LP4M Gandeng BKSPAIS Adakan Pelatihan Konseling Bagi Pengurus Panti Asuhan UNAIR NEWS – Universitas Airlangga tidak henti-hentinya melakukan pengabdian kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan kepada para pengasuh panti asuhan di Surabaya. “Pelatihan Manajemen dan Teknik Konseling Bagi Pengasuh Panti Asuhan Kota Surabaya” yang diadakan atas kerjasama antara Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) UNAIR dengan Badan Kerjasama Panti Asuhan Islam Surabaya (BKSPAIS) yang diadakan di Ruang Kahuripan 300, Sabtu (4/6). Pelatihan yang diadakan oleh LP4M dan BKSPAIS tersebut diikuti oleh lebih dari 80 panti asuhan Islam yang ada di kota Surabaya. Dalam kegiatan pelatihan tersebut, dibagi menjadi 2 Sesi materi. Materi pertama mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) diisi oleh Dr. Sri Hidanah, M.S., Ir., dan materi kedua mengenai Teknik Konseling yang dibawakan oleh Atika Dian Ariana, S.Psi. Setiap Sesi materi juga diiringi oleh tanya jawab antara peserta pelatihan yang merupakan para pengasuh panti asuhan se-Surabaya kepada para pemateri. “Kami berharap pelatihan yang kami adakan bersama dengan LP4M UNAIR ini mampu memberikan pengarahan kepada para pengasuh panti asuhan untuk bagaimana mengatur atau me-manage sumber daya manusia yang dimiliki masing-masing panti asuhan agar menjadi lebih baik lagi,” ujar Gunawan selaku perwakilan BKSPAIS. Antusias para peserta yang merupakan para pengasuh dari panti asuhan juga terlihat jelas. Banyak pertanyaan yang diajukan selama sesi tanya jawab pada masing-masing materi. Salah satu peserta menjelaskan keikutsertaannya menghadiri pelatihan
tersebut selain untuk menambah ilmu mengenai cara manajemen dan konseling dalam panti asuhan, ia juga memiliki tujuan lain. “Saya berharap ada suatu jalinan kerjasama antara pihak UNAIR dengan pihak panti-panti se-surabaya, kalau sekarang kita sudah menjalin kerjasama dengan dosen melalui pelatihan. Kami berharap kedepannya akan ada kerjasama dengan para mahasiswanya, baik dalam bentuk bimbingan belajar, bisa dalam bentuk pengabdian masyarakat yang lainnya,” tutur Emira, salah satu peserta dari Yayasan Peduli Umat Al- Uswah. (*) Penulis : Alifian Sukma Editor : Nuri Hermawan
Tumbuhkan Jiwa Kreativitas lewat Bazar Kewirausahaan UNAIR NEWS – Mahasiswa program studi S-1 Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga juga punya jiwa kewirausahaan. Buktinya, mereka berhasil melaksanakan kegiatan bazaar di selasar Aula Soemarto, Rabu (1/6). Kegiatan ini merupakan praktik mata kuliah kewirausahaan dan gizi. Bazar yang dimulai sejak pukul sembilan pagi itu, ramai dikunjungi mahasiswa dan dosen. Sepuluh stan yang dipersiapkan oleh mahasiswa peserta mata kuliah kewirausahaan dan gizi berisi stan makanan yang unik dan memiliki nilai gizi. Sebagian besar peserta menawarkan makanan dengan tidak lupa memperhatikan keamanan pangan dengan nilai gizi yang terukur bagi konsumen. Penanggung jawab mata kuliah Siti Rahayu Nadhiroh, S.KM,
M.Kes, menjelaskan, bazar yang diselenggarakan pertama kalinya ini adalah pengganti program ujian akhir semester mata kuliah yang diampunya. Kegiatan bazaar mahasiswa ini merupakan implementasi teori-teori yang selama ini diajarkan di kelas. Nadhiroh merasa senang karena kegiatan bazar itu disambut antusias oleh mahasiswa dan berjalan sesuai harapan. “Untuk kali pertama, hasilnya sudah sangat baik. Anak-anak dapat menciptakan banyak inovasi usaha yang juga memperhatikan nilai gizi dan berbasis keamanan pangan. Meskipun beberapa masih butuh banyak belajar. Ini bisa dikarenakan masih pertama kali bagi mereka. Saya berharap agar kegiatan ini dapat menjadi pemantik bagi kreativitas mahasiswa dalam bidang kewirausahaan dan gizi,” ujar Nadhiroh sambil memperlihatkan beberapa produk buatan mahasiswa. Karena antusiasme pengunjung, beberapa stan telah menjual habis produknya dalam waktu kurang dari tiga jam. Dari pelaksanaan kegiatan ini, mahasiswa juga bisa belajar tentang inovasi produk berbasis gizi, proses promosi dan pemasaran, hingga desain produk. Novi dan Della, kedua mahasiswa peserta bazar, menjelaskan bahwa mereka senang dengan kegiatan ini. Bagi keduanya, kegiatan ini berhasil memunculkan ide kreativitas pada mereka. (*) Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Defrina Sukma S.
