Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
101
BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Kota Baru Bandar Kemayoran 4.1.1. Pembangunan Kota Baru Bandar Kemayoran Dengan dipindahkannya kegiatan penerbangan dari Bandara Udara Internasional Kemayoran ke Bandar Udara Soekano-Hatta di Cengkareng pada tahun 1985, maka bekas Bandar udara Internasional Kemayoran yang semula dikuasai oleh Perum Angkasa Pura kini diambil alih sebagai asset Negara dan pengelolaannya diserahkan kepada Sekretariat Negara. Melalui Keppres RI No. 53 Tahun 1985 dibentuk Badan Pengelola Kawasan Kemayoran (BPKK) dan Direksi Pelaksana Pengendalian Pembangunan Kompleks Kemayoran (DP3KK) Luas lahan kompleks Kemayoran seluas 454 ha yang relatif kosong di dalam kota Jakarta ini merupakan hal yang langka di kota besar manapun di dunia. Oleh karena itu, Kompleks Kemayoran ini direncanakan sebagai “Kota baru
dalam
kota
lama“
sekaligus
meremajakan
lingkungan
daerah
sekelilingnya, mencapai wilayah perencanaan Pembangunan Tata Ruang seluas 1000 ha. Kota baru ini disebut dengan Kota Baru Bandar Kemayoran (KBBK) yang berada di beberapa wilayah administratif yaitu Kelurahan Gunung sahari Selatan, PademanganTimur dan Kelurahan Kebon Kosong. Pada saat itu wilayah peremajaan lingkungan perkotaan KBBK di luar lahan bekas Bandara dihuni oleh 4.902 Kepala Keluarga, baik itu berstatus pemilik, penyewa, atau penggarap (Perumnas,1990). KBBK ini diproyeksikan sebagai pintu gerbang niaga internasional di DKI Jakarta karena lokasinya yang strategis di pinggir jalan Tol yang mudah dicapai dari Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Internasional SoekarnoHatta. Oleh karena itu kota baru ini dilengkapi fasilitas perniagaan antar bangsa, Arena Pekan Raya Jakarta, Pusat Informasi Perdagangan Dunia, perkantoran, dan fasilitas perumahan/permukiman, yang dilengkapi dengan fasilitas lingkungan dan pusat olah raga (Gambar 4.1). Kegiatan pembangunan infrastruktur kota baru, pembangunan Arena Pekan Raya Jakarta dan proyek
102 Bambang Deliyanto
permukiman (Rumah Susun Sederhana) tahap I dimulai pada tahun 1990, dan diresmikan pada tanggal 22 Juni 1992 bersamaan dengan pembukaan Pekan Raya Jakarta yang dipindahkan dari kawasan Monumen Nasional ke kompleks Kemayoran.
5 1 6
2
6 1
3
1
7 1
4
3
6
U 0
250
500
750 meter
Gambar 4.1 Rencana Induk Bagian Wilayah Kota Baru Bandar Kemayoran
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
103
4.1.2. Kondisi Sosial Ekonomi Kelurahan Kebon Kosong a.
Jumlah Penduduk Setiap RW Jumlah RW di Kelurahan Kebon Kosong adalah 13 RW, 4 (empat) RW di antaranya berada di lokasi rumah susun. Jumlah penduduk setiap RW di Kelurahan Kebon Kosong dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Jumlah penduduk Kelurahan Kebon Kosong No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
RW 01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 Jumlah
Jumlah 3549 4475 4099 1018 971 1767 1448 1423 1930 1812 2087 1879 1052 27487
Keterangan Rusun Kemayoran Rusun Kemayoran Rusun Kemayoran Rusun Kemayoran 6830
Sumber: Kelurahan Kebon Kosong 2009
b.
Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama Jumlah penduduk yang beragama didoniminasi oleh penduduk yang
beragama Islam (95,75%), sisanya (4,25%) beragama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha (Tabel 4.2). Tabel 4.2 Jumlah penduduk menurut agama No 1 2 3 4 5
Agama Islam Kristen Katholik Hindu Budha Jumlah
Jumlah 26.328 752 212 135 76 27.487
% 95,75 2,74 0,77 0,49 0,27 100
Sumber: Kelurahan Kebon Kosong 2009
c.
Penduduk Menurut Mata Pencaharian Angkatan kerja tertinggi (65%) di kelurahan Kebon Kosong adalah di
luar yang berstatus sebagai PNS, pedagang, buruh, Abri, pensiunan, dan pengusaha (Tabel 4.3).
