PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kerja Intansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap unit eselon II instansi pemerintah
untuk
menyusun
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (LAKIP), oleh sebab itu Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Lampung sebagai salah satu unit eselon II mandiri di Lingkungan BPKP diwajibkan menyusun LAKIP. LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2013 ini merupakan laporan tahun keempat pelaksanaan Rencana Strategik 2010-2014, yang memuat kegiatan-kegiatan yang dianggap dominan dalam pencapaian tujuan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Perwakilan sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2002 yang terakhir diubah dengan KEP-955/K/SU/2011. Penyusunan LAKIP dimaksudkan sebagai media bagi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya kepada stakeholders, serta sarana untuk evaluasi atas capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung baik keberhasilan maupun kegagalannya selama tahun 2013 LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Akuntabilitas Kinerja tahun 2013. Bagian Renstra akan menguraikan mengenai rencana strategik 2010– 2014 yang meliputi pernyataan visi, misi, tujuan, indikator kinerja utama, program dan kegiatan, penanggung jawab program dan kegiatan serta rencana kinerja organisasi tahun 2013. Sedangkan Bagian Akuntabilitas Kinerja akan menguraikan mengenai metodologi pengukuran capaian,
i
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
capaian kinerja organisasi tahun 2013, analisis capaian organisasi tahun 2013 dan akuntabilitas keuangan. Kami berharap LAKIP tahun 2013 ini dapat memberikan manfaat bagi stakeholders dan seluruh pejabat struktural dan fungsional Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai umpan balik dalam melaksanakan tugasnya di masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yang lebih baik.
Kepala Perwakilan,
Iman Achmad Nugraha NIP 19590304 198101 1 001
ii
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................................iv I.
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 A. B. C. D. E.
II.
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BPKP ..................................................................... 1 ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ...................................................................................... 2 KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI .................................................. 4 STRUKTUR ORGANISASI..................................................................................................... 5 SISTEMATIKA PENYAJIAN ................................................................................................. 8
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................................... 10 A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014 .................................................................................. 11 1. Pernyataan Visi .................................................................................................................... 11 2. Pernyataan Misi ................................................................................................................... 11 3. Tujuan .................................................................................................................................. 17 4. Sasaran Strategis .................................................................................................................. 18 5. Indikator Kinerja Utama ...................................................................................................... 19 6. Program dan Kegiatan.......................................................................................................... 22 B. PERJANJIAN KINERJA 2013 .......................................................................................... 24
III. AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................ 28 A. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................................. 28 B. ANALISIS KINERJA ............................................................................................................. 35 Sasaran Strategis1.................................................................................................................... 35 Sasaran Strategis 2 ................................................................................................................... 42 Sasaran Strategis 3 ................................................................................................................... 45 Sasaran Strategis 4 ................................................................................................................... 49 Sasaran Strategis 5 ................................................................................................................... 56 Sasaran Strategis 6 ................................................................................................................... 59 Sasaran Strategis 7 ................................................................................................................... 61 Sasaran Strategis 8 ................................................................................................................... 71
IV. PENUTUP ................................................................................................................................. 73
LAMPIRAN
iii
I. PENDAHULUAN
B
adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait. Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 lebih lanjut diuraikan sebagai berikut:
A.
Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi Berdasarkan pasal 52 Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2011
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 dinyatakan bahwa BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; 2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; 3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP; 4. Pemantauan, pemberian bimbingan, serta pembinaan terhadap kegiatan pengawasan keuangan dan pembangunan; 5. Penyelenggaraan
pembinaan
dan
pelayanan
administrasi
umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, serta perlengkapan, dan rumah tangga.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
1
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan: 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; 2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan untuk mendukung pembangunan secara makro; 3. Penetapan
sistem
informasi
di
bidang
pengawasan
keuangan
dan
pembangunan; 4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; 5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; 6. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: a. Memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunan dan sebagainya. b. Meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, suratsurat bukti, notulen rapat direksi/komisaris/panitia dan sejenisnya, hasil survey laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang di perlukan dalam pengawasan; c. Melakukan pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan, dan lain-lainnya; d. Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan baik hasil pengawasan
BPKP
sendiri,
maupun
hasil
pengawasan
lembaga
pengawasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B.
Aspek Strategis Organisasi BPKP sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian,yang dibentuk dengan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013, telah mendapat mandat baru dengan diterbitkannya Peraturan 2
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB I. PENDAHULUAN
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Mandat baru bagi BPKP dimaksud adalah sebagai auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran sebagai pembina SPIP berkaitan erat dengan peran pengawasan intern karena dengan penguatan SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan. Mandat baru tersebut telah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP seperti dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan Desember 2008. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung harus dapat menunjukkan paradigma barunya melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor Presiden di daerah sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Adapun strategi penguatan (reposisi) BPKP ke depan adalah: 1. Product Differences Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008, maka penugasan-penugasan BPKP sebagai auditor Presiden akan bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden yang menjalankan amanah rakyat, bersifat strategis, makro, nasional (lintas sektoral). 2. Market Differences BPKP perlu mengenali dengan baik siapa market nya, hal ini dimaksudkan agar produk BPKP menjadi bernilai, memiliki pasar pengawasan yang jelas bagi shareholders dan stakeholders entitas birokrasi baik eksekutif, legislatif, yudikatif, organisasi pendidikan dan organisasi profesi di wilayah Provinsi Lampung. 3. Methodology Differences Pengembangan metodologi pengawasan yang kontemporer, spesifik, dan membawa manfaat misalnya program evaluations, policy analysis, forensic audit, performance audit, internal control review perlu dikembangkan sejalan dengan paradigma baru BPKP.
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
3
BAB I. PENDAHULUAN
Dengan semakin luasnya cakupan penugasan BPKP sebagaimana amanat dari PP Nomor 60 Tahun 2008, yang meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP, dan paradigma baru BPKP yang lebih mengedepankan aspek pencegahan, dengan lebih menekankan membangun sistem yang mampu mencegah kecurangan/penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya kecurangan/penyimpangan, telah mendorong dilakukannya perubahan visi BPKP. Dua peran utama yang dapat dilakukan BPKP adalah peran assurance dan consulting.
C.
Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi Dalam rangka mendukung meningkatkan tata kelola pemerintahan dan
menciptakan iklim pencegahan KKN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung memberikan layanan kepada pengguna sebagai berikut: 1. Pengawasan intern atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral; 2. Pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara (BUN); 3. Pengawasan intern atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden; 4. Melakukan audit investigatif atas kasus-kasus yang berindikasi terjadinya kerugian keuangan negara dan memberikan bantuan perhitungan kerugian keuangan negara kepada instansi penyidik; 5. Melakukan
sosialisasi,
asistensi
dan
bimbingan
teknis
dalam
rangka
pembenahan manajemen pemerintah dan BUMN/D; 6. Melakukan kajian-kajian terkait dengan isu-isu aktual yang bersifat strategis, berdampak luas dan menjadi sorotan publik dalam rangka memberi masukan untuk pengambilan kebijakan pemerintah. Pengawasan lintas sektoral yang dilakukan antara lain Audit Kinerja Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Audit Kinerja Program Gerakan Nasional – Rehabilitasi Hutan dan Lahan/GERHAN, Optimalisasi Penerimaan Negara dari Pajak dan PNBP, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Supervisi dan Monitoring Pengadaan Benih Bantuan Petani, Program yang dibiayai dari Dana Dekonsentrasi pada Kementerian Sosial dan Perpustakaan Nasional, serta audit kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
4
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB I. PENDAHULUAN
Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara meliputi audit atas proyek yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri dan monitoring atas realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK). Kegiatan pengawasan lainnya yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, dalam mendukung penugasan BPKP atas penugasan Presiden dilakukan terhadap beberapa permasalahan yang menjadi atensi Presiden, antara lain kegiatan lintas sektoral, BUN, permintaan presiden dan Bantuan Operasional Sekolah. Dalam rangka mendukung pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance), Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga berupaya membantu pemerintah untuk mewujudkan sasaran prioritas RPJMN 2010-2014 dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menerapkan strategi preemtif/edukatif, preventif, dan represif. Kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi program anti korupsi, konsultasi, koordinasi, sosialisasi Fraud Control Plan (FCP), audit investigatif hambatan kelancaran pembangunan, klaim dan ekskalasi, audit investigatif kasus berindikasi tindak pidana korupsi, bantuan audit investigatif dan bantuan penghitungan kerugian keuangan negara kepada penyidik, dan pemberian keterangan ahli dalam tahap penyidikan maupun dalam sidang perkara tindak pidana korupsi. Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berkaitan dengan upaya meningkatkan
tata
kelola
pemerintahan,
melakukan
kegiatan
sosialisasi,
asistensi/bimbingan teknis sistem akuntansi, Good Corporate Governance (GCG) dan Key Performance Indicators (KPI). Terkait dengan pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berupaya meningkatkan kepedulian pentingnya SPIP dan penerapannya kepada entitas pemerintah daerah dengan melakukan sosialisasi, fasilitasi, asistensi.
