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kata nyampe bersinonim datang, tiba, sampai. Kata laper berarti lapar. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata laper atau lapar bermakna denotasi karena DLS merasakan ingin makan
Mahasiswi PBSI yang berinisial DR memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 19 Agustus 2015 yaitu “Piknik dululah biar ga ayan” Status pada DR tersebut sedang piknik. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kata biar bersinonim agar, supaya. Piknik bersinonim jalan-jalan, pergi ke suatu tempat. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata ayan merupakan makna denotasi karena ayan merupakan penyakit pitam (yang apabila kambuh, penderita kehilangan kesadaran disertai kejang pada seluruh tubuh, lalu jatuh dan mulutnya berbuih), epilepsi.
Status kedua DR pada 9 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Piknik dulu biar gak kejepit pintu” Status pada DR tersebut sedang piknik. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
52
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga pada status di atas merupakan sinonim dari tidak. Kata biar bersinonim agar, supaya. Piknik bersinonim jalan-jalan, pergi ke suatu tempat. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata piknik dulu biar gak kejepit pintu bermakna konotasi yang artinya jalan-jalan dulu supaya tidak sakit.
Mahasiswi PBSI yang berinisial DTA memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 8 Agustus 2015 yaitu “Galau di depan umum itu tidak keren! Dasar payah! Dasar lemah!” Status pada DTA tersebut sedang mengkritik seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Galau dapat bersinonim bimbang, resah, gelisah, gundah, gulana. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata galau merupakan kata yang umumnya di lontarkan oleh anak-anak remaja dan baru tau pergaulan. Kata ini menerangkan keadaan yang sedih namun dibuat seakan-akan
penuh
dengan
penderitaan
dan
penuh
ketidakberdayaan akan sesuatu hal.
Mahasiswi PBSI yang berinisial EN memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 9 September 2015 yaitu “Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya, hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalini hidup dengan caranya. Status pada EN tersebut sedang memberitahu seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
53
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata menyusup bersinonim masuk kedalam, masuk secara diam-diam, menyesuaikan diri. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Hingga kau menyusup ke balik kulitnya merupakan makna konotasi yang artinya masuk ke dalam kehidupannya. 3. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata menyusup merupakan termasuk kata kajian karena masyarakat jarang memakai kata menyusup.
Mahasiswi PBSI yang berinisial ES memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 21 Agustus 2015 yaitu “Udah mau 1 minggu hp hilang. Sejak itu, komunikasi jadi terbatas. Mau ngubungin temen aja susah. Mana kontak penting di situ semua. Sekarang segala sesuatunya sangat tergantung sama benda bernama hp” Status pada ES tersebut mengalami kesedihan karena telepon gengamnya hilang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata hp atau handphone dapat bersinonim telepon gengam. Ngubungin
dapat
bersinonim
bertalian,
bersangkutan,
berkaitan, hubung. Kata mau bersinonim ingin, akan, hendak, sudi. Kata udah dapat berati sudah. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Udah mau 1 minggu hp ilang kalimat tersebut bermakna denotasi karena menjelaskan telepon gengamnya sudah hilang 1 minggu yang lalu.
Mahasiswi PBSI yang berinisial ESR memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 23 Agustus 2015 yaitu “ditanyainkapan lulus. Ketika universitas swasta dan negeri di banding-bandingkan ya jelas beda. Pa perlu masuk UIN SH dulu. Apalagi S1 dan D3 beda. Ko asal
54
judge bodoh dan bermasalah. Saya iyakan kalau pintar takkan belajar dna kalau ga bermasalah tak akan ada tugas skripsi.” Status pada ESR tersebut mengalami kesal pada seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga bersinonim tidak. Kata pa berarti apa. Kata judge bersinonim main hakim sendiri, memaki, merendahkan orang lain, hakim. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata ko yang artinya kaget dicampur binggung.
Status kedua ESR pada 18 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “jikalau berdiam diri apa yang akan didapat...” Status pada ESR tersebut menyarankan kepada seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi jikalau berdiam diri apa yang akan didapat bermakna konotasi yang artinya harus bekerja keras agar tercapai semua keinginannya.
Mahasiswi PBSI yang berinisial FA memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 1 Agustus 2015 yaitu “Belom nikah aja udah panggil istri, orang mah calon istri baru pantes. Yang udah nikah aja ga gitu-gitu amat. Haha” Status pada FA tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga bersinonim tidak. Kata aja dapat berati saja, kata gitu berarti begitu. Kata amat bersinonim sangat, terlalu.
55
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata mah.
Status kedua FA pada 6 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “kalo gue d suruh inget ama sodara, tapi kenapa yang lain selalu ga inget ama sodara?” Status pada FA tersebut sedang kesal pada seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga bersinonim tidak. Kata gue bersinonim saya, aku. Kata kalo berarti kalau. Kata ama berarti sama dan kata sodara berarti saudara, kata inget berarti ingat.
Mahasiswi PBSI yang berinisial FAP memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 27 Agustus 2015 yaitu “Hampir lupa sama tgl ultah, itupun diingetin Ibu sama dd haha...” Status pada FAP tersebut senang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata tgl berarti tanggal. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: dd kata tersebut hanya untuk adiknya saja.
Mahasiswa PBSI yang berinisial FS memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 1 Agustus 2015 yaitu “Meskipun kita sering kata kataan, dia tetep my idiot sister” Status pada FS tersebut sedang meledek adik perempuannya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
56
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata sering bersinonim berulang-ulang. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata-kataan dapat diartikan sedang meledek.
Mahasiswi PBSI yang berinisial FY memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 11 Agustus 2015 yaitu “Jenguk sahabat TK, semangat ya cantik harus yakin klo lu bakal sembuh. Kita semua sayang lu.” Status pada FY tersebut sedang menyemangati sahabat TK yang sedang sakit. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata lu bersinonim kamu, anda. Kata jenguk bersinonim mendatangi, menengok, mengunjungi. Kata kalo berarti kalau.
Status kedua FY pada 15 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Melipir duu sebelum pulang haha jagan kapok yak ke tangerang” Status pada FY tersebut sedang senang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata yak bersinomim ya. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata tangerang bermakna denotasi karena kata tempat. 3. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus Kata tangerang merupakan kata umum karena tidak tertuju pada tempat tertentu. 4. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata melipir diartikan mampir. Kata kapok yang artinya tahu rasa.
57
Mahasiswi PBSI yang berinisial HW memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 10 Agustus 2015 yaitu “Ciyee si Emba kok cuma path cowo gue aja sih yang di add path gue ngga? Padahal dulu di fb lo yang ngeadd gue hahaa” Status pada HW tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gue bersinonim saya, aku. Kata lo bersinonim anda, kamu. Kata cowo bersinonim laki-laki dan pria. Kata add berarti menambahkan Kata path merupakan kata khusus dari media sosial. 2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: si Emba kata ini hanya HW yang mengetahui panggilan untuk siapa. b. Slang: kata ciyee yang seolah-olah meledek.
