IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode penelitian tentang subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield 1930 diacu dalam Nazir 1999). Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
4.2 Jenis dan Sumber Data Data berdasarkan jenisnya ada dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah kumpulan angka-angka hasil observasi (Soeratno dan Arsyad 1993). Berdasarkan jenisnya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data pendapatan wilayah Kabupaten Kendal dan data pendapatan wilayah Provinsi Jawa Tengah serta data jumlah tenaga kerja di wilayah Kabupaten Kendal dan data jumlah tenaga kerja di wilayah Provinsi Jawa Tengah, sedangkan data kualitatif berupa data text dan image.
Dari segi perolehannya,
data yang didapat dikategorikan sebagai non experimental atau data yang diperoleh dengan tidak melakukan percobaan. Berdasarkan sumbernya data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan perkembangan Sektor Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Kendal. Data primer ini digunakan untuk memperkuat dan menjelaskan data sekunder yang telah didapat serta untuk menentukan alternatif strategi pengembangan wilayah dengan menggunakan analisis SWOT. Data sekunder merupakan data time series lima tahun terakhir yang diperoleh dari Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Kendal serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal. Data sekunder yang diambil adalah data pendapatan wilayah Kabupaten Kendal dan data pendapatan wilayah Provinsi Jawa Tengah serta data jumlah tenaga kerja di wilayah Kabupaten Kendal dan data jumlah tenaga kerja di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
4.3 Metode Pengambilan Responden Pemilihan responden dilakukan secara non acak yaitu dengan purposive sampling. Menurut Fauzi (2001), pemilihan sampel pada purposive sampling dilakukan pada teknik anggota populasi untuk memenuhi tujuan tertentu. Pengambilan responden ini digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengembangan wilayah dengan menggunakan analisis SWOT. Responden dipilih dari wakil setiap stakeholder atau pelaku perikanan dan yang berelevansi dengan penelitian, dalam hal ini terdiri atas 7 orang pega wai Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, yang meliputi Kepala Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, Kepala Sub Bagian Perencanaan, Kepala Sub Bagian Penangkapan, Kepala Sub Bagian Budidaya dan Pengendalian Lingkungan, Kepala Sub Bagian Usaha dan Penyuluhan serta Kepala Sub Bagian Sarana dan Prasarana Perikanan Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, Kepala Bappekab (Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten) Kendal, Kepala BPS (Biro Pusat Statistik) Kabupaten Kendal, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal dan 6 orang pelaku usaha perikanan yang terdiri atas dua orang nelayan tangkap, dua orang pembudidaya serta dua orang pengolah yang merupakan penduduk asli Kabupaten Kendal serta sudah lama menjadi nelayan.
4.4 Metode Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi dan keragaan pembangunan sektor
perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal, yang dapat dilihat dari karakteristik fisik (SDA, SDM, teknologi, kelembagaan) perikanan di Kabupaten Kendal. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah sektor perikanan termasuk basis ekonomi di Kabupaten Kendal, serta bagaimana dampaknya terhadap pembangunan wilayah dilihat dari indikator pendapatan wilayah dan tenaga kerja. Metode yang digunakan untuk kedua analisis di atas adalah Location Quotient dan Multiplier Effect. Setelah itu, dengan mengetahui peranan dan dampak sektor perikanan terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah, maka dapat ditentukan alternatif strategi pengembangan sektor perikanan di wilayah Kabupaten Kendal dengan menggunakan analisis SWOT.
4.4.1 Location Quotient Perhitungan LQ digunakan untuk mengklasifikasikn sektor perikanan sebagai sektor basis atau sektor non basis dalam perekonomian wilayah dengan menggunakan rumus : LQ = =
vi / VI vt / VT v i/VI : v t/VT
dimana : vi = total pendapatan atau kesempatan kerja sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal; VI = total pendapatan atau kesempatan kerja seluruh sektor di Kabupaten Kendal; vt = total pendapatan atau kesempatan kerja sektor perikanan dan kelautan Provinsi Jawa Tengah; VT = total pendapatan atau kesempatan kerja seluruh sektor di Provinsi Jawa Tengah.