FKM UNAIR Beri Edukasi Bahaya
Narkoba kepada Pelajar SMA UNAIR NEWS – Sampai tahun 2015, sesuai dengan yang dilansir oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), sekitar 5,9 juta orang Indonesia menjadi pengguna narkoba. Pada tahun 2016, angka tersebut merangkak naik. Hal ini mendorong sivitas Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (PKIP FKM UNAIR) untuk bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Kota Surabaya, mengadakan seminar bertajuk “Indonesia Darurat Narkoba” pada Sabtu (4/6). Seminar ini merupakan bentuk dukungan terhadap upaya pembebasan narkoba. Bertempat di Aula Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 10 Surabaya, acara itu diikuti oleh sekitar 200 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Surabaya, dan 50 mahasiswa. Tema yang dibahas pada acara ini adalah ‘Generasi Muda Terpelajar dan Berprestasi Menuju Indonesia Bebas Narkoba 2016’. Perwakilan BNN bagian rehabilitasi, Udin, memberikan edukasi kepada peserta tentang penyebab kasus narkoba, motif penggunaan narkoba, hingga proses rehabilitasi yang harus dijalani para pengguna narkoba. Materi ini begitu menarik, karena kebanyakan hal ini diabaikan dan belum diketahui orang awam. Ketidaktahuan inilah yang kerap kali membawa generasi muda terjebak dalam kasus narkoba. Selain pemaparan, BNN juga mengajak duta anti narkoba tahun 2016. Mereka adalah Aristanto Pramudi, Faruq Al Azmi, Cindy Arta Purbasari dan Sri Indra Kurnia. Pemenang Duta Anti Narkoba, Aristanto dan Cindy, ikut menyampaikan materi dalam sosialisasinya. Duta anti narkoba bisa menjadi contoh bagi generasi muda untuk terus mengukir prestasi dan bebas narkoba. Seminar itu juga dihadiri oleh Yayasan Plato Surabaya. Yayasan tersebut beranggotakan mantan pengguna narkoba. Komunitas ini dibentuk sebagai ruang berbagi para mantan pengguna. Salah
satu perwakilan Plato menyatakan penyesalan terhadap dirinya yang pernah menggunakan narkoba. “Jangan sampai penyesalan ini terjadi pada generasi muda ke depan. Narkoba pada akhirnya hanya merusak masa muda dan tidak memiliki manfaat sama sekali,” tutur perwakilan Plato. Acara seminar turut diramaikan pula dengan beragam hiburan diantaranya drama musikal dari Yayasan Plato Surabaya dengan judul “Dunia dalam Berita”, penampilan musisi Soundcloud Surabaya, dan pameran media promosi kesehatan oleh mahasiswa FKM. “Kami sebagai panitia berharap, bahwa generasi muda yang dalam hal ini sswa-siswi SMA dapat memilah pergaulannya agar tidak terjerumus dalam narkoba. Dimana mereka yang masih dalam upaya pencarian jati diri tidak semata-mata ikut terpengaruh dalam memakai narkoba. Maka besar harapan saya acara ini menjadi sangat bermanfaat bagi peserta,” pungkas Intan Arimurti, mahasiswa FKM tahun angkatan 2013. (*) Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Defrina Sukma S.
