PERANAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA (Suatu Penelitian Pada Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Telaga)
JURNAL
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika
OLEH
AJENG NILASARI SUBIANTORO NIM. 411 411 015
JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul “Peranan Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa (Suatu Penelitian Pada Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Telaga)”
Oleh AJENG NILASARI SUBIANTORO NIM. 411 411 015 Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
PERANAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA (Suatu Penelitian Pada Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Telaga)
Ajeng Nilasari Subiantoro1,1Yamin Ismail2,2Lailany Yahya33 NIM 411 411 015 Prodi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo Telepon (0435) 827213 Fax. (0435) 827213
Abstract: The research aimed at investigating the role of character building in improving students' emotional intelligence. This research was survey research using correlation technique. This research consisted of two variables namely character building (X) and emotional Intelligence (Y). The population of research were all students at class VII of SMP Negeri 1 Telaga distributed into eight classes. The samples of research were 30 students (class VII-3 students). The samples were gained through lottery technique tothe 8 classes. The instruments of research consisted of (1) questionnaire to collect the data of students' emotional intelligence, (2) assessment sheet of character building. The hypothesis test in this research was using simple correlation regression analysis. This analysis was used to investigate the role of character building (X) in improving students' emotional intelligence (Y). Based on the research result, it gained that character building had sufficient contribution toward the improvement of students' emotional intelligence which was showed by the value of (rxy) as 0,49 and value of determination coefficient (rxy)2 as 0,2401 or 24,01% Keywords : Character Building, Emotional Intelligence Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan pendidikan karakter dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Penelitian ini merupakan penelitian jenis survey yang menggunakan teknik korelasional. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang diteliti yaitu pendidikan karakter (X) dan kecerdasan emosional (Y). Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Telaga yang tersebar di delapan kelas, dengan sampel sebanyak 30 orang siswa (Siswa Kelas VII-3) dimana pengambilan sampel dilakukan pengundian pada 8 kelas tersebut. Instrumen yang digunakan pada 1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNG Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 3 Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 2
penelitian ini terdiri atas : (1) angket untuk mengumpulkan data kecerdasan emosional siswa, (2) lembar penilaian pendidikan karakter. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi korleasi sederhana. Analisis ini digunakan untuk menyelidiki seberapa besar peranan pendidikan karakter (X) dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa (Y). Dari hasil Penelitian diperoleh bahwa pendidikan karakter berkontribusi cukup terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa, yang ditunjukkan dengan nilai ( ) sebesar 0,49 serta nilai koefisien determinasinya ( sebesar 0,2401 atau 24,01% . Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Kecerdasan Emosional I.
PENDAHULUAN Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pendewasaan anak didik
melalui suatu interaksi, proses dua arah antara guru dan siswa. Dalam bidang pendidikan, tidak serta merta hanya memberikan ilmu pengetahuan seperti ilmu mata pelajaran yang ada di sekolah, akan tetapi pendidikan juga berkaitan dengan karakter yang akan di ajarkan kepada siswa. Seperti di ungkapkan oleh Syarbini (2012:17) pendidikan karakter adalah bukan jenis mata pelajaran seperti pendidikan agama islam (PAI), pendidikan moral pancasila (PMP) atau lainnya, tapi merupakan proses internalisasi atau penanaman nilai-nilai positif kepada peserta didik agar mereka memiliki karakter yang baik(Good Character) sesuai dengan nilai-nilai yang dirujuk baik dari agama, budaya, maupun falsafah