IOP UNAIR Adakan Orientasi Bagi Mahasiswa Asing UNAIR NEWS – International Office and Partnership (IOP) UNAIR, Selasa (23/2), mengadakan International Students Orientation, sebuah program orientasi bagi mahasiswa asing yang mengikuti program pertukaran pelajar di UNAIR semester ini. Bertempat di Ruang Kahuripan 301 Kantor Manajemen UNAIR, para mahasiswa yang berasal dari berbagai negara tersebut nampak antusias mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh staf IOP UNAIR. “Selamat datang di Surabaya. Hari ini kawan-kawan resmi menjadi bagian dari Universitas Airlangga,” ujar Moch. Jalal, Koordinator Outbound dan Mobility IOP UNAIR dalam sambutannya kepada para mahahiswa tersebut. Dalam kesempatan itu mereka diberikan informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan Indonesia dan UNAIR. “Tinggal di negera asing pertama mungkin akan terasa berat. Namun banyak di antara mereka yang sudah kembali ke negaranya masing-masing kemudian mengatakan bahwa mereka merindukan Indonesia dan orang-orangnya,” ujar Puguh Budi Susetiyo staf IOP yang kemudian menjelaskan tentang bagaimana cara untuk bisa survive belajar di negeri orang. Pria yang juga dosen Sastra Inggris, FIB UNAIR ini juga membagikan pengalamannya ketika menempuh studi di University of Warsaw. Semester ini, mengutip pernyataan Manajer Kelas Internasional IOP UNAIR Dewi Sartika, sebanyak 73 mahasiswa asing akan mengikuti pertukaran pelajar di UNAIR dalam berbagai skema program meliputi program AMERTA (Academic Mobility Exchange for Undergraduate at Airlangga), Student Exchange di tingkat fakultas serta Community Outreach Program (COP). “Tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Untuk program AMERTA saja, tahun lalu hanya 30-an orang, saat
ini mencapai 45 orang,” sambung lulusan Monash University ini. Mereka yang mengikuti orientasi kali ini adalah mereka yang berada dalam skema program AMERTA dan student exchange di tingkat fakultas. Para mahasiswa asing tersebut berasal dari berbagai universitas di Asia, Eropa dan Afrika antara lain: Fontys University dan Avans Hogeschool (Belanda), Universiti Malaya, Management and Science University dan Universiti Utara Malaysia (Malaysia), Royal University of Law and Economics, Royal University of Phnom Penh, Panasastra University of Cambodia (Kamboja), Foreign Trade University, Ho Chi Minh City (Vietnam), University of the Philippines (Filipina), dan Institut de Management Des Arts et Metiers (Madagaskar). Mereka akan belajar di Fakultas Keperawatan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Vokasi serta Kelas Internasional AMERTA. (*) Penulis : Yeano Andhika
Ksatria Airlangga Juarai Temu Ilmiah FoSSEI Jatim UNAIR NEWS – Ksatria muda airlangga kembali menorehkan prestasi dalam ajang TEMILREG (Temu Ilmiah Regional) Jatim yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Kegiatan kerjasama dengan FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam) merupakan ajang pertemuan yang diselenggarakan rutin dalam satu tahun sekali. Acara yang dihadiri oleh berbagai KSEI (Kelompok Studi Ekonomi Islam) dari Universitas Negeri maupun Swasta di Jawa Timur ini, mengusung tema “Optimalisasi Potensi Pariwisata Halal
Indonesia ”. Terdapat dua kompetisi dalam ajang tersebut yaitu Olimpiade Ekonomi Islam dan Call for Paper. Delegasi UNAIR yang diwakili oleh KSEI AcSES (Association of Shariah Economics Studies) berhasil mendapatkan juara satu dalam kompetisi Call for Paper. Diketuai oleh Pito Budi Prasetyo, tim ini berhasil mengalahkan juara bertahan dari Universitas Brawijaya Malang. “Saya tidak menyangka bisa lolos dan menjadi finalis Call for Paper Temilreg Jatim 2016, apalagi bisa mengalahkan juara bertahan tahun lalu,” jelas Pito. Mengangkat judul mengenai “Strategi Pariwisata Berbasis Sharia Tourism and Lifestlye dalam mendorong Perekonomian Desa Wisata di Indonesia”. Makalah yang diusungnya ini membahas mengenai paket wisata syariah yang dipadukan dengan gaya hidup ala Rasulullah. “Ide kami dilatarbelakangi oleh keadaan pariwisata konvensional yang cenderung mengarah kepada kemaksiatan dan kerusakan moral. Oleh karena itu kami menerapkan paket wisata syariah yang mengedepankan penerapan gaya hidup ala Rasulullah sebagai solusi atas pariwisata konvensional yang sangat bersifat keduniawiaan,” imbuh mahasiswa D3 Manajemen Perbankan tersebut. Dua anggota tim lainnya Rizki Amalia dan Monic Oktaviani menuturkan bahwa usahanya untuk menembus menjadi juara dilakukan sedari awal, yakni selain giat berlatih, mereka juga sering konsultasi dengan senior-senior yang sudah mahir dalam bidang karya ilmiah. “Kami berlatih dari pagi hingga sore hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu kami juga konsultasi dengan para senior AcSES yang sudah berkali-kali menjuarai berbagai kompetisi,” jelas Lia sapaan akrab Rizki Amalia, Mahasiswi Ekonomi Pembangunan 2014.