Reservasi Online Tiket KA Lebaran, Contoh Pembenahan Manajemen Pelayanan Publik UNAIR NEWS – Teknologi hadir untuk menunjang otomasi proses. Bila awalnya proses tersebut manual, waktu yang dibutuhkan akan lama dan kualitas yang hadir tidak terkontrol dengan baik. Di era sekarang ini, peringkasan proses berbasis teknologi merupakan keniscayaan. “Teknologi akan memaksimalkan
efektivitas proses,” kata pemerhati bidang manajemen operasional, Tuwanku Aria Auliandri SE., M.Sc., saat diwawancara selasa (21/6). Aria mencontohkan salah satu langkah cerdas terkait optimalisasi teknologi. Yakni, apa yang sudah dilakukan oleh PT Kereta Api (KA) Indonesia dalam aspek pelayanan tiket. Reservasi tiket berbasis internet sudah memudahkan masyarakat. Khususnya, di musim mudik lebaran seperti saat ini. “Penumpang bisa akses pembelian tiket sepur melalui website atau partner pendukungnya. Yaitu, sejumlah mini market atau partner web lain yang berafiliasi dengan PT KA. Misalnya, www.tiket.com dan lain-lain. Inovasi ini aplikatif,” ungkap lelaki asal Aceh yang juga dosen FEB UNAIR tersebut. Semakin banyak channel penjualan berbasis online, akan menghilangkan bottleneck dalam pelayanan pembelian tiket. Pelanggan akan dimudahkan untuk memilih beragam opsi pembelian. Stasiun tidak lagi menjadi tumpuan pelanggan untuk membeli tiket. Sehingga, kesan berjubel saat membeli tiket di loket tidak tampak lagi. Dengan online system tersebut, manajemen kas PT KA juga terpantau dengan baik. Karena, semua transaksi dilalui melalui pembayaran yang valid dengan langsung transfer ke bank. Kombinasi yang baik antara website PT KA dengan channel pembayaran via transfer bank, dan partner pihak ketiga untuk penjualan, membuat semua proses bisnis berjalan harmonis. Ujung-ujungnya, publik nyaman dalam bertransaksi Belajar dari PT KA, semua BUMN yang langsung bersinggungan dengan masyarakat sebaiknya segera meniru langkah optimalisasi teknologi. Misalnya, Damri yang berfokus pada bis atau Pelni yang berfokus pada perjalanan laut. “Intinya, maksimalisasi teknologi informasi adalah kunci untuk menjawab tantangan zaman modern yang serba cepat,” ungkap dia. (*) Penulis: Rio F. Rachman
Peraih Nobel Bidang Ekonomi Akan Berikan Kuliah Umum di UNAIR UNAIR NEWS – Universitas Airlangga akan menjadi salah satu kampus jujugan The 6th ASEAN Event Series “Bridges Dialogue For A Culture Of Peace”. Acara yang akan diselenggarakan 20 Februari 2017 tersebut akan mendatangkan pembicara utama yang merupakan peraih nobel bidang ekonomi kelas dunia, Prof. Robert. F. Engle III. Guna membahas kesiapan acara, International Peace Foundation (IPF) mengunjungi UNAIR pada Kamis (16/6). Kunjungan dilakukan oleh Uwe Morawetz selaku Ketua IPF didampingi Daniel Bednarik selaku direktur program. Kunjungan rombongan IPF tersebut disambut oleh Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak, beserta jajarannya bertempat di Ruang Rektor, Kantor Manajemen UNAIR. Dalam sambutannya, Prof Nasih secara singkat memperkenalkan UNAIR pada kedua delegasi IPF. Acara dilanjutkan dengan pembahasan persiapan acara oleh Uwe yang disusul dengan diskusi dari kedua belah pihak mengenai beberapa kesepakatan dalam pelaksanaan “Bridges” nantinya. Selain membahas teknis dan kesiapan acara, Uwe dan Daniel juga mengunjungi beberapa lokasi di UNAIR, yakni gedung Airlangga Convention Center (ACC) dan Aula Garuda Mukti yang bertempat diKampus C UNAIR. Wakil Rektor III periode 2010-2015 yang saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Badan Pengembangan Otonomi UNAIR, Prof.
