Himalingua Adakan Program Perdana “Ngabuburit Tipistipis” UNAIR NEWS – Bulan Ramadan merupakan momen yang tepat untuk melakukan berbagai hal yang positif. Selain bulan penuh rahmat dan ampunan, datangnya Ramadan juga dapat dijadikan momen untuk mempererat silaturahmi. Begitulah yang dirasakan oleh Himpunan Mahasiswa Magister Ilmu Lungistik (Himalingua) FIB UNAIR. Dengan menggelar acara “Ngabuburit tipis-tipis”, himpunan yang baru saja dibentuk tersebut berupaya mengenalkan diri kepada hadirin yang diundang. Hadir dalam acara tersebut mahasiswa S2 Ilmu Linguistik dari lintas angkatan, alumni, dosen pengajar, dan Wakil Dekan I FIB UNAIR. Dalam sambutannya, Wakil Dekan I FIB UNAIR, Puji Karyanto, S.S., M.Hum., menuturkan bahwa pihak fakultas menyambut baik dengan kegiatan yang baru pertama kali digelar pada Rabu, (22/6) tersebut, ia juga berharap bahwa terbentuknya Himalingua menjadi media untuk mewujudkan visi misi Magister Ilmu Linguistik. “Hadirnya himpunan ini memang sebagai wadah untuk membawa prodi ini semakin baik ke depannya,” tegas Puji. Senada dengan Wadek I, Dr. Ni Wayan Sartini, M.Hum., selaku Ketua Prodi Magister Ilmu Linguistik UNAIR menuturkan bahwa program perdana ini merupakan bukti langkah awal dari kinerja Himalingua yang baru sepekan dilantik. “Dengan adanya Himalingua ini, saya harap bisa semakin bermanfaat, dapat kerja sama, kompak, dan bisa menjadi penghubung bagi lintas generasi,” jelasnya. Ketua Himalingua, Dewa Made Yoga Arta, mengungkapkan bahwa kegiatan “Ngabuburit tipis-tipis” tersebut sengaja diadakan
sebagai langkah awal dari kinerjanya selama satu tahun ke depan, ia juga berharap bahwa hadirnya Himalingua ini bisa membuat perubahan yang baik untuk Magister Ilmu Linguistik FIB UNAIR. “Ini adalah program yang pertama, semoga bisa membangun prodi ini ke depannya lebih baik,” jelasnya. Di penghujung acara yang diadakan di ruang Chairil Anwar FIB UNAIR tersebut, juga diadakan tausiyah, pembagian takjil, hingga buka bersama. (*) Penulis : Nuri Hermawan Editor : Dilan Salsabila
Cegah Kenakalan Remaja dengan GOPRO UNAIR NEWS – GOPRO (Gerakan Progresif Pemuda Produktif) telah resmi dibuka dan sosialisasikan kepada remaja di balai RW 3 Kebangsren, Surabaya oleh Veronica Kadista Putri bersama kelompok Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM), Minggu (2/4). GOPRO merupakan salah satu dari ratusan proposal PKM di UNAIR yang didanai oleh Dikti. Mengusung tema kenakalan remaja sebagai latar belakang masalah, GOPRO diharapkan menjadi salah satu cara untuk membendung kenakalan remaja. Pasalnya, tidak dipungkiri bahwa kenalakan remaja menjadi momok yang sangat serius bagi perkembangan generasi muda. “Kenakalan remaja saat ini difahami sebagai role model tingkat eksistensi seorang remaja, bukan sebagai penyimpangan sosial. Oleh karena itu untuk mencegahnya haruslah melalui
metode yang tepat,” tutur Veronica selaku ketua kelompok. Selain itu, Veronica juga menambahkan, ia dan tim sepakat bahwa kenakalan remaja dapat memungkinkan untuk dicegah apabila remaja memiliki kontrol diri. Asumsi tersebut yang mendasari Veronica dan tim untuk merumuskan beberapa metode yang nantinya akan menjadi acuan pelaksanaan kegiatan. “Kegiatan itu antara lain Go-Religion, Go-Character, GoCreative, Go-SmartNet, Go-Friendship. Dari beberapa muatan metode tersebut dapat diimplementasikan melalui beberapa kegiatan dengan SENAR (Sosialisasi dan Seminar), BEDIL (Bedah Film), PERWIRA (Pelatihan Kewirausahaan), dan JARITAN (Belajar dan bermain di hutan Mangrove),” jelasnya. Senada dengan Veronica, sebagai salah satu anggota, Humam mengatakan bahwa kenakalan remaja biasa terjadi ketika seorang remaja memiliki waktu luang, misal diakhir pekan. Diwaktu tersebutlah, menurut Humam merupakan waktu para mengisinya dengan hal-hal yang kurang produktif.
