IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU
Oleh NI PUTU JULIANTINI NIM 0916011068
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU Ni Putu Juliantini PENJASKEREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja – Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tolak peluru melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Abang, yang berjumlah 31 orang dengan rincian 19 siswa putra dan 12 siswa putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan aktivitas belajar tolak peluru pada observasi awal 5,41 mengalami peningkatan sebesar 70,96% dari siklus I menjadi 7,55 dan mengalami peningkatan sebesar 12,90% pada siklus II menjadi 8,29. Sedangkan ketuntasan hasil belajar pada observasi awal 34,4% meningkat sebesar 67,74% pada siklus I menjadi 71,6% dan terjadi peningkatan sebesar 19,35% menjadi 87,09% pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar tolak peluru meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes SMP Negeri 1 abang untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tolak peluru pada siswa. Abstract: This study aims to improve the activity and learning outcomes through the implementation of the shot put cooperative learning model NHT students of VIII D SMP Negeri 1 Abang academic year 2013/2014. Subjects were VIII D SMP Negeri 1 Abang, totaling 31 people with the details of 19 male and 12 female student. Data were analyzed using descriptive statistical analysis. Based on the results, the shot put learning activities preliminary observations 5,41 an increase of 70,96% from the first cycle to 7,55 and an increase of 12.90% in the second cycle to 8.29. While mastery of learning outcomes at the beginning of observation 34,4% increased by 67,74% in the first cycle to 71,6% and an increase of 19,35% to 87,09% in the second cycle. Based on the results of the data analysis and discussion, it can be concluded that the activity and improved learning outcomes through the implementation of the shot put cooperative learning model NHT students of VIII D SMP Negeri 1 Abang academic year 2013/2014. Suggested for teachers SMP Negeri 1 Abang to implement cooperative learning model NHT because it can increase activity and learning outcomes on student shot put.
Kata-kata kunci: model pembelajaran, kooperatif, NHT, aktivitas dan hasil belajar tolak peluru.
1
pembelajaran gerak merupakan berbagai
PENDAHULUAN Pendidikan jasmani, olahraga dan
bentuk keterampilan gerak baik yang
kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian
dikemas dalam bentuk permainan dan
integral
dari
keseluruhan, mengembangkan
pendidikan
secara
latihan ketangkasan maupun gerak-gerak
bertujuan
untuk
yang sederhana atau gerak komplek.
aspek
kebugaran
Proses
pembelajaran
dikatakan
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
berhasil apabila ada perubahan-perubahan
berfikir
sosial,
dalam diri siswa, baik yang menyangkut
penalaran, stabilitas emosional, tindakan
perubahan pengetahuan, sikap, maupun
moral, aspek pola hidup sehat, dan
keterampilan
pengenalan lingkungan bersih melalui
pembelajaran ini melibatkan interaksi
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
antara siswa dengan guru, maupun siswa
terpilih
secara
dengan siswa. Selama proses pembelajaran
sistematis dalam rangka mencapai tujuan
berlangsung guru akan mengamati apakah
pendidikan
(Departemen
siswa melakukan tugas gerak dengan
Pendidikan Nasional, 2006:163). Pada
sungguh-sungguh atau sekedar melakukan.
keritis,
yang
dasarnya
keterampilan
direncanakan
nasional
tujuan
penjasorkes
dimana
dalam
proses
adalah
Berdasarkan hasil observasi awal
memberikan kesempatan kepada anak
yang dilaksanakan hari Selasa 29 dan 30
untuk mempelajari berbagai kegiatan yang
Juli 2013. permasalahan yang ditemukan
membina
mengembangkan
yaitu aktivitas belajar tolak peluru secara
potensi anak, baik dalam aspek fisik,
klasikal sebesar 5,41 maka aktivitas
mental, sosial, emosional dan moral.
