e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014)
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT Ni Luh Puspita Sari, I Gst Lanang Agung Parwata, Made Suadnyani Pasek. Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Jenis penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kintamani, merupakan penelitian tindakan kelas yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lari sprint melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani, berjumlah 30 orang dengan rincian 16 siswa putri dan 14 siswa putra. Data penelitian dianalisis memakai analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa aktivitas belajar teknik dasar lari sprint pada observasi awal 6,0 (10 orang) meningkat 0,9 (11 orang) menjadi 6,9 (21 orang) pada silus I dan terjadi peningkatan 1,97 (9 orang) pada siklus II menjadi 8,87 (30 orang). Rata-rata aktivitas belajar teknik dasar lari sprint telah mencapai 8,8 dengan kategori aktif. Sedangkan ketuntasan hasil belajar teknik dasar lari sprint pada observasi awal 33,33% 910 orang) meningkat 30% (9 orang) menjadi 63,33% (19 orang) pada siklus I dan terjadi peningkatan 26,67%98 orang) menjadi 90% (27 orang) pada siklus II dengan kategori sangat baik.Dari hasil analisis data dan pembahasan menyimpulkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lari sprint meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru Penjasorkes untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Kata-kata kunci: kooperatif, NHT, aktivitas dan hasil belajar, lari sprint. Abstract This type of research conducted at SMP Negeri 2 kintamani, is a class action which has the aim to increase the activity and results of learning the basic techniques of sprint through the implementation of cooperative learning model NHT class VIII C student of SMP Negeri 2 Kintamani academic year 2013/2014. Classroom action research was conducted in two cycles. The subjects were students of class VIII C SMP Negeri 2 Kintamani, totaling 30 people with the details of 16 female students and 14 male students. Data were analyzed using descriptive statistical analysis. Based on the findings that the activity of learning the basic techniques of sprint on increased 6.0 (11 orang) preliminary observations of 0,9 (10 orang) to 6,9 (21 orang) in first cycle and an increase of 1,97 (9 orang) to 8,87 (30 orang) in the second cycle. The average activity of learning the basic techniques of sprint has reached 8.87 with the active category. While mastery of learning outcomes sprint on preliminary observations 33,33% (10 orang) increased by 30% (9 orang) to 63,33% (19 orang) in the first cycle and an increase of 26,67% (8 orang) to 90% (27 orang) in the second cycle in very active categories. From the analysis of data and discussion of the activities and results concluded learned the basic techniques of sprint up through the implementation of cooperative learning model NHT C class VIII student of SMP Negeri 2 Kintamani academic year 2013/2014. Penjasorkes recommended to teachers to use cooperative learning model NHT on learning because it can increase activity and learning outcomes. Key words: cooperative, NHT, activities and learning outcomes, sprint.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. (Hamalik, 2008:79) Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes) adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dimasukkan dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. (Depdiknas, 2006:163) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Belajar dalam Penjasorkes pada dasarnya berhubungan dengan kesanggupan seseorang untuk menggerakkan anggota badan. Namun siswa bukan hanya menggerakkan anggota badan, melainkan juga memerlukan keterampilan intelektual dan sikap. Oleh karena itu, bagi seseorang yang ingin mempelajari keterampilan gerak ia terlebih dahulu harus memahami dan menguasai prosedur gerak yang dilakukannya disertai konsep-konsep cara melakukannya (Syarifuddin, 1997:11) Proses pembelajaran dikatakan tercapai apabila ada perubahan-perubahan dalam diri peserta didik, baik yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada hari Rabu, 14 Agustus 2013 di SMP Negeri 2 Kintamani pada siswa kelas VIII C dalam mata pelajaran penjasorkes khususnya pada salah satu materi pembelajaran teknik dasar lari sprint dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, peneliti memperoleh data sebagai berikut. Dilihat dari aktivitas belajar teknik dasar lari sprint, siswa dalam kategori sangat sebanyak 3 orang (10%), kategori aktif sebanyak 8 orang (26,66%), kategori cukup aktif sebanyak 17 orang (56,67%), kategori kurang aktif sebanyak 2 orang (6,67%), dan siswa dalam kategori sangat kurang aktif tidak ada. Rata-rata persentase aktivitas belajar teknik dasar lari jarak