104 Bambang Deliyanto
Tabel 4.3 Mata pencaharian penduduk No 1 2 3 4 5 6 7 8
Mata Pencaharian Tani Pedagang Pengusaha Buruh Pegawai Negeri Sipil ABRI Pensiunan Lain – lain Jumlah
Jumlah 595 25 516 902 43 58 3.972 6.111
% 0 9.74 0.41 8.44 14.76 0.70 0.95 65.00 100.00
Sumber: Kelurahan Kebon Kosong 2009
d.
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Penduduk yang berpendidikan di atas wajib belajar 9 tahun mencapai
65,90 % dengan rincian setingkat SLTA mencapai 35,28 %, SLTP mencapai 30,23 %, dan perguruan tinggi hanya mencapai 0,39 %.
Tabel 4.4 Tingkat pendidikan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pendidikan Tidak/ Belum sekolah Taman Kanak-kanak Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SLTP Tamat SLTP Tidak Tamat SLTA Tamat SLTA Universitas/PT Jumlah
Jumlah 189 207 6.989 467 7,464 567 8.710 97 24.690
% 0 0.77 0.84 28.31 1.89 30.23 2.30 35.28 0.39 100.00
Sumber: Kelurahan Kebon Kosong 2009
e.
Fasilitas Umum Fasilitas umum yang ada di kelurahan Kebon Kosong yang terdata
hanyalah sarana kesehatan dan fasilitas kepariwisataan. 1)
Sarana Kesehatan Berbagai fasilitas kesehatan terdapat di kelurahan Kebon Kosong
tersebar di beberapa RW, termasuk 2 RW yang yang berlokasi di rusun
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
KBBK, yaitu
105
RW 010 dan RW 011 mempunyai fasilitas kesehatan
berupa Puskesmas, Pos Kesehatan, dan dokter praktek.
Tabel 4.5 Jumlah dan lokasi fasilitas kesehatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Prasarana/Sarana Puskesmas Pos Kesehatan U.P.G.K Karang Balita Dokter Praktek Apotik Toko Obat Panti Werda Klinik Kesehatan Klinik KB Taman Gizi Jumlah
Jumlah 3 11 11 7 1 5 1 3 42
Lokasi RW 06, 08, 011 RW 01 s/d 011 idem RW 01, 03, 06, 010, 011 RW 02 RW 03 RW 09
Sumber: Kelurahan Kebon Kosong 2009
2)
Hiburan dan Kepariwisataan Terdapat fasilitas hiburan dan kepariwisataan di beberapa RW
kelurahan Kebon Kosong. Fasilitas hiburan dan kepariwisataan tidak terdapat di wilayah RW di mana rusun KBBK berada.
Tabel 4.6 Jenis hiburan dan kepariwisataan No 1 2 3 4
Jenis Hotel Bioskop Panti Pijat Restaurant Jumlah
Jumlah 1 4 1
Alamat Kemayoran Ketapang RW 03 RW 02, 03, RW 02
Sumber: Kelurahan Kebon Kosong 2009
4.2. Seting Spasial Rumah Susun Sederhana Kota Baru Bandar Kemayoran 4.2.1. Legalitas dan Seting Penghunian Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Sekretaris
Negara
No.
12.130/M/SEKNEG/1987 ditetapkan peruntukan sebagian tanah komplek Kemayoran tersebut untuk pembangunan rumah susun, kemudian Menteri Negara Perumahan Rakyat selaku kuasa Ketua Badan Pengelola Kompleks Kemayoran (BPKK) menyerahkan hak pengelolaan lahan seluas 30 ha untuk pembangunan rumah susun kepada Direktur Utama Perum Perumnas yang
106 Bambang Deliyanto
dituangkan dalam Surat Perjanjian penyerahan penggunaan sebidang tanah hak pengelolaan, nomor: 01/BPKK/PJ/5/8/1988 tanggal 23 Agustus 1988 Dirut/3229/94/VIII/88 Lahan seluas 30 ha tersebut berasal dari 17 ha perkampungan kumuh dan padat yang terletak di sekitar bekas Bandara Kemayoran, 4 ha bekas Apron dan 9 ha berupa tanah lapang. Di atas lahan seluas 30 ha ini direncanakan dibangun rumah susun sebanyak 8.252 unit satuan rumah susun dari berbagai tipe dan berbagai tipe unit untuk usaha (Gambar 4.2, Perumnas, 1990). Secara administratif, lokasi lahan berada di wilayah administratif Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat yang mempunyai luas 61 ha. Hampir 50 % luas lahan kelurahan Kebon Kosong di bawah pengelolaan DP3KK dan bukan Pemda DKI Jakarta Raya. Prioritas penghuni rumah susun Kota Baru Bandar Kemayoran adalah warga yang terkena dampak peremajaan lingkungan Kota Baru Bandar Kemayoran yang tetap ingin tinggal di Kemayoran. Kepemilikan rumah susun dilakukan.dengan sistem tukar menukar (ruilslag) antara tanah dan atau bangunan rumah yang dimiliki dengan satuan unit rumah susun. Sedangkan warga
yang
terkena
dampak peremajaan
lingkungan
dengan
status
penyewa/pengontrak (tidak memiliki lahan) diberikan kesempatan untuk menghuni rumah susun dengan cara menyewa. Bagi warga yang tidak ingin tinggal di rumah susun berhak memperoleh ganti-rugi atas tanah dan atau bangunan yang dimiliki dan tinggal di lain tempat. Penghuni
rumah
susun
diberikan
prioritas
pertama
dalam
memanfaatkan ruang usaha yang berada di lantai dasar untuk memberikan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dalam rangka meningkatkan penghasilan keluarga, Karena program peremajaan lingkungan perkotaan di Kota Baru Bandar Kemayoran ini bertujuan tidak saja untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat melalui perbaikan dan peningkatan kualitas
lingkungan fisik, dan kualitas lingkungan sosial ekonomi masyarakat.
