Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 99- 109
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Kasus Pada Dinas Cipta Karya Aceh Wilayah Kerja Kota Banda Aceh) 1)
2,3)
Ilham Fadhillah Srg1, Abdullah2, Mubarak3
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Prodi Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
Abstract: Building construction and development of infrastructure is one focus of the activities carried on Aceh Government today. A variety of activities ranging from construction projects, rehabilitation to maintenance of school buildings is one annual event that is budgeted in the budget (Budget and Revenue Expenditure) from the provincial to the district/city. Basicly, projects are undertaken often delayed project completion time. The purpose of this study was to identify the factors that cause the delay in the implementation of the building project at Dinas Cipta Karya Province Aceh and identify the actions performed in the handle or resolve delays in the implementation of the project in the Department of Human Settlements of the Province. Results and discussion of data processing obtained five (5) top factor that into the factors that cause delays in the execution of building construction projects is the lack of manpower, the delayed deployment of manpower, shortage of materials, low labor productivity, and lack of skilled labor. These five factors are divided into two categories according to the predominant causes of project delay responses from the three groups of respondents, namely human categories and the category of substance / material. For remedial action / completion delay, namely: (a) the owner: the three party agreement, extension of contract time, changing the volume and specification work, termination of the contract, and the imposition of fines; (b) the contracting parties: the addition of equipment, rescheduling (re-scheduling) on the contract, the subcontractor work sebahagian transfer, increasing the number of workers, filing additional contract time. Keywords : delays, project, building construction, Banda Aceh City. Abstrak: Pembangunan dan pengembangan infrastuktur gedung merupakan salah satu fokus kegiatan yang dilakukan Pemerintahan Aceh saat ini. Beragam kegiatan proyek mulai dari pembangunan, rehabilitasi hingga pemeliharaan gedung sekolah merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan yang dianggarkan dalam APBD (Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah) dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Umumnya proyek yang dilaksanakan sering mengalami keterlambatan waktu penyelesaian proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan proyek gedung pada Dinas Cipta Karya Propinsi Aceh dan mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dilakukan dalam menangani atau menyelesaikan keterlambatan yang terjadi pada pelaksanaan proyek di Dinas Cipta Karya Propinsi Aceh. Hasil pengolahan data dan pembahasan diperoleh 5 (lima) faktor teratas yang menjadi faktor-faktor penyebab keterlambatan pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung yaitu kurangnya jumlah tenaga kerja, terlambatnya pengerahan tenaga kerja, kurangnya jumlah material, rendahnya produktifitas tenaga kerja, dan kurangnya tenaga ahli. Kelima faktor ini terbagi dalam 2 kategori dominan penyebab keterlambatan proyek menurut jawaban dari ketiga kelompok responden yaitu kategori manusia dan kategori bahan/material. Untuk tindakan penanganan/penyelesaian keterlambatan yaitu: (a) pihak owner: kesepakatan tiga pihak, perpanjangan waktu kontrak, perubahan volume dan spesifikasi pekerjaan, pemutusan kontrak, dan pengenaan denda; (b) pihak kontraktor: penambahan jumlah peralatan, penjadwalan ulang (re-scheduling) terhadap waktu kontrak, pengalihan sebahagian pekerjaan pada subkontraktor, penambahan jumlah tenaga kerja, pengajuan penambahan waktu kontrak. Kata kunci : Keterlambatan, proyek, konstruksi gedung, Kota Banda Aceh
99 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian
PENDAHULUAN Pembangunan infrastuktur
dan
pengembangan
gedung/bangunan
publik
proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam
dokumen
kontrak.
