Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS 2 di SMA Negeri Arjasa Semester Genap Tahun Pelajaran 2012- 2013 Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa) Lulus Triyaningsih, Sutrisno Djaja Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ) Jl. Kalimantan 10, Jember 68121 Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa mata pelajaran akuntansi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan pada perusahaan jasa semester genap tahun pelajaran 20122013. Penentuan subjek penelitian menggunakan metode purposive area yaitu siswa kelas XI IPS 2 yang terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi metode observasi, wawancara, tes dan dokumen. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa (1) hasil observasi aktivitas belajar siswa serta aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran; (2) hasil belajar siswa melalui ulangan harian berupa tes tulis. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, yang masing-masing terdiri atas 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa meningkat dari kriteria kurang 1
2 aktif menjadi aktif, begitu pula dengan hasil belajar siswa meningkat dari belum tuntas menjadi tuntas secara klasikal. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization, Aktivitas Belajar siswa, Hasil Belajar Siswa Abstract: This study is a class action research that aims to improve students' skills and understanding using artificial media transaction evidence on class XI IPS 2 SMA Arjasa accounting subject basic competency to prepare financial statement on corporate services in second semester of academic year 2012 -2013.Determination of study subjects using purposive area, that is class XI IPS 2 consist of 14 male students and 19 female students. Methods of collecting data uses observation, interview, test and document methods. Method of Data analysis use descriptive method with qualitative approach. The data that collected is (1) observation results of the students’ activities and teacher’s activities during learning, (2) students' learning results through post test. This study was conducted by 2 cycles, each consistig of 4 stages: planning, action, observation, and reflection. The results showed that the learning activity of students in class XI IPS 2 of SMA Negeri Arjasa increase from low to high, as well as students' results increase from not completed to be completed in the classical. Key words: Team Assisted Individualization learning model, learning activity, learning result. PENDAHULUAN Sampai saat ini, sebagian besar siswa menganggap bahwa akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang rumit, karena di dalam akuntansi menuntut kemampuan siswa dalam menganalisis bukti
3 transaksi, menggolongkan, serta menghitung dan mencatat data transaksi tersebut yang nantinya akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Semua kemampuan ini harus dimiliki oleh siswa dalam mempelajari akuntansi, apabila terjadi kesalahan pada saat menentukan akun dalam menganalisis bukti transaksi dan juga terjadi kesalahan dalam menghitung, maka laporan keuangan yang dihasilkan juga tidak akan tepat. Oleh karena itu untuk memahami akuntansi dibutuhkan ketelitian, keaktifan dan kemampuan penalaran. Untuk mewujudkan hal itu, guru harus kreatif dalam memilih model atau metode pembelajaran yang tepat Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, permasalahan yang selama ini terjadi dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar
siswa.
Terlihat
pada proses pembelajaran guru dalam
menyampaikan materi masih menggunakan pembelajaran konvensional seperti; metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan, pasif, dan cenderung meremehkan penjelasan guru pada saat pembelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang sibuk sendiri misalnya berbicara dengan teman, melamun ataupun main handphone pada saat pembelajaran akuntansi berlangsung. Selain itu siswa juga kurang aktif bertanya kepada guru maupun siswa lain apabila mengalami
kesulitan
maupun
kurang
pahamnya
materi
yanng
diterangkan oleh guru. Siswa cenderung diam ketika guru memberi kesempatan mereka untuk bertanya. Permasalahan lainnya adalah ketika
4 siswa diberi tugas atau latihan soal, siswa cenderung bergantung pada temannya daripada berusaha untuk mengerjakan soal secara mandiri. Hal ini menyebabkan kelas XI IPS 2 memiliki aktivitas belajar yang paling rendah dibandingkan kelas lainnya. Adapun rincian rata- rata aktivitas belajar siswa kelas XI IPS adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Skor Rata- Rata Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPS No
Kelas
Rata- Rata Aktivitas
1 XI IPS 1 2 XI IPS 2 3 XI IPS 3 Sumber: Hasil Observasi yang Diolah
73,53 % 39,90 % 59,60 %
Kriteria Aktif Kurang Aktif Cukup Aktif
Aktivitas belajar siswa yang rendah tentu berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa. Data dokumentasi guru menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 memiliki ketuntasan belajar klasikal paling rendah dibandingkan kelas lainnya, yaitu sebesar 48,48%. Adapun rincian ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS adalah sebagai berikut:
5 Tabel 1.2 Ketuntasan Nilai Ulangan Harian Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Kelas
Siswa yang tuntas
Siswa yang tidak tuntas
Ketuntasan belajar klasikal (%) XI IPS 1 25 9 73,53 XI IPS 2 16 17 48,48 XI IPS 3 23 10 69,70 Sumber: Guru Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri Arjasa yang diolah peneliti Hasil belajar yang masih rendah dikarenakan kebanyakan siswa masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal- soal akuntansi, kesulitan ini disebabkan karena siswa kurang memperhatikan penjelasan guru secara seksama sehingga mereka tidak mempunyai pemahaman dasar untuk menyelesaikan soal- soal akuntansi tersebut. Selain itu siswa juga enggan untuk bertanya kepada guru maupun teman tentang materi yang belum mereka pahami. Dari berbagai permasalahan di atas peneliti berkolaborasi dengan guru untuk memecahkan masalah tersebut dengan menawarkan model pembelajaran kepada guru akuntansi yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri Arjasa. Adapun alasan mengapa peneliti menggunakan Team Assisted Individualization, karena pembelajaran ini menggabungkan antara