Monic Oktaviani mengimbuhkan bahwa ada satu hal keganjalan acara yang dialaminya dengan tim. Mahasiswa Akuntansi tersebut menjelaskan bahwa ada perubahan aturan yang dilakukan oleh panitia, finalis yang lolos dianjurkan untuk menjawab studi kasus yang sebelumnya tidak tertera pada aturan lomba. “Awalnya kami ragu tidak bisa menyelesaikan studi kasus yang diberikan oleh juri karena kami hanya berfokus pada presentasi, tapi berkat usaha dan doa alhamdulillah bisa berhasil,” pungkasnya. (*) Penulis: Pito Budi Prasetyo Editor: Nuri Hermawan
FKG Angkat Janji 174 Calon Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Gigi Angkatan 2016 UNAIR NEWS – Setelah menempuh program pendidikan S1 dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi (S.Kg), 174 mahasiswa FKG UNAIR melaksanakan angkat janji calon mahasiswa pendidikan profesi dokter gigi. Acara ini bertepatan dengan penutupan Pra Pendidikan (Pradik) Kepaniteraan Klinik. “Tujuan dari pradik adalah memberi bekal kepada calon mahasiswa program profesi untuk mengenal tata cara bekerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UNAIR,” ujar badan koordinator pendidikan (bakordik), Dr. Eha Renwi Astuti, drg., M.Kes., Sp.RKG(K). Secara simbolis, dekan FKG Unair, Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., Mk.Kes, “menyerahkan” 174 mahasiswa program profesi drg
kepada direktur RSGM, Prof. R.Coen Pramono D, drg., SU., Sp.BM(K)., FICS. Dekan berpesan agar mahasiswa bekerja di RSGM dengan penuh tanggap jawab terhadap manusia, bekerja sesuai prosedur, harus tangguh dalam berjuang, dan jangan cengeng dalam menghadapi tantangan. Sementara itu, direktur menambahkan bahwa mahasiswa harus waspada terhadap transmisi penyakit karena rumah sakit adalah tempat segala macam penyakit. (*) Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman
Tim Basket Putri UNAIR Duduki Posisi Runner Up Liga Mahasiswa UNAIR NEWS – Laga final Liga Mahasiswa (LIMA) Basketball National musim keempat telah membuahkan hasil. Tim basket putri Universitas Airlangga berhasil meraih posisi runner up dalam babak final yang digelar di GOR C-Tra Arena, Bandung, pada Sabtu (21/2). Tim basket putri UNAIR harus puas dengan skor 44 poin atas tim Universitas Esa Unggul dengan skor 61 poin. Kapten tim basket putri UNAIR Putri Yuliana Anggita Bening mengatakan bahwa dirinya cukup bangga bisa membawa rekan-rekan timnya masuk ke babak final. Apalagi ini merupakan tahun terakhir bagi dirinya dan beberapa rekan timnya untuk berlaga di ajang LIMA dengan membawa nama besar UNAIR. Bagi Anggita yang berhasil mencetak 6 poin dan 10 rebound dalam laga final kali ini, faktor keberhasilan ini dipengaruhi oleh kerja
keras, kekompakan, dan semangat pantang menyerah yang dimiliki oleh tim basket putri UNAIR. Pencetak poin terbanyak tim basket putri UNAIR, Nilam Rifai Savitri, mengatakan ada banyak peluang cetak skor yang tercipta untuknya. Sebagai pencetak 19 poin, ia merasa bangga bisa memberikan yang terbaik bagi UNAIR. Menurut Nilam, tim UNAIR bisa mengimbangi permainan lawan hingga quarter kedua. Namun, tim basket putri UNAIR harus mengakui keunggulan lawan timnya hingga quarter keempat. Pada permainan kali ini, komposisi pemain basket putri UNAIR terdiri dari jumlah pemain baru yang lebih banyak. Sehingga, tim basket putri UNAIR sejak awal hanya menargetkan masuk babak semifinal. Keberuntungan terkadang tak selurus dengan target. Tak dinyana, tim basket putri UNAIR berhasil masuk ke babak final dan meraih posisi runner up. Hal ini diungkapkan