D.
Struktur Organisasi Struktur
Organisasi
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
sesuai
Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 sebagaimana telah diubah beberapakali, terakhir dengan peraturan Kepala BPKP Nomor PER955/K/SU/2011, tampak sebagaimana berikut:
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
5
BAB I. PENDAHULUAN
Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPKP
Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan yang membawahi 1 (satu) Bagian dan 4 (empat) Bidang, sebagai berikut: 1.
Bagian Tata Usaha
2.
Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
3.
Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
4.
Bidang Akuntan Negara
5.
Bidang Investigasi Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh 4 (empat) Kepala Sub Bagian,
yaitu Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan. Tugas Pokok Bagian Tata Usaha dan Bidang-bidang adalah, sebagai berikut: 1.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, serta pelaporan hasil pengawasan.
2.
Bidang
Pengawasan
Instansi
Pemerintah
Pusat
mempunyai
tugas
melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan 6
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB I. PENDAHULUAN
instansi pemerintah pusat, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat, serta evaluasi hasil pengawasan. 3.
Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah, pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas serta evaluasi hasil pengawasan.
4.
Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan audit, evaluasi pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabiltas kinerja badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, BUMD atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.
5.
Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan audit atas indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan Negara, BUMN dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, audit atas hambatan kelancaran pembangunan, serta pemberian bantuan audit pada instansi penyidik dan instansi lainnya.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung didukung oleh sumber daya manusia (SDM), yang terdiri atas: Tabel 1.1. Posisi Pegawai Menurut Golongan per 31 Desember 2012
No
Uraian
Posisi per Tambah
Kurang
Posisi per 31 Desember 2013
1 Januari 2013 1
Golongan IV
14
5
2
17
2
Golongan III
84
0
9
75
3
Golongan II
53
3
2
54
4
Golongan I
-
-
-
-
Total
151
8
13
146
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
7
BAB I. PENDAHULUAN
Tabel 1.2.
Data Pegawai Menurut Jabatan No
Uraian
Posisi per
Tambah Kurang
1 Januari 2013 1
Posisi per 31 Desember 2013
Pejabat Struktural - Eselon II
1
-
-
1
- Eselon III
5
-
-
5
- Eselon IV
4
-
-
4
2
Pejabat Fungsional
76
5
10
71
3
Staf
65
3
3
65
Total
151
8
13
146
E.
Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2013 melaporkan
pencapaian kinerja BPKP selama tahun 2013. Capaian kinerja 2013 diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Tapkin sendiri merupakan penjabaran Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010-2014. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2013 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2013 dapat diilustrasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini.
8
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB I. PENDAHULUAN
Gambar 1.2.Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2013 Referensi Bab
PENDAHULUAN
Bab I
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA RencanaStrategis 2010-2014
PerjanjianKinerja/Penetapan Kinerja 2013
Bab II
AKUNTABILITAS KINERJA
Bab III
PENUTUP
Bab IV
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
9
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Meningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada Renstra 2010–2014. Program pada Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung periode 2010-2014 berbeda dari Renstra periode sebelumnya yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi oleh
Bappenas.
Berdasarkan
restrukturisasi
program
tersebut,
program
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam Renstra mencakup satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP. Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga mulai tahun 2013 ini, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis. Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam Renstra BPKP tahun 2010 – 2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit jumlah anggaran dalam perspektif masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud agar dapat melakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
10
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A.
RENCANA STRATEGIS 2010-2014 Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan
salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan BPKP dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra BPKP merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah.
1.
Pernyataan Visi Struktur Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010-2014
mengacu pada restrukturisasi program dan Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010. Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP berisi Visi sebagai berikut:
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan. Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.
2.
Pernyataan Misi Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh
seluruh unit untuk mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
11
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah NonDepartemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013. Selanjutnya, dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi BPKP adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. c. Mengembangkan
kapasitas
pengawasan
intern
pemerintah
yang
profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:
MISI 1 Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan 12
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2013
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
yang baik dan mendorong upaya pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP memberikan assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu pemberian umpan balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik. Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin jelas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: 1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral; 2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan 3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang
dalam
pelaksanaannya
negara/lembaga
atau
melibatkan
pemerintah
daerah
dua
atau
yang
lebih
tidak
kementerian
dapat
dilakukan
pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan. Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP. Peran BPKP dalam mengawasi kegiatankegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya. Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden merupakan
kegiatan
BPKP
dalam
rangka
merespon
permasalahan-
permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
13
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor Presiden/Pemerintah.
MISI 2 Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
dengan
berpedoman
pada
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektifitas penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup: 1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP; 2) Sosialisasi SPIP; 3) Pendidikan dan pelatihan SPIP; 4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta 5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah. Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi kedua ini. Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan 14
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2013
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi kepada seluruh instansi pemerintah. Kegiatan
pada
butir
5)
lebih
spesifik
terkait
pada
peningkatan
kemampuan/ kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.
MISI 3 Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan
memberikan
nilai
tambah
yang
dapat
mendukung
perwujudan
kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi kerja sama yang sinergis antar-APIP. Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas APIP dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk menugaskan secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda. Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan nasional tentunya dilakukan bersama-sama, Inspektorat Jenderal Kementerian, Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan
Intern
(SPI)
BUMN/BUMD/BUL,
maupun
dengan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
Instansi 15
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Pemerintah
lain
yang
mengoordinasikan
kegiatan
pengawasan
seperti
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup: 1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008); 2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008); 3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan; 4) Pengembangan kapasitas internal BPKP; 5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP; 6) Pendukung/fasilitasi pengawasan; 7) Sinergi dengan APIP lain.
MISI 4 Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam
rangka
membangun
sistem
dukungan
pengambilan
keputusan
Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web, online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu. 16
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2013
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk memonitor
dan
mengendalikan
kemajuan
(progress)
masing-masing
program/agenda Pemerintah. Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
3.
Tujuan Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan,
serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
17
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 3) Terciptanya
iklim
yang
mencegah
kecurangan
dan
memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 4) Tercapainya
efektivitas
penyelenggaraan
sistem
pengendalian
intern
pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
4.
Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD; 2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%; 3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD; 4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%; 5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda; 6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;
18
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2013
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%; 8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan. Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5.
Indikator Kinerja Utama Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan
indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Indikator-indikator kinerja utama BPKP dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
19
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
2
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% 8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat 9 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD 10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% 13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. 14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP 15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. 16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga 17
Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
18
Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
20
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2013
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
19
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda 20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 22
Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda 23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% 24 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 25 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 26
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
27 28
Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Persentase Pemanfaatan asset Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
29 30 31 32 33 34
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP 35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
21
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
6.
Program dan Kegiatan Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP
menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas. Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu: Program Teknis Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan anggaran sebesar Rp3.548.892.000,00 Program Generik 1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis LainnyaBPKP dengan anggaran sebesar Rp11.106.085.000,00 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan anggaran sebesar Rp1.176.500.000,00 Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama.
Kumpulan
kegiatan ini identik juga dengan program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31
Mei 2007
tentang Pedoman
Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2012 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.2.
22
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2013
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Program 1:Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran strategis 1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 1 Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL 2 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD 3 Pengawasan atas Proyek PHLN 4 Pengawasan lintas sektor 5 Pengawasan atas permintaan presiden 6 Pengawasan atas permintaan stakeholder 7 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD Sasaran strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% 8 Pengawasan BUN 9 Pengawasan Penerimaan Negara Sasaran strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD 10 Pengawasan atas kinerja pelayanan publik 11 Bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat 12 Pengawasan atas kinerja BUMD Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% 13 Sosialisasi masalah korupsi 14 Bimtek/asistensi implementasi FCP 15 Kajian pengawasan 16 Audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga 17 Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik 18 Quality assurance penugasan investigasi 19 Telaahan pengaduan masyarakat Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda 20 Pembinaan penyelenggaraan SPIP 21 Asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 pada Pemerintah Daerah 22 Monitoring Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah Program 2: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis LainnyaBPKP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
23
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda 23 Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% 24 Monitoring realiasi penugasan dalam PKP2T 25 Reviu Penyusunan Laporan Keuangan Perwakilan 26 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 27 Monitoring Pagu Dana Diblokir dalam DIPA 28 Survey kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur 29 Publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa 30 Pemanfaatan asset 31 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 32 Tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 33 Masukan topik penelitian kepada puslitbangwas 34 Sosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP 35 Survey kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 36 Pemanfaatan Dukungan Sistem Informasi BPKP
B.
