perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 02 TUMBAL KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi Oleh: TITIK DWI S NIM. X.4711242
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 02 TUMBAL KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: TITIK DWI S NIM. X.4711242
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 9 Juli 2012
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP. 19651128 199003 1 001
Drs. Agustiyanto, M.Pd NIP. 19680818 199403 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : ……………. Tanggal
:
Juli 2012
Tim Penguji Skripsi : (Nama Terang)
(Tanda Tangan)
Ketua
: Drs. Waluyo, M.Or
Sekretaris
: Slamet Widodo, S.Pd.M.Or
Anggota I : Dr.Agus Kristiyanto, M.Pd Anggota II : Drs. Agustiyanto, M.Pd
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Titik Dwi S. PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 02 TUMBAL KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kemampuan tolak peluru melalui penggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran pada siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2010/2011 dengan memodifikasi sarana pembelajaran Pendidikan Jasmani. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 20 orang yang terbagi atas 11 siswa putra dan 9 siswa putri. Data collection techniques is through the test and measurement capabilities through the use of shot-put tool of learning and observation of the process of learning activities. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian ini meliputi planning, acting, observasi dan reflecting. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa memodifikasi sarana pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat mengoptimalkan kemampuan gerak dasar tolak peluru pada siswa Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan sklus II, Hal ini bisa dilihat dari nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (25%), siklus I (55%) dan siklus II (85%), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (60%). Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran pembelajaran bermain meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal tahun pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci : Belajar Tolak Peluru, Model Pembelajaran Bermain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Titik Dwi S. ENHANCEMENT OF LEARNING THROUGH BULLET REJECT MODEL STUDENT LEARNING TO PLAY IN CLASS 5 SD STATE DISTRICT 02 casualties of Comal Pemalang LESSONS YEAR 2011/2012, Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta of March, in July 2012. The purpose of this study was to optimize the ability to repel bullets through the use of teaching aids on the modification of a Class V student Elementary School District 02 casualties of Comal County Pemalang school year 2010/2011 to modify the means of learning of Physical Education. This study uses a Class Action Research (PTK). Sources of data in this study all students in grade V Elementary School District 02 casualties of Comal County Pemalang school year 2011/2012. The subject of this study were students in grade V Elementary School District 02 casualties of Comal County Pemalang school year 2011/2012 amounted to 20 people, consisting of 11 boys and 9 girls students. Data collection techniques is through the test and measurement capabilities through the use of shot-put tool of learning and observation of the process of learning activities. Data analysis techniques used in this study is descriptive, based on qualitative analysis. The procedure of this study include the planning, acting, observing and reflecting. Based on the obtained results the conclusion that modifying the Physical Education learning tool can optimize the basic motor skills of students shot put at the Class V Elementary School District 02 casualties of Comal County Pemalang school year 2011/2012. From the analysis are obtained from initial conditions to increase the cycle I and II sklus, This can be seen from the completeness results of study on the initial conditions (25%), cycle I (55%) and cycle II (85%), thus increasing from the initial conditions for the second cycle of (60%). The conclusions of this study is a learning model of learning to play improve learning outcomes shot put elementary school students in grade V 02 casualties of the school year 2011/2012. Keywords: Shot Put Learning, Playing Learning Model
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Titik Titik Dwi S
Bekerja untuk berbagi adalah titik awal untuk membangun orientasi memberi, salah satu kualitas pribadi yang sangat berpengaruh terhadap diri anak-anak kita (Hadila Edisi 36 Juni, 2010: 33 )
Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak memanfaatnya bagi orang lain (Hadila Edisi 37 Juli, 2010: 07 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
SD Negeri 02 Tumbal yang telah membantu dan menyediakan segala sesuatunya dalam penelitian Bapak dan Ibu tercinta yang telah membimbing dan mendidik Aku tanpa pamrih agar menjadi anak yang berguna.
Orang-orang terdekatku yang selalu memberiku motivasi, selalu membantu dan selalu ada untuk Aku............thanks for all...!
Sahabat-sahabatku Penjas Kualifikasi ’3 yang selalu bersama-sama dalam suka dan duka.......don’t forget me....!
Teman-teman ku Angkatan ’3 JPOK FKIP UNS Surakarta Yang selalu memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan kuliah
Almamater commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Mulyono, MM., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Waluyo, S.Pd, M.Or., Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi. 5. Drs. Agustiyanto, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 7. Bapak H.Purwanto,
Kepala SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal
Kabupaten Pemalang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin. 8. Ibu Wiwin Suliswati, S.Pd., Guru Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang yang telah menjadi kolabolator.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 10. Semua
pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Peneliti
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semogra skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, ….. Juli 2012 Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ................................…………………………………………………
ii
PERSETUJUAN .........................…………………………………………..
iii
PENGESAHAN ..............................…………………………………………
iv
ABSTRAK .................……………………………………………………….
v
MOTTO .....................……………………………………………………….
vii
PERSEMBAHAN .............................………………………………………
viii
KATA PENGANTAR..................................……………………………….
ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
xi
DAFTAR TABEL ...................………………………………………………
xiv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………
1
B. Rumusan Masalah ......…………………………………………....
2
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
2
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………
4
A. Kajian Pustaka ...………………………………………………
4
1. Tolak Peluru………………………………………………….
4
a. Pengertian Gerak Menolak………………………………
4
b. Teknik Dasar Tolak Peluru………....................................
4
2. Pengertian Tolak Peluru……………………………………..
6
a. Teknik Memegang Tolak Peluru…...................................
7
b. Teknik Meletakan Peluru Pada Bahu ..............................
7
c. Teknik Menolak Peluru.....................................................
7
d. Cara Menolakan Peluru..................................................... commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Sikap Akhir Setelah Menolak ...........................................
8
f. Lapangan Tolak Peluru.....................................................
9
3. Efektifitas Pembelajaran…………………………………….
10
1). Pengertian Efektifitas……………………………………
10
2). Kriteria Efektifitas Pembelajaran ………………….........
10
4. Pembelajaran ………………………………………………...
13
1). Pengertian Pembelajaran ..................................................
13
2). Dasar-dasar Tujuan Pebelajaran .......................................
13
5. Media Pembelajaran ...............................................................
14
a. Arti Media Pembelajaran ....................................................
14
b. Manfaat Media Pembelajaran .............................................
16
6. Belakang Modifikasi ................................................................
17
a. Pengertian Modifikasi ..........................................................
17
b. Apa Yang Dimodifikasi .......................................................
18
c. Modifikasi Tujuan Pembelajaran .........................................
19
d. Modifikasi Materi Pembelajaran...........................................
21
7. Alat Bantu Pembelajaran .........................................................
27
a. Pengertian Alat Bantu ..........................................................
27
b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran ..........................................
28
B. Kerangka Berfikir ..........................................................................
29
C. Hipotesis.........................................................................................
30
BAB III METODE PENELITIAN .............………………………………
31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....……………………………..
31
B. Subjek Penelitian………………………………………………
32
C. Sumber Data…………………………………………………..
32
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………...............
32
E. Analisa Data…………………………………………………..
33
F. Prosedur Penelitian…………………………………................
33
G. Proses Penelitian……………………………………………… commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................……………………………….
38
A. Survei Awal…………………………………………………..
38
B. Diskripsi Data……………………..………………………….
38
C. Diskripsi Siklus I………………………………………………
40
D. Diskripsi Siklus II …………………………………………….
45
E. Pembahasan dan Hasil Penelitian …………………………….
50
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………. ………
56
A. Simpulan..................……………………………………………
56
B. Implikasi ....................…………………………………………
56
C. Saran .........................…………………………………………...
57
DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………
58
LAMPIRAN.........................…………………………………………………
60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data...........................................
32
Tabel 2.Target Capaian Nilai Rata-rata dan Jumlah Kemampuan Belajar Tolak Peluru Pada Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012.....................................................
36
Tabel 3.Kondisi Awal Ketuntasan Belajar Tolak Peluru Siswa Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten 39
Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012.................. Tabel 4 Diskripsi Data Hasil Belajar Tolak Peluru Pada Kondisi Awal sebelum Menggunakan Alat Bantu …………………...
40
Tabel 5. Hasil Ketuntasan Belajar Tolak Peluru Siswa Kelas V SD Negeri Comal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Siklus I..............
43
Tabel 6 Diskripsi Data Hasil Belajar Tolak Peluru Menggunakan Alat Bantu Pada Siklus I………………………………………….
44
Tabel 7. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Pelajaran
Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun 2011/2012
dari
Kondisi
Awal
ke Siklus
II..............................................................................................
48
Tabel 8. Diskripsi Data Hasil Belajar Tolak Peluru Menggunakan Alat Bantu Pada Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri 02 Tumbal
Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2011/2012.....................................................
49
Tabel 9. Perbandingan Ketuntasan Hasil BelajarSiswa Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari kondisi Awal ke Siklus I.................................................................................... commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 10. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
02
Tumbal
Kecamatan
Comal
Kabupaten
Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II.................................................................................
52
Tabel 11. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
02
Tumbal
Kecamatan
Comal
Kabupaten
Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II.................................................................................
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Cara memegang peluru………….........................................
5
Gambar 2. Cara meletakan peluru……..................................................
5
Gambar 3. Sikap awalan menolak peluru…….......................................
5
Gambar 4. Gerakan rangkaian tolak peluru gaya menyamping dan akhir
6
menolak ….............................................................................
6
Gambar 5. Cara menolak dan setelah menolak.......................................
6
Gambar 6. Lapangan Tolak Peluru……………………….....................
