PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN 72 KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Oleh LUN MOKOAGOW NIM : 151 413 314
Pembimbing I
Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si. NIP. 19610222 198703 1 004
Pembimbing II
Samsi Pomalingo, S.Ag. MA NIP. 19760520 200604 1 015
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si. NIP. 19580712 198403 2 001
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN 72 KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Lun Mokoagow, Haris Mahmud, Samsi Pomalingo1 Abstrak Prestasi belajar merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan pendidikan siswa. Sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan pendekatan pembelajaran agar prestasi siswa bisa meningkat. Berbeda dengan di Kelas V SDN 72 Kota Timur Gorontalo, prestasi belajar masih tergolong rendah karena belum mencapai indicator kinerja. Dengan demikian melalui keunggulan pendekatan konstruktivitsme maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS di kelas V SDN 72 kota Timur Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam dua siklus tindakan kelas terdapat peningkatan prestasi belajar pada siklus kedua. Terbukti dari adanya siswa yang mencapai nilai tuntas yang hanya 19 % atau 4 orang siswa pada siklus 1, meningkat drastis mencapai 84 % atau 22 orang setelah melakukan tindakan siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan konstruktivisme efektif dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Sehingga hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian dapat diterima dengan baik.
Kata Kunci : Prestasi, Konsturktivisme.
1
Lun Mokoagow selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar; Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si selaku dosen tetap jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo; Samsi Pomalingo S.Ag, M.A selaku dosen tetap Universitas Negeri Gorontalo.
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode mengajar merupakan cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. (Sudjana, 2010). Selain itu juga, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat mengembangkan potensi- potensi yang ada dalam diri siswa. Salah satu potensi yang dimaksud adalah kemampuan menyelesaikan soal- soal yang diberikan seorang guru. Kemampuan ini belum dikembangkan karena berhubungan erat dengan prestasi belajar Proses atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru khususnya guru mata pelajaran IPS di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selama ini prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dapat dikatakan lebih rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Hal ini tidak lepas dari peran guru sebagai seorang pangajar dalam mengelola kelas saat pembelajaran berlangsung. Guru yang berperan sebgai pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. Tapi kenyataan yang ditemukan sekarang ini adalah masih banyak sekolah yang menggunakan model pembelajaran yang masih sederhana dengan materi pelajaran yang disusun oleh guru secara monolog. Akibatnya kesempatan siswa untuk mengalami proses penemuan saran-saran penyelesaian soal secara praktis hampir tidak ada. Dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, sehingga tidak ada timbal balik dari siswa. Permasalahan seperti ini juga timbul karena siswa terkadang takut untuk menyampaikan permasalahan- permasalahan yang ada saat proses pembelajaran berlangsung, akibatnya siswa kurang berkembang dan pembelajaran cenderung monoton (Gunawan, 2011). Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru khususnya guru mata pelajaran IPS yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Penerapan pembelajaran konstruktivisme dapat membuat siswa belajar menurut kemampuannya, sehingga timbul kepercayaan pada diri sendiri dan dapat menarik minat dan motivasi siswa (Gunawan, 2011). Selain itu guru sebagai pendidik juga harus mampu memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai agar dapat menarik minat dan motivasi siswa. Pembelajaran semestinya diusahakan dapat memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut, oleh karena itu guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya (Naim, 2009). Maka strategi yang diperlukan disini adalah sebuah strategi belajar guru model pendidikan yang dapat membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa
berdasarkan pengalaman
yang disebut dengan pendekatan pembelajaran
