BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang kami lakukan berlokasi di kota Yogyakarta. Alasan kami memilih kota Yogyakarta sebagai lokasi penelitian dikarenakan Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terkenal dengan sebutan kota pelajar, dimana di kota Yogyakarta terdapat berbagai macam orang dari seluruh Indonesia yang belajar disana, denganberkumpulnya beraneka ragam orang dari penjuru nusantara membuat kehidupan sosial di kota Yogyakarta majemuk. Hal ini menjadikan pola kehidupan sosial kaum gay di kota Yogyakarta menjadi semakin lebih kompleks. Waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Oktober 2015-November 2015. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini akan menggunanakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini yang bersifat deskriptif kualitatif dimaksudkan untuk menggambarkan dan memberi uraian dengan cermat terhadap fenomena sosial atau kolektif terterntu, serta mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak menguji hipotesa (Slamet, 2006: 7).
1
C. Populasi, Sampel dan Sampling Populasi
penelitian
ini
adalah
semuakaum
gay
di
KotaYogyakarta, sedangkan sampel penelitian ini adalah kaum gay yang telah menikah di kota Yogyakarta. Sampling penelitian ini menggunakan teknik pengambilan Purposive Sampling, yaitu memilih informan yang dapat dipercaya karena dianggap paling mengetahui dan menguasai permasalahan dilapangan (Slamet, 2001: 2). Sampel dalam penelitian dipilih dengan kriteria tertentu dari seluruh jumlah Kaum Gay yang telah menikah di Kota Yogyakarta. Kriteria yang digunakan berdasarkan perannya dalam hubungan seks yaiturole sexdan bentuk badan. Pada role sexterbagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu Top, Bottom dan Versatille. Pada kategori bentuk badan terbagi menjadi empat (4) yaitu big, muscle, twink, dan average. Masing- masing kategori tersebut diambil sampel penelitian sebanyak 1 (satu) orang, sehingga diambil informan dalam penelitian ini berjumlah 12 (dua belas) orang. Pada triangluasi sumber dibagi berdasarkan pengetahuan terhadap perilaku seksual kaum gay dengan kategori masyarakat umum dan pengurus LSM PLUSH. Masing-masing katagori berjumlah satu (1) orang, sehingga diambil informan triangulasi berjumlah 2 (dua) orang.
2
Matriks 3.1 Informan berdasarkan perilaku dalam hubungan seks Bentuk Badan Big
Muscle
Twink
Avarege
Role
Top
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
sex
Bottom
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
Versatile
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
3
Matriks 3.2 Informan berdasarkan pengetahuan terhadap perilaku seksual kaum gay Kategori Informan
Masyarakat
Pengurus LSM PLUS
Jumlah Informan
1 Orang
1 Orang
4
D. Data dan Sumber Data 1.
Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan yang diperoleh melalui wawancara mendalam. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian (Slamet, 2006: 174). Pada penelitian kali ini, peneliti akan mewawancarai kaum gay yang telah menikah di Kota Yogyakarta.
2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka dan media elektronik, seperti buku-buku, jurnal-jurnal dan artikel (Slamet, 2006: 175), yang berkaitan dengan fenomena kehidupan kaum gay.
E. Teknik Pengumpulan Data Di dalam penelitian ini, pengumpulan data yang akan dilakukan
dengan
teknik
wawancara
mendalam
(in-depth
interviewing), observasi berperan (participant observation), dan bila diperlukan data awal yang bersifat umum, dapat juga menggunakan
kuesioner
terbuka
(open-ended
questionaire)
(Slamet, 2001: 10). Posisi peneliti sebagai alat utama pengumpulan data ini menuntut kualitas peneliti yang benar-benar memahami metodolgi penelitianya, didukung dengan pengalaman yang cukup dalam
5
melakukan penelitian, agar mampu menghasilkan penelitian yang bermutu. Pengumpulan data akan dilakukan melalui:
a. Wawancara Wawancara dalam peneltian ini dilakukan secara bebas dan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka (openended) dan untuk memperoleh kedalam informasi, serta dilakukan dengan cara tidak formal terstruktur, kepada informan yang dipilih berdasarkan keterlibatan dan pengetahuanya dengan peristiwa atau hal-hal yang berkaian dengan data yang diperlukan, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tenang banyak hal yang bermanfaat yang menjadi dasar bagi penggalian informasinya lebih jauh, lengkap, dan mendalam (Slamet, 2001: 15). b. Observasi Berperan Pengamatan
terlibat
atau
observasi
berperan
serta
(participant observation) diartikan sebagai pengamatan yang dibarengi interaksi antara peneliti dengan informan. Dalam pengamatan terlibat, peneliti hidup bersama-sama (di tengahtengah)
masyarakat
yang
ditelitinya.
