e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH I Putu Janu Eduartha, Wahjoedi, Putu Adi Suputra Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Univesitas Pendidikan Ganesha Jalan Udayana Nomor 11 Singaraja-Bali Telpon. (0362) 32559 e-mail :{
[email protected],
[email protected],
[email protected], undiksha.ac.id} Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar teknik dasar lompat jauh (gaya jongkok) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan guru sebagai peneliti, dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari (1) Rencana tindakan, (2) pelaksanaan, (3) observasi/evaluasi (4) revleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negara yang berjumlah 38 orang ( 20 putra dan 18 putri). Data dianalisis menggunakan analisis statistik diskriptif. Berdasarkan hasil analisis data untuk motivasi belajar teknik dasar lompat jauh (gaya jongkok) pada siklus I motivasi belajar secara klasikal 11,65 (Motivasi cukup tinggi) dan siklus II secara klasikal 14,66 (motivasi tinggi). Persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I secara klasikal 65,79 % dan siklus II secara klasikal 86,84 %. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa motivasi dan hasil belajar teknik dasar lompat jauh meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2015/2016. Disarankan kepada guru penjasorkes dapat menerapkan modl pembelajaran kooperatif tipe TAI karena terbukti meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif TAI, Motivasi, Hasil belajar, lopat jauh Abstract This research has a perpose to improve the student’s motivation and result learning the basic technique of long jump (squat style) through a TAI type of a cooperative learning design in student 0f X4 in SMA Negeri 2 Negara in academic year 2015/2016. This is a classroom action research with the teacher as the researcher, it has been done by 2 cycle. Every cycle consist of (1) action plan, (2) implementation, (3) observation/evaluation, (4) reflection. The subject of the study are the students of X4 SMA Negeri 2 Negara which consist of 38 students (20 male and 18 female). The data has been analyzed by using the basic technique of long jump (squat style) in the cycle I the motivation classically is 11,56 ( high enough motivation) and in the cycle II classically is 14,66 (high motivation). The percentage of the completeness from the cycle I classically is 65,79% and cycle II classically is 86,84%. Based on the result of learning the basic technique of long jump (squat style) through a TAI type has been increased in SMA Negeri 2 Negara in academic year 2015/2016. It is recommended to the sport teachers can apply a TAI type of a cooperative learning design because it can improve the student’s motivation and result of learning. Key words: cooperative learning TAI, motivation, learning result, long jump
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Sehingga kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari faktor pendidikan, karena pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang merupakan unsur penting dalam pembangunan suatu bangsa. Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes). Pendidikan jasmani adalah satu aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang sukarela dan berguna serta berhubungan langsung dengan respons, mental, emosional, dan sosial. “Tujuan Penjasorkes adalah mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, selain itu juga dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik” (Depdiknas, 2006: 163). Dalam proses pembelajaran guru bukannlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru.
Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru, selain itu juga dari segi model-model pembelajaran yang harus direncanakan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa saat ini. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan hari Sabtu tanggal 24 Oktober 2015 di SMA Negeri 2 Negara pada siswa kelas X.4 dalam mata pembelajaran penjasorkes khususnya pada materi Lompat Jauh (Gaya Jongkok), dari jumlah 38 orang, dalam perkembangan dan pelaksanaannya, pendidikan masih mengalami permasalahan. Salah satunya yaitu belum efektifnya pengajaran penjasorkes disekolah tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran penjasorkes yang dilihat dalam motivasi belajar disini meliputi empat kegiatan yaitu kegiatan mengemukakan suatu pendapat dan pertanyaan, melaksanakan tugas dalam pembelajaran, sikap dalam menghadapi kesulitan serta minat dan perhatian siswa. Peneliti memperoleh data sebagai berikut. Dilihat dari motivasi belajar lompat jauh siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi 2 orang (5,26%), kategori tinggi 4 orang (10,52%), kategori cukup tinggi 20 orang (52,63%) dan kategori kurang 12 orang (31,57%). Rata-rata motivasi belajar siswa secara klasikal adalah 9,47. Dengan nilai rata-rata seperti itu, maka dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara klasikal pada Materi lompat jauh adalah cukup tinggi. Dan ini perlu ditingkatkan lagi serta perlu perbaikan di dalam penggunaan model pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa akan lebih meningkat.