Mahasiswi PBSI yang berinisial HWD memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 22 Agustus 2015 yaitu “klo ga pake kacamata baru deh ni muka keliatan tirus” Status pada HWD tersebut senang karena terlihat tirus seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga bersinonim tidak. Kata klo dapat berarti kalau. Kata tirus berarti makin ke ujung makin kecil. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata deh merupakan akhiran untuk menunjukkan penerimaan dengan keterpaksaan
58
Status kedua HDW pada 8 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Akibat kondangan ga jadi karena hujan” Status pada HWD tersebut terlihat kecewa. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga bersinonim tidak. Kata kondangan berarti pergi menghadiri undangan perkawinan 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Akibat kondangan ga jadi karena hujan merupakan bermakna denotasi karena hujan tidak jadi kondangan.
Mahasiswa PBSI yang berinisial IH memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 2 Agustus 2015 yaitu “hanya malam yang menghapus kebingungan, semoga tak tersandung karena bulan yang merdu bersenandung” Status pada IH tersebut merasakan rindu pada seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata tak dapat bersinonim tidak. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi bulan yang merdu bersenandung bermakna konotasi yang artinya bulan sedang menyinari bumi.
Mahasiswi PBSI yang berinisial IKS memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 4 September 2015 yaitu “Tiada guna bersama jika telah berkhianat” Status pada IKS tersebut merasakan kecewa pada seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
59
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata telah bersinonim sudah, selesai. Kata berkhianat dapat berarti perbuatan tidak setia, tipu daya, perbuatan yang bertentangan dengan janji.
Status kedua IKS pada 22 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Engap bangeet, butuh hiburan” Status pada IKS tersebut merasa butuh libur. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata banget bersinonim sangat, terlalu, amat. Kata engap berarti susah bernafas.
Mahasiswi PBSI yang berinisial IM memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 15 Agustus 2015 yaitu “Kebahagian ketika mengingat wajah kalian adalah sebuah keniscayaan. Masa dimana iman terasa nikmat saat dinikmati berempat, masa dikala ukhuwah begitu erat kita jalin juga berempat, belajar berempat, menangis berempat, tertawa berempat, tilawah berempat, berbagi rahasia berempat. Yang paling menyenangkan adalah saat memakai jilbab dengan warna yang sama, berempat Jika di akhirat saya terancam ke neraka, panggil namaku ya! Supaya kelak kita bisa ke syurgaNya juga berempat” Status pada IM tersebut merasakan kebahagiaan. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata niscaya bersinonim tentu, pasti, tidak boleh tidak. 2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata niscaya merupakan kata kajian karena masyarakat jarang memakai kata niscaya.
60
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata ukhuwah arti dalam islam yaitu persaudaraan. Kata tilawah yang artinya pembacaan (ayat Alquran) dengan baik dan indah. Kata ukhuwah dan tilawah ini dipakai biasanya oleh para santri, santriwati, serta para ulama.
Mahasiswa PBSI yang berinisial IMM memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 15 Agustus 2015 yaitu “Kenapa mesti terbangun, jika di dalam mimpi aku bisa terus bersamamu.” Status pada IMM tersebut merindukan seseorang untuk terus bersama. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata mesti bersinonim pasti, tentu. Kata terus bersinonim lanjut, selalu, lalu. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi jika di dalam mimpi aku bisa terus bersamamu bermakna konotasi yang artinya ingin selalu bersama.
Mahasiswi PBSI yang berinisial INA memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 4 September 2015 yaitu “Selesai sudah petualangan kami,, banyak cerita yang terukir hari ini.. pagi hari kami naik kereta api, memilah dan memilih baju bersama dari Tanaha abang sampai ke Thamrin City, beli jilbab bersama (safra dan fadlan juga ikut membeli loch.. hehe), beberapa saat kita terfikirkan untuk membeli cincin tanda persahabatan. Setelah bertawaf ke Tamchit kita berlanjut naik bus tingkat. Inilah kali pertama kita naik bus pariwisata kota Jakarta, turun dari bus kami melanjutkan tawaf ke Kotu, mengantar safra dan fadlan membeli amunisi. Setelah itu tibalah kami kembali ke kandang masing-masing. sudah begitu saja cerita kami” Status pada INA tersebut merasakan senang berjalan bersama teman-temannya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
61
1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi tanah abang dan thamrin city merupakan bermakna denotasi karena menunjukkan nama tempat. 2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus Kata tanah abang dan thamrin city merupakan kata khusus dari kata umumnya yaitu jakarta selatan. 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata tawaf merupakan bentuk ibadah dengan berjalan
mengelilingi
Kakbah
tujuh
kali
(arahnya
berlawanan dengan jarum jam atau Kakbah ada di sebelah kiri kita) sambil berdoa.
Mahasiswi PBSI yang berinisial IPY memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 11 September 2015 yaitu “Guru-guru keceh” Status pada IPY sedang merasakan senang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata keceh atau disebut juga kece yang artinya cakep, bagus, cantik ataupun ganteng.
Mahasiswa PBSI yang berinisial IR memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 12 Agustus 2015 yaitu “Aku melihat Tuhan ketika bersamamu, buka aku menuhankan engkau, tapi karena sosokmu yang menandakan Tuhan itu indah dan nyata” Status pada IR tersebut mengingat Tuhan ketika bersama seseorang itu. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Aku melihat Tuhan ketika bersamamu kalimat tersebut bermakna konotasi yang artinya IR mengingat Tuhan ketika bersamanya.
62
Mahasiswi PBSI yang berinisial IRF memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 10 September 2015 yaitu “Susu kedelai buatan bumil enak juga... mantap dah... Status pada IRF tersebut merasakan senang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata buatan bersinonim bikin, kerjakan, lakukan, hasil. Kata mantap bersinonim kuat, tetap. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata bumil yang artinya ibu hamil atau ibu yang sedang mengandung anak. Kata dah.
Mahasiswi PBSI yang berinisial IS memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 13 Agustus 2015 yaitu “gak semua perasaan memang musti diungkapin, mungkin antara lo itu berusaha bersikap bijak, atau karena ketidakberdayaan lo buat bilang apa yang lo rasain.” Status pada IS tersebut mengkritik seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gak bersinonim tidak. Kata lo bersinonim kamu, anda. Kata musti atau disebut juga mesti bersinonim tentu, pasti. Kata buat bersinonim bikin, kerjakan, lakukan.