6 pembelajaran individu dengan kelompok yang artinya disini setelah siswa belajar secara individu, maka siswa akan ditempatkan pada kelompok- kelompok kecil yang heterogen untuk membahas, serta menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi pada tiap anggota kelompok yang mengalami kesulitan. Dengan demikian proses pembelajaran akuntansi di kelas akan berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswapun akan semakin meningkat. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ini diharapkan akan lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana [3] “setiap proses pembelajaran di kelas sebaiknya terdiri atas kegiatan belajar klasikal, kelompok dan kegiatan belajar mandiri”. Tujuan penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa semester genap tahun pelajaran 2012-2013 pada mata pelajaran akuntansi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan pada perusahaan jasa. METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian tindakan kelas. Menurut Suyanto [2] Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk
7 penelah penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan untuk meningkatkan praktekpraktek pembelajaran di kelas secara profesional. Penelitian ini menggunakan spiral dari Kemmis & MC Taggart [1] dengan menggunakan empat fase yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus dalam penelitian ini bertujuan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri Arjasa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Pertimbangan peneliti memilih tempat penelitian di SMA Negeri Arjasa diantaranya yaitu rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sehingga perlu ditingkatkan, di SMA Negeri Arjasa belum pernah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan adanya kerjasama yang baik dengan pihak sekolah sehingga memperlancar penelitian ini. Penentuan subjek penelitian menggunakan metode purposive area yaitu di kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa Kabupaten Jember yang didasarkan atas permasalahan pembelajaran yang terjadi, yakni rendahnnya aktivitas dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan kelas XI IPS yang lain. Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan metode populasi yaitu seluruh siswa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 33 siswa terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Berhasil
8 atau tidaknya suatu penelitian juga ditentukan dengan ketepatan pemilihan
metode
pengumpulan
data.
Secara
umum,
metode
pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode observasi, wawancara, tes dan dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu memaparkan data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan yang mencakup proses dan dampak yang terjadi dari suatu siklus secara keseluruhan, selanjutnya dilakukan refleksi untuk mengkaji apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan yang telah dilakukan setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang
dipaparkan oleh peneliti
meliputi
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa dalam pembelajaran akuntansi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Hasil observasi aktivitas belajar siswa menunjukan adanya peningkatan pada seluruh indikator dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut:
9 Tabel 3. Peningkatan skor aktivitas belajar siswa pada setiap indikator siklus I dan siklus II INDIKATOR Memperhatikan penjelasan guru Mengemukakan Pendapat Menyelesaikan Soal Kerjasama dalam kelompok Menghargai Pendapat Siswa Lain
Skor Ketercapaian Siklus I Kriteria 67,68
Aktif
83,84
Sangat Aktif
16,16
55,56
Cukup Aktif
67,68
Aktif
12,12
62,63
Aktif
82,83
Sangat Aktif
20,20
59,60
Cukup Aktif
67,68
Aktif
8,08
53,54
Cukup Aktif
64,65
Aktif
11,11
73,33
Aktif
13,53
Cukup Aktif Sumber: Data primer yang telah diolah Rata-rata
Skor Ketercapaian Tingkat Siklus II Kriteria Kenaikan
59,80
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan skor aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, dari siklus I skor rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 59,80 dengan kriteria cukup aktif dan pada siklus II menjadi sebesar 73,33 dengan kriteria aktif. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dibandingkan dengan siklus I. Selain itu hasil belajar siswa yang diukur melalui ulangan harian juga mengalami peningkatan, yang ditunjukkan pada tabel berikut:
10 Tabel 4. Peningkatan hasil belajar siswa melalui ulangan harian pada siklus I dan siklus II
Siklus
% Pencapaian Ketuntasan Klasikal
% Tidak Tuntas
Siswa Tuntas
Siswa Kriteria Tidak Ketuntasan Tuntas
I
69,70%
30,30%
23
10
II 84,85% 15,15% Sumber:Data primer yang telah diolah
28
5
Belum Tuntas Tuntas
Hasil penelitian pada siklus I maupun siklus II, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan pada perusahaan jasa. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) cocok untuk digunakan pada mata pelajaran akuntansi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan pada perusahaan jasa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa pada mata pelajaran akuntansi kompetensi menyusun laporan keuangan pada perusahaan jasa tahun pelajaran 2012-2013 menjadi kriteria aktif dan tuntas. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XI IPS 2 pada siklus I dalam kriteria cukup aktif dengan skor
11 59,80%.
