VoI. 5, No. l, Juni2012 ISSN1979-7982
JURIIII PEilDIDIIfiil III|I$I JEPAI
A$PBJI IORTIILJA
Ditetbitkan oleh ASPBJI(Gakkai) Korwil Jabar Selffetariat:JurusanPendidikanBahasaJepang FPBSUniversitasPendidikanIndonesia JI. Setiabudhi229Bandung Email: gakkaijabar@yahoo. cojp
blwaf Jumal PendidikanBahasaJepangASPBJIKorwil Jabar Terbit setahun dua kali pada bulan Juni dan Desembermemuat artikel hasil penelitian atau hasil kajian baik teoritis maupun aplikatif tenta[g masalah pendidikan,linguistik,sastra,dan budayabahasaJepang,ditambahdenganlaporan kegiatanprofesional.
PcnanggungJawab: KetuaASPBJI(Gakkai)Korwil Jabar
Dewan Penyunting: NandangRahmat,M.A., Ph.D.CJNPAD) M-A., Ph.D.(INPAD) AgusS. Suryadimulya, Dr., M.Ed. (UPD WawanDanasasmita, Bandung) TitienRostini,Dr., M. Hum.(STBA-YAPARI-ABA KinugasaHideko, MA. (Chiiki HakkenSenmonkaTIF) RedaksiPelaksana: DediSutedi Dedi Suryadi SusiWidianti
Sirkulasi: YayatHidayat PuspaM. KadA Melia Dewi Judiasri Melinda Dirgandini SonyMulyawan Alamat Redal6i: BahasaJepangFPBSUPI JurusanPendidikan Tel: (O22)201-3163Ext. 2417 40154, 229 Bandung n. Setiabudhi jP E-mail:
[email protected]
Volume5,No. l, Juni2011
ISSN 1979-7982
Gaya Belajar Anak Usia SD dalam Mempelajari Bahala Jepaug A r i R a h m a tU t a m aA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
sebagniUpayaPeningkatanMotivasi dalamBerbicara YisitorSessioh Bahasatrepang .,... ............-.-...22 & NoviaHavati................... Stlsi,v'idianti Mengingat Karrji melalui Te knik Asosiasi dal fiM.etode Mrrerrronic L inn a M e li i a Ra s i bna. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
37
Efektivitas Pendekatar Audi o L i ngal dalun P en$aiara'JlLttsuott Yuli Wahyuni............
P emlbelajaranSahubut m,elallui'l eknik Outdoot St udy C i t r aD e w i . . . . . . . . . . . . . . , .
. . . . . .... . . .. . . . . - . . . . . . . . . 6 6
*
Pengantar Redaksi Edisi ini memuatlima buah atikel hasil penelitianatau hasil pengkajiantentang pendidikandan pengajaranbahasaJepang,sebagaisumbangan.anggota.Gakkai iabar. Datam kesempatanini tim redaksi menyampaikanterima kasih yang kepadasegenappihak yang setinggi-tingginya dan penghargaan sedalam-dalamnya yang telah membantu terbimya edisi ini. Terima kasih dan penghargaankami Jakartayang mendukungkami baik iamlaikan pula kepada TheJapanFoundotion secaramodl maupunmeter . jurnal ini bisa menjadi motivasi,sumberinspirasisertamenjadi Mudah-mudahan wadah bagi seluiuh pembelajar,pengajar, peneliti, dan pemerhati pendidikan bahasa,khususnyabaliasaJepangdalamberkarya.Selainitu, diharapkanpula bisa menjadialat komunikasi antaranggotaAsosiasiSrudi PendidikanBahasaJepang Indonesia(ASPBJI/Gakkai)Jabarkhusunya. Perlu kami informasikan bahwa untuk €disi mendatang Jumal ASPBtr Jabat harya akan fiefiuat artikel hssil penelitian sajo demi untuk meningkatkan kualitas dari jumal ini yang akankami cobauntuk diusulkanagarmendapatakeditasi dari Dikti menungguuluan tangandari semuaanggotadan Kami dari tim redaksisenantiasa pihaklain yang terkait untuk dapatmenyumbangkanartikelnyademi terwujudnya penerbitan€disibe kutnya.
Bandung,Juni2012
Tim Redaki
ii
Jumal Pddidikafl BahasaJepangASPBJI Ko*it
Jaba. Vot. S, No. t. Juni 2012
GAYA BELAJAR ANAI( USIA SD DALAM MEMPELAJARI BAIIASA JEPANG Ari RahmatUtama Ardipradja
Abstrak Gayabelajarmerupakan salahsatufaktorpentingdalampencapalan . tujuan p€ndidikan.Seriapindividu memiliki gaya belajaryang bervarnsr padaberbagaifaktorintrinsikdan ekstrinsikpembelaiar. tergantung Dalam sebuahkelasbahasaJepangdi mana pembelajarannya adalahanak-anak usia s€kolah dasar, gaya belajar merupakansatu faktor yang patut diperhitungkan.Sebuah SD di Bandung mengadakankegiatanekstra kudkulerbahasaJepangbennggotakansekirar20 anakdari kelasI hingga kelasVL Dalam penelilianini akandianalisisgayabelajaranak_anak kelas IV-VI, ataupembelajar berusia9,12tahunyangmengilcuti ekskultersebut_ caya belajaryang ditetiri digolongkanke dalam tima dimensidi manasetiapdimensinyamemiliki dua Eayabelajat,yakni (l) j?rslrg dan intuitiye,(2) l,isuald.anwtual, (3) actiltedan rcfect[ye,(4) sequentialdanglobal, da\ (5) eprtrcvetted d.anintfayerted.Setel^hdianalisis, sebagianbesaranak anak SD te$ebur m€miliki kombinasigaya belajar Sensin|- VelbatRefeaire - Sequential- E:r*oveted.Hal ini sebagianbesardisebabkanoteh faktor lingkunganbelajar,terutamafaktor pcngajar.Dalam penelitianmr terlihatbahwagayabelajarpembelajaranak-anakmasihdipengaruhioleh fakror-lrkror ekr insik. Kata kunci:gala belajar,anakaftak,bahasa,Iepang
A. Pendahuluan Berdasarkanhasil survey The Japan Foundation (2006:9), sebatyak 89,6./o pembelajarbahasa Jepang di Indonesia berada pada level pendidikan primer dan sekunderpada tahun 2006 dan meningkatpada tahun 2009 sebanyak95,3o/o. Dalam surveypada tahun 2009 (The JapanFoundation,2009:16),sebanyak3.353 orang(4,9% dari jumlah total pembelajarbahasaJepang)pembelajarpada level sekolahdasaryang terbagi atas 16 institusi dan 22 orang pengajar. Data ini menunjukkan bahwa pendidikan bahasa Jepang justru lebih banyak diselenggarakanpada level sekolah dasar dan menengah dibandingkan dengan level pendidikan tinggi. Sekolah Dasar (SD) plus AIAitaam di Bandung memasuktan pembelajaran bahasa Jepang sebagaikegiatan €ksha kurikuler (ekskul), yang beranggotakananak-anakusia 7 sampai 12 tahun (kelasI-VD. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesukesan pencapaian tujuan belajar seseorangdalam proses belajar. Salah saftrnya adalah leaming style ata]u gaya belajar. Gaya belajar secaraumum merupakan suatu pendekatan,atau cara yang dipakai seseorangdalam belajar. Gaya belajar ini berbeda dengan sAategi belaja\ karcrra gaya -l
JumalPe didikan BahasaJepansASPBJIKatuil Jaba/, Vat 5, Na. I , Juni 2012
belajar memiliki sifat yang relatif menetap,sedangkanstrategi sangat berhubungan denganpemilihanmetodepemecahanmasalah. Perbedaan cara belajar anak-anak dan orang dewasa terpaut dengan bahwa perkembangan kognitif mereka. JeanPiaget(Atkinson, 1996:79)mengemukakan ada empattahapanperkembangankognitif manusiaseiing denganbertambahnyausia. Anak-anakusia SD termasukke dalam kelompokkonket operasional(7-11tahun) dan formal operasional(11 tahun keatas). Sementaraitu, Anderson(dalamNuibe, 1994110) menyatakan. bahwa usia l0 tahun adalah usia dimana pem€rolehankonseptualdan situasionalberadapadaposisiyangsamadalamkognitituya. Felder(1995)telah membagijenis gayabelajarke dalam beberapadimensi,yaitu (l) sensiftgdan ilttuitire, (2) visualdar verbal,(3) actit'edarl fefective,(4) sequentialdar,global, dan (5\ inductitedan deducti,re.Sem€ntaraitu, Oxford & Anderson (Clenton,2005:3) menyatakanbahwa ada delapandimensi gaya yar,g paling dianggapsignifikan dalam pembelajaran bahasa asing, yaitu (1) global dan analitic, (2) fteld dependentdar, feld ifldepe\dent,(3) feelixg dar' thinking, (4) impulsivedan refexit'e, (5) ;ntuitite /aqdom darl collcrctesequential,(6) closureotientateddarl open,('J) ertlotefted dar' iqtrorened,dar' (8) visual, di atas,penelitiberasumsibahwa dimensi(l) auditorydarrhaptic. Dari dimerlsi-dimensi sensingdan intultive, (2) visual dan wrbal, (3) actbe dan lefectiw, (4) sequentialdan globol dati Oxford & Andersondapat darrintrovefted dari Felder.kemudiandimensi elctloverted diteliri pada gaya belajar anak, sehubungandengantugas-tugasperkembangananak Agar fokus penelitian ini tidak melebar ke hal-hal lain, maka penelitian ini hanya meneliti mengenaigaya belajar anak-anakusia SD yaitu anak-anakyang berusia9-12 tahun dilihat dad dari lima dimensi yaitu (1) sensingdarl itltuititte, (2) visual dar' wftaL (3) dalr introvett actite daj] rcJlectite,(4) sequehtialdanglobal, dan (5) ekstlo1'ert Tujuan umum dad penelitian ini adalah mendeskipsikan gaya b€lajar anak-anak usia sekolah dasar dalam mempelajadbahasaJepang,yang akan diuaikan menwut dimensi. masing-masing Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan mengenai gayabelajar anak-anakSD dalam mempelajari bahasaJepang sebagaisalah satu sftategi pengajarct bahasa Jepang. Informasi ini dapat juga digunakan sebagai salah satu referensidalam menyusun atau mengembangkansilabusbahasaJepanguntuk anak-anak-
-2-
Junal Pendidikan BahasaJepaflgASPBI Katuil Jabo\ Val. 5, No. I , Juni 2012
B. Tinjaran Pustaka l. P€ngertian Gaya Belajar Felder (1995:21) mendefinisikangaya belajar sebagai cara seorang individu men€rima,menyimpan,dan mengambilkembali informasi. Beberapadef,rnisiberikut tercatatdalamClenton(2005:1-2)dalampenelitiannyamengenargayabelajar. a. Gaya belajar merupakan cara-carakonsisten manusia untuk merespon dan menggunakan stimuli dalamkontekspembelajaran (Claxtondan Ralston). b. Gaya belajar adalah karakteristik,kognitil afektif dan perilaku psikologisyang berfungsisebagaiindikator stabil dalam bagaimanapembelajarmemperhatikan, berinteraksidan meresponlingkunganbelajar(Keefe). c. Gaya belajar adalah suatu set karakteristikyang ditentukanbaik secarabiologis maupun seca(aperkembanganyang membuat sebuah pengajaranyang sama menjadi sangat bagus bagi beberapaorang dan sangat buruk bagi orang lain (Dunn dan Giggs). Dari beberapadefinisi di atasdapat disimpulkanbahwa gaya belajar merupakan pendekatanseorangindividu dalam menerima, memprosesdan mengambil kembali suatu informasi atau stimuli dari lingkunganpembelajarandengan karakteristikyang yangrelatifmenetap. Csapodan HayerL(2006:29)menyatakanbahwa pemahamanakan gaya belajar pembelajar dalam proses belajar"mengajarmerupakan komponen kunci dalam pembelajaranyang efektil
Penggunaanteori gaya belajar dalam kelas memberikan
keuntungan yang amat besar dalam semua jenjang pendidikan dengan berbagai tujuannya. Prosesbelajar-mengajar menjadi lebih efektif dan efisien, dan secaratidak langsung guru akan selaiu mengembangkan strategi mengajamya. Ketika guru dan murid mengerti bagaimana merekabelajar da\ cara-caraya Emereka pilih untuk belajar, probabilitas pembelajaran akan meningkat. Jadi kedudukan gaya belajar dalam proses belajar-mengajarsangatlahpenting untuk pencapaiantujuan pembelajaranyang optimal.
2. GtyaBeltjar
d.anSeat€gi Belajar
Browa (1987:79-80)menyatakanbahwa perlu dibedakan antara proses,gaya ($e) dar. stateglr. Prosesmerupakan karakteristilcdari setiap manusia dan lebih bersifat umum di antara ketiganya. Gaya merujuk pada kecenderungan atau pilihan dalam seora g individu,
merupakan karakteristik umum dari firngsi intelektual yang
-3-
Jumat PendidikanBahasaJepehgASPBJIKovil Jdbat, Val 5,Na l' Juni 2012
seorangindividu denganoranglain. Strategimerupakanmetodekhusus rnembedakan dalammendekatisuatu tugasatau masalah,mode-modeoperasiuntuk mencapaitujuan dan memanipulasiinformasitertentu' tefientu,rancanganrencanauntuk mengendalikan Oxford (1990:36)juga menyatakanbahwa gaya belajar merupakansalah satu iaktor yang mempengaruhidan membanrupembelajardalam memilih strategibelajar yang tepat. Selain itu, disannkan bagi pengajar bahasa asing untuk dapat lalu memilih strategimengajaryangtepat gayabelajarpembelajarnya, rnengidentifikasi Dengan demikian, maka dapat disimpulkan perb€daan anta:.?gaya belajar dan suategi belajarsebagaiber
individu padakarekteristik Berbasis
Berbasis pada penyelesaianmasalah
3. Faktor-faLtor dau Dimensi'dimensi Gaya Belajar Penelitian-penetitianterhadapgayabetajarmemberikanindikasi bahwa individu m€nunjukkankesukaandan ketidakukaan pada pembelajaran Tentunya, studi-studi telah menyinggungfaktor-faktor secara mendalam (Clenton, 2005:5) oxford dan Andersonmengelompokkanfaktor-fakfortersebutke dalamenamwilayah' a) Kognitif, mencakup cara individu berfungsi secara mental yang telah menjadi kebiasaan,termasuk melakukan proses aktivitas seperti mengolah informasi secaraanalitik atau spasial. b) Afeklif, meliputi perhatian (attention) individu ketika b€lajar' memperhatikan gangguanlingkungan dan kenyamanan fisik (mannet)dt c) Eksekutif, merupakan aspek-aspekyang berhubungan dengantatacara proses mana pembelajar mencari kesinambungan (odet) dan menghadapi belajamyasendiri. mana individu d) Sosial, merupakan aspek-aspekyang merujuk kepada perluasan di pembelajaran' memilih untuk terlibat denganpembelajarlain ketika melakukan e) Fisiologis, menc akup senmryperceptiozselamapembelajaranberlangsung' seomng individu 0 Behavioral, berhubungan dengan kecenderungan memberlakukan situasi yang cocok denganpola belajar mereka'
untuk
JumdlPenddihas BahasaJepaflsAS?BIKoruit
Jabdt, Vat. 5. No. t. Juni 2012
Oxford & Anderson(dalam Clerron, 2005:7_11) menyatakanbahwa ada delapan dimensigaya yang paling dianggapsignifrtandalam pembelajaranbahasaasrng,yartu: (l) globalstyledan analitic styte(ko1niti}: (2) style dar.fteld ixdependent fetd dependent style (ko9nLti0; (3) feelirlgstyte dan thinking style(keduanya afektif dan kogniti0; (4) imputsite styk dat\ lefectiw styh (keduanya afekrif dan kogniti0; (5) intuitite randomsble dar conclete sequential style(keduanya kognitif dan eksekutiD; (6) closureoiextated style dan openstyle (keduanyasosial dan behavioral); (7) ettroveltedsq.ied.anintrownedstyle
keduanya sosial
dan afektiD; dan (8) ,,sual sryle,aaditory st/led.anhapticstyle(ftsiologis). Sementaraitu Felderdan Henriques(1995:23)mengajukangayabelajarke dalam lima dimensi yang menurutnya berhubungan dengan proses pemerolehan dan pembelajaranbahasa asing, yaLnr(I) sensingdar intuitiye yangberhubungan denganJenis informasi yang diterima, (2) lisual dan rcrbal yatg berhubungandengan modahtas informasi yang diterima, (3) octh)e dan reJlectiyeyanE berhubungan dengan proses pengolahan informasi, (4) sequentiald,ar\global yang berhubungan dengan pemahaman pembelajar, dan (5) lrlductile dan deductiveyang berhubungan dengan pengaturan informasi.
Dimensi inductiye d,an dedtrtive diasumsikan akan sulit diteliti pada pembelajaranak-anak, karena melibatkan aturan-aturan teod dan praktek. Inductiw style adalah gaya belajar di mana pembelajarterlebih dahulu melihat fakta dan observasi, setelah itu menyimpulkan aturan, teori atau prinsip. Sedangkan deductircstyle adalah gaya belajardi mana pembelajarterlebihdahulu memahamipdnsip dan aturan,setelah itu menyimpulkankonsekuensidan aplikasi. Hal-hal sepertiini akan sulit diukur atau t€rlihatpadaanak-anak,terutamadalamtahapankoket operasional. Ada kemidpan di antara beberapaklasifikasi gaya belajar yattg diajukan Felder dan Oxford. Berdasarkan kesamaanciri dart sifatnya, beberapaklasifikasi dad Oxford dapat disamakan dengan klasifikasi Felder. Klasifikasi Felder diasumsikan lebih sederhanadan signifikan, namun tidak ada gaya belajar yang melibatkan aspek sosial pembelajar. Oleh karena itu, dalam p€nelitian ini peneliti mengklasifikasikan lima dimensi gaya belajar yang akan diteliti, empat berdasarkan klasifikasi Felder dan satu dimensi dari klasifikasi Oxford dan Anderson, yakni ertrorenedWe dan introreltedstyle yang melibatkan aspeksosial dan behavior. Be kut adalah penjabaran singkat dari lj':r;a gaya belajar yang dianalisis dalam penelitian ini.
J mal Pmdidikan BahasaJepa"sASPBJIKot'il Jaba. Vol 5, No 1,hni2012
a. SensingStyle & Intuitive Style Jung (datam Felder & Hendques, 1995:22)dalam teorinya mengenaifipe-tipe Fikologis manusiamengatakanbahwa manusiacenderungmemandangdunia dengan duajalan yaitu denganseksation(sensasi)dan ifttuition (irrtuisi). Sensitlgstyle& itltuitile r4l/eini mencakupaspekkognitif dan €ksekutif yang diajukan oleh Felder dan Henriques. Secaragaris besar, sensingmeliprtti. obseming,menghimpun data melalui seksesatav pancaindera;sedangkan htuith)e meliputl persepsi tidak langsung dengan jalan alam bawah sadar-mengakses memori, spekulasi dan inagining (pembayangan secara abstrak). Oxford dan Ande$on menggunakan ist;lah concretesequehtialstyle& ihtuitbe nlldotn sEle dalam dimensi gaya belajar ini. Perbedaat sensingdan ifttuitil'e terdapat pada tabelberikut. Tabel2. Sensing & IntuitiveSryle
. . Konket dan metodik . . Menyukaidata,faktadan el3perim€n . Lebil sabardenganhal-haldetaildan tidak . menyukaikomplikasi . . Mrngandalkan memolsa.isebagaisLraregi belajar,memilihbelajardengannyamandan mengikutiaturandan prcsedurstandar . . Berhati'hati,namunlamban . Praktis, terstrukhrr dan cenderungmemiliki . tujuanbelajaryangjelas . Materinya mencakup definisi kata dan .
Abstrakdan imajinatif Menyukai teori, prinsip dan konsep Tidak menyukaihal-haldetaildan menyukai komplikasi menyukai variasi, tidak Menyukai menerima unruk pengulangan.cenderung konsepbarudan hal-haldi luar aturan Cepat,namunkurangberhati-hati Dapai belajar sendiri dengan penyesuaian terhadapcara mengajarPengajar Infiormasi mengenai sintakis, semantik, isuistikdanbuda
b. Visual Styl€ & Veftal Style Dimensi ini merupakan aspek fisiologis.
Felder dan Henriques mengajukan
klasifikasi cara orang menedma informasi sensori ke dalam tisual, t'erbal darr lainnya (tactile atau sentutran,gustatory atau pengecapaq olfactoryatarupenciuman) Pembelajar visuol cenden:ltrgmenyukai informasi yang disajikan secaravisual (gambar, diagrar:l.,Jlott charts, ft1m, demonstrasi, time lifles), sedangkan pembelajar wfial lebth menyukai informasi yang diutarakan melalui ucapan atau tulisan. Kategod ketiga ini dirasakan gaya sebagaibagian yang lebih marginal sehingga fidak dimasukkan ke dalam kategori Dunn (dalam Felder dan Henriques, 1995:23) menggolongkan klasifikasi penerimaan informasi manusia ke dalafi lisual, auditory dan kinesthetic Namun karena belajar ini.
Dancainderamanusia adalah melihat, mendengar, menyenflrh, mengecapdan mencium,
Junar PefldidihanBahav JepansASPBI Kotuil Jabar,VoL5, Na. I, J ni 2012
(lebrh menyukai tindakan atau simulasi yang melibatkan semua anggota maka kinesthetic nrbuh) tidak termasuk dalam daftar modalitas penedmaaan informasi.
Felder
mengajukanbahwa kihestheticlebih cenderung pada dimensi actiw style& refectivestyle. Petbedaanisual st/e dan wrbal styledapatdilihat pada tabel berikut. Tabel3:Visual& VerbalStyle . Cenderung menyukai informasi yang disajikansecaravisual (gambat, diagrarn,low cha/ts,flm, d,emonsft^si,time lines) . Lebil menyukaidatayang konket
Cenderung menyukai informasi yang disajikansecaraverbal(ucapandan tulisan) Lebih menyukaidata yangabstrak
c. Actiye Style & Reflective Style Kolb (dalam Felder dan Henriques,1995.24)mengatakanbahwa prosesmental yang kompleks di mana informasi yang dipersepsikandiubah menjadi pengetahuan dapat dikategorikan menjadi actile erpelit\ektationdan refecttueobsenation. Ptosesactite melibatkanaktivitasmelakukansesuatudalam dunia ekstemaldenganinformasitersebut (mendiskusikannya,menjelaskannyaatau mengujinya), sedangkan proses reJleaiw melibatkananalisisdan manipulasiinformasi secarainftospektil Pembelajardengan actire sq)lecend,ertng pada acth)eetpeimentatioft,sebaliknya pembelajar detgan refectfue style cend,e nE pada reflectiveobsenation. Aspek dalam dimensi ini adalah asp€k afektif dan kognitif. Oxford dan Anderson memasukkan dimensi ini dengan istilah feeling & thikkiftgstyle. Perbedaanpembelajat actiw styledafl feJlect/lestrle adalah sebagaiberlkut. Tabel4:Active& Reflecrive Sryl€ . Belajar lebih baik dalam situasi yang . memungkinkanmereka untuk terlibat secara firik . Belajarmelalui pengalamansecarakonkret . . Doittggnelakrl}an) .