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
U Tanpa Skala
Batas penelitian
Gambar 4.2 Rencana Tata Letak Rumah Susun Kota Baru Bandar Kemayoran
107
108 Bambang Deliyanto
Lahan seluas 30 ha tersebut baru direalisasi seluas 15,6 ha untuk pembangunan rumah susun, meliputi: pembangunan Tahap 1 seluas 6 ha (1992), pembangunan tahap 2A 3,6 ha, pembangunan dengan kerjasama operasi 3,3 ha, dan 2,7 ha. Tahapan berikutnya
tahap 2B, Pembangunan
dengan KSO, dan Pembangunan tahap 3 seluas 14,4 ha belum digunakan dan masih dalam bentuk perkampungan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Perincian rumah susun yang sudah terbangun dan telah dihuni dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Tipe unit satuan rusun dan Jumlah Berdasarkan Pemanfaatannya Tipe
Jumlah Blok
Tipe 18 A Tipe 18 B Tipe 21 Tipe 36 Tipe 36 B Tipe 42 Jumlah
12 1 7 3 24 10 57
Pemanfaatan Unit Rusun Hunian Usaha 704 198 64 16 576 144 288 72 384 96 160 40 2176 566
Jumlah Unit 902 80 720 360 480 200 2742
Sumber: Hasil pengamatan lapangan
4.2.2. Tipe Unit Rumah Susun Terdapat 6 tipe Unit Satuan Rumah Susun yang dikembangkan pada rumah susun sederhana di Kota Baru Bandar Kemayoran. Rumah susun ini setiap Bloknya terdiri atas 5 (lima) lantai, yaitu lantai dasar yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha atau komersial maupun fasilitas sosial atau umum. Luasan unit satuan rumah susun yang dikembangkan adalah 18 m2, 21 m2, 36 m2, dan 42 m2. Unit satuan rumah susun dengan luasan 18 m2 dan 36 m2 masing-masing dikembangkan dalam 2 (dua) variasi atau tipe. Setiap tipe diuraikan berikut ini.
1.
Tipe 18 A Tipe 18 A, terdiri dari 5 lantai. Lantai dasar untuk unit usaha dan lantai
tipikal di atasnya (lantai 1 s/d 5) untuk hunian. Setiap sub-blok rumah susun dilayani oleh 1 tangga. Setiap sub-blok Tipe 18 A mempunyai 10 ruang satuan unit ruang pada setiap lantainya. Dari 10 unit ruang yang ada di lantai dasar
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
109
terbagi atas 1 unit ruang untuk 3 kamar mandi dan 9 unit ruang untuk unit usaha. Sedangkan 4 lantai tipikal di atasnya dari 10 unit ruang yang ada di setiap lantai, 1 unit ruang digunakan untuk 4 kamar mandi dan 1 unit ruang digunakan untuk dapur bersama, sisanya 8 unit ruang digunakan untuk ruang hunian. Setiap 2 unit ruang hunian dapat menggunakan 1 kamar mandi dan dapur bersama. Tinggi antar lantai berjarak 2,7 m atau 15 anak tangga.