9
Gambar 7. Gerakan lempar sasaran bola ditengah ……..........................
28
Gambar 8. Kemampuan gerak menolak dengan bola plastik sebenarnya……........................................................
29
Gamabr 9. Cara memegang dengan peluru sebenanya...........................
41
Gambar 10. Cara meletakan peluru dengan peluru sebenarnya...............
41
Gambar 11. Kemampuan gerak melempar dengan alat bantu pembelajaran bola plastik..........................................
42
Gambar 12. Kemampuan menolakan bola plastik ssaling berhadapan...
42
Gambar 13. Kemampuan gerak melempar dengan bola plastik..............
45
Gambar 14. Kemampuan menolakan bola plastik ssaling berhadapan...
46
Gambar 15. Kemampuan gerak menolakan bola plastik dengan mengarahkan bola dalam lingkaran.........................
46
Gambar 16. Kemampuan gerak menolak dengan bola plastik dengan membenturkan bola plastik dari atas.......................
47
Gambar 17. Kemampuan gerak menolak bola plastik dengan jarak yang di tentukan...................................................................
47
Gambar 18. Grafik Perbandingan Rata-rata nilai hasil belajar tolak Peluru tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang commit to user Tahun Pelajaran 2011/2012..................................................
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 19. Grafik Perbandingan Rata-rata nilai hasil belajar tolak Peluru tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II..........
52
Gambar 20. Grafik Perbandingan Rata-rata nilai hasil belajar tolak Peluru tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus II...........................................................................
53
Gambar 21. Grafik Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru Pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012......................................
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran : 1 RPP Siklus I........................................................................
62
Lampiran : 2 RPP Siklus II.......................................................................
78
Lampiran : 3 Analisis Nilai Kondisi Awal................................................
93
Lampiran : 4 Daftar Nilai Siklus I............................................................
94
Lampiran : 5 Daftar Nilai Siklus II............................................................
95
Lampiran : 3 Dokumentasi Penelitian.......................................................
96
Lampiran : 4 Surat Keterangan dari Sekolah.............................................
101
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajarannya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya. Ini pula yang terjadi pada pembelajaran tolak peluru di SD Negeri 02 Tumbal, Kondisi nyata di sekolah, media peluru hanya tersedia 2 buah, 1 peluru untuk putri dan 1 peluru untuk putra. Sementara rata-rata siswa di SD Negeri 02 Tumbal berjumlah 20 – 25 orang, jadi komparasi antara jumlah peluru dan jumlah siswa adalah 1 : 17 putra/putri. Jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran tolak peluru menjadi tidak efektif, dan akibatnya bahwa target kurikulum menjadi sangat rendah. Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai detik ini belum bisa memenuhi sarana peluru tersebut sampai batas yang cukup memadai atau kondisi ideal, misalnya dengan perbandingan 1 : 2 ( 1 peluru untuk 2 orang ). Hal ini bisa dimengerti, karena sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai tingkat urgensitas yang tinggi untuk dipenuhi oleh sekolah. Sehingga menuntut sekolah untuk menyediakan peluru sesuai dengan kondisi ideal, merupakan suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa menimbulkan gejolak dan iklim yang tidak kondusif di sekolah. Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan bisa dilakukan oleh guru. Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul adalah bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
mengganti peluru yang memang karena siswa dengan alat peluru sebenarnya ada yang merasa takut. Media alternatif modifikatif tersebut harus bersifat bisa mewakili karakteristik peluru, murah, banyak tersedia atau mudah di dapat. Dari beberapa kriteria media alternatif modifikatif untuk mengganti peluru tersebut nampaknya bola plastik bisa dijadikan media alternatif modifikatif untuk mengganti peluru. Dari segi bentuk, jelas ada kemiripan dengan bentuk peluru, dari segi ketersediaan dan harga, maka bola plastik sangat mudah sekali di dapat di pasarpasar tradisional dengan harga sangat murah. Dari permasalahan tersebut di atas maka penulis menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas ini “Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Model Pembelajaran Bermain Pada Siswa Kelas 5 SDN.02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012” B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut di atas, maka Rumusan Penelitian yang diajukan adalah : Bagaimana volume alat bantu dapat meningkatkan kemampuan tolak peluru di kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permaslahan yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui penggunaan alat bantu pembelajaran (bola plastik) untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Penjas SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan mengembangkan media bantu pembelajaran yang dimodifikasi, dalam rangka perencanaan pembelajaran PAIKEM.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran yang akan dilakukan. c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara professional, terutama dalam pengembangan media bantu pembelajaran. 2. Bagi Siswa Kelas V a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas, serta meningkatkan hasil belajar tolak peluru. b. Dapat meningkatkan minat dan kemampuan tolak peluru, serta mendukung pencapaian ketuntasan pembelajaran. 4. Bagi sekolah Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1.
Tolak Peluru
a.
Pengertian Gerak Manolak Menurut Djumidar (2001: 7.44) tolakan adalah suatu gerakan menyalurkan
tenaga pada suatu benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong kemuka yang kuat,perbedaan dengan melempar terletak pada saat melepaskan bendanya, pada menolak pergelangan tidak bergerak dan tenaga diperoleh dari gerakan meluruskan sikut. Sedangkan menurut Suyatno (2010: 26) tolak peluru adalah suatu kemampuan dalam menolak benda berbentuk peluru, sejauh mungkin dan ada dua gaya tolak peluru yaitu gaya samping (ortodok),gaya membelakangi arah tolakan (Perry O’Braien). b. Teknik Dasar Tolak Peluru Menurut Suyatno (2010: 26-27) menyatakan bahwa teknik dasar melakukan tolak peluru adalah sebagai berikut : 1) Peralatan Peluru dengan ukuran untuk senior putra beratnya 7,257 kg, putri beratnya 4 kg, untuk yunior putra beratnya 5 kg dan putri beratnya 3 kg. 2) Cara memegang peluru Peluru diletakan di antara telapak tangan dengan pangkal jari-jari, ibu jari, dan keempat jari-jari membagi rata peluru yang dipegang. Kemudian peluru tersebut ditempelkan antara pangkal leher dengan bahu dan siku ditekuk lemas ke samping. Tangan yang lain dirilekskan ke depan untuk mejaga keseimbangan. Letakan kaki ayun ke depan dan kaki tumpu agak ditekuk sedikit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Gambar 1 : Cara Memegang Peluru (Suyatno, 2010 : 27)
Gambar 2 : Cara Meletakan peluru (Suyatno, 2010 : 27)
3) Awalan dan tolakan Ayunkan kaki, ke depan dan ke belakang dengan rileks. Ayunan diteruskan melingkar,pada saat kaki tumpu jengket satu langkah ke arah tolakan,dengan kuat tolakan peluru dengan sudut 45 derajat,dibarengi menarik kaki kiri ke samping.
Gambar 3 : Cara Awalan Menolak (Suyatno, 2010 : 27)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
4) Sikap akhir setelah menolak Kaki kiri berfungsi sebagai penahan gerakan. Selanjutnya setelah tangan kanan menolak diikuti gerak loncat kaki kanan ke depan.
Gambar 4 : Gerakan rangkaian tolak peluru gaya menyamping dan akhir menolak (Tri Hananto, 2010 : 83)
5) Tahap latihan menolak Setelah mengetahui cara memegang peluru dan awalan dengan
benar,coba
pergunakan
bola
plastik,
sebagai
latihan
sebelum
mempergunakan peluru sebenarnya.
Gambar 5 : Cara Menolak dan setelah menolak (Tri Hananto, 2010 : 84)
2. Pengertian Tolak Peluru Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru: Untuk senior putra = 7.257 kg Untuk senior putri = 4 kg Untuk yunior putra = 5 kg Untuk yunior putri = 3 kg
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Peralatan yang digunakan dalam tolak peluru, alat yang di gunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia – Peluru, Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk yunior putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg Obrient : gaya membelakangi arah tolakan - Ortodox : gaya menyamping Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : a.
Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : - Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya untuk orang yang berjari kuat dan panjang. - Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juars seperti cara diatas, hanya saja sikap jari-jari
lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru, cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. b. Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan. c.
Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain peluru
dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar. Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri tegak, membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula. d. Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o. e.
Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan
ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru 1) Cara memegang Awalan, Gerakan, Tolakan, Sikap badan saat menolak, ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru : a). Menyentuh balok batas sebelah atas b). Menyentuh tanah di luar lingkaran c). Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah. d). Dipangil selama 3 menit belum menolak. e). Peluru di taruh di belakang kepala. f). Peluru jatuh di luar sektor lingkaran. g). Menginjak garis lingkar lapangan h). Keluar lewat depan garis lingkar. i). Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang. j). Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan Beberapa hal yang disarankan : Bawalah tungkai kiri merendah dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak, hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan, putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran, pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin, bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan, tahanlah sekuatkuatnya dengan tungkai kiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Beberapa hal yang harus dihindari : 1). Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan. 2). Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan. 3). Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran. 4). Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan. 5). Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang 6). Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping. 7). Terlalu awal membuka badan. 8).Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan f.
Lapangan Tolak Peluru Konstruksi : 1) Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. 2) Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. 3) Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. 4) Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. 5)
Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2
Gambar 6 : Lapangan Tolak Peluru (Tri Hananto, 2010 : 85)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
3. a.