Belajar lebih baik dalam situasi yang memberikan mereka kesempatan untuk berpikir Belajarmelalui pengkajiankonsep Refediftc(tefleksi),tuatchiftg(mellhat) Estefling (mendensarkan)
d. Sequenrial Sryle & Global Style Pembelajar sequentialmenyerap informasi dalam chunks kectl yang berkaitan, sedangkan pembelajar global meryelap info nasi dalam bapjat-bagra
yang tidak
berkaitan dan mendapatkan pemahaman dalam lompatan yang besar secara holistikDimensi ini merupakan termasuk dalam aspek kognitif. Oxfoid menyebutnya dengan istilah lain yaitu 8/obalstyle& analiticstyle,dan ada kesamaancfui denganfeld-indepexdent
-'t -
Jumal PendidikakBahasaJepangASPBI Ko/wil Jaba\ VoL5, No. |, J't 1i2012
& feld
Perbedaan
sequefltial styledanglobalstyleadalah sebagaibetikut. Tabel5:Sequenlial & GlobalStyle
. Pemahaman . perbagianmareri . Dapatmemahamibagianyangbelumkomplit . namun lemah dalam kontek secaraluas, pengetahuannya keseluruhan dan hubungan interdiaipliner . Lebihbanyakmenggunakan . otakkiri . Lebih baik dalam pembelaja.ansfiuktur . gramatikal dan analisiskontrastif . Cenderungpada analisis gramatikal dan . analisis kataataukalimat
Pemahaman materisecaraholistik Lemah dalam tugas dan tes sampai mereka mendapatkangambaransecarakeseluruhan, namun dapat m€lihat keterhubungan interdisipliner otakkanan Lebihbanyakmenggunakan pembelajaran dalam intonasidan Lebih baik ritme Crnderungpada menebakkatd dan mencari rdeutama
e, Extroverted Style & trtroverted Style Gaya belajarini termasukdalam aspeksosialdan behavior. Pembelajardengan ettrovertedstyle cenderung menampilkan produktivitas yang optimal apabila bekeda dalam kelompok,menikmati aktivitasyang melibatkanpembelajarlain, sepefiirolepW, percakapan,dan interaksi lain yang bertujuan sosial. Sebaliknya,pembelajardengan sytlelebih suka bekedasendii atau hanya denganbeberapapembelajarlain. introrerted Perbedaannya adalahsebagaiberikut. Tabel 6: Extroverf€d& Introverted Style
. Bekeda dalam kelompok dan menikmati . interaksidenganpembelajarlarn . . Memiliki tujuan sosial . Menyukai aktivitas seperti role-play, . percakapan dan akivitas lainnya yang melibatkansosial . . CenderuBgterlihat aktif
Bekerja sendiri atau dengan beb€rapateman yang akrab Memiliki tujuan personal Menikmati aktivitas seperti membaca buku, mengerjakan tugas, diskusi terbatas, dan sebagainyayang kurang melibatlan sosial Cenderunsterlihat pasif
4. Anak-anak dan PemerolehanBahasaAsing Pemerolehanbahasaasing pada anak-anakbanyak dipengaruhioleh teod-teori psikologi perkembangan. Tokoh psikologi perkembanganyang teorinya telah banyak dijadikan dasar pemikfuanterhadapteori-teod pendidikan adalah Jean Piaget (18961980). Piaget(dalam Atkinson, 1996:79)menyatakanbahwa dalam perkembangannya, secaraumum manusia mengalarnibeberapatahapan perkembangankognitif seiring yai,|usebagaiberikut. of CognitiwDevelopme*), usiz (Piaget\Stages beftarnbabr|ya" -8-
Jumal Pend.Cikan BahasaJepanrASPBI Koruit Jaba/, Lot. S. No.L Juni 2012
Tabel7: Tahapan,Tahapan Perkembangan KognitifMenurutpiaget Sensoimolor 1)N4embedakan didnya dariobjek (usialahif-2 tahun) 2) [4enyadari dirinya sebag a)agent ofactiondanmulai bedindak dengan maksld; misalnya
menak taliuntukmenggerakkan mainan ataumenggoyangkan alatuntukmenghasilk;n
DUnyr 3) l\4enedma keletapan(pemanen)objek:menyadari bahwabendatetapada walaupln
Prcopemsional (usia 2 -7 tahun)
tidakadasecara oancaindem
r)Belajafmenggunakan bahasa danbeta;ar untukmerepresenlasiGn oqekdmgan
gambaran (inage) dankata-kala_ 2) Berpikir masih egosenlis: memiliki kesulitan untukmenenma sLld!lpandang orang lain 3) N,4engelompokkan objekdengan satuciriimisalnya mengetompokkan semua balok merah
lanpamellhal bent!knyqratau semua balok kolaktanpa melihatwarna Konklel 0perasional'r)Dapar berprkf ogismengena objekdaniepdranlevents; {!sia7- 11lahun) 2) konseNasi angka (usta 6 lahun), rnassa (!sia7 tahln)danbe|ar (usia9
l:;mqeroleh 3) Mengelompokkan objek dengan beberapa ciridandapalmengurutkannya datam satu dimensi, sepertiukuran Formal operasional r l Dapal berpikir proposisGbsirak logis mengenai danhipotEis tes c asi (usia11 tahunke 2) Memiliki perhatian le adapmasalah-masalah yangbe.sifal hjpolesis, masadepan dan r0e0D0ts.
Rentangtahun pada tabel tersebutadalah ratarata darrrelatif tergantungdari intelegensi,latar belakangbudaya, dan faktor-faktorsosial lainnya. Tapi tahapan_ tahapannyadiasumsikansamauntuk semuaanak-anak. Rhodes,Curtain dan Haas(1990:68-71) mengatakanbahwa anak-anakusia9 dan l0 tahun memiliki cara melihat yangberbedadibandingkananak-anakyang lebih muda. Mereka dapat memahami banyak hal, melihat s€muaaspeksituasi, mengint€gasikan bagian-bagian menjadi keseluruhan,dan merombakinformasi.perbandingananak_anak dad usia 5-10 tahun yang disampaikanRlodes dan teman-temannyaadalah sebagai berikut. Tabel2-8Tahapan-Tahapan Perkembangan Anak-Anak5-lOTahun
5/6
. kemampuan . m€mbutuhkanobjek kontret sebagai motorit kecil dasaruntuk pengalaman dan besarmasih . masihmempelajari bagianbesatbahasa berkembang saJa . sangataktif . tetbatasidenEaacentratioll (kecenderunganuntuk melihat hanya satu peihatian yang aspekdari sebuahobjek sekaliwakru) pendek . dapatmengklasifrkasimelalui satu . mudah lelah dimeBi saja . berpikir dalam hal mengasosiasikan kata denganmalora
.9 -
. . . . . .
egosenms tanpakendali bersahabat meftbutuhkan strr&tur membuohlcan pujian melihat diri sebagai sifat fisik . berinterakli d€ngan rekannyalebih sepefti kepadaternan . menikmati permainan fantasi
Jumal PendidikanBahasoJeponsASPBI Kotuil Jaba\ VoL5, No. I, Juni 2012
7 / 8 . memperhalus kemampuan motorikkecil danbesar . rentang pernaranyang lebihpajang . lebihtahan dalamtugas
9 / t 0 . kemampuan telah berkerirbang denganbaik
. kemampuan yanglebihbaikdalam penalaran(reasoning) . memiliki keteftarikandalamhubungan bagaimana / mengapa . membaca danmenulis . bahasabisajadidi depankonsep . dapatmembangun sebuahserial(kecilke besar) . dapatmengklasifrkasi hierarki . masihmemburuhkan konkret Denealamdn . mcmbacadan menulistelahterasah denganbaik . dapatmengklasifikasi lebihdari satu dimensi . dapatberpikirlogir . dapatmelakukankonservari . menganalisa pekeiaansecarak-ritis . masihmembutuhkan konket Denqalaman
. rasadiri yanglebih ferprsah . lebihreflektif . b€rgeraksesuaiaturan . rasapeftemanan yang lebihkuat
. otonomlyang meningkat . sensitifterhadap perbedaan . pertemananpenting (sesamajenis) . menghakimi
Secaraumum, anak-anakakan belajar lebih banyak ketika informasi diberikan dalam berbagaicara. Stice (dalam Felder & Henriques,1995:28)menyatakanbahwa siswamenangkapI0% dari apayang merekabaca, 26ahdari apa yang merekadengar, 30a/adari apayang merekalihat, 50% dari apa yang merekadengardan lihat, 70% dali apa yang merekakatakan, dan 90o/odarr apa yang merekakatakan sambil melakukan sesuatu. Oleh karena itu dalam pembelajarannyadiperlukan keseimbangandalam metode-metodeinstruksi kelas, melakukan strukturisasitertentu pada kelas sehingga setidaknyagaya-gayabelajar mereka terakomodasi. Dalam kajian SecondLangualeAcquisition(SLA, pemerolehanbahasakedua), pemerolehan bahasa asing pada anak terkait dengan Citical Peliod Ewothesb yang dikemukakanoleh Penfield (1953, 1965), Penfield & Robets (1959), dan Lenneberg (1967) (dalam Matsuhata, 1984:1). Hipotesis ini menyatakan bahwa usia sangat berpengaruh terhadap pemerolehan bahasa kedua (asing). Anak-anak sebelum puber (s€kitar dibawah 13 tahun) diasumsikan dapat mempelajari bahasakedua lebih baik dari orang dewasa, karena kondisi otak yang masih fleksibel dibandingkan dengan otak orang dewasa. Dari sekian banyak penelitian mengenai perbandingan pemerolehan bahasaasmg pada anak-anak dan otar\g dewasa (misalnya Lasagaster & Doiz dalam Flanceschina, 2003),diperolehhasil sebagaiberikur.