belajar tolak peluru pada siswa kelas VIII
Dengan demikian dalam kegiatan sehari-
D SMP Negeri 1 Abang secara klasikal
harinya
selalu
tergolong cukup aktif. Aktivitas belajar
bersentuhan dengan aktivitas gerak fisik.
siswa secara individu dari jumlah siswa 31
Aktivitas fisik tersebut akan tampak dalam
orang yang tergolong sangat aktif tidak
aktivitas gerak siswa saat melakukan tugas
ada
gerak dalam proses pembelajaran. Belajar
(15,62%), cukup aktif sebanyak 18 orang
gerak dalam pendidikan jasmani diartikan
(58,06), kurang aktif sebanyak 8 orang
sebagai
proses
(25%) dan sangat kurang aktif tidak ada
pembelajaran gerak yang dilaksanakan
(0%). Aktivitas belajar siswa dikatakan
secara terencana, sistematik, dan sistemik
berhasil jika berada minimal berada pada
untuk
mencapai
kategori aktif yaitu antara 7≤ X <9 sesuai
seperti
yang
sekaligus
guru
suatu
penjasorkes
rangkaian
tujuan
pembelajaran
direncanakan.
Materi 2
(0%),
aktif
sebanyak
5
orang
kriteria penggolongan aktivitas belajar,
dalam proses pembelajara (b) siswa belum
jadi siswa yang bermasalah sebanyak 26
mau melakukan gerakan dengan kelompok
orang
83,4%.
berdasarkan konsep dan ketentuan dalam
Sedangkan dilihat dari ketuntasan hasil
proses pembelajaran tolak peluru. Mental
belajar tolak peluru siswa yang memenuhi
(a) siswa terkadang lupa dengan materi
kriteria
(KKM)
yang sudah pernah disampaikan, (b) siswa
sebanyak 9 orang (29,3%) dan siswa yang
masih pasif dan belum bisa memecahkan
belum memenuhi KKM sebanyak 22
masalah
orang
rincian
Emosional (a) siswa kurang menaruh
ketuntasan siswa adalah kategori sangat
minat dan bersemangat dalam proses
baik tidak ada (0%), kategori baik 9 orang
pembelajaran tolak peluru. Sedangkan
(29,3%), kategori cukup baik 21 orang
untuk hasil belajar permasalahan yang
(67,74%), kategori kurang 1% dan (3,2%)
dialami siswa adalah: pada aspek kognitif,
kategori sangat kurang tidak ada (0%).
aspek afektif, dan aspek psikomotor. Pada
Jadi
bermasalah
aspek kognitif siswa masih ada yang
sebanyak 22 orang (70,10%). Dengan
belum memahami materi pembelajara
menganalisa data hasil belajar diatas,
tolak peluru (gaya ortodoks dan gaya
maka hasil belajar tolak peluru siswa kelas
o’brien) baik sikap awal, sikap menolak,
VIII
Abang
dan sikap akhir. Pada aspek afektif masih
dikategorikan belum tuntas. Penyebab
ada siswa yang kurang bersemangat,
rendahnya aktivitas dan hasil belajar tolak
kurang menghargai teman selama proses
peluru gaya ortodoks dan gaya o’brien
pembelajaran dan kurang disiplin dalam
yang peneliti temukan dilapangan adalah
menerima
pada aktivitas belajar masalah yang timbul
psikomotor tolak peluru gaya ortodoks,
yaitu: visual (b) siswa masih ada yang
permasalahan yang dialami yaitu: pada
kurang memperhatikan peneliti atau teman
sikap awalan pada bagian (b) siswa belum
saat berdemonstrasi. Lisan (a) siswa masih
melakukan
belum berani mengemukakan pendapat
peluru menempel pada leher, siku tangan
dan memberikan saran dalam berdiskusi
kiri ditekuk berada di depan badan dengan
tentang
Audio
lemas (d) siswa belum melakukan gerakan
(a) siswa kurang mendengarkan penyajian
kaki kanan diluruskan ke depan, dengan
bahan
Metrik
ujung jari kaki menyentuh tanah. Pada
(a) siswa belum mau melakukan gerakan-
sikap menolak permasalahn terletak pada
gerakan berdasarkan konsep dan ketentuan
bagian
dengan
persentase
ketuntasan
(70,10%).
siswa
D
yang
SMP
materi
materi
minimal
Adapun
masih
Negeri
tolak
1
peluru.
pembelajaran.