Efektifitas Pembelajaran
Pengertian efektivitas Manurut starawaji (2009 : 1) Proses belajar mengajar yang ada baik di sekolah
dasar maupun di sekolah menengah, sudah barang tentu mempunyai target bahan ajar yang harus dicapai oleh setiap guru, yang didasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat itu. Kurikulum yang sekarang ada sudah jelas berbeda dengan kurikulum zaman dulu, ini ditenggarai oleh sistem pendidikan dan kebutuhan akan pengetahuan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan zaman. Bahan ajar yang banyak terangkum dalam kurikulum tentunya harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia pada hari efektif yang ada pada tahun ajaran tersebut. Namun terkadang materi yang ada dikurikum lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Ini sangat ironis sekali dikarenakan semua mata pelajaran dituntut untuk bisa mencapai target tersebut. Untuk itu perlu adanya strategi efektivitas pembelajaran. Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti, misalnya usaha X adalah 60% efektif dalam mencapai tujuan Y. Di dalam kamus bahasa Indonesia Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efektif, pengaruh atau akibat, atau efektif juga dapat diartikan dengan memberikan hasil yang memuaskan. Dari uraian diatas dapat dijelaskan kembali bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang di capai. b.
Kriteria Efektivitas Pembelajaran Didalam proses belajar mengajar banyak faktor yang mempengaruhi terhadap
berhasilnya sebuah pembelajaran, antara lain kurikulum, daya serap, presensi guru, presensi siswa dan prestasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
c.
Kurikulum Kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu “cuciculum”semula berarti “a
running course, or race cource, especially a chariot race cource” dan dalam bahasa perancis “courier” yang berarti “to run” (berlari). Kemudian istilah itu dipergunakan untuk sejumlah “cource” atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Smith memandang bahwa kurikulum sebagai “a sequence of potencial experience of disciplining children and youth in group ways of thinking acting” yaitu penekanannya pada aspek sosial, yakni mendidik anak menjadi anggota masyarakat. Dari uraian diatas telah jelas bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dicapai/diselesaikan oleh peserta didik untuk mendapatkan ijazah (STTB). Sebelum abad ke 20 setelah kurikulum belum banyak digunakan dalam kontek pendidikan. Para ahli mencatat bahwa konsep-konsep tentang kurikulum mulai berkembang sejak dipublikannya sebuah buku yang berjudul “The Curriculum” yang ditulis oleh Franklin Bobblilt pada tahun 1918. Yang pada garis besarnya berisi tentang kurikulum sebagai rencana pelajaran atau bahan ajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar dan kurikulum sebagai rencana belajar. d. Daya Serap Didalam kamus besar bahasa Indonesia, daya serap diartikan sebagai kemampuan seseorang atau suatu menyerap. Daya serap yang di maksud disini adalah kemampuan siswa untuk menyerap atau menguasai materi/bahan ajar yang di pelajarinya sesuai dengan bahan ajar tersebut yang meliputi: e. Efektifitas kurikulum Pendidikan Jasmani. Efektifitas kurikulum Pendidikan Pendidikan Jamani dapat
digambarkan
yaitu merupakan poroses belajar mengajar yang membahas tentang bahan ajar Pendidikan Pendidikan Jamsmi dengan segenap komponen yang ada termasuk didalamnya metode yang digunakan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan memahami, menghayati dan mengamalkan kehidupan sehari-hari melalui materi Pendidikan Jasmani
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
g.
Daya Serap Terhadap Materi Pelajaran Daya serap merupakan sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap mata
pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru dalam Peroses Kegiatan Belajar Mengajar. Pemahaman ini juga banyak faktor yang mempengaruhinya seperti, minat siswa terhadap mata Pelajaran Pendidikan Penjasorkes, lingkungan yang kondusif, bahkan guru mata pelajaran Pendidikan Penjasorkes yang bersahabat dengan siswa. h. Evaluasi Hasil Belajar Kegiatan evaluasi atau menilai hasil-hasil dari belajar siswa merupakan tindak lanjut dari semua rangkaian aktivitas pembelajaran. Evaluasi ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan menyerap materi pelajaran yang telah diberikan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas belajar di kelas. Kegiatan evaluasi ini tentu akan menjadi pedoman baik untuk guru atau siswa, dimana akan terlihat dengan jelas letak kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga akan menjadi tolak ukur dan perbaikan untuk masa yang akan datang. i.
Prestasi Belajar Secara bahasa prestasi adalah hasil yang telah di capai (dari yang telah
dikerjakan atau dilakukan). Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu peroses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu, dan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lainnya ditunjukan dengan tes atau angka nilai yang diberikan guru. Dengan demikian seseorang telah mengalami peroses aktifitas belajar mengajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun dari segi lainnya. Proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan didalam kelas saja yaitu intraksi antara guru dengan siswa dalam situasi pendidikan atau lembaga sekolah saja, akan tetapi lebih dari itu masyarakat pun merupakan lahan pendidikan yang kadang dilupakan oleh banyak orang. Dalam dunia pendidikan belajar merupakan proses terjadinya interaksi antara guru dengan siswa yang memiliki tujuan sebagai target yang harus dicapai dalam proses belajar mengajar. Menurut Sudirman dkk, bahwa “isi rumusan tujuan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
pendidikan harus bersifat komprehensif. Artinya mengandung aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan” Ketiga aspek tersebut dalam istilah pendidikan dikenal sebagai Taksonomi Bloom yang meliputi tiga matra yaitu : 1). Ranah (matra) Kognitif yang terdiri atas pengetahuan,pemahaman, aplikasi,analisis dan evaluasi 2). Ranah (matra) Afektif yang meliputi atas penerimaan respon,organisasi,evaluasi dan memberi sifat (karakter) 3). Ranah (matra) Psikomotor melalui pentahapan imitasi,spekulasi,prosisi,artikulasi dan naturalisasi. Dari ketiga matra tersebut diatas dapat ditentukan bahwa keberhasilan/prestasi belajar harus diukur oleh ketiga matra tersebut. Jika ketiga matra tersebut salah satunya belum terukur maka prestasi belajar siswa tersebut masih perlu diuji kembali. Dari uraian tersebut diatas telah jelas bahwa prestasi belajar merupakan pengukuran tingkah laku baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun dari segi lainnya. 4. Pembelajaran a.
Pengertian pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang memiliki arti yaitu aktivitas
perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud itu nyata memiliki arti yang sangat luas yaitu perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Pada kenyataannya pembelajaran adalah merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dimana saja tanpa ada ruang dan waktu, karena memang pembelajaran biasa dilakukan kapan saja dan dimana saja, walaupun banyak orang beranggapan bahwa pembelajaran hanya dilakukan disekolah atau lembaga tertentu. Dari uaraian diatas maka dapat ditarik benang merahnya yaitu pembelajaran merupakan kegiatan perubahan tingkah laku secara kognitif, afektif dan psikomotorik. b.
Dasar-dasar Tujuan Pembelajaran Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Adapun dasar-dasar tujuan pembelajaran ialah: 1). UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu Alinea keempat
yang
berbunyi “Mencerdaskan kehidupan bangsa” 2). Berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu,c akap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5. Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. a. Arti media pembelajaran Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada. Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan teus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfubgsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar. b.
Manfaat media pembelajaran Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah: 1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada. 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah. 4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran. 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik. 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah. 7)
Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumbersumber ilmu pengetahuan.
8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain 9) Media bola plastik memungkinkan proses pembelajaran tolak peluru dapat lebih efektif dan siswa tanpa ada rasa takut dan enggan,sehingga akan terangsang sedemikian rupa untuk lebih aktif dan giat dalam melakukan belajar tolak peluru. 6. Latar Belakang Modifikasi a.
Pengertian Modifikasi Manurut Yoyo Bahagia (2008: 27-39) minimnya fasilitas dan perlengkapan
pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut guru penjas untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang ada.sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya. Tidak sedikit siswa yang merasa gagal atau kurang menyukai materi pemelajaran yang disampaikan oleh gurunya karena kemapuan guru dalam menyampaikan materi yang diberikan, baik dalam penggunaan fasilitas dan perlengkapn yang digunakan, dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
penyajian materi, dalam mengoptimalkan lingkungan pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pemelajaran. Guru mata pelajaran apapun tak terutama pelajaran penjas harus mampu menggugah peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dengan tidak merasa dipaksa serta beraktivitas dalam suasana yang riang gembiran. Upaya tersebut tidak lepas dari kemampuan guru untuk memodifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pemelajaran dengan jalan mengurangi atau menambah tingkat kesulitan yang dihadapi siswa baik dalam hal alat bantu dan perlengkapan, karakteristik materi yang disesuaikan dengan keadaan siswa, lingkungan pemelajaran serta cara evaluasi yang diberikan di akhir kegiatan kelak. Guru yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada untuk disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga anak merasa senang mengikuti pelajaran yang diberikan. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebihterampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Untuk memahami secara lebih jauh tentang esensi modifikasi tersebut maka kita harus mempunyai pemahaman tentang apa yang dimodifikasi serta mengapa harus dimodifikasi. b. Apa yang dimodifikasi? Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang: tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan , dan evaluasinya. Khusus dalam penjas, disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik
materi,
kondisi
lingkungan,
dan
evaluasi,
keadaan
fasilitas,
perlengkapan dan media pengajaran penjas yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Seperti telah dibahas bahwa minimnya fasilitas dan perlengkapan pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut guru penjas untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang ada.sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya. Halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada di lingkungan sekolah dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan melakukan modifikasi fasilitas maupun perlengkapan tersebut sebenarnya tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran penjas melainkan sebaliknya, siswa lebih aktif karena siswa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, dengan pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. c.
