16
IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar pada kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.
Pit Ata
terletak pada 350’326.22”- 351 470’92” Bujur Timur dan 9638 502’96” – 9649.053’46” Lintang Selatan dengan luas keseluruhan 1418,868 Ha. Pit Ata secara resmi adalah area wilayah konsesi pertambangan PT Arutmin Indonesia (PKP2B) yang saat ini masih dalam proses pertambangan dan diperkirakan akan tutup tambang pada akhir tahun 2012. Seiring dengan kegiatan penambangan area tertentu yang sudah dilakukan penambangan direklamasi guna mengembalikan fungsi wilayah sebagai kawasan hutan sesuai IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan). Area yang akan dijadikan sebagai area penelitian adalah area Ata Selatan yang dibatasi oleh batas PKP2B dan Jalan Provinsi yang terletak di sebelah utara tapak. Ata Selatan memiliki luas 518,1 Ha dan berdasarkan dokumen Rencana Penutupan Tambang (RPT) pit Ata Selatan akan memiliki luasan area daratan seluas 421,3 Ha dan area perairan seluas 96,8 Ha. Area perairan ini berupa void yaitu danau bekas lubang tambang dan kolam hutan (woodland pond). Batas tapak penelitian dan rencana pembentukan void dapat dilihat pada Gambar 5.
4.2 Aksesibilitas Jalan utama yang melintasi tapak ini adalah jalan propinsi (dulu jalan Kodeco) yang menghubungkan Banjarmasin-Batulicin-Kandangan. Tapak berada sekitar 60 km dari ibukota Kecamatan Batulicin yang dapat ditempuh ± 2 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor, serta berada sekitar 160 km dari Kecamatan Kandangan yang dapat ditempuh ± 4 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jalan dari Kecamatan Batulicin umum digunakan oleh kendaraan pengangkutan hasil penambangan dan juga masyarakat lokal sedangkan jalan dari Kecamatan Kandangan hanya digunakan oleh masyarakat lokal terutama dengan sepeda motor.
17
Mayoritas desa-desa pada kawasan Tambang Batulicin memiliki aksesibilitas tinggi terhadap jalan provinsi ini karena letaknya tepat disisi kiri dan kanan jalan dan beberapa hanya dipisahkan oleh jalan kecil yang berjarak ±500 m. Area sekitar pit Ata sendiri merupakan kawasan yang cukup dipadati oleh penduduk dimana terdapat 3 pemukiman terdekat dari pit Ata yaitu permukiman Desa Produksi, permukiman Desa Batuharang dan Pemukiman KM58 yang berjarak kurang lebih 500 m - 1 km (Gambar 5). Peta aksesibilitas kawasan Tambang Batulicin dapat dilihat pada Gambar 6.
4.3 Kependudukan Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2010 (Tabel 2), jumlah penduduk Kabupaten Tanah Bumbu adalah 267.931 orang, yang terdiri atas 139.498 laki-laki dan 128.415 perempuan. Selama periode tahun 2000-2010, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu mencapai 3,74 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan perekonomian Kabupaten Tanah Bumbu dan juga terkenalnya Tanah Bumbu sebagai tujuan pekerja migran. Kecamatan Mentewe sendiri memiliki penduduk sebanyak 16.909 orang dengan rasio jenis kelamin 112. Kecamatan Mentewe memiliki laju pertumbuhan penduduk yang paling rendah di Kabupaten Tanah Bumbu yaitu sebesar 0,39 persen.
Tabel 2. Sensus Penduduk Kabupaten Tanah Bumbu 2010 Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
Rasio Jenis Kelamin
Kepadatan Penduduk
Kusan Hilir
21.584
21.245
42.829
102
107
9.744
9.087
18.831
107
53
25.882
23.219
49.101
111
56
Angsana
8.579
7.783
16.362
110
108
Kusan Hulu
9.874
9.053
18.927
109
12
Kuranji
3.930
3.603
7.533
109
68
Batulicin
6.904
6.555
13.459
105
105
Karang Bintang
8.356
7.680
16.036
109
136
Simpang Empat
35.723
32.203
67.926
111
225
8.922
7.987
16.909
112
17
Sungai Loban Satui
Mantewe
18
Pemukiman KM58
Desa Produksi
Desa Batuharang
Gambar 5. Peta Batas Tapak Penelitian
19
Gambar 6. Peta Aksesibilitas
20
Berdasarkan dokumen ANDAL PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin, penduduk di wilayah tambang Batulicin memiliki etnis yang cukup beragam dimana terdapat bermacam-macam suku bangsa seperti suku Banjar, Jawa, Bugis, Sunda, Dayak, Madura dan lain-lainnya. Ditinjau dari aspek agama dan kepercayaan yang dianut, umumnya mereka adalah pemeluk agama Islam (97,17%), sedangkan sisanya adalah pemeluk agama Kristen, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Berdasarkan kondisi masyarakat yang demikian, maka nilai dan norma budaya yang berlaku umumnya bersumber dari budaya Banjar, Jawa dan Sunda yang kental dengan nuansa Islam. Pada beberapa desa masih ditemukan beberapa upacara adat seperti kelahiran atau Tasmiyah, Sunatan, Mandi-mandi (untuk wanita hamil 7 Bulan) dan lain-lain. Kesenian adat yang masih ada seperti kuda lumping, campur sari dan wayang kulit. Mata pencaharian utama yang paling banyak ditekuni bagi masyarakat di wilayah Tambang Batulicin adalah petani (terutama padi) (ANDAL PT AI, 2003). Mata pencaharian lain berupa dagang, usaha mencari kayu, supir, karyawan perusahaan dan lain-lain. Selain mata pencaharian utama, beberapa masyarakat juga memiliki mata pencaharian sampingan seperti: bertani, dagang, tukang ojek, beternak sapi, mencari kayu dan lain-lain. Persentase mata pencaharian utama masyarakat wilayah Tambang Batulicin dapat di lihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Mata Pencaharian Utama Masyarakat Wilayah Tambang Batulicin
No
Jenis mata pencaharian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tani Dagang / kios / warung Sopir Mencari kayu Karyawan perusahaan Tukang ojek Bengkel Buruh bangunan PNS dan Pensiunan Wiraswasta Lainnya
Sumber: ANDAL PT Arutmin Indonesia, 2003
Persentase (%) 30,61 19,05 10,88 8,16 5,44 3,4 2,72 2,04 6,12 4,08 7,48