KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT TUNGGAL DI KELAS III SDN 1 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO Maryam K. Bouta¹, Evi Hasim², Wiwy Triyanty Pulukadang³ Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan ABSTRAK Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan siswa menulis kalimat tunggal di kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan Kemampuan Siswa Menulis Kalimat Tunggal di kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa menulis kalimat tunggal di kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo secara umum ditunjukkan dengan kemampuan siswa dalam melakukan pilihan kata, kemampuan siswa dalam menyusun struktur kalimat yang baik serta kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal. Kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal mengalami peningkatan setelah mendapatkan bimbingan guru secara intensif. Siswa pada umumnya dapat menulis kalimat tunggal sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disarankan bahwa guru perlu memberikan latihan kepada siswa secara intensif dalam membuat kalimat tunggal sehingga siswa dapat menulis kalimat tunggal sesuai dengan yang diharapkan. Kosa kata siswa perlu dikembangkan secara intensif sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal. Kata Kunci: Kemampuan, Kalimat Tunggal
1
1
Maryam K. Bouta, 151410124, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan, Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd, Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd, M.Pd
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar sangat diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan atau mengembangkan kompetensi siswa sehingga memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Bahasa sangat bermanfaat dalam membantu perkembangan intelektual, emosional dan sosial siswa sehingga memiliki penguasaan atau kemampuan berbahasa yang baik. Melalui kegiatan berbahasa yang baik maka siswa akan mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat serta dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Salah satu keterampilan berbahasa yang dibelajarkan kepada siswa sejak sekolah dasar adalah kemampuan siswa dalam menulis. Kemampuan siswa dalam menulis perlu dikembangkan secara optimal dalam mendukung peningkatan keterampilan siswa dalam berbahasa. Salah satu bentuk keterampilan menulis yang dikembangkan di sekolah dasar adalah kemampuan menulis kalimat tunggal. Kemampuan siswa menulis kalimat tunggal dibelajarkan sejak sekolah dasar dengan harapan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang baik dalam menulis kalimat yang memiliki subyek, predikat, obyek dan keterangan. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat), diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), namun unsur tambahan tersebut tidak membentuk pola kalimat baru. Kalimat ini adalah merupakan kalimat yang terdiri atas satu klausa yaitu S-P. Jadi, unsur inti kalimat tunggal ialah subjek dan predikat (Rusyana & Samsuri, 2001). Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan. Di samping itu, tidak mustahil ada pula unsur manasuka seperti keterangan tempat, waktu, dan sebagainya. Dengan demikian, kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek, tetapi juga dapat panjang (Alwi, et al., 2002). Kalimat tunggal terdiri dari unsur-unsur fungsional yang di sini disebut S, P, O, dan Ket. Kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal ini termanifestasi dalam bentuk kemampuan siswa untuk menuliskan kalimat yang tersusun atas subyek, predikat, obyek dan keterangan. Penulisan kalimat tunggal memerlukan pemahaman siswa atas kosa kata dan dengan memiliki kemampuan menulis kalimat tunggal maka siswa memperoleh kesempatan untuk berlatih dalam menyusun kalimat secara terstruktur sehingga membentuk kemampuan dalam menulis kalimat dengan baik. Berdasarkan kondisi di sekolah dasar bahwa belum semua siswa memiliki kemampuan yang baik menulis kalimat tunggal. Sebagian siswa belum dapat menulis kalimat sesuai dengan susunan yang tepat. Penempatan obyek dan predikat dalam kalimat masih sering kurang sesuai dengan kaidah kalimat tunggal. Kendala yang dihadapi siswa yaitu kosa kata yang dimiliki siswa sangat terbatas sehingga sebagian besar siswa tidak dapat membuat kalimat tunggal dengan baik. Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam pembelajaran bahwa kurang optimalnya kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal disebabkan oleh keterbatasan individu yang dimiliki siswa. Siswa biasanya mengalami kesulitan dalam belajar jika dilakukan sendiri. Realitas ini menjadi alasan