Soetjipto, dr., MS, Ph.D, mengatakan, “Bridges” merupakan acara yang digagas IPF untuk mendukung perdamaian serta proyek-proyek ilmiah dari universitas dan institusi yang berhubungan dengan penelitian pencegahan konflik dan strategi solusi konflik. Di samping itu, “Bridges” ditujukan untuk mempromosikan kegiatan perdamaian, pemahaman, dan pertukaran sosial antara masyarakat, budaya, dan tradisi. Acara rutin seperti ini sudah pernah dilakukan oleh IPF sejak 2003 lalu. Negara-negara yang pernah menyelenggarakan diantaranya Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Singapura. Tahun 2017 nanti acara diselenggarakan di Indonesia, salah satunya bertempat di UNAIR. Nantinya, acara akan diselenggarakan dalam bentuk kuliah umum dan talkshow interaktif. Prof. Engle merupakan salah satu ekonom kelas dunia yang menerima nobel dibidang ekonomi pada 2003 silam. Bersama temannya Clive Granger, dia membuat metode analisis rangkaian waktu ekonomi volatilitas yang bervariasi dengan waktu. Saat ini, Prof. Engle mengajar di Stern School of Bussiness, New York University.
Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak, beserta jajarannya berfoto bersama selepas menerima kunjungan dari International Peace Foundation (IPF) Di UNAIR nanti, Prof. Engle akan memberikan kuliah umum berjudul The Prospect for Global Financial Stability” di gedung ACC. Kuliah umum dibarengi talkshow akan mendatangkan Gubernur Bank Indonesia dan Chairul Tanjung yang merupakan pengusaha sukses Indonesia. Selain pengusaha sukses, Chairul Tanjung juga merupakan guru besar UNAIR bidang Ilmu Kewirausahaan. Menurut Prof. Nasih, pemilihan tema ekonomi yang akan disampaikan oleh peraih nobel bidang ekonomi tersebut merupakan momen yang tepat dan relevan dengan permasalahan ekonomi Indonesia saat ini. Ia berharap, acara tersebut selain dapat menjadi gaung internasional bagi UNAIR, sekaligus dapat menjadi sarana diskusi mengenai stabilitas ekonomi, khususnya di wilayah Jawa Timur. “Acara berskala internasional ini memerlukan kehati-hatian karena akan membuat UNAIR menjadi sorotan untuk mendapat
kepercayaan dan pengakuan dunia. Sehingga persiapan dilakukan secara matang agar tidak membahayakan nama baik UNAIR kedepannya,” ujar Prof. Nasih. (*) Penulis : Okky Putri Editor : Binti Q. Masruroh
Kebun Binatang Mini ala Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga tak hanya memiliki fasilitas akademik yang menunjang kegiatan belajar mahasiswa, tetapi juga berbagai fasilitas pendukung yang unik. Salah satu fasilitas penunjang unik yang dimiliki oleh FKH UNAIR adalah kebun binatang mini. Layaknya kebun binatang pada umumnya, instalasi satwa itu dihuni oleh tiga hewan yang berbeda. Di FKH UNAIR, hewan-hewan yang dipiara itu adalah iguana (Iguana iguana), kucing (Felis catus), dan ular (Boa constrictor imperator). Secara rinci, iguana yang dimiliki terdiri dari 11 ekor iguana dewasa, 8 ekor anak iguana, dan 11 telur iguana. Hewan ular terdiri dari 2 pasang jantan dan 2 pasang betina. Kucing yang dipelihara juga terbilang belasan. Hewan-hewan itu sebagian berasal dari milik mahasiswa yang menaruh minat terhadap hewan-hewan melata. Contohnya, iguana. “Awalnya, karena ada minat dari mahasiswa FKH yang juga bergabung dengan komunitas lain di luar. Mereka ingin mendirikan suatu mini zoo yang ada di kampus. Akhirnya, kita berdiskusi dengan teman-teman lain dan dosen. Dan, usul kita diterima,” tutur Fajar, salah satu perintis penangkaran iguana.
Dalam pemeliharaan iguana, mahasiswa secara bergantian memberi makan sayur-sayuran sejenis kangkung, sawi, dan kecambah. Setiap harinya, kebutuhan pangan sebelas ekor iguana dicukupi dengan 20 ikat kecil kangkung, dan kecambah seharga Rp5ibu – Rp10 ribu. Terkadang, mahasiswa juga memberikan wortel kepada iguana.
Iguana-iguana yang dipelihara oleh FKH UNAIR. (Foto: Alifian Sukma) Lain iguana, lain pula dengan ular. Menurut Fajar, salah satu keuntungan dalam memelihara ular adalah jadwal makan dan buang kotoran yang tidak perlu setiap hari. “Kita bisa ninggal sewaktu-waktu. Ular makannya kan dua minggu sekali. Makannya tikus gede yang putih itu satu ekor. Itu cukup dua minggu. Jadi, kita tidak perlu perawatan setiap hari seperti iguana yang harus kita kasih makan. Kalau mau buang kotoran itu sekitar sepuluh hari sekali,” tutur Fajar. Fajar mengatakan, keempat ekor itu membawa gen albino. Sehingga, jika dikawinkan, mereka akan menghasilkan anakan yang albino juga. Ular yang dipelihara memiliki panjang
sekitar 150 sentimeter. Kedua pasang ular itu ditaruh di dalam sebuah lemari kaca berukuran 2,5 meter. Begitu pula dengan hewan piaraan seperti kucing. Menurut Reza Indra Pahlevy, selaku Ketua Divisi Pet pada Kelompok Minat dan Profesi Veteriner Pet and Wild Animal, kelompoknya kini tengah memelihara belasan kucing yang berkeliaran di sekitar kampus. Program memelihara kucing liar itu baru berjalan sejak awal Mei 2016. Belasan kucing itu ditempatkan di tiga home range (daerah jelajah), yakni di salah satu sudut lantai dua, di lantai satu yang berdekatan dengan kandang iguana, dan di sudut hall lantai satu. “Untuk merawat kucing ini, kita sediakan home range dulu. Awalnya, kita lakukan pengenalan selama dua minggu. Baru mereka akan menetap di sini biar kucingnya nggak explore, atau cari pasangan di luar kampus,” tutur Reza. Pada daerah jelajah, kucing disediakan rumah kayu, tempat makan dan minum, serta bak pasir. Secara teori, daerah jelajah juga merupakan sumber makan bagi hewan. Reza mengatakan, di daerah jelajah di sudut hall lantai satu, ada satu kucing pejantan dan enam kucing betina.
Salah satu spot yang sengaja disiapkan untuk kucing liar yang dipelihara oleh FKH (Foto: Alifian Sukma) “Ada bak pasir untuk menampung kotoran kucing agar kucing itu punya insting kalau buang kotoran, ya, di pasir. Ada tempat air minum dan makanan. Kenapa tempat makanan agak lebar (nampan, red), karena kita melatih agar kucing itu tidak bertengkar. Karena di sini banyak keluhan kucing jantan sama jantan bertengkar,” imbuh Reza. Tingkatkan kompetensi Melihat mahasiswa yang begitu menyayangi hewan, Wakil Dekan II FKH UNAIR Dr. Mufasirin, drh., M.Si, mengatakan bahwa pimpinan FKH bangga dengan keaktifan anak didiknya. “Mereka memiliki kompetensi tidak hanya pada hewan-hewan domestik tetapi juga hewan liar. Ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter hewan lulusan UNAIR,” tutur Mufasirin. Menurutnya, keberadaan kelompok minat cukup penting dalam mewadahi minat mahasiswa. Bagi Mufasirin, mahasiswa tidak hanya wajib menjalani kurikulum pendidikan yang telah diatur,