Status kedua IS pada 24 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “ka, gue ga pernah bilang gitu, temen gue emang brengsek nmanya lintang. Cuma pgn iseng doang tuh orang” Status pada IS tersebut merasa kesal. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
63
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga bersinonim tidak. Kata doang bersinonim hanya, saja. Kata gue bersinonim aku, saya. Kata gitu berarti begitu. kata tuh berarti itu. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata brengsek merupakan kata-kata yang dipakai untuk merujuk kepada orang-orang yang kurang ajar
Mahasiswi PBSI yang berinisial IW memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 29 September 2015 yaitu “Sebenarnya dah nyerah tapi mau nyerah tinggal di ujung jalan.. jadi tetep semangat aja deh.” Status pada IW tersebut menyemangati dirinya sendiri. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata nyerah bersinonim pasrah. Kata mau bersinonim ingin, hendak, akan. Kata dah dapat berarti sudah. Kata aja berarti saja. Kata tetep berarti tetap.
Mahasiswa PBSI yang berinisial JS memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 18 September 2015 yaitu “Hujan lg hujan lg jakarta sedang diuji dengan banjir dan hujan.” Status pada JS tersebut merasakan kecewa. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata sedang bersinonim baru saja, lagi. 2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus Kata Jakarta merupakan kata umum.
64
Mahasiswa PBSI yang berinisial IK memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 23 Agustus 2015 yaitu “SAYA TIDAK SANGGUP” Status pada IK tersebut menggambarkan sedang kacau. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Saya tidak sanggup bermakna konotasi yang artinya menyarah.
Mahasiswa PBSI yang berinisial KM memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 31 Agustus 2015 yaitu “Makasih adek-adekku yang telah memberikan partisipasi dalam pelatihan Nasyid. Semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan sholehah.” Status pada KM tersebut merasakan senang karena banyak yang ikut partisipasi dalam pelatihan. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata adek berarti adik. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata nasyid salah satu seni Islam dalam bidang seni suara.Biasanya merupakan nyanyian yang bercorak Islam dan mengandungi kata-katanasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang sejenisnya. Biasanya nasyid dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang.
Mahasiswi PBSI yang berinisial LLN memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 13 September 2015 yaitu “Entah dalam rangka apa, mereka ketika masuk ke dalam rumah sudah bawa donat yang diberi lilin dan sambil nyanyi “Happy Birthday” padahal saya gak lagi ultah. Hihi dan mereka Cuma bilang mau kasih surpise aja. Jadi terharu Terima kasih Rainbow atas kejutan tak terduga ini, semoga kebersamaan ini akan selalu terjaga.”
65
Status pada LLN tersebut merasa senang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gak bersinonim tidak. Kata aja dapat berarti saja. Kata nyanyi berarti menyanyi, berlagu. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata Ranbow hanya LLN yang dapat mengetahui panggilan itu ditujukan untuk siapa. b. Slang: kata ultah merupakan kepanjangan dari ulang tahun.
Mahasiswi PBSI yang berinisial LN memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 28 September 2015 yaitu “ada sesuatu yang membelenggu hati dan pikiran. Bebaskanlah, merdekakanlah..! Kamu adalah raja dari hati dan pikiranmu, jangan sampai lingkungan yang mempengaruhimu.” Status pada LN tersebut sedang memberitahu seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kamu adalah raja dari hati dan pikiranmu bermakna konotasi yang berarti hanya diri sendiri yang dapat mengontrol hati dan pikiran. 2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata membelenggu merupakan kata kajian yang artinya terikat, terkurung, tidak bebas.
Mahasiswa PBSI yang berinisial MA memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 7 Agustus 2015 yaitu “lama nian tak buka facebook” Status pada MA tersebut senang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata tak bersinonim tidak.
66
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata nian merupakan kata kajian yang artinya benar, sungguh, sangat, sekali.
Mahasiswi PBSI yang berinisial MF memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 12 Agustus 2015 yaitu “ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi” Status pada MF tersebut sedang memberitau keadaan seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ia bersinonim dia, anda, kamu. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata hujan rintik-rintik bermakna konotasi yang artinya gerimis.
Mahasiswa PBSI yang berinisial MI memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 10 Agustus 2015 yaitu “udah pesek, pake pilek segala lagi hahaha” Status pada IMM tersebut merindukan seseorang untuk terus bersama. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata udah berarti sudah dan kata pake berati pakai. Kata pesek berati hidungnya pipih dan kata pilek merupakan sakit (demam) dengan banyak mengeluarkan ingus (biasanya disertai batuk-batuk kecil)
Mahasiswi PBSI yang berinisial MM memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 5 Agustus 2015 yaitu “selamat ulang tahun yang ke-10. Semakin pintar, makin solehah ya Dek”
67
Status pada MM tersebut sedang mengucapkan selamat ulang tahun. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata Dek disini merupakan sebuah panggilan MM kepada seseorang, hanya MM dan sekelompok orang yang mengetahui kata Dek tersebut untuk siapa.
Mahasiswi PBSI yang berinisial MN memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 6 Agustus 2015 yaitu “Nah, kalau begini lumayan lah hanya menguras ¼ dari otak. Kalau full ga sanggup. Hai Es batu selamat pagiiiiiiiiiiiiiiiii..............” Status pada MN tersebut merasakan kelegaan. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga bersinonim tidak. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata Es batu disini merupakan sebuah panggilan MN kepada seseorang, hanya MN yang mengetahui panggilan tersebut untuk siapa. b. Slang: kata Nah dapat bearti melegakan.
Mahasiswi PBSI yang berinisial MPP memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 30 Agustus 2015 yaitu “cewe” kece yang akan menyusul wisuda di angka cantik tahun depan hehehe amin ya Allah” Status pada MPP tersebut sedang berharap akan sesuatu. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata cewe bersinonim perempuan, wanita. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kata angka cantik bermakna konotasi yang artinya angka yang mudah untuk diingat.
68
3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata kece yang artinya cakep, bagus, cantik ataupun ganteng.
Status kedua MPP pada 30 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, Modus di dalam angkot!! Boy: mau kemana neng? Me: ciputat Boy: gak dianterin suami neng? Me: (kaget) belum punya suami bang Boy: oh gitu, kerja atau kuliah? Me: masih kuliah Boy: semseter berapa? Me: (dalam hati) kepo banget ni orang, semester 9 Boy: wah sebentar lagi dong neng Me: insha Allah Hening ....... beberapa menit Boy: emang gak di anterin sama pacarnya, kan jauh? Me: (senyum) Boy: ko senyum, gak punya pacar ya neng? Me: (dalam hati) ih apaan sih! Boy: pacar ga punya, kalo pin bbm punya kan neng? Saya boleh minta? Me: (jengjengjeng..... pura-pura mati) Status pada MPP tersebut merasa risih dengan seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gak bersinonim tidak. Kata mau juga bersinonim ingin, hendak. Kata banget bersinonim sangat. Neng mempunyai arti panggilan kepada anak perempuan. Kata bang berarti abang atau kakak. Kata ni dapat berarti ini. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Kata percakapan: emang, sih, ih. b. Slang: kata kepo yang berarti orang yang serba ingin tahu, bisa jadi semacam kecanduan untuk tahu segala hal yang sepele. Kata bbm merupakan singkatan dari BlackBerry
69
Messenger. Kata jengjengjeng dapat berarti tiruan barang bersentuhan atau bergesekan.