PERJANJIAN KINERJA 2013 Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran Indikator Kinerja Utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis ini di tahun 2013 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan
kinerja
memuat
pernyataan
dan
lampiran
formulir
yang
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome. Pada tahun 2013, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang 24
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2013
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
memuat 36 indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya delapan sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2013 NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 80,00 1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan % penyusunan laporan keuangan 85,00 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya % memperoleh opini minimal WDP 82,00 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek % PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar 73,75 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor % yang disampaikan ke Pusat 68,00 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan % Presiden yang disampaikan ke Pusat 80,00 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan % stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 100,00 7 Persentase BUMD yang mendapat % pendampingan penyelenggaraan akuntansi Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% 71,25 8 Persentase hasil pengawasan BUN yang % disampaikan ke Pusat 7,00 9 Persentase penghematan biaya (cost saving) % dibandingkan dengan nilai yang diaudit Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD 150,00 10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan % sesuai Standar Pelayanan Minimal 55,00 11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan % sosialisasi/asistensi GCG/KPI 50,00 12 Persentase BUMD yang dilakukan audit % kinerja Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
25
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% 3,00 13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Kelompok Sosialisasi Program Anti Korupsi. Masyarakat 12,00 14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Instansi berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP 6,00 15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Instansi yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. 84,00 16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, % klaim dan penyesuaian harga 85,00 17 Persentase pelaksanaan audit investigasi % /PKKN/PKA 85,00 18 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai % standar 100,00 19 Persentase hasil telaahan pengaduan % masyarakat Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda 50,00 20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan % SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 15,00 21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi IPP/IPD Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 2,00 22 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring IPP/IPD Sistem Pengendalian Intern Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda 33,33 23 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi % penerapan JFA Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% 80,00 24 Persentase jumlah rencana penugasan % pengawasan yang terealisasi 80,00 25 Persentase kesesuaian laporan keuangan % Perwakilan BPKP dengan SAP
26
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2013
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
26
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Persepsi kepuasan pegawai terhadap layanan kepegawaian
perwakilan
SATUAN
TARGET
Skala likert 1-10
7,60
90,00 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir % dalam DIPA 8,00 28 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Skala likert Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai 1-10 Prosedur 79,00 29 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di Jumlah media masa berita 100,00 30 Persentase Pemanfaatan asset % 7,90 31 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan Skala likert terhadap layanan sarpras 1-10 74,00 32 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil % audit Inspektorat 1,00 33 Jumlah masukan topik penelitian yang Jumlah disampaikan ke puslitbangwas Topik 15,00 34 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi Instansi dan atau di-assessment tata kelola APIP APIP 7,50 35 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor Skala likert bersertifikat 1-10 Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 61,00 36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan % secara efektif
27
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
27
III. AKUNTABILITAS KINERJA A.
CAPAIAN KINERJA
P
engukuran capaian kinerja Tahun 2013 merupakan bagian dari penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang
diperjanjikan Tahun 2013 dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja Tahun 2013. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai signifikan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di Tahun 2013 dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement). Sesuai dengan suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari berbagai Bidang/Bagian terkait. Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis BPKP. Capaian atas 36 IKU dan perbandingan dengan tahun sebelumnya yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
28
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 dan 3.2 berikut ini. Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Target dan Realisasi Tahun 2013 NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAI AN
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 1
2 3
4 5
6
7
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
%
80,00
146,15
182,69
%
85,00
86,67
101,96
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
%
82,00
131,25
160,06
%
73,75
172,22
233,52
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
%
68,00
166,67
245,10
%
80,00
400,00
500,00
%
100,00
100,00
100,00
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% 8
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
%
71,25
350,00
491,23
9
Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
%
7,00
12,19
174,11
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD 10
11 12
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
%
150,00
222,22
148,15
%
55,00
550,00
1.000,00
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
%
50,00
125,00
250,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
29
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA % CAPAI AN Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% 13
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3,00
3,00
100,00
14
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi
12,00
5,00
41,67
15
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Instansi
1,00
1,00
100,00
%
84,00
75,00
89,29
17
Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
%
85,00
241,94
284,64
18
Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
%
85,00
100,00
117,65
16
19
Persentase hasil telaahan pengaduan % 100,00 100,00 100,00 masyarakat Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda 20
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
%
45,00
46,67
103,70
21
Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD
15,00
9,00
60,00
22
Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD
2,00
7,00
350,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda 23
30
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
%
33,33
60,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
180,02
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA % CAPAI AN Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
24
Persentase jumlah rencana pengawasan yang terealisasi
penugasan
%
80,00
97,94
122,42
25
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
%
80,00
80,00
100,00
26
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,60
9,65
126,93
27
Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
%
90,00
100,00
111,11
28
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
8,00
8,93
111,64
29
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
79,00
106,00
134,18
30
Persentase Pemanfaatan asset
%
100,00
100,00
100,00
31
Persepsi kepuasan pegawai terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
7,90
7,06
89,39
32
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
%
74,00
82,75
111,82
33
Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00
1,00
100,00
34
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Instansi APIP
15,00
4,00
26,67
Skala likert 1-10
7,50
7,07
94,27
35
perwakilan
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 36 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan % 61,00 100,00 163,93 secara efektif
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
31
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.2 Ringkasan Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2012 dan 2013 KINERJA URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO
SATUAN
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD 1
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
%
104,55
146,15
41,61
%
86,67
86,67
0,00
%
83,78
131,25
47,47
%
108,08
172,22
64,14
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
%
236,36
166,67
-69,70
%
115,79
400,00
284,21
Persentase BUMD yang mendapat % 36,67 100,00 pendampingan penyelenggaraan akuntansi Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
63,33
2
3
4 5
6
7
8
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
%
9
Persentase penghematan biaya (cost % saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
168,66
350,00
181,34
0,07
12,19
12,11
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD 10
11 12
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
32
%
300,00
222,22
-77,78
%
266,67
550,00
283,33
%
100,00
125,00
25,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
KINERJA NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% 13
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Kelompok Masyarakat
3,00
3,00
0,00
Instansi
9,00
5,00
-4,00
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Instansi
1,00
1,00
0,00
%
75,00
75,00
0,00
17
Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
%
140,98
241,94
100,96
18
Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
%
100,00
100,00
0,00
14
15
16
19
Persentase hasil telaahan pengaduan % 100,00 100,00 0,00 masyarakat Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda 20
21
22
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
%
46,67
46,67
0,00
IPP/IPD
11,00
9,00
-2,00
IPP/IPD
4,00
7,00
3,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda 23
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
%
33,33
60,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
26,67
33
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA KINERJA URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO
SATUAN
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% 24
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
%
96,13
97,94
1,80
25
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
%
100,00
100,00
0,00
26
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,50
9,65
2,15
27
Persentase Pagu Dana Diblokir dalam DIPA
%
100,00
100,00
0,00
28
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
7,50
8,93
1,43
29
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
75,00
106,00
31,00
30
Persentase Pemanfaatan asset
%
94,24
100,00
5,76
31
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
6,33
7,06
0,73
32
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
%
33,33
82,75
49,41
33
Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00
1,00
0,00
34
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Instansi APIP
12,00
4,00
-8,00
Skala likert 1-10
7,07
7,07
0,00
35
yang
tidak
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 36 Jumlah Sistem Informasi yang % 100,00 100,00 0,00 dimanfaatkan secara efektif
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3.
