MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PENGUKURAN PANJANG MELALUI MEDIA TANGGA SATUAN UKURAN PANJANG PADA SISWA KELAS IV SDN HUTA MOPUTI KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL
Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Oleh: DODI KAI NIM. 151 411 481
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PENGUKURAN PANJANG MELALUI MEDIA TANGGA SATUAN UKURAN PANJANG PADA SISWA KELAS IV SDN HUTA MOPUTI KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO
[email protected] Martianty Nalole, Samsiar RivaI, dan Dodi Kai 1
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian adalah apakah media tangga satuan ukuran panjang dapat meningkatkan keterampilan menyelesaikan soal cerita materi pengukuran. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu, untuk meningkatkan keterampilan menyelesaikan soal cerita materi pengukuran panjang melalui media tangga satuan ukuran panjang pada siswa kelas IV SDN Huta Moputi Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu, Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan Tindakan, Tahap Pemantauan dan evaluasi, Tahap Analisis dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, dan tes hasil belajar. Hasil penelitian pada siklus 1, menunjukkan bahwa 24 siswa terampil menyelesaikan soal cerita pengukuran panjang melalui media tangga satuan ukuran panjang atau 67% siswa memperoleh nilai KKM 70% ke atas, Sedangkan 12 siswa belum terampil menyelesaikan soal cerita pengukuran panjang, atau 33% siswa memperoleh nilai KKM 70% ke bawah, sehingga penelitian ini dilanjutkan pada siklus 2. Pada siklus 2, menunjukkan bahwa 32 orang siswa terampil menyelesaikan soal cerita pengukuran panjang melalui media tangga satuan ukuran panjang atau 89% siswa memperoleh nilai KKM 70% ke atas, Sedangkan 4 siswa belum terampil menyelesaikan soal cerita pengukuran panjang, atau 11% siswa memperoleh nilai KKM 70% ke bawah. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui media tangga satuan ukuran panjang keterampilan menyelesaikan soal cerita pengukuran panjang pada siswa kelas IV SDN Huta Moputi Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato meningkat.
Kata Kunci : Keterampilan, Soal Cerita, Media Tangga Satuan Ukuran Panjang
1
Dra. Martianty Nalole, M.Pd selaku dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo; Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd; dan Dodi Kai selaku Mahasiswa Program PPKHB S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan.
1
Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sekolah dasar banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika khususnya materi pengukuran panjang. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran matematika Hal ini terbukti dengan rendahnya nilai mata pelajaran disebabkan siswa belum terampil menyelesaikan soal cerita pengukuran panjang. Kecenderungan ini juga nampak terjadi pada siswa kelas IV SDN Huta Moputi di tempat peneliti mengajar. Rendahnya tingkat penguasaan siswa pada materi pangukuran panjang di kelas IV SDN Huta Moputi yakni dari 36 siswa hanya ada 7 siswa atau 20% yang terampil menyelesaikan soal. Hal ini disebabkan oleh siswa belum memahami materi pengukuran panjang, siswa belum terampil menyelesaikan soal-soal pengukuran panjang apalagi tingkat penguasaan siswa belum merata pada materi pengukuran panjang. Penggunaaan media tangga satuan ukuran panjang salah satu strategi pembelajaran dalam menyelesaikan soal pengukuran panjang. Agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal certita pengukuran panjang hendaknya guru memberi motivasi kepada siswa dengan menuntun siswa dalam menyelesaikan soal pengukuran panjang sesuai aturan pengerjaan serta memeriksa kembali dengan mencocokkan hasil dengan soal semula. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pangukuran panjang.
2.
Siswa belum terampil menyelesaikan soal cerita pengukuran panjang.
3.
Penggunaan media yang belum optimal. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
“Apakah
media
tangga
satuan
ukuran
panjang dapat
meningkatkan
keterampilan menyelesaikan soal cerita materi pengukuran panjang pada siswa kelas IV SDN Huta Moputi Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato”.
