Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA CHART GAME KOMPETISI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS VIII H DI SMP NEGERI 8 MATARAM Ummy Athiq Guru PKn SMP Negeri 8 Mataram E-mail:
[email protected] ABSTRAK: Implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media chart game kompetisi untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar PKn siswa kelas VIII H di SMP Negeri 8 Mataram. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) siklus selama 4 (empat) kali pertemuan, dengan proses pembelajaran sebagai berikut : (1) Pada pertemuan pertama siswa menyelesaikan lembar kerja bersama kelompok kerja dengan jumlah 4–5 siswa secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa dan gender, (2) Presentasi siswa dikolaborasikan dengan media chart game kompetisi, dimana siswa berkompetisi untuk menyusun chart dalam format tertutup yang tersusun secara acak, (3) kelompok tercepat dan mampu menyusun dengan benar keluar sebagai pemenang dan berhak mendapatkan reward. (4) Pada pertemuan kedua siswa kembali ke kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja, (5) Presentasi siswa dikolaborasikan dengan media chart game kompetisi, dimana siswa berkompetisi untuk menjelaskan konsep dalam chart, (6) Kelompok yang seluruh anggotanya dapat menjelaskan konsep dengan benar dan lancar akan keluar sebagai pemenang dan berhak mendapatkan reward. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media chart game kompetisi dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar PKn siswa kelas VIII H di SMP Negeri 8 Mataram. Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 10,24 dengan prosentase ketuntasan pada siklus I sebesar 63,50% dan siklus II sebesar 87,64%. Atifitas siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut: (1) Mampu bergabung dengan kelompokya dengan tertib dan cepat meningkat 32,69%, Aktif berdiskusi meningkat 15,62%, Setiap anggota kelompok berpartisipasi dengan baik meningkat 22,80%, Efektivitas pemanfaatan waktu saat berdiskusi meningkat 42,85%, Kemampuan menjawab lembar kerja dengan benar meningkat 1,33%, Setiap kelompok berbaris dengan cepat dan tertib saat mulai game meningkat 22.80%, Setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan menyusun chart meningkat 38,46%, Efektivitas pemanfaatan waktu saat menyusun chart meningkat 17,24%, Dapat menyusun chart dengan benar meningkat 5,56%, Setiap anggota kelompok mampu menjelaskan makna konsep dalam chart terpilih meningkat 44,4%, Efektivitas pemanfaatan waktu saat menjelaskan chart meningkat 18,52%. Semua aspek aktifitas siswa tersebut memperoleh kualifikasi sangat baik pada siklus II. Dengan demikian pada siklus II dinyatakan sudah berhasil dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kata Kunci: Tipe STAD, Chart game kompetisi, Aktifitas, hasil belajar. PENDAHULUAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan wahana bagi guru untuk lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum ini, pada dasarnya mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian, yang juga berarti siswa dirangsang untuk membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan apa yang mereka ketahui. Salah satu prinsip dari pada kurikulum ini adalah mengubah peran guru dari seorang instruktur menjadi seorang fasilitator, dengan orientasi pembelajaran berfokus pada siswa. Jadi peran guru dalam menentukan pola KBM di kelas bukan ditentukan oleh didaktik
metodik “apa yang akan dipelajari”, melainkan “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Demikian halnya dengan pembelajaran PKn, yang mana ciri utama PKn tidak lagi menekankan pada mengajar tentang PKn, tetapi lebih berorientasi pada membelajarkan PKn atau pada upayaupaya guru untuk ber-PKn atau melaksanakan PKn. Sesungguhnya menurut Anderson, karakteristik manusia meliputi cara tipical berpikir, berbuat dan perasaan. Hal ini analog dengan konsep Benjamin S.Bloom tentang kemampuan peserta didik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dan dalam PKn aspek tersebut disebut dengan civic
336