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) Dalam mengetahui persentase hasil belajar teknik dasar Lompat jauh (Gaya Jongkok) pada kriteria ketuntasan belajar (KB) nilai mata pelajaran penjasorkes SMA N 2 Negara yang meliputi tiga aspek yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka diperoleh hasil tes pada materi lompat jauh (gaya jongkok) dapat disimpulkan siswa yang tuntas 7 orang (18,42%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 31 orang (81,57%). Dari persentase maka dapat dipaparkan yaitu siswa yang berada pada kategori sangat baik 2 orang (5,26%), siswa dalam kategori baik 5 orang (18,42%), siswa dalam kategori cukup baik 13 orang (34,21%), dan siswa dalam kategori kurang 18 orang (47,36%). Rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal adalah 67,26 dalam kategori Cukup baik. Sementara itu hasil belajar dikatakan tuntas apabila berada pada kategori 75 sampai 100. Dengan menganalisa data hasil belajar siswa secara keseluruhan terlihat hasil belajar masih tergolong rendah dan kurang karena belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah yaitu 75. Permasalahan yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri 2 Negara antara lain: (1) masih terpusatnya pembelajaran pada guru yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa, (2) kurangnya penerapan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, yang mengakibatkan siswa kurang termotivasi sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, (3) kurangnya perhatian guru terhadap interaksi siswa dalam kelompok belajar, sehingga siswa terlalu banyak belajar mandiri hanya tergantung pada
materi yang diajarkan oleh guru saja, (4) interaksi diantara siswa kurang, siswa yang memiliki kemampuan kurang, mereka tidak mau bertanya dan berlatih pada siswa yang lebih mampu sehingga kelas tampak pasif, dan (5) keterbatasan waktu sehingga proses belajar mengajar tidak dapat dilakukan secara utuh. Sedangkan faktor penyebab rendahnya hasil belajar yaitu: (1) pada saat awalan siswa berlari terlalu pelan sehingga tolakan kaki pada saat menumpu tidak memiliki power yang kuat, (2) pada saat menumpu kaki tidak tepat menginjak papan tumpu, (3) pada saat melayang diudara kebanyakan siswa kurang mengerti teknik dari lompat jauh gaya jongkok, (4) Pada saat mendarat siswa kurang menjaga keseimbangan dan kurang memperhatikan teknik yang benar. Berdasarkan masalah itu, peneliti akan mencoba memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang bertujuan untuk mengajak siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran teknik dasar Lompat Jauh. TAI adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar, yang siswanya memiliki kemampuan yang heterogen atau berbeda tingkat kecepatannya menerima pelajaran dan memecahkan permasalahan yang diberikan. Bertitik tolak dari permasalahan di atas peneliti merasa terdorong untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Pada Siswa Kelas X4 SMA Negeri 2 Negara Tahun Pelajaran 2015/2016”.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dan dosen di kelas (sekolah dan perguruan tinggi) tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas (Iskandar, 2009: 20). Penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, pada pertemuan pertama untuk pemberian pembelajaran penuh dan pengamatan motivasi belajar siswa, dan pada pertemuan kedua mengingat materi pada pertemuan pertama dan pengamatan Motivasi dan evaluasi hasil belajar siswa. Rancangan PTK ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) reflekasi. Kanca (2010: 129) Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran teknik dasar lompat jauh (gaya jongkok) di lapangan. Rancangan penelitian ini dilakukan pada semester genap. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2015/2016 Dalam prosedur penelitian ini ada empat tahap yang akan dilakukan peneliti yaitu observasi awal, refleksi awal, identifikasi masalah dan analisis masalah. Dalam memperoleh data yang sesuai dengan tujuan peneliti,
instrumen yang digunakan adalah lembar observasi motivasi belajar siswa dan tes unjuk kerja gaya lompat jauh. Lembar observasi motivasi belajar digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan tes unjuk kerja digunakan untuk mengukur penguasaan hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan. Data tentang hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan instrument berupa asesmen. Data motivasi belajar siswa akan diambil secara penuh pada proses pemberian tindakan setiap pertemuan pertama masing-masing siklus dengan menggunakan asessmen motivasi belajar siswa yang diamati oleh 2 (dua) orang pengamat dari guru penjasorkes SMA Negeri 2 Negara . Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil penelitian yang berpedoman pada assesmen lompat jauh yang dinilai oleh 2 (Dua) evaluator yang merupakan guru penjasorkes SMA Negeri 2 Negara . Data motivasi belajar siswa secara individu dianalisis berdasarkan prosentase kemunculan tiap item motivasi belajar kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran Analisis terhadap data motivasi siswa dalam proses pembelajaran dilakukan dengan deskriptif. Kriteria penggolongan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran disusun berdasarkan skor rata-rata. Penelitian tindakan kelas untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa ini dikatakan berhasil apabila motivasi dan hasil belajar siswa minimal berada pada kategori ketutasan Penilaian Acuan Patokan
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) (PAP), baik secara individu maupun klasikal.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, siklus I dilaksanakan untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan,
pertemuan pertama yaitu pada hari Sabtu tanggal 2 April 2016 untuk memberikan tindakan dan pengamatan motivasi belajar lompat jauh gaya jongkok dan pertemuan kedua pada hari Sabtu tanggal 9 April 2016 untuk mengevaluasi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.persentase hasil analisis data motivasi pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 01 Hasil Analisis Motivasi Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siklus I Jumlah Persentase No Kriteria Siswa Kategori Keterangan (%) (orang) 19 orang 1 3 7,90 MST X ≥ 15 bermotivasi 2 16 42,10 MT 11,67 X < 15 (50%) 3 8,33 X < 11,67 18 47,36 MCT 19 orang tidak 4 1 2,63 MK bermotivasi 5 X < 8,33 (50%) 5 0 0 MSK X <5 Total 38 100 Berdasarkan tabel 01 di atas kurang 1 orang (2,63%) dan motivasi dapat disimpulkan bahwa, siswa yang sangat kurang tidak ada (0%). berada pada kategori motivasi sangat Hasil analisis data hasil belajar tinggi 3 orang (7,90%), motivasi tinggi teknik dasar lompat jauh gaya jongkok 16 orang (42,10%), motivasi cukup pada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 tinggi 18 orang (47,36%), motivasi Negara siklus I dilihat pada tabel 02 Tabel 02 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siklus I Jumlah Rentang Persentase No siswa Predikat Ketuntasan skor (%) (orang) 1 85 – 100 4 10,53 Sangat Baik 25 Siswa 65,79 %Tuntas 2 75 – 84 21 55,26 Baik 3 65 – 74 10 26,31 Cukup Baik 13 Siswa 4 55 – 64 3 7,90 Kurang Baik 34,21% Sangat Tidak Tuntas 5 0 – 54 0 0 Kurang Baik Jumlah 38 100 Berdasarkan tabel 02 di atas dengan kategori sangat baik, 21 orang dapat disimpulkan bahwa, 4 orang (55,26%) mendapat nilai dengan (10,53%) yang mendapat nilai kategori baik, 10 orang (26,31%)
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) mendapat nilai dengan kategori cukup baik, 3 orang (7,90%) mendapat nilai dengan kategori kurang baik dan tidak ada (0%) mendapatkan nilai dengan kategori sangat kurang baik. Siklus II dilaksanakan untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, pertemuan pertama yaitu pada hari Sabtu tanggal 16 April 2016
untuk memberikan tindakan dan pengamatan motivasi belajar lompat jauh gaya jongkok dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 April 2016 untuk mengevaluasi hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Hasil analisis data motivasi belajar teknik dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negara dilihat pada tabel 03.
Tabel 03 Hasil Analisis Motivasi Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siklus II. Jumlah Persentase No Kriteria Siswa Kategori Keterangan (%) (orang) 36 orang 1 19 50 MST X ≥ 15 bermotivasi 2 17 44,74 MT 11,67 X < 15 (94,74%) 3 8,33 X < 11,67 2 5,26 MCT 2 orang tidak 4 0 0 MK bermotivasi 5 X < 8,33 (5,26%) 5 0 0 MSK X <5 Total 38 100 Berdasarkan tabel 03 di atas kurang tidak ada (0%) dan motivasi dapat disimpulkan bahwa, siswa yang sangat kurang tidak ada (0%). berada pada kategori motivasi sangat Hasil analisis data hasil belajar tinggi 19 orang (50%), motivasi tinggi teknik dasar lompat jauh gaya jongkok 17 orang (44,74%), motivasi cukup pada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 tinggi 2 orang (5,26%), motivasi Negara dilihat pada tabel 04. Tabel 04 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siklus II Jumlah Rentang Persentase No siswa Predikat Ketuntasan skor (%) (orang) 1 85 – 100 9 23,68% Sangat Baik 33 Siswa 86,84%Tuntas 2 75 – 84 24 63,16% Baik 3 65 – 74 5 13,16% Cukup Baik 5 Siswa 4 55 – 64 0 0% Kurang Baik 13,16% Sangat Tidak Tuntas 5 0 – 54 0 0% Kurang Baik Jumlah 38 100%
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) Berdasarkan tabel 04 di atas dapat disimpulkan bahwa, 9 orang (23,68%) yang mendapat nilai dengan kategori sangat baik, 24 orang (63,16%) mendapat nilai dengan kategori baik, 5 orang (13,16 %) mendapat nilai dengan kategori cukup baik, tidak ada (0%) mendapat nilai dengan kategori kurang baik dan tidak ada (0%)
mendapatkan nilai dengan kategori sangat kurang baik. Peningkatan hasil analisis data Motivasi Belajar yeknik dasar lompat jauh gaya jongkokpada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negaratahun pelajaran 2015/2016 dari observasi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 05.
Tabel 05 Peningkatan hasil Analisis Data Motivasi Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Observasi Awal, Siklus I dan Siklus II Selisih Peningkatan Motivasi Motivasi Persentase Belajar Belajar Ketuntasan No Tahapan Observasi Siklus I Observasi Secara Motivasi Awal ke ke Siklus Awal ke Klasikal Belajar siklus I II Siklus II 6 Orang Observasi 9,74 1 ( 15,78%) Awal Bermotivasi 13 Orang 19 Orang (34,21%) 30 orang 2 Siklus I 11,65 (50%) (78,95%) Bermotivasi 17 Orang 36 Orang (44,74%) 3 Siklus II 14,66 (94,74%) Bermotivasi Berdasarkan Tabel 05 siswa yang bermotivasi meningkat peningkatan hasil analisis data menjadi 36 orang (94,74%) dengan motivasi belajar teknik dasar lompat peningkatan 17 orang (44,74%) dari jauh gaya jongkok dari observasi siklus I. sedangkan peningkatan dari awal, siklus I dan siklus II, dapat observasi awal ke siklus II sebanyak diketahui bahwa pada observasi 30 orang (78,95%). awal terdapat 6 orang yang Peningkatan hasil analisis bermotivasi (15,78%), setelah data hasil Belajar yeknik dasar diberikan tidakan pada siklus I, lompat jauh gaya jongkok pada siswa yang bermotivasi meningkat siswa kelas X4 SMA Negeri 2 menjadi 19 orang (50%) dengan Negara tahun pelajaran 2015/2016 peningkatan 13 orang (34,21%). dari observasi awal, siklus I dan Kemudian dilanjutkan dengan siklus II dapat dilihat pada tabel 06. pemberian tindakan pada siklus II,
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) Tabel 06 Peningkatan hasil Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Observasi Awal, Siklus I dan Siklus II Selisih Peningkatan Hasil Belajar Hasil Persentase Belajar Ketuntasan Observasi Observasi No Tahapan Siklus I ke Secara Hasil Awal ke Awal ke Siklus II Klasikal Belajar siklus I Siklus II 7 Orang Observasi 1 67,26 ( 18,42%) Awal Tuntas 18 Orang 25 Orang (47,36%) 2 Siklus I 74,38 (65,78%) 26 orang (68,42%) Tuntas 8 Orang 33 Orang (21,05%) 3 Siklus II 79,26 (86,84%) Tuntas Berdasarkan Tabel 06 berlagsung secara kondusif. “belajar peningkatan hasil analisis data hasil merupakan suatu proses, suatu belajar teknik dasar lompat jauh kegiatan dan bukan suatu hasil atau gaya jongkok dari observasi awal, tujuan”. Hamalik (2008: 27). Bukti siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa seoarang telah mengikuti bahwa pada observasi awal terdapat kegiatan belajar adalah adanya 7 orang yang Tuntas (18.42%), perubahan tingkah laku pada orang setelah diberikan tidakan pada siklus tersebut. Tingkah laku manusia I, siswa yang tuntas meningkat terdiri dari sejumlah aspek yang menjadi 25 orang (65,78%) dengan meliputi pengetahuan, pemahaman, peningkatan 18 orang (47,36%). kebiasaan, keterampilan, apresiasi, Kemudian dilanjutkan dengan emosional, budi pekerti, dan lainpemberian tindakan pada siklus II, lain. “motivasi belajar merupakan siswa yang tuntas meningkat kekuatan mental yang mendorong menjadi 33 orang (86,84%) dengan terjadinya proses belajar. Motivasi peningkatan 8 orang (21,05%) dari belajar pada diri siswa dapat siklus I. sedangkan peningkatan dari menjadi lemah. Lemahnya motivasi observasi awal ke siklus II sebanyak atau tiadanya motivasi belajar akan 26 orang (68,42%). melemahkan kegiatan belajar, Keberhasilan dalam sehingga mutu hasil belajar akan penelitian sesuai dengan teori yang menjadi rendah. Oleh karena itu, mendukung dalam proses motivasi belajar pada diri siswa perlu pembelajaran. Menurut Trianto diperkuat terus menerus, agar siswa (2007: 5) menyatakan bahwa “model memiliki motivasi belajar yang kuat”. pembelajaran adalah suatu Dalam Dimyanti dan Mujiano perencanaan atau suatu pola yang (2006:238) digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di Sehingga dalam hal ini, kelas atau di dalam tutorial dan kegiatan atau motivasi belajar siswa untuk menentukan perangkatmerupakan pondasi dan prinsipperangkat pembelajaran termasuk prinsip fundamental untuk mencapai dalam buku-buku, film, komputer, hasil belajar yang lebih optimal. kurikulum, dan lain-lain”. Proses “Hasil belajar adalah merupakan belajar yang menumbuhkan interaksi hasil dari suatu interaksi tindak antara siswa dengan guru dan siswa belajar dan tindak mengajar. Dari dengan siswa lainnya yang lebih sisi guru, tindak mengajar diakhiri baik sehingga pembelajaran dengan proses evaluasi hasil