tetapi juga harus mengembangkan kemampuan diri melalui kelompok minat. Sebagai pimpinan, ia juga mendukung kegiatan mahasiswa, salah satunya melalui fasilitas tempat, pendanaan, dan kegiatan diskusi. Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan
Aktivitas Masjid Ulul ‘Azmi Kampus C UNAIR Semakin Semarak UNAIR NEWS – Kegiatan untuk memakmurkan masjid “Ulul ‘Azmi” di kampus C Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Surabaya, semakin semarak dan bersinergi positif. Sejak diresmikan penggunaannya Jumat 27 Mei 2016 oleh Ketua Ikatan Alumni UNAIR, setiap hari terus dihiasi dengan beragam aktivitas. Apalagi di bulan Ramadhan 1437-H ini, tiada henti dari aktivitas mulai salat wajib berjamaah, salat Jum’at, ceramah agama pasca salat Dhuhur, takjil dan buka puasa bersama, serta salat tarawih lengkap dengan ceramah agamanya. Pada salat Subuh, yang semula dikhawatirkan tidak ada yang ikut berjamaah, ternyata menurut laporan Agoes Widiastono melalui WhatsApp Grup takmir masjid, setiap salat Subuh minimal terdapat jamaah sebanyak satu baris. Bahkan terkadang lebih, sedangkan pada hari Minggu lebih banyak lagi. Hal itu sangat disyukuri karena area kampus C ini hanya ada Asrama Mahasiswa (putri) dan rumah sakit, tetapi tidak ada rumah dinas atau permukiman sivitas akademika. “Alhamdulillah… Jamaah salat Subuh pagi ini lebih dari satu
shof,” tulis Cak Agoes “Awo”, Selasa (21/6). Diantara yang menyempatkan berjamaah salat Subuh di masjid baru ini antara lain ada yang dosen, karyawan, juga mahasiswa, dan warga sekitar kampus maupun warga yang sedang menunggu familinya dirawat di RS UNAIR. Kemudian setiap selesai salat Dhuhur, pada bulan Ramadhan ini diisi dengan “kultum” yang disampaikan oleh beberapa penceramah baik internal dan eksternal UNAIR. Misalnya “kultum” setiap hari Senin disampaikan oleh KH. Abdurrahman Navis, Lc., M.HI., Pengasuh Ponpes Nurul Huda Surabaya dan Ketua Bidang Fatwa MUI Jatim. Hari Selasa oleh Prof. Dr. Moch. Amin Alamsyah, hari Rabu Dr. M. Hadi Subhan, SH., MCN., hari Kamis oleh Drs. H. Suherman Rosyidi. Sedang hari Jumat langsung oleh pengkhutbah/khatib salat Jumat.
Jamaah salat Subuh di Masjid “Ulul ‘Azmi” kampus C UNAIR jl. Mulyorejo, diikuti antara 1 hingga 2 baris jamaah. (Foto: Takmir), Ulul A Menjelang Magrib dan waktu berbuka puasa, suasana masjid menjadi lebih semarak. Bersamaan dengan menyalanya lampu-lampu
penghias taman dan ornamen masjid sehingga menjadi indah, para jamaah juga mulai berdatangan. Setelah membatalkan puasa dengan takjil, dilanjutkan salat Magrib berjamaah, dan buka bersama. Menurut Agoes Widiastono, alumni FEB yang aktif menyampaikan laporan ini, rata-rata setiap hari takmir menyediakan 400-500 bungkus nasi. Bahkan ketika kampus ini banyak dihadiri tamu peserta sebuah rekruitmen yang dilaksanakan di Kampus C, takmir sempat menyediakan hingga 700 bungkus nasi. Pembagian “nasbung” ini diorganisir oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR. ”Alhamdulillah… Antrean buka puasa lancar dan rapi, makan buka bareng, sore kemarin sudah disediakan 400 bungkus, ternyata masih kurang,” kata Agoes, Senin kemarin. Disamping
kegiatan
di
masjid
berjalan
terus,
lanjutan
pembangunan di sekitar masjid Ulul ‘Azmi kampus C UNAIR ini juga masih berjalan terus, terutama untuk ekterior dan pembangunan pertamanan, area parkir, dsb. (*) Penulis : Bambang Bes