Dalam
kegiatan
pengamatannya si peneliti ikut mengerjakan apa yang dikerjakan oleh pelakunya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan itu dilakukan agqar dapat memahami dan
6
merasakan (menginternalisasikan) kegiatan-kegiatan dalam kehidupan
masyarakat
yang
menjadi
objek
penelitian.
(Spradley, 1972: 45-52) c. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.(Spradley, 1972: 45-52) Dengan
menggunakan
kuesioner,
analis
berupaya
mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara. F.
Validitas Data Validitas data atau yang bisa disebut dengan triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2002: 14). Dalam pengujian validitas data, dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
7
1. Triangulasi Data Dengan teknik triangulasi, teknik ini merupakan pemeriksaan
keabsahan
data
dengan
memamfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Pengembangan
validitas
data
menggunakan
teknik
triangulasi, triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif, artinya untuk dapat menarik kesimpulan yang mantap dan valid, diperlukan berbagai macam cara pandang yang berbeda, kemudian disimpulkan dalam satu kesimpulan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai cara pandang yang berbeda tersebut, maka diharapkan peneliti memperoleh dan memiliki data yang lebih lengkap, mantap, dan mendalam, serta mampu memadukan untuk membuat kesimpulan secara keseluruhan, dan kesimpulan tersebut dapat lebih mudah dipahami. Peneliti menggunakan teknik triangulasi kerena penelitian ini bersifat deskriptif.
8
G. Teknik Analisis Data Data dalam penelitian ini data akan dianlisis dengan model interaktif ( Interactive Mode of Analysis). Menurut Slamet, tahaptahap dalam analisis data adalah sebagai berikut (Slamet, 2001: 163): a. Pengumpulan data b. Data Reduksi c. Analisis Data d. Conclusion Drawing (penarikan kesimpulan) Data reduksi merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data kasar yang ada dalam catatan lapangan.
Data dari lapangan yang berupa hasil wawancara atau
rangkuman data sekunder yang ditranskipkan dalam bentuk laporan kemudian direduksi dan dipilih hal yang menonjol. Setelah data di reduksi, kemudian data tersebut akan di analisis sesuai dengan rumusan masalah yang dimiliki. Setelah mendapatkan sebuah analisis data, kemudian akan dilakukan penarikan kesimpulan. 1.
Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi
data
adalah
proses
seleksi,
pemfokusan,
penyederhanaan dan abstraksi dari semua jenis informasi yang ada di fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya bisa dinyatakan sudah diawali sebelum pengumpulan data di lapangan. Artinya, reduksi data 9
sudah berlangusng sejak peneliti mengambil keputusan (meski mungkin tidak disadari sepenuhnya), melakukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah penelitianya.
Suatu
bentuk
analisis
yang
mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting
dan
mengatur
data
sedemikian
rupa.
Pada
saat
pengumpulan data yang ada pada fieldnote, memusatkan, membuat batas-batas permasalahan. Proses ini berlangsung sampai laporan akhir selesai (Moleong, 2002: 10). 2.
Sajian Data (Data Dispaly) Sajian data adalah suatu rakitan organisasi, informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini disusun berdasar pokok-pokok yang terdapat dalam reduksi data, dan disajikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa peneliti yang merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan mudah dipahami. Sajian data merupakan narasi mengenai berbagai hal yang terjadi atau ditemukan di lapangan, sehingga dapat berbuat sesuatu pada analisis atau tindakan lain berdasar atas pemahamannya tersebut. Sajian data ini unit-unitnya harus mengacu pada rumusan masalah sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci dan mendalam
10
untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data selain dalam bentuk narasi, juga dapat meliputi matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan tabel sebagai pendukung narasinya. Semuanya itu dirancang guna merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat lebih dimengerti dalam bentuk yang lebih kompak (Moleong, 2002: 11). 3.