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya panggal dan puncak (Dimyanti dan Mujiono, 2006:3). Hasil penelitian ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti sebelumnya, antara lain (1). Adi Pelgunadi (2011: 98) menemukan bahwa motivasi dan hasil belajar lompat jauh (gaya jongkok dan menggantung) meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas VIII D2 SMP Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2010/2011, (2) Sastrawan (2014:10) menemukan bahwa Motivasi dan hasil belajar teknik dasar lompat jauh gaya jongkok meningkat melalui model pemblajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2013/2014, (3) Aryono (2015:46) menyatakan bahwa motivasi dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui impelmentasi model pemblajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Negara tahun pelajaran 2014/2015, (4) Ariasa (2009) Menyatakan bahwa Motivasi dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui mpelmentasi model pemblajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Bulian Tahun Pelajaran 2009/2010. Menurut Slavin (1995) ”Team Assisted Individualization (TAI), pada dasarnya bentuk ini merupakan kombinasi antara belajar kooperatif dan belajar individu. Dalam hal ini siswa tetap dikelompokkan, tetapi setiap siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya masing-masing. Namun masing-masing anggota kelompok saling membantu dan saling mengecek”.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa motivasi dan hasil belajar teknik dasar lompat jauh (Gaya jongkok) meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2015/2015. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan halhal sebagai berikut. Motivasi belajar teknik dasar lompat jauh gaya jongkok meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2015/2016, hal ini terlihat dari adanya peningkatan keaktifan siswa dari observasi awal ke siklus I yaitu 6 orang yang bermotivasi (15,78%), setelah diberikan tidakan pada siklus I, siswa yang bermotivasi meningkat menjadi 19 orang (50%) dengan peningkatan 13 orang (34,21%). Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tindakan pada siklus II, siswa yang bermotivasi meningkat menjadi 36 orang (94,74%) dengan peningkatan 17 orang (44,74%). Hasil belajar teknik dasar lompat jauh gaya jongkok meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa kelas X4 SMA Negeri 2 Negara tahun pelajaran 2015/2016, hal ini terlihat dari adanya peningkatan hasil analisis data hasil belajar teknik dasar lompat jauh gaya jongkok dari observasi awal, siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa pada observasi awal terdapat 7 orang yang Tuntas (18.42%), setelah diberikan tidakan pada siklus I, siswa yang tuntas meningkat menjadi 25 orang (65,78%) dengan peningkatan 18 orang (47,36%). Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tindakan pada siklus II, siswa yang tuntas meningkat menjadi 33 orang (86,84%) dengan
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) peningkatan 8 orang (21,05%) dari siklus I. sedangkan peningkatan dari observasi awal ke siklus II sebanyak 26 orang (68,42%). Diharapkan kepada siswasiswa yang dijadikan sampel penelitian selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami pembelajaran yang diberikan, agar dapat menambah wawasan pengetahuan khususnya dalam pembelajaran materi teknik dasar lompat jauh gaya jongkok maupun pembelajaran yang lain. Disarankan kepada guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan agar menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI, karena terbukti dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Bagi sekolag agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran penjasorkes khususnya pada materi lompat jauh gaya jongkok. Bagi peneliti lain yang akan mengadakanpenelitian dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Sesuai dengan materi yang akan diberikan. DAFTAR PUSTAKA Adi Palgunadi, I Komang. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Teknik Dasar
Lompat Jauh pada Siswa Kelas VIII D2 SMP Negeri 1 Sawan Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Depdiknas. 2006. Badan Standar Nasional Pendidikan .Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dimyati dan Moedjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada Kanca, I Nyoman. 2010. “Penelitian Tindakan Kelas”. Makalah disampaikan dalam Pelatihan PTK Guru Penjasorkes SMA/SMK se-Bali. Jurusan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Fakultas OLahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja 6 Agustus 2010 . Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka