KERANGKA ACUAN TRAINING OF TRAINER (TOT) DASAR PEMANDU NASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan pada tahun 2011 diperluas dengan penambahan cakupan wilayah sejumlah 10.923 desa/kelurahan. Perluasan tersebut berimplikasi terhadap penambahan fasilitator wilayah baru sebanyak 6503 fasilitator. Semakin luasnya wilayah sasaran dan semakin banyaknya fasilitator berimplikasi terhadap semakin besarnya tugas peningkatan kapasitas pelaku yang harus diemban oleh program, dimana salah satu mata rantainya terletak pada satu tim fasilitator pelatihan yang biasa disebut sebagai pemandu nasional. Berdasarkan strategi PNPM Mandiri Perkotaan, bahwa dari tahun 2010 – 2012 substansi pendampingan memasuki phase kemandirian, Tahun 2013 – 2014 tahap keberlanjutan, dimana kelembagaan yang telah dibangun diharapkan dapat secara mandiri menjaga keberlanjutan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan data SIM, bahwa kinerja kelembagaan BKM Tahun 2010 mengambarkan BKM yang masuk ke kategori awal sebanyak 649 BKM (6.5 %), BKM Berdaya sebanyak 7.097 BKM (71,4 %), BKM Mandiri sebanyak 2100 BKM (21,1 %), dan BKM Menuju Madani sebanyak 100 BKM (1 %), melihat data tersebut, bahwa pendampingan untuk membangun kemandirian kelembagaan masyarakat menjadi hal yang tang penting untuk di prioritaskan. Disamping itu, upaya untuk membangun kemandirian masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan melalui PNPM Mandiri Perkotaan, terjadi gap antara harapan dan kenyataan yang terjadi, diantaranya : Kelurahan yang belum Tinjauan parsitipatif, Tahun 2 (48%), Tahun 3 (53%), Tahun 4 (81%) Keluran yang belum RWT, Tahun 2 (94%), Tahun 3 (92%), Tahun 4 (97%) Yang belum pemilu ulang BKM 76 % Kelurahan yang belum menyusun PJM Pronangkis, 88 %. PJM Pronangkis dan RTPLP belum beorientasi jelas untuk menjawab pencapaian target MDGs dan pelayanan dasar bagi warga miskin Partisipasi perempuan dan warga miskin rendah dalam pengambilan keputusan KSM hanya sebatas media penyaluran BLM, belum menjadi wadah/ujung tombak penanggulangan kemiskinan di tingkat komunitas Siklus Kota disebagian besar Kota/Kabupaten tidak berjalan Baru sedikit Kota/kabupaten yang memiliki dokumen SPKD KBP belum dapat memberikan input untuk pengambilan keputusan Dalam rangka mewujudkan kemandirian kelembagaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan, telah dibentuk pemandu nasional yang merupakan bagian dari strategi peningkatan kapasitas pelaku PNPM Mandiri Perkotaan. Pemandu nasional merupakan orang-orang (konsultan dan aparat pemda) yang memiliki komitmen dan kapasitas untuk menggulirkan proses pembelajaran bersama semua pelaku program untuk penanggulangan kemiskinan. Pemandu nasional berperan sebagai pemegang ’tongkat estafet’ pembelajaran baik dari atas ke bawah (konsep ke lapangan) maupun bawah ke atas (pengalaman praksis lapangan ke pembaruan konsep). 1
Saat ini Pemandu Nasional konsultan berjumlah 351 orang yang terdiri dari para tenaga ahli dan korkot serta Askot. Sedangkan pemandu nasional yang berasal dari koordinator kota atau askot mandiri berjumlah 283 orang. Namun masih ada koordinator Kota atau askot mandiri yang belum menjadi pemandu nasional sebanyak 119 orang. Dengan demikian sekitar 48 % koordinator kota/Askot Mandiri belum menjadi pemandu nasional, padahal di lain pihak peran koordinator kota/Askot Mandiri mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kapasitas, baik