Mahasiswi PBSI yang berinisial MQ memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 13 Agustus 2015 yaitu “ketika kaka gue pesen gojek dan nunggu depan rumah, adek gue berpesan kepada gue: “gojeknya ganteng tau ta, idungnya mancung, kakak nikah aja sama dia” muiia sekali hatimu nak.” Status pada MQ tersebut menceritakan adiknya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gue bersinonim aku, saya. Kata nunggu berarti menunggu. Kata adek berarti adik. Kata tau berarti tahu. Kata idung berarti hidung. Kata aja berari saja. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata gojek berati ojek online.
Mahasiswi PBSI yang berinisial MR memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 30 September 2015 yaitu “salam. Untuk teman-teman yag punya bbm saya silahkan di delcon saja karena hpnya hilang di copet di stasiun. Maaf jika ada yang bbm, wa, line tidak dibalas karena hpnya sudah raib. Status pada MR tersebut sedang sedih karena kehilangan telepon genggamnya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata hp bersinonim telepon gengam. Kata raib bersinonim hilang. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata bbm merupakan singkatan dari BlackBerry Messenger. Kata wa singkatan dari Whatsapp dan kata line merupakan aplikasi chatting online.
70
Mahasiswi PBSI yang berinisial MRP memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 25 September 2015 yaitu “suka pengen nngis klo baca kisah” ini, andaikan gw orang kayak dan ketemu anak itu, mungkin anak itu bisa jadikan anak angkat, dan bsa berkehidupan seperti layak,e anak” di luar sana.. Sungguh mulia hatimu dee..” Status pada MRP tersebut sedang berandai-andai. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata pengen bersinonim ingin. Kata klo berarti kalau, kaya bsa berarti bisa, kata layak,e berarti layaknya, kata nngis berarti menangis. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata dee di sini hanya MRP yang mengetahui untuk siapa panggila tersebut.
Mahasiswa PBSI yang berinisial MS memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 17 Agustus 2015 yaitu “boleh percaya boleh juga ngeyel” Status pada MS tersebut sedang memberitahu. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ngeyel berarti tidak mau mengalah dalam berbicara; ingin menang sendiri dalam berbicara.
Mahasiswa PBSI yang berinisial NA memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 28 Agustus 2015 yaitu “kenapa dia gak cayang akoe” Status pada NA tersebut sedang merasakan kesedihan. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gak bersinonim tidak.
71
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata cayang berarti sayang dan kata akoe berarti aku. Kedua kata tersebut merupakan bahasa gaul yang kini dipakai anak remaja.
Mahasiswi PBSI yang berinisial NLH memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 19 Agustus 2015 yaitu “NADJONG! Fotocopi satu lembar 300! Nggak lagi deh fotokopi di situ. Tulisannya 24 jam buka, harga mahal, palayanan nol besar!” Status pada NLH tersebut sedang merasa kesal. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata nggak bersinonim tidak. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Fotocopi satu lembar 300 dan 24 jam buka bermakna denotasi. 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata nadjong merupakan arti dari najis, amit amit, pokoknya yg jelek jelek
Mahasiswi PBSI yang berinisial NLT memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 5 Agustus 2015 yaitu “Si sulis facebooknya mana? W susah nandain/ngetag” Status pada NLT tersebut merasakan kebingungan. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata w bersinonim aku, saya. Kata nandain berarti menandai 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata ngetag merupakan untuk menandai di facebook.
72
Mahasiswi PBSI yang berinisial NN memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 6 September 2015 yaitu “Kata mereka aku tak bisa lakukan ini, Pak Kata mereka aku tak bisa lakukan itu, Pak Tapi, kau selalu bisikan bahwa ketidakmungkinan itu mustahil dan akan segera lenyap bersama keyakinan. Pak terima kasih atas cinta yang tak terperi dan kasih yang diberi” Status pada NN tersebut menyatakan cinta untuk orang tuanya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata tak bersinonim tidak. Kata lenyap bersinonim tidak ada lagi, hilang, musnah. 2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Tak terperi merupakan kata kajian yang jarang digunakan oleh masyarakat yang artinya tidak terkatakan.
Mahasiswi PBSI yang berinisial NUN memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 8 Agustus 2015 yaitu “moga suaranya langsung pulih lagi” Status pada NUN tersebut sedang berharap. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata moga berarti semoga. Kata pulih bersinonim kembali, sembuh.
Mahasiswi PBSI yang berinisial NW memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 24 September 2015 yaitu “perjalanan yang „emejing‟!!!” Status pada NW tersebut merasakan
senang.
Kemudian
penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata emejing yang berarti amazing yang artinya menajubkan.
73
Status kedua NW pada 11 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “maaciw ciwi2 rumpies udah gangun bobok” Status pada NW tersebut merasakan kesenangan Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ganggu berarti mengganggu. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slamg: kata maaciw yang juga berarti makasih, kata ciwi atau cewek yang bararti wanita atau perempuan, kata bobok yang berarti tidur.
Mahasiswa PBSI yang berinisial NWP memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 13 September 2015 yaitu “Kita sekarang ini hidup di zaman, “orang yang berjuang memperbaiki sesuatu tapi dihujat” Terus bilangnya dakwah tapi menjatuhkan harga diri seseorang. Kalo lo emang lebih pinter saran gue, cobalah jangan menghujat, talk less do more. Status pada NWP tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata dakwah bersinonim penyiaran, propaganda, mengajak. Kata lo bersinonim kamu, anda. Kata gue bersinonim aku, saya. Kata hujat bersinonim cela, fitnah. Kata kalo berarti kalau dan kata emang berarti memang.
Mahasiswi PBSI yang berinisial NYS memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 27 September 2015 yaitu “Baru bisa kumpul (lagi) ber-9 dikarenakan skripsi dan mengajar yang membuat kita sibuk masing-masing. jadi inget semester 1 yg kemana-mana ber-9 kayak santri pondok yang lagi studytour haha”
74
Status pada NYS tersebut merasa senang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata inget berarti ingat. Kata kaya bersinonim seperti. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata studytour berarti belajar sambil rekreasi.