remaja
“Dari hal tersebut kelompok ini sepakat untuk memilih hari minggu sebagai waktu pelaksanaan kegiatan, dalam kurun waktu 3 bulan kedepan,” paparnya. Masyarakat setempat pun merespon baik dengan adanya kegiatan tersebut. Terlihat dari antusiasme warga yang hadir dalam acara pembukaan program dan sosialisasi tersebut. Partisipan yang harusnya ditujukan kepada anak SMP, tapi karena antusiasme masyarakat setempat yang tinggi hingga banyak ibuibu bahkan bapak-bapak yang hadir dalam acara tersebut. Kegiatan ini juga menjadi momentum kebangkitan bagi Karang Taruna setempat setelah lama sempat berhenti. “Diadakannya kegiatan ini, dapat menjadi momentum bangkitnya kembali Karang Taruna di RW kami, setelah lama fakum karna tidak adanya kegiatan. Harapannya melalui kegiatan-kegiatan seperti ini dapat mempererat kekompakan warga,” ujar Yoga selaku perwakilan dari Karang Taruna.
Penulis: Syifa’ul Qulub (Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga) Editor: Nuri Hermawan
Mahasiswi Jerman Takjub dengan Semarak Lebaran di Indonesia UNAIR NEWS – Dua mahasiswi Jerman yang sedang melaksanakan internship di UNAIR mengaku takjub dengan semarak lebaran di Indonesia. Khususnya, di kampus UNAIR, Surabaya. Mereka adalah Yusra Todil, mahasiswi keturunan Turki dari International School of Management, Frankfurt, dan Sagal Elmi, pemudi keturunan Turki dari Fernuni Hagen, Cologne. Dua perantau yang menginjakkan kaki di Surabaya beberapa hari sebelum lebaran (3/7) itu kompak menyebut, perayaan Idul Fitri 1437 hijiriah kali ini jauh berbeda dengan apa yang mereka jalankan di negeri Angela Merkel. “Amazing. Ramadan dan lebaran di sini begitu meriah. Suasananya begitu hidup,” kata Yusra, saat diwawanacara di sela halal-bihalal di gedung rektorat UNAIR Selasa (12/7) pagi. Dalam bulan puasa, ada banyak masjid dan mushola yang melaksanakan sholat tarawih. Speaker dari tempat-tempat ibadah seperti mengalun tak henti mengumandangkan lantunan ayat suci. Pada malam satu syawal, prosesi takbiran pun meriah. Di Jerman, kata Yusra, dia hanya merayakan Idul Fitri bersama keluarganya. Tidak ada acara semacam halal-bihalal atau
silaturahmi seperti saat ini. “Ini pengalaman yang tidak akan terlupakan. Semua orang menyemarakkan hari ini dengan saling bermaafan,” ungkap dia. Tidak berbeda dengan Yusra, Sagal juga mengaku terkesan dengan kebiasaan orang Indonesia. Dia yakin, aktifitas ini juga bisa membuat sekelompok orang lebih mengenal satu sama lain. Contohnya, dia dan Yusra yang baru sampai di Surabaya mendapat sejumlah kenalan baru tatkala ikut halal-bihalal di gedung Rektorat UNAIR. “Kesan kekeluargaan dalam acara ini begitu kuat,” ungkap dia. Yusra dan Sagal mengikuti program internship untuk belajar tentang Pengembangan Program Internasional di International Office and Partnership. Tepatnya, Yusra akan berada di IOP dalam program magang ini hingga Oktober. Sedangkan Sahal bakal mendalami ilmu tersebut hingga Agustus mendatang. (*) Penulis: Rio F. Rachman
Rektor Minta Seluruh Pegawai Dukung Program World Class University UNAIR NEWS – Pengambilan sumpah pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Universitas Airlangga kembali dilakukan. Sebanyak 93 PNS, diambil sumpah pada Kamis (29/12) di Airlangga Convention Center (ACC). Pengambilan sumpah PNS dihadiri oleh Rektor dan pimpinan di lingkungan UNAIR. “Sumpah ini mengandung janji kepada rakyat, bangsa, dan negara. Harus disadari, sumpah disaksikan, diketahui, dan