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram knowledge, civic skill dan civic disposition. Dengan demikian guru hendaknya memiliki kemampuan untuk memilih dan menggunakan metode pembelajaran PKn yang dapat mengasah kemampuan peserta didik yang mencakup civic knowledge, civic skill dan civic disposition. Pada kenyataannya, guru kurang kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran hingga terkesan bersifat monoton, tentu saja proses pembelajaran terasa kurang menyenangkan dan belum bisa meningkatkan aktivitas belajar dan daya kritis siswa terhadap materi atau permasalahan yang ada. Rata-rata guru lebih banyak menggunakan metode ceramah bervariasi dan penugasan, sehingga siswa menjadi kurang bersemangat, cenderung pasif dan tak jarang siswa hanya sibuk dengan urusan masing-masing atau bermain-main dengan siswa yang lainnya. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII H SMP Negeri 8 Mataram, ditemukan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran antara lain: (1) rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran PKn seperti bertanya atau menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, (2) rendahnya kerjasama siswa pada saat mengerjakan tugas kelompok, siswa aktif sulit untuk berbagi dengan siswa pasif, dan siswa pasif maunya terima jadi, sehingga tak jarang timbul perselisihan. (3) rata-rata hasil belajar siswa rendah. Dari hasil merefleksi diri, peneliti menyimpulkan bahwa adanya permasalahan tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa meliputi: (1) rendahnya motivasi dari diri siswa untuk belajar, (2) materi dianggap terlalu luas dan minat baca siswa rendah (3) siswa sulit berkonsentrasi pada saat kegiatan pembelajaran. Faktor ektern yaitu faktor yang timbul dari luar diri siswa meliputi: (1) penggunaan metode dan media pembelajaran yang kurang optimal, (2) guru belum menemukan strategi pembelajaran yang tepat yang bisa menantang siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran.Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang menuntut peran aktif siswa. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Lerning tipe STAD, yang dikolaborasikan dengan penggunaan media chart game kompetisi. Cooperative
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 Learning merupakan suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Kemudian metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) atau Tim Siswa-Kelompok Prestasi, merupakan salah satu metode dari pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunaakan STAD, juga mengacu kepada kelompok belajar siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa dan menggunakan presentasi verbal atau teks. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang asyik dan menyenangkan, presentasi siswa akan dikolaborasikan dengan penggunaan media chart game kompetisi. Dalam hal ini siswa dalam kelompok berkompetisi dengan kelompok lain untuk menyusun chart yang sudah disiapkan. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis mengadakan penelitian tindakan Kelas dengan judul : Implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media Chart Game kompetisi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas VIII H di SMP Negeri 8 Mataram Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, apabila guru dapat melaksakanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan diikuti keterlibatan/partisipasi aktif siswa, Indikator lain ditunjukkan dari peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII H SMP Negeri 8 Mataram. Sumber data dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas VIII H SMP Negeri 8 Mataram yang berjumlah 42 siswa terdiri atas 18 siswa puteri dan 24 siswa putra, guru, dokumen dan proses pembelajaran. Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif (aktivitas dan hasil belajar) dan data kualitatif (observasi pra-tindakan, observasi selama tindakan, dan semua aktivitas siswa yang tercatat di catatan lapangan). Analisis data dalam penelitian ini meliputi kegiatan mengelola data mentah, menyajikan data, menarik kesimpulan dan melakukan refleksi. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa data aktivitas dan hasil belajar siswa. peneliti akan menggunakan
337
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram analisis kuantitatif menggunakan persentase dan tabel skor.
