perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KREYO KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG
SKRIPSI
Oleh : SUMARTO X4710130
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: Sumarto
NIM
: X4710130
Jurusan/Program Studi
: Penjasorkes
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KREYO KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG “ ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
commit to user ii
Sumarto
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KREYO KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG
Oleh : SUMARTO X4710130
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Sumarto . UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KREYO KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran tolak peluru melalui pendekatan bermain. Ditandai dengan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dan peningkatan hasil tes unjuk kerja atau nilai pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research), penelitian ini terdiri dari dua siklus. pertemuan dalam tiap siklus berjumlah dua kali dan setiap siklus menunjukkan tahapan perkembangan proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi tolak peluru. Subjek penelitian ini adalah siswa SD Negeri 01 Kreyo Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang kelas V Semester II tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 24 siswa, yang terdiri dari 11 siswa putra dan 13 siswa putri. Instrument yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah lembar pengamat, kartu ceria dan tes unjuk kerja siswa. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Dengan hasil siswa dari siklus ke siklus menunjukkan hasil sebagai berikut : (1)Siswa aktif selama pembelajaran 87,5% - 91,67%.(2)Siswa yang aktif selama kegiatan belajar 79,2% - 100%.(3)Siswa yang mampu melakukan kegiatan bermain pembelajaran tolak peluru 79,2%-91,7%.(4)Siswa yang mampu melakukan tes ketrampilan 75% - 100%.(5)Hasil kartu ceria 80,95% - 100 %.(6)Meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar tolak peluru pada kondisi awal pra siklus (67,80), siklus I (71,48) dan pada siklus II menjadi commit to user (80,02) vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Simpulan penelitian ini adalah melalui pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi tolak peluru dapat meningkatkan semangat siswa, antusias siswa, menciptakan suasana kelas dan menunjukan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 01 Kreyo.
Kata kunci : Hasil belajar,tolak peluru,bermain.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan ( TGKH. Muhammad Zainudin )
Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ( Depag RI, 1989:421 )
Pendidikan
merupakan
perlengkapan
paling
baik
untuk
hari
tua.(Aristoteles)
Jadilah orang yang kuat dan cerdas dalam menghadapi hambatan (Penulis)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya yang sederhana ini dipersembahkan kepada : 1. Ibu dan Bapak penulis yang selalu mendoakan. 2. Dosen-dosen pembimbing yang telah memberi arahan kepada penulis. 3. Rekan-rekan guru penjas yang punya perhatian untuk keberhasilan dan kemajuan pendidikan bangsa, khususnya pendidikan jasmani. 4. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta kampus tempat kutimba ilmu untuk kiprah di dunia pendidikan yang penuh edukasi 5. Pembaca yang budiman.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberi kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar sarjana pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi ijin penulisan skripsi.
2.
Drs. Mulyono, M.M. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Kesehatan FKIP UNS.
3.
Waluyo ,S.Pd.M.Or. selaku Ketua Prodi Penjaskesrek JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan persetujuan skripsi.
4.
Drs. Aprilijanto,M.Pd. selaku pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar
5.
Deddy Whinata Kardiyanto , S. Or. M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis.
6.
Bapak dan Ibu dosen JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7.
Bpk Kepala Sekolah SDN 01 Kreyo yang telah memberikan ijin penelitian.
8.
Keluargaku tecinta yang selalu memberikan semangat.
9.
Rekan-rekan PPKHB FKIP angkatan II yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan warna selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.
Siswa-siswiku SDN 01 KREYO yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena user itu, saran, dan kritik commit yang to membangun sangat penulis harapkan. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan Pendidikan di Indonesia pada umumnya, dan Pendidikan Jasmani pada khususnya.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis,
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ...................................................................................................................... i PERNYATAAN ........................................................................................................ii PENGAJUAN SKRIPSI ...........................................................................................iii PERSETUJUAN ........................................................................................................iv PENGESAHAN ........................................................................................................v ABSTRAK ................................................................................................................vi MOTTO ....................................................................................................................viii PERSEMBAHAN .....................................................................................................ix KATA PENGANTAR ...............................................................................................x DAFTAR ISI ..............................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xv DAFTAR TABEL .....................................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xvii BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4 C. Tujuan Penelitian............................................................................................4 D. Manfaat Penelitian..........................................................................................4 BAB II. KAJIAN PUSTAKA PUSTAKA ...............................................................5 A. Kajian Pustaka................................................................................................5 1. Tolak Peluru ................................................................................................5 a. Pengertian Tolak Peluru .........................................................................5 b. Teknik Dasar Tolak Peluru ....................................................................6 c. Tolak Peluru gaya Membelakangi Awalan .............................................6 2. Pembelajaran ...............................................................................................8 a. Konsep Pembelajaran ………………………………………… . . …... 8 b. Hakekat Pembelajaran ……………………………………… . ..….......9 c. Prinsip-Prinsip pembelajaran ……...………………………………......12 commit to user d. Model Pembelajaran ………………………………………….…...…..13 xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Hakekat Pembelajaran Penjas ……….………… …………...…..…….14 f. Strategi Mengajar Pendidikan Jasmani ..................................................15 g. Karakter Pendidikan Jasmani ……………………………………… . ..15 3. Media Pembelajaran Atletik .......................................................................16 a. Pengertian Media Pembelajaran Atletik .................................................16 b. Peran dan Kegunaan Media ....................................................................16 c. Kriteria Pemilihan Media .......................................................................17 4. Hakekat belajar ...........................................................................................17 a. Hakekat belajar gerak .............................................................................17 b. Pengertian belajar ...................................................................................19 c. Ciri khas perilaku belajar .......................................................................20 5. Tinjauan tentang permainan ........................................................................21 a. Teori tentang permainan .........................................................................21 b. Fungsi permainan ...................................................................................22 6. Pembelajaran tolak peluru melalui permainan ............................................24 B. Kerangka Berpikir ..........................................................................................24 BAB III. METODE PENELITIAN .........................................................................27 A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................27 B. Subjek Penelitian ...........................................................................................28 C. Data dan Sumber Data ..................................................................................28 D. Pengumpulan Data ........................................................................................28 E. Uji Validitas Data ...........................................................................................29 F. Analisis Data .................................................................................................29 G. Prosedur Penelitian …………………………………………………………30 1. Rancangan Siklus I ...................................................................................31 2. Rancangan Siklus II ..................................................................................32 a. Uraian Rancangan Siklus I …………………………………………... 34 b. Uraian Rancangan Siklus II …………………………………………..37 H. Indikator Capaian Penelitian ………………………………....……………..40 BAB IV. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................................42 commit to user A. Deskripsi Pratindakan .................................................................................... 42 xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................................................42 1. Siklus 1 ......................................................................................................43 a. Perencanaan Tindakan 1 .......................................................................43 b. Pelaksanaan Tindakan 1........................................................................44 c. Observasi dan Interpretasi ....................................................................47 d. Analisis dan Refleksi ............................................................................51 2. Siklus 2 ......................................................................................................51 a. Perencanaan Tindakan 2 .......................................................................51 b. Pelaksanaan Tindakan 2........................................................................53 c. Observasi dan Interpretasi ....................................................................55 d. Analisis dan Refleksi ............................................................................58 C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ...................................................58 D. Pembahasan .................................................................................................60 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................................62 A. Simpulan.........................................................................................................62 B. Implikasi .........................................................................................................63 C. Saran ...............................................................................................................65 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................66 LAMPIRAN – LAMPIRAN .....................................................................................67
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Teknik yang disajikan …………………………………………………..7 Gambar 2. Teknik yang disajikan …………………………………………………..8 Gambar 3. Kerangka Penelitian …………………………………………………….26 Gambar 4. Jenis permainan 1 yang disajikan .............................................................36 Gambar 5. Jenis permainan 2 yang disajikan ............................................................36 Gambar 6. Jenis permainan 3 yang disajikan ....................... .....................................36 Gambar 7. Jenis permainan 4 yang disajikan ............................................................36 Gambar 8. Uraian teknik tolak peluru .......................................................................38 - Uraian teknik 1 .........................................................................................38 - Uraian teknik 2 .........................................................................................38 - Uraian teknik 3 .........................................................................................38 - Uraian teknik 4 .........................................................................................38 Gambar 9. Jenis permainan 1 yang disajikan .............................................................39 Gambar10 Jenis permainan 2 yang disajikan ............................................................39 Gambar11 Jenis permainan 3 yang disajikan ....................... .....................................40 Gambar12 Jenis permainan 4 yang disajikan ………………………………………40
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Hasil keaktifan siswa saat pemberian materi pembelajaran.....................48 Tabel 4.2. Hasil keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung ...49 Tabel 4.3. Hasil siswa yang mampu melakukan permainan dalam pembelajaran ...49 Tabel 4.4. Hasil siswa yang mampu melakukan tes ketrampilan teknik tolak peluru .......................................................................................................50 Tabel 4.5 Siswa Aktif Selama Pemberian Materi ...................................................56 Tabel 4.6 Siswa Aktif Selama Kegiatan Belajar Mengajar .....................................56 Tabel 4.7 Siswa Yang Mampu Melakukan Gerak Tolak Peluru ............................57 Tabel 4.8 Siswa Yang Mampu Melakukan Tekhnik Tolak Peluru Gaya Membelakangi Awalan ……………………………………… ..............57 Tabel 4.9. Hasil peningkatan kualitas pembelajaran antar siklus ............................58 Tabel 4.10.Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar antar siklus ............59
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP siklus I ..........................................................................................68 Lampiran 2. RPP siklus II .........................................................................................82 Lampiran 3. Kartu ceria ............................................................................................95 Lampiran 4. Rekapitulasi hasil tingkat kepuasan siswa ............................................96 Lampiran 5. Rekapitulasi penilaian siklus I ..............................................................97 Lampiran 6. Rekapitulasi penilaian siklus II .............................................................99 Lampiran 7. Foto pelaksanaan tindakan siklus I ........................................................101 Lampiran 8. Foto pelaksanaan tindakan siklus II.......................................................102 Lampiran 9. Ijin Penelitian ................................................................. .. ...................103 Lampiran 10 Keterangan Penelitian ........................................................................104
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stbilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan Jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Mengenai pendidikan jasmani Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan
sehari-hari
dalam
upaya
meningkatkan
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani rohani peserta didik. Oleh karena itu pendidikan jasmani harus
diutamakan
mengingat
mempunyai
tujuan
yang
penting
dalam
pengembangan pembelajaran. Banyak yang menganggap, kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani. Salah satu masalah paling mendasar dalam pendidikan jasmani hingga dewasa ini adalah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani disekolahsekolah, dan kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani disekolah dasar telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah dasar pada umumnya kurang memadai.
Guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 professional, kurang berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan kemampuan dan keterampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual. Atletik adalah induk dari segala cabang olah raga. nomor – nomor atletik dapat dibagi yaitu : lari, lompat dan lempar. Kemampuan lari, lompat dan lempar sudah dimiliki sejak dahulu dengan tujuan untuk mempertahankan diri dan berburu. Bangsa Asyria Purba dan Babylonia Purba dari Mesopotamia pada tahun 1000 SM
sudah mengenal lempar dan tolak. Untuk nomor lempar di bagi
beberapa cabang yaitu lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil. Tolak peluru diikutsertakan dalam olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perseorangan untuk putra dan putri. Perkembangannya sekarang nomor tolak peluru ini dimasukkan dalam panca lomba. Nomor tolak ini sering di pertandingkan di tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi bahkan tingkat nasional. Tolak peluru merupakan cabang pembelajaran atletik yang pada umumnya kurang di minati oleh siswa. Hal ini terlihat dari kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti pembelajaran tolak peluru. Kurangnya antusias siswa dapat di sebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dari penyajian materi yang kurang variatif, sehingga menyebabkan siswa malas dalam mengikutinya. Pembelajaran tolak peluru hanya dikenalkan sebagian kecil saja. Pembelajaran hanya berorientasi pada tehnik, setelah itu siswa merasa belum memperoleh pembelajaran sehingga dilanjutkan dengan bermain sepakbola. Keadaan semacam ini sering terjadi bilamana pembelajaran secara tehnik sudah selesai sehingga orientasi siswa tidak pada materi yang sedang di pelajari. Faktor yang lain adalah sarana dan prasarana yang kurang memadai, sehingga siswa dalam kelas itu tidak aktif semua dan terlalu lama dalam menunggu giliran. Sarana dan prasarana yang kurang
mendukung
menyebabkan
anak
merasa
pembelajaran terkesan tidak tuntas. commit to user
bosan.
Pada
akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SD N 01 Kreyo kelas V siswa di kelas tersebut masih mengalami kesulitan dalam melakukan tolak peluru. Secara umum, siswa memiliki kemampuan menengah ke bawah, disamping beberapa anak memiliki intelegensi di atas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa anak kelas V tidak memiliki motivasi tinggi terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih tampak beberapa siswa yang ngobrol karena terlalu lama menunggu giliran, malas dalam mengerjakan yang di berikan guru. Hasil observasi yang diperoleh selama observasi awal, rata-rata nilai kelas menunjukkan angka 60 % dari jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah 70. Besar nilai tersebut menjadi bukti bahwa hasil belajar siswa di kelas V belum mencapai ketuntansan nilai 70. Artinya proses pembelajaran belum melibatkan anak secara aktif, guru masih menjadi pusat, kurangnya model pembelajaran, gaya mengajar yang sifatnya monoton dan media pembelajaran yang kurang terpenuhi. Setelah peneliti mengamati hal – hal tersebut, peneliti mencoba pembelajaran dengan metode pendekatan bermain. Bermain ini dapat berbentuk : 1)
Ketrampilan menolak ke arah teman yang berada di depannya, tujuan memberi motivasi untuk mau menolak sekencang – kencangnya.
2)
Ketrampilan menolak bola di arahkan kelingkaran ( simpai ).
3)
Ketrampilan menolak dengan diarahkan pada simpai yang digantungkan lurus ke depan.
4)
Ketrampilan menolak posisi membelakangi arah lemparan di lakukan secara kelompok, tolakan diarahkan ke sasaran yang bernomor. Dengan pembelajaran yang disajikan di atas, peneliti berharap siswadapat termotivasi dan menyenanginya. Berdasarkan pengamatan dan uraian di atas, peneliti bertujuan
mengambil judul yang berkaitan dengan permainan tolak peluru. Judul yang akan peneliti tuliskan adalah “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas V SDN 01 Kreyo Kecamatan Randudongkal commit Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2011/2012” to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 B. Rumusan Masalah Hasil dari Observasi, identifikasi dan pembatasan masalah maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Bagaimanakah penggunaan pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam penjasorkes dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa kelas V SDNegeri 01 Kreyo ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru melalui pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siswa kelas V SDN 01 Kreyo Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang tahun ajaran 2011/2012”.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1. Guru Penjasorkes SD Negeri 01 Kreyo a. Dapat menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan, khususnya untuk meningkatkan minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran tolak pluru b.Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas secara profesional. 2. Siswa SD Negeri 01 Kreyo a.Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain. b.Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. 3. Sekolah Dasar Negei 01 Kreyo Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes di sekolah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori. 1. Tolak Peluru a. Pengertian Tolak Peluru Tolakan adalah suatu gerakan menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut, dan memilikinya daya dorong kemuka yang kuat, perbedaan dengan melempar terletak pada saat melepaskan bendanya, pada menolak pergerakan tidak bergerak dan tenaga di peroleh dari gerakan meluruskan sikut. Banyak yang tidak menyadari, bahwa siswa mendapatkan kesenangan dari menolak peluru ataupun benda yang berbentuk semacam peluru. Tetapi hanya sedikit saja yang akan mendapatkan kesenangan jika gerakan sulit dan benda yang harus dilempar berat. Yang terpenting dalam tolak peluru adalah peluru harus didorong keluar dengan kecepatan maksimal dengan sudut kira-kira 40°. Jadi tekanannya pada kecepatan gerak. Dan karena kaki adalah bagian terkuat dari badan, maka posisi untuk menolak harus menekankan pada kaki. Tolak peluru masuk kategori pada nomor lempar akan tetapi istilah yang dipergunakan bukan lempar peluru, karena berdasarkan cara melepaskan peluru dengan cara didorongkan kedepan atau di tolakkan ke depan.Hudaya (2009) menyatakan ,” Tolak peluru dikenal dengan istilah The Shot Put ,” (hlm.49). Salah satu nomor atletik yang diajarkan kepada siswa kelas V ialah tolak peluru. Hal ini sesuai dengan kurikulum tahun 2007 tentang pembelajaran atletik subbab tolak peluru. Tujuan yang ingin di capai dengan belajar tolak peluru ialah siswa dapat melakukan gerakan dasar tolak peluru dengan baik dan benar serta menghasilkan tolakan yang maksimal. Syarifudin ( 1992 ) Menyatakan,” peluru sendiri adalah suatu bentuk commitTolak to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 gerakan menolak atau mendorong suatu alat yang bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dengan satu tangan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya,” ( hlm .144).
b. Teknik Dasar Tolak Peluru. Dalam pembelajaran tolak peluru guru pendidikan jasmani perlu memberikan suatu penjelasan terlebih dahulu tentang bagaimana melakukan gerakan tolak peluru yang baik dan benar, karen dalam pembelajaran tolak peluru ini diperlukan perhatian khusus tentang keamanan dan keselamatan siswa, mengingat peluru yang digunakan adalah suatu logam yang berat sehingga jika terjadi kesalahan maka akibatnya bisa fatal. Maka guru pendidikan jasmani harus dapat memberiikan pembelajaran dengan sebaik-baiknya dan mampu menjaga keamanan dan keselamatan siswanya. Adapun yang harus dipahami dan dikuasai serta dapat dilakukan dengan benar dalam pembelajaran tolak peluru sebaga berikut : 1). Cara memegang peluru 2). Sikap badan pada waktu akan menolak peluru 3). Cara menolakkan peluru 4). Sikap badan setelah menolakkan peluru Dari pembelajaran yang di berikan nantinya diharapkan siswa dapat melakukan gerakan tolak peluru dengan baik dan benar sehingga diharapkan pula dapat memberiikan hasil pembelajaran yang maksimal. Hasil pembelajaran tolak peluru itu merupakan suatu proses yang menunjukkan kemampuan siswa dalam melakukan dengan teknik yang benar setelah adanya treatment dalam proses pembelajaran yang akhirnya menghasilkan suatu hasil belajar. c. Tolak Peluru Gaya Membelakangi Awalan ( Parry O’Brien ). 1) Cara memegang peluru.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 Untuk pemula, peluru diletakkan di telapak tangan. Para juara meletakkan pada ruas pangkal jari, maksudnya untuk menambah dorongan dan kekuatan jari. 2) Cara mengambil awalan (a) Cara awalan dimulai, berat badan pada kaki kanan (yang sedikit di tekuk), tubuh membungkuk hampir 90° membelakangi awalan, peluru diletakkan di muka bahu.lalu melempar, kaki kiri ke belakang, di barengi dengan menggesernya, kaki kanan kebelakang. (b) Pada saat kaki kanan menyentuh tanah, telapak kaki diputar kekiri, lutut di tekuk “dalam”, tubuh lebih rendah lagi membungkuk, dan kaki kiri diletakkan agak jauh kebelakang, pandangan mata kemuka atas. (c) Selama gerakan ini peluru jangan bergerak.
Gambar 1. Teknik Awalan
3) Cara menolak (a) Dengan meluruskan kaki kanan, hingga berat badan ke kaki kiri. (b) Kaki kiri diluruskan pula, dibarengi dengan putaran bahu kiri ke kiri, dan ayunan tangan kiri yang segera di susul dengan tolakan peluru dengan tangan kanan, ditambah dengan dorongan pergelangan tangan dan jari-jari. (c) Dari permulaan menolak sampai peluru lepas, bahu kiri selalu lebih tinggi dari bahu kanan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
(Dasar-dasar Atletik-Modul 1-6, Drs. Djumidar:12.66-12.67)
Mulai mengambil awalan sampai peluru lepas, gerakan harus secepat-cepatnya dan tidak ada saat berhenti. Karena kuatnya gerakan, biasanya kaki kanan terseret maju, hingga menduduki letak kaki kiri semula. Ini disebut “follow through”.