dicatat oleh Allah. Kita yakin bahwa Allah, Tuhan Maha Yang Mengetahui, apapun yang kita ucapkan. Menjalankan tugas sesuai peraturan negara dan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, dalam sambutannya. Pada kesempatan ini, Rektor UNAIR mengatakan, cita-cita untuk mencapai 500 perguruan tinggi top dunia tidaklah mudah. Untuk itu, diperlukan kerjasama dari segenap PNS baik dosen maupun tenaga kependidikan untuk turut serta mendukung target itu. “Untuk mencapai 500 top class university tidaklah mudah. Untuk itu mari kita bersama-sama mendukung segala program yang mengarah pada World Class University,” ujar Prof. Nasih. Seluruh PNS baru tersebut terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan baik di fakultas, unit, badan, dan lembaga. Dengan dikukuhkannya para PNS baru itu, bertambah pula jumlah PNS yang ada di UNAIR. Saat ini, tercatat, ada 2.546 PNS yang ada di UNAIR. Mereka terdiri dari 1.413 dosen dan 1.133 tenaga kependidikan. (*) Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S
Mengkaji Dua Film Religi, Intan Fitranisa Lulus Terbaik S2 FISIP UNAIR NEWS – Siapa yang tidak mengenal film “99 Cahaya di Langit Eropa” dan “Haji Backpaker”? Keduanya merupakan film Indonesia yang laris ditonton oleh masyakarat Indonesia karena
menampilkan corak identitas keislaman yang unik dan beragam. Bagi Intan Fitranisa, M.Med., Kom, kajian mengenai film tersebut menumbuhkan keinginan untuk menjadikannya sebagai penelitian akhir studi program masternya di FISIP UNAIR. Mengapa ia menulis tesis berjudul “Membaca film Indonesia bertema Religi: Studi Film Discourse Interpretation tentang Identitas Keislaman dalam film 99 cahaya di Langit Eropa & Haji Backpacker”, karena ia melihat dua film itu menawarkan diskursus berbeda tentang identitas keislaman dalam konteks global. “Bagi saya, meneliti tentang media dan Islam adalah hal yang baru, karena sebelumnya saya lebih banyak belajar tentang perempuan, gender, dan etnisitas,” kata alumni SMAN 5 Surabaya kelahiran 18 Mei 1998 ini. Dijelaskan, film 99 Cahaya di Langit Eropa dan Haji Backpacker menunjukkan adanya perbedaan formasi diskursif tentang identitas keislaman yang ditawarkan kedua film. Hal ini disebabkan film 99 Cahaya di Langit Eropa dan Haji Backpacker mengambil locus berbeda dalam merepresentasikan identitas keislaman pada konteks global. Penelitian ini ia lakukan selama dua semester, dibimbing oleh Prof. Rachma Ida, Dra., M.Comm., Ph.D dan Dr. Yayan Sakti Suryandaru, S.Sos., MSi. Intan mengaku keduanya memberikan tantangan dalam penelitian, khususnya dalam teori dan metodologi serta ketelitian dalam mengoreksi tugas akhirnya secara detail. Disela kuliah ia aktif di berbagai aktivitas peneliti, konsultan, dan berkesenian. Lulus dengan IPK 3,86 dan dinyatakan sebagai wisudawan terbaik S2 FISIP, Intan mengaku bahwa yg ia raih ini hasil usaha total dalam mengerjakan apapun selama di kampus. Selain itu ia juga menyukai apa yang ia lakukan. “Untuk ini saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tua karena memberikan kepercayaan penuh untuk menjalani apa yang sudah jadi passion saya sejak
lama,” kata Intan.(*) Penulis: Moh Ahalla Tsauro Editor: Nuri Hermawan
Kuliah Tamu Jurnalistik, Sinergikan Teori dengan Praktisi UNAIR NEWS – Melibatkan praktisi secara langsung dalam pembelajaran akan memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada mahasiswa. Hal itulah yang dilakukan oleh Departemen Sastra Indonesia Universitas Airlangga dalam kuliah tamu yang bertajuk “Kiat Menulis Opini di Media Massa”. Acara yang dilaksanakan di Aula Siti Parwati pada Rabu (7/12), dibuka langsung oleh Wakil Dekan I FIB UNAIR Puji Karyanto, M.Hum. Dalam sambutannya, Puji menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari departemen untuk meningkatan kualitas mahasiswa dalam memahami jurnalistik lebih dalam dan langsung kepada pelakunya. “Dengan kuliah ini saya harap akan banyak hal yang dibagi untuk mengenalkan mahasiswa dengan dunia jurnalistik,” harap Puji. Hadir sebagai moderator kuliah tersebut Prof. Ida Bagus Putera Manuaba, M.Hum. menyampaikan bahwa ia ingin mata kuliah yang diampunya bisa dipraktikan langsung oleh mahasiswa. Selain itu, Guru Besar pertama FIB UNAIR tersebut juga berharap bahwa dengan mendatangkan praktisi di tengah mahasiswa bisa menambah gairah menulis anak didiknya.