bangsa. Matematika adalah salah satu bagian mata pelajaran di sekolah yang menerapkan pembelajaran dengan mengikutsertakan pendidikan karakter. Pembelajaran tentang karakter sangat diperlukan, karena mengharuskan siswa memiliki sikap menghargai, rasa ingin tahu, perhatian, percaya diri dan lain-lain. Satu hal yang penting dalam proses pembelajaran matematika yaitu matematika selalu berhubungan dengan cara bernalar. Dengan bernalar, anak bisa membedakan ini baik atau buruk, ini bermanfaat atau tidak, bahkan dengan bernalar anak bisa mengambil tindakan dengan memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Namun kenyataan yang ditemui peneliti di lapangan, masih ada juga para siswa yang memiliki karakter kurang baik, seperti bertindak curang (cheating)/mencontek dalam ujian, mencontoh pekerjaan teman ketika tugas yang dibagikan adalah tugas individu. Masih ada juga siswa yang melanggar
peraturan sekolah seperti, datang terlambat ke sekolah, mereka datang setelah apel pagi selesai dilaksanakan. Selain itu masih banyak siswa yang pakaiannya masih tidak rapih, kemeja sekolahnya masih belum sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan di sekolah, ada juga siswa yang membawa handphone ke sekolah dan digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Dari beberapa masalah yang diungkapkan di atas, ternyata masalah-masalah itu ada kaitannya dengan kecerdasan emosional siswa. Hal ini didukung oleh Uno (2006:69), menurutnya tanpa kecerdasan emosi orang tidak akan mampu menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi maksimum. Sehingga seorang yang mampu mengendalikan emosinya, maka dia akan mampu menghargai orang lain serta mampu mengelola dan menggunakan kemampuan kognitif mereka dengan maksimum. Berdasarkan fakta-fakta serta masalah yang diungkapkan diatas, ini mengidikasikan bahwa ternyata karakter siswa akan berpengaruh pada kecerdasan emosionalnya begitupun sebaliknya. Pokok pikiran inilah yang mendorong penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Peranan Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa (Suatu Penelitian pada Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 1 Telaga)”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan mengetahui bagaimana peranan pendidikan karakter dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Telaga. PENDIDIKAN KARAKTER Menurut Ratna Megawangi (dalam Syarbini (2012:16)), pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Selanjutnya Samani dan Hariyanto (2012:45) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.
Adapula pengertian pendidikan karakter yang di ungkapkan oleh Daryanto dan Darmiyatun (2013:42) yakni pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi faham (kognitif) tentang mana yang benar dan mana yang salah, serta mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses mendidik nilai, budi pekerti, moral dan akhlak yang baik kepada seorang individu agar individu tersebut dapat menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter mulia. Dari uraian di atas didapatkan bahwa indikator pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah (1) Religius/spiritual, (2) jujur, (3) disiplin, (4) tanggung jawab, (5) toleransi, (6) gotong royong, (7) santun, dan (8) percaya diri. KECERDASAN EMOSIONAL Menurut
Zuchdi
(2008:112)
Kecerdasan
emosional
merupakan
pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Effendi (2005:172) sendiri juga memberikan definisinya tentang kecerdasan emosional. Menurutnya kecerdasan emosional itu merupakan jenis kecerdasan yang fokusnya memahami, mengenali, merasakan, mengelola dan memimpin perasaan diri sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi dan sosial, kecerdasan dalam memahami, mengenali, meningkatkan, mengelola dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain untuk mengoptimalkan fungsi energi, informasi, hubungan dan pengaruh bagi pencapaian-pencapaian tujuan yang dikehendaki dan di tetapkan. Di pihak lain Rahayuwanti dan Nurhayati (2012:2) mengungkapkan pendapatnya tentang kecerdasan emosional. Mereka mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami orang lain, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energy informasi, dan koneksi dalam berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat para pakar di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan tentang kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengenali diri sendiri serta orang lain, memotivasi diri, mengelola emosi baik pada diri sendiri maupun hubungannya dengan orang lain, memiliki rasa empati terhadap orang lain serta membangun keterampilan dan komunikasi dengan orang lain. Kecerdasan emosional menuntut seseorang belajar mengakui dan menghargai perasaan pada dirinya dan orang lain