Mahasiswi PBSI yang berinisial OL memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 24 Agustus 2015 yaitu “canda tawa yang setiap pagi mewarnai pagi cerah, kali ini berbeda dari sebelumnya, kini buah hatiku m.nadhar.m sedang menderita sakit, ia terbaring tak berdaya di atas kasur mungilnya, tak ada kata ataupun senyum manis yang ku lihat, hanya kesedihan dan rasa sakit yang ia derita, semoga kuasa hati dan mataku ini melihat kondisinya yang begitu lemah, semoga Allah mengangkat penyakitmu nak, dan kamu bisa tersenyum lepas seperti sedia kala. Status pada OL tersebut sedang mengalami kesedihan. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Kasur mungil merupakan makna konotasi yang artinya kasur kecil. Mengangkat penyakitmu bermakna konotasi yang artinya sembuh.
Mahasiswi PBSI yang berinisial PTT memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 21 Agustus 2015 yaitu “Astaga nih macet knp?” Status pada PTT tersebut bertanya-tanya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata nih berarti ini. Kata knp berarti kenapa.
75
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata astaga adalah singkatan dari "Astaghrirlloh hil 'adzim" yang artinya Ya Allah, ampunilah dosaku.
Status kedua PPT pada 21 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Habis hujan terbitlah macet” Status pada PTT tersebut masih mengalamai kekesalan sama seperti pada status pertama. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata macet bersinonim tersendat, terhenti. 2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Habis hujan terbitlah macet kalimat tersebut bermakna konotasi yang artinya banyak orang yang keluar setelah hujan.
Mahasiswi PBSI yang berinisial RH memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 6 September 2015 yaitu “Cantiknya papandayan bersama kecantika persahabatan” Status pada RH merasa senang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi kecantika persahabatan kalimat tersebut mempunyai makna konotasi yang artinya sahabat dari RH adalah wanita semua.
Mahasiswi PBSI yang berinisial RM memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 17 September 2015 yaitu “ngakunya udah kenal lebih dari dua tahun tapi kok masih belum bisa bedain mana yg serius atau ngga” Status pada RM tersebut sedang menyindir seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
76
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ngga bersinonim tidak. Kata udah berarti sudah. Kata ngaku berarti mengaku. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata ko yang artinya terheran-heran.
Mahasiswa PBSI yang berinisial RP memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 29 Agustus 2015 yaitu “keliling seharian di Perpus UI mendapat berkah dgn setumpuk literatur politik dan komunikasi politik. Smg jurnal.a dimuat” Status pada RP tersebut sedang senang dan berharap. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata smg berarti semoga. Kata dgn berarti dengan. 2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus Perpus UI merupakan kata khusus dari kata umum kampus UI. 3. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata literatur merupakan kata kajian yang artinya bahan atau sumber ilmiah yang biasa digunakan untuk membuat suatu karya tulis atau pun kegiatan ilmiah
Mahasiswa PBSI yang berinisial SD memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 16 Agustus 2015 yaitu “kalo Tivri masih songong, gw sikat lu!!” Status pada SD tersebut sedang mengamcam seseorang. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gw bersinonim saya, aku. Kata lu bersinonim kamu, anda. Kata kalo berarti kalau.
77
2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata sikat dapat bermakna mengambil / menghabisi. Kata songong berarti tidak tahu adat.
Mahasiswi PBSI yang berinisial SE memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 31 September 2015 yaitu “hanya bisa tersenyum ajja dalam hati Semangatlah wahai diri” Status pada SE tersebut sedang sedih. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi tersenyum aja dalam hati kalimat tersebut bermakna konotasi yang berarti harus mengikhlaskan.
Mahasiswi PBSI yang berinisial SF memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 17 September 2015 yaitu “Ya Allah, jauhkanlah aku dari cowo genit karna aku baperan, kalo gak dijauhin jadiin aku genit deh biar cowo yg baper ke aku. Amiin. Semoga dikabulin sama Allah.” Status pada SF tersebut merasakan sedih. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kaya cowo bersinonim laki-laki, pria. Kata gak bersinonim tidak. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata baper yang berarti bawa perasaan. Kata genit berarti bergaya-gaya, banyak tingkahnya.
Mahasiswi PBSI yang berinisial SM memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 14 Agustus 2015 yaitu “kecewa” Status pada
SM
tersebut
penggunaan diksi yang dipakai yaitu;
merasakan
kecewa.
Kemudian
78
1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata kecewa dapat bersinonim kecil hati, tidak puas, tidak senang.
Mahasiswi PBSI yang berinisial SS memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 16 September 2015 yaitu “Berbicaralah yang baik atau diam. Jika kata katamu hanyalah dusta, ibarat kotoran kambing yang tak bermakna. Kebusukan yang terungkap perlahan bau dan begitu menjijikan simpan itu sendiri tak usah kau sebar berita, yang setiap hurufnya mengandung kemunaikan Ku doakan kau bahagia di jalanNya seolah kau begitu yajin melapetaka tak akan menimpa oh, kau salah! Ku maafkan meski tak adanya permintaan maaf, meski terlihat tanpa dosa, tanpa rasa bersalah, kau berhasil membuatku tersenyum manis penuh pesona.” Status pada SS tersebut kesal. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata dusta bersinomin bohong. Kata munafik bersinonim bermuka dua. Kata malapetaka bersinonim kecelakaan, kesengsaraan, musibah.
Mahasiswi PBSI yang berinisial SYS memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 16 Agustus 2015 yaitu “*maaf dipotong* yg mau gw tanya kenapa mata konde ngikutin gw. Sipit bgtu. Hayooo plagiat lu ya. Wkwkwk” Status pada SYS tersebut sedang meledek temannya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gw bersinonim aku, saya. Kata lu bersinonim kamu, anda. Kata mau bersinonim ingin, hendak. Kata sipit berarti tidak lebar atau bulat. Kata hayo berarti ayo.
79
2. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata plagiat merupakan kata kajian yang artinya jiplakan 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Jargon: kata konde merupakan panggilan SYS kepada temannya, hanya SYS dan sekelompok temannya yang mengetahui panggilan untuk siapa.
Status kedua SYS pada 4 September 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Siang ini, ramenya bukan karna rame ngomngn kompre, tapi mendebatkan batas daftar wisuda itu oktober atau september. Wkwk #gara gara org akademik salah nempelin info sih. Untung ga maen jengut-jengutan di wa” Status pada SYS tersebut heran. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga bersinonim tidak. Kata maen berarti main. Kata jengutjengutan bersinonim jambak-jambakan, berantem. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata wa merupakan kepanjangan dari Whatsapp.
Mahasiswi PBSI yang berinisial SZL memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 24 Agustus 2015 yaitu “disini mah insya allah bebas alay ya amiin. Khilaf banget si akun yg itu, friendsnya nyampe seribuan mau hampir dua ribu ih gelo mana gitu di timelinennya alay bertebaran, suka ada komen yg ngga terus ngetag yg ga penting aduh pucing ga kuaaaat” Status pada SZL tersebut sedang berharap. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata ga bersinonim tidak. Kata khilaf bersinonim keliru, salah. Kata pucing yang berarti pusing kepala.