tabel
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan melalui 2 (dua) siklus selama 4 (empat) kali pertemuan. Pada tiap siklus dilaksanakan melalui 4 (empat) tahap yaitu: a) Tahap perencanaan, b) Tahap pelaksanaan, c) Tahap observasi, d) Tahap refleksi. A. Siklus I Tabel 1. Hasil observasi siklus I pertemuan I. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek yang diobservasi
62,5
4
4
32
80
2
3
4
28
70
3
3
3
4
27
67,5
5
5
4
5
5
38
95
4
3
4
3
2
4
28
70
4
1
2
4
3
4
4
26
65
4
4
3
4
3
4
3
29
72,5
7
8
2
4
3
4
2
3
4
Aktif berdiskusi Setiap anggota kelompok berpartisipasi dengan baik
4
4
4
3
5
4
5
4
4
3
3
Efektivitas pemanfaatan waktu saat berdiskusi Kemampuan menjawab lembar kerja dengan benar Setiap kelompok berbaris dengan dengan cepat dan tertib saat mulai game Setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan menyusun chart Efektivitas pemanfaatan waktu saat menyusun chart
4
4
3
3
5
5
4
4
4
4 4
Mampu bergabung dengan kelompoknya dengan tertib dan cepat
Mampu bergabung dengan kelompokya dengan tertib dan cepat
7
25
6
1
6
3
5
Aspek yang diobservasi
5
Nilai
3 4
No
4
Skor
2
Dapat menyusun chart dengan benar Penilaian hasil belajar pertemuan I siklus I dengan nilai ratarata 75,9. Sedangkan penilaian dalam proses pembelajaran (kerja Kelompok) LKS I dengan nilai rata-rata 85. 2. Pertemuan 2 ( 2 x 40 Menit) Hasil observasi guru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media Chart game kompetisi pada pertemuan Tabel 2. Hasil observasi siklus I pertemuan II.
3
Kelompok 1
9
2
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 1. Pertemuan 1 ( 2 x 40 Menit) Hasil observasi guru mencapai nilai rata-rata 3,80. Sedangkan hasil observasi siswa ditunjukkan dalam tabel 1 berikut ini: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Dalam Kelompok Mata pelajaran : PKn Pada sekolah : SMPN 8 Mataram Siklus ke/Pertemuan ke : I / I
5 5 3 5 3 5 5 5 36 90 II siklus I, dengan rata-rata nilai 4,65. Sedangkan hasil observasi siswa, ditunjukkan pada tabel 2 berikut ini: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Dalam Kelompok Mata pelajaran : PKn Pada sekolah : SMPN 8 Mataram Siklus ke/Pertemuan ke : I / II
Kelompok
Skor
Nilai
3
27
67,5
4
4
32
80
3
3
4
29
72,5
3
4
3
4
29
72,5
5
4
4
5
4
35
87,5
4
3
4
4
4
4
29
72,5
4
3
3
3
4
4
27
67,5
1
2
3
4
5
6
7
8
3
4
3
4
3
3
4
Aktif berdiskusi Setiap anggota kelompok berpartisipasi dengan baik
5
5
4
3
4
3
5
4
4
3
3
Efektivitas pemanfaatan waktu saat berdiskusi Kemampuan menjawab lembar kerja dengan benar Setiap kelompok berbaris dengan dengan cepat dan ter tib saat mulai game Setiap anggota kelompok mampu menjelaskan makna perundang-undangan dalam chart terpilih
4
4
3
4
4
5
4
3
3
3
3
338
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Efektivitas pemanfaatan waktu saat menjelaskan chart Hasil penilaian Post Test Siklus I Pertemuan II dengan nilai ratarata mencapai 79,41. Sedangkan penilaian dalam proses pembelajaran (kerja Kelompok) LKS II dengan nilai rata-rata mencapai : 85,44 Melihat dari hasil pengamatan pada siklus I, menunjukkan bahwa Kemampuan menjawab lembar kerja dengan benar, dapat menyusun chart dengan benar, mendapatkan kualifikasi sangat baik dengan rentang nilai 86-100. Aktif berdiskusi, setiap anggota kelompok berpartisipasi dengan baik, setiap kelompok berbaris dengan cepat dan tertib saat mulai game dengan hasil baik dengan rentang nilai 71-85. Sedangkan Mampu bergabung dengan kelompokya dengan tertib dan cepat, Efektivitas pemanfaatan waktu saat berdiskusi, Setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan menyusun chart, Setiap anggota kelompok mampu menjelaskan makna perundangundangan