oleh pelatih tim basket UNAIR, Aries Herman, di sela-sela waktu usai pertandingan. “Dari segi komposisi, 60% pemain tim basket putri UNAIR masih tergolong baru. Ini merupakan kali pertama mereka bertanding di LIMA sehingga dari segi pengalaman masih kurang dari tim lawan. Sebenarnya, masuk final ini sudah melebihi target. Cukup semifinal saja,” tutur Aries. Ke depannya, ia akan tetap menggiatkan latihan bagi pemain basket UNAIR. Tahun depan, ia menargetkan tim basket UNAIR akan menembus babak final, dan memboyong juara I nasional. Tim basket putri UNAIR berhasil masuk babak final setelah mengalahkan tim Universitas Parahyangan dengan skor 68-42 pada Sabtu (20/2) di tempat yang sama. Sedangkan, tim basket putra mengalami kekalahan pada babak perempat final saat melawan tim basket asal Universitas Pelita Harapan. Dalam sejarahnya, tim basket putra dan putri menorehkan prestasi gemilang di ajang LIMA. Pada periode 2013-2014 lalu, tim basket putra berhasil meraih juara III seri Jawa Timur,
sedangkan tim putri UNAIR berhasil meraih juara I nasional di ajang LIMA. Pada periode 2014-2015, tim basket putri menduduki juara IV nasional, sedangkan tim putra meraih juara I seri Jatim. Pada periode 2015-2016, tim basket putri UNAIR menduduki juara II nasional, sedangkan tim putra babak perempat final nasional. (*) Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S.
Mahasiswa UNAIR Jadi Panitia Acara Dongeng Anak UNAIR NEWS – Pada Minggu (14/2) lalu, digelar acara Jatim Mendongeng 2016 di Masjid kampus B. Kegiatan itu dilaksanakan oleh RZ dan didukung oleh para donatur, Indosat Ooredoo, Odoj, Suara Muslim FM, dan Kreasi Langit. Sejumlah mahasiswa UNAIR turut ambil bagian sebagai panitia. Antara lain, Siti Mustaghfiroh (farmasi), Etik Trisusilowati dan Alif Suudiyah (keperawatan), Diana Fitri Latifah (kebidanan), Setya Ayu S. Jamilatul munawaroh, dan Ika Hajrotin Nisa (ekonomi islam), serta Priambudi Agung (kedokteran hewan). Kak Hadian tampil membawakan dongeng cerita nabi-nabi di hadapan anak-anak yang memenuhi venue acara. Kisah-kisah tersebut memiliki pesan utama, mengajak generasi penerus untuk menjadi pribadi yang baik. “Kami ingin berbagi keceriaan dan pelajaran melalui kisah-kisah nabi yang inspiratif,” kata Siti Mustaghfiroh.
Prosesi pelepasan balon yang sudah di bubuhi tulisan cita cita dari siswa-siswi (Foto: UNAIR NEWS) Usai dongeng selesai, terdapat hiburan yang tidak kalah menarik dari nasyid Afisena SMA IT Al-Uswah. Dengan lagu aransemen Balonku Ada Lima, Burung Kakak Tua, dan ABC yang di ketua oleh Kak Adil. Suara yang merdu nan indah membuat seluruh siswa-siswi atau hadirin gembira. Di penghujung acara, dilakukan pembagian bingkisan. Ada pula prosesi pelepasan balon yang di bawahnya sudah di bubuhi tulisan cita cita dari siswa-siswi selaku hadirin. Mereka tampak sangat senang dan gembira saat melepaskan balon cita cita. (*) Penulis: Rio F. Rachman
[Podcast] Scrapframe by @scrapsby, Karya Indah dari Tangan Nadya RADIO UNAIR – Banyak cara bisa kita ungkapkan untuk berterima kasih ataupun merayakan hari spesial seseorang. Salah satunya dengan memberikan sebuah hadiah. Nah, hadiah pun tidak melulu berupa baju. Buku maupun bunga banyak sekali yang bisa dikreasikan untuk membuat sebuah hadiah yang berkesan. Contohnya dari tangan Nadya Silma, mahasiswi Fakultas Vokasi Jurusan Perpajakan ini. Dia bisa membuat scrapframe. Scrapframe adalah rangkaian foto yang dirangkai seunik mungkin dengan dihiasi background yang indah dan diberi bingkai berupa pigura.
Foto: @scrapsby
Foto: @scrapsby
Foto: @scrapsby Usaha pembuatan scrapfame ini dia rintis sejak 2015. Berawal dari kegemarannya akan desain grafis yang ditularkan sang ayah, Nadya pun memberanikan diri membuka usaha ini. Meski baru berjalan satu tahun, namun apresiasi pelanggan terhadap karya Nadia cukup bagus. Terbukti dengan banyaknya pesanan Scrapframe yang diterimanya. Apalagi menjelang musim wisuda. Banyak pesanan khusus untuk hadiah wisuda. Pelanggan juga bisa memilih sesuka hati tema yang pas untuk scrapframe tersebut. Tak hanya scrapframe, Nadia juga memproduksi gambar siluet, mug, stiker, bahkan suvenir dan mahar untuk pernikahan. Nadya juga memiliki beberapa akun media sosial untuk menunjang pemublikasian usaha miliknya. Salah satunya di Instagram yang memiliki akun bernama @scrapsby. Berikut wawancara Radio UNAIR dengan Nadya, founder @scrapsby. Penulis: Faridah Hari/Radio UNAIR Editor: Iwan Iwe
Rektor UNAIR Kukuhkan 644 Mahasiswa Baru Pascasarjana UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., mengukuhkan 652 mahasiswa baru program Doktor, Magister, Spesialis, dan Professi Universitas Airlangga semester genap tahun 2015-2016, Kamis, (11/2) kemarin. Pengukuhan ini juga dihadiri oleh pejabat perwakilan dari Kejati Jatim, Kodam V Brawijaya, Akademi Angkatan Laut, dan pejabat UNAIR seperti perwakilan Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik, dekan fakultas, guru besar, dan ketua program studi, serta ketua badan/lembaga di lingkungan UNAIR. Pengukuhannya berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR. Dari 652 mahasiswa Pascasarjana tersebut, 202 berasal dari Fakultas Kedokteran (FK), 10 mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), 152 mahasiswa Fakultas Hukum (FH), 159 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), 9 mahasiswa Fakultas Farmasi (FF), 16 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), 23 mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), 13 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), 8 mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi), dan 52 mahasiswa Sekolah Pascasarjana. Pada pengukuhan ini, secara bersamaan mahasiswa baru berikrar “Janji Mahasiswa Kepada Almamater”, dan dilanjutkan dengan penyerahan Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) oleh rektor. Penyerahan beasiswa secara simbolis ini dilakukan kepada Abdulrahman Taresh Abdulghani, mahasiswa asing yang menempuh sudi doktoral di FEB UNAIR. Setelah itu, Rektor UNAIR memberikan sambutannya.
Dalam sambutannya, rektor UNAIR Prof. Moh. Nasih, mengajak mahasiswa untuk menjadikan riset dan penelitian sebagai tulang punggung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di UNAIR. “Pada program magister, para peserta harus memiliki kecakapan lebih dari yang dipunyai lulusan program sarjana. Kecakapan yang dimaksud, terutama pada aspek kreativitas daya cipta sesuai bidang masing-masing dan di aspek produktivitas temuantemuan baru yang berdasarkan sebuah penelitian. Lalu, di program Doktor, semua peserta harus mampu melakukan penelitian secara mandiri,” kata Prof. Moh Nasih. “Kampus harus bisa mengambil peran dengan menggenjot jumlah riset yang berfokus menemukan solusi aplikatif bagi persoalan bangsa,” lanjut Guru Besar bidang Akuntansi FEB UNAIT ini. Rektor juga menambahkan bahwa karya ilmiah yang disumbangkan itu dapat memberikan sumbangan orisinil pada bidang ilmu yang digeluti oleh mahasiswa. (*) Penulis: Binti Qurotul Masruroh Editor: B. Edy Santoso
Mahasiswa Papua Bicara Soal Festival Lamaran Hingga Barapen UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa asal Papua diundang sebagai narasumber dalam program Cross Culture di Radio UNAIR kamis (11/2). Mereka adalah Muram Yando (FEB), Efraim Makanuai (FKG), dan Stevany Rumbobiar (FK). Putra-putri Papua ini berbicara tentang budaya di daerah asal masing-masing.
Dalam kesempatan tersebut, disampaikan sejumlah keunikan kotakota tertentu. Misalnya, Manokwari yang terkenal dengan buahbuahan, Jayapura yang relatif lebih terkenal karena menjadi salah satu Ibukota provinsi, Nabire yang disebut sebagai kota jeruk, dan Sorong yang kaya akan minyak. Juga, Kaimana yang populer dengan keindahan senjanya serta Fak-fak yang merupakan kota pala. Efraim bercerita tentang prosesi lamaran di Papua yang mirip festival. Semua anggota keluarga mulai anak-anak hingga dewasa ikut serta. Mereka mengantarkan calon mempelai pria dengan cara berjalan kaki ke tempat calon mempelai perempuan. Di perjalanan, ada sejumlah aktifitas budaya seperti nyanyian dan tarian. “Anak-anak dilibatkan biar mereka selalu ingat dengan adat nenek moyang,” kata Efraim. “Yang selalu ada dalam rangkaian hantaran adalah piring-piring batu. Kalau di sini kan umumnya cincin,” tambahnya. Salah satu yang juga mereka ceritakan adalah teknik memasak khas Papua. Namanya, Barapen. Jadi, makanan yang akan dimasak (biasanya daging), “dikepung” dengan batu-batu panas. Teknisnya, kata Yando, di sebuah tempat ditaruh dedaunan, di atasnya diberi batu-batu yang lebih dulu dibakar. Nah, di atasnya lagi, baru diletakkan bahan makanan atau daging yang juga sudah diberi alas dedaunan. Di lapisan teratas, atau sebagai penutupnya, akan ditaruh batu panas lagi. “Susunan dikreasi sedemikian rupa. Sehingga rapat benar dan bahan makanan bisa mendapat suhu panas yang maksimal. Rasa makanannya, enak sekali,” ujar dia. Sementara itu, Stevany dan kawan-kawannya merasa bahagia bisa kuliah di UNAIR. Terlebih, pihak kampus menaruh perhatian besar pada mahasiswa asal Papua. “Kami merasa UNAIR punya kepedulian yang luar biasa pada Papua. Sejauh yang kami tahu, tidak semua kampus bersikap seperti ini,” kata Stevany. (*)
Penulis: Rio F. Rachman
PSHT UNAIR Siap Jaga Tradisi Juara UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) lagi gencar-gencarnya menyelenggarakan latihan pada sesi Training Center. Beberapa materi yang diberi perhatian lebih adalah kekuatan dan kelincahan gerakan. Tak lupa, pemantapan seni bela diri. Komunitas bela diri ini sedang fokus berlatih guna menyongsong kejuaraan The 3rd Sebelas Maret International Pencak Silat PSHT Championship. Lokasinya, di Universitas Sebelas Maret Solo pada tanggal 19 hingga 24 Maret 2016. Kejuaraan Internasional ini dalam rangka menyambut 100 tahun PSHT. Juga, dalam rangka Dies Natalis Universitas Sebelas Maret ke XL. Acara yang diselenggarakan dua tahun sekali ini diikuti pula oleh komisariat luar negeri. Di antaranya, Brunei Darussalam, Malaysia, Belanda dan Timor Leste. Kategori yang dipertandingkan dalam kejuaraan ini beragam. Misalnya, Kategori Tanding dan Kategori Tunggal, Ganda, Regu (TGR). Dengan rincian, sepuluh kelas untuk Cabang dan Komisariat Luar Negeri. Serta, enam kelas untuk Perguruan Tinggi (Komisariat Perguruan Tinggi). “Pada kesempatan ini kami akan mengirimkan pesilat-pesilat terbaik. Sekitar lima belas pesilat PSHT UNAIR akan diturunkan. Insya Allah kami akan melanjutkan tradisi juara” tutur Alam Budi Kusuma pemegang medali perak Ganda Putra di kejuaraan yang sama dua tahun yang lalu.