34
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
B.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran
strategis, khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiaptiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis serta mengaitkannya dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra 2014, sebagaimana terinci dalam Lampiran 3. Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Meningkatnya kualitas laporan keuangan, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah merupakan tekad Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sehingga Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
dapat
melakukan
pendampingan
penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP. Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
35
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1 NO 1
2
3
4 5
6
7
SATUAN
TARGET
REALI SASI
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
%
80,00
146,15
% CAPAI AN 182,69
%
85,00
86,67
101,96
%
82,00
131,25
160,06
%
73,75
172,22
233,52
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
%
68,00
166,67
245,10
%
80,00
400,00
500,00
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
%
100,00
100,00
100,00
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tabel 3.4 Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 1 Tahun 2012 & 2013 KINERJA URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO 1
2
3
4 5
6
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 36
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
%
104,55
146,15
41,61
%
86,67
86,67
0,00
%
83,78
131,25
47,47
%
108,08
172,22
64,14
%
236,36
166,67
-69,70
%
115,79
400,00
284,21
SATUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 7
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
%
36,67
100,00
63,33
Dari kedua tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis Tahun 2013 tercapai di atas 100% dibandingkan target Tahun 2013, dan jika dibandingkan dengan capaian Tahun 2012 terdapat peningkatan capaian dalam tujuh IKU. Secara keseluruhan, dengan ketujuh IKU, rata-rata capaian sasarannya tahun 2013 di atas 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan IKU tersebut menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis pertama BPKP yaitu “Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD” dengan target sebesar 80%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, BPKP proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan instansi vertikal yang ada di daerah, untuk melakukan pendampingan penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan
antara
jumlah instansi pemerintah yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan dengan target dalam PKP2T. Dalam
Tahun
2013,
jumlah
Instansi
Pemerintah
yang
mendapat
pendampingan penyusunan laporan keuangan sebanyak 19 Instansi Pemerintah,
sedangkan
target dalam
PKP2T
sebanyak
13 Instansi
Pemerintah atau sebesar 146,15%. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 80%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 182,69%, dan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat peningkatan 41,61%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp171.138.000,00 atau 150,27% dari anggaran sebesar Rp113.889.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 925 OH atau 96,25% dari rencana sebanyak 961 OH. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
37
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP Selain IPP yang ada di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga berupaya
mendorong
akuntabilitas
keuangan
Pemerintah
Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota) di Wilayah Provinsi Lampung ke arah yang lebih baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah LKPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah Pemerintah Daerah yang ada di Wilayah Provinsi Lampung. Dalam Tahun 2013, LKPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP sebanyak 13 atau 86,67% dari 15 LKPD yang ada di Wilayah Provinsi Lampung. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 85%, maka capaian indikator IKU tersebut sebesar 101,96% dan jika dibandingkan dengan tingkat capain Tahun 2012 masih menunjukan tingkat capaian yang sama sebesar 86,67%. Secara rinci perkembangan perolehan opini atas LKPD diuraikan pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Per Pemda Di Wilayah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2011 dan 2012 Opini BPK Atas LKPD No.
38
Nama Pemda
2011
2012
1.
Provinsi Lampung
WTP
WTP
2.
Kota Bandar Lampung
WTP
WTP
3.
Kabupaten Lampung Selatan
WTP
WDP
4.
Kabupaten Tanggamus
WDP
WDP
5.
Kota Metro
WTP
WTP
6.
Kabupaten Lampung Tengah
WDP
WTP
7.
Kabupaten Lampung Timur
TMP
WDP
8.
Kabupaten Lampung Utara
WDP
TW
9.
Kabupaten Way Kanan
WTP
WTP
10.
Kabupaten Tulang Bawang
WDP
WDP
11.
Kabupaten Lampung Barat
WTP
WTP
12.
Kabupaten Pesawaran
WDP
WDP
13.
Kabupaten Mesuji
TMP
WDP
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Opini BPK Atas LKPD No.
Nama Pemda
2011
2012
14.
Kabupaten Tulang Bawang Barat
WTP
WTP
15.
Kabupaten Pringsewu
WDP
TMP
15
15
Jumlah
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Kegiatan
untuk
Rp739.206.000,00
mencapai atau
IKU
sebesar
ini
menggunakan
497,07%
dari
dana
sebesar
anggaran
sebesar
Rp148.712.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 2.296 OH atau 135,82% dari rencana sebanyak 1.689 OH. 3. Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Memperoleh Opini dukungan Wajar IKU “Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Memperoleh Opini dukungan Wajar” merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis pertama. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini dukungan wajar dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN). Realisasi Tahun 2013 IKU ini adalah sebanyak 21 Laporan atau sebesar 131,25% dari target sebanyak 16 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian capaian IKU Tahun 2013 sebesar 160,06% dari target sebesar 82,00%. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2012 sebesar 83,73% maka terdapat kenaikan capaian sebesar 47,47%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp314.114.000,00 atau 676,15% dari anggaran sebesar Rp46.456.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 1.024 OH atau 102,61% dari rencana sebanyak 998 OH. 4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
39
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan Peraturan Pemerintah tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP. IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat” diukur dengan menghitung perbandingan antara jumlah laporan lintas sektor yang telah dikirim ke pusat dengan target Laporan yang harus dikirim ke BPKP Pusat. Dalam Tahun 2013, jumlah laporan yang telah dikirim sebanyak 93 laporan atau sebesar 172,22% dari target laporan yang harus dikirim sebanyak 54 laporan. Jika dibandingkan dengan targetnya sasaran outcomenya, maka capaian IKU ini adalah sebesar 233,52% dari target outcome sebesar 73,75%. Bila diperbandingkan dengan capaian Tahun 2012, maka terdapat peningkatan sebesar 56,73% dari sebelumnya sebesar 108,08%. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp878.464.000,00 atau 151,88% dari anggaran sebesar Rp578.395.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 3.178 OH atau 72,30% dari rencana sebanyak 4.408 OH. 5. Persentase
hasil
pengawasan
atas
permintaan
Presiden
yang
disampaikan ke Pusat IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis pertama dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Capaian IKU ini diukur dengan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat. Realisasi laporan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Tahun 2013 sebanyak 40 laporan atau sebesar 166,67% dari target sebanyak 24 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi 40
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
capaian IKU ini sebesar 245,10% dari target sebesar 68,00%, serta apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 69,70% disebabkan penurunan target dalam PKP2T tahun 2013. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp232.779.000,00 atau 86,62% dari anggaran sebesar Rp268.726.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.104 OH atau 72,11% dari rencana sebanyak 1.531 OH. 6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis Pertama dengan target sebesar 80,00%. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholder yang disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4). Realisasi laporan atas permintaan Stakeholders yang disampaikan ke Pusat Tahun 2013 sebanyak 8 laporan atau sebesar 400,00% dari target sebanyak 2 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 500,00% dari target sebesar 80%, dan apabila dibandingkan juga dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat peningkatan sebesar 284,21% dari realisasi tahun 2012 sebesar 115,79%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp16.498.000,00 atau 62,35% dari anggaran sebesar Rp26.460.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 79 OH atau 73,15% dari rencana sebanyak 108 OH. 7. Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
41
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD di wilayah Provinsi Lampung agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan Akuntansi”. IKU
ini
diukur
dengan
menghitung
jumlah
BUMD
yang
mendapat
pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja perwakilan. Realisasi jumlah BUMD yang mendapat pendampingan sebanyak 30 BUMD atau sebesar 100% dari seluruh jumlah BUMD di Wilayah Provinsi Lampung sebanyak 30 BUMD. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 100% dari target sebesar 100%, dan apabila juga dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat kenaikan capaian kinerja sebesar 63,33% dari capaian sebelumnya sebesar 36,67%. Kegiatan
untuk
mendukung
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp240.181.000,00 atau 198,90% dari anggaran sebesar Rp120.755.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.334 OH atau 112,67% dari rencana sebanyak 1.184 OH. Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50% Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%” memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.6.
42
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.6 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAI AN
1
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
%
71,25
350,00
491,23
2
Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
%
7,00
12,19
174,11
Tabel 3.7 Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 2 Tahun 2012 dan 2013 KINERJA NO 1 2
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
%
168,66
350,00
181,34
%
0,07
12,19
12,11
SATUAN
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung membentuk IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”. Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat. Realisasi laporan pengawasan BUN yang telah disampaikan kepada BPKP Pusat selama Tahun 2013 sebanyak 196 laporan atau sebesar 350% dari target sebanyak 56 laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
43
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
realisasi capaiannya sebesar 491,23% dari target sebesar 71,25%,
dan
apabila dibandingkan juga dengan capaian kinerja Tahun 2012 terdapat kenaikan capaian kinerja sebesar 181,34% dari capaian sebelumnya sebesar 168,66%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp552.352.000,00 atau 98,19% dari anggaran sebesar Rp562.515.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak
1.599 OH atau 72,58% dari rencana
sebanyak 2.203 OH. 2. Persentase Penghematan Biaya (cost saving) Dibandingkan dengan Nilai yang Diaudit IKU “Persentase Penghematan Biaya (cost saving) dibandingkan dengan Nilai yang Diaudit” dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam peningkatan penerimaan negara yang berasal dari pendapatan BUMN atau pihak lainnya yang terkait dengan BUMN. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah nilai rupiah koreksi audit (penghematan) dibandingkan dengan nilai rupiah yang diaudit. Selama Tahun 2013, kegiatan Optimalisasi Penerimaan Negara dari Sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak telah terlaksana namun sampai dengan saat ini
belum ada tindak lanjutnya. Kegiatan audit PNBP untuk Tahun
Anggaran 2013 dilakukan hanya pada dua kementerian/Lembaga yaitu Kementerian Perhubungan dan Kejaksaan Agung dalam bentuk Audit Operasional PNBP pada Ditjen Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan, dan Verifikasi dan Validasi Piutang PNBP pada Kejaksaan Tinggi Lampung. Berdasarkan hasil audit tersebut dijumpai adanya kekurangan penyetoran sebesar Rp158.543.308,18 atau sebesar 12,19% dari nilai PNBP yang telah diterima sebesar Rp1.300.849.327,00. Apabila dibandingkan dengan target outcome sebesar 7% maka tingkat capaian IKU tersebut sebesar 174,11%, serta jika dibandingkan dengan capaian tahun 2012 maka terdapat peningkatan sebesar 12,11% dari capaian sebesar 0,07%. Untuk melaksanakan penugasan ini dengan realisasi anggaran pengawasan sebesar Rp34.990.000,00 atau sebesar 130,21% dari anggaran sebesar 44
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Rp26.873.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 117 OH atau 69,23% dari rencana sebanyak 169 OH.