3
dalam
(a)
proses
pembelajaran.
pembelajaran.
tangan
siswa
kanan
belum
Pada
aspek
memegang
melakukan
gerakan pada waktu akan menolak peluru,
yang perlu dilakukan oleh guru pendidikan
kaki kiri dilontarkan ke arah balok, kaki
jasmani, olahraga dan kesehatan yaitu
kanan bergeser dengan cepat mendekati
dengan menerapkan model pembelajaran
balok, (b) siswa belum melakukan gerakan
kooperatif.
kaki kanan mendarat dengan lutut tetap
Tujuan dari penelitian ini untuk
tertekuk, dan berat badan berada pada kaki
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
bagian
belum
tolak peluru (gaya ortodoks dan gaya
melakukan gerakan tungkai kaki kiri
o’brien) pada siswa kelas VIII D SMP
ditekuk dan kaki kanan diluruskan di ikuti
Negeri
dengan memutar badan ke arah tolakan.
2013/2014.
belakang,
(c)
siswa
Pada sikap akhir pada bagian (a) siswa
1
Abang
Model
Tahun
pelajaran
pembelajaran
kooperatif
belum mampu melakukan gerakan pada
dikenal
saat peluru lepas segera kaki-kaki dengan
berkelompok (Tukiran, dkk. 2011:55).
cepat berganti. Pada tolak peluru gaya
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
o’brien pada sikap awal yaitu: pada bagian
model pembelajaran dimana siswa belajar
(c) siswa belum melakukan gerakan
dan bekerja dalam kelompok-kelompok
tungkai kanan perlahan sehingga badan
kecil yang memiliki tingkat kemampuan
turun merendah, dengan lutut dalam posisi
berbeda.
tertekuk membelakangi arah tolakan. Pada
dengan
Model
pembelajaran
pembelajaran
secara
kooperatif
sikap menolakkan peluru pada bagaian
tipe NHT merupakan salah satu tipe
(c) siswa belum melakukan gerakan
pembelajaran kooperatif yang menekankan
meruskan lutut dengan tolakan yang kuat
pada struktur-struktur khusus dirancang
sambil memutar badan ke arah tolakan.
untuk mempengaruhi pola-pola interaksi
Pada sikap akhiran pada bagian (d) siswa
siswa
belum melakukan gerakan badan bagian
menggunakanan
atas
akademik. Kelebihan model pembelajaran
diturunkan
untuk
menjaga
keseimbangan agar tidak jatuh ke depan.
dan
memiliki
tujuan
penguasaan
untuk tingkat
kooperatif tipe NHT antara lain: (a) situasi
Untuk memecahkan masalah yang
belajar lebih aktif, hidup, bersemangat dan
di hadapi oleh siswa, peneliti akan
berdaya guna, (b) merupakan latihan
menerapkan
berpikir
model
pembelajaran
ilmiah
dalam
menghadapi
kooperatif tipe NHT, karena melihat
masalah, dan (c) menumbuhkan sifat
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
objektif,
saat proses pembelajaran berlangsung,
keberanian serta tanggung jawab dalam
maka salah satu langkah pembelajaran 4
percaya
pada
diri
sendiri,
menghadapi/mengatasi
permasalahan
Waktu penelitian ini dilaksanakan tanggal
(Iru dan Arihi, 2012:59).