Denah Lantai Dasar
Denah Tipikal Lt 1 s/d 4
Gambar 4.3 Denah lantai dasar dan tipikal T 18A
Letak dapur dan kamar mandi berdampingan untuk menghemat sistem pemipaan dan drainage. Kamar mandi dan dapur diletakkan di ujung atau sisi luar terpisah dengan ruang unit hunian. Satu blok bangunan umumnya dapat terdiri 2 (dua) sub-blok. Satu unit hunian Tipe 18 A terdiri dari sebuah ruang serbaguna seluas 13,5 m2 ukuran 4,5 m x 3 m dan teras seluas 1,5 m2 dengan ukuran 1,5 m x 1 m yang dilengkapi tangga monyet sebagai tangga darurat. Ruang serbaguna dapat menampung berbagai aktivitas dalam rumah tinggal. Aktivitas memasak dilakukan pada area masak atau dapur yang dilengkapi dengan kompor gas fasilitas dari PN Gas dan bak cuci bersama. Sedangkan untuk MCK, disediakan kamar mandi, satu kamar mandi diperuntukkan bagi dua unit hunian. Untuk menghubungkan antar unit hunian, dapur, kamar mandi dan tangga, satu sub unit blok disediakan sebuah selasar sepanjang 21 m dan
110 Bambang Deliyanto
dengan lebar antara 1,8 – 3 m, atau seluas 52,2 m2. Selasar seluas 52,2 m2 ini, sering dimanfaatkan untuk menerima tamu penghuni sub-blok rumah susun atau acara arisan atau hajatan lainnya. Tipe 18 A ini berjumlah 12 Blok bangunan rumah susun, berada di kelompok Dakota dengan wilayah administrasi RW 011, Kelurahan Kebon Kosong Kecamatan Kemayoran.
2.
Tipe 18 B
Denah Lantai Dasar
Denah Tipikal Lt 1 s/d 4
Gambar 4.4 Denah lantai dasar dan tipikal T 18B
Tipe 18 B ini susunan dan bentuk unit hunian hampir sama dengan Tipe 18 A yang dibangun sebelumnya. Tipe ini merupakan pengembangan dari Tipe 18 A. Perbedaan Tipe 18 A dengan Tipe 18 B terletak pada luasan unit hunian, Tipe 18A mempunyai luas hunian 15 m2 (ruang serbaguna + teras) sedangkan Tipe 18 B mempunyai luas 15,75 m2 ((4,6 m x 3,1 m)+(1,5 m x 1 m)). Perbedaan lainnya adalah tinggi antar lantai 3 m dan bentuk tangga yang langsung diapit unit hunian di kanan kirinya, serta luas selasar untuk sub-blok yang lebih kecil yaitu 48,5 m2. Tetapi selasar antar sub-blok Tipe 18 B ini saling dihubungkan dengan jembatan di lantai 2 dan 4 sehingga luas selasar bisa mencapai 97 m2. Tipe 18 B ini berjumlah 1 Blok bangunan rumah susun, berada di kelompok Dakota (Blok 15) dengan wilayah administrasi RW 011, Kelurahan Kebon Kosong Kecamatan Kemayoran.
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
3.
111
Tipe 21
Denah Tipikal Lt 1 s/d 4
Denah Lantai Dasar
Gamar Gambar 4.5 Denah lantai dasar dan tipikal T 21
Tipe 21 terdiri dari 5 lantai. Lantai dasar berupa unit-unit usaha yang tiap 1 tangga (sub-blok) terdiri dari 4 unit usaha dan 2 kamar mandi. Lantai 1 – 4 merupakan unit-unit hunian, dengan bentuk tipekal, tiap 1 tangga (sub-blok) terdiri dari 4 unit hunian. Satu unit hunian tipe T21 ini terdiri dari sebuah ruang serbaguna berukuran 4,75 m x 3m, area dapur 1,75 m x 1,5 m berikut dengan tangga darurat. Antara lantai bawah dengan atasnya berjarak 2,70 m dilayani oleh tangga lurus (berbentuk I), dan tiap lantai antara tangga dengan unit-unit hunian dihubungkan dengan selasar mengitari tangga sepanjang 6 meter dan lebar ± 1 meter. Terdapat 2 bentuk yang berbeda dari unit hunian akibat penempatan pintu
masuk
unit hunian,
yaitu
pintu
masuk
yang
menempel
dan
berseberangan dengan dinding kamar mandi. Rumah susun tipe T21 ini ada yang terdiri dari 4 dan 6 buah tangga (sub-blok). Jumlah keseluruhan 7 blok, dengan perincian yang terdiri dari 4 sub-blok yaitu blok Apron 2, 6, & 7, dan yang berupa 6 sub-blok yaitu blok Apron 4, 5, & 8 serta Dakota 1. Blok blok ini semuanya merupakan rumah susun milik yang dibangun pada tahap I, kecuali Apron 8 yang dibangun tahap
112 Bambang Deliyanto
II A dan penghuninya merupakan warga terkena peremajaan yang berasal dari wilayah yang sama.