“Kami harapkan dengan ini mahasiswa bisa lebih produktif dengan pengalaman langsung di lapangan,” ujarnya. Pemateri pertama yang memaparkan mengenai penulisan opini, Agus Muttaqin menyampaikan beberapa hal mengenai karakter penulisan opini dan cara menyusun kerangka penulisan opini. Redaktur artikel opini pada harian Jawa Pos tersebut juga menegaskan bahwa hal terpenting dalam teknik menulis opini di media adalah bahasa yang komunikatif, ringkas, dan tidak bertele-tele. “Kecenderungan pembaca kini adalah membaca tulisan yang tidak panjang, enak dibaca, dan gampang dicerna,” ulasnya. Selanjutnya, pemateri kedua yakni Frido Sri Adawina. Alumni Sastra Indonesia yang kini berprofesi sebagai editor bahasa harian Jawa Pos menjelaskan, sebagai editor bahasa pada media massa harus mengetahui kebutuhan pembaca. Baginya, bahasa koran yang baik adalah bahasa yang membuat pembaca senang. “Untuk bahasa koran yang baik adalah bikin pembaca senang. Dengan senang pembaca akan dapat menyerap informasi yang ada dalam berita itu,” paparnya. (*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Faridah Hari
Mahasiswa Diharapkan Jadi Pahlawan Lingkungan Hidup UNAIR NEWS – Menjaga lingkungan agar tetap sehat adalah tugas semua kalangan, termasuk sivitas akademika di perguruan tinggi. Pernyataan itulah yang disampaikan oleh Chairperson of
Universitas Indonesia (UI) Greenmetrics Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.Sc, MM, ketika sesi presentasi di Aula Kahuripan 301, Senin (6/1). Sesi presentasi mengenai UI Greenmetrics dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas dan fakultas, khususnya yang mengemban tanggung jawab di bidang sarana prasarana dan lingkungan, seperti Wakil Rektor II Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin, Wakil Rektor III Prof. Ir. M. Amin Alamsjah, Ph.D, Direktur Sarana Prasarana dan Lingkungan Karnaji, M.Sos., dan lainnya. Dalam presentasinya, Riri menyampaikan menjaga lingkungan agar tetap sehat diharapkan bisa menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari. Katanya, lingkungan hidup yang sehat bisa memacu semangat belajar para mahasiswa dan dosen di kampus. “Ini adalah upaya bagi kita semua untuk menjaga kebiasaan sehari-hari, tidak serta merta mengisi pertanyaan atau kuesioner. Sebagai sivitas akademika, terutama mahasiswa perlu menjadi champion demi lingkungan hidup yang lebih baik,” tutur Riri. Riri melanjutkan, dalam perankingan UI Greenmetrics, pihaknya akan menilai tentang infrastruktur serta upaya-upaya yang dilakukan universitas yang bersangkutan untuk menjadi green campuss. Dalam penilaian, sebuah kampus akan dinilai berdasarkan enam indikator yakni penataan infrastruktur (15 persen), pengolahan energi dan antisipasi perubahan iklim (21 persen), daur ulang sampah dan konservasi air (18 persen), sistem transportasi (18 persen), dan pendidikan tentang lingkungan keberlanjutan (18 persen). Penataan lingkungan
Direktur
Sarana
Prasarana Lingkungan
dan
Karnaji, M.Sos. (Foto: UNAIR NEWS) Direktur Sarana Prasarana dan Lingkungan, Karnaji, mengatakan pihaknya sudah melakukan penyesuaian-penyesuaian kriteria untuk mengikuti penilaian UI Greenmetrics. “Tahun ini kita buat indikator-indikator yang mungkin bisa mendukung penilaian UI Greenmetrics. Bahkan, jauh sebelum itu, kita sudah menerapkan. Misalnya, dalam membuat resapan, penambahan pohon, pengaturan area untuk kendaraan bermotor, hemat energi, dan penggunaan tenaga matahari,” tuturnya. Terkait pembuatan resapan air, ia sudah membuat 54 resapan di area asrama putri, Fakultas Keperawatan, RS UNAIR, sampai ke Fakultas Kesehatan Masyarakat. Resapan air itu berukuran lebar satu meter persegi dengan kedalaman tiga meter. Untuk mendukung terciptanya kawasan kampus yang hijau, ia akan melibatkan fakultas dalam mengelola lingkungan. Pada bidang pengaturan infrastruktur, misalnya, fakultas akan terlibat dalam mengatur area kampus yang tertutup vegetasi, dan penataan area parkir. Di bidang energi dan perubahan iklim, pihak fakultas akan menggunakan energi terbarukan. (*) Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masruroh
