KERANGKA ACUAN RAPAT KOORDINASI DAN TRAINING OF TRAINER PENGUATAN PEMANDU NASIONAL KONSULTAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN
A. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan telah berjalan sekitar 4 tahun, tepatnya mulai 30 April tahun 2007, yang sebelumnya bernama Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang dilaksanakan sejak tahun 1999. Tujuan Umum PNPM adalah “Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri”. Dengan demikian secara khusus tujuan PNPM Mandiri Perkotaan adalah “masyarakat di Kelurahan peserta program menikmati perbaikan sosial, ekonomi dan tata kepemerintahan lokal”. Berdasarkan strategi PNPM Mandiri Perkotaan, bahwa dari tahun 2010 – 2012 substansi pendampingan memasuki phase kemandirian, Tahun 2013 – 2014 tahap keberlanjutan, dimana kelembagaan yang telah dibangun diharapkan dapat secara mandiri menjaga keberlanjutan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan data SIM, bahwa kinerja kelembagaan BKM Tahun 2010 mengambarkan BKM yang masuk ke kategori awal sebanyak 649 BKM (6.5 %), BKM Berdaya sebanyak 7.097 BKM (71,4 %), BKM Mandiri sebanyak 2100 BKM (21,1 %), dan BKM Menuju Madani sebanyak 100 BKM (1 %), melihat data tersebut, bahwa pendampingan untuk membangun kemandirian kelembagaan masyarakat menjadi hal yang tang penting untuk di prioritaskan. Disamping itu, upaya untuk membangun kemandirian masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan melalui PNPM Mandiri Perkotaan, terjadi gap antara harapan dan kenyataan yang terjadi, diantaranya : Kelurahan yang belum Tinjauan parsitipatif, Tahun 2 (48%), Tahun 3 (53%), Tahun 4 (81%) Keluran yang belum RWT, Tahun 2 (94%), Tahun 3 (92%), Tahun 4 (97%) Yang belum pemilu ulang BKM 76 % Kelurahan yang belum menyusun PJM Pronangkis, 88 %. PJM Pronangkis dan RTPLP belum beorientasi jelas untuk menjawab pencapaian target MDGs dan pelayanan dasar bagi warga miskin Partisipasi perempuan dan warga miskin rendah dalam pengambilan keputusan KSM hanya sebatas media penyaluran BLM, belum menjadi wadah/ujung tombak penanggulangan kemiskinan di tingkat komunitas Siklus Kota disebagian besar Kota/Kabupaten tidak berjalan Baru sedikit Kota/kabupaten yang memiliki dokumen SPKD KBP belum dapat memberikan input untuk pengambilan keputusan Dalam rangka mewujudkan kemandirian kelambagaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan, telah dibentuk pemandu nasional yang merupakan bagian dari strategi peningkatan kapasitas pelaku PNPM Mandiri Perkotaan. Pemandu nasional merupakan orang-orang (konsultan dan aparat pemda) yang memiliki komitmen dan kapasitas untuk menggulirkan proses pembelajaran bersama semua pelaku program untuk penanggulangan kemiskinan. Pemandu nasional berperan sebagai pemegang ’tongkat estafet’ pembelajaran baik dari atas ke bawah (konsep ke lapangan) maupun bawah ke atas (pengalaman praksis lapangan ke pembaruan konsep).