06 Agustus dan 13 Agustus 2013 untuk
Tolak peluru merupakan salah satu
siklus I, sedangkan tanggal 20 dan 27
nomor lempar dalam cabang olahraga
Agustus 2013 dilaksanakan penelitian
atletik
siklus II. Penelitian ini dilaksanakan di
yang
dilakukan
dengan
cara
menolakkan peluru dengan kekuatan dan
lapangan Gajah Wea.
kecepatan maksimal. Olahraga ini menguji
Teknik
pengumpulan yaitu
yang
kekuatan atlet untuk menolakkan peluru
digunakan
sejauh mungkin. Disebut tolak peluru
evaluasi oleh dua orang observer dengan
karena atlet harus mendorong, bukan
menggunakan lembar observasi aktivitas
melempar. Peluru harus berbentuk bulat,
belajar siswa, sedangkan untuk hasil
terbuat dari bahan padat (metal). Adapun
belajar ada tiga aspek penilaian yaitu
ukuran dan berat peluru yaitu seberat 7,25
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
kg dengan diameter 110–130 mm untuk
psikomotor. Penilaian kognitif diberikan
putra. Peluru seberat 4 kg dengan diameter
dengan tes kemampuan yang di buat oleh
95–110 mm untuk putri. Siswa SLTP
peneliti,
biasa menggunakan peluru yang beratnya
pengamatan sikap yang di evaluasi oleh 3
antara 3 dan 5 kg. Secara umum cara
evaluator dan penilaian psikomotor di
memegang peluru ada tiga macam (Agung
evaluasi oleh 3 orang evaluator dengan
Parwata, dkk. 2010:54-55).
menggunakan
penilaian
aktivitas
data
afektif
format
belajar
di
merupakan
assesmen
hasil
belajar tolak peluru. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas
adalah statistik deskriptif.
VIII D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan adalah PTK yaitu guru sebagai
Hasil analisis data aktivitas belajar
peneliti (Kanca, I Nyoman, 2010:108)
pada siklus I diperoleh aktivitas belajar
Jumlah subyek penelitian ini yaitu 31
siswa secara klasikal sebesar 7,55 siswa
siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak
yang aktif sebanyak 27 orang (87,09%)
dua siklus dengan tiap siklus terdiri dari 2
sedangkan siswa yang tidak aktif sebanyak
(dua) kali pertemuan pada semester ganjil.
4 orang (12,90%). Adapun rinciannya
Prosedur penelitian ini terdiri dari empat
sebagai berikut: siswa dengan kategori
tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan
sangat aktif tidak ada, siswa dengan
tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
kategori aktif sebanyak 27 orang dengan 5
persentase 87,09%, siswa dengan kategori
secara
cukup aktif sebanyak 4 orang dengan
kategori cukup baik.
persentase 12,90% dan tidak ada siswa
klasikalnya
67,74%
dengan
Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Tolak Peluru Pada Siklus I
dengan kategori kurang aktif serta kategori sangat kurang aktif Tabel 1.1 Data Aktivitas Belajar Tolak Peluru Pada Siklus I
N
Kriteria
o
X 9
1 2
3 4 5
7
X
<9
5
X
<7
3
X
<5
X
Jumlah
Persentase
Kategori
Keterangan
-
-
Sangat Aktif
27 orang
27
87.09%
Aktif
sudah aktif
4
12.90%
Cukup Aktif
Siswa
Rentang Skor
Jumlah Siswa
Persentase
Kategori
Keterangan
1
85-100
-
-
Sangat Baik
21 orang (71.87%)
2
75-84
21
71.87%
Baik
Tuntas
3
65-74
10
32.25%
Cukup
4
55-64
-
-
Kurang
-
-
Sangat Kurang
31
100%
10 orang (32.25%) Tidak Tuntas
5
0-54
(87.09%)
4 orang (12.90%)
-
-
Kurang Aktif
-
-
Sangat Kurang
31
100%
<3
Total
N o
belum aktif
Hasil analisis data aktivitas belajar
Aktif
siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8,29 dengan tingkat keaktifan sudah aktif.
