MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DANMENYIMAK MELALUI PERMAINAN KARTU KALIMAT PADA SISWA KELAS III SDN 3 MOOTILANGO KECAMATAN MOOTILANGOKABUPATEN GORONTALO
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Oleh : Risna A. Kabaderan Nim. 151 410 161
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. RatnartiPahrun, M.Pd
Hj. Sumarni
Mohamad, S.Pd,
M.Pd Nip. 195909171987032002 Nip. 195602241983032001
ABSTRAK Risna A. Kabaderan, 2014.Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menyimak Melalui Permainan Kartu Kalimat di kelas III SDN 3 Mootilango Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo.Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo.Pembimbing I Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd dan Pembimbing II Hj. Sumarni Mohamad, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini apakah kemampuan membaca dan menyimak siswa kelas III SDN 3 Mootilango dapat ditingkatkan melalui permainan kartu kalimat.Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN 3 Mootilango menggunakan permainan kartu kalimat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.Teknik pengambilan data yang digunakan yaituobservasi, wawancara, dokumentasi dan tes yang berlangsung 2 siklus. Hasil pada observasi awal, yang mampu membaca dan menyimak 6 orang (25%) dan yang belum mampu membaca dan menyimak 18 orang (75%). Pada siklus 1 menunjukkan bahwa siswa yang tepat membaca dengan lafal 16 orang (68%), 6 orang (25%) kurang tepat, dan 2 orang (8,4%) tidak tepat, pada aspek intonasi 3 orang (13%) tepat, 19 orang (79%) kurang tepat, dan 2 orang (8,4%) tidak tepat, aspek kefasihan 8 orang (33%) tepat, 14 orang(58%) kurang tepat dan 2 orang (8,4%) tidak tepat, aspek keaktifan 15 orang (63%) aktif, 8 orang (33%) kurang aktif, dan 2 orang (8,4%) tidak tepat, aspek menyenangkan 12 orang (50%) senang, 10 orang (42%) kurang senang, dan 2 orang (8,4%) tidak senang. menyimak pada aspek menangkap informasi, ide dan pesan 12 orang (50%) tepat, 10 orang (42%) kurang tepat, dan 2 orang. Setelah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus 2 pembelajaran meningkat. Yang tepat membaca dan menyimak 21 orang (88%), 1 orang (4%) kurang tepat dan 2 orang (8,4%). Sehingga kesimpulan akhir dari penelitian ini bahwa tindakan perbaikan pembelajaran membaca dan menyimak pada pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 3 Mootilango Kecamatan Mootilango.Melalui permainan kartu kalimat,mengalami peningkatan. Kata Kunci : Membaca, Menyimak, Permainan Kartu Kalimat
1
Risna A. Kabaderan. Selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd selaku Dosen tetap Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNG; Hj. Sumarni Mohamad, S.Pd, M.Pdselaku Dosen tetap Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNG
Latar Belakang Masalah. Keterampilan membaca dan keterampilan menyimak sering kali secara bersama-sama dan tunjang menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal ini seiring dengan pendapat Tarigan (1994 : 7) yang mengemukakan, bahwa untuk meningkatkan hasil yang hendak dicapai dalam membaca, maka seyogyanyalah setiap keterampilan menyimak diikuti oleh kegiatan membaca yang sesuai dengan tujuan menyimak tersebut. Dengan kata lain listening gaols harus diikuti oleh reading activity. Pembelajaran membaca dan menyimak benar-benar mempunyai peranan penting karena dengan membaca dan menyimak seseorang akan dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru..Dengan demikian kondisi yang cukup memprihatinkan sekarang adalah kesulitan anak didik dalam membaca dan menyimak karena mengingat bahwa kemampuan membaca dan menyimak dapat menggali berbagai macam ilmu pengetahuan, dan satu hal yang tidak boleh kita lupakan, bahwa semua mata pelajaran yang diajarkan di SD prinsipnya memerlukan aktivitas dalam membaca dan menyimak (dalam Peningkatan Mutu pendidikan Dasar-Peqip/1997). Ketidakmampuan siswa membaca akan berakibat rendahnya prestasi belajarnya. Hal ini dapat terjadi karena apabila siswa tersebut tidak mampu membaca, maka siswa tersebut tidak akan dapat memahami isi materi pelajaran tersebut, sehingga prestasi belajarnya pun akan rendah.Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah minat dan keaktifan siswa dalam membaca. Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak, (5) dan jumlah murid per kelas terlalu besar. Berbagai bentuk pengajaran menyimak yang dikenal selama ini adalah simak-ucap, simak-tanya, simak-cerita, simak-kerjakan, simak-teriak, simak-bisik berantai, simak-rangkum, simak-simpati, simak-hayati, dan simak-kata simon. Bentuk-bentuk itu diajarkan melalui cara-cara yang tradisional sehingga cenderung menjenuhkan siswa. Penggunaan media yang tepat untukmenambah peningkatan kemampuan membaca dan
menyimak
anak
sangatlah
penting.