dalam chart terpilih, efektivitas pemanfaatan waktu saat menjelaskan chart masih cukup dengan rentang nilai 60-70, hal ini lebih disebabkan oleh siswa yang Belum terbiasa dengan model pembelajaran seperti ini, Namun peneliti yakin bila dilakukan berulang-ulang siswa akan terbiasa sehingga akan mendapatkan hasil yang optimal, dalam hal ini aktifitas dan hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan. Dengan demikian siklus II harus dilakukan, tentu saja dengan melakukan penyempurnaan terhadap kekurangan pada siklus I. Kelebihan-kelebihan yang dijumpai selama pelaksanaan tindakan pada siklus I akan peneliti terapkan kembali dan akan dikembangkan pada siklus II, begitu juga sebaliknya, kelemahan-kelemahan yang ditemukan akan diperbaiki dan sempurnakan pada sikuls II. Dengan menganalisa hasil observasi tersebut di atas terdapat kelemahan pada aspek : Mampu bergabung dengan kelompokya dengan tertib dan cepat, Efektivitas pemanfaatan waktu saat berdiskusi, Setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan menyusun chart, Setiap anggota kelompok mampu menjelaskan makna perundangundangan dalam chart terpilih, efektivitas pemanfaatan waktu saat menjelaskan chart
8
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 3 3 4 3 3 3 4 4 27 67,5 masih cukup dengan rentang nilai 60-70 artinya kelemahan ini harus diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II perlu adanya motivasi yang dapat mendorong siswa lebih bersemangat lagi, yaitu dengan memberikan reward berupa bolpoin pada anggota kelompok terbaik, dan memberikan pujian kepada siswa yang mampu melakukan semuanya dengan baik, Guru juga harus memotivasi siswa agar lebih meningkatkan kerjasama, sebab kunci utama keberhasilan dalam kegiatan game kompetisi ini ádalah kerjasama. Disamping itu guru harus lebih memotivasi kepada siswa prestasi untuk lebih aktif membimbing siswa yang berkemampuan kurang dalam kelompoknya. Dari hasil postes siklus I diperoleh rata-rata nilai 77,65 berarti jika dibandingkan dengan nilai sebelum tindakan dengan nilai ratarata 69,56 maka hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 10,41 % Berdasarkan catatan khusus observer, Guru sudah melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik, peran aktif siswa sudah terlihat pada saat kegiatan pendahuluan tetapi belum optimal, maka pada siklus II harus dioptimalakan. Guru sudah melaksanakan kgiatan inti sesuai dengan skenario pembelajaran namun ada beberapa hal yang harus diperbaiki pada siklus II diantaranya : Ketika guru berkeliling membimbing siswa hendaknya sambil mencatat hasil observasi siswa, pada saat membimbing siswa hendaknya guru memberikan pengarahan yang detil tentang pembagian tugas masing-masing anggota kelompok sehingga siswa dapat menyelesaikan lembar kerja sesuai waktu yang sudah ditetapkan, guru harus tegas dalam hal pembagian waktu, dan diupayakan pada kegiatan game kompetisi diberikan waktu yang lebih banyak, pada saat siswa berkompetisi menyusun chart terlihat kurang tertib maka perlu dibuatkan semacam tongkat estafet sebagai pembatas antara siswa yang satu dengan siswa lain yang mendapatkan giliran memasang chart. Pada kegiatan penutup hendaknya guru menetapkan waktu dengan lebih tepat sehingga tidak terbur-buru, pada saat kegiatan penyimpulan hendaknya guru melibatkan siswa. Lembar observasi guru
339
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram pada pertemuan pertama dengan hasil 3,80 sedangkan pada pertemuan ke-2 dengan hasil 4,65 berarti rata2 nilai hasil observasi guru pada siklus I sebesar 4,23. B. Siklus II 1. Pertemuan 1 ( 2 x 40 Menit) Hasil observasi guru dengan nilai rata-rata mencapai 4,14. Tabel 3. Hasil observasi siklus II pertemuan I No