2. Pembelajaran a. Konsep Pembelajaran Pembelajaran adalah poses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keepercayaan peda peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses intik membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek apektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. Peran guru bukan semata hanya memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberikan fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsp yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan pendidikan. b. Hakekat Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1994:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006:74) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan antara komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbale balik dan saling mempengaruhi antara guru dan peserta didik. Pembelajaran merupakan upaya sistematik dan sistemik untuk memfasilitasi proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat jenis hakekat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek neuro fisiologis. Namun setelah guru berusaha untuk memusatkannya dan menangkap perhatian siswa pada peristiwa pembelajaran maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-angsur berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian proses belajar bisa terjadi dikelas, di lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi sosial cultural melalui media masa. Dalam kontek pendidikan non formal justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat, media masa dan lain-lainnya. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi dikelas dan lingkungan. Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini berarti proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika tujuannya tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak bermakna. Oleh karena itu seorang guru harus menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman mengajar, metode dan bahkan cara mengukur perubahan atau peningkatan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih daripada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.Kompetensi yang harus dimiliki oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 seorang guru, ini sesuai dengan yang dikemukakan Nana Sudjana (2005:19) yaitu : Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan menjadi empat kemampuan yakni : 1) Merencanakan program belajar mengajar. 2) Melaksanakan dan memimpin / mengelola proses belajar mengajar. 3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. 4) Menguasai behan pelajaran dalam pengertian menguasai bedang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya. Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran,
menilai
kemajuan
pembelajaran dan menguasai meteri yang diajarkan. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktifitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan Yuda M.Saputra (2000:4) mengemukakan bahwa : Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi dikelas, dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotifasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajaran dapat tercapai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Hal yang terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa menjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998:51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006:30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya : 1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan 3) Mengembangkan kemampuansosial 4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa 7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi 8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjang hayat Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh
seorang
guru
dalam
commit to user
melaksanakan
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
d. Model Pembelajaran Dalam sebuah situs tentang pembelajaran Huitt (2003), mengemukakan model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya perbedaan keterkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa memiliki berbagai karakter kepribadian, kebiasaankebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi antar individu satu dengan individu lain, maka model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak terpaku hanya pada model tertentu, akan tetapi harus bervariasi. Disamping didasari pertimbangan keragaman siswa, pengembangan berbagai model pembelajaran juga dimaksud untuk menumbuh dan meningkatkan motivasi siswa, agar mereka tidak jenuh dengan proses yang sedang berlangsung. Itulah sebabnya didalam menentukan modelmodel pembelajaran yang akan dikembangkan, guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang siswa-siswanya, keragaman kemampuan, motivasi, minat, karakteristik pribadi lainnya (Mangkuprawira,2008:1). Sebelum mengkaji lebih dalam tentang model-model pembelajaran, ada baiknya kita memahami kerangka Piker Gagne yang menegaskan lima kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga memerlukan berbagai model dan stratergi pembelajaran untuk mencapainya yaitu : 1) Keterampilan intelektual, yakni sejumlah pengetahuan mengenai baca,tulis, hitung sampai kepada pemikiran yang rumit. Kemampuan ini sangat tergantung pada kapasitas intelektua, kecerdasan sosial seseorang dan kesempatan belajar yang tersedia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan cara mengatur cara belajar dan berfikir
seseorang
dalam
arti
yang
seluas-luasnya,
termasuk
kemampuan memecahkan masalah. 3) Informasi verbal, yaitu pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. 4) Keterampilan
motorik,
yaitu
kemampuan
dalam
ketrampilan
menggunakan sesuatu, ketrampilan gerak. 5) Sikap dan nilai, yaitu hasil belajar yang berhubungan dengan sikap, intensitas emosional Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan rasa motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahamipelajaran sehingga memungkinkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Kecermatan guru didalam menentukan model pembelajaran menjadi semakin penting, karena pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks yang didalamnya melibatkan berbagai unsur yang dinamis. e. HakekatPembelajaran Penjas Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaanya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah “pendidikan melalui aktifitas jasmani”. Dengan berpartisipasi dengan aktifitas fisik, siswa dapat menguasai ketrampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan ketrampilan generik serta nilai dan sikap yang positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Memang pada dasarnya program jasmani memiliki kepentingan yang relatif yang sama dengan program pendidikan yang lainnya dalam hal ranah pembelajaran, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama, psikomotor, afektif, dan kognitif. Namun demikian ada satu kekhasan dan keunikan dari program Penjas yang tidak dimiliki oleh program commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah psikomotor yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian ketrampilan geraknya.
F. Strategi Mengajar Pendidikan Jasmani. Efektifitas
pengajaran
sangat
ditentukan
oleh
pendekatan
pengajaran yang dipilih guru atas dasar pengetahuan guru terhadap sifat ketrampilan atau tugas gerak yang dipelajari siswa. Berdasarkan sifat tugas gerak yang ada pendekatan mengajar bisa dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tak langsung. Para ahli sepakat bahwa pengajaran dengan pendekatan langsung akan lebih efektif jika tujuan pengajaran adalah agar siswa mempelajari yang khusus. Dalam hal ini, pengajaran langsung melibatkan : a. Lingkungan yang berorientasi pada tugas gerak tetapi tidak terlalu ketat, dengan berfokus pada tujuan akademis. b. Pemilihan tujuan pengajaran yang jelas, materi pelajaran dan pengamatan kemajuan siswa secara aktif harus benar-benar diperhatikan. c. Kegiatan pembelajaran yang terstruktur. d. Umpan balik yang berorientasi secara akademis.
G. Karakter Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan salah satu meta pelajaran yang ada disekolah dasar. Yang mempelajari dan mengkaji gerak manusia secara interdisipliner. Gerak manusia adalah aktifitas jasmani yang dilakukan commit to kebugaran user secara sadar untuk meningkatkan dan ketrampilan motorik,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 mengembangkan sikap dan perliaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif. Aktifitas jasmani yang dilakukan berupa aktifitas bermain, permainan dan olahraga. 3. Media Pembelajaran Atletik a. Pengertian Media Pembelajaran Atletik Media atau bentuk jamak dari kata medium, merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah, perantara atau pengantar” (arsyad, 2002). Oleh karena itu media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan danri pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan atau alat. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (dalam arsyad 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah bagi siswa merupakan media. Banyak batasan tentang media memberiikan pengertian tentang media sebagai salah satu bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan. Seperti yang dikemukakan Hamalik (1994) “dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan berjalan dengan lancer dan hasil yang maksimal”.
b. Peran dan Kegunaan Media Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut dependent media. Sebagai alat bantu efektifitas media commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunakan alat bantu tersebut, tetapi kalau guru kurang kreatif atau tak banyakn memanfaatkannya siswa tak akan banyak belajar dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai dan kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media belajar dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri disebut independent media.
c. Kriteria Pemilihan Media Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak di capai, maka media tersebut dapat dimanfaatkan. Salah satu kriteria yang dapat dimanfaatkan dalam pemilihan media yaitu sesuai dengan faktor-faktor diatas. Dick dan Carey (1978) menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yaitu : 1)
Ketersediaan sumber
2)
Ketersediaan dana, tenaga dan fasilitas
3)
Keluwesan, kepraktisan dan daya tahan media
4)
Efektifitas media untuk waktu yang panjang.
4. Hakekat Belajar a. Hakekat Belajar Gerak Sebelum kita mengartikan apa itu belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti belajar. Husdarta dan Saputra (2000:2) dalam bukunya “Belajar dan Pembelajaran” menyatakan bahwa belajar itu dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku itu menyangkut aspek pengetahun, ketrampilan dan sikap. Tingkah laku dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu yang dapat diamati dan yang tidak. Tingkah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 laku yang dapat diamati disebut dengan Behavioral Performance, sedangkan yang tidak dapat diamati disebut Behavioral Tendecey. Menurut Skinner dalam Nur Salim dkk (2007:88-89) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi dan penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini di ungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah A process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi penguatan (Reinforcer). Menurut Caplin dalam Nur Salim dkk (2007:89) membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : “…acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience” belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan ke dua “process of acquiring responses as a result of special practice” belajar adalah proses memperoleh respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Menurut Hintzman dalam Nur Salim dkk (2007:89) berpendapat “learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior”. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme. Dalam penjelasan lanjutannya, pakar psikologi itu menambahkan bahwa pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangan memungkinkan untuk diartikan belajar. Sebab, sapmai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organism yang bersangkutan. Mungkin inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan Everyday learning (Nur Salim dkk 2007:89-90). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dari lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses pematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
b. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendaptkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari (Bari Djamarah, 1994:21). Menurut James O. wittaker
belajar dapat
didefiniskan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dan menurut Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006:104). Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Sehingga dilihat dari pengertian prestasi dan belajar tersebut maka dapat diambil kesimpulan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan. Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu : a) Aspek kognitif meliputi perubahan dalam segi penguasaan, pengetahuan dan perkembangan ketrampilan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. b) Aspek afektif meliputi perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 c) Aspek Psikomotor meliputi perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik. (Daradjat, 1995:197) prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar mengajar disekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian semester, kemudian dituangkan dalam nilai raport. Nilai tersebut merupakan nilai yang dapat dijadikan acuanberhasil tidaknya siswa belajar serta dijadikan acuan berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Penilaian prestasi siswa dicantumkan dalam raport bisa berbentuk angka juga berbentuk huruf. Prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu yang telah dipelajarinya, akan tetapi juga keberhasilan sebagai indicator kualitas institusi pendidikan ditempat dia belajar.
c. Ciri Khas Perilaku Belajar Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karakteristik perilaku belajar dalam beberapa pustaka rujukan, antara lain Psikologi Pendidikan oleh Surya (1982) disebut juga sebagai prisnsip belajar. Diantara ciri perubahan yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah : 1) Perubahan itu Intensional : perubahan yang terjadi dalam prose belajar ialah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan sadar atau bukan kebetulan. Karakter ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan terhadap sesuatu, ketrampilan. 2) Perubahan itu positif dan aktif : perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, berguna, sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa commit to user merupakan penambahan, yakni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 diperolehnya sesuatu yang baru yang lebih baik dari apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya, seperti karena proses kematangan, akan tetapi karena proses itu sendiri. 3) Perubahan itu efektif dan fungsional : perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif yakni berguna. Perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, manfaat tertentu bagi peserta didik. Selain itu perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan,
perubahan
tersebut
dapat
direproduksi
dn
dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan memberi manfaat yang luas (misalnya ketika siswa menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya).
5. Tinjauan Tentang Permainan. a. Teori Permainan. Pendekatan
permainan
adalah
suatu
proses
penyampaian
pengajaran dalam bentuk bermain tanpa mengabaikan materi inti. Permainan yang dimaksud adalah permainan kecil yang materinya disesuaikan dengan standar kompetensi kurikulum. Permainan kecil ini dapat digunakan untuk mengajar atletik, senam dan cabang olahraga lainnya yang hubungannya dengan pendidikan jasmani. Menurut (Soetoto Pontjopoetro, dkk : 2007) teori-teori dalam bermain yang dikemukakan para ahli diantaranya : 1) Teori kelebihan tenaga dari Hebert Spencer isinya mengatakan tenaga berlebihan yang ada pada anak menuntut jalan keluar dan dapat disalurkan dalam permainan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 2) Teori Rekreasi dari Scaller dan Lazarus mengungkapkan bahwa permainan itu adalah keasikan yang bukan dalam bentuk bekerja dan bermaksud untuk bersenang-senang dan beristirahat. 3) Teori Atavisme dari Stanley Hall menerangkan bahwa permainan anak itu adalah ulangan dari kehidupan nenek moyangnya. Teori ini boleh dikatakan sesuai dengan pendapat Hayckel yang menetapkan bahwa menurut Hokum dasar biogenis tiap-tiap anak itu mengulangi perbuatan nenek moyangnya. 4) Teori persiapan / latihan dari Groos isinya memandang bermain sebagai bentuk latihan manusia belum dewasa untuk menyiapkan fungsi bagi keperluan hidup. 5) Teori dari Katarsis dari Ariestoteles memandang bermain itu sebagai saluran untuk menyalurkan segala emosi yang tertahan dan menyalurkan emosi yang tidak dapat dinyatakan kearah yang baik. 6) Teori Fantasi dari Claparade, anak itu bermain karena dalam kehidupannya sehari-hari tidak dapat kepuasan, sehingga ia melarikan diri kedalam fantasi di dalam permainannya, tempat ia dapat melaksanakan segala kehendak dan kemauannya, menjadi raja berkuasa dan sebagainya. 7) Teori Relaksasi dari Patrick bermain adalah cara untuk melepaskan diri dari segala beban kehidupan dan segala macam paksaan. Bermain menimbulkan kepuasan, menghilangkan ketegangan dan tekanan yang ada pada diri pribadi. Dari beberapa teori diatas maka dalam pendidikan jasmani untuk anak harus lebih menekankan kepada aspek permainan daripada teknik cabang olahraganya karena bermain adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia pada umumnya dan siswa khususnya. b. Fungsi Permainan. Menurut Andang Ismail dalam bukunya Education Games, menyatakan fungsi permainan edukatif adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 1) Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran bermain sambil belajar 2) Merangsang pengembangan daya pikir, dan daya cipta dan bahasa agar dapat menumbuhkan sikap, mental, serta akhlak yang baik 3) Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberiikan rasa aman dan menyenangkan 4) Meningkatkan kualitas pembelajaran anak Bermain memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak pada hampir semua bidang perkembangan fisik-motorik, bahasa, intilektual, moral, sosial, maupun emosional. a) Kemampuan Motorik Berbagai
penelitian
menunjukan
bahwa
bermain
memungkinkan anak bergerak secara bebas sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan motoriknya. Pada saat bermain anak berlatih menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi suatu keseimbangan. b) Kemampuan Kognitif Menurut Piaget, anak belajar memahami pengetahuan dengan berinteraksi melalui obyek yang ada di sekitarnya. Bermain
memberiikan
kesempatan
kepada
anak
untuk
berinteraksi dengan obyek. 5) Kemampuan Aktif. Setiap permainan memiliki aturan. Aturan akan diperkenalkan oleh teman bermain sedikit demi sedikit, tahap demi tahap sampai setiap anak memahami aturan bermain. Oleh karena itu, bermain akan melatih anak menyadari adanya aturan dan pentingnya memahami aturan. Hal itu merupakan tahap awal dari perkembangan moral (afeksi). 6) Kemampuan Bahasa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Pada saat bermain anak dapat menggunakan bahasa, baik untuk
berkomunikasi
bersama
temannya
maupun
sekedar
menyatakan pikirannya (thinking alound). 7) Kemampuan Sosial Pada saat bermain anak berinteraksi dengan yang lain. Interaksi tersebut mengajarkan anak cara merespon, memberii dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku anak lain.
