IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Letak Geografis Kabupaten
Lombok
Timur
merupakan
salah
satu
dari
delapan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116˚-117˚ Bujur Timur (BT) dan 8˚-9˚ Lintang Selatan (LS). Sedangkan batasbatas wilayahnya sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Alas
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Barat Topografi wilayah menunjukkan penampang miring dari utara ke arah
selatan. Di bagian utara merupakan daerah pegunungan dataran tinggi kaki Gunung Rinjani sedangkan bagian tengah merupakan dataran rendah dan bagian selatan merupakan daerah berbukit-bukit. Daerah pantai membatasi wilayah dari bagian utara ke sebelah timur hingga wilayah bagian selatan. Distribusi kemiringan lereng; antara 0-15 % mencakup wilayah sekitar 57,33 %. Kemiringan 16-40 % meliputi wilayah sekitar 29,48 %, dan kemiringan di atas 40,00 % mencakup wilayah sekitar 13,19 %. Karakteristik geografi tersebut di atas menggambarkan situasi umum Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia antara lain berupa sejumlah potensi di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan juga kehutanan. Selain itu potensi pariwisata didukung oleh obyek wisata alam (pegunungan dan pantai). Kabupaten Lombok Timur beriklim tropis dipengaruhi oleh tekanan udara pada garis katulistiwa dan angin dari arah utara dan selatan. Curah hujan selama beberapa tahun terakhir fluktuatif dan untuk keadaan tahun 2004 curah hujan sekitar 1111,6 mm dengan rata-rata hari hujan 14 hari. Secara umum luas wilayah Kabupaten Lombok Timur termasuk daerah pantai dihitung 4 mil dari garis pantai tercatat 2.679,99 km2, terdiri atas daratan seluas 1.605,55 km2 (59,91 %) dan lautan 1.074,33 km2 (40,09 %). Proporsi
35
penggunaan lahan meliputi 28,34 % (45.502 ha) lahan sawah dan 71,66 % (115.053 ha) lahan kering. 4.2 Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2004 adalah sebanyak 1.044.673 jiwa yang terdiri atas 490.019 jiwa laki-laki dan 554.654 jiwa perempuan (jumlah penduduk Kabupaten Lombok Timur dirinci per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2). Situasi umum kependudukan dan tenaga kerja di Kabupaten Lombok Timur ditandai oleh berbagai wujud perkembangan atau perubahan akibat dari sentuhan-sentuhan pembangunan secara internal maupun pengaruh eksternal seperti pada laju pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh program KB, mobilisasi penduduk dan tenaga kerja akibat situasi keamanan dimana mereka bekerja dan lain-lain. Populasi penduduk selama lima dasawarsa terakhir meningkat lebih tajam lebih dari dua kali melipat. 494.198 jiwa pada tahun 1961 menjadi 1.044.673 jiwa pada tahun 2004 (meningkat 111,39 %) Tingkat kepadatan penduduk/kecamatan yang sangat heterogen sangat membutuhkan pendalaman dalam berbagai aspek. Kepadatan mempengaruhi aspek kebutuhan bidang sosial, ekonomi, masalah pemukiman, lingkungan dan sebagainya. Sampai dengan saat ini permasalahan lingkungan, pemukiman, pengendalian penggunaan lahan produktif untuk berbagai kepentingan masih belum teratasi dengan baik.