Penarikan Kesimpulan ( Conclusion Drawing) Dari awal pengumpulan data, peneliti memahami apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukn pencatatan peraturanperaturan, pola-pola, pernyataan-peryataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi. Simpulan perlu diverifiksai agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan verifikasi yang merupakan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran daa kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas kembali sebentar pada fieldnote (Moleong, 2002: 12).
11
H. Profil Informan 1. Nama
: RN
Umur
: 40 tahun
Pekerjaan
: Dokter Spesialis
Pendidikan
: Residen Ortopedi
Karakteristik
: RN adalah warga Kota Yogyakarta. Secara
fisik dia tergolong tinggi, berbadan muscle, berkulit putih bersih, dan berpenampilan rapi dan modis. Cara tutur katanya tegas dan lugas.Role sex dia adalah Top. 2. Nama
: CK
Umur
: 33 Tahun
Pekerjaan
: Kontraktor
Pendidikan
: Sarjana Strata-1
Karaketristik
: Pria yang menikah pada usia 27 tahun yang
telah dikaruniai satu orang anak laki-laki ini mempunyai wajah yang lumayan tampan, tinggi badan yang ideal, dan dengan perawakan kekar, terlihat dia suka olahraga fitness. Cara bicara dia sangat tegas, dan suara dia sangat berat. Role sex dia adalah Top. 3. Nama
: AR
Umur
: 28 Tahun
Pekerjaan
: Polisi
Pendidikan
: AKPOL
12
Karakeristik
: AR adalah warga Kota Yogyakarta. Beliau
adalah polisi lulusan Akademi Polisi (AKPOL) Semarang. Beliau menikahi perempuan di usia 27 tahun. Beliau belum dikarunia anak. Pria dengan badan atletis, rambut cepak, tinggi, dan kulit sawo matang. Role sex dia adalah Top. Cara dia bicara sangat berwibawa. 4. Nama
: AG
Umur
: 31 Tahun
Pekerjaan
: Karyawan Bank
Pendidikan
: Sarjana Strata-1
Karakteristik
: AG adalah warga Kota Yogyakarta. Beliau
adalah karyawan bank. Beliau menikah di usia 28 tahun. Beliau menikahi seorang guru dan dikaruniai satu anak laki-laki. Beliau berpostur pendek, kulit putih, badan tida kurus dan tidak gemuk. Role sex dia adalah Versatile. Cara dia bicara tergolong santai. 5. Nama
: DN
Umur
: 58 Tahun
Pekerjaan
: Desainer
Pendidikan
: Sarjana Strata-1
Karakteristik
: DN adalah warga Kota Yogyakarta. Beliau
adalah seorang desainer. Beliau menikah pada usia 34 tahun. Beliau menikahi perempuan dan dikaruniai dua anak laki-laki
13
dan dua anak perempuan. Gestur dia seperti perempuan, lembut penuh kemanjaan, cara bicara dia sangat lembut. DN berpawakan kurus. Role sex dia adalah Bottom. Cara berpenampilan dia sangat berani, dengan memadukan fashion feminim. 6. Nama
: YD
Umur
: 39 Tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan
: Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Karakteristik
: YD adalah warga Kota Yogyakarta. Dia
berasal dari Makasar. Beliau menikah pada usia 30 tahun. Beliau menikahi perempuan dan dikaruniai
satu anak
perempuan. Pria berkulit hitam ini bergaya bahasa yang santai dan ramah. Secara fisik tergolong sangat maskulin. YD beperawakan gemuk. Role sex dia adalah Top. 7. Nama
: WD
Umur
: 58 Tahun
Pekerjaan
: Desainer
Pendidikan
: Sarjana Strata-1
Karakteristik
: WD adalah warga Kota Yogyakarta. Beliau
adalah seorang desainer. Beliau menikah pada usia 35 tahun. Beliau menikahi perempuan dan belum dikaruniai anak. Beliau berkulit sawo matang, dengan nada bicara feminim. Gestur
14
tubuh gemulai seperti seorang perempuan. Dia berperawakan gemuk. Role sex dia adalah Bottom. Dia sangat ramah saat berbicara. 8. Nama
: WN
Umur
: 55 Tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Pendidikan
: Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Karakteristik
: WN adalah
warga Yogyakarta. Beliau
adalah pedagang. Beliau menikah pada usia 37 tahun. Beliau menikahi janda beranak satu. Beliau dikaruniai dua anak lakilaki. Beliau berkulit hitam, dengan postur tubuh pendek, berbadan kurus dan berkumis tebal. Role sex dia adalah Top.Cara bicara dia lumayan tegas. 9. Nama
: PY
Umur
: 44 Tahun
Pekerjaan
: Buruh
Pendidikan
:Lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Karakteristik
: PY adalah warga Kota Yogyakarta. Beliau
adalah buruh pabrik. Beliau menikah pada usia 29 Tahun. Beliau menikahi perempuan dan dikaruniai satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Beliau berpostur tinggi, berbadan ideal dan berkulit hitam. Role sex dia adalah Versatile. Cara bicara dia menggunakan bahasa preman.