80
2. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi alay bertebaran kalimat tersebut bermakna konotasi yang artinya anak ABG yang berada dimana-mana. 3. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata alay yang artinya anak layangan, anak ABG yang belum punya pendirian, Pengen terkenal / dikenal secara cepat dan mudah dg membuat trent di kalangan mereka sendiri asal beda / anti kemapanan / anti dg kaidah yg berlaku saat ini. Mulai dari cara / gaya bicara, berpakaian, bahasa.
Mahasiswi PBSI yang berinisial TH memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 14 Agustus 2015 yaitu “Kita udah lama ini kaga keluar main lagi. Ayoolah rabu besok pulang kumpul sma ank2 kelas di kampus kita jelong2.. cari kulineran lagi” Status pada TH tersebut sedang mengajak temannya. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata kaga bersinonim tidak. Kata sma berarti sama, kata ank2 berarti anak-anak. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata jelon2 berarti jalan-jalan
Mahasiswa PBSI yang berinisial TN memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 9 Agustus 2015 yaitu “lama” mending lu yg dlu, gg bikin bnyk masalah hhanjing” Status pada TN tersebut sedang kesal. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gg bersinonim tidak. Kata lu bersinonim anda, kamu. Kata mending bersinonim lebih baik. Kata bikin bersinonim buat.
81
Mahasiswa PBSI yang berinisial UA memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 21 Agustus 2015 yaitu “Gw denger-denger kata temen gw Kahlil Ghibran banyak mengalami patah hati makanya karyanya kebanyakan melow” Status pada UA tersebut sedang memberitahu. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gw bersinonim aku, saya. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata melow yaitu merasa sendiri walau berada di kerumunan orang/teman.
Status kedua UA pada 22 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Ahhh.. Muara angke... jadi inget waktu trip ke pulau seribu. Hehe” Status pada UA tersebut sedang mengingat-ingat kembali kejadian waktu itu.. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Muara angke dan pulau seribu merupakan makna denotasi karena menunjukkan tempat 2. Pemakaian kata Umum dan Kata Khusus Muara angke merupakan kata khusus dari tempat pelabuhan. Pulau Seribu merupakan kata umum.
Mahasiswi PBSI yang berinisial URT memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 4 Agustus 2015 yaitu “mahasiswa tingkat akhir itu, jalani tahapannyakerjakan dengan ikhlas & sebaik-baiknya – nikmati prosesnya – selalu berdoa – dapatkan hasil terbaik. Be wise! *ditemani alunan lagu penyejuk hati, segelas es teh manis dan foto kita di dinding kamarku, syahdu*
82
Status pada URT tersebut sedang mengikhlaskan apa yang terjadi. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Penyujuk hati bermakna konotasi yang artinya kenyamanan. Segelas es teh manis bermakna denotasi.
Status kedua URT pada 16 Agustus 2015 memakai penggunaan diksi yaitu, “Gaul itu bukan dengan punya gedget mihil keluaran terbaru punya semua aku di jejari sosial, aktif nulis status dan upload doto traveling. Ke “hits-an” itu harus juga didukung dengan kemampuan mengakses dan mengoptimalkan fungsi utama gedget kita yg sudah sangat pintar. Ibaratnya jangan Cuma nampang padahal ga bisa pakai. Malu sama gedgetnya.” Status pada URT tersebut sedang mengeritik. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gedget bararti hanphone, telepon gengam, telepon. Kata gak berinonim tidak. Kata nampang bersinonim ingin terlihat, terkenal, tampil. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata gaul biasanya di gunakan untuk prinsip dalam hidup anak remaja,dan dalam pengertian dari gaul tersebut mempunyai banyak arti,dari yang di kata keren, ditakuti orang lain dan lain-lain dali arti gaul tsb.
Mahasiswi PBSI yang berinisial WTRA memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 16 Agustus 2015 yaitu “liat berita ini tadi siang, good job banget deh untuk laki” yang satu ini (pengendara sepeda). Gemes liat kelakuan pengendara motor kayak gini ditambah lagi segala dikawal polisi harusnya tertib di jalan tapi malah langgar lalu lintas. Kok gak malu ya polisinya heem”
83
Status pada WTRA tersebut sedang mengkritik. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Kata gak bersinonim tidak. Kata gemes atau gemas bersinonim jengkel, marah. Kata kaya berseinonim seperti. 2. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang a. Slang: kata kok yang berarti terheran-heran.
Mahasiswa PBSI yang berinisial WW memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 30 Agustus 2015 yaitu “ketika kau ingin mencari cinta, maka dekatilah sang Pemberi Cinta” Status pada WW tersebut sedang memberitahu. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Dekatilah sang Pemberi Cinta kalimat tersebut bermakna konotasi yang berarti Tuhan.
Mahasiswi PBSI yang berinisial YF memakai penggunaan diksi dalam status Facebook pada 21 September 2015 yaitu “saya lelah dan saya menyerah” Status pada IMM tersebut merindukan seseorang untuk terus bersama. Kemudian penggunaan diksi yang dipakai yaitu; 1. Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Saya lelah dan saya menyerah kalimat tersebut bermakna denotasi.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Bedasarkan pembahasan yang telah peneliti jelaskan pada bab-bab sebelumnya dan didukung dengan analisis data dari dokumentasi yang telah diteliti, maka kesimpulan yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut: 1. Dari penggunaan diksi yang dipakai oleh 85 mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam media sosial Facebook yaitu diperoleh sebanyak 105 data penggunaan diksi. Dari penggunaan diksi (1) Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon sebanyak 86 penggunaan diksi, (2) Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi sebanyak 41 penggunaan diksi, (3) Pemakaian Kata Umum dan Kata Khusus sebanyak 8 penggunaan diksi, (4) Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian sebanyak 13 penggunaan diksi, (5) Pemakaian Jargon, Kata Percakapan dan Slang sebanyak 52 penggunaan diksi yang digunakan.
2. Dari penggunaan diksi pada aspek kesopanan dalam berinteraksi mahasiswa dan mahasiswi PBSI sudah cukup baik dalam menggunakan diksi. Dengan demikian mahasiswa dan mahasiswi PBSI dapat meningkatkan pilihan kata yang baik untuk berinteraksi.
.
84
85
B. Saran Penggunaan diksi dalam media sosial Facebook merupakan sikap yang positif jika tidak merugikan orang lain serta tidak menggunakan kata kasar maupun kata yang tidak pantas dipakai oleh mahasiswa dan mahasiswi PBSI UIN Jakarta. Penulis menyampaikan saran agar dapat diterima untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan di dalam bidang Bahasa Indonesia. Saran yang diberikan penelitu sebagai berikut: 1. Para guru bidang studi Bahasa Indonesia, pada saat mengajarkan materi sinonim hendaknya menjelaskan mengenai pilihan kata yang sesuai dengan konteks dan situasi yang ada. 2. Untuk siswa diharapkan dapat memahami bagaimana pemilihan kata yang tapat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia 3. Mahasiswa dan mahasiswi PBSI seharusnya lebih memperhatikan penggunaan diksi yang sesuai dan tetap menanamkan sikap kesopanan untuk berinteraksi baik dalam media sosial maupun dunia nyata.