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah danTerselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan
dasar
penyelenggaraan
kepada urusan
masyarakat wajib,
secara
Pemerintah
merata
dan
dalam
rangka
Pemerintahan
Daerah
menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundangundangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan. Sebagai
auditor
internal
pemerintah,
terkait
dengan
perannya
dalam
meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP
Provinsi
Lampung
perlu
mendorong
pemerintah
daerah
untuk
menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
45
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran
Strategis
“Terselenggaranya
SPM
pada
60%
IPD
dan
terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai
Standar
Pelayanan
Minimal/Pelayanan
Prima
dan
BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik. Tabel 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 NO 1
2
3
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
%
150,00
222,22
% CAPAI AN 148,15
%
55,00
550,00
1.000,00
%
50,00
125,00
250,00
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 KINERJA NO 1
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
2
3
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
%
300,00
222,22
-77,78
%
266,67
550,00
283,33
%
100,00
125,00
25,00
SATUAN
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai diatas 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase
IPD
yang
Melaksanakan
Pelayanan
Sesuai
Standar
Pelayanan Minimal Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana 46
Pembangunan
Jangka
Menengah
tahun
2010–2014,
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
yang
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga
mengharuskan
Pemda
melakukan
SPM
yang
ditetapkan
oleh
kementerian teknis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Presentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”. IKU ini dihitungberdasarkan jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan. Dalam tahun 2013, IPD yang telah dilakukan audit pelayanan umum sebanyak 40 IPD dari target sebanyak 18 IPD, sehingga realisasi IKU ini pada tahun 2013 sebesar 222,22%. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 148,15% dari target sebesar 150%, dan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 terdapat penurunan capaian kinerja 77,78% dari capaian sebelumnya 300%. Kegiatan
untuk
mendukung
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp302.752.000,00 atau 159,29% dari anggaran sebesar Rp190.069.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.366 OH atau 110,26% dari rencana sebanyak 1.240 OH. 2. Persentase
BUMN/D/BLU/D
yang
dilakukan
sosialisasi/asistensi
GCG/KPI BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD. Untuk mengukur manfaat, IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/D/BLU/D
yang
dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi
GCG/KPI
dibandingkan dengan target PKPT. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
47
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam
tahun
2013,
jumlah
BUMN/D/BLU/D
yang
dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 22 BUMN/D/BLU/D atau sebesar 550% dari target sebanyak 4 buah, sehingga realisasi IKU ini pada tahun 2013 sebesar 1.000% dari target sebesar 55%, dan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 terdapat kenaikan sebesar 283,33% dari capain sebelumnya 266,67%. Kegiatan
untuk
mendukung
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp144.985.000,00 atau 602,02% dari anggaran sebesar Rp24.083.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 808 OH atau 114,12% dari rencana sebanyak 708 OH. 3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Penetapan
IKU
“Persentase
BUMD
yang
dilakukan
audit
kinerja”,
dimaksudkan untuk mengukur tentang tingkat kesehatan BUMD sehingga Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dapat lebih berperan dalam upaya membantu meningkatkan kinerja BUMD. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan target PKPT. Dalam tahun 2013, jumlah BUMD yang telah dilakukan audit kinerja sebanyak 15 BUMD atau sebesar 125% dari target sebanyak 12 BUMD. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 250% dari target sebesar 50%, dan apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 terdapat kenaikan sebesar 25,00% dari capain sebelumnya 100,00%. Kegiatan
untuk
mendukung
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp145.806.000,00 atau 138,74% dari anggaran sebesar Rp105.094.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 508 OH atau 84,53% dari rencana sebanyak 601 OH.
48
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”. Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”. Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu: 1. Pencegahan tindak pidana korupsi; 2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi; 3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan; 4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor; 5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi; 6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi. Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, BPKP berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi. Sasaran
“Meningkatkan
Kesadaran
dan
Keterlibatan
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
49
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
dan keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha
Milik
Daerah
dalam
upaya
pencegahan
dan
pemberantasan korupsi. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 NO 1
2
3
4
SATUAN
TARGET
REALI SASI
Kelompok Masyarakat
3,00
3,00
% CAPAI AN 100
Instansi
12,00
5,00
41,67
Instansi
1,00
1,00
100,00
%
84,00
75,00
89,29
audit
%
85,00
241,94
284,64
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLU D berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLU D yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
5
Persentase pelaksanaan investigasi /PKKN/PKA
6
Persentase laporan yang sesuai standar
keinvestigasian
%
85,00
100,00
117,65
7
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
%
100,00
100,00
100,00
Tabel 3.11 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 KINERJA NO 1
2
3
50
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLU D berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLU D yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
Kelompok Masyarakat
3,00
3,00
0,00
Instansi
9,00
5,00
-4,00
Instansi
1,00
1,00
0,00
SATUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 4 5 6 7
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
%
75,00
75,00
0,00
%
140,98
241,94
100,95
%
100,00
100,00
0,00
%
100,00
100,00
0,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran sebesar 100,00%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi Dalam
rangka
meningkatkan
pemahaman
mengenai
praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum koordinasi,
penyamaan
persepsi,
koordinasi
hasil
pengawasan,
pembinaan/quality assurance. Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan. Jika dibandingkan dengan target output sebesar 7 kegiatan, maka capaian output Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) adalah 300% atau LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
51
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
terealisasi sebanyak 21, sedangkan jumlah kelompok masyarakat yang mendapat sosialisai sebanyak 3 kelompok masyarakat atau 100% dari target outcome sebanyak 3 kelompok masyarakat. Ketiga kelompok masyarakat tersebut yaitu; mahasiswa baru Universitas Lampung, praktisi kesehatan di RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung dan RSUD A. Yani Kota Metro, dan Kelompok Tani. Capaian tahun 2013, sama dengan capaian tahun 2012 yaitu tiga kelompok masyarakat (tercapai 100%) Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp124.135.000,00 atau 166,10% dari anggaran sebesar Rp74.735.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan dengan SDM sebanyak 250 OH atau 141,24% dari rencana sebanyak 177 OH. 2. IPP/IPD/BUMN/BUMD
Berisiko
Fraud
yang
Mendapatkan
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan
dan
korporasi
dapat
memenuhi
prinsip-prinsip
Good
Governance. FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah,
menangkal,
dan
memudahkan
pengungkapan
kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut
spesifik,
yaitu
Kebijakan
Anti
Fraud,
Struktur
Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin. IKU
“IPP/IPD/BUMN/BUMD
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi
Berisiko FCP”
Fraud dalam
yang upaya
Mendapatkan perbaikan
penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP. Realisasi IKU atas Implementasi FCP adalah 5 Instansi Pemerintah yaitu Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Balai Pemberdayaan Masyarakat Desa, pembekalan personil Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Pesawaran, 52
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo, dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung, serta jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 12 instansi/BUMN/BUMD, maka capaian IKU tersebut adalah 41,67%, dana sama dengan capaian tahun 2012. Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp4.006.000,00 atau sebesar 18,64% dari anggaran sebesar Rp21.486.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 14 OH atau 12,28% dari rencana sebanyak 114 OH. 3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK Upaya
peningkatan
kualitas
penyelenggaraan
pengawasan
intern
akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan
untuk
mengukur
instansi/BUMN/BUMD
yang
membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan rekomendasi dari Perwakilan BPKP Provinsi Lampung terhadap hasil kajian atas peraturan perundangundangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN. Untuk
merealisasikan
IKU,
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan yang
berindikasi
KKN
dan
menyusun/menyempurnakan
pedoman
pelaksanaan kegiatan. Dalam tahun 2013 realisasi IKU sebanyak satu instansi membuat/mengoreksi kebijakan. Jika dibandingkan dengan target IKU tahun 2013 sebanyak satu Instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Kegiatan kajian peraturan yang dilaksanakan yaitu kajian atas Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, sama dengan capaian Tahun 2012. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp0,00 atau sebesar
0%
dari
anggaran
sebesar
Rp8.611.000,00
dan
dengan
menggunakan SDM sebanyak 46 OH atau 83,64% dari rencana sebanyak 55 OH.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
53
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
4. Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. “Persentase pelaksanaan penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga”. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah dihitung jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST). Dalam tahun 2013 ,jumlah penugasan HKP sebanyak 3 penugasan atau sebesar 75% dari target yang ditetapkan sebanyak 4 penugasan. Jika dibandingkan dengan target sebesar 84%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 89,29%. Kegiatan
mediasi
dalam
rangka
penyelesaian
hambatan
kelancaran
pembangunan (debottlenecking) yaitu; Permasalahan sewa jaringan listrik milik KLP Siwo Mego, pembangunan Puskesmas Pembantu Bumi Waras, dan pembangunan Puskesmas Tanjung Baru. Kegiatan
untuk
Rp10.751.000,00
mencapai atau
IKU
sebesar
ini
menggunakan
27,75%
dari
dana
sebesar
anggaran
sebesar
Rp38.744.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 207 OH atau 101,97% dari rencana sebanyak 203 OH. 5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada
instansi
penegak
hukum.