2
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menyelesaikan soal cerita materi pengukuran panjang dengan melalui media tangga satuan ukuran panjang pada siswa kelas IV SDN Huta Moputi Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. Menurut Nunnally & Bernstein, (1994:24) Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturanaturan yang terstandar atau yang telah disepakati untuk merepresentasikan atribut yang diukur. Selanjutnya Mardapi (2004: 14) Pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis. Menurut Arikunto (2007:47) Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Dengan demikian Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Misalnya, melakukan kegiatan pengukuran panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya membandingkan panjang meja dengan panjang pensil. Panjang pensil yang digunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku. Sedangkan Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Dalam SI satuan panjang adalah meter (m). Meter adalah satuan panjang internasional yang pertama, yang terbuat dari campuran bahan platina iridium, dan disimpan di The International Bureau Of Weinght and Measure. Dengan demikian pengukuran panjang merupakan kegiatan untuk menentukan jarak suatu obyek dengan menggunakan satuan sebagai alat ukur. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku. Untuk memperoleh hasil yang
3
seragam, di dalam kegiatan pengukuran memerlukan satuan yang baku. Satuan ukuran baku untuk mengukur panjang benda antara lain : kilometer (km), hektometer (hm), dekameter (dam), meter (m), desimeter (dm), sentimeter (cm), dan milimeter (mm). Selanjutnya, Abidin (2005: 10) mengemukakan bahwa soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan masalah kehidupan sehari–hari atau masalah lainnya. Bobot masalah yang diungkapkan akan mempengaruhi panjang pendeknya cerita tersebut. Makin besar bobot masalah yang diungkapkan, memungkinkan panjang cerita yang disajikan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti berasumsi penggertian soal cerita adalah soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita atau rangkaian kata-kata atau kalimat dan berkaitan dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari mengandung masalah yang menuntut pemecahan. Penyajian soal dalam bentuk cerita merupakan usaha menciptakan suatu cerita untuk menerapkan konsep yang sedang dipelajari sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Biasanya siswa akan lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah atau soal-soal yang ada hubungannya dengan kehidupannya. Siswa diharapkan dapat menafsirkan kata-kata dalam soal, melakukan kalkulasi dan menggunakan prosedur-prosedur relevan yang telah dipelajarinya. Soal cerita melatih para siswa berpikir secara analisis, melatih kemampuan menggunakan tanda operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian), serta prinsip-prinsip atau rumus-rumus dalam geometri yang telah dipelajari. Disamping itu juga memberikan latihan dalam menterjemahkan cerita-cerita tentang situasi kehidupan nyata ke dalam bahasa Indonesia. Untuk sampai pada hasil yang diinginkan, dalam penyelesaian soal cerita siswa memerlukan kemampuan-kemampuan tertentu. Kemampuan tersebut terlihat pada “pemahaman soal” yakni kemampuan apa yang diketahui dari soal, apa yang ditanyakan dalam soal, apa saja informasi yang diperlukan, dan bagaimana akan menyalesaikan soal.
4
Media tangga satuan ukuran panjang dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Media tangga satuan ukuran panjang dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap. Media tangga satuan ukuran panjang dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Media tangga satuan ukuran panjang dalam proses pembelajaran harus dioptimalisasi dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar. Media tangga satuan ukuran
panjang
dapat
menumbuhkan
pemikiran
yang
teratur
dan
berkesinambungan. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna. Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan keinginan kita atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan kita memerlukan dalam satuan cm, panjang jalan 2500 m sedangkan kita memerlukan dalam satuan km atau panjang perjalan dari kita A ke kota B 1500 hm sedangkan kita memerlukan salam satuan km. Untuk mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya diperlukan tangga satuan ukuran panjang.
Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Huta Moputi Kcamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. Yang menjadi subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Huta Moputi yang berusia rata-rata 10 - 11 tahun yang berjumlah 36 orang yang terdiri laki-laki 17 orang dan siswa perempuan 19 orang. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi kegiatan pengajuan proposal pengumpulan data sampai dengan penyusunan laporan penelitian direncanakan berlangsung selama 3 bulan, dimulai bulan September sampai dengan Desember 2013.
5
Adapun prosedur penelitian terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi serta tahap analisis dan refleksi. Data dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa instrumen pengumpul data yang terdiri dari observasi, tes dan dokumentasi. Analisis data dilaksanakan secara analisis statistik
deskriptif tehnik persentase pada setiap akhir siklus
pembelajaran.Data yang dianalisis meliputi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa serta data hasil tes.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diadakan di SDN Huta Moputi Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato yaitu menyangkut capaian keterampilan menyelesaikan soal cerita materi pengukuran panjang melalui media tangga satuan ukuran panjang.
Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh oleh peneliti menunjukkan bahwa masih ada 5 aspek kegiatan belajar mengajar masih kurang dan cukup. Hal ini terlihat dari lembar observasi bahwa aspek tersebut menyangkut kompetensi guru antara lain 1) kurangnya penguasaan kelas, 2) penggunaan media tangga satuan ukuran panjang yang belum dimengerti, 3) respon terhadap siswa kurang, 4) tidak efisiennya waktu yang digunakan. Selanjutnya mengacu pada keterampilan menyelesaikan soal cerita pengukuran panjang melalui media tangga satuan ukuran panjang belum mencapai indikator yang diharapkan. Hal ini berdasarkan pencapaian indikator : 1. Terampil menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, hanya sebanyak 24 orang atau 67% yang terampil , 9 orang atau 25% yang cukup terampil, sedangkan yang kurang terampil ada 3 orang atau 8%. 2. Terampil merancang proses penyelesaian hanya sebanyak 24 orang atau 67% yang terampil , 9 orang atau 25% yang cukup terampil, sedangkan yang kurang terampil ada 3 orang atau 8%.
