III. MATERI DAN METODE 3.1 Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Materi 3.1.1.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rayap tanah, alkohol 70% yang berfungsi untuk mengawetkan sampel, 3 jenis kayu yaitu batang kayu Albasia (A. falcataria L. Fosberg) yang memiliki tingkat keawetan kelas V, kayu Jati (T. grandis Linn.f.) yang memiliki tingkat keawetan kelas II, kayu Bengkirai (S. laevifolia Eudert) yang memiliki tingkat keawetan kelas I, ketiganya merupakan kayu yang banyak digunakan pada lokasi perumahan.
3.1.1.2 Alat Alat-alat
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
termohigrometer, soiltester, luxmeter, mikroskop cahaya, oven, botol sampel, alat pencukil tanah, sendok, kertas label, millimeter block, penggaris, timbangan digital, alat tulis dan kamera digital.
3.1.2 Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Kota Purwokerto terletak di selatan Gunung Slamet, salah satu gunung berapi yang masih aktif di pulau Jawa, secara geografi Kota Purwokerto terletak di koordinat 7°26′LU 109°14′BT (Lampiran 1). Penelitian ini dilakukan di Kota Purwokerto, dengan menggunakan empat lokasi yang berbeda yaitu kompleks Perumahan Arcawinangun di Purwokerto Timur (Lokasi 1), Perumahan Griya Satria II di Purwokerto Barat (Lokasi 2), Perumahan Griya Satria I Sumampir di Purwokerto Utara (Lokasi 3) dan Perumahan Teluk di Purwokerto Selatan (Lokasi 4) (Lampiran 2), sedangkan pengamatan dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Entomologi-Parasitologi Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Desember 2013 – April 2014.
7
3.2 Bagan Alir Penelitian Kayu sampel (Kayu Alba, Kayu Jati & Kayu Bengkirai) Oven & Timbang Lokasi penelitian
Ditancapkan ke tanah sedalam 20 cm dengan radius 1 m, 5 x ulangan.
Diukur faktor abiotik
Satu bulan
Kayu yang dimakan rayap
Sampel rayap
Cuci Oven
Fiksasi Alkohol 70%
Konstan
Timbang
Identifikasi
Analisis uji F (Model 2)
8
3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Teknik Pengambilan Sampel Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei secara pola tersarang atau nested design yaitu mengambil 4 lokasi penelitian sebagai main plot dan setiap lokasi diambil tiga jenis kayu yaitu kayu Albasia (A. falcataria L. Fosberg), kayu Jati (T. grandis Linn.f.) dan kayu Bengkirai (S. laevifolia Eudert) untuk diambil sebagai sampel dimana rayap-rayap berada (sub plot). Setiap jenis kayu sampling diulang 5 kali. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi variabel utama dan variabel pendukung. Variabel utama yang diamati adalah persebaran dan jenis rayap tanah yang menyerang kayu, serta preferensi rayap tanah terhadap jenisjenis kayu. Variabel pendukung yang diamati adalah rona lingkungan, kelembaban tanah, pH, temperatur udara dan intensitas cahaya. Parameter yang diukur adalah jenis dan jumlah individu rayap tanah/patok yang ada (radius 1 m) dan selisih antara bobot awal kayu dengan bobot akhir setelah diserang rayap masing-masing pada kondisi kering stabil. Untuk mengetahui persebaran rayap tidak hanya dibatasi oleh ada atau tidaknya rayap yang menyerang kayu sampel, tetapi dilihat juga ada atau tidaknya rayap pada masing-masing lokasi penelitian selain dari kayu sampel tersebut.
3.4 Cara Kerja 3.4.1 Persiapan Alat dan Bahan Alat untuk mencukil tanah di lokasi penelitian dan sendok untuk mengambil sampel rayap disiapkan, disiapkan pula botol sampel yang sudah diisi dengan alkohol 70% sebagai tempat sampel rayap, kamera digital, alat tulis, penggaris, soiltester, luxmeter, thermohigrometer.
3.4.2 Teknik Sampling Penelitian ini dilakukan di empat lokasi, yaitu kompleks Perumahan Arcawinangun di Purwokerto Timur (Lokasi 1), Perumahan Griya Satria II di Purwokerto Barat (Lokasi 2), Perumahan Griya Satria I Sumampir di Purwokerto Utara (Lokasi 3) dan Perumahan Teluk di Purwokerto Selatan
9
(Lokasi 4). Setiap lokasi penelitian diamati 3 jenis kayu yaitu kayu albasia, bengkirai dan jati. Masing-masing kayu diulang sebanyak 5 kali.
3.4.3 Pengambilan Data Rayap Tanah dan Preferensinya Pengambilan data rayap tanah dilakukan selama satu bulan pada 3 jenis kayu dan rayap tanah yang berada pada radius 1 m dari masing-masing jenis kayu, segera diambil kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel yang sudah diisi dengan alkohol 70% dengan menggunakan sendok. Setelah itu, pada botol ditempeli kertas label. Botol sampel kemudian dibawa ke Lab. Entomologi-Parasitologi untuk diidentifikasi.
3.4.4 Pengambilan Data Serangan Rayap terhadap Kayu Data serangan rayap= Bobot kayu setelah diserang rayap - Bobot awal kayu sebelum diserang rayap
3.4.5 Pengukuran Faktor Abiotik 1. Intensitas cahaya, diukur dengan menggunakan lux meter yang diletakkan ke arah sinar matahari, dibiarkan beberapa menit lalu diamati angka yang muncul dan bila sudah stabil angka dicatat. 2. Temperatur udara, diukur dengan menggunakan termohigrometer, dibiarkan 5 menit lalu diamati angka yang ditampilkannya, apabila sudah stabil angka dicatat. 3. Kelembaban tanah dan pH, diukur dengan soil tester yang ditancapkan pada tanah, lalu tombol pada alat tersebut ditekan, kemudian diamati jarumnya, jarum tersebut menunjuk pada satu angka. Apabila sudah stabil angka dicatat.
3.4.6 Identifikasi Sampel rayap tanah yang sudah dikumpulkan di botol koleksi dan sudah diberi label, dibawa ke Laboratorium Entomologi-Parasitologi Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto untuk diidentifikasi. Identifikasi jenis rayap tanah menggunakan kunci identifikasi rayap tanah menurut Ahmad (1959) dan Nandika et al. (2003).
10
3.5 Metode Analisis Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F, dengan tingkat kesalahan 5% dan 10%. Bila hasil yang diperoleh berpengaruh nyata atau sangat nyata dilanjutkan uji Duncan. Untuk mengidentifikasi rayap tanah yang didapat menggunakan pedoman kunci identifikasi spesies rayap tanah (Ahmad, 1959) dan Nandika et al. (2003).
11