Aspek yang diobservasi
1
Mampu bergabung dengan kelompokya dengan tertib dan cepat
2 3 4 5 6 7 8
4
5
6
7
8
4
4
4
4
4
4
4
4
32
80
Aktif berdiskusi Setiap anggota kelompok berpartisipasi dengan baik
5
5
4
4
4
4
5
5
36
90
5
4
4
4
4
4
4
4
33
82,5
Efektivitas pemanfaatan waktu saat berdiskusi Kemampuan menjawab lembar kerja dengan benar Setiap kelompok berbaris dengan dengan cepat dan tertib saat mulai game Setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan menyusun chart Efektivitas pemanfaatan waktu saat menyusun chart
5
5
4
4
4
4
4
4
34
85
5
5
5
5
4
5
4
5
38
95
4
4
4
4
4
5
4
4
33
82,5
5
5
4
4
5
4
4
5
36
90
5
5
4
4
4
4
4
4
34
85
Aspek yang diobservasi
1
Mampu bergabung dengan kelompokya dengan tertib dan cepat
5 6
7
Nilai
3
No
4
Skor
2
Dapat menyusun chart dengan benar Penilaian dalam proses pembelajaran (kerja Kelompok) LKS 3 mencapai nilai rata-rata 89,84. Sedangkan penilaian hasil belajar pertemuan I siklus II mencapai nilai rata-rata 87,5 2. Pertemuan 2 ( 2 x 40 Menit) Hasil observasi guru dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media Tabel 4. Hasil observasi siklus II pertemuan II
3
Kelompok 1
9
2
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 Sedangkan hasil observasi siswa ditunjukkan dalam tabel 3 berikut ini : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Dalam Kelompok Mata pelajaran : PKn Pada sekolah : SMPN 8 Mataram Siklus ke/Pertemuan ke : II / I
5 5 4 5 4 5 5 5 38 Chart game kompetisi pada pertemuan II siklus II dengan nilai rata-rata 4,86. Sedangkan hasil observasi siswa digambarkan dalam tabel 4 berikut ini: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Dalam Kelompok Mata pelajaran : PKn Pada sekolah : SMPN 8 Mataram Siklus ke/Pertemuan ke : II / II Kelompok
95
Skor
Nilai
5
37
92,5
5
5
38
95
5
4
4
37
92,5
5
4
5
5
38
95
4
5
5
5
4
38
95
4
5
4
5
4
5
37
92,5
5
5
5
5
5
5
39
97,5
1
2
3
4
5
6
7
8
5
5
5
5
4
4
4
Aktif berdiskusi Setiap anggota kelompok berpartisipasi dengan baik
5
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
Efektivitas pemanfaatan waktu saat berdiskusi Kemampuan menjawab lembar kerja dengan benar Setiap kelompok berbaris dengan dengan cepat dan tertib saat mulai game Setiap anggota kelompok mampu menjelaskan makna perundang-undangan dalam chart terpilih
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
340
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358
Efektivitas pemanfaatan waktu saat menjelaskan chart 4 4 4 4 4 4 4 4 32 Penilaian dalam proses Berdasarkan catatan khusus pembelajaran (kerja Kelompok) LKS II observer, guru sudah melaksanakan proses dengan nilai rata-rata 92,43. Sedangkan pembelajaran sesuai dengan RPP, guru penilaian hasil belajar pertemuan II sudah mampu membangkitkan semangat sikus II mencapai nilai rata-rata 88,28. belajar siswa sejak kegiatan pendahuluan, Melihat dari hasil pengamatan pada appersepsi dan motivasi dilakukan dengan siklus II, Mampu bergabung dengan melibatkan siswa secara aktif dengan kelompokya dengan tertib dan cepat, Aktif penuh kehangatan. Pada kegiatan inti guru berdiskusi, Setiap anggota kelompok tidak lagi terlalu banyak ceramah tentang berpartisipasi dengan baik, Efektivitas materi tetapi lebih banyak mengarahkan pemanfaatan waktu saat berdiskusi , siswa dalam pelaksanaan diskusi dan Kemampuan menjawab lembar kerja memotivasi siswa untuk saling berbagi. dengan benar, Setiap kelompok berbaris Iming-iming reward berupa bolpoin dengan dengan cepat dan tertib saat mulai mampu membangkitkan semangat siswa game, Setiap anggota kelompok untuk menjadi pemenang dalam