(Leonda,
2008).
merupakan salah satu fokus kinerja yang
Sedangkan menurut Kadir (2012), keterlambatan
dilakukan Pemerintahan Aceh saat ini. Dari
adalah apabila suatu aktifitas atau kegiatan proyek
hasil korespondensi lapangan, sebahagian paket
konstruksi mengalami penambahan waktu, atau
pekerjaan yang dikerjakan oleh Dinas Cipta
tidak diselenggarakan sesuai dengan rencana yang
Karya Aceh untuk proyek gedung pada tahun
diharapkan yang dapat diidentifikasi kan dengan
2013
jelas melalui schedule.
mengalami
keterlambatan
dalam
penyelesaiannya yang disebabkan oleh berbagai
Kraiem dan Dickmann dalam Proboyo
faktor teknis maupun non teknis. Berdasarkan
(1999)
kondisi tersebut, penelitian ini diperlukan untuk
keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dapat
mengidentifikasi faktor-faktor keterlambatan
dikategorikan dalam 3 kelompok besar yaitu
tersebut
Excusable Delays, Non Excusable Delays, dan
sekaligus
tindakan-tindakan
yang
dilakukan pelaku proyek dalam menangani/
Excusable Delays adalah keterlambatan dalam
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi
penyebab-penyebab
Compensable Delays.
menyelesaikan kondisi keterlambatan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah
menyebutkan
penyelesaian
proyek
konstruksi
oleh
kontraktor yang dapat dimaafkan.
penyebab terjadinya keterlambatan pada
Non Excusable Delays adalah suatu kondisi
pelaksanaan proyek gedung/bangunan di
terjadai keterlambatan pekerjaan yang disebabkan
Dinas Cipta Karya Propinsi Aceh
oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) dan tidak
2. Mengidentifikasi dilakukan
tindakan-tindakan
dalam
menangani
yang
dapat dimaafkan.
atau
Compensable Delays adalah keterlambatan
menyelesaikan keterlambatan yang terjadi
yang disebabkan oleh beberapa tindakan, kelalaian
pada pelaksanaan proyek di Dinas Cipta
atau kesalahan pemilik proyek.
Karya Propinsi Aceh.
Dampak Keterlambatan
3. Mendapatkan hasil berupa faktor-faktor yang
dominan
memicu
terjadinya
Keterlambatan
proyek
akan
menimbulkan kerugian pada pihak kontraktor,
keterlambatan dan tindakan-tindakan yang
konsultan dan owner (Proboyo, 1999) yaitu :
diambil untuk menangani/ menyelesaikan
1.
Pihak Kontraktor
keterlambatan tersebut melalui penelitian
Keterlambatan
lapangan dengan penyebaran kuesioner.
berakibat
penyelesaian
naiknya
overhead,
proyek karena
bertambah panjangnya waktu pelaksanaan. KAJIAN KEPUSTAKAAN Keterlambatan Proyek Keterlambatan proyek konstruksi berarti
2.
Pihak Konsultan Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 100
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Konsultan waktu,
3.
akan
serta
mengalami
akan
kerugian
terlambat
Penelitian-Penelitian Terdahulu
dalam
Kajian penyebab keterlambatan proyek
mengerjakan proyek yang lainnya, jika
Pembangunan Rehabilitasi Prasarana Pertanian
pelaksanaan
di Kabupaten Aceh Barat dilakukan oleh Zakia
proyek
mengalami
keterlambatan penyelesaian.
(2012), hasil penelitian tersebut menunjukkan
Pihak Owner
bahwa ada enam aspek penyebab keterlambatan
Keterlambatan
proyek
pemilik/owner, penghasilan
pada
berarti dari
pihak
kehilangan
bangunan
yang
seharusnya sudah dapat digunakan atau disewakan
yaitu : 1. Aspek perencanaan dan penjadwalan yang tidak tersusun dengan baik. 2. Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor. 3. Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan. 4. Aspek sistem organisasi.