6. Pembelajaran tolak peluru melalui permainan. Pembelajaran tolak peluru dibagi beberapa tahapan, tahapan dalam tolak peluru dapat memudahkan siswa dalam menyerap materi (tolak peluru). Tahapn tolak peluru ini dari gerakan yang sederhana kegerakan yang kompleks. Langkah-langkah tolak peluru pertama tolakan kedepan lurus. Untuk lebih memotivasi siswa dalam melaksanakan tiap tahapan dalam tolak peluru pembelajaran tolak peluru ditambahkan unsur bermain. Bermain dalam hal ini permainan yang mengarah ke materi (tolak peluru). Tujuan dari permainan ini diharapkan meningkatkan sikap mental dan juga kemampuan jasmani. Sikap mental dalam hal ini memiliki rasa percaya diri, keberanian, rasa kebersamaan dan meningkatkan semangat dalam mengikuti pembelajaran.
B. Kerangka Berfikir Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah kurangnya sarana atau peran aktif siswa pada kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran dan alat Bantu pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Penggunaan model yang nyata dapat diamati dan dipegang secara langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah penggunaan model pendekatan bermain dengan menggunakan media bantu bola plastik agar memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan seperti, melihat, menyentuh, merasakan, melalui modifikasi alat bantu tersebut. Penggunaan modifikasi dalam tindakan tiap siklusnya disesuaikan dengan materi pembelajaran . Secara garis besar modifikasi yang digunakan antara lain yang berupa model pendekatan bermain dan alat bantu bola plastik sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan gerakan dasar tolak peluru pada siswa. Proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah dapat berjalan dengan efektif dan optimal tergantung dari beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain dari guru, fasilitas dan metode mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan bermain sebagai metode pembelajaran. Permainan dapat menjadi pendekatan materi pembelajaran, ini karena permainan dapat membuat siswa senang, tertarik terhadap materi, dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran serta melalui pendekatan bermain siswa secara tidak langsung belajar teknik yang akan dilaksanakan dalam materi pembelajaran. Pendekatan bermain dalam tolak peluru diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran, dengan suasana seperti ini tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan mudah. Penelitian
ini
memfokuskan
pada
pendekatan
bermain
untuk
meningkatkan hasil pembelajaran Tolak Peluru pada siswa kelas V SD Negeri 01 Kreyo Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 20112012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 digambarkan seperti gambar berikut
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru Kurang Kreatif dan inovatif dalam
Menerapkan model pembelajaran dengan
Melalui pendekatan bermain dan penggunaan alat bantu peluru bola platik, dapat meningkatkan hasil pembelajaran tolak peluru siswa
Gambar 1. Kerangka Penelitian (Agus Kristyanto, 2010 : 134)
commit to user
a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pelajaran penjas. b. Tingkat kesegaran jasmani rendah c. Dan yang paling
Siklus I : Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan teknik dasar tolak peluru gaya membelakangi
Siklus II : upaya perbaikan dari siklus I sehingga bisa meningkatkan hasil pembelajaran tolak peluru gaya membelakangi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SD Negeri 01 Kreyo, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang. 2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan dari tanggal 20 April – 31 Mei 2012 No
Tahun 2012
Kegiatan April
1.
2.
Juni
Juli
Agustus
Persiapan a. Observasi
V
b. Identifikasi masalah
V
c. Penentuan tindakan
V
d. Pengajuan judul
V
e. Penyusunan proposal
V
f. Pengajuan ijin penelitian
V
Pelaksanaan Pengumpulan data penelitian
3.
Mei
V
V
Penyusunan laporan a. Penulisan laporan
V
b. Ujian skripsi
V V
c. Revisi skripsi d. Penggandaan skripsi
commit to user
V
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Kreyo, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang.
C. Data dan Sumber Data 1. Data yang paling yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Pengumpulan data dari berbagai macam sumber antara lain : a. Nara Sumber terdiri dari guru dan peserta didik kelas V SD Negeri 01 Kreyo , Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang. b. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran. c. Tes hasil belajar. 2. Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : a. Siswa, untuk mendapatkan tentang tolak peluru dengan penerapan belajar pendekatan bermain pada siswa kelas V SDN 01 Kreyo b. Guru, sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan belajar tolak peluru dengan pendekatan bermain siswa kelas V SDN 01 Kreyo
D. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari tes dan observasi. 1. Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil tolak peluru dengan pendekatan bermain yang dilakukan siswa. 2. Observasi, sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar melalui penerapan pendekatan bermain (bermain bola tenis berpasangan, menolak bola dengan mengarah ke simpai, menolak bola sejauh-jauhnya). Sedangkan alat yang digunakan adalah sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 No
Sumber Data
Jenis Data
Teknik Pengumpulan
Tes ketrampilan
Hasil tolak peluru 1
Siswa
dengan pendekatan
Instrumen
Tes praktek
bermain
tolak peluru dengan pendekatan bermain.
Kemampuan 2
Siswa
melakukan
Praktek dan
Melalui lembar
rangkaian gerak
unjuk kerja
observasi
tolak peluru
E.Uji Validitas Data Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pernyataan melalui angket, dan pengamatan langsung oleh guru lain sebagai kolaborator adalah sebagai berikut: Apabila hasil pernyataan pada siklus pertama terdapat lebih dari 80 % siswa merasa setuju. Kemudian dilanjutkan siklus ke 2 melalui angket terdapat lebih dari 90 % jawaban yang menyatakan setuju. Dan dari pengamatan kolaborator menyatakan bernilai baik , maka dapat disimpulkan bahwa dengan media bola plastic dapat meningkatkan hasil pembelajaran tolak peluru gaya membelakangi.
F.Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK di analisis secara deskriptif menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran. 1. Hasil ketrampilan tolak peluru dengan menganalisa nilai rata-rata tes. Kemudian di kategorikan dalam klasifikasi skor yang telah di tentukan. 2. Kemampuan melakukan gerakan ketrampilan tolak peluru dengan menganalisis rangkaian gerakan tolak peluru. Kemudian dikategorikan dan di klasifikasi skor yang telah ditentukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 G.Prosedur Penelitian Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian yaitu PTK. Langkah selanjutnya menentukan banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Peneliti akan melaksanakan tindakan secara terus menerus dan tindakan akan dilaksanakan dalam siklus. Adapun langkah – langkah PTK secara prosedurnya adalah dilakukan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen, dengan tim lain) bekerjasama mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Untuk kemudian rencana pendekatan bermain, koreksi atau penyempurnaan pada siklus kedua. Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan sebagai berikut : 1. Tahap persiapan / perencanaan. 2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat. 3. Tahap pengumpulan data dan treatment. a. Hasil belajar siswa b. Kepuasan siswa c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran d. Alat bantu pendidikan (Pendekatan Pembelajaran) e. Semangat dan keaktifan siswa 4. Tahap analisis data 5. Tahap penyusunan laporan SKEMA Perencanaan 1 Refleksi
SIKLUS I
PENDEKATAN
Pengamatan Perencanaan 2 Refleksi
SIKLUS II Pengamatan PENILAIAN AKHIR
commit to user
TINDAKAN LANJUTAN Tes akhir
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Dari skema diatas, peneliti mendeskripsikan (siklus) penelitian, bahwa secara umum penelitian di awali dengan perencanaan dan di akhiri dengan tercapainya atau tidak tercapainya indikator.
1. Rancangan siklus I a. Tahap perencanaan Tahap ini peneliti dan guru menyusun scenario pembelajaran terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar penjasorkes. 2) Membuat rencana pembelajaran yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran tolak peluru gaya membelakangi awalan. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK. 4) Menyusun media untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi. b. Tahap pelaksanaan Pada
tahap
ini
kegiatan
dilakukan
melaksanakan
proses
pembelajaran dilapangan dengan langkah sebagai berikut: 1) Menjelaskan
kegiatan
belajar
mengajar
tolak
peluru
gaya
membelakangi awalan. 2) Melakukan pemanasan. 3) Membentuk kelompok. 4) Melakukan latihan teknik dasar tolak peluru gaya membelakangi awalan yaitu : - Cara melakukan memegang peluru dengan media bantu. c. Cara melakukan awalan melalui penerapan alat bantu. d. Cara melakukan tolakan tolak peluru melalu penerapan alat bantu. e. Gerak lanjutan. 5) Menarik kesimpulan 6) Penilaian dilaksanakancommit selamatoproses user pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 7) Pendinginan. c. Pengamatan tindakan Pengamatan dilakukan terhadap 1. Hasil ketrampilan tolak peluru gaya membelakangi awalan. 2. Rangkaian gerakan tolak peluru gaya membelakangi awalan 3. Aktifitas siswa selama pembelajaran d. Tahap evaluasi (refleksi) Merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian terhadap refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan.