1
Dengan demikian untuk menyongsong tahun 2014, dimana seluruh kelembagaan BKM akan dialih kelolakan kepada Pemerintah Daerah, maka seluruh lembaga tersebut harus mandiri dan dapat menjaga keberlanjutan penanggulangan kemiskinan, sehingga dibutuhkan para pemandu yang handal dan memiliki strategi pengembangan kapasitas guna memfasilitasi terbangunnya kemandirian kelembagaan masyarakat tersebut. Disamping itu pemandu nasional dituntut untuk mampu melakukan kreatifitas dan inovasi dalam mengembangkan kapasitas pelaku, Pada umumnya Pemandu berperan hanya memandu pelatihan dengan modul yang sudah disiapkan oleh pusat dan dibiayai oleh program.Padahal dalam konsep yang dikembangkan Pemandu Nasional merupakan perangkat program yang mempunyai peran sebagai penggerak perubahan terutama dalam peningkatan kapasitas bukan hanya di ruang – ruang kelas pelatihan akan tetapi juga dalam kegiatan – kegiatan baik formal maupun informal secara menerus. Harapan ke depan, Pemandu Nasional dapat menjalankan peran di luar ruang pelatihan , seperti memfasilitasi lokakarya, talkshow di radio, mampu mengembangkan strategi peningkatan kapasitas dan menurunkannya ke dalam modul dan kurikulum pelatihan, OJT dan coaching, pengembangan sosialisasi dan komunikasi, menggerakan Komunitas Belajar (KBK, KBP dan KBIK) . Jika hal tersebut dijalankan, maka peningkatan kapasitas pelaku bukan hanya bergantung terhadap menu – menu yang sudah ada dan dibiayai dari pusat (PNPM Mandiri Perkotaan), akan tetapi akan bergulir menjadi satu kegiatan yang terus menerus dan responsif terhadap kebutuhan lapangan dalam menuju kemandirian kelembagaan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan peran Pemandu Nasional yang lebih luas guna mewujudkan kemandirian kelembagaan masyarakat, perlu peningkatan pengetahuan, motivasi dan keterampilan Pemandu baik dalam berkaitan dengan konsep program maupun dalam pengembangan strategi peningkatan kapasitas dan penyusunan kegiatan – kegiatan turunannya. Peningkatan kapasitas Pemandu Nasional akan diberikan melalui Training of Trainers. B. Tujuan Secara umum, ToT penguatan Pemandu Nasional ini bertujuan mengembangkan kapasitas pemandu nasional konsultan sehingga secara berkelanjutan mampu memfasilitasi pengembangan kapasitas pelaku program lainnya guna mewujudkan kemandirian kelembagaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Secara khusus ToT ini bertujuan: 1. Peserta memiliki pemahaman tentang konsep kemandirian BKM dan program-program ke depan 2. Peserta memiliki motivasi untuk melakukan pendampingan mendorong kemandirian BKM 3. Peserta memiliki kemampuan untuk penguatan dan mengembangkan kapasitas sesuai kebutuhan dalam mendukung kemandirian BKM 4. Peserta mampu merumuskan rencana aksi untuk mendorong kemandirian BKM C. Keluaran ToT ini diharapkan menghasilkan : 1. Pemandu memiliki kapasitas dan motivasi yang mendukung kemandirian BKM
2
2. Adanya rumusan rencana aksi mendorong kemandirian BKM D. Tindak Lanjut Pasca ToT, para pemandu nasional konsultan ini akan melanjutkan aktivitas-aktivitas yang telah dilakukannya selama ini dalam mendukung program penanggulangan kemiskinan, antara lain : 1. Memandu pelatihan, workshop, diskusi refleksi, on the job training dan kegiatan pembelajaran lainnya yang diselenggarakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan terutama untuk fasilitator dan aparatur pemda 2. Menjadi motor penggerak komunitas belajar di lingkungan konsultan dan Pemda dalam menuju kemandirian kelembagaan masyarakat E. Metodologi Metodologi partisipatif telah menjadi metode utama yang selama ini digunakan dalam setiap aktivitas pengembangan kapasitas di PNPM Mandiri Perkotaan. Metodologi ini sejalan dengan tujuan PNPM Mandiri Perkotaan membangun kesadaran kritis. Selain itu juga konsisten dengan nilai-nilai yang dianut PNPM Mandiri Perkotaan yaitu kesetaraan dan partisipasi. ToT Penguatan pemandu nasional ini menggunakan metode pemaparan, diskusi dan curah pendapat, di dalamnya terdapat kegiatan analisa dan evaluasi, dimana dari hasil evaluasi akan menjadi umpan balik dalam rangka memperbaiki fungsi dan kualitas pengembangan kapasitas ke depan, sehingga peran serta aktif dalam penyampaikan pendapat dalam rapat koordinasi ini sangatlah penting. F. Alur dan Pokok Bahasan ToT F.1. Alur ToT
Belajar dari Pengalama n Program lain
Acsess Kalyana Mandira
Konsep Kemandiria n BKM
Konsep Kemandi rian BKM Testimon y Kemandi rian BKM
Ada dimana saat ini?