36
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kabupaten Lombok Timur Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2004. Jumlah penduduk (2004) No
Kecamatan
Laki-laki
Total
Perempuan
jiwa
%
jiwa
%
Jiwa
%
1
Keruak
20,981
4.28
23,786
4.29
44,767
4.29
2
Jerowaru
22,328
4.56
24,314
4.38
46,642
4.46
3
Sakra
23,386
4.77
26,672
4.81
50,058
4.79
4
Sakra Barat
18,887
3.85
23,061
4.16
41,948
4.02
5
Sakra Timur
17,848
3.64
20,951
3.78
38,799
3.71
6
Terara
24,627
5.03
27,134
4.89
51,761
4.95
7
Montong Gading
22,962
4.69
27,050
4.88
50,012
4.79
8
Sikur
30,734
6.27
35,541
6.41
66,275
6.34
9
Masbagik
41,716
8.51
46,372
8.36
88,088
8.43
10
Pringgasela
21,946
4.48
25,627
4.62
47,573
4.55
11
Sukamulia
13,230
2.70
15,602
2.81
28,832
2.76
12
Suralaga
23,497
4.80
26,216
4.73
49,713
4.76
13
Selong
35,378
7.22
37,954
6.84
73,332
7.02
14
Labuhan Haji
23,947
4.89
26,433
4.77
50,380
4.82
15
Pringgabaya
40,924
8.35
46,189
8.33
87,113
8.34
16
Suela
16,105
3.29
18,781
3.39
34,886
3.34
17
Aikmel
42,332
8.64
48,495
8.74
90,827
8.69
18
Wanasaba
27,607
5.63
31,943
5.76
59,550
5.70
19
Sembalun
8,669
1.77
9,114
1.64
17,783
1.70
20
Sambalia
12,915
2.64
13,419
2.42
26,334
2.52
490,019
100.00
554,654
100.00
1,044,673
100.00
Total
Sumber : BPS. Kabupaten LombokTimur 2004
Dua hal utama yang saling berkaitan satu sama lain menyangkut ketenagakerjaan yaitu makin bertambahnya penduduk usia kerja dan terbatasnya kesempatan kerja termasuk dalam penciptaan lapangan kerja baru. Populasi penduduk usia produktif di Kabupaten Lombok Timur berkecenderungan semakin membesar. Diketahui dari hasil SUSEDA 2004; bahwa proporsi angkatan kerja pada tahun 2004 adalah 50,79 % dan bukan angkatan kerja 49,21 % (Persentase penduduk yang bekerja di Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada Tabel 3). Data ini menunjukkan hanya sekitar separuh dari penduduk usia kerja yang berproduktif secara ekonomi karena lowongan/kesempatan kerja yang terbatas. Lapangan pekerjaan/lapangan usaha masih didominasi oleh sektor pertanian, di ikuti perdagangan dan industri yaitu dengan persentase masing-masing 53,74 %, 13,66 % dan 10,25 %. Sektor jasa-jasa menyerap tenaga kerja 9,19 % dan sektor yang lain 13,16 %.
37
Tabel 3. Persentase Penduduk yang Bekerja di Kabupaten Lombok Timur Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2000 - 2004 No.
Lap. Pekerjaan Utama
1
Pertanian
2 3
Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel dan Restaurant
4
Jasa-jasa
5
Lainnya Total
2000
2001
2002
2003
2004
69.92
50.76
61.65
63.28
53.74
4.80
6.65
7.31
5.63
10.25
11.86
19.77
12.38
15.25
13.66
10.95
10.47
8.21
6.86
9.19
2.47
12.35
10.45
8.98
13.16
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Sumber : BPS. Provinsi NTB (Susenas 2001, 2002, 2003, 2004)
4.3 Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Penataan ruang daerah Kabupaten Lombok Timur diarahkan untuk mewujudkan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang efisien, efektif, optimal dan berkesinambungan, yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan kemampuan daya dukung lingkungannya. Upaya tersebut dilakukan dengan ; a) Menetapkan kawasan lindung b) Penetapan kawasan budidaya yang merupakan tempat aktifitas dinamis yang produktif c) Menetapkan pola pengembangan dan sistem pengembangan prasarana wilayah yang meliputi prasarana transportasi baik darat, laut, maupun udara, telekomunikasi, prasarana energi atau pembangkit dan transmisi tenaga listrik dan prasarana pengairan. d) Menetapkan wilayah-wilayah yang diprioritaskan dalam pengembangan serta, e) Menetapkan kebijaksanaan penunjang untuk penataan ruang guna mewujudkan struktur tata ruang yang direncanakan. Sedangkan penatagunaan lahan diarahkan untuk mencapai tertib administrasi, tertib hukum, tertib penggunaan serta pemeliharaan lingkungan. Proporsi penggunaan lahan di Kabupaten Lombok Timur tahun 2004 dapat di lihat pada Tabel 4.
38
Tabel 4. Proporsi Penggunaan Lahan di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2004 Proporsi Terhadap (%) No.
Jenis Lahan
Luas (ha)
1.