6
3. Terampil mengerjakan rancangan penyelesaian hingga diperoleh jawaban, anya sebanyak 24 orang atau 67% yang terampil , 9 orang atau 25% yang cukup terampil, sedangkan yang kurang terampil ada 3 orang atau 8%. 4. Terampil mengecek kembali jawaban sesuai rancangan penyelesaian, hanya sebanyak 24 orang atau 67% yang terampil , 9 orang atau 25% yang cukup terampil, sedangkan yang kurang terampil ada 3 orang atau 8%. Secara umum, indikator keberhasilan dalam penelitian ini belum tercapai pada siklus 1. Kegiatan guru dan aktifitas siswa pada pembelajaran pada siklus II terlaksana
sebagaimana
yang
diharapkan.
Dari
11
aspek
pengamatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, terdapat 10 atau 90,91% dengan kriteria baik, sementara bahwa 1 aspek lainnya atau 9,09% dengan kriteria cukup. Sedangkan dari 9 aspek pengamatan kegiatan siswa, terdapat 8 aspek atau 88,89% dengan kriteria baik, sementara 1 aspek atau 11,11% dengan kriteria cukup. Peningkatan kualitas pembelajaran ini tercapai berdasarkan hasil analisis dan refleksi yang diperoleh pada siklus I, sehingga pada siklus II ini aspek-aspek yang memerlukan perbaikan menjadi perhatian utama. Selanjutnya
aspek-aspek
yang
menyangkut
dengan
keterampilan
menyelesaikan soal cerita pengukuran panjang pada siswa juga mengalami peningkatan dengan persentase sebagai berikut: 1) Siswa yang terampil menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan sebanyak 32 orang atau 89%, dan yang masih cukup terampil ada 4 orang atau 11% 2) Siswa yang terampil merancang proses penyelesaian sebanyak 32 orang atau 89%, dan yang masih cukup terampil ada 4 orang atau 11%. 3) Siswa yang terampil mengerjakan rancangan penyelesaian hingga diperoleh jawaban sebanyak 32 orang atau 89%, dan yang masih cukup terampil ada 4 orang atau 11%. 4) Siswa yang terampil mengecek kembali jawaban sesuai rancangan penyelesaian sebanyak 32 orang atau 89%, dan yang masih cukup terampil ada 4 orang atau 11%.
7
Ditinjau dari hasil refleksi maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan telah berhasil dengan indikator kinerja sebesar 89% atau telah melebihi indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Sehingga hipotesis tindakan yang berbunyi Jika melalui media tangga satuan ukuran panjang maka keterampilan menyelesaikan soal-soal materi pengukuran panjang pada siswa Kelas IV SDN Huta Moputi Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato akan meningkat. diterima.
Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian bahwa melalui media tangga satuan ukuran panjang keterampilan menyelesaikan soal cerita materi pengukuran panjang pada siswa Kelas IV SDN Huta Moputi Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato meningkat. Saran Berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan di atas maka peneliti dapat membuat saran sebagai berikut: 1. Siswa diharapkan lebih aktif dalam menyelesaikan soal cerita materi pengukuran panjang. 2. Diharapkan
kepada
guru,
dalam
meningkatkan
keterampilan
menyelesaikan soal cerita pengukuran lebih baik menggunakan media tangga satuan ukuran panjang. 3. Untuk
meningkatkan
kualistas
siswa,
sekolah
harus
lebih
memperhatikan ketersediaan perangkat pembelajaran, media dan alatalat penunjang lainnya. 4. Peneliti lebih memperhatikan metode dan cara dalam meningkatkan keterampilan dalam pembelajaran.
8
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Amin. 2005. Soal Cerita Matematika. Bandung : Rosda Karya. Arif S. Sadiman, 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan, cet. IV; Jakarta : Pustekom Dikbud; dan Rajawali Arikunto, S., 2007, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara Asrori, Mohammad. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Cet; II. Bandung : Wacana Prima. Blazely diterjemahkan oleh Indrawan Sucipto dengan judul, 2002. Analisis Terhadap Kebijakan Pemerintah Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Nasional, Bandung : Remaja Rosda Karya. Dimiyati, Muljono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Haji, Moch. 2004. Penanaman konsep soal cerita matematika. Yogyakarta :Imperium Hakim, Thursam. 2000. “Belajar Secara Efektif”. Jakarta : Puspa Swara. Hamzah B. Uno dan Satria M.A. Koni, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: MQS Publishing. Mardapi, Djemari. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta : Program Pascasarjana – UNY. Muchlis, Ahmad; 1999; Indonesia dan Kompetisi Matematika; Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Ciputat : Gaung Persada Press, Nunnally, J.C., dan Bernstein, I.H. (1994), Psychometric Theory, 3rd edition,. McGraw-Hill, New York.
9
Oemar Hamalik, 2008. Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2006. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008 Setyosari, Punaji & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang : Elang Mas. Suherman. 2003, “Strategi Pembelajaran Matematika Konteporer”. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Sumantri, Dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Umaedi. 2000. Memahami dan Menangani Siswa Dengan Problem Dalam Mengajar. Jakarta: Direktorat SLTP Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas.
10