Mengenal Program Baru
Refleksi pendam pingan menuju Kemandi rian BKM & KSM Refleksi posisi KBP Refleksi Targeting
PLPBK PMPK GF DRR
Bagaimana cara peningkatan kapasitas pelaku menuju kemandirian BKM
Merumuskan Rencana Aksi Mendorong Kemandirian BKM
Teknik dasar pengembangan traning sesuai kebutuhan (TNA), dan menyusun panduan pemandu sederhana Review Kegiatan Sosialisasi Review Media komunikasi, pelatihan dan sosialisasi Mengembangkan media warga yang efektif 3
F.2. Pokok Bahasan No
TOPIK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
I
Kegiatan Rapat Koordinasi
1
Arah kebijakan dan Rencana Pelaksanaan PNPM Mandiri dPerkotaan 2012 Team Building Evaluasi Pelaksanaan PNPM MP Tahun 2011
2 3
4
II 1
2
Mengetahui arah kebijakan PNPM Mandiri Perkotaan Rencana Pelaksanaan PNPM MP Tahun 2012 Membangun team Mengetahui capaian kegiatan PNPM MP Tahun 2011 Mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan PNPM MP Tahun 2011 Teknis Pengendalian Mengetahui teknis PM, BLM dan Schedule pengendalian pemberdayaan Pelaksanaan PNPM MP masyarakat, BLM dan schedule 2012 pelaksanaan PNPM MP 2012 JPL Rakor Kegiatan ToT Penguatan Orientasi Belajar Menyepakati tujuan dan alur belajar Membangun komitmen terhadap metode dan jadual belajar Belajar dari Program Lain Acces (Australian Belajar dari pengalaman Access Community dalam mengembangkan inovasi Development and Civil untuk meningkatkan kapasitas Society Strengthening pelaku Scheme (ACCESS) is an initiative of the Australian Government and Indonesian through the Australian Agency for International Development (AusAID). Media Pendidikan Meningkatkan motivasi untuk masyarakat Kritis melakukan konsitensi dalam pendampingan Membangun integritas pelaku Sharing pengalaman pengorganisasian masyarakat Membangun Memahami konsep kemandirian BKM dan kemandirian BKM menurut testimony BKM, KSM PNPM MP sebagai motor penggerak penanggulangan kemiskin Mengetahui pengalaman BKM dan KSM dalam mengelola
JPL
METODOLOGI
2
Pleno
8 6
Team Pleno
2
Pleno
20 2
Menggambarkan harapan, kekhawatiran, di kelas Pleno Diskusi Berputar
3
Pleno Narasumber : Access
3
Narasumber : Kalyana Mandira
4
Narasumber : Arief Rahadi BKM terbaik, KSM terbaik
4
3
4
Refleksi terhadap konsep membangun kemandirian BKM dan KSM
Refleksi Targeting Warga Miskin
5
Refleksi Posisi KBP
6
PLPBK
7
PMPK
8
GF DRR
9
10
Posisi Dokumen Perencanaan PJM Pronangkis dengan RPLP Teknik dasar pengembangan traning sesuai kebutuhan (TNA), dan menyusun panduan pemandu sederhana
11
Review kegiatan sosialisasi
program nangkis Mengetahui harapan-harapan BKM dan KSM dalam membangun kemandirian Peserta mampu merefleksikan kemandirian BKM antara konsep dan kenyataannya Peserta mampu memetakan kelemahan dan kelebihan konsep kemandirian BKM diterapkan di lapangan Peserta mampu merefleksikan targeting warga miskin dalam PNPM MP Peserta mampu memetakan kelemahan dan kelebihannya Peserta mampu merefleksikan posisi KBP saat ini Peserta mampu memetakan kelemahan dan kelebihannya Menguatkan pemahaman mengenai konsep PLPBK dan posisi PLPBK sebagai intervensi akhir transformasi sosial Menguatkan pemahaman pemahaman tahapan intervensi PLPBK Mengenal konsep Livelihood Mengenal mekanisme livelihood Peserta mengenal program GF DRR Peserta mengenai mekanisme FG DRR Peserta mampu mendiskusikan posisi dokumen perencanaan PJM Pronangkis dan RPLP Peserta mampu merancang pengembangan kapasitas kepada fasilitator dan Pemda berdasarkan kesenjangan yang terjadi Peserta mampu membuat panduan pemandu untuk pengembangan kapasitas Fasilitator dan Pemda berdasarkan kesenjangan yang terjadi Peserta mampu mereview kegiatan sosialisasi yang sudah dialami