untuk
menanggapi dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi serta emosi dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak yang menguasai emosinya menjadi lebih percaya diri, optimis, memiliki semangat, cita-cita, memiliki kemampuan beradaptasi sekaligus mereka akan lebih baik prestasinya disekolah maupun memahami sekaligus menguasai permasalahan yang ada. Adapun indikator kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Mengenali emosi diri, (2) Mengelola emosi, (3) Memotivasi diri sendiri, (4) Mengenali emosi orang lain, (5) Membina hubungan dengan orang lain. II.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Telaga yang terdiri dari 8 kelas, sedangkan sampelnya sejumlah 30 orang. Metode dalam penelitian ini merupakan metode penelitian survey yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan pendidikan karakter tersebut dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Telaga. Adapun rancangan penelitian tersebut adalah sebagai berikut. X
Y (Sugiyono, 2010:66)
Keterangan: X = Pendidikan Karakter Y = Kecerdasan Emosional
Teknik pengumpulan datanya menggunakan angket untuk mengumpulkan data
tentang
kecerdasan
emosional,
pengamatan
atau
observasi
untuk
mengumpulkan data pendidikan karakter, dan dokumentasi untuk proses pembelajaran yang sedang berlangsung. III. HASIL PENELITIAN Setelah menyebar angket pada siswa yang menjadi sampel penelitian dan mendapatkan data tentang pendidikan karakter, selanjutnya dihitung nilai dari angket dan data yang diperoleh dengan memberikan bobot skor kepada masingmasing alternatif jawaban. Setelah diperoleh data umum hasil penelitian kemudian di lakukan perhitungan distribusi frekuensi dan statistik deskriptif. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut. Tabel Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Variabel
n
Y 30 X 30 Keterangan : n Skor Min Skor Max Y X
Skor Min 120 96
Skor Max 85 68
Data Mean (̅) 99 82,5
Median (Me) 99,07 82,88
Modus (Mo) 99,5 83,57
Standar Deviasi 6,93 5,04
= Jumlah Siswa (responden) = Skor Minimum = Skor Maksimum = Kecerdasan Emosional = Pendidikan Karakter
DESKRIPSI DATA KECERDASAN EMOSIONAL SISWA Data kecerdasan emosional siswa merupakan data pengelompokkan tingkat kecerdasan emosional siswa yang mempunyai kategori penilaian terendah 1 (satu) dan tertinggi 4 (empat). Berikut data kecerdasan emosional yang disajikan dalam tabel frekuensi. Tabel Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas Interval 85 90 91 96 97 102 103 108 109 114
Frekuensi Absolut 4 5 14 5 1
Frekuensi Relatif (%) 13.33 16.67 46.67 16.67 3.33
115 120 Jumlah
1 30
3.33 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 14 orang siswa atau 46,67 % memperoleh skor kecerdasan emosional berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata (nilai rata-rata 99), 7 orang siswa atau 23,33 % yang memperoleh skor di atas dari kelas interval yang memuat skor rata-rata, dan 9 orang siswa atau 30 % yang memperoleh skor dibawah dari kelas interval yang memuat skor rata-rata. DESKRIPSI DATA PENDIDIKAN KARAKTER Data hasil pendidikan karakter siswa diperoleh melalui guru mata pelajaran matematika. Pengamatan dan penilaian karakter telah dilakukan selama beberapa bulan proses pembelajaran. Data pendidikan karakter siswa merupakan data pengelompokkan berbagai tingkat aspek karakter siswa yang mempunyai kategori penilaian terendah 1 (satu) dan tertinggi 4 (empat). Tabel Distribusi Frekuensi Pendidikan Karakter Kelas Interval 68 - 72 73 - 77 78 - 82 83 - 87 88 - 92 93 - 97 Jumlah
Frekuensi Absolut 1 3 10 13 2 1 30
Frekuensi Relatif (%) 3.33 10 33.33 43.33 6.67 3.33 100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 13 orang siswa atau 43,33 % memperoleh skor kecerdasan emosional berada pada kelas interval yang memuat skor rata-rata (nilai rata-rata 82,5), 3 orang siswa atau 10 % yang memperoleh skor di atas dari kelas interval yang memuat skor rata-rata, dan 14 orang siswa atau 46,67 % yang memperoleh skor dibawah dari kelas interval yang memuat skor rata-rata. HASIL PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS DATA Pengujian persyaratan analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas galat regresi Kecerdasan Emosional Siswa (Variabel