Lahan Sawah a) Irigasi Teknis b) Irigasi setengah teknis c) Irigasi sederhana PU d) Irigasi sederhana non PU e) Tadah Hujan
2.
Lahan Kering a) Pekarangan b) Tegal/kebun c) Ladang/huma d) Padang rumput penggembalaan e) Sementara tak diusahakan f) Ditanami pohon/hutan rakyat g) Hutan Negara h) Perkebunan i) Tambak j) Kolam, rabat, empang k) Lain lain Jumlah
Jenis lahan
45502 5542 30457 2688 6271 544 115053 7684 24520 4870 1391 400 4121 54342 3776 1006 226 12717 160555
100,00 12,17 66,94 5,91 13,78 1,20 100,00 6,68 21,31 4,23 1,21 0,35 3,60 47,23 3,28 0,90 0,20 11,05 100,00
Total luas lahan 28,34 3,45 18,97 1,67 3,91 0,34 71,66 4,79 15,27 3,03 0,87 0,25 2,57 33,85 2,35 0,62 0,14 7,92 100,00
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur (2004)
4.4 Perekonomian Perubahan perekonomian suatu daerah dapat diukur dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang dilihat dengan menggunakan harga konstan lebih menunjukkan kondisi yang sebenarnya, karena dengan cara ini berarti pertumbuhan ekonomi semata–mata hanya disebabkan pertumbuhan riil produksi barang dan jasa. Tabel 5. Perkembangan PDRB Kabupaten Lombok Timur (1997–2001) Atas Dasar Harga Konstan 1993. Tahun 1997 1998 1999 2000 2001
PDRB (Ribu rupiah) 689.657.255 670.245.384 685.850.546 702.608.850 720.244.332
Pertumbuhan (%) 5,52 -2,81 2,33 2,44 2,51
Sumber: PDRB Kabupaten Lombok Timur (2001)
Dari tabel di atas terlihat bahwa selama lima tahun terakhir (1997-2001), perekonomian Lombok Timur dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, kecuali tahun 1997-1998 mengalami pertumbuhan negatif. Hal ini terjadi sebagai akibat dari krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia (termasuk Kabupaten Lombok Timur) pada tahun 1997.
39
Dengan melihat kontribusi masing-masing sektor ekonomi terhadap PDRB maka dapat dikatakan bahwa perekonomian Lombok Timur tidak banyak perbedaan dengan perekonomian Nusa Tenggara Barat. Artinya, Kabupaten Lombok Timur memiliki perekonomian yang berstruktur agraris dimana sektor pertanian masih memegang peranan yang dominan.
Tabel 6. Distribusi Persentase Kontribusi Masing-Masing Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Lombok Timur Tahun 1997-2001 (ADHK 1993). No. 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Sektor Ekonomi Pertanian a) Tanaman Pangan b) Perkebunan c) Peternakan d) Perikanan e) Kehutanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Perusahaan Jasa – jasa
1997
1998
1999
2000
2001
39,97 26,43 6,29 4,36 9,02 2,87 4,40 5,95 6,33 7,44 14,95
40,49 25,73 7,47 4,46 0,02 2,81 3,87 6,08 0,38 6,53 14,50
40,76 26,07 7,56 4,30 0,02 2,81 3,87 6,08 0,38 6,58 14,43
40,30 24,73 8,38 4,41 0,02 2,77 3,95 6,29 0,39 6,78 14,69
39,47 24,46 7,67 4,60 0,02 2,72 4,03 6,46 0,40 7,00 14,85
6,91 2,37
7,35 2,27
7,48 1,87
7,63 1,88
7,92 2,01
18.04
18,8
18,55
18,10
17,88
Sumber: PDRB Kabupaten Lombok Timur (2001)
4.5 Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang sangat potensial, bahkan merupakan faktor produksi yang paling utama dan paling penting dalam suatu sistem produksi. Karena itu untuk mencapai produktifitas yang tinggi dalam suatu sistem produksi, kemampuan dan keterampilan sumberdaya manusia mutlak diperlukan. Ketersediaan sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja selain dipengaruhi oleh jumlah dan perkembangan penduduk, juga dipengaruhi oleh kualitas angkatan kerja dan kesempatan kerja.
40