22
KONDISI UMUM WILAYAH Administrasi dan Teknis Kanal Banjir Timur (KBT) memiliki panjang total ± 23,5 km dengan kedalaman di hulu 3 m dan di hilir 7 m. Kanal Banjir Timur melewati 11 kelurahan di Jakarta Timur (Cipinang Besar, Cipinang Muara, Pondok Bambu, Duren Sawit, Pondok Kelapa, Malaka Sari, Malaka Jaya, Pondok Kopi, Pulo Gebang, Ujung Menteng, Cakung Timur) dan dua Kelurahan di Jakarta Utara (Rorotan dan Marunda). Gambar 6 memperlihatkan cakupan wilayah penelitian.
Gambar 6. Kanal Banjir Timur Sumber : http://kelana-tambora.blogspot.com
Pembangunan Kanal Timur yang dilaksanakan Pemerintah Pusat (Kementrian Pekerjaan Umum) yang bertugas melaksanakan pekerjaan konstruksi atau fisik, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bertugas membebaskan lahan dimaksudkan untuk mengendalikan banjir di Wilayah Timur Jakarta akibat meluapnya lima sungai yaitu : sungai Cipinang, sungai Sunter,
23
sungai Buaran, sungai Jati Kramat dan sungai Cakung yang kapasitas alirannya masih belum mampu menampung aliran banjir. Kanal Timur bertujuan untuk melayani sistem drainase pada wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara seluas 270 km2 dan mengurangi 13 kawasan rawan genangan (Angke, Pesanggrahan, Grogol, Sekretaris, Mookervart, Krukut, Cideng, Ciliwung, Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat dan Cakung) sehingga wilayah tersebut tidak rawan lagi terhadap genangan banjir. Secara umum, potongan utara-selatan DKI Jakarta dapat terlihat pada Gambar 7.
DKI Jakarta
Gambar 7. Posisi DKI Jakarta pada Potongan Kawasan DKI Jakarta – Jawa Barat Sumber : http://bebasbanjir2025.wordpress.com Kanal Banjir Timur diharapkan dapat mengendalikan banjir di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara, dan diharapkan berfungsi sebagai motor penggerak pengembangan DKI Jakarta, yang akan mendorong pengembangan kawasan perkotaan, transportasi air, konservasi air (pengimbuh air tanah), pemukiman, perniagaan, pergudangan, perindustrian, pelabuhan dan menjadikan wilayah timur dan utara DKI Jakarta menjadi kawasan yang bernuansa Water Front City. Kapasitas Kanal Banjir Timur diperhitungkan mampu mengalirkan debit banjir 350 m3/s.
24
Kanal Timur dilengkapi dengan bangunan air sebagai berikut : a. Bendung Gerak (Weir) terdapat pada 3 lokasi (Kel. Pondok Kelapa, Kel. Ujung Menteng & Kel. Marunda), b. Inlet Sungai terdapat pada 7 Lokasi (Inlet Cipinang, Inlet Sunter, Inlet Buaran, Inlet Jatikramat, Inlet Cibening, Inlet Cakung, Inlet Blencong), c. Outlet Sungai terdapat pada 5 Lokasi (Outlet Cipinang, Outlet Sunter, Outlet Buaran, Outlet Blencong), d. Kolam Sedimen terdapat pada 1 Lokasi (Kel.Ujung Menteng), e. Bangunan Terjun (Drop Structure) terdapat pada 2 Lokasi (Kel.Cipinang Besar), f. Siphon Saluran Irigasi Bekasi Tengah (Kel.PuloGadung), g. Bangunan Inlet Drainase terdapat pada 19 Lokasi, h. Jalan Inspeksi dan Saluran Gendong dikiri dan kanan Kanal Timur, i.
Jembatan terdapat pada 24 Lokasi.
Manfaat yang diharapkan dari pembangunan Kanal Banjir Timur ini menurut Dinas Pekerjaan Umum Jakarta (2010) antara lain : a. Terkendalinya banjir di sebagian wilayah Jakarta Timur dan di sebagian wilayah Jakarta Utara b. Sarana konservasi air (pengimbuh air tanah) c. Sarana pelabuhan d. Sarana pariwisata (rekreasi) , marina dan jalur sepeda e. Jalur hijau (green belt) f. Motor penggerak pertumbuhan Wilayah Timur – Utara Jakarta Secara umum kondisi trase Kanal Banjir Timur dapat dilihat pada Gambar 8 sampai dengan 11.
25
Gambar 8. Kondisi Trase 18 – 100 – 18 (22.375 m) Sumber : (BBWSCC, 2011)
Gambar 9. Kondisi Trase 18 – 300 – 18 (350 m) Sumber : (BBWSCC, 2011)
26
Gambar 10. Kondisi Trase 18 – 200 – 18 (850 m) Sumber : (BBWSCC, 2011)
SIDE VIEW B - B SCALE. A
Gambar 11. Pintu Bendung Gerak 0
0.4
0.8
1.2
SCALE. A
Sumber : (BBWSCC, 2011)
1.6
20 (m)
27
Kondisi Lingkungan
1. Topografi Dilihat keadaan topografinya, wilayah DKI Jakarta dikategorikan sebagai daerah datar dan landai. Ketinggian tanah dari pantai sampai ke kanal banjir berkisar antara 0 m sampai 10 m di atas permukaan laut diukur dari titik nol Tanjung Priok. Sedangkan dari banjir kanal sampai batas paling Selatan dari wilayah DKI antara 5 m sampai 50 m di atas permukaan laut. Daerah pantai merupakan daerah rawa atau daerah yang selalu tergenang air pada musim hujan. Di daerah bagian selatan banjir kanal terdapat perbukitan rendah dengan ketinggian antara 50 m sampai 75 m (www.dephut.go.id).
2. Geologi dan Tanah Seluruh dataran wilayah DKI Jakarta terdiri dari endapan aluvial pada zaman Pleistocent setebal ± 50 m. Bagian selatan terdiri dari lapisan aluvial yang memanjang dari Timur ke Barat pada Jarak 10 km sebelah Selatan pantai. Di bawahnya terdapat lapisan endapan yang lebih tua. Kekuatan tanah di wilayah DKI Jakarta mengikuti pola yang sama dengan pencapaian lapisan keras di wilayah bagian utara pada kedalaman 10 m - 25 m. Makin ke Selatan permukaan keras semakin dangkal yaitu antara 8 m - 15 m. (www.dephut.go.id) Wilayah Kanal Banjir Timur seluruhnya terbentuk oleh batuan sedimen yang berumur Miosen Awal-Plistosen, batuan vulkanik dan endapan permukaan yang berumur sekarang. Lithostratigrafi satuan batuan yang tersingkap pada wilayah KBT berupa formasi aluvium dengan karakteristik lempung, lanau, pasir dan bongkah yang tersebar di wilayah Kelurahan Cipinang Besar Selatan dan Cipinang Muara (Tambunan, 2004).
3. Iklim Berdasarkan Iklim Koppen, karakteristik iklim di wilayah KBT termasuk kategori Af (iklim panas hujan tropis) yang mempunyai makna bahwa musim hujan jatuh pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Di daerah pantai, meliputi Kelurahan Rorotan (Kecamatan Cilincing) dan sebagian dari Kecamatan
28
Cakung, jumlah curah hujan dipengaruhi oleh angin barat, yaitu pada bulan Februari dan Juli. Rata-rata curah hujah tahunan bervariasi antara 1600 mm sampai dengan 2000 mm. Wilayah curah hujan 1600 mm terjadi di wilayah Kelurahan Pulo Gebang, Ujung Menteng, dan Cakung Timur merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Cakung, dan Kelurahan Rorotan (Kecamatan Cilincing). Wilayah curah hujan 1800 mm terdapat di wilayah Kelurahan Cipinang Besar Selatan, dan Cipinang Muara (Kecamatan Jatinegara). Sedangkan curah hujan 2000 mm meliputi Kelurahan Pondok Bambu, Duren Sawit, Pondok Kelapa, Malaka Sari, Malaka Jaya dan Pondok Kopi yang merupakan bagian dari Kecamatan Duren Sawit. Kecepatan angin terbesar terjadi pada bulan Agustus dan September yang dapat mencapai 4 knot. Wilayah DKI Jakarta termasuk daerah tropis beriklim panas dengan suhu rata-rata per tahun 27 oC dengan kelembaban antara 80 % sampai 90 % (Tambunan, 2004).