Peningkatan
aktivitas
belajar
siswa
berdampak
pada
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar siklus I. Dari 33 siswa 10 siswa yang tidak tuntas, sedangkan 23 siswa tuntas secara individual. Presentase ketuntasan klasikal mencapai 69,70 % pada siklus I. Kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa diantaranya adalah masih ada beberapa siswa yang belum terbiasa dengan menerapkan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
TAI
selama
pembelajaran. Hal ini terlihat selama proses pembelajaran siswa masih cenderung malu dalam mengemukakan pendapat, yang aktif berpendapat dan penyelesaian soal masih didominasi oleh siswa yang aktif dan siswa yang pandai saja. Selain itu masih ada beberapa siswa yang belum begitu paham terhadap materi akuntansi karena mereka tidak memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Untuk pembelajaran pada siklus II siswa sudah terbiasa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang diterapkan oleh guru. Hal ini terlihat selama proses pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Selain itu siswa juga tidak merasa malu lagi untuk saling sharing dengan teman kelompoknya. Siswa cenderung lebih aktif dalam mengemukakan pendapat kerjasama dalam kelompok dan siswa juga sudah bisa menghargai pendapat temannya. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi lebih aktif untuk menyelesaikan soal akuntansi yang diberikan oleh guru.
12 Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus I skor rata- rata aktivitas belajar siswa sebesar 59,80% dan pada siklus II mencapai 73,33%. Hal ini terbukti bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Dari hasil observasi diketahui pembelajaran ini menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang nantinya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar mereka. Peningkatan aktivitas siswa diikuti peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus I dari 33 siswa yang mengikuti ulangan harian ada 10 siswa yang masih belum mencapai ketuntasan hasil belajar secara individual, sedangkan ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 69,70 %. Sementara itu pada siklus II dari 33 siswa yang mengikuti ulangan harian hanya ada 5 siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar secara individual, sehingga ketuntasan hasil belajar secara klasikal mencapai 84,85% dan telah memenuhi standar ketuntasan hasil belajar. Hasil penelitian jika dikaitkan dengan rumusan masalah pada penelitian ini, maka akan terjawab bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya rata- rata peningkatan aktivitas belajar siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan. Sebelum tidakan skor rata- rata aktivitas belajar siswa hanya mencapai 39,90%. sementara itu pada siklus I meningkat menjadi
13 59,80% & dan pada siklus II meningkat lagi mencapai 73,33%. Peningkatan aktivitas belajar siswa juga akan meningkatkan hasil belajara siswa tiap siklusnya yaitu siklus I menjadi 69,70% dan siklus II ketuntasan hasil belajar mencapai 84,85%. Jadi dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari kriteria kurang aktif menjadi aktif dan hasil belajar siswa dari tidak tuntas menjadi tuntas secara klasikal pada mata pelajaran akuntansi
kompetensi
dasar
menyusun
laporan keuangan pada
perusahaan jasa. Akhirnya, dengan tercapainya tujuan dan terbuktinya hipotesis penelitian, maka penelitian ini dinyatakan berhasil. Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini akhirnya membuat guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 2 berkesimpulan bahwa “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI memang efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, saya akan tetap menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran akuntansi”. PENUTUP KESIMPULAN Hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran akuntansi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
14 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 di SMA Negeri Arjasa semester genap tahun pelajaran 2012-2013 pada mata pelajaran akuntansi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan pada perusahaan jasa. SARAN Saran yang dapat peneliti berikan kepada guru mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS 2 SMA Negeri Arjasa tahun pelajaran 20122013 yaitu hendaknya model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dijadikan sebagai alternatif bagi guru untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu karena model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) berorientasi
pada
aktivitas
siwa,
sebaiknya
guru
tidak
hanya
memperhatikan tingkat ketuntasan hasil belajarnya, tetapi juga prosesnya dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain dengan penelitian yang sejenis di masa mendatang. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktik.. Cetakan XIII.
Jakarta: Rineka Cipta Muslich, M. 2011. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Roesdakarya