Modifikasi tujuan Pembelajaran Aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang:
tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan , dan evaluasinya. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan pula dengan tujuan pembelajaran, dari mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi. Modifikasi tujuan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan pembelajaran ke dalam tiga komponen yakni: tujuan perluasan, tujuan penghalusan dan tujuan penerapan. 1). Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi atau efektifitasnya. Misalnya : siswa dapat mengetahui dan melakukan gerakan menolak dalam tolak peluru. Dalam contoh ini tujuan lebih banyak menekankan agar siswa mengetahui esensi menolak melalui peragaan. Dalam kasus ini peragaan tidak mempermasalahkan apakah lompat itu sudah dilakukan secara efektif, efisien atau belum, yang penting adalah siswa dapat melakukan peragaan berbagai bentuk gerakan melompat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
dengan ataupun tanpa alat bantu, yang pada akhirnya siswa mengetahui esensi wujud lompat dalam cabang olahraga atletik. 2). Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien. Misalnya: Siswa mengetahui dan melakukan gerak melompat dengan mentransfer kecepatan awalan ke dalam tolakannya. Pada level ini wujud tolakannya sudah menekankan pada esensi efisiensi gerak menolak ( misalnya: menggunakan kaki terkuat saat melompat, lutut agak ditekuk saat menolak dan meluruskan lutut pada saat lepas dari tangan, dsb) melalui peragaan. 3). Tujuan penerapan maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukan melalui kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Misalnya siswa mengetahui efektifitas gerak menolak yang dipelajarinya berdasarkan ketepatan menolak pada papan tolak. Siswa dapat mengetahui dan menemukan pada jarak awalan berapa meter dengan seberapa cepat sehingga ia dapat melakukan tolakan secara tepat dan konsisten pada tolakan. Tujuan pembelajaran nomor tolak peluru pada contoh tersebut antara lain: 1). Siswa mengetahui dan dapat melakukan berbagai bentuk tolakan.
2). Siswa
mengetahui dan dapat melakukan konsep gerak dasar tolak peluru yang efisien. 3). Siswa mengetahui jarak awalan standar untuk melakukan tolakan. 4). Siswa mengenal gaya yang digunakan pada saat menolak. 5). Siswa mengetahui standar kemampuan yang sudah dimilikinya dibandingkan derngan standar yang seharus nya ia miliki. Aspek lain yang perlu diperhatikan guru adalah, siswa tidak harus terburuburu mendapatkan aktivitas belajar yang jauh di atas kemampuannya, sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
menyebabkan siswa jadi jenuh atau frustasi. Sebaliknya guru juga tidak selalu memberikan aktivitas belajar yang terlalu mudah bagi siswa terampil, akan tetapi selalu memberikan aktivitas sesuai dengan perkembangan siswa. d. Modifikasi Materi Pembelajaran Modifikasi materi pembelajaran ini dapat di klasifikasikan ke dalam: 1).
Komponen keterampilan (skill). Materi pembelajaran penjas dalam kurikulum pada dasarnya merupakan
keterampilan-keterampilan yang akan dipelajari siswa. Guru dapat memodifikasi keterampilan tersebut dengan cara mengurangi atau menambah tingkat kesulitan dengan cara menganalisa dan membagi keterampilan keseluruhan ke dalam komponen-komponen , lalu melatihnya perkomponen. Berlatih perbagian ini akan kurang bermakna apabila siswa belum tahu ujud gerak secara keseluruhan. Oleh karena itu berikan gambaran secara keseluruhan terlebih dahulu dengan demonstrasi guru atau bimbinglah siswa melakukan gerak keseluruhan. 2).
Klasifikasi Keterampilan (skill). Materi pembelajaran dalam bentuk keterampilan yang akan dipelajari siswa
dapat disederhanakan berdasarkan klasifikasi keterampilannya dan memodifikasinya dengan jalan menambah atau mengurangi tingkat kesulitannya. Klasifikasi keterampilan tersebut yaitu: 1). Close skill (keterampilan tertutup) 2). Close skill pada lingkungan yang berbeda 3). Open skill (kerampilan terbuka), dan 4). Keterampilan permainan Close skill merupakan tingkat keterampilan yang paling sederhana, sementara keterampilan permainan merupakan tingkatan yang paling tinggi, termasuk di dalamnya permainan berbagai kecabangan olahraga. Dalam tingkatan ini pemain selain dituntut menguasai berbagai skill yang diperlukan untuk melakukan permainan, mengkombinasikan skill yang berbeda, juga harus menguasai berbagai strategi, baik ofensif maupun difensif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
3).
Kondisi penampilan. Guru dapat memodifikasi kondisi penampilan (skill) dengan cara mengurangi
atau menambah tingkan kompleksitas dan kesulitannya. Misalnya tinggi rendahnya kecepatan penampilan, tinggi rendahnya kekuatan penampilan, melakukan di tempat atau bergerak, maju ke depan atau ke segala arah, dikurangi atau ditambah peraturannya. Contoh tersebut seringkali didapat dalam gerak manipulatif misalnya : melempar, menangkap, atau memukul dan permainan. memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya. maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan penjas. 4).
Penataan ruang gerak. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya. Misalnya : melakukan dribbling, pas bawah atau lempar tangkap di tempat, atau bermain di ruang kecil atau besar. 5).
Jumlah siswa yang terlibat. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut. Misal: belajar pas bawah sendiri, berpasangan, bertiga, berempat dst. 7. Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Abdul Latif Rusdi, (2010 : 39). Pengurus ISORI Kota Medan Seringkali seorang guru Pendidikan Jasmani atau penjas mengeluhkan keadaan sarana dan prasarana sekolah tempat ia mengajar. Terkadang, seorang guru penjas harus “bertengkar” dengan kepala sekolah atau kepsek untuk menyediakan fasilitas olahraga di sekolah. Sementara menurut pemikiran sebagian orang, pelajaran penjas tidak begitu penting, mengingat pelajaran tersebut tidak masuk dalam ujian nasional (UN) atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
ujian akhir berstandar nasional (UASBN). Jadilah pelajaran penjas menjadi “anak tiri” di sekolah, sehingga kurang mendapat perhatian yang serius. Kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar tentang peran sentral pelajaran penjas dalam mendukung proses pendidikan secara menyeluruh. Tulisan ini lebih menekankan peran guru penjas, agar lebih kreatif dan inovatif untuk memodifikasi pembelajaran penjas dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Harus disadari bahwa sarana dan prasarana olahraga di sekolah sangat bervariasi antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Jika sekolah memiliki fasilitas olahraga yang lengkap, sudah tentu tidak menjadi persoalan bagi sang guru. Masalahnya, kita masih menemukan sekolah dengan sarana dan prasarananya yang sangat terbatas. Menurut Undang-undang Sistem Keolahragaan Naional (UU SKN) No. 3 Tahun 2005 pasal 20 dan 21 Sarana olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga. Sementara prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan/ atau penyelenggaraan keolahragaan. Berdasarkan UU SKN tersebut dapat dijelaskan bahwa sarana meliputi peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan seperti bola kaki, bola voli, bola kasti, bola takraw, bola basket, papan pantul ring basket, tiang voli beserta netnya, raket bulu tangkis beserta netnya, meja tenis meja beserta betnya, tongkat estafet, peluru untuk tolak peluru, lembing, bak lompat jauh, gawang futsal, matras dan peralatan lainnya. Sementara prasarana meliputi ruangan atau lapangan yang dapat digunakan untuk melakukan aktifitas olahraga yang akan dilakukan. Sebuah sekolah idealnya memiliki lapangan terbuka seluas 20x40 meter, maka di atas lapangan itu bisa dibuat lapangan futsal, voli, bulu tangkis, sepak takraw, kasti. Kecuali untuk bola basket, lapangan harus di semen dan membutuhkan fasilitas papan pantul dan ring. Tetapi jika sebuah sekolah, hanya memiliki lapangan yang lebih kecil dari ukuran di atas, maka guru penjas harus berpikir keras untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
memenuhi kewajiban pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Tetapi, kebanyakan sekolah telah memiliki lapangan yang berukuran seperti di atas, karena kebutuhan itu mutlak mengingat sebagai lapangan untuk melaksanakan kegiatan upacara bendera. Jika kebanyakan sekolah telah memiliki lapangan yang telah memenuhi kebutuhan untuk melakukan aktifitas olahraga, bagaimana dengan perlengkapannya? Inilah persoalannya! Peralatan olahraga yang lengkap tidak dimiliki semua sekolah. Ada yang hanya memiliki bola kaki dan bola voli saja, itupun jumlahnya sangat minim dan sudah bocor pula. Dengan jumlah siswa yang berkisar antara 25-35 orang, idealnya jumlah bola yang dimiliki sekolah 15 buah. Artinya kondisi perlengkapan olahraga yang ideal di sebuah sekolah setengah dari jumlah siswa satu kelas. Itu artinya, setiap sekolah idealnya harus memiliki 15 buah bola futsal, 15 buah bola voli, 15 buah bola takraw, 15 buah bola basket, 15 bola kasti, 15 buah raket dan shuttlecock, 15 buah bet dan bola tenis meja. Sementara itu jumlah net bola voli, bulu tangkis, sepak takraw, tenis meja dan bak lompat jauh cukup 1 (satu) buah saja. Selanjutnya ketersediaan gawang futsal dibutuhkan 2 (dua) buah dan berkisar 5 (lima) buah untuk perlengkapan lainnya seperti matras, gawang atletik, peluru tolak peluru, lembing, cakram. Jika sebuah sekolah memiliki fasilitas seperti disebut di atas, maka seorang guru penjas akan menikmati tugasnya untuk menjadi fasilitator dengan penuh motivasi dan semangat. Tetapi, jika kesemua fasilitas tersebut di atas tidak dapat terpenuhi oleh sekolah, tidak boleh mengendurkan semangat guru penjas untuk