Siap Sukseskan KKN-BBM LP4M Bekali Dosen Pembimbing UNAIR NEWS – Berjalannya Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM) yang dilakukan oleh mahasiswa, tidak bisa dilepaskan dari peran Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Untuk itu, demi kesuksesan KKN-BBM, Universitas Airlangga melalui Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) menggelar Training of Trainer (TOT) bagi DPL untuk KKN-BBM Tematik Posdaya yang akan dilangsungkan Bulan Juli mendatang. Ketua LP4M UNAIR Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Com, dalam sambutannya mengatakan, keberadaan KKN-BBM harus benarbenar bisa menjadi pilar perubahan dan pembangunan yang ada di masyarakat. “Untuk itu kami selalu mencoba mencari inovasi dan cara agar KKN-BBM ini bisa menjadi pilar pembangunan berkelanjutan,” terangnya. Guru besar FISIP UNAIR tersebut juga menambahkan bahwa mekanisme KKN berkelanjutan yang sedang digalakkan tersebut akan dijalankan secara berkesinambungan di setiap angkatan KKN. “Jika angkatan berupa masalah bisa memberikan bisa diterapkan paparnya. “Jadi tegas Jusuf.
kali ini mahasiswa bisa memberikan laporan yang perlu dikerjakan. Angkatan selanjutnya luaran berupa laporan solusi dan selanjutnya pengentasan masalah, begitu dan seterusnya,” biar KKN ini memiliki dampak yang signifikan,”
Dalam acara yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama LP4M
Gedung Kahuripan Lantai 2 tersebut, hadir Wakil Rektor III UNAIR Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D. Dalam paparannya, Prof. Amin mengatakan bahwa KKN harus bergerak dan jangan jalan di tempat. Ke depan sesuai mandat pimpinan, fungsional dan nama DPL pun akan diganti. “Nanti nama DPL akan diganti Dosen Pembina Pembangunan Desa (DPPD), jadi ini sebagai bentuk keseriusan pengabdian,” terangnya. Hadir dalam acara tersebut sebagai pemateri Prof. Haryono Suyono selaku anggota MWA UPI Bandung. Dalam paparannya, Prof. Haryono menekankan perlunya menyusun garis haluan dan membuat pusat-pusat pembangunan desa yang tersebar di berbagai kabupaten lokasi KKN. “Cara ini adalah bagian dari upaya pembangunan yang kita lakukan dengan berkelanjutan,” jelasnya. Penulis: Nuri Hermawan
Rektor Imbau Karyawan Rutin Kunjungi Laman UNAIR UNAIR NEWS – Memasuki puasa Ramadan hari kesepuluh, para staf di lingkungan Kantor Manajemen Universitas Airlangga berbuka puasa bersama para pimpinan. Agenda bertajuk “Dialog dan Buka Bersama Rektor” dilangsungkan di area rektorat, Senin (5/6). Dalam acara dialog bersama pimpinan dan para staf, Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih menyinggung sejumlah poin penting terkait peningkatan kerja guna mencapai target-target universitas.
Salah satunya adalah imbauan kepada para staf untuk mengakses laman resmi UNAIR setiap hari. Diharapkan, dengan tingginya frekuensi kunjungan rutin ke laman UNAIR, para staf dapat menambah pengetahuan terbaru soal ke-UNAIR-an. Hal itu juga ditunjang dengan keberadaan laman resmi masingmasing unit kerja. Dengan adanya laman yang dimiliki masingmasing unit kerja, setiap orang di unit tersebut bertugas untuk memperbarui informasi yang berkaitan dengan tugas unit kerja masing-masing. “Setiap direktorat paling tidak, ya, punya satu reporter untuk mengisi konten berita di web-nya masing-masing,” tutur Nasih. Selain itu, ia juga berharap agar seluruh konten yang ada di laman UNAIR diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Tujuannya, agar meningkatkan keterbacaan pengunjung laman dari luar Indonesia.