Salah
satunya
adalah
media
cerita
bergambar.Penggunaan metode ini adalah dengan cara, dalam belajar anak dibacakan oleh guru sebuah buku ceritadan menceritakannya dengan sangat menarik sehingga anak tertarik terhadap isidari buku cerita tersebut. Siswa harus diajarkan membaca dan menyimak karena memadukan pembelajaran membaca dan menyimak tidaklah sukar. Misalnya anak disuruh
membacakan sebuah wacana yang harus dipahami orang lain, kemudian siswa yang lain menyimak. Guru memberikan waktu berfikir untuk anak mengingat kembali apa yang dibacakan temannya tadi dan meminta mereka menceritakan kembali isi wacana tersebut.Dengan begitu anak tidak hanya pandai membaca tetapi mereka juga memahami apa yang dibacanya sehingga mereka dapat menyimpulkan, memahami serta mengerti isi bacaan tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang ini penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan mengambil judul “Peningkatan Kemampuan Membaca dan Menyimak Melalui Permainan Kartu Kalimat di Kelas III SDN 3 Mootilango”. Rumusan Masalah. Dengan melihat latar belakang dan identifikasi masalah maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah kemampuan membaca dan menyimak siswa kelas III SDN 3 Mootilango dapat ditingkatkan melalui permainan kartu kalimat ? Hakekat Kemampuan Membaca dan Menyimak. Pengertian Membaca. Anderson (1972 : 209) secara singkat dan sederhana mencoba mendefinisikan membaca sebagai proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis atau reading is a recording and decording proses. Membaca menurut kridalaksana (1993 : 135), adalah : “keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lembaga-lembaga grafis dan perubannya menjadi wicara yang bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras”. Pembaca harus mengenal konsep, kosakata serta latar yang terdapat dalam bacaan. Dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu dapat didengar, misalnya membaca dalam hati.Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak. Sewaktu membaca, pembaca
yang baik akan
memahami bahan
yang dibacanya. Selain itu,
bisa
mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis.Dengan demikian, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya.Jadi membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, proses aktif, bertujuan, serta memerlukan strategi tertentu sesuai dengan tujuan dan jenis membaca. TujuanMembaca. Dalam Roffiudin (2003 : 47) tujuan membaca yaitu : (1). Untuk mengembangkan kemampuan bernalar yang sehat, (2). Mandiri dalam mengambil suatu keputusan, (3).
Berwawasan luas dan kaya referensi dalam mengatasi keputusan, dan (4). Dalam membaca kita terbiasa dengan pola hidup yang mengedepankan intelektual. Menurut Rahim (2008 : 11) mengutip pendapat Balnton, dkk dan Irwan dalam Burns dkk (1996) menyebutkan tujuan membaca meliputi : 1). Kesenangan, 2). Menyempurnakan membaca nyaring, 3). Menggunakan strategi tertentu, 4). Memperbaharui pengetahuannya tentang satu topik, 5). Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, 6). Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, 7). Mengkonfirmasi atau menolak prediksi, 8). Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain, dan 9). Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Jadi tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi dari apa yang ditulis oleh seseorang, pemahaman dan kesenangan. Manfaat Membaca. Manfaat membaca yaitu : 1) membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan, 2) ketika sibuk membaca seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan, 3) kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja, 4) dengan sering membaca orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata, 5) membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir, 6) membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman, 7) dengan membaca orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, 8) dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya ; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup, 9) membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan agar tidak sia-sia, dan 10) dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat ; lebih lanjut lagi bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep untuk memahami apa yang tertulis. Jenis-jenis Membaca. Dalam http :// Guruit07.blogspot.com/2009/01/ jenis-jenis membaca. Jenis-jenis membaca ditinjau dari segi terdengarnya atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca maka, proses membaca dapat dibedakan menjadi : a. Membaca Nyaring. b. Membaca Dalam Hati.Secara garis besar membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua antara lain : Membaca Ekstensif. Intensif
Proses Membaca.