perlunya untuk menganalisis secara mendalam tentang kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal. Dengan proses analisis ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal dengan baik. Berdasarkan pengamatan khususnya di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa tingkat kemampuan menulis kalimat tunggal siswa belum maksimal. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa sebagian siswa Kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo belum terlatih menulis kalimat tunggal. Dalam konteks ini hasil karangan siswa kurang baik. Indikatornya antara lain terlihat dari sistematika penulisan yang kurang baik dan penggunaan bahasa dalam karangan yang kurang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Isi karangan siswa pun belum memiliki alur yang jelas. Kondisi tersebut menunjukkan belum optimalnya kemampuan siswa menulis kalimat tunggal. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian diformulasikan dengan judul: Kemampuan siswa menulis kalimat tunggal di kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Pulubala, Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, yang tepatnya berada di desa Thridarma Kecamatan Pulubala. Sekolah ini dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Alvin Dj. Ishak. Sekolah ini terdiri dari 10 ruangan, 6 ruangan belajar (ruang kelas 1-6), ruangan dewan guru, ruangan kepala sekolah, pelayanan UKS, dan ruangan perpustakaan. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas III tahun ajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 15 orang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa pendekatan fenomenologis.Pendekatan fenomenologis ini mengandung makna bahwa suatu pendekatan dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Sementara jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penggunaan jenis dan pendekatan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan data temuan penelitian dalam bentuk kalimat-kalimat berupa keterangan atau pernyataan-pernyataan dari responden sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan untuk mendapatkan data penelitian penulis menggunakan teknik partisipatoris, dimana penulis menjadi instrumen untuk mendapatkan data penelitian. Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sangat penting karena peneliti sebagai pelaku dan pengumpul data. Kehadiran peneliti ini yaitu untuk mengamati secara langsung keadaan di lapangan tentang Kemampuan siswa menulis kalimat tunggal di kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Kehadiran peneliti dilokasi dilakukan untuk mengamati realitas di lapangan melalui kegiatan observasi. Kegiatan orbservasi tersebut difokuskan pada pengamatan terhadap kemampuan siswa menulis kalimat tunggal di kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Hasil observasi tersebut menjadi bahan acuan dalam menentukan focus masalah yang akan ditindaklanjuti dengan kegiatan wawancara. Wawancara sebagai salah satu teknik pengumpulan data sangat memerlukan kehadiran peneliti. Proses wawancara ini dilakukan untuk
mendapatkan data daya yang valid terkait masalah yang ditemukan pada kegiatan observasi awal. Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data hasil observasi dan wawancara terhadap informan dengan sumber data adalah guru, dan siswa di SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Penelitian kualitatif dengan paradigma naturalistik, datanya dikumpulkan oleh peneliti sendiri. Peneliti menjadi instrumen utama yang terjun ke lapangan serta berusaha mengumpulkan data melalui wawancara atau observasi (Nasution, 2006:78). Hal ini sejalan dengan pendapat Lincoln dan Cuba (dalam (Nasution, 2006:78), yang menyatakan bahwa metode kualitatif akan lebih mudah dilakukan bila instrumen yang digunakan adalah aktivitas manusia melalui melihat, mendengar, berbicara dan lain sebagainya. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam membahas masalah penelitian ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: Teknik ini digunakan untuk mengamati langsung pelaksanaan pembelajaran menulis kalimat tunggal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Teknik ini merupakan teknik utama dilakukan untuk menggali data terkait kemampuan siswa menulis kalimat tunggal di kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Dokumentasi ini berisi lampiran-lampiran berupa foto, rekaman video, ataupun data- data yang diperlukan oleh peneliti selama penelitian berlangsung. Sebagai pelengkap ataupun bukti fisik dari penelitian yang telah dilakukan. Data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif. Tuloli (2004:34) bahwa Teknik analisis kualitatif dilakukan dengan 2 langkah yaitu: 1) analisis data selama mengumpul data, 2) Analisis setelah data terkumpul. Teknik analisis data selama proses pengumpulan data dilakukan dengan cara induksi artinya analisis didasarkan pada keadaan nyata di lapangan, dan tidak didasarkan atas pemikiran, pemahaman apalagi kepentingan subjektif peneliti. Teknik analisis data setelah data terkumpul dilakukan dengan cara sebagai berikut: Merapikan data, kegiatan ini dilakukan dengan cara memilah data dari setiap informan yang diwawancarai disesuaikan dengan sub focus masalah yang menjadi topik wawancara. Mereduksi data diperlukan untuk membantu peneliti dalam menulis semua hasil data lapangan sekaligus merangkum, memilih dan memilah hal-hal pokok serta menganalisisnya. Sajian data dilakukan dengan menyajikan data secara sistematis berdasarkan kaidah penyajian data yang telah terpola sebelumnya. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data melalui ketekunan pengamatan dan pemeriksaan sejawat. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud untuk menemukan ciriciri dan unsur dalam situasi yang relevan dengan permasaalahan yang sedang diteliti.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan- rekan sejawat yang mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan data. Dalam hal ini, pemeriksaan sejawat dilakukan dengan guru kelas 111 yang berada di SDN 1 Pulubala yang dapat memberikan masukan tentang apa yang menjadi focus dalam penelitian ini. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan penulis meliputi: Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup : a. Mengkaji, mengamati situasi dan kondisi dan keadaan nyata pada objek lapangan. b. Mengkaji dan menganalisis permasalahan umum pada lingkungan objek penelitian. c. Membaca dan mencari literatur yang relevan dan menunjang masalah penelitian. Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup : a. Mengadakan wawancara dengan informan sesuai dengan indikator penelitian dan pertanyaan penelitian. b. Mencatat dan memberikan informasi yang disampaikan informan dengan menggunakan alat bantu seperti buku catatan, dan kamera digital. c. Menganalisis dan menginterprestasi data hasil wawancara atau pengamatan. Pada tahap member check ini, kegiatan yang seyogyanya dilakukan oleh penelitian adalah : a. Merangkum hasil analisis data yang dibuat dalam bentuk laporan (draf). b. Memberi dan mengadakan serta memberikan laporan hasil analisis informan untuk dikaji kembali sesuai dengan data dan informasi yang diberikan. c. Memperbaiki kembali mengenai kekeliruan hasil koreksi dari informan. d. Hasil perbaikan tersebut dikonsultasikan kembali pada dosen pembimbing sampai akhirnya mendapat pengarahan. HASIL PENELITIAN Penelitian kemampuan siswa menulis kalimat tunggal ini masih berhubungan dengan aspek pilihan kata, dan struktur kalimat. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa menulis kalimat tunggal. Penelitian dimulai pada hari jumat, 9 mei 2014 dimana peneliti melakukan kunjungan awal di sekolah SDN 1 Pulubala dengan tujuan mendatangi kepala sekolah dan guru kelas III untuk meminta izin atas penelitian yang akan dilakukan di sekolah SDN 1 Pulubala. Sedangkan pengumpulan data dimulai dengan melaksanakan observasi pada hari senin 12 mei 2014, dimana peneliti mengamati guru dan siswa yang dalam proses pembelajaran bahasa indonesia khususnya menulis kalimat tunggal, dan kemudian siswa mengamati pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. Dari hasil pengamatan peneliti ternyata pengelolaan pembelajaran dengan menulis kalimat tunggal telah optimal dilakukan oleh guru, dan nampaknya siswa memperhatikan penjelasan oleh guru dengan baik. Namun, ada juga sebagian siswa yang kurang memperhatikan penjelasan oleh guru, dan masih ada yang mengantuk pada saat proses pembelajaran tersebut. Kemudian pada akhir
pembelajaran, terlihat guru memberikan tugas berupa lembaran kerja siswa dimana siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Pada kunjungan berikutnya, pada hari senin, 19 mei 2014 dimana peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa kelas III SDN 1 Pulubala. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas III, ternayata pandangan dari guru mengenai siswa kelas III adalah siswanya masih kurang pemahaman sehubungan dengan aspek-aspek penilaian yang ada. Secara umum, peneliti menemukan gambaran sehubungan dengan kemampuan siswa menulis kalimat tunggal dikelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo yang mana hasilnya bervariasi, ada yang mampu, ada yang kurang mampu, dan ada yang tidak mampu menulis kalimat tunggal. Adapun faktor pendukung siswa dalam menulis kalimat tunggal adalah latihan secara intensif dan sering memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Sedangkan faktor penghambat dalam kemampuan siswa menulis kalimat tunggal adalah siswa yang masih cenderung malas untuk hadir di sekolah, sehingga keterlambatan dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akibatnya siswa kurang pemaham dan siswa ada yang tidak mampu dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Adapun temuan khusus yang ditemukan oleh peneliti dari hasil penelitian baik observasi dan wawancara yang dilakukan pada siswa kelas III SDN 1 Pulubala ternyata masih ada siswa yang masih kurang mampu dalam menulis kalimat tunggal secara baik. Berikut Hasil Observasi Penilaian Siswa Menulis Kalimat Tunggal. Pilihan Kata N o
1. 2
Nama
KM
3
2
Abd T.
4
6
Ismail Y. Ismail T Moh D.