2. Rancangan siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, interprestasi analisis dan refleksi juga mengacu pada siklus sebelumnya.
a. Tahap perencanaan Tahap ini peneliti dan guru menyusun scenario pembelajaran terdiri dari: 1) Tim
peneliti
melakukan
analisis
kurikulum
untuk
mengetahui kompetensi dasar penjasorkes. 2) Membuat rencana pembelajaran yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran tolak peluru gaya membelakangi awalan. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK. 4) Menyusun media untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 b. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini kegiatan dilakukan melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar tolak peluru gaya membelakangi awalan. 2) Melakukan pemanasan. 3) Membentuk kelompok. 4) Melakukan latihan teknik dasar tolak peluru gaya membelakangi awalan yaitu : o Cara melakukan memegang peluru dengan media bantu. o Cara melakukan awalan melalui penerapan alat bantu. o Cara melakukan tolakan tolak peluru melalu penerapan alat bantu. o Gerak lanjutan. 5) Menarik kesimpulan 6) Penilaian
dilaksanakan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. 7) Pendinginan. c. Pengamatan tindakan Pengamatan dilakukan terhadap 1) Hasil ketrampilan tolak peluru gaya membelakangi awalan. 2) Rangkaian gerakan tolak peluru gaya membelakangi awalan 3) Aktifitas siswa selama pembelajaran d. Tahap evaluasi (refleksi) Merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian terhadap refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 1. Uraian Rancangan Siklus I a. Perencanaan Tahap
ini
peneliti
dan
guru
menyusun
scenario
pembelajaran, peneliti
melakukan
analisis
kurikulum
untuk
mengetahui
kompetensi dasar penjasorkes,membuat rencana pembelajaran tolak peluru, menyusun instrument yang digunakan dalam siklus dan menyusun media pengajaran serta menyusun alat evaluasi.
b. Pelaksanaan 1) .Pemanasan Dalam kegiatan pemanasan dibuat dalam bentuk – bentuk permainan yang menyenangkan. Contoh, “Permainan ” Formasi Bangun Datar ” Siswa melakukan jalan, lari pelan melingkar kemudian mendengarkan instruksi dari
secara berurutan,
guru. Apabila guru
mengacungkan 3 jari, maka siswa mencari teman untuk membentuk formasi segitiga, apabila mengacungkan 4 jari, maka siswa berusaha mencari teman untuk membentuk formasi segi empat, dan apabila guru mengacungkan 5 jari, maka siswa harus membentuk formasi segi lima. Siswa yang tidak dapat pasangan/ tidak mendapatkan kelompok dalam formasi tersebut akan di beri sanksi melompat, lompat di tempat sebanyak 4 kali sambil tertawa keras.
2). Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini siswa melakukan kegiatan yang berorientasi kepada cara memegang peluru dengan alat yang dimodifikasi, cara menolak dengan tolakan bebas, tehnik tolakan yang baik. Atau di commit beri pembelajaran dengan cara yang lain contoh, to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 melempar bola yang diarahkan ke lingkaran simpai yang digantung. Supaya ada variasi lain maka kita kembangkan dengan jenis permainan media lain. Prasarana
: lapangan luas
Sarana
: peluru yang dimodifikasi, bendera kecil, tali rafia., simpai bambu,
Langkah pertama : - Siswa di bariskan menjadi 4 sap. - Baris 1 maju, latihan menolak atau mendorong dengan tangan Kanan, posisi berdiri di bantu dengan gerakan kaki melangkah.. - Baris 2 sampai baris 4 melaksanakan hal yang sama dilakukan oleh baris 1. - Baris 1 melakukan jenis permainan menolak bola ke arah teman yang berada di depannya - Baris 2 sampai baris 4 melaksanakan hal yang sama yang dilakukan oleh baris 1. - Baris 1 melakukan jenis permainan dengan menolakkan bola yang di arahkan ke lingkaran ( simpai ). - Baris 2 sampai baris 4 melaksanakan hal yang sama yang dilakukan oleh baris 1. - Baris 1 melakukan jenis permainan dengan menolakkan bola yang di arahkan ke lingkaran simpai yang di gantung di depan - Baris 2 sampai baris 4 melaksanakan hal yang sama yang dilakukan oleh baris 1. - Baris 1 melakukan jenis permainan menolak dengan cara memasukkan bola ke sasaran yang bernomor. - Baris 2 sampai baris 4 melaksanakan hal yang sama yang dilakukan oleh baris 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Jenis Permainan 1 Yang Disajikan
Jenis Permainan 2 Yang Disajikan
Jenis Permainan 3 Yang Disajikan
Jenis Permainan 4 Yang Disajikan
3). Kegiatan Akhir Dalam
kegiatan
akhir,
setelah
penenangan
diadakann evaluasi, sekaligus pemberian motivasi kepada siswa yang belum maksimal dalam beraktifitas.
c. Pengamatan tindakan 1) Mengamati proses pembelajaran 2) Pengisian lembar observasi 3) Mendokumentasi pembelajaran 4) Angket kartu ceria to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
d. Refleksi Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukan dari teman guru penjas yang bersangkutan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini untuk menilai tindakan yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas dengan cara berdiskusi tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.
2. Uraian Rancangan Siklus II Dalam siklus II peneliti melaksanakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan yaitu kegiatan bermain. a. Perencanaan Tahap ini peneliti dan guru menyusun scenario pembelajaran, peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar penjasorkes,membuat rencana pembelajaran tolak peluru, menyusun instrument yang digunakan dalam siklus dan menyusun media pengajaran serta menyusun alat evaluasi.
b.Pelaksanaan a) Pemanasan Dalam kegiatan pemanasan dibuat dalam bentuk – bentuk permainan yang menyenangkan. Contoh, “ permainan bola kecil “ yaitu tolak / lempar tangkap bola keatas sambil berjalan dengan cara kompetisi, anak di bagi dalam 4 (empat) kelompok. Baris I, anak melakukan tolakan bola keatas sambil berjalan kemudian di tangkap kembali, diikuti baris 2 dan sampai baris 4. Kegiatan seperti ini dilakukan berulang-ulang dengan di pimpin oleh guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
b) Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini siswa melakukan kegiatan yang berorientasi kepada cara memegang peluru dengan alat yang dimodifikasi, cara menolak dengan tolakan bebas, tehnik tolakan yang baik. Atau di beri pembelajaran dengan cara yang lain contoh, melempar bola yang diarahkan ke lingkaran simpai yang digantung. Supaya ada variasi lain maka kita kembangkan dengan jenis permainan media lain. Prasarana
: lapangan / halaman luas
Sarana
: bola tenis, peluru bola plastik, bendera kecil, tali rafia , simpai bambu
Uraian teknik tolak peluru
Teknik ke 1
Teknik ke 2
Teknik ke 3
Teknik ke 4 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Langkah pertama : - Siswa di bariskan menjadi 4 sap. - Baris 1 maju, latihan memegang, awalan dan menolak peluru dengan media bola tenis. . - Baris 2 sampai baris 4melaksanakan hal yang sama dilakukan oleh baris 1. - Baris 1 melakukan jenis permainan menolak bola ke arah teman yang berada di depannya, tujuannya memberi motivasi agar mau menolak sekencang – kencangnya. - Baris 2 sampai baris 4 melaksanakan hal yang sama yang dilakukan oleh baris 1. - Baris 1 melakukan jenis permainan dengan menolakkan bola plastik yang di arahkan ke lingkaran simpai yang di gantung didepan . - Baris 2 sampai baris 4 melaksanakan hal yang sama yang dilakukan oleh baris 1. - Baris
1
melakukan
jenis
permainan
menolak
dengan
cara
memasukkan bola plastik ke sasaran simpai yang bernomor - Baris 2 sampai baris 4 melaksanakan hal yang sama yang dilakukan oleh baris 1.
Jenis Permainan 1 Yang Disajikan
Jenis Permainan 2 Yang Disajikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Jenis Permainan 3 Yang Disajikan
Jenis Permainan 4 Yang Disajikan
c).Kegiatan Akhir Dalam kegiatan akhir, setelah penenangan diadakann evaluasi, sekaligus pemberian motivasi kepada siswa yang belum maksimal dalam beraktifitas.
B. Observasi - Mengamati prossies pembelajaran - Pengisian lembar observasi - Mendokumentasi pembelajaran - Penilaian - Angket kartu ceria
d. Refleksi Refleksi pada siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II, apakah ada peningkatan partisipasi dan hasil siswa atau tidak. Jika belum ada maka siklus dapat diulang kembali. Jika ada peningkatan baik dari proses maupun hasil maka siklus dapat dihentikan.
H. Indikator Capaian Penelitian 1. Melakukan teknik dasar memegang pluru 2. Melakukan teknik dasar awalan menolak peluru 3. Melakukan teknik dasar gerakan commit menolak to user peluru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 4. Melakukan rangkaian gerakan dasar tolak peluru gaya membelakangi 5. Menyebutkan tehnik dasar tolak pluru 6. Menumbuhkandan membina nilai-nilai disiplin,semangat,sportifitas, Percaya diri dan kejujuran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A . Deskripsi Pratindakan Sebelum
melakukan
proses
penelitian,
terlebih
dahulu
peneliti
melakukan pratindakan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada dilapangan. Hasil dari kegiatan pratindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Terbatasnya sarana dan prasarana penjas. Terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran penjas. Hal ini terbukti dengan sedikitnya alat olahraga yang dimiliki sekolah untuk pembelajaran penjas. 2. Guru kurang kreatif dalam memodifikasi alat untuk pembelajaran penjas. Hal tersebut dapat dilihat bahwa selama ini pembelajaran penjas dilakukan guru hanya dengan alat seadanya, padahal sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sangat sedikit, sehingga pada waktu pembelajaran banyak siswa yang menganggur. 3. .Guru kesulitan dalam menemukan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa. Dalam setiap pembelajaran penjas siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan antusias. Siswa merasa bosan dan tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada pelajaran karena model pembelajaran yang disajikan monoton. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberiikan pendekatan secara langsung dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Namun cara ini belum mampu membangkitkan minat siswa.
A. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri 4 tahap yaitu : Perencanaan , Pelaksanaan tindakan, Observasi dan Refleksi . commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 1. Siklus I a. Perencanaan Tindakan I Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu 16 Mei 2012 di SD Negeri 01 Kreyo, Kecamatan Randudongkal. Peneliti (sekaligus sebagai guru penjas), dan rekan guru yang lain mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 2x pertemuan yakni hari Rabu 16 Mei 2012 . Pada tahap sebelumnya, hari Senin 14 Mei 2012 guru bersama peneliti mengukur kemampuan gerak dasar tolak peluru sebagai tes awal. Berdasar hasil pengukuran tersebut guru bersama peneliti merencanakan tindakan I, kegiatan tersebut sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru merancang scenario pembelajaran dengan pendekatan bermain untuk meningkatkan kemampuan gerak tolak peluru, yaitu dengan langkah sebagai berikut : a) Peneliti menjelaskan materi tolak peluru dengan gaya membelakangi awalan. b) Peneliti memberii contoh gerak tolak peluru dalam bentuk bermain kepada siswa. c) Peneliti dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan. 2) Peneliti dan guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi pokok tolak peluru gaya membelakangi awalan. 3) Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam pembelajaran tolak peluru. Media tersebut dibuat dari plastic (bola plastik), simpai dari bambu, peluru yang dimodifikasi dari bola pelastik. 4) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian, yaitu berupa tes dan non tes. Instrument tes dinilai dari hasil tolak peluru (gaya membelakangi awalan), sedangkan instrument non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi commit toyang userdilakukan oleh peneliti dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan ini direncanakan berlangsung selama 2x pertemuan yaitu hari Rabu 16 Mei 2012 dan 31 Mei 2012, di halaman SDN 01 Kreyo. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2x35 menit. Sesuai dengan skenario pembelajaran pada siklus I ini, pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan sekaligus melakukan observasi yang dibantu oleh guru mitra. Materi pelaksanaan tindakan I pada pertemuan I 16 Mei 2012 adalah model pembelajaran bermain yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan pada gerak tolak peluru. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut : 1) Pendahuluan yaitu siswa dibariskan 2 sap, guru memimpin berdoa, dilakukan presensi dengan mengabsen siswa satu persatu, siswa hadir semua. Setelah absensi guru menjelaskan materi tolak peluru gaya membelakangi awalan. Penjelasan diawali dengan cara memegang peluru, cara menolakkan peluru, dan gerak lanjutan yang benar. Siswa sebagian besar memperhatikan guru, tetapi ada siswa yang ngobrol sendiri. Kegiatan berikutnya adalah siswa saling berhadapan dengan bergandengan
tangan
untuk
membentuk
lingkaran
untuk
melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru, guru memberi contoh dan mengoreksi siswa yang gerakannya salah, menegur siswa yang tidak serius dalam melakukan pemanasan. Pemanasan berupa Permainan Membentuk Bangun datar. Waktu yang diperlukan kurang lebih 15 menit. 2) Kegiatan inti, waktu yang digunakan dalam kegiatan ini kurang lebih 50 menit. Kegiatan inti ini terdiri games (bermain), pengenalan pelurucommit dan teknik memegang peluru. Waktu bermain to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 ini kurang lebih 15 menit. Adapun permainan yang disajikan adalah latihan menolak peluru dengan bola plastik yang ditolakkan kepada simpai yang berada ditanah, agar bola tersebut dapat masuk ke simpai. Pelaksanaan tolak ini dimulai dari sap 1 – sap terakhir. Sikap awal siswa masih menghadap lurus ke depan, dan menolakkan bola plastic pada sasaran simpai yang digantung. Siswa harus berusaha memasukkan bola pada simpai tersebut. Permainan ini adalah bentuk permainan ke dua. Tangan kanan memegang bola tangan kiri lurus kedepan, kaki kanan/kiri berada didepan ditolakkan ke atas depan lurus. Setelah siswa melakukan pindah ke baris belakang. Dalam proses ini siswa masih banyak melakukan kesalahan. Games yang ke dua ini, siswa harus dapat memasukkan bola ke simpai yang digantung dengan cara kompetisi, yang dapat memasukkan mendapat nilai tambah. Sehingga siswa merasa tertantang untuk melakukannya. Games yang ke tiga siswa berusaha memasukkan bola ke simpai yang terletak di tanah yang ditengah garis diberi nomor, contoh 3,4,5,6 dst. Dalam permainan ini siswa lebih tertantang lagi untuk dapat menolakkan bola pada simpai yang ada nomornya. Cara menolaknya
sudah
mendekati
teknik
menolak
dengan
membelakangi awalan. Dilakukan dari sap pertama sampai sap terakhir. Siswa sudah mulai tertantang dan senang melakukan games ini. Walaupun ada beberapa siswa yang suka berbincang sendiri. Pembelajaran selanjutnya adalah gerak teknik, gerakan teknik ini terdiri dari 3 tahap : a) Teknik memegang peluru. b) Cara menolak peluru dengan membelakangi awalan. c) Gerak lanjutan pada tolak peluru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Teknik pertama guru menjelaskan kembali cara memegang peluru dan tindak keamanan. Tindakan keamanan ini guru menekankan kepada siswa agar tidak bercanda dalam membawa peluru. Selanjutnya guru meminta siswa mempraktekkan cara memegang peluru dengan baik dan benar. Siswa dibagi 6 sap, dalam melakukan gerakan bergantian dari baris I kemudian ke baris berikutnya. Teknik selanjutnya, menolak dari posisi membelakangi awalan. Gerak awal posisi badan membelakangi awalan dengan siku melancip dan tangan memegang peluru di bawah telinga (tanpa alat). Kegiatan ini dilakukan secara klasikal. Guru mengoreksi dari sap 1 berurutan sampai sap terakhir. Gerak berikutnya adalah memutar badan dengan pandangan ke depan lurus, tangan di tolakkan ke atas, kaki tidak melebihi garis batas. Mayoritas siswa belum sempurna dalam melakukan gerak teknik mulai tahap pertama, kedua dan selanjuntnya. Siswa kebanyakan masih melempar bukan menolak. Gerak selanjutnya siswa mempraktekkan teknik tolak peluru dengan mengenalkan alat yang sebenarnya. Guru memberii contoh seperti pada uraian diatas, kemudian ditirukan oleh siswa dari sap 1-sap terakhir. Kegiatan teknik ini memakan waktu kurang lebih 35 menit. Dalam mempraktekkan gerakan awalnya siswa kesulitan setelah diulangulang kesalahan siswa mulai berkurang. Guru menegur siswa yang gerakannya kurang sempurna dengan memberiikan contoh gerakan yang betul. 3) Kegiatan akhir, siswa dibariskan melingkar dan duduk , melakukan gerakan refleksi dan pijatan kepada teman yang berada didepan secara bergantian. siswa melakukan dengan disiplin, teliti dan penuh tanggung jawab. Guru memberi evaluasi dan koreksi serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 memuji siswa yang melakukan tolakan dengan benar, pembelajaran ditutup dengan doa. Siswa dibubarkan .
c. Observasi. Penelitian ini proses pembelajaran dengan pendekatan bermain mempunyai tujuan untuk meningkatkan gerakdasar dengan benar. Pada pertemuan pertama Rabu 16 Mei 2012 selama 2x 35 menit, peneliti mengajarkan jenis bermain dan teknik tolak peluru gaya membelakangi awalan. Yaitu menolakkan bola tenis ke simpai yang digantung , menolakkan bola pada simpai yang bernomor dan teknik menolak dengan gaya membelakangi awalan yaitu memegang peluru menolak dan gerak lanjutan pada tolak peluru. Siswa diminta untuk melakukan gerak seperti diatas, pada pertemuan berikutnya yaitu Kamis 31 mei 2012 (waktu 2x35 menit), peneliti menyajikan model pembelajaran dengan pendekatan bermain seperti pertemuan 1. Pada pertemuan kedua ini, permainan bersifat menantang, siswa harus bisa memasukkan dan menolakkan bola ke simpai baik yang ditanah maupun yang digantung. Siswa sangat antusias sekali untuk memasukkan bola ke simpai. Model pendekatan bermain ini desertai kompetisi dengan tujuan untuk lebih memotifasi siswa. Dari kegiatan tersebut dapat diperoleh deskripsi tentang jalannya proses belajar mengajar sebagai model pembelajaran bermain sebagai berikut : 1. Sebelum mengajar peneliti dan guru telah membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam mengajar. 2. Peniliti sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran tolak peluru gaya membelakangi awalan, yaitu dengan cara mengajar yang sesuai, jelas dan terencana. Pada awal pembelajaran peneliti sudah menguraikan bagaimana
menerapkan
model
pembelajaran
bermain
untuk
meningkatkan teknik kemampuan tolak peluru gaya membelakangi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 awalan. Peneliti memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi tolak peluru (menolak /melempar dan tangkap bola ). Pada pertemuan I ( 2 x 35 menit ), peneliti menjelaskan materi tolak peluru gaya membelakangi awalan, dengan diberi contoh dari guru secara klasikal, siswa meniru gerakan yang dicontohkan. Pada pertemuan ke II ( 2 x 35 menit ), guru menjelaskan kembali materi tolak peluru seperti pada pertemuan I. Siswa memahami dan ada perubahan secara individu materi tolak peluru yang sudah diberikan. Siswa merespon pembelajaran tersebut, terbukti adanya siswa yang ingin mencoba kembali gerakan teknik tolak peluru agar benar. Bahkan ada yang mau bertanya karena belum jelas. Maka gurupun berusaha
menguraikan
kembali
pelajaran
tersebut.
Di
akhir
pembelajaran, guru memberikan kartu ceria, untuk mengetahui apakah anak merasa senang, biasa, atau merasa tidak tenang, setelah diberi pembelajaran tolak peluru dengan pendekatan bermain. 3. Peneliti memotivasi siswa, agar siswa antusias dan aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran tolak peluru dengan pendekatan bermain. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu : a) Siswa yang aktif selama pemberian materi tolak peluru sebesar 87,5 % sedangkan yang 12,5 % tampak berbincang-bincang sendiri. Pada saat peneliti memberiikan materi, guru menghitung siswa yang aktif dan tidak aktif serta guru membantu menilainya.
Tabel 4.1. Hasil Keaktifan Siswa Saat Pemberian Materi Pembelajaran No
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
commit to user
Kriteria Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 1
80-90
3
12,5%
Terlampaui
2
75-79
11
45,83%
Terlampaui
3
70-74
7
29,17%
Tuntas
4
65-69
3
12,5%
Tidak tuntas
24
100%
87,5% Tuntas
Jumlah
b) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 79,2 % sedangkan 20,8 % kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Posisi peneliti, kadang didepan, kadang dibelakang, tujuannya untuk mengoreksi siswa. Tabel 4.2 . Keaktifan Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar Berlangsung Jumlah
Nilai
1
81-90
8
33,4%
Terlampaui
2
75-79
6
25%
Terlampaui
3
70-74
5
20,8%
Tuntas
4
65-69
5
20,8%
Tidak tuntas
24
100%
79,2% Tuntas
Jumlah
Siswa
Prosentase
Kriteria
No
Ketuntasan
Adapun berdasarkan hasil ketrampilan siswa dapat di identifikasi : a) Siswa yang sudah mampu melakukan permainan dengan baik sebesar, 79,2 % dan yang lain melakukan permainan tidak disertai gerakan yang benar sebesar 20,8 %. Guru ikut membantu peneliti dalam menilai siswa saat melakukan pembelajaran.
Tabel 4.3. Hasil Siswa yang Mampu Melakukan Permainan dalam Pembelajaran. No
Nilai
Jumlah
Prosentase Siswa commit to user
Kriteria Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 1
80-85
8
33,3%
Terlampaui
2
75-79
6
25%
Terlampaui
3
70-74
5
20,83%
Tuntas
4
65-69
5
20,83%
Tidak tuntas
24
100%
79,2% Tuntas
Jumlah
Siswa yang dapat melakukan tes ketrampilan teknik tolak peluru dengan baik dan benar 75 % sedangkan yang lain 25 % dianggap belum sempurna. Hal ini disebabkan masih terasa asing.