-10-
Jltnal Pendidikan Bahard JepangASeBJI KaMit Jabar, Vot. 5, No. I, Jutli 20j2
Tabel9:Perbandingan Pembelajar Anak Anak denganpembelajar Dewasa
Lebih bajk dalam konrekspembelalaran iangka Lebih baik ddlam kontek pembelajaranlangka
Lebih banyak melakukan spetttngmism6
Lebih banydk meldkukan 1?rrr n"rake, retapt lebih banyak menggunakan kalimat yang kompleks
lebih banyakmclakukancode-svitchlng
Nuibe (1994)meneliti pengajaranbahasaJepangkepadaanak-anakwarga asrng usia SD di Jepang. Teori-teori yang dijadikan referensi dian tarunya adalah teoi Citiml Peioddari Lennebetg(1967),pennfield& Roberts(1959)dan Ito (1978). Ketiga teod ini menyatakanhal yang senadayaih! bahwa anak-anakdi bawah 13 tahun dapat secara alami belajar bahasa asing. Sehubungandengan hal tersebut, Andersson 0960) menyatakanbahwahubunganantarapemerolehankondisional,pemerolehankonseptual dan usianampakpadagrafik berikut. Grafik l: Pemerolehan Konseptual danpemerolehan Kondisional
10tahun Dari grafik tersebut,sehubungandengan pemerolehanbahasa Jepang,Nuibe menyimpulkan sebagaiberikut. a) Pemerolehan
bahasa
Jepang
murid-mudd
imigran
merupakan
hasil
penggabunganpemerolehankonseptual dan kondisional. b) Apabila dilihat pada suatu pe$yaratan tertentu, kemampuan pemerolehan kondisional yang melekat secara alamiah menempati pusatnya pada saat lahir, kemudian menuruq secarabefiahap. c) Kemampuan menangkap bahasa secan konseptual, lalu memperolehnya beserta alasan(/easoting) rcndah pada saat lahir, namun terus m€ningkat secarabetahap.
- 11-
Jtnhal Pe"didihanBahasaJcpa gASPB
Kotuil Jaba\ Vol 5,No l,Juki2012
d) Padaumur l0 tahun dinyatakanbahwa ada harmonisasiantara 2 pemerolehan terbedakansecarabertahap te(sebut.Setelahitu, pola yang sederhana Nuibe juga mengatakanbahwa anak-anakbelajar bahasaasing denganmetode yang sama ketika belajar bahasa ibu.
Dalam penelitiannya,Nuibe menyimpulkan
anak anak tersebutsebagaiberikut. karakteristik alauegosenuis tersebut betsfalxl1'cenrered Jepanganak-anaL at Bahas.r b) Awal pembelajaranbahasaJepanganak-anaktersebutsecarafonetik fleksibel c) Anak-axaktebih sukacontohkonket daripadapenielasan d) Anak-anakmenginginkanpembedaansecaraindiviual atau personal' e) Anak-anakhanya melakukanhal-halyang merekasukadan minah' 0 Anak-anaklebih menginginkankerjasamadaripadapersarngan Melihat karakteristik anak-anak tersebut, Nuibe mengemukakan bahwa pengajaranbahasaasing ultuk anak-anakharus direncanakansecarakhusus,misalnya enam cara pembimbinganmenurut Prdlich - Ward sebagai denganmempertimbangkan berikut. a) Tidak boleh terkonsentrasikepadasatu anak saja Sebisamungkin semuaanak mendapatgilirannyabaik untuk bertanyaatau ditanya' b) Waktu pengajarantidak boleh terlalu lama Untuk anak usia lima rahun sekitar 4 5m e n i t l 5 - 2 0m e n r tu, n l L l ka n a k8 t a h u nd i b a w a h c) Tidak boleh terpaku pada saftr bentuk pengajaransecarat€rus menerus Bila diperlukansebaiknyadiubahdenganmemperhatilt?nminat belajaranak-anak ibu d) Jangan memberikan pengertian bahwa berbicara dengan bahasa diperbolehkan.Sangatpentinguntuk berbicaradenganbahasasasaran pengajaran Hal ini dituJukan e) Janganmengubahanggotakelasdi tengah-tengah untuk menjagaIasaaman anak-anak. dalam satu waldu- Dalam satu 0 Tidak boleh mengajarkanbanyak kata-katabaru jam sebaiknyadibatasiberupabeberapakosakatasaja atau satu struktu kalimat saja. dibagi Akhimya Nuibe menyimpulkan bahwa prinsip pengajatan bahasa Jepang Agar menjadi (1) aktivitas pencapaian tujuan dan (2) aktivitas pemeliharaan k€lompok poin (1) rlapat berfungsi dengan baik, maka aktivitas yang terakselerasidan lingkungan pada pembelajaran secarapsitologis yang mempercepatpertumbuhan dan pembelajaran poin (2) sangatlah penting.
Nuibe juga menganjurkar bahwa dalam pembelajaran
-12-
Jumal Pehdidikat BahasaJepdftsASPBI Kotuil Jaba/, VoL 5, No. 1, Juni 2012
bahasaasing terutama bagi anak-anak,pengajaranpemahamanlintas budaya sangat penting. Hal inijuga senadadenganapa yang dikatakanoleh R.hodes,bahwaanak-anak mulai usia 9,210tahun mulai sensitif terhadapperbedaan,di antaranyadiferensiasi kultural.
B. MetodePetrelitian Metode yang digunakan adalah metode studi kasus yang termasuk dalam penelitta\ deskiptif, yaitu penelitian yang dilakukan terfokus pada suatu kasus terrentu untuk diamati dan dianalisissecaracermat sampaituntas. Kasus yang dimaksudbisa berupatunggal atau jamak, misalnya berupa individu atau kelompok. Di sini perlu dilakukan analisis secaratajam terhadapberbagaifaktor yang terkait dengan kasus tersebutsehinggaakhirnya akan diperolehkesimpulanyang akunt (Sut€di,2009:61). Gaya belajaryang akan diteliti terdiri atas 10 gaya belajar yang termasukdalam lima dimensi yakni (l) sexsingdan intuitil/e, (2) isual dan wrbal, (3) actiue dan refuctive,(4) sequential d,anglobal, dal (5) epstlorettdan intlotert. Respondendari penelitianini adalahanak-anakSD yang mengikutiekskulbahasa Jepangdi SD Al-Aitaam kelas IV sampai VI, berusia antara 9-12 tahun. Kategori respondenini diambil berdasarkanteoi Jean Piaget (termasuk tahapan konket operasional),Anderson (di atas 10 tahun merupakan fase pemerolehankonseptual berada di atas pemerolehan situasional), dan Citical Peiod Hypothesis(anak-anak di bawah umur 13 tahun lebii baik dalam mempelajari bahasa asing), sehingga diasumsikananak-anakberusia t hingga 12 tahun secarakognitif telah siap untuk pembelajaran atau pemerolehanbahasaasingdenganmateriyang lebih tentruktur. Data yang dikumpulkan terdid atas: (1) data utama mengenai gaya belajar anak; dan (2) data pendukung yang diperoleh melalaui wawancara dan observasi. Oleh karena itu, instumen dalam penelitianini adalahskalasikap,pedomanobservasidan pedoman wawancara. Skala sikap diturunkan dari karaktedstik masing-masing dimensi gaya belajar yang telah dipaparkan sebelurnnya.
Pedoman wawancara dan observasi
merupakan insftumen yang di pakai sebagaidata tambahan sekaligusdata pendukung.
C. Pembahasan Penulis akan menyajikan hasil analisa ilari tiga macam unit analisis. Unit analisis pertama adalah analisis proses pembelajaran, diperoleh dari hasil wawancara dan
-13-
Junal Prhdidikan BahasaJepangASPB.II KoNiI Jaba/, Vol. 5, Na l, Juni 2012
0bservasi dari pengajarekskul bahasaJepangSD Al-Aitaam. Unit yang kedua adalah gayabelajar anak-anakSD, di mana datanya diperoleh dari hasil skala sikap. Unit analisisketiga adalah deshipsi dari masing-masinganak yang betumlah 12 orang. Deskipsi ini disusun berdasarkandata dari hasil wawancata dan merupakan data kualitatil
l. Analisis ProsesBelajar-Mengajar Konftol kelas yang relatif lemah dalam pembelajaranmembuat suasanakelas yangkurangkondusifuntuk belajar. Anak'anakakan sangattergantungdad lingkungan, karenapemeroiehankondisionalpada anak-anakmasih tergolongtinggi, walaupunpada usia 10 tahun terjadi kes€imbanganantara pemerolehankonseprualdan pemerolehan kondisional. Ketika siswa merasapada suatu kondisi lingkungan tidak memberikan stimulus,dia akan melakukanhal lain atau bermain dengantemannya.Untuk kembali padakondisi belajar,diperlukanpengondisiankembali pada siswatersebut.Tektlk drlll yang dilakukan secaraterus menerus membuat siswa bosan dan dapat menurunkan motivasibelajar. Walaupun diselingibeberapamedia lain sepertilagu dan ftlm Jepang, padasaatpembetajaranregulernampaknyaantusiassiswa agak kurang. Hasil analisis keseluruhanyang dikategorikanmenurut empat komponenpenting dalam prosesKBM adalahsebagaiberikut. gutu dalammengajar. Penguasaanmateri dan penyampaianmaten a) Kemampuax oleh pengajartergolongcukup baik. Pengajarjuga cukup mendengarkankata kata muridnya, dan dapat mengondisikankembali suasanakelas ketika siswa agak 'keluarjalur' dari materi yang diajarkan. Hal yang menjadikekurangannya adalah da sisi persiapanmateri yang terlihat kurang matang,dan tidak adanya data mengenaihasil belajar siswa. Akibatnya, perkembanganbelajarsiswatidak dapatterukur secaravalid dan reliabel.Satu-satunyareferensiyang dapatdipakai sebagaidata hasil belajaradalahpertimbangansubjektifdaripengajar. b) Kondisi siswapada saatkegiatuflbelajalmengajat(KBM) beiangsrrg. Secaraumum, siswacukup bersemangatmengikuti kelasbahasaJepangini. Namun, pemilihan metode pengajaran yang tidak tepat menyebabkan para siswa temebut mencari kesibukan sendiri ketika perhatian guru tidak mereka dapatkan. Seharusnyaguru memberikan kesempatanbagi mereka untuk dapat menggerakkanbadannya lebih
-14-
J mal Pehdidikafl BahdsaJepansASPB,II Katuil Jdba\ Vol. 5, No. I, hni 2012
banyakketika belajar. Hal lain yang menjadikekuranganadalahkeadaansiswa yangheterogentidak dijembatanidenganpembedaanperlakuandalam KBM. c) Bahanajal ataumateriajar. Pem:di}'anmateri yang dilakukan guru cukup baik dan menarikuntuk dipelajarianak-anak.Buku yang dipakai pun diasumsikandapat dipakai untuk pembelajarusia anak-anak. Namun guru sepertinyakurang mendalamimetodeyang tepat untuk penyampaianmateri yang terdapatdalam buku ini, sehinggatopik yang menarikpun akan terasamembosankanbagi siswa. d) Penglunaanmetodedafl mediapengajaranrya.Pengajar menggunakan teknrk dtill yangrelatifmonoton padapembelajaran di kelas,kecualipadasaatlatihan drama yang menggunakanteknj:krolep/a1,. Namun sebagaistrategi alternatif, guru menggunakanlagu sebagaimedia memorisasikosakata.Pengajarjuga pemah menggunakanmediaaudio sepertilagu Jepangyang diperdengarkan kepadasiswa, juga media audio"visualsepertifilm berbahasaJepang. Pemilihan metodedan media yang variatif sudah menunjukkanusaha pengembanganyang baik dari guru, namun interval variasi metode yang relatif berjauhan dan pengulangan metode yang c€nderung monoton membuat suasana KBM menjadi agak membosankan,karena anak-anakhendaknyadiberi kesempatanuntuk banyak bereerakdi kelas. 2. Analisis Gaya Belajar Anak-Anak SD Data yang akan digunakandalam analisisini adalah data dad hasil pengisian skala sikap. Setiap gaya belajar tersebutterbagi dalam lima dimensi, setiap dimensi terdiri atas dua gaya belajar yang karakteristiknya saling berlawanan. Dimensi 1 terdiri atasSn (seflsingstyle) dar. \t (iktuitile stlle), dimensi 2 teidiri atas Vi (isual style) darl ye (rerbalstyle),dimensi 3 terd i atas At (actirestJle) dan Rf (lefectieestyle),dimensi 4 terdfui atasSq(sequentialstyle) dar^Gb @lobalst e), dan dimensi 5 terdili atasEx (extlowttedsryle) dan In (introreltedstJ)le).Grufrk kecenderungangaya belajar responden adalah sebagai be kut.
E 5n I tt OVi O Ve r Vilve 6 At a Rf@At/Rtr Sqa Gb E Sq/GbE ExI ln
Junal Pendidikan Bahasa JepakgASPBJI Koryil Jabat VoL 5, Na. I, Jufli 2012
GrafLk2: Jumlah KecenderunganGaya Belajar
Dari 12 oranganak denganrentangusia9 12 tahun,pola kombinasigayabelajar yang dominan adalah Sensing- yel,bol - Reiective Sequefltial - Ertroreft, yatg komposisinya adalah I orang anak berusia12 tahun dan 3 orang anak berusial0 tahunterdiri dari 2 anak Pola kedua adalah Sensing- Verbal Refecti|e- Sequential- I11tto1'efted, berusia 11 tahun. Pola ketiga adalah Sensing- Visual- Active Sequential- Extrol'erted, dengankomposisi 1 orang anak berusia1l tahun dan satu anak lagi berusia9 tahun. Kemudianadadua pola kombinasigayabelajaryang unik dan berbedad€nganyanglain, yaitu satuorang anak berusia9 tahun denganpola Se\sing- Visual Actit'e- Sequential - Visual-Refectlve Introw ed,dan satu oranganak berusia11 tahun yang berpolaSensing - Gtobat- Extrovelted.Sedangkan2 orang anak sisanyamemiliki kekhasantersendiri gayabelaJamya, kecenderungan yaitupadadimensitertentutidak dapatdidiferensiasikan - Actiw yakni I orang anak berusia ll tahun dengan pola.Sensing- (Visual/Verbal) dan satu orang anak berusial0 tahun denganpola Sensing VerbalGlobal- Ettrovened, (Actite/ Refective)- (Sequentidl / Global)- Introverted.
3. Simpular IIasiI Analisis Deslaiptif Individu a. l00o/oDominasi Kecenller|tnlgan SensittgStlle ata:sIntn;tive Style sqle Seluruhrespondendalam penelitianini memiliki kecenderunganpadasensiflg pada aspekeksekutifkognitif. Hal ini menunjukkanbahwa anak-anakusia 9-12 tahun masih b€lum memiliki pemahamankonsepyang baik. Proseskognitifuya masih dalam level praktis,belum sampaikepadapemahamanteoritis, prinsipal maupun konseptual Anak-anak pada tahap ini umumnya berpikir berdasarkansesuatuyang konket, dan atau hal-hal yang dapat ditedma melalui pancainderamereka Ciri ini cocok denganciliciri pada pembelajar sensixtgsble.
Sehubungan dengan masih besarnya pengamh
lingkunganpada anak-anakdalam rentangusia ini, metodeguru dalam mengajarJuga nampalinya sedikit banyak memberikan pengaruh. Dari hasil observasi yang ada, guru relatif lebih banyak menggunakan metode audio-lingual, dengar teknlk dill dan repetisi, sehingga inisiatif anak-anak kurang terstimulasi dalam kegiatan kelas' Guru Juga berusaha memegang penuh kendali kelas, sehhgga siswa benar-benar mengikuti alur pembelajaranyang ditentukan guru.
-16-
Junal Pefldidikafl Bah6a Jepa"g ASPBJI KoNit Jabdt, Vot. 5. No. L Juni 20t2
b. Dominasi yefuol Style atas Visuol Sttle Pada aspek fisiologis, sebanyak 58.33% d,ai jurnlah responden memiliki kecenderunganpada lelbal sb,ledatipad.arisualstyle. Mellhatkarakteristik yang diberikan PiagetdanAndersen,memberikananggapanbahwaanak-anaklebih menyukaiinformasi berbentukvisual daripada verbal, karena informasi visual bersifat konkret dan tidak membutuhkanproseskognitifyang banyakuntuk memprosesnya.Sedangkandi satusisi informasiverbal merupakaninformasi yang sangatabstlak, dan membutuhkanproses kognitif denganpengetahuankonseptualsebagaifiltemya. Fakta justuu menunjukkan sebaliknya,bahwa dari 12 responden,7 orang lebih memilih informasi verbal. Hal ini dapatmemunculkandua interpretasi,yakni (1) Anak-anakini terbiasadenganinformasi verbal; atau (2) dengan melihat karaktedstik mereka yang masih tergantung dari lingkungan,ada kemungkinanpengajarjarang memberikanstimulasi visual. Hal ini memerlukan penelirian yanglebihlaniur.
c, Domioasi Relediee Style aaasActive Style Dilihat dari aspek afekrif kognirif, sebanyak 50% responden memiliki kecelderungan pada ,,efectitestyle, 33.33% pada actives4ie dan 16.67% tidak memiliki kecenderunganpada dimensi ini. Anak-anak memiliki kecenderunganpada acth,esb)le, karenamerekacenderunglebih menyukai pembelajarandi mana terdapatkesempatan untuk menggerakkanseluruh badannya.Prinsip'leaming by doi4g' meup^kan metode pembelajarankonket yang paling sederhanadan efektif untuk anak-anak, Sementara pembelajard,engaj]leJlective stylelebihbanyak m€nggunakanke4a otak dalam pengolahan informasi. Walaupun cenderungpasif, proses kognitif yang kompleks terjadi lebih banyak pada pembelajar denga\ fefecti,e st le. Fakta di lapangan justru menuqjukkan bahwa sebagian besar responden memrliki rciectite s4,le. Hal ini dapat disebabkan beberapa hal, yakni (1) mereka terbiasa dengan guru yang mengajar dengan metodemetode yang bersifat satu arah, dengan kata lain transfer ilmu dad pengajar kepada pembelajar saja; dar. atau (2) anak-anak tersebut terkondisikan pasif k€tika belajar. Karena dimensi ini merupakan aspek afektif dan berhubungan dengan kepribadian anak, akan sangat erat hubungannya dengandimensi kelima yaitu crto vettedstyle da\\ iatrcrelted
sryle.
-t7-
ASPBJIKonvilJaba. Vol 5,Na l,Jwti2012 Jepa"S JumalP didihanBahdsa
d. Dominasi Seqzertial Stle atas Global Style pada sequektial Dalam pengaturaninformasi, 75% respondenberkecenderungan padadimensiini gtobals4'tedan8.33oktidak memiliki kecenderungan syte, 16.67%pad,a Dimemi ini berkaitan dengan dimensi pertama, yait! sensingsttle d,an intuitile style Pembelajardengan dominasr sedng stylediperkirakan berkecenderunganpada sequential terhadaplingkungandan urutan srylejvga. Hal ini dikarenakanadanyaketergantungan pemahamansesuaiketentuanyang ada. Pembelajardenganglobalstyledapatfiemat'^mi materisecaraholistik, artinya dapatmenarikpemahamandalam tatarankonsepataupun p nsip. Hal ini dapat juga diakibatkan oleh metode mengajar guru yang bersifat terstrukturdan mengacupadapenjelasankata dan aturangramatikal itu, dua orang anak yangberdomitasiglobalstl/epun secarapoin skala Sementara style. Deiga\ kata lain, perbedaantersebut sikap tidak jauh dengan poiT se.luential tidaklahsignifikan. e. Dofiii.asi Erttuwrted Stlle at s httrotelted Sttle Dimensiini berhubunganerat dengandimensiketigayaitu dctivestyledan reilective pada extrove4ed styledan srsanya Sebanyak66.67%respondenb€rkecenderungan Secata umum, dapat dikatakan bahwa anak-anak pada i.ntrotenedst1/e.
itle.
berkecenderunganertroveltedstyle, karena mereka cenderung untuk aktif dan fisiknyaketika belajar. Sementaraintrotexedstylecenderungterlihat pasif menggerakkan karenaproseskognitifyang tedadi lebih banyak. Dari motivasidan dalampembelajaran, tujuan pembelajaranjuga dapat terlihat bahwa respondenyang memiliki tujuan sosial lebih banyak daripada yang memiliki tujuan personal. Ini ada hubungannyadengan aspeksosial dan behavior. Guru juga m€miliki perananpenting dalam membedkan kondisi belajar dalam kelas. Apabila kondisi yang dimanipulasi guru tidak kondusif untuk aktivitaskelompok, maka anak-anaktersebutakan terbiasadalam kondisi yang mengharuskanmereka bersikap it/own. f. Gaya Belajar yang lleal bagi Anak-Anak Usia 9'12 Tahun Dengan mengacu pada karakteristik anak-anakusia 9-12 tahun, maka dapat disimpulkanbahwakombinasigayabelajaryang ideal adalahsebagaiberikut' a) Sensingstyte. Anak-anak dalam usia ini mengalami masa peralihan dari pemerolehan kondisional ke pemerolehan konseptual. Oleh karena itu mereka
-18
Junal Pendidikan Bahata Jepafls ASPBJI Kotuit Jdbat, VoL 5, No. I, J'tsi 2A12
perlu diberikan pengalaman-pengalaman fisik yang akan menjadi dasar pengalamanmereka. Selainitu, pengalamankognitif anak-anakusia ini belum secarapenuhmampumemilih strategibelajaryang tepat. b) nsual style. Media yang konket lebih mudah dicerna untuk anak-anak,karena pemerolehankonseptualnya belum memadaiuntuk hat,halabstrakyang kompleks. c) Actiye style. Anak-anak akan berkembang lebih baik apabila dalam proses belajarnyadiberikan kesempatanuntuk aktif bergerakdan terlibat secarafisik. Sesuaidenganapa yang dikatakanSticebahwa siswamenangkap90okdan apa yangmerekakatakansambilmelakukansesuatu. d) Globalstyle.Selainmasih adanyaketergantungan terhadaplingkungan,anak,anak usia ini masih belum dapat belajar mandiri sepenuhnya. Mereka akan lebih mudah melihat secara keselwuhan materi yang akan dipelajari, baru dapat melihat keterhubunganyang ada di dalamnya. Anak-anak pada usia ini juga lebihbaik dalam pembelajaranitme dan intonasi. e) E tloyerted styte. Padarentangusia ini anak-anakada pada masa-masa hubungan pertemanandan rekananyang kuat. Mereka sangatsenangberinteraksibersama teman-temannya,aktif, dan sangat sensitif dengan perubahandan perbedaan lingkungandi sekitamya. Apabila faktor-faktorpenting KBM pada ekskul bahasaJepangdalam penelitian ini yang telah dianalisis dtadikan pertimbangan,maka kombinasi gaya belajat yang pallngmengunrungkan bagi siswaadalahsebagaiberikut. a) Sensingstyk.
Metode audio-lingual dengan tekni:k drill yang diaplikasikan
pengajarmemberikankeuntunganbagi anak-anakdengangayabelajarini. Materi yang diajarkan juga masih dalam tingkatan kosakata dan aturan gramatikal sed€rhana. Oleh karena itu tidak akan sampai pada aturan gramatikal yang komplek. b) Vefial st/e- Pemilihan metode dan media yang relatif monoton akan memberikan keuntungan pada anak-anak dengan gaya belajar ini. Informasi verbal dan tulisan lebih dapat disemp dan diolah denganbaik. c) Refecthtest2le.Dikarenakan kesempatanuntuk ber?erilaku aktif tidak distimulasi oleh pengajar, maka keuntungan berpihak pada anak-anak dengangaya belajar ini. d) Sequextialst1le.Dengan kondisi pembelajaran yang kurang kondusif, siswa yang memiliki tingkat ketergantunganyang rendah telhadap lingkunganlah yang lebih
,t9-
Juma!PendidikanBaha'aJepangASPBJIKolvil Jaba', Vol. 5, Na. 1, Juni 2012
diuntungkan.
Pemilihan materi yang tidak te$truktur pun tidak akan
menimbulkankesulitanbagi anak-anakdengangayabelajarini. e) htrowfted style. Anak-anak yang memiliki gaya belajar ini memiliki keuntungan karena kesempatan untuk bednteraki kepada teman atau rekannya kurang difasilitasi oleh guru. Karena stntegi mengajar guru menggunakan teknrk dn|, belajarsecarapasifakanlebih efektii
D. Penutup Dari berbagaianalisis yang telah dilakukan, diperolehkombinasi gaya belajar bahasaJepangyang ada pada anak-anakSD yang mengikutiekkul tersebut.Alangkah baiknya apabila pe\gaJat dapat memfasilitasi kecenderungan gaya belajar ini agar pencapaian tujuan pembelajaranlebih baik. Penulismenyarankanperlunyapenelitianyang serupadengansubjekpenelitian yang berbedaagar hasil penelitian gaya belajar irli menjadi lebih kaya. Selain ihr, penelitianlanjutan berupa pemanfaatanhasil penelitian ini pada modiftkasi stategi mengajarjuga diperlukanuntuk melihat efektivitasdan efisiensipenggunaandata gaya belajarsebagaiacuanpembuatanprogrampengajaran.Parapakar pendidikan'terutama dalam bidang pendidikan bahasa Jepang sebaiknya berupaya untuk mengadakan penelitiandenganrespondenpembelajardi bawahusia sekolahmenengahatas(15 tahun ke bawah)agarpembelajardenganusia anak-anakpun dapatmempelajaribahasaJepang secarabaik.
Daftar Pultaka Atkinsol, Rita L. et al. (1996). HillSaftl'sIntroductiottto Pgcholog/- TwebethEdition' Fort Wonh: HarcourtBraceCollegePublishers - Zd Editiotl New Jersey: I'eamlngand Teachiflg Brown, H. Douglas.(1981).PinciplesofLanguage Prentice-HallInc. Clenton, Jonathan. (2005). Learking Styles and The lapanese Telse'ha: lonline] [17 hftp://www.sussex.ac.uk/languages/documents/leamingsrylesjapanese.pdf. Okober 20091 Nancy & Hayen, Roger. (2006\ "The Roteof Lealrlittc Stlle: i't t!t: -f:?ching/Leaming Csapo, ' in Informatior Systemsvol. VII No 1. (2006:129-133)Telsedia: Ptocessi.Issues h t t p | / / w w w . i a c i s . o r g / r i s / 2 0 0 6 - i i s , zP D F s / C s a p o Hayen.pdf.[Odine] [5 Juoi201U lttd In ForeiSn Felder,Ri;hard M. & Heruiques,EuniceR.. (1995). "Leamingand Teachi'tgStyles laflgktge Acquiition". FoteigtLatgoage Atrnals28 No. 1 (1995:21-31)Te$edia: Second lockers/users/l/felder/ http : t t wiwa.trcsu. edu /uoity/ public/Papers/FlAaaals.pdf. [Online] [2 Desember2009]
-20-
Jumal Pe didihan BahasaJepaftEASPBJI Kotuit Jabat, I/of. S, No. L Juni2012
Franceschina, Florencia. (2003). How Does Age Afect SLA?. ltnediaj http://w1rw-lancs.ac.uk/fss/courses/linglling212/mateials/w12slides.ppr. [Online] [s Oktober20091 Matsuhata,Kiichi. (1984).AgeDffirence and Secontt LanguageAcqubitinn: A Lollgitudinal StAdyof Japanese ChildrenLeaftiingEflglish^t a SecondLanguage.Tetsedia: http://eprints.lib.okayatua-:u.ac.jp/9194/I/065-0001_0008.pdf. Ionlinel [5 Oktober 20091
Nuibe,Yo;hinori(1994)."rE€ E A;=g#.IF+EF,q : tO ,tt:ca\E€&+,L.ri i .r.he Principles of TeachingJapanese to young Childrenin the Elementary Schools,,. ,fetr+8*;E&€+f+frCP no.4page.g,tS (19940331). Tersedia: hmp://ir.tib.hiroshimaj p / m e r a db a c / u p / ki y o / Y: AN10364361,/BullDepTJSLHU_4_9.pdf. Septembir 20091 [Online] {30 ^ - _ Oxford, RebeccaL. (1990\. "Language Leatningitrategieiind Biyond:A Lookat Stra,egles bl the Conterto"fStyles".NortheastConfererceon The Teachingof ForeignLanguage:Shifting T h e I n s t r u c r i o n a lF o c u s t o T h e L e a r n e r (i990:35_35). Tersedia: http:/ /www. muhlenberg. edu/ depts,/fotlang/lang/rew_llclmain_navlwww_ reslnonheast-conferetce/ sovce/1990.pdf#page-29. 20091 lOnline][22November Rhodes, Nancy,Curtain,Helenadan Haas,Mari. 4990). ,,Ciitaoeviipmzntata Academic Ski s in the ElelnefitarySchoolForeignLanguageClassroom'.Nonheast Conferenceon The Teachingof ForeignLanguage:ShiftiogThe Ir6tructionalFocus to The Learner -84). (1990:57 Te6edia:
httpi/,/www.muhlenberg.edu/depts/forlang /lang/,tew llc/mair navlwww res/norfhe ast_conference /so|utce/ 1990.pdf#pa1e=29. lonline] I22 Novembe,20091 _. The Japan Foundation. (2006). " Sunel Repotton Japaxese-Laigtuge EducationAbroad2006:present Cotldition aJ Ot'eneas Japafiese-Lang age Educatiotl Summary". Te6edia: http:/ /w*w.jpf.gojp/ e/japanese/survey/result,zimg,u 2006all.pdl [Online] [20 April
20091
The Japao Foundation. (2009). "Pletent Conditionof Ore$edsJapanese-Laflguage Educdtion:Sur.ve! Repolt on Japanese-Language Educltion Abroad 2009". Tersedia: hftpJ /]'uwwjpf.gojp/ e/ Japanese/sw\/ey /resulr,/dll2009/summary2009.pdl {Onlinel [31Januari20121
-21-