konstruktivisme. Filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldawin dan dikembangkan serta diperdalam oleh Jean Peaget menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya (Nurhadi, 2013). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada guru mata pelajaran IPS di kelas V SDN 72 Kota Timur menyebutkan, diperoleh bahwa setiap mengajar masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah yang ditunjukkan dalam prestasi belajar siswa dari 26 orang yang tidak memiliki prestasi terdapat 66% atau 18 orang, sedangkan 34% atau 7 orang sudah berprestasi terhadap mata pelajaran. Hal ini diakibatkan karena pembelajaran yang monoton dan terpusat pada guru serta sikap arogansi antar siswa, siswa akan merasa diri paling benar, dan tidak saling menghargai serta kurang terjalinnya kerjasama antar siswa (individualisme). Penerapan pendekatan pembelajaran konstruktivisme diharapkan mampu, merangsang siswa berfikir aktif dan kritis serta dapat menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, memberikan nuansa baru bagi keunggulan-keunggulan tersendiri dalam mencapai prosesproses pencapaian prestasi belajar yang diharapkan. Menurut Ella (2006) yang menjadi keunggulan metode konstuktruktivisme yaitu dapat membantu siswa menguasai tiga hal yaitu (1)Siswa diajak memahami dan menafsirkan kenyataan dan pengalamannya yang berbeda. (2) Siswa lebih mampu mengatasi masalah dalam kehidupan nyata.(3) Pemahaman konstruktivisme, yaitu membangun dan mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata. Dalam model konstruktivisme, pembelajaran melibatkan negosiasi (pertukaran pikiran) dan interprestasi. Wacana penyesuaian pikiran ini dapat dilakukan antara murid dengan guru, atau antara sesama murid. Karena itu strategi pembelajaran kooperatif (kerjasama) adalah sangat ideal. Dalam model konstruktivisme harus tercipta hubungan kerjasama antara guru dengan murid, atau antara sesama murid. Dengan demikian penelitian ini bermaksud untuk mengatasi masalah yang dihadapi di SDN 72 Kecamatan Kota Timur menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme sehingga diharapkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat yang pada akhirnya nanti berdampak pada prestasi belajar siswa.
Identifikasi Masalah dan Tujuan Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Pembelajaran yang masih terpusat pada guru. 2. Siswa masih takut untuk menyampaikan permasalahan- permasalahan yang timbul saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Kurangnya kemampuan guru untuk membangkitkan minat, bakat dan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. 4. Prestasi belajar siswa masih rendah terhadap mata pelajaran IPS dengan persentase dari 26 orang siswa, 18 orang (66%) masih belum tuntas. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN 72 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo tentang menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme
Hipotesis dan Indikator Hipotesis yang digunakan dalam peneltian ini adalah apabila guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan konstruktivisme maka penelitian ini dapat diterima. Sedangkan indicator capaian penelitian ini yaitu minimal 75% dari siswa sebanyak 26 orang yang dikenai tindakan memperoleh nilai 75 ke atas
Metode Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo yang berjumlah 26 orang siswa terdiri atas 11 orang siswa perempuan dan 15 orang siswa laki- laki dengan karakteristik yang berbeda. Menurut Kemmis dan Taggart yang pendekatan spiral (dalam Sukajati, 2008) mengemukakan bahwa prosedur penelitian tindakan kelas terdiri atas 4 langkah yaitu (1) Persiapan, (2) Pelaksanaan, (3)Pengamatan dan (4) Analisis dan Refleksi. Mengacu dari pernyataan tersebut, maka langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai berikut : a.
Tahap Persiapan yaitu tahap perencanaan penelitian dimulai dengan melakukan komunikasi dengan pemimpin institusi sekolah sampai pembuatan rencana proses pembelajaran.
b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan yaitu melakukan proses pembelajaran menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Compesition pada Pelajaran IPS
c.
Tahap Pemantuan Evaluasi yaitu Guru mitra mengamati dan mengevaluasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Compesition
d.
Tahap analisis refleksi Guru menentukan penggunaan pendekatan yang sesuai dengan penelitian tindakan kelas, mengklarifikasi ketuntasan hasil belajar peserta didik, dan apakah sudah terjadi komunikasi yang efektif. Hasil pengamatan dan tes refleksi akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
Untuk lebih jelasnya desain penelitin tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas (sumber : Sukajati, 2008)
Analisis data dilaksanakan pada akhir pembelajaran atau pada akhir pelaksanaan PTK (Arikunto, Suharsini dkk. 2007). Pengolahan Data tentang Prestasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus x 100% Prestasi Belajar siswa = Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Seluruhnya
Pembahasan a.
Prestasi Belajas siklus 1 Pelaksanaan tindakan siklus I mengacu pada rencana tindakan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Mei yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V SDN 72 Kecamatan Kota Timur. Adapun langkah- langkah pelaksanaanya yaitu 1) Guru melakukan pengecekan persiapan belajar siswa,ruang belajar siswa, dan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, 2) Guru memberikan wawasan tentang pentingnya kompetensi dasar, 3) Membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran konstruktivisme, 4) Menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran . 5) guru mereview dan menggaris bawahi hal hal penting yang sedang dipelajari 6) Memberikan kesimpulan Dan motivasi Setelah melakukan proses evaluasi hasil maka didapatkan ukuran prestasi belajar yang mencapai indikator ketuntasan. Jumlah siswa yang mampu mencapai indicator ketuntasan antara lain dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini :
12 10 8 Tidak Tuntas
6
Tuntas
4 2 0
3
1
8,7
7,5
11 6,8
4
4
6,2
5,6
2 5
NILAI
Gambar 1. Hasil Belajar Siswa Siklus I (Sumber : Data Olahan, 2014)
Dari data penilaian hasil belajar siswa yang ada dalam tabel di atas menunjukkan bahwa : Aspek penilaian apakah siswa mampu menjelaskan cara mengenang perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan berjumlah 9 orang mendapat nilai 2, sedangkan 14 orang siswa mendapat nilai 3, dan 3 orang mendapat nilai 4. Dari aspek siswa mampu menunjukkan sikap menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dari 26 siswa yang mendapat nilai 2
berjumlah 6 orang, nilai 3 terdapat 18 orang, dan mendapat nilai 4 berjumlah 2 orang. Aspek siswa dapat mengkomunikasikan cara berpikirnya dengan baik, dari 26 orang siswa yang mendapat nilai 3 terdapat 25 orang dan nilai 4 hanya 1 orang. siswa mampu memaparkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, dari 26 orang siswa yang mendapat nilai 1 berjumlah 5 orang, nilai 2 mendapat 13 orang sedangkan 3 terdapat 8 orang. Ketuntasan tersebut masih belum mencapai jumlah yang sesuai indicator kinerja. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat beberapa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya antara lain : (a) penjabaran materi belum tepat, (b) Pelaksanaan langkah- langkah pembelajaran belum efisien, (c) Guru belum terlalu menguasai materi pembelajaran, (d) Pembelajaran Cenderung Guru yang lebih agresif dibandingkan siswa, (e) Kurangnya motivasi dan Controling, sehingga sebagian siswa hanya bertindak sesuka hati, (f) Siswa pada saat penyajian materi banyak yang keluar masuk, (g) Siswa lebih banyak berdiskusi yang bukan materi yang diajarkan daripada mengerjakan tugas yang telah diberikan (h) hasil belajar siswa belum memuaskan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan melihat peningkatan hasil belajar siswa kelas V masih rendah atau belum mencukupi standar indikator kinerja, maka penelitian ini dapat dikatakan belum tuntas
b.
Prestasi Belajar Siklus 2 Sama seperti tindakan siklus 1 pelaksanaan tindakan siklus 2 juga mengacu pada
perencanaan yang sudah dilakukan tahapan ini dilakukan mulai dari pengecekan fasilitas sampai pada memberi kesimpulan dan motivasi. Setelah melakukan proses evaluasi hasil maka didapatkan ukuran prestasi belajar yang mencapai indikator ketuntasan. Jumlah siswa yang mampu mencapai indicator ketuntasan antara lain dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini :
16
14
14 12 10 8
Tidak Tuntas
6
Tuntas
4
2
2
3
2
1
1
7,5
6,8
1
0 10
9,3
8,7
8,1
6,2
5,6
NILAI
Gambar 2. Hasil Belajar Siswa Siklus II (Sumber : Data Olahan, 2014)
Dari data penilaian hasil belajar siswa yang ada dalam tabel di atas menunjukkan bahwa : aspek penilaian apakah siswa mampu menjelaskan cara mengenang perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dari 26 orang siswa yang mendapat nilai 4 berjumlah 19 orang, nilai 3 berjumlah 6 orang dan nilai 2 hanya 1 orang. Dari aspek siswa mampu menunjukkan sikap menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dari 26 orang siswa terdapat 14 orang mendapat nilai 4, nilai 3 berjumlah 9 orang dan nilai 2 berjumlah 3 orang. Aspek siswa dapat mengkomunikasikan cara berpikirnya dengan baik, dari 26 orang siswa yang mendapat nilai 4 berjumlah 20 orang dan nilai 3 berjumlah 4 orang, sedangkan nilai 2 hanya 2 orang. siswa mampu memaparkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dari 26 orang siswa yang mendapat nilai 4 berjumlah 18 orang, dan nilai 3 berjumlah 5 orang, sedangkan nilai 2 berjumlah 3 orang. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II peneliti mengemukakan bahwa sebagian besar siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, walaupun media pembelajaran dan pengelolaan kelas yang digunakan hanya seadanya. Namun
peneliti
mengembangkan kemampuan secara optimal dan menjelaskan pelajaran sejelas mungkin kepada siswa dengan cara memperhatikan siswa ketika pembelajaran berlangsung
atau
penguasaan
dan
kelas secara maksimal, menggunakan metode yang
lebih
tepat
memotivasi siswa dalam belajar, serta melatih siswa dan mengarahkannya sehingga kekurangan – kekurangan dalam
pembelajaran lebih efektif sesuai sasaran dan sudah
mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan sehingga pelaksanaan tindakan tidak lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya, maka penelitian ini dapat dikatakan tuntas
c.
Trend Peningkatan Prestasi Belajar Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 72
kota timur Gorontalo Menunjukan hasil yang memuaskan. Setelah dilakukan analisis dan refleksi terhadap data hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar dan prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus 2 diperoleh trend peningkatan sebagai berikut : 100% 80% 60% 89,9%
40% 67,3%
20%
19%
0%
OBSERVASI AWAL
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3. Tren Peningkatan Prestasi Belajar (sumber : Hasil Analisis, 2014)
Berdasarkan gambaran data tersebut, jelas bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I sampai dengan pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan langkahlangkah pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan pendekatan konstruktivisme yang digunakan maka nampak sekali trend perubahan yang positif. Akhirnya bahwa, pendekatan konstruktivisme yang digunakan pada mata pelajaran IPS terutama pada materi tentang menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dapat meningkat atau dinyatakan Tuntas mencapai indicator kinerja penelitian tindakan kelas.
Keimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivisme efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mempelajari IPS. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan yang diamati dari observasi awal sampai pada siklus 2 pada 26 orang siswa kelas V SDN 72 Kota Timur Gorontalo yang meningkat secara bertahap sampai melebihi indicator kinerja.
Saran Dari hasil penelitian di atas di sarankan hal-hal sebagai berikut : 1). Siswa harus lebih aktif dalam
menerima dan merespon pelajaran meskipun dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode/ model pembelajaran yang menyenangkan; 2) Setiap guru hendaknya merancang pembelajaran yang menarik perhatian siswa sehingga siswa ikut aktif dalam memahami pembelajaran yang sedang berlangsung; 3) Untuk menunjang pembelajaran sekolah harus berperan lebih misalnya dalam menyediakan sumber belajar dan alat peraga agar tujuan pembelajaran terwujud; 4) Peneliti harus lebih banyak menambah wawasan khusus tentang bagaimana menggunakan metode ataupun model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan
Daftar Pustaka Ella, Catharina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang. Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS (Filosofi, Konsep, dan Aplikasi). Alfabeta, Bandung. Naim, N. 2009. Menjadi Guru Inspiratif (Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa). Pustaka Pelajar. Yogyakarta Nurhadi, 2013. Pembelajaran Konstruktivisme dan Penerapannya. Bandung. Sinar Baru Sudjana Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya Sudjana, N. 2009. Dasar-dasar Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung Sukayati (2008), Penelitian Tindakan Kelas di SD Pusat pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Yogyakarta