4.4.2 Multiplier Effect Setiap peningkatan yang terjadi pada kegiatan basis akan menimbulkan effek pengganda (Multiplier effect) pada perekonomian wilayah secara keseluruhan. Menurut
Glasson (1977). Multiplier effect jangka pendek dalam hal ini dihitung berdasarkan nilai perubahan yang terjadi berdasarkan indikator pendapatan wilayah, dan dapat dilihat dalam rumus sebagai berikut : MSy
=
∆Y ∆Yb
Setelah nilai multiplier (MSy) diperoleh, kemudian dilakukan prediksi pertumbuhan pendapatan wilayah yang diakibatkan oleh pertumbuhan pendapatan sektor perikanan dengan menggunakan rumus :
ÄY
= ÄYb (MSy)
dimana : MSy ÄY ÄYb
= koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator pendapatan; = perubahan pendapatan wilayah Kabupaten Kendal = perubahan pendapatan sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal. Perhitungan Multiplier effect berdasarkan indikator tenaga kerja digunakan rumus : MSe
=
∆E ∆Eb
Setelah nilai multiplier (MSe) diperoleh, seperti pada indikator pendaptan wilayah dilakukan juga prediksi pertumbuha n tenaga kerja yang diakibatkan oleh pertumbuhan tenaga kerja sektor perikanan dengan menggunakan rumus :
ÄE
= ÄEb (MSe)
dimana : MSe = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator tenaga kerja; ÄE = perubahan tenaga kerja wilayah Kabupaten Kendal; ÄEb = perubahan tenaga kerja sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal.
4.4.3 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi secara sistematik atas kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta kesempatan dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi suatu wilayah. Analisis ini digunakan untuk memperoleh hubungan antara faktor
eksternal dan internal. Faktor internal dalam analisis SWOT adalah kekuatan (strength), kelemahan (weakness), sedangkan faktor eksternal yang dihadapi adalah peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Keterkaitan faktor internal dan eksternal tersebut digambarkan dalam bentuk matrik SWOT yang nantinya digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengembangan pembangunan Matrik SWOT merupakan suatu alat untuk meringkas faktor- faktor strategis suatu sektor yang menggambarkan bagaimana peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi dapat dipertemukan dengan kelemahan-kelemahan dan kekuatankekuatan internal untuk menghasilkan empat kelompok kemungkinan alternatif strategis. Menurut Rangkuti (2000), empat kelompok kemungkinan alternatif strategis tersebut adalah: 1) SO (strength-opportunity), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada. 2) ST (strength-threat), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi. 3) WO (weakness-opportunity), yaitu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan. 4) WT (weakness-threat), yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada Secara lengkap analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis SWOT Internal Kekuatan (strength)
Eksternal Peluang (opportunity)
Ancaman (threat)
SO Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menangkap kesempatan ST Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Kelemahan (weakness) WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang WT Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti 2000 Langkah- langkah yang dilakukan dalam membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE), yaitu : a) Menyusun daftar faktor- faktor yang dianggap berpengaruh penting sebagai faktor internal dan eksternal sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal. b) Penilaian bobot setiap faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal dalam sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Kendal. Penentuan bobot dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan Kepala Subbagian Tata Usaha Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, dengan menggunakan skala : 1
= Jika indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikal
2
= Jika indikator horizontal sama penting dari indikator vertikal
3
= Jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal
Tabel ……Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Faktor Strategis Internal A B A B C …. Total Sumber : Rangkuti 2000 Tabel …….. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal
C
….
Total
Faktor Strategis Eksternal A B C …. Total Sumber : Rangkuti 2000
A
B
C
….
Total
c) Penentuan bobot setiap variabel diperoleh dengan menggunakan proporsi nilai dari setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan rumus : ai =
Xi n
∑ Xi i =1
Keterangan : ai
= Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i i
= 1,2,3,…,n
n
= Jumlah variabel
Pembobotan ditempatkan pada kolom kedua matriks dengan total bobot sama dengan satu. d) Penentuan peringkat terhadap variabel- variabel hasil analisis situasi dilakukan oleh peneliti, dengan skala sebagai berikut : Nilai untuk matriks IFE, yaitu kekuatan : 4
= sangat kuat
2
= lemah
3
= kuat
1
= sangat lemah
Nilai untuk matriks IFE, yaitu kelemahan : 4
= sangat lemah
2
= kuat
3
= lemah
1
= sangat kuat
Nilai untuk matriks EFE, yaitu peluang : 4
= sangat tinggi
2
= rendah
3
= tinggi
1
= sangat rendah
Nilai untuk matriks EFE, yaitu ancaman : 4
= rendah
2
= tinggi
3
= sedang
1
= sangat tinggi
e) Tiap peringkat dikalikan masing- masing bobotnya untuk setiap variabel, sehingga menjadi skor. f) Skor dijumlahkan untuk menentukan total skor.