Pra Membaca (Tahap Persiapan). Saat Membaca (Tahap Perkembangan). Paska Membaca (tahap Transisi).
Hipotesis Tindakan. Yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Jika guru melaksanakan permainan kartu kalimat, maka kemampuan membaca dan menyimak pada siswa kelas III SDN 3 Mootilango akan meningkat”. Indikator Kinerja. Indikator kinerjapada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah jika kemampuan membaca dan menyimak melalui permainan kartu kalimat di kelas III SDN 3 Mootilango masih rata-rata dibawah 65% maka secara signifikan penelitian ini dilanjutkan. Dan apabila pada kegiatan berikutnya kemampuan membaca melalui permainan kartu kalimat sudah mencapai 75% maka penelitian sudah mencapai ketuntasan belajar sehingga tidak perlu dilanjutkan ke yang berikutnya. Hal ini disebabkan siswa sudah dianggap meningkat hasil belajarnya. Dilihat dari meningkatnya kemampuan membaca dan menyimak melalui permainan kartu kalimat. Metode Penelitian Data yang telah dijaring kedua jenis instrumen dan dianalisis dengan menggunakan teknik presentase (%), untuk selanjutnya dikonfirmasikan dalam bentuk kualitatif. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan pada observasi awal yaitu : yang sudah membaca dengan lafal yang tepat 12 orang atau 50 % yang kurang tepat 10 orang atau 42 % dan yang tidak tepat 2 orang atau 8,4 %. Yang dapat menyimak dengan tepat 6 orang atau 25 % yang kurang tepat 5 orang atau 21 % dan yang tidak tepat 13 orang atau 54 %. Sehingga penulis perlu melakukan tindakan dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menyimak melalui permainan kartu kalimat pada siswa kelas III SDN 3 Mootilango Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo dan perencanaan tindakan tersebut akan dilaksanakan pada 2 siklus. Hasil Siklus I
hasil kemampuan menyimak siswa siklus I yang mencakup empat aspek dijabarkan sebagai berikut : 1. Aspek menangkap informasi, ide dan pesan Siswa yang tepat menangkap informasi, ide dan pesan yakni 12 orang (50%), 10 orang (42%) yang kurang tepat, 2 orang (8,4%) yang tidak tepat, dari 24 siswa yang dijadikan sampel. 2. Aspek pemahaman komunikasi. Dilihat dari aspek pemahaman komunikasi nilai presentasenya 3 orang (13%) tepat dari 24 siswa yang dijadikan sampel, 19 orang (79%) kurang tepat serta 2 orang (8,4%) tidak tepat. 3. Aspek keaktifan. Pada aspek keaktifan, 12 orang siswa (50 %) aktif, 10 orang (42%) kurang aktif, 2 orang (8,4%) tidak aktif dari 24 siswa yang dijadikan sampel. 4. Aspek menyenangkan Siswa yang senang, 12 orang (50%) yang senang, 10 orang (42%), 2 orang (8,4%) kurang senang dari 24 siswa yang dijadikan sampel. Berdasarkan analisis hasil tindakan kelas pada siklus I tentang kemampuan siswa membaca dan menyimak melalui permainan kartu kalimat pada siswa kelas III di SDN 3 Mootilango, Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan pengamatan dan hasil penilaian, maka dapat diperoleh beberapa hal berikut : 1) Hasil belajar siswa berdasarkan penilaian menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan menyimak melalui permaian kartu kalimat belum mencapai kriteria keberhasilan. Oleh karena itu perlu pengulangan untuk hasil belajar siswa 2) Aktifitas pembelajaran menunjukkan kurangnya motivasi pada diri siswa dan kurangnya perhatian terhadap penjelasan guru. Oleh karena itu, diperlukan pengulangan siklus untuk lebih memotivasi siswa dan memberikan penjelasan tentang cara membaca dengan memperhatikan (lafal, intonasi, kefasihan) dan menagkap informasi, ide dan pesan serta pemahaman komunikasi. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Mei 2014 . Siswa melakukan perbaikan membaca dan menyimak yang mencakup aspek yakni lafal, intonasi, kefasihan, menangkap informasi, ide dan pesan, pemahaman komunikasi, keaktifan siswa serta menyenangkan. Pengamatan proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal yang diamati dari situasi kegiatan belajar siswa adalah aktivitas belajar, perhatian, keaktifan, dan proses belajar.
1. Siswa
memperhatikan
dan
merespon
dengan
antusias
(
bertanya dan
menanggapi ) persentasi kesuksesan siswa (90%, BS) 2. Siswa berpartisispasi secara aktif dalam kegiatan berinteraksi / kerjasama dengan siswapersentasi kesuksesan siswa (90%, BS) 3. Siswa merespon positif ( senang) terhadap permainankartu kalimat
yang
digunakanpersentasi kesuksesan siswa (90%, BS) aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan.
4. Siswa
Persentasi kesuksesan siswa (90%, BS) Dari hasil pengamatan pelaksanakan siklus II diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan membaca siswa meningkat dari siklus 1, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai siswa yang mencakup lima aspek yaitu : 1. Aspek lafal. Siswa yang mampu membaca, dilihat dari lafal siswa yakni 21 orang (88%) tepat , 1 orang (4 %) yang kurang tepat, 2 orang (8,4%) yang tidak tepat, dari 24 siswa yang dijadikan sampel. 2. Aspek intonasi. Dari 24 orang siswa yang dijadikan sampel 21 orang (88 %) tepat , 1 orang (4 %) yang kurang tepat dan 2 orang (8,4 %) yang tidak tepat. 3. Aspek kefasihan. Dilihat dari aspek kefasihan nilai presentasenya 21 orang (88 %) tepat , 1 orang (4 %) yang kurang tepat serta 2 orang (8,4%) tidak tepat. 4. Aspek keaktifan. Pada aspek keaktifan, 21 orang siswa (88 %) aktif, 1 orang (4 %) kurang aktif, 2 orang (8,4%) tidak aktif dari 24 siswa yang dijadikan sampel. 5. Aspek menyenangkan Siswa yang senang, 21 orang (88%) yang senang, 1 orang (4%), 2 orang (8,4%) kurang senang dari 24 siswa yang dijadikan sampel. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian pada siklus I dan II di atas maka jelaslah, bahwa dengan menerapkan permainan kartu kalimat dalam proses pembelajaran akan dapat meningkat hasil belajar siswa dalam membaca dan menyimak.Adapun prosedur pembelajarannya adalah seperti yang telah diterapkam dalam pelaksanaan tindakan siklus akhir, yakni pada siklus II kegiatan pembelajaran ini, maka dilaksanakan secara optimal maka ada kemungkinan besar dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran serta hasil belajar siswa. Hal ini dapat di lihat pada table Peningkatan persentase keberhasilan dari setiap siklus (Menyimak). Adapun analisis nilai rata – rata kelas siklus I, siklus II dan peningkatannya dapat dilihat dalam tabel 4.10 berikut ini. No
Aspek yang dinilai
1.
Lafal
Jumlah siswa Kurang Tepat tepat 21 1
Tidak tepat 2
Persentase Kurang Sesuai sesuai 88 % 4%
Tidak sesuai 8,4 %
2.
Intonasi
21
1
2
88 %
4%
8,4 % 8,4 %
3.
Kefasihan
21
1
2
88 %
4%
4.
Keaktifan
21
1
2
88 %
4%
8,4 %
5.
Menyenangkan
21
1
2
88 %
4%
8,4 %
Tabel 4.10 : Analisis Nilai Rata - rata Siklus I dan Siklus II. N o
Jumla h siswa
Rata – rata kelas
Nilai Minimal
Nilai Maksimal
Tahap
Membac a
Menyima k
Membac a
Menyima k
Membac a
Menyima k
1.
Siklus I
24
77,91
77,70
47
50
94
92
2.
Siklus II
24
94,75
95,12
47
50
100
100
Simpulan Berdasarkan hasil penilaian dan pembahasan yang mengacu pada permasalahan dalam penelitian ini, peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada perbandingan membaca dan menyimak siswa pada siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata membaca siswa pada silkus I sebesar 77,91, menyimak 77,70 dan nilai rata-rata membaca siswa pada siklus II sebesar 94,75, menyimak 95,12. Jadi, terjadi peningkatan nilai rata-rata membaca siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 16,84 dan nilai rata-rata menyimak siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 17,42. Saran Dengan memperhatikan hasil dari pada penelitian yang telah dilakukan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1) Kemampuan membaca dan menyimak harus lebih ditingkatkan dan perlu diberikan bimbingan khusus pada anak yang belum mampu membaca dan menyimak terutama dalam proses pembelajaran membaca agar tidak mengalami kesulitan guna untuk memperoleh informasi tertulis. 2) Siswa harus lebih banyak diperhatikan terutama dalam belajar tidak mengalami kesulitan dalam membaca dan menyimak. 3) Guru seharusnya bisa memiliki metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan. 4) Guru hendaknya memberikan dorongan dan motivasi terhadap siswa yang mempunyai tingkat mentalitasnya kurang percaya diri.
DFTAR PUSTAKA
Akhadiah S. Dkk. 1992. Bahasa Indonesia III. Jakarta. Departemen P dan K. Alirsyad. 2005. pengertian permainan dalam pembelajaran bahsa indonesia. (online) tersedia di http://sd02.alirsyad-cilacap.com/content/melejitkan-ketrampilan-berbahasa-melalui-permainanbahasa/,diakses(rabu,08-02-2012). Anderson. 1986. Peningkatan Keterampilan Berbahasa (Bahan Ajar). Gorontalo. Program Studi S1 PGSD Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo. Datumbanua.Ronny A. G. 2011.Meningkat Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Teknik Bermain Pias Kata Pada Siswa Kelas II SD Inpres Maleo Kecamatan Popayato timur Kabupaten Pohuwato _____ ,1987. bagaimana meningkatkan kemampuan membaca? Bandung, CV. Sinar Baru, Malang, YA3 Dupamana Ratna. 2013. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyimak Isi Dongeng Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 01 Mananggu Kabupaten Boalemo Dep.Dikbud.1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Dep.Dikbud. 1994 / 1995. Petunjuk Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kelas 1 Sd. Jakarta : direktorat dikdasmen. Dep.Diknas. 2003. Kurikulum 2004.Standar Kompetensi Bahan Kajian. Jakarta : Dep.Diknas Departemen P dan K. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar : GBPP. Bahasa Indonesia:Jakarta. Hariyadi, dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta. Ditjen Dikti. Harjasujana. A. 1988. Nusantara Yang Literal Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonseia : Jakarta. http://tecnonly.13.wordpress.com/2009/08/26/permulaan-permainan-bahasa. http://definicinta.blogspot.com/2009/06/pengertianpermainan. http://tecnoly.13.wordpress.com/2009/08/26tujuan. http://managingbasicceducationproject/2009//belajarmembaca/diakses 28 april2010 http://m.bahbrata-edu.blogspot.com/2009/permainankartu/diakses 20 april 2010 http://guruit.07.blogspot.com/2009/01/jenis-jenismembaca/diakses 20 juni 2010 _____ ,2004. Kurikulum berbasis kompetensi, Jakarta, Pusat kurikulum Kusmana, Suherli. 2009.Guru Bahasa Indonesia Profesional.Jakarta : Sketsa Aksara Lalitya. Umar, Salha. 2011. Kajian Bahasa Indonesia di sekolah Dasar (Bahan Ajar).Gorontalo : Program Studi S1 PGSD Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo.