PENGARUH ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya) Ida Dasniati Astuti (093403031) E-mail :
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT This study aimed to determine the influence of Activity Based Costing System in determining the cost of production and its impact on the selling price of the product. Activity based costing system is a cost information system that can produce an accurate information in determining the cost of production that can be used by the company. This activity-based costing system affect the selling price of the product, so the management can set a selling price based on the cost of production truly. Activity Based Costing system is utilized to maximize the profit of the company with emphasis on long-term goals of the company. Results of hypothesis testing in this study indicate that Activity Based Costing System has significantly affect to the selling price of the product, and the cost of production has significantly affect to the selling price of the product. Simultaneously, Activity Based Costing System and the cost of production have a significant effect on the selling price of the product. Keywords: Activity Based Costing System, the cost of production, selling prices.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Activity Based Costing System dalam penetapan harga pokok produksi dan dampaknya terhadap harga jual produk. Activity based costing system merupakan sistem informasi biaya yang bisa menghasilkan informasi yang akurat dalam penentuan harga pokok produksi yang digunakan perusahaan. Activity based costing system ini berpengaruh terhadap harga jual produk, agar selanjutnya manajemen bisa menetapkan harga jual yang berdasarkan harga pokok produksi dengan tepat. Sistem Activity Based Costing dimanfaatkan untuk memaksimalkan laba perusahaan dengan mengutamakan tujuan jangka panjang perusahaan. Hasil dari pengujian hipotesis di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Activity Based Costing System secara signifikan berpengaruh terhadap harga jual produk, dan harga pokok produksi secara signifikan berpengaruh terhadap harga jual produk. Secara simultan Activity Based Costing System dan harga pokok produksi berpengaruh dan signifikan terhadap harga jual produk.
Kata kunci: Activity Based Costing System, harga pokok produksi, harga jual produk.
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 1
PENDAHULUAN Perusahaan Genteng Beton Rengganis merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang bahan bangunan, perusahaan ini merupakan perusahan rumahan yang dikelola oleh keluarga sendiri. Sebagai perusahaan industri, Perusahaan Genteng Beton
Rengganis
memerlukan
konsep-konsep
manajemen
yang
tepat
guna.
Sebagaimana kita ketahui, kegiatan operasional suatu badan usaha pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan perolehan laba tersebut perusahaan akan mampu mempertahankan dan lebih mengembangan usahanya. Perusahaan selalu dituntut untuk dapat mengambil keputusan yang tepat agar perusahaannya dapat bertahan dalam dunia usaha. Perusahaan membutuhkan keunggulan dalam menghadapi persaingan yang ketat dalam industri ini. Meningkatnya persaingan dalam industri sejenis mengakibatkan pasar untuk industri tersebut menjadi price sensitive, dimana peningkatan atau penurunan harga yang relatif kecil dapat mengakibatkan dampak yang signifikan pada penjualan. Ini berarti metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan harus bisa menghasilkan informasi yang akurat. Agar selanjutnya manajemen bisa menetapkan harga jual suatu produk yang berdasarkan harga pokok produksi dengan tepat. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan keadaan atau situasi perusahaan yang sesungguhnya berdasarkan faktafakta atau kejadian-kejadian pada perusahaan tersebut untuk kemudian diolah menjadi data selanjutnya diadakan suatu analisis sehingga menghasilkan kesimpulan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (terikat) , variabel independen (bebas) dan variabel moderator (variabel independen kedua). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga jual produk (Y). Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah Activity Based Costing System (X1) dan harga pokok produksi (X2) sebagai variabel moderator.
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 2
Tabel 1.1 Operasionalisai Variabel Penelitian Variabel Activity Based Costing System (X1)
Harga Pokok Produksi (X2)
Harga Jual Produk (Y)
Definisi Variabel
Indikator
Ukuran
Skala
Activity Based Costing System pada dasarnya merupakan metode penentuan kos produk (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi kos produk secara cermat bagi kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
- Kos produk (product costing)
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
(Mulyadi, 2001 : 51) Harga Pokok Produksi adalah kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. (Selamet Sugiri dan Bogat Agus Riyono, 2007 : 264) Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang dan jasa yang dijual atau diserahkan.