DAFTAR PUSTAKA Aji, Dewi Pratiwi Putri. “Penggunaan Media Sosial dalam Pemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi atas Marketing Politik di Facebook dan Twitter)”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2014. tidak dipublikasikan. Al-Fathi, Ahmad Fikri. “Pengaruh Penggunaan Facebook Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2011. tidak dipublikasikan. Bungin, Burhan. Pornomedia: Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Masa. Jakarta: Kencana. 2003. Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Effendi, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008. Elcom. Twitter: Best Social Networking. Jakarta: Andi Yogyakarta. 2009. Erowati, Rosida. “What’s On Your Mind?”: Facebook sebagai Ruang Sosial. Tabloit Institut. Edisi XXXI April 2014. Feiler, Jesse. How to Do Everything: Facebook Applications. Amerika: McGrawHill Companies, 1976. Hidayat, Komarudin. dkk. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012, Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN. 2011. Husaini, Usman dan Akbar, Purnomo Setiadi. Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. 2008. Julianita, Winda. Be a Smart & Good Facebookers. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2012. Kartini, Siti. “Analisis Penggunaan Diksi Pada Berita Utama Tangsel Pos Sebagai Sumber Belajar Untuk Tingkat SMP”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2013. tidak dipublikasikan. Keraf, Gorys.Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2010.
86
87
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008 Kurniati, Sartika. Step By Step Facebook. Jakarta. Elex Media Komputindo, 2009. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, 2006. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali. 2013. Prasetyo, Kurniawan. Membuat Blog Menggunakan Wordpress. Jakarta: Elex Media Komputindo 2007. Pribadi, Benny Agus, dan Katrin, Yuni. Media Teknologi Edisi Kedua. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004. Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika. Bandung: PT Refika Aditama. 2007. Sanjaya, Ridwan. Pemanfaatan Blog Untuk Bisnis, Hobby dan Pendidikan. Jakarta: Elex Media Koputindo, 2008. Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. 2009 Subuki, Makyun. Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa. Jakarta: Transpustaka. 2011. Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Yanto, Andri. “Pengaruh Facebook Terhadap Keterbukaan Diri Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2012. tidak dipublikasikan. Zainuddin, A. Rahman. Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
FORM (FR)
FITK Jl. lr. H. Juanda
No 95 Ciputat 1912
/,do6ia
No. Tgl. No. Hal
Dokumen : Terbit :
Revisi: :
FITK-FR-AKD-081
1 Maret
2010
02 1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.0l/F. l/I(M .at.l t.b.lYJZots
Tangerang, 1l Agustus 2015
Lamp. :-
Hal
:Bimhingan Skripsi
Kepada Yth.
Dr. Elvi Susanti, M.Pd Pembimbingan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan LIIN Syarif Hidayatullah Jakarta. As s alamu' a lailcu m wr.wb.
Dengan mi diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing VII (materi/teknik) penulisan skrip si mahasislva :
Nama NIM Jurusan Semester Judul
:
Rifqi Faizah
:1111013000110 : Pendidikan Bahasa dan Sasta Indonesia
:
IX (sembilan)
Skripsi '. "Penggunacn Diksi dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia".
Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 04 bulan November tahun 2014, abstaksi/ontline terlampir. Saudara dapat melalcukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan subsknsial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubtngi jurusan terlebih dahulu. Pembimbing skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6(enam) bulan berikuurya tanpa surat perpanjangan. Wa s salamu' a lailcum
wr.wb.
PLT K
in,M.A., Ph.D. 3oz rqqooz r oo r Tembusan:
1.
2.
DekanFITK. Mahasisw-a ybs.
Gambar Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook Inisial
AA
AAR
AB
AF
AHR
Gambar Penggunaan Diksi yang dipakai
AI
AK
AKP
AL
AM
AN
ANF
AP
AR
ARN
BJ
CM
DD
DH
DIL
DK
DLS
DR
DTA
EN
ES
ESR
FA
FAP
FS
FY
HW
HWD
IH
IKS
IM
IMM
INA
IPY
IR
IRF
IS
IW
JS
KA
KM
LLN
LN
MA
MF
MI
MM
MN
MPP
MQ
MR
MRP
MS
NA
NLH
NLT
NN
NUN
NW
NWP
NYS
OL
PTT
RH
RM
RP
SD
SE
SF
SM
SS
SYS
SZL
TH
TN
UA
URT
WTRA
WW
YF
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Kelas/ Semester Program/ Peminatan Mata Pelajaran Tema Alokasi Waktu
: SMA : X/ 1 : IPA dan IPS : Bahasa Indonesia : Gemar Meneroka Alam Semesta : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Dasar 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa. 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, eksposisi, dan negosiasi, baik melalui lisan maupun tulisan. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengembangkan sikap jujur, tanggung jawab, peduli, dan ramah lingkungan melalui kegiatan belajar teks laporan observasi. 2. Menjelaskan perbedaan teks deskripsi dan teks laporan hasil observasi. 3. Menjelaskan ciri dan struktur teks laporan hasil observasi. 4. Mengidentifikasi kelompok verba melalui membaca memindai. 5. Mengidentifikasi sinonim dan antonim kata. 6. Mengidentifikasi proses pembentukan kata dasar menjadi kata bentukan. 7. Mengidentifikasi konjungsi dan membuat kalimat dengan konjungsi yang telah ditentukan. 8. Membuat kalimat simpleks kompleks. C. Tujuan Pembelajaran 1. Selama pembelajaran, siswa dapat mengembangkan sikap jujur, tanggung jawab, peduli, dan ramah lingkungan melalui kegiatan belajar teks laporan 2. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat menjelaskan perbedaan teks deskripsi dan teks laporan hasil observasi. 3. Selama pembelajaran, siswa dapat menjelaskan ciri dan struktur teks laporan hasil observasi. 4. Selama pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi kelompok verba melalui membaca memindai. 5. Selama pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi sinonim dan antonim kata. 6. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan kata dasar menjadi kata bentukan. 7. Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi konjungsi dan membuat kalimat dengan konjungsi yang telah ditentukan.
8.
Selama dan setelah pembelajaran, siswa dapat membuat kalimat simpleks kompleks.