Proyek Konstruksi Soeharto (2001) mengemukakan bahwa proyek konstruksi merupakan rangkaian dari beberapa
kegiatan
6. Aspek kesiapan sumberdaya.
memiliki
Analisis terhadap faktor penyebab tidak
ketergantungan antar satu kegiatan dengan
selesainya pekerjaan konstruksi gedung di
kegiatan lainnya yang melibatkan beberapa
Kabupaten Bireun telah dilakukan oleh Samsul
sumber daya yang sering disebut dengan 5M
Bahri tahun 2010 dengan menggunakan metode
yaitu Man (tenaga kerja manusia), Material
short interval planning. Hasil penelitiannya
(bahan), Machine (peralatan), Money (uang)
menjelaskan bahwa pada pekerjaan konstruksi
dan Method (metode). Pemanfaatan sumber
gedung terdapat faktor-faktor non excusable
daya tersebut sangat dipengaruhi oleh tiga
delay (keterlambatan yang disebabkan oleh
faktor
dalam
pelaksana dan tidak dapat dimaafkan) antara
penyelesaian proyek yaitu waktu, biaya dan
lain adalah ketidaktepatan perencanaan tenaga
mutu.
kerja,
yang
yang
5. Aspek sistem inspeksi.
menjadi
batasan
keterlambatan
keterlambatan Konstruksi Gedung Sesuai dengan pengertian yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
penyediaan
penyediaan
material,
alat, jenis
peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan proyek dan kualitas tenaga kerja yang buruk.
57/PRT/1991, yang dimaksud dengan bangunan gedung adalah bangunan yang didirikan dalam
Penanganan dan Penyelesaian
suatu lingkungan sebagian atau seluruhnya di atas
KEPPRES 80 tahun 2003 menetapkan ada
atau di dalam tanah/perairan secara tetap yang
beberapa jalan keluar untuk penanganan dan
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang tidak
kegiatannya (Muzayanah, 2008).
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
101 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2105
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ………....
sehingga tidak merugikan pihak penyedia jasa
(1)
maupun pengguna jasa, yaitu:
Dimana :
1.
Perpanjangan waktu kontrak,
rs :
Koefisien korelasi rank Spearman
2.
Denda maksimum,
d :
Perbedaan
3.
Penghentian kontrak, dan
4.
Kesepakatan tiga pihak.
rangking
antara
dua
pengamatan berpasangan N :
Total Jumlah Butir Kuesioner Dasar pengambilan unit validitas ini
Kuesioner
adalah:
Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh
keterangan
dari
sejumlah
responden (sumber yang diambil datanya melalui
angket).
Angket
atau
Jika rs > 0,3; maka butir atau variabel tersebut valid Jika rs < 0,3; maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
kuesioner
merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis
Uji Reliabilitas
yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden (Wrahatnala, 2012).
Trihendra (2012) mengatakan reliabilitas menunjukan konsistensi atas hasil ukuran. Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan
Skala Likert
dan konsistensi responden dalam menjawab hal
Suliyanto (2006) berpandangan bahwa skala Likert merupakan skala interval dan banyak digunakan dijurnal-jurnal internasional. Likert
membuat
skala
yang
yang berkaitan dengan pertanyaan dengan menggunakan analisis Cornbach Alpha lebih besar atau sama dengan 0,6.
merupakan
penjumlahan skala (summated scale) terhadap objek psikologis dengan kemungkinan jawaban sangat setuju (ss) skor 5, setuju (s) skor 4, agak setuju (as) skor 3, tidak setuju (ts) skor 2,
………………. (2) Dimana: r
: Reliabilitas Instrument
k
: Banyak butir pertanyaan : Jumlah varian butir
sangat tidak setuju (sts) skor 1. Skala ini digunakan untuk mengukur pendapat persepsi dan
sikap
dari
beberapa
orang
tentang
: Varian total Rumus untuk varians butir dan varians total:
fenomena (Anonim, 2009 dalam Saputra 2012).