15
10. Nama
: AB
Umur
: 31 Tahun
Pekerjaan
: PNS
Pendidikan
: Sarjana Strata-1
Karakteristik
: AB sangat ramah, berbadan gemuk. Cara
bicaranya santai. Role sex AB adalah Bottom. 11. Nama
: UK
Umur
: 40 Tahun
Pekerjaan
: Desainer
Pendidikan
: Sekolah Menegah Atas (SMA)
Karakteristik
: UK berbentuk badan Avarege. Cara bicara
dia sangat tegas dan jelas. Role sex UK adalah Bottom. 12. Nama
: OB
Umur
: 45 Tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas (SMA)
Karakteristik
: OB berbadan kurus. Cara bicara dia sangat
ramah. Role sex OB adalah Versatile. 13. Nama
: Renata
Umur
: 32 tahun
Pekerjaan
: Anggota LSM PLUSH
Pendidikan
: Sarjana Srata-1
16
Karaketristik
: Renata adalah salah satu anggota dari LSM
PLUSH. Beliau sangat aktif dalam menampung aspirasi temanteman LGBT. Renata berpawakan gemuk. Cara bicara dia sangat ramah, tegas.
14. Nama
: Wanda
Umur
: 26 Tahun
Pekerjaan
: Anggota LSM PLUSH
Pendidikan
: Sarjana Strata-1
Karakteristik
: Wanda adalah laki-laki dengan postur
tinggi kurus ini aktif dalam kegiatan yang menaungi komunitas LGBT. Cara bicara dia sangat tegas.
17
Matriks 3.3 Karakteristik Informan No 1
Nama Informan RN
Karakteristik
Berbadan tinggi, muscle, berkulit putih bersih, dan berpenampilan rapi dan modis. Cara tutur katanya tegas dan lugas. Role sex dia adalah Top 2 CK Tinggi badan yang ideal, dan dengan perawakan kekar, terlihat dia suka olahraga fitness. Cara bicara dia sangat tegas, dan suara dia sangat berat. 3 AR Berbadan atletis, rambut cepak, tinggi, dan kulit sawo matang. 4 AG Berpostur pendek, kulit putih, badan tidak kurus dan tidak gemuk. 5 DN Berbadan gendut. Gestur dia seperti perempuan, lembut penuh kemanjaan, cara bicara dia sangat lembut 6 YD Berbadan tinggi.berkulit sawo matang, dengan nada bicara feminim. 7 WD Berkulit hitam, dengan postur tubuh pendek, berbadan kurus dan berkumis tebal 8 WN Berkulit hitam, dengan postur tubuh pendek, berbadan kurus dan berkumis tebal 9 PY Berrpostur tinggi, berbadan ideal dan berkulit hitam 10 AB Berbadan gemuk, cara bicara sangat ramah 11 UK Cara bicara dia sangat tegas dan jelas 12 OB Berbadan kurus. Cara bicara dia sangat ramah. 13 Renata Berpawakan gemuk. Cara bicara dia sangat ramah, tegas 14 Wanda Berpostur tinggi kurus ini aktif dalam kegiatan yang menaungi komunitas LGBT (Sumber: Wawancara Penulis)
18