ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH
Oleh I Kadek Wardana NIM 0816011159
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH I Kadek Wardana PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja-Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Selat tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Selat berjumlah 38 siswa. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis data aktivitas belajar lompat jauh secara klasikal pada siklus I adalah 8,09 dan pada siklus II sebesar 9,16. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 1,07. Sedangkan hasil belajar lompat jauh pada siklus I adalah 71,05% dan pada siklus II sebesar 84,21%. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 13,16%. Jadi rata-rata skor aktivitas belajar pada siklus I dan II sebesar 8,6 (aktif) sedangkan rata-rata skor hasil belajar pada siklus I dan II sebesar 77,63% (baik). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar lompat jauh meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Selat tahun pelajaran 2012/2013. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses pembelajaran sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lompat jauh. Abstract: This study aimed at improving the activityand the result of the study of long distance jump on the students of class VIII C SMP Negeri 2 Selat in the academic year of 2012/2013. The research design of this study was a classroom action research which was conducted in two cycles. Every cycle contained two meetings. The subjects of the study were the students of class VIII C SMP Negeri 2 Selat which consisted of 38 students. The data was analyzed using descriptive statistic. The result of the analysis of the data of the activity of learning long distance jump classicaly in cycle I was 8,09 and in cycle II was 9,16. There was an improvement 1,07 from cycle I to cycle II. Moreover, the result of the study of long distance jump in cycle I was 71,05% and in cycle II was 84,21%. It indicates that there was an improvement 13,16% frome cycle I to cycle II. So the avarage score for the learning activity in cycle I and cycle II was 8,6 (active) and the avarage score for the result of the study in cycle I and cycle II was 77,63% (good). Based on the result of the data analysis and the discussion, it can be concluded that the activity and the result of learning long distance jum was improved through the implementation of cooperative learning model type NHT on the students of class VIII C SMP Negeri 2 Selat in the academic year of 2012/2013. It is suggested to the penjasorkes teacher to implement the model of cooperatif learning type NHT in the process of learning as an alternative to improve the activity and the result of learning long distance jump. Kata-kata kunci: NHT, aktivitas belajar, hasil belajar, lompat jauh.
1
Pendidikan jasmani, olahraga dan
Peran guru dalam pembelajaran
kesehatan (penjasorkes) merupakan bagian
yaitu
integral
dari
keseluruhan,
membuat
desain
pendidikan
secara
menyelenggarakan
bertujuan
untuk
mengajar,
mengembangkan
aspek
kebugaran
instruksional,
kegiatan
bertindak
belajar-
mengajar
atau
membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
yang
berpikir
sosial,
Sedangkan, peran siswa adalah bertindak
penalaran, stabilitas emosional, tindakan
belajar, yaitu mengalami proses belajar,
moral,
dan
mencapai hasil belajar dan menggunakan
pengenalan lingkungan bersih melalui
hasil belajar yang digolongkan sebagai
aktivitas penjasorkes, yang mana setiap
dampak
individu
Penjasorkes bertujuan agar peserta didik
kritis,
ketarampilan
aspek pola
hidup sehat
mendapatkan perhatian
yang
sama sebagai anak didik.
berupa
dampak
pengiring.
pengajaran.
Pembelajaran
mampu mengaktualisasikan potensi yang
Demi tercapainya segala tujuan
dimiliki
dan
memiliki
kemampuan
pembelajaran penjasorkes tentunya tidak
(Depdiknas, 2006: 2) sebagai berikut:
terlepas dari pemahaman guru penjasorkes
(a)
terhadap
pengelolaan
metode
atau
model-model
Mengembangkan diri
keterampilan dalam
pembelajaran yang mampu menjadikan
pengembangan
aktivitas dan hasil belajar lebih maksimal.