pendek (sprint) secara klasikal sebesar 6,0. Dengan persentase yang seperti itu, maka dapat dikatakan aktivitas belajar siswa secara klasikal pada teknik dasar lari jarak pendek (sprint) berada dalam kategori cukup aktif. Kemudian dilihat dari ketuntasan hasil belajar teknik lari sprint, siswa yang tuntas sebanyak 10 orang (33,3%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 20 orang (66,7%), siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada (0%), kategori baik sebanyak 10 orang (33,3%), kategori cukup baik sebanyak 2 orang (6,7%), kategori kurang baik sebanyak 18 orang (60%), dan siswa dalam kategori sangat kurang tidak ada. Tingkat ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 64,62 kategori cukup baik dengan presentase 33,3%, hasil belajar dikatakan berhasil atau tuntas apabila berada pada tingkat ketuntasan 75% secara individu dan 75% secara klasikal. Dengan menganalisis data hasil belajar teknik dasar lari sprint tersebut, hasil belajar masih dalam kategori sangat kurang baik sehingga belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari hasil refleksi awal yang dilakukan peneliti mendapatkan permasalahan pada siswa yaitu pada aktivitas belajar masih ada komponen aktivitas belajar yang belum terpenuhi oleh siswa. Pada hasil belajar baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor juga masih ada yang belum terpenuhi. Hal itu disebabkan karena belum adanya kelompok-kelompok pada saat proses pembelajaran, siswa belum berani untuk
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014) mengeluarkan pendapat atau bertanya dalam proses pembelajaran, masih banyak siswa yang pasif dan hanya menunggu intruksi dari guru, siswa belum menguasai materi baik secara teori maupun praktik, kurangnya kesempatan siswa untuk mencoba gerakan teknik dasar lari sprint. Aktivitas belajar siswa merupakan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas belajar dalam proses pembelajaran akan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dengan aktivitas belajar yang benar dan maksimal akan dapat memberikan hasil belajar yang maksimal pula. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Jadi hasil belajar dapat dikatakan ketercapaian setiap kompetensi dasar, baik kognitif, afektif maupun psikomotor yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Pada dasarnya hasil belajar merupakan tolak ukur bagi seorang guru dalam melaksankan pembelajaran. (Sudjana, 2006:22). Lari jarak pendek (sprint) merupakan salah satu nomor lari yang terdapat dalam cabang olahraga atletik. Nomor–nomor lari sprint yang biasa diperlombakan, baik bersifat nasional maupun internasional terdiri atas jarak 60 m, 90 m, 100 m, 200 m dan 400 m. Kunci utama yang harus dikuasai oleh pelari cepat (sprint) adalah start atau pertolakan, teknik lari, dan teknik finish. Keterlambatan atau ketidaktelitian pada waktu melakukan start sangat merugikan seorang pelari cepat atau sprinter . Kecepatan seorang pelari dalam sprint tergantung pada teknik lari yang digunakan, karena seorang pelari harus menempuh jarak dengan kecepatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Sedangkan untuk mencapai finish yang baik digunakan teknik-teknik yang sesuai. Oleh sebab itu, cara melakukan start, teknik lari, dan finish yang baik dalam sprint harus benar-benar diperhatikan dan dipelajari serta dilatih secermat mungkin. (Muhajir, 2006:63)
Pada umumnya ada tiga cara melakukan start jongkok atau penolakan dalam lari sprint, yaitu start pendek (bunch start), start menengah (medium start), dan start panjang (long start). Penggunaan ketiga macam start ini tergantung pada pilihan si pelari sendiri. (Aip Syarifuddin, 1997:19). Dalam penelitian ini materi yang digunakan adalah teknik dasar lari sprint. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang diharapkan bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lari sprint, yaitu dengan memilih model pembelajaran yang dapat membuat interaksi yang baik dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru melainkan guru dan siswa berinteraksi dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar adalah model kooperatif tipe Numbered Heads Together. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Soekamto, dalam Trianto 2007:5) Menurut Joyce dan Weil, 1980 (dalam Santyasa dan Sukadi, 2007:8) menyebutkan bahwa setiap model pembelajaran memiliki lima unsur yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operassional pembelajaran. (2) Social system adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran. (3) Principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya memandang, memperlakukan, dan merespon pebelajar. (4) Support system, segala sarana, bahan, lt, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran. (5) Intructional dan nurturant effect, hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang disasar (intructional effects), dan hasil belajar di luar yang disasar (nurturant effects). Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014) bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen dan kauchak, dalam Trianto, 2007:42). Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2007:62). Ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Adapun tahapan dalam pembelajan kooperatif tipe NHT antara lain yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab (Trianto, 2007:62). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lari sprint melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional (Kanca, I Nyoman 2010:108). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Dilaksanakan sebanyak 2 siklus, masing-masing siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi /evaluasi dan refleksi tindakan (Kanca, I Nyoman 2010: 139). Adapun prosedur PTK adalah sebagai berikut: a) observasi awal, b) refleksi awal, c) identifikasi masalah, d) analisis masalah, e) perumusan masalah, f)
formulasi solusi, g) Perencanaan tindakan siklus I :1. Tahap perencanaan, 2. Pelaksanaan tindakan, 3. Observasi/ evaluasi, 4. Refleksi, h) Perencanaan tindakan siklus II :1. Tahap perencanaan, 2. Pelaksanaan tindakan, 3. Observasi/ evaluasi, 4. Refleksi. (Kanca, I Nyoman 2010:136). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar. Data aktivitas belajar dikumpulkan pada setiap pertemuan pada setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang observer. Sedangkan data hasil belajar aspek kognitif dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh peneliti, aspek afektif dan psikomotor dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh 3 orang evaluator. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lari sprint melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani Tahun Pelajaran 2013/2014. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada observasi awal yang yang peneliti lakukan di kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani Tahun pelajaran 2013/2014 pada tanggal 14 Agustus 2013 menunjukan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar lari sprint masih perlu ditingkatkan karena secara klasikal masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) di sekolah yaitu sebesar 75. Pada data observasi awal aktivitas belajar teknik dasar lari sprint, dari 30 orang, siswa dalam kategori sangat aktif 3 orang (10%), aktif sebanyak 8 orang (26,66%), cukup aktif sebanyak 17 orang (56,67%), kurang aktif sebanyak 2 orang (6,67%), dan sangat kurang aktif tidak ada. Rata-rata persentase aktivitas belajar teknik dasar lari sprint secara klasikal sebesar 6,0. Dengan hasil yang seperti itu, maka dapat dikatakan aktivitas belajar siswa secara klasikal pada teknik dasar lari sprint berada dalam kategori cukup aktif. Data hasil belajar teknik dasar lari sprint pada observasi awal, dari 30 siswa,
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014) siswa yang tuntas terdiri dari 10 orang (33,3%) dan yang tidak tuntas 20 orang (66,7%), siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada, baik sebanyak 10 orang (33,3%), cukup baik sebanyak 2 orang (6,7%), kurang baik sebanyak 18 orang (60%), dan sangat kurang baik tidak ada Tingkat ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 62,62 dan berada dalam kategori cukup baik dengan persentase ketuntasan belajar 33,3%. Dengan hasil seperti itu aktivitas dan hasil belajar perlu ditingkatkan dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan mengelompokan siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 6 orang. Hasil penelitian siklus I pada aktivitas belajar yaitu siswa dengan kategori sangat aktif sebanyak 3 orang (10%), aktif sebanyak 18 orang (60%), cukup aktif sebanyak 9 orang (30%), kurang aktif dan sangat kurang aktif tidak ada. Adapun nilai rata-rata aktivitas belajar siswa secara klasikal yaitu 6,9 (cukup aktif).
Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Lari Sprint Siklus I
No
Kriteria
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
1
X 9
Sangat Akif
3
10%
2
7 X<9
Aktif
18
60%
3
5 X<7
Cukup Aktif
9
30%
4
3 X<5
Kurang Aktif
-
-
5
X<3
Sangat Kurang Aktif
-
Jumlah
Analisis hasil belajar teknik dasar lari sprint pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dengan kategori siswa yang tuntas terdiri dari 19 orang (63,33%) dan yang tidak tuntas 11 orang (36,67%), siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak 1 orang (3,33%), baik sebanyak 18 orang
30
100%
(60%), cukup baik sebanyak 10 orang (33,34%), kurang baik sebanyak 1 orang (3,33%) dan sangat kurang baik tidak ada. Rata-rata ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 74,27 dengan persentase 63,33% .