……………. (3)
Uji Validitas
.…………… (4)
Sugiyono validitas
(2004),
dengan
rumus
menjelaskan uji
Dimana :
rank
Jki : Jumlah kuadrat seluruh butir
Spearman
dilakukan dengan cara menghitung korelasi
Jks : jumlah kuadrat subjek
masing-masing pertanyaan (item) dengan skor, dengan menggunakan persamaan: Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 102
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Analisis Frekuensi
Analisis Korelasi
Analisis statistik frekuensi secara umum
Analisis
korelasi
digunakan
untuk
menunjukan persentase bagi setiap pertanyaan
mengukur hubungan yang terjadi antara satu
pada penelitian ini, pada analisis frekuensi,
variabel dengan variabel yang lain. Korelasi
persentase
yang
yang
dapat
dihitung
dengan
persamaan (Junaidi, 2013), yaitu: %F
frek tiap jawaban yang sama x 100% … total frek tiap jawaban
digunakan
korelasi
Rank
dalam
penelitian
Spearman
adalah
(Narbuko
dan
Achmadi, 2004 dalam Junaidi, 2013), yaitu: (5)
…………….……….... (8)
Dimana :
Dimana :
F : Persentase frekuensi tiap jawaban
z : Nilai z hitung rs : koefisien korelasi Spearman
Relative Importance Index (RII) Penetuan
tingkat
kepentingan
n : Jumlah sampel penelitian yang
Rumusan
hipotesa
statistik
yang
ditunjukkan oleh pihak-pihak terkait untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah :
mengukur nilai Relative Importance Index (RII)
H1 : terdapat hubungan signifikan dalam
dari masing-masing faktor (Junaidi, 2013) .
peringkat antara 2 kelompok
5
RII
WiXi i 1 5
........................ (6)
Xi
H0 : tidak ada hubungan signifikan dalam peringkat antara 2 kelompok
i 1
H0 diterima (H1 ditolak) apabila nilai zhitung <
Dimana :
ztabel RII : Relative Importance Index i
: Indeks kategori responden (1,2,3,4 dan 5)
Wi
H0
ditolak
(H1
diterima)
apabila
nilai
rshitung > ztabel
: Bobot yang dihubungkan dengan nilai
respon ke-i (1,2,3,4,5 secara beruntun)
METODE PENELITIAN
respon ke-i sebagai
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kota
persentase dari total responden untuk tiap faktor
Banda Aceh dengan objek yang diteliti adalah
Rumus untuk menetukan mean gabungan,
kegiatan proyek yang berada di bawah Dinas Cipta
Xi : Frekuensi dari
sebagai berikut:
Karya Aceh tahun anggaran 2013.
RII 0 RII 1 .........(7) 2
Mean gabungan : Dimana :
Jenis dan Sumber Data Penelitian
yang
dilakukan,
tentunya
membutuhkan berbagai jenis dan sumber data baik
RII0 : Nilai RII dari kelompok 1 RII1 : Nilai RII dari kelompok 2
dari responden maupun data dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini, dari berbagai lokasi dan jenis proyek konstruksi.
103 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2105
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Data primer adalah data yang diperoleh
tidak setuju; dan untuk nilai 1, sangat tidak
langsung dari jawaban kuesioner responden, baik
setuju. Pendistribusian kuesioner, pihak owner
dari pihak owner, kontraktor, maupun konsultan.
akan disebar sebanyak 20, 15 kuesioner untuk
Sedangkan data skunder adalah data yang
pihak kontraktor, dan 5 kuesioner untuk pihak
dikumpulkan
penelitian-penelitian
konsultan. Pihak owner terdiri dari PPTK/Staf
terdahulu yang telah dilakukan terkait dengan
admistrasi dan lapangan. Pihak konsultan terdiri dari
penyebab terjadinya keterlambatan pada proyek
Chief Inspector dan Inspector. Dari pihak kontraktor
konstruksi yang akan dijadikan referensi dan data
terdiri
dari
hasil
dari
direktur/wakil
direktur/project
manager/site manager.
pembanding untuk penelitian ini.
Pengolahan Data
Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan dalam
Analisa dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel yang berguna
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
untuk mengolah dan menganalisa data statistik.
1.
Membuat kuesioner.
2.
Menentukan target responden.
HASIL PEMBAHASAN
3.
Mendistribusikan kuesioner.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
4.
Mengolah data.
Uji validitas dengan menggunakan rank
Kuesioner yang didesain sesuai dengan
Spearman dilakukan terhadap unit pertanyaan
tujuan penelitian dan dibagi menjadi 3 (tiga)
kepada gabungan antar kelompok responden terkait
bagian yaitu :
dengan
Bagian A, berisikan tentang profil responden
keterlambatan. Berdasarkan persamaan (1), maka
dan deskripsi proyek.
jawaban
mengenai
faktor-faktor
dapat disimpulkan jawaban atas pertanyaan yang
Bagian B, berisikan faktor-faktor penyebab
diajukan valid.
terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan Analisis Relative Importance Index (RII)
proyek konstruksi gedung. Bagian C, berisikan tindakan-tindakan yang dilakukan
untuk
menangani
dan
menyelesaikan kondisi keterlambatan yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi
Adapun hasil perhitungan RII dan mean gabungan berdasarkan
lima
rangking
masing-masing
teratas gabungan
kelompok responden terhadap faktor-faktor penyebab
gedung.
untuk
keterlambatan
pada
pelaksanaan
proyek konstruksi gedung dapat dilihat pada Kuesioner
pada
bagian
B
dan
C
dirancang menggunakan skala Likert dengan ukuran ordinal yang terdiri dari 5 (lima) nilai yaitu: nilai 5, sangat setuju; untuk nilai 4, setuju; untuk nilai 3, agak setuju; untuk nilai 2,
Tabel 1 sampai dengan Tabel 3. Dan hasil perhitungan gabungan dari ketiga kelompok responden dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Untuk hasil perhitungan RII dan mean gabungan antara dua kelompok responden dan Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 104
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala gabungan ketiga kelompok responden terhadap tindakan-tindakan penanganan/ penyelesaian keterlambatan
pada
pelaksanaan
Tabel 5. Kategori Dominan Penyebab Keterlambatan Pada Proyek Konstruksi Gedung (Jawaban Seluruh Responden)
proyek
konstruksi gedung dapat dilihat pada Tabel 6 sampai dengan Tabel 9. Tabel 1. Hasil RII dan Mean Gabungan Kelompok Owner-Kontraktor untuk Faktor-Faktor Keterlambatan pada Proyek Konstruksi
Tabel 6. Hasil RII dan Mean Gabungan Kelompok Owner-Kontraktor untuk Tindakan Penanganan/Penyelesaian Keterlambatan
Tabel 3. Hasil RII dan Mean Gabungan Kelompok Kontraktor-Konsultan untuk Faktor-Faktor Keterlambatan pada Proyek Konstruksi
Tabel 7. Hasil RII dan Mean Gabungan Kelompok OwnerKonsultan untuk Tindakan Penanganan/ Penyelesaian Keterlambatan
Tabel 4. Rangking Gabungan Jawaban Seluruh Kelompok Responden untuk Faktor-Faktor Keterlambatan pada Proyek Konstruksi
105 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2105
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 8. Hasil RII dan Mean Gabungan Kelompok Kontraktor-Konsultan untuk Tindakan Penanganan/Penyelesaian Keterlambatan
memiliki persamaan pendapat bahwa kategori manusia merupakan kategori dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan
proyek
konstruksi
gedung.