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
Oleh
penjasorkes
melalui berbagai aktivitas jasmani dan
diharapkan mampu mengimplementasikan
olahraga yang terpilih. (b) Meningkatkan
metode atau model-model pembelajaran
pertumbuhan fisik dan pengembangan
yang bersifat inovatif demi tercapainya
psikis yang lebih baik. (c) Meningkatkan
segala tujuan penjasorkes.
kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
karena
itu
guru
Joyce (dalam Trianto, 2007: 5) mengemukakan
bahwa,
dan
upaya
pemeliharaan
(d) Meletakkan landasan karakter moral
”model
yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
pembelajaran adalah suatu perencanaan
yang terkandung di dalam Penjasorkes. (e)
atau suatu pola yang digunakan sebagai
Mengembangkan
pedoman
disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
dalam
merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran
percaya
dalam
Mengembangkan
tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat
pembelajaran
diri
sikap
dan
sportif,
demokratis.
keterampilan
jujur,
(f) untuk
menjaga keselamatan diri sendiri, orang
termasuk di dalamnya buku-buku, film,
lain dan lingkungan.
komputer, kurikulum dan lain-lain. 2
Dalam proses pembelajaran sudah
psikomotor tidak terpenuhi secara baik
barang tentu kesuksesan seorang peserta
sehingga banyak siswa yang tidak tuntas
didik tidak hanya menitik beratkan pada
hasil belajarnya. Oleh karena itu peneliti
peserta didik semata, tetapi juga sangat
menemukan
dipengaruhi oleh lembaga pendidikan dan
mengimplementasikan
peran serta guru selaku pendidiknya.
pembelajaran kooperatif. Menurut Egen
Berdasarkan
observasi
awal
solusi
yaitu
dengan model
dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42)
peneliti di SMP Negeri 2 Selat pada siswa
menyatakan
kelas VIII C SMP Negeri 2 Selat pada
merupakan
tanggal
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja
15-26
Oktober
2012
yang
“pembelajaran suatu
kooperatif
kelompok
berjumlah 38 orang siswa. Dilihat dari
secara
persentase aktivitas belajar teknik dasar
tujuan bersama”.. Model pembelajaran
lompat jauh tidak ada siswa yang berada
kooperatif tipe NHT bertujuan untuk
pada kategori sangat aktif
mengajak siswa lebih berperan aktif dalam
(0 %), aktif
sebanyak 5 orang (13,16 %), cukup aktif
berkolaborasi
untuk
strategi
mencapai
proses pembelajaran.
sebanyak 29 orang (76,31 %), kurang aktif
Dalam model pembelajaran ini
sebanyak 4 orang (10,53 %) dan tidak ada
siswa dapat belajar dalam kelompok-
yang sangat kurang aktif (0 %). Jadi rata-
kelompok kecil untuk mempelajari materi
rata aktivitas belajar siswa secara klasikal
dan memecahkan suatu permasalahan yang
sebesar 5,63. Dilihat dari kriteria di atas,
diberikan oleh guru. Setelah siswa dapat
maka aktivitas belajar siswa kelas VIII C
menyelesaiakan
SMP Negeri 2 Selat pada materi lompat
permasalahannya,
jauh secara klasikal tergolong ke dalam
penghargaan secara kelompok. Dengan
katagori cukup aktif (CA).
demikian siswa akan termotivasi berusaha
materi siswa
dan diberikan
Jika dilihat dari ketuntasan hasil
untuk dapat menguasai materi dengan
belajar teknik dasar lompat jauh, siswa
sebaik-baiknya. Secara singkat terdapat
yang tuntas hanya 3 orang siswa (7.90%)
empat fase NHT, yaitu: (1) penomoran, (2)
dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 35
mengajukan
orang
siswa (92.10%). Jadi ketuntasan
bersama dan (4) menjawab (Trianto, 2009:
belajar (KB) siswa kelas VIII C SMP
82-83). Penelitian ini sudah barang tentu
Negeri 2 Selat diperoleh sebesar 7.90%
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
dan tergolong ke dalam kategori sangat
dan hasil belajar lompat. Aktivitas yang
kurang. Hal ini terjadi dikarenakan dari
awalnya
tiga aspek yaitu, kognitif, afektif dan
diharapkan 3
pertanyaan,
tidak
aktif
meningkat
(3)
secara
berfikir
klasikal
menjadi
aktif
dengan mengimplementasikan NHT begitu
Teknik pengumpulan data yang
juga dengan hasil belajar yang awalnya
digunakan yaitu aktivitas belajar dinilai
tidak tuntas secara individu maupun
oleh
klasikal
memenuhi
menggunakan lembar observasi aktivitas
yang sudah
belajar, sedangakan untuk hasil belajar ada
diharapkan
dapat
ketuntasan sesuai KKM ditentukan.