mengajar. Toh, kalau sekolah harus memenuhi semua fasilitas tersebut, berapa banyak dana BOS (biaya operasional sekolah) yang harus tersedot untuk itu? Guru penjas harus kreatif mensiasati keadaan keterbatasan fasilitas! Seperti kata pepatah tak ada rotan akar pun jadi. Semangat ini harus kita cam-kan. Sebagai seorang guru penjas, tidak boleh kalah dengan kondisi yang ada. Karena, jika kita mau dan serius, semua persoalan keterbatasan fasilitas olahraga dapat kita atasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Secara tidak sadar, selama ini sebagian besar guru penjas telah bisa survive dengan kondisi keterbatasan yang ada. Misalnya mengganti bola futsal dengan bola plastik yang harganya lebih murah, mengganti tongkat estafet dengan ranting kayu, mengganti peluru atletik dengan batu, mengganti cakram dengan piring plastik/ kaleng, mengganti gawang dengan kardus bekas, mengganti raket dengan raket buatan dari papan atau triplek, mengganti net dengan tali plastik, mengganti tiang gawang dengan batang kayu dan mengganti matras dengan tumpukan jerami. Kenyataan tersebut menegaskan bahwa, sebenarnya guru penjas telah memiliki kreatifitas untuk memodifikasi peralatan olahraga. Alangkah bijaknya jika modifikasi yang telah diciptakan guru-guru penjas sebelumnya dapat dimutakhirkan lagi dengan model pembelajaran modifikasi yang tidak sebatas substitusi perlatan saja, tetapi juga modifikasi yang kebih kreatif lagi. Seperti apa modifikasi yang lebih kreatif itu? Penulis mengelompokkannya ke dalam empat bagian, yakni ; pertama, modifikasi permainan beserta peraturannya, kedua, modifikasi olahraga rakyat menjadi olahraga yang lebih mengarah pada peningkatan kebugaran siswa, ketiga, kegiatan aktivtas outbound, dan keempat, menciptakan bentuk permainan baru yang lebih kreatif dan sesuai dengan kondisi lapangan sekolah yang ada. Pertama, kita membahas modifikasi peraturan permainan olahraga yang telah banyak dilakukan guru-guru penjas, bahkan telah dipertandingkan antar sekolah. Misalnya sepak bola menjadi sepakbola mini, bola voli menjadi bola voli mini, bola basket menjadi bola basket mini, tenis menjadi tenis mini dan nomor-nomor pada cabang olahraga atletik seperti nomot sprint 100 meter menjadi 60 meter, lempar lembing diganti dengan lempar roket, sepak takraw diganti dengan kenchi/ bulu ayam, dan nomor-nomor atletik yang digabung-gabung menjadi tri-lomba (lari sprint, lompat kodok 3x dan lempar roket). Kedua, modifikasi olahraga tradisional/ rakyat yang kurang mendapat perhatian serius atau terabaikan oleh guru-guru penjas. Banyak jenis olahraga tradisional yang sangat mengasyikkan bagi siswa, seperti galasin/ gerobak sodor/
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
galah panjang, pecah piring, enggrang, permainan karet, gotri, sambar elang, lari goni, lari guli, terompah bajak, alip berondok, kuda tunggang, batu locak dan lain sebagainya. Kesemua jenis permainan olahraga tradisional ini tetap memiliki dan mengarah pada peningkatan aspek physical conditioning siswa, seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, daya ledak dan ketepatan. Bukankan hakikat pembelajaran pendidikan jasmani meningkatkan kebugaran siswa? Ketiga, melakukan kegiatan aktivitas outbound yang yang lagi trend saat ini, dan sudah mulai dilaksanakan oleh beberapa sekolajh. Kita tidak perlu melakukan aktivitas outbound ke lokasi wisata yang jauh dari sekolah, sehingga menguras keuangan siswa. Karena aktivitas outbound dapat juga dilakukan di lokasi sekolah dan yang pasti tidak kalah serunya dengan lokasi wisata. Jenis-jenis aktivitas outbound yang dapat dilakukan di sekolah seperti field trap, water fall, blind army, happy king, moving carpet, borgol hands, hole trap, step with stone, dragon ball, mendulang emas, ban titian, pasak bumi, botol ajaib, tali kubus, bola bisu, lari lambat, panjang-panjangan, bangku bisu, transfer air, pipa bocor dan jenis lainnya. Sesekali jika memungkinkan, siswa dapat diajak ke alam bebas untuk memainkannya serta ditambah dengan aktivitas low and high rope yang lebih menantang, seperti flying fox, rafling, titian dewa, rafting, dan tracking. Keempat, upaya guru penjas menciptakan olahraga baru yang relevan dengan tujuan pembelajaran penjas. Walau terasa cukup berat, namun bukan mustahil guruguru penjas dapat menciptakan olahraga baru yang lebih kreatif lagi. Saat ini telah banyak guru-guru penjas yang membentuk perkumpulan-perkumpulan atau organisasi, seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) Penjas, Ikatan Sarjana Olahraga Indonesia (Isori) dan banyak perkumpulan lainnya. Perkumpulan-perkumpulan guru penjas ini telah bergera melakukan pembahasan-pembahasan dan pemutakhiran model pembelajaran penjas. Diharapkan langkah tepat yang sudah dilakukan dapat di follow-up lagi untuk mewujudkan penciptaan jenis olahraga baru. Kenapa tak mungkin?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Sudah saatnya guru penjas berhenti mengeluhkan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada. Jangan sampai, guru penjas melakukan aksi memusuhi kepala sekolah, hanya karena penolakan-penolakan atas proposal penyediaan sarana dan prasarana yang kita tawarkan. Sekali lagi, guru penjas tidak boleh menyerah dengan kondisi sekolah yang serba terbatas. Karena selama kita berfikir maka eksistensi dan kreativitas kita akan selalu ada. Yakinlah bahwa pelajaran penjas bukanlah pelajaran yang menjadi “anak tiri“ di sekolah. Karena selagi murid masih bersorak gembira atas kehadiran kita untuk membawakan pelajaran penjas, itu artinya menjadi tantangan bagi kita untuk menyahuti keinginan bermain para siswa. 8. Alat Bantu Pembelajaran a.
Pengertian Alat Bantu Pembelajaran Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktikan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksud untuk mengarahkan indera sebanyak mungkin suatu objek sehingga mempermuda persepsi. Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003 : 129) yang dikutip Agus Kristiyanto secara terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut : 1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak 3) Membantu mengatasi hambatan bahasa 4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan 5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain 7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik Sesuatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan pensepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaannya, dalam waktu singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar, sedangkan yang dimaksud dengan komunikastif ialah bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam membantu pembelajaran yang diberikan oleh guru. Agus Kristiyanto (2010: 129-130). 1). Pembelajaran tolak peluru menggunakan alat bantu bola plastik. Pembelajaran menggunakan bola plastik merupakan bentuk belajar tolak peluru yang pelaksanaannya sebuah peluru diganti oleh bola plastik sehingga menjadi ringan. Dengan bola plastik, saat pembelajaran siswa tidak akan mengalami kesulitan dan ketakutan dalam mempraktekan gerakannya karena ringan dan bentuknya tidak jauh dengan peluru. Sehingga siswa akan terpacu untuk melakukan gerakan-gerakan dasar menolak. Salah satu bentuk kegiatannya adalah tampak seperti gambar dibawah ini, yaitu menolakan bola plastik baik secara perorangan maupun kelaompok.
Gambar 7 : Gerakan Lempar Sasaran Bola di Tengan (Djumidar, 2001 : 7.6)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
2). Pembelajaran tolak peluru menggunakan alat bantu bola plastik yang disi pasir. Pembelajaran menggunakan bola platik
merupakan bentuk belajar tolak
peluru yang pelaksanaannya sebuah peluru diganti oleh bola plastik yang diisi pasir sehingga akan menambah beban. Dengan bola plastik diisi pasir, saat pembelajaran siswa tidak akan mengalami kesulitan dan ketakutan dalam mempraktikan gerakannya karena tidak terlalu berat dan bentuknya tidak jauh beda dengan peluru. Sehingga siswa akan terpacu untuk melakukan gerakan-gerakan dasar menolak. Salah satu bentuk kegiatannya adalah tampak seperti gambar dibawah ini, yaitu menolakan bola plastik yang diisi pasir baik secara perorangan untuk dimasukan ke dalam kranjang.
Gambar 8. Cara Melempar Bola Plastik (Djumidar, 1997:7.33)
B. Kerangla Berfikir Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran dan sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan umum dalam pelajaran penjas adalah kurangnya sarana atau prasarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa. Penggunaan modifikasi pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan seperti merasakan, melihat, menyentuh, melalui modifikasi alat bantu tersebut. Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusmya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari.Modifikasi yang digunakan berupa alat bantu bola yang digunakan untuk pembelajaran dalam tehnik dasar tolak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
peluru secara lebih rinci jenis – jenis media tersebut di jabarkan dalam RPP dalam setiap pertemuan. Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa,
antara
lain
kurang
kreatifnya
guru
dalam
membuat
dan
mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang mempelajari akan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata. Melalui alat bantu tersebut guru memberikan penjelasan yang mendetail mengenai tehnik dasar tolak peluru. C. Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut : Penerapan alat bantu pembelajaran (bola plastik) pendidkan jasmani dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran tolak peluru siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang, dengan melalui praktek mengenai pembelajaran tolak peluru melalui model pembelajaran bermain pada siswa kelas 5. 2.
Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan Mei 2012 sampai dengan selesai Tabel 2 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian Mei 2012 No
Kegiatan
1.
Pengajuan judul
2.
Penyusunan proposal
1
2
3
4 5
Juni 2012 No
Kegiatan
1.
Perencanaan tindakan siklus I
2.
Pembuatan perangkat pembelajaran
3.
Pelaksanaan tindakan (pelaksanaan siklus I)
4.
Pengumpulan data
5.
Evaluasi siklus I dan refleksi
6.
Perencanaan tindakan siklus II
No
Kegiatan
1
2
3
4
Juli 2012
1.
Pembuatan perangkat pembelajaran
2.
Pelaksanaan tindakan (pelaksanaan siklus II)
commit to user
1
2
3
4
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
3.
Pengumpulan data
4.
Evaluasi dan refleksi
5.
Penyusunan laporan
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang.Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah keseluruhan siswa kelas V SDN 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dijadikan subyek penelitian yaitu 20 anak yang terbagi atas: 11 anak berjdnis kelamin perempuan dan 9 anak berjenis kelamin laki-laki. C. Sumber Data Sumber data yang di gunakan untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: 1.
Siswa, untuk mendapat data tentang hasil belajar tolak peluru tanpa awalan dengan menggunakan alat bantu bola plastik pada siswa pada siswa kelas V SDN 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.
Guru, Sebagai kolabolator, untuk melihat tingkat ke aktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keberhasilan kemampuan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan dengan menggunakan alat bantu bola plastik. D.Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas(PTK) ini terdiri
dari : Tes dan Observasi,. 1.
Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil tolak peluru tanpa awalan yang dilakukan oleh siswa.
2.
Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dan hasil belajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu bola plastik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: Tabel 1, Teknik dan Alat Pengumpulan Data. No
Sumber
Jenis Data
Data 1.
siswa
Teknik
Instrumen
Pengumpulan Hasil tolak peluru tanpa
Tes Praktek
awalan.
Tes tolak peluru tanpa awalan
2.
Siswa
Partisipasi dan keaktifan
Pengamatan
siswa dalam mengikuti
Melalui lembar Observasi
pembelajaran Tolak Peluru tanpa awalan dengan menggunakan alat bantu bola voli.
E. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran tolak peluru tanpa awalan. 1. Kemampuan dan hasil belajar siswa dalam melakukan tolak peluru tanpa awalan serta menganalisa gerakan tolak peluru dengan menggunakan alat bantu bola plastik. F. Prosedur Penelitian Proses penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Langkah selajutnya menentukan banyaknya tindakan yang akan dilakukan dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan silaksanakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus pada subyek penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Langkah-langkah
Penelitian
Tindakan
Kelas
secara
prosedurnya
dilaksanakan antara peneliti dan guru kolaborator bekerjasama mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama,diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi evaluative atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama. Untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi dan penyempurnaan pada siklus berikutnya. Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan sepertiyang diharapkan, prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1.
Tahap Persiapan Observasi Kondisi Awal Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.Meninjau sejauh mana pembelajaran tolak peluru tanpa awalan diterapkan dalam sekolah tersebut.
2.
Tahap Seleksi Informasi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Menetukan subyek penelitian b. Menyiapkan instrumen penelitian serta evaluasi. c. Menetapkan indikator ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa dengan nilai KKM 71 sebesar 60% dari keseluruhan jumlah siswa. Menyusun rencana tindakan yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus
terdiri dari: 1).
Planning (merencanakan alat bantu pembelajaran tolak peluru)
2).
Acting
(memberikan perlakuan dengan
beberapa
macam bentuk
pembelajaran tolak peluru dengan alat bantu untuk mengetahui tingkat kemampuan tolak peluru sebelum dan sesudah
diberi alat bantu
pembelajaran penjas) 3)
Observasi (melakukan tes tolak peluru siswa, apakah kemapuan tolak peluru meningkat setelah menggunakan alt bantu pembelajaran penjas)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
4)
Reflectig (menyimpulkan tingkat hasil belajar tolak peluru siswa setelah mendapat perlakuan penggunaan alat bantu pembelajaran penjas dengan membandingkan kondisi awal sebelum diberi alat bantu pembelajaran penjas dan sesudah diberi alat bantu pembelajaran penjas)
3.
Tahap analisa data Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskritif kualitatif tehnik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan berupa uraian diskriptif tentang perkembangan proses pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran tolak peluru tanpa awalan.
4.
Tahap penyusunan laporan. Pada tahap ini peneliti menyususn laporan dari semua dari awal survei G. Proses Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil
belajar tolak peluru di SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interprestasi, analisis dan refleksi untuk perencaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. 1.
Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun scenario
pembelajaran yang terdiri dari : 1). Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes. 2). Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran tolak peluru. 3). Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian tolak peluru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
4). Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5). Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Pada
tahap
pelaksanaan,
kegiatan
yang
dilakukan
adalah
melaksanakan prose pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain : 1). Menjelaskan kegiatan belajar mengajar tolak peluru tanpa awalan. 2). Melakukan pemanasan 3). Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4). Melakukan latihan teknik dasar tolak peluru tanpa awalan a)
Cara memegang peluru melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.
b)
Cara meletakan peluru di bahu/leher melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.
c)
Cara melakukan tolak peluru tanpa awalan melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan guru dan peneliti.
d). Sikap yang benar saat menolak peluru. e)
Sikap gerakan lanjut melalui penerapan alat bantu.
5).
Menarik kesimpulan
6).
Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7). Melakukan pendinginan c. Pengamatan Tindakan Pengamatan dilakukan terhadap : (1) Hasil ketrampilan tolak peluru tanpa awalan (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan ketrampilan tolak peluru (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta criteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada table berikut : Tabel 2, Target Capaian Nilai Rata-rata dan Jumlah Kemampuan Belajar Tolak Peluru Siswa Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012. No.
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1.
68 %
72 %
75 %
(6 siswa)
(12 siswa)
(15 siswa)
2.
Rancangan Sikuls II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada sikuls sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Survei Awal Untuk memulai pelaksanaan penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu dilakukan survei terhadap obyek yang akan diteliti untuk mengetahui kondisi atau keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal sebagai berikut: 1) Siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 bejumlah 20 anak yang terbagi atas 11 anak berjenis kelamin perempuan dan 9 anak berjenis kelamin laki-laki. Dalam mengikuiti pembelajaran penjas para siswa bermalas-malasan, pura-pura sakit, takut cedera terutama siswa perempuan. 2) Dalam mengikuti pembelajaran penjas siswa kurang aktif bergerak, siswa
lebih
cenderung
duduk-duduk
dan
bermalas-malasan
siswa
tidak
memaksimalkan waktu pembelajaran untuk beraktifitas dan lain sebagainya. 3) Terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran penjas yang di miliki oleh sekolah. B. Deskripsi Data Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sempel yang telah dilaksanakan. Data yang dikumpulkan dari nilai hasil ketuntasan belajar sebelum diberi pembelajaran penjas dengan menggunakan alat bantu pembelajaran Berikut ini disajikan kondisi awal nilai ketuntasan hasil belajar, setelah diberi siklus I dan siklus II dari pembelajaran penjas dengan menggunakan alat bantu bola plastik. Kondisi awal nilai ketuntasan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Tabel 3. Kondisi awal hasil ketuntasan belajar tolak peluru tanpa awalan siswa Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012.
1.
Muh.Aldi Yulian W
66,25
Keterangan Tuntas/Belum Tuntas Belum Tuntas
2.
Akbar Hanif Zuhdi
75,00
Tuntas
3.
Andika Putra Pamungkas
65,00
Belum Tuntas
4.
Anita Indria Septiani
64.99
Belum Tuntas
5.
Anisa Adi Karunia
61,87
Belum Tuntas
6.
Alya Qotrun Nada
70,62
Belum tuntas
7.
Anggoro Bahi Adimas Pasha
64,37
Belum Tuntas
8.
Edi Nuswantara Putra
73,74
Tuntas
9.