4.
Tipe 36 A
A Denah Lantai Dasar
Denah Tipikal Lt 1 s/d 4
Gambar 4.6 Denah lantai dasar dan tipikal T 36 A
Tipe rumah susun 5 lantai ini berbentuk memanjang dengan koridor di dalam. Lantai dasar merupakan unit-unit usaha yang tiap 1 tangga (sub-blok) terdiri dari 4 unit usaha dan tambahan dengan 2 buah kamar mandi pada unit usaha yang berada pada sisi luar bangunan. Sedangkan lantai 1 - 4 merupakan unit- unit hunian, dengan bentuk tipekal, tiap 1 tangga (sub-blok) terdiri dari 4 unit hunian. Satu unit tipe T36 (lama) ini terdiri dari sebuah ruang keluarga berukuran 3 m x 3 m + 1 m x 0,5 m, dua buah kamar tidur (keduanya dengan ukuran 3 m x 3 m), area dapur 1,75 m x 1 m, dan area tangga berukuran 1 m x 0,5 m. Tinggi tingkat (antar lantai) berjarak 2,70 m dilayani oleh tangga lurus (berbentuk huruf I), dan tiap lantai antara tangga dan unit-unit hunian dihubungkan dengan selasar mengelilingi tangga sepanjang 9 meter dan lebar ± 1,2 meter.
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
113
Rumah susun tipe T36 ini terdiri dari 6 buah tangga (sub-blok). Jumlah keseluruhan 3 blok, yaitu blok Apron 1 & 3 serta Dakota 2. Blok ini semuanya merupakan rumah susun milik yang dibangun Tahap I.
5.
Tipe 36 B
Denah Lantai Dasar
Denah Tipikal Lt 1 s/d 4
Gambar 4.7 Denah lantai dasar dan tipikal T 36 B Tipe ini dibangun dengan teknologi konstruksi pre-fabrikasi yaitu system Outinord. Konstruksi berupa modul dinding dan plafond beton yang menyatu dikerjakan di luar proyek. Berbeda dengan tipe yang lama, rumah susun 5 lantai ini berbentuk menara dangan hall sebagai inti di tengah bangunan. Lantai dasar berupa unitunit usaha yang setiap 1 tangga (blok) terdiri dari 4 unit usaha tanpa ada kamar mandi. Lantai 1 – 4 merupakan unit-unit hunian, dengan bentuk tipikal, tiap 1 tangga (blok) terdiri dari 4 unit hunian. Satu unit hunian tipe T36 (baru) ini terdiri dari sebuah ruang keluarga berukuran 3,5 m x 3 m + 1,425 m x 1,6 m, dan dua buah kamar tidur (masingmasing berukuran 3 m x 2,95 m dan 3 m x 2,4 m), sebuah areal dapur 1,75 m x 1,425 m, kamar mandi 1,75 m x 1,425 m dan teras berukuran 1,425 m x 1,425 m.
114 Bambang Deliyanto
Tinggi tingkat (antar lantai) berjarak 3 m dilayani oleh tangga berbentuk U dengan bordes, dan tiap lantai antara tangga dengan unit-unit hunian dihubungkan dengan hall di depan tangga dengan ukuran 3 meter x 3 meter. Rumah susun yipe T36 ini terdiri dari 24 buah tangga (blok), yaitu blok Boing 4 – 9 serta Conver 3 – 8. Blok-blok ini semuanya merupakan rumah susun milik yang dibangun tahap II A.
6.
Tipe 42
Denah Lantai Dasar
Denah Tipikal Lt 1 s/d 4
Gambar 4.8 Denah lantai dasar dan tipikal T 42
Rumah susun Tipe 42 yang terdiri dari 5 lantai ini berbentuk menara dengan hall sebagai inti ditengah bangunan. Lantai dasar berupa unit-unit usaha yang tiap 1 tangga (blok) terdiri dari 4 unit usaha tanpa ada kamar mandi. Lantai 1–4 merupakan unit-unit hunian dengan bentuk tipikal, tiap 1 tangga (blok) terdiri dari 4 unit hunian. Satu unit hunian tipe T42 ini terdiri dari satu ruang keluarga berukuran 4,6 m x 3,1 m, dua kamar tidur (keduanya berukuran 3,1 m x 3,1 m), dapur 2,2 m x 3,1 m, dan kamar mandi 1,8 m x 1,55 m. Tinggi tingkat (antar) berjarak 3 m dilayani tangga berbentuk huruf U dengan bordes, dan tiap lantai antara tangga dengan unit–unit hunian dihubungkan dengan hall depan ukuran 3,4 meter x 5,1 meter. Rumah susun
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
115
tipe T42 ini terdiri dari 10 buah tangga (blok), yaitu blok Boing 1 – 3 serta Conver 1 & 2. Blok-blok ini semuanya rumah susun milik yang dibangun pada Tahap II A. 4.2.3. Prasarana Lingkungan Prasarana lingkungan rumah susun terdiri dari prasarana jalan, tempat parkir, dan utilitas bangunan. 1.