Dengan
demikian,
“Persentase
Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA” menjadi salah satu IKU dominan BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis. Pengukuran
IKU
dihitung
berdasarkan
jumlah
laporan
investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan target dalam PKP2T. 54
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
audit
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam tahun 2013, pelaksanaan audit insvestigasi/PKKN/PKA sebanyak 150 kegiatan atau sebesar 251,61% dari target yang ditetapkan sebanyak 62 kegiatan. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 284,64%. Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar Rp768.264.000,00 atau 113,49% dari anggaran sebesar Rp676.959.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 3.752 OH atau 121,82% dari rencana sebanyak 3.080 OH. 6. Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Pengukuran
IKU
dihitung
berdasarkan
persentase
jumlah
laporan
keinvestigasian yang tidak dikembalikan pusat dibagi jumlah laporan keinvestigasian yg disampaikan ke pusat. Selama periode tahun 2013, laporan keinvestigasian dari Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak 156 laporan dan dari jumlah tersebut tidak ada yang dikembalikan oleh BPKP Pusat, sehingga capaian untuk IKU “Persentase Laporan Keinvestigasian yang Sesuai Standar” telah tercapai 100%. Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 85% maka realisasi capain atas IKU tersebut sebesar 117,65%, dan apabila 7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi
BPKP
dalam
melaksanakan
fungsi
pengawasan.
Setiap
surat
pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti. Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan investigatif untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
55
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Realisasi IKU tahun 2013, diukur dari jumlah surat pengaduan yang ditindaklanjuti dengan penerbitan surat tugas sebanyak surat pengaduan atau mencapai 100,00% dari seluruh pengaduan telah ditelaah jumlah surat pengaduan yang diterima selama tahun 2013 sebanyak 11 buah dan seluruhnya sebanyak 11 buah telah ditindaklanjuti atau ditelaah. Dengan IKU sebesar 100%, maka capaian IKU pada tahun 2013 adalah 100,00%.
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di 70% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing menteri/pimpinan lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Tabel 3.12 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 NO 1
2
3
56
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
SATUAN
TARGET
REALI SASI
%
45,00
46,67
% CAPAI AN 103,70
IPP/IPD
15,00
9,00
60,00
IPP/IPD
2,00
7,00
350,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.13 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 KINERJA NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
1
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
%
46,67
46,67
0,00
2
Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD
11,00
9,00
-2,00
IPP/IPD
4,00
7,00
3,00
3
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitasnya birokrasi. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60/2008 Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 melalui tingkat maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang
menyelenggarakan
SPIP
sesuai
PP
60/2008”
diukur
dengan
menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh K/L/Pemda.Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian K/L/Pemda.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
57
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
IKU tersebut diukur dengan menghitung jumlah Pemda yanglaporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPKRI dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda. Dalam tahun 2013, Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung yang telah memperoleh opini WTP dari pemda sebanyak 7 Pemda dari 15 Pemerintah Daerah atau sebesar 46,67%. Jika dibandingkan dengan target out come realisasi capaiannya sebesar 103,70% dari target
45%,
capaian tersebut sama dengan capaian kinerja tahun 2012 yaitu sebanyak 7 Pemerintah Daerah yang memperoleh opini WTP. 2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 tahun 2008 Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain penyelenggaraan
SPIP,
yaitu
dokumen
yang
berisi
tahap-tahap
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah
sebagai
acuan
dan
alat
untuk
memantau
perkembangan
penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” dan tujuan“ Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”. Jumlah pemerintah Daerah yang telah dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sebanyak 9 Pemerintah Daerah atau telah terealiasi sebanyak 60% dari 15 Pemerintah Daerah yang ada di Provinsi Lampung. Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar
Rp382.590.000,00
atau
157,70%
dari
anggaran
sebesar
Rp242.612.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.387 OH atau 150,60% dari rencana sebanyak 921 OH.
58
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
3. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan Kepala
BPKP
Nomor
PER-852/K/2011
tentang Pedoman
Monitoring
Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2011. Realisasi tahun 2013 IKU ini adalah sebanyak 7 Pemda yang telah memperbaiki Sistem Pengendalian Intern atau sebesar 350% dari target sebesar 2 Pemda.
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemerintah Daerah Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
59
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Uraian capaian IKU sasaran strategis tersebut diuraikan dalam tabel 3.14 sebagai berikut: Tabel 3.14 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 NO 1
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
%
33,33
60,00
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% CAPAI AN 180,02
Tabel 3.15 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 KINERJA NO 1
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
SATUAN %
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
33,33
60,00
26,67
Persentase Pemda yag Dilakukan Asistensi Penerapan JFA Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi. Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
60
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat) dan Pemda (APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai dengan tahun berjalan. Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi auditor. Dalam periode sampai dengan tahun 2013, sebanyak 9 Pemerintah Daerah atau 60% dari 15 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung telah dilakukan aistensi penerapan JFA atau sebesar 60%. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 33,33%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 180,02%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp56.094.000,00 atau 77,36% dari anggaran sebesar Rp20.247.000,00 ,dengan menggunakan SDM sebanyak 147 OH atau 277,36% dari rencana sebanyak 53 OH.
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
61
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula. Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan kerja terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI. Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.16. Tabel 3.16 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
1
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
%
80,00
97,94
% CAPAI AN 122,42
2
Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
%
80,00
80,00
100,00
3
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,60
9,65
126,93
4
Persentase Pagu Dana Diblokir dalam DIPA
%
90,00
100,00
111,11
5
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala likert 1-10
8,00
8,93
111,64
6
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
79,00
106,00
134,18
7
Persentase Pemanfaatan asset
%
100,00
100,00
100
8
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-10
7,90
7,06
89,39
9
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
%
74,00
82,75
111,82
Jumlah Topik
1,00
1,00
100,00
NO
10
62
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
yang
tidak
SATUAN
TARGET
REALI SASI
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
NO 11
12
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
SATUAN
TARGET
REALI SASI
Instansi APIP
15,00
4,00
% CAPAI AN 26,67
Skala likert 1-10
7,50
7,07
94,27
Tabel 3.17 Capaian Indikator Utama Sasaran Strategis 7 Tahun 2012 dan 2013 KINERJA NO 1 2
3
4 5
6 7 8 9 10 11
12
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Persentase Pemanfaatan asset Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
%
96,13
97,94
1,80
%
100,00
100,00
0,00
Skala likert 1-10
7,50
9,65
2,15
%
100,00
100,00
0,00
Skala likert 1-10
7,50
8,93
1,43
Jumlah berita %
75,00
106,00
31,00
94,24
100,00
5,76
Skala likert 1-10 %
6,33
7,06
0,73
33,33
82,75
49,41
1,00
1,00
0,00
12,00
4,00
-8,00
7,07
7,07
0,00
SATUAN
Jumlah Topik Instansi APIP Skala likert 1-10
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2012 tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan dua belas IKU, rata-rata capaian sasaran 96,29%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
63
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi IKU“Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi” diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013 sebesar 80%. Realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T tahu 2013 sebanyak 332 PP atau sebesar 97,94% dari target sebanyak 339 PP, apabila dibandingkan dengan target capaian IKU sebesar 80% maka realisasi capaian atas IKU tersebut sebesar 122,42%. Sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T sebanyak 373 PP atau sebesar 96,13% dari target sebanyak 388 PP. 2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP. Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan. Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah. Realisasi tahun 2013 sebesar 80% karena berdasarkan hasil evaluai Inspektorat BPKP masih terdapat catatan atas Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, jika dibandingkan dengan target outcome nilai capaiannya 100% karena target outcomenya juga 80%. Jika dibandingkan dengan
tahun
2012,
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
berhasil
mempertahankan tingkat capaian tersebut. 3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Kepegawaian Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi.Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui 64
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 110.Perhitungan
persepsi
kepuasan
terhadap
pelayanan
pengelolaan
kepegawaian dan organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada para pegawai dari seluruh unit kerja dilingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian dan organisasi” pada tahun 2013 adalah sebesar 9,65 dari skala Likert 1-10 atau sebesar 126,93% dari target sebesar 7,60. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 sebesar 7,50 maka terdapat peningkatan yang cukup siginifikan yaitu sebesar 2,15. Tercapainya target kinerja tersebut, antara lain disebabkan oleh Pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu. 4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap. Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA. Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2013 sebesar Rp15.831.397.000,00 dan tidak terdapat dana DIPA yang diblokir. Target IKU sebesar 90%, sedangkan realisasi capiannya sebesar 100,00 maka
tingkat capaian IKU sebesar
111,11%. 5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas Perwakilan BPKP Provinsi Lampung secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
65
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai
kegiatan
yang
telah
dianggarkan.
Realisasi
sasaran
ini
diukurdengan hasil survei kepuasan pegawai perwakilan atas layanan keuangan. Realisasi IKU tersebut tahun 2013 sebesar 8,93 dari skala likert 1-10 atau mencapai 111,64% dari target sebesar 8,00 dari skala likert 1-10. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 sebesar 7,50 maka terdapat peningkatan sebesar 1,43. 6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Masa Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik.Oleh karena itu, persepsi publik terhadap BPKP menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja BPKP. Kinerja IKU ini diukur denganjumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa. Jumlah berita yang dipublikasikan selama tahun 2013 sebanyak 106 kegiatan atau sebesar 134,18% dari target sebanyak 79 kegiatan. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah berita yang dipublikasikan sebanyak 75 kegiatan maka terdapat peningkatan sebanyak 31 kegiatan pemberitaan.
66
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
7. Persentase Pemanfaatan Asset IKU “Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset” merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%. Indeks
Efektivitas
Pengelolaan
Asset
digunakan
untuk
mengukur
pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yangdilaksanakan melalui pengelolaan Asset. IKU ini diukur dengan cara total asset dikurangi asset kondisi baik/kurang baik yang tidak digunakan dibandingkan total asset. Realisasi IKU tersebut tahun 2013 sebesar 100,00%, jumlah aset yang dimiliki
oleh
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
sebesar
Rp29.315.739.815,00, dari jumlah tersebut seluruhnya atau 100% telah dimanfaatkan dan merupakan aset dengan kondisi baik yang dapat dimanfaatkan secar optimal guna mendukung pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 sebesar 94,24%%, maka terdapat peningkatan capaian sebesar 5,76%. 8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakila terhadap Layanan Sarpras Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. IKU
“Persepsi
Kepuasan
Terhadap
Pelayanan
Pengelola
Sarpras”
merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan targetsebesar 7,90 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras. Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2013, capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 5 dari skala likert 1-10 atau 7,06 atau sebesar 89,39% dari target sebesar 7,90. Jika dibandingkan dengan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2012, sebesar 6,33 maka terdapat peningkatan kepuasan sebesar 0,73.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
67
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung terus berupaya untuk meningkatkan kepuasan pegawai terhadap layanan sarana prasarana dengan terus meningkatkan kenyamanan kantor, penyediaan kendaraan operasional, dan pelayanan kebersihan. 9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP. IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 74,00. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit. Dalam tahun 2013, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak senilai Rp25.647.400,00 rekomendasi atau 82,75% dari nilai rekomendasi yang harus ditindaklanjuti sebesar Rp30.995.563,00. Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2013 sebesar 74%, maka capaian IKU sebesar 111,82%. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, dengan capaian 33,33% maka terdapat peningkatan yang signifikan. Untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama ini perlu upaya terusmenerus
untuk
mempercepat
penyelesaian
tindak
lanjut,
dengan
mengirimkan surat kepada semua pihak-pihak yang masih memiliki tunggakan tindak lanjut atas rekomendasi tersebut. 10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Puslitbangwas IKU “Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaika ke Puslitbangwas” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7.IKU ini diukur Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas.
68
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Jumlah masukan kepada Puslitbangwas pada tahun 2013 sebanyak satu masukan atau 100% dari target yang ditetapkan sebanyak satu masukan, usulan tersebut disampaikan pada tahun 2012. 11. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment tata kelola APIP Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja. Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan,perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek KKNserta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan. Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas. IKU “Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment tata kelola APIP” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 90,00%. Capaian IKU tahun 2013 sebesar 26,67% atau 4 Pemerintah Daerah dari 15 Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Lampung, yaitu; Pemerintah Kabupaten
Way
Kanan,
Pemerintah
Kabupaten
Lampung
Tengah,
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
69
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dan Pemerintah Kota Bandar Lampung. Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar
Rp13.266.000,00
atau
100,00%
dari
anggaran
sebesar
Rp13.266.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 63 OH atau 100% dari rencana sebanyak 63 OH. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2012
sebesar 12 Pemerintah Daerah sehingga
terdapat penurunan
sebanyak 8 Pemerintah Daerah. 12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat IKU
“Tingkat
Persepsi
Kepuasan
Instansi
Pemerintah
atas
Auditor
Bersertifikat” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dengan pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan instansi pemerintah (BPKP, Inspektorat Kementerian/Lembaga Pemerintah Non- Kementerian dan Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota). IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan. Dalam periode tahun 2013, tingkat kepuasan atas auditor bersertifikat sebesar 7,07 atau sebesar 94,27% dari target sebesar 7,5 dari skala likert 110.
Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya
satu
Sistem
Dukungan
Pengambilan
KeputusanBagi
Pimpinan Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitasBPKP sebagai Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, sebagai bagian dari integral BPKP juga dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas 70
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
permasalahan yang dihadapi pemerintah baik pusat maupun daerah. Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP. Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan yaitu “Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif”untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis. Realisasi IKU dominan tersebut pada tahun 2013 disajikan dalamTabel 3.12 berikut ini: Tabel 3.18 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 NO 1
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
SATUAN
TARGET
REALISASI
%
61,00
100,00
% CAPAI AN 163,93
Tabel 3.19 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 KINERJA NO 1
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
%
2012
2013
KENAIKAN/ PENURUNAN
100,00
100,00
0,00
1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif Jumlah sistem informasi yang diwajibkan oleh BPKP telah seluruhnya atau 100% telah secara efektif dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Sistem informasi yang wajib dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung meliputi; SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG telah dimanfaatkan secara optimal. Jika dibandingkan dengan target outcome sebesar 61% maka realisasi capian untuk IKU tersebut sebesar 163,93% hal ini menunjukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung telah berhasil mempertahankan sejak dari tahun 2012. Realisasi
output
laporan
dukungan
manajemen
terkait
SI
sejumlah
61 Laporan atau sebesar 148,78% dari target sejumlah 41 Laporan, dengan LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
71
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
realisasi anggaran sebesar Rp110.947.000,00 atau 46,19% dari anggaran sebesar Rp240.205.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.263 OH atau 199,21% dari rencana sebanyak 1.136 OH.