Dini Mutia Lutfianisa
61,87
Belum Tuntas
10. Elsa Aulia
88,12
Tuntas
11. Farhan Fawwaz
66,25
Belum Tuntas
12. Handayani Mukyi Utami
61,87
Belum Tuntas
13. Hafid Fahrian
73,74
Tuntas
14. Islakhul Hikmah
66,25
Belum Tuntas
15. Lini Nur Istiqomah
61,81
Belum Tuntas
16. Iqbal Bagas Prakoso
73,75
Tuntas
17. Jihan Inas Putra Nabilah
66,25
Belum Tuntas
18. Nepal Agus Prakoso
68,75
Belum Tuntas
19. Igna Fendi
66,25
Belum Tuntas
20. Effendi Septiawan
66,25
Belum Tuntas
RATA-RATA
68,15
No
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar
Nama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
KKM : 71 Kondisi Awal: Tuntas 5 (25%), Belum Tuntas 15 (75%) Tabel 4. Diskripsi Data Hasil Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan Pada Kondisi Awal Sebelum Menggunakan Alat Bantu. Rentang Nilai
Keterngan
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
Baik Sekali
Tuntas
1
5%
81 - 85
Baik
Tuntas
0
0%
76 - 80
Cukup Baik
Tuntas
0
0%
71 - 75
Cukup
Tuntas
4
20%
<70
Kurang
Belum Tuntas
15
75%
20
100%
>85
JUMLAH
Berdasarkan data kondisi awal nilai ketuntasan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2011/2012 menunjukan nilai ketuntasan rata-rata 68,15 dengan KKM 71 maka siswa yang berada pada kriteria tuntas 5 siswa (25%) sehingga tingkat keberhasilan belajar masih kurang. C. Deskripsi Siklus I Berdasarkan data kondisi awal keberhasilan belajar tolak peluru tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2011/2012. Maka perlu ditingkatkan dengan menggunakan pembelajaran yang tepat dengan mengaktifkan gerak siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas. Pembelajaran dengan menggunakan media bantu merupakan bentuk pembelajaran yang dapat menyenangkan dan mengaktifkan anak. Pada siklus I diberikan bentuk – bentuk pembelajaran sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
1. Memegang Peluru
Ganbar 9. Cara Memegang Peluru (Munasifah, 2008:48) Anak di bariskan menjadi 4 bersaf.Kemudian satu persatu anak mulai dari baris yang paling kanan memegang peluru,kemudian peluru di dorong keatas dan di tangkap kemudian di dorong keatas ber ulang-ulang sebanyak lima kali baru di berikan pada anak di sebelahnya begitu seterusnya sampai semua anak merasakan bagaimana memegang peluru yang benar. 2). Melakukan tolak peluru dengan bentuk latihan cara meletakan peluru di leher, dengan rincian kegiatan seperti pada gambar :
Gambar 10. Cara Meletakan Peluru (Tim Penjas SD, 2007:24) Anak masih dalam keadaan baris 4 bersap, anak yang baris paling kanan melakukan memegang peluru dengan cara diatas, kemudian letakan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak di buka kesamping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan sambil di pahami. Kemudian dilanjutkan anak yang baris di sebelahnya melakukan gerakan yang sama dan seterusnya sampai semua anak merasakan dan memahami bagaimana cara meletakan peluru di leher.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
3). Melakukan tolak peluru dangan bentuk latihan cara melemparkankan bola plastik , dengan rincian kegiatan seperti pada gambar :
Gambar 11. Cara Melempar Bola Plastik (Djumidar, 1997:7.33) - Anak-anak dibagi menjadi empat kelompok yang sama banyaknya. Setelah terbagi menjadi empat kelompok, maka dua kelompok tersebut berdiri menjadi dua bersaf saling berhadapan dengan jarak 6 meter. Setelah berdiri berurutan dan rapi anak yang berbaris paling depan dalam kelompoknya memegang bola. Kemudian lemparkannya pada kelompok yang berada didepannya, setelah melempar kembali ke barisan paling belakang. Demikian juga kelompok yang ada didepannya anak yang berbaris paling depan melemparkan kepada kelompok yang didepannya. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang sambil di lakukan dengan bermain. 4). Melakukan bentuk latihan tolak peluru dengan cara menolakan bola plastik dengan posisi saling berhadapan.
Gambar 12. Cara Menolakan Bola Plastik Dengan Posisi Saling Berhadapan. (Djumidar, 1997:7.35)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
- Anak dibagi menjadi dua kelompok, kemudian anak membentuk barisan bersaf. Anak yang paling depan pada masing-masing kelompok memegang bola plastik. Setelah mendengar bunyi peluit anak yang memegang bola segera menolakkan bola sejauh-jauhnya dengan posisi kaki sejajar. Setelah anak melakukan tolakkan, kembali ke barisan paling belakang. Dilanjutkan oleh anak
yang
berikutnya. Begitu seterusnya dan dilakukan secara berulang-ulang Pembelajaran penjas dengan menggunakan media bantu bola plastik pada siklus I terdiri dari empat kegiatan yaitu: memegang peluru, meletakan peluru di leher, melemparkan bola plastik, menolakkan bola plastik keempat kegiatan tersebut menutut siswa untuk bergerak aktif dan memyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan. Berikut ini disajikan hasil peningkatan belajar tolak peluru tanpa walan
setelah mendatkan pembelajaran
dengan media bantu bola plastik. Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahu Pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk table sebagai berikut: Tabel 5. Hasil ketuntasan belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupten Pemalang tahun Pelajaran 2011/2012 pada siklus I.
No
Nama
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar
Keterangan Tuntas/Belum Tuntas
1.
Muh.Aldi Yulian W
70,74
Belum Tuntas
2.
Akbar Hanif Zuhdi
83,75
Tuntas
3.
Andika Putra Pamungkas
73,75
Belum Tuntas
4.
Anita Indria Septiani
65.00
Belum Tuntas
5.
Anisa Adi Karunia
65,00
Belum Tuntas
6.
Alya Qotrun Nada
76,87
Tuntas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
7.
Anggoro Bahi Adimas Pasha
66,87
Belum Tuntas
8.
Edi Nuswantara Putra
81,24
Tuntas
9.
Dini Mutia Lutfianisa
61,87
Belum Tuntas
10. Elsa Aulia
92,5
Tuntas
11. Farhan Fawwaz
70,62
Belum Tuntas
12. Handayani Mukyi Utami
66,25
Belum Tuntas
13. Hafid Fahrian
85,61
Tuntas
14. Islakhul Hikmah
75,00
Tuntas
15. Lini Nur Istiqomah
70,62
Belum Tuntas
16. Iqbal Bagas Prakoso
95,62
Tuntas
17. Jihan Inas Putra Nabilah
73,65
Tuntas
18. Nepal Agus Prakoso
77,5
Tuntas
19. Igna Fendi
75,00
Tuntas
20. Effendi Septiawan
70,62
Tuntas
RATA-RATA
71,77
KKM : 71 Data Siklus I: Tuntas 11 (55%), Belum Tuntas 9 (45%) Tabel 6. Diskripsi Data Hasil Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan Menggunakan Alat Bantu Pada Siklus I Rentang Nilai
.
Keterngan
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
Baik Sekali
Tuntas
3
15%
81 - 85
Baik
Tuntas
2
10%
76 - 80
Cukup Baik
Tuntas
3
15%
71 - 75
Cukup
Tuntas
3
15%
<70
Kurang
Belum Tuntas
9
45%
20
100%
>85
JUMLAH
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Berdasarkan data pada siklus I nilai ketuntasan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2011/2012 menunjukan nilai ketuntasan rata-rata 71,77 dengan KKM 71 maka anak yang berada pada kriteria tuntas tingkat keberhasilan belajar yaitu 11 anak (55%). D. Diskripsi Siklus II Pada siklus II diberikan bentuk kegiatan menolakan peluru dengan media bantu bola voli yaitu: 1) Melemparkan Bola Plastik, 2). Menolakan Bola Plastik, 3). Menolakan Bola Plastik dengan Sasaran Bola Dalam Lingkaran, 4). Menolakan Bola Plastik dengan Membenturkan Bola Diudara, 5). Menolakan Bola Plastik Dengan Jarak Yang Sudah ditentukan. Pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai berikut: 1). Melakukan tolak peluru dangan bentuk latihan cara melemparkankan bola voli , dengan rincian kegiatan seperti pada gambar :
Gambar 13 . Cara Melempar Bola Plastik (Djumidar, 1997:7.33) - Anak-anak dibagi menjadi empat kelompok yang sama banyaknya. Setelah terbagi menjadi empat kelompok, maka dua kelompok tersebut berdiri menjadi dua bersaf saling berhadapan dengan jarak 6 meter. Setelah berdiri berurutan dan rapi anak yang berbaris paling depan dalam kelompoknya memegang bola. Kemudian lemparkannya pada kelompok yang berada didepannya, setelah melempar kembali ke barisan paling belakang. Demikian juga kelompok yang ada didepannya anak yang berbaris paling depan melemparkan kepada kelompok yang didepannya. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang sambil di lakukan dengan bermain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
2). Melakukan bentuk latihan tolak peluru dengan cara menolakan bola plastik dengan posisi saling berhadapan.
Gambar 14. Cara Menolakan Bola Plastik Dengan Posisi Saling Berhadapan. (Djunidar, 1997:7.35) - Anak dibagi menjadi dua kelompok, kemudian anak membentuk barisan bersaf. Anak yang paling depan pada masing-masing kelompok memegang bola plastik. Setelah mendengar bunyi peluit anak yang memegang bola segera menolakkan bola sejauh-jauhnya dengan posisi kaki sejajar. Setelah anak melakukan tolakkan, kembali ke barisan paling belakang. Dilanjutkan oleh anak
yang
berikutnya. Begitu seterusnya dan dilakukan secara berulang-ulang. 3). Melakukan bentuk latihan tolak peluru dengan cara menolakan bola plastik dengan sasaran bola dalam lingkaran.
Gambar 15. Cara Menolakan Bola Plastik Dengan Mengarahkan Bola Dalam Lingkaran. (Djumidar, 1997:7.35) -
Anak dibagi menjadi dua kelompok berbaris bersaf. Anak yang paling depan
dari masing-masing kelompok memegang bola plastik, kemudian bola itu ditolakkan kearah sasaran bola dalam lingkaran yang berada didepannyan dengan jarak 5 meter. Dalam menolak di usahakan mengenai bola yang berada didalam lingkaran sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
sasaran. Dan dilakukan secara bergantian sampai semua anak melakukannya dan dilakukan secara berulang-ulang, sambil diberi semangat supaya tolakkannya mengenai sasaran. 4 ). Melakukan bentuk latihan tolak peluru dengan cara menolakkan bola plastik dengan membenturkan bola di atas.