Prasarana Jalan dan Tempat Parkir. Lingkungan rumah susun ini dilengkapi
prasarana lingkungan
berupa jalan setapak, jalan kendaraan, dan tempat parkir (mobil dan motor) di tiap–tiap wilayah dan blok bangunan rumah susun. 2.
Utilitas umum, terdiri dari: a.
Jaringan air bersih yang berasal dari PAM (Perusahaan Air Minum) DKI Jakarta, untuk masing-masing blok dilengkapi dengan tangki air di lantai atap. Tiap unit terdapat 2 titik keran air yang berbeda didapur dan kamar mandi (kecuali tipe T18A dan T18B), masing-masing unit dilengkapi meteran PAM.
b.
Saluran pembuangan air hujan yang dilengkapi dengan bak kontrol, dihubungkan dengan sistem jaringan pembuangan air hujan kota dan disalurkan ke waduk taman kota di sebelah utara lokasi rumah susun.
c.
Saluran pembuangan air limbah (yang berasal dari kamar mandi) dilengkapi dengan WWTP (Peralatan Pengolahan Air Limbah/ Waste Water Treatment Plant).
d.
Tempat pembuangan sampah, berupa tempat pembuangan sampah sementara yaitu bak sampah dengan konteiner sampah yang secara berkala diangkut oleh truk sampah.
e.
Jaringan listrik dilengkapi dengan gardu listrik dan meteran listrik untuk tiap unit hunian maupun unit usaha. Besarnya daya listrik adalah 450 Kwh untuk luas unit hunian 18 dan 21 m2 dan 900 Kwh untuk luas hunian 36 dan 42 m2.
116 Bambang Deliyanto
f.
Jaringan gas berasal dari PN (Perusahaan Negara) Gas, terdiri dari 1 titik keran gas yang terletak diruang dapur dan dilengkapi dengan pengukur volume pemakaian gas (meteran gas).
g.
Jaringan telepon dilayani oelh PT. Telkom (Perusahaan Terbatas Telekomunikasi)
Selain hal tersebut di atas rumah susun juga dilengkapi dengan: h.
Alat transportasi bagunan, terdiri dari tangga dan beberapa blok dilengkapi dengan lift, yaitu blok Dakota 1, 2, dan 5. Namun pada perkembangannya
tidak
difungsikan
karena
terbentur
pada
masalah biaya operasional. i.
Tangga darurat kebakaran, terdapat pada tiap unit hunian yang terletak diteras/balkon berupa tangga panjat tegak lurus.
j.
Alat dan sistem kebakaran berupa detektor asap/kebakaran otomatis dan tombol alarm kebakaran.
k.
Alat pemadam kebakaran berupa splinker otomatis dan hidran gedung.
l.
Penangkal petir, berupa penangkal petir konvensional.
4.2.4. Fasilitas Lingkungan Rumah Susun Lantai dasar rumah susun KBBK sengaja dikosongkan dari unit-unit hunian dengan tujuan dipergunakan sebagai unit-unit usaha dan juga sebagai tempat untuk fasilitas lingkungan rumah susun tersebut. Beberapa fasilitas lingkungan yang ada yaitu: 1.
Fasilitas pendidikan berupa TK (Taman Kanak-Kanak) sebanyak 2 buah, yang terletak di blok Apron 7 dan Dakota 5. Di samping itu masih terdapat
fasilitas
pendidikan
keetrampilan
(non-formal)
berupa:
Kelompok Belajar, Perpustakaan, Kursus bahasa Inggris, Kursus Komputer, Kursus Pelatihan, serta Studio Band/Musik, dan Sanggar Tari. 2.
Fasilitas Kesehatan, berupa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang terdapat di blok Dakota 5. Selain itu terdapat Praktik Bidan, Praktik Dokter, Klinik Kesehatan 24 jam, toko obat, dan warung jamu.
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
3.
117
Fasilitas Perniagaan, meliputi berbagai macam warung makanan, toko keperluan sehari-hari (toko sembako, barang kelontong), toko alat-alat tulis/kantor, kantor/toko bergerak di bidang jasa (ekspedisi, travel, salon, penjahit, binatu, pangkas rambut, service elektronik, dll).