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014)
Tabel 2. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Lari Sprint Siklus I
No
Kriteria
Banyak Siswa
Persent ase
Predikat
1
85-100
1
3,33
Sangat Baik
2
75-84
18
60%
Baik
3
65-74
10
33,34%
Cukup Baik
4
55-64
1
3,33%
Kurang Baik
5
0-54
-
-
Sangat Kurang
30
100 %
Jumlah
Pada siklus II dilakukan tindakan yang sesuai hasil refleksi dari siklus I. Dari tindakan tersebut terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti sesuai data aktivitas dan hasil belajar pada siklus II. Pada data aktivitas belajar siswa yang berada pada kategori sangat aktif
Tingkat Ketuntasan 19 orang (63,33 %) Tuntas
11 siswa (36,67%) Tidak Tuntas 30 siswa (100%)
sebanyak 16 orang (53,33%), aktif sebanyak 14 orang (46,67%), cukup aktif, kurang aktif dan sangat kurang aktif tidak ada. Adapun nilai rata-rata aktivitas belajar siswa secara klasikal yaitu 8,87 (aktif).
Tabel 3. Aktivitas Belajar Teknik Dasar Lari Sprint Pada Siklus II No
Kriteria
Kategori
1
X 9
Sangat Akif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
2
7
3
5
X X
4
3
X
5
<9 <7 <5
X <3 Jumlah
Jumlah Siswa
Persentase
16
53,33%
14
46,67%
-
-
-
-
-
-
30
100%
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014) Pada data hasil belajar, siswa yang yang tuntas terdiri dari 27 orang (90%) dan yang tidak tuntas 3 orang (10%), siswa yang berada pada kategori sangat baik sebanyak 7 orang (23,33%), baik sebanyak 20 orang
(66,67%), cukup baik sebanyak 3 orang (10%), kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada. Rata-rata ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 83,45 dengan persentase 90%.
Tabel 4. Data Hasil Belajar Teknik Dasar Lari Sprint pada siklus II No
Kriteria
Banyak Siswa
Persent ase
Predikat
1
85-100
7
23,33%
Sangat Baik
2
75-84
20
66,67%
Baik
3
65-74
3
10%
Cukup
4
55-64
-
-
Kurang Baik
5
0-54
-
-
Sangat Kurang
30
100 %
Jumlah
Dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dilakukan refleksi melalui diskusi dengan siswa dan guru. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lari sprint siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014 pada setiap siklus.
Tingkat Ketuntasan 27 orang (90%) Tuntas
3 siswa (10%) Tidak Tuntas
30 siswa (100%)
Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada tabel 5 dan tabel 6.
Tabel 5. Ringkasan Data Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
No
Tahapan
Aktivitas Belajar Klasikal
1.
Observasi Awal
6,0
11siswa (36,66%)
6,9
21 siswa (70%)
8,87
30 siswa (100%)
2.
3.
Siklus I
Siklus II
Keaktifan Siswa
Dari data tabel diatas dapat disampaikan bahwa terjadi peningkatan
Peningkatan Aktivitas Belajar Ob Awal Siklus I Ob Awal ke Siklus ke ke siklus I Siklus II II
10 siswa (33,33%)
19 siswa (63,33%) 9 siswa (30%)
sebesar 33,33% dari observasi awal ke siklus I, terjadi peningkatan sebesar
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014) 30% dari siklus I ke siklus II, dan terjadi peningkatan sebesar 63,33% dari observasi awal ke siklus II. Secara klasikal aktivitas belajar pada siklus I yaitu sebesar 6,9 yang berada pada kategori cukup aktif, sedangkan aktivitas belajar teknik dasar lari sprint secara klasikal pada siklus II adalah sebesar 8,87 yang berada pada kategori aktif. Dilihat dari
hasil aktivitas yang diperoleh tersebut, aktivitas belajar teknik dasar lari sprint mengalami peningkatan 1,97 dari siklus I ke siklus II. Adapun rata-rata aktivitas teknik dasar lari sprint adalah 8,87. Dengan demikian dapat disampaikan bahwa rata-rata aktivitas belajar teknik dasar lari sprint telah mencapai 8,87 dengan kategori aktif.
Tabel 6. Ringkasan Data Hasil Belajar Siswa No
1
2
3
Tahapan
Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
Peningkatan Hasil Belajar Observasi Awal ke Siklus I
Siklus I ke Siklus II
Observasi Awal ke Siklus II
10 siswa (33,3%)
21siswa (70%) 27 siswa (86,8%)
Dari data di atas dapat disampaikan peningkatan dari observasi awal ke siklus I adalah 30%, peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 26,67%, dan peningkatan dari observasi awal ke siklus II adalah 56,7%. Secara klasikal hasil belajar pada siklus I sebesar 74,27 yang berada pada kategori cukup baik dengan persentase ketuntasan belajar 63,33%. Tingkat ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II adalah sebesar 83,45 yang berada pada kategori baik dengan persentase 90%. Dengan demikian persentase ketuntasan hasil belajar teknik dasar lari sprint mengalami peningkatan sebesar 26,67% dari siklus I ke siklus II. Adapun rata-rata hasil belajar teknik dasar lari sprint adalah 83,45.