ditingkat Kota/kabupaten, pelaku Fasilitator dan tingkat masyarakat. Pemandu nasional terdiri dari orang-orang (konsultan dan pemda) yang memiliki komitmen dan kapasitas untuk menggulirkan proses pembelajaran bersama semua pelaku program dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Proses pembelajaran ini harus didasarkan pada nilai-nilai universal kemanusiaan. Karenanya proses pembelajaran mutlak harus menggunakan metodologi partisipatif dengan memberi penghargaan terhadap pengalaman belajar orang dewasa. Pemandu nasional berperan sebagai pemegang ’tongkat estafet’ pembelajaran baik dari atas ke bawah (konsep ke lapangan) maupun bawah ke atas (pengalaman praksis ke pembaruan konsep). Sehubungan dengan pentingnya peranan Koordinator Kota/Askot Mandiri dalam kegiatan pengembangan kapasitas di wilayahnya masing-masing, maka koordinator kota/Askot Mandiri yang belum menjadi pemandu nasional wajib menjadi pemandu nasional. Untuk itu akan dilakukan training of trainers (ToT) untuk menseleksi dan merekrut pemandu nasional baru. B. TUJUAN ToT yang akan dilaksanakan bertujuan untuk: 1. Peserta memiliki pemahaman tentang konsep kemandirian BKM dan programprogram ke depan 2. Peserta memiliki motivasi untuk melakukan pendampingan mendorong kemandirian BKM 3. Peserta mampu merumuskan rencana aksi untuk mendorong kemandirian BKM 4. Menseleksi dan merekrut tim pemandu nasional baru untuk melatihkan berbagai pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan kepada semua pelaku program. 5. Memperkuat kualitas pemahaman dan kemampuan peserta dalam memandu pelatihan dasar antara lain tantangan dan kebijakan penanggulangan kemiskinan, konsep PNPM Mandiri Perkotaan, pemberdayaan dan pembangunan partisipatif. C. KELUARAN Keluaran dari ToT ini adalah sebagai berikut : 1. Pemandu memiliki kapasitas dan motivasi yang mendukung kemandirian BKM 2. Adanya rencana aksi mendorong kemandirian BKM 3. Adanya pemandu yang mampu memfasilitasi berbagai pelatihan yang menyangkut kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di wilayahnya, sehingga setiap KMW dapat secara mandiri mengadakan kegiatan pelatihan
2
D. TINDAK LANJUT Pasca ToT, para pemandu ini akan bertugas : 1. Memandu pelatihan untuk fasilitator kelurahan/desa. 2. Memandu workshop ataupun diskusi yang diselenggarakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan yang ditujukan kepada semua pelaku program baik di tingkat masyarakat maupun aparatur pemerintahan daerah mulai tingkat kelurahan/desa, kecamatan hingga kota/kabupaten 3. Menjadi motor penggerak komunitas belajar (KBK, KBP dan KBIK). E. METODOLOGI ToT Pemandu Nasional merupakan pelatihan partisipatif dengan memberi penghargaan yang sama terhadap setiap pengalaman peserta (pendidikan orang dewasa). ToT ini menanamkan cara berpikir kritis sehingga peserta mampu menganalisis dan menilai setiap fenomena sosial tidak hanya sebagai kejadian yang berdiri sendiri tetapi terbentuk sebagai hubungan sebab akibat yang struktural (relasi negara dan masyarakat). Proses pembelajaran akan selalu dimulai dengan merefleksikan pengalaman peserta baik sebagai pelaku program maupun anggota masyarakat. Refleksi pengalaman berbagai peserta dianalisis bersama-sama oleh peserta untuk menemukan pembelajaran baru yang akan menjadi bekal menjalani realitas kehidupan berikutnya. Karena itu, proses pembelajaran akan lebih banyak menggunakan metode-metode curah pendapat, diskusi kelompok, tanya jawab, simulasi dibandingkan ceramah. Waktu belajar juga akan lebih banyak digunakan untuk praktek/simulasi memandu pelatihan karena pada hakikatnya ilmu fasilitasi juga adalah seni yang semakin diasah akan semakin mahir. F. POKOK BAHASAN No
TOPIK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
I
Kegiatan Rapat Koordinasi
1
Arah kebijakan dan Rencana Pelaksanaan PNPM Mandiri dPerkotaan 2012 Team Building Evaluasi Pelaksanaan PNPM MP Tahun 2011
2 3
4
Teknis Pengendalian PM, BLM dan Schedule Pelaksanaan PNPM MP 2012
II 1
Kegiatan ToT Dasar Orientasi Belajar
Mengetahui arah kebijakan PNPM Mandiri Perkotaan Rencana Pelaksanaan PNPM MP Tahun 2012 Membangun team Mengetahui capaian kegiatan PNPM MP Tahun 2011 Mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan PNPM MP Tahun 2011 Mengetahui teknis pengendalian pemberdayaan masyarakat, BLM dan schedule pelaksanaan PNPM MP 2012 JPL Rakor
Menyepakati tujuan dan alur belajar Membangun komitmen terhadap metode dan jadual
JPL
METODOLOGI
2
Pleno
8 6
Team Pleno
2
Pleno
20 2
Menggambarkan harapan, kekhawatiran, di kelas Pleno
3
belajar 2
Belajar dari Program Lain Acces (Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) is an initiative of the Australian Government and Indonesian through the Australian Agency for International Development (AusAID).
Belajar dari pengalaman
5
PMPK
Access dalam menentukan prioritas penerima manfaat dan prioritas program Belajar dari pengalaman Access dalam mengelola konflik kepentingan para pelaku lokal Belajar dari pengalaman Access dalam mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kapasitas pelaku Meningkatkan motivasi untuk melakukan konsitensi dalam pendampingan Membangun integritas pelaku Sharing pengalaman pengorganisasian masyarakat Memahami konsep kemandirian BKM menurut PNPM MP sebagai motor penggerak penanggulangan kemiskin Mengetahui pengalaman BKM dan KSM dalam mengelola program nangkis Mengetahui harapan-harapan BKM dan KSM dalam membangun kemandirian Peserta mampu merefleksikan kemandirian BKM antara konsep dan kenyataannya Peserta mampu memetakan kelemahan dan kelebihan konsep kemandirian BKM diterapkan di lapangan Menguatkan pemahaman mengenai konsep PLPBK dan posisi PLPBK sebagai intervensi akhir transformasi sosial Menguatkan pemahaman pemahaman tahapan intervensi PLPBK Mengenal konsep PMPK Mengenal mekanisme PMPK
6
GF DRR
Mengenal konsep GF DRR Mengenal mekanisme FG
Media Pendidikan masyarakat Kritis
Membangun kemandirian BKM dan testimony BKM, KSM
3
4
Refleksi terhadap konsep membangun kemandirian BKM & KSM
PLPBK
Diskusi Berputar 3
Pleno Narasumber : Access
3
Narasumber : Kalyana Mandira
4
Narasumber : Arief Rahadi BKM terbaik, KSM terbaik
3
Pemandu nasional Ayi Sugandi Arief Rahadi Anang Fahmi
5
Narasumber : Tim PLPBK Pemandu Nasional
5
Narasumber & Pemandu Nasional Narasumber : Ayi Sugandi
2
4
7
Merumuskan rencana aksi mendorong kemandirian BKM
8
Pelatihan partisipatif dan pendidikan kritis
9
Pemandu Pelatihan Partisipatif
10
Metode Pelatihan Partisipatif
11
Media Pelatihan Partisipatif
12
Pembahasan Modul Dasar PNPM MP
13 14 15
Penyusunan Session Guide untuk Praktek Memandu Demonstrasi Teknik Fasilitasi Praktek Memandu