Tabel……….Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) Faktor Strategis Internal Bobot Rating Kekuatan : 1……………………. 2……………………. ……………………... Kelemahan : 1……………………. 2……………………. ………………………
Skor
Total Sumber : Rangkuti 2000 Tabel……….Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE) Faktor Strategis Bobot Rating Eksternal Peluang : 1……………………. 2……………………. ……………………... Ancaman : 1……………………. 2……………………. ………………………
Skor
Total Sumber : Rangkuti 2000 g) Total skor berkisar 1,0 sampai total skor yang berada 4,0 dengan rata-rata 2,5. Dibawah 2,5 menunjukkan posisi internal dan eksternalnya lemah, sedangkan total skor diatas 2,5 menunjukkan bahwa posisi internal dan eksternal berada pada tingkat yang kuat. Total skor yang berada pada nilai 2,5 menunjukkan situasi eksternal dan internalnya berada pada posisi rata-rata
Pemilihan alternatif strategi ya ng terbaik dilakukan dengan memberikan nilai dan rangking sesuai tingkat kepentingannya. Pemberian nilai ini dilakukan kepada setiap unsur SWOT dan pemberian rangking dilakukan secara subjektif oleh peneliti dari hasil wawancara dengan para responden.
4.5 Konsep dan Pengukuran 1) Peranan sektor perikanan dalam pembangunan adalah kedudukan sektor perikanan dalam pembangunan wilayah yang diukur berdasarkan indikator pendapatan wilayah dan tenaga kerja; 2) Dampak sektor perikanan adalah efek pertumbuhan pendapatan dan tenaga kerja sektor perikanan terhadap pertumbuhan pendapatan dan tenaga kerja wilayah; 3) Pendapatan Domestic Regional Bruto (PDRB) adalah pendapatan total suatu wilayah dari seluruh kegiatan perekonomian selama satu tahun. PDRB yang dimaksud dala m penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga berlaku, yaitu PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan, baik pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah. Dengan PDRB ini, dijadikan indikator untuk melihat pengaruh perubahan tingkat kemakmuran dan perekonomian termasuk inflasi. Selain itu digunakan PDRB per kapita yaitu perbandingan antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sehingga dengan PDRB per kapita dapat diketahui kemampuan wilayah dalam menghasilkan pendapatan atau balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi. Satuan PDRB yang digunakan adalah jutaan rupiah; 4) Kesempatan kerja adalah jumlah angkatan kerja yang bekerja. Kesempatan kerja sektor perikanan yaitu jumlah angkatan kerja yang bekerja pada sektor perikanan. Kesempatan kerja sektor perikanan dinyatakan dalam orang (jiwa); 5) Kuosien lokasi (pendapatan/tenaga kerja) adalah perbandingan antara total (pendapatan/tenaga kerja) sektor perikanan Kabupaten Kendal terhadap total (pendapatan/tenaga kerja) seluruh sektor di Kabupaten Kendal dengan total (pendapatan/tenaga kerja) sektor perikanan Provinsi Jawa Tengah terhadap total (pendapatan/tenaga kerja) seluruh sektor di Provinsi Jawa Tengah;
6) Efek pengganda (pendapatan/tena ga kerja) adalah koefisien yang menunjukkan kemampuan setiap peningkatan (pendapatan/tenaga kerja) dalam wilayah terhadap pertumbuhan (pendapatan/tenaga kerja) wilayah yang bersangkutan; 7) Surplus pendapatan wilayah adalah nilai kelebihan pendapatan yang terjadi akibat dari kegiatan ekspor ke luar wilayah; 8) Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan; 9) Rumah Tangga Perikanan (RTP) adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan penangkapan atau budidaya hewan atau budidaya tanaman air dengan tujuan menjual sebagian atau seluruh hasilnya; 10) Faktor internal adalah kekuatan yang merupakan keunggulan dimiliki oleh sektor perikanan serta kelemahan yang merupakan keterbatasan atau kekurangan sektor perikanan yang mempengaruhi kinerja pembangunan; 11) Faktor eksternal adalah peluang yang merupakan kesempatan yang dimiliki sektor perikanan untuk dimanfaatkan dan ancaman yang merupakan hambatan yang berasal dari luar sektor perikanan; 12) strategi pengembangan adalah rencana atau siasat pengembangan secara bertahap dan teratur dari kondisi riil saat ini menuju pada sasaran atau kondisi yang diinginkan;