9 siswa (30%)
17 siswa (56,7%) 8 siswa (26,67%)
Dengan demikian rata-rata persentase ketuntasan hasil belajar teknik dasar lari sprint telah mencapai 90%. Peningkatan aktivitas belajar teknik dasar lari jarak pendek (sprint) tidak terlepas dari implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT secara optimal dengan perbaikanperbaikan pembelajaran sesuai dengan kekurangan-kekurangan, hambatan dan kendala-kendala yang terjadi. Peningkatan aktivitas belajar melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga terbukti dengan hasil penelitian terdahulu, antara lain : (1) Haris Prayogi (2013,Vol 1:09) menemukan adanya peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar passing bola voli (passing bawah dan passing atas) meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014) NHT pada siswa kelas X.2 SMA Negeri 2 Banjar tahun pelajaran 2012/2013, (2) I Ketut Koyik Sentana Putra (2013:09) menemukan adanya peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Tegalalang tahun 2011/2012 melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT, (3) Sang Made Fernanda Igraha (2012:95) menemukan adanya peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lompat jauh pada siswa XI Bahasa SMA Laboratorium (Lab) Undiksha tahun 2011/2012 melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT, (4) Ahmad Mansyur, (2012) menemukan adanya peningkatan pada kerjasama siswa pada siswa kelas VIII E SMP Negeri Mangunreja yang berjumlah 30 orang siswa melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT, (5) Dian Riski Nugroho (2012:5) menemukan adanya peningkatan pada motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bolavoli di kelas X SMA N 1 Panggul Kabupaten Trenggalek melalui Penerapan Model Pembelajaran kooperatif, (6) Rahayu Anis Mugi (Universitas Negeri Malang, 2011) menemukan bahwa motivasi dan hasil belajar biologi materi sistem gerak manusia meningkat melalui penerapan model NHT dengan metode demonstrasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi materi sistem gerak manusia siswa kelas XI IPA 1 SMA Sejahtera Prigen Pasuruan. Berdasarkan data penelitian di atas maka implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHTdapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lari sprint pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa aktivitas belajar teknik dasar lari sprint meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada
siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Hasil belajar teknik dasar lari sprint meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. Adapun saran dari penelitian ini adalah Kepada guru Penjasorkes dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi lari sprint karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar lari sprint. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sesuai dengan materi yang akan diberikan. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya pada materi pembelajaran teknik dasar lari sprint.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pelaksanaan Standar isi dan Standar kompetensi Kelulusan. Jakarta. Fernanda Igraha, Sang Made. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Untuk Meningkatkan Teknik Dasar Lompat Jauh Pada Siswa Xi Bahasa SMA Laboratorium (Lab) Undiksha Tahun 2011/2012. Undiksha. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Kanca, I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian pengajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahragaan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Mansyur, Ahmad, 2012. “Upaya Meningkatkan Kerjasama Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014) tipe Numbered Head Together (NHT)”. Universitas Indonesia Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga. Prayogi, Haris. 2013. “Penerapan Kooperatif NHT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Voli”. Undiksha, Volume 01, Nomor 01(hlm.09). Rahayu, Anis Mugi. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Tipe NHT untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Gerak Manusia Pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Sejahtera Prigen Pasuruan. Universitas Negeri Malang Tersedia pada http://library.um.ac.id/ptk/index.php ?mod=detail&id=48388. Diakses pada tanggal 28 Januari 2013. Riski Nugroho, Dian. 2012. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Motivasi Belajar pada pembelajaran Bolavoli Siswa Kelas X SMA N 1 Panggul”. Universitas Negeri Surabaya, (hlm. 05) Santyasa dan Sukadi. 2007. Modelmodel Pembelajaran Inovatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Sentana Putra, I Ketut Koyik. 2013. “Model Kooperatif NHT Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Passing Voli” Undiksha, (hlm. 09) Slameto. 2003. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Syarifudddin, Aip. 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berbasis Konstruktivistik, Jakarta: prestasi pustaka publisher.
e-Journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 2, No.1 Tahun 2014)