game mendapatkan kesempatan menyusun chart, kompetisi kali ini, hal ini berdampak pada Dapat menyusun chart dengan benar , proses pembelajaran yang berlangsung Setiap anggota kelompok mampu dengan penuh gairah, siswa dapat menjelaskan makna perundang-undangan menyelesaikan LKS dengan lebih cepat dalam chart terpilih, mendapatkan nilai dengan hasil yang optimal, dan semua sangat baik , dengan rentang nilai 86-100. siswa timbul keberanian dan rasa percaya Sedangkan Efektivitas pemanfaatan waktu dirinya saat presentasi dihadapan temansaat menyusun chart, Efektivitas temannya, keterlibatan guru saat pemanfaatan waktu saat menjelaskan chart presentasi sudah berkurang, guru sudah mendapatkan nilai baik dengan retang nilai memberikan kesempatan kepada siswa 71-85, kendati demikian sudah terjadi pada saat kegiatan penyimpulan. Ketegasan peningkatan dari siklus I sebesar 21,42% guru dalam pembagian alokasi waktu untuk Efektivitas pemanfaatan waktu saat sudah terlihat, sehingga kegiatan berjalan menyusun chart, dan 17,24% untuk dengan tertib dan lancar sampai dengan Efektivitas pemanfaatan waktu saat kegiatan evaluasi. Hasil observasi guru menjelaskan chart. Berdasarkan siklus II pada siklus II dengan kualifikasi sangat diperoleh hasil belajar siswa dengan ratabaik yaitu 4,50 dan telah mengalami rata 87,89 yang berarti ada kenaikan peningkatan sebesar 6,38 % dari siklus I, sebesar 13,19% dari siklus I. Jika dilihat artinya guru sudah tuntas dan berhasil dari peningkatan ini menunjukkan bahwa menerapkan metode sesuai dengan rencana penerapan pembelajara kooperatif tipe yang sudah ditetapkan. STAD dengan media chart game kompetisi Hasil observasi kegiatan siswa benar-benar menunjukkan kemajuan yang siklus I dan siklus II disajikan dalam tabel sangat berarti. Dengan demikian pada 5 berikut siklus II dipandang sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. : Tabel 5. Hasil observasi kegiatan siswa siklus I dan siklus II Prosentase No Kegiatan/Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Peningkatan Peningkatan 1 Mampu bergabung dengan 65 86,25 21,25 32,69% kelompokya dengan tertib dan cepat. 2 Aktif berdiskusi 80 92,5 12,5 15,62% 3 Setiap anggota kelompok berpartisipasi dengan baik 71,25 87,5 16,25 22,80% 4 Efektivitas pemanfaatan waktu saat berdiskusi 70 90 30 42,85% 5 Kemampuan menjawab lembar kerja dengan benar 93,75 95 1,25 1,33% 6 Setiap kelompok berbaris dengan 71,25 87,5 16,25 22.80% dengan cepat dan tertib saat mulai 8
341
80
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358
game. Setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan menyusun 65 90 25 38,46% chart 8 Efektivitas pemanfaatan waktu saat menyusun chart 72,5 85 12,5 17,24% 9 Dapat menyusun chart dengan benar 90 95 5 5,56% 10 Setiap anggota kelompok mampu menjelaskan makna perundang67,5 97,5 30 44,4% undangan dalam chart terpilih 11 Efektivitas pemanfaatan waktu saat menjelaskan chart 67,5 80 12,5 18,52% Hasil Belajar siswa pada sebelum tindakan, Siklus I dan Siklus II disajikan dalam tabel 6 berikut: Tabel 6. Hasil Belajar siswa pada sebelum tindakan siklus I dan siklus II 7
Kelas VIII H
Ratarata Pra siklus 69,56
RataPeningkatan Prosentase rata Nilai peningkatan Siklus I 77,65 8,09 10,41%
Ratarata Siklus I 77,65
Rata-rata Peningkatan Prosentase Siklus II Nilai peningkatan 87,89
10.24
13,19%