4.
Fasilitas Pemerintahan yaitu: kantor RW, kantor PPRS (Perhimpunan Penghuni Rumah Susun), balai pertemuan, pos keamanan, kantor Pos dan Giro, kantor PLN, kantor PN Gas, dan Bank Pemerintah.
5.
Fasilitas Peribadatan, berupa Mushola, Majelid Ta’lim (Pengajian), dan Ruang Kebaktian.
6.
Fasilitas Rekreasi dan Kebudayaan, meliputi Ruang Pertemuan (Serba Guna), Balai Duka, dan Karang Taruna.
7.
Fasilitas Olah Raga dan Lapangan terbuka, berupa plaza, taman, tempat bermain, dan lapangan olah raga.
8.
Fasilitas
Telekomunikasi, berupa
Telepon
Umum
Koin, Warung
Telekomunikasi (Wartel), dan Warung Internet (Warnet). 4.2.5. Seting Spasial dan Wilayah Administratif Rumah Susun KBBK 1.
Seting Spasial Pengelompokan 57 blok bangunan dan 2.742 unit satuan rumah susun, disusun berdasarkan batas fisik yang diarahkan oleh masterplan atau rencana setting spatial, setiap blok bangunan diberi nama yang menggambarkan aktivitas penerbangan atau jenis pesawat yang ada pada saat Kemayoran difungsikan sebagai Bandar
Udara, seperti: kelompok Apron, kelompok Boing,
kelompok Conver, dan kelompok Dakota. Kelompok-kelompok ini kemudian
secara
administrasi
wilayah
kelurahan
disusun
berdasarkan hirarki setingkat Rukun Warga (RW) dan setingkat Rukun Tetangga (RT). Secara keseluruhan kelompok-kelompok rumah susun ini berada dalam wilayah Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Pembagian kelompok rumah susun tersebut ke dalam wilayah administrasi kelurahan adalah sebagai berikut: Kelompok Apron masuk dalam wilayah administrasi RW 10,
118 Bambang Deliyanto
Kelompok Dakota masuk dalam wilayah administrasi RW 11, Kelompok Conver masuk dalam wilayah administrasi RW 12, dan Kelompok Boing masuk dalam wilayah administrasi RW 13 Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran – Jakarta Pusat. Jumlah Rukun Tetangga (RT) setiap RW ditetapkan berdasarkan peraturan yang ada yaitu berkisar dari 30 hingga 100 unit rumah dan diaplikasikan berdasarkan Sub-sub Blok rumah susun. Kriteria sub-blok rumah susun adalah kelompok satuan rumah susun dan unit usaha yang dilayani 1 tangga. Setiap Subblok atau setiap tangga melayani 16 sampai dengan 32 unit satuan rumah susun dan 4 sampai dengan 9 unit usaha, tergantung dari tipe unit rumah susun. Berdasarkan uraian tersebut di atas, secara setting spatial penyusunan RT/RW dan nama Blok dapat dilihat pada Gambar 4.9, Gambar 4.10 dan Tabel 4.8 berikut ini.
U 0
100
200
300 meter
Gambar 4.9 Pembagian wilayah administrasi kelurahan
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
119
2 3
6
4
U Keterangan 1. APRON - RW 010 2. DAKOTA – RW 011 3. CONVER – RW 012 4. BOING – RW 013 5. Masjid Akbar 6. Apartemen Mediterania 7. Apartemen
7 5 1
0
77
154
231 meter
Gambar 4.10 Seting pengelompokan blok rumah susun Tabel 4.8 Seting spasial penyusunan RT/RW berdasarkan nama blok dan tipe rumah susun Setting Spatial Wilayah
∑ Unit dilayani 1tangga setiap lantai & ∑ lantai
∑ UNIT HUNIAN BERDASARKAN TIPE
∑ UNIT USAHA BERDASARKAN TIPE
Nama Blok/RW
No Blok
Apron RW 010
1
01
6 (A-F)
4– 5
-
-
-
96
-
-
-
-
-
24
-
-
2
02
4 (A-D)
4– 5
-
-
64
-
-
-
-
-
16
-
-
-
3
03
6 (A-F)
4– 5
-
-
-
96
-
-
-
-
-
24
-
-
4
04
6 (A-F)
4– 5
-
-
96
-
-
-
-
-
24
-
-
-
5
05
6 (A-F)
4– 5
-
-
96
-
-
-
-
-
24
-
-
-
6
06
4 (A-D)
4– 5
-
-
64
-
-
-
-
-
16
-
-
-
7
07
4 (A-D)