DRR Peserta mampu merumuskan strategi pendampingan masyarakat menuju kemandirian kelembagaan masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan sebagai pembelajaran kritis Pendidikan orang dewasa Pelatihan partisipatif untuk pendidikan kritis Memahami perbedaan pemandu pelatihan partisipatif dengan pelatihan lainnya Mengenalkan metode – metode pelatihan yang sesuai dengan prinsip pelatihan partisipatif Belajar mengidentifikasi metide yang sesuai dengan karakteristik peserta
6
Kelas (Pemandu Nasional)
3
Kelas
2
Kelas
3
Kelas
Mengenalkan media – media pelatihan partisipatif Belajar mengidentifikasi media yang tepat
3
Kelas
Memahami modul dasar PNPM MP Mampu memfasilitasi pelatihan dasar PNPM MP Menyusun session guide sederhana sebagai bahan praktek Memandu Memberikan gambaran beberapa teknik fasilitasi Meningkatkan kemampuan memfasilitasi pelatihan dengan menggunkan metode dan media pembelajaran partisipatif
4
Kelas
4
Kelas
2
Kelas
30
Kelas
70 G. NARASUMBER, PEMANDU DAN PESERTA Narasumber merupakan individu – individu yang mempunyai kapasitas pada isu – isu yang dibahas berasal dari Pemerintah, pelaku PNPM Mandiri Perkotaan. Pemandu berasal dari para pemandu nasional PNPM Mandiri Perkotaan G.1. Narasumber Narasumber berperan sebagai salah satu sumber belajar sesuai jabatan, dedikasi, kompetensi, pengetahuan, pengalaman dan kepakarannya. Adapun narasumber dalam TOT ini antara lain : 5
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Direktur Perlindungan sosial dan kesejahteraan Masyarakat, Bappenas Kepala PMU P2KP Kepala SNVT P2KP Advisory Narasumber Program Acces (Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Kalyana Mandira BKM terbaik KSM terbaik Tim Sosialisasi Tim PLPBK Tim PMPK
G.2. Pemandu Pemandu berperan memfasilitasi proses belajar, menjaga keaktifan peserta, menghidupkan suasana kelas, serta menjaga proses belajar tetap berlangsung dalam suasana yang ”hidup” (aktif dan partisipatif) sepanjang ToT. Disamping itu pemandu bertugas memotivasi peserta agar selalu termotivasi sebagai agen perubahan perilaku. Pemandu juga memastikan materi yang disampaikan oleh narasumber dapat dipahami, dijalankan dan ditransformasikan kepada masyarakat dan Pemda selepas TOT nanti. Pemandu adalah pemandu nasional yang telah dinyatakan layak untuk memandu kegiatan ToT Dasar pemandu nasional. Adapun Pemandu ToT Dasar Pemandu Nasional adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Agus Sudirman Slamet Silalahi Dikdik Heridana Ihsan Hakim Boyke Nugraha Imas Siti Masitoh Ahmad Fauzi Yunan Isnaeny James Manopo Jaja Jamaludin
G.3. Penanggung Jawab Kelas Penanggung Jawab Kelas bertugas memfasilitasi pengelolaan kelas, mobilisasi peserta dan memastikan segala sesuatu berjalan sesuai harapan kelas ideal saat proses belajar berlangsung, seperti menjaga konsistensi metode POD dan memastikan semua petugas kelas berperan pada posisinya. Kerapkali penanggung jawab kelas juga bertindak sebagai pengelola waktu (time keeper), selalu mengecek training kit, media bantu, dan faktor-faktor yang mempengaruhi suasana kelas secara internal maupun eksternal. Sebagai sutradara, penanggung jawab kelas harus mampu menguasai dasar-dasar peran event organizer (EO) dan manajemen pelatihan. G.4. Peserta Peserta ToT Dasar Pemandu Nasional ini terdiri dari Koordinator Kota dan Askot Mandiri yang belum menjadi pemandu nasional dan bertugas di PNPM MP dari konsultan di wilayah I & II (secara lengkap terlampir). Adapun jumlah peserta sebagai berikut :
6
No 1 2 3 4
Wilayah
Jumlah Peserta 36 Orang 86 Orang 14 Orang 6 Orang 142 Orang
