BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi, nomor 445 Surakarta. Alasan pemilihan tempat penelitian di SMA Batik 1 Surakarta, karena lokasi sekolahan ini terletak di dalam wilayah kota Surakarta di mana dekat dengan domisili peneliti. Pertimbangan lainnya adalah peneliti pernah melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2015/2016 yaitu bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2015. Kegiatan tersebut terjadwal sebagai berikut: Tabel 3.1. Jadual Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament (TGT) Eatbulaga Indonesia Pintar untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta Bulan Juli-Desember 2015 Kegiatan Penelitian
Agus
Sep
1. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru sejarah 2. Menyusun proposal penelitian 3. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian (lembar observasi) 4. Pelaksanaaan penelitian Siklus I 5. Pelaksanaan penelitian Siklus II 6. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) 7. Menyusun laporan/skripsi
39
Bulan Okt Nov
Des
Jan
40
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini meliputi siswa, guru, dan proses belajar-mengajar sejarah di kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa keseluruhan kelas X IIS 5 adalah 45 orang siswa, yang terdiri dari 23 orang siswa putra dan 22 orang siswa putri. Mata pelajaran sejarah dilaksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu, di mana setiap satu jam pelajarannya adalah 45 menit. Pada pertemuan pertama dilaksanakan selama 2x45 menit dan pada pertemuan kedua dilakasanakan selama 1x45 menit, di mana masing-masing pembelajaran dilaksanakan di hari yang berbeda. Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti tidak membedakan latar belakang siswa, baik status sosial ekonomi keluarga, agama, pekerjaan orang tua, maupun jarak rumah siswa dengan sekolah. Hal ini karena peneliti memandang perbedaan latar belakang siswa tidak berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa untuk memahami materi pembelajaran sejarah.
C. Sumber Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber, yang meliputi: 1.
Guru mata pelajaran sejarah peminatan kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta yang digali melalui wawancara dan analisis RPP.
2.
Siswa kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta yang digali melalui pengisian angket dan tes kognitif.
3.
Proses belajar mengajar sejarah yang berlangsung di kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta yang digali melalui teknik observasi aktivitas mengajar (guru) dan aktivitas belajar (siswa).
4.
Dokumen yang dijadikan dalam sumber data dalam penelitian ini yaitu daftar nilai hasil ulangan tengah semester mata pelajaran sejarah kelas X IIS 5 pada semester I tahun pelajaran 2015/2016.
41
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Wawancara Menurut Arikunto (2010) terdapat dua macam pedoman wawancara yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak berstruktur, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden. Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data dari siswa tentang bagaimana kesan pembelajaran sebelum menerapkan model TGT dengan permainan Eatbulaga Indonesia Pintar dan kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran yang menerapkan model TGT dengan permainan Eatbulaga Indonesia Pintar. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap guru mata pelajaran sejarah peminatan kelas X IIS guna mendapatkan informasi yang menunjang dalam penelitian ini. 2. Observasi Menurut Margono (2005) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi digunakan untuk mengamati kondisi awal proses pembelajaran dan setelah diadakannya perbaikan. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan peneliti dengan mengamati langsung penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan permianan Eatbulaga Indonesia Pintar pada siswa kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta. Untuk melaksanakan observasi tersebut digunakan alat observasi berupa lembar observasi, atau catatan lapangan. 3. Tes Menurut Sudjana (2005), tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban
42
dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan atau dalam bentuk perbuatan. Tes dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berupa soal-soal uraian yang dibuat guru untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa. Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa. 4. Angket (Kuesioner) Menurut Basrowi dan Suwandi (2002), angket atau kuesioner merupakan teknik mengoleksi data yang digunakan oleh peneliti yang dikembangkan berdasarkan teori yang digunakan. Sedangkan menurut Mulyatiningsih (2013) angket adalah alat pengumpulan data yang memuat sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek peneliti. Dalam penelitian ini angket dijadikan salah satu bahan evaluasi atau pengukuran tingkat motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah. Angket diberikan kepada siswa yang diberi tindakan yaitu siswa kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta. Hasil angket ini berupa respon siswa mengenai pembelajaran sejarah setelah diberikan tindakan yang kemudian dibandingkan dengan hasil pengamatan dan penilaian observer. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan alternatif jawaban yang telah ditentukan oleh observer. Penyusunan angket didasarkan pada alat ukur yang berpedoman pada kisi-kisi angket. Alat ukur tersebut dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, selanjutnya indikator digunakan sebagai pedoman penyusunan item-item angket. Di dalam angket ini, tanggapan siswa dinyatakan dalam bentuk rentang jawaban mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Kolom jawaban sudah disediakan dan siswa tinggal memilih salah satu jawaban. Adapun jawaban yang disediakan ada empat pilihan, meliputi : a. SS
= Sangat Setuju
b. S
= Setuju
c. TS
= Tidak Setuju
d. STS
= Sangat Tidak Setuju
43
E. Uji Validitas Data Menurut Arikunto (2000: 119) “Validitas data adalah keadaan yang menggambarkan bahwa instrumen yang digunakan mampu mengukur apa yag akan diukur”. Data yang terhimpun untuk diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini belum dapat dipastikan tingkat kebenarannya. Oleh karena itu, sebelum dianalisis, data tersebut perlu divalidasi terlebih dahulu, sehingga data yang dianalisis untuk Penelitian Tindakan Kelas ini adalah data yang benar- benar dapat dipercaya. Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini validitas data dilakukan melalui triangulasi. Moleong (2000: 78) mengatakan “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu utnuk keperluan pengecekkan atau pembanding terhadap data itu”. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data tetap, melalui pengumpulan data yang berbeda-beda Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui tes, wawancara, observasi, dan angket. Skema uji validitas data yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.2 sebagai berikut: Tes Wawancara
Data
Observasi
Sumber data
Dokumentasi Angket Gambar 3.2. Skema Uji Validitas Data dalam Penelitian Tindakan Kelas Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan permainan Eatbulaga Indonnesia Pintar
44
F. Teknik Analisis Data Analisis data digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil dikumpulkan. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil antar siklus. Analisis data ini dilakukan dengan membandingkan hasil tindakan pada kondisi awal, hasil tindakan pada kondisi siklus I, hasil tindakan siklus II, dan hasil tindakan kondisi akhir (Sarwiji: 2008). Analisis kritis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan siswa selama proses
penerapan tindakan
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran yang menerapkan model kooperatif tipe TGT dengan permainan Eatbulaga Indonesia Pintar. Analisis tersebut mencakup aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam belajar. Data Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindakan berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator keberhasilan tindakan terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar sejarah pada siswa kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Guru mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (Eatbulaga Game Indonesia Pintar) dalam proses belajarmengajar sejarah. 2. Peningkatan motivasi belajar siswa, sekurang-kurangnya persentase antusias dan keaktifan siswa meningkat dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah di kelas mencapai 80 %. 3. Peningkatan hasil belajar siswa, sekurang-kurangnya 80% siswa mendapat nilai ulangan di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 75) .