Alam menjelaskan, nantinya akan ada seleksi untuk bisa mengikuti ajang ini. Karena, pesilat yang mengikuti gelaran ini bukan sembarang orang. Selain dari luar negeri, tak sedikit pula pendekar yang sudah langganan ikut ajang International seperti SEAGAMES atau OLIMPIADE, Maka itu, diharapkan para pesilat dari PSHT UNAIR bersungguhsungguh dalam mengikuti latihan dan seleksi. Semoga dengan tekad, latihan dan doa, PSHT UNAIR akan melanjutkan tradisi juara sesuai dengan jargonnya: Semangat Dadi Juara! (*) Penulis: Akhmad Janni Editor: Rio F. Rachman
UNAIR Selenggarakan Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru kepada Kepala Sekolah se-Surabaya UNAIR NEWS – Proses Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2016 tengah berlangsung. Sejak 18 Januari sekolah sekolah SNMPTN, guru.
2016 sampai dengan 20 Februari 2016 nanti, kepala dan guru masih melakukan pengisian pangkalan data dan siswa (PDSS). Tahapan seleksi, khususnya pada masih menyisakan tanya di benak kepala sekolah dan
Untuk membantu kelancaran proses SNMPTN dan SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri), Universitas Airlangga mengundang kepala sekolah SMA, SMK, MA dan SPK se Surabaya mengikuti sosialisasi. kepala sekolah dan guru se-Surabaya,
Rabu (3/2). Pada sosialisasi yang bertempat di Aula Garuda Mukti, Universitas Airlangga tersebut, Rektor UNAIR dan jajarannya, serta Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dispendik Surabaya dan jajarannya, memberikan informasi secara terbuka pada sekitar 300 perwakilan sekolah. Dalam pengantar acara, Drs. Sudarminto, MPd – Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dispendik Surabaya menyatakan apresiasinya kepada pihak UNAIR . “Kami memang ingin mengundang panitia Penerimaan Mahasiswa Baru, karena banyak hal yang perlu kami pahami. Tetapi sudah keduluan diundang pak Rektor UNAIR,” paparnya. Prof Dr. M. Nasih, Rektor UNAIR, menjelaskan bahwa dalam proses SNMPTN 2016, pendaftar SNMPTN 2016 ditentukan berdasarkan akreditasi sekolah. Pada sekolah terakreditasi A, sekolah diberi jatah 75%. Pada sekolah terakreditasi B, sekolah diberi jatah 50%, sedangkan pada sekolah terakreditasi C, sekolah diberi jatah 20%. Sisanya, sekolah dengan status lainnya diberi jatah 10%. Lebih lanjut, Prof. Dr. M. Nasih menjelaskan bahwa pihak sekolah diperbolehkan untuk mendaftarkan siswa-siswanya yang layak didaftarkan untuk mengikuti proses seleksi SNMPTN tahun 2016. Kriteria hasil penelitian ditentukan oleh nilai rapor, portofolio akademik siswa, dan nasional masing-masing sekolah.
indeks
integritas
ujian
Dengan penjelasan yang komunikatif, dan diselingi humor Rektor Unair, membuat peserta antusias dan merespon langsung dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Disampaikan juga oleh Prof. Nasih, bahwa tidak menutup kemungkinan nilai ujian nasional juga menjadi bahan pertimbangan bagi UNAIR untuk menerima mahasiswa baru jalur SNMPTN. “Semua suara dalam forum MRPTNI (Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia) sepakat akan mempertimbangkan nilai
ujian nasional. Namun, bobotnya sesuai dengan perguruan tinggi masing-masing,” tutur Prof. Nasih. “Nilai UN itu paling tidak akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan indeks integritas sekolah. Itu bagian dari cara kita mempertimbangkan. Bukan mengkombinasikan nilai masingmasing orang,” imbuh Prof. Nasih. Untuk nilai hasil jadwal
itu, Prof. Nasih mendesak pemerintah agar pengumuman ujian nasional tidak terlalu mepet dengan pengumuman SNMPTN. Selain itu, ia juga meminta pemerintah agar ujian pelaksanaan ujian nasional dimajukan.
Rencananya, pada tahun 2016, daya tampung UNAIR akan berkisar pada angka 5.225. Sedangkan, kuota SNMPTN sekitar 2.080 kursi. Di kesempatan sama, Suko Widodo selaku Ketua Pusat Informasi dan Humas UNAIR juga menyampaikan secara terbuka bahwa jika ada informasi yang masih belum dipahami, pihak guru dipersilakan menghubungi atau datang langsung ke UNAIR. Bahkan, menurut Ketua PIH UNAIR, jika diperlukan, pihak UNAIR siap untuk memberikan sosialisasi langsung kepada guru BK dan siswa di sekolah. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Suko Widodo