Wilayah 1 Wilayah 2 KMP Proyek Total
H. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan ToT Dasar akan berlangsung selama 9 (sepuluh) hari efektif ( 8 malam pembiayaan) yaitu dari tanggal 29 – 31 januari 2012 kegiatan Rapat koordinasi, 30 Januari – 8 Februari 2012 Tempat pelaksanaan kegiatan di Hotel Grand lembang, Jalan Raya Lembang 272, Lembang Bandung I. Pelaksana Pelaksana kegiatan adalah KMP Wilayah 1, Wilayah 2 dan manajemen Ciria Jasa J. Sumber Pembiayaan Sumber pembiayaan kegiatan ToT berasal dari Kontrak KMP PNPM MP Wilayah 1 dan Wilayah 2, untuk kegiatan rakor dan team building dari kontrak service dan biaya perjalanan dinas berasal dari Kontrak masing-masing KMW, Adapun secara rinci pembiayaan kegiatan ini adalah sebagai berikut : Kontrak Pembiayaan KMP Wilayah 1 KMP wilayah 2 Paket Meeting dan Paket Meeting dan Bahan Bahan serahan serahan Peserta ToT Dasar Peserta ToT Dasar (10 (9 hari) dan Penguatan (8 hari) dan Penguatan hari) (8 hari) Akomodasi, Honor dan Akomodasi, Honor tranportasi Narasumber dan tranportasi Biaya cetak sertifikat Narasumber peserta dan pemandu Biaya cetak sertifikat peserta dan pemandu
Kontrak Service Paket Meeting kegiatan rapat koordinasi dan kegiatan ToT penguatan Kit training (Rompi & Kaos), serta kebutuhan perlengkapan kelas selama kegiatan Rakor, TOT dasar dan penguatan Biaya untuk Team Building Biaya sewa infocus selama kegiatan sampai tanggal 7 Februari 2012
K. PENGORGANISASIAN Kepanitiaan untuk melaksanakan ToT ini dibentuk Panitia Pelaksana yang akan menjalankan perannya serta menjaga kelancaran ToT , yang terdiri dari tim dari USK Training KMP PNPM MP
7
Pengendalian kualitas Untuk menjaga kualitas ToT, ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu : a) Mengawal kelas Untuk menjaga keutuhan substansi dan proses maka dalam kelas akan dikawal oleh 1 orang Penanggungjawab Kelas b) Evaluasi Untuk mengetahu efektivitas dan capaian pelatihan dilakukan evaluasi baik yang berhubungan dengan peserta, proses ToT maupun penyelenggaraanya dilakukan beberapa evaluasi antara lain : Pre dan Post Test, untuk melihat kemampuan peserta sebelum mendapatkan ToT. Dengan hasil test tersebut diharapkan terlihat tingkat potensi peserta, untuk menjadi pertimbangan penatapan sebagai pemandu inti Evaluasi harian : evaluasi ini dilakukan oleh peserta untuk mengetahui tingkat pemahaman mengenai materi serta terhadap pemandu. Evaluasi ini diadakan pada setiap topik, untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan benar-benar dipahami oleh peserta. Pengamatan pemandu terhadap peserta: evaluasi ini dilakukan oleh pemandu dan penanggung jawab kelas, yang masing-masing bertugas untuk mengamati kemampuan peserta ketika praktek memandu. c) Koordinasi Untuk menjaga kualitas proses maka setiap hari dilakukan Refleksi selama pelaksanaan ToT, yang terdiri dari Pemandu dan panitia ToT. Dari Refleksi tersebut diharapkan terbahas masalah-masalah yang muncul selama ToT. L. PELAPORAN Laporan kegiatan dibuat oleh pelaksana yang berisi antara lain substansi/materi dan proses pelaksanaan kegiatan. Laporan kegiatan disampaikan kepada pihak proyek paling lambat 2 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. M. PENUTUP Kerangka acuan TOT ini disusun sebagai panduan yang dapat digunakan dalam pelaksananaan kegiatan. Jakarta, Januari 2012 Kepala Satker P2KP
Ir. Boby Ali Azhari, MSc NIP. 197007271998031003
8