Y) atas Pendidikan Karakter (Variabel X). Pengujian Normalitas data menggunakan uji Liliefors ( ). Tabel Hasil Uji Normalitas Galat Regresi Kecerdasan Emosional Siswa (Y) Atas Pendidikan Karakter (X) Galat Taksiran
Kesimpulan
(Y - ̂ )
0,1156
0,161
Normal
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa persyaratan analisis korelasi dan regresi sederhana yakni pengujian normalitas data penelitian telah dipenuhi. Dengan demikian, data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini layak menggunakan Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana. Analisis ini merupakan suatu tehnik perhitungan yang digunakan untuk menyelidiki pengaruh variabel pendidikan karakter (X) terhadap variabel kecerdasan emosional (Y). hipotesisi yang akan diuji adalah: “Terdapat peranan yang signifikan dari pendidikan karakter dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa”. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi sederhana data pendidikan karakter (X) dengan data hasil kecerdasan emosional siswa (Y) menghasilkan arah regresi b sebesar 0,74556715 dan konstanta a sebesar 37,573747. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi ̂ = 37,573747 + 0,74556715X Tabel Ringkasan ANAVA Variabel X dan Y Uji Signifikasi dan Uji Linieritas Sumber Variansi Total Reg (a) Reg (b/a) Residu (Sisa) Tuna Cocok Galat/Error
dk
JK
RJK
30 1 1 28 12 16
295777 294228,03 370,97185 1177,998 672,665 505,3337
294228,03 370,97185 42,071357 56,055417 31,583313
Keterangan : dk
= Derajat Kebebasan
8,8176821*
4,20
1,7748428ns
2,42
JK RJK ns
= Jumlah Kuadrat = Rata-rata Jumlah Kuadrat = Regresi Berbentuk Linier = Signifikan Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Terdapat peranan yang
signifikan dari pendidikan karakter dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa” teruji kebenarannya. Tabel Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Signifikasi Koefisien Korelasi Antara Pendidikan Karakter (X) Dengan Kecerdasan Emosional Siswa (Y) n
dk
30
28
Kontribusi 0,49
0,2401
24,01%
2,9792
= 0,05 1,701
Keterangan : n
= Jumlah Responden. = Koefisien Korelasi Antara Pendidikan Karakter Dengan Kecerdasan Emosional Siswa. = Koefisien Determinasi Antara Pendidikan Karakter Dengan Kecerdasan Emosional Siswa. = Koefisien Korelasi Signifikan ( pada . Hasil perhitungan koefisien korelasi antara pendidikan karakter dengan
kecerdasan emosional diperoleh koefisien korelasi sederhana (r) adalah 0,49. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,49 menunjukkan keeratan hubungan atau korelasi yang cukup kuat antara pendidikan karakter terhadap kecerdasan emosional. IV. PEMBAHASAN Dari hasil uji statistik diperoleh persamaan regresi antara pendidikan karakter dengan kecerdasan emosional adalah ̂ = 37,573747 + 0,74556715X. Model regersi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor tingkat karakter siswa akan diikuti oleh peningkatan skor kecerdasan emosionalnya sebesar 0,7455671 unit pada konstanta 37,573747. (Daryanto dan Darmiatun 2013:60) mengemukakan bahwa pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka menjadi manusia yang baik (good). Menjadikan manusia yang cerdas dan pintar, boleh jadi mudah melakukannya,
tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan bijak, jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Kenyataan inilah yang kemudian menempatkan pentingnya penyelenggaraan pendidikan karakter, terutama di sekolah. Pendidikan karakter pada saat ini merupakan upaya dalam membangun karakter bangsa yang kuat yang memotivasi munculnya sikap untuk melakukan yang terbaik untuk kepentingan bersama. Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang, sikap dan prilaku. Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia saat ini, terutama dikalangan siswa, menuntut diselenggarakannya pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang secara dini ditanamkan kepada siswa punya peran yang sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya. Karakter seseorang dalam proses perkembangan dan pembentukannya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan (nurture), dan faktor bawaan (nature). Zubaedi (dalam Erawanto, 2012:56) mengatakan karakter pada hakekatnya merupakan keterpaduan unsur-unsur kepribadiannya, yang substansinya ialah kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Pendidikan karakter yang di ajarkan secara dini kepada anak, terutama dilingkungan sekolah akan menghasilkan siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga menjadikan siswa tersebut memiliki kecerdasan emosi. Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa siswa yang memiliki karakter yang baik (good character) akan pula menjadi siswa yang cerdas dalam mengelola emosinya. V.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa variabel Pendidikan Karakter (X) berperan cukup signifikan terhadap peningkatan Kecerdasan Emosional siswa (Y) yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien korelasi sebesar = 0,49 dan koefisien determinasinya sebesar 24,01%. Hal ini menunjukkan bahwa peranan pendidikan karakter terhadap peningkatan kecerdasan emosi siswa memiliki hubungan yang cukup kuat. Dengan persaman regresi ̂ =
.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat mengemukakan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk guru. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya harus menjadi teladan yang selalu memberikan contoh perilaku yang baik kepada siswasiswanya, agar tujuan diadakannya pendidikan karakter akan tercapai. Selain itu, mengingat pendidikan karakter dan kecerdasan emosional adalah kunci utama keberhasilan siswa dalam kehidupan maka pelaksanaan pendidikan harus lebih berorientasi pada pembangunan karakter dan peningkatan kecerdasan emosi yang mencakup kejujuran, disiplin, tanggung jawab, religius, percaya diri, santun, gotong royong dan saling toleransi. 2.
Untuk para siswa hendaknya untuk terus berusaha memiliki karakter yang baik dalam kehidupannya, bukan hanya dalam lingkungan sekolah, diluar sekolah pun harus berkarakter baik. Selain itu, untuk menjadi orang yang sukses, seorang siswa harus mampu mengelola emosinya dengan baik, karena kesuksesan bukan hanya ditentukan oleh faktor kecerdasan intelektual saja, tapi kecerdasan emosional pun sangat menentukan kesuksesan seseorang.
3.
Bagi dosen ataupun mahasiswa agar kiranya dapat melakukan penelitian lanjutan guna untuk lebih meningkatkan kecerdasan emosional siswa yang ditinjau dari pendidikan karakter.
VI. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bito, Nursiya. 2009. Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Sub Materi Pokok Prisma dan Limas di Kelas VIII SMP Negeri 11 Gorontalo. Tesis, Universitas Negeri Surabaya. Tidak Diterbitan. Daryanto dan Suryatri Darmiatun. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta. Gava Media Daud, Firdaus. 2012. Pengaruh kecerdasan emosional (EQ) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 3 Kota Palopo. Jurnal pendidikan dan pembelajaran Volume 19 No 2
Effendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung. Alfabeta Erawanto, Udin. 2012. Hubungan Pendidikan Karakter dengan Kecerdasan Emosional. Cakrawala Pendidikan Vol. 14 Nomor 1 ISSN 1410.9883 Nurdin, Lukman. Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. http://slideshare.net/interest_matematika_2011/pendidikan karakter-melaluipembelajaran-matematika. Diakses tanggal 28 April 2015 Rahayuwanti, H Krisworo dan Agustina Nurhayati. 2012. Hubungan antara kecerdasan emosional yang dipengaruhi oleh nilai karakter terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X Multimedia I SMK Negeri 01 Surabaya. Seminar Nasional pendidikan matematika Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung. Alfabeta Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung. Remaja Rosdakarya Santoso, Ekbal. 2012. Peran pendidikan karakter dalam rangka meningkatkan kecerdasan emosi mahasiswa. Cakrawala Pendidikan Volume 14 No 1 ISSN 1410-9883 Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta Syarbini, Amirulloh. 2012. Buku Pintar Pendidikan Karakter. Jakarta. as@ Prima Pustaka Uno, B Hamzah dan Masri Kudrat. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara Uno, B Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta. Bumi Aksara Uno. B Hamzah. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara