Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
IbM TECHNOPRENEURSHIP BAGI ANAK ASUH PANTI ASUHAN RIYAADLUL JANNAH DAN PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG IbM TECHNOPRENEURSHIP FOR FOSTER CHILDREN ORPHANAGE RIYAADLUL JANNAH AND MUHAMMADIYAH ORPHANAGEIN AT DISTRICT PEDURUNGAN SEMARANG CITY Sugeng Sutrisno1, Susetyo Darmanto 2 1,2
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNTAG Semarang Jalan Pawiyatan Luhur Bendan Dhuwur Semarang 50235 Email :
[email protected] ABSTRAK Technopreneurship atau Kewirausahaan berbasis Teknologi Informasi adalah salah satu bidang pengembangan usaha yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga kegiatan technopreneurship tersebut diharapkan memberi bekal ketrampilan dan kemandirian untuk kelak dapat mandiri dan berwirausaha.Anak asuh Panti Asuhan adalah bagaian dari kelompok masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian karena keterbatasan mengembangkan pendidikan dan ketrampilan. Oleh karena itu dipandang perlu untuk memberikan keterampilan praktis bidang teknologi informasi bagi anak asuh Panti Asuhan RiyaadlulJannah dan Panti Asuhan Muhammadiyah di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang sebagai bekal berwiraswasta setelah menyelesaikan pendidikan.Tujuan kegiatan ini selain kemampuan hardskill yang berupa ketrampilan membuat dan memperbaiki peralatan elektronika, komputer dan handphone, juga memberikan kemampuan softskill berupa pengetahuan tentang dunia wirausaha (teknopreneurship), sikap optimis dalam menghadapi hari esok dan sikap untuk tidak mudah menyerah.Metode pelaksanaan program meliputi : Penyusunan diktat pelajaran elektronika / komputer / hand phone, ceramah kewirausahaan, penyampaian teori, praktek, dan trouble shooting (perbaikan kerusakan). Hasil yang diharapkan dicapai adalah anak-anak semangat mengembangkan kewirausahaan dengan berbekal memiliki keterampilan elektronika berupa kemampuan mereparasikan perangkat elektronika dan komputer. Kata kunci: Technopreneurship, Anak asuh, Panti Asuhan ABSTRACT .Technopreneurship or Technology of information based Entrepreneurship is one of the areas of business development that are relevant to the needs of society, so it is expected Technopreneurship activities may prepare for future skills and self-reliance can be independently and entrepreneurship.Orphanage foster children are part of our community groups that need attention because of their limitations to be able to get the education and skills. Therefore, it is deemed necessary to provide practical skills in information technology for foster children Orphanage RiyaadlulJannah and Muhammadiyah orphanage in District Pedurungan Semarang as the provision of self-employed after completing education.The purpose of this activity in addition to the ability hardskill the form of skill to make and repair of electronic equipment, computers and mobile phones, also provide soft skill in the form of knowledge of the entrepreneurial world
122
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
(technopreneurship), an optimistic attitude in the face of tomorrow and not easily give up. Metode of the implementation of the program include: preparation of textbook lessons electronics / computer / mobile phone, entrepreneurship lectures, delivery of theory, practice, and trouble shooting (repair damage). Expected results achieved are children skills such as the ability mereparasikan electronics electronic devices and computers. Keywords: Technopreneurship, Foster children, orphanage PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat didunia, sehingga pada setiap tahunnya selalu memiliki angkatan kerja yang tinggi untuk mencari pekerjaan. Tingginya angkatan kerja tersebut membutuhkan ketersediaan lapangan kerja yang tinggi yang tidak mungkin hanya disediakan oleh sektor formal saja, karena kebutuhan pasar kerja yang ada tidak sesuai lulusan dari pendidikan formal yang ada, baik tingkat perguruan tinggi (PT) maupun SMK, kurang bisa memenuhi kebutuhan (Wijaya, 2009). Untuk itu dibutuhkan suatu pendidikan informal yang dapat menambah ketrampilan untuk melengkapi pendidikan formal yang ada agar para lulusan yang ada siap memasuki dunia k erja, lebih-lebih seb agai bekal memb uka usaha baru dengan menjadi wirausahawan mandiri. Di sisi lain, pesatnya perkembangan di bidang elektronika dan komputer membuat manusia tidak dapat dipisahkan dari hasil-hasil teknologi informasi tersebut. Pada saat ini perangkat elektronika seperti televisi, radio, tape recorder maupun telepon genggam (hand phone) sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, tidak lagi menjadi barang mewah. Barang-barang elektronika tersebut pada saatnya akan mengalami kerusakan yang dapat disebabkan oleh umur, tegangan listrik yang tidak stabil, jatuh dan lain sebagainya. Untuk itulah diperlukan teknisi-teknisi yang dapat memperbaiki kerusakan tersebut, Dan ini adalah salah satu peluang untuk mendapatkan penghasilan bagi yang menguasainya atau Meredith (1996) dan Dewanto (2013) menyatakan sebagai pengembangan kewirausahaan berbasis teknologi. Kebutuhan pasar kerja yang ada tidak sesuai lulusan dari pendidikan formal yang ada, baik tingkat perguruan tinggi (PT) maupun SMU/SMK, kurang bisa memenuhi kebutuhan. Untuk dibutuhkan suatu pendidikan informal yang dapat menambah ketrampilan untuk melengkapi pendidikan formal yang ada agar para lulusan yang ada siap memasuki dunia kerja, lebih-lebih sebagai bekal membuka usaha baru dengan menjadi wirausahawan mandiri. Oleh karena itu, selain memiliki ijazah formal yang dapat dipergunakan melamar pekerjaan, para intelektual tersebut dituntun memiliki ketrampilan tambahan (ketrampilanplus) yang selain dapat menambah nilai lebih pada saat melamar pekerjaan, juga dapat dipergunakan untuk modal berwiraswasta. Anak-anak kurang mampu, anak yatim atau yatim piatu adalah fenomena sosial yang ada di tengah masyarakat yang memerlukan bekal kemandirian agar kelak mereka bisa mandiri dan berwirausaha, sehingga dapat berperan dalam mendukung upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran terbuka, bahkan mereka juga berpotensi menjadi pemimpin masyarakat dan bangsa. Panti asuhana sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai tempat merawat dan mendidik anak yaitim piatu.Sebagai temp at untuk mendidik anak-anak dengan keterbatasasan tersebut di atas, yang jumlahnya relatif terbatas di Kota Semarang, perlu untuk mendapatkan dukungan kegiatan yang bermanfaat bagi Panti Asuhan dan anakanak Panti asuhan. Technopreneurship merupakan istilah bentukan dari dua kata, yaitu Technology dan Entrepreneurship, yang pengertiannya mengacu pada teknologi informasi, yaitu teknologi menggunakan komputer dan internet sebagai alat pemrosesan (Mala,dkk.,2013). Salah satu jenis ketrampilan yang sangat diperlukan oleh dunia kerja khususnya industri adalah ketrampilan di bidang teknologi informatika (IT), yaitu bidang komputer, informasi, komunikasi, elektronika, elektrik dan lain sebagainya. Di sisi lain, hampir semua lowongan pekerjaan yang ada mensyaratkan kemampuan menguasai komputer (familiar dengan dekstop manager, word procesor, spreadsheet, presentasi, database, internet, email, browsing, dan web design HTML, serta trouble shooting).Oleh karenanya menjadi sangat wajib bagi pencari kerja untuk dapat mengoperasikan sebuah komputer dengan baik dan benar. Saat ini, pesatnya perkembangan di bidang elektrik, komputer dan elektronika membuat manusia
123
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 tidak dapat dipisahkan dari hasil-hasil teknologi informasi tersebut.Pada saat ini perangkat elektrik seperti peralatan rumah tangga seperti kipas angin, magic jar, magic warmer, emergency light, radio, amplifier, televisi sudah jamak dimiliki setiap rumah tangga. Demikian juga perangkat komputer seperti personal computer (PC), Laptop, Notebook, Netbook, Tablet, kamera digital sudah banyak dimiliki masyarakat.Sedangkan telepon genggam atau handphone (HP) sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, tidak lagi menjadi barang mewah. Barang-barang elektronika tersebut pada saatnya akan mengalami kerusakan yang dapat disebabkan oleh umur, tegangan listrik yang tidak stabil, jatuh dan lain sebagainya. Untuk itulah diperlukan teknisi-teknisi yang dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut. Berdasarkan peran penting teknologi informasi bagai pengembangan dunia usaha, seperti tersebut i atas, maka menjadi sangat penting untuk memberikan bekal teknologi informasi bagi anak-anak panti asuhan. Dengan bantuan ketrampilan dalam bidang teknologi informasi diharapkan akan dapat memberikan bekal kepada anak-anak Panti Asuhan untuk kelak dapat berkiprah dan bersaing dengan masyarakat lainnya, salah satunya adalah keunggulan dalam bidang teknologi informasi yang meruapakan bidang yang sangat dibutuhkan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat kita sekaran Mitra kegiatan IbM ini adalah Panti Asuhan RiyaadlulJannah dan Panti Asuhan Muhammadiyah Kota Semarang. Panti Asuhan Riyaadlul Jannah berada di Jalan Woltermonginsidi Gang Jateng I Pedurungan Tengah Semarang memiliki anak asuh sebanyak 32 orang dengan jenis kelamin laki laki 12 anak dan sisanya 20 anak perempuan. Perincian pendidikan ke-32 anak tersebut adalah 5 anak bersekolah tingkat SD, 9 anak tingkat SLTP, 17 anak tingkat SLTA dan 1 anak sedang menempuh kuliah. Panti Asuhan Muhammadiyah yang berlokasi di Jalan Giri Mukti Barat II Kelurahan Tlogosari Wetan Kecamatan Pedurungan Kota Semarang memilik anak asuh sebanyak 35 orang yang semuanya anak laki-laki. Dari 48 orang tersebut, 18 orang yang bersekolah setingkat SLTA, 25 orang setingkat SLTP dan 5 orang sekolah di SD. Menurut pengasuh panti asuhan, kemampuan panti dalam memberikan pendidikan kepada anak asuh hanya sampai lulus SLTA, hanya anak yang dapat memperoleh beasiswa bidik misi bisa melanjutkan kuliah.Oleh karena itu selain memiliki ijazah formal yang dapat dipergunakan melamar pekerjaan, pengurus panti mengharapkan anakanak panti memiliki ketrampilan yang dapat dipergunakan untuk modal berwiraswasta mengingat sempitnya lapangan kerja yang tersedia, seperti ketrampilan menjahit, beternak, bercocok tanam, elektronika dan lain sebagainya.Dengan ketrampilan tersebut ditambah dengan tempaan mental yang kuat diharapkan pada saatnya anak asuh kembali ke masyarakat tidak canggung dan mengganggur. Permasalahan yang dimuncul saat anak asuh pada saat kembali ke orang tua setelah menyelesaikan pendidikan di panti asuhan antara lain:Kurangnya bekal ketrampilan dalam bidang Teknologi Informasi, kurangnya bekal ketrampilan dalam megelola usaha, kurangn ya informasi tentang kewirausahaan, kurangnya informasi perkembangan ekonomi dan usaha TUJUAN Tujuan kegiatan ini adalah memberi bekal kemampuan hardskill yang berupa ketrampilan membuat dan memperbaiki peralatan elektronika, komputer dan handphone, juga memberikan kemampuan softskill berupa pengetahuan tentang dunia wirausaha (teknopreneurship), sikap optimis dalam menghadapi hari esok dan sikap untuk tidak mudah menyerah. METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan adalah pelatihan, praktek langsung, pendampingan, pembinaan dan kemitraan dengan anak asuh Panti Asuhan Riyaadlul Jannah dan anak asuh Panti asuhan Muhammadiyah di Pedurunan Semarang, menggunakan kurikulum dan modul yang disusun dengan materi sebagai berikut: Pelajaran pertama yang diberikan kepada peserta adalah teori tentang komponen-komponen elektronika sebagai pelajaran fundamental, meliputi teori cara membaca skema rangkaian, cara membaca komponen, cara
124
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 mengetes komponen, dan cara memasang/menyolder komponen dengan benar. Komponen-komponen tersebut meliputi: resistor, kondensator/kapasitor, dioda, transistor, IC, transformator, dan lilitan. Termasuk kegiatan praktek adalah keterampilan peserta dalam menggunakan alat ukut multimeter (AVO Meter) untuk mengetes komponen, mengukur arus dan tegangan listrik. Dari kegiatan ini peserta pelatihan mempunyai tambahan ketrampilan berupa kemampuan membaca rangkaian, mencari komponen yang sesuai, menguji komponen tersebut dan memasangnya pada PCB dengan benar. Kegiatan selanjutnya sesudah peserta program dapat memasang semua komponen pada Printed Circuit Board (PCB) dengan benar, dilanjutkan dengan praktikum perakitan amplifier ke dalam bok amplifier, meliputi pengkabelan dan pemberian power supply serta cara pengujiaannya. Dari kegiatan perakitan amplifier ini maka peserta memperoleh keterampilan cara membuat sebuah amplifier dengan baik sehingga apabila diminta membuatkan maupun memperbaiki sebuah amplifier, mereka dapat menanganinya dengan benar. Pelajaran kedua adalah teknisi komputer Personal Computer dan Laptop. Materi yang diajarkan