Tabel 4.4. Hasil Siswa yang Mampu Melakukan Tes Ketrampilan Teknik Tolak Peluru. Jumlah
Nilai
1
81-88
3
12,5%
Terlampaui
2
75-80
12
50%
Terlampaui
3
70-74
3
12,5%
Tuntas
4
65-69
6
25%
Tidak tuntas
24
100%
75% Tuntas
Jumlah
Siswa
Prosentase
Kriteria
No
Ketuntasan
b) 87,5 % siswa merasa senang dengan model pembelajaran bermain ( hasil kartu ceria ). Adapun hasil kartu ceria tersebut adalah 21 siswa ( 87,5 % menyukai model pembelajaran ), yang biasa 3 siswa ( 12,5 % ), yang tidak menyukai 0 %. Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh peneliti yaitu : a) Peneliti masih belum dapat membangkitkan semangat siswa untuk mau melakukan permainan maupun teknik dengan benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 b) Posisi peneliti lebih banyak didepan, sehingga barisan belakang kurang terkontrol. Sedangkan dari siswa siswi ditemukan beberapa kekurangan. a) Siswa masih asing dan kesulitan dalam menolakan bola kedalam simpai yang ditanah maupun yang digantung. b) Siswa yang dibarisan belakang masih ada yang bicara sendiri dengan rekannya.
d. Refleksi Tindakan I Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut : 1) Agar siswa tidak merasa asing dengan permainan tersebut, maka peneliti memberiikan penjelasan cara bermain dengan benar, untuk meningkatkan kemampuan teknik tolak peluru. 2) Peneliti tidak harus selalu didepan saat memberi penjelasan kepada siswa. Sehingga mengetahui siswa yang ngobrol sendiri, terutama barisan belakang. 3) Peneliti harus memberikan pemahaman dan motivasi system pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan bermain. 4) Untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam melakukan permainan, sebaiknya peneliti memberikan reward /hadiah. Contoh berupa pujian dengan memberi nilai tambah kepada siswa
2.Siklus II a. Perencanaan Tindakan II Pada hari Kamis, 31 Mei 2012
di SD Negeri 01 Kreyo,peneliti
sekaligus rekan guru penjas dan kelompok 2 mengadakan diskusi. Peneliti menyampaikan analisis hasil observasi terhadap siswa kelas 5 yang dilakukan pada siklus 1. Peneliti menyampaikan segala kelebihan dan kekurangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 selama berlangsungnya proses pembelajaran tolak peluru dengan pendekatan bermain pada siklus 1. Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada, akhirnya peneliti dan guru penjas mengambil keputusan : 1) Peneliti memberi pola permainan pada siklus 1 sebanyak empat macam, di siklus 2 hanya 3 macam dengan tujuan agar anak tidak bosan dan anak dapat berkompetisi dengan leluasa. 2) Peneliti saat memberi penjelasan harus disertai contoh yang benar, sehingga siswa cepat mengerti. 3) Posisi peneliti saat mengajar selalu berpindah pindah mendekati siswa yang kurang bersemangat / kurang perhatian dan memberi koreksi gerakan yang salah. 4) Peneliti selalu memberii motifasi kepada siswa serta memberi kesempatan untuk bertanya tentang pembelajaran yang kurang dimengerti. 5) Peneliti memberi hadiah atau reward bagi siswa yang aktif dan memperoleh nilai tertinggi saat berlangsungnya pembelajaran. Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut : a) Peneliti bersama guru merancang scenario pembelajaran tolak peluru dengan pendekatan bermain untuk meningkatkan hasil kemampuan tolak peluru yaitu : 1) Peneliti menjelaskan materi tolak peluru yang akan di ajarkan
yaitu
gaya
membelakangi
awalan,
siswa
memperhatikan. 2) Peneliti memberi contoh cara menolak dengan bola plastik yang harus dimasukkan ke simpai. 3) Peneliti dan siswa melakukan refleksi terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan. b) Peneliti dan guru menyusun RPP untuk materi yang berkaitan dengan tolak peluru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 c) Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam pembelajaran. Media itu adalah bola tenis, simpai, peluru yang trbuat dari bola pelastik,peluru yang sebenarnya. d) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan non tes.
b. Pelaksanaan Tindakan II Siswa dibariskan dengan formasi 2 sap, guru memimpin do’a. dilakukan presensi dengan mengapsen siswa satu persatu, dari jumlah 24 siswa yang tidak hadir 0 siswa . Kemudian guru menjelaskan materi yang akan disajikan. Pelaksanaan siklus ke II ini dilaksanakan pada hari Kamis 31 Mei 2012. Pembelajaran dimulai pukul 07.30 – 08.40, di halaman sekolah SDN 01 Kreyo. Pelaksanaan tindakan yang ke 2 ini menggunakan 12 bola tenis dan 6 buah simpai serta 12 peluru bola pelastik. Simpai digunakan sebagai sasaran untuk bermain. Penjelasan materipun dimulai, yang isinya mengenai gerakan tolak peluru gaya membelakangi awalan dan pengambilan nilai. Waktu yang dibutuhkan dari mulai baris sampai penjelasan materi kurang lebih 15 menit. Dilanjutkan pemanasan yang dipimpin oleh guru, guru memberi contoh dari gerakan statis ke dinamis dan siswa menirukan. Kegiatan selanjutnya adalah inti pelajaran, yaitu meliputi kegiatan dengan pendekatan bermain, teknik tolak peluru dan pengambilan nilai. Adapun bentuk permainan yang pertama adalah, menolakkan bola yang di arahkan ke simpai, dan simpai digantung. Guru memberi contoh dan siswa menirukan. Siswa berusaha memasukan bola tenis dengan cara menolak yang di arahkan ke simpai yang ada ditanah. Jenis permainan yang ke 2 adalah simpai yang digantungkan diantara dua tiang, permainan ini mengajak siswa untuk berkompetisi memasukan peluru bola plastic pada simpai yang digantung. Siswa terlihat antusias dan bersemangat untuk bola ke simpai tersebut. commitmemasukkan to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Bentuk permainan yang lain adalah menolak peluru bola plastic yang diarahkan pada simpai yang terletak di tanah dengan diberi nomor pada garis tengah (6,7,8,9, dll). Siswa diharapkan dapat termotivasi untuk memasukan bola tersebut ke simpai pada nomor – nomor yang ada. Guru tetap memberi contoh dan mengoreksi kesalahan siswa bahkan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Siswa sangat semangat dan aktif untuk berlomba dalam memasukkan bola ke simpai yang digantung maupun yang terletak ditanah. Jenis permainan yang disajikan di siklus II ini cukup menantang, sehingga siswa berupaya untuk memasukan bola kesimpai. Di siklus II ini tidak ada siswa yang terlihat bicara sendiri. Siswa tidak merasa kesulitan dalam melakukan tugas yang diberikan guru. Bagi siswa yang belum dapat memasukan bola terlihat semangat dan berusaha agar dapat memasukkan bola ke simpai, siswa tidak mau menyerah. Kegiatan berikutnya adalah pendalaman materi atau teknik gerak tolak peluru gaya membelakangi awalan. Guru memberi contoh, secara klasikal siswa meniru gerak yang dicontohkan guru tanpa alat. Gerakan dimulai cara memegang peluru yang ditaruh dibawah telinga, posisi tangan membentuk sudut lancip, kemudian badan diputar yang didahului dengan salah satu kaki berada didepan, cara menolak pada waktu memutar badan pandangan kedepan lurus tangan di tolakkan ke atas dan peluru dijatuhkan ke atas (membentuk parabola), dilanjutkan gerak lanjutan pada tolak peluru. Dimulai dari baris pertama kemudian baris berikutnya melakukan teknik secara benar. Siswa kelihatan serius pada saat guru memberi contoh maupun penjelasan. Selanjutnya adalah pengenalan dengan peluru yang sebenarnya. Siswa melakukan tolakan bukan dari bola plastic lagi melainkan dengan peluru yang sebenarnya. Siswa merespon kegiatan tersebut, terbukti siswa ingin mencoba lagi dan guru disuruh mengulang lagi untuk memberi contoh. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Penilaian dilakukan oleh guru penjas. Guru memanggil satu persatu siswa untuk melakukan tes. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir yaitu nilai yang terbaik dari kesempatan yang diberikan. Diakhir pembelajaran siswa diberi kartu ceria oleh peneliti.
c. Observasi Peneliti mengajar sekaligus melakukan observasi pada siswa kelas V SD Negeri 01 Kreyo. Kegiatan observasi dimaksud untuk mendeskripsikan apakah kekurangan pada siklus I sudah bisa diatasi atau belum. Suasana kelas sangat kondusif, tertib dan siswa terlihat bersemangat. Sebelum pengambilan nilai dilaksanakan, guru memberiikan permainan dan mengulang materi, dalam mengikuti permainan siswa sangat antusias, keadaan tidak jauh berbeda ketika mengulang teknik sebelumnya ( urutan gerak tolak peluru gaya membelakangi awalan ). Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, bahkan ada yang ingin mencoba kembali, artinya siswa sangat merespon pelajaran yang sedang dilaksanakan. Pada pengambilan nilai, banyak siswa yang mampu melakukan gerak tolak peluru dengan baik dan benar, namun tetap masih ada yang belum melakukan dengan baik dan benar, terutama pada siswa putri. Proses pengambilan nilai dengan memanggil satu persatu siswa yang nomer absennya berurutan, mulai dari absen paling kecil, siswa yang belum melakukan bisa duduk dan mengamati temannya yang melakukan tes, bahkan ada yang dapat mengoreksi kekeliruan temannya. Yang perlu dibenahi adalah pada teknik menolak yang benar, keadaan ini memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pada umumnya kesalahan yang sering dilakukan siswa adalah masih ada yang melempar bukan menolak. Tapi, dapat diatasi dengan mengadakan remidi diluar jam pelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 Dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran dapat diperoleh data penelitian pada siklus 2, sebagai berikut : 1) Siswa aktif selama pemberian materi sebesar 91,67% sedangkan 8,33% masih ada sedikit yang suka ngobrol sendiri. Siswa beralasan pelajaran dimulai terlalu siang sehingga cuaca panas karena berada dilapangan terbuka.
Tabel 4.5. Siswa Aktif Selama Pemberian Materi No
Nilai
1 2 3 4
80-85 75-79 70-74 61-69 Jumlah
Jumlah Siswa 5 9 8 2
Prosentase
24
100%
20,83% 37,5% 33,3% 8,33
Kriteria Ketuntasan Terlampaui Terlampaui Tuntas Tidak tuntas 91,67% Tuntas
2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 88,57% sedangkan 11,43% kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa masih ada yang jongkok dengan temannya dengan alasan cuaca yang sangat panas.
Tabel 4.6. Siswa Aktif Selama Kegiatan Belajar Mengajar. Jumlah
Nilai
1
80-90
4
16,7%
Terlampaui
2
75-79
14
58,3%
Terlampaui
3
70-74
6
25%
Tuntas
4
-
-
-
24
100%
Jumlah
Siswa
commit to user
Prosentase
Kriteria
No
Ketuntasan
100% Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Adapun hasil pekerjaan siswa dapat di identifikasi : a) Siswa yang mampu melakukan gerak tolak peluru dengan pendekatan bermain sebesar 91,43% dan siswa lainnya 8,57%.