3
Pemandu nasional Ayi Sugandi Arief Rahadi Anang Fahmi
2
Pemandu nasional Ayi Sugandi Arief Rahadi Anang Fahmi
2
Pemandu nasional Ayi Sugandi Arief Rahadi Anang Fahmi Narasumber : Tim PLPBK Pemandu Nasional
5
4
Narasumber & Pemandu Nasional
3
Narasumber : Ayi Sugandi Moderator : Tommy Riski Narasumber : Tim PLPBK Pemandu Nasional
2
3
Kelas (Pemandu Nasional)
2
Kelas Narasumber Tim Sosialisasi
5
Review Media komunikasi, pelatihan dan sosialisasi
Mengembangkan media warga yang efektif
12
13 14
Pembahasan kurikulum Pelatihan Penguatan Fasilitator
Merumuskan rencana aksi menuju kemandirian BKM Pemaparan hasil perumusan rencana aksi
Peserta mampu memetakan persoalan dan potensi yang ada Peserta mampu merumuskan bagaimana sebaiknya kegiatan sosialisasi untuk membangun kemandirian BKM dapat dilakukan dengan baik Peserta mampu mereview jenis media Komunikasi, sosialisasi atau pelatihan yang sudah ada Peserta mampu merumuskan media komunikasi untuk kemandirian kelembagaan Peserta memahami fungsi media warga sebagai media komunikasi dan transparansi Peserta mengetahui jenis – jenis media warga, kelemahan dan kelebihannya Peserta mampu mengidentifikasi media warga yang paling efektif untuk wilayah sasaran Peserta memahami kurikulum pelatihan penguatan Fasilitator Peserta mampu memfasilitasi pelatihan penguatan Fasilitator Peserta mampu merumuskan rencana aksi menuju kemandirian BKM Memaparkan hasil diskusi perumusan rencana aksi Mendapatkan masukan dan tanggapan dari peserta lainnya dan para pengambil kebijakan Total
2
Kelas Narasumber Tim Sosialisasi (Pemandu Nasional)
2
Kelas Narasumber Tim Sosialisasi (Pemandu Nasional)
3
Kelas (Pemandu Nasional)
6
Kelas (Pemandu Nasional)
4
Pleno
55
G. Narasumber, Pemandu, Penanggungjawab Kelas dan Peserta G.1. Narasumber Narasumber berperan sebagai salah satu sumber belajar sesuai jabatan, dedikasi, kompetensi, pengetahuan, pengalaman dan kepakarannya. Adapun narasumber dalam TOT ini adalah : 1. Direktur Perlindungan sosial dan kesejahteraan Masyarakat, Bappenas 2. Kepala PMU P2KP 3. Kepala SNVT P2KP 4. Advisory 5. Narasumber Program Acces (Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) 6. Kalyana Mandira 7. BKM terbaik 8. KSM terbaik
6
9. Tim Sosialisasi 10. Tim PLPBK 11. Tim PMPK G.2. Pemandu Pemandu berperan memfasilitasi proses belajar, menjaga keaktifan peserta, menghidupkan suasana kelas, serta menjaga proses belajar tetap berlangsung dalam suasana yang ”hidup” (aktif dan partisipatif) sepanjang ToT. Disamping itu pemandu bertugas memotivasi peserta agar selalu termotivasi sebagai agen perubahan perilaku. Pemandu juga memastikan materi yang disampaikan oleh narasumber dapat dipahami, dijalankan dan ditransformasikan kepada masyarakat dan Pemda selepas TOT nanti. Pemandu adalah pemandu nasional yang telah dinyatakan layak untuk memandu kegiatan ToT penguatan pemandu nasional. Adapun Pemandu ToT penguatan Pemandu Nasional adalah sebagai berikut :
1. Praya Arie I 2. Tutuk Ekawati 3. Iroh Rohayati 4.
Agus Nuh
8.