7
Ridwan
8
Riski
T M 1
Almaji d Moh.A b
3
5
M
Struktur Kalimat K T M M M 3 2 1
Juml Nilai Ket ah
33,3
4
26,6
K M
4
26,6
6
40
K M M
5
33,3
M
2
13,3
5
33,3
T M M
4
26,6
K
M
5
M 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5
Meylan Nabila
6 6
40 40
M M
Nezza
5
33,3
M
Putri
5
33,5
M
6
40
M
6
40
M
6
40
M
40
M
Siti
Intan
M Usm
Jumlah
9
7
Persent ase %
60 %
46%
9
5
1
6, 60 33, 6,6 6 % 3% % % Siswa yang Mampu 9 orang = 73 % Siswa yang Kurang Mampu 3 orang = 20 % Tidak Mampu 1 orang = 7 % Kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal ini termanifestasi dalam bentuk kemampuan siswa untuk menuliskan kalimat yang tersusun atas subyek, predikat, obyek dan keterangan. Penulisan kalimat tunggal memerlukan pemahaman siswa atas kosa kata dan Dengan memiliki kemampuan menulis kalimat tunggal maka siswa memperoleh kesempatan untuk berlatih dalam menyusun kalimat secara terstruktur sehingga membentuk kemampuan dalam menulis kalimat dengan baik. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat), diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), namun unsur tambahan tersebut tidak membentuk pola kalimat baru. Kalimat ini adalah merupakan kalimat yang terdiri atas satu klausa yaitu S-P. Jadi, unsur inti kalimat tunggal ialah subjek dan predikat (Rusyana & Samsuri, 2001). Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan.Di samping itu, tidak mustahil ada pula unsur manasuka seperti keterangan tempat, waktu, dan sebagainya. Berdasarkan hasil temuan umum dan temuan khusus, bahwa sebnagian besar siswa kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal mengalami peningkatan setelah mendapatkan bimbingan guru secara intensif.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Kemampuan siswa menulis kalimat tunggal di kelas III SDN 1 Pulubala Kabupaten Gorontalo secara umum ditunjukkan dengan kemampuan siswa dalam melakukan pilihan kata, kemampuan siswa dalam menyusun struktur kalimat yang baik serta kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal. Kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal mengalami peningkatan setelah mendapatkan bimbingan guru secara intensif. Saran Berdasarkan simpulan tersebut dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Upaya pengembangan kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal perlu dilakukan secara intensif. 2.
Guru perlu memberikan reward kepada siswa yang mampu menulis kalimat tunggal dengan tepat sehingga siswa lebih termotivasi untuk menulis kalimat tunggal dengan baik
3.
Guru perlu memberikan latihan kepada siswa secara intensif dalam membuat kalimat tunggal sehingga siswa dapat menulis kalimat tunggal sesuai dengan yang diharapkan.
4.
Kosa kata siswa perlu dikembangkan secara intensif sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kalimat tunggal.
DAFTAR PUSTAKA Abbas.2006. Pengajaran Mengearang di Sekolah Dasar.Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi, 2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD Akhadiah.2007, Dasar-Dasar Menulis kalimat tunggal, Rineka Cipta: Jakarta Depdiknas. 2003. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional: Jakarta: Depdiknas Gie.1995. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, 2004.Tinjauan Analisis Pembelajaran Modern. Jakarta: Puspa Haryadi dan Zamzani, 2006.Meningkatkan Mengarang Pada Anak. Bandung: Alfabetha Keraf.2004. Tata Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Nasution, 2006.Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenhallindo Nurgiyantoro (2008.Diagnosis Kesulitan Mengarang Siswa SD/MI.Jakarta: Harapan Masa Rofi’uddin dan Zuhdi, 2008.Pembelajaran Menulis di Kelas Awal Sekolah Dasar.Jakarta: PT Pabelan Sadiman.2006, Metode Pembelajaran Kontemporer. Jakarta: Pabelan Semi.2007. Belajar Menulis kalimat tunggal, Surabaya, University Press Sirait, dkk.2004. Kemampuan siswa menulis kalimat tunggal di Sekolah Dasar. (Online) Tersedia dihttp:/ dihttp://www.e-psikologi.com/anak/250402.htm Sudjana.2008. Belajar dan Pembelajaran: Jakarta: Balai Pustaka Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabetha Tarigan.2004. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tuloli.2004. Metode Penelitian Kualitatif. Gorontalo: IKIP Negeri Gorontalo.