72
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
IV. PENUTUP Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008, Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
melakukan
pembinaan
SPIP
dan
pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern di Wilayah Provinsi Lampung. Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
dalam
mencapai
tujuan/sasaran
strategis
tahun
2013,
juga
mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi. Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung 2010-2014 telah ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan kausalitas dengan sasaran. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
73
BAB IV. PENUTUP
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun berjalan. Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi. Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 36 IKU, telah dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi tahun 2013, seluruh sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%. Dari 12 IKU dominan yang tercapai dapat dirinci sebagai berikut. Sasaran 1: Dari 7 IKU dominan, tercapai 7 IKU, capaian 100% Sasaran 2: Dari 2 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100% Sasaran 3: Dari 3 IKU dominan, tercapai 2 IKU, capaian 100% Sasaran 4: Dari 7 IKU dominan, tercapai 5 IKU, capaian 100% Sasaran 5: Dari 3 IKU dominan, tercapai 2 IKU, capaian 100% Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100% Sasaran 7: Dari 12 IKU dominan, tercapai 8 IKU, capaian 100 % Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100%
Walau
pencapaian
kinerja
kegiatan
utama
pada
umumnya
telah
menunjukkan capaian yang telah sesuai dengan target, namun langkah-langkah strategi untuk peningkatan kinerja perlu dilakukan, sebagai berikut: 1. Melakukan pendekatan yang lebih efektif dan intensif dalam menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Lampung; 2. Mengoptimalkan pemrosesan basis data (database) hasil pengawasan secara tepat waktu seperti realisasi dana penugasan dan alasan penyimpangan dari RMP dan RPL; 3. Meningkatkan
identifikasi
hambatan
yang
terjadi
dalam
pelaksanaan
pembangunan di Wilayah Provinsi Lampung; 74
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
BAB IV. PENUTUP
4. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan tindak lanjut atas temuan hasil audit yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan pemutakhiran tindak lanjut dan kegiatan monitoring serta evaluasi tindaklanjut temuan hasil pengawasan; 5. Meningkatkan pengelolaan data kinerja yang mencakup pengumpulan, rekonsiliasi, dan pelaporannya sehingga data lebih valid dan laporan kinerja dapat disusun tepat waktu dan akurat.
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.
---o0o---
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
75
DOKUMENTASI KEGIATAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
Pelantikan Kepala BPKP Provinsi Lampung
Sinergisitas BPKP dan BPK Lampung
Koordinasi BPKP dengan Polda Lampung sebagai mitra kerja
Koordinasi BPKP dengan Kejati Provinsi Lampung sebagai mitra kerja
Pendatanganan MoU BPKP Lampung dengan RSUD Provinsi Lampung
Pendatanganan MoU BPKP Lampung dengan RSJD Provinsi Lampung
Lampiran 5/1
Audit Keuangan atas Proyek PHLN di Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2012 Simpulan No.
Nama Kegiatan
atas Penyajian LapKeu
1.
Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan
Wajar
7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410 PNPM Generasi pada Kabupaten Way Kanan Tahun 2011 2. 3.
Audit Keuangan IBRD Grant Deutch 56841 PAUD Kab. Lampung Selatan
Wajar
Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS KITA Kabupaten
Wajar
Mesuji Tahun 2011 4.
Audit Keuangan ADB Loan 1964-INO SF SCBD Sekda Kab. Lampung
Wajar
Selatan 5.
Audit keuangan PNPM Mandiri Perdesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan
Wajar
7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410 PNPM Generasi pada Kabupaten Lampung Selatan 6.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
Wajar
2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas SDA Kab.Lampung Timur 7.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
Ada Catatan
2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab. Lampung Timur 8.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
Wajar
2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung Timur 9.
Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas PNPM
Wajar
Mandiri Perkotaan Kota Bandar Lampung 10.
Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II / Loan
Wajar
7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410 PNPM Generasi pada Kabupaten Mesuji Tahun 2011 11.
Audit Laporan Keuangan Satker BBWS Mesuji Sekampung IBRD Loan
Wajar
No.7669 -ID DOISP pada Ditjen SDA Kementerian PU 12.
Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Health Profesional Education
Wajar
Quality Project Universitas Lampung (LOAN IBRD 7737-ID) Tahun 2011 13.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant
GON
No.4299
INO
Dinas
Wajar
SDA
Kab.Lampung Selatan 14.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab.
Wajar
Lampiran 5/2 Simpulan No.
Nama Kegiatan
atas Penyajian LapKeu
Lampung Selatan 15.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
Ada Catatan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung Selatan 16.
KITA
Wajar
Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /
Wajar
Audit
Keuangan
IBRD
Loan
75910/TF-93613
BOS
Kabupaten Pesawaran Tahun 2011 17.
Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410 PNPM Generasi Kabupaten Lampung Utara 18.
Audit Keuangan IBRD Loan No. 4789 IND, IDA Credit 4077 IND
Wajar
(IMHERE) Univ. Lampung 19.
Audit Keuangan IBRD 7737-ID Health Proff. Educ. Quality Proj.
Ada Catatan
Univ. Malahayati Lampung 20.
Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /
Wajar
Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410 PNPM Generasi pada Prov. Lampung Tahun 2011 21.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant
GON
No.4299
INO
Dinas
Wajar
SDA
Kab.Pesawaran 22.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
Wajar
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab. Pesawaran 23.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant
GON
No.4299
INO
Wajar
Bappeda
Kab.Pesawaran 24.
Loan
75910/TF-93613
BOS
KITA
Wajar
Loan
75910/TF-93613
BOS
KITA
Wajar
Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas
Wajar
Audit
Keuangan
IBRD
Kabupaten Way Kanan 25
Audit
Keuangan
IBRD
Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 26.
PNPM Mandiri Perkotaan Prov. Lampung 27.
Istisna'a IDB IND-131/Loan IDB IND-132 Audit Keuangan atas
Wajar
Lampiran 5/3 Simpulan No.
Nama Kegiatan
atas Penyajian LapKeu
PNPM Mandiri Perkotaan Kota Metro 28.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant
GON
No.4299
INO
Dinas
Ada Catatan
SDA
Prov.Lampung 29.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
Ada Catatan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Provinsi Lampung 30.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
Ada Catatan
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Provinsi Lampung 31.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan ADB
2064/2065,Grant
GON
No.4299
INO
Dinas
Wajar
SDA
Kab.Lampung Tengah 32.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
Wajar
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Dinas Pertanian Kab. Lampung Tengah 33.
Audit Keuangan Participatory Irigation Sector Project (PISP) Loan
Wajar
ADB 2064/2065,Grant GON No.4299 INO Bappeda Kab.Lampung Tengah 34.
KITA
Wajar
Audit Keuangan PNPM Mandiri Pedesaan Loan 7505-ID PNPM II /
Wajar
Audit
Keuangan
IBRD
Loan
75910/TF-93613
BOS
Kabupaten Tanggamus Tahun 2011 35.
Loan 7867-ID PNPM III / Loan 8079-ID PNPM IV / IFAD 755/ Grant 97410 PNPM Generasi pada Kabupaten Tanggamus Tahun 2011 36.
Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational Education
Strengthening
Project
(INVEST)
SMKN
Wajar
Bandar
Lampung 37.
Audit Keuangan ADB Loan 2416-INO (SF) Indonesia Vocational Education Strengthening Project (INVEST) SMKN 2 Metro Kota Metro
Wajar
Lampiran 5/ 1 - 2 CAPAIAN KINERJA KEGIATAN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung TAHUN 2013 No. 1
SASARAN STRATEGIS
Indikator Kinerja Output
Meningkatnya Kualitas 1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKKL LKPD Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Laporan
Realisasi Realisasi 2012 2013 2012 2011 34.00 90.00
% Kenaikan (Penurunan) (62.22)
Laporan
57.00
44.00
29.55
Laporan Laporan Laporan
21.00 93.00 40.00
38.00 107.00 26.00
(44.74) (13.08) 53.85
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
Laporan
8.00
22.00
(63.64)
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara
Laporan
30.00
21.00
42.86
Laporan
2.00
2.00
0.00
Laporan Laporan
196.00 41.00
113.00 27.00
73.45 51.85
Laporan
22.00
36.00
(38.89)
Laporan Laporan
0.00 15.00
0.00 19.00
#DIV/0! (21.05)
Laporan Laporan Laporan
21.00 5.00 1.00
10.00 3.00 9.00
110.00 66.67 (88.89)
Laporan
3.00
2.00
50.00
Laporan
156.00
86.00
100.00
Laporan hasil pengawasan BUN 3 Terselenggaranya SPM Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD 4 Meningkatkan Kesadaran Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Satuan
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan hasil kajian pengawasan Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Lampiran 5/ 2 - 2
No.
SASARAN STRATEGIS
Indikator Kinerja Output
Satuan
Realisasi Realisasi 2013 2012 2012 2011 5.00 0.00
% Kenaikan (Penurunan) #DIV/0!
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan
7 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan
77.00
30.00
156.67
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah
Kegiatan
9.00
2.00
100.00
Laporan
19.00
51.00
(62.75)
8 Terselenggaranya 1 sistem Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP (Terkait Laporan SI) dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
2.00
15.00
100.00
857.00
753.00
13.81
Jumla h
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG Jalan Basuki Rahmat Nomor 33 Bandar Lampung Telepon (0721) 483129 Faksimile (0721) 481550 E-mail :
[email protected] Website : www.bpkp.go.id