- Activity cost - Penggolongan biaya
- Biaya bahan baku - Biaya tenaga langsung - Biaya pabrik
kerja
overhead
- Harga pokok produksi - Laba yang dihara
(Supriyono, 2002 : 335)
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam poenelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus dengan melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan keterangan-keteranagn yang diperlukan untuk pembahasan data yang digunakan dalam penelitian. Peneliti melakukan penelitian lapangan (field research) yang dilakukan secara langsung pada perusahaan sebagai sumber guna mendapatkan data yang sebenarny. Bentuk penelitian berupa observasi langsung pada objek penelitian, dengan melakaukan wawancara Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 3
(interview) dan dokumentasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data yang bersumber pada dokumen serta catatan perusahaan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan data yang akan diteliti atas keadaan sebenarnya, juga untuk dipelajari dan di analisa baik dokumen yang sudah tersedia maupun yang melalui proses penelitian dahulu. Teknik Analisis Data Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk memprediksi seberapa besar pengaruh variabel independen, meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Dalam hal ini activity based costing system (X1) dan harga pokok produksi (X2) terhadap harga jual produk (Y). Persamaan regresi linier berganda dapat dicari dengan menggunakan persamaan: Y = a + b1X1 + b2X2 Pengujian Hipotesis Uji t digunakan dalam pengujian terhadap korelasi dimana dua atau lebih variabel independen berhubungan secara parsial (tidak bersamaan). Uji t dapat dirumuskan sebagai berikut: r√n–k–1 t= √1 – r2 Dimana: Ho ditolak jika thitung < -t Ho diterima jika –t
atau thitung > t thitung
t
Uji F digunakan dalam pengujian signifikan terhadap korelasi ganda dimana dua atau lebih variabel independen berhubungan simultan (bersamaan) terhadap variabel dependen. Uji F dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 4
r2 / k Fh = (1 – r2) / (n – k – 1) Dimana: Ho ditolak, jika Fhitung > Ftabel Ho diterima, jika Fhitung
Ftabel
Penetapan Tingkat Signifikasi Taraf signifikasi ( ) ditetapkan 5% ini berarti kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kekeliruan 5%. Taraf signifikasi ini adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup lekat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diatas, penulis akan melakukan analisa secara kuantitatif dan hasil analisa tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak. PEMBAHASAN Metode Activity Based Costing System pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya Berdasarkan data yang telah didapatkan, untuk data Activity Based Costing System diperoleh dari hasil perhitungan biaya overhead pabrik per unit. Penyajian data Activity Based Costing System, Harga pokok produksi, dan Harga jual produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis dari tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.2 Analisis Biaya Overhead Pabrik dengan metode Activity Based Costing System Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya Periode Tahun 2010-2013 Total Keseluruhan Biaya Kelompok Tahun 2010
Jumlah Produksi (Unit)
Biaya Overhead Pabrik
Semester
(Rp)
(Rp/unit)
I
178,423,580
1,051,200
170
II
202,566,740
1,083,600
187
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 5
2011
2012 2013
I
199,776,850
1,171,500
171
II
169,411,900
816,000
208
I
304,045,000
1,260,000
241
II
156,041,000
1,080,000
144
I
139,660,780
907,200
154
Sumber: Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya, 2013
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pada umumnya total keseluruhan biaya kelompok dengan mengalami peningkatan dan penurunan tiap semesternya. Ini diakibatkan oleh beberapa tahapan dalam perhitungan biaya overhead berdasarkan metode
Activity Based Costing System, biaya overhead
harus
diidentifikasikan kedalam biaya aktivitas, setelah itu dihitung pemicu biayanya sehingga dapat dikelompokkan per aktivitasnya. Setelah itu baru dapat menghitung tarif kelompok dan perhitungan alokasi biaya overhead pabrik. Setiap peningkatan total keseluruhan biaya kelompok selalu dibarengi dengan meningkatnya jumlah produksi genteng per unit, sehingga menghasilkan biaya overhead pabrik yang besar. Harga Pokok Produksi pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode activity based costing menghitung total biaya produksi dengan menjumlahkan total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya-biaya atas aktivitas pencampuran dan pengadukan, penggilingan, pencetakan dan pengeringan, pembakaran dan pandinginan dan aktivitas pengangkutan. Harga pokok produksi genteng per satuan diperoleh dengan membagi total biaya produksi dengan total produksi genteng selama periode akuntansi berjalan. Analisis harga pokok produksi pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel 1.3.