Gambar 16. Cara Menolakan Bola Plastik Dengan Membenturkan Bola diatas (Djumidar, 1997:7.40) - Anak dibagi menjadi empat kelompok dan berbaris bersaf. Masing-masing kelompok saling berhadapan, kelompok 1 berhadapan dengan kelompok 2, kelompok 3 berhadapan dengan kelompok 4. Anak yang berbaris paling depan pada masingmasing kelompok memegang bola kemudian secara bersamaan menolakkan bola ke atas agar bola itu saling berbenturan diudara. Begitu juga anak yang baris dibelakangnya melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan anak yang baris paling depan tadi. Begitu seterusnya dilakukan secara berulang-ulang. 5). Melakukan bentuk latihan tolak peluru dengan cara menolakkan bola plastik dengan jarak yang sudah ditentukan.
Gambar 17. Cara Menolakan Bola Plastik
Dengan
Jarak Yang Sudah Ditentukan. (Djumidar, 1997:7.35) Anak dibagi menjadi dua kelompok dengan barisan bersaf. Anak yang baris paling depan pada masing-masing kelompok memegang bola setelah bunyi peluit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
anak tersebut menolakkan bola kearah bola yang sudah ditentukan jaraknya, dengan dilanjutkan gerakan sikap akhir setelah menolak. Dan dilanjutkan oleh anak yang baris dibelakangnya. Begitu seterusnya dilakukan secara berulang-ulang, sampai semua anak melakukannya. Pembelajaran penjas dengan menggunakan media bantu bola plastik pada siklus II terdiri dari lima kegiatan yaitu: Melemparkan bola plastik, Menolakkan bola plastik, Menolakan bola plastik kesasaran dalam lingkaran, Menolakan bola plastik denfan membenturkan bola diudara, Menolakan bola plastik dengan jarak yang teolah ditentukan.Kelima kegiatan tersebut menutut siswa untuk bergerak aktif dan memyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan. Berikut ini disajikan hasil peningkatan belajar tolak peluru tanpa awalan setelah menggunakan media alat bantu bola plastik. Peningkatan hasil belajar anak kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comasl Kabupaten Pemalang Tahu Pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk table sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Ketuntasan Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan Siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Siklus II.
No
Nilai Ketuntasan Hasil
Nama
Belajar
Keterangan Tuntas/Belum Tuntas
1.
Muh.Aldi Yulian W
71,99
Tuntas
2.
Akbar Hanif Zuhdi
88,12
Tuntas
3.
Andika Putra Pamungkas
82,5
Tuntas
4.
Anita Indria Septiani
71,75
Tuntas
5.
Anisa Adi Karunia
73,75
Tuntas
6.
Alya Qotrun Nada
85,62
Tuntas
7.
Anggoro Bahi Adimas Pasha
78,25
Tuntas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
8.
Edi Nuswantara Putra
82,49
Tuntas
9.
Dini Mutia Lutfianisa
75,00
Tuntas
10. Elsa Aulia
95,62
Tuntas
11. Farhan Fawwaz
72,49
Tuntas
12. Handayani Mukyi Utami
70,5
BelumTuntas
13. Hafid Fahrian
85,61
Tuntas
14. Islakhul Hikmah
76,86
Tuntas
15. Lini Nur Istiqomah
70,62
BelumTuntas
16. Iqbal Bagas Prakoso
95,62
Tuntas
17. Jihan Inas Putra Nabilah
73,75
Tuntas
18. Nepal Agus Prakoso
84,25
Tuntas
19. Igna Fendi
76,86
Tuntas
20. Effendi Septiawan
70,62
Belum Tuntas
RATA-RATA
79,11
KKM : 71 Data Siklus I: Tuntas 17 (85%), Belum Tuntas 3(15%) Tabel 8. Diskripsi Data Hasil Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan Menggunakan Alat Bantu. Pada Siklus II Rentang Nilai
.
Keterngan
Kriteria
Jumlah Anak
Prosentase
Baik Sekali
Tuntas
4
20%
81 - 85
Baik
Tuntas
3
15%
76 - 80
Cukup Baik
Tuntas
4
20%
71 - 75
Cukup
Tuntas
6
30%
<70
Kurang
Belum Tuntas
3
15%
20
100%
>85
JUMLAH
Berdasarkan data pada siklus I nilai ketuntasan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2011/2012 menunjukan nilai ketuntasan rata-rata 79,11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
dengan KKM 71 maka anak yang berada pada kriteria tuntas tingkat keberhasilan belajar yaitu 17 anak (85%). E. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dipaparkan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan Kondisi Awal ke Siklus I Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk table sebagai berikut: Tabel 9. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus I. Rata-Rata Kondisi
Rata-Rata Hasil Belajar
Awal Hasil Belajar Tolak Siklus I
Peningkatan
Hasil
Belajar
Peluru Tanpa Awalan 68,15
71,77
3,62
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik penigkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang taahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus I sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Gambar 18. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012. Berdasarkan grafik tersebut menunjukan bahwa, ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun ajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal ke sikulus I sebesar 3,62. 2. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan dari Siklus I ke Siklus II. Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Tabel 10. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke siklus II Rata-Rata Hasil Belajar
Rata-Rata Hasil Belajar
Peningkatan Hasil
Siklus I
Siklus II
Belajar
71,77
79,11
7,34
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke sikuls II sebagai berikut:
Gambar 19. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Siklus I ke Siklus II. Berdasarkan grafik tersebut menunjukan bahwa, ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II sebesar 7,34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
3. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus II Perbandingan peningkatan ketuntasan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk table sebagai berikut: Tabel 11. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 dari siklus I ke siklus II Rata-Rata Hasil Belajar
Rata-Rata Hasil Belajar
Peningkatan Hasil
Kondisi Awal
Siklus II
Belajar
68,15
79,11
10,96
Lebih jelasnya berikut ini disajikan grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal
Kecamatan Comal
Kabupaten
Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal ke sikuls II sebagai berikut:
Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus 2 68,15
79,11
80 60 40
10,96
20 0 Kondisi Awal
Siklus 2
Peningkatan
Gambar 20. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal ke Siklus II .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Berdasarkan grafik tersebut menunjukan bahwa, ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun ajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yang cukup. Hal ini dapat dilihat bahwa, ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 10,96. 4. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Tolak Peluru Tanpa Awalan dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II. Peningkatan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 dari kondisi awal, siklus I, siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Ganbar 21. Grafik prosentase ketuntasan hasil belajar tolak peluru tanpa awalan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012 dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II. Berdasarkan grafik tersebut menunjukan bahwa, kondisi awal ketuntasan hasil belajar tolak peluru tanapa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 yang memiliki katagori baik sekali (tuntas) 1 siswa (5%), katagori cukup (tuntas) 4 siswa (20%) dan katagori
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
kurang (tidak tuntas) sebanyak 15 siswa (75%). Pada siklus I yang memiliki katagori baik sekali (tuntas) sebanyak 3 siswa (15%), katagori baik (tuntas) sebanyak 2 siswa (10%), katagori cukup baik (tuntas) sebanyak 3 siswa (15%), katagori cukup (tuntas) sebanyak 3 siswa (15%), dan katagori kurang (tidak tuntas) sebanyak 9 siswa (45%). Pada silus II yang memiliki katagori baik sekali (tuntas) sebanyak 4 siswa (20%), katagori baik (tuntas) sebanyak 3 siswa (15%), katagori cukup baik (tuntas) sebanyak 4 siswa (20%), katagori cukup (tuntas) sebanyak 6 siswa (30%), dan katagori kurang (tidak tuntas) sebanyak 3 siswa (15%). Dari data dan grafik tersebut dapat disimpulkan pada kondisi awal siswa yang tuntas sebanyak 25%, siklus I yang tuntas sebanyak 55 %, siklus II yang tuntas sebanyak 85%. Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal sebelum menggunakan alat bantu hingga akhir siklus II sebesar 60%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan Penerapan alat bantu pembelajaran (bola plastik) pendidkan jasmani dapat meningkatkan efektifitas belajar tolak peluru tanpa awalan siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal
Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran
2011/2012, dapat diterima kebenaranya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahum pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: Penggunaan media peluru dari bola plastik dapat meningkatkan efektifitas dan hasil belajar tolak peluru pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan sklus II, Hal ini bisa dilihat dari nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (25%), siklus I (55%) dan siklus II (85%), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (60%). B. Implikasi Penilaian ini membrikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa factor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat bantu/media pembelajaran yang digunakan. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, menggelola ruang, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, sera teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu, minat siswa dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersedian alat/media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan penggunaan alat bantu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (baik proses maupun hasil), Sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan alat bantu yang berupa bola plastik ataupun alat yang lain sebagai sebagai media alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
pendidkan jasmani khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar tolak peluru dan pembelajaran yang menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus
persepsi
siswa
mengenai
pembelajaran
yang
pada
awalnya
membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka maka dapat disarankan beberapa hal,khusunya para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai berikut: 1
Guru Pendidikan jasmani di SD Negeri 02 Tumbal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuanya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam menggelola ruang, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiiring dalam peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu guru hendaknya membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan.
2.
Guru untuk dapat meningkatkan efektifitas belajar tolak peluru dapat digunakan media modifikasi peluru.
3.
Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran.
4.
Siswa disarankan untuk menggunakan media modifikasi peluru, sehingga siswa akan lebih aktif dan pembelajaran lebih menyenangkan.
5.
Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani.
6.
Penelitian ini dapat dilakukan di sekolah lain, namun dalam penerapanya disesuaikan dengan keadaan sekolah masing-masing.
commit to user