45
Indikator keberhasilan dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan Penelitian Aspek yang diukur
Persentase yang di tergetkan
Cara mengukur
Kemampuan mengajar guru
Rata-rata Alat Penilaian Kemampuan Mengajar yang diperoleh mencapai 80%
Motivasi belajar siswa
Diamati saat pembelajaran dan Rata-rata motivasi ditunjukkan dengan perubahan siswa dalam proses motivasi belajar siswa yang dinilai pembelajaran dikelas melalui angket. mencapai 80%
Hasil belajar peserta didik
Rata-rata nilai hasil belajar siswa yang tuntas mencapai 80%
Diukur melalui observasi di dalam kelas dengan cara penilaian kemampuan mengajar guru melalui lembar Alat Penilaian Kemampuan Mengajar
Diukur melalui hasil evaluasi pembelajaran dan dihitung dari jumlah siswa yang dapat menjawab dengan benar soal ulangan harian
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan penjelasan secara rinci mengenai langkah-langkah penelitian dari awal hingga akhir. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK, yaitu suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan proses pembelajaran (Basrowi & Suwandi, 2008). Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Triyono (2010) yaitu model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
46
Langkah-langkah atau tahapan kegiatan dalam penelitian tindakan kelas tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap persiapan a. Permintaan izin kepada kepala sekolah dan guru sejarah SMA Batik 1 Surakarta. b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal keadaan kelas dan kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran sejarah di kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta. c. Mengidentifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar sejarah kelas X IIS 5 SMA Batik 1 Surakarta berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan. 2. Tahap perencanaan (Planning) a. Menyusun serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (Eatbulaga Game Indonesia Pintar) b. Menyusun
instrument
penelitian
meliputi
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, lembar observasi kegiatan guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam belajar, angket, dan tes kognitif hasil belajar siswa. 3. Tahap pelaksanaan atau tindakan (Acting) Tindakan dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain: a. Melaksanakan
kegiatan
belajar
mengajar
sesuai
dengan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Melakukan kegiatan pengamatan proses pembelajaran melalui observasi langsung oleh peneliti. c. Menyelenggarakan evaluasi berupa tes kognitif untuk mengukur hasil belajar siswa. d. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan tindakan apabila proses dan hasil belajar masih kurang memuaskan.
47
4. Tahap Observasi (Observing) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah: a. Pengumpulan data b. Sumber data c. Critical friend dalam penelitian d. Analisis data Langkah-langkah dalam observasi yaitu sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pengamatan 2) Mencatat semua hasil pengamatan dalam lembar observasi 3) Mendiskusikan dengan guru (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai 4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan 5. Tahap Refleksi (Reflecting) Tahap ini merupakan kegiatan mengkaji, melihat,dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan pada berbagai kriteria, yang menjadi dasar pelaksanaan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya didiskusikan antara guru dan peneliti untuk mengetahui: a. Apakah tindakan sesuai rencana dan mencapai indikator keberhasilan. b. Kemajuan yang dicapai siswa, meliputi motivasi belajar siswa, pemahaman siswa terhadap nilai-nilai sejarah, dan hasil belajar sejarah siswa. Diperlukan pula langkah evaluasi untuk mengukur kemajuan yang dicapai siswa. Langkah-langkah evaluasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan alat-alat evaluasi 2) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai 3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi 4) Kriteria keberhasilan tindakan
48
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan siklus yang berulang, yaitu dimulai dengan siklus pertama (siklus I) dan apabila siklus pertama belum berhasil, maka dilaksanakan siklus yang kedua (siklus II) dengan tahapan dan langkah yang sama. Siklus dilaksnakan kembali apabila siklus I dan siklus II tidak berhasil, begitu seterusnya sampai penelitian mencapai sasaran yang diharapkan. Siklus penelitian tindakan kelas tersebut secara skematis dapat dijelaskan sebagaimana tampak pada gambar 3.4 sebagai berikut: Skema 3.4. Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 3.4. Skema Penelitian Tindakan Kelas Tentang Model Pembelajaran Kooperarif Tipe Teams Game Tournament (Eatbulaga Indonesia Pintar) (Sumber : Arikunto, 2010: 137)