4– 5
-
-
64
-
-
-
-
-
16
-
-
-
8
08
6 (A-F)
4– 5
-
-
96
-
-
-
-
-
24
-
-
-
JUMLAH
-
-
480
192
-
-
-
-
120
48
-
-
24
-
Dakota RW 011
RT
∑ SubBlok/tangga
18A
18B
21
36A
36B
42
∑
672
18A
18B
1
001
6 (A-F)
4– 5
-
-
96
-
-
-
-
-
2
002
6 (A-F)
4– 5
-
-
-
96
-
-
-
-
3
003
2 (A-B)
4– 5
64
-
-
-
-
-
18
-
4
004
2 (A-B)
4– 5
64
-
-
-
-
-
18
5
005
2 (A-B)
4– 5
64
-
-
-
-
-
18
21
36A
36B
42
-
-
24
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
∑
168
120 Bambang Deliyanto Lanjutan Tabel 4.8 Setting Spatial Wilayah Nama Blok/RW
∑ SubBlok/tangga
No Blok
RT
6
006
2 (A-B)
7
007
2 (A-B)
8
008
2 (A-B)
∑ Unit dilayani 1tangga setiap lantai & ∑ lantai
18A
18B
21
36A
36B
42
4-5
64
-
-
-
-
4-5
64
-
-
-
-
4-5
64
-
-
-
-
BOING RW 013
∑ UNIT USAHA BERDASARKAN TIPE
18A
18B
21
36A
36B
42
-
18
-
-
-
-
-
-
18
-
-
-
-
-
-
18
-
-
-
-
-
∑
9
009
2 (A-B)
4-5
64
-
-
-
-
-
18
-
-
-
-
-
10
010
2 (A-B)
4-5
64
-
-
-
-
-
18
-
-
-
-
-
11
011
1
4-5
32
-
-
-
-
-
9
-
-
-
-
-
12
012
1
4-5
32
-
-
-
-
-
9
-
-
-
-
-
13
013
2 (A-B)
4-5
64
-
-
-
-
-
18
-
-
-
-
-
14
014
2 (A-B)
4-5
64
-
-
-
-
-
18
-
-
-
-
-
15
015
2 (A-B)
4-5
-
64
-
-
-
-
-
16
-
-
-
-
704
64
96
96
-
-
198
16
24
24
-
-
JUMLAH CONVER RW 012
∑ UNIT HUNIAN BERDASARKAN TIPE
1
01
2 (A-B)
4-5
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
2
02
2 (A-B)
4-5
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
3
03
2 (A-B)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
4
04
2 (C-D)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
5
05
2 (A-B)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
6
06
2 (C-D)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
7
07
2 (A-B)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
8
08
2 (A-B)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
JUMLAH
-
-
-
-
192
64
-
-
-
-
48
16
∑
1
01
2 (A-B)
4-5
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
1
02
1 (C)
4-5
-
-
-
-
-
16
-
-
-
-
-
4
1 (A)
4-5
-
-
-
-
-
16
-
-
Lanjutan Tabel 4.8 4
2 2
03
2 (B-C)
4-5
-
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
3
04
2 (A-B)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
3
05
1 (C)
4-5
-
-
-
-
16
-
-
-
-
-
4
-
1 (A)
4-5
-
-
-
-
16
-
-
-
-
-
4
-
4 4
06
2 (B-C)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
4
07
2 (D-E)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
5
08
2 (A-B)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
5
09
2 (C-D)
4-5
-
-
-
-
32
-
-
-
-
-
8
-
JUMLAH
-
-
-
-
192
96
-
-
-
-
46
24
Sumber: Diolah dari hasil survey lapangan 2009 & Data Perumnas Kemayoran 2009
1.
Penguasaan Rumah susun Penguasaan rumah susun Kemayoran dibagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu bagian yang dikuasai oleh 1 (satu) keluarga seperti penguasaan unit satuan rumah susun dan bagian atau benda lain yang dikuasai secara bersama bersama berupa tanah bersama, benda bersama, dan bagian bersama.
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy
a)
b)
121
Tanah bersama meliputi : - Status Hak
: Hak Guna Bangunan
- Luas Tanah
: 15,6 ha
- Rencana Kota
:-
Benda bersama terdiri dari : - Jalan Lingkungan - Saluran air kotor (lengkap dengan waste water treatment plan) - Taman - Tempat pembuangan sampah - Tempat Bermain - Ruang Serba guna/aula - Kantor RW - Masjid
c)
Bagian bersama meliputi dinding, lantai, atap, tangga, dan utilitas