Penelitian hasil belajar tolak peluru
Siswa yang aktif sebanyak 31 orang siswa
pada siklus I, diperoleh data hasil belajar
dengan persentase 100% dan tidak ada
dimana siswa yang tuntas sebanyak 21
siswa yang tidak aktif. Adapun rincian
orang dengan persentase 67,74% dan
kategori aktivitas belajar siswa adalah
siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 orang dengan
persentase
32,25%.
sebagai berikut: siswa dengan kategori
Adapun
sangat aktif sebanyak 7 orang dengan
rincian kategori hasil belajar siswa sebagai
persentase 22,5%, siswa dengan kategori
berikut: siswa dengan kategori sangat baik
aktif sebanyak 24 orang dengan persentase
tidak ada siswa dengan kategori baik
77,41% dan tidak ada siswa dengan
sebanyak 21 orang dengan persentase
kategori cukup aktif, kurang aktif maupun
67,74%, siswa dengan kategori cukup baik
sangat kurang aktif.
sebanyak 10 orang dengan persentase 32,25% dan tidak ada siswa dengan kategori kurang baik maupun kategori sangat kurang baik, dengan persentase
6
Tabel 1.3 Data Aktivitas Belajar Tolak Peluru Siklus II
N o
Kriteria
Jumlah siswa
Persentase
Keterangan
1
X 9
7
22.5%
Sangat Aktif
24
77.41%
Aktif
0
0%
Cukup Aktif
0
0%
Kurang Aktif
0
0%
31
100%
Tabel 1.4 Data Hasil Belajar Tolak Peluru Siklus II
Keterang an
N o
31 siswa sudah aktif
1
Rentang Skor
Jumlah Siswa
Persentase
-
-
Sangat Baik
85-100
2 7
X
<9
5
X
<7
3
4
5
3
X X
Jumlah
<5
<3
Tidak ada siswa yang tidak aktif
2
75-84
27
84.09%
Baik
3
65-74
4
12.90%
Cukup
4
55-64
-
-
Kurang
-
-
31
100%
5
Sangat Kurang Aktif
Kategori
0-54
Sangat Kurang
Keterangan
27 orang (87.09 %) Tuntas
4 orang (12.90 %) Tidak Tuntas
Tabel 1.5 Peningkatan Aktivitas Belajar Tolak Peluru Per Tahap
Penelitian hasil belajar pada siklus II dengan materi tolak peluru diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas sebanyak 27 orang dengan persentase
N o
87,09% dan siswa yang tidak tuntas
1
sebanyak 4 orang dengan persentase
Tahapan
Persentase Aktivitas Belajar
Observasi Awal
5.41
2
Peningkatan Aktivitas Be lajar Keaktifan Siswa
Siklus I ke Siklus II
83.87%
7.55 15.62% Aktif 12.90%
berikut: siswa dengan kategori sangat baik tidak ada, siswa dengan kategori baik
3
sebanyak 27 orang dengan perserntase 87,09%, siswa dengan kategori cukup baik sebanyak 4 orang dengan persentase 12,90% dan tidak ada siswa dengan kategori kurang baik maupun sangat kurang baik. Persentase ketuntasan hasil belajar tolak peluru secara klasikal pada siklus II adalah 87,09% berada pada rentang 85-100 dengan kategori sangat baik dan sudah memperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 70%. 7
Siklus II
8.29
Observasi Awal ke Siklus II
Tidak Aktif
Siklus I
12,90%. Adapun rincian kategori sebagai
Observasi Awal ke Siklus I
Aktif
Tabel 1.6 Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Per Tahap
interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Dengan
N o
1 .
2 .
Tahapan
Observasi Awal
34.4%
Siklus I
67.74%
Ke tuntasan Siswa
Observasi Awal ke Siklus I
Siklus I ke Siklus II
Observasi Awal ke Siklus II
dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik
Tidak Tuntas
dari observasi awal. Pada siklus I aktivitas belajar masih tidak aktif dikarenakan
32.25% Tidak Tuntas
masih ada 4 siswa yang tidak aktif namun
51.61%
3 .