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 6
Tabel 1.3 Analisis Harga Pokok Produksi Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya Periode Tahun 2010-2013
Tahun 2010
2011
2012 2013
Semester
BBB
BTKL
Total Biaya
BOP
Produksi
Produksi
HPP per Genteng
I
3,412,896,000
173,448,000
178,423,580
3,764,767,580
1,051,200
3,581.40
II
3,518,088,000
178,794,000
202,566,740
3,899,448,740
1,083,600
3,598.61
I
3,803,470,000
193,297,500
199,776,850
4,196,544,350
1,171,500
3,582.20
II
2,907,680,000
134,640,000
169,411,900
3,211,731,900
816,000
3,935.95
I
4,800,600,000
264,600,000
304,045,000
5,369,245,000
1,260,000
4,261.31
II
4,114,800,000
226,800,000
156,041,000
4,497,641,000
1,080,000
4,164.48
I
3,456,432,000
190,512,000
139,660,780
3,786,604,780
907,200
4,173.95
Sumber: Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya, 2013
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pada umumnya harga pokok produksi per genteng relatif mengalami peningkatan. Peningkatan harga pokok produksi per genteng dari tahun 2010 sampai tahun 2013 diakibatkan karena banyaknya pesanan, sehingga total biaya produksi terus meningkat dari semester sebelumnya dan dapat menimbulkan peningkatkan hasil jumlah produksi unit genteng di tiap semesternya. Harga Jual Produk Perusahaan Genteng Beton Rengganis Setelah harga pokok produksi diperoleh dari perhitungan di atas maka selanjutnya adalah perhitungan harga jual produk. Harga jual dihitung dengan cara menjumlahkan harga pokok produksi dengan mark up atau laba yang diharapkan. Analisis harga jual dapat dilihat pada tabel 1.4. Tabel 1.4 Analisis Harga Jual Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya Periode Tahun 2010-2013
Tahun 2010
2011
Semester
HPP per Genteng
% Mark up
Harga Jual
I
3,581.40
10.47%
4,000
II
3,598.61
10.03%
4,000
I
3,582.20
14.71%
4,200
II
3,935.95
12.53%
4,500
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 7
2012 2013
I
4,261.31
5.30%
4,500
II
4,164.48
16.71%
5,000
I
4,173.95
24.11%
5,500
Sumber: Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya, 2013
Secara umum perubahan harga jual produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan
setiap
tahunnya.
Hal
tersebut
dikarenakan
perusahaan
mampu
mengembangkan kualitas produknya dan senantiasa memenuhi kebutuhan pasar sesuai dengan pesanan konsumen, dan juga didukung oleh kemampuan perusahaan dalam menetapkan perhitungan harga pokok produksi yang tepat untuk menentukan harga jual produk yang akan dipasarkan sesuai dengan target penjualan perusahaan. Pengaruh Activity Based Costing Secara Parsial Terhadap Harga Jual Produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya Pengaruh Activity Based Costing terhadap harga jual produk dapat dilihat dari indikator yang digunakan yaitu kos produk, activity cost dan penggolongan biaya (X1) serta harga jual produk (Y). Tabel 1.5 Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -78.632
1238.562
ABC
-8.471
2.869
HPP
1.577
.310
Coefficients Beta
T
Sig. -.063
.952
-.511
-2.952
.042
.879
5.080
.007
a. Dependent Variable: Harga_Jual
Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel Coefficientsa, diperoleh thitung yang didapat dari uji thitung adalah sebesar 2,952, jika dibandingkan dengan ttabel dimana α =5% dan df = 7 - 2 = 5, didapat ttabel sebesar 2,570 sehingga thitung > ttabel (2,952 > 2,570) dengan tingkat signifikansi 0,042 < 0,05. Dengan kaidah keputusan terima Ha jika thitung > ttabel, diperoleh thitung = 2,952 dan ttabel = 2,570 maka thitung jatuh pada daerah penerimaan Ha sehingga Ho ditolak Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 8
dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, yang berarti Activity Based Costing System secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga jual produk. Pengaruh Harga Pokok Produksi Secara Parsial Terhadap Harga Jual Produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya Pengaruh harga pokok produksi terhadap harga jual produk dapat dilihat dari indikator yang digunakan, yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (X2) dan harga jual produk (Y). Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel Coefficientsa, diperoleh thitung yang didapat dari uji thitung adalah sebesar 5,080, jika dibandingkan dengan ttabel dimana α =5% dan df = 7 - 2 = 5, didapat ttabel sebesar 2,570 sehingga thitung > ttabel (5,080 > 2,570) dengan tingkat signifikansi 0,007 < 0,05. Dengan kaidah keputusan terima Ha jika thitung > ttabel, diperoleh thitung = 5,080 dan ttabel = 2,570 maka thitung jatuh pada daerah penerimaan Ha sehingga Ho ditolak dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, yang berarti harga pokok produksi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga jual produk. Pengaruh Activity Based Costing System dan Harga Pokok Produksi Secara Simultan terhadap Harga Jual Produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya. Dari data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 16.0, maka hasi perhitungan yang dilakukan penulis sebagai berikut: 1. Uji Regresi Linear Berganda Untuk mengetahui besarnya pengaruh Activity Based Costing System dan harga pokok produksi (variable independent) terhadap harga jual produk (variable dependent), maka digunakan alat analisis regresi linier berganda sebagai berikut: Y = a + b(X1) + b(X2) Hasil perhitungan regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS Versi 16.0 pada tabel Coefficienta (terlampir) diperoleh bahwa: Dari hasil perhitungan tersebut diketahui nilai: a = -78,632 b1 = -8,471 b2 = 1,577
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 9
Maka persamaan regresi adalah sebagai berikut: Y = -78,632 – 8,471 X1 + 1,577 X2 Persamaan regresi tersebut menyatakan bahwa variabel Activity Based Costing System (X1) memberikan pengaruh negatif pada variabel harga jual produk (Y) sedangkan Harga pokok produksi (X2) memberikan pengaruh positif pada variabel harga jual produk (Y). Koefisien Regresi positif tersebut menunjukkan semakin baik pelaksanaan Activity Based Costing System dan semakin naik Harga pokok produksi Perusahaan Genteng Beton Rengganis maka harga jual produk pun akan semakin meningkat. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tinggi rendahnya harga jual produk juga dipengaruhi oleh Activity Based Costing System dan harga pokok produksi pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya. 2. Analisis korelasi Tabel 1.6 Model Summary Std. Error of the Model 1
R
R Square .940
a
.884
Adjusted R Square .825
Estimate 231.08233
a. Predictors: (Constant), HPP, ABC
Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara Activity Based Costing System dan harga pokok produksi dengan harga jual produk, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS Versi 16.0, diketahui nilai koefisien korelasi (R) pada tabel Model Summary sebesar 0,940 atau 94%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan yang disebabkan oleh Activity Based Costing System dan harga pokok produksi terhadap harga jual produk adalah sebesar 94%, sehingga nilai tersebut berada diantara 0.80-1.00, dan angka tersebut menunjukkan terjadinya korelasi sangat kuat. 3. Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui berapa pengaruh Activity Based Costing System dan harga pokok produksi terhadap harga jual produk, maka rumus yang digunakan adalah: Kd = r2 x 100%
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 10
Berdasarkan program SPSS Versi 16.0 yang terdapat dama tabel Model Summary diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk R Square (R2) yaitu sebesar 0,884, maka bessarnya pengaruh Activity Based Costing System dan harga pokok produksi terhadap harga jual produk adalah sebesar 88,4%. Dalam hal ini harga jual produk dipengaruh oleh Activity Based Costing System dan harga pokok produksi sebesar 88,4%, sisanya adalah sebesar 11,6% yang merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis, yaitu seperti: biaya kualitas produk, biaya promosi, biaya pemasaran dalam pendistribusian produk. 4. Pengujian Hipotesis Sedangkan untuk menguji pengaruh Activity Based Costing System dan harga pokok produksi terhadap harga jual produk secara simultan, maka dapat dugunakan uji F. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara ketiga variabel yaitu Activity Based Costing System dan harga pokok produksi sebagai variabel independen dengan harga jual produk sebagai variabel dependen. Tabel 1.7 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
F
1620689.532
2
810344.766
213596.182
4
53399.046
1834285.714
6
15.175
Sig. .014
a
a. Predictors: (Constant), HPP, ABC b. Dependent Variable: Harga_Jual
Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel ANOVAb, diperoleh nilai Fhitung sebesar 15,175 kemudian Fhitung ini dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut = (7 – 2 – 1) = 4 dengan taraf kesalahan 5%, harga Ftabel sebesar 6,94. Ternyata harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (15,175 > 6,940). Karena Fh > Ft maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan tingkat signifikansi 0,014 < 0,05. Dengan diterimanya Ha bahwa pada tingkat keyakinan 95% Activity Based Costing System dan harga pokok produksi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga jual produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya. Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 11
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Activity Based Cositng System Dalam Penetapan Harga Pokok Produksi Dan Dampaknya Terhadap Harga Jual Produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Activity Based Costing System, harga pokok produksi dan harga jual produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya tiap tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan. 2. Secara parsial, Activity Based Costing System berpengaruh positif signifikan terhadap harga jual produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya. Hal ini menunjukkan bahwa penetapan harga pokok produksi dengan menggunakan Activity Based Costing System dapat menghasilkan informasi yang akurat, agar selanjutnya biaya produksi dapat dialokasikan sesuai dengan dasar penentuan harga jual poduk perusahaan. 3. Harga pokok produksi secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap harga jual produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya. Hal ini membuktikan bahwa biaya produksi merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual produk, dan perusahaan telah melakukan perhitungkan yang tepat dan akurat sehingga dalam penetapan harga pokok produksi dan penentuan harga jual produknya dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. 4. Activity Based Costing System dan harga pokok produksi secara simultan berpengaruh terhadap harga jual produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya. Dengan menggunakan Activity Based Costing System dalam penetapan harga pokok produksi, secara bersama-sama dapat memberikan pengaruh terhadap harga jual produk pada Perusahaan Genteng Beton Rengganis Tasikmalaya. Ini berarti metode yang digunakan dapat menghasilkan informasi yang akurat dalam menetapkan harga jual suatu produk yang berdasarkan dengan penetapan harga pokok produksi yang tepat. Saran
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 12
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi kemajuan perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Perusahaan di harapkan dapat memperbaiki perhitungan harga pokok produksi dan melakukan pencatatan biaya-biaya berdasarkan komponen pembentuk harga pokok produksinya secara jelas. Sehingga dapat memungkinkan manajemen mengambil keputusan tentang harga jual yang benar-benar akurat, maka kesalahan pembebanan biaya tidak akan terjadi lagi dan akan menguntungkan perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti dengan objek dan variabel yang sama, dalam menerapkan sistem Activity Based Costing ini harus dikembangkan lagi pada saat mendesain sistem yaitu harus memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya ke objek biaya yang lain, seperti produk, jasa, atau pelanggan. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim dan Bambang Supomo. 2001. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : BPFE - Yogyakarta Bahnub, Brent. 2010. Activity Based Manajemen for Financial. Hoboken. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc Douglas T, Hicks. 2006. Activity Based Costing for Smalland Mid-sized Busines An Implementation Guide. Jakarta : Akademika Perssindo Hansen, D.R. dan M.M. Mowen. 1999. Manajemen Biaya : Akuntansi dan Pengendalian Buku 1. disahkan oleh Thomson Learning Asia. Jakarta : Salemba Empat ____________________________. 2001. Manajemen biaya. Buku II. Terjemahan Benyamin Molan. Jakarta : Salemba Empat Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen (Konsep, Manfaat & Rekayasa) Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat ______. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UGM Yogyakarta. Yogyakarta : Aditya Media Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 13
______. 2009. Activity Based Cost System. Yogyakarta : UUP STIM YKPN Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Bandung : PT. Refika Aditama Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia ______________. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Nurhayati. 2004. Perbandingan Sistem Biaya Tradisional Dengan Sistem Biaya ABC. Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Prawironegoro, Darsono. 2005. Akuntansi Manajemen. Jakarta: DIADIT MEDIA. Ricky W dan Ronal J. Ebert dkk. 2006. Peranan Metode Activity Based Costing dalam Mentukan Cost of Good Manufactured. Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 02 Tahun ke-1 Bulan Mei-Agustus 2010 ISSN: 2086-4159 Slamet Sugiri dan Bogat Agus Riyono. 2007. Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta: UNIT PENERBIT DAN PERCETAKAN – STIM YKPN Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Edisi ke-10. Bandung : CV.
ALFABETA
_______. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV. ALFABETA Supomo dan Halim. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama. BPFE
Yogyakarta :
Supriyono. 1992. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : BPFE ________. 1999. Akuntansi Manajemen. Buku II. Yogyakarta : BPFE ________. 2002. Akuntansi Manajemen. Proses Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE Widjaya, Amin. 2004. Activity Based Costing System untuk Manufacturing dan Pemasaran, Edisi Revisi. Jakarta : Havarindo
Jurnal Akuntansi 2013 Universitas Siliwangi | 14