Suasana “Dialog dan Buka Bersama Rektor” di Aula Garuda Mukti, Senin (5/6). (Foto: Bambang BES) Direktur Sumber Daya Manusia Dr. Purnawan Basundoro selaku
penyelenggara acara mengatakan, bulan Ramadan ini dimanfaatkan sebagai ajang silaturahim antara pimpinan dan para staf. “Pada hari-hari biasa, kita semua disibukkan dengan pekerjaan dan di ruangan masing-masing. Kali ini, kita mengadakan dialog, tujuannya adalah silaturahim agar semua pekerjaan dimudahkan,” tutur Purnawan. Acara dialog diakhiri bertepatan dengan kumandang adzan magrib. Usai membatalkan puasa dengan segelas air mineral dan kurma, peserta dialog menunaikan salat Magrib dan melanjutkan berbuka bersama dengan makanan berat. (*) Penulis : Defrina Sukma S Editor
: Binti Q. Masruroh
Ksatria Airlangga Juarai Temu Ilmiah FoSSEI Jatim UNAIR NEWS – Ksatria muda airlangga kembali menorehkan prestasi dalam ajang TEMILREG (Temu Ilmiah Regional) Jatim yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Kegiatan kerjasama dengan FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam) merupakan ajang pertemuan yang diselenggarakan rutin dalam satu tahun sekali. Acara yang dihadiri oleh berbagai KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) dari Universitas Negeri maupun Swasta di Jawa Timur ini, mengusung tema “Optimalisasi Potensi Pariwisata Halal Indonesia ”. Terdapat dua kompetisi dalam ajang tersebut yaitu Olimpiade Ekonomi Islam dan Call for Paper. Delegasi UNAIR yang diwakili
oleh KSEI AcSES (Association of Shariah Economics berhasil mendapatkan juara satu dalam kompetisi Paper. Diketuai oleh Pito Budi Prasetyo, tim ini mengalahkan juara bertahan dari Universitas Brawijaya
Studies) Call for berhasil Malang.
“Saya tidak menyangka bisa lolos dan menjadi finalis Call for Paper Temilreg Jatim 2016, apalagi bisa mengalahkan juara bertahan tahun lalu,” jelas Pito. Mengangkat judul mengenai “Strategi Pariwisata Berbasis Sharia Tourism and Lifestlye dalam mendorong Perekonomian Desa Wisata di Indonesia”. Makalah yang diusungnya ini membahas mengenai paket wisata syariah yang dipadukan dengan gaya hidup ala Rasulullah. “Ide
kami
dilatarbelakangi
oleh
keadaan
pariwisata
konvensional yang cenderung mengarah kepada kemaksiatan dan kerusakan moral. Oleh karena itu kami menerapkan paket wisata syariah yang mengedepankan penerapan gaya hidup ala Rasulullah sebagai solusi atas pariwisata konvensional yang sangat bersifat keduniawiaan,” imbuh mahasiswa D3 Manajemen Perbankan tersebut. Dua anggota tim lainnya Rizki Amalia dan Monic Oktaviani menuturkan bahwa usahanya untuk menembus menjadi juara dilakukan sedari awal, yakni selain giat berlatih, mereka juga sering konsultasi dengan senior-senior yang sudah mahir dalam bidang karya ilmiah. “Kami berlatih dari pagi hingga sore hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu kami juga konsultasi dengan para senior AcSES yang sudah berkali-kali menjuarai berbagai kompetisi,” jelas Lia sapaan akrab Rizki Amalia, Mahasiswi Ekonomi Pembangunan 2014. Monic Oktaviani mengimbuhkan bahwa ada satu hal keganjalan acara yang dialaminya dengan tim. Mahasiswa Akuntansi tersebut menjelaskan bahwa ada perubahan aturan yang dilakukan oleh panitia, finalis yang lolos dianjurkan untuk menjawab studi
kasus yang sebelumnya tidak tertera pada aturan lomba. “Awalnya kami ragu tidak bisa menyelesaikan studi kasus yang diberikan oleh juri karena kami hanya berfokus pada presentasi, tapi berkat usaha dan doa alhamdulillah bisa berhasil,” pungkasnya. (*) Penulis: Pito Budi Prasetyo Editor: Nuri Hermawan