Tabel 4.7. Siswa Yang Mampu Melakukan Gerak Tolak Peluru Dengan Pendekatan Bermain Jumlah
Nilai
1
80-85
10
41,7%
Terlampaui
2
75-79
6
25%
Terlampaui
3
70-74
6
25%
Tuntas
4
61-69
2
8,3%
Tidak tuntas
24
100%
91,7% Tuntas
Jumlah
Siswa
Prosentase
Kriteria
No
Ketuntasan
b) Siswa yang dapat melakukan teknik tolak peluru gaya membelakangi awalan dengan mendapat nilai baik ( 70 keatas ) 100% .
Tabel 4.8 . Siswa Yang Mampu Melakukan Teknik Tolak PeluruGaya Membelakangi Awalan. Jumlah
Nilai
1
80-85
5
20,83%
Terlampaui
2
75-79
9
37,5%
Terlampaui
3
70-74
10
41,7%
Tuntas
4
-
-
-
Tidak tuntas
24
100%
100% Tuntas
Jumlah
Siswa
commit to user
Prosentase
Kriteria
No
Ketuntasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 c) 100% siswa merasa senang dengan model pembelajaran pendekatan bermain dari hasil kartu ceria.
d. Analisis dan Refleksi. Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siklus 2 sudah dapat diatasi dengan baik. Peneliti sudah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran khususnya tolak peluru dengan pendekatan bermain yang dilaksanakan dengan tertib. Peneliti mampu merespon siswa terhadap stimulus yang diberikan. Siswa semangat untuk melaksanakan permainan yang disajikan dengan baik, meskipun masih ada kekurangannya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2 dapat dinyatakan, bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran ( baik proses maupun hasil ) kemampuan gerak dasar dari siklus 1 ke siklus 2. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 4.9. Hasil Peningkatan Kualitas Pembelajaran Antar Siklus. No 1.
Kegiatan
Siklus
Siklus
Selisih
I
II
Kenaikan
87,5%
91,67%
4,17
79,2%
100%
20,8
79,2%
91,7%
12,5
Siswa yang aktif selama pemberian materi tolak peluru ( gaya membelakangi awalan ).
2.
Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar.
3.
Siswa yang mampu melakukan pembelajaran tolak peluru ( gaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 membelakangi awalan ) dengan pendekatan bermain. 4.
Siswa yang mampu melakukan tes ketrampilan tolak peluru
75%
100%
25
91,67%
100%
8,33
dengan baik dan benar. 5.
Hasil kartu ceria setelah pembelajaran.
Prosentase peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 01 Kreyo Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang pada Tahun Pelajaran 2011-2012, Siklus I – Siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut : Tabel 4.10 . Grafik Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar siswa antara Siklus I dan Siklus II
100100 100 91.7 9087.5 91.67 80 79.2 79.2 75 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus Siklus I II
Siswa Aktif Menerima Materi Siswa AktifDalam KBM Hasil tes ketrampilan siswa Siswa Yang menguasai teknik dasar Kepuasan siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 D. Pembahasan. Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) dilaksanakan selama 2 siklus. Sebelum melakukan siklus I, peneliti melakukan Pratindakan untuk mengetauhi kondisi yang ada dilapangan. Dari hasil kegiatan pratindakan ini, peneliti menentukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan tolak peluru. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru penjas dan dosen pembimbing (Deddy Whinata Kardiyanto,S.Or.M.Pd) berupaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran bermain untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru. Kemudian peneliti, guru penjas dan dosen pembimbing menyusun rencana guna melaksanakan siklus I. Siklus pertama penerapan model pembelajaran bermain untuk meningkatkan kemampuan
tolak
peluru.
Ternyata
masih
terdapat
beberapa
kekurangan/kelemahan yang ada selama proses pembelajaran bermain. Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan /kelemahan yang ada pada siklus I. Selain itu siklus II juga merupakan siklus yang menguatkan hasil dari penerapan model pembelajaran bermain untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru. Siklus yang dilaksanakan pada penelitian ini hanya dua siklus dikarenakan jika dilaksanakan tiga siklus akan bertabrakan dengan ujian sekolah (kelas VI). Berdasarkan tindakan tersebut, peneliti telah berhasil menerapkan model pembelajaran bermain untuk menarik siswa dan meningkatkan kemampuan teknik tolak peluru. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru agar lebih efektif dan menarik dalam melaksanakan pembelajaran di lapangan.
Keberhasilan
penerapan
model
pembelajaran
bermain
untuk
meningkatkan kemampuan teknik tolak peluru ini dapat dilihat dari indikatorindikator sebagai berikut : 1) Siswa sudah mampu melakukan pembelajaran bermain. Pengambilan nilai dari hasil tes yang dilakukan disetiap materi pembelajaran bermain yang diberikan telah meningkatkan peningkatan dari siklus I sampai siklus commitII.to Pada user awalnya siswa kesulitan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 melakukan model pembelajaran bermain tersebut, tetapi peneliti selalu mengulang-ulang gerakan yang dianggap sukar dan selalu menanyakan kepada siswa bagian mana yang sulit untuk dilakukan. Lalu peneliti menjelaskan gerakan yang sukar tersebut dan memberikan contoh yang baik dan benar. Dengan demikian siswa menjadi mengerti dan mengetahui kesalahannya. 2) Guru penjas sudah mampu membangkitkan semangat dan minat siswa Semangat dan minat siswa terhadap pembelajaran bermain dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat saat proses pembelajaran bermain, dimana siswa terlihat lebih semangat dan antusias.selain itu model pembelajaran bermain ini juga meningkatkan kreatifitas dan menciptakan lingkungan belajar yang gembira. Hal ini terjadi karena guru penjas berusaha membangkitkan semangat dan minat siswa dengan memberikan reward/hadiah berupa pujian dan nilai tambahan 3) Siswa terlihat tertarik dalam mengikuti pembelajaran teknik tolak peluru Siswa terlihat tertarik dengan model pembelajaran teknik tolak peluru. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan antusias siswa saat proses pembelajaran teknik tolak peluru. Mereka begitu semangat dan gembira saat melakukan pembelajaran tersebut. Selain itu ketertarikan siswa dapat juga dilihat dengan kartu ceria yang diberikan oleh peneliti setelah pembelajaran berakhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SDN 01 Kreyo Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang terdapat dua siklus. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus yang dilaksanakan terdapat 4 tahapan yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Simpulan hasil penelitian secara singkat yaitu terdapatnya peningkatan kemampuan teknik tolak peluru gaya membelakangi awalan pada siswa kelas V SD N 01 Kreyo. Peningkatan tersebut terjadi setelah peneliti melakukan beberapa upaya yaitu : 1. Penerapan model pembelajaran bermain sebagai media untuk meningkatkan
kemampuan
teknik
tolak
peluru
dengan
gaya
membelakangi awalan. 2. Penerapan
model pembelajaran bermain dilakukan berbeda-beda
dengan tujuan siswa tidak merasa bosan. 3. Peneliti selalu memberi semangat dan reward / hadiah kepada siswa beruap pujian dan nilai tambahan. 4. Peneliti menjelaskan kesulitan yang dialami siswa sehingga siswa mengetahui kesalahannya. Upaya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan model pendekatan bermain untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru pada siswa kelas V SD N 01 Kreyo. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian berikut ini 1. Siswa terlihat aktif, tertarik dan semangat dalam mengikuti pembelajaran bermain. Ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukkan pada siklus I : 87.5% dan siklus II meningkat 91.67%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 2. Siswa terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukkan pada siklus I 79.2% dan siklus II 100%. 3. Siswa yang mampu melakukan pembelajaran tolak peluru gaya membelakangi awalan dengan pendekatan bermain. Hal ini dapat dilihat pada hasil yang ditimbulkan pada siklus I 79.2% dan siklus II meningkat 91.7%. 4. Siswa yang mampu melakukan tes ketrampilan / teknik tolak peluru dengan baik dan benar. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukkan pada siklus I 75% dan siklus II meningkat menjadi 100%. 5. Siswa senang dengan pembelajaran tolak peluru. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang ditunjukkan pada siklus I 91.67% dan siklus II menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, secara umum mengalami kenaikan rata-rata 14,16 %.
A. Implikasi Penelitian
ini
memberikan
suatu
gambaran
yang jelas
bahwa
keberhasilan dalam pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari guru dan siswa. Faktor dari pihak guru antara lain metode yang digunakan dalam pembelajaran, kemampuan guru dalam penyampaian materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, teknik yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengembangkan materi. Sedangkan faktor dari sisi siswa adalah motivasi dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan semaksimal mungkin agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Jika guru mengelola kelas dengan baik, mengembangkan materi, mengembangkan strategi/teknik sebagai sarana untuk menyampaikan materi dengan baik sehingga siswa mudah menerima materi, dan siswa pun memiliki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran maka proses belajar mengajar akan lebih efektif, lancar dan efisien. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan adanya penerapan model pembelajaran bermain ini dapat meningkatkan kemampuan teknik tolak peluru (baik dari proses sampai hasilnya), sehingga penelitian ini dapat digunakan guru sebagai media yang berupa alat, bola plastik sebagai media alternative untuk pembelajaran tolak peluru. Bagi guru penjas, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk suatu alternative dalam proses pelaksanaan pembelajaran penjas agar lebih efektif dan efisien, siswa menjadi aktif dalam pembelajaran penjas, dan menarik siswa agar lebih senang dengan pembelajaran penjas. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak. Ia dapat menyalurkan kemampuannya tersebut dan memanfaatkan fasilitas yang ada dalam upaya meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik yang lebih inovatif dan profesional. Dengan diterapkannya model pembelajaran bermain untuk meningkatkan kemampuan teknik tolak peluru maka siswa akan memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran teknik tolak peluru. Dimana siswa yang biasanya bosan dengan pembelajaran teknik tolak peluru, maka dengar adanya penerapan model pembelajaran bermain ini siswa menjadi lebih tertarik dan senang dalam pembelajaran penjas. Teknik penerapan model pembelajaran bermain ini sesekali perlu diterapkan dalam pembelajaran penjas agar siswa lebih aktif. Pemberian tindakan dari siklus I ke siklus II mendeskripsikan bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran. Namun, kekurangan tersebut dapat di atasi pada pelaksanaan siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dijelaskan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dalam pembelajaran. Penerapan model pembelajaran bermain ini dapat merangsang aspek kognitif, commit afektif dan terutama psikomotor siswa. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyampaikan saransaran sebagai berikut : 1. Guru sebaiknya lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran penjas. 1. Bagi kepala sekolah hendaknya berusaha memberikan sarana dan prasarana yang lengkap pada mata pelajaran penjas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. 3. Bagi guru Penjas sekolah lain yang belum menerapkan model Pembelajaran bermain sebaiknya mulai diterapkan model pembelajaran tersebut agar siswa lebih menyukai lagi mata pelajaran penjas dan pembelajaran lebih efektif.
commit to user