Hasil penilaian proses dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Hasil penilaian proses Rata-rata Rata-rata Peningkatan Prosentase Kelas Siklus I Siklus II Nilai peningkatan VIII H 85,22 91,64 6,42 7,53% Berdasarkan tabel 2, pada siklus I pada siklus I namun pada siklus II siswa sudah Mampu bergabung dengan kelompokya terbiasa dengan metode ini hingga dengan tertib dan cepat dengan hasil cukup memperoleh hasil sangat baik. Pada siklus I hal ini disebabkan siswa belum terbiasa untuk Setiap anggota kelompok mendapatkan berkelompok dengan teman lawan jenisnya, kesempatan menyusun chart dengan hasil sehingga terkesan malu-malu akibatnya cukup, hal ini disebabkan pada diri siswa prosesnya berjalan agak lamban. Dengan belum muncul rasa kebersamaaan, solidaritas berjalannya waktu pada siklus II siswa sudah terhadap kelompok, masing-masing anggota mulai terbiasa dengan temannya maka siswa kelompok cenderung memikirkan mampu bergabung dengan kelompoknya kepentingannya sendiri namun pada siklus II dengan tertib dan lancar dengan hasil sangat hal semacam ini tidak dijumpai lagi karena baik dan mengalami peningkatan 32,69% dari siswa sudah faham walaupun mereka mampu siklus I. Aktif berdiskusi, dan setiap anggota menjadi yang tercepat namun bila tidak taat kelompok berpartisipasi dengan baik pada aturan maka tidak akan bisa menjadi siklus I baik, hal ini disebabkan guru pemenang. Dapat menyusun chart dengan menginformasikan bahwa aktifitas belajar benar pada siklus I maupun II memperoleh mereka juga dinilai, keberadaan observer yang hasil sangant baik, perbedaannya pada siklus mengawasi mereka juga membawa dampak II siswa lebih cepat dalam menyusun chart positif sehingga siswa bekerja dengan serius. dibandingkan dengan siklus I. Setiap anggota Hasil baik pada aspek ini jelas belum optimal kelompok mampu menjelaskan makna hal ini lebih disebabkan siswa masih canggung perundang-undangan dalam chart terpilih, pada dan belum akrab dengan teman siklus I berjalan agak lamban siswa masih sekelompoknya, setelah empat kali pertemuan kurang percaya diri karena belum terbiasa mereka bekerja bersama maka aspek ini berbicara di depan teman-temannya, dalam hal mengalami peningkatan sehingga pada siklus ini peran guru masih dominan namun pada II memperoleh hasil sangat baik hal ini siklus II siswa mulai terbiasa sehingga terjadi berpengaruh pada aspek kemampuan lonjakan nilai sebesar 44,4 % dari siklus I menjawab lembar kerja dengan benar dengan dengan hasil sangat baik, pengaruh pemberian hasil sangat baik pada siklus I maupun II, reward dan pujian kepada pemenang kompetisi dengan perbedaan pada siklus II siswa bekerja dan siswa yang bermain dengan sportif lebih cepat dibandingkan dengan siklus I. Rasa membawa dampak yang cukup besar terhadap malu dan canggung mengikuti perintah guru aktifitas belajar siswa. untuk membentuk barisan saat memulai game Berdasarkan data 6 terlihat kenaikan kompetisi turut menghambat kelancaran proses hasil belajar pada siklus I sebesar 8,09
342
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram dibandingkan dengan sebelun siklus yang berarti ada kenaikan sebesar 10,41%, bahkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 10,24 dibandingkan dengan siklus I dengan prosentase 13,19%. Sedangkan penilaian proses, sejak siklus I memperoleh hasil yang sangat baik yaitu 85,22 dan pada siklus II meningkat menjadi 91,64 hal ini lebih disebabkan guru telah merancang lembar kerja siswa dengan sistematis sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, disamping itu semua siswa memiliki buku teks sehingga siswa mudah mengerjakannya sekaligus memahaminya. Hasil yang luar biasa, kenyataan ini di luar dugaan guru selaku peneliti, ternyata pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media chart game kompetisi dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang dipelajari. Dengan demikian Tabel 8. Data hasil angket siswa.
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 penelitian dihentikan pada siklus II dan pencapaian hasil ini diharapkan dapat dipertahankan atau ditingkatkan pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya di luar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Untuk mendapatkan gambaran manfaat penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media chart game kompetisi dalam upaya meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa, peneliti menyebar 10 (sepuluh) angket yang diberikan kepada siswa secara acak. Angket ini harus diisi sesuai dengan hati nurani dan kondisi yang sebenarbenarnya dan ditegaskan bahwa angket ini tidak berpengaruh terhadap nilai siswa. Dari angket siswa diperoleh hasil sangat baik dengan nilai 96. Adapun hasil angket dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut:
343
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram SIMPULAN Dilihat dari data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan dan berdasarkan hasil belajar siswa kls VIII H di SMP Negeri 8 Mataram, pada Kopentensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-undangan nasional, dan3.2 Mendeskripsikan proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media chart game kompetisi yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dipersiapkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terjadi perubahan dalam proses pembelajaran yang meliputi peningkatan keterampilan sosial, interaksi dan kerja sama antar siswa, saling menghargai, sportifitas, tanggung jawab serta timbulnya keberanian mengemukakan pendapat pada siswa. 2. Adanya peningkatan kemampuan Guru dalam mengajar, yang bisa memotifasi siswa dalam belajar yang lebih aktif, kerja sama siswa lebih meningkat, kemampuan mengelola kelas dan mengalokasikan waktu sesuai dengan desain pembelajaran. 3. Adanya peningkatan aktivitas belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media chart game kompetisi. 4. Dengan mengoptimalkan pores pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media chart game kompetisi, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 5. Karena hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan telah memenuhi harapan dan sangat signifikan, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dihentikan pada siklus II. SARAN 1. Disarankan agar semua guru mata pelajaran PKn lebih variatif lagi dalam merancang pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran, agar siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran PKn akan tercapai, siswa merasa senang dalan aktivitas belajarnya, dan tumbuh kecintaan pada mata pelajaran PKn. 2. Bagi semua Guru mata pelajaran, hendaknya mencoba mengadakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang pada akhirnya mampu meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. 3. Kepada Kepala Sekolah untuk lebih memberikan dukungan kepada rekan-rekan Guru untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan jalan mensubsidi biaya penelitian dengan harapan dapat meningkatkan kompetensi guru melalui PTK. DAFTAR RUJUKAN Abdul Gafur. (2002) Strategi dan metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Arikunto, Suharsimi. (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Aqib, Zaenal, Sujak, Kawentar dkk. (2009) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV YRama Widya. Muchson AR, Ngadilah, Suprapto dkk.(2002 ) Teori Belajar dan Pembelajaran, Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran PPKn. Nurhadi, Burhan Yasin, Agus Gerrad Senduk (2004) Pembelajaran Kontektual dan Penerapannya dalam KBK, Universitas Negeri Malang. Trianto. (2007) Model-model Pembelajaran Inofatif Berorentasi Kontruktivistik, Konsep, landasan Teorirtis-Praktis dan Impelmensinya, JakartaHasil Pustaka Publisher. Sardiman A.M. (2008). Interaksi & Motifasi Belajar Mengajar,Raja wali Pers Divisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Susilo. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Pustaka Book Publister. Lie, A. (2008) Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruangruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta M. Sobry Sutikno, Peran Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa: http://gurupkn.wordpress.com
344