Siklus II
dengan diberikan tindakan pada siklus II
19.35% 87.09%
model
pembelajaran koopertif tipe NHT aktivitas
Peningkatan Hasil Be lajar
Persentase Hasil Belajar
menerapkan
Tuntas
aktivitas belajar meningkat sehingga 31 siswa menjadi aktif. Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus I sebanyak 10 siswa yang tidak
PEMBAHASAN Pada observasi awal yang dilakukan
tuntas namun pada siklus II terjadi
pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1
peningkatan sehingga siswa yang tuntas
Abang diketahui bahwa aktivitas belajar
sebanyak 27 siswa dan hanya 4 siswa yang
kurang aktif secara klasikal dan hasil
tidak tuntas. Pada siklus II ini peneliti
belajar tidak tuntas secara klasikal. Hal ini
memberikan
dikarenakan saat proses pembelajaran
dengan
berlangsung
pada siklus I.
banyak
siswa
tidak
tindakan-tindakan
melihat
NHT
kelemahan-kelemahan
bersemangat dalam melakukan gerakan
Dengan memperhatikan data hasil
dan banyak siswa tidak memperhatikan
belajar pada siklus II dalam hal ini hasil
guru saat menjelaskan materi sehingga
belajar tolak peluru masih terdapat 4 orang
aktivitas dan hasil belajar siswa tidak
siswa yang tidak tuntas. Dari data tersebut
maksimal. Untuk itu peneliti mencoba
terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus
menerapkan model pembelajaran yang
II sebesar 19,35%. Peningkatan ini tidak
inovatif
terlepas
yaitu
model
pembelajaran
dari
implementasi
model
kooperatif tipe NHT. NHT merupakan
pembelajaran kooperatif tipe NHT secara
model
optimal
pembelajaran
yang
Model
dengan
perbaikan-perbaikan
NHT
pembelajaran sesuai dengan kekurangan-
merupakan jenis pembelajaran kooperatif
kekurangan yang terjadi pada setiap siklus
yang dirancang untuk memenuhi pola
sebelumnya.
pembelajaran
kooperatif
Tipe
8
Berdasarkan
hasil
pembahasan
D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran
yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan
2013/2014.
bahwa aktivitas dan hasil belajar tolak
Saran
peneliti
kepada
guru
peluru meningkat melalui implementasi
penjasorkes SMP Negeri 1 Abang agar
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dapat
pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1
pembelajaran kooperatif tipe NHT, karena
Abang tahun pelajaran 2013/2014. Untuk
terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan
itu disarankan kepada guru penjasorkes
hasil belajar tolak peluru.
untuk
berupaya
mengimplementasikan
model
mengimplementasikan
model pembelajaran tipe NHT dalam
DAFTAR RUJUKAN
proses pembelajaran sebagai salah satu
Agung Parwata,dkk. 2010. Pendidikan Atletik. Pendidikan Ganesha.
alternatif untuk meningkatkan aktivitas
Buku Ajar Universitas
dan hasil belajar tolak peluru. Selain itu, Implemetasi
model
Depdiknas. 2006. Pedoman Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Orkes.
pembelajaran
kooperatif tipe NHT ini juga dapat dijadikan
referensi
dan
prinsip
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
fundamental yang bersifat progresif dan konstruksif olahraga
dalam yang
meneliti
lain
terutama
cabang dalam
Iru La dan Arihi safiun. 2012. Pendekatan Metode Stategi dan Model-Model Pembelajaran. DIY: Multi Presindo
peningkatan kualitas proses pembelajaran.
SIMPULAN Kanca I Nyoman, 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Aktivitas
belajar
tolak
peluru
meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Abang tahun pelajaran 2013/2014. Hasil belajar tolak peluru meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII 9
10