Terdapat 4 faktor teratas yang muncul dari kategori manusia, yaitu: kurangnya jumlah tenaga kerja, terlambatnya pengerahan tenaga kerja, rendahnya produktifitas tenaga kerja, dan kurangnya tenaga ahli. Dan bila dilihat faktorfaktor tersebut, kemunculannya lebih berada Tabel 9. Rangking Gabungan Jawaban Seluruh Kelompok untuk Tindakan-Tindakan Penanganan/Penyelesaian Keterlambatan
dipihak kontraktor sebagai pelaksana kontruksi. Oleh
karenanya
pihak
kontraktor
dalam
mengantisipasi munculnya faktor-faktor ini, harus menjadwal dari awal proyek terkait pengerahan, penambahan maupun perekrutan tenaga
kerja
yang
dibutuhkan
dalam
pelaksanaan proyek dan mampu membangun komunikasi dan pengawasan yang lebih intens dengan tenaga kerja terkait produktifitasnya dalam bekerja agar proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana kerja. b.
Kategori Bahan (material) Kategori bahan/material adalah kategori
Faktor-faktor
Penyebab
Keterlambatan
dapat
Proyek Hasil penelitian diketahui faktor-faktor keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi gedung yang didapat melalui perangkingan terhadap
lainnya yang menurut para kelompok responden
mean
gabungan
atas
jawaban
kuesioner seluruh responden, yaitu :
memberikan
konstribusi
terhadap
munculnya keterlambatan pada pelaksanaan proyek
konstruksi
gedung,
apabila
tidak
dikelola dengan baik. Faktor yang muncul dari kategori ini adalah kurangnya jumlah material. Oleh karenanya untuk menghindari munculnya faktor tersebut, kontraktor harus membuat
Kategori Manusia
sistem manajemen material yang baik seperti
Berdasarkan hasil perangkingan terhadap
jenis material apa yang digunakan, kapan
hasil jawaban dari para responden gabungan,
material tersebut digunakan, dari mana material
diketahui para responden dari ketiga kelompok
tersebut didatangkan. Dan rutin melakukan
a.
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 106
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengawasan dan perhitungan terkait stock dari
dalam menangani keterlambatan yang terjadi
material
dalam suatu pelaksanaan proyek. Apabila
tersebut
secara
berkala
selama
berjalannya pelaksanaan proyek.
tindakan yang dilakukan tepat, maka tentunya keterlambatan dapat diselesaikan dan proyek
Tindakan Penanganan dan Penyelesaian Keterlambatan Proyek
yang direncanakan. Adapun tindakan yang
Tindakan penanganan dan penyelesaian keterlambatan
pada
pelaksanaan
proyek
konstruksi yang didapat sebagai hasil penelitian disusun dalam bentuk urutan penanganan dan penyelesaian
keterlambatan
berdasarkan
perangkingan yang dilakukan dari jawaban para responden. Perangkingan ini dibagi menjadi 2 bagian sesuai tindakan yang dilakukan oleh pihak owner dan kontraktor, yaitu : a.
seharusnya dilakukan oleh pihak kontraktor untuk
adalah kesepakatan tiga pihak, perpanjangan kontrak,
perubahan
denda.
dengan
keterlambatan
rangking
masing-masing
tindakan
tersebut, yaitu: penambahan jumlah peralatan, penjadwalan ulang (re-scheduling) terhadap waktu
kontrak,
pengalihan
sebahagian
pekerjaan pada subkontraktor, penambahan
volume
dan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Tindakan-tindakan
kebutuhan yang
terjadi
dan dan
faktor
jumlah
diterapkan secara bersamaan, kecuali dalam
menyebabkan
kerja;
tenaga
terlambatnya
kerja;
kurangnya
jumlah material; rendahnya produktivitas
yang diterapkan oleh owner merupakan produk
akurat.
tenaga
pengerahan
kondisi yang diperlukan. Tindakan-tindakan
perhitungan dan pertimbangan yang sangat
yang
proyek konstruksi gedung yaitu: kurangnya
jarang
menteri, sehingga penerapannya membutuhkan
teratas
terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan
kondisi
yang diatur oleh undang-undang atau peraturan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka diketahui 5 (lima)
ini
biasanya dilakukan oleh owner secara bertahap dengan
menyelesaikan
keterlambatan menurut para responden sesuai
spesifikasi pekerjaan, pemutusan kontrak, dan
sesuai
dan
waktu kontrak.