Pramudji
5. Tommy Riski 6. Firdaus 7. Tristiani 9. 10. 11. 12.
Alfita Heru Setyawan Imanudin Suli
G.3. Penanggung Jawab Kelas Penanggung Jawab Kelas bertugas memfasilitasi pengelolaan kelas, mobilisasi peserta dan memastikan segala sesuatu berjalan sesuai harapan kelas ideal saat proses belajar berlangsung, seperti menjaga konsistensi metode POD dan memastikan semua petugas kelas berperan pada posisinya. Kerapkali penanggung jawab kelas juga bertindak sebagai pengelola waktu (time keeper), selalu mengecek training kit, media bantu, dan faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelas secara internal maupun eksternal. Sebagai sutradara, penanggung jawab kelas harus mampu menguasai dasar-dasar peran event organizer (EO) dan manajemen pelatihan. G.4. Peserta Peserta ToT ini berjumlah terdiri dari Pemandu Nasional yang bertugas sebagai Koordinator Kota dan Askot Mandiri di PNPM MP dari wilayah I dan II (selengkapnya terlampir). Adapun jumlahnya sebagai berikut : No Wilayah Kegiatan ToT Penguatan 1 Wilayah 1 2 Wilayah 2 Total Kegiatan Rakor 1 Wilayah 1 2 Wilayah 2
Jumlah Peserta 79 Orang 82 Orang 161 Orang 115 Orang 168 Orang
7
3 4 5 6 7
Team Leader Program Director KMP Proyek Pemandu Total
33 9 20 10 24 394
Orang Orang Orang Orang Orang Orang
H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan TOT Penguatan akan diagendakan penyelenggaraannya selama 8 hari efektif (7 hari pembiayaan) pada tanggal 29 Januari – 6 Februari 2012, sedangkan rakornya akan dilaksanakan selama 2 hari, pada tanggal 29– 31 Februari 2012. Tempat pelaksanaan kegiatan di Hotel Grand Lembang, Jalan Lembang 272, Lembang Bandung I. Pelaksana Pelaksana kegiatan adalah KMP Wilayah 1, Wilayah 2 dan manajemen Ciria Jasa J. Sumber Pembiayaan Sumber pembiayaan kegiatan ToT berasal dari Kontrak KMP PNPM MP Wilayah 1 dan Wilayah 2, untuk kegiatan rakor dan team building dari kontrak service dan biaya perjalanan dinas berasal dari Kontrak masing-masing KMW, Adapun secara rinci pembiayaan kegiatan ini adalah sebagai berikut : Kontrak Pembiayaan KMP Wilayah 1 KMP wilayah 2 Kontrak Service Paket Meeting dan Paket Meeting dan Bahan Paket Meeting kegiatan rapat Bahan serahan Peserta serahan Peserta ToT Dasar koordinasi dan kegiatan ToT ToT Dasar (10 hari) (9 hari) dan Penguatan (8 penguatan dan Penguatan (8 hari) hari) Kit training (Rompi & Kaos), Akomodasi, Honor dan Akomodasi, Honor dan serta kebutuhan tranportasi tranportasi Narasumber perlengkapan kelas selama Narasumber kegiatan Rakor, TOT dasar Biaya cetak sertifikat peserta dan penguatan Biaya cetak sertifikat dan pemandu peserta dan pemandu Biaya untuk Team Building Biaya sewa infocus selama kegiatan sampai tanggal 7 Februari 2012 K. Pengorganisasian Pengendalian kualitas Untuk menjaga kualitas pelatihan, ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu : a) Mengawal kelas Untuk menjaga proses penanggungjawab kelas
dan pencapaian substansi,
akan ditempatkan 1
orang
8
b) Evaluasi Untuk mengetahui efektivitas dan capaian pelatihan dilakukan evaluasi baik yang berhubungan dengan peserta, proses maupun penyelenggaraan. Pre dan Post Test : untuk melihat kemampuan peserta sebelum dan setelah lokalatih. Dengan hasil test tersebut diharapkan terlihat tingkat potensi dan kemajuan peserta. Evaluasi harian : evaluasi ini dilakukan oleh peserta untuk mengetahui tingkat pemahaman mengenai materi serta umpan balik terhadap pemandu. Evaluasi ini diadakan pada setiap topik, untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan benarbenar dipahami oleh peserta. Pengamatan pemandu terhadap peserta : evaluasi ini dilakukan oleh pemandu dan penanggung jawab kelas, yang masing-masing bertugas untuk mengamati kemampuan peserta ketika praktek memandu. L. Pelaporan Laporan kegiatan dibuat oleh pelaksana yang berisi antara lain substansi/materi dan proses pelaksanaan kegiatan. Laporan kegiatan disampaikan kepada Satker P2KP Pusat paling lambat 2 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. M. Penutup Kerangka acuan TOT pelaksananaan kegiatan.
ini disusun sebagai panduan yang dapat digunakan dalam
Jakarta, Januari 2012 Kepala Satker P2KP
Ir. Boby Ali Azhari, MSc NIP. 197007271998031003
9