2
orang
observer
dengan
tiga aspek penilaian yaitu, kognitif, afektif
Tujuan penelitian yang ingin dicapai
dan
psikomotor.
Penilaian
kognitif
adalah: untuk meningkatkan aktivitas dan
diberikan dengan tes kemampuan, afektif
hasil belajar teknik dasar lompat jauh
merupakan
(gaya jongkok dan gaya menggantung)
psikomotor dinilai oleh 3 orang evaluator
melalui implementasi model pembelajaran
dengan menggunakan format assesmen
kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII
hasil belajar. Teknik analisis data yang
C SMP Negeri 2 Selat tahun pelajaran
digunakan dalam penelitian ini adalah
2012/2013.
statistik deskriptif.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
penelitian
dan
Pada hasil observasi awal nilai
yang
aktivitas dan hasil belajar teknik dasar
digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas
lompat jauh masih tergolong cukup aktif
(PTK). Jumlah subyek penelitian ini yaitu
atau belum tuntas. Untuk hasil belajar
38
dilakukan
disebabkan karena masih banyak siswa
sebanyak 2 siklus dengan tiap siklus terdiri
yang nilainya belum memenuhi Kriteria
dari 2 kali pertemuan pada semester genap.
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.
siswa.
Jenis
sikap
HASIL PENELITIAN
VIII C SMP Negeri 2 Selat tahun pelajaran 2012/2013.
pengamatan
Penelitian
ini
Prosedur penelitian ini terdiri dari empat
Berdasarkan observasi awal peneliti
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan
yang dilaksanakan. Dilihat dari persentase
tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi.
aktivitas belajar teknik dasar lompat jauh,
Waktu penelian ini dilaksanakan tanggal 8
tidak ada siswa yang tergolong sangat
Februari dan 15 Februari untuk siklus I,
aktif, siswa aktif sebanyak 5 orang (13,16
sedangkan tanggal 22 Februari dan 1
%), cukup aktif sebanyak 29 orang (76,31
Maret 2013 dilaksanakan penelitian siklus
%), kurang aktif sebanyak 4 orang (10,53
II. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan
%) dan tidak ada yang sangat kurang aktif
SMP Negeri 2 Selat.
(0 %).
4
Tabel 4.1 Data Observasi Awal Aktivitas Belajar Teknik Dasar Lompat jauh (Gaya Jongkok dan Gaya Menggantung)
Data aktivitas belajar pada siklus I yaitu sebagai berikut: siswa yang berada pada katagori sangat (21,05%),
aktif
aktif 8 orang
sebanyak
28
orang
(73,69%), cukup aktif sebanyak 2 orang 1 2 3 4
>9 7< <9 5< <7 3 < <5
Jumlah Siswa 5 29 4
5
<3
-
-
38
100%
No
Kriteria
Total
Persentase (%) 13,16 76,31 10,53
Kategori
(5,26%), kurang aktif tidak ada (0%), dan
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
sangat kurang aktif tidak ada (0%). Tabel 4.3 Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh (Gaya Jongkok dan Gaya Menggantung) pada Siklus I
Jika dilihat dari ketuntasan hasil belajar teknik dasar lompat jauh, siswa yang tuntas hanya 3 orang siswa (7.90%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 35
No
Kriteria
1 2 3 4
>9 7< <9 5< <7 3< <5
5
orang siswa (92.10%).siswa yang berada
<3 Total
Jumlah Siswa 8 orang 28 orang 2 orang -
Persentase (%) 21,05 73,69 5,26 -
-
-
38
100%
Kategori Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
pada kategori sangat baik tidak ada (0%), baik (tuntas) sebanyak 3 orang (7,90%), cukup baik (tidak tuntas) sebanyak 28
Berdasarkan dari hasil belajar pada
orang (73,68%), kurang baik (tidak tuntas)
siklus I dengan materi teknik dasar lompat
sebanyak 7 orang (18,42%), dan sangat
jauh, diperoleh data hasil belajar sebagai
kurang baik tidak ada (0%).
berikut: siswa yang berada pada kategori
Tabel 4.2 Data Observasi Awal Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh (Gaya Jongkok dan Gaya Menggantung)
sangat baik tidak ada (0%), baik (tuntas) sebanyak 27 orang (71,05%), cukup baik (tidak tuntas) sebanyak 11 orang (28,95%), kurang baik tidak ada (0%) dan sangat kurang baik tidak ada (0%).
No
Rentang Skor
Banyak siswa
Persent ase (%)
1
85-100
-
-
A
2
75-84
3 orang
7,90
B
Baik
3
61-74
28 orang
73,68
C
Cukup
4
46-60
7 orang
18,42
D
Kurang
5
0-45
-
-
E
Sangat Kurang
38
100%
Jumlah
Nilai Angka/ Huruf
Katagori Sangat Baik
5
Tabel 4.4. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh (gaya jongkok dan gaya mengantung) pada Siklus I
Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas siklus II dengan materi teknik dasar lompat jauh, diperoleh data hasil belajar sebagai berikut: 4 orang siswa (10,53% ) mendapat nilai dengan kategori
No
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
1 2 3 4 5
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
-
-
27 orang 11orang -
71,05 28,95 -
Kategori
-
-
38 orang
100%
Berdasarkan
Rentangan Tingkat Ketuntasan 71,05% (27 Siswa) Tuntas
nilai sangat baik, 27 orang siswa (71,05%) memperoleh nilai dengan kategori nilai baik, 7 orang siswa (18,42%) memperoleh nilai dengan kategori nilai cukup, nilai kurang tidak
28,95% (11 Siswa) Tidak Tuntas
ada (0%). dan tidak ada siswa yang mendapat nilai sangat kurang (0%).
hasil
Tabel 4.6 Data Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh pada Siklus II
pengamatan
mengenai aktivitas belajar yang dilakukan oleh 2 orang observer yang dilakukan sebanyak
dua
kali
terhadap
proses
No
pembelajaran pada siklus II, didapatkan
1 2 3 4
data sebagai berikut. 26 orang siswa (68,42%) berada dalam kategori tingkat
5
aktivitas
sangat
aktif,
(31,58%) berada
12
orang
siswa
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
4 orang
10,53
27 orang 7 orang -
71,05 18,42 -
-
-
38 orang
100%
Prosentase Tingkat Ketuntasan 81,58% (31 Siswa) Tuntas 18,42% (7 Siswa) Tidak Tuntas
dalam kategori aktivitas
aktif, kategori tingkat aktivitas cukup aktif tidak ada (0%), kurang aktif tidak ada (0%),
PEMBAHASAN
dan tidak ada siswa yang sangat kurang aktif
Berdasarkan hasil penelitian yang
(0%).
telah dilaksanakan dengan 2 sikus, dengan
Tabel 4.5 Data Aktvitas Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh (Gaya Jongkok dan Menggantung) Siklus II
masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan,
menunjukkan
terjadi
peningkatan aktivitas dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dan gaya
>9 7< <9 5< <7 3< <5
Jumlah Siswa 26 orang 12 orang -
Persentase (%) 68,42 31,58 -
<3
-
-
38
100%
No
Kriteria
1 2 3 4 5
Total
menggantung.
Adapun
data
yang
Kategori
diperoleh berdasarkan penerapan model
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai berikut.
6
Dengan
menerapkan
model
Berdasarkan uraian tersebut, ini
pembelajaran NHT aktivitas dan hasil
berarti bahwa tingkat penguasaan materi
belajar menjadi lebih baik dari observasi
lompat
awal. Pada siklus I masih ada siswa yang
memenuhi kriteria ketuntasan minimal
tidak aktif dikarenakan masih ada 2 orang
(KKM)
siswa dalam kategori cukup akif, namun
pelajaran Penjasorkes di kelas VIII C SMP
dengan diberikan tindakan pada siklus II
Negeri 2 Selat, yakni sebesar 75 dari nilai
aktivitas belajar meningkat, sehingga 38
maksimal 100. Secara klasikal, penelitian
siswa menjadi aktif.
ini
Tabel 4.7 Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I ke Siklus II
mencapai target yakni 75% siswa di kelas
jauh
yang
1 2
Siklus Siklus I Siklus II
Hasil 8,09 9,16
siklus
ditetapkan
dianggap
berhasil
II
pada
karena
sudah
mata
telah
terteliti telah memperoleh rata-rata nilai sebesar
No
pada
75
(KKM).
Karena
sudah
tercapainya target yang ditentukan maka
Peningkatan Siklus
penelitian ini dihentikan sesuai dengan rancangan
1,7
penelitian
yang
telah
direncanakan sebelumnya. pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang Sedangkan untuk hasil belajar pada
menyediakan kesempatan belajar sendiri
siklus I sebanyak 11 siswa yang tidak
dan beraktivitas sendiri kepada siswa
tuntas namun pada siklus II terjadi
(Hamalik, 2005: 171). Siswa belajar dan
peningkatan sehingga siswa yang tuntas
beraktivitas sendiri untuk memperoleh
sebanyak 32 siswa. Pada siklus II ini
pengalaman,
peneliti
dan
NHT
memberikan dengan
tindakan-tindakan
melihat
pengetahuan,
tingkah
mengembangkan
kelemahan-
laku
pemahaman
lainnya
serta
keterampilan
yang
kelemahan pada siklus I.
bermakna. Sehingga dapat disimpulkan
Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II
bahwa kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan dasar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Ini berarti bahwa jika
No 1 2
Siklus Siklus I Siklus II
Hasil 71,05 84,21
materi yang telah diterima diulang kembali
Peningkatan Siklus
dengan materi yang sama, memungkinkan siswa lebih mengerti tentang materi yang
13,16
diberikan. Seperti dalam teori psikologi daya, yang menyatakan bahwa melatih daya-daya yang ada pada manusia yang 7
terdiri
atas
mengamati,
menangkap,
hanya memilih satu model pembelajaran
mengingat, menghayal, merasakan dan
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
berpikir.
mengadakan
NHT untuk meningkatkan aktivitas dan
pengulangan maka daya-daya tersebut
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dan
akan berkembang menjadi lebih sempurna,
gaya menggantung.
Dengan
(Dimyati dan Mudjiono, 2006: 46). Aktivitas belajar materi lompat
SIMPULAN
jauh meningkat melalui penerapan model
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembelajaran kooperatif tipe NHT, hal ini
pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal
dikarenakan dengan menggunakan tipe
sebagai berikut. Hal ini dapat dilihat pada
NHT siswa mampu bekerjasama dalam
siklus I, aktivitas belajar siswa berada pada
kelompoknya sehingga siswa menjadi aktif
kategori aktif yaitu 8,09. Pada siklus II,
dalam
hasil
aktivitas
belajar
belajar lompat jauh meningkat melalui
kategori
aktif yaitu 9,16. Peningkatan
implementasi
pembelajaran
aktivitas belajar siswa dari siklus I ke
kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII
siklus II sebesar 1,7. Sedangkan pada hasil
C SMP Negeri 2 Selat tahun pelajaran
belajar
2012/2013, dengan pengelompokan siswa
ketuntasan hasil belajar secara klasikal
pada
adalah
pembelajaran.
Kemudian
model
model pembelajaran tipe NHT
dapat
71,05%
siswa
dilihat
dan
berada
pada
pada
pada
siklus
siklus
I,
II
memberi kesempatan kepada siswa untuk
ketuntasan hasil belajar secara klasikal
saling membagi ide-ide dan pertimbangan
sebesar 84,21%. Peningkatan ketuntasan
jawaban yang tepat.
hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II
Dapat disimpulkan bahwa secara
sebesar 13,16%.
keseluruhan penelitian dapat dikatakan berhasil, karena pada akhir penelitian
DAFTAR RUJUKAN
semua
Depdiknas, 2006. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
kriteria
ditetapkan
keberhasilan
tepenuhi,
dimana
yang aktivitas
belajar siswa secara klasikal mencapai Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
9,16 sedangkan hasil belajar siswa secara klasikal
mencapai
84,21%.
Namun
demikian, dalam upaya meningkatkan
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
kualitas pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
lompat
jauh,
adapun
keterbatasan dalam penelitian ini yaitu, 8
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Tim Prestasi Pustaka. -------,
2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.
9