meliputi : mengenal sistem komputer, merakit & menguji sparepart laptop, mengatur BIOS, menginstal Windows 7, menginstal program pelengkap, menginstal driver notebook, menginstal program perkantoran, mengembalikan data yang hilang, dan trouble shooting. Pada dasarnya pelaksanaan program tidak sebatas mengajarkan tentang ketrampilan elektronika semata, tetapi juga membuka pemahaman anak didik akan dunia kewirausahaan. Pada sela-sela kegiatan diberikan contoh-contoh usaha yang dapat dipilih, serta memotivasi anak asuh agar memiliki sikap mandiri mulai dari sekarang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang dapat dicapai, meliputi : ceramah tentang pentingnya keterampilan dan kewirausahaan, pelatihan teknisi elektronika dan komputer, dan publikasi di website FEB UNTAG Semarang. Pelajaran pertama yang diberikan kepada peserta adalah teori tentang komponen-komponen elektronika sebagai pelajaran fundamental, meliputi teori cara membaca skema rangkaian, cara membaca komponen, cara mengetes komponen, dan cara memasang/menyolder komponen dengan benar. Komponen-komponen tersebut meliputi: resistor, kondensator/kapasitor, dioda, transistor, IC, transformator, dan lilitan. Termasuk kegiatan praktek adalah keterampilan peserta dalam menggunakan alat ukut multimeter (AVO Meter) untuk mengetes komponen, mengukur arus dan tegangan listrik. Dari kegiatan ini peserta pelatihan mempunyai tambahan ketrampilan berupa kemampuan membaca rangkaian, mencari komponen yang sesuai, menguji komponen tersebut dan memasangnya pada PCB dengan benar. Kegiatan selanjutnya sesudah peserta program dapat memasang semua komponen pada Printed Circuit Board (PCB) dengan benar, dilanjutkan dengan praktikum perakitan amplifier ke dalam bok amplifier, meliputi pengkabelan dan pemberian power supply serta cara pengujiaannya. Dari kegiatan perakitan amplifier ini maka peserta memperoleh keterampilan cara membuat sebuah amplifier dengan baik sehingga apabila diminta membuatkan maupun memperbaiki sebuah amplifier, mereka dapat menanganinya dengan benar. Pelajaran kedua yang diberikan kepada peserta adalah teknisi komputer Personal Computer dan Laptop. Materi yang diajarkan meliputi : mengenal sistem komputer, merakit & menguji sparepart laptop, mengatur BIOS, menginstal Windows 7, menginstal program pelengkap, menginstal driver notebook, menginstal program perkantoran, mengembalikan data yang hilang, dan trouble shooting. Pada dasarnya pelaksanaan program tidak sebatas mengajarkan tentang ketrampilan elektronika semata, tetapi juga membuka pemahaman anak didik akan dunia kewirausahaan. Pada sela-sela kegiatan diberikan contoh-contoh usaha yang dapat dipilih, serta memotivasi anak asuh agar memiliki sikap mandiri mulai dari sekarang. Publikasi kegiatan IbM dilakukan melalui website FEB UNTAG Semarang (www.ekonomiuntagsmg.ac.id)
KESIMPULAN
125
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Kesimpulan kegiatan IbM ini adalah telah terjadi peningkatan kemampuan anak asuh Panti Asuhan Riyaadlul Jannah dan Panti Asuhan Muhammadiyah dalam hal semangat mengembangkan kewirausahaan dengan berbekal keterampilan elektronika berupa kemampuan mereparasikan perangkat elektronika dan komputer. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan telah terlaksananya kegiatan IbM ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. DP2M Ditjen Dikti yang telah menyediakan dana untuk terlaksananya kegiatan IbM ini 2. Kopertis VI Jawa Tengah yang telah membantu proses Hibah IbM 3. Dekan FEB UNTAG Semarang dan LPM UNTAG Semarang atas dukungan pelaksanaan kegiatan 4. Pengurus dan anak asuh Panti Asuhan Riyaadlul Jannah dan Panti Asuhan Muhammadiyah atas kesediaannya menjadi mitra kegiatan 5. LPK Omega Komputer Semarang atas bantuan teknis kegiatan DAFTAR PUSTAKA Dewanto,W. (2013). Kewirausahaan Berbasis Teknologi Guna Meningkatkan Daya Saing Nasional. Diakses melalui :www.itb.ac.id Mala, Darmanto,Eka,Tika. (2013).Technopreneurship.Diaksesmelaluitechno009.blogspot.com Meredith, G.G . (1996). Kewirausahaan: Teori dan Praktik. Terjemahan. Pustaka Binaman Presindo: Jakarta Wijaya, T. (2009).“Kajian Model Empirik Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah.” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 10 (2), pp. 93-104
126