D. Materi Pembelajaran 1. Teks laporan hasil observasi berjudul “Makhluk di Bumi Ini” pada buku siswa halaman 5-6. 2. Perbedaan teks deskripsi dan laporan hasil observasi. 3. Ciri dan struktur teks laporan hasil observasi. 4. Pengelompokan kata verba. 5. Sinonim dan antonim. 6. Konjungsi. 7. Kalimat simpleks kompleks. E. Strategi/ Metode/ Pendekatan Pembelajaran Metode Pembelajaran : Diskusi Tanya jawab Penugasan Inquiri F. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi
Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar. 2. Siswa membaca puisi “Burung-Burung Enggan Bernyanyi Lagi” untuk membangkitkan minat dan membangun pengetahuan siswa. 3. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran. 4. Siswa menyimak cakupan materi pembelajaran yang disampaikan dengan baik. Kegiatan Inti Mengamati 1. Siswa mengamati dan membaca teks laporan yang berjudul “Makhluk di Bumi Ini” dengan teliti dan tanggung jawab. Menanya 2. Siswa menguraikan struktur dan ciri teks laporan hasil observasi. Menalar 3. Siswa melengkapi diagram pada buku siswa. Mencoba 4. Siswa mengidentifikasi kelompok verba. 5. Siswa mengidentifikasi sinonim dan antonim kata.
Alokasi Waktu 7 menit
10 menit 10 menit 13 menit 25 menit 15 menit
Kegiatan Penutup
6. Siswa mengidentifikasi konjungsi. 7. Siswa membuat kalimat simpleks kompleks. Mengomunikasikan 8. Siswa menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas. 1. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari 2. Siswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi. 3. Siswa melakukan evaluasi pembelajaran.
10 menit
G. Sumber/ Media Pembelajaran Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik: Buku Siswa. Jakarta: Kemendikbud. Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik: Buku Guru. Jakarta: Kemendikbud. H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. Teknik : tanya jawab, penugasan 2. Bentuk : tertulis, 3. Instrumen : soal, rubrik penilaian Tugas 1. Carilah kata – kata yang tidak bersinonim dengan kata „mengelompokkan‟! 2. Carilah kata berantonim dari kata – kata yang terdapat di buku siswa! 3. Kerjakan latihan pembentukan kata yang ada di buku siswa halaman 11!
Jakarta, 10 Desember 2015 Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Rifqi Faizah NIM.1111013000110
I,EMBAR UJI REFER.ENSI
Judul Skripsi
.
Diksi dalam Media Sosial Facebook dan
Penggunaan
Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penulis
:
NIM
: i 111013000110
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSD
No
Rifqi Faizah
Referensi Aji, Dewi Pratiwi Putri. "Penggunaan Media Sosial
Pembimbine
dalam Pemenangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi atas I
Marketing Politik Skripsi pada
di
Facebook dan Twitter)".
UIN Syarif Hidayatullah
lakafta.
Jakarta. 201 4. tidak dipublikasikan.
Al-Fathi, Ahmad Fikri. "Pengaruh
Penggunaan
Facebook Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam 2
Di
VIII SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan". Skripsi pada UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2011. tidak dipublikasikan.
Bungin, Burhan. Pornomedia: Sosiologi Media,
Konstruksi Sosial Tebtologi Telematika, & J
Perayaan Seks di Media Masa. Jakarta: Kencana. 2A03.
Depdikbud. Kamus Besor Bahasa Indonesia. 4
Jakarta: Balai Pustaku 2007
.
Effendi, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. 5
Bandung. Remaja Rosdakarya. 2008.
h"* (), /\_,
v
Elcom. Twitter: Best Social Netw,orking. Jakarta: 6
Ardi Yogyakarta.2OO9.
Erowati, Rosida. 7
"Wat's On Your Mind?".
Facebook sebagai Ruang Sosial. Tabloit Institut
eq,,
Edisi )OOil April2014.
Feiler, Jesse" How to Do Everything: Facebook 8
Applications. Amerika: McGraw-Hill Companies, t976.
l*
Hidayat, Komarudin. dkk. Pedoman Akademilt Universitas Islam Negeri @fry Syartf Hidayatullah 9
Jakarta
201
l-2012, Jakarta: Biro Administrasi
1*
Akademik dan Kemahasiswaan UIN. 2011.
Husaini, Usman. Metodologi Penelitian 10
ll
Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Julianita, Winda. Be a Smart & Good Facebookers.
1.* ()"t-
Jakarta: Elex Media Komputind o. 2012.
Kartini, Siti. "Analisis Penggunaan Diksi
Pada
Berita Utama Tangsel Pos Sebagai Sumber Belajar
t2
Untuk Tingkat SMP". Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 20L3. tidak dipublikasikan.
Kurniati, Sartika. Step By Step Facebook. Jalmrta. 13
Elex Media Komputindo, 2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: t4
Sebuah
Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, 2006.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualilatif. 15
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Nurudin. Pengontar Komunilmsi Massa. Jakarta: 16
Rajawali. 2013.
L 1*
k
Prasetyo, Kumiawan. Membuat Blog Menggunakan
t7
Wordpress. Jakarta: Elex Media Komputinda 2A07.
Pribadi, Benny Agus, dan Katrin, Yuni. Media 18
Teknologi. Jakarta: Universitas Terbuka, 20M.
Putrayasa, t9
Ida Bagus. Kalimat Wktf
L (),'
@iksi,
Struktur, dan Logtka. Bandung: PT Refika Aditama. 2007.
1,-
Sanjaya, Ridwan. Pemanfaatan Blog Untak Bisnis, 20
Hobby dan Pendidikqn Jakarta: Elex Media Koputindo,2008.
1-
Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. Dasar-Dasar
Penelitian Kualitatif Tatalangkah dctn Teknik-tehik 21
Teoritisasi Data. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.2009 Subuki, Makyun. Semantik: Pengantar Memahami
22
Mahru Bahasa. Jakarta: Transpustaka. 2011.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah. 23
Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.
Yanto, Andri. "Pengaruh Facebook Terhadap
Diri Mahasiswa UIN Hidayatullah". Sl*ipsi pada UIN Keterbukaan
24
Syarif Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2012. tidak dipublikasikan. Zainuddin, A. Rahman. Sejarah Sosial Media: Dari 25
Gutenberg sampai Internet. Jakarta. Yayasan Obor
Indonesia,2006.
?).--
q-
BIODATA PENULIS
RIFQI FAIZAH dilahirkan di Jakarta, 11 Oktober 1992. Saat ini berusia 23 tahun. Anak ketiga dari tiga bersaudara ini adalah pasangan dari Sutarso dan Animar Cahyaningsih yang bertempat tinggal di Jl.H.Muchtar Raya Gg.Delima No.18 Kreo-Larangan, Tangerang-Banten. Riwayat pendidikan penulis yaitu tamatan Sekolah Dasar (SD) Negeri 010 pagi Jakarta Selatan pada tahun 2005, kemudian penulis juga merupakan lulusan dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta tahun 2008 dan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 09 Jakarta tahun 2011. Sekarang penulis sudah menyelesaikan skripsi dengan judul “Penggunaan Kata Ganti dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.