Dari pihak owner tindakan yang dilakukan
pengenaan
menangani
jumlah tenaga kerja, pengajuan penambahan
Pihak Owner
waktu
dapat berjalan kembali sesuai dengan schedule
tenaga kerja; dan kurangnya tenaga ahli. 2.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka terdapat masingmasing
5
(lima)
penanganan/penyelesaian
Tindakan penanganan dan penyelesaian
kontraktor untuk mengatasi keterlambatan
terhadap keterlambatan proyek yang dilakukan
pada proyek konstruksi gedung sesuai
oleh kontraktor merupakan antisipasi dini
dengan tingkatannya yaitu : (a) pihak
Volume 4, No. 3, Agustus 2105
owner
dapat
dilakukan,
107 -
oleh
yang
Pihak Kontraktor
b.
baik
tindakan
maupun
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala owner:
perpanjangan
waktu
perubahan
volume
dan
pekerjaan;
kesepakatan
kontrak;
Kontruksi Di Kabupaten Aceh Jaya, MT
spesifikasi tiga
pihak;
thesis, Universitas Syiah Kuala. Leonda,
G,
2008,
Studi
Keterlambatan
pemutusan kontrak; dan pengenaan denda;
Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada
(b) pihak kontraktor: penambahan jumlah
Tahun 2007 Di Daerah Belitung, Tugas
tenaga
Akhir
kerja;
peralatan;
penambahan
penjadwalan
jumlah
ulang
(re-
scheduling) waktu kontrak; pengajuan
Universitas
Islam
Indonesia,
Yokyakarta. Muzayanah, Y,
2008, Permodelan Proporsi
penambahan waktu kontrak; pengalihan
Sumber Daya Proyek Konstruks, MT
sebahagian pekerjaan pada subkontraktor.
thesis, Universitas Diponegoro. Soeharto, I, 2001, Manajemen Proyek (dari
Saran
konseptual sampai operasional), Penerbit Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
acuan
dan
bahan
evaluasi
oleh
peneliti
Erlangga, Jakarta. Sugiyono, DR. 2004, Statistika Nonparametrik
selanjutnya, sehingga untuk masa yang akan datang faktor-faktor penyebab keterlambatan
Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis,
pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung dapat diantisipasi di awal pelaksanaan proyek
Alfabeta, Bandung. Trihendradi, C, 2012, Step By Step SPSS 20
untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan oleh ketrelambatan tersebut.
Analisa Statisitk, Andi, Yogyakarta. Zakia, 2012, Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Proyek
(Studi
Kasus
Pembangunan Rehabilitasi, Prasarana
Buku
Pertanian Pasca Tsunami Paket III di
Anonim, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Kabupaten Aceh Barat), MT thesis,
No. 54 tahun 2007, tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Anonim,
Universitas Syiah Kuala. Jurnal Proboyo,
Keputusan
Presiden
Republik
Pelaksanaan
Satker BRR – Infrastruktur Wilayah II), MT thesis, Universitas Syiah Kuala. Junaidi, 2013, Faktor-Faktor Utama Non Excusable Delays Yang Berkontribusi
Keterlambatan
Waktu
Peringkat Dari Penyebab-Penyebabnya,
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
1999,
Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi dan
Indonesia No. 80 Tahun 2003, tentang Pedoman
B,
Dimensi Teknik Sipil, vol. 1, no.1. Web Suliyanto, 2006, Metode Riset Bisnis, dilihat 18 Agustus
2013.
Avalaible
from
Internet,http://samianstats.wordpress.com /tag/skala-likert
Terhadap Waktu Pelaksanaan Proyek Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 108
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Wrahatnala. B, 2012, Angket Atau Kuesioner (Questionaire), dilihat 23 Agustus 2013 Avalaible
from
Internet,
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/11/an gket-atau-kuesioner-questionaire.hmtl? m=1
109 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2105